Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

“Pengaruh Kebijakan Insentif Pajak Bagi UMKM


diKondisi Krisis Ekonomi Pada Masa Pandemi Covid-19”
(Studi Kasus KPP Pratama Pontianak Timur)

Dosen Pengampu :
Dr. Sy. A. Razak Al Qadrie, SE., MM., Ak., CA

Disusun oleh :

Dinda Trirachmawati Sinubun


NIM. 4201914285

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI D-IV AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Metode Penelitian Kebijakan Publik
tepat pada waktunya. Saya pribadi mengucapkan terima kasih kepada Pak Razak
Al Qadrie, SE., MM., Ak., CA sebagai dosen mata kuliah Metode Penelitian
Kebijakan Publik. Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metode Penelitian Kebijakan Publik yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Insentif
Pajak Bagi UMKM Di Kondisi Krisis Ekonomi Pada Masa Pandemi Covid-19”.

Saya sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta ilmu pengetahuan bagi pembaca. Saya menyadari bahwa dalam
pembuatan proposal ini saya sudah berusaha sebaik mungkin. Oleh karena itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan proposal yang telah saya
buat. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Wa’alaikumussalam Wr.Wb

Pontianak, 10 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


1.1. Latar Belakang Penelitian .......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 3


2.1. Pengertian dan Teori .................................................................................. 3
2.1.1 Konsep Kebijakan Publik ................................................................. 3
2.1.2 Pengertian Kebijakan Publik ............................................................ 4
2.1.3 Tujuan Insentif Pajak ....................................................................... 5
2.1.4 Kepatuhan Wajib Pajak .................................................................... 6
2.1.5 Insentif Pajak Bagi UMKM ............................................................. 7
2.2. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 7
2.3. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 8

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 12


3.1. Objek Penelitian......................................................................................... 12
3.2. Jenis Penelitian .......................................................................................... 12
3.3. Sumber Data .............................................................................................. 12
3.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 12
3.4.1 Wawancara ....................................................................................... 12
3.4.2 Dokumentasi..................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup luas terhadap
kegiatan perekonomian yang dilakukan masyarakat maupun para pelaku
ekonomi di segala sektor, termasuk sektor pendapatan negara khususnya dari
sektor penerimaan pajak. Pajak merupakan salah satu intrumen kebijakan fiskal
yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi. Terbukti terjadi di
sepanjang tahun 2020 saat pandemi Covid-19 mulai masuk ke Indonesia,
penerimaan pajak mengalami anjlok yang cukup besar. Total penerimaan pajak
2020 tercatat sebesar Rp 1.070 triliun dibandingkan dengan realisasi tahun 2019,
ada penurunan 19,7%. Untuk menghindari kontraksi ekonomi lebih lanjut,
pemerintah telah meluncurkan sejumlah kebijakan dan paket stimulus, termasuk
melalui pajak. Kebijakan pada sektor perpajakan yaitu berupa pemberian insentif
bagi pekerja di sektor yang terkena dampak langsung wabah Covid-19. Dengan
adanya kebijakan stimulus ekonomi melalui perpajakan tersebut, diharapkan
bahwa dunia usaha akan segera pulih, lingkungan investasi dapat kembali
membaik, kesejahteraan masyarakat meningkat dan UMKM dapat berkembang.
Adapun insentif pajak yang dapat dimanfaatkan antara lain PPh 21
ditanggung pemerintah untuk pegawai dengan penghasilan kurang dari Rp200
juta/tahun, PPh final UMKM 0,5% ditanggung pemerintah, PPh final dari jasa
konstruksi P3-TGAI ditanggung pemerintah, PPh 22 impor, insentif angsuran
PPh 25, insentif PPN restitusi hingga jumlah lebih bayar paling banyak Rp5
miliar. Pemerintah memberikan insentif pajak kepada peserta UMKM sebagai
pajak final ditanggung pemerintah (DTP). Mengingat bahwa UMKM memiliki
peranan yang cukup besar pada penerimaan pajak, yang mana tercatat pada tahun
2015 UMKM menyumbang sebesar 3,4 T, tahun 2016 menyumbang 4,4 T,
sedangkan 2017 dan 2018 masing-masing sebesar 5,7 T dan 5,8 T. Sebagaimana
yang dijelaskan Menteri 44/PMK Peraturan Keuangan Tahun 2020 No.03 yang
diberlakukan pemerintah dengan harapan kebijakan insentif ini dapat membuat

