Universitas Gunadarma
Akuntansi perpajakan, secara prinsipil terpengaruh oleh fungsi perpajakan karena merupakan
implementasi ketentuan perpajakan. Selanjutnya ketentuan itu merupakan perwujudan kebijakan
yang dipengaruhi oleh fungsi pajak. Oleh karena fungsi utama pajak adalah penerimaan negara
maka fungsi akuntansi pajak adalah melindungi hak penerimaan tersebut (public fiscal) dan
apabila terdapat keraguan dalam pengakuan dan pengukuran subyek atau obyek pajak terdapat
kecenderungan bahwa perpajakan lebih mengedepankan kepastian dan mengesampingkan
estimasi.
Laporan keuangan disajikan untuk pengisian SPT Tahunan Pajak Penghasilan di akhir tahun.
Tidak hanya besarnya Pajak Penghasilan yang dapat dihitung, pajak-pajak lainnya juga harus
dapat dihitung dari pembukuan tersebut, seperti:
1
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
• Harga perolehan atau nilai impor dan harga jual atau nilai ekspor
• Harga jual dari barang yang dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
• Pembayaran atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean dan atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean
• Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dan yang tidak dapat dikreditkan.
Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan adalah semua Wajib Pajak Badan dan
Wajib Pajak orang pribadi yang mempunyai kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas yang
mempunyai peredaran bruto dalam 1 (satu) tahun Rp 4.800.000.000 (empat miliar delapan ratus
juta rupiah) atau lebih. Sedangkan untuk Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas yang peredaan brutonya dalam satu tahun kurang dari Rp
4.800.000.000 (empat milyar delapan ratus rupiah) dapat menyelenggarakan pencatatan dan boleh
menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto,
dengan syarat memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
pertama dari tahun pajak yang bersangkutan.
2
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Buku, catatan, dan dokumen termasuk yang diselenggarakan secara program online dan
hasil pengolahan data dari pembukuan elektronik yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan
atau tempat tinggal Wajib Pajak orang pribadi, atau kedudukan Wajib Pajak badan. Hal itu
dimaksudkan agar apabila Direktur Jenderal Pajak akan mengeluarkan surat ketetapan pajak,
bahan pembukuan atau pencatatan yang diperlukan masih tetap ada dan dapat segera
disediakan. Kurun waktu 10 (sepuluh) tahun penyimpanan buku, catatan, dan dokumen yang
menjadi dasar pembukuan atau pencatatan adalah sesuai dengan ketentuan yang mengatur
mengenai batas kadaluwarsa penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan. Perubahan Tahun
Buku dan Metode Pembukuan, harus mendapat persetujuan dari Direktur Jendral Pajak.
3
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Aset tetap merupakan bagian dari neraca yang dilaporkan oleh manajemen dalam setiap periode
atau setiap tahun. Aset ini digolongkan menjadi asset tetap berwujud dan asset tetap tidak
berwujud.
Asset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk
dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan diharapkan dapat memberi masa
manfaat pada perusahaan selama bertahun-tahun.
Masa manfaat adalah periode aset tetap diharapkan digunakan oleh perusahaan, atau jumlah
produksi atau unit serupa yang diharapkan perusahaan diperoleh dari asset dan/atau perkiraan
lamanya asset tetap disusutkan.
A. Pengakuan Aset Tetap
Menurut Komersial
Suatu benda berwujud dapat diakui dan dikelompokkan sebagai asset tetap sesuai ketentuan
akuntansi komersial apabila:
1. Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian dimasa yang akan datang
yang berkaitan dengan aset tersebut akan mengalir kedalam perusahaan.
Sebagai contoh PT. Eramandiri membeli sebuah mini bus dengan harga perolehan yang
dirinci sebagai berikut:
4
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
- Kas/Bank/Utang 360.000.000
Menurut Fiskal
Suatu benda berwujud diakui sebagai aset tetap menurut perpajakan harus memenuhi kriteria
yaitu :
1. Dimiliki dan digunakan dalam usaha atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan, dengan suatu manfaat yang lebih dari 12 (dua belas)
bulan.
B. Pembelian Aktiva
Berdasarkan PSAK 16, aset tetap yang diperoleh dengan pembelian dalam bentuk siap pakai
dicatat dengan sejumlah harga beli ditambah dengan biaya yang terjadi dalam rangka
menempatkan aset tersebut pada kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan. PPN yang
tak dapat dikreditkan merupakan salah satu unsur pembentuk harga perolehan, kecuali pajak itu
dibebankan sebagai biaya pada tahun perolehan tersebut.
