Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SOSIAL EKONOMI


DALAM PENANGGULANGAN COVID-19 DI KOTA PALANGKA RAYA

Disusun Oleh :

Prayoga Subakti
GAB 117 027

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU


POLITIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
KOTA PALANGKA RAYA
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

KATA PENGANTAR..................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3. Tujuan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Landasan Teori................................................................................................3
2.1.1. Teori Implementasi...............................................................................3
2.1.2. Teori Kebijakan Sosial Ekonomi..........................................................4
2.2. Implementasi Kebijakan Sosial Ekonomi dalam
Penangulangan Covid-19.................................................................................5
2.2.1. Pandemi Virus Covid - 19 di Kota Palangka Raya...............................7
2.2.2. Kebijakan Sosial Ekonomi dalam
Penangulangan Covid 19 di Kota Palangka Raya..................................8
2.3. Solusi Permasalahan........................................................................................10

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan.................................................................................................12
3.2. Saran...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta
alam atas segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Implementasi Kebijakan Sosial
Ekonomi dalam Penangulangan Covid-19 di Kota Palangka Raya” disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi Manajemen Pelayanan Publik.

Makalah ini berisi tentang bagaimana Implementasi Kebijakan Sosial Ekonomi


dalam Penangulangan Covid-19 di Kota Palangka Raya. Dalam penyusunannya penulis
mengambil dari berbagai sumber, seperti jurnal dan media elektronik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih untuk menyelesaikan makalah ini.

Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai
manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan
masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca. Besar harapan penulis makalah ini dapat
menjadi inspirasi atau sarana pembelajaran dan referensi bagi orang untuk
menyelesaikan tugas.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat
mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini
Palangka Raya, 15 Mei 2020

Prayoga Subakti

ii
i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Musibah pandemi Covid-19 di Indonesia tampaknya belum memberikan sinyal
membaik. Pemberitaan dihiasi dengan meningkatnya jumlah pasien positif, namun
kita juga patut optimis dengan peningkatan pasien yang sembuh. Dalam fenomena
sosial, pandemi Covid-19 tidak hanya terfokus pada peningkatan kasus positif yang
disebabkan dari berbagai reaksi masyarakat yang kurang peduli dengan wabah ini,
namun juga fenomena lain seperti peningkatan angka kemiskinan, mobilitas
masyarakat secara dini, serta kerawanan keamanan. Paket Kebijakan Sosial
Ekonomi dalam Penanggulangan Covid-19, Kebijakan sosial ekonomi seperti
pemberian sembako, keringanan tagihan listrik serta restrukturisasi kredit
merupakan respon positif pemerintah. Masalah klasik yang sering terjadi di
lapangan dalam skema bantuan ialah ketidakakuratan data penerima bantuan dan
kejelasan informasi terutama saluran pengaduan. Program bantuan pemerintah baik
pada saat kondisi regular maupun saat bencana tidak terlepas dari pelayanan publik.
Pemerintah sebagai aktor pemberi layanan wajib mematuhi asas-asas pelayanan
publik yang di antaranya berupa kejelasan informasi dan transparansi. Hal ini
diperlukan agar tidak menimbulkan masalah sosial baru di kalangan masyarakat.
Intensifikasi dan ekstensifikasi saluran komunikasi merupakan skenario wajib yang
harus ditempuh.
Di Provinsi Kalimantan Tengah terkhususnya kota Palangka Raya, wilayah ini
tidak luput dari dampak Pandemi Covid-19. Maka dari itu Pemerintah Kota
Palangka Raya mersepon dengan, sekitar 5.236 Kepala Keluarga akan mendapatkan
bantuan sosial dari pemerintah Kota Palangka Raya untuk membantu warganya
yang terkena dampak pandemi Covid-19, penyaluran bantuan sembako dilakukan
dengan sistem door to door, hal itu bertujuan untuk mencegah timbulnya
kerumunan warga yang antre untuk mendapat sembako. Untuk pendistribusian
sembako sendiri akan di bagi ke setiap kelurahan dan selanjutnya akan dibagikan ke

