Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya
tulis ilmiah yang berjudul “Dampak Covid-19 Terhadap Pendapatan Ekonomi
Masyarakat Desa Kubu Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat”
dengan baik.
Penulisan karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan tugas sekolah dengan membuat karya tulis ilmiah secara
berkelompok.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberikan kemudahan dan kelancaran
disetiap langkah dan tujuan penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini.
2. Ibu Ritamawati S.pd, selaku Pembimbing Akademik yang telah membantu
penulis dalam memberikan bimbingan, dan pengarahan selama penulis
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
3. Teman – teman seperjuangan dan sekelompok
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karenanya penulis meminta maaf dan menerima kritik dan saran yang
membangun. Penulis berharap bahwa karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membaca.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................7
1.5 Pengertian Judul...........................................................................................8
BAB II KAJIAN TEORITIS…………………………………………………………9
2.1 Landasan Teori……………………………………………………………
2.2 Hipotesis Penelitian…………………………………………………….....
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………………..
3.1 Jenis Penelitian…………………………………………………………...
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian…………………………………………....
3.3 Jenis dan Sumber Data……………………………………………………
3.4 Informan…………………………………………………………………..
3.5 Teknik Pengumpulan Data……………………………………………….
3.6 Teknik Analisa Data……………………………………………………....
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan……………………………………………………………
4.2 Pembahasan………………………………………………………………….
4.3 Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Pendapatan Ekonomi Masyarakat
Desa Kubu Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat………..
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………...
5.2 Saran………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Desa Kubu adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Kumai Kabupaten
Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah. Mayoritas penduduknya adalah suku Melayu
dengan mata pencahariannya sebagai nelayan. Di Desa Kubu terdapat pariwisata yaitu Pantai
Kubu. Seiring merebaknya pandemi corona di Indonesia, pemerintah pun menerapkan kebijakan
physical distancing dan menganjurkan work from home untuk meminimalisir penyebaran virus
corona atau disebut COVID 19. Physical distancing berarti melakukan kegiatan mandiri dengan
menjaga jarak minimal satu meter terhadap manusia lainnya. Kebijakan ini juga berarti
menggurangi aktifitas diluar rumah, baik bekerja maupun berinteraksi sosial yang
mengakibatkan beberapa sektor, salah satunya yang terdapat di Desa Kubu Kecamatan Kumai
yaitu dari segi industri pariwisata, ekonomi, sosial kemasyarakatan dan lainya mengurangi atau
menghentikan aktifitasnya sementara. Penerapan kebijakan physical distancing ini menjadi
pilihan yang berat di indonesia terkhusus di Desa Kubu Kecamatan Kumai karena pembatasan
interaksi sosial dapat menghambat laju pertumbuhan dan kemajuan dalam berbagai bidang
kehidupan. Masalah perekonomian yang sangat terasa dampaknya, karena hal ini menyentuh
langsung ke berbagai lapisan masyarakat. Terutama, masyarakat kelas ekonomi menengah
bawah di Desa Kubu Kecamatan Kumai banyak kehilangan pendapatan sehingga semakin sulit
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka terancam kekurangan bahan pokok makanan
dan kebutuhan-kebutuhan yang lainnya, apalagi dengan memikirkan berbagai cara agar bisa
mendapatkan uang untuk pembiayaan kebutuhan anak-anak yang masih duduk di bangku
sekolah SD, SMP, SMA.
Maka kami memilih untuk meneliti masalah diatas dengan mengambil judul
“ Dampak Covid-19 Terhadap Pendapatan Ekonomi Masyarakat Desa Kubu
Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat ”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
Bagaimana dampak covid-19 terhadap pendapatan ekonomi masyarakat Desa Kubu
kecamatan Kumai?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian:
1. Untuk mengetahui dampak covid-19 terhadap pendapatan ekonomi masyarakat Desa Kubu
kecamatan Kumai
2. Untuk mengatasi dampak covid-19 terhadap pendapatan ekonomi masyarakat Desa Kubu
kecamatan Kumai
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam bidang sosial, serta
memberikan pengetahuan kepada Siswa terkait dengan dampak covid-19 dalam setiap aspek
kehidupan, khususnya pada masyarakat Desa Kubu Kecamatan Kumai.
2. Manfaat Praktis.
Secara praktis penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada :
a. Bagi Siswa
Agar penulis dapat memberikan pengalaman berfikir melalui menulis dan menyusun karya
ilmiah, sehingga dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan menambah wawasan.
b. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi pengembangan
keilmuan yang diharapkan dapat diambil manfaatnya oleh pembaca serta menjadi referensi bagi
penelitian selanjutnya, dan memberikan sumbangan pemikiran bagi masyarakat terkait dampak
covid-19.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Pandemi
Pandemi adalah “terjadinya wabah suatu penyakit yang menyerang banyak korban,
serentak di berbagai negara”. Sementara dalam kasus Covid-19, badan kesehatan dunia (WHO)
menetapkan penyakit ini sebagai pandemi karena seluruh warga dunia berpotensi terkena infeksi
penyakit covid-19.(https://www.allianz.co.id/explore/yuk-pahami-lebih-jelas-arti-pandemi-pada-
covid19.html )
Dampak yang pertama yang sangat terasa dan mudah sekali dilihat adalah melemahnya
konsumsi rumah tangga atau melemahnya daya beli masyarakat secara luas. Hingga saat ini,
masyarakat mengalami penurunan daya beli yang sangat signifikan.
2.1.2 Dampak Dari Pandemi Covid-19 Terhadap Ekonomi
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat signifikan pada perekonomian
domestik negara-negara, bangsa dan keberadaan UMKM. Laporan Oganisafion for Economic
Co-operation and Development (OECD) menyebutkan bahwa pandemi ini berimplikasi terhadap
ancaman krisis ekonomi besar yang ditandai dengan terhentinya aktivitas produksi di banyak
negara, jatuhnya tingkat konsumsi masyarakat, hilangnya kepercayaan konsumen, jatuhnya bursa
saham yang pada akhirnya mengarah kepada ketidakpastian.
2.1.3 Dampak Social Distancing Terhadap Pendapatan Ekonomi
Social distancing diterapkan oleh pemerintah dalam rangka membatasi interaksi manusia
dan menghindarkan masyarakat masyarakat dari kerumunan agar terhindar terhindar dari
penyebaran Covid-19. Adapun kebijakan yang berkaitan dengan pembatasan sosial yang dipilih
Presiden Jokowi dalam konferensi pers yang dilakukan pada tanggal 31 Maret 2020 dalam
menyikapi pandemi Corona di Indonesia yakni Undang-Undang Nomor 6 Tahun Tahun 2018
tentang Kekarantinaan Kesehatan. Pengaruh yang paling dirasakan oleh nelayan di daerah pesisir
adalah pemberlakuannya kebijakan social distancing yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Indonesia. Akibatnya beberapa beberapa nelayan kebingungan dan pemasukan terancam defisit
parah. Kebijakan pembatasan sosial yang dipilih dengan pertimbangan ekonomi masyarakat
bukan berarti tidak ada masalah. Social distancing tetap berdampak pada perekonomian Salah
satu kalangan masyarakat.
2.1.4 Deskripsi Desa Kubu
Kubu adalah sebuah nama desa di wilayah Kumai, Kabupaten Kotawaringin
Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. di kubu terkenal dengan objek wisata
bahari yang menarik di pinggiran pantai yang indah,dengan angin yang sepoi sepoi
banyak orang yang sering ke pantai kubu karena keindahan pantainya yang sangat
indah dan ada wisata lain yang cukup menarik karena disinilah sejarah yang terjadi
peristiwa perebutan wilayah kumai didaerah ini tersimpan cerita yang memilukan
karena mempertahankan kumai dari perebutan bangsa belanda yang berbendara
australia disini dibentuk pertahanan yang sangat kokoh hingga para pejuang
menumpahkan darah dan keringatnya memperjuangkan wilayah kumai dari bangsa
belanda hingga kemerdekaan penuh didapatkan maka kenapa disebut desa kubu arti
dari bahasa indonesia pertahanan hingga peninggalannya masih ada yaitu meriam dan
kuburan para pahlawan hingga sumur abadi karena waktu kekeringan sumur tersebut
airnya masih tetap ada. Diseberangnya juga ada sebuah pulau kecil yang di beri nama
tanjung keluang, yang artinya keluar dan datang. Karena pada saat itu penjajah datang
lewat tanjung keluang dan keluarnya juga lewat tanjung keluang. Dan pada saat ini
tanjung keluang menjadi tempat penangkaran penyu.
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kubu,_Kumai,_Kotawaringin_Barat )