Dalam ketentuan perpajakan, tergantung dari status hubungan antara penjual dan pembeli,
sehubungan dengan pihak yang terlibat dalam transaksi pembelian aset tetap dipisahkan antara
pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan yang tidak. Harta perolehan atau harga
penjualan dalam hal ini ditentukan sebagai berikut:
5
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
b. Bagi pihak penjual, harga penjualan harta adalah harga yang sesungguhnya diterima.
2. Dipengaruhi hubungan istimewa:
a. Bagi pihak pembeli, harga perolehan harta adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan.
b. Bagi pihak penjual, harga penjualan harta adalah jumlah yang seharusnya diterima.
Contoh :
PT. X (pemegang saham 35% dari PT. Y) menjual sebuah peralatan kepada PT. Y Rp 15 juta.
Harga barang tersebut di pasar bebas Rp 25 juta maka untuk tujuan perpajakan harga perolehan
(dan penjualan) yang dicatat di buku kedua perusahaan tersebut Rp 15 juta akan dihitung kembali
menjadi Rp 25 juta. Jika peralatan itu merupakan barang kena pajak, tanpa memperhatikan
koreksi harga itu PT. X akan memungut PPN sebesar Rp 3 juta. Jika PT. Y Pengusaha Kena
Pajak (PKP), PPN itu dapat dikreditkan dengan PPN keluaran atas penyerahan barang badan
tersebut. Oleh karena itu, PPN tersebut tidak dikapitalisasi sebagai nilai perolehan peralatan.
Sebaliknya, jika PT. Y bukan PKP atau aktiva diperoleh sebelum badan itu dikukuhkan menjadi
PKP terdapat dua pilihan perlakuan perpajakan yaitu dikapitalisasi sebagai nilai perolehan aktiva
sehingga sebagai biaya pada saat pembelian aktiva, nilai aktiva sebesar Rp 25 juta.
6
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Persediaan (inventories) adalah harta perusahaan yang termasuk penting karena banyak
dana tertanam di dalamnya. Yang termasuk dalam persediaan adalah semua persediaan yang
berada di perusahaan dan yang berada di tempat pihak lain sebagai titipan. Barang yang
dikonsinyasikan termasuk barang dalam persediaan. Barang yang dijual secara cicilan tidak lagi
dimasukkan sebagai persediaan barang, karena hak kepemilikannya telah berpindah. Persediaan
tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
1. Jenis persediaan
Pengadaan barang oleh usaha perdagangan seperti pasar swalayan dan grosir, dimaksudkan
untuk dijual kembali, sedangkan pengadaan oleh usaha pabrik dimaksudkan untuk diolah
sebelum dijual. Usaha pabrik biasanya mempunyai tiga jenis persediaan, yaitu
Bahan baku (raw material) diperoleh langsung dari alam atau bahan yang dibeli dari
pihak ketiga. Contoh bahan yang langsung dari alam ialah minyak bumi, hutan, dan
laut. Biaya perolehan bahan baku terdiri dari harga pembelian, ongkos angkut, biaya gudang,
dan biaya lain-lain yang berhubungan dengan penyimpanan sampai bahan tersebut dipakai
dalam produksi. Bahan baku masih dapat digolongkan ke dalam bahan baku langsung dan
bahan pembantu. Bahan baku langsung ialah bahan-bahan yang dapat diidentifikasi langsung
dalam produk. Misalnya, bahan kayu untuk pembuatan lemari. Bahan baku pelengkap ialah
bahan yang tidak dapat diidentifikasikan dalam produk, seperti minyak pelumas dan kertas
amplas. Bahan tersebut secara fisik tidak terlihat dalam produk. Bahan ini digunakan untuk
diproses lebih lanjut agar memiliki nilai jual.
7
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
c. Barang Jadi
Barang jadi (finished goods) ialah produk yang telah diproses dalam proses produksi sampai
tahap akhir dan siap untuk dijual. Semua biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya tidak
langsung telah selesai dibebankan.
