Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“STUNTING ”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi Kesehatan Masyarakat

Dosen Pengampu Mata Kuliah; Andi Sani Silwanah, SKM.,M.Kes.

Disusun Oleh:
Kelompok 3

Khofidhoh (22203052)
Rajiba Putri Nandita (22203063)
Andi Siti Khadijah (22203088)
Angel S T Dewanto (22203039)
Mirna Heti Dimuk (22203057)
Andi Riska Julianti -
Diah Ayu Alvyaningsih -

KELAS B
KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena berkat
limpahan Rahmat, hidayah dn inayah-nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat padawaktunya. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah dasar ilmu
kesehatan masyaraat tentang “Kasus Stunting pada Gizi Kesehatan Masyarakat”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan sebaik-baiknya. Penulis juga sampaikan
terimakasih kepada ibu A. Sani Silwanah, SKM., M. Kes. selaku dosen pengajar mata kuliah Gizi
Kesehatan Masyarakat serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Terlepas dari semua itu kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik
dari segi penyusunan kalimat ataupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima saran dan kritik dari pembca untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Makassar, 14 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH ..................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 5
1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................. 6
2.1 Pengertian Stunting .............................................................................................................. 6
2.2 Trend Prevelensi Kejadian Masalah Stanting Global dan Indonesia (2020-2023) ........... 6
a. Trend Prevelensi Kejadian Masalah Stunting Global ............................................................ 6
b. Trend Prevelensi Kejadian Masalah Stunting Indonesia ....................................................... 7
2.3 Penyebab Masalah Stunting ................................................................................................. 7
2.4 Dampak Masalah Stunting ................................................................................................... 8
a. Dampak jangka pendek: ......................................................................................................... 8
b. Dampak jangka panjang:........................................................................................................ 8
c. Dampak masalah stunting di Indonesia : ............................................................................... 8
2.5 Solusi Penanganan Masalah Stunting Global dan Indonesia ............................................ 8
a. Solusi Penanganan Masalah Stunting Global ........................................................................ 8
b. Solusi Penanganan Masalah Stunting Indonesia.................................................................... 9
2.6 Dampak Penanganan Masalah Stunting ............................................................................. 9
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 11
3.2 Saran .................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2030, dimana angkatan usia produktif
akan mendominasi populasi penduduk dan menjadi penyangga perekonomian. Bonus
demografi yang akan dimiliki Indonesia yaitu angkatan usia produktif ( 15-64 tahun) yang di
prediksi mencapai 68% dari total populasi dan angkatan tua ( 65 ke atas ) sekitar 9%. Tahun
2017, Indek Pembangunan Manusia ( IPM ) sebesar 70,81 atau tumbuh 0,90 persen disbanding
tahun 2016.
Plt. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan
Informatika Rosarita Niken Widiastuti menegaskan pemerintah terus melakukan penurunan
prevalensi stunting atau kekurangan gizi kronik ini. Menurut Niken, penanganan stunting ini
menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia yang tengah menghadapi Bonus Demografi.
Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Indonesia sebagai negara
ketiga dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Asia pada 2017. Angkanya mencapai 36,4
persen. Namun, pada 2018, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), angkanya terus
menerus hingga 23,6 persen.
Penurununan dan angka stunting di Indonesia merupakan kabar baik, namun belum berarti
bisa membuat tenang. Karena bila merujuk pada standar WHO, batas maksimalnya adalah 20
persen atau seperlima dari jumlah total anak dan balita.
Dengan melihat beberapa fakta di atas, maka kami tertarik untuk membahas kasus standing
yang terjadi di indonesia khususnya pada tahun 2018 mengenai posisinya yang belum
memenuhi standar WHO meskipun telah mengalami peningkatan dari tahun-
tahun sebelumnya.
Sehingga dengan membawa bahasan tentang Gizi Kesehatan Masyarakat kami membuat
makalah yang berjudul "Kasus Stunting di Indonesia Ternyata Belum Menurun Sepenuhnya.

