Oleh
MELINDA CHRISTINE PUSPITA DEWI
2007010193
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan penyertaan-Nya,
saya dapat menyelesaikan tugas “Karya Ilmiah Populer’ ini tepat waktu tanpa
adanya kendala. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih banyak pada orang
tua saya yang telah memberikan dukungan, baik secara material maupun secara
mental, sehingga tugas ini dapat dikerjakan dengan lancar. Terima kasih juga
kepada semua pihak yang telah membantu menemukan bahan-bahan yang
diperlukan dalam tugas ini. Tugas “Karya Ilmiah Populer” ini bertujuan untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh ibu Ruth Riwu, S.KM., MPH selaku dosen
Bahasa Indonesia di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana.
Tugas “Karya Ilimiah Populer” ini berisi contoh-contoh karya ilmiah
populer (tajuk rencana, esai, pikiran pembaca, dan ulasan), serta bahasan untuk
setiap contoh karya ilmiah populer tersebut. Saya menyadari betul bahwa tugas ini
masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya memohon maaf jika terdapat
kesalahan penulisan gelar dan penulisan yang tidak sesuai dengan kaidah
kebahasaan. Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan
saya dalam mengerjakan tugas seperti ini selanjutnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
A. TAJUK RENCANA 1
1. Contoh Tajuk Rencana I 1
2. Contoh Tajuk Rencana II 3
3. Contoh Tajuk Rencana III5
B. ESAI 7
1. Contoh Esai I 7
2. Contoh Esai II 9
3. Contoh Esai III 11
C. PIKIRAN PEMBACA 13
1. Contoh Pikiran Pembaca I 13
2. Contoh Pikiran Pembaca II 15
3. Contoh Pikiran Pembaca III 17
D. ULASAN 19
1. Contoh Ulasan I 19
2. Contoh Ulasan II 21
3. Contoh Ulasan III 23
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................
iii
Tajuk rencana berjudul “Masih Kurang Sosialisasi” di atas dimuat dalam
surat kabar Pos Kupang edisi 14 April 2020. Tajuk rencana ini membahas
mengenai kekuatiran dan ketakutan masyarakat terhadap covid-19 yang belum
juga berakhir. Kekuatiran tersebut semakin bertambah akibat berita-berita tentang
penyebaran covid-19 yang sangat cepat dan semakin luas yang dipublikasikan
secara resmi, maupun informasi-informasi yang diposting di media sosial.
Masyarakat menjadi sangat ketakutan jika terinfeksi covid-19 yang telah
membunuh ratusan ribu jiwa di seluruh dunia tersebut.
Penulis membahas masalah mengenai masyarakat NTT di beberapa lokasi
yang melakukan aksi penolakan adanya lokasi karantina di daerah mereka, yaitu
di Maumere, Ruteng, dan Kabupaten Lembata. Penulis mengangkat masalah
penolakan masyarakat Lembata untuk menjadikan Puskesmas Lewoleba menjadi
pusat karantina. Penolakan tersebut merupakan akibat dari ketakutan masyarakat
yang berlebihan. Ketakutan masyarakat yang berlebihan ini timbul akibat
kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah, sehingga masyarakat
menjadi kurang memahami upaya yang harus dilakukan untuk menghindari
infeksi virus corona. Kemudahan untuk mengakses informasi juga menjadi faktor
lain semakin bertambahnya ketakutan masyarakat. Perkembangan informasi
palsu/dilebih-lebihkan (berita hoax) berpengaruh sangat besar bagi masyarakat.
Oleh karena itu, dalam tajuk rencana ini juga penulis memberi saran agar
pemerintah semakin gencar memberi sosialisasi kepada masyakat, karena melalui
sosialisasi, masyarakat dapat memperoleh informasi yang benar tentang bahaya
covid-19 dan upaya untuk menghindari infeksi virus ini. Dengan demikian,
masyarakat dapat selalu waspada dan tidak memiliki ketakutan yang berlebihan.
Selain itu, penulis juga menyarankan untuk dalam sosialisasi tersebut, masyarakat
diarakan untuk dapat lebih selektif dalam memilih berita akan dibaca. Pemerintah
harus mengarahkan masyarakat untuk mengikuti perkembangan informasi
mengenai covid-19 melalui jalur informasi resmi yang disampaikan pemerintah.
Penulis mengatakan ketakutan masyarakat yang sangat besar (berlebihan) ini
dapat memudahkan masyarakat terserang covid-19, karena ketakutan yang
berlebih yang menyebabkan imun tubuh menurun.
Melihat dari kasus yang terjadi di Lewoleba, maka tajuk rencana ini
bertujuan untuk memberi saran kepada pemerintah daerah Lembata melalui juru
bicara gugus tugas percepatan penanganan dan pencegahan covid-19 untuk lebih
memberikan edukasi atau sosialisasi kepada masyarakat, bukan saja mengenai
bahaya covid-19 dan upaya pencegahannya, tetapi juga mengenai bagaimana
masyarakat memperoleh berita/informasi yang benar tentang covid-19.
iv
v
4
Tajuk rencana berjudul “NTT Kekurangan Rapid Tes” yang ditulis oleh Tim
Redaksi Pos Kupang dan dimuat dalam koran harian Pos Kupang edisi 13 April
2020 di atas membahas mengenai ketersediaan alat rapid tes yang masih sangat
kurang di NTT. Covid-19 pertama kali masuk ke NTT pada 9 April 2020 yang
dibawa oleh orang NTT yang berasal dari perantauan baik dari daerah zona
merah maupun luar negeri. Pulangnya mereka ke NTT dikarenakan pada saat itu
NTT merupakan salah satu dari dua provinsi di Indonesia yang masih aman dari
covid-19. Mereka beranggapan bahwa mereka negatif terinfeksi covid-19, tetapi
kenyataannya tidak semua dari mereka bebas covid-19.
Penulis menyinggung pemerintah daerah Manggarai Barat, Sikka, dan
Lembata yang melakukan penutupan bandara dan pelabuhan segera setelah
mengetahui bahwa covid-19 telah masuk ke NTT. Ia memberi apresiasi atas
keputusan beberapa daerah tersebut. Namun, keputusan tersebut tidak sepenuhnya
tepat karena merasa kasihan dengan orang-orang NTT yang ingin pulang untuk
berkumpul dengan keluarga di kampung halaman mereka. Dalam tajuk rencana
ini, dikatakan bahwa salah satu cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan
melakukan pendeteksian awal melalui rapid tes. Jadi, setiap orang yang hendak
memasuki NTT harus melalui rapid tes terlebih dahulu. Sebelumnya, pemerintah
memang menyalurkan bantuan alat rapid tes sebanyak 2.400 buah, namun yang
tersisa hanya sebanyak 40 buah. Kekurangan alat rapid inilah yang menjadi
masalah utama.
Berdasarkan hal tersebut, maka tajuk rencana ini bertujuan untuk mewakili
harapan masyarakat NTT agar pemerintah melalui Tim Gugus Tugas Covid-19
segera melakukan pengadaan alat rapid tes. Tajuk rencana ini juga mengajak
masyarakat NTT untuk selalu melaksanakan protokol kesehatan dengan baik,
walaupun telah ada alat rapid dan telah sembuhnya beberapa orang terinfeksi
covid-19.
6
Esai yang terakhir berjudul “Efek Negatif Jadi Orang Tua Perfeksionis” di
atas dimuat dalam surat kabar harian Tribun Bali edisi 5 November 2020. Esai ini
mengangkat permasalahan tentang perfeksionis orang tua pada anak. Dalam esai
tersebut dijelaskan faktor yang menyebabkan adanya sikap perfeksionis tersebut
dan dampak yang ditimbulkannya. Perfektionis ini merupakan sikap orang tua
yang menginginkan anaknya untuk mencapai kesuksesan atau target yang telah
ditentukan orang tua pada anak mereka. Sebenarnya, menginginkan kesuksesan
anak tidaklah salah, namun akan menjadi salah ketika keinginan tersebut membuat
orang tua berambisi pada kesuksesan anak mereka. Ambisi yang berlebihan akan
membuat orang tua menginginkan anaknya untuk hidup sesuai dengan yang orang
tua inginkan tanpa ada kesalahan apapun. Tentunya hal tersebut dapat
mengganggu kesehatan anak, serta perkembangan psikologi dan akademik anak.
Profesor Chris Segrin melakukan riset dan menemukan bahwa pola asuh orang tua
yang seperti ini dapat mengarah pada helicopter parenting. Helicopter parenting
adalah pola asuh orang tua yang selalu mengendalikan anaknya dalam melakukan
apapun atau dengan kata lain anak tidak diberikan kebebasan sama sekali. Orang
tua mengira diri mereka adalah yang paling benar. Namun pola asuh tersebut akan
menyebabkan hubungan orang tua dan anak menjadi rusak. Pola asuh seperti ini
awalnya ketika anak masih kecil memang tidak akan membawa dampak buruk,
tetapi lain halnya ketika anak telah beranjak dewasa dimana mereka mulai bisa
memutuskan keputusaknnya sendiri. Bukan hanya hubungan orang tua menjadi
rusak, tetapi juga anak tidak memiliki kesempatan belajar untuk memutuskan
keputusan yang dirasa terbaik bagi anak.
Kesalahan pola asuh ini dikatakan dalam esai ini disebabkan oleh adanya
kecemasan orang tua terhadap anaknya. Kecemasan ini timbul karena kesalahan
yang pernah dilakukan orang tua di masa lalu. Orang tua tidak ingin anaknya
melakukan kesalahan yang sama dengan yang dilakukannya. Tentunya hal
tersebut tidaklah salah karena merupakan bentuk kepedulian orang tua, tetapi
kecemasan orang tua ini terlalu berlebihan. Terlalu besarnya kekhawatiran orang
tua pada anak membuat orang tua langsung berpikir hal yang buruk pada anaknya
padahal hal tersebut sebenarnya tidak/belum terjadi. Ini yang membuat anak
menjadi tidak nyaman karena selalu dikontrol oleh orang tua.
14
Pikiran pembaca berjudul “Kantor Bupati Ende Retak dan Keropos” di atas
ditulis oleh Emanuela L. Pikiran pembaca tersebut dimuat dalam koran harian Pos
Kupang edisi 16 April 2020. Emanuela berbicara mengenai gedung kantor bupati
Ende yang telah rusak. Ia mengatakan bahwa gedung tersebut merupakan salah
satu ikon Kota Ende.
Gedung kantor bupati Ende merupakan bangunan terdiri dari 3 bangunan
utama dan berdiri megah di tengah Kota Ende. Setiap harinya gedung tersebut
tidak pernah kosong. Cukup banyak warga yang datang untuk mengurus berbagai
keperluannya, baik bertemu dengan pejabat maupun mengurus administrasi
lainnya. Menurut Emanela, kerusakan pada gedung tersebut akan mengganggu
berbagai aktivitas tersebut, sekaligus merusak pemandangan gedung.
Emanuela menyampaikan kerusakan pada gedung tersebut dapat dilihat
pada bagian dalam gedung. Sejumlah plafon di beberapa tempat, seperti toilet pria
dan beberapa tempat lain di gedung utama, sudah keropos dan meninggalkan
bolong-bolong di langit-langit gedung kantor ini. Hal ini tentunya meresahkan
pengunjung kantor. Pengunjung kantor harus selalu waspada akibat takut plafon
tersebut rubuh. Tidak hanya plafon, dinding gedung juga sudah banyak yang retak
dan catnya sudah mulai terkelupas, terlihat di ruangan tunggu Asisten 1 dan
beberapa ruangan di gedung utama yang merupakan tempat kerja Bupati.
Melalui pikiran pembaca ini, Emanuela menyampaikan harapannya pada
pemerintah daerah Ende agar dapat melakukan perbaikan pada gedung tersebut.
Namun, ia mengerti bahwa saat ini dunia masih dilanda oleh pandemi covid-19. Ia
sadar bahwa untuk mengatasi covid-19 ini harus membutuhkan dana yang sangat
banyak, sehingga ia tidak menuntut pemerintah daerah Ende untuk segera
melakukan perbaikan, tetapi ia berharap pemerintah akan tetap mengingat untuk
memperbaiki gedung kantor tersebut segera sesudah dunia kembali normal atau
pandemi covid-19 telah selesai.
18
Contoh ulasan berjudul “Pesan 3M Lewat Karya Foto” di atas dimuat dalam
koran harian Surya edisi 5 November 2020. Ulasan tersebut mengulas tentang
mahasiswa Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya yang melakukan
pameran foto keliling di sekitar kawasan Pasar Genteng. Peristiwa ini terjadi pada
Rabu, 4 November 2020. Mahasiswa-mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa
angkatan 2019 yang tergabung dalam Ciphoe (Communication Photography
Club). Pameran ini mengangkat tema 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan
pakai sabun, dan menjaga jarak. Ahmad Mukti selaku Ketua Umum Ciphoc
mengatakan bahwa ada 7 pameris dengan total 21 karya yang ikut serta dalam
pameran tersebut. Karya yang dipamerkan beragam. Ada yang memotret kegiatan
mencuci tangan, menggunakan face shield, memakai masker, berolahraga, sampai
berjabat tangan jarak jauh. Selain itu, sejumlah karya juga berisi kritik terhadap
oknum-oknum yang memanfaatkan masa pandemi ini untuk keuntungan
pribadinya. Pameran ini adalah bentuk kontribusi mereka di tengah masa pendemi
covid-19.
Pameran keliling ini tidak hanya dilakukan di kawasan Pasar Genteng, tetapi
Ciphoe juga mendatangi trotoar depan Tunjungan Plaza Surabaya dan Surabaya
Plaza (Delta). Tujuan mereka menyelenggarakan pameran tersebut adalah untuk
memberi edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengikuti protokol
kesehatan, serta cara mencegah penularan covid-19. Mengingat saat ini masih
banyak orang yang belum sadar akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan.
Setiap pameris berkeliling dengan memegang karya mereka sambil
menunjukkannya kepada masyarakat. Selain pameran, para pameris juga
membagikan masker secara cuma-cuma. Banyak masyarakat yang berantusias
mengikuti pameran keliling ini. Kegiatan ini mendapat respon yang sangat baik
dari masyarakat.
22
Ulasan berjudul “Sekolah Dulu Baru Pacar” dimuat dalam surat kabar harian
Pos Kupang edisi 5 Mei 2012. Ulasan ini berisi tentang Maria Alini Deivelyne
atau yang biasa dipanggil Alin. Alin adalah seorang purnabakti paskibraka
Kabupaten Ngada angkaan 2010-2011. Ia diberi kepercayaan untuk bertugas
sebagai pembawa bendera pada upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional
(Hardiknas) tingkat Kabupaten Ngada pada tanggal 2 Mei 2012 lalu. Sebenarnya,
Alin telah lulus ketika ia dimintai untuk bertugas menjadi pembawa bendera. Ia
adalah lulusan dari SMA Regina Pacis Bajawa.
Alin merasa sangat bangga diberikan kepercayaan untuk menjalankan tugas
tersebut, walaupun ia telah lulus sekolah. Ia merasa sangat percaya diri saat itu,
terlebih lagi yang memimpin upacara adalah Bupati Ngada sendiri. Ini
membuktikan bahwa Alin adalah anak yang rajin dan penuh percaya diri. Ia
menjalankan tugasnya dengan baik tanpa ada keluhan. Dia juga merupakan anak
yang pintar dan selalu bersikap optimis. Selama sekolah, ia adalah siswa yang
aktif, baik dalam kelas maupun di luar kelas, seperti osis dan drumband. Ia pun
pernah mewakili Kabupaten Ngada dan meraih gelar kejuaraan karate tahun 2011
di Surabaya.
Dalam ulasan ini, Alin digambarkan sebagai sosok teladan. Suatu hal yang
patut dicontoh dari Alin, di samping sikap-sikapnya di atas, adalah ia belum ingin
berpacaran. Menurutnya, berpacaran adalah suatu hal yang hanya akan
menghambat prestasi/kariernya. Alin mengaku bahwa ia hanya ingin fokus pada
pendidikannya terlebih dahulu. Ia mengatakan bahwa urusan pacaran dapat diurus
belakangan. Prinsip Alin yang belum ingin disibukkan dengan urusan pacaran
merupakan sesuatu yang patut dicontohi.
Masa sekarang, banyak anak muda yang lebih mementingkan urusan
pacaran dari pada urusan sekolahnya. Mereka tidak menyadari bahwa hal tersebut
dapat berakibat bagi masa depan mereka. Banyak anak muda yang hamil saat
masih bersekolah dan terpaksa harus berhenti sekolah. Ini merupakan salah satu
dampak buruk berpacaran. Memang, semua tergantung pada bagaimana orang
memilih gaya berpacarannya. Tidak semua bentuk pacaran dapat membawa
dampak buruk. Namun tidak semua orang memiliki pemikiran yang sama. Maka
dari itu, prinsip Alin tentang berpacaran ini merupakan solusi yang terbaik untuk
menghindari dampak buruk yang ditumbulkan karena berpacaran.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Redaksi. 2020. Masih Kurang Sosialisasi. Dalam Pos Kupang, 14 April
2020. Kupang
Tim Redaksi. 2020. NTT Kekurangan Rapid Tes. Dalam Pos Kupang, 13 April
2020. Kupang
Tim Redaksi. 2020. Awasi Kartu Prakerja. Dalam Pos Kupang, 15 April 2020.
Kupang
Kompas.com. 2020. Peneliti Temukan 3 Varian Virus Corona. Dalam Pos
Kupang, 16 April 2020. Kupang
Santoso, Stephanie. 2020. Xeroftalmia, Penyebab Kebutaan pada Anak. Bali Post,
20 April 2020. Bali
Putri, Maria. 2020. Efek Negatif jadi Orang Tua Perfeksionis. Dalam Tribun Bali,
5 November 2020. Bali
Pertiwi, Ni Made. 2020. Mungkinkah Kembali ke Era Normal Lama?. Dalam Bali
Post, 3 Agustus 2020. Bali
L, Emanuela. 2020. Kantor Bupati Ende Retak dan Keropos. Dalam Pos Kupang,
16 April 2020. Kupang
Jawa, Cristianus. 2020. Listrik Sering Padam di Wilayah Wolomeze. Dalam Pos
Kupang, 14 April 2020. Kupang
Ayu. 2020. Pesan 3M Lewat Karya Foto. Dalam Surya, 5 November 2020.
Surabaya
Koloway, Helena. 2020. Bertahan di Paris saat Pandemi. Dalam Tribun Bali, 5
November 2020. Bali
Jehanas, Teni. 2012. Sekolah Dulu Baru Pacar : Pacar Itu Urusan Belakangan.
Dalam Pos Kupang, 5 Mei 2012. Kupang
25