Dalam sistem periodik, persediaan dihitung dengan melakukan inventarisasi pada setiap
akhir periode. Hasil penghitungan tersebut dapat dipakai untuk menghitung harga pokok
penjualan, yang pada gilirannya dipakai guna menyusun laporan keuangan. Dengan sistem
periodik ini, penghitungan persediaan dapat dilakukan dengan akurat dan benar. Namun terdapat
kelemahan, yaitu jika jumlah dan jenis persediaan banyak sekali maka cara ini sangat mahal.
Sistem ini cocok diterapkan pada perusahaan yang jenis dan jumlah persediaannya tidak banyak.
Sistem ini tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan, karena penilaian persediaan
dalam sistem ini berdasarkan perhitungan yang benar. Faktor penaksiran atau perkiraan tidak
terlihat dalam penilaian persediaan akhir. Tetapi, cara ini tidak praktis dan ekonomis jika jumlah
jenis persediaan sangat banyak.
b. Sistem perpetual
Sistem ini dapat menyajikan keterangan mengenai persediaan dan harga pokok penjualan secara
terus menerus tanpa inventarisasi. Hal ini dapat dilaksanakan karena setiap transaksi yang
berhubungan dengan persediaan selalu dicatat sedemikian rupa, sehingga rekening persediaan
senantiasa menyajikan saldo persediaan fisik. Dengan sistem periodik, nilai persediaan hanya
dapat diketahui jika inventarisasi fisik dilakukan. Sekalipun dalam sistem perpetual tidak
dipersyaratkan inventarisasi, namun perusahaan sering pula melakukannya agar perhitungan
harga pokok persediaan lebih akurat. Sistem perpetual tidak menggunakan cara penaksiran
dalam menghitung nilai persediaan, bahkan inventarisasi masih digunakan sebagai pelengkap
8
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
maka sistem ini tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan. Cara yang tidak sesuai dengan
prinsip perpajakan ialah persediaan dinilai berdasarkan penaksiran atau perkiraan.
Pasal 10 ayat 6 UU PPh No. 10 tahun 1994 sebagaimana diubah terakhir dengan UU No. 36
Tahun 2008, sistem yang sebaiknya digunakan wajib pajak adalah sistem perpetual, walaupun
periodik dperbolehkan.
• Akuntansi persediaan berkaitan dengan sistem pencatatan dan penilaian. Untuk tujuan
perpajakan UU PPh No. 36 Tahun 2008 pasal 10 ayat (6) menganut Metode FIFO dan Harga
Pokok Rata- rata.
9
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Namun pada kenyataan pada nilai barang yang masuk dan keluar sering berbeda fluktuasi harga.
Akibatnya timbul persoalan penilaian persediaan didalam harga pokok penjualan. Masalah ini
sama-sama dihadapi dalam akuntansi dan perpajakan. Dalam akuntansi terdapat tiga metode
penilaian persediaan yang pemakaiannya diserahkan kepada manajemen, sedangkan di
perpajakan hanya ada dua metode yang pemakainnya pun diserahkan kepada Wajib pajak.
• First-In, First-Out (Fi-Fo) : Harga yang masuk lebih dahulu akan dikelurakan terlebih
dahulu.
• Last-In, First-Out (Li-Fo) : Harga yang terakhir masuk akan keluar terlebih dahulu.
• Average : Metode rata-rata dengan menghitung saldo persediaan akhir dan harga pokok
penjualan dengan harga rata-rata per-unit dari persediaan yang tersedia untuk dijual.
10
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. Utang Pajak
Pajak yang bersifat sebagai utang timbul ketika badan diharuskan untuk memotong/memungut
pajak, yaitu:
a. PPN dan PPnBM, yaitu: pajak yang dipungut dari pembeli (PPN Keluaran);
b. PPh Pasal 21, yaitu: pajak yang dipotong dari penghasilan si penerima (individu)
penghasilan;
c. PPh Pasal 22, yaitu: pajak yang dipotong dari pembelian barang dalam hal ditunjuk sebagai
pemungut PPh Pasal 22 atas pembelian barang;
d. PPh Pasal 23, yaitu: pajak yang dipotong dari kebanyakan jasa, bunga. deviden, royalti,
dan sewa kepada wajib pajak dalam negeri;
e. PPh Pasal 26, yaitu: pajak yang dipotong dari penghasilan yang diterima oleh wajib pajak
luar negeri;
f. PPh tertentu yang bersifat final (PPh Pasal 4 ayat (2)), yaitu; pajak yang dipotong dari
wajib pajak lain yang bersifat final, misal: sewa tanah dan/atau bangunan.
2. Uang Muka Pajak
Pajak yang bersifat kredit pajak adalah pajak yang dipotong/dipungut oleh pihak lainnya yang
dibayar sendiri oleh badan, yang dapat diperhitungkan dengan pihak yang terutang. Pajak yang
11
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
dipungut oleh pihak lain biasanya dibuktikan dengan bukti pemotongan untuk PPh dan Faktur
Pajak untuk PPN. Sebenarnya pembayaran atau pelunasan pajak ini merupakan pembayaran
pajak dimuka (prepaid tax), yang pada akhirnya akan diperhitungkan dengan pajak terutang.
Pajak-pajak yang bersifat kredit pajak adalah: PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 24, PPh
Pasal 25, fiskal luar negeri, dan PPN Masukan.
3. Pelunasan Pajak
Pajak ini bersifat sebagai pelunasan pajak dalam tahun berjalan. Pelunasannya dapat melalui
penyetoran sendiri atau melalui pemotongan oleh pihak lain, yaitu:
a. PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final;
b. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB);
c. Bea Meterai (BM);
d. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan (BPHTB);
e. Seluruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
f. PPh Badan/OP Kurang Bayar/PPh Pasal 29.
Potongan:
- PPh Pasal 21 Rp 800.000
- Premi Jamsostek Rp 120.000
- Iuran Pensiun Rp 80.000
Dibayar Rp 16.000.000
Ayat Jurnal pada saat pembayaran gaji:
12
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Kas/Bank 16.000.000
Kas/Bank 1.000.000
Kas/Bank 16.800.000
13
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Kas/Bank 1.000.000
Kas/Bank 16.000.000
14
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Kas/Bank 1.200.000
2. PPh Pasal 22
Contoh 1
PT. Sukijan menjual sepeda sebanyak 200 Unit kepada Kementrian keuangan dengan harga Rp
500.000.000. Atas pembayaran dilakukan oleh Bendaharawan Kementrian Keuangan akan
dilakukan pemungutan PPh Pasal 22 sebesar 1,5% dari Harga Jual (dasar pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai). Jumlah pemungutan PPh Pasal 22, adalah sebesar:
Bagi Perusahaan (PT. Sukijan) PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Bendaharawan dapat
dijadikan sebagai kredit pajak pada akhir tahun saat perusahaan menghitung pajak di akhir
tahun.
Kas/Bank 492.500.000
Penjualan 500.000.000
Contoh 2
PT. SuperGirl mengimpor bahan baku dengan nilai impor Rp 1.100.000.000. Bahan baku
dibebaskan dari PPN, perusahaan menggunakan API pada waktu impor. Atas impor bahan
baku tersebut, Perusahaan dipungut PPh Pasal 22 impor oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai
sebesar 2,5% karena menggunakan Angka Pengenal Impor (API). Jumlah pemgungutan PPh
Pasal 22 Impor adalah sebesar:
15
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Bagi Perusahaan PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Direktorat Jendral Badan Cukai dapat
dijadikan sebagai kredit pajak pada akhir tahun saat perusahaan menghitung pajak diakhir
tahun.
Ayat Jurnal yang dilakukan oleh PT. SuperGirl adalah:
Kas/Bank 1.127.500.000
Contoh 3
PT. LalaLand membeli semen sebagai bahan baku dengan harga Rp 800.000.000 (harga belum
termasuk PPN) dari PT. SemenKuat. PT. SemenKuat adalah perusahaan industri semen yang
ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22. Selain sebagai pemungut PPh Pasal 22, PT.
SemenKuat adalah Pengusaha Kena Pajak sehingga atas penyerahan Barang Kena Pajak yang
dilakukan harus dipungut juga Pajak Pertambahan Nilai. Besarnya tarif pemungutan PPh Pasal
22 atas industri semen adalah 0,25% × dasar pengenaan pajak. jumlah pemungutan adalah
sebesar:
0,25% × Rp 800.000.000 = Rp
2.000.000
Bagi perusahaan PPh Pasal 22 yang dipungut oleh PT. SemenKuat dapat dijadikan sebagai
kredit pajak pada akhir tahun saat perusahaan menghitung pajak di akhir tahun.
