Anda di halaman 1dari 16

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

PROPOSAL KARYA TULIS TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGARUH KEGIATAN SITA SERENTAK DAN


LELANG SERENTAK TERHADAP KINERJA PENAGIHAN DI
KANWIL DJP SUMATERA SELATAN DAN KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG

Diajukan oleh:
Raissa Chandrakanti
NPM : 2301181129

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PAJAK

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN


2020
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

PERSETUJUAN
PROPOSAL KARYA TULIS TUGAS AKHIR

NAMA : RAISSA CHANDRAKANTI


NOMOR POKOK MAHASISWA : 2301181129
JURUSAN : PAJAK
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III PAJAK
BIDANG STUDI : PENAGIHAN PAJAK DAN SENGKETA
PAJAK
JUDUL KARYA TULIS TUGAS : ANALISIS PENGARUH KEGIATAN SITA
AKHIR SERENTAK DAN LELANG SERENTAK
TERHADAP KINERJA PENAGIHAN DI
KANWIL DJP SUMATERA SELATAN
DAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Pajak Dosen Pembimbing

Fadlil Usman, Ak., M.Acc., CA Primandita Fitriandi, S.S.T.,M.S.E.,M.A.


NIP 19621010 198302 1 001 NIP 19780908 200012 1 007

ii
DAFTAR ISI

PROPOSAL KARYA TULIS TUGAS AKHIR.......................................................i

PERSETUJUAN ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................9

1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 9

1.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................................10

1.4.1 Metode penelitian kepustakaan ................................................10

1.4.2 Metode penelitian lapangan ...................................................... 10

1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................10

RENCANA DAFTAR PUSTAKA ........................................................................13

BIODATA PENELITI ........................................................................................... 15

DAFTAR PANDUAN WAWANCARA............................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara hukum. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang

Dasar 1945 pada pasal 1 ayat 3 yang berbunyi: “Negara Indonesia adalah negara

hukum”. Menurut Utrecht hukum adalah himpunan petunjuk hidup berupa perintah dan

larangan yang mengatur tata tertib masyarakat. Tata tertib tersebut harus dipatuhi

masyarakat. Jika melanggar maka akan menimbulkan tindakan dari pemerintah.

Sedangkan, menurut Prof. Dr. Van Kan hukum adalah keseluruhan peraturan hidup

yang bersifat memaksa di mana tujuannya untuk melindungi kepentingan manusia di

dalam masyarakat suatu negara. Dapat kita simpulkan hukum merupakan suatu aturan

yang berisikan perintah dan larangan yang harus dipatuhi masyarakat untuk melindungi

kepentingan masyarakat di dalam suatu negara.

Hukum yang bertujuan untuk melindungi kepentingan masyarakat sejalan

dengan tujuan Negara Indonesia yang tertuang jelas dalam pembukaan UUD 1945

alinea keempat yang berbunyi “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan


bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial. Sehingga tujuan Negara Republik Indonesia, dapat

dirumuskan menjadi tujuan perlindungan, kesejahteraan, pencerdasan, dan perdamaian.

Kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat diperlukan untuk

mengaktualisasikan tujuan Negara Indonesia. Salah satu cara untuk mengaktualisasikan

tujuan tersebut adalah melalui pemenuhan kewajiban perpajakan oleh masyarakat

sebagai wujud dari kontribusi dalam pembiayaan dan pembangunan negara.

Dalam kehidupan bernegara, pajak mempunyai andil yang sangat penting

karena pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara untuk pembiayaan dan

pembangunan. Pembiayaan dan pembangunan tersebut diharapkan dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) 2019, pendapatan negara diproyeksikan sebesar Rp2.165,1 triliun. Jumlah ini

berasal dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.786,4 triliun, penerimaan negara

bukan pajak sebesar Rp378,3 triliun dan hibah sebesar Rp0,4 triliun. Berdasarkan

postur APBN 2019, penerimaan perpajakan menopang sebesar 82,5% dari total

pendapatan negara. Penerimaan perpajakan mencakup pendapatan pajak dalam negeri

yang terdiri dari penerimaan pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN),

pajak bumi dan bangunan (PBB), cukai, dan pajak lainnya, serta pendapatan pajak

perdagangan internasional yang terdiri dari bea masuk dan bea keluar. Dari pendapatan

negara, dialokasikan ke belanja negara. Belanja negara terdiri atas belanja pemerintah

pusat yang menurut fungsinya terdiri atas fungsi pelayanan umum, pertahanan,

ketertiban dan keamanan, ekonomi, perlindungan lingkungan hidup, perumahan dan


fasilitas umum, kesehatan, pariwisata, pendidikan, dan perlindungan sosial serta

transfer ke daerah dan dana desa untuk mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal dan

otonomi daerah, serta pembangunan desa.

