Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

KARYA TULIS ILMIAH POPULER

Oleh
MELINDA CHRISTINE PUSPITA DEWI
2007010193

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan penyertaan-Nya,
saya dapat menyelesaikan tugas “Karya Ilmiah Populer’ ini tepat waktu tanpa
adanya kendala. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih banyak pada orang
tua saya yang telah memberikan dukungan, baik secara material maupun secara
mental, sehingga tugas ini dapat dikerjakan dengan lancar. Terima kasih juga
kepada semua pihak yang telah membantu menemukan bahan-bahan yang
diperlukan dalam tugas ini. Tugas “Karya Ilmiah Populer” ini bertujuan untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh ibu Ruth Riwu, S.KM., MPH selaku dosen
Bahasa Indonesia di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana.
Tugas “Karya Ilimiah Populer” ini berisi contoh-contoh karya ilmiah
populer (tajuk rencana, esai, pikiran pembaca, dan ulasan), serta bahasan untuk
setiap contoh karya ilmiah populer tersebut. Saya menyadari betul bahwa tugas ini
masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya memohon maaf jika terdapat
kesalahan penulisan gelar dan penulisan yang tidak sesuai dengan kaidah
kebahasaan. Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan
saya dalam mengerjakan tugas seperti ini selanjutnya.

Kupang, 8 November 2020

Melinda Christine Puspita Dewi

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
A. TAJUK RENCANA 1
1. Contoh Tajuk Rencana I 1
2. Contoh Tajuk Rencana II 3
3. Contoh Tajuk Rencana III5
B. ESAI 7
1. Contoh Esai I 7
2. Contoh Esai II 9
3. Contoh Esai III 11
C. PIKIRAN PEMBACA 13
1. Contoh Pikiran Pembaca I 13
2. Contoh Pikiran Pembaca II 15
3. Contoh Pikiran Pembaca III 17
D. ULASAN 19
1. Contoh Ulasan I 19
2. Contoh Ulasan II 21
3. Contoh Ulasan III 23
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................

iii
Tajuk rencana berjudul “Masih Kurang Sosialisasi” di atas dimuat dalam
surat kabar Pos Kupang edisi 14 April 2020. Tajuk rencana ini membahas
mengenai kekuatiran dan ketakutan masyarakat terhadap covid-19 yang belum
juga berakhir. Kekuatiran tersebut semakin bertambah akibat berita-berita tentang
penyebaran covid-19 yang sangat cepat dan semakin luas yang dipublikasikan
secara resmi, maupun informasi-informasi yang diposting di media sosial.
Masyarakat menjadi sangat ketakutan jika terinfeksi covid-19 yang telah
membunuh ratusan ribu jiwa di seluruh dunia tersebut.
Penulis membahas masalah mengenai masyarakat NTT di beberapa lokasi
yang melakukan aksi penolakan adanya lokasi karantina di daerah mereka, yaitu
di Maumere, Ruteng, dan Kabupaten Lembata. Penulis mengangkat masalah
penolakan masyarakat Lembata untuk menjadikan Puskesmas Lewoleba menjadi
pusat karantina. Penolakan tersebut merupakan akibat dari ketakutan masyarakat
yang berlebihan. Ketakutan masyarakat yang berlebihan ini timbul akibat
kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah, sehingga masyarakat
menjadi kurang memahami upaya yang harus dilakukan untuk menghindari
infeksi virus corona. Kemudahan untuk mengakses informasi juga menjadi faktor
lain semakin bertambahnya ketakutan masyarakat. Perkembangan informasi
palsu/dilebih-lebihkan (berita hoax) berpengaruh sangat besar bagi masyarakat.
Oleh karena itu, dalam tajuk rencana ini juga penulis memberi saran agar
pemerintah semakin gencar memberi sosialisasi kepada masyakat, karena melalui
sosialisasi, masyarakat dapat memperoleh informasi yang benar tentang bahaya
covid-19 dan upaya untuk menghindari infeksi virus ini. Dengan demikian,
masyarakat dapat selalu waspada dan tidak memiliki ketakutan yang berlebihan.
Selain itu, penulis juga menyarankan untuk dalam sosialisasi tersebut, masyarakat
diarakan untuk dapat lebih selektif dalam memilih berita akan dibaca. Pemerintah
harus mengarahkan masyarakat untuk mengikuti perkembangan informasi
mengenai covid-19 melalui jalur informasi resmi yang disampaikan pemerintah.
Penulis mengatakan ketakutan masyarakat yang sangat besar (berlebihan) ini
dapat memudahkan masyarakat terserang covid-19, karena ketakutan yang
berlebih yang menyebabkan imun tubuh menurun.
Melihat dari kasus yang terjadi di Lewoleba, maka tajuk rencana ini
bertujuan untuk memberi saran kepada pemerintah daerah Lembata melalui juru
bicara gugus tugas percepatan penanganan dan pencegahan covid-19 untuk lebih
memberikan edukasi atau sosialisasi kepada masyarakat, bukan saja mengenai
bahaya covid-19 dan upaya pencegahannya, tetapi juga mengenai bagaimana
masyarakat memperoleh berita/informasi yang benar tentang covid-19.

