Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya
kami
dapat
menyelesaikan
laporan
penelitian sebuah kawasan
permukiman kota pada area perdagangan yang terletak di kota Bandung. Laporan penelitian
ini sedikitnya membahas sejara asal mula kawasan tersebut terbentuk, penataan bangunan
hingga pada bangunan di daerah itu sendiri. Kawasan perdagangan yang berada di alun-alun
kota Bandung diangkat sebagai studi kasus karena kawasan ini setidaknya dapat
dijadikan contoh pembelajaran bagi mahasiswa dalam mengetahui pola permukiman dan
karakteristik bangunan pada tempat yang juga dijadikan sebagai kawasar perdagangan.
Kajian pada kawasan perniagaan yang terletak di area pasar baru kota Bandung
ini
diharapkan
mampu
memberikan
gambaran yang lebih jelas akan karakter
permukiman yang terletak di area perdagangan.
Akhir
memberikan

kata penulis

berharap

semoga

laporan

penelitian

ini dapat

sumbangan berarti bagi semua pihak, khususnya kalangan akademisi dan


masyarakat pada umumnya. Namun, dalam penulisan penelitian ini pasti terdapat
kekurangan, maka dari itu kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan penelitian ini.

Bandung, 12 Desember 2014

Kelompok 8

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.2. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1.2.1. TUJUAN PENELITIAN
1.2.2. MANFAAT PENELITIAN
1.3. PERMASALAHAN
1.4 METODE PENELITIAN

BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 KAWASAN PEMUKIMAN
2.2 KAWASAN DAN PERDAGANGAN
2.2.1 KAWASAN
2.2.2 PERDAGANGAN
2.3 SEJARAH KAWASAN PENELITIAN
2.3.1 ASAL MULA PECINAN KOTA BANDUNG
2.3.2 SEJARAH PASAR BARU

BAB 3
DATA EKSISTING PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDAGANGAN
3.1 LOKASI EKSISTING
3.2 DATA EKSISTING
3.3 SARANA DAN PRASARANA
3.4 BANGUNAN ASLI

BAB 4
KESIMPULAN

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pertumbuhan dan perkembangan suatu kota tidak terlepas dari pengaruh adanya
kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakatnya. Semakin besar dan aktif kegiatan
perekonomian suatu wilayah maka semakin berkembang pula wilayah tersebut. Pertumbuhan
masyarakat pun berkembang sangat pesat di daerah pusat perekonomiannya, karena dari
daerah tersebut kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat dapat terpenuhi. Atas dasar itulah
yang mendorong beberapa orang berbondong-bondong memilih membuat tempat huniannya
dekat dengan pusat perniagaan. Hal serupa juga dilakukan oleh para pedagang yang
melakukan perniagaan di daerah tersebut. Banyaknya pedagang yang merupakan pendatang
dari suatu wilayah pada awalnya melakukan perniagaan di kawasan tersebut lama kelamaan
memilih untuk menetap. Sehingga permukiman berkembang di pusat kegiatan perniagaan.
Perkembangan permukiman di area perdagangan tentunya memiliki masalahnya
tersendiri. Permasalahan akan muncul bila pertumbuhan yang terjadi di wilayah
tersebut tidak terkendalikan, mulai dari persoalan kemacetan hingga penurunan
kualitas lingkungan akibat berkembangnya
kawasan kumuh di kawasan tersebut.
Kawasan
Pasar Baru Bandung sebagai suatu kawasan dengan fungsi komersial
yang kini juga berfungsi sebagai tempat hunian merupakan kawasan permukiman padat
dengan nilai ekonomi
lokasi yang sangat tinggi dimana aktivitas ekonomi
tumbuh
dengan
pesat. Seiring dengan
berkembangnya kawasan tersebut, pada
kawasan ini pun timbul berbagai masalah, mulai dari masalah PKL
(Pedagang
Kakilima), kemacetan, area parkir,
lalulintas hingga masalah-masalah diseputar hunian
yang berada di sekitarnya, seperti penurunan kualitas lingkungan dan minimnya pelayanan
infrastruktur penunjang fungsi sebuah kawasan hunian. Beberapa masalah berkaitan dengan
minimnya fasilitas infrastruktur dapat ditemukan di kawasan ini.
Sebagai kawasan dengan nilai ekonomi yang tinggi, kawasan ini banyak
diminati pihak luar yang ingin mengembangkan
kawasan tersebut sebagai
kawasan komersial yang lebih maju lagi. Akan tetapi status tanah pada daerah tersebut
pada awalnya merupakan milik pribadi seorang pemilik tanah, maka hingga saat ini status
kepemilikan tanah masih bersifat turun temurun dari satu keluarga yang sama. Ada beberapa
yang menjual tanah dan bangunannya pada pedagang pendatang. Karena diutamakan sebagai
tempat berdagang, maka banyak bangunan yang terkesan tidak terurus. Padahal bangunan
pada kawasan tersebut banyak yang merupakan bangunan bersejarah peninggalan arsitektur
Belanda. Akan tetapi kini bangunan-bangunan tersebut terlihat berantakan dan terkesan
diabaikan. Ini merupakan masalah yang harus dicari jalan keluarnya secara bersama-sama.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1.2.1

