Anda di halaman 1dari 10

1.

Jelaskan secara rinci 4 (empat) jenis pusat pertanggung jawaban dan serakan bagian apa
saja yang cocok diterapkan sebagai pusat pertanggung jawaban tersebut. (jawaban
minimal 1 lembar atau 350 kata)

Jawaban :
Pusat-pusat pertanggungjawaban dapat digolongkan menjadi empat jenis,yaitu

1) Pusat biaya (cost center)


Adalah pusat pertanggungjawaban dimana manajer mempunyai tanggung jawab
terhadap masukan atau biaya pada unit organisasi yang dipimpin, oleh karena itu
prestasi manajer tersebut diukur atas dasar masukan atau biayanya. Contoh: Dinas
Pekerjaan Umum
Pusat biaya dikelompokan menjadi dua, yaitu:
 Pusat biaya enjineri, adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya mempunyai
hubungan yang proposional atau mempunyai hubungan phisik yang eksplisit
dengan keluaran.
 Pusat biaya diskresionari, adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak
mempunyai hubungan yang proposional atau tidak mempunyai hubungan yang erat
dengan keluarannya.
2) Pusat pendapatan
Adalah pusat pertanggungjawaban dimana manajer mempunyai tanggungj awab
utama untuk memperoleh pendapatan penjualan (keluaran), oleh karena itu prestasi
manajer tersebut diukur atas dasar satuan moneter pendapatannya.
Contoh: Departemen pemasaran (penjualan). Departemen pemasaran tidak berwenang
untuk menentukan harga pokok ataupun harga jual produk yang dihasilkan. Akan tetapi,
ukuran utama kinerjanya adalah pendapatan yang diperoleh dari pemasaran produk
tersebut.
3) Pusat laba (profit center)
Adalah pusat pertanggungjawaban dimana manajer mempunyai tanggung jawab
terhadap biaya (masukan) dan pendapatan (keluaran) unit organisasi yang dipimpin,
oleh karena itu prestasi manajer tersebut diukur berdasarkan laba yang dihasilkan. Laba
suatu pusat laba dihitung sebesar pendapatan (keluaran) dikurangi biayanya (masukan).
Contoh: Objek Pariwisata Pemerintah Daerah yang berbayar.
4) Pusat investasi (investment center)
Adalah pusat pertanggungjawaban dimana manajer mempunyai wewenang atau
kemampuan untuk mengendalikan laba dan investasi pada unit organisasi yang
dipimpin, oleh karena prestasi manajer tersebut diukur berdasarkan laba dan investasi.
Biasanya ukuran prestasi pusat investasi dinyatakan dalam ukuran ROI atau residual
income. Contoh: Departemen Riset dan Pengembangan.

2. Jelaskan secara rinci disertai dengan contoh apa itu Transfer pricing, bagaimana cara
untuk menghitung harga transfer. (jawaban minimal 1 lembar atau 350 kata)

Jawaban :
Pengertian Transfer pricing (selanjutnya disingkat TP) dapat dilihat dari tiga aspek yang
berbeda. Dari sisi hukum perseroan misalnya, TP dianggap sebagai alat untuk
meningkatkan efisiensi dan sinergi antara perusahaan dan pemegang sahamnya.
Dari aspek akuntansi industri atau manajerial, transfer pricing digunakan untuk
memaksimalkan laba perusahaan melalui penentuan harga barang atau jasa oleh suatu
unit organisasi dari perusahaan kepada organisasi lainnya dalam perusahaan yang sama.
Kasus ini  sering terjadi ketika sebuah perusahaan besar memiliki anak perusahaan
sebagai pemasok atau pendukung usaha induk perusahaan. Sedangkan dari aspek
perpajakan, transfer pricing (TP) bisa dikatakan sebagai kebijakan harga dalam transaksi
yang dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa. Dalam
jurnalnya International Tax Prime, Arnold dan McIntyre, dua tokoh profesor di bidang
hukum perpajakan mengatakan, transfer pricing merupakan harga yang ditetapkan oleh
wajib pajak saat menjual, membeli, membagi sumber daya dengan afiliasinya (hubungan
spesial).
Jika dilihat dari definisi di atas, sejatinya transfer pricing (TP) memiliki pengertian yang
wajar. Itu artinya proses TP merupakan sebuah kegiatan yang memang ada dalam sebuah
kegiatan industrial. 
Namun belakangan. Istilah transfer pricing memiliki konotasi negatif karena dianggap
sebagai lahan basah bagi perusahaan multinasional untuk menerapkan praktik
penyelewengan pajak. Praktik penyelewengan yang dimaksud adalah manipulasi
atau abuse of transfer pricing. Manipulasi ini biasanya dilakukan dengan menerapkan
kebijakan atas transfer harga yang berada di atas atau di bawah opportunity cost sebagai
bentuk penghindaran kontrol pemerintah.  Penyelewengan ini memanfaatkan perbedaan
regulasi antar negara terutama terkait tarif pajak. Singkatnya penyelewengan ini
dilakukan dengan mark up atau mark down dengan maksud memperkecil jumlah pajak
terutang.