2.2 Hipotesis Penelitian


Hipotesis penelitian ini pada dasarnya adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang kebenarannya masih harus di uji secara empiris. Maka berdasarkan uraian teoritik di atas,
hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. H0: Diduga Covid-19 sangat berdampak terhadap Perekonomian Sektor Kelautan dan
Perikanan yaitu menurunnya harga ikan di beberapa wilayah.
2. Adanya dampak wabah COVID-19 pada bagian sektor pemasaran seperti perikanan,
yaitu kurangnya minat masyarakat untuk membeli ikan maupun berkurangnya distributor.
3. Melemahnya konsumsi rumah tangga atau melemahnya daya beli masyarakat secara luas.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yakni jenis
penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang akurat terhadap fenomena
tertentu, yang dalam hal ini adalah tentang presepsi masyarakat terhadap mobilitas
ekonomi dalam masa pandemic covid-19.
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Kubu Kecamatan Kumai Kabupaten
Kotawaringin Barat

2. Waktu penelitian adapun waktu penelitian ini dilaksanakan 3 hari sejak 21


Februari sampai 24 Februari 2023
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data utama yang di peroleh dalam penelitian kualitatif yaitu berupa kata kata dan
tindakan. Data lain yang bisa di dapat seperti dokomentasi atau foto. Jenis dan sumber
data, sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Data primer, yaitu data yang di cari dan di peroleh peneliti secara
langsung dari lapangan dengan cara observasi dengan wawancara dan sebelumya. Data
ini berisi tentang informasi mengenai manejemen penggunaan atau alokasi dana Desa
yang berkaitan dengan pemerdayaan masyarakat. Dalam penelitian ini data primer
didapat dari wawancara dengan informan yaitu perwakilan dari masyarakat Kubu.

