MPKT B-29/K.201
KELOMPOK : HG 06
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NDONESIA
2019
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
C Hipotesis ..................................................................................... 3
B Penyebab Stunting.................................................................... 5
C Dampak Stunting...................................................................... 6
A Kesimpulan .............................................................................. 10
B Saran ...................................................................................... 10
C Ucapan Terimakasih................................................................. 10
i
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis masalah yang ada pada wacana PBL-2
dan mencari solusi terbaik dari hasil diskusi kelompok home group. Latar belakang
dari penelitian ini yaitu permasalahan stunting yang ada di Indonesia. Penulis
mengajukan 2 buah hippotesis yang kedua-duanya bisa dibuktikan. Penulis juga
memberikan tiga buah solusi dan menentukan satu solusi utama yaitu berusaha
memperbaiki kebutuhan ekonomi masyarakat menengah ke bawah untuk memenuhi
kebutuhan gizi mereka.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu lama. Hal ini terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat
saat anak berusia dua tahun. Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai
persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus (stunting
sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan
anak keluaran WHO. Stunting diakibatkan oleh banyak faktor, seperti ekonomi
keluarga, penyakit atau infeksi yg berkali-kali. Kondisi lingkungan, baik itu polusi
udara, air bersih bisa juga mempengaruhi stunting. Tidak jarang pula masalah non
kesehatan menjadi akar dari masalah stunting, seperti masalah ekonomi, politik,
sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, serta masalah
degradasi lingkungan.
Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting sebagai
upaya agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan
maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk
belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. Stunting bukan
hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga
terganggu perkembangan otaknya, yang tentunya sangat mempengaruhi kemampuan
dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif. Gejala
yang ditimbulkan akibat stunting antara lain anak berbadan lebih pendek untuk anak
seusianya, proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil
1
untuk usianya, berat badan rendah untuk anak seusianya dan pertumbuhan tulang
tertunda.
Proses stunting sebenarnya kronis. Dalam mengatasi stunting, perlu peran dari
semua sektor dan tatanan masyarakat. Pada 1000 hari pertama kehidupan harus dijaga
baik nutrisi maupun faktor di luar itu yang mempengaruhi stunting. Seribu hari
pertama kehidupan adalah pembuahan/hamil ditambah usia 2 tahun balita. Saat itulah
stunting harus dicegah dengan pemenuhan nutrisi dan lain-lain. Jika memang ada
faktor yang tidak baik yang bisa mengakibatkan stunting, di 1000 hari pertama itulah
semua dapat diperbaiki. Pola hidup sehat, terutama kualitas gizi dalam makanan perlu
diperhatikan dengan menerapkan konsep setengah piring diisi oleh sayur dan buah,
setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan
proporsi lebih banyak daripada karbohidrat. Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku,
terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi
dan balita. Edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal
bakal keluarga, hingga para calon ibu dalam memahami kebutuhan gizi saat hamil
juga penting untuk disosialisasikan. Selain itu, edukasi tentang persalinan yang aman
di fasilitas kesehatan, serta pentingnya melakukan inisiasi menyusu dini (IMD)
hingga pemberian colostrum air susu ibu (ASI) juga wajib disosialisasikan. Akses
terhadap sanitasi dan air bersih yang mudah dapat menghindarkan anak pada risiko
ancaman penyakit infeksi. Untuk itu, perlu membiasakan cuci tangan pakai sabun dan
air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan. Hal lain yang juga perlu
diperhatikan adalah berikanlah hak anak mendapatkan kekebalan dari penyakit
berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan dan keamanannya oleh
pemerintah.
B. Rumusan Masalah
2
4. Bagaimana kemiskinan menyebabkan stunting?
C. Hipotesis
1. Penyebab utama stunting adalah permasalahan ekonomi di berbagai
daerah.
2. Lalainya masyarakat menyadari seberapa pentingnya pemenuhan
kebutuhan gizi juga menjadi penyebab lain dari stunting.
D. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui penyebab dari stunting
2. Mengetahui dampak dari stunting
3. Mengetahui solusi paling efektif untuk stunting yang terjadi di Indonesia
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Stunting, adalah salah satu masalah kesehatan yang perlu menjadi sorotan.