Metode Pembagian Laba (Salah satu cara perhitungan)

Metode transfer pricing yang wajar satu ini mengidentifikasi laba gabungan atas


transaksi pihak yang memiliki hubungan spesial yang dibagi oleh pihak yang memiliki
hubungan spesial tersebut menggunakan dasar yang wajar secara ekonomi. Dasar
perkiraan tersebut harus menggambarkan laba yang wajar dan tercermin berdasarkan
kesepakatan antara pihak-pihak yang tidak memiliki hubungan spesial.

Metode ini dibagi menjadi dua:

 Metode laba kontribusi – pembagian laba yang memiliki hubungan spesial berdasarkan
fungsi yang dilakukan, aset yang digunakan, risiko yang ditanggung setiap pihak yang
terlibat dalam transaksi pihak terafiliasi tersebut.
 Metode laba residu (sisa) – Metode identifikasi laba sisa dengan mengurangi laba rutin
setiap pihak terafiliasi (hubungan spesial) dari laba gabungan kemudian laba sisa tersebut
dialokasikan berdasarkan kontribusi pihak terafiliasi yang terlibat.

Metode ini bagi digunakan apabila pihak yang memiliki hubungan istimewa ini benar-
benar terintegrasi. Maksudnya tidak ada aktivitas yang dilakukan secara terpisah.

Syarat lainnya adalah terdapat barang tak berwujud yang unik menyebabkan sulitnya
dalam menemukan pembanding yang tepat.

Contoh metode pembagian laba kontribusi


Caranya adalah mengidentifikasi laba sisa dengan mengurangi laba rutin setiap pihak
afiliasi dari laba gabungan kemudian laba sisa dialokasikan berdasarkan kontribusi setiap
pihak afiliasi yang terlibat.

Perusahaan PT AA dan PT BB berafiliasi masing-masing memiliki laba: Rp 200.000.000


dan laba PT BB sebesar Rp. 100.000.000 sehingga jika digabungkan laba total kedua
perusahaan mendapatkan Rp. 300.000.000.

Namun setelah dianalisis berdasarkan kontribusi profit-nya, keduanya memiliki profil


split sebesar 60% untuk PT AA dan PT BB sebesar 40%.

Maka perhitungan transfer pricing yang wajar oleh PT BB adalah: Rp 100.000.000 –


(40% x Rp.300.000.000) = Rp 20.000.000. Sehingga ada koreksi laba PT A sebesar Rp.
20.000.000.

Cara metode pembagian laba residu

1. Menggabungkan laba bersih usaha para pihak sebagai satu kesatuan


2. Menentukan kontribusi unik tiap-tiap pihak
3. Mengidentifikasi fungsi rutin (simple function) tanpa kontribusi unik masing-masing
pihak
4. Mencari pembanding untuk fungsi rutin tanpa kontribusi unik
5. Menghitung bagian laba masing-masing pihak tanpa kontribusi unik
6. Menentukan nilai relative atas kontribusi unik masing-masing pihak
7. Membagi Residual Profit berdasarkan nilai relative kontribusi unik masing-masing
pihak
8. Menentukan laba wajar.