2. Data sekunder adalah data yang di peroleh tidak secara langsung atau dengan kata lain
merupakan data-data pendukung yang bisa dapat dari pihak lain, di mana data-data
tersebut sebelumnya sudah ada. Data tambahan tersebut bisa berupa dokumen yang
terkait penelitian ini, foto yang sudah ada ataupun foto yang di hasilkan sendiri oleh
penelitian
3.4 Informan
Informan kunci adalah orang yang di anggap mengetahui dan memahami tentang
masalah yang diteliti. Orang yang dijadikan sebagai informan kunci berarti orang tersebut
memiliki, pengetahuan, pengalaman, dan memiliki kapasitas untuk memberikan
informasi yang diperlukan dalam penelitian. Informan kunci atau (key) informan kunci
adalah orang yang di anggap mengetahui atau memberikan informan mengenai objek
penelitian jadi informan kunci terdiri dalam penelitian ini adalah:

1. Muhammad Safi’i
2. Muhammad Budiman
3. Mariyono
4. Paimin
3.5 Tehnik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang di lakukan secara sengaja, sistematis
mengenai fenomena sosial dan gejala-gejala phisikis untuk kemudian dilakukan
pencatatan. Dalam Penelitian ini penulis rencananya akan melakukan observasi langsung
pada masyarakat Kubu kecamatan Kumai kabupaten Kotawaringin Barat, untuk
mengamati objek penelitian secara langsung dan lebih mendalam guna mendapatkan
informasi.
2. Wawancara
Wawancara yaitu suatu bentuk komunikasi herbal atau semacam percakapan yang
bertujuan memperoleh informasi secara lisan antara peneliti dan informasi kunci yang
dilakukan secara sistematik atau terstruktur guna mendapatkan apa yang ingin dicapai
dalam sebuah penelitian.
3. Dekomentasi
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan
dokumendokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber-
sumber informasi khusus dari karangan/tulisan, wasiat, buku, undang-undang, dan
sebagainya.
3.6 Teknik Analisa Data
Teknik Analisa data merupakan upaya mencari dan menata data secara sistematis
untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikan
sebagai temuan bagi orang lain. Proses tentang kasus yang diteliti dan menyajikanya
sebagai temuan bagi orang lain. Proses analisa data dalam penelitian kualitatif dimulai
dengan menelah seluruh data yang terkumpul berbagai sumber, yaitu dari wawancara,
pengamatan yang sudah dituliskan dalam cataatn lapanga, dokumen pribadi, dokumen
resmi, gambar, foto dan sebagainya. Catatan dibedakan menjadi dua, yaitu yang deskriptif
dan yang reflektif. Catatan deskriptif lebih menyajikan kejadian dari pada ringkasan.
Catatan reflektif lebih mengetengahkan kerangka pikiran, ide dan perhatian dari peneliti.
Lebih menampilkan komentar peneliti terhadap fenomena yang dihadapi.
Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga teknik analisis data kualitatif yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses ini berlangsung terus
menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul.

1. Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif..
Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengararahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data
sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat di ambil. Reduksi tidak perlu
diartikan sebagai kuantifikasi data.
2. Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kuantitatif.
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disususn, sehingga
memberi kemungkinan akan adanya penaikan kesimpulan, bentuk penyajian
data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), grafik, jaringan
dan bagan
3. penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis kualitatif.
Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat di gunakan untuk
mengambil tindakan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Pengamatan


Penulis berhasil mengumpulkan data yang dibutuhkan dari setiap informan yang telah di
wawancarai mengenai “Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat
Nelayan Di Desa Kubu Kecamatan Kumai”. Informan yang dipilih dalam penelitian ini
berjumlah 4 orang yaitu Kepala Desa Kubu dan masyarat nelayan yang sedang terdampak
pandemi COVID-19 di Desa Kubu sebagai berikut.

4.1.1 Informan I
Informan I seorang pria bernama Muhammad Safii yang berusia 43 tahun ini memiliki
pendidikan akhir tamatan sekolah menengah atas (SMA). Keluarga informan ini terdiri dari
seorang istri dan dua orang anak. Anak pertama masih menempuh pendidikan di sekolah
menegah pertama (SMP) dan anak yang kedua masih bersekolah di jenjang pedidikan sekolah
dasar (SD). Bapak Safii sendiri bertempat tinggal di Jln. Diponegoro Dusun V Cinta Rakyat.
Bapak Muhammad Safii memulai bekerja sudah 25 tahun lamanya sebagai nelayan. Bapak
Muhammad Safii bekerja hanya 4 kali dalam sebulan, dimana hanya pada saat pasang mati maka
udang dan kepiting akan bermunculan. Bapak safii hanya sebagai nelayan dengan memakai alat
sederhana, yang mana jika waktunya beliau bisa tertidur sambil menunggu kepiting dan udang
bermunculan masuk kedalam jaring miliknya.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang hubungan didalam masyarakat selama
pandemic covid-19 oleh Bapak Muhammad Safii yaitu adanya pengaruh besar didalam
masyarakat dimana biasanya mereka setelah pergi melaut mereka masih bisa berkumpul
berbincang masalah tangkapan laut selama pandemic mereka tidak bisa berkumpul. Berikut hasil
wawancara pada Bapak Muhammad Safii :
“Hubungan pada masa pandemi Covid-19 ini sangat berpengaruh terhadap masyarakat setempat,
terutama bagi kita para nelayan ini. Biasanya setelah melaut kami dapat bermpul-kumpul ini
tidak bisa lagi”.
Selanjutnya peneliti menanyakan keluarga Bapak Muhammad Safii apabila mengikuti
program pemerintah seperti memakai masker, jaga jarak dan suntik vaksin. Beliau menjawab
keluarganya mengikuti program pemerintah dengan suntik vaksin saja dan memakai masker jika
berpergian, namun saat melaut mereka tidak menggunakan masker. Berikut hasil wawancara
Bapak Muhammad Safii :
“Keluarga kami mengikuti program pemerintah untuk suntik vaksin, jaga jarak dan pakai masker
jika berpergian, tapi kalau melaut kami tidaklah pakai masker”.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang pendidikan anak-anak selama pandemi. Beliau
menjawab bahwa selama pandemi anak-anaknya sempat dirumahkan selama beberapa hari, lalu
saat kembali masuk sekolah waktu belajar dipersingkat sehingga hanya berlangsung selama 2
jam. Berikut hasil wawancara pada Bapak Muhammad Safii :
“Iya, kemarin itu sekolah anak-anak ini sempat diliburkan dan belajar di rumah, lalu masuk
sekolah lagi tapi Cuma 2 jam sekolahnya”.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang kegiatan beribadah di masjid selama pandemi.
Beliau menjawab bahwa ia sempat ingin kegiatan beribadah ditiadakan, namun warga desa
menentang dan mereka tetap melaksanakan kegiatan beribadah di masjid. Berikut hasil
wawancara pada Bapak Muhammad Safii :
“Sempat juga kemarin itu komplain masyarakat kegiatan beribadah di masjid mau ditiadakan ya
ditentanglah, kami ya tetap melaksanakan ibadah di masjid dan kegiatan lainnya”.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang pengaruh nelayan selama pandemi dan sebelum
pandemi ini. Beliau menjawab bahwa tidak ada pengaruh terhadap jual beli kebutuhan sehari-
hari, hanya saja pengaruhnya di ekspor udang dan kepiting yang turun hingga 50%. Berikut hasil
wawancara pada Bapak Muhammad Safii :
“Kalau pengaruh untuk jual beli udang dan kepiting untuk kebutuhan sehari-hari makan tidak
ada, Cuma masalahnya di kebutuhan ekspor saja yang turun drastis sekali hingga 50%”.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang penghasilan sebelum dan selama pandemi
Covid-19 ini. Beliau menjawab bahwa pandemi ini sangat berpengaruh pada penghasilannya,
dimana sebelumnya pendapatan mencapai hingga 80%, sekarang hanya mencapai sekitar 50%.
Berikut hasil wawancara pada Bapak Muhammad Safii:
“kalau penghasilan ya sangat berpengaruh sekali selama pandemic ini yang tadi nya bisa
mencapai 80% terjual habis ini hanya 50% saja. Alhamdulillahnya rumah kita tidak menyewa
jadi masih bisa tercukupi untuk menutupi kebutuhan yang lain”. `