Ayat Jurnal yang dilakukan oleh PT. LalaLand adalah:
16
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Kas/Bank 882.000.000
3. PPh Pasal 23
Contoh 1
Padal Tanggal 20 April 2019 PT. Maleficent melakukan pembayaran atas jasa instalasi internet
kepada PT. Snow White (pengusaha kecil non PKP) sebesar Rp 60.000.000. Atas penghasilan
yang diterima oleh PT. Snow White merupakan objek pemotong PPh Pasal 23 dengan tarif 2%
× jumlah bruto (dasar pengenaan pajak).
Jumlah pemotongan adalah sebesar:
2% × Rp 60.000.000 = Rp 1.200.000
Pemotongan tersebut dilakukan oleh PT. Maleficent. Bagi PT. Snow White, pemotongan
tersebut dapat dijadikan sebagai kredit pajak pada waktu melakukan pelaporan atas
perhitungan PPh Badannya diakhir tahun pajak.
Ayat Jurnal yang dilakukan PT. Maleficent adalah:
Kas/Bank 58.800.000
Utang Pajak tersebut akan dibayar oleh PT. Snow White sesuai dengan ketentuan formal, yaitu
setiap tanggal 10 setelah berakhirnya bulan tahun pajak.
Ayat Jurnal yang dilakukan oleh PT. Snow White adalah:
Kas/Bank 58.800.000
17
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh 2
Pada tanggal 22 Juli 2019, PT. Alibaba melakukan pembayaran atas sewa mobil kepada PT.
Simba (pengusaha sudah PKP) sebesar Rp 15.000.000. Atas penghasilan yang diterima oleh
PT. Simba merupakan objek pemotong PPh Pasal 23 dengan tarif 2% × jumlah bruto (dasar
pengenaan pajak).
Jumlah pemotong adalah sebesar:
2% × Rp 15.000.000 = Rp 300.000
Pemotongan tersebut dilakukan oleh PT. Alibaba. Bagi PT. Simba, pemotongan tersebut dapat
dijadikan sebagai kredit pajak pada waktu melakukan pelaporan atas penghitungan PPh
Badannya di akhir tahun pajak.
Ayat Jurnal yang dilakukan oleh PT. Alibaba adalah:
Kas/Bank 16.200.000
Utang pajak tersebut akan dibayar oleh PT. Alibaba sesuai dengan ketentuan formal, yaitu
setiap tanggal 10 setelah berakhirnya bulan takwim pajak.
Ayat Jurnal yang dilakukan PT. Simba adalah:
Kas/Bank 16.200.000
18
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
A. Pendapatan
Pendapatan/penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan,
dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dilihat dari mengalirnya tambahan ekonomis kepada
subjek pajak, penghasilan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti
gaji,honorarium, penghasilan dari praktik dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara, dan
sebagainya.
2. Penghasilan dari usaha dan kegiatan.
3. Penghasilan dari modal atau investasi, yang berupa harta gerak ataupun harta tidak bergerak
seperti, bunga, dividen, royalty, sewa, keuntungan, penjualan harta atau hak yang tidak
dipergunakan untuk usaha,dan lain sebagainya.
4. Penghasilan lain-lain, seperti pembebasan utang, hadiah, dan lain sebagainya.
Selanjutnya dilihat dari penggunaanya, penghasilan dapat dipakai untuk konsumsi dan dapat pula
ditabung untuk menambah kekayaan Wajib Pajak.
19
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
B. Biaya
Beban-beban yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto bagi Wajib Pajak Dalam Negeri
danbentuk usaha tetap dapat dibagi dalam 2 (dua) golongan, yaitu:
1. Beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1 (satu) tahun. Beban yang
mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1 (satu) tahun merupakan biaya pada tahun yang
bersangkutan, misalnya gaji, biaya administrasi dan bunga, biaya rutin pengolahan
limbah,dsb.
2. Beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun. Pengeluaran yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, pembebanannya dilakukan melalui
penyusutan atau melalui amortasi.
Kemudian pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak dapat pula dibedakan
menjadi:
1. Pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai biaya (deductible expenses).
20
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai biaya adalah pengeluaran yang mempunyai
hubungan langsung dengan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak yang pembebanannya dapat dilakukan
dalam tahun pengeluaran atau selama masa manfaat dari pengeluaran tersebut.
21
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Non
Deductible
Beban Usaha Deductible Keterangan
Expenses Expenses
22
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Dibayar Perusahaan V
Dibayar Pegawai bagi pegawai V
8. Iuran pensiun ke Dana Pensiun yang
V
belum disahkan Menteri Keuangan
9. Tunjangan Hari Raya V PPh Ps 21
10. Uang Lembur V PPh Ps 21
11. Pengobatan :
a) Cuma-cuma (langsung ke Rumah
V
Sakit)
b) Penggantian Pengobatan V PPh Ps 21
c) Tunjangan Pengobatan V PPh Ps 21
12. Pemberian Imbalan dalam bentuk natura
& kenikmatan, misal : beras, gula dsb V
23
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
24
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
25
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
26
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
27
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
28
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
29
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
a) Penyisihan V
b) metode langsung, tidak dibuat daftar
V
nominatif
c) metode langsung : telah dibebankan ke
Laporan rugi laba komersial,
diserahkan ke pengadilan
negeri/BUPLN, diumumkan dalam
salah satu penerbitan, dan dibuat V
daftar nominatif (dilampirkan) :
nama, alamat, tgl pinjaman
diberikan, jumlah piutang dan
keterangan
52. Rugi selisih kurs :
a) kurs tengah BI akhir tahun V
b) pada waktu pembayaran V
53. SGU tanpa hak opsi, pembayaran SGU V PPh Ps 23
54. SGU dengan hak opsi :
a) penyusutan aktiva SGU V
b) bunga SGU V
c) jumlah pembayaran SGU V
55. Kerugian pengalihan harta :
a) digunakan untuk usaha V
b) tidak digunakan untuk usaha V
56. Beban alat tulis kantor V
57. Beban listrik, tilpon, fax V
58. Beban perangko/materai V
59. Beban starco/handphone, penyusutan
50% 50%
kel 1
60. Beban pemeliharaan/perbaikan, pulsa
50% 50%
HP, dsb
61. Macam-macam biaya :
a) tidak diperinci V
30
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
b) diperinci V
62. SE-33/PJ.421/96, biaya bea siswa dalam
rangka GN-OTA yang dikeluarkan
perusahaan, dengan bukti V
setoran/transfer ke BRI a/n Lbg
GNOTA
63. Bantuan keluarga pra sejahtera
dibebankan langsung ke perkiraan V
“Laba Ditahan
31
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laporan keuangan komersial atau bisnis ditujukan untuk menilai hasil usaha (Income
statement) dan keadaan keuangan (Balance Sheet) dari satu entitas, sedangkan laporan keuangan
fiskal ditujukan untuk menghitung penghasilan kena pajak dan beban pajak yang harus diba yar ke
Negara.
Laporan keuangan komersil berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum, yaitu
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) atau standar lain, sedangkan untuk kepentingan
fiskal, laporan keuangan disusun berdasarkan Undang-undang dan Peraturan Perpajakan lain.
Perbedaan penggunaan standar atau prinsip dasar dalam penyusunan Laporan Keuangan terutama
laporan rugi laba, mengakibatkan perbedaan perhitungan laba rugi suatu entitas (Wajib Pajak)
antara laba rugi komersil dan laba rugi fiskal, yang akan berakibat adanya perbedaan perbedaan
beban pajak komersial dan beban pajak seharusnya dibayar ke Negara.
Pendekatan penyusunan laporan keuangan fiscal sebagai solusi antara ketentuan akuntansi dan
pajak yaitu :
1. Ketentuan pajak secara dominan mewarnai praktek akuntansi, Dalam pendekatan ini laporan
keuangan fiscal murni disusun atas dasar perpajakan. Dengan demikian dalam melakukan
pembukuan perusahaan menyusun laporan harus menurut ketentuan perpajakan dan
menurut praktek pembukuan.
32
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
3. Ketentuan pajak merupakan sisipan terhadap standar akuntansi, pendekatan ini laporan
keuangan atas dasar standar akuntansi. Tetapi preferensi di berikan kepada ketentuan pajak
apabila tidak sesuai dan sejalan dengan standar akuntansi.
Perbandingan Laporan Keuangan Fiskal dan Laporan Keuangan Komersial
4 Mata Uang Wajib dalam Rupiah dan mata uang Dapat menggunakan mata uang lain
Pelaporan US$ sepanjang memperoleh izin selain Rupiah. Jika laporan keuangan
dari otoritas pajak terkait. disajikan dalam mata uang selain mata
uang fungsionalnya, laporan keuangan
harus lebih dahulu dilakukan
remeasurement.