1.2.2

TUJUAN PENELITIAN
Mengidentifikasi karakter permukiman di kawasan perdagangan.
Mengidentifikasi permasalahan yang timbul pada permukiman di area
perdagangan.
Mengetahui cara pemanfaatan lahan di area perdagangan.
Mengidentifikasi sarana penunjang sebuah perumahan yang terletak di
kawasan perdagangan.
Memberikan gambaran sebagai acuan dalam perancangan kawasan
perdagangan
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang didapat dari penelitian di kawasan perdagangan Pasar Baru
Bandung adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pembagian zona antara zona permukiman dan zona komersial
pada area permukiman yang terletak di kawasan perdagangan.
2. Mengetahui apa saja aturan-aturan yang berlaku.
3. Mengetahui perkembangan penduduk di kawasan tersebut
4. Mengetahui bagaimana gaya bangunan-bangunan yang terdapat di pasar
baru.
5. Mengetahui tata letak dari bangunan-bangunan yang terletak di kawasan
tersebut

1.3 PERMASALAHAN
Dari survey yang telah dilakukan di pasar baru, terdapat beberapa permasalahan yang
ditemui, yaitu

Sarana dan prasarana area permukiman yang tidak memadai

Ketidak terawatannya bangunan heritage yang ada di kawasan tersebut.

Penataan lingkungan yang kurang baik

1.4 METODE PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan dengan cara :
Tanya jawab langsung kepada masyarakat
Pengamatan secara langsung
Observasi melalui media elektronik (via internet)

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 KAWASAN PEMUKIMAN

Pengertian Permukiman
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik berupa
kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagagai lingkungan tempat tinggal
atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan (UU no.4 tahun 1992, tentang Perumahan dan Permukiman).
Permukiman adalah kawasan yang didominasi oleh lingkungan yang dilengkapi dengan
prasarana dan sarana lingkungan dan tempat kerja yang memberikan pelayanan dan
kesempatan kerja yang terbatas untuk mendukung perikehidupan dan penghidupan, sehingga
fungsinya dapat berdaya guna dan berhasil guna. Permukiman ini dapat berupa permukiman
perkotaan maupun permukiman perdesaan (Kamus Tata Ruang Tahun 1997). Permukiman
adalah tempat atau daerah untuk bertempat tinggal dan menetap (Kamus Tata Ruang 1997)
Permukiman di dalam kamus tata ruang terdiri dari tiga pengertian yaitu :
a. Bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa
kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan.
b. Kawasan yang didomisili oleh lingkungan hunian dengan fungsi utama sebagai
tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana, sarana lingkungan dan tempat
kerja yang memberikan pelayanan dan kesempatan kerja terbatas untuk
mendukung perikehidupan dan penghidupan sehingga fungsi permukiman
tersebut dapat berdaya guna dan berhasil guna.
c. Tempat atau daerah untuk bertempat tinggal atau tempat untuk menetap.
Permukiman adalah suatau lingkungan hidup yang meliputi masalah lapangan
kerja, struktur perekonomian dan masalah kependudukan yang bukan saja
mencakup mengenai pemerataan dan penyebaran penduduk melainkan juga
menyangkut kualitas manusia yang diharapkan pada generasi mendatang
(Hardriyanto. D, 1986: 17).
Konsep permukiman menurut daxiadis dalam soedarsono (1986) adalah sebagai
berikut: permukiman adalah penataan kawasan yang dibuat oleh manusia dan tujuannya
adalah untuk berusaha hidup secara lebih mudah dan lebih baik terutama pada masa kanakkanak) memberi rasa bahagia dan rasa aman (seperti diisyaratkan oleh aristoteles). Dan
mengandung
kesimpulan
untuk
membangun
manusia
seutuhnya.
Permukiman menurut Vernor C. Vinch dan Glenn T. Trewartha dalam R. Bintarto (1977),
menyatakan permukiman tempat kediaman penduduk adalah suatu tempat atau daerah
dimana penduduk berkumpul dan hidup bersama, dimana mereka membangun rumah-rumah,
jalan
dan
sebagainya
guna
kepentingan
mereka.

