TANGERANG SELATAN
Diajukan oleh:
Iwan Hendriyanto
NPM 2301160394
Desember 2018
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN
PERSETUJUAN
PROPOSAL KARYA TULIS TUGAS AKHIR
Mengetahui Menyetujui
ii
DAFTAR ISI
BAGIAN PENDAHULUAN
D. Sinopsis .........................................................................................................4
PENUTUP ...............................................................................................................9
B. Kontinjensi ....................................................................................................9
iii
BAGIAN ISI
Pendekatan yang akan digunakan dalam menyusun Karya Tulis Tugas Akhir ini
adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Nasition (2008, 24) menyatakan bahwa dalam
aspek tertentu dan sering menunjukan hubungan antara berbagai variabel atau
memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial sehingga bersifat
deskriptif.
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dengan Karya Tulis Tugas Akhir ini adalah:
kepatuhan wajib pajak dengan peredaran bruto tertentu di KPP Pratama Jakarta
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh data yang digunakan
dalam rangka mendukung penulisan Karya Tulis Tugas Akhir (KTTA) ini terdiri dari
1
Menurut Nazir (1998) studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan
Menurut Nigel Bevan dan Tomer Sharon (2009) studi lapangan adalah metode
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan penulisan
C. Pembatasan Masalah
D. Metode Penelitian
E. Sistematika Pembahasan
2
Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu
BAB IV SIMPULAN
A. Simpulan
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
3
D. Sinopsis
Pajak yang pada mulanya merupakan upeti yang diberikan oleh rakyat kepada
dilakukan cuma-cuma dan sifatnya memaksa tersebut, yang kemudian dibuat suatu
aturan-aturan yang lebih baik agar sifatnya yang memaksa tetap ada, namun unsur
Assesment menjadi Self Asessment. Hal ini bertujuan agar peraturan perpajakan lebih
penerimaan negara dari sektor pajak pada tahun 2016 mencapai sekitar 83 persen dari
total pendapatan negara, pada tahun 2017 mencapai sekitar 81 persen dari total
pendapatan negara, dan pada tahun 2018 ditargetkan mencapai sekitar 88 persen dari
Salah satu jenis pajak yang ada di Indonesia adalah Pajak Penghasilan (PPh) yang
terdiri dari PPh Migas dan PPh Non Migas. PPh Non Migas terdiri dari beberapa jenis,
4
diantaranya adalah PPh Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal 17, PPh Pasal 21, PPh Pasal 22,
PPh Pasal 23, PPh Pasal 24, PPh Pasal 25, PPh Pasal 26, dan PPh Pasal 29. PPh Pasal
4 ayat (2) merupakan salah satu jenis Pajak Penghasilan yang bersifat final yang
atas Pajak Penghasilan yang terutang satu tahun akan tetapi langsung melunasi Pajak
Pada tahun 2013, ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib
Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertenu. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan untuk memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak orang pribadi dan
badan yang memiliki peredaran bruto tertentu, sehingga perlu diberikan perlakuan
terutang.
peredaran bruto usaha dalam 1 (satu) tahun dari tahun pajak terakhir sebelum tahun
pajak bersangkutan. Jumlah peredaran bruto tahun pajak terakhir sebelum tahun pajak
serta dalam kegiatan ekonomi formal, dengan memberikan kemudahan dan keadilan
kepada Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu untuk jangka waktu
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib
5
Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu untuk mengganti Peraturan
Besarnya tarif Pajak Penghasilan untuk Wajib Pajak yang memiliki peredaran
bruto tertentu tersebut adalah sebesar 0,5 persen atas penghasilan dari usaha yang
Jangka waktu pengenaan Pajak Penghasilan yang bersifat final ini paling lama
adalah 7 (tujuh) tahun pajak bagi Wajib Pajak orang pribadi, 4 (empat) tahun pajak
bagi Wajib Pajak badan berbentuk koperasi, persekutuan komanditer, atau firma, dan
3 (tiga) tahun pajak bagi Wajib Pajak badan berbentuk perseroan terbatas.
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) agar dapat memperluas basis data perpajakan yang
sudah ada. Untuk mendukung kegiatan tersebut maka perlu adanya strategi sosialisasi
yang tepat agar bisa mendorong masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas perpajakan
Disamping itu, perlu dilakukan sebuah evaluasi atas sosialisasi yang telah
dilakukan agar kedepannya DJP dapat memberikan sosialisasi yang tepat sasaran
sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat,. Evaluasi yang dilakukan tidak hanya
dilihat dari sudut pandang pelaksana sosialisasi, tetapi juga harus menampung aspirasi
6
E. Ringkasan Isi Tiap Bab
BAB I PENDAHULIAN
Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang, tujuan penelitian, pembahasan
Pada bab ini berisi Program Kerja Sosialisasi PP 23 Tahun 2018 tentang
Dua.
Pada bab ini berisi mengenai penjabaran atas Program Kerja Sosialisasi PP
23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Usaha yang
Tertentu di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Dua, dan Hasil Survei
KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Dua dengan Kepatuhan Wajib Pajak
7
BAB IV KESIMPULAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil analisis yang dilakukan oleh penulis
Susi Zulvina & Yosep P. 2014. Modul Pengantar Perpajakan. Tangerang Selatan:
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
8
PENUTUP
A. Rencana Kegiatan
KEGIATAN TANGGAL
B. Kontinjensi
Apabila dalam proses penyusunan Karya Tulis Tugas Akhir ini ditemukan
ini. Perubahan tersebut dapat meliputi perubahan judul karya tulis, metode penelitian,
Sesuai dengan peraturan resmi penyusunan outline dan karya tulis, sebelum