Anda di halaman 1dari 14

Cara dan Proses Pelelangan Tender

Tata Cara dan Proses Pelelangan Tender yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut di bawah ini.

 Perencanaan pekerjaan yang akan dilelang tender.


 Dokument pekerjaan yang akan dilelang :
a. Gambar pelaksanaan Secara detail
b. BQ ( Bill Quantity )
c. Spesipikasi teknis
- Ketentuan bahan yang akan dipakai ( Merk / Speck )
- Ketentuan pekerjaan ( Schedule )
d. R.K.S.

 Koordinasi Intern Owner membahas pekerjaan yang akan dilelang


- Team perencana ( User )
- Team pengadaan ( Purchasing )
- Team Audit ( Budget kontrol )
- Team Keuangan.

TEAM TERSEBUT DIATAS DISEBUT MANAJEMENT

 Undangan tender ke Kontraktor.


 Rapat tender Owner ( User ) dan kontraktor
Anutzuizing ( Penjelasan Tender )
a. Masalah administrasi
- Bentuk kontrak yang akan dibuat
- System pembayaran.
- Waktu pelaksanaan pekerjaan.
- Usulan kontraktor.
b. Survey lapangan ( Pencocokan gambar dengan kondisi lapangan yang akan
dilaksanakan dan penghitungan ulang BQ akhir antara kontraktor peserta tender
dengan pemberi tugas ) dan dibuatkan Berita Acara Anutzuizing untuk acuan
pembuatan kontrak.

 Penawaran harga dari kontraktor.


 Undangan Negosiasi tender.
 Buka tender ( menentukan pemenang pekerjaan ).
 Pembuatan Berita Acara Negosiasi dan penunjukan pemenang.
 Pembuatan Kontrak Kerja ( SPK, Perjanjian Kerja Sama atau PO )
Apabila ingin mengikuti tender pelelangan yang dilaksanakan oleh kementerian,
departemen, lembaga, atau instansi ada beberapa hal yang harus dimiliki dan
diketahui, sehingga kita dapat mengikuti atau bersaing untuk memenangkan tender
tersebut, yaitu:

1. Memiliki Usaha baik dalam bentuk Comanditer atau perorangan, yang akan kita bahas
adalah usaha perseroan comanditer. Untuk memiliki perseroan comanditer diharuskan dua orang
atau lebih . Caranya mudah, datang saja ke Notaris dengan membawa KTP yang masih berlaku.
Biayanya berkisar antara Rp. 250.000,- sampai Rp. 500.000,- (tahun 2010) tergantung dari
notarisnya dan hasil negosiasi. Kemudian daftarkan dipanitera pengadilan Setempat.
2. Daftarkan ke kantor pelayanan pajak terdekat untuk medapatkan NPWP (Nomor Pokok
Wajib Pajak) Badan. Biasanya kalo urus sendiri tidak dipungut biaya, cukup menyiapkan materai
secukupnya.
3. Daftarkan ke instansi yang dapat mengeluarkan SITU, SIUP, TDP, SIUJK . biasanya
dikeluarkan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan. biayanya tergantung daerah
masing-masing.
4. Daftarkan Ke Asosiasi, untuk pengadaan barang asosiasinya seperti Ardin, Ardin R,
Aspanji, Arpabpi, dan banyak lagi, untuk jasa Konstruksi anda dapat mendaftar ke Gapensi,
Gapeknas, Gapeksindo dan lain-lain. Untuk jasa Konsultan dapat didaftarkan di IKI, Pertindo dan
Lain-lain. biayanya juga beragam. Setelah memiliki semua yangtersebut diatas kita sudah dapat
mengikuti pelelangan sesuai dengan kompentensi yang telah dimiliki.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah setelah anda memiliki Perseroan Komanditer
dan terdaftar di kantor Pelayanan Pajak maka setiap Bulan anda berkewajiban untuk
melaporkan pajak masa setiap bulannya dan SPT tahunan, Meskipun Nihil. Karena
Apabila anda tidak melaporkan pajak masa atau spt tahunan, anda akan terkena
sanksi, yaitu denda untuk pelaporan pajak masa PPN sebesar Rp. 500.000,-
perbulan. dan untuk SPT sebesar 1 juta. untuk pelaporan pajak PPN masa terakhir
tanggal 20 pada bulan depannya, misalkan pajak masa bulan Januari, maka terakhir
masa pelaporan pajaknya adalah tanggal 20 februari, anda terlambat sehari maka
sanksi akan dikenakan. Untuk SPT tahunan pelaporan pajaknya terakhir tanggal 31
April, misalnya untuk tahun pajak 2010, maka terakhir pelaporan pajaknya pada
tanggal 31 april 2011.