4
1.2 Rumusan Masalah
a. Pengertian Stunting
b. Trend Prevelensi Kejadian Masalah Stunting Global dan Indonesia
c. Penyebab Masalah Stunting
d. Dampak Masalah Stunting
e. Solusi Penanganan Masalah Stanting Global dan Indonesia
f. Dampak Penangan Masalah Stunting

1.3 Tujuan Masalah


a. Apa Pengertian Stunting
b. Untuk Mengetahui Trend Prevelensi Kejadian Masalah Stunting Global dan Indonesia
c. Apa Saja Penyebab Masalah Stunting
d. Untuk Mengetahui Dampak Masalah Stunting
e. Apa SajaSolusi Penanganan Masalah Stanting Global dan Indonesia
f. Untuk Mengetahui Dampak Penangan Masalah Stunting

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stunting


Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan
gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada
di bawah standar. Selanjutnya menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat
pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi
(SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat
asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000
HPK.

2.2 Trend Prevelensi Kejadian Masalah Stanting Global dan Indonesia (2020-2023)

a. Trend Prevelensi Kejadian Masalah Stunting Global


Prevalensi stunting global telah menurun sejak tahun 2012, tetapi dunia masih belum
mencapai target 2030 sebesar 13,5%. Di Indonesia, prevalensi stunting telah menurun
dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022. Pemerintah Indonesia
bertujuan untuk menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024.
Di Jawa Barat, prevalensi stunting telah menurun sebesar 4,3% pada tahun 2021.
Namun, stunting masih menjadi masalah serius di Indonesia, dan disebabkan oleh
kekurangan gizi kronis selama periode pertumbuhan anak yang kritis. Pemerintah
Indonesia telah menerapkan intervensi khusus untuk mengatasi stunting, seperti
intervensi gizi untuk ibu hamil dan anak usia 6 hingga 24 bulan.
Pemerintah juga bekerja sama dengan kementerian dan lembaga lain untuk
mengkoordinasikan upaya dalam menurunkan stunting. Target global untuk prevalensi
stunting adalah kurang dari 20% menurut WHO.

6
b. Trend Prevelensi Kejadian Masalah Stunting Indonesia
Prevalensi stunting di Indonesia telah menurun dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi
21,6% pada tahun 2022. Presiden Indonesia, Joko Widodo, telah menetapkan target
untuk menurunkan stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Prevalensi stunting di Jawa
Barat menurun sebesar 33,68% pada tahun 2021, tetapi masih ada 11 wilayah di Jawa
Barat dengan tingkat prevalensi di atas rata-rata provinsi sebesar 20,2%.
Pandemi COVID-19 telah menimbulkan tantangan bagi upaya percepatan penurunan
stunting. Wakil Presiden Indonesia, K.H. Ma'ruf Amin, telah meminta penurunan 3%
prevalensi stunting pada tahun 2022 melalui intervensi yang spesifik dan terarah,
didukung oleh data target yang lebih baik dan terintegrasi.
Dengan demikian, prevalensi stunting di Indonesia telah mengalami penurunan dari
tahun 2021 hingga 2022. Namun, masih diperlukan upaya yang lebih besar untuk
mencapai target yang telah ditetapkan oleh Presiden Indonesia pada tahun 2024.

2.3 Penyebab Masalah Stunting


Beberapa penyebab utama stunting antara lain kurangnya nutrisi selama kehamilan
dan menyusui, kualitas dan kuantitas makanan pendamping yang buruk, kesehatan dan
nutrisi ibu yang buruk, sanitasi dan kebersihan yang tidak memadai, infeksi selama
kehamilan dan masa kanak-kanak awal, akses yang tidak memadai ke layanan kesehatan,
praktik pengasuhan yang buruk, dan kemiskinan.
Stunting dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan
perkembangan otak, sistem kekebalan tubuh yang melemah, dan peningkatan risiko
penyakit kronis seperti diabetes, obesitas, dan penyakit jantung.
Untuk mencegah stunting, penting untuk memastikan nutrisi yang cukup selama
kehamilan dan menyusui, memberikan makanan pendamping yang berkualitas tinggi,
meningkatkan kesehatan dan nutrisi ibu, dan mempromosikan praktik sanitasi dan
kebersihan yang baik