5 Dasar Transaksi dicatat dan dilaporkan Transaksi dicatat dengan asas substance
Pencatatan apabila memenuhi syarat dan over form.
Transaksi ketentuan perpajakan. Transaksi
dicatat dengan mengutamakan
hakikat formal atau hukum
daripada substansinya.
33
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
6 Batas Waktu Disampaikan paling lambat 4 bulan Pasal 66 (1) UU No.40 Tahun 2007
Penyampaian setelahakhir tahun pajak dan dapat “Perseroan Terbatas”, Direksi
melakukan perpanjangan paling menyampaikan laporan tahunan kepada
lama 2 bulan. RUPS setelah ditelaah oleh Dewan
Komisaris dalam jangka waktu 6 bulan
setelah tahun buku Perseoran berakhir.
Negara lebih memperhatikan laporan keuangan dilampirkan dalam SPT yang meliputi unsur:
1. Laba tahun berjalan
2. Distribusi laba
3. Peredaran
4. Pengeluaran untuk karyawan dan pembelian jasa yang lain.
Sedangkan tujuan laporan keuangan dalam komersial disusun untuk berbagai pemakai terutama
berkepentingan dengan kinerja ekonomi dan keadaan financial perusahaan yang tercantum dalam
laporan tersebut.
34
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
5. Akhir periode akuntansi di susun neraca percobaan yang di sesuaikan terhadap fakta pada akhir
tahun dan catatan penutup.
Pertama, pendekatan terpisah (separated approach) dimana wajib pajak membukukan segala
transaksi atau informasi berdasarkan prinsip pajak untuk penghitungan PPh terutang dan
berdasarkan prinsip akuntansi untuk keperluan komersial. Tapi pendekatan ini sangat jarang
digunakan karena memakan banyak biaya dan tenaga.
Kedua, extra-compatible approach dimana wajib pajak membukukan semua transaksi atau
informasi hanya berdasarkan prinsip akuntansi, kemudian pada akhir tahun wajib pajak melakukan
koreksi terhadap laporan keuangan komersial tersebut agar sesuai dengan Undang - Undang Pajak
Penghasilan yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya PPh terutang. Jadi laporan keuangan
komersial terkait erat dengan laporan keuangan fiskal karena laporan keuangan komersial
digunakan oleh wajib pajak sebagai dasar melakukan rekonsiliasi fiskal untuk menghasilkan
laporan keuangan fiscal.
35
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
kewajiban yang menyebakan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.”
Konsep penghasilan dari sudut pandang fiskal tidak jauh berbeda dengan konsep akuntansi, yaiut:
Segala tambahan kemampuan ekonomis yang diterima oleh Wajib Pajak, baik berasal dari
Indonesia atau luar Indonesia yang dikonsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak dengan nama
serta dalam bentuk apapun. Fiskal membagi penghasilan kedalam 3 kelompok yang sesuai dengan
UU No 36 Tahun 2008 Pasal 4 Tentang Pajak Penghasilan, yaitu:
2. Konsep Beban
Menurut IAI (2007:13) beban diartikan sebagai “Penurunan manfaat ekonomi selamasuatu
periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau adanya kewajiban
sehingga menyebabkan turunnya ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam
modal”. Sedangkan dari sisi fiskal , beban merupakan biaya untuk menagih, memperoleh, dan
memelihara penghasilan yang terkait langsung dengan perolehan penghasilan.
a. Konsep penyusutan
Perbedaan utamanya terletak pada penentuan umur aktiva danmetode penyusutan yang digunakan.
Akuntansi menetapkan bahwa umur aktiva berdasarkan umur sebenarnya meskipun dalam
menentukan umur tidak terlepas dari tafsiran judgement. Adapun metode penyusutan dalam
akuntansi meliputi:
1. Straight line method (metode garis lurus), dimana pembebanan dihasilkan selama umur manfaat
asset jika residu tidak mengalami perubahan nilai.
36
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
3. Sum of the unit method ( metode jumlah unit), menghasilkan pembebanan yang menurun selama
umur manfaat aset.
Sementara itu ketentuan perpajakan hanya menentukan dua metode penyusutan yang
berdasarkan berdasarkan pasal UU No 36 tahun 2008 pasal 11 tentang Pajak Penghasilan, yaitu
metode garis lurus dan saldo menurun yang dilakukan secara konsisten.
b. Konsep persediaan
Menurut undang-undang pajak penghasilan Indonesia, persediaan dan penggunaannya untuk
menghitung harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan yang menggunakan metode rata-rata
atau FIFO, dimana harus dilakukan dengan konsisten.
