Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

EKONOMI TEKNIK

Oleh

1. Deva A.Ramandha 170403050


2. Irvan Hamdi 170403069

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2019
1. Membuat Teori Penyusutan
Pontoh (2013:358) menyatakan bahwa seiring dengan waktu pemakaian
sebuah aset tetap, maka pada saat yang sama aset tetap tersebut akan mulai
berkurang kemampuannya atau mulai mengalami keusangan (obsolescence) untuk
menciptakan barang dan jasa. Berkurangnya kempampuan aset tetap ini disebut
sebagai penyusutan atau depresiasi (depreciation).Pontoh (2013:358-
359),menyatakan bahwafaktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menghitung
beban penyusutan adalah :
1. Biaya perolehan(initial cost/capitalized cost), yaitu jumlahkeseluruhan
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh sebuah organisasi bisnis untuk
memperoleh aset tetap.
2. Umur manfaat (usefull life), yaitu estimasi atau perkiraan lamanya waktu
penggunaan aset tetap tersebut.
3. Nilai sisa/residu (residual value/scrap value/salvage value/trade-in value),
yaitu estimasi nilai tunai aset tetap yang diharapkan pada akhir umur
manfaatnya.
4. Jumlah biaya yang dapat disusutkan/jumlah tersusutkan (asset’s
depreciable cost), yaituselisih antara biaya perolehan aset tetap dengan
nilai residunya. Jumlah ini kemudian akan dialokasikan secara sistematis
sebagai beban penyusutan.
5. Jumlah tercatat/nilai buku (book value) adalah selisih antara biaya
perolehan dengan akumulasi penyusutan.
Standar Akuntansi Keuangan (2012) menyatakan bahwa “Jumlah yang
dapat disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat
aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode manapun yang dipilih
,konsistensi dalam penggunannya adalah perlu, tanpa memandang tingkat
profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan
daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode.”Aktiva tetap
berwujud dapat disusutkan dalam beberapa metode, beberapa jenis metode
penyusutan atas aset tetap menurut PSAK 16 yang dapat diterapkan di Indonesia
adalah metode penyusutan garis lurus (straight line method), saldo menurun
ganda (double declining balance method), dan metode unit produksi (units of
production method). Serta tambahan metode penyusutan lainnya yaitu penyusutan
berdasarkan jumlah angka tahun (sum of the years digits method).

1.1 Garis Lurus (straight line method)


Penyusutan secara garis (straight line method) lurus merupakan metode
pembebanan/alokasi sistematis dari biaya perolehan (harga beli) aset tetap
menjadi beban penyusutan dalam laporan rugi laba secara konstan /tetap selama
umur manfaat aset tetap tersebut. Penentuan beban penyusutan dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus berikut :
Contoh dari aktiva tetap ini adalah berupa penyusutan gedung, peralatan kanor
dan lain sebagainya.
Jumlah penyusutan tahunan:

Pembelian sebuah unit mesin pada awal tahun dengan harga


Rp.50.000.000, dengan nilai sisa sebesar RP.5.000.000, dan umur ekonomis dari
mesin tersebut adalah selama 5 tahun.
1.2 Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)
Penyusutan dengan saldo menurun ganda merupakan aset tetap
yang dipercepat, dimana dasar penggunaan tarifgaris lurus dikalikan dengan
2 (dua) dipakai untuk menentukan tarif penyusutan. Dengan persamaan
sebagai berikut :

Tarif Penyusutan = Tarif Garis Lurus x 2

Karena nilai buku suatu aktiva selal menurun maka beban depresiasi juga
akan selalu mengalami penurunan.

Sebagia contoh, misalnya pembelian suatu aktiva pada awal tahun bernilai
Rp.50.000.000,- dengan nilai sisa pertahun Rp.5.000.000,- dan taksiran umur
ekonomis aktiva tersebut 5 tahun.

Berdasarkan hasil perhitungan pada gambar diatas, terdapat perbedaan


selisih sebesar Rp.1.112.000 (5.000.000 – 3.888.000).
1.3 Metode Unit Produksi (Units of Production Method)
Metode unit produksi merupakan metode yang menghitung penyusutan
aset tetap dengan pertimbangan faktor penggunaan atau keluaran aset tetap
tersebut. Dengan persamaan sebagai berikut :

Biaya Perolehan-Nilai Residu


Tarif Penyusutan=
Total Jumlah Produksi

Contoh:

Pada tanggal 01 Januari 2019, PT MCC membeli sebuah mesin dengan


biaya perolehan sebesar Rp 20.000.000 dan estimasi nilai residu sebesar Rp
5.000.000 diharapkan memiliki perkiraan masa manfaat 10.000 jam operasi.

Penyusutan untuk unit satu jam dihitung sebagai berikut:

= (Biaya perolehan – Perkiraan nilai residu) : Perkiraan masa manfaat

= (Rp 20.000.000 – Rp 5.000.000) : 10.000

= Rp 1.500 per jam

Jika mesin beroperasi selama 2.000 jam dalam satu tahun, maka
penyusutan untuk tahun 2019 adalah sebagai berikut:

= Rp 1.500 x 2.000
= Rp 3.000.000

1.4 Jumlah Angka Tahun (Sum of The Years Digits Method)


Metode Jumlah Angka Tahun adalah metode ini menghitung beban
penyusutan dengan cara membagi biaya perolehan dikurangi nilai residunya
dengan jumlah keseluruhan dari umur manfaat aset tetap tersebut. Dengan
persamaan sebagai berikut:
Dasar Penyusutan = 1+2+3+4+5
= 15

Sebgai contoh, pembelian aktiva pada awal tahun senilai Rp,50,000.000,


dengan nilai sisa 5.000.000, dan perkiraan umur ekonomis barang tersebut adalah
5 ahun.

Jumlah penyebut dilakukan dengan menjumlahkan angka tahun :


5+4+3+2+1 = 15
2. Tingkatan Persen Pajak Perusahaan di Indonesia dan
Keuntungannya
2.1 Peraturan Pajak
Umumnya, flat rate 25% berlaku. perusahaan publik yang memenuhi
persyaratan daftar minimal 40% (di Bursa Efek Indonesia / BEI) dan kondisi lain
berhak untuk pemotongan pajak dari 5% dari tarif standar. usaha kecil dengan
omset tahunan tidak lebih dari Rp 50 miliar berhak mendapatkan diskon 50% dari
tarif pajak standar, yang didasarkan pada proporsi pendapatan kena pajak
sehingga Rp 4,8 miliar dari omset kotor tahunan.
Ketika peredaran bruto di bawah Rp 4,8 miliar, pengurangan berlaku
untuk semua penghasilan kena pajak dan dengan demikian akan diterapkan
sebagai pajak penghasilan final dengan tingkat 1% dari omset. Artikel pajak final
adalah PPh Pasal 4 (2), jenis pajak yang dikenakan pada warga dengan beberapa
jenis pendapatan, seperti bunga deposito, undian, transaksi bursa, dll
Untuk sebuah perusahaan dengan pendapatan antara Rp 4,8 miliar – Rp 50
miliar akan dikenakan pajak melalui artikel PPh 29 dengan tingkat 12,5% dari
keuntungan, sedangkan untuk perusahaan dengan pendapatan lebih dari Rp 50
miliar tingkat yang dikenakan akan 25% dari laba. Tarif pajak untuk penghasilan
badan melebihi Rp 100 miliar adalah 30%, yang merupakan tarif pajak korporasi
maksimal.

Tarif pajak khusus berlaku untuk jenis tertentu dari perusahaan:

• Perusahaan Minyak dikenakan pajak pada tarif tetap sebesar 30% – 45%.
• Perusahaan pertambangan umum dikenakan pajak berkisar antara 30%
sampai 45%, tergantung pada generasi kontrak mereka dengan Pemerintah
Indonesia. Sebagian besar kontrak pertambangan baru-baru ini,
bagaimanapun, menyediakan untuk perpajakan atas dasar tarif pajak yang
saat ini tanpa ketentuan eskalasi tarif pajak.
• Perusahaan Geothermal dikenakan pajak penghasilan pada tingkat 34%.
• Perusahaan konstruksi dikenakan pajak final pada tingkat 2% dari
peredaran bruto.
• Desain konstruksi, supervisi atau konsultasi perusahaan dalam kategori ini,
selain konsultasi hukum dan pajak, dikenakan pajak pada tingkat 4% dari
omset kotor.
• Perusahaan pengeboran asing dikenakan tarif sebesar 5,6% dari omzet
kotor mereka.
• Non-resident perusahaan pelayaran internasional dan penerbangan
dikenakan pajak pada tingkat 2,64% dari peredaran bruto.