7
2.4 Dampak Masalah Stunting
Stunting dapat memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang pada anak.
Berikut adalah beberapa dampak stunting pada anak yang perlu diwaspadai:

a. Dampak jangka pendek:

1) Gangguan kognitif dan kesulitan belajar


2) Rentan terhadap penyakit tidak menular seperti obesitas, penyakit jantung, dan
hipertensi
3) Imunitas yang lebih rendah
4) Hilangnya produktivitas

b. Dampak jangka panjang:

1) Keterbelakangan mental dan rendahnya kemampuan belajar


2) Risiko serangan penyakit degeneratif seperti kanker, diabetes, dan obesitas
3) Pertumbuhan fisik yang terhambat

c. Dampak masalah stunting di Indonesia :

1) Dampak kesehatan :
a) Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus), hambatan
perkembangan kognitif dan motoric.
b) Gangguan metabolik pada saat dewasa → risiko penyakit tidak menular
(diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, dan lain sebagainya).
2) Dampak ekonomi :
a) Berpotensi menimbulkan kerugian setiap tahunnya : 2-3 %

2.5 Solusi Penanganan Masalah Stunting Global dan Indonesia


Solusi penanganan masalah stunting dalam ruang lingkup global dan Indonesia
meliputi:

a. Solusi Penanganan Masalah Stunting Global

1) Meningkatkan akses terhadap sumber daya dan layanan kesehatan dan gizi yang
berkualitas

8
2) Meningkatkan pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nutrisi
yang seimbang dan praktik sanitasi yang baik
3) Meningkatkan kerja sama antar negara dan organisasi internasional dalam upaya
pencegahan dan penanganan stunting

b. Solusi Penanganan Masalah Stunting Indonesia

1) Menerapkan strategi nasional untuk mempercepat pencegahan stunting yang


melibatkan 23 kementerian dan anggaran sekitar $3,9 miliar per tahun
2) Meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan dan gizi yang berkualitas,
terutama bagi keluarga dengan anak usia di bawah dua tahun
3) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nutrisi yang seimbang
dan praktik sanitasi yang baik
4) Meningkatkan kualitas dan kuantitas makanan pendamping yang diberikan
kepada anak
5) Meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang memadai
6) Meningkatkan ketersediaan dan kualitas layanan kesehatan dan gizi di tingkat
desa
Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk menangani masalah stunting,
termasuk melalui strategi nasional untuk mempercepat pencegahan stunting dan
meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan dan gizi yang berkualitas. Namun, masih
banyak yang perlu dilakukan untuk mencapai target penurunan angka stunting yang lebih
rendah. Upaya pencegahan dan penanganan stunting memerlukan kerja sama antar sektor
dan partisipasi aktif Masyarakat.

2.6 Dampak Penanganan Masalah Stunting


Penanganan masalah stunting dapat memberikan dampak positif bagi anak, baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut adalah beberapa dampak penanganan
masalah stunting:
a) Meningkatkan kualitas hidup anak
b) Meningkatkan kemampuan belajar dan kognitif anak
c) Meningkatkan kemampuan belajar dan kognitif anak

9
d) Meningkatkan produktivitas dan kualitas sumber daya manusia di masa depan
e) Mengurangi risiko penyakit degeneratif seperti diabetes, obesitas, dan penyakit jantung
f) Meningkatkan pertumbuhan fisik anak