1
warga yang telah di data sebelumnya. Namun terjadi masalah saat pembagian
bantuan sosial tersebut seperti, banyak bantuan yang tidak tepat sasaran, kurangnya
transparansi tiap kelurahan soal bantuan, tidak adanya sosialisasi yang lebih, hanya
sekedar informasi, namun pemerintah tidak memberi tahu bagaimana prosedur
untuk mendapatkannya. Maka dari itu di sini saya selaku peneliti ingin membahas
lebih lanjut mengenai implementasi kebijakan sosial ekonomi dalam
penanggulangan pandemi covid-19 di kota Palangka Raya.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam uraian diatas dapat di simpulkan rumusan masalah yang di angkat
dalam makalah ini yaitu :

1. Implementasi Kebijakan Sosial Ekonomi dalam Penanggulangan Pandemi


Covid-19 di Kota Palangka Raya?

1.3 Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mendapatkan nilai pada mata kuliah
Studi Manajemen Pelayanan Publik dan menuntaskan tugas dari kajian materi yang
telah di berikan. Selain itu tugas ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
Kebijakan Sosial Ekonomi dalam Penanggulangan Pandemi Covid-19 di Kota
Palangka Raya.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Implementasi

Menurut Syaukani dkk (2004 : 295) implementasi merupakan suatu


rangkaian aktivitas dalam rangka menghantarkan kebijakan kepada
masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat membawa hasil sebagaimana
diharapkan. Rangkaian kegiatan tersebut mencakup, Pertama persiapan
seperangkat peraturan lanjutan yang merupakan interpretasi dari kebijakan
tersebut. Kedua, menyiapkan sumber daya guna menggerakkan kegiatan
implementasi termasuk didalamnya sarana dan prasarana, sumber daya
keuangan dan tentu saja penetapan siapa yang bertanggung jawab
melaksanakan kebijaksanaan tersebut. Ketiga, bagaimana mengahantarkan
kebijaksanaan secara kongkrit ke masyarakat. Berdasarkan pandangan
tersebut diketahui bahwa proses implementasi kebijakan sesungguhnya tidak
hanya menyangkut prilaku badan administrative yang bertanggung jawab
untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok
sasaran, melainkan menyangkut jaringan kekuatan politik, ekonomi, dan
sosial yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi prilaku dari
semua pihak yang terlibat untuk menetapkan arah agar tujuan kebijakan
publik dapat direalisasikan sebagai hasil kegiatan pemerintah. Sedangkan
menurut Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier dalam Wahab (2005 :
65) menjelaskan makna implementasi ini dengan mengatakan bahwa
memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan
berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implemetasi
kebijaksanaan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul
sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijaksanaan negara, yang
mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikan maupun untuk
menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian.
Syukur dalam Surmayadi (2005 : 79) mengemukakan ada tiga unsur penting

3
dalam proses implementasi yaitu: (1) adanya program atau kebijakan yang
dilaksanakan (2) target group yaitu kelompok masyarakat yang menjadi
sasaran dan ditetapkan akan menerima manfaat dari program, perubahan atau
peningkatan (3) unsur pelaksana (Implementor) baik organisasi atau
perorangan untuk bertanggung jawab dalam memperoleh pelaksanaan dan
pengawasan dari proses implementasi tersebut. Implementasi melibatkan
usaha dari policy makers untuk memengaruhi apa yang oleh Lipsky disebut
“street level bureaucrats” untuk memberikan pelayanan atau mengatur prilaku
kelompok sasaran (target group). Untuk kebijakan yang sederhana,
implementasi hanya melibatkan satu badan yang berfungsi sebagai
implementor, misalnya, kebijakan pembangunan infrastruktur publik untuk
membantu masyarakat agar memiliki kehidupan yang lebih baik, Sebaliknya
untuk kebijakan makro, misalnya, kebijakan pengurangan kemiskinan di
pedesaan, maka usaha-usaha implementasi akan melibatkan berbagai institusi,
seperti birokrasi kabupaten, kecamatan, pemerintah desa. Keberhasilan
implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak variabel atau faktor, dan
masing-masing variabel tersebut saling berhubungan satu sama lain. Untuk
memperkaya pemahaman kita tentang berbagai variabel yang terlibat didalam
implementasi, maka dari itu ada beberapa teori implementasi.

