Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada
syafaat-Nya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB 1....................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................2
BAB 2....................................................................................................................4
PEMBAHASAN....................................................................................................4
2.1 Pengertian PPh Pasal 23..........................................................................4
2.2 Pemotong PPh Pasal 23 dan Saat Pemotongan PPh Pasal 23.................4
2.3 Wajib Pajak yang dipotong PPh Pasal 23...............................................4
2.4 Objek Pemotongan PPh Pasal 23............................................................5
2.5 Pengecualian dari pemotongan PPh Pasal 23.........................................7
2.6 Tarif PPh Pasal 23...................................................................................9
2.7 Saat Terutang, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 23.........................9
2.8 Cara menghitung PPh Pasal 23.............................................................10
BAB 3..................................................................................................................16
PENUTUP...........................................................................................................16
3.1 Kesimpulan...........................................................................................16
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Adapun pemotongan Pajak Penghasilan pasal 23 ini menggunakan
sistem withholding tax, artinya pihak ketiga diberikan kepercayaaan untuk
melaksanakan kewajiban memotong atau memungut pajak atas penghasilan
yang dibayarkan kepada penerima penghasilan sekaligus menyetorkannya
ke kas negara. Dalam hal ini pemotongan PPh Pasal 23 dilakukan oleh
pihak pemberi penghasilan sehubungan dengan pembayaran berupa
deviden, bunga, royalty, sewa, dan jasa kepada WP badan dalam negeri
dan BUT. Kepatuhan pemotong PPh Pasal 23 ini baru akan dipotong,
disetor dan dan dilaporkan apabila terdapat objek PPh Pasal 23 yang
terutang. Maka tidak setiap bulan Wajib Pajak melaporkan SPT Masa PPh
Pasal 23. maka yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu mengenai
pengertian PPh pasal 23, pemotong dan saat pemotongan PPh Pasal 23,
wajib pajak yang dipotong PPh Pasal 23, Objek Pemotongan PPh Pasal 23,
Pengecualian Objek Pemotongan PPh Pasal 23, Tarif Pemotongan dan Cara
menghitung PPh Pasal 23.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
5. Untuk mengetahui Apa saja yang dikecualikan Objek Pemotongan PPh
Pasal 23
6. Untuk mengetahui Tarif Pemotongan PPh Pasal 23
7. Untuk mengetahui Kapan Saat Terutang, Penyetoran dan Pelaporan PPh
Pasal 23
8. Untuk mengetahui Cara menghitung PPh Pasal 23
3
BAB 2
PEMBAHASAN
4
1. Wajib Pajak dalam Negeri yang terdiri dari :
a. Wajib Pajak Orang Pribadi
b. Wajib Pajak Badan
2. Bentuk Usaha Tetap
5
4. Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong
pajak penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat 1.
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta,
kecuali Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta yang telah dikenai Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 21 ayat 1
6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
kontruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong
Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.
Jenis jasa lain yang merupakan Objek Pemotongan PPh Pasal 23 :
jasa penilai (appraisal)
jasa aktuaris
jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan
jasa perancang
jasa pengeboran dibidang penambangan minyak dan migas, kecuali
yang dilakukan oleh BUT
jasa penunjang dibidang pembangunan migas dan panas bumi
jasa penambangan dan jasa penunjang dibidang penambangan selain
migas
jasa penunjang dibidang penerbangan dan Bandar udara
jasa penebangan hutan
jasa ppengolaan limbah
jasa penyedia tenaga kerja
jasa perantara dan keagenan
jasa dibidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang
dilakukan oleh bursa efek, KSEI dan KPEI
jasa custodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh
KSEI
jasa pengisian suara/ sulih suara
jasa mixing film
6
jasa sehubungan dengan software computer, termasuk perawatan,
pemelihraan dan perbaikan
jasa instalasi/pemasangan mesin, pealatan, listrik, telepon, air, gas,
AC atau televisi kabel, selain yang dilakukan oleh wajib pajak yang
ruang lingkupnya dibidang konstruksi dan mempunyai izin atau
sertifikat sebagai pengusaha kontribusi
jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik,
telepon, air, gas, AC atau televisi kabel, alat transportasi/kendaraan
atau bangunan, selain yang dilakukan oleh wajib pajak yang ruang
lingkupnya dibidang konstruksi dan mempunyai izin atau sertifikat
sebagai pengusaha kontribusi
jasa maklon
jasa penyelidikan dan keamanan
jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer
jasa pengepakan
jasa penyelidikan tempat dan waktu dalam media masa, media luar
ruang atau media lain untuk pem]nyimpanan informasi
jasa pembasmian hama
jasa kebersihan atau cleaning service
jasa catering atau tata boga
Ada beberapa penghasilan yang tidak termasuk objek pajak yang dipotong
PPh Pasal 23. Penghasilan tersebut adalah : (Pasal 23 ayat 4 UU No. 36
Tahun 2008)
1. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank
2. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna
usaha dengan hak opsi
3. Dividen sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 3 huruf f dan dividen
yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam pasal 17
ayat 2c
7
4. Bagian laba yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura
yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di indonesia dengan
syarat badan pasangan usaha tersebut :
Merupakan usaha kecil, menengah atau yang menjalankan
kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan
Sahamnya tidak diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
8
didirikan untuk memberikan saran pembiayaan bagi usaha
mikro, kecil, menengah, dan koperasi, termasuk PT Persero.
1. PPh Pasal 23 terutang pasa akhir bulan dilakukan pembayaran atau pada
akhir bulan terutangnya pengasilan yang bersangkutan.
2. PPh Pasal 23 harus disetorkan oleh pemotong pajak selambat-
lambatnya tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah bulan saar
terutangnya pajak ke bank presepsi atau kantor pos Indonesia
9
3. Pemotong PPh Pasal 23 diwajibkan menyampaikan SPT Masa
selambat-lambatnya 20 hari setelah masa pajak berakhir
4. Pemotong PPh Pasal 23 harus memberikan tanda bukti pemotongan
kepada orang pribadi atau badan yang dibebani PPh yang dipotong
5. Pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 23
dilakukan secara desentralisasi artinya dilakukan di tempat terjadinya
pembayaran atau terutangnya penghasilan yang merupakan Objek PPh
Pasal 23, hal ini dimaksutkan untuk mempermudah pengawasan
terhadap pelaksanaan pemotongan PPh PAsal 23 tersebut. Transaksi-
transaksi yang merupakan objek pemotongan PPh pasal 23 yang
pembayarannya dilakukan oleh kantor pusat, PPh Pasal 23 dipotong,
disetor dan dilaporkan oleh kantor pusat, sedangkan objek PPh Pasal 23
yang pembayarannya dilakukan oleh kantor cabang misalnya sewa
kantor cabang, PPh Pasal 23 dipotong, disetor dan dilaporkan oleh
kantor cabang yang bersangkutan.
10
6. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
kecuali sewa yang telah dikenai pajak penghasilan dalam pasal 4 ayat
2
Contoh Soal
1. Perhitungan PPh Pasal 23 atas Dividen
PT ABCD, merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
industri sepatu dan beralamat di Jl. Terusan No.11, Jakarta Selatan.
PT ABCD telah memiliki NPWP 01.111.444.8-061.000. Pada
tanggal 10 Juli 2013, perusahaan membayar dividen tunai kepada
pemegang saham yang sebelumnya telah diumumkan melalui RUPS.
Berikut data yang diperlukan dalam pembayaran dividen tunai.
11
PT 01.754.125.8- 18% Rp90.000.000
Angkasa 039.000
Jawab:
Dari data tabel di atas, berikut perhitungan PPh Pasal 23 yang harus
dipotong PT ABCD.
12
CV Karya 11% Rp55.000.000 15% x Rp55.000.000 =
Raya Rp8.250.000
Jawab:
Jawab:
13
PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Sejahtera adalah: 15% x
Rp75.000.000 = Rp11.250.000
Jawab:
Jawab:
14
PT Karya Makmur membayar sewa kendaraaan bus pariwisata
dengan nilai sewa sebesar Rp35.000.000 kepada Sugianto Haris.
Jawab:
Jawab:
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah pemotongan pajak atas penghasilan
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk
Usaha Tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau
penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan
21. Dalam melakukan pemotongan PPh Pasal 23 terdapat pemotong
pajak yang telah ditentukan oleh Peraturan UU PPh Pasal 23 begitu pula
dengan tarif dan penghasilan apa saja yang tergolong dapat dipotong PPh
Pasal 23 ataupun yang Dikecualikan. Makalh in juga menunjukkan kapan
saat terutang, pelaporan dan penyetoran PPh Pasal 23 yang telah
ditentukan oleh UU.
16