3. Jelaskan secara rinci bagaimana proses penganggaran, dan persiapan penyusunan


anggaran. (jawaban minimal 1 lembar atau 350 kata)

Jawaban :
a. Penentuan Pedoman Penyusunan Anggaran
Pedoman anggaran belanja perusahaan didasarkan pada budgeting belanja selama
setahun yang telah dibuat dan dipersiapkan beberapa bulan sebelum budgeting tahun
berikutnya. Dalam penyusunan ini, dikenal manajemen puncak sebagai dasar dalam
menyusun anggaran belanja. Kegiatan manajemen puncak antara lain:

 Penetapan rencana besar perusahaan sebagai dasar penyusunan anggaran belanja


perusahaan. Rencana besar ini disusun layaknya tujuan, asumsi, dan juga kebaikan
dari anggaran belanja yang dibuat.
 Pembentukan panitia untuk menyusun budgeting belanja perusahaan selama
periode tertentu.

b. Persiapan Anggaran
Setelah aktivitas manajemen puncak, perusahaan membutuhkan waktu untuk
mempersiapkan budgeting di perusahaan. Dalam hal ini yang melakukan
persiapan tidak hanya staf di bagian keuangan saja, melainkan dibutuhkan kerja
sama yang solid dari semua divisi supaya penganggaran berjalan sempurna.

c. Penentuan Anggaran
Langkah selanjutnya adalah menentukan anggaran belanja perusahaan yang telah
dibicarakan dan dipersiapkan sebelumnya oleh banyak pihak di perusahaan.
Ada 3 tahapan dalam penentuan anggaran, antara lain:

1. Masing-masing karyawan dari tiap bidang membicarakan dan merundingkan


hasil dari persiapan yang telah dilakukan agar budgeting belanja yang disusun
nantinya mampu mengakomodasi kebutuhan tiap-tiap bagian.
2. Koordinasi dalam penyusunan dan penelaahan komponen anggaran belanja
yang telah disusun.
3. Pengesahan dan juga pendistribusian budgeting yang merata ke seluruh
bagian.
Dalam tahap ini, pihak manajemen perusahaan dan direksi akan melakukan
pengesahan setelah melakukan uji kelayakan dan pengkajian dari tiap anggaran
belanja perusahaan yang disusun oleh tiap-tiap bagian perusahaan yang
nantinya berkedudukan sebagai pengguna anggaran.

d. Pelaksanaan Anggaran
Tahapan terakhir adalah pelaksanaan anggaran belanja perusahaan.Tahapan ini
merupakan langkah terakhir dari penyusunan budgeting yang kemudian akan
diputus dalam keputusan tunggal.Masing-masing pengguna budgeting di tiap
bagian perusahaan akan mulai melaksanakan budgeting sebagaimana yang telah
disepakati dalam anggaran belanja perusahaan. Dalam hal ini tiap manajer akan
mengawasi kemudian melaporkannya ke direksi apakah pelaksanaan anggaran
sesuai dengan perencanaan yang disepakati sebelumnya atau tidak. Itulah
beberapa langkah dan tahapan yang dilakukan dalam rangka penyusunan
anggaran belanja perusahaan. Semakin cermat dan detail dalam penyusunannya,
maka akan semakin mudah perusahaan untuk menjalankan kegiatan usahanya.
Supaya hal ini dapat diraih tentu saja dibutuhkan software keuangan
perusahaan yang tepat.