Batubara Dalam Blaang (1986) merumuskan bahwa permukiman adalah suatu kawasan
perumahan yang ditata secara fungsional, ekonomi dan fisik tata ruang yang dilengkapi
dengan prasarana lingkungan, sarana secara umum dan fasilitas sosial sebagai suatu kesatuan
yang utuh dengan membudidayakan sumber daya dan dana, mengelolah lingkungan yang ada
untuk mendukung kelangsungan peningkatan mutu kehidupan manusia, memberi rasa aman,
tentram dan nikmat, nyaman dan sejahtera dalam keserasian dan keseimbangan agar
berfungsi sebagai wadah yang dapat melayani kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara.
Permukiman merupakan suatu lingkungan hidup yang berada diluar kawasan lindung
baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal serta tempat kegiatan usaha dan kerja yang mendukung kehidupan dan
penghidupan. Hal inilah yang menjadikan pada tingkat primer permukiman tempat tinggal.
Pada tingkat lebih lanjut, permukiman dapat diberi fungsi atau misi sebagai penyangga
kawasan fungsional serta kawasan produktif lainnya. Dalam Undang-undang Republik
Indonesia No.4 Tahun 1992 Tentang perumahan dan permukiman yang dimaksud dengan:
a. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
dan sarana pembinaan keluarga.
b. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan
c. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung,
baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdcsaan yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan
yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
d. Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai
bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana
lingkungan yang terstruktur.

2.2 KAWASAN PERDAGANGAN


2.2.1 KAWASAN

Kawasan adalah sebuah tempat yang mempunyai ciri serta mempunyai kekhususan
untuk menampung kegiatan manusia berdasarkan kebutuhannya dan setiap tempat yang
mempunyai ciri dan identitas itu akan lebih mudah untuk dicari ataupun ditempati untuk lebih
melancarkan segala hal yang berhubungan dengan kegiatannya.
Dalam hal ini setiap kawasan akan memberikan pengertian sendiri terhadap kebutuhan
manusia.
2.2.2 PERDAGANGAN
Perdagangan atau perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa atau
keduanya yang berdasarkan kesepakatan bersama bukan pemaksaan. Pada masa awal
sebelum uang ditemukan, tukar menukar barang dinamakan barter yaitu menukar barang
dengan barang. Pada masa modern perdagangan dilakukan dengan penukaran uang. Setiap
barang dinilai dengan sejumlah uang. Pembeli akan menukar barang atau jasa dengan
sejumlah uang yang diinginkan penjual. Dalam perdagangan ada orang yang membuat yang
disebut produsen. Kegiatannya bernama produksi. Jadi, produksi adalah kegiatan membuat
suatu barang. Ada juga yang disebut distribusi. Distribusi adalah kegiatan mengantar barang
dari produsen ke konsumen. Konsumen adalah orang yang membeli barang. Konsumsi adalah
kegiatan menggunakan barang dari hasil produksi.
KAWASAN PERDAGANGAN
Kawasan perdagangan merupakan sebuah area yang dikhususkan sebagai tempat yang
kegiatan utamanya untuk kegiatan perniagaan.

