Makalah Ditulis guna memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah kebijakan publik
Dosen: Astika Ummy Athahirah, S.STP, M.Si
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
1. KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
2. PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
3. PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
4. KESIMPULAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
i
KATA PENGANTAR
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
6.115 kasus baru, sehingga totalnya menjadi 1.81 juta kasus per 29 mei 2021
2
3
(health.detik.com). Dalam memutus mata rantai penularan Covid-19, Pemerintah
Indonesia telah mengambil langkah seperti menetapkan dan memberlakukan berbagai
bentuk kebijakan di setiap daerah, seperti : pembatasan dan penutupan aktivitas
ditempat-tempat keramaian (pasar, objek wisata, tempat ibadah, dan seterusnya),
penerapan protokol kesehatan, pembatasan akses keluar masuk masyarakat antar
wilayah, Work From Home (WFH), School From Home (SFH), dan seterusnya.
Segala bentuk kebijakan yang diberlakukan diatas secara umum dikenal dengan
istilah kebijakan publik. Adapun kebijakan publik adalah kebijakan yang
dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah (Anderson, 1979:3).
Di samping itu, Winarno (2002:16) berpendapat bahwa kebijakan publik merupakan
arah tindakan yang mempunyai maksud dan ditetapkan oleh seorang atau sejumlah
aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu persoalan. Dengan demikian,
munculnya kebijakan publik ini dilatarbelakangi oleh adanya problem di lingkungan
masyarakat, sehingga para aktor pemerintah mengambil suatu tindakan yang tujuannya
untuk memenuhi kebutuhan maupun kepentingan masyarakat. Dalam pelaksanaan
kebijakan maka suatu kegiatan harus terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh
berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
3
1) Pembatasan Sosial Berskala Besar paling sedikit meliputi:
2) Pembatasan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b
harus tetap mempertimbangkan kebutuhan pendidikan, produktivitas kerja, dan
ibadah penduduk.
3) Pembatasan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan
dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 21 Tahun 2020 inilah setiap
daerah memiliki wewenang untuk menghentikan segala aktivitas yang dapat
meningkatkan presentasi terjangkit virus dan pembatasan segala kativitas masal yang
dalam hal ini merupakan acara adat tahunan provinsi maaluku. Dan oleh sebab uraian
diatas, penulis tertarik penelitian dan membuta paper dengan judul “KEBIJAKAN
PEMBATASAN ACARA ADAT TAHUNAN DI MALUKU”
B. Perumusan Masalah
Penelitian ini penting karena ini merupakan suatu fenomena yang telah terjadi
di masyarakat saat ini. Dalam pengamatan awal, peneliti menemukan bahwa terlihat
adanya konsekuensi yang dirasakan pada saat diselnggarakannya acara adat tahunan
dimana. Dimana aktivitas massal dan interaksi sosial masyarakat yang menyalahi
kebijakan pemerintah. Adapun konsekuensi yang peneliti lihat seperti semakin
penyebaran Covid-19 yang beritanya banyak beredar dan menjadi booming di
lingkungan masyarakat.
4
1. Bagaimana penyelenggaraan acara adat tahunan yabg dilaksanakan setelah
diberlakukannya kebijakan pembatasan public
2. berapa besar optomalisasi dari peberapab kebujakan tersebut di masyarakat
Adapun tujuan yang ingin di capai penulis dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Obyektif
PEMBAHASAN
Kodisi pandemic membuat berbagai kegiatan masyarakat terhambat dan terbatas di
hamper semua sector dan bidang tak terkecuali pada bidang seni dan budaya, dimana acara
adat tahunan yang biasa diselenggarakan secara besar-besaran kini dibatasi agar tingkat
penyebaran virus dapat berkurang. Karena hal ini dipercayai dapat menjadi kluster baru
penyebaran virus. Pemerintah mengambil sikap tegas untuk nelakukan pembatasan acara
menghilangkan acar tahunan tersebut, salah satunya Tradisi abdau dan karnaval budaya yang
setiap tahun digelar masyarakat Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku
Tengah saat perayaan Hari Raya Idul Adha, ditiadakan pada tahun ini. Kepala Desa Tulehu
Urian Ohorella mengatakan, keputusan itu diambil dalam rapat adat yang berlangsung pada
Minggu (25/7/2020.
“Untuk tahun ini abdau ditiadakan, jadi besok itu tidak ada abdau, itu sudah ada
keputusannya melalui rapat adat yang melibatkan unsur pemerintah desa, tokoh adat, tokoh
agama, tokoh masyarakat serta pemuda Kamis (30/7/2020). Urian menjelaskan, kegiatan
abdau dan karnaval budaya itu telah menjadi tradisi turun menurun di Desa Tulehu. Namun,
pemerintah desa terpaksa megambil keputusan tersebut untuk mencegah penyebaran virus
5
corona baru atau Covid-19. “Karena corona jadi kaul negeri saja yang digelar, hanya
penyembelihan hewan kurban saja, untuk abdau dan karnaval budaya yang mengumpulkan
banyak orang tidak dilakukan,” Urian berharap masyarakat
Desa Tulehu dan warga Maluku yang setiap tahun meyaksikan kegiatan itu
memakluminya. Sebab, keputusan itu diambil untuk kebaikan bersama. “Jadi kami berharap
kondisi ini dapat dimaklumi oleh kita semua, ini bukan kesengajaan kita tapi karena kondisi
corona ini,” ujarnya.
Seperti diketahui bahwa upaya pembatasan kegiatan dan pendisiplinan protokol
kesehatan agar masyarakat tidak terjakit danhal ini juga memerlukan partispasi masyarakat.
Adapaun jika, Bila tidak segera diintervensi, maka akan berdampak luas hingga ke wilayah
lainnya. Sebab tidak dapat dipungkiri, bahwa mobilitas penduduk atas dasar ekonomi juga
masih berlanjut.
Untuk itu Bila Pemda dan masyarakat tidak disiplin untuk berupaya menghindar dari
penularan Covid-19, maka kasus Covid-19 di Maluku pasti akan meningkat dan sulit untuk
dikendalikan. di daerah ini. Konsekuensinya adalah dampak sosial dan ekonomi yang
ditimbulkan akibat kebijakan tersebut.Masyarakat tentu akan sulit melakukan aktifitas
ekonomi, termasuk melaksanakan ibadah dan sosial budaya lainnya akibat berbagai
pembatasan yang diberlakukan.Belajar dari lonjakan kasus yang terjadi di pulau Jawa dan Bali,
justru harus menjadi pemicu bagi pemerintah daerah setempat dan seluruh komponen
masyarakat lainnya, untuk bersiap menghadapi kondisi terburuk yang mungkin terjadi.
KESIMPULAN
6
DAFTAR PUSTAKA
https://regional.kompas.com/read/2020/07/30/15565221/pandemi-covid-19-tradisi-abdau-dan-
karnaval-budaya-di-desa-tulehu-ditiadakan
Dr. Drs. Awan Y. Abdoellah,2016 Teori dan analisis kebijakan public
Peraturan Pemerintah RI Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar
Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid- 19
ii