iv
v
4

Tajuk rencana berjudul “NTT Kekurangan Rapid Tes” yang ditulis oleh Tim
Redaksi Pos Kupang dan dimuat dalam koran harian Pos Kupang edisi 13 April
2020 di atas membahas mengenai ketersediaan alat rapid tes yang masih sangat
kurang di NTT. Covid-19 pertama kali masuk ke NTT pada 9 April 2020 yang
dibawa oleh orang NTT yang berasal dari perantauan baik dari daerah zona
merah maupun luar negeri. Pulangnya mereka ke NTT dikarenakan pada saat itu
NTT merupakan salah satu dari dua provinsi di Indonesia yang masih aman dari
covid-19. Mereka beranggapan bahwa mereka negatif terinfeksi covid-19, tetapi
kenyataannya tidak semua dari mereka bebas covid-19.
Penulis menyinggung pemerintah daerah Manggarai Barat, Sikka, dan
Lembata yang melakukan penutupan bandara dan pelabuhan segera setelah
mengetahui bahwa covid-19 telah masuk ke NTT. Ia memberi apresiasi atas
keputusan beberapa daerah tersebut. Namun, keputusan tersebut tidak sepenuhnya
tepat karena merasa kasihan dengan orang-orang NTT yang ingin pulang untuk
berkumpul dengan keluarga di kampung halaman mereka. Dalam tajuk rencana
ini, dikatakan bahwa salah satu cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan
melakukan pendeteksian awal melalui rapid tes. Jadi, setiap orang yang hendak
memasuki NTT harus melalui rapid tes terlebih dahulu. Sebelumnya, pemerintah
memang menyalurkan bantuan alat rapid tes sebanyak 2.400 buah, namun yang
tersisa hanya sebanyak 40 buah. Kekurangan alat rapid inilah yang menjadi
masalah utama.
Berdasarkan hal tersebut, maka tajuk rencana ini bertujuan untuk mewakili
harapan masyarakat NTT agar pemerintah melalui Tim Gugus Tugas Covid-19
segera melakukan pengadaan alat rapid tes. Tajuk rencana ini juga mengajak
masyarakat NTT untuk selalu melaksanakan protokol kesehatan dengan baik,
walaupun telah ada alat rapid dan telah sembuhnya beberapa orang terinfeksi
covid-19.
6