Salah satu pengadilan tinggi di Australia, R v Barger mengumumkan pengertian

perpajakan. (Griffith CJ, Barton, and O’Connor JJ, 1908) perpajakan adalah

mengumpulkan uang untuk keperluan pemerintah melalui sumbangan masing-masing

individu. Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan (UU KUP) Pasal 1 ayat 1, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara

yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak memang

digunakan untuk membiayai negara dan pembangunan nasional. Namun pada

kenyataannya, banyak masyarakat masih belum sadar akan kewajibannya

perpajakannya, ditambah lagi dengan karakteristik pajak yang tidak mendapatkan

imbalan secara langsung, semakin membuat masyarakat enggan untuk membayar

pajak.

Bentuk upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal

Pajak (DJP) untuk melakukan upaya penegakan hukum adalah dengan menerapkan

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (UU

PPSP). Pengertian penagihan pajak menurut (Rochmat Soemitro, 1998) adalah


perbuatan yang dilakukan DJP, karena Wajib Pajak tidak memenuhi ketentuan undang-

undang pajak khususnya mengenai pembayaran pajak yang terutang. Lebih lanjut

menurut (Moeljo Hadi, 1995) penagihan adalah serangkaian tindakan dari aparatur

DJP, berhubung Wajib Pajak tidak melunasi baik sebagian/seluruh kewajiban

perpajakan yang terutang menurut undang-undang perpajakan yang berlaku.

Sedangkan penagihan pajak menurut Pasal 1 angka 9 UU PPSP Penagihan Pajak adalah

serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya

penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan

seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan,

melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah

disita. Penagihan pajak niscaya merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan dalam

rangka pelunasan utang pajak dan biaya penagihan penanggung pajak rangkaian urutan

tindakan penagihan sesuai prosedur dan jangka waktu yang sesuai berdasarkan

peraturan perundang-undangan perpajakan. Pengertian penanggung pajak berdasarkan

Pasal 1 angka 28 UU KUP adalah orang atau badan yang bertanggung jawab atas

pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban

wajib pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Sebagaimana telah didefinisikan tentang penagihan pajak, penagihan pajak

memiliki alur untuk melakukan proses penagihan. Jurusita Pajak berdasarkan STP,

SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding, Putusan

Peninjauan Kembali yang tidak dilunasi setelah 7 hari dari tanggal jatuh tempo dapat

menerbitkan Surat Teguran. Apabila dalam jangka waktu 21 hari setelah Surat Teguran
diterbitkan utang pajak tidak dilunasi, maka Jurusita Pajak dapat menerbitkan Surat

Paksa. Utang pajak dalam jangka waktu 2x24 jam tidak dilunasi setelah Surat Paksa

disampaikan, maka Jurusita Pajak dapat melakukan penyitaan dengan menerbitkan

Surat Perintah Melakukan Penyitaan. Apabila dalam jangka waktu 14 hari penyitaan

penanggung pajak belum melunasi utang pajak, maka Pejabat lelang akan melakukan

pengumuman lelang. Pelaksanaan lelang dilaksanakan setelah lewat waktu 14 hari

sejak pengumuman lelang diterbitkan.

Dari rangkaian alur proses penagihan tersebut terdapat tindakan penagihan yaitu

penyitaan dan lelang yang akan menjadi fokus penulis dalam membuat Karya Tulis ini.

Berdasarkan Pasal 1 ayat (14) UU PPSP, Penyitaan adalah tindakan Jurusita Pajak

untuk menguasai barang Penanggung Pajak, guna dijadikan jaminan untuk melunasi

utang pajak menurut peraturan perundang-undangan sedangkan berdasarkan Pasal 1

ayat (17) Lelang adalah setiap penjualan barang di muka umum dengan cara penawaran

harga secara lisan dan atau tertulis melalui usaha pengumpulan peminat atau calon

pembeli.

Proses lelang dan sita merupakan hal umum yang dilakukan oleh Jurusita Pajak.

Namun Kanwil DJP Sumatera Selatan dan Kep. Bangka Belitung mempunyai program

kerja salah satunya melakukan kegiatan sita serentak dan lelang serentak yang

dilakukan dengan jadwal tertentu. Melalui kegiatan sita serentak dan lelang serentak

diharapkan terdapat perubahan yang signifikan dalam pencapaian target indicator

kinerja utama dan pencairan piutang pajak. Melalui teori yang telah dipelajari dan

berbagai kasus yang dihadapi dalam pelaksanaan sita serentak dan lelang serentak
untuk itu penulis tertarik untuk mendalami hal tersebut. Penulis menjadikan program

ini sebagai bahan dalam pembuatan Karya Tulis Tugas Akhir dengan judul “Analisis

Pengaruh Kegiatan Sita Serentak dan Lelang Serentak Terhadap Kinerja Penagihan di

Kanwil DJP Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam Karya Tulis Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur kegiatan sita serentak dan lelang serentak di Kanwil DJP

Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung?

2. Adakah pengaruh kegiatan sita serentak dan lelang serentak terhadap kinerja

penagihan di Kanwil DJP Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam Karya Tulis Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui prosedur kegiatan sita serentak dan lelang serentak yang dilakukan oleh

Kanwil DJP Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung;

2. Mengetahui pengaruh kegiatan sita serentak dan lelang serentak terhadap kinerja

penagihan

3. Mengetahui pengaruh kegiatan sita serentak dan lelang serentak terhadap pencairan

piutang pajak; dan

4. Mengetahui hambatan yang terjadi saat pelaksanaan sita serentak dan lelang

serentak.
1.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penulisan Karya Tulis Tugas Akhir ini adalah

sebagai berikut :

1.4.1 Metode penelitian kepustakaan

Metode ini dilaksanakan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari

sejumlah literatur berupa buku, peraturan perundang-undangan, peraturan

pelaksanaannya, jurnal, artikel, dan data dari situs web yang terpercaya untuk

memperoleh dasar teoritis mengenai permasalahan yang akan dibahas dalam proposal

penelitian ini.

1.4.2 Metode penelitian lapangan

Metode penelitian lapangan yang digunakan penulis adalah wawancara dan

observasi. Pihak yang diwawancara adalah pegawai Kanwil DJP Sumatera Selatan dan

Kepulauan Bangka Belitung yang turut melaksanakan kegiatan sita serentak dan lelang

serentak serta Jurusita KPP Pratama untuk memperoleh informasi terkait kegiatan yang

telah dilaksanakan sejak tahun 2016. Observasi dilakukan dengan mengunjungi

langsung ke Kanwil DJP Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung untuk

mengumpulkan data yang berhubungan dengan objek berupa laporan bulanan kegiatan

penagihan serta laporan kegiatan sita serentak dan lelang serentak..

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

metode yang digunakan dalam pengumpulan data, dan sistematika penulisan.


BAB II DATA DAN FAKTA

Bab ini berisi data-data yang perlu diketahui sebagai pondasi untuk

meneruskan pembahasan ke bab berikutnya. Data dan fakta yang dilampirkan

penulis yaitu gambaran umum mengenai Kanwil DJP Sumatera Selatan dan

Kep. Bangka Belitung meliputi profil kantor, visi dan misi, tugas dan fungsi

organisasi, struktur organisasi, sumber daya manusia dan wilayah kerja. Selain

itu bab ini juga berisi data dan informasi pelaksanaan kegiatan sita serentak

dan lelang serentak meliputi data kegiatan sita dan lelang, data kegiatan sita

serentak dan lelang serentak, data kinerja penagihan serta data piutang pajak

Kanwil DJP Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung.

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Bab ini berisi teori-teori yang melandasi pembahasan atas topik yang

bersangkutan yaitu mengenai pajak, penagihan pajak alur tindakan penagihan

pajak, sita serentak, lelang serentak, kinerja penagihan serta pencairan piutang.

Kemudian pembahasan selanjutnya terkait tujuan penelitian proposal ini yaitu,

prosedur kegiatan sita serentak dan lelang serentak di Kanwil DJP Sumatera

Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung, pengaruh kegiatan sita serentak dan

lelang serentak terhadap kinerja penagihan di Kanwil DJP Sumatera Selatan

dan Kepulauan Bangka Belitung, pengaruh kegiatan sita serentak dan lelang

serentak terhadap pencairan piutang pajak Kanwil DJP Sumatera Selatan dan

Kepulauan Bangka Belitung, serta hambatan yang terjadi saat pelaksanaan sita

serentak dan lelang serentak.