2. Pasal 17 ayat 2b, Tarif ini diterapkan pada wajib pajak badan dalam negeri yang berbentuk
perseroan terbuka yang memperoleh pengurangan tarif sebesar 5% lebih rendah dari tarif normal.
Untuk mendapatkan fasilitas pengurangan tarif ini Wajib Pajak harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
a. Paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang disetor dicatat
untuk diperdagangkan di bursa efek di Indonesia
b. Saham sebagaimana dimaksud point a harus dimiliki oleh paling sedikit oleh 300 (tiga ratus)
Pihak.
c. Masing-masing Pihak sebagaimana dimaksud dalam point b hanya boleh memiliki saham
kurang dari 5% (lima persen) dari keseluruhan saham yang ditempatkan dan disetor penuh
d. d.Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c harus dipenuhi dalam
waktu paling singkat 183 (seratus delapan puluh tiga) hari kalender dalam jangka waktu 1
(satu) Tahun Pajak.
37
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
3. Tarif pemungutan pajak untuk Wajib Pajak Badan pasal 31 E UU No.36 Tahun 2008
digolongkan menjadi 3 sesuai dengan peredaran bruto perusahaan, yaitu:
Peredaran Bruto Cara Perhitungan
Lebih dari Rp 50.000.000.000 25% x PKP
Rp 4.800.000.000 s/d Rp 50.000.000.000 (50% x 25%) x PKP dari bagian peredaran bruto
yang memperoleh fasilitas + 25% x PKP dari
bagian peredaran bruto yang tidak memperoleh
fasilitas
Sampai dengan Rp 4.800.000.000 50% x 25% x PKP
Cara mencari PKP dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas
4.800.000.000 X PKP
Penghasilan Bruto
38
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
LKK LKF
KOREKSI
FISKAL
PKP DIKURAGI
KOMPENSASI LABA
KERUGIAN FISKAL
PPH PPH
TERUTAN DIKURANGI KURANG
G KREDIT BAYAR
PAJAK
39
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
PT. Matahati Senja Tbk., merupakan perusahaan multinasional yang bergerak dibidang
perdagangan umum.
Informasi Perusahaan :
Alamat : Jalan Jingga Matahari No.2 Kembangan, Jakarta Barat 17133,
Indonesia
Telp. (021) 1234567
Fax. (021) 1234789
NPWP : 06.864.767.6-418.000
Nomor Pengukuhan PKP : 06.864.767.6-418.000
Jenis Usaha : Perdagangan Umum
KLU SPT : 52000
Penjualan Rp 18.900.000.000
Pembelian Rp 7.000.000.000
Persediaan Awal Rp 500.000.000
Persediaan Akhir Rp 650.000.000
HPP Rp 6.850.000.000
Laba Kotor Rp 12.050.000.000
Total Biaya Usaha Rp 2.905.000.000
Laba Sebelum Pajak Rp 9.145.000.000
40
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Informasi Tambahan :
1. Dalam gaji karyawan termasuk pengeluaran pribadi direktur sebesar Rp 2.500.000 perbulan
untuk biaya supir.
2. Hasil stock opname ditemukan nilai persediaan akhir lebih tinggi Rp 50.000.000 dari nilai
yang dilaporkan laba-rugi.
3. Harga perolehan armada Rp 400.000.000 dan disusutkan setahun 25% (metode saldo
menurun) yang memiliki masa manfaat 8 tahun.
4. Harga perolehan gedung Rp 1.000.000.000 disusutkan setahun 5% (metode garis lurus).
5. Biaya Litbang di luar negeri selama 15 hari.
6. Dalam biaya listrik dan telepon, terdapat biaya pulsa untuk para manajer sebesar Rp
10.000.000
41
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
NERACA
per 31 Desember 2018
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar :
Kas Rp 30.000.000.000 Hutang Rp 125.000.000.000
Bank Rp 8.000.000.000
Piutang Rp 60.000.000.000 Modal Rp 112.000.000.000
Persediaan Rp 20.000.000.000 Laba Ditahan Rp 5.800.000.000
Jumlah Aktiva Lancar Rp 118.000.000.000 Laba Tahun Berjalan Rp 25.000.000.000
42
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
43
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2018/2019