Seorang anak dinyatakan stunting ketika tinggi badannya lima persen di bawah acuan
normal. Angka stunting di Indonesia masih masuk kategori sangat tinggi yaitu 27.67
persen, karena menurut ambang batas standar WHO 20 persen. Selanjutnya, Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melaporkan 510 dari 516 kabupaten/kota di
Indonesia, termasuk DKI Jakarta mempunyai masalah ini. Faktor utama penyebab
stunting di Indonesia adalah buruknya asupan gizi sejak janin masih dalam
kandungan (masa hamil), baru lahir, sampai anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi
pada dua tahun pertama kehidupan dapat menyebabkan kerusakan otak yang tidak
dapat lagi diperbaiki, sehingga mengganggu kecerdasannya di masa depan, yang
berakibat pada kemiskinan. WHO telah menetapkan Indonesia sebagai Negara
dengan status gizi buruk. Di Wamena baru-baru ini juga ditetapkan Kejadian luar
biasa (KLB) gizi buruk yang sudah memakan korban jiwa. WHO menjadikan
stunting sebagai fokus Global Nutrition Targets untuk 2025, juga Sustainable
Development Goals (SDGs) untuk 2030, sehingga mencegah stunting sangat penting
untuk mencapai SDM Indonesia yang berkualitas dan pertumbuhan ekonomi yang
merata, serta memutus rantai kemiskinan antargenerasi. berupa perbaikan layanan
kesehatan dasar, seperti akses air bersih dan sanitasi dan yang berkaitan dengan
lingkungan. Jadi, masalah gizi adalah persoalan mendesak yang harus segera diatasi
di negeri "gemah ripah loh jinawi" ini karena bila terlambat menanganinya bisa
4
membawa dampak yang jauh lebih parah dari sekadar bencana banjir dan tanah
longsor. Sejauh ini pemerintah telah melaksanakan sejumlah program perbaikan gizi,
dan program perbaikan sanitasi maupun MCK, juga program bagaimana prilaku
hidup sehat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang dilakukan
terintegrasi oleh semua kementerian/lembaga, mulai dari literasi tentang kesehatan,
pendidikan, infrastruktur, pasokan makanan, gerakan makan ikan, dan lain-lain.
B. Penyebab Stunting
5
antiseptik dan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan cara
terbaik untuk mencegah stunting
C. Dampak Stunting
Permasalahan stunting tentunya bukan lagi masalah kecil di dunia, banyak negara
berkembang di dunia yang berupaya untuk menurunkan angka stunting. Berikut
beberapa dampak stunting :
6
mengalami kurang gizi, gizi buruk, dan stunting besar dalam suatu negara,
maka akan berdampak pula pada proporsi kualitas sumber daya manusia yang
akan dihasilkan. Artinya, besarnya masalah stunting pada anak hari ini akan
berdampak pada kualitas bangsa masa depan.
7
terganggu, dan pembentukan jaringan lemak tubuh (lipogenesis) juga lebih
mudah. Dengan demikian, kondisi stunting juga berperan dalam
meningkatkan beban gizi ganda terhadap peningkatan penyakit kronis di masa
depan.
D. Solusi Stunting
8
yang harus dilakukan adalah pemenuhan kebutuhan gizi bagi ibu hamil, perbaikan
sanitasi dan kebersihan lingkungan sekitar, dan pembekalan pengetahuan bagi ibu
hamil tentang pola pengasuhan yang baik.
Dari kedua solusi yang ditawarkan kelompok kami memilih solusi berupa
solusi dari bidang ekonomi karena setelah diskusi lebih lanjut, meskipun solusi ini
merupakan solusi jangka panjang dan butuh waktu untuk mencapai hasilnya tetapi
permasalahan pokok yang menjadi penyebab stunting di negara berkembang
adalah faktor ekonomi.
9
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Ucapan Terimakasih
10
Puji dan syukur selalu tercurah kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
pertolongannya dalam penyelesaian makalah ini, juga ucapan terimakasih tak lupa
disampaikan kepada Bapak Sakti Nugroho S.S., M.Pd. selaku dosen mata kuliah
MPKT B-29 juga kepada teman-teman home group 6 yang sudah berkontibusi dalam
penyusunan makalah ini.
D. Daftar Pustaka
http://digilib.unisayogya.ac.id/2461/1/naskah%20publikasi.pdf
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Al-Sihah/article/viewFile/1978/1910
https://sardjito.co.id/2019/07/22/kenali-penyebab-stunting-anak/
https://health.detik.com/ibu-dan-anak/d-3171188/sanitasi-lingkungan-yang-baik-
bantu-kurangi-jumlah-stunting
11