2.1.2 Teori Kebijakan Sosial dan Ekonomi


Dua masalah serius yang sosial yang masih dihadapi indonesia adalah
kemiskinan dan pengaguran. Sebagai contohnya, tahun 1948 jumlah orang
miskin di Indonesia adalah 35 juta jiwa. Pada tahun 2002, hampir sepuluh
tahun kemudian, Badan Pusat Statisti (BPS) mengemukakan bahwa 35,7 juta
penduduk indonesia masih tergolong miskin yang secara sebanyak 15,5 juta
diantaranya tergolong fakir yang secara ekonomi bisa disebut sebagai
kelompok termiskis dari yang miskin dan terlemah dari yang lemah
(destitute). Angka terakhir pada sebtember 2006 menyaksikan bahwa jumlah
orang miskin di Indonesia mencapai 39,05 juta jiwa atau sekitar 17,75 persen

4
dari keseluruhan penduduk Indonesia Habulloh (Suharto Edi:2008).
Kebijakan sosial adalah salah satu bentuk dari kebijakan publik. Kebijakan
sosial merupakan ketetapan pemerintah yang dibuat untuk merespon isu-isu
yang bersifat publik, yakni mengatasi masalah sosial atau memenuhi
kebutuhan masayarakat banyak.Menurut Bassant, Watts, Dalton dan Smit
(dalam Suharto Edi 2008); In short, siciol polisy refers to what governments
do when they attempt to imporopve the quality of peopel’s live by providing
a range support, community services and support programs. Artinya, secara
singkat kebijaka sosial menunjuk pada apa yang dilakukan oleh pemerintah
sebagai upaya untuk meningkan kualitas hidup manusia melalui pemberian
program tunjangan pendapatan, pelayanan kemasyarakatan dan program-
program tunjangan sosial lainnya. Sebagai sebuah kebijakan publik,
kebijakan sosial memiliki fungsi preventif (pencegahan), dan kuratif
(penyembuhan), dan pengembangan (developmental). Kebijakan sosial
adalah ketetapan yang desain secara kolektif untuk mencegah terjadinya
masalah social (fungsi preventif) mengatasi masalah sosial (fungsi kuratif)
dan mempromosikan kesejahteraan (fungsi pengembangan) sebagai wujud
kewajiban negara (state obligatiaon) dalam memenuhi hak-hak sosial
warganya (Suharto, 2006). Kebijakan ekonomi adalah menyediakan barang
dan jasa yang masyarakat inginkan. Fenomena yang terjadi dalam kegiatan
perekonomian seperti harga tidakstabil dan selalu cenderung naik, kurangnya
ketersediaan barang, rendahnya kesempatan kerja dan rendah nyapendapatan
masyarakat menunjukan betapa banyaknya persolan ekonomi.

2.2 Implementasi Kebijakan Sosial Ekonomi dalam Penangulangan Covid-19

Musibah pandemi Covid-19 tampaknya belum memberikan sinyal membaik.


Pemberitaan dihiasi dengan meningkatnya jumlah pasien positif namun kita juga
patut optimis dengan peningkatan pasien yang sembuh. Dalam fenomena sosial,
pandemi Covid-19 tidak hanya terfokus pada peningkatan kasus positif yang