4.1.2 Informan II
Bapak Muhammad Budi adalah seorang warga desa Kubu yang bekerja sebagai nelayan
yang menangkap udang dan ikan. Beliau sudah bekerja sebagai nelayan selama kurang lebih 20
tahun. Beliau memiliki seorang istri dan 3 orang anak. Seperti nelayan pada umumnya, beliau
pergi melaut bersama nelayan yang lain dan masih menggunakan alat yang tradisional dan
sederhana yaitu jaring yang dibentangkan.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang hubungan di dalam masyarakat selama
pandemi covid-19 oleh Bapak M. Budi, yaitu adanya pengaruh besar di dalam masyarakat
dimana biasanya mereka setelah pergi melaut masih dapat berkumpul di warung untuk
berbincang-bincang mengenai masalah tangkapan laut dan santai sejenak, namun sejak pandemi
melanda mereka tidak dapat berkumpul karena dibatasi. Berikut hasil wawancara pada Bapak
M.Budi :
“Hubungan pada masa pandemi covid-19 ini ya sangat besar berpengaruh sama
masyarakat setempat apalagi kita para nelayan ini ya, biasanya kami setelah melaut bisa kumpul-
kumpul ngopi, bersenda gurau ini tidak bisa lagi dibatasi semua kegiatan”.
Selanjutnya peneliti menanyakan mengenai keluarga Bapak M. Budi apabila mereka
mengikuti program pemerintah seperti memakai masker, jaga jarak dan suntik vaksin. Beliau
menjawab bahwa mereka menjalankan protokol kesehatan dengan baik, seperti memakai masker
dan mengikuti program suntik vaksin. Berikut hasil wawancara Bapak M. Budi :
“Keluarga saya disuruh juga sama aparatur desa untuk mengikuti protokol kesehatan seperti
pakai masker dan suntik vaksin pun kami disuruh juga”.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang pendidikan anak-anak selama pandemi. Beliau
menjawab saat pandemi, anak-anaknya sempat dirumahkan selama kurang lebih 1 tahun. Berikut
hasil wawancara Bapak M. Budi :
“Iya sekolahnya anak-anak ini sempat diliburkan dan belajar di rumah, lumayan lama juga
mereka libur kurang lebih hampir 1 tahun. Itu juga kadang yang jadi pikiran anak-anak ini tidak
sekolah tapi uang sekolah harus dibayar juga sementara pendapatan kami pun menurun drastis”.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang kegiatan beribadah di masjid selama pandemi.
Beliau menjawab bahwa ia sempat ingin meniadakan kegiatan beribadah namun ditentang oleh
warga sehingga mereka tetap melaksanakan kegiatan beribadah di masjid. Hanya saja,
mengadakan pesta atau kumpul-kumpul besar sama sekali tidak diperbolehkan selama pandemi.
Berikut hasil wawancara pada Bapak M. Budi :
“Kalau beribadah tetap diaksanakan, tapi untuk kegiatan seperti misalkan pesta atau kumpul-
kumpul besar itu ya tidak diperboehkan selama pandemi covid-19”.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang pengaruh nelayan selama pandemic dan
sebelum pandemic ini. Beliau menjawab bahwa pengaruh dari segi bahan yang ingin di ekspor
tersendat karena kesulitan bahan. Berikut hasil wawancara pada Bapak M. Budi :
“Kalau pengaruhnya ya ada dari segi bahan yang mau diekspor ini macet karena susah bahan,
yang kami ekspor udang”.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang penghasilan sebelum dan saat pandemic Covid-
19 ini. Beliau menjawab bahwa pengaruhnya terhadap penghasilan tidak tentu karena hanya
lepas untuk harian. Berikut hasil wawancara pada Bapak M.Budi:
“kalau penghasilan ya kadang tidak tentu. Untuk harian dapatlah 100 ribu ya kadang 70 ribu”.