Penanganan masalah stunting dapat memberikan dampak positif bagi anak, seperti
meningkatkan kualitas hidup, kemampuan belajar, dan daya tahan tubuh anak. Selain itu,
penanganan stunting juga dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas sumber daya
manusia di masa depan. Dalam jangka panjang, penanganan stunting dapat mengurangi risiko
penyakit degeneratif seperti diabetes, obesitas, dan penyakit jantung. Penanganan stunting
juga dapat meningkatkan pertumbuhan fisik anak. Oleh karena itu, penanganan stunting harus
dilakukan sejak dini dengan memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, memberikan makanan
pendamping yang berkualitas tinggi, meningkatkan kesehatan dan nutrisi ibu, dan
mempromosikan praktik sanitasi dan kebersihan yang baik.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan beberapa sumber yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa stunting
merupakan masalah kesehatan global yang terjadi pada anak-anak. Prevalensi stunting di
Indonesia masih cukup tinggi, meskipun telah dilakukan upaya pencegahan dan penanganan.
Stunting dapat menyebabkan berbagai dampak negatif pada anak, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan dan penanganan
stunting yang komprehensif, meliputi peningkatan akses terhadap layanan kesehatan dan gizi
yang berkualitas, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nutrisi yang
seimbang dan praktik sanitasi yang baik, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas makanan
pendamping yang diberikan kepada anak. Selain itu, penanganan stunting juga dapat
memberikan dampak positif bagi anak, seperti meningkatkan kualitas hidup, kemampuan
belajar, dan daya tahan tubuh anak, serta meningkatkan produktivitas dan kualitas sumber daya
manusia di masa depan.

3.2 Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan untuk penanganan masalah stunting dalam ruang
lingkup global dan Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Global
1) Meningkatkan kerja sama antar negara dan organisasi internasional dalam upaya
pencegahan dan penanganan stunting.
2) Meningkatkan akses terhadap sumber daya dan layanan kesehatan dan gizi yang
berkualitas.
3) Meningkatkan pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nutrisi yang
seimbang dan praktik sanitasi yang baik.

11
b. Indonesia
1) Menerapkan strategi nasional untuk mempercepat pencegahan stunting yang
melibatkan 23 kementerian dan anggaran sekitar $3,9 miliar per tahun.
2) Meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan dan gizi yang berkualitas, terutama
bagi keluarga dengan anak usia di bawah dua tahun.
3) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nutrisi yang seimbang dan
praktik sanitasi yang baik.
4) Meningkatkan kualitas dan kuantitas makanan pendamping yang diberikan kepada
anak.
5) Meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang memadai.
6) Meningkatkan ketersediaan dan kualitas layanan kesehatan dan gizi di tingkat desa.
Upaya pencegahan dan penanganan stunting memerlukan kerja sama antar sektor dan
partisipasi aktif masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya sinergi antara pemerintah,
masyarakat, dan sektor swasta dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting. Selain itu,
perlu adanya pengawasan dan evaluasi secara berkala terhadap program-program yang telah
dilaksanakan untuk memastikan keberhasilannya. Dengan adanya upaya pencegahan dan
penanganan stunting yang komprehensif, diharapkan dapat menurunkan angka stunting di
Indonesia dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa depan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Gressdilla Geovani Pottera. (2020, januari 19). Masalah Stanting di Indonesia . Diakses pada
14 Oktober 2023 melaluihttps://www.studocu.com/id/document/universitas-
siliwangi/kesehatan-masyarakat/makalah-stunting-revisi/7743809
dr. Desi Fajar Susanti, M.Sc, Sp.A K ( 2022, Agustus 26 ) Mengenal Apa Itu Stunting.
Diakses pada 14 Oktober 2023 melalui
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1388/mengenal-apa-itu-stunting
Lubuksikaping ( 2021, Maret 16 ). Stunting, penyebab, dan upaya penanganannya. Diakses
pada 14 Oktober 2023 melalui
https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/lubuksikaping/id/data-publikasi/artikel/3012-
stunting,-apa,-penyebab-dan-upaya-
penanganannya.html#:~:text=SD%20(severely%20stunted).,jangka%20pendek%20
maupun%20jangka%20panjang

13

Anda mungkin juga menyukai