1
para pelaku UMKM bisa bangkit kembali dan mampu mempertahankan
usahanya di tengah pandemi.
Namun, fakta di lapangan ternyata hanya sebagian kecil saja UMKM yang
berpartisipasi dalam program ini. Berdasarkan hasil riset terdahulu menyebutkan
bahwa pada umumnya pengetahuan pelaku UMKM tentang perpajakan
mempunyai pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak (Erawati & Parera,
2017). Dengan pemahaman yang kurang baik tentang perpajakan maka dapat
mendorong keengganan wajib pajak UMKM untuk mau memanfaatkan insentif
pajak ini. Untuk itu, didalam penelitian ini penulis akan membahas dan mengkaji
lebih dalam sesuai dengan judul yang diambil yaitu “Pengaruh Kebijakan
Insentif Pajak Bagi UMKM Di Kondisi Krisis Ekonomi Pada Masa
Pandemi Covid-19” (Studi Kasus KPP Pratama Pontianak Timur).

1.2. Rumusan Penelitian


1. Apa pengaruh kebijakan insentif pajak bagi UMKM?
2. Bagaimana penerapan kepatuhan wajib pajak bagi UMKM?

1.3. Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan insentif pajak bagi UMKM.
2. Untuk mengetahui penerapan kepatuhan wajib pajak bagi UMKM.

1.4. Manfaat Penelitian


1. Bagi Penulis
Menerapkan ilmu dan mempraktikkannya serta memberikan pengalaman
hasil penelitian dalam bentuk tulisan ilmiah.
2. Bagi Instansi Terkait
Sebagai tambahan kepustakaan di Politeknik Negeri Pontianak.
3. Bagi Masyarakat
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi masyarakat terkait pengaruh
kebijakan insentif pajak bagi UMKM.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian dan Teori
2.1.1 Konsep Kebijakan Publik
Sebelum dibahas lebih jauh mengenai konsep kebijakan publik, kita
perlu mengakaji terlebih dahulu mengenai konsep kebijakan atau dalam
bahasa inggris sering kita dengar dengan istilah policy. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kebijakan diartikan sebagai rangkaian konsep dan
asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang pemerintahan,
organisasi, dsb); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip dan garis pedoman
untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran. Carl J Federick
sebagaimana dikutip Leo Agustino (2008:7) mendefinisikan kebijakan
sebagai serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan seseorang,
kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana
terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kesempatan-
kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijakan tersebut dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.
Solichin Abdul Wahab mengemukakan bahwa istilah kebijakan
sendiri masih terjadi silang pendapat dan merupakan ajang perdebatan para
ahli. Maka untuk memahami istilah kebijakan, Solichin Abdul Wahab
(2008: 40-50) memberikan beberapa pedoman sebagai berikut :
a) Kebijakan harus dibedakan dari keputusan
b) Kebijakan sebenarnya tidak serta merta dapat dibedakan dari
administrasi
c) Kebijakan mencakup perilaku dan harapan-harapan
d) Kebijakan mencakup ketiadaan tindakan ataupun adanya tindakan
e) Kebijakan biasanya mempunyai hasil akhir yang akan dicapai
f) Setiap kebijakan memiliki tujuan atau sasaran tertentu baik eksplisit
maupun implisit

3
g) Kebijakan muncul dari suatu proses yang berlangsung sepanjang waktu
h) Kebijakan meliputi hubungan-hubungan yang bersifat antar organisasi
dan yang bersifat intra organisasi
i) Kebijakan publik meski tidak ekslusif menyangkut peran kunci
lembaga-lembaga pemerintah
j) Kebijakan itu dirumuskan atau didefinisikan secara subyektif.
Berdasarkan pendapat berbagai para ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa kebijakan adalah tindakan-tindakan atau kegiatan
yang sengaja dilakukan atau tidak dilakukan oleh seseorang, suatu
kelompok atau pemerintah yang di dalamnya terdapat unsur keputusan
berupa upaya pemilihan diantara berbagai alternatif yang ada guna
mencapai maksud dan tujuan tertentu.