4.1.3 Informan III


Seorang bapak bernama Mariyono yang berusia 66 tahun ini memiliki pendidikan akhir
tamatan sekolah menengah pertama (SMP). Keluarga informan ini terdiri atas seorang istri dan
lima orang anak, 4 yang sudah menikah dan 1 yang masih duduk di bangku sekolah menengah
atas (SMA). Bapak Mariyono sendiri bertempat tinggal di Desa Kubu. Bapak Mariyono sudah
bekerja sebagai nelayan selama 30 tahun, dimana hasil tangkapan yang ia cari berupa udang dan
ikan-ikan. Bapak Mariyono memiliki kelompok dalam bekerja, dimana mereka saling membantu
dalam menebar jaring dan memasang alat-alat untuk menangkap udang dan ikan.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang hubungan di dalam masyarakat selama
pandemi covid-19. Bapak Mariyono menjawab bahwa tidak ada pengaruh di dalam masyarakat.
Mereka masih berkumpul dan berbincang mengenai masalah tangkapan hasil laut seperti biasa.
Berikut hasil wawancara pada Bapak Mariyono :
“Hubungan pada masa pandemi covid-19 ini ya tidak ada masalah sama kita biasa saja adanya
covid-19, kami tetap berkumpul dan bercerita satu sama lain kan namanya juga di laut yah jadi
tidak ada pengaruhnya”.
Selanjutnya peneliti menanyakan apabila keluarga Bapak Mariyono mengikuti program
pemerintah seperti memakai masker, jaga jarak dan suntik vaksin. Beliau menjawab keluarganya
mengikuti program pemerintah dengan suntik vaksin dan memakai masker jika bepergian,
namun saat berlaut mereka tidak menggunakan masker. Berikut hasil wawancara Bapak
Mariyono.
“Keluarga kami mengikuti program pemerintah untuk suntik vaksin, jaga jarak dan pakai masker
jika bepergian, tapi kalau melaut saya tidak pakai masker”.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang pendidikan anak-anak selama pandemi. Beliau
menjawab selama pandemic anak-anak mereka sempat dirumahkan belajar dari rumah kurang
lebih hampir 1 tahunan, lalu masuk sekolah kembali hanya saja waktu belajar cuma 2 jam.
Berikut hasil wawancara pada Bapak Mariyono :
“iya kemaren itu sekolah anak sempat diliburkan dan belajar dari rumah lewat Hp hampir 1
tahunan juga, lalu masuk sekolah lagi tapi cuma 2 jam sekolahnya”.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang kegiatan beribadah di masjid selama pandemic.
Beliau menjawab kegiatan beribadah tetap dilaksanakan hanya saja kegiatan untuk berkumpul
kerumunan dibatasi. Berikut hasil wawancara pada Bapak Mariyono :
“Kalau untuk beribadah tetap dilaksanakan agar tidak kosong juga tempat ibadah kita, hanya saja
kalau berkumpul kerumunan terkadang mau ada acara-acara pesta itu yang dibatasi”.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang pengaruh nelayan selama pandemic dan
sebelum pandemic ini. Beliau menjawab sebelum adanya pandemic tidak ada pengaruhnya
diharga, dan selama adanya pandemic sangat berpengaruh turun hingga 50%. Berikut hasil
wawancara pada Bapak Mariyono:
“Kalau sebelum adanya pandemic ini alhamdulilah hasil penjualan meningkat terus, tapi selama
adanya pandemic sangat berpengaruh yang tadinya dapat 80% sekarang turun hingga 50%”.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang penghasilan sebelum dan saat pandemic Covid-
19 ini. Beliau menjawab sangat berpengaruh pada penghasilannya yang tadinya sehari dapat 300
ribu ini hanya sekitar 100 ribu saja. Berikut hasi wawancara pada Bapak Mariyono:
“kalau penghasilan ya sangat berpengaruh sekali selama pandemic ini yang tadinya sehari bisa
bawa pulang 300 ribu ini hanya 100 ribu saja. Alhamdulillahnya rumah kita tidak menyewa jadi
masih bisa tercukupi untuk menutupi kebutuhan yang lainnya”.