4. Jelaskan secara rinci apa itu balanced scorecard (BSC), dan jelaskan 4 (empat) perspektif
BSC. (jawaban minimal 1 lembar atau 350 kata)

Jawaban :
Balance Scorecard adalah metode pengukuran hasil kerja yang digunakan perusahaan.
Pelajaran tentang Balance Scorecard mungkin pernah dibahas saat Anda kuliah dulu.
Namun, banyak orang yang masih salah persepsi dan belum dapat memahami arti dan
penggunaannya.
Pada dasarnya, Balance Scorecard (BSC) merupakan kartu berimbang yang digunakan
sebagai media untuk mengukur aktivitas operasional yang dilakukan sebuah perusahaan.
Dengan BSC, perusahaan menjadi lebih tahu sejauh mana pergerakan dan perkembangan
yang telah dicapai. Adanya BSC juga membantu perusahaan untuk memberikan
pandangan menyeluruh mengenai kinerja dari perusahaan.
Agar kinerja perusahaan lebih efektif dan efisien, dibutuhkan sebuah informasi akurat
yang mewakili sistem kerja yang dilakukan. Dalam BSC, terdapat empat jenis perspektif
untuk mengetahui ukuran kinerja perusahaan. 
1. Financial Perspective (perspektif pelanggan)
Financial perspective atau perspektif keuangan erat kaitannya dengan pemasukan
dan pengeluaran perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan harus mampu mengelola
keuangan dengan baik agar keuangannya terus stabil. Misalnya, biaya operasional,
biaya produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, termasuk keuntungan dari
aktivitas penjualan.Baik pemasukan maupun pengeluaran, keduanya harus dicatat
secara runtut dan jelas. Agar pihak keuangan dapat mengamati laju pertumbuhan
keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Ada tiga tolok ukur dalam perspektif keuangan, yaitu:
Pertumbuhan dari pertambahan yang didapatkan selama proses bisnis
berlangsung.Penurunan aset ke arah yang optimal dan memaksimalkan strategi
investasi. Penurunan biaya dan peningkatan produktivitas kerja,Ketiga tolok ukur di
atas dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menjalankan bisnis. Dengan begitu,
pemilik perusahaan mengetahui di tahap mana perusahaan tersebut berada.
2. Customer Perspective (Perspektif Pelanggan)
Customer perspective atau perspektif pelanggan berkaitan erat dengan cara
perusahaan melayani pelanggan. Dalam hal ini, setiap pelanggan harus diperlakukan
secara layak. Dengan begitu, mereka merasa puas atas pelayanan yang diberikan.
Adanya pelayanan yang bagus tentu akan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap
perusahaan. Sebaliknya, apabila pelayanannya buruk, konsumen pasti mencari
perusahaan lain yang memiliki sistem yang lebih bagus.
Ada pun ukuran yang ditetapkan perusahaan dalam perspektif pelanggan, antara lain:
 Seberapa besar omzet penjualan.
 Tingkat keuntungan yang didapatkan perusahaan.
 Berapa banyak pelanggan yang didapatkan.
 Persentase loyalitas pelanggan terhadap produk.
 Tingkat kepuasan pelanggan.
 Tingkat profitabilitas pelanggan.
3. Internal Process Perspective (Perspektif Proses Bisnis Internal)
Dalam internal process perspective, perusahaan menilai seberapa besar ukuran dan
sinergi dari setiap unit kerja. Untuk mengukur poin ini, pemimpin perusahaan harus
rutin mengamati bagaimana kondisi internal dalam perusahaan. Apakah semuanya
dijalankan sesuai dengan metode yang ditetapkan atau malah melenceng dari
peraturan. Kemampuan dan keahlian yang dimiliki setiap karyawan akan
menghasilkan proses bisnis internal yang bagus. Selain bertambahnya jumlah
konsumen, omzet dan keuntungan yang didapat perusahaan juga akan bertambah.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam perspektif proses bisnis internal, antara
lain:
 Proses inovasi berkaitan dengan ide-ide terhadap produksi barang.
 Proses operasi berkaitan dengan aktivitas dan rutinitas sehari-hari yang
dilakukan bagian internal.
 Proses pasca penjualan berkaitan dengan metode pemasaran yang tepat untuk
meningkatkan omzet penjualan.