Pengadaan Barang dan Jasa - Proses pengadaan barang dan jasa di pemerintahan saat
ini memasuki sebuah babak baru, yaitu dengan mulai diterapkannya pengadaan
barang/jasa berbasis elektronik atau e-procurement.

Apa yang dimaksud dengan e-procurement ?

E-Procurement atau lelang secara elektronik adalah proses pengadan barang/jasa


dalam lingkup pemerintah yang menggunakan perangkat teknologi informasi dan
komunikasi dalam setiap proses dan langkahnya.

Dasar hukum pelaksanaan e-procurement adalah UU No. 11 Tahun 2008 tentang


ITE, Perpres No. 54 Tahun 2010 dan Peraturan Kepala LKPP No. 1 Tahun 2011
tentang Tata Cara e-Tendering.

Secara umum, e-procurement dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu e-tendering dan
e-purchasing. E-Tendering adalah proses pengadaan barang/jasa yang diikuti oleh
penyedia barang/jasa secara elektronik melalui cara satu kali penawaran, sedangkan
E-Purchasing adalah proses pengadaan barang/jasa yang dilakukan melalui katalog
elektronik.

E-Tendering sama persis dengan pola pengadaan yang selama ini dilaksanakan
secara manual, perbedaannya hanya seluruh tahapan dilaksanakan secara
elektronik, sedangkan E-Purchasing menggunakan cara yang sama sekali berbeda.
Pengguna barang/jasa tinggal memilih barang/jasa yang diinginkan melalui katalog
elektronik yang terbuka serta transparan. Katalog ini disusun oleh LKPP melalui
sebuah kontrak payung kepada Produsen atau penyedia utama, sehingga harga
yang ditawarkan dipastikan jauh lebih rendah dibandingkan harga pasaran.
Bagaimana perbedaan antara E-Procurement dengan Pengadaan konvensional ?
Saya akan coba memaparkan pada beberapa tahapan utama.

1. Persiapan

Tahap ini khusus untuk PPK dan Panitia. Yang perlu diperhatikan pada tahapan ini
adalah dokumen pemilihan. Dokumen untuk e-proc dengan konvensional amat
berbeda, utamanya pada tahapan pengadaan, penyampaian dokumen dan bentuk
surat penawaran serta lampirannya.

2. LPSE

Pelaksanaan pengadaan secara elektronik membutuhkan sebuah unit khusus di


pemerintahan, unit tersebut bernama Layanan Pengadaan Secara Elektronik
disingkat LPSE. LPSE inilah yang berfungsi sebagai penghubung antara PPK/Panitia
dengan Penyedia Barang/Jasa melalui aplikasi e-procurement.
LPSE bertugas untuk membangun sistem e-proc, memberikan username dan
password kepada semua pihak yang terlibat, memberikan pelatihan kepada semua
pihak yang terlibat, serta menjaga, merawat, dan memperbaiki sistem e-
procurement.
Oleh sebab itu, apabila ada yang hendak melaksanakan lelang secara elektronik,
atau hendak ikut lelang yang dilaksanakan secara elektronik, silakan menghubungi
LPSE terdekat atau LPSE yang melaksanakan pengadaan barang/jasa.

3. Pengumuman

Pengumuman lelang e-procurement berbeda dengan lelang konvensional. Kalau


lelang konvensional, pengumumannya dapat dilihat di halaman depan Portal LPSE
pada fitur “Cari Lelang Non Eproc”. Sedangkan pada lelang e-proc, pengumumannya
akan tampil di halaman depan Portal LPSE di bawah tulisan “e-Procurement”.
Pengumuman yang lebih rinci dan detail sudah dimasukkan pada sistem LPSE.
Termasuk jadwal pemilihan mulai pengumuman sampai penandatanganan kontrak,
nilai pagu, bahkan sampai ke persyaratan kualifikasi.

4. Pendaftaran

Proses pendaftaran lelang mengalami perubahan yang cukup signifikan. Dalam


sistem manual, panitia harus menyiapkan meja dan kursi khusus untuk menerima
pendaftar, juga harus ada orang yang menjaga untuk menerima pendaftar, serta
menyiapkan formulir pendaftaran untuk diisi oleh calon penyedia barang/jasa. Dari
sisi penyedia barang/jasa juga harus menyiapkan Surat Kuasa yang bermaterai
kalau yang mendaftar bukan direktur atau yang berada di dalam akte, dan
persyaratan lainnya.
Namun, dengan sistem e-proc, pendaftaran dilakukan secara online saja. Dari sisi
panitia tidak melakukan apa-apa, cukup melihat layar monitor sekali-sekali untuk
mengecek jumlah pendaftar, dan dari sisi peserta cukup login menggunakan
username dan password yang telah dimiliki, membaca pengumuman lelang dan
syarat-syaratnya, kemudian mengklik tombol daftar pada lelang tersebut. Dengan
mengklik tombol daftar, maka secara otomatis sudah dilakukan penandatanganan
Pakta Integritas juga.
Jadi tidak perlu meja pendaftaran, tidak perlu fotokopi SIUP, tidak perlu datang
jauh-jauh ke kantor pelaksana lelang, dan cukup dilakukan dari kantor penyedia
masing-masing sambil bersantai minum kopi.
5. Aanwijzing

Tahapan ini merupakan “momok” bagi panitia pengadaan di beberapa daerah.


