Tata Cara dan Proses Pelelangan Tender yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut di bawah ini.
1. Memiliki Usaha baik dalam bentuk Comanditer atau perorangan, yang akan kita bahas
adalah usaha perseroan comanditer. Untuk memiliki perseroan comanditer diharuskan dua orang
atau lebih . Caranya mudah, datang saja ke Notaris dengan membawa KTP yang masih berlaku.
Biayanya berkisar antara Rp. 250.000,- sampai Rp. 500.000,- (tahun 2010) tergantung dari
notarisnya dan hasil negosiasi. Kemudian daftarkan dipanitera pengadilan Setempat.
2. Daftarkan ke kantor pelayanan pajak terdekat untuk medapatkan NPWP (Nomor Pokok
Wajib Pajak) Badan. Biasanya kalo urus sendiri tidak dipungut biaya, cukup menyiapkan materai
secukupnya.
3. Daftarkan ke instansi yang dapat mengeluarkan SITU, SIUP, TDP, SIUJK . biasanya
dikeluarkan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan. biayanya tergantung daerah
masing-masing.
4. Daftarkan Ke Asosiasi, untuk pengadaan barang asosiasinya seperti Ardin, Ardin R,
Aspanji, Arpabpi, dan banyak lagi, untuk jasa Konstruksi anda dapat mendaftar ke Gapensi,
Gapeknas, Gapeksindo dan lain-lain. Untuk jasa Konsultan dapat didaftarkan di IKI, Pertindo dan
Lain-lain. biayanya juga beragam. Setelah memiliki semua yangtersebut diatas kita sudah dapat
mengikuti pelelangan sesuai dengan kompentensi yang telah dimiliki.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah setelah anda memiliki Perseroan Komanditer
dan terdaftar di kantor Pelayanan Pajak maka setiap Bulan anda berkewajiban untuk
melaporkan pajak masa setiap bulannya dan SPT tahunan, Meskipun Nihil. Karena
Apabila anda tidak melaporkan pajak masa atau spt tahunan, anda akan terkena
sanksi, yaitu denda untuk pelaporan pajak masa PPN sebesar Rp. 500.000,-
perbulan. dan untuk SPT sebesar 1 juta. untuk pelaporan pajak PPN masa terakhir
tanggal 20 pada bulan depannya, misalkan pajak masa bulan Januari, maka terakhir
masa pelaporan pajaknya adalah tanggal 20 februari, anda terlambat sehari maka
sanksi akan dikenakan. Untuk SPT tahunan pelaporan pajaknya terakhir tanggal 31
April, misalnya untuk tahun pajak 2010, maka terakhir pelaporan pajaknya pada
tanggal 31 april 2011.
Pengadaan Barang dan Jasa - Proses pengadaan barang dan jasa di pemerintahan saat
ini memasuki sebuah babak baru, yaitu dengan mulai diterapkannya pengadaan
barang/jasa berbasis elektronik atau e-procurement.
Secara umum, e-procurement dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu e-tendering dan
e-purchasing. E-Tendering adalah proses pengadaan barang/jasa yang diikuti oleh
penyedia barang/jasa secara elektronik melalui cara satu kali penawaran, sedangkan
E-Purchasing adalah proses pengadaan barang/jasa yang dilakukan melalui katalog
elektronik.
E-Tendering sama persis dengan pola pengadaan yang selama ini dilaksanakan
secara manual, perbedaannya hanya seluruh tahapan dilaksanakan secara
elektronik, sedangkan E-Purchasing menggunakan cara yang sama sekali berbeda.
Pengguna barang/jasa tinggal memilih barang/jasa yang diinginkan melalui katalog
elektronik yang terbuka serta transparan. Katalog ini disusun oleh LKPP melalui
sebuah kontrak payung kepada Produsen atau penyedia utama, sehingga harga
yang ditawarkan dipastikan jauh lebih rendah dibandingkan harga pasaran.