5
disebabkan dari berbagai reaksi masyarakat yang kurang peduli dengan wabah ini,
namun juga fenomena lain seperti peningkatan angka kemiskinan, mobilitas
masyarakat secara dini, serta kerawanan keamanan. Berbagai lembaga riset
memproyeksikan tahun ini pertumbuhan ekonomi hanya 1% dan jumlah orang
miskin melonjak 12,4 persen atau 8,45 juta orang. Pada 24 April 2020,
Kementerian Perhubungan mengeluarkan Permenhub Nomor 25 Tahun 2020
tentang Pengendalian Transportasi Selama Musim Mudik Idul Fitri 1441H, namun
tak berselang lama Humas Polda Metro mencatat 1.181 mobil pribadi berusaha
meninggalkan DKI Jakarta. Kerawanan keamanan juga terjadi di tengah pandemi,
baru-baru ini Polres Metro Jakarta Utara menindak tegas pelaku pencurian yang
merupakan mantan napi yang bebas asimilasi corona. Pelaku terpaksa ditembak
mati karena melawan saat akan ditangkap polisi. Paket Kebijakan Sosial Ekonomi
dalam Penanggulangan Covid-19 Kebijakan sosial ekonomi seperti pemberian
sembako, keringanan tagihan listrik serta restrukturisasi kredit merupakan respon
positif pemerintah. Masalah klasik yang sering terjadi di lapangan dalam skema
bantuan ialah ketidakakuratan data penerima bantuan dan kejelasan informasi
terutama saluran pengaduan. Program bantuan pemerintah baik pada saat kondisi
regular maupun saat bencana tidak terlepas dari pelayanan publik. Pemerintah
sebagai aktor pemberi layanan wajib mematuhi asas-asas pelayanan publik yang di
antaranya berupa kejelasan informasi dan transparansi. Hal ini diperlukan agar
tidak menimbulkan masalah sosial baru di kalangan masyarakat. Intensifikasi dan
ekstensifikasi saluran komunikasi merupakan skenario wajib yang harus ditempuh
Banyak pertanyaan di masyarakat terkait bagaimana prosedur penerimaan bantuan,
apa saja item bantuan, kapan diberikan serta kemana harus mengadukan jika terjadi
ketidaksesuaian atau kesulitan dalam menerima bantuan. Sebagai contoh,
masyarakat perlu diberi informasi terkait bantuan keringan kredit atau cicilan.
Tidak semua golongan ekonomi menengah ke bawah yang memiliki cicilan
menerima bantuan tetapi kelonggaran cicilan yang dimaksud lebih ditujukan pada
debitur sektor informal, usaha mikro, pekerja berpenghasilan harian yang memiliki
kewajiban pembayaran kredit untuk menjalankan usaha produktif mereka, sehingga

6
apabila kewajiban cicilan tersebut tidak sebagai sarana dalam menjalankan atau
menghasilkan produksi maka bantuan cicilan tersebut tidak dapat diberikan.
Berbagai saluran komunikasi dan pengaduan telah dibuat dalam menjaga
kelancaran pelaksanaan kebijakan tersebut diantaranya Kementerian Sosial
membuka layanan masyarakat untuk bantuan sosial melalui Whatsapp dinomor
08111022210. Otoritas Jasa Keuangan membuka kanal keluhan terkait
restrukturisasi kredit melalui WhatsApp dinomor 081157157157 serta PLN yang
memiliki program keringanan pembayaran listrik golongan 450 VA dan 900 VA
(subsidi) juga menyediakan hotline pengaduan di nomor 123.

2.2.1 Pandemi Virus Covid-19 di Kota Palangka Raya


Kota Palangka Raya adalah salah satu kota yang tidak luput dari terkena
dampak pandemic covid-19, terungkap sebanyak 60 orang di kota Palangka
Raya dinyatakan positif terjangkit COVID-19, terdata 15 Mei 2020. Pasien
dinyatakan sembuh 36 orang dan meninggal 3 orang. Tingkat kematian para
kasus COVID-19 di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah mencapai 6,90
persen dari total kasus. Selanjutnya, masih mengacu data yang sama di
wilayah "Kota Cantik" sebanyak 80 orang masuk kategori orang dalam
pemantauan (ODP) dan 20 orang pasien dalam pengawasan (PDP). pada data
perkembangan COVID-19 itu, dari 30 kelurahan yang ada di kota setempat,
lima kelurahan di antaranya dinyatakan masuk zona merah, empat masuk
zona kuning dan sisanya masuk zona hijau terkait penyebaran COVID-19.
Kelurahan yang masuk zona merah itu yakni Kelurahan Bukit Tunggal,
Palangka, Menteng, Langkai dan Kelurahan Panarung. Sementara empat
kelurahan yang masuk zona kuning yakni Kelurahan Sei Gohong, Tumbang
Tahai, Kereng Bangkirai dan Kelurahan Pahandut. Pemkot Palangka Raya
melalui Tim Gugus Tugas COVID-19 juga terus melakukan berbagai upaya
penanggulangan penyebaran virus yang berasal dari Wuhan, China itu.
Sosialisasi penanggulangan COVID-19, pemeriksaan penumpang dan
kendaraan yang melintasi perbatasan wilayah Palangka Raya juga terus

7
dilakukan. Wajib Masker Bahkan saat ini pemerintah setempat juga
mewajibkan setiap warga yang beraktivitas di luar rumah menggunakan
masker. Jika ditemukan warga membandel, petugas akan mempersilahkan
warga tersebut kembali ke rumah untuk mengambil masker. Selalu mencuci
tangan dengan sabun atau menggunakan "hand sanitizer" usai beraktivitas dan
selalu menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), memeriksakan diri
ke pusat layanan kesehatan jika mengalami gejala awal COVID-19 dan selalu
makan makanan sehat dan bergizi guna menjaga imunitas tubuh.

2.2.2 Kebijakan Sosial Ekonomi dalam Penangulangan Covid 19 di Kota


Palangka Raya
Sejumlah 5.236 Kepala Keluarga mendapatkan bantuan sosial dari
pemerintah Kota Palangka Raya untuk membantu warganya yang terkena
dampak pandemi corona virus. Penyaluran bantuan sembako dilakukan dengan
sistem door to door, hal itu bertujuan untuk mencegah timbulnya kerumunan
warga yang antre untuk mendapat sembako. Untuk pendistribusian sembako
sendiri akan di bagi ke setiap kelurahan dan selanjutnya akan dibagikan ke
warga yang telah di data sebelumnya. Setiap pembagian sembako bagi
keluarga terdampak Covid-19 akan disalurkan langsung oleh Lurah didampingi
RT dan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di setiap
kelurahan supaya warga yang telah di data memang benar menerimanya dan
menghindari adanya kecurangan. Penyaluran akan dimulai pada warga yang
paling terkena dampak dengan adanya pembatasan sosial, seperti ojek online,
ojek pangkalan, pedagang kecil dan tukang parkir, pemulung dan keluarga
kurang mampu. Selain itu, tenaga kerja yang di-PHK atau dirumahkan juga
diprioritaskan mendapat bantuan tersebut. Adanya anjuran pemerintah supaya
warga stay at home (di rumah saja) untuk mencegah penyebaran pandemi virus
corona, maka tentunya berdampak juga pada penghasilan warga. Banyak usaha
swasta tutup dan merumahkan karyawannya, dengan membagikan sembako ini
bisa membawa manfaat untuk meringankan beban hidup warga terdampak.

8
Namun fakta di lapangan tidak sesuai dengan arahan yang seharusnya di
lakukan, masih banyak oknum-oknum nakal seperti mengambil bantuan yang
bukan hak milik dia dan bantuan juga banyak salah sasaran yang mana warga
yang tergolong kaya dan mampu malah mendapatkan bantuan tersebut,
sedangkan warga yang kurang mampu malah tidak mendapatkan bantuan,
alasan dari itu semua adalah kurang meratanya informasi dan sosialisasi
bantuan sosial, dan warga banyak yang belum tau bagaimana proses
penerimaan bantuan, selain itu kurang aktifnya RT tiap wilayah ini membuat
warga makin kesulitan mendapatkan informasi.
Selain bantuan sosial seperti sembako, pemerintah kota Palangkaraya
memberikan bantuan keringanan layanan listrik, perusahaan Listrik Negara
(PLN) Kantor Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Palangka Raya
menggratiskan biaya listrik bagi pelanggan 450 VA dan diskon 50 persen
untuk pelanggan 900 VA. keringanan biaya listrik ini akan berlaku selama tiga
bulan yakni rekening April, Mei, dan Juni 2020,total pelanggan PLN UP3
Palangka Raya yang akan dibebaskan tagihan listriknya selama tiga bulan
untuk pelanggan rumah tangga berdaya 450 VA dengan jumlah 64.304
pelanggan. Kemudian untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 900 VA
bersubsidi (R1 900 VA) yang mendapat potongan tagihan 50 persen untuk
seluruh wilayah kerja UP3 Palangka Raya berjumlah 20.791 pelanggan.
Sementara jumlah pelanggan di Kota Palangka Raya yang dibebaskan dari
tagihan listrik sebanyak 18.595 pelanggan terdiri dari 7.551 pelanggan di
Rayon Timur dan 3.568 pelanggan di Rayon Barat. khusus untuk jumlah
pelanggan di Kota Palangka Raya yang dengan daya 900 VA bersubsidi (R1
900 VA) yang mendapat potongan tagihan 50 persen sebanyak 3.724
pelanggan. Terdiri dari 2.941 pelanggan di wilayah Rayon Timur dan 783
pelanggan di wilayah Rayon Barat. Fungsi pembebasan tagihan dan
pengurangan biaya tagihan listrik itu di harapkan dapat meringankan beban
masyarakat yang terdampak akibat pandemi global Covid-19 yang
mengakibatkan lesunya perekonomian. program pembebasan tagihan dan

9
keringanan pembayaran tersebut dimaksudkan untuk melindungi masyarakat
yang paling terdampak virus dari China. Selain Tujuan utamanya untuk
mencegah penularan yang makin luas. Pembebasan dan diskon tarif listrik ini
diharapkan dapat mendukung hal tersebut. Jadi masyarakat, khususnya yang
tidak mampu, tidak harus khawatir dalam menggunakan listrik selama musim
yang sulit ini.
2.2 Solusi Permasalahan
Di sini saya sebagai peneliti memberikan solusi permasalahan terkait
implementasi kebijakan sosial ekonomi terkait bantuan sosial dengan melakukan
Penilaian Mandiri oleh Penerima Bantuan Dalam hal meredakan polemik di
masyarakat terkait bantuan yang diberikan oleh pemerintah dan memudahkan
masyarakat untuk menilai dirinya apakah bisa mendapatkan bantuan atau tidak
maka terdapat beberapa hal yang patut diketahui.
Pertama, mengetahui apakah dirinya termasuk dalam penerima program PKH
atau tidak. Jika penerima PKH otomatis masuk data DTKS dan jika tidak maka
masuk dalam klasifikasi non-DTKS. Hal ini penting diketahui karena kedua jenis
data tersebut menerima bantuan yang berbeda. Kedua, memahami jenis bantuan
pemerintah. Pemerintah pusat dan daerah memiliki program bantuan yang berbeda
dan tidak diperkenankan menerima semuanya. Sebagai contoh, Pemerintah Pusat
meningkatkan jumlah penerima manfaat PKH bagi yang terdata di DTKS dan
bantuan langsung tunai (BLT) bagi masyarakat yang tidak terdata di DTKS di
samping bantuan lainnya seperti bantuan sembako oleh pemerintah daerah yang
bersumber dari APBD serta BLT yang bersumber dari dana desa. Ketiga, mampu
menjelaskan dirinya terdampak langsung atau tidak langsung akibat Covid-19 dan
mengalami kesulitan untuk membayar cicilan alat produksi (motor, mobil, ataupun
rumah) yang digunakan untuk usaha. Hal ini merupakan persyaratan untuk bantuan
restrukturisasi kredit. Keempat, memahami isi bantuan maupun keberatan terkait
bantuan. Masyarakat harus mengetahui besaran, jenis dan jangka waktu bantuan
serta nomor kontak yang dapat dihubungi dalam melakukan pengaduan apabila
bantuan yang diberikan tidak sesuai harapan. Respon cepat pemerintah terkait