Seperti kedua contoh tajuk rencana sebelumnya, tajuk rencana berjudul


“Awasi Kartu Prakerja” di atas juga ditulis oleh Tim Redaksi Pos Kupang. Tajuk
rencana yang dimuat dalam koran harian Pos Kupang edisi 15 April 2020 ini
membahas mengenai pengawasan terhadap kartu prakerja. Selama masa pandemik
covid-19 ini, perekonomian masyarakat menjadi menurun. Sejauh ini, pemerintah
terus memberikan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan dalam berbagai
bentuk. Salah satunya adalah kartu prakerja. Sebelumnya, kartu prakerja juga
merupakan program yang telah direncanakan Presiden Jokowi dalam
kampanyenya pada saat pemilihan presiden lalu.
Perekonomian yang semakin menurun ini dirasakan secara nasional.
Dampak ini dirasakan oleh banyak perusahaan, sehingga mengakibatkan banyak
karyawan yang mengalami pemotongan gaji, dirumahkan, dan bahkan di-PHK.
Melihat kasus tersebut, maka kartu prakerja adalah salah satu cara pemerintah
untuk membantu para karyawan tersebut khususnya karyawan yang di-PHK. Bagi
pemegang kartu prakerja akan mendapat uang Rp 3.550.000 yang didapatkan
secara bertahap selama 4 bulan. Namun sebelum itu, para pemegang kartu ini
diwajibkan untuk mengikuti pelatihan yang disediakan pemerintah dalam program
tersebut paling lambat satu bulan setelah ditetapkan sebagai peserta. Pelatihan ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan/keterampilan masyarakat sehingga
nantinya masyarakat dapat membuat lapangan kerjanya sendiri.
Sama halnya dengan berbagai bantuan lain yang disediakan pemerintah,
Program Kartu Prakerja juga memerlukan pengawasan dalam pelaksanaannya.
Pengawasan ini bertujuan agar program tersebut tepat sasaran.
Tajuk rencana ini bertujuan menghimbau pemerintah untuk melakukan
pengawasan yang ketat, karena melihat dari sebagian bantuan/program bantuan
pemerintah sebelumnya yang awalnya ditujukan untuk masyarakat miskin atau
yang membutuhkan, namun pada operasionalnya tidak seperti rencana awalnya.
Banyak orang yang tidak layak untuk menerima bantuan tersebut, malah
menerimanya, sedangkan orang-orang miskin tidak mendapatkannya sama sekali.
Selain pemerintah, andil masyarakat juga sangat dibutuhkan demi kesuksesan
program tersebut. Tidak hanya pengawasan, tetapi juga diharapkan untuk lebih
sadar dengan keadaannya masing-masing, sehingga bukan saja program Kartu
Prakerja, tetapi juga program-program bantuan lainnya yang diselenggarakan
pemerintah untuk masyarakat miskin dapat sukses dan tepat pada sasarannya,
serta tidak ada lagi masyarakat yang merasa diperlakukan tidak adil oleh
pemerintah.
8

Esai berjudul “Peneliti Temukan 3 Varian Virus Corona” di atas dimuat


dalam koran harian Pos Kupang edisi 16 April 2020. Esai tersebut membahas
mengenai adanya temuan baru yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas
Cambridge, Inggris dan Jerman. Penelitian yang dilakukan tersebut menemukan 3
varian berbeda dari virus corona yang kemudian disebut sebagai versi ‘A’, ‘B’,
dan ‘C’. Para peneliti tersebut menganalisis 160 genom virus corona yang berasal
dari manusia. Dari analisis tersebut, mereka berhasil memetakan jaringan genetik
virus corona yang telah menyebar di Cina dan juga Asia, lalu ke Australia, Eropa,
serta Amerika Utara.
Virus tipe I, yaitu virus versi ‘A’ merupakan yang paling dekat dengan virus
corona yang ditemukan pada kelelawar dan trenggiling. Virus ini ditemukan di
Wuhan, tetapi tidak sampai mendominasi kita. Para peneliti mengatakan bahwa
virus versi ‘A’ adalah akar dari wabah covid-19 yang sedang menyebar saat ini.
Mutase virus ini banyak ditemukan menginfeksi orang-orang Amerika yang
tinggal atau pernah tinggal di Wuhan, serta pada pasien-pasien dari Amerika
Serikat (namun sebagian besar berasal dari Pantai Barat, bukan New York) dan
Australia. Dikatakan dalam essai ini bahwa dua pertiga dari sampel pasien dari
Amerika merupakn virus versi ‘A’. Selanjutnya adalah virus tipe II yang
ditemukan adalah virus versi ‘B’. Virus ‘B’ merupakan hasil dari virus ‘A’ yang
dipisahkan oleh 2 mutasi. Virus versi ‘B’ banyak ditemukan di Wuhan dan
kawasan Asia Timur lainnya. Tidak hanya Wuhan dan kawasan Asia Timur
lainnya, virus ‘B’ juga mendominasi sebagian besar wilayah Inggris, Swiss,
Jerman, Belgia, dan Belanda. Sedangkan virus tipe III, yaitu virus versi ‘C’ yang
merupakan anakan dari virus ‘B’ ini banyak ditemukan pada pasien dari Eropa,
seperti Prancis, Italia, Swedia, dan Inggris, serta sejumlah sample pasien dari
Singapura, Korea Selatan, dan Hong Kong.
Esai inipun menjelaskan tentang mutasi virus pada virus corona jenis baru
(SARS-CoV-2). Mutasi virus ini bertujuan untuk mengatasi resistensi sistem
kekebalan virus pada populasi yang berbeda. Akibat mutasi tersebut, virus
covid19 menciptakan banyak turunan virus yang berbeda. Para peneliti
mengatakan sangat sulit melacak keluarga covid-19 secara rapi karena terlalu
banyaknya turunan yang diciptakan dari mutasi virus tersebut, sehingga mereka
menggunakan algoritma matematika. Penggunaan teknik ini bertujuan untuk
memvisualisasikan silsilah atau urutan keturunan virus ini agar dapat mengetahui
asal mula virus tersebut. Dr. Peter Forster, ahli genetika dari Universitas
Cambridge mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya mereka menggunakan
teknik algoritma matematika untuk mengetahui pergerakan/alur infeksi sebuah
virus, dan hal itu digunakan pada virus SARS-CoV-2 yang berarti virus ini
merupakan virus yang luar biasa sulit.
10