4. Learning and Growth Perspective (Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan)


Karyawan menjadi elemen penting yang harus dijaga perusahaan. Tanpa adanya
karyawan, proses pertumbuhan dan perkembangan perusahaan akan menghadapi
banyak kendala. Karyawan juga berfungsi sebagai pendukung dalam perspektif
keuangan dan pelanggan. Karena itu, apa yang direncanakan perusahaan dapat
mencapai target yang maksimal. Selain keberadaan karyawan, perusahaan juga perlu
memerhatikan sistem dan prosedur kerja yang seperti apa yang perlu diterapkan
dalam internal perusahaan. Ada baiknya jika semua elemen terkontrol dan
terkoordinasi dengan baik sehingga timbul keselarasan selama bisnis berlangsung.
Ada tiga hal yang dijadikan tolok ukur dalam perspektif ini, antara lain:
 Kapabilitas atau kemampuan karyawan.
 Kemampuan mengelola sistem informasi.
 Motivasi, dorongan, dan garis tanggung jawab
5. Jelaskan secara rinci apa itu Open Book Accounting dan Inter-organizational cost
management. Jawaban harus dihubungkan dengan supply chain. (jawaban minimal 1
lembar atau 350 kata)

Jawaban :
Akuntansi buku terbuka adalah teknik pengendalian manajemen antar organisasi
yang digunakan untuk membantu kedua perusahaan mencapai kerjasama yang efisien dan
efektif. Akuntansi buku terbuka pada awalnya dikaitkan dengan perusahaan Jepang,
tetapi tekniknya telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Akuntansi buku terbuka
dibangun di atas logika sederhana bahwa salah satu atau kedua perusahaan dalam suatu
hubungan 'membuka pembukuan mereka' dan mengungkapkan data keuangan dan/atau
nonkeuangan yang sebelumnya disimpan di dalam perusahaan. Data keuangan tersebut
dapat berupa rincian pendapatan, biaya material, gaji dan berbagai biaya tidak langsung
seperti transportasi. Data non-keuangan mungkin menyangkut produktivitas, waktu
tunggu, ketepatan pengiriman, proyek pengembangan masa depan dan pedoman etika.
Ide inti dengan akuntansi buku terbuka adalah bahwa peningkatan transparansi dan aliran
informasi yang luas antara perusahaan akan memungkinkan mereka untuk berhasil
mengembangkan operasi masing-masing. Seringkali, manfaat datang dalam bentuk
identifikasi dan realisasi pengurangan biaya dalam produksi. Manfaat lain berhubungan
dengan adaptasi yang lebih baik dari operasi perusahaan yang berbeda satu sama lain.
Dengan cara ini, akuntansi buku terbuka berfungsi untuk mengidentifikasi peluang
pengurangan biaya tambahan melalui upaya kolaboratif yang tidak dapat ditemukan oleh
masing-masing perusahaan yang bertindak sendiri.
Inter-Organizational Cost Management (IOCM) didefinisikan sebagai pendekatan
terstruktur untuk mengkoordinasikan kegiatan perusahaan dalam jaringan pemasok
sehingga total biaya dalam jaringan berkurang (Fayard et al., 2012). Upaya ini memiliki
tujuan untuk mengurangi biaya dalam rantai nilai, serta meningkatkan posisi strategis
pada semua organisasi, dengan saling berbagi informasi dan penggunaan sumber daya
lainnya.
Pengertian Supply Chain adalah rantai pasokan. Rantai pasokan atau supply chain
adalah jaringan antara perusahaan dan pemasoknya untuk memproduksi dan
mendistribusikan produk tertentu ke pembeli akhir. Jaringan ini mencakup berbagai
aktivitas, orang, entitas, informasi, dan sumber daya. Rantai pasokan juga mewakili
langkah-langkah yang diperlukan untuk mendapatkan produk atau layanan dari keadaan
aslinya ke pelanggan. Supply chain sama saja dengan bagaimana perusahaan
mengembangkan rantai pasokan sehingga mereka dapat mengurangi biaya dan tetap
kompetitif dalam lanskap bisnis. Manajemen supply chain alias rantai pasokan adalah
proses yang sangat penting karena rantai pasokan yang dioptimalkan menghasilkan biaya
yang lebih rendah dan siklus produksi yang lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai