Anda di halaman 1dari 40

PENGARUH PERSEPSI TENTANG SANKSI PAJAK, SOSIALISASI, DAN

SPPT TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PBB DENGAN

VARIABEL KESADARAN SEBAGAI PEMODERASI

( Studi Kasus pada Desa Pancakarya, Kecamatan Ajung, Jember)

PROPOSAL SKRIPSI

COVER
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Ekonomi

Pada Minat Studi Akuntansi Program S-1 Akuntansi

Diajukan Oleh :

NURIL HAMDIYAH

NIM : 19.104512

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS MANDALA

2022
LEMBAR PENGESAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS MANDALA JEMBER

Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi, Sosialisasi, dan SPPT Terhadap Kepatuhan


Wajib Pajak PBB dengan Variabel Kesadaran Sebagai Pemoderasi
(Studi Kasus pada Desa Pancakarya, Kecamatan Ajung, Jember)

Nama : Nuril Hamdiyah


NIM : 19104512
Program Studi : Akuntansi
Mata Kuliah Dasar : Seminar Akuntansi
Dosen Pembimbing Utama : Dr. Diana Dwi Astuti, M.Si

Dosen Pembimbing Asisten : Mainatul Ilmi, S.E., M.Akun

Telah Diseminarkan :
Hari :
Tanggal :

Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Asisten

Dr. Diana Dwi Astuti, M.Si Mainatul Ilmi, S.E., M.Akun


NIDN: 0718126301 NIDN: 0701108902

Mengetahui,
Ka.Prodi Akuntansi

Nursadrina Kartika Sari


NIDN. 071408890

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

E. Batasan Masalah........................................................................................... 8

II. Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 9

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................................. 9

B. Kajian Teori ............................................................................................... 19

C. Kerangka Konseptual ................................................................................. 20

D. Hipotesis..................................................................................................... 21

III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 27

A. Gambaran Objek Penelitian .................................................................... 27

B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 27

C. Jenis Penelitian ....................................................................................... 28

D. Identifikasi Variabel Penelitian .............................................................. 29

E. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 29

F. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 31

G. Metode Analisis Data ............................................................................. 32

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 36

iii
1

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Salah satu sumber pendapatan Negara untuk meningkatkan Pembangunan

Daerah maupun Nasional adalah Pajak, dengan demikian pentingnya

pengelolaan pajak menjadi prioritas bagi pemerintah. Ada beberapa jenis pajak

yang dikenakan kepada masyarakat, namun dari beberapa di antaranya pajak

bumi dan bangunan merupakan pajak yang sangat potensial dan strategis sebagai

sumber penghasilan negara dalam rangka membiayai penyelenggaraan

pemerintah dan pembangunan (Gistantika, 2020). Strategisnya pajak bumi dan

bangunan tidak lain karena objeknya meliputi seluruh bumi dan bangunan, di

mana bentuk fisiknya yang tidak dapat disembunyikan sehingga mudah

dipantau.

Menurut Undang-undang No.12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan

Bangunan pasal 4 ayat 1, yang menjadi subyek pajak bumi dan bangunan adalah

orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan/atau

memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau

memperoleh atas bangunan. Subyek pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal

4 Ayat 1 yang dikenakan kewajiban membayar pajak menjadi wajib pajak

menurut Undang-undang ini. Dengan adanya dasar hukum tersebut, pemerintah

mewajibkan seluruh masyarakat harus membayarkan pajak bumi dan bangunan

yang mereka miliki sesuai dengan peraturan yang berlaku. Namun masih banyak

masyarakat yang tidak peduli dan enggan membayarkan kewajiban pajak

mereka sehingga penerimaan pajak pemerintah masih belum optimal. Padahal


2

menurut Rio Teguh dkk. (2017) dalam penelitiannya membayar pajak bumi dan

bangunan berfungsi sebagai sumber dana untuk pembangunan yang berguna

membangun daerah itu sendiri agar lebih maju dan terpenuhi sarana dan

prasarana. Di mana pajak yang masyarakat bayarkan akan dikembalikan kepada

mereka dalam bentuk sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan bermanfaat

bagi diri mereka sendiri.

Pajak bumi dan bangunan sendiri merupakan salah satu jenis pajak pusat

yang sebagian besar hasilnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/

Kota. Partisipasi masyarakat dalam memenuhi kewajiban pajaknya sangat

penting untuk mencapai optimalisasi penerimaan pajak bagi daerah terutama

dari tingkat yang paling bawah yaitu kelurahan. Jika masing-masing kelurahan

target pajak telah tercapai maka akan sangat membantu dalam peningkatan asli

daerah (Gistantika, 2020). Karena apabila penerimaan pajak tiap kelurahan

sudah optimal maka akan optimal pula pendapatan daerah begitu pun sebaliknya.

Dengan optimalnya pendapatan daerah maka pembangunan daerah akan dapat

berjalan dengan baik.

Dilansir dari Jawa Pos (07/01/22) selama pendapatan daerah yang diperoleh

pemprov Jatim mencapai 34,2 triliun atau 103,97% dari target awal pendapatan

Rp. 32,9 triliun. Namun setelah dilihat lagi pendapatan daerah yang melebihi

target adalah dari pendapatan BBNKB, BBKB, Pajak air permukaan, retribusi

daerah, dan hasil kekayaan daerah. Dari yang disebutkan tersebut tidak ada pajak

bumi dan bangunan, itu berarti pajak bumi dan bangunan masih belum mencapai

target yang telah ditentukan oleh daerah. Realisasi pajak bumi dan bangunan
3

terus dilakukan untuk mencapai pendapatan asli daerah (PAD) kepala bandan

pendapatan daerah (Bapenda) jember saat ini fokus untuk merealisasikan PBB

sebab realisai PBB masih mencapai sekitar 60-70%. Upaya Bapenda untuk

mencapai target PAD yaitu menggencarkan masyarakat untuk patuh membayar

pajak, khusus tahun 2022 masyarakat hanya perlu membayar pajak pokok tidak

perlu membayar denda, disamping itu petugas Bapenda juga turun kelapangan

untuk melakukan penagihan bagi masyarakat yang belum patuh untuk

membayar pajak (Radar Jember).

Realisasi pajak masih belum mencapai target, itu menunjukkan bahwa

tingkat kepatuhan masyarakat untuk membayar pajak bumi dan bangunannya

masih belum optimal. Kepatuhan wajib pajak adalah wajib pajak yang disiplin

dan taat, serta tidak memiliki tunggakan atau keterlambatan penyetoran dalam

pajaknya. Terdapat dua faktor yang memengaruhi kepatuhan wajib pajak untuk

membayarkan kewajiban pajaknya, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah

Kesadaran wajib pajak atas kewajiban pajaknya sendiri. Kesadaran wajib pajak

atas fungsi pajak dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk

membayarkan pajaknya. Jika kesadaran masyarakat baik maka hal tersebut akan

berdampak kepatuhan membayar pajak juga baik, begitu pun sebaliknya. Karena

motivasi membayar pajak akan muncul apabila wajib pajak memiliki kesadaran

atas pentingnya membayar pajak untuk negara. Seperti penelitian yang

dilakukan oleh Arif Rahman (2018) Kesadaran wajib pajak berpengaruh


4

signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak membayarkan kewajiban

pajaknya.

Selain faktor internal juga terdapat banyak faktor eksternal yang dapat

memengaruhi kepatuhan wajib pajak. Salah satu faktor eksternalnya adalah

sanksi pajak. Pemerintah berupaya untuk membuat masyarakat patuh akan

kewajiban pajaknya dengan berbagai cara yang dilakukan, contohnya dengan

mengadakan Sanksi pajak. Sanksi pajak berupa denda yang diberikan apabila

wajib pajak melanggar peraturan undang-undang perpajakan semakin besar

kesalahan yang dibuat maka semakin besar pula sanksi yang didapatkan oleh

wajib pajak tersebut. Sehingga persepsi wajib pajak tentang sanksi pajak dapat

membuat wajib pajak memiliki rasa takut akan denda yang akan diterima,

dengan begitu mereka akan berpikir apabila ingin tidak membayarkan pajaknya

dikarenakan denda yang akan mereka terima. Seperti yang ditemukan oleh

Aninda Ristyorini (2018) dalam penelitiannya, bahwa persepsi tentang Sanksi

pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak untuk membayarkan

pajak bumi dan bangunannya.

Selain itu, Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk

meningkatkan kepatuhan wajib pajak adalah dengan dilakukannya sosialisasi

perpajakan yang bertujuan agar masyarakat paham tentang perpajakan sehingga

kepatuhan wajib pajak akan meningkat. Karena tanpa adanya sosialisasi

perpajakan akan membuat wajib pajak bingung, bagaimana cara mereka akan

membayarkan pajaknya, apa pentingnya membayar pajak, dan masih banyak

lagi hal yang akan dipertanyakan oleh wajib pajak mengenai perpajakan apabila
5

tidak diadakannya sosialisasi. Apabila sosialisasi dilakukan dengan benar dan

output nya dapat membuat pertanyaan para wajib pajak terjawab, maka dapat

meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk membayarkan pajaknya. Seperti

penelitian yang dilakukan oleh Yunita Dyah (2020) menemukan bahwa

sosialisasi berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Dengan diadakannya sosialisasi pajak kepada masyarakat dapat menambah

pengetahuan mereka tentang pentingnya membayar pajak untuk kepentingan

negara dalam menyejahterakan rakyatnya melalui sarana prasarana yang

dibangun untuk kepentingan bersama.

Tidak hanya sosialisi, pemerintah juga sudah mengupayakan hal yang

mudah untuk para wajib pajak untuk membayarkan pajaknya seperti dengan

mengeluarkan SPPT. SPPT atau Surat Pemberitahuan Pajak Terutang adalah

surat yang digunakan untuk memberitahukan banyaknya pajak bumi dan

bangunan perdesaan dan perkotaan yang terutang kepada wajib pajak. Dengan

adanya SPPT ini dapat memudahkan wajib pajak untuk mengetahui jumlah pajak

yang harus dibayarkan dan kapan tenggat waktu pembayaran pajak agar wajib

pajak tidak terkena sanksi keterlambatan membayar pajak. Penelitian yang

dilakukan oleh Martalita dan Bambang (2021) menemukan bahwa SPPT

berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak

bumi dan bangunan mereka. Karena dengan adanya SPPT kita di permudah

untuk membayar pajak, seperti jumlah dan tenggat waktu, sehingga wajib pajak

dapat menyiapkan jumlah pajaknya sebelum tenggat waktu pajak itu berakhir.

Dengan demikian maka wajib pajak dapat menyiapkan diri untuk membayar
6

pajak sehingga meningkat pula kepatuhan wajib pajak membayar pajak bumi

dan bangunan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “ Pengaruh

Persepsi Tentang Sanksi, Sosialisasi, dan SPPT Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak PBB dengan Variabel Kesadaran Sebagai Pemoderasi (Studi

Kasus pada Desa Pancakarya Kecamatan ajung, Jember)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

perumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah persepsi sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak?

2. Apakah sosialisasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak?

3. Apakah SPPT berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak?

4. Apakah kesadaran dapat memoderasi pengaruh persepsi sanksi pajak

terhadap kepatuhan wajib pajak?

5. Apakah kesadaran dapat memoderasi pengaruh sosialisasi terhadap

kepatuhan wajib pajak?

6. Apakah kesadaran dapat memoderasi pengaruh SPPT terhadap kepatuhan

wajib pajak?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan tersebut, maka

penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:


7

1. Untuk menganalisis pengaruh persepsi sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib

pajak.