Contoh esai kedua berjudul “Xeroftalmia, Penyakit Kebutaan pada Anak” di


atas dimuat pada surat kabar harian, Bali Post Edisi 20 April 2020. Esai ini ditulis
oleh dr. Stephanie Aurelia Santoso. Dalam esai tersebut, membahas mengenai
penyebab xeroftalmia dan bentuk pencegahannya.
Kurangnya vitamin A memberi dampak salah satunya kelainan mata yang
pada umumnya terjadi pada anak berusia 6 bulan – 4 tahun. Kelainan ini disebut
Xeroftalmia. Masalah kurangnya vitamin A merupakan kasus yang telah tersebar
di seluruh dunia, khususnya negara-negara berkembang, sehingga menjadi
penyebab utama kebutaan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Kurang vitamin A memengaruhi sintesis glikoprotein dan sintesis RNA pada sel
epitel konjungtiva dan kornea. Disebutkan juga faktor yang berperan pada
defisiensi (kekurangan) vitamin A, yaitu umur, asupan gizi yang kurang, infeksi
yang baru terjadi, serta status sosio-ekonomi yang rendah.
Esai ini menjelaskan faktor penyebab utama penyebab Xeroftalmia atau
kurangnya vitamin A, di antaranya adalah faktor individu, keluarga, dan sosial
budaya. Riwayat kelahiran dan tumbuh kembang anak, faktor pendidikan dan
pekerjaan, dan akses dalam mendapatakan pelayanan kesehatan juga sangat
penting untuk diperhatikan. Adapun solusi pencegahan Xeroftalmia, yaitu dengan
memberikan kapsul vitamin A dua kali setahun pada bulan Februari dan Agustus.
Kapsul ini diberikan berdasarkan umur. Anak berumur 6-11 bulan menerima
kapsul berwarna merah dengan dosis 100.000 IU, sedangkan anak usia 12-59
bulan menerima kapsul biru dengan dosis 200.000 IU, pada hari pertama, kedua,
dan keempat belas. dr. Stephanie juga mengatakan perbaikan status gizi harus
diperhatikan. Selain itu, pendeteksian dini menjadi kunci utama dalam mengatasi
kasus ini.
12