1
kelemahan akurasi data serta kordinasi sangat diharapkan dalam memperbaiki
implementasi kebijakan pemberian bantuan saat ini, mengingat kondisi pandemi
yang masih terus berlangsung. Masyarakat juga diharapkan memiliki kesadaran dan
pengetahuan informasi yang komperhensif terhadap kebijakan bantuan pemerintah
agar tidak memicu distrust secara vertical.
Selain itu saya juga memeberikan solusi yang mana terdapat 5 Saran KPK Agar
Bansos Terdampak Covid-19 Tepat Sasaran :
1. Kementerian atau lembaga dan pemerintah daerah dapat melakukan
pendataan di lapangan, namun tetap merujuk kepada DTKS. Jika ditemukan
ketidaksesuaian, bantuan tetap dapat diberikan dan data penerima bantuan
baru tersebut harus dilaporkan kepada Dinas Sosial atau Pusat Data dan
Informasi Kesejahteraan Sosial (Pusdatin) Kementerian Sosial untuk
diusulkan masuk ke dalam DTKS sesuai peraturan yang berlaku.
2. Jika penerima bantuan terdaftar pada DTKS namun fakta di lapangan tidak
memenuhi syarat sebagai penerima bantuan, maka harus dilaporkan ke Dinas
Sosial atau pusat data untuk perbaikan DTKS.
3. Untuk memastikan data valid maka data penerima bansos dari program-
program lainnya atau data hasil pengumpulan di lapangan agar dipadankan
data NIK dengan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat.
4. Kementerian atau lembaga dan pemda menjamin keterbukaan akses data
tentang penerima bantuan, realisasi bantuan, dan anggaran yang tersedia
kepada masyarakat sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas.
5. Pelibatan dan peningkatan peran serta masyarakat untuk mengawasi. Untuk
itu, kementerian/lembaga dan pemda perlu menyediakan sarana layanan
pengaduan masyarakat yang mudah, murah, dan dapat ditindaklanjuti segera.

1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Musibah pandemi Covid-19 tampaknya belum memberikan sinyal membaik.


namun kita juga patut optimis dengan peningkatan pasien yang sembuh. Dalam
fenomena sosial, pandemi Covid-19 tidak hanya terfokus pada peningkatan kasus positif
yang disebabkan dari berbagai reaksi masyarakat yang kurang peduli dengan wabah ini,
namun juga fenomena lain seperti peningkatan angka kemiskinan, mobilitas masyarakat
secara dini, serta kerawanan keamanan. Berbagai lembaga riset memproyeksikan tahun
ini pertumbuhan ekonomi hanya 1% dan jumlah orang miskin melonjak 12,4 persen
atau 8,45 juta orang. Paket Kebijakan Sosial Ekonomi dalam Penanggulangan Covid-19
adalah Kebijakan sosial ekonomi seperti pemberian sembako, keringanan tagihan listrik
serta restrukturisasi kredit merupakan respon positif pemerintah. Yang di harapkan
bantuan ini bisa membantu masyarakat agar tidak terbeban dengan kehadiran pandemi
Covid-19. Maka dari itu perlu adanya pengawasan agar tidak di salah gunakan.
Kementerian atau lembaga dan pemda menjamin keterbukaan akses data tentang
penerima bantuan, realisasi bantuan, dan anggaran yang tersedia kepada masyarakat
sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas. Pelibatan dan peningkatan peran serta
masyarakat untuk mengawasi. Untuk itu, kementerian/lembaga dan pemda perlu
menyediakan sarana layanan pengaduan masyarakat yang mudah, murah, dan dapat
ditindak lanjuti segera.

3.2 Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan.Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu pada sumber yang dapat di pertanggung jawabkan nantinya. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah
diatas.

1
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Leo Agustino,Ph.D., Dasar-dasar Kebijakan Publik (Edisi Revisi), : Bandung

Penerbit Alfabeta, 2016.

Sumber Jurnal :

Analisis Kebijakan Ekonomi Dalam Meningkatkan Kualitas Dan Aksesibilitas


Pendidikan Di Indonesia, Bambang Sigit Widodo Dosen Fis Universitas
Negeri Surabaya.

Sumber Internet :

https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--bantuan-pemerintah-di-masa-covid-19

https://kaltengtoday.com/tak-semua-pelanggan-pln-dapat-pembebasan-dan-keringanan-
pembayaran-listrik/

https://mediacenter.palangkaraya.go.id/pandemi-covid-19-ancam-serapan-pad/

https://www.borneonews.co.id/berita/166659-laporkan-jika-ada-masyakat-yang-tidak-
terima-bansos-masa-pandemi-covid-19

https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-kebijakan-fiskal-dan-tujuannya/

https://mediacenter.palangkaraya.go.id/pendistribusian-bantuan-sembako-bagi-
keluarga-terdampak-covid-19-langsung-di-koordinir-lurah/

Anda mungkin juga menyukai