Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

PSAK 72 : PENDAPATAN KONTRAK DARI PELANGGAN

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan

Kelompok 5

1. Rizka Ayu Anggraeni (2211070088)


2. Vineke Ardita (2211070090)
3. Febryan Mega Dwiningrum (2211070092)

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE) PERBANAS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
JAKARTA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah yang berjudul “PSAK 72 : PENDAPATAN KONTRAK DARI PELANGGAN”
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Kami berharap semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat dengan
menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca. Tujuan penulisan ini adalah
untuk melengkapi tugas mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini kedepannya.

Jakarta, 4 Januari 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3

2.1. Definisi Pendapatan.....................................................................................................3

2.2. Pengakuan Pendapatan................................................................................................4

2.3. Pengukuran Pendapatan...............................................................................................8

BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................10

3.1 Tujuan ED PSAK 72................................................................................................10

3.2 Ruang Lingkup ED PSAK 72..................................................................................10

3.3 Latar Belakang Terbitnya ED PSAK 72..................................................................11

3.4 Perbandingan Akuntansi PSAK 23 Revisi 2010 dengan ED PSAK 72...................11

3.5 Penerapan Akuntansi terkait Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan pada PSAK 72
terkait Ilustrasi Kontrak dengan Pelanggan.............................................................11

3.6 Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Menurut ED PSAK 72..............15

3.7 Pengaplikasian dan Perbandingan Laporan Keuangan pada PT Telkom Indonesia


Menurut PSAK 23 dan PSAK 72..............................................................................20

3.8 Dampak Penerapan PSAK 72...................................................................................27

3.9 Perspektif Teori Akuntansi mengenai terbitnya PSAK 72........................................27

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................33
iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) telah merilis tiga


Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) baru, hal ini dilakukan sebagai
bagian dari usaha otoritas untuk mengadopsi sistem dari International Financial
Reporting Standards (IFRS) yang dikeluarkan oleh otoritas akuntan internasional,
International Accounting Standard Board (IASB).
Salah satu standar yang dirilis oleh DSAK tersebut adalah PSAK 72
tentang Pengakuan Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan yang merupakan
adopsi IFRS 15 yang telah berlaku di Eropa sejak Januari 2018. IFRS 15 :
“Revenue from Contracts with Customers” merupakan hasil dari kerja sama antara
IASB dan FASB dalam membuat standar baru yang mengatur mengenai
pendapatan. IFRS 15 menyediakan model akuntansi tunggal dan komprehensif
untuk pengakuan pendapatan dalam rangka menciptakan konsistensi pada prinsip
pengakuan pendapatan. Hal tersebut menyebabkan pengakuan pendapatan
menjadi lebih rumit karena standar dibuat untuk memenuhi kebutuhan semua
industri.
PSAK 72 telah disahkan oleh IAI pada tanggal 26 Juli 2017 dan akan
mulai berlaku efektif pada 1 Januari 2020. PSAK 72 merupakan PSAK sapu jagat
karena mengganti banyak standar sebelumnya. Beberapa standar yang dicabut
dengan terbitnya PSAK 72 adalah PSAK 34 tentang Kontrak Konstruksi, PSAK
32 tentang Pendapatan, ISAK 10 tentang Program Loyalitas Pelanggan, ISAK 21
tentang Perjanjian Konstruksi Real Estate dan ISAK 27 tentang Pengalihan Aset
dari Pelanggan.

Meskipun demikian, belum terdapat versi cetak untuk PSAK 72 namun


hanya berbentuk Exposure Draft (ED). Terdapat perbedaan pada beberapa
ketentuan yang diatur dalam PSAK 23 dengan PSAK 72 atau dalam makalah ini
adalah ED PSAK 72. Perbedaan utama antara PSAK 23 dengan ED PSAK 72
terletak pada prinsip pengakuan pendapatan. ED PSAK 72 mensyaratkan
perusahaan untuk melakukan analisis terhadap transaksi sebelum menentukan
pengakuan pendapatan. Esensinya, PSAK 72 mengubah cara pengakuan
pendapatan kontrak yang tadinya rigid (rule based) menjadi berbasis prinsip
(principle based).
iv
Berdasarkan standar baru ini, pengakuan pendapatan bisa dilakukan secara
bertahap sepanjang umur kontrak (over the time) atau pada titik tertentu (at a point of
time). Namun, pengakuan pendapatan bertahap tidak bisa diterapkan kepada sembarang
kontrak. Ada syarat-syarat terkait konsumsi manfaat oleh pelanggan, peningkatan nilai
aset di sisi pelanggan, serta kesepakatan tahap pembayaran kontrak. Jika suatu kontrak
tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, pendapatan kontrak itu baru bisa diakui saat
terjadi penyerahan aset (at a point of time).
Di Indonesia, DSAK membolehkan emiten yang ingin lebih dulu
menerapkannya. Penerapan dini PSAK 72 dimungkinkan untuk dilakukan oleh
perusahaan dengan persiapan yang cukup untuk memenuhi tuntutan pengungkapan.
Salah satu perusahaan yang telah diwajibkan untuk menerapkan IFRS 15 adalah PT
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Pasalnya, emiten bersandi saham TLKM ini
listing di dua bursa efek (dual listing), yakni Bursa Efek Indonesia dan New York Stock
Exchange (NYSE)
Sebagai emiten yang terdaftar di NYSE, Telkom terikat dengan regulasi United
States Securities and Exchange Commission yang telah menerapkan IFRS 15 sejak 1
Januari 2018. Dengan demikian, makalah ini akan menganalis mengenai penerapan
PSAK 72 serta dampaknya pada akun pendapatan dan laporan keuangan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian, pengakuan, serta pengukuran pendapatan menurut ED