2.3 SEJARAH KAWASAN PENELITIAN

ASAL MULA PECINAN KOTA BANDUNG

Menurut catatan sejarah, bangsa Tionghoa pertama kali datang ke Indonesia melalui
ekspedisi Laksamana Haji Muhammad Cheng Hoo (1405-1433). Ketika itu, Cheng Hoo
berkeliling dunia untuk membuka jalur sutra dan keramik. Cheng Hoo pun pernah
menginjakkan kaki di pulau Jawa. Sejak ekspedisi itu, berangsur-angsur bangsa Tionghoa
berdatangan dan membangun pecinan di beberapa daerah di pulau Jawa.
Pertama orang-orang Cina ini sengaja didatangkan untuk membantu pembangunan
jalan raya pos di masa pemerintahan Daendels, orang - orang cina ini memang terkenal akan
kemampuan pertukangannya. Versi kedua, orang2 Cina ini mungkin juga merupakan pelarian
dari Java Oorlog atau Perang Jawa (Dipanegara) di masa yang sama. Saya, cenderung
memiliki versi lain, bahwa orang - orang Cina ini sengaja didatangkan ke Bandung untuk
menghidupkan perekonomian kota baru ini, sebagaimana yang dilakukan Belanda saat
mendatangkan Imigran Cina ke Batavia di abad ke-17 untuk menghidupkan ekonomi di sana.
Menurut Gubernur Jenderal J.P. Coen saat itu, ia lebih menyukai imigran Cina karena bukan
cuma rajin, mereka juga tidak suka berperang. Saat itu Warga Cina berperan cukup baik
sebagai pedagang eceran dari barang yang diimpor Belanda.
Dari literatur sejarah, masyarakat dari etnis Tionghoa hadir di Bandung atas prakarsa
Gubernur Jendral Hindia Belanda Daendels yang sedang giat-giatnya membangun nusantara
seperti pembangunan jalan raya pos Anyer-Panarukan pada tahun 1810. Selain itu juga ada
yang berpendapat kedatangan etnis Tionghoa di Paris van Java merupakan orang-orang
pelarian perang Diponegoro tahun 1825-1830.
Keberadaan tempat tinggal etnis Tionghoa atau pecinan di Kota Kembang berbeda
dengan kawasan pecinan di kota Batavia maupun Semarang. Di kedua kota tersebut di

sekelilingnya dibangun sebuah benteng yang memisahkan masyarakat Tionghoa dengan etnis
lainnya. Sedangkan di Kota Kembang kawasan pecinan lebih leluasa karena tidak dibenteng.
Tahun 1885 mereka mulai menyebar ke Jln. Kelenteng. Pecinan di Jln. Kelenteng di
tandai dengan pembangunan Vihara Satya Budhi. Menurut keterangan pengurus Vihara Satya
Budhi, pecinan di Bandung seperti rumah-rumah toko pada umumnya, tak ada asesoris
khusus seperti pecinan di daerah lain di Indonesia. Warganya pun beragam, tak hanya
keturunan Tionghoa. Pecinan berkembang pesat disekitar Pasar Baru sejak 1905. Umumnya
warga Tionghoa menjadi pedagang. Salah satunya, Tan Sioe How yang mendirikan kios jamu
Babah Kuya di Jln. Belakang Pasar, tahun 1910. Bisa dikatakan, toko Babah Kuya
merupakan salah satu perintis toko di kawasan itu. Selain Babah Kuya, warga Tionghoa lain
pun banyak yang mendirikan kios di wilayah ini.
Kawasan pecinan di Bandung sendiri terbagi menjadi 3 wilayah. Pertama di seberang
Pasar Baru yang kini bernama Jalan Pecinan Lama. Kedua daerah belakang Pasar Baru
hingga jalan Kebonjati, dan yang terakhir dari Jalan Gardu Jati hingga Andir.

2.3.1

SEJARAH PASAR BARU

Pada awalnya Pasar Baru berada di Jalan Ciguriang, kalau sekarang kawasan tersebut
telah berdiri sebuah pusat perbelanjaan yang bernama Kings Shopping Centre. Pada tahun
1842 di pasar di Ciguriang terjadi kerusuhan yang berakhir dengan ludesnya pasar tersebut.
Dari literatur sejarah, Pasar Ciguriang sengaja dibakar oleh seseorang karena dia
kecewa terhadap kebijakan pemerintahan kolonial. Setelah ludes, maka pasar pun
dipindahkan ke Residen Weg atau sekarang jalan Otto Iskandar Dinata.
Kemegahan Pasar Baru Bandung terlihat dari bentuk bangunan nya sehingga wajar
kalau pasar ini digelari sebagai pasar terbaik dan terbersih pada masanya. Cuma sayang,
setelah di renovasi pada tahun 1970, pasar baru terlihat kumuh dan tidak terawat, yang
akhirnya pasar tersebut dirubuhkan dan diganti dengan sebuah pasar yang modern yang
megah berdiri sejak tahun 2007.
Namun, keberadaan pasar tradisional yang menjadi bagian Pasar Baru kini hilang
seiring terlalu mahalnya lapak-lapak yang disewakan atau pun dijual pengembang. Sempat
para pedagang tradisional mengeluhkan harga jual kios yang sangat mahal dan beberapa kali
mereka melakukan demonstrasi menentang kebijakan ini.

Pulau Jawa

BAB III
DATA EKSISTING PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDAGANGAN
3.1 LOKASI EKSISTING

Lokasi penelitian terletak di Indonesia, kota Bandung yang bertempat di sebuah blok
di area pasar baru. Area ini merupakan area perdagangan yang cukup besar di pusat kota
bandung dengan 70% fungsi bangunan digunakan sebagai pendukung fungsi perdagangan
sekaligus hunian. Sedangkan 30% merupakan murni kawasan yang berfungsi sebagai tempat
hunian yang dihuni oleh warga setempat. Lokasi yang dijadikan objek penelitian beralamat
di:
Alamat

: Gg. Suniaraja
: Jalan ABC
: Jalan Pecinan Lama
: Jalan Otista
: RW 2, Kelurahan Braga,
Bandung

Kecamatan Sumur

Bandung, Kota

Area penelitian

BATASAN
Batasan lokasi yang dijadikan sebagai penelitian permukiman di area perdagangan meliputi:
Utara

: Blok Jl. Pecinan lama, Jl. Otista, Gg.Sunia Raja

Selatan

: Jl. abc, Jl.otista, alkateri, Jl. Asia Afrika

Barat

: Pasar baru

Timur : Pecinan lama, Gang Suniaraja, Jl.Banceuy, Jl abc

Kawasan Perdagangan elektronik

Pada kawasan ini merupakan kawasan perdagangan dengan berbagai macam jenis
barang yang dijual. Akan tetapi setiap sudut blok memiliki tema jenis barang spesifik yang
dijual. Dalam peta diatas bagian barat merupakan area yang khusus menjual barang-barang
elektronik, sedangkan timur merupakan toko peralatan optic dan furniture. pada area yang
dilewati jalan besar semuanya menjadi toko, ini merupakan bentuk pemanfaatan lokasi yang
strategis untuk memaksimalkan fungsi bangunan sebagai bangunan komersial. Sedangkan di
bagian tengah area penelitian merupakan bagian belakang dari area komersial yang dijadikan
sebagai tempat hunian dan rumah warga. Area ini merupakan area tenang karena bebas dari
aktivitas perniagaan yang terjadi.
Area yang dijadikan sebagai tempat hunian ini dihuni oleh 27 kepala keluarga.
Beberapa merupakan warga asli dan mayoritas merupakan pedagang tionghoa yang memiliki
toko disekitarnya.

3.2 DATA EKSISTING


DATA EKSISTING

Gambar di samping adalah kantor


Kelurahan Braga dan kantor persatuan
pekerja, yang berlokasi di Jalan Pecinan
Lama tepatnya bersebelahan dengan
gedung yang sedang dibangun.

Gambar berikut berada di Jalan Pecinan


lama. Di jalan tersebut terlihat bahwa
setengah jalan digunakan sebagai lahan
parkir mobil dan motor.

Gambar disamping berada di Jalan


Otista tepatnya didepan Pasar Baru.
Jika dilihat bangunan tersebut
merupakan bangunan baru dan
suasana di depan bangunan tersebut
ramai penuh dengan pedagang kaki
lima.

Gambar disamping sama juga berada


di Jalan Otista tepatny sebelah kanan
Pasar Baru. Bangunan tersebut
merupakan bangunan lama yang sudah
tidak dipakai lagi.

Gambar tersebut merupakan gedung


baru di persimpangan Jalan Pecinan
Lama dan Jalan Otista yang dalam tahap
pembangunan. Pada depan bangunan
tersebut terdapat bangunan lama yang
merupakan Heritage sehingga
bangunan ini mengelilingi bangunan
Heritage tersebut.

Kedua gambar disamping


merupakan suasana di Jalan Gg.
Suniaraja yang sama seperti Jalan
Pecinan Lama setengah jalan
digunakan sebagai lahan parkir. Di
jalan ini rumah-rumah digunakan
sebagai tempat berdagang dan
kebanyakan furnitur, perhiasan, dan
kacamata.

Gambar disamping merupakan suasana


di jalan ABC yang merupakan sentra
penjualan barang-barang elektronik.
Tidak berbeda dengan jalan lainnya
setengah jalan digunakan sebagai lahan
parkir.

Gambar disamping merupakan akses


keluar masuk ke wilayah pemukiman
warga. Gang Iyas berada di jalan Gg.
Suniaraja.

Gambar tersebut merupakan akses


keluar masuk di Jalan Pecinan Lama ke
pemukiman warga yang sama dengan
Gang Iyas.

Gambar disamping merupakan salah satu


rumah yang berada di Gang Iyas yang
dekat dengan akses keluar masuk dari
Jalan ABC.

Kedua gambar disamping merupakan


salah satu rumah yang berada di Gang
Iyas. Di depan dan disamping rumah
terdapat jalan setapak kurang lebih
lebarnya 1,5m dan terdapat riool kecil di
samping jalan.

Gambar-gambar disamping merupakan


suasana di Gang Iyas. Jika diperhatikan
disekitar pemukiman ini sudah tidak ada
rumah asli jaman-jaman kolonial, dan
suasana di wilayah ini sangatlah sepi
sehingga menurut warga sering terjadi
pencurian pencurian. Disamping dari
padatnya pemukiman sekitar Gang Iyas,
di halaman rumah yang terhitung sempit
masih banyak warga yang memelihara
tanaman sehingga tidak berkesan terlalu
gersang.

3.3 SARANA DAN PRASARANA


SARANA DAN PRA SARANA
Sarana dan pra sarana yang ada di gang suniaraja terbilang sangat kurang, tidak
adanya fasilitas pendukung seperti lahan terbuka, fasilitas kesehatan (puskesmas, klinik, dll).
Fasilitas yang ada di gang suniaraja hanya fasilitas keamanan yaitu pos keamanan
yang terletak depan gang iyas. Adapun fasilitas peribadatan yaitu masjid, tetapi letaknya
cukup jauh, selain itu masjid ini juga terlihat tidak terawat, karena awalnya masjid ini adalah
hunian seorang warga yang dijadikan masjid. Adapun fasilitas pemerintahan seperti kantor
lurah.
Fasilitas lainnya adalah tempat sampah, walaupun ada tempat sampah, tetepai sampah
dibuang ke gerobak yang terletak di sudut jalan. Tidak adanya tempat pembuangan akhir
membuat lingkungan sekitarnya menjadi tercemar oleh bau sampah.
Didalam gang iyas, jalan yang ada hanya untuk satu motor, dan jalan ini terbilang
kecil, di dalam gang iyas ini terdapat bak kontrol di setiap tikungan jalan, fungsinya untuk
menampung air akibat hujan, dan mengalirkan ke riol sekitar.
Terdapat fasilitas lisrtik pada gang suniaraja ini, yaitu berupa lampu jalan

POS
KEAMANAN

TEMPAT SAMPAH

BAK KONTROL

FASILITAS
PENERANGAN

PUSAT
PEMERINTAHAN

MASJID

PUSAT
PEMERINTAHAN

3.4 BANGUNAN ASLI


Bangunan disekitar gang suniaraja ini terbilang banyak yang masih asli, juga ada yang
sudah direnovasi baik renovasi secara total atau tidak.
Terdapat bangunan heritage di jl. Pecinan lama, dan bangunan ini tidak boleh
dirubuhkan, oleh karena itu, pembangunan bangunan highrise disekitarnya harus di belokan
bangunan nya karena adanya bangunan heritage.
Bangunan asli disini terbilang cukup kumuh, karena tidak terawatnya bangunan,
walaupun ditempati sebagai tempat tinggal tetapi seperti tidak di tinggali karena tidak
terawatnya bangunan tersebut.
BANGUNAN ASLI
BANGUNAN HERITAGE

BANGUNAN ASLI
BANGUNAN ASLI

BAB 4
KESIMPULAN
Kawasan pasar baru merupakan salah satu kawasan perdagangan besar yang terdapat
di Bandung. Kawasan ini telah ada sejak tahun 1942 dengan berbagai problematikanya yang
terjadi hingga saat ini. Banyak sisa peninggalan bersejarah yang terdapat di kawasan ini,
mulai dari bangunan pemerintahan, bangunan perniagaan dan yang lainnya. Akan tetapi saat
ini kawasan tersebut menjadi seperti kawasan yang terkesan terabaikan. Fungsi pendukung
permukiman dan prasarana yang sangat jauh dari kata ideal untuk sebuah kawasan perniagaan
kini dapat kita lihat di kawasan tersebut. Belum lagi bangunan-bangunan bersejarah yang
tidak terurus hingga berkesan akan rubuh amat sangat saying apabila bukti sejarah dan
kemegahan area tersebut sampai hilang. Dengan berbagai masalahnya saat ini, area tersebut
masih memang memegang peranan penting bagi kelangsungan perekonomian di kota
bandung.

Anda mungkin juga menyukai