Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pajak merupkan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang tanpa mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk kepentingan negara. Pajak sangat penting karena menjadi

salah satu penerimaan negara terbesar dari wajib pajak. Beberapa penerimaan negra dari

pajak yaitu, Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB). Salah satu jenis pajak yang lebih banya menjadi sumber penerimaan negara

diantara pajak – pajak lain adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) karena PPN dikenakan

pada setiap orang atau setiap konsumen akhir, PPN merupakan bentuk pemajakan atas

konsumsi barang dan jasa yang bersifat umum yang dikenakan pada setiap mata rantai jalur

produksi dan distribusi. Seperti halnya pada sebuah perusahaan dimana pada kegiatan

transaksi barang yang dilakukan akan dikenakan PPN.

PPN dapat dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) sebagai pemungut PPN yang nantinya

akan disetorkan pada kas negara melalui kantor pajak atau fasilitas lain yang mendukung.

Pengenaan PPN didasarkan atas transaksi penjualan dan pembelian. Dimana transaksi

penjualan berkaitan dengan PPN keluaran merupakan PPN yang dipungut oleh PKP atas

penyerahan BKP (Barang Kena Pajak) atau JKP (Jasa Kena Pajak) kepada penerimanya.

Sedangkan transaksi pembelian berkaitan dengan PPN masukan, dimana PPN ini dibayar

oleh pembeli atas penerimaan BKP atau JKP kepada PKP. Jika pada suatu transaksi

perusahaan perhitungan PPN masukan lebih besar dari PPN keluaran, maka selisih tersebut

disebut sebagai kurang bayar dan nantinya harus disetor/dibayarkan ke kas negara melalui

kantor pajak atau lainnya. Namun, jika PPN keluaran lebih tinggi dari PPN masukan maka
terjadi lebih bayar yang akan dikompensasikan ke tahun/masa berikutnya. Metode ini disebut

metode pengkreditan.

Alasan penggunaan metode pengkreditan pajak masukan dan pajak pengeluaran didasarkan

pada PPN yang merupakan pajak yang bersifat netral bagi PKP. Meskipun PPN dipungut

pada semua mata rantai produksi dan distribusi barang dan jasa oleh Pengusaha Kena Pajak

(PKP), PPN ini tidak dimaksud untuk dibebankan kepada PKP, namun kepada konsumen

akhir, dengan cara PKP yang diberi kewajiban untuk memungut pajak atas penyerahan

barang dan jasa yang dilakukan. PKP memiliki hak untuk mengkreditkan PPN yang dipungut

oleh pihak lain, hal inilah yang menjamin bahwa PKP bukan sebagai pihak yang

menamnggung PPN atau disebut netralisasi dalam konsep PPN. Dimana, PKP hanya

menyerahkan selisih lebih dari pajak keluaran dan pajak masukan (PPN).

Setiap pembelian barang yang berkaitan secara langsung dengan barang yang nantinya akan

dihasilkan menjadi barang baru atau akan dijual, maka barang tersebut akan dikenai pajak

oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) senilai 10% dari harga beli barang, sedangkan

kebalikanny jika barang tersebut menambahkan 10% dari harga jual sebelum pajak yang

disebut sebagai PPN keluaran.

PT. Kamaltex merupakan perusahaan yang bergerak dalam pemintalan benang dan jasa

makloon (jasa atas pemintalan benang dari PT. Kamaltex untuk perusahaan lain yang

menggunakan jasa tersebut dengan bahan baku dari mereka sendiri). PT. Kamaltex juga

merupakan perusahaan pemintalan tertua di Jawa Tengah, sehingga tidak diragukan lagi

kualitasnya, sehingga dapat bertahan sampai saat ini. Untuk mendukung kualitas tersebut

dalam proses produski benang tersebut PT. Kamalte membutuhkan banyak bahan baku,

seperti kapas, mesin, plastik pengemas, dll. Barang-barang tersebut diperoleh dari pembelian

kepada pihak lain. Pada pembelian tersebutlah yang mulai dikenai Pajak Pertambahan Nilai,
baik nanti masukan atau pengeluaran yang berhubungan dengan adanya pembelian atau

penjualan nantinya mendukung proses produksi dan distribusi benang.

Sebagian besar penjualan di PT. Kamaltex melayani pasar ekspor yaitu sekitar 70% dengan

negara tujuan seperti, Korea, India, Turki, dll. Sedangkan, sisanya sebersar 30% melayani

pasar lokal. Namun, dengan keadaan pandemi saat ini, pasar ekspor mengalami kendala yang

menyebabkan beberapa negara menolak untuk melakukan atau menerima barang dari

Indonesia. Sehingga, beberapa waktu lalu perusahaan sempat mengalami goyah, namun

dengan beberapa strategi, PT. Kamaltex mampu betahan dengan mengandalkan penjualan

domestik.

Kegitan produksi dan distribusi pada saat ini sudah mulai stabil, meskipun masih hanya

melayani pasar dalam negeri, seperti contoh untuk jasa makloon, dimana konsumen

membayar jasa atas pemintalan benang yang disediakan PT. Kamaltex. Bahan pembuat

benang adalah salah satu yang dikenai PPN, PPN akan dibayarkan setiap bulannya sesuai

masa. Dengan sistematik PPN bulan ini dibayarkanbulan berikutnya pada akhir bulan, berupa

tagihan dalam wujud faktur.

Untuk pembuatan faktur tagihan PPN ini dimulai dari pemesanan jumlah barang pada

departemen pembelian dan berakhir pada faktur keluaran (jika kita menjual barang). Faktur

keluaran ini yang kemudian akan dikirimkan kepada pembeli untuk dapat dibayarkan atau

dikreditkan terlebih dahulu pada PPN masukan yang ada, dan kemudia dibayarkan.

Sedangkan untuk faktur masukan, dimana PT. Kamaltex menerima faktur dari perusahaan

lain seperti PT. Polychem, PT. San Star Manunggal, dan beberpa perusahaan lain. Faktur

tersebut diinput ke e-faktur agar dapat direkam. Penggunaan e-faktur ini selain berfungsi

untuk membuat faktur pajak elektronik namun, juga berfungsi sebagai lapor SPT (Surat

Pemberitahuan Tahunan) pajak setelah dilakukan perhitungan pajak.


Dengan latar belakang di atas tentang mekanisme Pajak Pertambahan Nilai, penulis tertarik

untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Penulis

mengangkat judul “ Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai Atas Transaksi Perdagangan

di PT. Kamaltex Indonesia“

Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan laporan ini yaitu:

Sebagai salah satu syarat telah melaksanakn Praktik Kerja Lapangan dan menyelesaikan

syarat dalam menyelesaikan program manajemen strata 1 di Universitas Negeri Semarang

Sebagai laporan kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan mahasiswa di tempat PKL.

Mengetahui mekanisme Pajak Pertambahan Nilai pada perusahan.

Mengetahui praktik bekerja yang sesungghnya di lapangan.

Melatih kemampuan mahasiswa dalam bersikap agar dapat menjadi pribadi yang mandiri,

mampu memecahkan masalah dan memberikan solusi pada masalah yang dihadapi di dala

dunia kerja, serta melatih untuk mengambil keputusan.

Menumbuhkan kemampuan interaksi sosial yang sebenarnya di dunia kerja

Manfaat Penulisan

Dari Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat

bagi:
Penulis

Alur dari kegiatam PKL seperti proses dan hasil yang diperoleh selama mengikuti PKL ini

dapat menambah wawasan, ilmu, pengetahuan, produktivitas, serta penglaman sebelum

memasuki dunia kerja yang sebenarnya, dengan membandingkan atau mengaplikasikan teori

yang didapat di dalam kelas dengan kenyataan sesungguhnya di lapangan atau dunia kerja.

Sehingga dapat berlatih untuk menghadapi masalah dan menemukan solui serta mengambil

keputusan yang tepat untuk setiap masalah yang dihadapi di perusahaa.

PT. Kamaltex Indonesia

Laporan ini diharapkan menjadikan setiap mekanisme ynag dilakukan pada PPN, baik

keluaran dan masukan agar lebih ditingkatkan lagi pada setiap prosesnya.

Sebagai salah satu sarana untuk menjalin hubungan antara PT. Kamalte dengan UNNES.

Membantu PT. Kamaltex untuk menyelesaikan pekerjaan, sehingga pekerjaan lebih cepat

selesai.

Hasil penulisan laporan ini diharapkan menjadi salah satu sumbangan pikiran bagi PT.

Kamaltex.

Akademik

Sebagai salah satu literatur dan informasi yang bermanfaat bagi mahasiswa untuk menambah

wawsan baru ketika akan melakukan penelitian atau sebagai tambahan informasi.

Pihak Lain

Hasil yang dicapai pada laporan ini diharapkan dapat memebrikan kontribusi dalam ilmu

pengetahuan yang semakin berkembang dan juga dapat bermanfaat bagi pihak yang

membutuhkan.
Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Adapun pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan kali ini berlokai di PT. Kamaltex Indonesia

yang terletak di Jalan Syech Basyarudin, Ngempon, Karangjati, Kabupaten Semarang,

Provinsi Jawa Tengah.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulam data yang digunakan penulis pada studi ini analisis diskriptif dengan

menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan cara mendapat data dari narasumber,

melalui data yang dikirim atau diterima setelah melakukan kegiatan produksi dan distribusi

barang yang kemusian diinput. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis

adalah:

Sumber Data

Data Primer

Data yang diperoleh lansung dari perusahaan melalui wawancara kepada pihak yang

bersangkutan serta observasi di PT. Kamaltex Indonesia.

Data Sekunder

Data yang diperoleh dari sumber – sumber informasi terkait seperti literatur, buku, atau

sumber tertulis lainnya yang di dapat di dalam atau di luar perusahaan, serta sumber dari

media lain yang berkaitan.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis

menggunakan beberapa teknik sebagai berikut:

Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan secara

langung dan mendetail pada objek yang akan diteliti untuk memperoleh informasi mengenai

mekanisme Pajak Pertambahan Nilai yang kemudian dicatat pada suatu catatan observasi.

Wawancara

Merupakan bentuk komunikasi lisan anata dua pihak dimana pihak pertama sebagai

pewawancara dan pihak lainnya sebagai narasumber untuk memeperoleh informasi mengenai

mekanisme perpajakan khususnya PPN yang dikenakan pada PT. Kamalte baik masukan atau

keluaran.

Metode Dokumentasi

Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan memngumpulkan dan mencari

data terkait tema/judul yang dapat digunakan sebagai kelengkapan informasi untuk proses

penyusunan laporan melalui situs resmi PT. Kamaltex, buku – buku terkait tema yang

tersedia di perusahaan, dan beberapa literatur yang juga tersedia.

Anda mungkin juga menyukai