2.1.2 Pengertian Kebijakan Publik


Pada dasarnya terdapat banyak batasan atau definisi mengenai apa
yang dimaksud dengan kebijakan publik (public policy) khususnya dalam
literatur ilmu politik. Masing-masing definisi tersebut memberi penekanan
yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena kebanyakan definisi
dipengaruhi oleh masalah tertentu yang ingin ditelaah oleh seorang analisis
kebijakan. Sementara disisi lain, pendekatan dan model yang digunakan
para ahli akhirnya juga akan menentukan bagaimana kebijakan publik
tersebut hendak didefinisikan. Misalnya, apakah kebijakan dilihat sebagai
rangkaian keputusan yang dibuat oleh pemerintah atau sebagai tindakan-
tindakan yang dampaknya dapat diramalkan.
Kebijakan publik merupakan kewenangan pemerintah menjalankan
tugas dan fungsinya dalam hubungannya dengan masyarakat dan dunia
usaha. Pada dasarnya kebijakan pemerintah dalam menata kehidupan
masyarakat di berbagai aspek merupakan kebijakan yang berorientasi pada
kepentingan publik (masyarakat). Pengertian kebijakan (policy) adalah
prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk mengarahkan pengambilan
keputusan. Dalam setiap penyusunan kebijakan publik diawali oleh
perumusan masalah yang telah diidentifikasi kemudian pelaksanaan

4
kebijakan tersebut ditujukan untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam
masyarakat.
Berdasarkan pemahaman tersebut disimpulkan bahwa kebijakan
publik adalah serangkaian tindakan yang dilakukan atau tidak dilakukan
oleh pemerintah yang berorientasi pada tujuan tertentu guna memecahkan
masalah-masalah publik atau demi kepentingan publik. Kebijakan untuk
melakukan sesuatu biasanya tertuang dalam ketentuan-ketentuan atau
peraturan perundang-undangan yang dibuat pemerintah sehingga memiliki
sifat yang mengikat dan memaksa.

2.1.3 Tujuan Insentif Pajak


Secara sederhana, insentif pajak dapat didefinisikan sebagai suatu
fasilitas yang dialokasikan oleh pemerintah untuk individu atau organisasi
tertentu demi memberikan kemudahan di bidang perpajakan sehingga
mendorong wajib pajak patuh melaksanakan kewajiban perpajakannya
(Dewi, 2019). Pemerintah berupaya memberikan insentif pajak bagi para
pelaku usaha melalui Peraturan Menteri Keuangan No.09/PMK.03/2021
tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona
Virus Disease 2019. Insentif pajak yang dapat dimanfaatkan antara lain
PPh 21 ditanggung pemerintah untuk pegawai dengan penghasilan kurang
dari Rp200 juta/tahun, PPh final UMKM 0,5% ditanggung pemerintah,
PPh final dari jasa konstruksi P3-TGAI ditanggung pemerintah, PPh 22
impor, insentif angsuran PPh 25, insentif PPN restitusi hingga jumlah lebih
bayar paling banyak Rp 5 miliar. Tujuan diadakannya kebijakan
pemberian insentif pajak ini adalah untuk menolong masyarakat
khususnya bagi dunia usaha (UMKM) di krisis ekonomi pada masa
pandemi Covid-19.
Namun, dikutip dari informasi KPP Pratama Pontianak Timur, pada
tahun 2019 hanya sekitar 201.000 pelaku usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) yang baru memanfaatkan kebijakan insentif Pajak
Penghasilan (PPh) final yang ditanggung oleh pemerintah, padahal yang

5
sudah terdata pada wajib pajak UMKM yang membayar PPh final ada
sekitar 2,3 juta pelaku UMKM, artinya dengan jumlah data yang minim
tersebut bisa di simpulkan belum maksimalnya daya serap pemanfaatan
insentif tersebut bagi UMKM (Natasya & Hardiningsih, 2021). Meski
sosialisasi sudah sangat gencar dilakukan tapi sebagian besar UMKM yang
menengah kebawah tidak mengetahui adanya insentif yang dikeluarkan
pemerintah mengingat masih kurangnya pemahaman mereka terhadap
kepatuhan wajib pajak, sehingga pemahaman tentang pajak mempunyai
pengaruh positif terhadap insentif pajak. Untuk itu, di dalam penelitian ini
akan dilakukan peninjauan sejauh mana insentif pajak yang diberikan
pemerintah dapat dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM serta bagaimana
penerapan kepatuhan wajib pajak yang telah dilakukan oleh Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Pontianak Timur bagi UMKM.

2.1.4 Kepatuhan Wajib Pajak


Menurut Direktorat Jenderal Pajak, Boby (2019) menjelaskan
bahwa tarif pajak adalah nilai yang menjadi dasar pengenaan pajak dan
menjadi penentu pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak dan dinyatakan
dalam persentase tertentu. Tarif pajak yang telah ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Pajak selama ini yang dikenakan untuk Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM) berubah-rubah sesuai dengan kondisi yang
sedang terjadi. Perubahan tarif dari PP 46/2013 sebesar 1% menjadi tarif
PP 23/2018 sebesar 0,5%, di tengah pandemi Covid-19. Penelitian yang
dilakukan oleh Oktaviani dan Adellina (2016), Rusdiyanto (2017) dan
Rachmawati,dkk (2018) mendapatkan hasil penelitian yang sama-sama
menunjukkan bahwa tarif pajak memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak bagi UMKM
sangat penting untuk diperhatikan pemerintah. Hal ini disebabkan karna
UMKM memiliki fondasi penting dalam perekonomian terutama
keterlibatannya dalam penciptaan lapangan kerja maupun pertumbuhan
ekonomi.

6
2.1.5 Insentif Pajak Bagi UMKM
Insentif pajak yang diterbitkan pada saat pandemi Covid-19 ini
dimulai dengan PMK Nomor 23 Tahun 2020 dan terus mengalami revisi
atau pembaruan. Berturut-turut melalui PMK Nomor 44 Tahun 2020,
PMK Nomor 86 Tahun 2020, PMK Nomor 110 Tahun 2020, dan yang
terbaru adalah PMK Nomor 9 Tahun 2021. Salah satu insentif yang
diberikan oleh pemerintah didalam peraturan tersebut adalah insentif PPh
final ditanggung pemerintah (DTP) untuk wajib pajak dalam kriteria PP
Nomor 23 Tahun 2018. Insentif pajak bagi UMKM yang diberikan
pemerintah akan ditanggung selama 6 bulan, dengan begitu UMKM tidak
perlu membayar pajak 0,5% dari omset.
Di dalam PP Nomor 23 Tahun 2018 ini juga dijelaskan batasan-
batasan wajib pajak yang boleh menggunakan skema tarif pajak 0,5% ini.
Dalam pasal 2 ayat (3) sampai (4) disebutkan bahwa ada beberapa jenis
penghasilan yang tidak diperbolehkan menggunakan tarif 0,5% ini.
Setidaknya ada tiga jenis penghasilan yang dikecualikan, yaitu
penghasilan terkait pekerjaan bebas, penghasilan dari luar negeri, dan
penghasilan yang telah dikenakan PPh final lain. Selain itu, UMKM yang
dikenakan pajak penghasilan final hanyalah wajib pajak orang pribadi atau
badan yang berbentuk baik CV maupun PT yang menjalankan usahanya
dan memiliki omset penghasilan dibawah 4,8 Miliar rupiah.

2.2 Kerangka Pemikiran


Berdasarkan uraian di atas, dapat dibuat kerangka pemikiran terhadap
Kebijakan Insentif Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak, UMKM sebagai berikut :

Kepatuhan Wajib Pajak


Kebijakan Insentif Pajak
(PMK No.9/PMK.03/2021)
UMKM (usaha mikro
kecil dan menengah)

7
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh
penulis sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah seperti
skripsi, tesis, disertrasi atau jurnal penelitian. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan bahan perbandingan dan acuan. Selain itu, untuk menghindari
anggapan kesamaan dengan penelitian yang lain. Berikut ini penulis
mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu yang disajikan dalam bentuk
tabel :
No Nama dan Hasil atau Relevansi
Judul Temuan Penelitian Penelitian
Penelitian
1 Devi Nur Dalam penelitian ini menjelaskan Hasil penelitian ini
Indah sari bahwa dari kelima jenis insentif memiliki relevansi
dan pajak yang diberikan pemerintah, dengan penelitian
Primandita ada dua jenis insentif yang yang akan dilakukan
Fitriandi. berpengaruh signifikan secara penulis yaitu
Pengaruh positif terhadap penerimaan PPN Kebijakan pemberian
Kebijakan yaitu insentif PPh Pasal 22 insentif pajak
Insentif Impor dan insentif PPh Pasal25. merupakan stimulus
Pajak Di insentif PPh Pasal 22 Impor dari pemerintah
Masa memberikan peluang kepada wajib untuk menangani
Pandemi pajak untuk terus melakukan perekonomian yang
Covid-19 proses produksi berupa pembelian sedang krisis.
Terhadap bahan baku dan penggunaan Namun
Penerimaan barang modal yang turut perbedaannya,
PPN. Tahun berkontribusi terhadap kenaikan subjeknya terhadap
2021. penerimaan PPN. Sama halnya pengenaan PPN
dengan dengan insentif PPh Pasal terkait daya beli
25 berdampak terhadap cashflow masyarakat
wajib pajak badan yang sedangkan penulis
selanjutnya memberikan efek subjeknya terhadap