Jika Anda membuka Kantor Perwakilan di Indonesia tidak diperbolehkan


untuk menghasilkan pendapatan apapun, maka setiap pendapatan yang diterima
oleh Kantor Perwakilan harus ditransfer langsung ke kantor pusat perusahaan
Anda di luar negeri.

Metode ini mungkin termasuk Pemulangan untuk Perseroan Terbatas (PT


dan PT PMA) dalam mentransfer dividen kepada pemegang saham di luar negeri,
yang akan dikenakan pasal pajak PPh 26 * dengan tingkat umum 20% dari
dividen atau sesuai dengan Perjanjian Pajak antara negara yang terlibat, jika
berlaku.
PPh 26 adalah pajak daerah di Indonesia yang dikenakan pada pendapatan
yang diperoleh di Indonesia oleh penduduk pajak luar negeri (baik sebagai
individu atau sebagai organisasi).

2.2 Langkah-langkahnya untuk mendapatkan besaran Penghasilan Kena


Pajak adalah sebagai berikut:
Pertama,hitung seluruh Penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam
satu tahun pajak.
Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak dan penghasilan yang
telah dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat Final tidak perlu dimasukkan.
Bila Penghasilan yang tidak dapat dikurangkan tersebut telah masuk dalam
pembukuan wajib pajak, Penghasilan tersebut perlu dikeluarkan dari Laporan
Rugi/Laba terlebih dahulu melalui koreksi fiskal.

Kedua, kurangkan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh badan tersebut.


Biaya-biaya tersebut meliputi seluruh biaya yang secara langsung atau
tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain: biaya pembelian
bahan; biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa (gaji, tunjangan dsb), biaya
bunga, biaya sewa, royalty, biaya perjalanan, biaya pengolahan limbah, premi
asuransi, biaya promosi dan penjualan, biaya administrasi. Jangan lupa untuk
mengurangkan biaya penyusutan dan amortisasi.

Ketiga,perhatikan biaya-biaya yang tidak dapat dikurangkan


Sebagaimana di atur dalam perundangan perpajakan beserta aturan
turunannya. Keluarkan biaya-biaya tersebut dalam penghitungan Penghasilan
Kena Pajak. Bila sudah terlanjur masuk dalam pembukuan wajib pajak, biaya-
biaya tersebut perlu dikeluarkan terlebih dahulu melalui koreksi fiskal. Biaya
tersebut di antaranya pembagian laba seperti dividen, pembagian sisa hasil usaha
koperasi maupun biaya untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau
anggota maupun biaya-biaya lain yang diatur dalam peraturan perpajakan.
Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan biaya-biaya didapat kerugian
sehingga tidak terdapat Penghasilan Kena Pajak, kerugian tersebut
dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-
turut sampai dengan 5 (lima) tahun.

Tarif Pajak Penghasilan Badan


Tarif Pajak Penghasilan Badan secara umum adalah 25% (dua puluh lima
persen) dari Penghasilan Kena Pajak.

Pelunasan Pajak di Tahun Berjalan


Setelah diperoleh angka Penghasilan Kena Pajak dan Pajak terhutang,
langkah berikutnya adalah mengurangkan Pajak Penghasilan dengan kredit pajak.
Kredit Pajak untuk wajib pajak badan meliputi:
 pemungutan pajak atas penghasilan dari usaha tertentu yang biasa disebut
sebagai Pajak Penghasilan Pasal 22 dan pemotongan pajak atas
penghasilan dari modal, jasa dan kegiatan tertentu yang biasa disebut
sebagai Pajak Penghasilan Pasal 23.
 pembayaran oleh Wajib Pajak sendiri yang biasa disebut sebagai Pajak
Penghasilan Pasal 25.

Pajak yang Masih Harus Dibayar


Pajak yang masih harus dibayar di akhir tahun pajak adalah jumlah pajak
terhutang dikurangi kredit pajak yang telah disetor maupun telah
dipotong/dipungut pihak ketiga.

Berikut adalah contoh sederhana perhitungan pajak penghasilan untuk


Badan dengan menggunakan tarif umum:

Peredaran bruto Rp 6.000.000.000,00

Biaya untuk mendapatkan,


menagih, dan memelihara Rp 5.400.000.000,00 (-)
penghasilan

Laba usaha (penghasilan neto


Rp    600.000.000,00
usaha)

Penghasilan lainnya Rp     50.000.000,00

Biaya untuk mendapatkan,


menagih, dan memelihara Rp     30.000.000,00 (-)
penghasilan lainnya tersebut

Penghasilan lainnya neto Rp    20.000.000,00 (+)

Jumlah seluruh penghasilan


Rp    620.000.000,00
neto

Kompensasi kerugian Rp      10.000.000,00 (-)


Penghasilan Kena Pajak Rp    610.000.000,00

Pajak Penghasilan terutang:

Rp 610.000.000,00 x 25% =

Kredit Pajak : Rp    152.500.000,00

Pajak Penghasilan Pasal 25 Rp   100.000.000,00

Pajak Penghasilan Pasal 22


Rp     12.000.000,00
dipungut Pihak ketiga

Pajak Penghasilan Pasal 23


Rp     25.000.000,00
dipotong Pihak ketiga

Rp    137.000.000,00(-)

Pajak yang masih harus


Rp    115.500.000,00
dibayar

Fasilitas Pengurangan Tarif Pajak Penghasilan untuk Badan

Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp
50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa
pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas
Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp
4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).

Contoh:

Menggunakan Contoh Penghitungan di atas, maka Pajak Penghasilan yang


terutang dihitung sebagai berikut:
Peredaran bruto sebesar Rp 6.000.000.000,00 (enam miliar rupiah) dengan
Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp 610.000.000,00 (enam ratus sepuluh juta
rupiah).

Penghitungan Pajak Penghasilan yang terutang:

1.  Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang memperoleh
fasilitas

     (Rp 4.800.000.000,00 : Rp 6.000.000.000,00) x Rp 610.000.000,00 = Rp


488.000.000,00

2.  Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang tidak
memperoleh fasilitas 

     Rp 610.000.000,00 – Rp 488.000.000,00 = Rp 122.000.000,00

Pajak Penghasilan yang terutang:

- (50% x 25%) x Rp 488.000.000,00              =          Rp 61.000.000,00

- 25% x Rp 122.000.000,00                            =         Rp 30.500.000,00 (+)

Jumlah Pajak Penghasilan yang terutang                  Rp 91.500.000,00

2.3 Keuntungan dari Pajak


Keuntungan dari pajak difungsikan sebagai berikut :
Fungsi Budgeter. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan nasional atau
pengeluaran negara lainnya. Jadi, pajak merupakan pendapatan negara yang
berfungsi menyeimbangkan pengeluaran negara dengan pendapatan negara.

Fungsi Regulasi. Pajak menjadi alat untuk mengatur kebijakan sosial dan


ekonomi. Pajak dapat digunakan untuk mengatur laju inflasi, mendorong kegiatan
ekspor, memberikan proteksi atau perlindungan terhadap barang produksi dalam
negeri dan menarik investasi .

Fungsi Distribusi. Pajak berfungsi mendistribusikan kesejahteraan masyarakat.

Fungsi Stabilitas. Berfungsi untuk menstabilkan kondisi perekonomian.


Contohnya, untuk mengatasi inflasi pemerintah menetapkan pajak yang tinggi
agar jumlah uang beredar dapat dikurangi. Begitu pun ketika negara mengalami
kelesuan ekonomi, pemerintah merespon dengan menurunkan pajak sehingga
jumlah uang yang beredar bisa meningkat.

Anda mungkin juga menyukai