PSAK 72?
2. Bagaimana tujuan dan ruang lingkup ED PSAK 72?
3. Bagaimana latar belakang terbitnya ED PSAK 72?
4. Bagaimana perbandingan akuntansi pendapatan antara PSAK 23 revisi 2010
dengan ED PSAK 72?
5. Bagaimana penerapan akuntansi mengenai pengakuan dan pengukuran
pendapatan pada ED PSAK 72 terkait ilustrasi kontrak dengan pelanggan?
6. Bagaimana penyajian dan pengungkapan laporan keuangan menurut ED
PSAK 72?
7. Bagaimana pengaplikasian dan perbandingan laporan keuangan pada PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk menurut PSAK 23 dan ED PSAK 72?
8. Bagaimana dampak penerapan PSAK 72?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian, pengakuan, serta pengukuran pendapatan


menurut ED PSAK 72

2. Untuk mengetahui tujuan dan ruang lingkup ED PSAK 72

3. Untuk mengetahui latar belakang terbitnya ED PSAK 72;

4. Untuk mengetahui perbandingan akuntansi pendapatan antara PSAK 23 revisi


2010 dengan ED PSAK 72;

5. Untuk mengetahui penerapan akuntansi mengenai pengakuan dan pengukuran


pendapatan pada ED PSAK 72 terkait ilustrasi kontrak dengan pelanggan;

6. Untuk mengetahui penyajian dan pengungkapan laporan keuangan menurut


ED PSAK 72;

7. Untuk mengetahui pengaplikasian dan perbandingan laporan keuangan pada


PT Telekomunikasi Indonesia Tbk menurut PSAK 23 dan ED PSAK 72.

8. Untuk mengetahui dampak penerapan PSAK 72.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pendapatan

Pendapatan (revenue) dalam ED PSAK 72 diterjemahkan sebagai


penghasilan yang timbul selama proses aktivitas normal entitas.
Berdasarkan pengertian di atas pendapatan dapat digambarkan sebagai
suatu kondisi di mana perusahaan memperoleh pertambahan aset yang biasanya
berupa kas atau piutang atau pengurangan liabilitas perusahaan (unearned
revenue) atas penyelesaian kewajiban dari aktivitas normal perusahaan terhadap
konsumen sehingga akan meningkatkan ekuitas perusahaan.
Pendapatan bersumber dari kegiatan normal perusahaan yang
berkelanjutan dan membentuk dua aliran berikut agar dapat menghasilkan
pendapatan :
1. Aliran fisik : merupakan kegiatan memproduksi dan menjual produk
perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan karena adanya
penjualan kepada pelanggan.
2. Aliran moneter : merupakan kondisi penambahan aset karena perusahaan
telah menyelesaikan kewajiban atau berhasil melakukan penjualan kepada
pelanggan.

Konsep Pendapatan
1. Proses Pembentukan Pendapatan (Earnings Process)
Merupakan suatu konsep yang berdasarkan pada asumsi bahwa seluruh
kegiatan operasional yang diperlukan oleh perusahaan yang meliputi
produksi, pemasaran, penagihan, dan lain-lain dalam rangka mencapai tujuan,
akan berkontribusi terhadap hasil akhir pendapatan .
2. Proses Realisasi Pendapatan (Realization Process)
Merupakan proses pendapatan yang terjadi setelah perusahaan
menyelesaikan produksi dan berhasil melakukan penjualan atas produk yang
dihasilkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan dimulai dari tahap di
mana produksi selesai dikerjakan dan produk yang dihasilkan siap

3
didistribusikan kepada konsumen. Jika kontrak penjualan mendahului
produksi barang atau jasa maka pendapatan dinyatakan belum terjadi karena
perusahaan masih memiliki kewajiban.
2.2 Pengakuan Pendapatan
1. Identifikasi Kontrak
Kontrak dengan pelanggan adalah persetujuan diantara dua atau lebih
pihak baik secara tertulis, lisan atau sesuai dengan praktik bisnis pada
umumnya
Pelanggan yang dimaksud adalah “pihak yang memiliki kontrak dengan
entitas untuk memperoleh barang atau jasa yang merupakan output dari
aktivitas normal entitas untuk dipertukarkan dengan imbalan” (ED PSAK 72:
06). Apabila kontrak dilakukan dengan pihak yang ikut berbagi risiko dan
berpartisipasi dalam aktivitas entitas, bukan untuk memperoleh output, maka
pihak tersebut tidak dapat dikatakan sebagai pelanggan.
“Entitas mencatat kontrak dengan pelanggan hanya jika seluruh kriteria
berikut terpenuhi:
a) para pihak dalam kontrak telah menyetujui kontrak (secara tertulis, lisan
atau sesuai dengan praktik bisnis pada umumnya) dan berkomitmen
untuk melaksanakan kewajiban mereka masing-masing;
b) entitas dapat mengidentifikasi hak setiap pihak mengenai barang atau
jasa yang akan dialihkan;
c) entitas dapat mengidentifikasi jangka waktu pembayaran barang atau jasa
yang akan dialihkan;
d) kontrak memiliki substansi komersial (yaitu risiko, waktu, atau jumlah
arus kas masa depan entitas diperkirakan berubah sebagai akibat dari
kontrak); dan
e) kemungkinan besar entitas akan menagih imbalan yang akan menjadi
haknya dalam pertukaran barang atau jasa yang akan dialihkan ke
pelanggan.” (ED PSAK 72 Paragraf 09 – 16 )

4
2. Kombinasi Kontrak
Entitas mengombinasikan dua atau lebih kontrak yang disepakati dan
mencatat kontrak tersebut sebagai kontrak tunggal jika satu atau lebih kriteria
berikut terpenuhi:
a) kontrak dinegosiasikan sebagai satu paket dengan tujuan komersial
tunggal;

b) jumlah imbalan yang dibayarkan dalam satu kontrak bergantung pada


harga atau pelaksanaan dari kontrak lain; atau

c) barang atau jasa yang dijanjikan dalam kontrak (atau beberapa barang
atau jasa yang dijanjikan dalam setiap kontrak) merupakan kewajiban
pelaksanaan tunggal sesuai dengan paragraf 22-30.