8
multiplier berupa timbulnya objek kepatuhan wajib
pengenaan PPN. Sedangkan, pajak bagi UMKM.
insentif PPh Final berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2018 berupa pajak
Ditanggung Pemerintah
berpengaruh signifikan secara
negatif terhadap penerimaan
PPN. Hal ini dikarenakan
pemberian insentif PPh final
UMKM bukan lagi digunakan
untuk meningkatkan produksi
usaha, melainkan untuk
menutupi kerugian usaha akibat
beban usaha yang tidak dapat
tertutupi oleh pendapatan usaha
yang diperoleh sehingga kenaikan
realisasi insentif UMKM justru
menyebabkan penurunan
penerimaan PPN.
2 Putu Eka Dalam penelitian ini menjelaskan Hasil penelitian ini
Putra bahwa Penerapan kebijakan memiliki relevansi
Mahandika relaksasi perpajakan dapat dengan penelitian
dan I dikatakan telah efektif dan efisien yang akan dilakukan
Nyoman karena menurut wajib pajak penulis yaitu secara
Putra Yasa. kebijakan tersebut sangat garis besar
Mengungka membantu meringankan beban pembahasan
p Kebijakan wajib pajak. Kebijakan relaksasi memiliki kesamaan
Perpajakan perpajakan ini tentunya dengan yang ingin
Dalam berdampak pada perekonomian dilakukan penulis
Pandemi negara yang dimana ketika wajib dan objeknya adalah

9
Covid-19 pajak memanfaatkan insentif akan kebijakan
Terhadap dapat meningkatkan daya beli perpajakan. Namun
Wajib Pajak masyarakat yang secara tidak perbedaanya, fokus
(Studi Kasus langsung dapat membantu penelitian yang
di KPP menjaga stabilitas perekonomian diambil bagi wajib
Pratama negara. pajak secara umum,
Singaraja). sedangkan penulis
Tahun 2021. memfokuskan
insentif pajak ini bagi
UMKM secara
khusus.
3 Fauziah Dalam penelitian ini menjelaskan Hasil penelitian ini
Aqmarina bahwa keterkaitan faktor intensif memiliki relevansi
dan Imahda pajak terhadap ekonomi, dengan penelitian
Khoiri pembebanan pajak akan yang akan dilakukan
Furqon. berpengaruh terhadap konsumsi penulis yaitu
Peran Pajak barang, pengeluaran tenaga kerja kontribusi pajak
Sebagai dan sebagainya. Serta keberhasilan sebagai penerimaan
Instrumen kebijakan fiskal untuk meningkat negara memiliki
Kebijakan kan daya saing investasi dan peran besar dalam
Fiskal mengantisipasi pelemahan pemulihan ekonomi
Dalam ekonomi global pada masa dimasa pandemi
Mengatasi pandemi Covid-19 dapat dilihat Covid-19. Namun
Krisis dari fungsi alokasi anggaran perbedaannya subjek
Ekonomi belanja negara untuk biaya yang diambil penulis
Pada Masa pemeliharaan dan kepentingan ini adalah kebijakan
Pandemi umum dalam keadaan seimbang. fiskal.
Covid-19.
Tahun 2020.

10
4 Syanti Dalam penelitian ini menjelaskan Hasil penelitian ini
Dewi, bahwa variable insentif pajak tidak memiliki relevansi
Widyasari berpengaruh terhadap kepatuhan dengan penelitian
dan Nata wajib pajak dalam bidang yang akan dilakukan
herwin. perpajakan. Adanya insentif pajak, penulis yaitu secara
Pengaruh daya beli beli masyarakat juga garis besar
Insentif berkurang, karena penghasilan pembahasan
Pajak,Tarif warganya juga berkurang, banyak memiliki kesamaan
Pajak, pula pengganguran karena adanya dengan yang ingin
Sanksi Pajak pemutusan hubungan kerja serta dilakukan penulis
dan pengurangan pewagai yang dan objeknya adalah
Pelayanan bekerja dari rumah. Sehingga Kebijakan Insentif
Pajak penghasilan yang mereka terima Pajak. Namun
Terhadap banyak yang dipotong dari perbedaannya,
Kepatuhan perusahaan tempat mereka mengatakan bahwa
Wajib Pajak bekerja. Sedangkan untuk variabel kebijakan insentif
Selama tarif pajak dan sanksi pajak dapat pajak ini tidak
Masa berpengaruh signifikan terhadap berpengaruh
Pandemi kepatuhan, Hal ini disebabkan terhadap kepatuhan
Covid-19. adanya penurunan tarif pajak dari wajib pajak
Tahun 2020. pemerintah dan adanya sedangkan penulis
penghapusan sanksi administrasi mengatakan bahwa
selama pandemi, dapat keduanya memiliki
meningkatkan kepatuhan pajak pengaruh besar
setiap bulannya. terhadap penerimaan
pajak.