2. Untuk menganalisis pengaruh sosialisasi terhadap kepatuhan wajib pajak.

3. Untuk menganalisis pengaruh SPPT terhadap kepatuhan wajib pajak.

4. Untuk menganalisis variabel kesadaran dapat memoderasi pengaruh persepsi

sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.

5. Untuk menganalisis variabel kesadaran dapat memoderasi pengaruh

sosialisasi terhadap kepatuhan wajib pajak.

6. Untuk menganalisis variabel kesadaran dapat memoderasi pengaruh SPPT

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, diantaranya:

1. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber evaluasi bagi

pemerintah dalam rangka mengambil kebijakan untuk meningkatkan

pendapatan daerah terutama di bidang pendapatan PBB

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini sebagai sarana informasi mengenai kepatuhan

membayar PBB sangat penting. Pada akhirnya hasil dari pembayaran pajak

tersebut kembali kepada masyarakat itu sendiri.

3. Bagi Akademisi
8

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi untuk penelitian

lainnya yang berkaitan dengan Pajak Bumi dan Bangunan

4. Bagi Peneliti

Untuk menerapkan dan mempraktikkan ilmu yang diperoleh di bangku

kuliah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi dalam dunia nyata.

Selain itu penelitian ini akan menambah wawasan dan pengetahuan bagi

peneliti yang mendalami bidang perpajakan, khususnya Pajak Bumi dan

Bangunan

E. Batasan Masalah

Supaya penelitian ini dapat lebih terarah dan tidak menyimpang dengan

tujuan yang telah diuraikan, maka batasan penelitian ini antara lain berfokus

kepada wajib pajak bumi dan bangunan yang tinggal dan memiliki objek pajak

bumi dan bangunan di desa Pancakarya, Kecamatan Ajung, Kabupaten jember.


9

II. Tinjauan Pustaka

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yunita Dyah Tri Utami (2021),

Variabel yang diteliti adalah Sosialisasi dan Kesadaran sebagai variabel

moderasi. Dengan menggunakan teknik pengambilan sampel simple random

sampling, dan instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah angket dan

wawancara. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier

sederhana dan moderated regression analisys yang menunjukkan hasil bahwa

secara parsial sosialisasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak,

kesadaran berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, variabel kesadaran

juga dapat memoderasi variabel sosialisasi terhadap kepatuhan wajib pajak.

Koefisien determinasi pengaruh sosialisasi terhadap kepatuhan wajib pajak

sebesar 7,4%, setelah ditambah variabel moderasi yaitu kesadaran menjadi

25,7% hal ini menunjukkan bahwa kesadaran dapat memperkuat pengaruh

sosialisasi terhadap kepatuhan wajib pajak.

Penelitian oleh Rubiyanto (2020), variabel yang digunakan dalam

penelitiannya adalah kesadaran, sanksi pajak, dan pengetahuan pajak sebagai

variabel moderasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling yang dihitung menggunakan rumus solvin, metode

penelitian yang digunakan adalah metode SEM (structural Equation

Modelling) dengan menggunakan MRA (Moderated Regresional Analisys).

Hasil dari penelitian ini adalah kesadaran berpengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak, sanksi pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan


10

wajib pajak, sedangkan kesadaran wajib pajak bernilai negatif dan tidak searah

terhadap kepatuhan wajib pajak. Juga pengaruh tidak langsung kesadaran dan

sanksi terhadap kepatuhan wajib pajak dengan pengetahuan pajak sebagai

pemoderasi selisih dari pengaruh langsung dengan adanya pemoderasi relatif

sangat kecil yakni 2% sehingga variabel pengetahuan wajib pajak dapat

diabaikan dan tidak dapat digunakan sebagai pemoderasi dalam meningkatkan

kepatuhan membayar pajak bumi dan bangunan.

Muh Syaru dkk. (2022) juga meneliti dengan variabel pengetahuan wajib

pajak, sanksi pajak, dan kesadaran wajib pajak sebagai variabel moderasi.

Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, metode

analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari

penelitian ini pengetahuan wajib pajak, sanksi pajak, berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak. Lalu pengetahuan wajib pajak dengan kesadaran wajib

pajak sebagai variabel moderasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak,

dan sanksi pajak dengan kesadaran wajib pajak sebagai moderasi berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak.

Fatikah dan Arif (2020) meneliti dengan pemahaman peraturan perpajakan,

persepsi sanksi perpajakan, dan tingkat kepercayaan sistem pemerintah sebagai

variabel X nya. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus solvin,

metode analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini

pemahaman peraturan perpajakan dan persepsi sanksi pajak berpengaruh

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, tingkat kepercayaan terhadap

sistem pemerintah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan


11

wajib pajak. Secara simultan ketiga variabel berpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak.

Kadek Windy dkk. (2022) meneliti dengan variabel kualitas pelayanan

fiskus, kesadaran wajib pajak, kebijakan pajak, dan persepsi wajib pajak

tentang sanksi pajak. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental

sampling dan metode analisis data menggunakan regresi linier berganda.

Penelitian ini menyebutkan kualitas pelayanan fiskus tidak berpengaruh,

kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan, kebijakan pajak

berpengaruh positif dan signifikan, dan persepsi wajib pajak tentang sanksi

pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Penelitian oleh Martalita dan Bambang (2021) dengan variabel SPPT,

sanksi perpajakan, dan program pemutihan pajak yang digunakan. Teknik

pengambilan sampel yang dipilih peniliti yaitu random sampling dengan

metode analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil dari penilitian

oleh Martalta dan Bambang adalah SPPT, sanksi perpajakan, dan program

pemutihan pajak kendaraan bermotor berpengaruh positif terhadap kepatuhan

wajib pajak.

Muhammad Sabilal Aqwan (2022) meneliti dengan kesadaran wajib pajak,

sosialisasi perpajakan, dan pengetahuan perpajakan sebagai variabel

independennya. Peneliti menggunakan random samplig sebagai pengambilan

sampel dan regresi linier berganda sebagai metode analisis datanya. Hasil

penelitian ini menunjukkan kesadaran wajib pajak, sosialisasi perpajakan, dan


12

pengetahuan perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan

wajib pajak.

Gusti Ayu Made dkk. (2021) melakukan penelitian dengan variabel

pengetahuan perpajakan, sosialisasi, SPPT, jumlah pajak terutang, dan etika

wajib pajak. Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling

dan Regresi linier berganda sebagai metode analisis datanya. Hasil penelitian

ini menunjukkan pengetahuan perpajakan, dan SPPT berpengaruh positif

secara signifikan. Sedangkan variabel sosialisasi, jumlah pajak terutang, dan

etika wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak secara

signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Aninda Ristyorini (2018) dengan Persepsi

sanksi perpajakan, persepsi pendapatan, persepsi pengetahuan pajak, dan

persepsi kesesuaian tarif sebagai variabel independennya. Teknik pengambilan

sampel menggunakan convinience sampling dan menggunakan metode analisis

data regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan kesadaran wajib

pajak dan persepsi kesesuaian tarif berpengaruh signifikan kuat , persepsi

sanksi denda berpengaruh signifikan moderat, dan persepsi pendapatan wajib

pajak berpengaruh signifikan lemah terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan

bangunan.

Dewi Rahmah Lutfiani (2018) meneliti pelayanan pajak, pengetahuan

perpajakan, dan SPPT sebagai variabel independennya. Dengan purposive

sampling sebagai teknik pengambilan sampelnya dan regresi linier berganda

sebagai metode analisis datanya. Hasil penelitian ini adalah pelayanan pajak,
13

pengetahuan perpajakan, SPPT, dan kesadaran wajib berpengaruh secara

simultan. Sedangkan pelayanan pajak, pengetahuan perpajakan, SPPT, dan

kesadaran wajib pajak berpengaruh secara parsial.

Tabel 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


1. Muh Syaru Hasil penelitian • Variabel • Variabel
dkk. (2022) ini menunjukkan dependen: independen:
pengetahuan kepatuhan pengetahuan
wajib pajak, wajib pajak wajib pajak
sanksi pajak dengan dan sanksi
berpengaruh kesadaran • Objek
terhadap wajib pajak penelitian
kepatuhan wajib sebagai
pajak. variabel
Penngetahuan moderasi
ajib pajak
dengan
kesadaran wajib
pajak sebagai
variabel
pemoderasi
berpengaruh
terhadap
kepatuhan wajib
pajak. Sanksi
pajak dengan
kesadaran
sebagai variabel
pemoderasi
berpengaruh
terhadap
kepatuhan wajib
pajak.
2. Kadek Wendy Hasil penelitian • Variabel • Variabel
dkk (2022) menunjukkan independen: independen:
14

No. Nama Peneliti Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


kualitas persepsi kualitas
pelayanan fiskus wajib pajak pelayanan
tidak tentang fiskus,
berpengaruh, sanksi kesadaran,
kesadaran wajib pajak dan
pajak • Variabel kebijakan
berpengaruh dependen: pajak
positif dan kepatuhan • Objek
signifikan, wajib pajak penelitian
kebijakan pajak
berpengaruh
positif dan
signifikan, dan
persepsi wajib
pajak tentang
sanksi pajak
tidak
berpengaruh
terhadap
kepatuhan wajib
pajak.
3. Muhammad Hasil penelitian • Variabel • Variabel
Sabilal menunjukkan independen: independen:
Aqwam (2022) kesadaran wajib sosialisasi kesadaran
pajak, sosialisasi, • Variabel wajib pajak
dan pengetahuan dependen: dan
perpajakan kepatuhan pengetahuan
berpengaruh wajib pajak perpajakan
positif signifikan • Objek
terhadap penelitian
kepatuhan wajib
pajak
4. Martatila dan Hasil penelitian • Variabel • Variabel
Bambang menunjukkan independen: independen:
(2021) SPPT, sanksi SPPT kesadaran
perpajakan, dan • Variabel wajib pajak,
program dependen: dan program
pemutihan pemutihan
pajakkendaraan
15

No. Nama Peneliti Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


bermotor Kepatuhan kendaraan
berpengaruh wajib pajak bermotor
positif terhadap • Objek
kepatuhan wajib penelitian
pajak membayar
pajak bumi dan
bangunan
5. Gusti Ayu Hasil penelitian • Variabel • Variabel
Made dkk ini menunjukkan independen: independen:
(2021) pengetahuan SPPT dan pengetahuan
perpajakan Sosialisai perpajakan,
berpengaruh • Variabel jumlah
positif, dependen: pajak
sosialisasi tidak kepatuhan terutang,
berpengaruh wajib pajak dan etika
positif, SPPT wajib pajak
berpengaruh • Objek
positif, jumlah penelitian
pajak terutang
tidak
berpengaruh, dan
etika wajib pajak
tidak
berpengaruh
terhadap
kepatuhan wajib
pajak.
6. Yunita Dyah Hasil penelitian • Variabel • Variabel
Tri Utami ini menunjukkan independen: independen:
(2020) secara parsial sosialisasi kesadaran
sosialisasi • Variabel • Objek
berpengaruh dependen: penelitian
terhadap kepatuhan
kepatuhan wajib wajib pajak
pajak, kesadaran dengan
berpengaruh kesadaran
terhadap wajib pajak
kepatuhan wajib sebagai
pajak, kesadaran
16

No. Nama Peneliti Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


dapat variabel
memoderasi moderasi
variabel
sosialisasi
terhadap
kepatuhan wajib
pajak
7. Rubiyanto Hasil penelitian • Variabel • Variabel
(2020) ini menunjukkan independen: moderasi:
kesadaran, kesadaran pengetahuan
sanksi, dan dan sanksi pajak
pengetahuan pajak • Objek
pajak • Variabel penelitian
berpengaruh dependen:
positif terhadap kepatuhan
kepatuhan wajib wajib pajak
pajak.
Sedangkan
selisih dari
pengaruh
langsung dengan
adanya
pengetahuan
perpajakan
sebagai
pemoderasi
relatif kecil yaitu
2%, sehingga
variabel
pengetahuan
pajak dapat
diabaikandan
tidak dapat
digunakan
sebagai
pemoderasi
dalam
meningkatkan
kepatuhan wajib
17

No. Nama Peneliti Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


pajak membayar
pajak bumi dan
bangunan.
8. Fatikah dan Hasil penelitian • Variabel • Variabel
Arif (2020) ini menunjukkan independen: independen:
pemahaman persepsi pemahaman
peraturan dan sanksi peraturan
persepsi sanksi pajak perpajakan
pajak • Variabel dan tingkat
berpengaruh dependen: kepercayaan
signifikan kwpatuhan terhadap
terhadap wajib pajak pemerintah
kepatuhan wajib • Objek
pajak. Tingkat penelitian
kepercayaan
terhadap
pemerintah tidak
berpengaruh, dan
secara simultan
pemahaman
peraturan,
persepsi sanksi
pajak, dan
tingkat
kepercayaan
terhadap
pemerintah
berpengaruh
signifikan
terhadap
kepatuhan wajib
pajak.
9. Aninda Hasil penelitian • Variabel • Variabel
Ristyorini menunjukkan independen: independen:
(2018) kesadaran wajib persepsi persepsi
pajak dan sanksi kesesuaian
persepsi pajak tarif pajak,
kesesuaian tarif persepsi
berpengaruh pengetahuan
18

No. Nama Peneliti Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


signifikan kuat, • Variabel pajak, dan
persepsi sanksi dependen: persepsi
denda kepatuhan tingkat
berpengaruh wajib pajak pendapatan
signifikan • Objek
moderat, dan penelitian
persepsi
pendapatan
wajib pajak
berpengaruh
signifikan lemah
terhadap
kepatuhan wajib
pajak
10. Dewi Rahmah Hasil penelitian • Variabel • Variabel
Lutfiani (2018) menunjukkan inependen: independen:
pelayanan pajak, SPPT pelayanan
pengetahuan • Variabel pajak,
perpajakan, dependen: pengetahuan
SPPT, dan kepatuhan perpajakan,
kesadaran wajib wajib pajak dan
pajak kesadaran
berpengaruh wajib pajak
secara simultan. • Objek
Pelayanan pajak, penelitian
pengetahuan
perpajakan,
SPPT, dan
kesadaran wajib
pajak
berpengaruh
secara parsial
terhadap
kepatuhan wajib
pajak
19

B. Kajian Teori
1. Teori Kepatuhan

Teori kepatuhan (compliance theory) merupakan teori yang

menjelaskan suatu kondisi dimana seseorang taat terhadap perintah atau

aturan yang diberikan. Teori ini berkeyakinan bahwa tidak ada individu

yang bersedia membayar pajak secara sukarela, kepatuhan wajib pajak

adalah prilaku yang didasarkan pada kesadaran wajib pajak terhadap

kewajiban perpajakannya

2. Kesadaran Wajib Pajak

Kesadaran perpajakan adalah kerelaan memenuhi kewajiban dan

memberikan kontribusi kepada negara yang menunjang pembangunan

negara. Kesadaran wajib pajak berkonsekuensi logis untuk wajib pajak,

yaitu kerelaan wajib pajak memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan

fungsi perpajakan dengan cara membayar pajak tepat waktu dan tepat

jumlah (Yusnidar, Sunarti, dan Prasetya, 2015)

3. Sanksi Pajak

Menurut Undang-undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa sanksi keterlambatan

pajak adalah bunga sebesar 2% per bulan dari PBB yang tidak atau kurang

bayar, dihitung dari berakhirnya batas waktu penyampaian Surat

Pemberitahuan Tahunan sampai tanggal pembayaran


20

4. SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang)

SPPT adalah surat yang digunakan untuk memberitahukan

banyaknya Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang

terutang kepada wajib pajak (Siti Resmi). Dengan adanya SPPT ini wajib

pajak dapat menyiapkan jumlah pajak terutang yang harus dibayarkan

sebelum jatuh tempo.

5. Sosialisasi Pajak

Sosialisasi merupakan suatu upaya yang dilakukan Dirjen Pajak


melalui berbagai metode untuk memberikan informasi terkait segala
peraturan dan kegiatan yang berhubungan dengan perpajakan agar dapat
dilaksanakan oleh masyarakat pada umumnya khususnya wajib pajak, baik
orang pribadi maupun badan usaha.(Astuti, 2022).

C. Kerangka Konseptual
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan diatas, peneliti dapat

merumuskan kerangka konseptual sebagai berikut:

Persepsi tentang
Sansi Pajak (X1)

Sosialisasi Kepatuhan Wajib


(X3) Pajak (Y)

SPPT
(X3)

Kesadaran Wajib Pajak (Z)


21

Keterangan :

= Berpengaruh secara langsung

= Berpengaruh secara tidak langsung

D. Hipotesis
Dari kerangka konseptual serta perumusan masalah dan tujuan penelitian

yang sudah dijabarkan sebelumnya, maka terdapat dugaan sementara yang

disebut hipotesis. Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengaruh persepsi tentang sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib

pajak

Sanksi pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan perundang-

undangan perpajakan akan dituruti/ditaati/dipatuhi, dengan kata lain sanksi

perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar

norma perpajakan, semakin berat sanksi pajak maka akan semakin

merugikan wajib pajak (Mardiasmo, 2016). Menurut UU No.28 tahun 2007

tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan menyatakan bahwa sanksi

keterlambatan adalah bunga 2% per bulan dari PBB yang tidak atau belum

dibayar.