3. Modifikasi Kontrak
Modifikasi kontrak adalah perubahan dalam ruang lingkup atau harga
kontrak (atau keduanya) yang disetujui oleh para pihak dalam kontrak. Entitas
mencatat sebagai kontrak terpisah jika kondisi berikut terpenuhi:
a) ruang lingkup kontrak meningkat karena penambahan barang atau jasa
yang dijanjikan bersifat dapat dibedakan (distinct) (sesuai dengan
paragraf 26-30); dan

b) harga kontrak meningkat oleh sejumlah imbalan yang mencerminkan


harga jual berdiri sendiri (stand-alone selling prices) entitas atas
penambahan barang atau jasa yang dijanjikan dan penyesuaian yang tepat
terhadap harga yang mencerminkan keadaan kontrak tertentu.

5
4. Identifikasi Kewajiban Pelaksanaan
Pada awal kontrak, entitas menilai barang atau jasa yang dijanjikan dalam
kontrak dengan pelanggan dan mengidentifikasi sebagai kewajiban
pelaksanaan setiap janji untuk mengalihkan kepada pelanggan baik:
a) suatu barang atau jasa (atau sepaket barang atau jasa) yang bersifat dapat
dibedakan; atau

b) serangkaian barang atau jasa yang bersifat dapat dibedakan yang secara
substansial sama dan memiliki pola pengalihan yang sama kepada
pelanggan (lihat paragraf 23).

Janji kontrak dengan pelanggan

a) Kontrak umumnya secara eksplisit menyatakan barang atau jasa yang


dijanjikan untuk dialihkan kepada pelanggan.

b) Akan tetapi, kewajiban pelaksanaan tidak terbatas pada barang atau jasa
yang secara eksplisit dinyatakan dalam kontrak.

Barang atau jasa Bersifat dapat Dibedakan

a) Penjualan barang yang diproduksi; yang dibeli

b) Pelaksanaan tugas

c) Penyediaan jasa; jasa pengaturan

d) Pemberian hak kepada barang dan jasa

5. Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan


1. Kewajiban Pelaksanaan yang Diselesaikan Sepanjang Waktu
Tertentu (Performance Obligation Over Time)
Entitas mengalihkan pengendalian barang atau jasa
sepanjang waktu dan, oleh karena itu, menyelesaikan kewajiban
pelaksanaan dan mengakui pendapatan sepanjang waktu, jika satu dari
kriteria berikut terpenuhi:

6
a. pelanggan secara simultan menerima dan mengonsumsi manfaat yang
disediakan oleh kinerja entitas saat entitas melaksanakan kewajiban
pelaksanaannya tersebut (lihat paragraf 03-04);

b. kinerja entitas menciptakan atau meningkatkan aset (sebagai contoh,


pekerjaan dalam proses) yang dikendalikan pelanggan sebagai aset yang
diciptakan atau ditingkatkan (lihat paragraph 05); atau

c. kinerja entitas tidak menciptakan suatu aset dengan penggunaan alternatif


terhadap entitas (lihat paragraf 36) dan entitas memiliki hak yang dapat
dipaksakan untuk pembayaran kinerja yang telah diselesaikan sampai
saat ini.

2. Kewajiban Pelaksanaan yang Diselesaikan pada Waktu Tertentu


(Performance Obligation At a Point In Time)
Jika kewajiban pelaksanaan tidak diselesaikan sepanjang waktu
sesuai dengan paragraf 35-37, maka entitas menyelesaikan kewajiban
pelaksanaan pada waktu tertentu.
Untuk menentukan waktu tertentu dimana pelanggan memperoleh
pengendalian atas aset yang dijanjikan dan entitas menyelesaikan
kewajiban pelaksanaan, entitas mempertimbangkan persyaratan
pengendalian dalam paragraf 31-34.
Sebagai tambahan, entitas mempertimbangkan indikator
pengalihan pengendalian, yang mencakup, tetapi tidak terbatas pada, hal
berikut:
a) Entitas memiliki hak kini atas pembayaran aset

b) Pelanggan memiliki hak kepemilikan legal atas aset

c) Entitas telah mengalihkan kepemilikan fisik atas aset

d) Pelanggan memiliki risiko dan manfaat signifikan atas kepemilikan


aset

e) Pelanggan telah menerima aset

7
2.3 Pengukuran Pendapatan
1. Menentukan Harga Transaksi
“Entitas mempertimbangkan syarat kontrak dan praktik bisnis umum
entitas untuk menentukan harga transaksi. Sifat, waktu, dan jumlah imbalan
yang dijanjikan oleh pelanggan mempengaruhi estimasi harga transaksi.
Ketika menentukan harga transaksi, entitas mempertimbangkan dampak dari
seluruh hal berikut:
(a) Imbalan variabel (paragraf 50-55 dan 59)
(b) Estimasi pembatas imbalan variabel (paragraf 56-58);
(c) Keberadaan komponen pendanaan signifikan dalam kontrak (paragraf 60-
65);
(d) Imbalan non kas (paragraf 66-69); dan
(e) Utang imbalan kepada pelanggan (paragraf 70-72)
Entitas mengakui liabilitas pengembalian (refund liability) jika entitas
menerima imbalan dari pelanggan dan memperkirakan untuk mengembalikan
beberapa atau seluruh imbalan kepada pelanggan (ED PSAK 72 Paragraf 55)

2. Mengalokasikan Harga Transaksi Terhadap Kewajiban


Pelaksanaan
Tujuan ketika mengalokasikan harga transaksi adalah entitas
mengalokasikan harga transaksi terhadap setiap kewajiban pelaksanaan (atau
barang atau jasa bersifat dapat dibedakan) dalam jumlah yang
menggambarkan jumlah imbalan yang diharapkan menjadi hak entitas dalam
pertukaran untuk mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan kepada
pelanggan.
Entitas mengalokasikan harga transaksi terhadap setiap kewajiban
pelaksanaan yang diidentifikasi dalam kontrak dengan:
• dasar harga jual berdiri sendiri relatif (relative stand-alone selling price),
• kecuali diatur khusus untuk alokasi diskon dan untuk alokasi imbalan
yang mencakup variabel.

3. Perubahan dalam Harga Transaksi


“Entitas mencatat perubahan dalam harga transaksi yang timbul sebagai
hasil dari modifikasi kontrak sesuai dengan paragraf 18-21. Akan tetapi, atas
8
perubahan dalam harga transaksi yang terjadi setelah modifikasi kontrak,
entitas menerapkan paragraf 87-89 untuk mengalokasikan perubahan dalam
harga transaksi dengan salah satu cara berikut yang dapat diterapkan:
(a) Entitas mengalokasikan perubahan dalam harga transaksi terhadap
kewajiban pelaksanaan diidentifikasi dalam kontrak sebelum modifikasi jika,
dan sejauh perubahan dalam harga transaksi dapat diatribusikan terhadap
jumlah imbalan variabel yang dijanjikan sebelum modifikasi dan modifikasi
dicatat sesuai dengan paragraf 21(a).
Dalam seluruh kasus di mana modifikasi dicatat sebagai kontrak terpisah sesuai
dengan paragraf 20, entitas mengalokasikan perubahan dalam harga transaksi
terhadap kewajiban pelaksanaan dalam kontrak modifikasian (yaitu kewajiban
pelaksanaan yang tidak diselesaikan atau diselesaikan sebagian segera setelah
modifikasi). “ (ED PSAK 72)

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Tujuan ED PSAK 72


Tujuan ED PSAK 72 adalah untuk menetapkan prinsip yang diterapkan
entitas untuk melaporkan informasi yang berguna kepada pengguna laporan
keuangan tentang sifat, jumlah, waktu, dan ketidakpastian pendapatan dan arus
kas yang timbul dari kontrak dengan pelanggan. PSAK 72 ini mempertimbangkan
pengakuan pendapatan untuk menggambarkan pengalihan barang atau jasa yang
dijanjikan kepada pelanggan, Mempertimbangkan syarat kontrak serta seluruh
fakta dan keadaan yang relevan, serta kontrak individual dan portofolio kontrak.

3.2 Ruang Lingkup ED PSAK 72


ED PSAK 72 menggantikan seluruh standar yang terkait dengan pengakuan
pendapatan yang ada saat ini, yaitu
a. PSAK 23 : Pendapatan ;
b. PSAK 34: Kontrak Konstruksi ;
c. ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan ;
d. ISAK 21: Perjanjian Konstruksi Real Estat ;
e. ISAK 27: Pengalihan Aset Dari Pelanggan ;
f. dan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate.
ED PSAK 72 berlaku untuk seluruh kontrak dengan pelanggan, dengan
pengecualian untuk beberapa hal berikut:
a. kontrak sewa (PSAK 30: Sewa)
b. kontrak asuransi (PSAK 62: Kontrak Asuransi)
c. instrumen keuangan dan hak atau kewajiban kontraktual lain (PSAK 71:
Instrumen Keuangan, PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian, PSAK
66: Pengaturan Bersama, PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri, dan PSAK
15 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama)
d. pertukaran nonmoneter antara entitas dalam lini bisnis yang sama untuk
memfasilitasi penjualan kepada pelanggan atau pelanggan potensial

10
3.3 Latar Belakang Terbitnya ED PSAK 72
ED PSAK 72 yang merupakan adopsi dari IFRS 15 bertujuan untuk
menciptakan konsistensi pada prinsip pengakuan pendapatan sehingga
menyediakan model akuntansi tunggal dan komprehensif untuk pengakuan
pendapatan.

3.4 Perbandingan Akuntansi Pendapatan antara PSAK 23 revisi 2010 dengan


ED PSAK 72
PSAK 23 ED PSAK 72
Rule Based (Rigid, berbasis aturan) Principle Based : akuntan akan
membuat sejumlah estimasi yang harus
dia pertanggungjawabkan dan
mensyaratkan semakin
banyak judgment
professional (Schipper, 2003)
PSAK 23 secara implisit memiliki 3 ED PSAK 72 secara eksplisit memiliki
tahapan analisis pengakuan 5 tahapan analisis pengakuan
pendapatan pendapatan
Tidak mengatur Mengatur mengenai breakage (hak
yang tidak dilaksanakan pelanggan)

3.5 Penerapan Akuntansi Terkait Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan


Pada ED PSAK 72 Terkait Ilustrasi Kontrak dengan Pelanggan
1. Mengidentifikasi Kontrak dengan Pelanggan
ED PSAK 72 melingkupi seluruh kontrak, baik tertulis, lisan,
ataupun tersirat dalam bisnis yang menimbulkan hak dan kewajiban yang
dapat dipaksakan.
Contoh Ilustrasi : PT Ditani memiliki kontrak menjual 100
produk kepada pelanggan seharga 100 juta (1 produk bernilai 1 juta) dalam
jangka waktu 6 bulan. Setelah 60 produk dikirimkan, PT Ditani
memodifikasi

11
kontrak dengan menjanjikan akan mengirimkan 20 produk dengan nilai
950 ribu (dimana harga 950 ribu merupakan standalone selling price atas
produk saat modifikasi kontrak). PT Ditani menjual produk secara
terpisah.

PT Ditani mengakui modifikasi kontrak sebagai kontrak baru,


maka :
Kontrak awal [(100 unit – 60 unit) x 1 juta 40 juta

Kontrak Baru (20 unit x 950 ribu) 19 juta

Total Pendapatan 59 juta

2. Mengidentifikasi Kewajiban Pelaksanaan Didalam Kontrak


Barang dan/atau jasa yang telah dijanjikan dalam kontrak harus
diidentifikasi, dipisahkan, dan dibedakan kewajiban pelaksanaannya.
Kontrak dengan pelanggan juga dapat berisi janji yang disiratkan oleh
praktik bisnis entitas, kebijakan entitas yang diterbitkan, atau laporan yang
lebih spesifik.
Contoh Ilustrasi : Tanggal 1 Maret 2019, PT Ditani melakukan
kontrak untuk memasang lift sebuah Gedung. Kontrak meliputi pembelian
lift dan pemasangan lift. Lift tersebut walaupun dibeli tetap harus
disesuaikan dengan Gedung dan keinginan dari pelanggan. Proses instalasi
memakan waktu cukup lama. Nilai lift dan instalasi dapat dipisahkan
namun dinegosiasikan secara bersamaan.
Dalam hal ini, lift dan jasa pemasangan dipandang sebagai
kewajiban pelaksanaan terpisah, karena nilai pemasangan lift dapat
dipisahkan serta tidak ada keterangan bahwa pemasangan hanya dapat
dilakukan oleh PT Ditani.

3. Menentukan Harga Transaksi

Harga transaksi adalah jumlah pertimbangan yang diharapkan entitas


berhak sebagai imbalan untuk mentransfer barang atau jasa yang dijanjikan
kepada pelanggan.
12
Contoh Ilustrasi Imbalan Variabel : PT Ditani merupakan
perusahaan konstruksi yang terikat kontrak dengan pelanggan untuk
pembangunan gudang senilai 100 milyar, dengan bonus kinerja senilai 50
milyar yang akan dibayar berdasarkan waktu penyelesaian. Jumlah bonus
kinerja menurun sebesar 10% per minggu untuk setiap minggu setelah
tanggal penyelesaian disepakati. Persyaratan kontrak tersebut mirip
dengan kontrak yang dilakukan PT Ditani sebelumnya, dan manajemen
yakin bahwa pengalaman tersebut dapat diprediksi untuk kontrak ini.
Manajemen memperkirakan bahwa ada kemungkinan 60% bahwa kontrak
akan diselesaikan pada tanggal penyelesaian yang disepakati, probabilitas
30% penyelesaian akan terlambat 1 minggu, dan probabilitas 10%
penyelesaian akan terlambat 2 minggu.
Jika Manajemen Membuat Keputusan Menggunakan Expected
Value

Probabilitas 60% tepat waktu (100 Milyar + 50 milyar) = 90 milyar


150 milyar
Probabilitas 30% terlambat 1 (100 milyar + (50 milyar -5 43.5
minggu milyar)) = 145 milyar milyar
Probabilitas 10% terlambat 2 (100 milyar + (50 milyar - 14
minggu 10 milyar)) = 140 milyar milyar

Jika Manajemen membuat keputusan menggunakan most likely outcome


method : maka harga transaksi adalah 150 milyar (probabilitas 60%)

4. Mengalokasikan Harga Transaksi ke Kewajiban Pelaksanaan Didalam


Kontrak
Alokasi harga umumnya dilakukan secara proporsional dengan
harga jual berdiri sendiri.

13
5. Mengakui Pendapatan Ketika Entitas Sudah Atau Sedang
Menyelesaikan Kewajiban Pelaksanaan
Pendapatan dapat diakui ketika entitas telah memenuhi kewajiban
pelaksanaan yang teridentifikasi dengan mentransfer barang dan/atau jasa
yang dijanjikan kepada pelanggan. Barang dan/atau jasa dianggap
ditransfer ketika pelanggan jika sudah mendapatkan pengendalian
(control) atas barang dan/atau jasa tersebut :
Contoh Ilustrasi Ketika Entitas Sudah Menyelesaikan Kewajiban
Pelaksanaan : Entitas B menjual 100 unit produknya dengan harga USD
100 per unit sehingga menerima pembayaran sebesar USD 10.000.
Kontrak penjualan mengijinkan pelanggan mengembalikan produk yang
tidak rusak dalam 30 hari dan menerima pengembalian uang tunai dengan
jumlah penuh. Harga perolehan setiap produk adalah USD 60. Entitas B
menaksir
3 unit produk akan dikembalikan. Entitas B menaksir bahwa biaya
perbaikan produk tidak akan signifikan dan produk yang dikembalikan
masih dapat dijual dengan harga yang memiliki marjin. Dalam 30 hari, 2
unit produk dikembalikan. Entitas B mencatat transaksitransaksi di bawah
ini:
1. Pengiriman produk yang dijual kepada pelanggan dengan
ekspektasi 3 unit produk akan dikembalikan.
2. Pengembalian 2 unit produk.
3. Masa kadaluwarsa hak mengembalikan produk.

14
3.6 Penyajian Dan Pengungkapan Laporan Keuangan Menurut ED PSAK 72
Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Dengan diberlakukannya PSAK 72
kelak, tidak banyak ada perubahan yang muncul dalam laporan keuangan
perusahaan. Berikut merupakan gambaran dari laporan keuangan perusahaan yang
menerapkan PSAK 72 yang diadopsi dari IFRS 15 :

 Statement of Financial Position


Menurut PSAK 72, ketika salah satu pihak dalam kontrak telah
melaksanakan, entitas menyajikan kontrak dalam laporan posisi keuangan
sebagai aset kontrak atau liabilitas kontrak, bergantung pada hubungan
antara kinerja entitas dan pembayaran pelanggan. Entitas menyajikan hak
tanpa syarat terhadap imbalan secara terpisah sebagai piutang.
Penyataan ini menggunakan istilah ‘aset kontra’ dan ‘liabilitas
kontrak’ tetapi tidak melarang entitas meggunakan deskripsi alternatif
dalam laporan posisi keuangan untuk item tersebut. Jika entitas
menggunkan deskripsi alternatif untuk aset kontrak, entitas menyediakan
informasi yang cukup bagi pengguna laporan keuangan untuk
membedakan piutang dan aset kontrak.
Aset Kontrak adalah Hak imbalan entitas dalam pertukaran
dengan barang atau jasa yang telah dialihkan entitas kepada pelanggan
ketika hak

15
tersebut bergantung pada syarat selain berjalannya waktu, sebagai contoh,
kinerja masa depan entitas, sedangkan Liabilitas Kontrak adalah
Kewajiban entitas untuk mengalihkan barang atau jasa kepada pelanggan
di mana entitas telah menerima imbalan (atau jumlah yang jatuh tempo)
dari pelanggan.

16
 Statement of Profit or Loss and Other Comprehensive Income
Efek dari kegiatan Financing (Interest Income atau Interest Expense)
disajikan secara terpisah dari pendapatan atas kontrak dengan pelanggan
dalam Statement of Comprehensive Income dan masing-masing termasuk
dalam "Finance Income" dan "Finance Cost"

17
 Statement of Changes Equity
Penerapan PSAK 72 ini tidak berdampak secara langsung pada komponen
Laporan Perubahan Modal perusahaan namun hanya mempengaruhi nilai
nominal perubahan modal tahun berjalan.

18
 Statement of Cash Flow
Penerapan PSAK 72 ini tidak berdampak langsung pada Laporan Arus Kas
Perusahaan namun hanya mempengaruhi nilai nominal perubahan arus kas
tahun berjalan.

 Notes of Financial Statement


Adanya Catatan Atas Laporan Keuangan bertujuan agar entitas
mengungkapkan informasi yang cukup yang memungkinkan pengguna
laporan keuangan memahami sifat, jumlah, waktu dan ketidakpastian

19
pendapatan dan arus kas yang timbul dari kontrak dengan pelanggan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, entitas mengungkapkan informasi
kualitatif dan kuantitatif tentang seluruh hal berikut:
o Kontrak dengan pelanggan (ED PSAK 72 paragraf 113-122)
 Pemisahan Pendapatan
 Saldo Kontrak
 Kewajiban Pelaksanaan
 Harga Transaksi yang Dialokasikan terhadap
Sisa Kewajiban Pelaksanaan
o Pertimbangan signifikan dan perubahan dalam pertimbangan, yang
dibuat dalam menerapkan Pernyataan ini terhadap kontrak tersebut
(lihat paragraf 123-126)
 Menentukan Waktu Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan
 Menentukan harga transaksi dan jumlah yang dialokasikan
untuk kewajiban pelaksanaan
o Aset yang diakui dari biaya untuk memperoleh atau memenuhi
kontrak dengan pelanggan sesuai dengan paragraf 91 atau 95 (lihat
paragraf 127-128).

3.7 Pengaplikasian Dan Perbandingan Laporan Keuangan Pada PT Telkom


Indonesia Menurut PSAK 23 Dan ED PSAK 72
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, biasa disebut Telkom
Indonesia atau Telkom saja (IDX: TLK, NYSE: TLK) adalah perusahaan
informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara
lengkap di Indonesia.
Perusahaan ini telah diwajibkan untuk menerapkan IFRS 15 asalnya,
emiten bersandi saham TLKM ini listing di dua bursa efek (dual listing), yakni
Bursa Efek Indonesia dan New York Stock Exchange (NYSE)
Sebagai emiten yang terdaftar di NYSE, Telkom terikat dengan regulasi
United States Securities and Exchange Commission yang telah menerapkan IFRS
15 sejak 1 Januari 2018.

20
Statement of Financial Position PT Telekomunikasi Indonesia Statement of Financial Position PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk. Tahun 2018 Berdasarkan PSAK 23 (IAS 18) Tbk. Tahun 2018 Berdasarkan PSAK 72 (IFRS 15)

2
Statement of Financial Position PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Tahun 2018

Perbedaan PSAK 23 (IAS 18) PSAK 72 (IFRS 15)


1 Utang imbalan (refund liability) pada PSAK 23 merupakan Utang imbalan (refund liability) pada PSAK 72
cakupan dari provisions. merupakan cakupan dari akun Trade and Other
Payable
2 Tidak ada akun contract asset dan contract liability karena Terdapat akun contract asset dan contract liability
PSAK 23 tidak membahas kontrak dengan pelanggan karena PSAK 72 membahas lebih dalam mengenai
kontrak dengan pelanggan

Sumber : Olahan Data Penulis Berdasarkan Guidelines IFRS 15 Terbitan KPMG


Statement of Profit or Loss and Other Comprehensive Statement of Profit or Loss and Other Comprehensive
Income PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Tahun 2018 Income PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Tahun 2018
Berdasarkan PSAK 23 (IAS 18) Berdasarkan PSAK 72 (IFRS 15)
Statement of Profit or Loss and Other Comprehensive Income

Perbedaan PSAK 23 (IAS 18) PSAK 72 (IFRS 15)


1 Finance Income dan finance cost pada Statement of Profit Finance Income dan finance cost pada Statement of
or Loss and Other Comprehensive Income bersifat Profit or Loss and Other Comprehensive Income
mengurangi pendapatan secara langsung (komponen bersifat mengurangi operating profit (komponen
pendapatan dan beban operasional) pendapatan dan beban lain-lain)

2 Pada Statement of Profit or Loss and Other Comprehensive Pada Statement of Profit or Loss and Other
nilai Finance Income dan finance cost masing-masing Comprehensive nilai Finance Income dan finance cost
secara berurutan 1,014 dan 3,507 berdasarkan pengukuran masing-masing secara berurutan 1,014 dan 3,523
menurut PSAK 23 berdasarkan pengukuran menurut PSAK 72

Sumber : Olahan Data Penulis Berdasarkan Guidelines IFRS 15 Terbitan KPMG


Statement of Changes Equity PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Tahun 2018 Berdasarkan PSAK 23 (IAS 18)
Statement of Changes Equity PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Tahun 2018 Berdasarkan PSAK 72 (IFRS 15)
3.8 Dampak Penerapan PSAK 72
Adanya perubahan standar ke PSAK 72 ini dapat berdampak pada perubahan dalam
beberapa aspek, diantaranya:

3.8.1 Aspek perpajakan


Pengakuan berbasis perpindahan kontrol akan menyebabkan entitas dapat
mengakui pendapatan lebih cepat dari sebelumnya dan akan berdampak pada
pengakuan beban terkait dan implikasinya terhadap pajak penghasilan bada.
3.8.2 Kontrak
Beberapa terma dalam kontrak di bawah PSAK 72 memiliki makna yang
berbeda, sehingga memungkinan bagi entitas untuk melakukan negosiasi kembali
atas kesepakatan terkait agar tujuan dari kontrak tersebut terjaga kepastiannya.
3.8.3 Kontrol
Perubahan yang terjadi memungkinan entitas untuk mengembangkan sistem
estimasi baru yang tidak dibutuhkan sebelumnya, dimana perubahan ini
memerlukan judgement dari top management.
3.8.4 Model Bisnis
Setelah penerapan PSAK 72, pernyataan dalam kontrak mungkin tidak lagi
menguntungkan sehingga model baru dapat diterapkan untuk lebih menghasilkan
keuntungan bagi entitas.
3.8.5 Kompensasi dan Bonus
Entitas perlu mempertimbangkan dampak perubahan waktu pengakuan pendapatan
terhadap pembayaran lain yang muncul seperti bonus.
3.8.6 Teknologi
Teknologi sistem informasi perlu dikembangkan dan disesuaikan sehingga dapat
merekam informasi yang belum diperlukan pada standar sebelumnya.
3.8.7 Pengembangan Personel
Strategi adanya pelatihan (training) untuk menyambut standar baru perlu
dipertimbangkan sehingga dapat diterapkan dengan baik dan dampaknya dapat
dirasakans secara signifikan.

3.9 Perspektif Teori Akuntansi mengenai terbitnya PSAK 72

Teori akuntansi terkadang dibingungkan dengan konsep normatif dan positif. (Watts
and Zimmerma, 1986) menjelaskan teori normatif sebagai berikut: teori normatif mencoba
menjelaskan informasi apa yang harus dikomunikasikan kepada pengguna informasi
akuntansi dan bagaimana informasi itu akan disajikan. Oleh karena itu teori normatif
mencoba untuk menjelaskan apa yang harus dilakukan akuntan dalam proses penyajian
informasi keuangan kepada pengguna, daripada menjelaskan apa itu informasi keuangan dan
mengapa hal itu terjadi. Tujuan dari pendekatan teori positif adalah untuk mencoba
menggambarkan dan menjelaskan apa Dan bagaimana informasi keuangan disajikan dan
27
dikomunikasikan kepada pengguna informasi akuntansi, atau dengan kata lain, pendekatan
teori positif bukan untuk memberikan nasihat tentang bagaimana praktik akuntansi
seharusnya, tetapi untuk menjelaskan mengapa praktik akuntansi telah mencapai keadaan
saat ini. Selain itu, pendekatan teori positif menekankan pentingnya penelitian empiris untuk
menguji apakah teori akuntansi, yang telah disajikan dalam banyak literatur teori akuntansi,
dapat menjelaskan praktik akuntansi yang berlaku (Januarti, 2004)
Ada beberapa elemen penting dalam teori akuntansi yang menjadikannya kerangka
kerja yang sangat diperlukan untuk praktik akuntansi (Gie, 2020). Elemen-elemen kunci
termasuk sebagai berikut;
1. Relevansi – ini merupakan elemen penting dalam ilmu akuntansi. Informasi yang diberikan
harus selalu relevan dalam segala aspek.
2. Kegunaan – teori akuntansi berguna untuk menyusun laporan keuangan. Ini membantu
bisnis atau organisasi untuk mengambil keputusan yang tepat mengenai keuangan.
3. Keandalan – Ilmu akuntansi dapat diandalkan atau selalu dapat diandalkan. Ini mengikuti
standar prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
4. Konsistensi – ini adalah elemen kunci dari ilmu akuntansi

Selain itu, teori akuntansi umumnya menyatakan bahwa para profesional di industri
akuntansi beroperasi atas dasar asumsi berikut; Perbedaan antara perusahaan dan pemiliknya,
kelangsungan usaha, penyusunan laporan keuangan menggunakan representasi dolar dan
kompilasi laporan bulanan, triwulanan atau tahunan. Adapun tiga elemen teori akuntansi yang
ada, yaitu (Mujiharto, 2013):
1. Postulat Akuntansi;
2. Konsep teoritis akuntansi;
3. Prinsip Akuntansi

Teori akuntansi dapat bekerja dengan baik dengan empat konsep dasar yang dapat
mendefinisikan dan menjelaskan pedoman penting dalam manajemen bisnis, seperti konsep-
konsep berikut (Nilawanti, 2021):
1. Konsep dasar akrual adalah konsep yang menjelaskan kebutuhan untuk memiliki pendapatan
dan kewajiban bisnis ketika seluruh bisnis dilakukan. Misalnya, jika seorang pedagang
grosir atau eceran memesan barang dengan persediaan Rp 1 juta, tetapi tidak membayar
pada saat itu, pedagang harus mencatat liabilitas atau kewajibannya. Bahkan sama halnya
dengan pengiklan atau pemasok yang menghitung penjualan barang tersebut.
2. Konsep konsistensi menekankan pada metode akuntansi yang digunakan dalam perusahaan,
yaitu metode tersebut harus selalu digunakan secara konsisten. Misalnya, akuntan telah
memutuskan untuk menggunakan metode pembukuan double- 44 entry untuk catatan
28
bulanan untuk periode tersebut, jadi dia harus menerapkan catatan secara konsisten sampai
selesai.
3. Konsep kelangsungan usaha adalah akuntan harus menyadari bahwa bisnis itu layak dan
akan segera beroperasi. Jika akuntan menemukan bahwa bisnis tidak akan berhasil di masa
depan, perlu untuk memberikan alasan yang tepat ketika menerima bentuk laporan keuangan
yang digunakan. Jika akuntan yakin bahwa bisnisnya tidak akan berlanjut di masa depan dan
tidak memiliki cukup bukti untuk mendukung asumsinya, ia harus menyertakan "disclaimer"
dalam laporannya.
4. Konsep kehati-hatian adalah konsep yang menunjukkan bahwa kewajiban (liabilitas) harus
diperhitungkan dalam neraca, meskipun kemungkinan terjadinya masih kecil. Sama halnya
ketika dilakukan perhitungan atas laporan laba rugi dalam laporan keuangan, sehingga
membantu perusahaan memprediksi kerugian yang mungkin terjadi di masa yang akan
datang. (Hery, 2015)

PSAK 72 adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia yang mengatur tentang
pengakuan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan. Dalam konteks ini, beberapa teori akuntansi
yang memiliki relevansi dengan pembahasan PSAK 72 termasuk:
1. Teori Pengukuran Pendapatan:
Teori ini berkaitan dengan bagaimana pendapatan diukur dan diakui dalam laporan
keuangan. Dalam konteks PSAK 72, teori pengukuran pendapatan menjadi penting dalam
menentukan kapan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan harus diakui dan dalam
jumlah berapa.
2. Teori Pengungkapan:
Teori ini menyoroti kebutuhan akan pengungkapan informasi yang memadai dan relevan
dalam laporan keuangan. Dalam PSAK 72, aspek pengungkapan menjadi krusial untuk
memberikan pemahaman yang baik kepada para pemangku kepentingan tentang sifat,
jumlah, waktu, dan ketidakpastian pendapatan yang dihasilkan dari kontrak dengan
pelanggan.
3. Teori Risiko dan Unsikap:
Teori ini menekankan pentingnya memperhitungkan risiko dan ketidakpastian dalam
pengakuan pendapatan. Dalam konteks PSAK 72, pemahaman terhadap teori risiko dan
unsikap membantu dalam menilai dan mengelola risiko yang terkait dengan pendapatan dari
kontrak dengan pelanggan.
4. Teori Konservatisme:
Teori ini menekankan pada prinsip konservatif dalam pengakuan pendapatan, yang berarti
menghindari overstatement atas pendapatan. Dalam PSAK 72, prinsip konservatisme harus
29
diterapkan dengan memastikan bahwa pendapatan diakui hanya ketika sudah pasti akan
diterima dengan jumlah yang dapat diandalkan.
5. Teori Pemilihan Akuntansi:
Teori ini membahas kebebasan entitas dalam memilih metode akuntansi yang paling sesuai
dengan kondisi dan karakteristik mereka. Dalam PSAK 72, entitas memiliki pilihan dalam
menerapkan pendekatan pengakuan pendapatan yang sesuai dengan bisnis mereka, namun
harus memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam standar.
6. Teori Biaya dan Manfaat:
Teori ini menilai efisiensi dan efektivitas implementasi suatu kebijakan akuntansi dalam
kaitannya dengan biaya dan manfaat yang terkait. Dalam PSAK 72, entitas harus
mempertimbangkan biaya implementasi kebijakan pengakuan pendapatan yang sesuai
dengan manfaat informasi yang dihasilkan untuk para pemangku kepentingan.

30
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
PSAK 72 telah disahkan oleh IAI pada tanggal 26 Juli 2017 dan akan mulai
berlaku efektif pada 1 Januari 2020. PSAK 72 merupakan PSAK sapu jagat karena
mengganti banyak standar sebelumnya. Berdasarkan standar baru ini, pengakuan
pendapatan bisa dilakukan secara bertahap sepanjang umur kontrak (over the time) atau
pada titik tertentu (at a point of time). Namun, pengakuan pendapatan bertahap tidak
bisa diterapkan kepada sembarang kontrak. Ada syarat-syarat terkait konsumsi manfaat
oleh pelanggan, peningkatan nilai aset di sisi pelanggan, serta kesepakatan tahap
pembayaran kontrak. Pendapatan (revenue) dalam ED PSAK 72 diterjemahkan sebagai
penghasilan yang timbul selama proses aktivitas normal entitas.

Tahapan Pengakuan Pendapatan:

1. Identifikasi kontrak
2. Kombinasi kontrak
3. Modifikasi kontrak
4. Identifikasi kewajiban pelaksanaan
5. Penyelesaian kewajiban pelaksanaan
1. Kewajiban pelaksanaan yang diselesaikan sepanjang waktu tertentu
(Performance Obligation Over Time)
2. Kewajiban pelaksanaan yang diselesaikan pada waktu tertentu
(Performance Obligation At a Point In Time)
Tahapan pengukuran pendapatan:
1. Menentukan harga transaksi
2. Mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban pelaksanaan
3. Perubahan dalam harga transaksi

PSAK 72 bertujuan untuk menetapkan prinsip yang diterapkan entitas untuk


melaporkan informasi yang berguna kepada pengguna laporan keuangan tentang sifat, 31
jumlah, waktu, dan ketidakpastian pendapatan dan arus kas yang timbul dari kontrak

32
dengan pelanggan. ED PSAK 72 menggantikan seluruh standar yang terkait dengan
pengakuan pendapatan yang ada saat ini, yaitu

a. PSAK 23 : Pendapatan ;
b. PSAK 34: Kontrak Konstruksi ;
c. ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan ;
d. ISAK 21: Perjanjian Konstruksi Real Estat ;
e. ISAK 27: Pengalihan Aset Dari Pelanggan ;
f. dan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real
Estate. Perbandingan PSAK 23 dan PSAK 72:
PSAK 23 ED PSAK 72
Rule Based (Rigid, berbasis aturan) Principle Based : akuntan akan membuat
sejumlah estimasi yang harus dia
pertanggungjawabkan dan mensyaratkan
semakin banyak judgment
professional (Schipper, 2003)
PSAK 23 secara implisit memiliki 3 tah ED PSAK 72 secara eksplisit memiliki 5
analisis pengakuan pendapatan tahapan
analisis pengakuan pendapatan
Tidak mengatur Mengatur mengenai breakage (hak yang
tidak
dilaksanakan pelanggan)

4.2 Saran

Dampak-dampak yang sudah dijelaskan pada makalah ini dapat


diminimalisir resikonya dengan berbagai cara sebagai berikut :
1. Perusahaan perlu lebih detail dalam mengidentifikasi kontrak-kontrak
yang mengandung pengakuan pendapatan komprehensif dan unik
2. Perusahaan perlu mempersiapkan timing pengakuan pendapatan dan
beban sebagai dampak atas efek terhadap beda temporer yang
mempengaruhi nilai pajak
3. Aktivitas pengidentifikasian perubahan kebijakan akuntansi dan
review terhadap kontrak untuk penyesuaian terkait PSAK 72
4. Persiapan pengungkapan laporan keuangan kualitatif dan kuantitatif

33
DAFTAR PUSTAKA

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. Draft Eksposur


(DE) Penyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 72 tentang
Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. PSAK 23


tentang Pendapatan.

34

Anda mungkin juga menyukai