Anda di halaman 1dari 2

Mengulas Implementasi Meterai Elektronik di UU Bea Meterai

Presentasi dari DJP:

 DJP akan menugaskan PERURI untuk menerbitkan materai elektronik ke pihak lain.
Nanti pihak lain wajib menyetor ke kas negara.

 Rencananya akan dikenakan pada Perjanjian pada Terms and Condition. TnC
terutang bea materai ketika TnC disetujui/ dibubuhi tanda tangan. Terutang oleh
masing-masing pihak yang menerimanya. TnC rencananya mau dikenakan di setiap
pendaftaran awal ke platform marketplace/ecommerce.
 Ada 3 yang bisa jadi penyetor bea materai ke kas negara, yaitu pihak lain yang
bekerja sama dengan PERURI, retailer dan pemungut yang ditunjuk oleh DJP (atau
bisa juga mengajukan diri sebagai pemungut)

Pendapat/pertanyaan dari peserta dan narasumber lain:

 Vina Bukalapak: di setiap transaksi khusus ada TnCnya, misalnya ketika mau beli
emas (investasi) ada TnC lagi. Jadi tidak hanya satu TnC di awal. Pakemnya peraturan
ini seperti apa? Selain itu, kalau UMKM yang kecil juga ketika ingin berjualan tapi
harus bayar materai 10.000 dikhawatirkan mereka jadi malas untuk berjualan online
dan lebih memilih offline.
 Aldi Tokopedia: apakah platform yang lain juga dikenakan bea materai? Seperti
contohnya ketika mau bikin email google kita juga harus sign TnC. Tidak hanya
ecommerce saja, tapi cakupan TnC ini juga sangat luas dan juga kita bekerja sama
dengan perusahaan luar, apakah tidak akan menjadi rumit?
 Richard Shopee: yang sudah register gimana apakah akan kena bea materai lagi? Dan
apakah semua platform baik itu marketplace atau bukan, semua dikenakan bea
materai yang ada TnCnya?
 Bu Inayati dosen UI: yang sulit adalah tidak ada data pembanding untuk platform
luar seperti Netflix, Spotify, dll tidak bisa diketahui berapa valuenya dari nilai
transaksi. Karena yang ada hanya data traffic saja. Peraturannya harus jelas juga
karena ini luas TnC, jadi kita tidak bisa tahu sebenarnya DPP ini dari mana?
 Aldo Lazada: ketika adanya update aplikasi, biasanya marketplace juga update TnC
yang mengharuskan user untuk sign TnC kembali. Hal ini merupakan challenge untuk
marketplace online dan bisa membuat adanya ketidakseimbangan pembayaran bea
materai untuk sign TnC di online dan offline, karena di offline tidak ada update yang
mengharuskan dibuatnya TnC baru. Pertanyaan kedua, apakah orang yang regist di
banyak marketplace dan belum tentu melakukan transaksi, semua TnC bea
materainya terutang kepada user?

Tanggapan dari DJP:

 Walaupun TnC pada satu aplikasi berkali-kali dan substansinya tidak sama, bisa
dikenakan lebih dari satu kali tergantung berapa kali document TnC itu diterbitkan.
Karena objek bea materai adalah dokumen yang digunakan sebagai alat butki atau
keterangan.
 Menurut DJP, Indonesia adalah pasar yang besar, jadi untuk perusahaan luar yang
bekerja sama dengan kita tidak akan menjadi masalah yang besar. Contohnya ketika
perusahaan luar harus memungut PPN dan dibayarkan ke kas negara, mereka tidak
masalah untuk melakukan hal itu.
 Rencananya platform yang akan diimplementasikan aturan bea materai ini, platform
yang satu bulannya menerbitkan lebih dari 1000 dokumen.
 Marketplace diharapkan bisa jadi pasar materai elektronik, karena di sistem online
semua ter record dokumennya. Karena tidak perlu beli materai sendiri, cukup
membayar 10.000 kepada pihak lain (platform/marketplace) maka itu dianggap
sudah melunasi bea materai.
 Untuk user yang daftar di berbagai marketplace, semua selama ada TnCnya akan
dikenakan bea materai yang dibebankan kepada user.
 KMK terkait bea materai elektronik masih dalam pertimbangan dan selanjutnya akan
diteliti lebih dalam macam-macam TnC yang memang dikenakan bea materai, serta
platform mana saja yang memang diharuskan untuk mejadi pasar materai elektronik.

Anda mungkin juga menyukai