Sanksi yang ditetapkan tersebut bertujuan untuk membuat para

wajib pajak tidak melanggar peraturan yang sudah berlaku, karena apabila

wajib pajak melanggar ketentuan yang sudah berlaku akan dikenakan denda

seuai dengan peraturan yang berlaku. Dengan demikian adanya peraturan


22

tersebut wajib pajak dapat berpikir dua kali apabila ingin tidak membayar

pajak, karena akan dikenakan denda. Wajib pajak akan lebih membayar

pajaknya tepat waktu daripada membayarkan sejumlah uang denda karena

keterlambatannya mebayar pajak.

Hasil penelitian Aninda Ristyorini (2018) dan Fatikah dan Arif

(2021) mengatakan bahwa persepsi tentang Sanksi pajak berpengaruh

terhadap Kepatuhan wajib pajak untuk membayarkan kewajiban pajaknya.

Wajib pajak dapat patuh membayarkan pajaknya apabila sanksinya

dijalankan secara tegas dan konsisten. Berdasarkan teori dan penelitian

terdahulu maka hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah:

H1: Persepsi tantang sanksi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak

2. Pengaruh Sosialisasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Sosialisasi adalah upaya yang dilakukan oleh Dirjen pajak untuk

memberikan memberikan sebuah pengetahuan kepada masyarakat tentang

pentingnya membayar pajak. Sosialisasi memengaruhi kepatuhan wajib

pajakdalam menjalankan kewajiban pajaknya. Seperti penelitian yang

dilakukan oleh Febrian dan Zender (2020) mengatakan bahwa sosialisasi

berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Sosialisasi yang baik

dengan arahan yang tepat sasaran dari petugas pemungut pajak yang

bertanggung jawab, akan menyebabkan wajib pajak patuh akan

membayarkan pajaknya. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka

hipotesis dari penelitian ini adalah:


23

H2: Sosialisasi Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

3. Pengaruh SPPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

SPPT adalah surat yang digunakan Direktorat Pajak untuk

memberitahukan besarnya pajak terutang kepada wajib pajak yang dibatasi

dengan waktu 6 bulan. Hal tersebut sesuai dengan penelitan yang dilakukan

oleh Martika dkk. (2018) yang mengemukakan bawhwa penerimaan SPPT

berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dan didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh hananto (2018) yang mengemukakan

penerimaan SPPT berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak bumi da

bangunan. dari uraian tersebut dapat diambil suatu hipotesis yaitu:

H3: SPPT berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

4. Kesadaran dapat Memoderasi pengaruh Persepsi Sanksi Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Sanksi pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan perundang-

undangan perpajakan akan dituruti/ditaati/dipatuhi, dengan kata lain sanksi

perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar

norma perpajakan, semakin berat sanksi pajak maka akan semakin

merugikan wajib pajak (Mardiasmo, 2016). Sanksi yang ditetapkan tersebut

bertujuan untuk membuat para wajib pajak tidak melanggar peraturan yang

sudah berlaku, karena apabila wajib pajak melanggar ketentuan yang sudah

berlaku akan dikenakan denda seuai dengan peraturan yang berlaku.

Kesadaran perpajakan adalah kerelaan memenuhi kewajiban dan

memberikan kontribusi kepada negara yang menunjang pembangunan


24

negara. Kesadaran wajib pajak berkonsekuensi logis untuk wajib pajak,

yaitu kerelaan wajib pajak memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan

fungsi perpajakan dengan cara membayar pajak tepat waktu dan tepat

jumlah. Dengan adanya kesadaran diri wajib pajak, dapat meningkatkan

kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajaknya. Didukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Arif Rahman (2018) yang menemukan bahwa

kesadaran wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak dan penelitian yang dilakukan oleh Herlina (2020) juga

mengemukakan kesadaran wajib pajak barpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak. Dengan begitu diharapkan kesadaran dapat

memoderasi pengaruh persepsi tentang sanksi terhadap kepatuhan wajib

pajak.

H4: Kesadaran dapat Memoderasi Penagaruh Persepsi Sanksi Pajak

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

5. Kesadaran dapat Memoderasi pengaruh Sosialisasi Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak

Sosialisasi pajak adalah upaya yang dilakukan oleh Dirjen pajak

untuk memberikan memberikan sebuah pengetahuan kepada masyarakat

tentang pentingnya membayar pajak. Sosialisasi memengaruhi kepatuhan

wajib pajak dalam menjalankan kewajiban pajaknya. Kesadaran wajib pajak

berkonsekuensi logis untuk wajib pajak, yaitu kerelaan wajib pajak

memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan dengan

cara membayar pajak tepat waktu dan tepat jumlah. Dengan adanya
25

kesadaran diri wajib pajak, dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak

untuk membayar pajaknya. Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Arif Rahman (2018) yang menemukan bahwa kesadaran wajib pajak

berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dan penelitian yang

dilakukan oleh Herlina (2020) juga mengemukakan kesadaran wajib pajak

barpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Dengan begitu

diharapkan kesadaran dapat memoderasi pengaruh sosialisasi pajak

terhadap kepatuhan wajib pajak.

H5: Kesadaran dapat Memoderasi Pengaruh Sosialisasi terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak.

6. Kesadaran dapat Memoderasi pengaruh SPPT terhadap Kepatuhan

Wajib pajak

SPPT adalah surat yang digunakan Direktorat Pajak untuk

memberitahukan besarnya pajak terutang kepada wajib pajak yang dibatasi

dengan waktu 6 bulan untuk pembayarannya. Dengan adanya SPPT yang

diedarkan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk

membayar pajak. Namun, tanpa adanya kesadaran diri untuk membayar

pajak, para wajib pajak akan tetap saja karena kesadaran pajak dapat

berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak untuk

membayarkan pajaknya seperti yang ditemukan pada penilitian milik Arif

Rahman (2020) dan Herlina (2020). Dengan demikian, diharapkan

kesadaran dapat memoderasi pengaruh SPPT terhadap Kepatuhan wajib

pajak.
26

H6: Kesadaran dapat Memoderasi Pengaruh SPPT terhadap

Kepatuhan Wajib pajak


27

III. METODE PENELITIAN


A. Gambaran Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Kecamatan Ajung Kabupaten Jember, tepatnya

di Desa Pancakarya. Peneliti melakukan penelitian di daerah ini karena peneliti

menganggap tingkat kepatuhan wajib pajak di daerah tersebut masih belum

optimal.

B. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2018).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak bumi dan

bangunan desa Pancakarya yang berjumlah 3.648 orang

2. Sampel

Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability

sampling. Yaitu teknik pengambilan sampel yang memberi peluang atau

kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel. Berikut kriteria yang menjadi pertimbangan dalam

penentuan sampel:

a. Merupakan wajib pajak PBB

b. Tinggal di desa Pancakarya

c. Memiliki objek pajak bumi dan bangunan di wilayah Desa Pancakarya


28

Sampel adalah bagian besar dari jumlah karakteristik yang dimiliki

populasi tersebut, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar

mewakili. Teknik perhitungan sampel menggunakan rumus solvin

n = N

1 + ( N x e2 )

Dimana:

n : Jumlah sampel

N : Jumlah Populasi

e : Batas toleransi kesalahan sebesar 10% atau 0,1

Dari rumus di atas, maka perhitungan sampel sebagai berikut:

n = 3.648

1 + ( 3.648 x (0,1)2)

= 97,33

Hasil perhitungan ini didapat sampel sebesar 97,33 dan dibulatkan menjadi

97 sampel wajib pajak PBB yang akan diteliti.

C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai pada penelitian ini menggunakan kuantitatif

dengan pendekatan asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan salah satu jenis

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau

lebih.
29

D. Identifikasi Variabel Penelitian


Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel

independen (bebas), satu variabel dependen (terikat), dan satu variabel

moderator.

a. Variabel Independen (Variabel Bebas) adalah variabel yang memengaruhi

besarnya variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Persepsi Tentang Sanksi = X1

2. Sosialisasi = X2

3. SPPT = X3

b. Variabel Dependen (Variabel Terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi

oleh variabel independen (variabel bebas). Variabel dependen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

Kepatuhan Wajib Pajak =Y

c. Variabel Moderasi merupakan variabel yang dapat memperkuat atau

memperlemah hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independen. Pada penelitian ini variabel moderasi yang digunakan adalah:

Kesadaran =Z

E. Definisi Operasional Variabel


a. Persepsi tentang sanksi

Sanksi pajak berupa denda yang diberikan apabila wajib pajak

melanggar aturan atau telat membayarkan pajaknya. Semakin besar


30

kesalahan yang dibuat semakin besar pula sanksi yang diterima oleh wajib

pajak. Variabel persepsi tentang sanksi pajak diperoleh dari persepsi

masyarakat apakah sanksi PBB merugikan wajib pajak, ancaman akan

membuat wajib pajak membayar pajak tepat waktu atau tidak, apakah sanksi

yang diberikan sudah sesuai, dan semakin besar denda PBB akan membuat

wajib pajak jera atau tidak.

b. Sosialisasi

Dengan adanya sosialisasi yang baik dari pemerintah akan

membentuk suatu pemahaman perpajakan yang kemudian akan berdampak

patuh akan aturan yang telah dibuat. Pada variabel sosialisasi akan

diperoleh persepsi masyarakat terhadap media sosialisasi, sosialisasi

pemahaman pajak, pemberitaan, serta tujuan dan manfaat. Skala yang

digunakan pada variabel sosialisasi adalah skala likert dengan

menggunakan pengukuran 5 poin.

c. SPPT

SPPT merupakan surat yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral

Pajak untuk memberitahukan besarnya pajak terutang yang dimiliki oleh

para wajib pajak. Variabel SPPT ini dapat diukur dengan indikator

penetapan NJOP tanah dan bangunan, penetapan luas tanah dan bangunan,

tanggal jatuh tempo yang tertera, tempat atau lokasi pembayaran pajak.

d. Kesadaran

Untuk variabel kesadaran ini akan diperoleh dari kesdaran wajib

pajak terkait peraturan dan fungsi pajak. Kesadaran terkait peraturan akan
31

diperoleh melalui pengetahuan masyarakat dengan adanya Undang-undang

dan kesadaran bahwasanya membayar pajak merupakan kewajiban warga

negara. Sedangkan untuk kesadaran fungsi pajak diperoleh melalui

menghitung, melaporkan, dan membayar pajak dengan benar serta

mengetahui fungsi pajak untuk pembiayaan negara.

e. Kepatuhan wajib pajak

Wajib pajak adalah subjek yang akan dikenakan pajak bumi dan

bangunan, akan dilihat dari kepatuhannya, yaitu tindakan mau mengikuti

aturan hukum yang berlaku antara lain aturan membayar pajak bumi dan

bangunan. untuk variabel terikat akan diperoleh dari persepsi masyarakat

mengenai kepatuhan membayar pajak, pemberian informasi, kepatuhan

material dan melalaikan. Skala yang digunakan adalah skala likert dengan

5 poin.

F. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah

penelitian lapang atau survei dengan menyebarkan kuesioner kepada responden.

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan daftar pertanyaan sesuai dengan indikator-indikator yang telah

dijelaskan kepada para responden. Yang diukur dengan skala likert dengan 5

poin penilaian yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju

(TS), Sangat Tidak Setuju (STS)


32

G. Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk mengukur apakah alat ukur yang ada

valid atau tidak. Kuesioner dapat dikatakan valid apabila pertanyaan

pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Dapat dikatakan valid atau tidak dapat dilakukan

dengan perbandingan koefisien r hitung dengan koefisien r tabel. Jika

nilai r hitung > r tabel pada signifikansi 5% maka item tersebut

dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran

tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang

sama pula pada umumnya suatu variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai cronbach Alpha > 0,60.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Berfungsi untuk menguji apakah model regresi di mana variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji yang biasa

digunakan yaitu uji one sample kolmogorof-smirnov. Dapat dikatakan

normal apabila nilai signifikansi < 0,05, sedangkan jika nilai signifikansi

> 0,05 maka data tidak dapat terdistribusi dengan normal.