4.1.4 Informan IV
Seorang bapak yang bernama Paimin yang berusia 63 tahun ini memiliki pendidikan
akhir tamatan sekolah dasar (SD). Keluarga informan ini terdiri dari istri dan empat orang anak.
Dan masing-masing anak sudah lulus sekolah dan sudah ada yang berumah tangga. Bapak
Paimin sendiri bertempat tinggal di Jln. Diponegoro Dusun VI Cinta Rakyat. Bapak Paimin
memulai bekerja sudah 30 tahun sebagai nelayan yang hanya khusus mencari kepiting saja setiap
harinya, dimana disaat pasang mati kepiting lebih banyak bermunculan.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang bagaimana hubungan didalam masyarakat
selama pandemic covid-19 oleh Bapak Paimin yaitu tidak ada hubungan dan pengaruhnya
didalam masyarakat mereka masih bisa berkumpul dan berbincang-bincang. Berikut hasil
wawancara pada Bapak Paimin:
“Hubungan pada masa pandemic Covid-19 ini ya tidak ada pengaruhnya biasa saja kami tetap
seperti biasa berkumpul berbincang-bincang setelah pulang melaut karna sudah terbiasa seperti
itu”.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang keluarga Bapak Paimin mengikuti program
pemerintah seperti memakai masker, jaga jarak dan suntik vaksin. Beliau menjawab keluarganya
mengikuti program pemerintah dengan suntik vaksin saja dan memakai masker jika berpergian
namun jika melaut mereka tidak menggunakan masker. Berikut hasil wawancara Bapak Paimin:
“Keluarga kami mengikuti program pemerintah untuk suntik vaksin, jaga jarak dan pakai masker
jika berpergian, kalau pergi melaut kami sampai 3 orang kami masing-masing memakai masker,
kalau sendiri tidaklah pakai makser”.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang pendidikan anak-anak selama pandemic. Beliau
menjawab sebelum adanya pandemic anak-anak sudah lulus semua tidak merasakan sekolah
diliburkan. Berikut hasil wawancara pada Bapak Paimin:
“kalau untuk anak karna udah pada lulus semua sebelum adanya pandemic jadi tidak merasakan
sekolah yang diliburkan, dulu sebelum adanya pandemic untuk sekolah ya sekolah aja libur cuma
di hari minggu, tidak ada yang sampai dirumahkan”. Selanjutnya peneliti menanyakan tentang
kegiatan beribadah di masjid selama pandemic. Beliau menjawab tetap diadakan kegiatan
beribadahnya namun hanya saja dibatasi dan diberi jarak. Berikut hasil wawancara pada Bapak
Paimin:
“kalau untuk ibadah dan kegiatan apapun itu kami tetap melaksanakan tapi dibatasi dan dikasih
jarak lah, kalau dirumah tidak ada pakai jarak-jarak”.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang pengaruh nelayan selama pandemi dan sebelum
pandemi ini. Beliau menjawab tidak ada pengaruh sebagai nelayan hanya saja pengaruhnya saat
kepiting yang mau diekspor tidak bisa dikirim. Berikut hasil wawancara pada Bapak Paimin:
“Kalau segi pengaruh dimasa pandemic ini gak ada pengaruhnya sama saya sebagai nelayan,
cuma disaat pengiriman keluar untuk mengekspor aja yang susah dimasa pandemi ini, ya
akhirnya kalau gak saya jual di dekat sini ya saya makan sendiri hasil tangkapan tadi bersama
keluarga”.
Selanjutnya peneliti menanyakan tentang penghasilan sebelum dan saat pandemi Covid-
19 ini. Beliau menjawab sangat berpengaruh pada penghasilannya yang tadinya bisa di peroleh
500 ribu ini hanya sekitar 150 ribu saja. Berikut hasil wawancara pada Bapak Paimin:
“kalau penghasilan ya sangat berpengaruh sekali selama pandemic ini yang tadi nya bisa bawa
pulang sampai 500 ribu ini hanya 150 ribu saja. Ya disyukurin aja alhamdulillahnya rumah kita
tidak menyewa jadi masih bisa tercukupi untuk kebutuhan yang lain”.
4.2 Pembahasan
Dalam bab ini, penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian yang telah dilakukan
mengenai “Dampak Covid-19 Terhadap Pendapatan Ekonomi Masyarakat Desa Kubu
Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat”. Pengumpulan data yang dilakukan oleh
peneliti melalui proses studi pustaka dan observasi online disusun dalam hasil dan pembahasan
pada bab ini. Penjabaran hasil dan pembahasan akan dilakukan berdasarkan kerangka pemikiran
yang telah di susun sebelumnya, yaitu:
Bagaimana dampak Covid-19 terhadap pendapatan ekonomi masyarakat Desa Kubu
Kecamatan Kumai?
4.2.1 Bagaimana dampak Covid-19 terhadap pendapatan ekonomi masyarakat Desa Kubu
Kecamatan Kumai?
Masyarakat nelayan Desa Kubu Kecamatan Kumai adalah masyarakat yang berprofesi
sebagai nelayan dengan alat tangkap yang sederhana dengan pendapatan yang dikatakan tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari.namun profesi ini terus di pertahankan karna
warisan turun temurun dan keterbatasan skill di bidang yang lain.
Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal Tahun 2020 telah memukul berbagai
sektor, dari sektor ekonomi, sosial, budaya bahkan ritual agama pun terkena imbasnya. sektor
ekenomi adalah salah satu yang paling terkena dampaknya, PHK terjadi dimana-mana, akibat
daya beli masyarakat dunia yang berkurang menyebabkan peruassaan mengalami kerugian
hingga tidak bisa menggaji kariawwannya sesuai keadaaan normal, menyebabkan munculnya
masalah sosial yang baru, kebiassan soial yang baru,hingga tatanan sosial yang baru. Pemerintah
pun sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah Covid-19, dari protokol
kesehatan yang mengimbau untuk menjaga jarak, menghindari tempat keramaian, melarang
perkumpulan dan lain sebagainya.
Peristiwa pandemi Covid-19 ini pun sangat berdampak pada masyarakat nelayan
tradisional Desa Kubu Kecamatan Kumai dimana hasil tangkapan ikannya tidak terlalu laris di
pasaran akibat daya beli masyarakat yang berkurang, hal ini ekonomi meraka yang berada di
garis kemiskinan makin berakibat buruk, bisa di bayangkan pada keadaan normal saja hasil
tangkapan mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka, apalagi pada masa krisis
pandemi Covid-19 saat ini. Ibarat sudah jatuh ketiban tangga lagi.

