Anda di halaman 1dari 16

Febriyanti Nur Isnaeni

( 215221008 )
Umi Rosidah
( 215221021 )
Apri Elisa Putri
( 215221033 )
01
Definisi Pph Pasal 23 Menghitung PPh pasal 23

Pemotong Pph Pasal 23 Pph Atas Dividen, Bunga,

Penerima Penghasilan yang Sewa, dan Hadiah

dikenai Pajak Saat Terutang, Penyetoran,

Pengahasilan yang di kenakan Dan Pelaporan Pph Pasal 23

( objek) pph pasal 23 Surat Pemberitahuan Masa

Penghasilan yang dikecualikan dan Bukti Pemotongan

dari pemotongan pph pasal 23


02
Definisi Pph Pasal 23

Pajak penghasilan pasal 23 yang di singkat PPh


pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib
pajak dalam negeri ( orang pribadi atau badan) dan
bentuk usaha tetap yang berasal dari modal ,
penyerahan jasa atau penyelenggaraan kegiatan
selain yang dipotong Pph pasal 21.

03
Pemotong Pph Pasal 23
Pihak yang memotong Pph pasal 23 adalah :
1. Badan pemerintah
2. Subjek pajak dalam negeri
3. Penyelenggara kegiatan
4. Bentuk usaha tetap
5. Perwakilan perusahaan di luar negeri
6. Orang pribadi sebagai Wajib pajak dalam negeri
tertentu yang ditunjuk oleh Kepala kantor pelayanan
pajak sebagai pemotongan pajak pph 23

04
Penerima Penghasilan yang
dikenai Pajak

Berikut adalah yang termasuk dalam penerima


pengahasilan yang dipotong pph pasal 23 yang
selanjutnya disebut dengan wajib pajak pph pasal
23
1. Wajib pajak dalm negeri ( orang pribadi / badan)
2. Bentuk usaha tetap ( BUT)

05
Pengahasilan yang di kenakan (
objek) pph pasal 23
Sesuai dengan pasal 23 UU No 36 Jenis-jenis yang dikenakan PPh pasal 23 (
tahun 2008 yaitu : sesuai dengan Peraturan menteri
1. Dividen keuangan nomor 141/PMK.03/2015)
2. Bunga termasuk diskonto, imbalan meliputi
sehubungan dengan jaminan 1. Jasa Penilai (appraisal)
pengambilan utang 2. Jasa Aktuaris
3. Royalti 3. Jasa Akuntansi, pembukuan, dan
4. Hadiah, penghargaan, bonus dan atestasi laporan keuangan
sejenisnya yang sudah dipotong 4. Jasa Hukum
Pajak Penghasilan
5. Sewa dan pengahasilan lain
6. Imbalan sehubungan dengan jasa
teknik, jasa menejemen, jasa 06
konstruksi, jasa konsultan
Penghasilan yang dikecualikan
dari pemotongan pph pasal 23
1. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank
2. Sewa yang dibayar kan atau terutang sehubung sewa guna usaha
dengan hak opsi
3. Deviden atau bagian laba yang diterima perseroan terbatas
sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik
negara,
4. Bagian laba yang diterima anggota dari perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi atas saham, persekutuan,
perkumpulan, firma dan kongsi
5. Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggota nya
6. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha
atau jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur
07 pinjaman/pembiayaan.
Menghitung PPh pasal 23
1. PPh pasal 23 dihitung dengan mengalika tarif dan jumlah bruto
pengahasilan, yang di rumuskan sebagai berikut
PPh pasal 23 = tarif x dasar pengenaaan pajak
Dasar pengenaan pajak = pajak penghasilan
2. Tarif pph pasal 23 adalah
Tarif 15% dikenakan atas pengahasilan berupa deviden, royaliti,
bunga,hadiyah
Tarif 2% dikenakan atas pengahasilan berupa: Sewa, Imbalan yang tidak
di potong pph pasal 23, Jasa lain yang tercantum pada PMK no
141/PMK.03/2015
3. Dasar pengenaan pajak
Dasar pengenaan pajak dalam PPh pasal 23adalah jumlah bruto
penghasilan, jumlah bruto pengahasilan adalah jumlah dividen, royalti,
hadiah penghargaan, bonus, sewa, dan imbalan jasa lain.
08
1. CV Andi merupakan salah satu pemegang saham PT Angkasa.

Pada bulan Maret 2019 PT Angkasa membagi dividen tunai Rp1.000

per lembar. CV Andi memiliki saham pada PT Angkasa sebanyak

5.000 lembar.

PPh Pasal 23 dihitung sebagai berikut :

Dasar pengenaan pajak = jumlah bruto dividen = Rp 1.000 x 5.000

= Rp5.000.000

PPh Pasal 23 =15% x Rp5.000.000 = Rp750.000

09
PPH Atas Dividen, Bunga,
Sewa, dan Hadiah

10
Saat Terutang, Penyetoran, Dan
Pelaporan Pph Pasal 23
1. Pajak Penghasilan Pasal 23 terutang pada akhir bulan dilakukannya
pembayaran atau pada akhir bulan terutangnya penghasilan yang
bersangkutan.
2. Pajak Penghasilan Pasal 23 harus disetorkan oleh Pemotong Pajak
selambat-lambatnya tanggal 10 (sepuluh) bulan takwim berikutnya setelah
bulan saat terutangnya pajak ke bank persepsi atau Kantor Pos Indonesia.
3. Pemotong PPh Pasal 23 diwajibkan menyampaikan Surat Pemberitahuan
Masa selambat-lambatnya 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir.
4. Pemotong PPh Pasal 23 harus memberikan tanda bukti pemotongan
kepada orang pribadi atau badan yang dibebani Pajak Penghasilan yang
dipotong
5. Pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 23
dilakukan secara desentralisasi, artinya dilakukan di tempat terjadinya
pembayaran atau terutangnya penghasilan yang merupakan Objek PPh
Pasal 23.
11
Surat Pemberitahuan Masa dan
Bukti Pemotongan
PT Perdana didirikan pada tahun 2000 dan beralamat di Jl. Tentara Pelajar No. 7. Yoga
NPWP PT Perdana, yaitu 01.555.444.1.541.000. Pembayaran honorarium dan imbalan
PT Perdana sehubungan dengan PPh Pasal 23 selama bulan Oktober 2016 sebagai
berikut :

Diminta:
·Hitunglah PPh Pasal 23 yang dipotong PT
Perdana.
·Buatkan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23
untuk setiap Wajib Pajak
·Setorkan PPh Pasal 23 yang telah dipotong
·Buatkan SPT Masa PPh Pasal 23 Oktober
2016 untuk PT Perdana.

11

12
12

Terima Kasih

13

Anda mungkin juga menyukai