33

b. Uji Multikolonieritas

Digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antara variabel bebas. Dalam penelitian ini uji multikolonieritas

membandingkan nilai tolerance dan VIF dengan nilai kritis. Jika nilai

tolerance > 0,10 berati tidak dapat multikolonieritas, apabila nilai VIF <

10 berati tidak dapat multikolonieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dalam residual atau pengamatan ke pengamatan

lain. Regresi yang baik adalah tidak terdapat heteroskedastisitas. Dalam

pengujian heteroskedastisitas ini menggunakan uji park, dikatakan tidak

heteroskedastisitas jika nilai sinifikansi tiap variabel > 0,05.

3. Uji Hipotesis

Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

moderat (MRA). Uji regresi moderasi pada penelitian ini dilakukan dengan

membuat regresi interaksi, akan tetapi variabel moderator tidak berfungsi

sebagai variabel independen. Jika variabel interaksi memberikan nilai

signifikan kurang dari 0,05 maka variabel tersebut dapat dikatakan sebagai

variabel moderasi.

a. Uji t

Uji t digunakan untuk membuktikan signifikansi pengaruh variabel

independen secara individu dalam menjelaskan variabel dependen.

Adapun tingkat signifikansinya sebesar 5% atau 0,05, dengan kriteria


34

pengujian jika nilai signifikansi t < 0,05 maka terdapat pengaruh

signifikan antara pengaruh variabel independen terhadap dependen,

apabila nilai signifikansi t > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen.

b. Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua

atau lebih variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y).

Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen

berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari

variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami

kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala

interval atau rasio. Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = a + b₁ X₁ + b₂ X₂ +b₃X₃ + b4X4 +e

Keterangan:

Y = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)

X1 = Persepsi Sanksi Pajak

X2 = Sosialisasi

X3 = SPPT

X4 = Kesadaran Wajib Pajak

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi Persepsi Sanksi Pajak

b2 = Koefisien regresi Sosialisasi


35

b3 = Koefisien regresi SPPT

b4 = Koefisien regresi Kesadaran

e = Standar ero

c. Moderated Regression Analisys (MRA)

Regresi liniernya mengandung unsur interaksi (perkalian dua variabel

antara variabel independen dan variabel moderator). Persamaannya dapat

ditulis sebagai berikut:

Y = a + β₁X₁ + β₂X₂ + β₃|X₁ - X₂|

Keterangan:

Y : Kepatuhan Wajib Pajak

a : Konstanta

β₁ - β₃ : Koefisien Variabel

X1 : Persepsi Tentang Sanksi Pajak

X2 : Kesadaran

X1 – X2 :Interaksi yang diukur dengan nilai absolut

perbedaan antara Persepsi tentang sanksi pajak dengan kesadaran

wajib pajak.
36

Daftar Pustaka

AQWAM, M. S. (2022). PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK,


SOSIALISASI PERPAJAKAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Pada Kelurahan Pekauman
Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik).

Cahayani, M., Wahyuni, M. A., & Yasa, I. N. P. (2018). PENGARUH


PENERIMAAN SPPT, MORALITAS PAJAK DAN TINGKAT
PENGHASILAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI
DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) DI
KABUPATEN BADUNG. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi)
Undiksha, 9(1).

Hidayah, M. A., & Suryono, B. (2022). PENGARUH SPPT, SANKSI


PERPAJAKAN, DAN PEMUTIHAN PBB TERHADAP KEPATUHAN
WAJIB PAJAK PBB. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi (JIRA), 11(11).

Kurniati, G. E. (2021). PENGARUH SIKAP WAJIB PAJAK, MOTIVASI


MASYARAKAT DAN KEPEMIMPINAN KEPALA KELURAHAN
TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK
BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI KECAMATAN BREBES KABUPATEN
BREBES (Doctoral dissertation, Universitas Pancasakti Tegal).

Rahman, A. (2018). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Tingkat Pendidikan, Dan


Pendapatan Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Bumi Dan
Bangunan. Jurnal Akuntansi, 6(1).

Ristyorini, A. (2018). Faktor Determinan Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan


Bangunan.
37

Rubiyanto, A. (2020). Analisis Pengaruh Total Aktiva, Penjualan Bersih Dan Laba
Setelah Pajak Terhadap Profitabilitas Perusahaan Subsektor Property &
Real Estate, Tbk (Studi Kasus Tahun 2016-2018). Jurnal Manajerial
Bisnis, 3(3), 222-233.

Samudra, H. D. (2014). Pengaruh SPPT, Sanksi, Pendapatan Wajib Pajak Terhadap


Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan. Studi Kasus pada Wajib
Pajak di Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang). Skripsi. Universitas
Dian Nuswantoro Semarang.

Utami, Y. D. T. Pengaruh Sosialisasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak PBB


dengan Variabel Kesadaran Sebagai Pemoderasi (Studi Kasus di Dusun
Gembuk, Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten
Wonogiri) (Bachelor's thesis, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta).

Wijaya, F. A., & Yushita, A. N. (2021). PENGARUH SOSIALISASI


PERPAJAKAN DAN PEMAHAMAN PROSEDUR PAJAK TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN
PERKOTAAN. Jurnal Profita: Kajian Ilmu Akuntansi, 9(8), 1-14.

Wijayanto, G. J., & Yushita, A. N. (2017). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan dan


Pemahaman prosedur Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam
Memenuhi Kewajiban Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
(PBB P2) di Kota Magelang Tahun 2015. Jurnal Profita: Kajian Ilmu
Akuntansi, 5(1).

Herlina, V. (2020). Pengaruh Sanksi, Kesadaran Perpajakan Dan Kualitas


Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Bumi Dan Bangunan Di
Kabupaten Kerinci. Jurnal Benefita, 5(2), 252.

Anda mungkin juga menyukai