Meluasnya penyebaran Covid-19 belum diiringi kesadaran dan pengetahuan nelayan dan
masyarakat pesisir mengenai dampak yang akan ditimbulkan. Penyebar-luasan informasi dan
edukasi dari pemerintah juga dirasa belum optimal di lapangan. Sehingga banyak warga yang
masih kebingungan dan tidak memahami maksud dari Kebijakan pemerintah, misalnya
pelaksanaan physical distancing atau pelarangan melaut di pagi atau 45 siang hari yang
menimbulkan kebingungan para nelayan.
Sebagian besar daerah melaporkan terjadi penurunan harga ikan secara signifikan. Hal
inipun terjadi di Desa Kubu Kecamatan Kumai. Penjualan hasil tangkapan juga menjadi kendala
besar saat ini, dikarenakan banyak pengumpul ikan tidak melayani atau setidaknya membatasi
pembelian ikan dari nelayan atau pembudidaya. Kondisi ini menyebabkan banyak nelayan dan
pembudiaya yang kewalahan untuk menjual hasil tangkapan, apalagi negara tujuan ekspor
perikanan Indonesia juga sedang “menutup diri”. Kondisi ini terjadi karena menurunnya daya
beli masyarakat sehingga pasar atau TPI sepi, salah satunya akibat penerapan kebijakan physical
distancing.
Jika dibiarkan berkepanjangan, kondisi ini berpotensi semakin memperburuk keadaan
nelayan. Nelayan akan kesulitan untuk mencari pembeli hasil tangkapan mereka. Jikapun ada
yang membeli, harga yang ditawarkan pasti akan sangat murah, sehingga modal untuk mereka
melaut akan berkurang bahkan merugi. Selain itu, biaya operasional seperti harga BBM juga
masih langka di beberapa daerah dan juga cukup mahal. Hal ini menyulitkan nelayan untuk pergi
bekerja. Selain itu, mereka membutuhkan biaya untuk hidup seperti membeli kebutuhan pangan
yang pada saat ini harganya melambung tinggi di beberapa lokasi. Dibutuhkan juga biaya
tambahan lain akibat adanya pandemik Covid-19 ini, seperti membeli desinfektan. Selain harga
BBM yang mahal dan kesulitan modal untuk melaut, kendala lainnya adalah pengurusan
administrasi kapal. Hal ini 46 dirasakan juga oleh nelayan yang berada di Kecamatan Kumai
Kabupaten Kotawaringin Barat. Situasi pandemi telah menyebabkan kondisi dimana nelayan
tidak dapat melaut. Merilis berita tentang puluhan nelayan di Kumai terpaksa berhenti melaut
akibat dampak dari pandemi (Prayitno, 2020). Hal ini mendorong para nelayan untuk memiliki
mekanisme kebertahanan dalam menghadapi ketidakpastian atas situasi pandemi ini, seperti
halnya mereka memiliki mekanisme kebertahanan ketika tidak dapat melaut di musim panceklik.
Jika dilihat dari pembelajaran cara bertahan nelayan selama musim panceklik ketika
mereka tidak dapat melaut. Yoserizal, dkk. 2020, dalam tulisannya berjudul “The Study towards
the Traditional Fisherman Survival Mechanism in Facing Famine Season in Meskom Village of
Bengkalis Regency, Indonesia”, memuat tentang bagaimana mekanisme bertahan nelayan
tradisional di Bengkalis pada musim panceklik. Nelayan bertahan dengan beberapa cara, seperti
bergantung pada hasil tabungan selama musim tangkapan, hanya membeli makanan pokok untuk
bertahan hidup, menggadaikan barang, dan berhutang (Yoserizal, Yusri, & Ramli, 2016).
Berbicara tentang strategi bertahan nelayan, hutang tidak hanya menjadi alternatif bagi
nelayan untuk keberlangsungan hidup tetapi juga mengakses sumber daya. Hal ini menjadi
logika sederhana, jika nelayan tidak dapat menjual ikannya, hal ini berarti mereka akan kesulitan
memiliki modal melaut berikutnya atau konsumsi sehari-hari. Hutang menjadi jalan keluar untuk
mendapatkan stimulus modal dan stabilitas kondisi sosial- ekonomi mereka.
Hutan menjadi pilihan rasional untuk bertahan yang dilakukan dalam menangkal
kecemasan akibat kurangnya dukungan sosial dan kelembagaan (Horsley, 2015). Kondisi ini
mungkin tidak hanya terjadi pada nelayan tetapi para lapisan lain di masyarakat, seperti berita
yang dimuat oleh the Guardian pada 18 Maret 2020, berjudul “Why Debt Relief Should Be The
Answer To This Coronavirus Crash”, telah menyebutkan bahwa pandemi tidak hanya
memberikan dampak kepada kesehatan, tetapi juga aspek lain dalam kehidupan khususnya dalam
aspek ekonomi (Pistor, 2020). Dalam artikel tersebut tertulis bahwa bagi mereka yang tidak
terinfeksi virus, kebertahanan ekonomi menjadi fokus utama. Para self-employed atau temporary
workers dapat kehilangan penghasilan akibat terganggunya rantai nilai bisnis. Untuk itu, strategi
kebertahanan mereka adalah dengan pinjaman menjadi salah satu pilihan rasional yang dapat
diambil.
Jika kondisi ini semakin memburuk maka akan berdampak pada kesejahteraan dan
keberlanjutan mata pencaharian yang dapat berujung konflik. Leif Ohlsson (2003) dalam
tulisannya tentang “Livelihood Conflicts: Linking Poverty and Environment as Causes of
Conflict” mengungkapkan pembelajaran sejarah bahwa konflik yang melanda Afrika, Asia
Selatan dan Amerika Latin selama dekade terakhir disebabkan karena kemiskinan dan akibat dari
kehilangan penghasilan serta mata pencaharian (Ohlsson, 2000).
Meskipun kasus yang dipakai dalam tulisan ini adalah kasus lingkungan, namun
setidaknya memberikan gambaran bahwa ancaman 48 konflik mungkin terjadi ketika individu
terputus dari akses terhadap sumber daya dan usaha. Untuk itu, dalam memahami pandemi ini
tidak hanya penting menjamin produktifitas dan lancarnya rantai pasok komoditas perikanan,
serta akses terkait sumber daya produktif terkait mata pencaharian mereka, tetapi juga
mengetahui dampak sosial secara umum,sangat berpengaruh terhadap segala sektor, termasuk
perekonomian dan kehidupan sosial dalam masyarakat.
Berdasarkan informasi di media ini beberapa hari lalu bahwa lebih kurang 50 juta orang
terancam kehilangan pekerjaan akibat dampak dari pandemi Covid-19, sulit untuk dibayangkan
bila terjadi pengangguran maka masalah sosial akan terus bermunculan. Namun, semua itu perlu
digarisbawahi bahwa apa pun yang dilakukan pemerintah adalah sebagai bentuk kepedulian
terhadap rakyatnya, karena mencegah itu lebih baik daripada mengobati.
BAB V
PENUTUP
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Dampak Covid-19
Terhadap Pendapatan Ekonomi Masyarakat Desa Kubu Kecamatan Kumai Kabupaten
Kotawaringin Barat”. Dalam penutup ini, penulis mengutarakan beberapa kesimpulan.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian yang telah dijelaskan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dampak covid-19 yang menyebabkan perubahan terhadap berbagai aspek
kehidupan terganggu, dan saat ini kita sedang berada di masa pandemik covid-19 yang
menghancurkan masyarakat untuk tetap di rumah dan tidak bepergian pada tempat ramai
dan membatasi kita dalam beraktivitas pencaharian untuk memenuhi kebutuhan keluarga
kami.2. Pemerintah desa dengan sikap masyarakat Desa Kubu melakukan strategi untuk
mengatasi dampaknya covid-19, terhadap pendapatanekonomi yang menurun, dengan
melakukan akitivitas penanaman tanaman bibit-bibit yang bisa membantu kekurangan
atau kebutuhan hidup keluarganya dengan berkebun untuk mengatasi lemahnya pokok
makanan, namun menurut pendapat masyarakat bahwa strategi yang kami lakukan ini
tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup kami dalam masa wabah tersebut, namun
harus ada kebijakan dari pihak pemerintah karena itu sudah menjadi kewajiban
pemerintah agarmengalokasikan dana perlindungan khusus untuk masyarakat yang
pendapatannya menurun akibat covid-19.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian diatas, maka penulis dapat memberikan
saran sebagai berikut:
1. Untuk masyarakat agar sadar dan paham bahwa dampak covid-19, sangat
berbahaya untuk kesehatan manusia, maka masyarakat harus tertib dan mengikuti
kebijakan dari pemerintah dengan cara mengikuti 3m protokol dengan baik, agar
menyelamatkan diri sendiri, keluarga dan menyelamatkan orang lain, agar covid-19 ini
akan cepat berakhir.
2. Untuk siswa agar mampu menjelih dalam melihat masalah ini dengan
memahamkan masyarakat untuk hidup baru, memulai segalanya dari awal, lebih peduli,
lebih serius menangani dan menanggapi hal-hal kecil atau sepele, tidak meremehkan
informasi dan berita yang beredar, tetap waspada, jaga diri sendiri, ikuti protokol dan
ikuti saran dan prasarana di situasi dan kondisi pandemik virus corona, tetap lakukan
kegiatan sehari-hari namun tetap hati-hati dan untuk kedepanya masyarakat semua bisa
beradaptasi dengan apa yang terjadi sekarang di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Adhinegara Bhima Yudhistra 2020 Detik Finance.com,
Dampak Ekonomi Jakarta, Pt Pustaaka Abadi Bangsa, brand Republika Penerbit