BAB IV KESIMPULAN

Bab ini berisi simpulan penulis berdasarkan data, fakta, dan teori yang

diperoleh dari bab sebelumnya.


13

RENCANA DAFTAR PUSTAKA


Barkoczy, Stephen. 2018. Foundations Of Taxation Law. Oxford: Oxford University
Press.
Darmanti, Riska Marlinda. 2013. "Analisis Upaya Penagihan Pajak Pada KPP Wajib
Pajak Besar Satu." 19.
DDTC Indonesia. 2019. DDTCNews. Oktober 17. Accessed November 28, 2019.
https://news.ddtc.co.id/memahami-arti-penagihan-pajak-17473?page_y=2486.
Direktorat Jenderal Anggaran. 2019. Informasi APBN 2019. Jakarta.
Saputro, Herdanto Aryo. 2012. "Analisis Implementasi Penagihan Pajak di KPP
Pratama Cikarang Utara."
2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2000 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 Tentang Penagihan
Pajak Dengan Surat Paksa. Jakarta: Sekertariat Negara.
2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga
Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan. Jakarta: Sekretariat Negara.
Zuraida, Ida. 2010. Bahan Ajar Penagihan Dan Sengketa Pajak. Jakarta.
14

KONTINGENSI

Apabila dalam proses penyusunan Karya Tulis Tugas Akhir ini ditemukan

hambatan baik dalam hal pengumpulan data maupun pembahasan pokok permasalahan,

maka perubahan-perubahan dapat terjadi terhadap rencana karya tulis ini. Perubahan

tersebut dapat meliputi perubahan judul karya tulis, metode penelitian, judul bab,

maupun subbab.

Sesuai dengan peraturan resmi penyusunan outline dan karya tulis, sebelum

melakukan perubahan-perubahan di atas, penulis akan mendiskusikannya dengan dosen

pembimbing terlebih dahulu dan melaporkannya ke sekretariat apabila terjadi

perubahan yang cukup signifikan.


15

BIODATA PENELITI
Nama : Raissa Chandrakanti
NPM : 2301181129
Kelas Saat ini Semester V : 5-05
Tempat/Tanggal Lahir : Punggur/24 Maret 1997
Alamat email : chandraraissa@gmail.com
Nomor Handphone : 0812 7146 9606
Alamat Rumah : Jl. Pulau Bacan No. 25 Jagabaya III, Way Halim,
Bandar Lampung
Alamat Kos : Jl. Jeruk Blok A9 No. 6 PJMI

Riwayat Pendidikan:
1. SMU lulus tahun 2014
2. SMP lulus tahun 2011
3. SD lulus tahun 2008

Pengalaman Penelitian/Menulis:
-
Pengalaman Pengabdian Masyarakat:
1. Bandar Lampung, Kuliah Kerja Mahasiswa PKN STAN, 2019

Penghargaan (dari Pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya):


-
16

DAFTAR PANDUAN WAWANCARA


Contoh :
Tujuan Informan
No
Pertanyaan
Informan: Kepala Seksi Bimbingan Penagihan
a. Apa latar belakang diadakannya sita serentak dan lelang serentak?
b. Apa yang membedakan sita serentak dan lelang serentak dengan
sita dan lelang pada umumnya?
c. Apa hambatan dan solusi pada saat pelaksaaan sita serentak dan
1
lelang serentak?
d. Apakah ada perubahan yang siginifikan terhadap pencapaian
kinerja dan pencairan piutang pajak?
e. Apakah indikator keberhasilan dalam pelaksanaan sita serentak
dan lelang serentak?
Informan: Juru Sita KPP Madya Palembang
a. Apa pendapat anda dengan diadakannya sita serentak dan lelang
serentak?
b. Adakah strategi dalam pelaksanaan sita serentak dan lelang
serentak?
2
c. Apakah ada perubahan pola kerja dibandingan dengan sebelum
adanya sita serentak dan lelang serentak?
d. Apa hambatan pada saat pelaksanaan sita serentak dan lelang
serentak?
e. Bagaimana solusi dalam mengatai hambatan tersebut?

Anda mungkin juga menyukai