Mengapa menjadi momok? Karena pada tahapan inilah seluruh pihak-pihak yang
terlibat berkumpul pada satu tempat, termasuk seluruh pendaftar yang berasal dari
calon penyedia barang/jasa.

Hal ini karena ada pihak-pihak tertentu yang memang menginginkan adanya
keributan sehingga pembahasan dokumen pemilihan menjadi tidak efektif.

Dengan sistem e-procurement, tidak dilakukan tatap muka pada tahapan ini.
Masing-masing pihak cukup berada di depan komputer mereka. Penjelasan,
pertanyaan dan jawaban dilakukan secara online. Bentuknya mirip mengisi
komentar pada facebook. Panitia dan seluruh pendaftar pada lelang tersebut bisa
saling bertukar penjelasan, pertanyaan, dan jawaban. Dengan cara seperti ini, tidak
ada kontak fisik yang terjadi, dan tidak ada emosi yang tertumpah.

Tanya jawab dilakukan sampai batas waktu Aanwijzing selesai. Apabila jadwalnya
telah selesai, maka secara otomatis penyedia tidak bisa mengirimkan pertanyaan
lagi, namun panitia masih punya waktu minimal 1 jam untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan pada akhir waktu. Tugas berikutnya bagi panitia adalah
menyusun adendum dokumen pengadaan yang selanjutnya diunggah pada sistem
LPSE.

Satu lagi, karena seluruh komunikasi telah tercatat pada sistem, maka berita acara
Aanwijzing hanya ditanda tangani oleh Panitia Lelang dan diupload, tidak perlu ada
tandatangan saksi, dan absensi Aanwijzing.

6. Pemasukan Dokumen

Di dalam sistem lelang konvensional, kita mengenal sistem satu sampul, dua
sampul, dan dua tahap. Untuk e-procurement dikenal yang namanya satu file dan
dua file. Yang dulunya berupa sampul, sekarang berganti menjadi file. Dengan
sistem ini, maka penyedia tidak perlu repot-repot menyiapkan dana untuk fotokopi
semua dokumen pendukung kualifikasi (Akta, SIUP, kontrak-kontrak, dan lain-lain)
serta dokumen administrasi maupun teknis. Di beberapa lelang yang saya ikuti,
dokumen ini kadang tingginya bisa mencapai setengah meter dan beratnya berkilo-
kilogram.

Seluruh dokumen yang sifatnya fisik, diganti menjadi elektronik dalam format PDF
atau JPEG.

Dari semua dokumen itu, hanya 1 yang bentuknya masih harus secara fisik, yaitu
Jaminan Penawaran dan tidak dikirimkan ke panitia pengadaan melainkan dititipkan
ke LPSE penyelenggara.

Satu yang WAJIB diperhatikan oleh penyedia, mohon seluruh dokumen yang akan
dikirim tidak dikompres menjadi file ZIP atau kompresi lainnya seperti TAR atau
RAR, karena ini akan menyebabkan dokumen tersebut tidak dapat dibuka oleh
panitia.

Sistem e-proc telah menyediakan sebuah aplikasi khusus yang akan


menggabungkan seluruh file yang akan dikirim sekaligus melakukan enskripsi data
agar aman dari “kejahilan” dunia maya. Aplikasi ini dibuat oleh Lembaga Sandi
Negara dan dapat diunduh pada akun masing-masing penyedia. Setelah dikompres
dan dienskripsi, maka seluruh dokumen yang sudah disiapkan (dokumen
administrasi, teknis dan harga untuk sistem satu sampul; dan dokumen administrasi
dan teknis untuk dua sampul) akan menjadi 1 (satu) file saja. Inilah yang disebut
dengan sistem satu file, dan ini yang dikirim ke panitia untuk dilakukan evaluasi.

7. Pembukaan Dokumen

Dalam sistem konvensional, tahap ini menjadi “momok” yang kedua setelah
Aanwijzing. Hal ini karena kembali seluruh penyedia barang/jasa berkumpul disatu
tempat untuk menyaksikan pembukaan dokumen pengadaan masing-masing.
Setelah dibuka, kemudian kelengkapan seluruh dokumen dicek satu persatu didepan
seluruh panitia dan peserta. Disini sering terlihat sesama peserta akan saling
menjatuhkan dan sikut-sikutan. Perbedaan yang tidak signifikan dan tidak
substansial sering dipaksakan untuk menjadi alasan ketidaklengkapan dokumen
peserta lainnya.

Dalam sistem e-proc, tidak ada “kumpul-kumpul rekanan” pada satu tempat. Karena
pada tahapan ini yang dimaksud pembukaan artinya benar-benar hanya membuka
dokumen yang telah dikirimkan oleh peserta pengadaan. Seluruh file yang telah
dikirimkan oleh peserta, hanya dapat dibuka pada waktu yang telah ditentukan,
yaitu pada saat pembukaan dokumen. Pembukaan filenya juga tidak bisa
menggunakan aplikasi sembarangan, melainkan juga harus menggunakan aplikasi
yang dibuat oleh Lembaga Sandi Negara.

Jadi, Berita Acara Pembukaan Dokumen hanya ditanda tangani oleh Panitia Lelang
dan diupload, tidak ada tandatangan 2 orang saksi, dan tidak ada kumpul-kumpul
pada tahapan ini di sistem e-proc.

8. Evaluasi

Tahapan evaluasi antara sistem konvensional dengan sistem e-proc sama saja. Yaitu
sama-sama memeriksa dokumen dari peserta. Yaitu dokumen administrasi, teknis,
harga, dan kualifikasi. Bedanya, pada sistem konvensional, panitia melihat dokumen
fisik, sedangkan pada sistem e-proc, panitia melihat layar komputer atau layar LCD
Projector.

Kalau mau dicetak juga bisa, tapi akan boros kertas dan tidak bermanfaat, karena
nanti setelah dicetak akan dibuang kembali.

Salah satu persamaan lainnya adalah, panitia tetap diwajibkan untuk membuat
Berita Acara Evaluasi dan Berita Acara Hasil Pelelangan, karena kedua Berita Acara
ini harus diunggah ke dalam sistem dan nanti akan dapat diunduh oleh peserta
lelang setelah pengumuman pemenang.

9. Penetapan Pemenang

Pada tahapan ini di dalam sistem pengadaan konvensional, Ketua Panitia akan
membuat surat penetapan pemenang dan 2 cadangan.

Pada sistem e-proc, seluruh kegiatan tadi dilaksanakan hanya dengan klik pada
tombol mouse dan sedikit pengetikan pada keyboard. Ketua panitia mengklik pada
nama peserta yang ditetapkan sebagai pemenang. Secara otomatis peserta yang
sudah disetujui akan menjadi pemenang dan tinggal menunggu jadwal
pengumuman untuk ditampilkan.

10. Pengumuman

Pada sistem konvensional, pengumuman dipasang pada papan pengumuman di


institusi masing-masing maupun di portal LPSE. Sedangkan untuk sistem e-
procurement, pengumuman pemenang dapat dilihat pada website LPSE serta
seluruh peserta akan dikirimi email secara resmi yang berisi pengumuman
pemenang.

Pengumuman tidak hanya berisi nama perusahaan pemenang, melainkan juga akan
memperlihatkan siapa saja yang kalah, mengapa sampai kalah, gugurnya pada
tahapan mana, kenapa sampai gugur dan berapa harga masing-masing peserta.
Jadi, setiap peserta tidak akan berpraduga yang tidak-tidak mengenai hasil
pengadaan. Masing-masing secara terbuka akan mengetahui kesalahannya.

11. Sanggah

Dari 2 tahapan sanggah (sanggah awal dan sanggah banding), e-procurement hanya
melaksanakan 1 tahap saja, yaitu sanggah awal. Sanggahan hanya dapat dilakukan
oleh perusahaan yang memasukkan dokumen penawaran. Sanggahan ini juga hanya
dapat dilihat oleh perusahaan yang memberikan sanggahan. Sistemnya mirip
dengan aanwijzing tetapi lebih dibatasi. Panitia juga hanya bisa menjawab
sanggahan ini sebanyak 1 (satu) kali saja.

Apabila peserta lelang tidak puas dengan jawaban Panitia, maka dapat melakukan
sanggah banding yang kembali kepada sistem konvensional, yaitu melalui surat
kepada PA/KPA/Kepala Daerah dan ditembuskan kepada Inspektorat (APIP).

Demikian tulisan singkat mengenai e-procurement, semoga bermanfaat.

Terungkapnya nuansa korupsi dan nepotisme dalam proses tender pengadaan


barang dan jasa oleh pemerintah, menyebabkan masalah ini tidak akan pernah
lepas dari kontroversi. Terlebih munculnya peran Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) yang banyak berperan dalam mengamankan uang negara dalam proses
pengadaan barang dan jasa. Seolah peran KPK memberi harapan dalam
pembersihan proses pengadaan barang dan jasa pemerintah, sehingga pelaku
penyedia barang dan jasa lainnyapun dapat mengikuti.Tidak banyak informasi yang
dapat kita peroleh dari media-media yang membahas tentang bagaimana alur
proses dan persyaratan tender pengadaan barang dan jasa pemerintah yang
sebenarnya sesuai peraturan yang berlaku. Pengadaan barang dan jasa sudah
diasumsikan sarat dengan KKN. Sehingga tidak sedikit pelaku bisnis yang merasa
enggan menjamahnya. Sesungguhnya, dibalik kontroversi tersebut terdapat
penawaran peluang bisnis yang sangat besar. Misalnya untuk tahun 2009, total
Anggaran Belanja Negara hasil revisi mencapai Rp 988,1 Triliun dan peluang ini
sebenarnya ditujukan bagi UMKM, perusahaan kecil dan koperasi.

Pada setiap awal tahunnya, selalu dimarakkan dengan peluang bisnis dalam
pengadaan barang dan jasa pemerintah. Bisnis ini bukan sekedar bisnis yang main-
main, karena uang yang dikeluarkan mencapai triliunan rupiah. Sangat disayangkan,
bila peluang bisnis tersebut berlalu begitu saja, sedangkan banyak pelaku bisnis
yang sebenarnya potensial dan berkompeten, namun belum mampu memahami
proses tender tersebut dengan baik. Apalagi tender, ditujukan terutama untuk
perusahan-perusahaan kecil, misalnya UMKM. Peluang bisnis yang ditenderkan bagi
penyedia barang dan jasa, antara lain:

1. Jasa Konsultan,
2. Katering,
3. Pengadaan komputer dan asesorisnya,
4. Jasa pembuatan program dan aplikasi komputer (IT),
5. Periklanan,
6. Pengadaan furnitur,
7. Pengadaan mesin-mesin dan perangkat elektronik,
8. Kendaraan bermotor, seperti mobil, motor dan truk,
9. Jasa cetak mencetak,
10. Jasa penginapan,
11. Penyediaan jasa sarana seminar dan pelatihan,
12. Studi kelayakan,
13. Pembangunan infrastruktur, seperti gedung, jembatan dan jalan,
14. Jasa pengepakan, Dan sebagainya.
Pertimbangkanlah untuk mengikuti peluang bisnis ini. Karena peluang tersebut
ditujukan untuk UMKM, perusahaan kecil dan koperasi. Sebagai pelaku bisnis UMKM,
Anda perlu tahu tentang kiat sukses ikut tender dan penyusunan dokumen lelang
secara efektif bagi calon peserta. Setelah itu, peserta lelang dapat menyusun
dokumen lelang secara selektif dan mendapatkan penilaian yang tinggi sehingga
berpeluang besar untuk memenangkan lelang pengadaan barang dan jasa.

Dalam mengikuti proses tender, Anda akan mendapatkan banyak manfaat seperti :

1. Memahami tatacara dan proses pengadaan barang dan jasa,


2. Mengetahui jenis-jenis dokumen lelang,
3. Menyusun dokumen lelang secara efektif, dan Memahami ketentuan-ketentuan kontrak.

\
PROSEDUR MENGIKUTI TENDER
SUATU PERUSAHAAN

3 Votes

Hey bloggers, ketemu lagi nih..


Kali ini saya ingin memberikan informasi mengenai tata cara atau prosedur pagi para bloggers
yang juga berperan seorang entrepreneur. Penting nih buat kalian ketahui, apalagi sebagai
pemula…

Langsung aja yuk simak penjelasannya

Tender adalah tawaran untuk mengajukan harga, memborong pekerjaan, atau menyediakan
barang yang diberikan oleh perusahaan swasta besar atau pemerintah kepada perusahaan-
perusahaan lain.
Mengikuti tender adalah salah satu cara untuk mendapatkan kontrak bisnis dalam skala
besar atau memperluas usaha Anda. Banyak perusahaan yang secara teratur menyelenggarakan
tender. Beberapa instansi pemerintah kini bahkan memuat semua tender dan investasi pemerintah
di media cetak agar siapapun dapat mengikutinya.
Proses tender adalah proses yang penuh persaingan sehingga amatlah penting bagi Anda
untuk mencantumkan penawaran yang kompetitif di dalam proposal Anda. Mengajukan
penawaran melaluui tender tidak memberikan jaminan keberhasilan dalam bentuk apapun. Yang
penting persiapkanlah dengan matang proposal Anda.
Tender dilaksanakan melalui suatu sistim Pelelangan Umum atau Pelelangan Terbatas bagi
para pengusaha yang telah memenuhi syarat-syarat dan standar kualifikasi yang ditentukan
sebagai peserta Tender/Pelelangan.

Berikut ini diuraikan secara singkat contoh pelaksanaan suatu Tender untuk Barang dan Jasa.
Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu Tender Barang & Jasa adalah :
1. Pihak yang membutuhkan Barang dan Jasa;
2. Pihak peserta Tender yang menawarkan Barang dan Jasa.

Hal-hal yang patut dipertimbangkan sebelum Anda menyiapkan proposal adalah:


1. Apakah Anda memiliki kualifikasi dan persyaratan yang dibutuhkan?
2. Apakah Anda mampu melaksanakan kontrak tersebutsendiri atau Anda akan
membutuhkan sub kontraktor lainya? Sudahkan Anda pikirkan siapa yang akan
membantu Anda jika Anda mendapatkan tender tersebut?
3. Apakah Anda memiliki cukup modal dan Anda untuk menjalankan pekerjaan yang
diminta? JIka tidak apakah Anda memiliki fasilitas pinjaman dari Bank atau lainnya?
4. Akankah timbul konflik kepentingan nantinya yang membuat Anda tidak bisa
melakasanaan pekerjaan tersebut?
5. Apakah Anda sudah siap dari segi sumber daya manusia, peralatan, dan sumber daya
lainnya? Apakah proyek tender ini masih dalam lingkup kemampuan Anda dari segi
keahlian dan lain-lain?
6. Apakah tender ini akan menguntungkan Anda?
7. Apakah Anda sudah mengerti betul proses dan peraturan tender yang berlaku di
perusahaan atau lembaga pemerintah yang menawarkan tender?
8. Apakah ada syarat-syarat khusus lainnya yang diperlukan untuk bisa mengajukan tender?
Adakalanya unit usaha Anda harus memiliki SURAT KETERANGAN TERDAFTAR
(SKT) lebih dulu sebelum dapat berpartisipasi dalam sebuah tender.
9. Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang perusahaan atau badan pemerintah yang
menawarkan tender dari pihak-pihak yang pernah menjadi rekanan penyediaan
barang/jasa di perusahaan/badan pemerintah tersebut.

Contoh

PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM

NO : Peng-01/PP5.KPK/X/2006
Panitia pengadaan Barang/Jasa Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), mengadakan Pelelangan Umum dengan metode
Pascakualifikasi Sumber Dana Daftar Isian Pelaksanaan anggaran KPK tahun 2006,
sebagai berikut :
Nama Pekerjaan Perkiraan Nilai Pekerjaan
1.Jasa Pemindahan dan Setup Teknologi Informasi ke Rp. 310.000.000,
kantor KPK Kuningan.
2. Pengadaan Printer Rp. 528.000.000,-
dan Scanner.

1. Pendaftaran Lelang :
a. Tanggal : 16 sd 31 oktober 2006
b. Waktu : 10.00 sd 5.00 WIB
c. Tempat : Sekretariat Panitia PengadaanBarang/Jasa 5 KPK Gedung KPK, Lt. 3Ruang
Setinda JI. Ir. H. Juanda No. 36 Jakarta Pusat.
d. Menunjukan Akte
Pendirian Perusahaan (asli) sesuai bidang specifikasinya dari SIUP.
e. Penyedia Barang/Jasa yang diwakilkan diwajibkan membawa Surat Kuasa yang dibubuhi
materai Rp. 6000,- dari Pimpinan Perusahaan dan melampirkan Foto Copy SIUP.
f. Menyerahkan Bukti Pelunasan Pajak tahun terakhir.

2. Dokumen Lelang
Dokumen lelang dapat di download di website KPK. http://www.kpk.co.id,
dari mulai tanggal 16 Oktober 2006 atau apabila kesulitan dapat datang
ke Panitia.

3. Aanwijzing akan dilaksanakan pada : Tgl 20 oktober 2006.

Dokumen Lelang/Tender dapat di download dari website instansi atau diambil di Panitia
Tender. Aanwijzing yaitu penjelasan dari Panitia Tender sehubungan dengan Dokumen
Lelang/Tender, Spesifikasi Barang dan Jasa yang di tenderkan, Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Pengadaan Barang dan Jasa, bentuk Kontrak atau Perjanjian Pengadaan Barang dan Jasa, serta
hal-hal lain sehubungan dengan pelaksanaan tender dimaksud.

Isi Surat Perjanjian Pengadaan Barang dan Jasa


Jika peserta tender lulus dan menjadi pemenang tender berdasarkan penilaian panitia
tender atas penawaran yang diajukan, pemenang tersebut akan diumumkan oleh panitia
tender. Pada waktu yang ditentukan akan dibuat Surat Perjanjian pengadaan Barang dan Jasa
yang berisikanpasal-pasal yang menentukan Hak dan Kewajiban kedua belah pihak. Kedua belah
pihak dimaksud adalah instansi yang memerlukan pengadaan jasa dan barang yang ditawarkan
oleh pemenang tender dan pihak Iainnya adalah perusahaan pemenang tender yang akan
melaksanakan pengadaan barang dan jasa.
pasal-pasal yang lazim ada dalam suatu Surat Perjanjian adalah :
a) Identitas pihak-pihak yang membuat dan menandatangani Surat Perjanjian;
b) Maksud dan Tujuan dari perjanjian;
c) Syarat-syarat pelaksanaan dari pekerjaan (pengadaan);
d) Jadwal pelaksanaan sampai waktu perampungan pekerjaan (pengadaan);
e) Nilai atau Harga dari pelaksanaan pekerjaan (pengadaan) sesuai penawaran yang disepakati;
f) Sistim dan tahap pembayaran harga dari barang dan jasa;
g) Jaminan timbal-balik dari pihak-pihak yang membuat perjanjian demi kelancaran pelaksanaan
pekerjaan yang disepakati;
h) Hak dan kewajiban masing-masing pihak yang membuat perjanjian;
i) Cara penyelesaian sesuatu perselisihan sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian;
j) Ketentuan-ketentuan dalam hal terjadinya Keadaan Memaksa (Force Majeure);
k) Syarat dan ketentuan pemutusan perjanjian;
I) Tempat kedudukan (domisili) hukum akibat pelaksanaan perjanjian.
Referensi :
portalukm.com
zechreich.wordpress.com
Tender adalah tawaran untuk mengajukan harga, memborong pekerjaan, atau menyediakan
barang yang diberikan oleh perusahaan swasta besar atau pemerintah kepada perusahaan-
perusahaan lain.

Mengikuti tender adalah salah satu cara untuk mendapatkan kontrak bisnis dalam skala besar
atau memperluas usaha Anda. Banyak perusahaan yang secara teratur menyelenggarakan tender.
Beberapa instansi pemerintah kini bahkan memuat semua tender dan investasi pemerintah di media
cetak agar siapapun dapat mengikutinya.

Proses tender adalah proses yang penuh persaingan sehingga amatlah penting bagi Anda untuk
mencantumkan penawaran yang kompetitif di dalam proposal Anda. Mengajukan penawaran melaluui
tender tidak memberikan jaminan keberhasilan dalam bentuk apapun. Yang penting persiapkanlah
dengan matang proposal Anda.

Hal-hal yang patut dipertimbangkan sebelum Anda menyiapkan proposal adalah:


1. Apakah Anda memiliki kualifikasi dan persyaratan yang dibutuhkan?
2. Apakah Anda mampu melaksanakan kontrak tersebut sendiri atau Anda akan membutuhkan
sub kontraktor lainya? Sudahkan Anda pikirkan siapa yang akan membantu Anda jika Anda
mendapatkan tender tersebut?
3. Apakah Anda memiliki cukup modal dan Anda untuk menjalankan pekerjaan yang diminta?
JIka tidak apakah Anda memiliki fasilitas pinjaman dari Bank atau lainnya?
4. Akankah timbul konflik kepentingan nantinya yang membuat Anda tidak bisa melakasanaan
pekerjaan tersebut?
5. Apakah Anda sudah siap dari segi sumber daya manusia, peralatan, dan sumber daya lainnya?
Apakah proyek tender ini masih dalam lingkup kemampuan Anda dari segi keahlian dan lain-lain?
6. Apakah tender ini akan menguntungkan Anda?
7. Apakah Anda sudah mengerti betul proses dan peraturan tender yang berlaku di perusahaan
atau lembaga pemerintah yang menawarkan tender?
8. Apakah ada syarat-syarat khusus lainnya yang diperlukan untuk bisa mengajukan tender?
Adakalanya unit usaha Anda harus memiliki SURAT KETERANGAN TERDAFTAR (SKT) lebih
dulu sebelum dapat berpartisipasi dalam sebuah tender.
9. Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang perusahaan atau badan pemerintah yang
menawarkan tender dari pihak-pihak yang pernah menjadi rekanan penyediaan barang/jasa di
perusahaan/badan pemerintah tersebut.

Berikut ini adalah tahapan umum dalam tender yang mungkin perlu Anda ketahui adalah :

 Tahap Pertama, undangan untuk mengikuti tender. Umumnya, perusahaan atau vendor yang mendapat
undangan tersebut adalah mereka yang sudah biasa mengikuti tender. Dalam beberapa kasus, bisa saja
perusahaan mengundang pula perusahaan lain yang belum pernah mengikuti tender sebelumnya.
 Tahap kedua, penjelasan tender. Pada tahap ini, seluruh peserta yang diundang diberi penjelasan secara
terbuka tentang proyek yang ditenderkan, cara penilaian, serta persyaratan legal dan teknisnya. Untuk bisa
masuk ke tahap berikutnya, perusahaan yang baru diundang harus bisa memenuhi syarat legalnya, antara lain
kopi akte notaris, NPWP, laporan pajak, laporan keuangan 3 tahun terakhir, dan sebagainya.
 Tahap ketiga adalah pengajuan proposal teknis. Untuk proyek yang dianggap kecil nilainya,
perusahaan biasanya tidak menyaratkan biaya tender. Tetapi untuk proyek yang dianggap besar biasanya ada
biaya tender yang bisa dicairkan jika proses tender selesai.
 Keempat, undangan presentasi proposal. Perusahaan akan memilih dari sekian banyak yang
memasukkan, mana yang akan dipanggil untuk presentasi berdasarkan penilaian proposal teknis.
 Tahap kelima, presentasi proposal. Masing-masing perusahaan atau vendor diberi kesempatan untuk
melakukan presentasi di hadapan tim penilai. Pada tahap ini biasanya peserta tender sudah diwajibkan
memberikan bank garansi (yang bisa diterbitkan oleh bank atau asuransi). Bank garansi ini boleh juga disebut
sebagai perjanjian. Isinya adalah garansi kalau proyek tidak bisa diselesaikan maka uang yang ditaruh di bank
garansi akan menjadi hak milik pemberi tender dan tidak bisa dicairkan oleh vendor.
 Tahap keenam adalah pengumuman hasil presentasi. Pada tahap ini diumumkan hasil presentasi
masing-masing perusahaan. Yang lolos tahap ini akan diundang dalam tahap berikutnya, yakni auction dengan
memasukkan harga.
 Tahap terakhir, auction. Inilah kesempatan perusahaan pemberi tender untuk mencari pemenang
dengan solusi paling bagus dengan harga paling bagus. Pemenang auction inilah yang secara resmi ditunjuk
sebagai pemenang tender. Pada tahap ini baru muncul agreement untuk pelaksaan proyek, yang terdiri dari
beberapa hal. Biasanya soal garansi, pernyataan bahwa harganya normal, dan persyaratan sejenisnya.

Hal-hal yang perlu di perhatikan untuk menang tender adalah :

1. Anda harus memiliki perusahaan yang legal (memiliki Akta Perusahaan, Tanda Daftar
Perusahaan (TDP), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)..) Jika
belum punya, segeralah mengurusnya. Tanpa itu, jangan harap Anda bisa ikut tender.
2. Cari informasi sebanyak mungkin tentang pengadaan barang di media massa, bisa melalui
koran seperti Media Indonesia, Koran Nasional lainnya, Koran Daerah yang terbit di satu Provinsi
maupun melalui internet pada portal e-procurement milik pemerintah daerah, atau datang ke
lembaga/instansi yang bersangkutan.
3. Ajukan penawaran dengan harga yang pantas untuk barang dan jasa yang diminta secara
berkualitas. Perhatikan garansi, layanan purna jual dan item-item pekerjaan yang diminta. Periksa
dalam dokumen lelang untuk mengetahui methode penilaian dokumen yang akan dilakukan oleh
Panitia Pelelangan. Anda harus memahaminya untuk memenangi tender tersebut.
4. Telitilah dalam mengisi dokumen penawaran. Periksa instruksi-instruksi yang diberikan dalam
dokumen lelang. Jangan merubah setiap deskripsi yang telah ditentukan dalam dokumen tersebut. Atau
Anda pasti kalah tender.
5. Hindari main curang. Apalagi KKN dengan Panitia Pelelangan. Bermainlah secara fair.
Jangan paksakan ambil untung banyak, tapi malah buntung. Biar untung sedikit, yang penting halal.
6. Hindarilah upaya mengintimidasi peserta tender lainnya. Apalagi mengintimidasi Panitia
Pelelangan. Bagaimanapun Anda sedang menengadahkan tangan. Berlaku sopan akan lebih banyak
menimbulkan simpati.
7. Jika Anda sudah menang tender, berikan barang dan jasa yang sesuai dengan yang Anda
tawarkan. Jangan pernah mengganti dengan barang lain yang berbeda kualitas, type, jenis, jumlah yang
tidak sesuai dengan dokumen penawaran maupun dokumen kontrak yang telah Anda buat. Karena itu
berarti Anda curang. Blacklist menanti Anda dan jadilah sakit mata..... sakit mata pencaharian.
8. Carilah pemasok, pabrik pemasok barang sesuai kebutuhan yang dapat dipercaya dan
berpengalaman. Kalau punya workshop sendiri itu lebih bagus. Asal bisa dibuktikan

Anda mungkin juga menyukai