11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian yang penulis teliti yaitu Kebijakan Insentif Pajak.

3.2 Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penulis berusaha
mendekripsikan/mengintreprestasikan sesuatu, misalnya kondisi/hubungan yang
ada, pendapat yang berkembang, atau proses yang sedang berlangsung

3.3 Sumber Data


Penelitian ini akan fokus pada subjek pajak orang pribadi kelompok
UMKM yang menghitung PPh final 0,5% dari penghasilan bruto dan tidak lebih
dari Rp. 4,8 miliar setahun sesuai PMK No.44/PMK.03/2020 dan mengajukan
permohonan insentif pajak selama pandemi di KPP Pratama Pontianak Timur.
Lokasi penelitian ini dipilih karena sebesar 53% dari total 28.706 UMKM di
wilayah Pontianak terdaftar di KPP Pratama Pontianak Timur.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


3.4.1 Wawancara
Data yang dikumpulkan secara langsung dari subyek penelitian melalui
wawancara kepada narasumber dengan menggunakan teknik purposive
sampling yaitu kepada pegawai yang menjadi Account Representative
(AR) dan petugas penyuluh pajak di lingkungan kerja KPP Pratama
Pontianak Timur.
3.4.2 Dokumentasi
Data yang dikumpulkan meliputi dokumen-dokumen, laporan tertentu
pada KPP Pratama Pontianak Timur yang berhubungan dengan penelitian
serta buku-buku, jurnal ilmiah, artikel di internet dan peraturan perundang-
undangan yang relevan dengan penelitian tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aqmarina, Fauziah. Khoiri, Imahda. (2020). Peran Pajak Sebagai Instrumen


Kebijakan Fiskal Dalam Mengantisipasi Krisis Ekonomi Pada Masa Pandemi
Covid-19. https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/FINANSIA/article/downloa
d/2507/1865 [Diakses 15 Juni 2022, 13:15 WIB].

Dewi, Syanti. Widyasari. Nataherwin. (2020). Pengaruh Insentif Pajak, Tarif Pajak,
Sanksi Pajak dan Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Selama Masa
Pandemi Covid-19. https://journal.budiluhur.ac.id/index.php/ema/article/view/124
8/874 [Diakses 15 Juni 2022, 14:00 WIB].

Eka, Putu Putra. I Nyoman, Pura Yasa. (2021). Mengungkap Kebijakan Perpajakan
Dalam Pandemi Covid-19 Terhadap Wajib Pajak (Studi Kasusu di KPP Pratama
Singaraja). https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/S1ak/article/view/35342
[Diakses 16 Juni 2022, 10:35 WIB].

Fitriandi, Primandita. Indahsari, Devi. (2021). Pengaruh Kebijakan Insentif Di


Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Penerimaan PPN. https://jurnal.pknstan.ac.id/in
dex.php/pkn/article/view/1202/663 [Diakses 16 Juni 2022, 11:15 WIB].

Kementerian Keuangan. (2021). Kebijakan Pajak dalam Menghadapi Pandemi:


mendayung antara dua karang. https://pen.kemenkeu.go.id/in/post/kebijakan-
pajak-dalam-menghadapi-pandemi:-mendayung-antara-dua-karang [Diakses 16
Juni 2022, 12:00 WIB].

Onlline Pajak. (2018). Pengertian dan Tujuan Kebjikan Fiskal. https://www.online-


pajak.com/tentang-pajak/kebijakanfiskal#:~:text=Kebijakan%20fiskal%20adalah
%20kebijakan%20yang,pengendalian%20pengeluaran%20dan%20penerimaan%2
0negara [Diakses 17 Juni 2022, 20:45 WIB].

13

Anda mungkin juga menyukai