Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL JOURNAL REVIEW

(CJR)

Disajikan untuk memenuhi persyaratan


perkuliahan jurusan manajemen
mata kuliah Perpajakan

Dosen Pengampu : Rukmini S.E

Di susun Oleh :

Andriyansyah (2105160014)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
T.A 2022/2023
Review Jurnal 1

Judul PERHITUNGAN, ENYETORAN, PELAPORAN DAN

PENCATATAN PPh PASAL 23 PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG BERADA DI KARAWANG

Nama Jurnal JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI

Download http://jurnaltsm.id/index.php/JBA

Volume dan Halaman Vol. 19 No. 1a dan Hal. 218-225

Tahun 2017

Penulis Moch. Didi Setiadi dan Iman Akhadi

Reviewer Andriyansyah

Tanggal Reviewer 27 Juni 2022

Latar Belakang Menurut Diaz Priantara (2013,337), pengenaan PPh atas


penghasilan-penghasilan terkait Pajak Penghasilan Pasal 23
memiliki sandaran hukum yakni sebagai berikut : (1) Pasal 23
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2008. (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor
251/PMK.03/2008 tentang Penghasilan Atas Jenis Jasa
Keuangan yang Dilakukan oleh Badan Usaha yang Berfungsi
sebagai Penyalur Pinjaman dan/atau Pembiayaan yang Tidak
Dilakukan Pemotong PPh Pasal 23. (3) Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 244/PMK.03/2008 tentang Jenis Jasa Lain,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf c
Angka 2 UU PPh.

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis


perhitungan, penyetoran, pelaporan, dan pencatatan atas
pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 yang dilakukan oleh
perusahaan manufaktur yang berada di Karawang. Objek
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
berlokasi di Karawang. Penelitian ini menggunakan metode
analisis deskriptif dengan menganalisis kesesuaian data
perusahaan dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 dan
prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Hasil dalam
penelitian ini menunjukan bahwa prosedur perhitungan,
penyetoran, dan pelaporan yang dilakukan oleh perusahaan
telah sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008,
serta pencatatan yang dilakukan telah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.

Permasalahan Menganalisis atau mengecek perhitungan penyetoran,


pelaporan, dan pencatatan atas pemotongan pajak penghasilan
pasal 23 yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang
berada di karawang atau tepatnya perusahaan, PT. Fuji
Technica Indonesia. Untuk memastikan bahwa analisis
perhitungan sesuai.

Metodologi Penelitian Bentuk penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif
adalah penelitian yang mengumpulkan fakta dan bukti dari
objek yang diteliti, dimana penelitian ini dilakukan dengan
berbagai tahap mulai dari pengumpulan data hingga
menghasilkan sebuah kesimpulan. Untuk mendapatkan
kesimpulan tersebut maka peneliti mengumpulkan bukti-bukti
yang terdapat pada objek penelitian. Berdasarkan bukti-bukti
dari objek tersebut, kemudian akan dianalisis guna untuk
menjawab masalah penelitian ini. Penggunaan penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui aspek perpajakan tentang tata
cara perhitungan, penyetoran, pelaporan dan pencatatan Pajak
Penghasilan Pasal 23 yang dilakukan oleh PT Fuji Technica
Indonesia. Objek penelitian yang digunakan pada penelitian
ini adalah perusahaan manufaktur yang beralamat di
Karawang International Industri City (KIIC), Sukaluyu,
Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat.

Hasil Penelitian a) Analisis kesesuaian perhitungan dan pemotongan PPh


pasal 23 tahun 2016 dengan UU No. 36 tahun 2018. :
1. Masa januari. Jumlah keseluruhan dari objek
pemotongan PPh pasal 23 menurut perhitungan WP
(Rp) : 22.762.053 dan menurut UU No. 36 tahun
2008 : 22.762. 053. “Sesuai”
2. Masa februari. Jumlah keseluruhan dari objek
pemotongan PPh pasal 23 menurut perhitungan
WP : 31.736.853 dan menurut UU No.36 tahun
2008 : 31.736.853. “Sesuai”
b) Hasil Analisis Penyetoran PPh pasal 23 tahun 2016
dengan PMK No. 242/PMK.03/2014 dari januari hingga
Desember baik tanggal penyetoran dan batas waktu
penyetoran sudah “sesuai”
c) Hasil Analisis Pelaporan PPh pasal 23 tahun 2016 dengan
UU No.16 tahun 2009 dari januari hingga desember baik
tanggal pelaporan dan batas waktu pelaporan sudah
“sesuai”
d) Hasil analisis pencatatan PPh pasal 23 tahun 2016 dengan
akuntansi perpajakan yang berlaku umum. Baik
pencatatan yang dilakukan oleh wajib pajak dan
pencatatan menurut akuntasi perpajakan yang berlaku
umum sudah “sesuai”
Kelebihan • Memaparkan secara lengkap dan jelas mulai dari
pendahuluan, metode, hasil, dan kesimpulan
• Metodologi yang terdapat dalam penelitian ini sangat
membantu untuk menunjukkan hasil penelitian yang
lebih akurat
Kekurangan • Tidak terdapat latar belakang dan rumusan
permasalahan dan tujuan.
• Hasil dari penelitian hanya dituangkan kedalam table
tidak ditulis secara paragraph.
Review Jurnal 2

Judul PENERAPAN AKUNTANSI PPh PASAL 23 ATAS JASA AGEN


PADA PT. AJB BUMIPUTERA 1912 CABANG MANADO

Nama Jurnal Jurnal Riset Akuntansi

Download https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/viewFile/
2129/1691

Volume dan Halaman Vol. 13 No. 2 dan Hal. 529-537

Tahun 2018

Penulis Cicilia Luas, Treesje Runtu, dan Victorina Z. Tirayoh

Reviewer Andriyansyah

Tanggal Reviewer 27 Juni 2022

Latar Belakang Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang sedang tumbuh pesat saat
ini adalah PT. AJB Bumiputera 1912.Sampai dengan akhir
tahun2016, produk asuransi jiwa PT. AJB Bumiputera 1912 telah
dipasarkan melalui agen-agen asuransi jiwa diseluruh wilayah
Indonesia. Agen asuransi ini memiliki peranan yang penting
terhadap pendapatan perusahaan untuk mendapatkan jumlah premi
yang maksimal.Diharapkan agen asuransi ini dapat mencapai jumlah
premi yang sudah ditargetkan perusahaan demi tumbuhnya
pendapatan perusahaan Pengelolaan premi yang disetorkan oleh
pemegang polis pun tidak terlepas dari pemotongan pajak premi atas
hasil investasi preminya.

Tujuan Penelitian Kegiatan operasional perusahaan untuk mendapatkan,menagih serta


memelihara pendapatan tersebut tentunya tidak luput atas pengenaan
pajak. Banyaknya pihak yangt terlibat dalam operasionalisasi diatas,
menyebabkan perusahaan harus memperhatikan pemotongan dan
pemungutan pajak untuk disetorkan kepada negara

Permasalahan Industri asuransi juga memiliki karakteristik yang berbeda dengan


industry jasalainnya.Pendapatan dalam usahaa suransi diketahui dan
terjadi lebih dahulu, sementara beban klaim merupakan beban utama
industry asuransi yang belum terjadi.Karena itulah industry asuransi
sangat dipengaruhi oleh unsure e estimasi dan ketidakpastian.

Metodologi Penelitian Data merupakan sekumpulan informasi yang didapat dari sebuah
penelitian untuk kemudian digunakan dalam menganalisa
permasalahan yang dihadapi dan pada akhirnya mencari solusi
sebagai pemecahan. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian
ini, yaitu:

1. Data Kualitatif, yaitu data yang disajikan secara deskriptif atau


terbentuk uraian seperti :sejarah singkat perusahaan, struktur
organisasi dan job description, dokumen-dokumen,
sertaUndang – undang dan peraturan-peraturan yang berkaitan
dengan PPh pasal 23.
2. Data Kuantitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka
– angka atau bilangan yang dapat dihitung dan dapat di
bandingkan yang satu dengan yang lainnya. Data-data tersebut
berupa penghitungan PPh pasal 23..

Hasil Penelitian Hasil Analisis, Penghasilan bruto terkecuali untuk sewa dan jasa
yang menggunakan perkiraan penghasilan netto sebagai dasar
pemotongan pajak penghasilan (PPh) pasal 23 ayat (1) b huruf c
yang di tetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
a. Tarif pemotongan adalah :
1. Umum 15%
2. Final (diatur dengan peraturan pemerintah)
b. Saat pemotongan pajak penghasilan adalah pada akhir bulan di
lakukan pembayaran atau pada akhir bulan terutangnya penghasilan
yang bersangkutan.
Menurut ketentuan dalam surat keputusan Menteri Keuangan nomor
541 /KMK.04 /2000 diatur mengenai penyetoran pajak sebagai
berikut :
1. Ketentuan pasal 1 ayat (2) adalah pajak penghasilan (PPh)
sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 dan pasal 26 undang-undang
nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan (PPh) sebagaimana
telah diubah terakhir dengan undang-undang nomor 17 tahun 2000,
harus disetor paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan takwim
berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak.
2. Ketentuan pasal 2 adalah dalam hal jatuh tempo pembayaran atau
penyetoran bertepatan dengan hari libur, maka pembayaran atau
penyetoran dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
3. Pasal 3 adalah pembayaran dan penyetoran pajak dilakukan
dikantor pos atau bank badan usaha milik Negara atau bank badan
milik daerah, atau bank-bank lain yang ditunjuk oleh Direktur
Jenderal Anggaran.
4. Pasal 4 adalah pembayaran dan penyetoran pajak harus dilakukan
dengan menggunakan surat setor pajak (SSP) atau sarana
administrasi lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
Menurut ketentuan undang-undang nomor 16 tahun 2000 KUP
diatur mengenai pelaporan pajak sebagai berikut :
1. Ketentuan pasal 3 ayat (3) adalah batas waktu penyampaian surat
pemberitahuan adalah: a. Untuk surat pemberitahuan masa, paling
lambat 20 (dua puluh) hari setelah masa pajak. b. Untuk surat
pemberitahuan tahunan, paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir
tahun pajak.
2. Ketentuan pasal 3 ayat (4) adalah Direktur Jenderal Pajak atas
permohonan Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu
penyampaian surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) huruf b paling lama 6 (enam) bulan.
3. Ketentuan pasal 4 ayat (1) adalah Wajib Pajak wajib mengisi dan
menyampaikan surat pemberitahuan dengan benar, lengkap, jelas
dan menandatanganinya.
4. Ketentuan pasal 6 ayat (1) adalah surat pemberitahuan yang di
sampaikan langsung oleh Wajib Pajak ke kantor Direktorat Jenderal
Pajak harus diberi tanggal penerimaan oleh pejabat yang di tunjuk
untuk itu, sedangkan untuk syarat pemberitahuan tahunan harus di
berikan juga bukti penerimaan.
5. Ketentuan pasal 6 ayat (2) adalah penyampaian surat
pemberitahuan dapat di kirimkan melalui kantor pos secara tercatat
atau dengan cara lain yang di atur dengan keputusan Direktorat
Jenderal Pajak.
6. Ketentuan pasal 9 ayat (2) adalah kekurangan pembayaran pajak
yang terutang berdasarkan surat pemberitahuan tahunan harus di
bayar lunas paling lambat tanggal 20 bulan ke-3 setelah tahun pajak
atau bagian tahun pajak berakhir, sebelum surat pemberitahuan itu di
sampaikan.
7. Ketentuan pasal 10 ayat (1) adalah Wajib Pajak membayar atau
menyetor pajak yang terutang di kas Negara melalui Kantor Pos dan
atau Bank Usaha Milik Negara atau Bank Badan Usaha Milik
Daerah atau tempat pembayaran lain yang di tetapkan oleh Menteri
Keuangan.
Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
dan jasa pihak lain (kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan
dengan persewaan tanah dan atau bangunan) di kenakan
pemotongan PPh pasal 23 dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
khusus angkutan darat adalah sebesar 15% dari perkiraan
penghasilan netto. Besarnya penghasilan netto adalah 40% dari
jumlah bruto tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
2. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta,
kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan persewaan
tanah dan bangunan yang telah di kenakan pajak penghasilan yang
bersifat final, berdasarkan peraturan pemerintah No. 29 tahun 1996
dan sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta khusus angkutan darat adalah sebesar 15% dari perkiraan
penghasilan netto. Besarnya perkiraan penghasilan netto adalah 40%
dari jumlah bruto tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Kelebihan • Memaparkan secara lengkap dan jelas mulai dari
pendahuluan, metode, hasil, dan kesimpulan
• Metodologi yang terdapat dalam penelitian ini sangat
membantu untuk menunjukkan hasil penelitian yang lebih
akurat
• Penilitian menghitung sesuai dengan hukum yang berlaku.
Kekurangan • Tidak terdapat latar belakang dan rumusan permasalahan
dan tujuan.

Review Jurnal 3
Judul PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN PASAL 23
PADA PT. GOLDEN MITRA INTI PERKASA

Nama Jurnal Jurnal EMBA (Ekonomi, Manajemen, Bisnis, Akutansi)

Download https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/viewFile/
3513/3042

Volume dan Halaman Vol. 2 No. 1 dan Hal. 30-37

Tahun Maret 2014

Penulis Hendra, Sifrid S. Pangemanan, dan Steven Tangkuman

Reviewer Andriyansyah

Tanggal Reviewer 27 Juni 2022

Latar Belakang Pajak merupakan tulang punggung penggerak roda pembangunan


yang sangat dominan, karena hampir sebagian besar sumber
penerimaan dalam APBN berasal dari pajak. Pajak telah
memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara. Pajak
yang dibayarkan oleh masyarakat mempunyai peranan yang penting
dalam pembangunan nasional. Diharapkan pemasukan dari pajak
dapat terus dinaikkan salah satunya dengan mengadakan kebijakan–
kebijakan baru seperti ekstensifikasi dan intensifikasi. Pajak
Penghasilan (PPh) merupakan pajak negara yang dikenakan
terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam tahun pajak. Pajak penghasilan dikenakan
terhadap orang atau badan usaha yang memperoleh penghasilan di
Indonesia. Pajak Penghasilan Pasal 23 merupakan Pajak Penghasilan
yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari
modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang
telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21, yang dibayarkan atau
terutang oleh badan pemerintah atau subjek pajak dalam negeri,
penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap atau perwakilan
perusahaan luar negeri lainnya.

Tujuan Penelitian Penelitian ini adalah bertujuan ntuk mengevaluasi penerapan


Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 23 pada PT. Golden Mitra Inti
Perkasa, berdasarkan UU RI No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan dan Standar Akuntansi Keuangan.

Permasalahan didapati bahwa jumlah pembayaran PPh Pasal 23 untuk wilayah


kerja KPP Pratama manado dari tahun ke tahun makin menurun

Metodologi Penelitian Metode analisis yang digunakan dalam penelitian yaitu deskriptif
komparatif yaitu metode yang membandingkan keadaan suatu objek
penelitian dengan mengolah data-data yang sudah ada, kemudian
membandingkan hasil yang didapat dengan teori yang ada. Dalam
hal ini perhitungan PPh Pasal 23 atas data perusahaan yg diteliti
dengan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia Nomor
36 tahun 2008. Berikut tahapan teknis yang ditempuh penulis dalam
menganalisis data :

1. Mengumpulkan data transaksi-transaksi perusahaan yang


berhubungan dengan PPh Pasal 23.
2. Membuat perhitungan atas pemotongan pajak penghasilan
pasal 23 perusahaan sesuai dengan ketentuan perpajakan.
3. Melakukan perbandingan antara perhitungan PPh Pasal 23 atas
objek pajak dengan perhitungan PPh Pasal 23 yang sesuai
dengan peraturan Undang-Undang perpajakan yang berlaku.
4. Mencocokan penerapan PPh Pasal 23 perusahaan dengan SAK
dan UU No. 36 Tahun 2008. 5. Melakukan evaluasi dan
menarik suatu kesimpulan serta saran-saran bagi perusahaan.

Hasil Penelitian 1. Pajak Penghasilan PT. Golden Mitra Inti Perkasa PT. Golden
Mitra Inti Perkasa memiliki beberapa jenis transaksi yang
berhubungan dengan PPh pasal 23. Transaksi-transaksi itu
meliputi; penggunaan jasa ahli konsultan pajak untuk jasa
pengolahan pajak perusahaan dan penggunaan jasa servis AC
(air conditioner) untuk pemeliharaan atau perbaikan alat
pendingin ruangan yang digunakan di dalam lingkungan usaha
PT. Golden Mitra Inti Perkasa.
2. Perhitungan PPh Pasal 23
a. Jasa Konsultan Pajak Untuk proses perhitungan PPh pasal
23 khususnya pada jasa konsultan pajak, PT Golden Mitra
Inti Perkasa menyerahkan mandat kepada kantor
konsultan pajak dalam hal ini Kantor Konsultan Pajak
Vaudy Starworld untuk mengolah pajak perusahaan,
termasuk PPh pasal 23 jasa tenaga ahli. PPh pasal 23 atas
jasa tenaga ahli dipotong oleh perusahaan ketika mereka
membayar tenaga ahli tersebut. Pada tanggal 10 Januari
2012, PT. Golden Mitra Inti Perkasa menyerahkan uang
sebesar Rp. 660.000 (termasuk PPN 10%) kepada kantor
konsultan pajak Vaudy Starworld sebagai biaya jasa
tenaga ahli (pembayaran jasa konsultan dilakukan setiap
bulan sebelum tanggal 10 dengan jumlah yang sama)
Perbandingan Penerapan Standar Akuntansi Keuangan dengan
penerapan di PT. Golden Mitra Inti Perkasa
1. Pada perhitungan dan penjurnalan terhadap PPh pasal 23 atas
jasa konsultan pajak telah sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan yaitu pos-pos yang dihitung dan dijurnal jumlahnya
sudah benar.
2. Perhitungan PPh Pasal 23 atas Jasa Servis AC belum dilakukan
oleh perusahaan sehingga untuk penerapan Standar Akuntansi
Keuangan untuk jasa tersebut sudah benar.
Perbandingan Penerapan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan dengan penerapan di PT. Golden Mitra
Inti Perkasa
1. Perhitungan PPh Pasal 23 atas Jasa Konsultan Pajak telah
sesuai dengan Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan
dimana biaya jasa sebesar 2% dari Dasar Pengenaan Pajak
telah dipotong dan disetorkan ke kas Negara.
2. Perhitungan PPh Pasal 23 atas Jasa Servis AC belum
dilakukan oleh perusahaan. Hal ini tidak sesuai dengan
Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan dimana atas jasa
tersebut harus dipotong dan disetorkan ke kas Negara
sebesar 2% dari Dasar Pengenaan Pajak.
Kekurangan Dalam penelitian ini tidak menggunakan bahan bukti yang konkrit.
Dan penulis disini menghitung DPP, yang mana perlu peran
pemerintah untuk mengevaluasi serta mengedukasi masyarakat
bagaimana cara menghitung pajak itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai