Anda di halaman 1dari 21

Aplikasi Komputer Perpajakan I

Disusun oleh:
Marisa Oktavia
Nim:63200203
Kelas 63.4B.26
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugerahnya kami
dapat menyelesaikan makalah studi kasus perusahaan dagang ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah
ini membahas tentang bagaimana proses pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23. Semoga dengan adanya
makalah ini, penulis dapat membantu pembaca dalam pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 semoga dapat
berguna diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahawa masih banyak kekurangannya, oleh sebab itu
kami memohon kritik dan saran pembaca untuk membantu kemajuan kami di kemudian hari.

Jakarta, 31 januari 2023

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................................................................
BAB II TINJAUAN UMUM................................................................................................................................
2.1 Pajak Penghasilan Pasal 23............................................................................................................................
2.2 Subjek Pajak Penghasilan 23........................................................................................................................
2.3 Objek dan Tarif PPh Pasal 23........................................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................................................
3.1 Objek Penelitian.............................................................................................................................................
BAB IV KESIMPULAN......................................................................................................................................
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang berkembang, oleh karena itu dalam segala upayanya
pemerintah melakukan perkembangan dan juga pembangunan dalam segala sektor. Dalam proses
pembangunan tersebut pemerintah juga membutuhkan dana cukup besar. Dimana dana itu berasal dari
APBN dan APBD yang dimana sebagian besar itu diperoleh dari penerimaan pajak. Oleh karena itu,
pajak sangat berperan penting dalam proses pembangunan yang ada di negeri ini.

Pajak Penghasilan Pasal 23 atau PPh 23 merupakan pajak penghasilan yang dikenakan atas
penghasilan berupa bunga, royalti, sewa, jasa dan hadiah yang telah dipotong oleh pph 21. PPh 23 ini
terjadi karena adanya penghasilan yang terjadi karena adanya transaksi antara pihak yang memberikan
penghasilan dengan pihak yang menerima penghasilan. Pihak yang memberikan penghasilan akan
memotong dan melaporkan ke kantor pajak.

Tarif dari Pajak Penghasilan Pasal 23 itu sendiri ditentukan dari nilai Dasar Pengenaan Pajak
(DPP) atau jumlah bruto dari penghasilan. Terdapat dua jenis tarif yang dikenakan pada penghasilan
yaitu tarif sebesar 15% dan tarif sebesar 2%. Tarif tersebut ditentukan berdasarkan objek PPh Pasal 23.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, kami mengidentifikasikan masalah-masalah yang merupakan


dasar untuk pembahasan.

1. Apa yang dimaksud dari Pajak Penghasilan Pasal 23,siapa sajakah subjek PPh Pasal 23 dan
berapakah tarif pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 23 ?

2. Bagaimana cara melakukan proses pembuatan Pajak Penghasilan Pasal 23 hingga lapor pajak ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian dari Pajak Penghasilan Pasal 23, subjek dan juga tarif pengenaan
Pajak Penghasilan Pasal 23.

2. Untuk mengetahui proses pembuatan Pajak Penghasilan Pasal 23 hingga sampai pelaporan
pajak.
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Pajak Penghasilan Pasal 23

Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23) adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan atas
modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21. Pada
umumnya, PPh Pasal 23 berlaku saat terjadi transaksi yang dilakukan oleh pihak penerima uang
(penyedia atau pemberi jasa) dan yang membeli jasanya (memberikan uang).

Subjek pajak atas PPh Pasal 23 merupakan wajib pajak (WP) orang pribadi dalam negeri dan
BUT (Bentuk Usaha Tetap). Dimana untuk BUT yang dimaksud merupakan kategori bentuk usaha yang
digunakan oleh WP orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia. Atau WP orang pribadi
yang berada di Indonesia, tidak lebih dari 183 hari dengan jangka waktu 12 bulan. Serta badan yang
melakukan kegiatan usaha di Indonesia. Sementara itu, pihak pemotong PPh pasal 23 bisa merupakan
badan pemerintahan, subjek pajak dalam negeri, BUT, dan penyelenggara kegiatan. Serta perwakilan
usaha WP luar negeri dan orang pribadi yang telah ditunjuk oleh DJP.

Pihak pemberi penghasilan akan memotong penghasilan sesuai dengan tarif yang berlaku.
Kemudian, dari hasil pemotongan tersebut akan diterbitkan bukti potong yang akan diserahkan kepada
penjual atau pemberi jasa. Selanjutnya, pihak pemberi penghasilan akan melaporkan pemotongan
tersebut melalui Surat Pemberitahuan (SPT) setiap bulannya.

2.2 Subjek Pajak Penghasilan 23

Berikut ini adalah pihak-pihak yang dapat memotong PPh pasal 23 :

 Pemerintah

 Subjek pajak badan yang ada dalam negeri.

 Pengguna jasa atau penyelenggara kegiatan.

 Perwakilan dari perusahaan luar negeri.

 Wajib pajak orang pribadi dalam negeri tertentu yang ditunjuk oleh DJP.

 Bentuk Usaha Tetap (BUT).

Untuk pihak-pihak yang dapat dikenakan PPh Pasal 23 adalah :

 Wajib Pajak dalam negeri.


 Bentuk Usaha Tetap (BUT).

2.3 Objek dan Tarif PPh Pasal 23

Tarif PPh 23 dikenakan atas nilai Dasar Pengenaan Pajak (DPP) atau jumlah bruto dari
penghasilan. Ada dua jenis tarif yang dikenakan pada penghasilan yaitu 15% dan 2%, tergantung dari
objek PPh pasal 23 tersebut. Berikut ini adalah daftar tarif dan objek PPh Pasal 23 :

1. Tarif 15% dari jumlah bruto atas :

 Dividen, kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi dikenakan final, bunga dan royalti

 Hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh pasal 21

2. Tarif 2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain yang berkaitan dengan
penggunaan harta kecuali sewa tanah dan/atau bangunan.

3. Tarif 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi dan
jasa konsultan.

4. Tarif 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa lainnya adalah yang diuraikan dalam Peraturan
Menteri Keuangan No. 141/PMK.03/2015 dan efektif mulai berlaku pada tanggal 24
Agustus 2015.

5. Bagi Wajib Pajak yang tidak ber-NPWP akan dipotong 100% lebih tinggi dari tarif PPh
Pasal 23.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Objek Penelitian

Untuk objek penelitian bagaimana cara melakukan proses pembayaran PPh Pasal 23 kami
melakukan penelitian dengan PT. Mitra Inovasi Gemilang berikut ini :

E-SPT PPH
PASAL 23/26
I. Indentitas Wajib Pajak

Nama: : PT. Mitra Inovasi Gemilang


NPWP : 02.228.593.6.046.000
Alamat : Jl. Lodan Raya Kompleks Lodan No. 5 Kota
: Jakarta Utara
Kode Pos : 14430
No. Telp : 021-6925040
Email : @mingpromo.com
Pimpinan/Direktur : Riska
NPWP :

(Pendatangan dokumen perusahaan yang bertanggung jawab adalah Direktur)

Informasi Transaksi kegiatan selama bulan Maret 2020 adalah:

1. Tanggal 11 Januari 2019 Membayar sewa tampat untuk pemasangan iklan kepada PT. Salimas
Sejahtera, NPWP 02.369.358.3-541.000 untuk satu bulan sewa Rp.168.000.000.

2. Tanggal 18 Januari 2019 Membayar sewa tampat untuk pemasangan iklan kepada PT. Jaya
Adhi Sejahtera, NPWP 02.983.267.2-043.000 untuk satu bulan sewa Rp.1.410.000.000

3. Tanggal 16 Januari 2019 Membayar sewa tampat untuk pemasangan iklan kepada PT. Abadi
Selaras Indonesia, NPWP 03.052.269.2-048.000 untuk satu bulan sewa Rp. 19.183.500.

4. Tanggal 18 Januari 2019 Membayar jasa kebersihan kepada PT. Perkasa Internusa Mandiri,
NPWP 01.886.881.0-411.000 untuk satu bulan Rp. 525.000

5. Tanggal 25 Januari 2019 Membayar sewa tampat untuk pemasangan iklan kepada PT.
Dwidasaeka Jaya Abadi, NPWP 31.772.343.5-044.000 untuk satu bulan sewa Rp. 1.090.909

6. Tanggal 15 Februari 2019 Membayar jasa kebersihan dan cleaning service kepada PT. Graha
Karya Inti, NPWP 66.940.122.6-026.000 untuk satu bulan sewa Rp.2.376.000.

Berikut ini adalah langkah-langkah awal dalam proses penginputan PPh 23.
A. Cara mengisi profil Wajib Pajak.

1. Klik connect to database, lalu pilih database yang ingin kita buat lalu klik OK.

2. Masukan NPWP wajib pajak.


3. Isi profil wajib pajak lalu simpan.

5. Lalu Logi user : administrator, lalu masukan password : 123


B. Cara Menginput Transaksi

1. Buat SPT lalu klik menu program, lalu klik buat SPT baru dan klik buat.

2. Klik menu SPT PPH kemudian klik bukti potong PPh 23 dan lengkapi sesuai transaksi yang terjadi di
perusahaan di masa tersebut, lengkapi dan klik simpan, jika lawan transaksi tidak mempunyai NPWP
(ketik 000000000000000 di npwpnya)
2. Masukan nomor NPWP wajib pajak yang akan dipoton, jika data nya belum ada maka akan melakukan
peenginputan baru seperti berikut.

3. Lalu isi jenis penghasilan dan juga isi nominal yang akan dipotong.
4. Klik daftar bukti potong PPh23/26 untuk mengetahui bukti potong yang sudah kita buat.

C. Input SSP (NTPN)


1. Buka menu SPT PPh kemudian klik daftar surat setoran pajak (SSP)
2. Lengkapi dan input semua NTPN nya klik baru dan simpan jika sudah dilengkapi
3. Jika semua sudah di input lalu klik tutup

D. Surat Pemberitahuan (SPT)

1. Buka SPT PPH kemudian klik Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPH 23 dan Atau PPh 26
2. Lengkapi tanggal SPT (15 Februari 2019) dan simpan.
E. Lapor SPT

1. Klik SPT PPh kemudian Lapor Data SPT ke KPP

2. Buat file CSV, lengkapi dan simpan dilokasi file yang diinginkan dan file tersebut dilaporkan ke KPP
2. Lalu piih tahun dan masa pajak yang ingin dilaporkan.

3. Lalu pilih data SPT dan pili lokasi file ingin menyimpanya lalu create.
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Jadi Pajak Penghsilan 23 terjadi karena adanya penghasilan yang terjadi karena adanya transaksi
antara pihak yang memberikan penghasilan dengan pihak yang menerima penghasilan. Pihak yang
memberikan penghasilan akan memotong dan melaporkan ke kantor pajak. Pihak yang dalam posisi
memberi itu, selanjutnya akan memotong dan melaporkan PPh pasal 23 tersebut kepada negara. Wajib
Pajak (WP) yang akan melakukan pembayaran PPh 23 bisa menyetorkannya melalui Bank Persepsi
(ATM, teller bank, dan lainnya) yang telah disetujui oleh Kementerian Keuangan RI. Jatuh tempo
pembayaran pajak jenis ini adalah tanggal 10, sebulan setelah bulan terutang pajak penghasilan 23.
DAFTAR PUSTAKA

https://ebupotlearning.com/pph-pasal-23/

https://pajak.go.id/id/pemotongan-pajak-penghasilan-pasal-23

https://www.online-pajak.com/tentang-bukti-potong/pph-pajak-penghasilan-pasal-23

https://ayopajak.com/pph-23-jasa/

Anda mungkin juga menyukai