Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Negara kita Indonesia memiliki berbagai macam suku dan budaya yang unik dan berbeda
satu sama lain. Budaya yang ada di Sumatera pasti akan berbeda dengan budaya yang ada di
Jawa. Maka dalam pembuatan laporan ini penulis akan memaparkan sebuah kebudayaan
yang berada di Indonesia yaitu lebih tepatnya di ACEH.
Aceh mempunyai budaya yang masih erat dan masih susah dipisahkan dengan
masyarakatnya oleh Karena itu pada laporan ini, penulis akan menjelaskan budaya Aceh
terutama pada bagian pembangunan Rumah Adat Aceh serta adat istiadat selama
pembangunan.
Masyarakat Aceh atau yang lebih dikenal dengan ureng Aceh merupakan masyarakat
yang masih berbahasa Aceh dengan ragam dialek dalam kehidupan sehari hari. Masyarakat
Aceh masih sangat kuat menjunjung tinggi budayanya dengan sangat kuat.

1.2 Tujuan
1.2.1

Tujuan Umum

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui kebudayaan di
daerahnya masing masing. Penulis juga akan tau bagaimana proses pembangunan Rumah Adat
Aceh serta bagian - bagian dan kegunaan yang dimiliki dari setiap ruang yang ada. Sehingga
mahasiswa memiliki peningkatan kemampuan, wawasan, dan pengetahuan yang luas dan juga
dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia global maupun pesatnya perkembangan
teknologi konstruksi.
1.2.2

Tujuan khusus

Ada beberapa tujuan khusus dari pembuatan laporan ini, diantaranya adalah :
a. Mengetahui 3 lapis budaya pada rumah adat di daerahnya masing masing
b. Mengethaui 7 unsutr budaya di rumah adat daerahnya masing masing
c. Mengetahui bentuk, denah, dan fungsi pada setiap ruang di rumah adat di daerah masing masing
1.3 Sistematika laporan
1
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

Laporan ini disusun menjadi beberapa bab yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu sebagai
berikut:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang, maksud dan tujuan laporan.
BAB II : Kondisi Lingkungan
Bab ini akan menjelaskan mengenai kondisi lokasi rumah adat dibangun, kondisi geografi
daerah Aceh, dan kondisi kependudukan daerah Aceh. Serta menjelaskan pengertian
kondisi lingkungan.
BAB III : 3 Lapis budaya
Bab ini akan menjelaskan tentang pengertian, contoh, dan bagian 3 lapis budaya yang ada
pada Rumah Adat Aceh. 3 lapis budaya yang akan dibahas yaitu :
a. Falsafah ( filosofi )
b. Wujud ( produk )
c. Kegiatan
BAB IV : 7 Unsur budaya
Bab ini akan menjelaskan tentang pengertian, contoh, dan bagian 7 unsur budaya yang
ada pada Rumah Adat Aceh. 7 unsur budaya yang akan dibahas yaitu : Kepercayaan, Bahasa,
Ekonomi, Sosial/ Kelembagaan, Teknologi, Pengetahuan, dan Kesenian
BAB V : Gambar fisik bangunan
Bab ini berisi gambar fisik bangunan rumah adat Aceh yang terdiri atas :
a. Gambar rumah adat
b. Tampak samping, depan, dan belakang
c. Denah rumah
d. Serta berisi penjelasan deskriptif terhadap rumah adat aceh

2
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

BAB II
KONDISI LINGKUNGAN
Nanggroe

Aceh

Darussalam sering

disingkat dengan N A D, kita tentu tahu


negeri

yang

terletak

paling

barat

di Indonesia ini. Aceh berdiri pada tanggal


7 Desember 1959, ditetapkan dengan
Undang-Undang

No

24

Tentang Daerah Istemewa

tahun

1959

Aceh.

Pada

tahun 2001, dengan otonomi khusus,


namanya berubah menjadi Naggroe Aceh
Darussalam yang beribukota Banda Aceh.
Luas wilayah Aceh secara keseluruhan 57.365,57 km2 atau sebesar 2,88% dari luas wilayah
Indonesia. Oya, selain daratan provinsi NAD juga terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil, ada
yang berpenghuni dan yang tidak berpenghuni.
Letak Geografis ACEH
Provinsi Aceh terletak pada 0200 0600 Lintang Utara (LU) dan 9500 9830
Bujur Timur (BT), dengan batas -batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : dibatasi Selat Malaka

Sebelah Timur : dibatasi Propinsi Sumatera Utara

Sebelah Selatan : dibatasi Samudera Indonesia

Sebelah Barat : dibatasi Samudera Indonesia

Luas Daratan Provinsi Aceh 5.736.557 ha, terdiri dari 17 (tujuh belas) Kabupaten dan 4 (empat)
Kota.
3
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

4
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

Setelah kita membahas letak dan kondisi geografis di Aceh, selanjutnya saya akan membahas
bagaimana yaa lokasi kependudukan di Aceh ??. Lokasi kependudukan di Aceh sama saja seperti
kota kota besar lainnnya. Pola permukiman di Aceh sebagai berikut
Pola persebaran pemukiman penduduk di Aceh dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan
tanah, tata air, topografi dan ketersediaan sumber daya alam yang terdapat di wilayah tersebut.
Ada tiga pola pemukiman penduduk dalam hubungannya dengan bentang alamnya, yaitu sebagai
berikut:
A Pola Pemukiman Memanjang (Linear).
Pola pemukiman memanjang memiliki ciri pemukiman berupa deretan memanjang
karena mengikuti jalan, sungai, rel kereta api atau pantai.

( Pemukiman penduduk memanjan )


1

Mengikuti Jalan

Pada daerah ini pemukiman berada di sebelah kanan kiri jalan. Umumnya pola pemukiman
seperti ini banyak terdapat di dataran rendah yang morfologinya landai sehingga memudahkan
( Pola pemukiman mengikuti jalan )
pemban
guna

n jalan-

jalan

di

5
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

pemukiman. Namun pola ini sebenarnya terbentuk secara alami untuk mendekati sarana
transportasi
2

Mengikuti Alur Sungai


Pada daerah ini pemukiman terbentuk memanjang mengikuti aliran sungai. Biasanya pola
pemukiman ini terdapat di daerah pedalaman yang memiliki sungai-sungai besar. Sungaisungai tersebut memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan penduduk.
( Pola pemukiman mengikuti alur sungai )

Mengikuti Garis Pantai


Daerah pantai pada umumnya merupakan pemukiman penduduk yang bermata
pencaharian nelayan. Pada daerah ini pemukiman terbentuk memanjang mengikuti garis
pantai. Hal itu untuk memudahkan penduduk dalam melakukan kegiatan ekonomi yaitu
mencari ikan ke laut. ( Pola pemukiman mengikuti garis pantai )

6
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

B Pola Pemukiman Terpusat


Pola pemukiman ini mengelompok membentuk unit-unit yang kecil dan menyebar,
umumnya terdapat di daerah pegunungan atau daerah dataran tinggi yang berelief kasar, dan
terkadang daerahnya terisolir. Di daerah pegunungan pola pemukiman memusat mengitari mata
air dan tanah yang subur. Sedangkan daerah pertambangan di pedalaman pemukiman memusat
mendekati lokasi pertambangan. Penduduk yang tinggal di pemukiman terpusat biasanya masih
memiliki hubungan kekerabatan dan hubungan dalam pekerjaan. Pola pemukiman ini sengaja
dibuat untuk mempermudah komunikasi antarkeluarga atau antarteman bekerja.

( Pemukiman terpusat di daerah pegunungan )


C Pola Pemukiman Tersebar.

7
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

Pola pemukiman tersebar terdapat di daerah dataran tinggi atau daerah gunung api dan
daerah-daerah yang kurang subur. Pada daerah dataran tinggi atau daerah gunung api penduduk
akan mendirikan pemukiman secara tersebar karena mencari daerah yang tidak terjal,
morfologinya rata dan relatif aman. Sedangkan pada daerah kapur pemukiman penduduk akan
tersebar mencari daerah yang memiliki kondisi air yang baik. Mata pencaharian penduduk pada
pola pemukiman ini sebagian besar dalam bidang pertanian, ladang, perkebunan dan peternakan

( Pola Pemukiman Tersebar )

8
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

BAB III
3 UNSUR BUDAYA
a. Apa itu Budaya ?
( illustrasi kebudayaan tarian Aceh )

Budaya atau kebudayaan berasal dari


bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk
jamak
dari
buddhi

(budi

atau
akal)

diartikan

sebagai

hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.


Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
9
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

Menurut Selo Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
b. 3 Unsur budaya
1. Falsafah ( filosofi )
filosofi kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba
atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga
masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan,
maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para
penulis warga masyarakat tersebut.
Contoh filosofi masyarakat Aceh ialah mempercayai adanya hal hal yang berbau
mistis,seperti mempercayai benda benda pusaka, dll
Filosofi Rumah adat Aceh atau yang biasa disebut Rumoh Aceh merupakan
pengejawantahan dari kearifan dalam menyikapi alam dan keyakinan (religiusitas) masyarakat
Aceh. Arsitektur rumah berbentuk panggung dengan menggunakan kayu sebagai bahan dasarnya
merupakan bentuk adap tasimasyarakat Aceh terhadap kondisi lingkungannya. Secara kolektif
pula, struktur rumah tradisi yang berbentuk panggung memberikan kenyamanan tersendiri
kepada penghuninya. Selain itu, struktur rumah seperti itu memberikan nilai positif terhadap
sistem kawalan sosial untuk menjamin keamanan, ketertiban, dan keselamatan warga gampong
(kampung).

10
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

Bagi masyarakat Aceh, membangun rumah bagaikan membangun kehidupan. Hal itulah
mengapa pembangunan yang dilakukan haruslah memenuhi beberapa

( illustrasi Rumoh aceh )

persyaratan dan melalui beberapa tahapan. Persyaratan yang harus dilakukan misalnya
pemilihan hari baik yang ditentukan oleh Teungku (ulama setempat), pengadaan kenduri,
pengadaan kayu pilihan, dan sebagainya.
Musyawarah dengan keluarga, meminta saran kepada Teungku, dan bergotong royong
dalam proses pembangunannya merupakan upaya untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan,
menanamkan rasa solidaritas antar sesama, dan penghormatan kepada adat yang berlaku. Dengan
bekerjasama, permasalahan dapat diatasi dan harmoni sosial dapat terus dijaga. Dengan
mendapatkan petuah dari Teungku, maka rumah yang dibangun diharapkan dapat memberikan
keamanan secara jasmani dan ketentraman secara rohani. Tata ruang rumah dengan beragam
jenis fungsinya merupakan simbol agar semua orang taat pada aturan.
11
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

2. Wujud ( produk )
Pengertian wujud dalam 3 unsur budaya ialah wujud kebudayaan fisik yang
berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.

Contoh produk dalam kebudayaan Aceh ialah seperti batik, keris, lonceng cakranya dunya, serta
Rumoh Aceh.
Kita telah mengetahui bagaimana filosofi Rumoh aceh ( rumah adat aceh ), maka
selanjutnya saya akan membahas bagaimana sih bentukk rumah aceh tersebut dan terdapat apa
saja didalamnya serta terbuat dari apa saja Rumoh aceh tersebut.
Wujud Rumoh aceh ( rumah adat aceh )
Seperti yang kalian lihat pada gambar diatas. Gambar tersebut merupakan salah satu Rumoh aceh
yang terdapat di Museum Rumoh Aceh.
Rumoh

Aceh

bukan

sekadar tempat hunian,


tetapi

merupakan

ekspresi

keyakinan

terhadap Tuhan dan adaptasi terhadap alam. Adaptasi masyarakat Aceh terhadap lingkungannya
dapat dilihat dari bentuk rumoh Aceh yang berbentuk panggung, tiang penyangganya yang
terbuat dari kayu pilihan, dindingnya dari papan, dan atapnya dari rumbia. Pemanfaatan alam
12
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

juga dapat dilihat ketika hendak menggabungkan bagian-bagian rumah yang tidak menggunakan
paku tetapi menggunakan pasak atau tali pengikat dari rotan. Walaupun hanya terbuat dari kayu,
beratap daun rumbia, dan tidak menggunakan paku, rumoh Aceh bisa bertahan hingga 200 tahun.
Pengaruh keyakinan masyarakat Aceh terhadap arsitektur bangunan rumahnya dapat
dilihat pada orientasi rumah yang selalu berbentuk memanjang dari timur ke barat, yaitu bagian
depan menghadap ke timur dan sisi dalam atau belakang yang sakral berada di barat. Arah Barat
mencerminkan upaya masyarakat Aceh untuk membangun garis imajiner dengan Kabah yang
berada di Mekkah. Selain itu, pengaruh keyakinan dapat juga dilihat pada penggunaan tiangtiang penyangganya yang selalu berjumlah genap, jumlah ruangannya yang selalu ganjil, dan
anak tangganya yang berjumlah ganjil.
Selain sebagai manifestasi dari keyakinan masyarakat dan adaptasi terhadap
lingkungannya, keberadaan rumoh Aceh juga untuk menunjukan status sosial penghuninya.
Semakin banyak hiasan pada rumoh Aceh, maka pastilah penghuninya semakin kaya. Bagi
keluarga yang tidak mempunyai kekayaan berlebih, maka cukup dengan hiasan yang relatif
sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.
Ada juga keunikan lainnya dari rumoh Aceh, yakni terletak pada atapnya. Tali hitam atau
tali ijuk tersebut mempunyai kegunaan yang sangat berarti. Saat terjadi kebakaran misalnya yang
rentan menyerang atap, maka pemilik rumah hanya perlu memotong tali tersebut. Sehingga,
seluruh atap yang terhubungan atau terpusat pada tali hitam ini akan roboh dan bisa
meminimalisir dampak dari musibah yang terjadi.
Dalam perkembangannya, masyarakat Aceh memiliki anggapan bahwa dalam pembuatan
rumoh Aceh memiliki garis imajiner antara rumah dan Kabah (motif keagamaan), tetapi
sebelum Islam masuk ke Aceh, arah rumah tradisional Aceh memang sudah demikian.
Kecenderungan ini nampaknya merupakan bentuk penyikapan masyarakat Aceh terhadap arah
angin yang bertiup di daerah Aceh, yaitu dari arah timur ke barat atau sebaliknya.
Jika arah rumoh Aceh menghadap kearah angin, maka bangunan rumah tersebut akan
mudah rubuh. Di samping itu, arah rumah menghadap ke utara-selatan juga dimaksudkan agar
sinar matahari lebih mudah masuk kekamar-kamar, baik yang berada di sisi timur ataupun di sisi
barat. Setelah Islam masuk ke Aceh, arah rumoh Aceh mendapatkan justifikasi keagamaan. Nilai
13
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

religiusitas juga dapat dilihat pada jumlah ruang yang selalu ganjil, jumlah anak tangga yang
selalu ganjil, dan keberadaan gentong air untuk membasuh kaki setiap kali hendak masuk rumoh
Aceh.
Adanya bagian ruang yang berfungsi sebagai ruang-ruang privat, seperti rumoh inong,
ruang publik, seperti serambi depan, dan ruang khusus perempuan, seperti serambi belakang
merupakan usaha untuk menanamkan dan menjaga nilai kesopanan dan etika bermasyarakat.
Keberadaan tangga untuk memasuki rumoh Aceh bukan hanya berfungsi sebagai alat untuk naik
ke dalam rumah, tetapi juga berfungsi sebagai titik batas yang hanya boleh didatangi oleh tamu
yang bukan anggota keluarga atau saudara dekat.
Apabila dirumah tidak ada anggota keluarga yang laki-laki, maka (pantang dan tabu) bagi
tamu yang bukan keluarga dekat (baca: muhrim) untuk naik ke rumah. Dengan demikian,
reunyeun juga memiliki fungsi sebagai alat kontrol sosial dalam melakukan interaksi sehari-hari
antar masyarakat.
3. Kegiatan
Pengertian Kegiatan wujud kebudayaan adalah sebagai suatu tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial
ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan
Contoh kegiatan wujud kebudayaan dari aktifitas pada masyarakat Aceh ialah petruoen
aneuk (balita menginjak tanah untuk pertama kali ), pecicap (balita merasakan makanan dari
alam), inthat linto (mengantar suami ke tempat istri), inthat dara baro (mengantarkan istri ke
tempat suami), dll
Kegiatan Rumoh aceh, Kegiatan yang diadakan di Rumoh aceh ialah sangat beragam.
Banyak dari masyarakat aceh selalu berkumpul di Rumoh aceh hanya untuk ngobrol satu sama
lain, mengadakan kegiatan ke agamaan seperti wirit, tahlilan, serta di Rumoh aceh juga
mengadakan acara pesta kawinan dan kegiatan agama lainnya.

14
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

( illustrasi kegiatan yang dilakukan di Rumoh aceh )

Nah, seperti yang dapat kalian lihat di atas merupakan salah satu kegiatan yang di adakan
di Rumoh aceh. Kegiatan di atas ialah kegiatan acara pesta kawinan yang dilakukan si pemilik
rumah. Dari gambar di atas kita juga dapat melihat seberapa gunanya rumoh aceh tersebut.
Selain kegiatan sosial dan kegiatan ke agamaan, Rumoh Aceh juga dapat digunakan
untuk mata pencaharian masyarakat setempat seperti si pemilik rumah menggunakan bagian
bawah rumah untuk meletakan hasil padi yang telah ia panen dan hasil - hasil bumi lainnya yang
telah ia panen, serta dapat digunakan untuk memelihara ternak pada bagian bawah rumah
tersebut

15
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

BAB IV
7 UNSUR BUDAYA
a. Apa itu 7 Unsur budaya ?

( 7 Unsur budaya )

7 Unsur Budaya ialah Kebudayaan umat manusia mempunyai unsur unsur yang bersifat
universal. Unsur unsur kebudayaan tersebut dianggap universal karena dapat ditemukan pada
semua kebudayaan bangsa bangsa di dunia. Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur
kebudayaan universal yaitu :
1. Bahasa
2. Sistem Pengetahuan
3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
5. Sistem Mata Pencaharian Hidup
16
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

6. Sistem Religi
7. Kesenian
b. 7 Unsur kebudayaan
1. Unsur Kepercayaan
Pengertian Unsur Kepercayaan dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu
antara keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal hal suci dan tidak
terjangkau oleh akal. Sistem religi yang meliputi, sistem kepercayaan, sistem nilai dan
pandangan hidup, komunikasi keagamaan, upacara keagamaan.
Unsur kepercayaan di Rumoh aceh ialah Rumoh aceh memilik filosofi agama islam.
Yang dimana salah satu bagian dari Rumoh aceh tersebut terdapat musholla. Yang dapat
digunakan untuk beribadah, mengaji, dan acara keagamaan lainnya.

( illustrasi ruang ibadah rumoh


aceh )

2.

Unsur Bahasa
Pengertian Bahasa merupakan hasil dari budaya yang diciptakan manusia untuk
berkomunikasi atau berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi yang dijalin
dengan menggunakan bahasa bisa dilakukan dengan media tulis, lisan, dan isyarat. Semua itu
17
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

dilakukan dengan maksud satu yakni tersampaikannya informasi atau keinginan dari pembicara
kepada lawan bicara.
Unsur Bahasa di Rumoh Aceh
Bahan bahan
Untuk membuat Rumoh Aceh, bahan-bahan yang diperlukan di antaranya adalah:
Kayu. Kayu merupakan bahan utama untuk membuat Rumoh Aceh. Kayu
digunakan untuk membuat tameh (tiang), toi, roek, bara, bara linteung, kuda-

kuda, tuleueng rueng, indreng, dan lain sebagainya.


Papan, digunakan untuk membuat lantai dan dinding.
Trieng (bambu). Bambu digunakan untuk membuat gasen (reng), alas lantai,

beuleubah (tempat menyemat atap), dan lain sebagainya.


Enau (temor). Selain menggunakan bambu, adakalanya untuk membuat lantai dan

dinding Rumoh Aceh menggunakan enau.


Taloe meu-ikat (tali pengikat). Tali pengikat biasanya dibuat dari tali ijuk, rotan,

kulit pohon waru, dan terkadang menggunakan tali plastik.


Oen meuria (daun rumbia), digunakan untuk membuat atap.
Daun enau. Selain mengunakan oen meuria, terkadang untuk membuat atap

menggunakan daun enau.


Peuleupeuk meuria (pelepah rumbia). Bahan ini digunakan untuk membuat

dinding rumah, rak-rak, dan sanding.


Bagian bagian
a. Bagian miyup ( bagian bawah )
b. Bagian ateuh ( bagian atas )
c. Bagian teungoh ( bagian tengah )
3. Unsur ekonomi
Pengertian Unsur Ekonomi Sistem ekonomi dan mata pencaharian juga merupakan

salah satu unsur kebudayaan. Budaya ini tercipta dari masyarakat yang berkelompok dan
membentuk sebuah system ekonomi demi terpenuhinya kebutuhan hidup sehari-hari.
Unsur Ekonomi di Rumoh adat aceh dapat kita liat di bagian bawah rumah yang
merupakan bagian kosong sehingga bagian tersebut biasa digunakan para pemilik rumah menjadi
mata pencaharian. Mata pencaharian yang biasa dilakukan ialah seperti beternak ayam dan
bebek. Tetapi tidak jarang juga kita menemui hasil panen hasil bumi yang diletakkan di bagian
tersebut.
18
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

Bagian bawah rumah aceh yang biasa digunakan untuk mata pencaharian
4. Unsur Sosial
Pengertian Unsur sosial adalah sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu
dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi: kekerabatan,
asosiasi dan perkumpulan, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, perkumpulan.
Unsur Sosial yang terdapat di
Rumoh aceh ialah pada bagian tengah di
ruang depan. Pada ruang ini biasanya
si pemilik rumah menerima tamu tamu nya
dan tidak jarang juga pada bagian ini si
pemilik rumah mengadakan acara
kekeluargaan.

5. Unsur Teknologi
19
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

Pengertian Unsur Teknologi ialah jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh para
anggota suatu masyarakat, meliputi keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam hubungannya
degnan pengumpulan bahan bahan menta, pemrosesan bahan bahan itu untuk dibuat menjadi alat
kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat trasportasi dan kebutuhan lain yang berupa benda
meterial.
Unsur teknologi yang paling menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi, alat alat
produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan
perumahan serta alat alat transportasi.
Unsur Teknologi yang terdapat di Rumoh aceh ialah alat penebang kayu, pemotong
kayu, dan tangan. Semua bagian dirumah tersebut menggunakan tangan, oleh Karena itu Rumoh
aceh sangat alami dan peduli akan lingkungan.
6. Unsur Pengetahuan
Pengertian Unsur Pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat sifat
peralatan yang dipakainya. Sistem pengetahuan meliputi ruang pengatahuan tentang alam sekitar,
flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, sifat sifat dan tingakah laku sesama manusia, tubuh
manusia.
Unsur pengetahuan di Rumoh aceh ialah pengetahuan orang orang terdahulu
bagaimana cara membuat suatu rumah panggung yang dimana rumah tersebut dibuat
menggunakan dari alam dan hanya menggunakan tangan dan dapat ditinggali. Serta pengetahuan
mereka tentang bagian bagian apa saja yang diperlukan didalam rumah tersebut. Dan akhirnya
pengetahuan tersebut berkembang hingga kini.
7. Unsur Kesenian
Pengertian Unsur kesenian Secara sederhana kesenian dapat diartikan sebagai
segala hasrat manusia terhadap keindaha. bentuk kendahan yang beraneka tagam
itu timul dari permainan imajinasi kreatif yang dapat memberikan kepuasan batin
bagi amnusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk kesenian dalam
tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.
20
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

Unsur kesenian yang terdapat di Rumoh aceh ialah suatu kesenian yang
memadukan anatara motif beragama islam dan budha, dikarenakan sebelum Islam
masuk ke Aceh agam budha terlebih dahulu sehingga terjadi akulturasi budaya.
Motif yang dipakai pada Rumoh Aceh ialah :
Dalam rumoh Aceh, ada beberapa motif hiasan yang dipakai, yaitu:

Motif keagamaan yang merupakan ukiran-ukiran yang diambil dari ayat-ayat al-Quran;

Motif flora yang digunakan adalah stelirisasi tumbuh-tumbuhan baik berbentuk daun, akar,
batang, ataupun bunga-bungaan. Ukiran berbentuk stilirisasi tumbuh-tumbuhan ini tidak diberi
warna, jikapun ada, warna yang digunakan adalah merah dan hitam. Ragam hias ini biasanya
terdapat pada rinyeuen (tangga), dinding, tulak angen, kindang, balok pada bagian kap, dan
jendela rumah;
21
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

Motif fauna yang biasanya digunakan adalah binatang-binatang yang sering dilihat dan
disukai; Motif alam digunakan oleh masyarakat Aceh di antaranya adalah: langit dan
awannya, langit dan bulan, dan bintang dan laut;

BAB V
GAMBAR FISIK BANGUNAN
A. Penjelasan deskriptif

22
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

Rumah adat aceh atau yang biasa disebut Rumoh aceh memiliki ruangan yang mempunyai
fungsi tertentu. Pada bab ini saya akan menjelaskan secara singkat dan deskriptif apa saja
ruangan ruangan yang digunakan dan fungsinya.
Pada bagian bawah rumah atau disebut dengan yup moh bisa digunakan untuk menyimpan
berbagai benda, seperti penumbuk padi dan tempat menyimpan padi. Tidak hanya itu, bagian yup
moh juga sering difungsikan sebagai tempat bermain anak-anak, membuat kain songket Aceh
yang dilakoni oleh kaum perempuan, bahkan bisa dijadikan sebagai kandang untuk peliharaan
seperti ayam, itik, dan kambing.

Ruangan
depan

atau

disebut

dengan

seuramoe

reungeun

merupakan ruangan yang tidak berbilik (berkamar-kamar). Dalam sehari-hari ruangan ini
berfungsi untuk menerima tamu, tempat tidur-tiduran anak laki-laki, dan tempat anak-anak
belajar mengaji saat malam atau siang hari. Disaat-saat tertentu, seperti ada upacara perkawinan

23
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

atau upacara kenduri, maka ruangan inilah yang menjadi tempat penjamuan tamu untuk makan
bersama.
( Illustrasi seramoe reungeun )

Ruangan tengah yang disebut dengan seuramoe teungoh merupakan bagian inti dari
rumoh Aceh, maka dari itu banyak pula disebut sebagai rumoh inong (rumah induk). Sedikit
perbedaan dengan ruang lain, di bagian ruangan ini terlihat lebih tinggi dari ruangan lainnya,
karena tempat tersebut dianggap suci, dan bersifat sangat pribadi.
24
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

( Illustrasi seramoe teungoh )

Di ruangan ini terdapat dua buah bilik atau kamar tidur yang terletak di kanan-kiri,
posisinya menghadap ke utara atau selatan dengan pintu yang menghadap ke belakang. Di antara
kedua bilik itu terdapat pula gang yang menghubungkan ruang depan dan ruang belakang.
Rumoh inong biasanya sebagai tempat tidur kepala keluarga. Bila anak perempuan baru
saja kawin, maka dia akan menempati rumah inong ini. Sementara orang tuanya akan pindah ke
anjong. Bila ada anak perempuannya yang kawin dua orang, orang tua akan pindah ke seuramoe
likot, selama belum dapat membuat rumah baru atau merombak rumahnya. Di saat upacara

perkawinan,
mempelai
akan

dipersandingkan di bagian rumoh inong, begitu juga saat ada kematian rumoh inong akan
digunakan sebagai tempat untuk memandikan mayat.

25
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

Ruangan belakang disebut seuramoe likot yang memiliki tinggi lantai yang sama dengan
seuramoe reungeun, serta tidak mempunyai bilik atau sekat-sekat kamar. Fungsinya sering
dipergunakan untuk dapur dan tempat makan bersama keluarga, selain itu juga dipergunakan
sebagai ruang keluarga, baik untuk berbincang-bincang atau untuk melakukan kegiatan seharihari perempuan seperti menenun dan menyulam. Namun, ada waktunya juga dapur sering
dipisah dan malah berada di bagian belakang seuramoe likot. Sehingga ruang tersebut dengan
rumoh dapu (dapur) sedikit lebih rendah lagi dibanding lantai seuramoe likot. Di bagian atas
sering diberi loteng yang memiliki fungsi untuk menyimpan barang-barang penting keluarga.

( Illustrasi seramoe likot )

Tiang Rumoh Aceh berbahan kayu. Di samping itu, kayu pada rumoh Aceh digunakan
pula untuk membuat toi, roek, bara, bara linteung, kuda-kuda, tuleueng rueng, indreng, dan lain
26
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

sebagainya. Lantai dan dindignya terbuat dari papan. Selain itu, beberapa bahan yang digunakan
untuk pembuatan Rumoh Aceh diantaranya Trieng bambu yang digunakan untuk membuat gasen
(reng), alas lantai, beuleubah (tempat menyemat atap), dan lain sebagainya. Selain menggunakan
bambu, adakalanya untuk membuat lantai dan dinding Rumoh Aceh menggunakan enau.
Untuk memperkuat bangunanya tidak menggunakan paku, tali pengikat yang berbahan
tali ijuk, rotan, kulit pohon waru, dan terkadang menggunakan tali plastik. Adapun atapnya
menggunakan daun rumbia atau kadang menggunakan daun enau. Sementara pelepah rumbia
digunakan untuk membuat rak-rak dan sanding .

27
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

B. Gambar bangunan fisik

TAMPAK

DEPAN
28

ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

TAMPAK SAMPING KANAN


TAMPAK SAMPING KIRI

29
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

30
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

DENAH

31
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat kita tarik maknanya dari Rumoh aceh ialah tidak
hanya sebagai Rumah adat suatu daerah melainkan dia juga berfungsi sebagai tempat
tinggal, serta berbagai filosofi yang dapat kita ambil bagaimana orang ter - dahulu
tidak hanya membangun rumah hanya untuk tempat tinggal tetapi memiliki banyak
arti disetiap ruangan dan bentuknya, serta wujud dan motif motif rumah aceh yang
beragam dapat memperindah rumah tersebut dan rumah tersebut juga ramah
lingkungan.
Mari kita semua melestarikan kebudayaan bangsa INDONESIA.

32
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

DAFTAR PUSTAKA
Google.com
http://www.glory-travel.com/filosofi-dari-rumah-adat-aceh/
https://www.academia.edu/9498151/Filosofi_rumah_adat_aceh?auto=download
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya#Unsur-Unsur
https://abdulaziz96.wordpress.com/2015/03/23/wujud-wujud-kebudayaan/
http://www.bandaacehtourism.com/budaya/tradisi/rumoh-aceh-mitigasi-warisanleluhur/#.WAHz-DXg-tY
http://www.anneahira.com/7-unsur-kebudayaan.htm
http://melayuonline.com/ind/culture/dig/1919/rumoh-aceh
http://helloacehku.com/kenali-motif-khas-rumoh-aceh-di-desa-lubok-sukon/

http://lingkunganaceh.blogspot.co.id/2009/08/kondisi-fisik-wilayah-aceh.html

33
ILMU SENI BUDAYA DAN KONSTRUKSI

Anda mungkin juga menyukai