Esai yang terakhir berjudul “Efek Negatif Jadi Orang Tua Perfeksionis” di
atas dimuat dalam surat kabar harian Tribun Bali edisi 5 November 2020. Esai ini
mengangkat permasalahan tentang perfeksionis orang tua pada anak. Dalam esai
tersebut dijelaskan faktor yang menyebabkan adanya sikap perfeksionis tersebut
dan dampak yang ditimbulkannya. Perfektionis ini merupakan sikap orang tua
yang menginginkan anaknya untuk mencapai kesuksesan atau target yang telah
ditentukan orang tua pada anak mereka. Sebenarnya, menginginkan kesuksesan
anak tidaklah salah, namun akan menjadi salah ketika keinginan tersebut membuat
orang tua berambisi pada kesuksesan anak mereka. Ambisi yang berlebihan akan
membuat orang tua menginginkan anaknya untuk hidup sesuai dengan yang orang
tua inginkan tanpa ada kesalahan apapun. Tentunya hal tersebut dapat
mengganggu kesehatan anak, serta perkembangan psikologi dan akademik anak.
Profesor Chris Segrin melakukan riset dan menemukan bahwa pola asuh orang tua
yang seperti ini dapat mengarah pada helicopter parenting. Helicopter parenting
adalah pola asuh orang tua yang selalu mengendalikan anaknya dalam melakukan
apapun atau dengan kata lain anak tidak diberikan kebebasan sama sekali. Orang
tua mengira diri mereka adalah yang paling benar. Namun pola asuh tersebut akan
menyebabkan hubungan orang tua dan anak menjadi rusak. Pola asuh seperti ini
awalnya ketika anak masih kecil memang tidak akan membawa dampak buruk,
tetapi lain halnya ketika anak telah beranjak dewasa dimana mereka mulai bisa
memutuskan keputusaknnya sendiri. Bukan hanya hubungan orang tua menjadi
rusak, tetapi juga anak tidak memiliki kesempatan belajar untuk memutuskan
keputusan yang dirasa terbaik bagi anak.
Kesalahan pola asuh ini dikatakan dalam esai ini disebabkan oleh adanya
kecemasan orang tua terhadap anaknya. Kecemasan ini timbul karena kesalahan
yang pernah dilakukan orang tua di masa lalu. Orang tua tidak ingin anaknya
melakukan kesalahan yang sama dengan yang dilakukannya. Tentunya hal
tersebut tidaklah salah karena merupakan bentuk kepedulian orang tua, tetapi
kecemasan orang tua ini terlalu berlebihan. Terlalu besarnya kekhawatiran orang
tua pada anak membuat orang tua langsung berpikir hal yang buruk pada anaknya
padahal hal tersebut sebenarnya tidak/belum terjadi. Ini yang membuat anak
menjadi tidak nyaman karena selalu dikontrol oleh orang tua.
14

Contoh pikiran pembaca pertama yang saya temukan adalah dari Ni


Made Pertiwi. Pikiran pembaca ini dimuat dalam koran harian Bali Post
edisi 3 Agustus 2020. Dalam pikiran pembaca berjudul “Mungkinkah
Kembali ke Era Normal Lama?” ini, Ni Made Pertiwi membahas mengenai
pandemik covid-19 di Bali. Ia memberi himbauan kepada masyarakat
lainnya untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dan selalu hati-hati dalam
melakukan kegiatan sehari-sehari.
Tidak hanya memberi himbauan pada masyarakat, Ni Made Pertiwi melalui
pikiran pembaca ini bertanya kepada pemerintah. Ia bertanya mengenai apakah
ada kemungkinan untuk dapat kembali menjalani hidup normal seperti
sebelumnya (sebelum pandemi covid-19), serta tindakan apa yang harus dilakukan
jika kemungkinan tersebut terjadi. Ia juga menyinggung sebagian masyarakat
yang masih belum sadar akan pentingnya menggunakan masker dalam masa
pandemik ini. Menurutnya, menjalani hidup dalam tatanan era baru yang mana
harus tetap melakukan pembatasan interaksi akan tetap menimbulkan rasa takut
(was-was) pada masyarakat. Ia berkata bahwa memang setiap interaksi tersebut
sudah dibatas, namun hal tersebut juga tidak menutup kemungkinan untuk tetap
menularkan virus covid-19.
Sebenarnya, menggunakan masker adalah protokol kesehatan yang paling
sederhana dan gampang, namun sebagian orang merasa bahwa dirinya telah aman
dari virus corona sehingga tidak perlu lagi menggunakan masker. Maka dari itu,
Ni Made Pertiwi menyampaikan harapannya pada pemerintah untuk bersikap
lebih tegas terhadap setiap masyarakat yang mengabaikan kewajiban untuk
menggunakan masker karena hal tersebut bukan hanya merugikan diri sendiri,
tetapi juga sangat merugikan orang lain.
16

Pikiran pembaca berjudul “Kantor Bupati Ende Retak dan Keropos” di atas
ditulis oleh Emanuela L. Pikiran pembaca tersebut dimuat dalam koran harian Pos
Kupang edisi 16 April 2020. Emanuela berbicara mengenai gedung kantor bupati
Ende yang telah rusak. Ia mengatakan bahwa gedung tersebut merupakan salah
satu ikon Kota Ende.
Gedung kantor bupati Ende merupakan bangunan terdiri dari 3 bangunan
utama dan berdiri megah di tengah Kota Ende. Setiap harinya gedung tersebut
tidak pernah kosong. Cukup banyak warga yang datang untuk mengurus berbagai
keperluannya, baik bertemu dengan pejabat maupun mengurus administrasi
lainnya. Menurut Emanela, kerusakan pada gedung tersebut akan mengganggu
berbagai aktivitas tersebut, sekaligus merusak pemandangan gedung.
Emanuela menyampaikan kerusakan pada gedung tersebut dapat dilihat
pada bagian dalam gedung. Sejumlah plafon di beberapa tempat, seperti toilet pria
dan beberapa tempat lain di gedung utama, sudah keropos dan meninggalkan
bolong-bolong di langit-langit gedung kantor ini. Hal ini tentunya meresahkan
pengunjung kantor. Pengunjung kantor harus selalu waspada akibat takut plafon
tersebut rubuh. Tidak hanya plafon, dinding gedung juga sudah banyak yang retak
dan catnya sudah mulai terkelupas, terlihat di ruangan tunggu Asisten 1 dan
beberapa ruangan di gedung utama yang merupakan tempat kerja Bupati.
Melalui pikiran pembaca ini, Emanuela menyampaikan harapannya pada
pemerintah daerah Ende agar dapat melakukan perbaikan pada gedung tersebut.
Namun, ia mengerti bahwa saat ini dunia masih dilanda oleh pandemi covid-19. Ia
sadar bahwa untuk mengatasi covid-19 ini harus membutuhkan dana yang sangat
banyak, sehingga ia tidak menuntut pemerintah daerah Ende untuk segera
melakukan perbaikan, tetapi ia berharap pemerintah akan tetap mengingat untuk
memperbaiki gedung kantor tersebut segera sesudah dunia kembali normal atau
pandemi covid-19 telah selesai.
18

Pikiran pembaca berjudul “Listrik Sering Padam di Wilayah Wolomeze” di


atas ditulis oleh Cristianus M. Jawa. Pikiran pembaca ini dimuat dalam koran
harian Pos Kupang edisi 14 April 2020. Cristianus menuangkan keluh kesahnya
ke dalam pikiran pembaca ini. Ia mengeluh mengenai listrik di desa Mai Nai yang
sering padam dan berlangsung berjam-jam tanpa adanya inforrmasi atau
pemberitahuan terlebih dahulu. Cristianus mengatakan bahwa wilayah mereka
sangat membutuhkan listrik karena desa Mai Nai merupakan pintu masuk bagi
masyarakat wilayah Aesesa, Kabupaten Nagekeo dan terdapat pos pemantau. Hal
itu yang membuat wilayah tersebut sangat membutuhkan listrik. Begitu juga
dengan kerja gugus tugas, baik di kecamatan maupun desa yang membutuhkan
listrik khusunya dalam hal pemantauan.
Melalui tulisan tersebut, Cristianus meminta PLN untuk melakukan
pemantauan di wilayah Wolomeze. Oleh karena banyak petugas PLN yang tinggal
di luar Wolomeze, maka ia berharap agar PLN mendirikan posko dalam wilyah
Wolomeze untuk melakukan pemantauan.
20

Contoh ulasan berjudul “Pesan 3M Lewat Karya Foto” di atas dimuat dalam
koran harian Surya edisi 5 November 2020. Ulasan tersebut mengulas tentang
mahasiswa Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya yang melakukan
pameran foto keliling di sekitar kawasan Pasar Genteng. Peristiwa ini terjadi pada
Rabu, 4 November 2020. Mahasiswa-mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa
angkatan 2019 yang tergabung dalam Ciphoe (Communication Photography
Club). Pameran ini mengangkat tema 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan
pakai sabun, dan menjaga jarak. Ahmad Mukti selaku Ketua Umum Ciphoc
mengatakan bahwa ada 7 pameris dengan total 21 karya yang ikut serta dalam
pameran tersebut. Karya yang dipamerkan beragam. Ada yang memotret kegiatan
mencuci tangan, menggunakan face shield, memakai masker, berolahraga, sampai
berjabat tangan jarak jauh. Selain itu, sejumlah karya juga berisi kritik terhadap
oknum-oknum yang memanfaatkan masa pandemi ini untuk keuntungan
pribadinya. Pameran ini adalah bentuk kontribusi mereka di tengah masa pendemi
covid-19.
Pameran keliling ini tidak hanya dilakukan di kawasan Pasar Genteng, tetapi
Ciphoe juga mendatangi trotoar depan Tunjungan Plaza Surabaya dan Surabaya
Plaza (Delta). Tujuan mereka menyelenggarakan pameran tersebut adalah untuk
memberi edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengikuti protokol
kesehatan, serta cara mencegah penularan covid-19. Mengingat saat ini masih
banyak orang yang belum sadar akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan.
Setiap pameris berkeliling dengan memegang karya mereka sambil
menunjukkannya kepada masyarakat. Selain pameran, para pameris juga
membagikan masker secara cuma-cuma. Banyak masyarakat yang berantusias
mengikuti pameran keliling ini. Kegiatan ini mendapat respon yang sangat baik
dari masyarakat.
22

Contoh ulasan berjudul “Bertahan di Paris saat Pandemi” di atas dimuat


dalam koran harian Tribun Bali edisi 5 November 2020. Ulasan ini mengulas
tentang Kadek Puspasari dan Nina Hanafi. Mereka adalah orang Indonesia yang
tinggal di Prancis.
Kadek Puspasari yang berasal dari Solo ini adalah seorang seniman tari dan
salah satu pendiri Asosiasi Pantcha Indra-Paris. Ia berstatus sebagai intermittens
de spectate (status yang disandang oleh para pekerja seni di Paris). Masa pandemi
yang menyebabkan semua sektor perekonomian menurun ini membuat para
pekerja seni di Paris berdemonstrasi agar mereka bisa mendapat hak sama, yaitu
tunjangan seperti para pekerja di sektro lainnya. Kadek juga merasakan dampak
covid-19 ini. Ia kehilangan 45 projeknya dalam waktu 3 bulan masa lockdown.
Namun, ini tentunya tidak menyurutkan semangat Kadek sebagai seorang
seniman. Dalam ulasan ini dikatakan bahwa Kadek aktif dalam dunia
keseniannya. Ia juga membantu para seniman Indonesia dengan berbagi informasi
terkait seni lewat daring serta kursus tari online. Ia juga sedang menyiapkan
projek kolaborasi dengan pelukis dan pemusik Indonesia.
Selain Kadek, ada juga Nina Hanafi yang merupakan pemilik restoran
Djakarta Bali di Paris. Banyak restoran yang terpaksa harus ditutup akibat masa
pandemi ini, namun restoran Djakarta Bali adalah salah satu restoran yang masih
dapat bertahan. Nina menjelaskan bahwa selama masa lockdown, ia berpikir
bagaimana cara agar bisnis kulinernya dapat bertahan. Nina mengubah
restorannya yang semula berkonsep fine dining menjadi casual dining. Ia juga
mengurangi pegawai dari yang jumlahnya 8 menjadi hanya 4 orang. Makanan
yang dijual dibuat menjadi lebih simple dengan harga yang lebih terjangkau.
Hal yang patut dicontohi dari kedua tokoh di atas adalah bersikap optimis
dan tetap berjuang walaupun di masa tersulit sekalipun. Selain bersikap optimis,
pembaca juga diajak berpikir kreatif sehingga dapat bertahan di masa pandemi
covid-19.
24

Ulasan berjudul “Sekolah Dulu Baru Pacar” dimuat dalam surat kabar harian
Pos Kupang edisi 5 Mei 2012. Ulasan ini berisi tentang Maria Alini Deivelyne
atau yang biasa dipanggil Alin. Alin adalah seorang purnabakti paskibraka
Kabupaten Ngada angkaan 2010-2011. Ia diberi kepercayaan untuk bertugas
sebagai pembawa bendera pada upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional
(Hardiknas) tingkat Kabupaten Ngada pada tanggal 2 Mei 2012 lalu. Sebenarnya,
Alin telah lulus ketika ia dimintai untuk bertugas menjadi pembawa bendera. Ia
adalah lulusan dari SMA Regina Pacis Bajawa.
Alin merasa sangat bangga diberikan kepercayaan untuk menjalankan tugas
tersebut, walaupun ia telah lulus sekolah. Ia merasa sangat percaya diri saat itu,
terlebih lagi yang memimpin upacara adalah Bupati Ngada sendiri. Ini
membuktikan bahwa Alin adalah anak yang rajin dan penuh percaya diri. Ia
menjalankan tugasnya dengan baik tanpa ada keluhan. Dia juga merupakan anak
yang pintar dan selalu bersikap optimis. Selama sekolah, ia adalah siswa yang
aktif, baik dalam kelas maupun di luar kelas, seperti osis dan drumband. Ia pun
pernah mewakili Kabupaten Ngada dan meraih gelar kejuaraan karate tahun 2011
di Surabaya.
Dalam ulasan ini, Alin digambarkan sebagai sosok teladan. Suatu hal yang
patut dicontoh dari Alin, di samping sikap-sikapnya di atas, adalah ia belum ingin
berpacaran. Menurutnya, berpacaran adalah suatu hal yang hanya akan
menghambat prestasi/kariernya. Alin mengaku bahwa ia hanya ingin fokus pada
pendidikannya terlebih dahulu. Ia mengatakan bahwa urusan pacaran dapat diurus
belakangan. Prinsip Alin yang belum ingin disibukkan dengan urusan pacaran
merupakan sesuatu yang patut dicontohi.
Masa sekarang, banyak anak muda yang lebih mementingkan urusan
pacaran dari pada urusan sekolahnya. Mereka tidak menyadari bahwa hal tersebut
dapat berakibat bagi masa depan mereka. Banyak anak muda yang hamil saat
masih bersekolah dan terpaksa harus berhenti sekolah. Ini merupakan salah satu
dampak buruk berpacaran. Memang, semua tergantung pada bagaimana orang
memilih gaya berpacarannya. Tidak semua bentuk pacaran dapat membawa
dampak buruk. Namun tidak semua orang memiliki pemikiran yang sama. Maka
dari itu, prinsip Alin tentang berpacaran ini merupakan solusi yang terbaik untuk
menghindari dampak buruk yang ditumbulkan karena berpacaran.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Redaksi. 2020. Masih Kurang Sosialisasi. Dalam Pos Kupang, 14 April
2020. Kupang
Tim Redaksi. 2020. NTT Kekurangan Rapid Tes. Dalam Pos Kupang, 13 April
2020. Kupang
Tim Redaksi. 2020. Awasi Kartu Prakerja. Dalam Pos Kupang, 15 April 2020.
Kupang
Kompas.com. 2020. Peneliti Temukan 3 Varian Virus Corona. Dalam Pos
Kupang, 16 April 2020. Kupang
Santoso, Stephanie. 2020. Xeroftalmia, Penyebab Kebutaan pada Anak. Bali Post,
20 April 2020. Bali
Putri, Maria. 2020. Efek Negatif jadi Orang Tua Perfeksionis. Dalam Tribun Bali,
5 November 2020. Bali
Pertiwi, Ni Made. 2020. Mungkinkah Kembali ke Era Normal Lama?. Dalam Bali
Post, 3 Agustus 2020. Bali
L, Emanuela. 2020. Kantor Bupati Ende Retak dan Keropos. Dalam Pos Kupang,
16 April 2020. Kupang
Jawa, Cristianus. 2020. Listrik Sering Padam di Wilayah Wolomeze. Dalam Pos
Kupang, 14 April 2020. Kupang
Ayu. 2020. Pesan 3M Lewat Karya Foto. Dalam Surya, 5 November 2020.
Surabaya
Koloway, Helena. 2020. Bertahan di Paris saat Pandemi. Dalam Tribun Bali, 5
November 2020. Bali
Jehanas, Teni. 2012. Sekolah Dulu Baru Pacar : Pacar Itu Urusan Belakangan.
Dalam Pos Kupang, 5 Mei 2012. Kupang

25

Anda mungkin juga menyukai