Bayong Tjasyono, 2020, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Buana Dian Riska Psikology, National ,, 2019 adalah mahasiswi Ph. Dpada Fakultas

Dahlan- Albarry Plia A, Partanto M. Surabaya, Ghalia Indonesia 1994, Kamus Ilmiah Popoler,
Farida Rohmah dan Husni Awali, 2020,

Urgensi Pemanfaatan E- marketing pada keberlangsungan UMKM di kota Pekalongan di Tengah


Dampak COVID-19,

(Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Volume 2 Nomor 2, Januari-Juni,)

Pt Publishing dan Printing Solutions Hanafi Hassan, 2003 Dari Akida Ke Revolusi Sikap Kita
Terhadap Tradisi Hasan Iqbal, 2012,
Pokok-pokok Materi Metodologi Dan Aplikasinya, Bogor: Pt Ibrahim Malik Abdul, 2020,

Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian dan Kebijakan Pemerintah Indonesia. Jakarta,Pt


Media Nusa Creative Jakarta Pt Puslitbang Komonikasi), Jakarta: Pt Rajawali Lama, Jakarta Pt
Dian Rkyat Nanang, Martono.

2014 Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif, INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI, Nasution
S, 2014 Metode Reseach, Jakarta, Pt Bumi Aksaara Parsons Agil, Talcott,

Perubahan Sosial Sebagai Alat Analisa, Jakarta PT. Raja Grafindo Parsada.

Penerbit Arkola Posmodernisme, dan nial ta Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, Prayoga Imam
Surya 2001.

Metodologi Penelitian Sosial Agama Bandung: Pt Kementerian Dalam Negeri Republik


Indonesia Putri Ririn Noviyanti, 2020 Indonesia dalam Menghadapai Pandemik Covid-19,
Jakarta, Pt Buku Kompas Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai