Kelompok 5
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah yang berjudul “PSAK 72 : PENDAPATAN KONTRAK DARI PELANGGAN”
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Kami berharap semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat dengan
menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca. Tujuan penulisan ini adalah
untuk melengkapi tugas mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini kedepannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
3.5 Penerapan Akuntansi terkait Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan pada PSAK 72
terkait Ilustrasi Kontrak dengan Pelanggan.............................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................33
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Pendapatan
1. Proses Pembentukan Pendapatan (Earnings Process)
Merupakan suatu konsep yang berdasarkan pada asumsi bahwa seluruh
kegiatan operasional yang diperlukan oleh perusahaan yang meliputi
produksi, pemasaran, penagihan, dan lain-lain dalam rangka mencapai tujuan,
akan berkontribusi terhadap hasil akhir pendapatan .
2. Proses Realisasi Pendapatan (Realization Process)
Merupakan proses pendapatan yang terjadi setelah perusahaan
menyelesaikan produksi dan berhasil melakukan penjualan atas produk yang
dihasilkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan dimulai dari tahap di
mana produksi selesai dikerjakan dan produk yang dihasilkan siap
3
didistribusikan kepada konsumen. Jika kontrak penjualan mendahului
produksi barang atau jasa maka pendapatan dinyatakan belum terjadi karena
perusahaan masih memiliki kewajiban.
2.2 Pengakuan Pendapatan
1. Identifikasi Kontrak
Kontrak dengan pelanggan adalah persetujuan diantara dua atau lebih
pihak baik secara tertulis, lisan atau sesuai dengan praktik bisnis pada
umumnya
Pelanggan yang dimaksud adalah “pihak yang memiliki kontrak dengan
entitas untuk memperoleh barang atau jasa yang merupakan output dari
aktivitas normal entitas untuk dipertukarkan dengan imbalan” (ED PSAK 72:
06). Apabila kontrak dilakukan dengan pihak yang ikut berbagi risiko dan
berpartisipasi dalam aktivitas entitas, bukan untuk memperoleh output, maka
pihak tersebut tidak dapat dikatakan sebagai pelanggan.
“Entitas mencatat kontrak dengan pelanggan hanya jika seluruh kriteria
berikut terpenuhi:
a) para pihak dalam kontrak telah menyetujui kontrak (secara tertulis, lisan
atau sesuai dengan praktik bisnis pada umumnya) dan berkomitmen
untuk melaksanakan kewajiban mereka masing-masing;
b) entitas dapat mengidentifikasi hak setiap pihak mengenai barang atau
jasa yang akan dialihkan;
c) entitas dapat mengidentifikasi jangka waktu pembayaran barang atau jasa
yang akan dialihkan;
d) kontrak memiliki substansi komersial (yaitu risiko, waktu, atau jumlah
arus kas masa depan entitas diperkirakan berubah sebagai akibat dari
kontrak); dan
e) kemungkinan besar entitas akan menagih imbalan yang akan menjadi
haknya dalam pertukaran barang atau jasa yang akan dialihkan ke
pelanggan.” (ED PSAK 72 Paragraf 09 – 16 )
4
2. Kombinasi Kontrak
Entitas mengombinasikan dua atau lebih kontrak yang disepakati dan
mencatat kontrak tersebut sebagai kontrak tunggal jika satu atau lebih kriteria
berikut terpenuhi:
a) kontrak dinegosiasikan sebagai satu paket dengan tujuan komersial
tunggal;
c) barang atau jasa yang dijanjikan dalam kontrak (atau beberapa barang
atau jasa yang dijanjikan dalam setiap kontrak) merupakan kewajiban
pelaksanaan tunggal sesuai dengan paragraf 22-30.
3. Modifikasi Kontrak
Modifikasi kontrak adalah perubahan dalam ruang lingkup atau harga
kontrak (atau keduanya) yang disetujui oleh para pihak dalam kontrak. Entitas
mencatat sebagai kontrak terpisah jika kondisi berikut terpenuhi:
a) ruang lingkup kontrak meningkat karena penambahan barang atau jasa
yang dijanjikan bersifat dapat dibedakan (distinct) (sesuai dengan
paragraf 26-30); dan
5
4. Identifikasi Kewajiban Pelaksanaan
Pada awal kontrak, entitas menilai barang atau jasa yang dijanjikan dalam
kontrak dengan pelanggan dan mengidentifikasi sebagai kewajiban
pelaksanaan setiap janji untuk mengalihkan kepada pelanggan baik:
a) suatu barang atau jasa (atau sepaket barang atau jasa) yang bersifat dapat
dibedakan; atau
b) serangkaian barang atau jasa yang bersifat dapat dibedakan yang secara
substansial sama dan memiliki pola pengalihan yang sama kepada
pelanggan (lihat paragraf 23).
b) Akan tetapi, kewajiban pelaksanaan tidak terbatas pada barang atau jasa
yang secara eksplisit dinyatakan dalam kontrak.
b) Pelaksanaan tugas
6
a. pelanggan secara simultan menerima dan mengonsumsi manfaat yang
disediakan oleh kinerja entitas saat entitas melaksanakan kewajiban
pelaksanaannya tersebut (lihat paragraf 03-04);
7
2.3 Pengukuran Pendapatan
1. Menentukan Harga Transaksi
“Entitas mempertimbangkan syarat kontrak dan praktik bisnis umum
entitas untuk menentukan harga transaksi. Sifat, waktu, dan jumlah imbalan
yang dijanjikan oleh pelanggan mempengaruhi estimasi harga transaksi.
Ketika menentukan harga transaksi, entitas mempertimbangkan dampak dari
seluruh hal berikut:
(a) Imbalan variabel (paragraf 50-55 dan 59)
(b) Estimasi pembatas imbalan variabel (paragraf 56-58);
(c) Keberadaan komponen pendanaan signifikan dalam kontrak (paragraf 60-
65);
(d) Imbalan non kas (paragraf 66-69); dan
(e) Utang imbalan kepada pelanggan (paragraf 70-72)
Entitas mengakui liabilitas pengembalian (refund liability) jika entitas
menerima imbalan dari pelanggan dan memperkirakan untuk mengembalikan
beberapa atau seluruh imbalan kepada pelanggan (ED PSAK 72 Paragraf 55)
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
3.3 Latar Belakang Terbitnya ED PSAK 72
ED PSAK 72 yang merupakan adopsi dari IFRS 15 bertujuan untuk
menciptakan konsistensi pada prinsip pengakuan pendapatan sehingga
menyediakan model akuntansi tunggal dan komprehensif untuk pengakuan
pendapatan.
11
kontrak dengan menjanjikan akan mengirimkan 20 produk dengan nilai
950 ribu (dimana harga 950 ribu merupakan standalone selling price atas
produk saat modifikasi kontrak). PT Ditani menjual produk secara
terpisah.
13
5. Mengakui Pendapatan Ketika Entitas Sudah Atau Sedang
Menyelesaikan Kewajiban Pelaksanaan
Pendapatan dapat diakui ketika entitas telah memenuhi kewajiban
pelaksanaan yang teridentifikasi dengan mentransfer barang dan/atau jasa
yang dijanjikan kepada pelanggan. Barang dan/atau jasa dianggap
ditransfer ketika pelanggan jika sudah mendapatkan pengendalian
(control) atas barang dan/atau jasa tersebut :
Contoh Ilustrasi Ketika Entitas Sudah Menyelesaikan Kewajiban
Pelaksanaan : Entitas B menjual 100 unit produknya dengan harga USD
100 per unit sehingga menerima pembayaran sebesar USD 10.000.
Kontrak penjualan mengijinkan pelanggan mengembalikan produk yang
tidak rusak dalam 30 hari dan menerima pengembalian uang tunai dengan
jumlah penuh. Harga perolehan setiap produk adalah USD 60. Entitas B
menaksir
3 unit produk akan dikembalikan. Entitas B menaksir bahwa biaya
perbaikan produk tidak akan signifikan dan produk yang dikembalikan
masih dapat dijual dengan harga yang memiliki marjin. Dalam 30 hari, 2
unit produk dikembalikan. Entitas B mencatat transaksitransaksi di bawah
ini:
1. Pengiriman produk yang dijual kepada pelanggan dengan
ekspektasi 3 unit produk akan dikembalikan.
2. Pengembalian 2 unit produk.
3. Masa kadaluwarsa hak mengembalikan produk.
14
3.6 Penyajian Dan Pengungkapan Laporan Keuangan Menurut ED PSAK 72
Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Dengan diberlakukannya PSAK 72
kelak, tidak banyak ada perubahan yang muncul dalam laporan keuangan
perusahaan. Berikut merupakan gambaran dari laporan keuangan perusahaan yang
menerapkan PSAK 72 yang diadopsi dari IFRS 15 :
15
tersebut bergantung pada syarat selain berjalannya waktu, sebagai contoh,
kinerja masa depan entitas, sedangkan Liabilitas Kontrak adalah
Kewajiban entitas untuk mengalihkan barang atau jasa kepada pelanggan
di mana entitas telah menerima imbalan (atau jumlah yang jatuh tempo)
dari pelanggan.
16
Statement of Profit or Loss and Other Comprehensive Income
Efek dari kegiatan Financing (Interest Income atau Interest Expense)
disajikan secara terpisah dari pendapatan atas kontrak dengan pelanggan
dalam Statement of Comprehensive Income dan masing-masing termasuk
dalam "Finance Income" dan "Finance Cost"
17
Statement of Changes Equity
Penerapan PSAK 72 ini tidak berdampak secara langsung pada komponen
Laporan Perubahan Modal perusahaan namun hanya mempengaruhi nilai
nominal perubahan modal tahun berjalan.
18
Statement of Cash Flow
Penerapan PSAK 72 ini tidak berdampak langsung pada Laporan Arus Kas
Perusahaan namun hanya mempengaruhi nilai nominal perubahan arus kas
tahun berjalan.
19
pendapatan dan arus kas yang timbul dari kontrak dengan pelanggan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, entitas mengungkapkan informasi
kualitatif dan kuantitatif tentang seluruh hal berikut:
o Kontrak dengan pelanggan (ED PSAK 72 paragraf 113-122)
Pemisahan Pendapatan
Saldo Kontrak
Kewajiban Pelaksanaan
Harga Transaksi yang Dialokasikan terhadap
Sisa Kewajiban Pelaksanaan
o Pertimbangan signifikan dan perubahan dalam pertimbangan, yang
dibuat dalam menerapkan Pernyataan ini terhadap kontrak tersebut
(lihat paragraf 123-126)
Menentukan Waktu Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan
Menentukan harga transaksi dan jumlah yang dialokasikan
untuk kewajiban pelaksanaan
o Aset yang diakui dari biaya untuk memperoleh atau memenuhi
kontrak dengan pelanggan sesuai dengan paragraf 91 atau 95 (lihat
paragraf 127-128).
20
Statement of Financial Position PT Telekomunikasi Indonesia Statement of Financial Position PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk. Tahun 2018 Berdasarkan PSAK 23 (IAS 18) Tbk. Tahun 2018 Berdasarkan PSAK 72 (IFRS 15)
2
Statement of Financial Position PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Tahun 2018
2 Pada Statement of Profit or Loss and Other Comprehensive Pada Statement of Profit or Loss and Other
nilai Finance Income dan finance cost masing-masing Comprehensive nilai Finance Income dan finance cost
secara berurutan 1,014 dan 3,507 berdasarkan pengukuran masing-masing secara berurutan 1,014 dan 3,523
menurut PSAK 23 berdasarkan pengukuran menurut PSAK 72
Teori akuntansi terkadang dibingungkan dengan konsep normatif dan positif. (Watts
and Zimmerma, 1986) menjelaskan teori normatif sebagai berikut: teori normatif mencoba
menjelaskan informasi apa yang harus dikomunikasikan kepada pengguna informasi
akuntansi dan bagaimana informasi itu akan disajikan. Oleh karena itu teori normatif
mencoba untuk menjelaskan apa yang harus dilakukan akuntan dalam proses penyajian
informasi keuangan kepada pengguna, daripada menjelaskan apa itu informasi keuangan dan
mengapa hal itu terjadi. Tujuan dari pendekatan teori positif adalah untuk mencoba
menggambarkan dan menjelaskan apa Dan bagaimana informasi keuangan disajikan dan
27
dikomunikasikan kepada pengguna informasi akuntansi, atau dengan kata lain, pendekatan
teori positif bukan untuk memberikan nasihat tentang bagaimana praktik akuntansi
seharusnya, tetapi untuk menjelaskan mengapa praktik akuntansi telah mencapai keadaan
saat ini. Selain itu, pendekatan teori positif menekankan pentingnya penelitian empiris untuk
menguji apakah teori akuntansi, yang telah disajikan dalam banyak literatur teori akuntansi,
dapat menjelaskan praktik akuntansi yang berlaku (Januarti, 2004)
Ada beberapa elemen penting dalam teori akuntansi yang menjadikannya kerangka
kerja yang sangat diperlukan untuk praktik akuntansi (Gie, 2020). Elemen-elemen kunci
termasuk sebagai berikut;
1. Relevansi – ini merupakan elemen penting dalam ilmu akuntansi. Informasi yang diberikan
harus selalu relevan dalam segala aspek.
2. Kegunaan – teori akuntansi berguna untuk menyusun laporan keuangan. Ini membantu
bisnis atau organisasi untuk mengambil keputusan yang tepat mengenai keuangan.
3. Keandalan – Ilmu akuntansi dapat diandalkan atau selalu dapat diandalkan. Ini mengikuti
standar prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
4. Konsistensi – ini adalah elemen kunci dari ilmu akuntansi
Selain itu, teori akuntansi umumnya menyatakan bahwa para profesional di industri
akuntansi beroperasi atas dasar asumsi berikut; Perbedaan antara perusahaan dan pemiliknya,
kelangsungan usaha, penyusunan laporan keuangan menggunakan representasi dolar dan
kompilasi laporan bulanan, triwulanan atau tahunan. Adapun tiga elemen teori akuntansi yang
ada, yaitu (Mujiharto, 2013):
1. Postulat Akuntansi;
2. Konsep teoritis akuntansi;
3. Prinsip Akuntansi
Teori akuntansi dapat bekerja dengan baik dengan empat konsep dasar yang dapat
mendefinisikan dan menjelaskan pedoman penting dalam manajemen bisnis, seperti konsep-
konsep berikut (Nilawanti, 2021):
1. Konsep dasar akrual adalah konsep yang menjelaskan kebutuhan untuk memiliki pendapatan
dan kewajiban bisnis ketika seluruh bisnis dilakukan. Misalnya, jika seorang pedagang
grosir atau eceran memesan barang dengan persediaan Rp 1 juta, tetapi tidak membayar
pada saat itu, pedagang harus mencatat liabilitas atau kewajibannya. Bahkan sama halnya
dengan pengiklan atau pemasok yang menghitung penjualan barang tersebut.
2. Konsep konsistensi menekankan pada metode akuntansi yang digunakan dalam perusahaan,
yaitu metode tersebut harus selalu digunakan secara konsisten. Misalnya, akuntan telah
memutuskan untuk menggunakan metode pembukuan double- 44 entry untuk catatan
28
bulanan untuk periode tersebut, jadi dia harus menerapkan catatan secara konsisten sampai
selesai.
3. Konsep kelangsungan usaha adalah akuntan harus menyadari bahwa bisnis itu layak dan
akan segera beroperasi. Jika akuntan menemukan bahwa bisnis tidak akan berhasil di masa
depan, perlu untuk memberikan alasan yang tepat ketika menerima bentuk laporan keuangan
yang digunakan. Jika akuntan yakin bahwa bisnisnya tidak akan berlanjut di masa depan dan
tidak memiliki cukup bukti untuk mendukung asumsinya, ia harus menyertakan "disclaimer"
dalam laporannya.
4. Konsep kehati-hatian adalah konsep yang menunjukkan bahwa kewajiban (liabilitas) harus
diperhitungkan dalam neraca, meskipun kemungkinan terjadinya masih kecil. Sama halnya
ketika dilakukan perhitungan atas laporan laba rugi dalam laporan keuangan, sehingga
membantu perusahaan memprediksi kerugian yang mungkin terjadi di masa yang akan
datang. (Hery, 2015)
PSAK 72 adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia yang mengatur tentang
pengakuan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan. Dalam konteks ini, beberapa teori akuntansi
yang memiliki relevansi dengan pembahasan PSAK 72 termasuk:
1. Teori Pengukuran Pendapatan:
Teori ini berkaitan dengan bagaimana pendapatan diukur dan diakui dalam laporan
keuangan. Dalam konteks PSAK 72, teori pengukuran pendapatan menjadi penting dalam
menentukan kapan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan harus diakui dan dalam
jumlah berapa.
2. Teori Pengungkapan:
Teori ini menyoroti kebutuhan akan pengungkapan informasi yang memadai dan relevan
dalam laporan keuangan. Dalam PSAK 72, aspek pengungkapan menjadi krusial untuk
memberikan pemahaman yang baik kepada para pemangku kepentingan tentang sifat,
jumlah, waktu, dan ketidakpastian pendapatan yang dihasilkan dari kontrak dengan
pelanggan.
3. Teori Risiko dan Unsikap:
Teori ini menekankan pentingnya memperhitungkan risiko dan ketidakpastian dalam
pengakuan pendapatan. Dalam konteks PSAK 72, pemahaman terhadap teori risiko dan
unsikap membantu dalam menilai dan mengelola risiko yang terkait dengan pendapatan dari
kontrak dengan pelanggan.
4. Teori Konservatisme:
Teori ini menekankan pada prinsip konservatif dalam pengakuan pendapatan, yang berarti
menghindari overstatement atas pendapatan. Dalam PSAK 72, prinsip konservatisme harus
29
diterapkan dengan memastikan bahwa pendapatan diakui hanya ketika sudah pasti akan
diterima dengan jumlah yang dapat diandalkan.
5. Teori Pemilihan Akuntansi:
Teori ini membahas kebebasan entitas dalam memilih metode akuntansi yang paling sesuai
dengan kondisi dan karakteristik mereka. Dalam PSAK 72, entitas memiliki pilihan dalam
menerapkan pendekatan pengakuan pendapatan yang sesuai dengan bisnis mereka, namun
harus memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam standar.
6. Teori Biaya dan Manfaat:
Teori ini menilai efisiensi dan efektivitas implementasi suatu kebijakan akuntansi dalam
kaitannya dengan biaya dan manfaat yang terkait. Dalam PSAK 72, entitas harus
mempertimbangkan biaya implementasi kebijakan pengakuan pendapatan yang sesuai
dengan manfaat informasi yang dihasilkan untuk para pemangku kepentingan.
30
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
PSAK 72 telah disahkan oleh IAI pada tanggal 26 Juli 2017 dan akan mulai
berlaku efektif pada 1 Januari 2020. PSAK 72 merupakan PSAK sapu jagat karena
mengganti banyak standar sebelumnya. Berdasarkan standar baru ini, pengakuan
pendapatan bisa dilakukan secara bertahap sepanjang umur kontrak (over the time) atau
pada titik tertentu (at a point of time). Namun, pengakuan pendapatan bertahap tidak
bisa diterapkan kepada sembarang kontrak. Ada syarat-syarat terkait konsumsi manfaat
oleh pelanggan, peningkatan nilai aset di sisi pelanggan, serta kesepakatan tahap
pembayaran kontrak. Pendapatan (revenue) dalam ED PSAK 72 diterjemahkan sebagai
penghasilan yang timbul selama proses aktivitas normal entitas.
1. Identifikasi kontrak
2. Kombinasi kontrak
3. Modifikasi kontrak
4. Identifikasi kewajiban pelaksanaan
5. Penyelesaian kewajiban pelaksanaan
1. Kewajiban pelaksanaan yang diselesaikan sepanjang waktu tertentu
(Performance Obligation Over Time)
2. Kewajiban pelaksanaan yang diselesaikan pada waktu tertentu
(Performance Obligation At a Point In Time)
Tahapan pengukuran pendapatan:
1. Menentukan harga transaksi
2. Mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban pelaksanaan
3. Perubahan dalam harga transaksi
32
dengan pelanggan. ED PSAK 72 menggantikan seluruh standar yang terkait dengan
pengakuan pendapatan yang ada saat ini, yaitu
a. PSAK 23 : Pendapatan ;
b. PSAK 34: Kontrak Konstruksi ;
c. ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan ;
d. ISAK 21: Perjanjian Konstruksi Real Estat ;
e. ISAK 27: Pengalihan Aset Dari Pelanggan ;
f. dan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real
Estate. Perbandingan PSAK 23 dan PSAK 72:
PSAK 23 ED PSAK 72
Rule Based (Rigid, berbasis aturan) Principle Based : akuntan akan membuat
sejumlah estimasi yang harus dia
pertanggungjawabkan dan mensyaratkan
semakin banyak judgment
professional (Schipper, 2003)
PSAK 23 secara implisit memiliki 3 tah ED PSAK 72 secara eksplisit memiliki 5
analisis pengakuan pendapatan tahapan
analisis pengakuan pendapatan
Tidak mengatur Mengatur mengenai breakage (hak yang
tidak
dilaksanakan pelanggan)
4.2 Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
34