Bagaimana perbedaan antara E-Procurement dengan Pengadaan konvensional ?
Saya akan coba memaparkan pada beberapa tahapan utama.
1. Persiapan
Tahap ini khusus untuk PPK dan Panitia. Yang perlu diperhatikan pada tahapan ini
adalah dokumen pemilihan. Dokumen untuk e-proc dengan konvensional amat
berbeda, utamanya pada tahapan pengadaan, penyampaian dokumen dan bentuk
surat penawaran serta lampirannya.
2. LPSE
3. Pengumuman
4. Pendaftaran
Hal ini karena ada pihak-pihak tertentu yang memang menginginkan adanya
keributan sehingga pembahasan dokumen pemilihan menjadi tidak efektif.
Dengan sistem e-procurement, tidak dilakukan tatap muka pada tahapan ini.
Masing-masing pihak cukup berada di depan komputer mereka. Penjelasan,
pertanyaan dan jawaban dilakukan secara online. Bentuknya mirip mengisi
komentar pada facebook. Panitia dan seluruh pendaftar pada lelang tersebut bisa
saling bertukar penjelasan, pertanyaan, dan jawaban. Dengan cara seperti ini, tidak
ada kontak fisik yang terjadi, dan tidak ada emosi yang tertumpah.
Tanya jawab dilakukan sampai batas waktu Aanwijzing selesai. Apabila jadwalnya
telah selesai, maka secara otomatis penyedia tidak bisa mengirimkan pertanyaan
lagi, namun panitia masih punya waktu minimal 1 jam untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan pada akhir waktu. Tugas berikutnya bagi panitia adalah
menyusun adendum dokumen pengadaan yang selanjutnya diunggah pada sistem
LPSE.
Satu lagi, karena seluruh komunikasi telah tercatat pada sistem, maka berita acara
Aanwijzing hanya ditanda tangani oleh Panitia Lelang dan diupload, tidak perlu ada
tandatangan saksi, dan absensi Aanwijzing.
6. Pemasukan Dokumen
Di dalam sistem lelang konvensional, kita mengenal sistem satu sampul, dua
sampul, dan dua tahap. Untuk e-procurement dikenal yang namanya satu file dan
dua file. Yang dulunya berupa sampul, sekarang berganti menjadi file. Dengan
sistem ini, maka penyedia tidak perlu repot-repot menyiapkan dana untuk fotokopi
semua dokumen pendukung kualifikasi (Akta, SIUP, kontrak-kontrak, dan lain-lain)
serta dokumen administrasi maupun teknis. Di beberapa lelang yang saya ikuti,
dokumen ini kadang tingginya bisa mencapai setengah meter dan beratnya berkilo-
kilogram.
Seluruh dokumen yang sifatnya fisik, diganti menjadi elektronik dalam format PDF
atau JPEG.
Dari semua dokumen itu, hanya 1 yang bentuknya masih harus secara fisik, yaitu
Jaminan Penawaran dan tidak dikirimkan ke panitia pengadaan melainkan dititipkan
ke LPSE penyelenggara.
Satu yang WAJIB diperhatikan oleh penyedia, mohon seluruh dokumen yang akan
dikirim tidak dikompres menjadi file ZIP atau kompresi lainnya seperti TAR atau
RAR, karena ini akan menyebabkan dokumen tersebut tidak dapat dibuka oleh
panitia.
7. Pembukaan Dokumen
Dalam sistem konvensional, tahap ini menjadi “momok” yang kedua setelah
Aanwijzing. Hal ini karena kembali seluruh penyedia barang/jasa berkumpul disatu
tempat untuk menyaksikan pembukaan dokumen pengadaan masing-masing.
Setelah dibuka, kemudian kelengkapan seluruh dokumen dicek satu persatu didepan
seluruh panitia dan peserta. Disini sering terlihat sesama peserta akan saling
menjatuhkan dan sikut-sikutan. Perbedaan yang tidak signifikan dan tidak
substansial sering dipaksakan untuk menjadi alasan ketidaklengkapan dokumen
peserta lainnya.
Dalam sistem e-proc, tidak ada “kumpul-kumpul rekanan” pada satu tempat. Karena
pada tahapan ini yang dimaksud pembukaan artinya benar-benar hanya membuka
dokumen yang telah dikirimkan oleh peserta pengadaan. Seluruh file yang telah
dikirimkan oleh peserta, hanya dapat dibuka pada waktu yang telah ditentukan,
yaitu pada saat pembukaan dokumen. Pembukaan filenya juga tidak bisa
menggunakan aplikasi sembarangan, melainkan juga harus menggunakan aplikasi
yang dibuat oleh Lembaga Sandi Negara.
Jadi, Berita Acara Pembukaan Dokumen hanya ditanda tangani oleh Panitia Lelang
dan diupload, tidak ada tandatangan 2 orang saksi, dan tidak ada kumpul-kumpul
pada tahapan ini di sistem e-proc.
8. Evaluasi
Tahapan evaluasi antara sistem konvensional dengan sistem e-proc sama saja. Yaitu
sama-sama memeriksa dokumen dari peserta. Yaitu dokumen administrasi, teknis,
harga, dan kualifikasi. Bedanya, pada sistem konvensional, panitia melihat dokumen
fisik, sedangkan pada sistem e-proc, panitia melihat layar komputer atau layar LCD
Projector.
Kalau mau dicetak juga bisa, tapi akan boros kertas dan tidak bermanfaat, karena
nanti setelah dicetak akan dibuang kembali.
Salah satu persamaan lainnya adalah, panitia tetap diwajibkan untuk membuat
Berita Acara Evaluasi dan Berita Acara Hasil Pelelangan, karena kedua Berita Acara
ini harus diunggah ke dalam sistem dan nanti akan dapat diunduh oleh peserta
lelang setelah pengumuman pemenang.
9. Penetapan Pemenang
Pada tahapan ini di dalam sistem pengadaan konvensional, Ketua Panitia akan
membuat surat penetapan pemenang dan 2 cadangan.
Pada sistem e-proc, seluruh kegiatan tadi dilaksanakan hanya dengan klik pada
tombol mouse dan sedikit pengetikan pada keyboard. Ketua panitia mengklik pada
nama peserta yang ditetapkan sebagai pemenang. Secara otomatis peserta yang
sudah disetujui akan menjadi pemenang dan tinggal menunggu jadwal
pengumuman untuk ditampilkan.
10. Pengumuman
Pengumuman tidak hanya berisi nama perusahaan pemenang, melainkan juga akan
memperlihatkan siapa saja yang kalah, mengapa sampai kalah, gugurnya pada
tahapan mana, kenapa sampai gugur dan berapa harga masing-masing peserta.
Jadi, setiap peserta tidak akan berpraduga yang tidak-tidak mengenai hasil
pengadaan. Masing-masing secara terbuka akan mengetahui kesalahannya.
11. Sanggah
Dari 2 tahapan sanggah (sanggah awal dan sanggah banding), e-procurement hanya
melaksanakan 1 tahap saja, yaitu sanggah awal. Sanggahan hanya dapat dilakukan
oleh perusahaan yang memasukkan dokumen penawaran. Sanggahan ini juga hanya
dapat dilihat oleh perusahaan yang memberikan sanggahan. Sistemnya mirip
dengan aanwijzing tetapi lebih dibatasi. Panitia juga hanya bisa menjawab
sanggahan ini sebanyak 1 (satu) kali saja.
Apabila peserta lelang tidak puas dengan jawaban Panitia, maka dapat melakukan
sanggah banding yang kembali kepada sistem konvensional, yaitu melalui surat
kepada PA/KPA/Kepala Daerah dan ditembuskan kepada Inspektorat (APIP).
Pada setiap awal tahunnya, selalu dimarakkan dengan peluang bisnis dalam
pengadaan barang dan jasa pemerintah. Bisnis ini bukan sekedar bisnis yang main-
main, karena uang yang dikeluarkan mencapai triliunan rupiah. Sangat disayangkan,
bila peluang bisnis tersebut berlalu begitu saja, sedangkan banyak pelaku bisnis
yang sebenarnya potensial dan berkompeten, namun belum mampu memahami
proses tender tersebut dengan baik. Apalagi tender, ditujukan terutama untuk
perusahan-perusahaan kecil, misalnya UMKM. Peluang bisnis yang ditenderkan bagi
penyedia barang dan jasa, antara lain:
1. Jasa Konsultan,
2. Katering,
3. Pengadaan komputer dan asesorisnya,
4. Jasa pembuatan program dan aplikasi komputer (IT),
5. Periklanan,
6. Pengadaan furnitur,
7. Pengadaan mesin-mesin dan perangkat elektronik,
8. Kendaraan bermotor, seperti mobil, motor dan truk,
9. Jasa cetak mencetak,
10. Jasa penginapan,
11. Penyediaan jasa sarana seminar dan pelatihan,
12. Studi kelayakan,
13. Pembangunan infrastruktur, seperti gedung, jembatan dan jalan,
14. Jasa pengepakan, Dan sebagainya.
Pertimbangkanlah untuk mengikuti peluang bisnis ini. Karena peluang tersebut
ditujukan untuk UMKM, perusahaan kecil dan koperasi. Sebagai pelaku bisnis UMKM,
Anda perlu tahu tentang kiat sukses ikut tender dan penyusunan dokumen lelang
secara efektif bagi calon peserta. Setelah itu, peserta lelang dapat menyusun
dokumen lelang secara selektif dan mendapatkan penilaian yang tinggi sehingga
berpeluang besar untuk memenangkan lelang pengadaan barang dan jasa.
Dalam mengikuti proses tender, Anda akan mendapatkan banyak manfaat seperti :
\
PROSEDUR MENGIKUTI TENDER
SUATU PERUSAHAAN
3 Votes
Tender adalah tawaran untuk mengajukan harga, memborong pekerjaan, atau menyediakan
barang yang diberikan oleh perusahaan swasta besar atau pemerintah kepada perusahaan-
perusahaan lain.
Mengikuti tender adalah salah satu cara untuk mendapatkan kontrak bisnis dalam skala
besar atau memperluas usaha Anda. Banyak perusahaan yang secara teratur menyelenggarakan
tender. Beberapa instansi pemerintah kini bahkan memuat semua tender dan investasi pemerintah
di media cetak agar siapapun dapat mengikutinya.
Proses tender adalah proses yang penuh persaingan sehingga amatlah penting bagi Anda
untuk mencantumkan penawaran yang kompetitif di dalam proposal Anda. Mengajukan
penawaran melaluui tender tidak memberikan jaminan keberhasilan dalam bentuk apapun. Yang
penting persiapkanlah dengan matang proposal Anda.
Tender dilaksanakan melalui suatu sistim Pelelangan Umum atau Pelelangan Terbatas bagi
para pengusaha yang telah memenuhi syarat-syarat dan standar kualifikasi yang ditentukan
sebagai peserta Tender/Pelelangan.
Berikut ini diuraikan secara singkat contoh pelaksanaan suatu Tender untuk Barang dan Jasa.
Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu Tender Barang & Jasa adalah :
1. Pihak yang membutuhkan Barang dan Jasa;
2. Pihak peserta Tender yang menawarkan Barang dan Jasa.
Contoh
NO : Peng-01/PP5.KPK/X/2006
Panitia pengadaan Barang/Jasa Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), mengadakan Pelelangan Umum dengan metode
Pascakualifikasi Sumber Dana Daftar Isian Pelaksanaan anggaran KPK tahun 2006,
sebagai berikut :
Nama Pekerjaan Perkiraan Nilai Pekerjaan
1.Jasa Pemindahan dan Setup Teknologi Informasi ke Rp. 310.000.000,
kantor KPK Kuningan.
2. Pengadaan Printer Rp. 528.000.000,-
dan Scanner.
1. Pendaftaran Lelang :
a. Tanggal : 16 sd 31 oktober 2006
b. Waktu : 10.00 sd 5.00 WIB
c. Tempat : Sekretariat Panitia PengadaanBarang/Jasa 5 KPK Gedung KPK, Lt. 3Ruang
Setinda JI. Ir. H. Juanda No. 36 Jakarta Pusat.
d. Menunjukan Akte
Pendirian Perusahaan (asli) sesuai bidang specifikasinya dari SIUP.
e. Penyedia Barang/Jasa yang diwakilkan diwajibkan membawa Surat Kuasa yang dibubuhi
materai Rp. 6000,- dari Pimpinan Perusahaan dan melampirkan Foto Copy SIUP.
f. Menyerahkan Bukti Pelunasan Pajak tahun terakhir.
2. Dokumen Lelang
Dokumen lelang dapat di download di website KPK. http://www.kpk.co.id,
dari mulai tanggal 16 Oktober 2006 atau apabila kesulitan dapat datang
ke Panitia.
Dokumen Lelang/Tender dapat di download dari website instansi atau diambil di Panitia
Tender. Aanwijzing yaitu penjelasan dari Panitia Tender sehubungan dengan Dokumen
Lelang/Tender, Spesifikasi Barang dan Jasa yang di tenderkan, Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Pengadaan Barang dan Jasa, bentuk Kontrak atau Perjanjian Pengadaan Barang dan Jasa, serta
hal-hal lain sehubungan dengan pelaksanaan tender dimaksud.
Mengikuti tender adalah salah satu cara untuk mendapatkan kontrak bisnis dalam skala besar
atau memperluas usaha Anda. Banyak perusahaan yang secara teratur menyelenggarakan tender.
Beberapa instansi pemerintah kini bahkan memuat semua tender dan investasi pemerintah di media
cetak agar siapapun dapat mengikutinya.
Proses tender adalah proses yang penuh persaingan sehingga amatlah penting bagi Anda untuk
mencantumkan penawaran yang kompetitif di dalam proposal Anda. Mengajukan penawaran melaluui
tender tidak memberikan jaminan keberhasilan dalam bentuk apapun. Yang penting persiapkanlah
dengan matang proposal Anda.
Berikut ini adalah tahapan umum dalam tender yang mungkin perlu Anda ketahui adalah :
Tahap Pertama, undangan untuk mengikuti tender. Umumnya, perusahaan atau vendor yang mendapat
undangan tersebut adalah mereka yang sudah biasa mengikuti tender. Dalam beberapa kasus, bisa saja
perusahaan mengundang pula perusahaan lain yang belum pernah mengikuti tender sebelumnya.
Tahap kedua, penjelasan tender. Pada tahap ini, seluruh peserta yang diundang diberi penjelasan secara
terbuka tentang proyek yang ditenderkan, cara penilaian, serta persyaratan legal dan teknisnya. Untuk bisa
masuk ke tahap berikutnya, perusahaan yang baru diundang harus bisa memenuhi syarat legalnya, antara lain
kopi akte notaris, NPWP, laporan pajak, laporan keuangan 3 tahun terakhir, dan sebagainya.
Tahap ketiga adalah pengajuan proposal teknis. Untuk proyek yang dianggap kecil nilainya,
perusahaan biasanya tidak menyaratkan biaya tender. Tetapi untuk proyek yang dianggap besar biasanya ada
biaya tender yang bisa dicairkan jika proses tender selesai.
Keempat, undangan presentasi proposal. Perusahaan akan memilih dari sekian banyak yang
memasukkan, mana yang akan dipanggil untuk presentasi berdasarkan penilaian proposal teknis.
Tahap kelima, presentasi proposal. Masing-masing perusahaan atau vendor diberi kesempatan untuk
melakukan presentasi di hadapan tim penilai. Pada tahap ini biasanya peserta tender sudah diwajibkan
memberikan bank garansi (yang bisa diterbitkan oleh bank atau asuransi). Bank garansi ini boleh juga disebut
sebagai perjanjian. Isinya adalah garansi kalau proyek tidak bisa diselesaikan maka uang yang ditaruh di bank
garansi akan menjadi hak milik pemberi tender dan tidak bisa dicairkan oleh vendor.
Tahap keenam adalah pengumuman hasil presentasi. Pada tahap ini diumumkan hasil presentasi
masing-masing perusahaan. Yang lolos tahap ini akan diundang dalam tahap berikutnya, yakni auction dengan
memasukkan harga.
Tahap terakhir, auction. Inilah kesempatan perusahaan pemberi tender untuk mencari pemenang
dengan solusi paling bagus dengan harga paling bagus. Pemenang auction inilah yang secara resmi ditunjuk
sebagai pemenang tender. Pada tahap ini baru muncul agreement untuk pelaksaan proyek, yang terdiri dari
beberapa hal. Biasanya soal garansi, pernyataan bahwa harganya normal, dan persyaratan sejenisnya.
1. Anda harus memiliki perusahaan yang legal (memiliki Akta Perusahaan, Tanda Daftar
Perusahaan (TDP), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)..) Jika
belum punya, segeralah mengurusnya. Tanpa itu, jangan harap Anda bisa ikut tender.
2. Cari informasi sebanyak mungkin tentang pengadaan barang di media massa, bisa melalui
koran seperti Media Indonesia, Koran Nasional lainnya, Koran Daerah yang terbit di satu Provinsi
maupun melalui internet pada portal e-procurement milik pemerintah daerah, atau datang ke
lembaga/instansi yang bersangkutan.
3. Ajukan penawaran dengan harga yang pantas untuk barang dan jasa yang diminta secara
berkualitas. Perhatikan garansi, layanan purna jual dan item-item pekerjaan yang diminta. Periksa
dalam dokumen lelang untuk mengetahui methode penilaian dokumen yang akan dilakukan oleh
Panitia Pelelangan. Anda harus memahaminya untuk memenangi tender tersebut.
4. Telitilah dalam mengisi dokumen penawaran. Periksa instruksi-instruksi yang diberikan dalam
dokumen lelang. Jangan merubah setiap deskripsi yang telah ditentukan dalam dokumen tersebut. Atau
Anda pasti kalah tender.
5. Hindari main curang. Apalagi KKN dengan Panitia Pelelangan. Bermainlah secara fair.
Jangan paksakan ambil untung banyak, tapi malah buntung. Biar untung sedikit, yang penting halal.
6. Hindarilah upaya mengintimidasi peserta tender lainnya. Apalagi mengintimidasi Panitia
Pelelangan. Bagaimanapun Anda sedang menengadahkan tangan. Berlaku sopan akan lebih banyak
menimbulkan simpati.
7. Jika Anda sudah menang tender, berikan barang dan jasa yang sesuai dengan yang Anda
tawarkan. Jangan pernah mengganti dengan barang lain yang berbeda kualitas, type, jenis, jumlah yang
tidak sesuai dengan dokumen penawaran maupun dokumen kontrak yang telah Anda buat. Karena itu
berarti Anda curang. Blacklist menanti Anda dan jadilah sakit mata..... sakit mata pencaharian.
8. Carilah pemasok, pabrik pemasok barang sesuai kebutuhan yang dapat dipercaya dan
berpengalaman. Kalau punya workshop sendiri itu lebih bagus. Asal bisa dibuktikan