Pilihlah satu isu/ tema pemberitaan di media massa dengan melakukan kliping online
mengumpulkan beberapa berita dari berbagai media terkait isu. Soal ada tiga pertanyaan
uraian yang mengkait isu yang dipilih. Dalam menjawab ketiga pertanyaan bisa
menggunakan satu isu bila berdasarkan pengamatan anda memang ada kaitan dengan
ketiga analisis (agenda setting, framing, dan priming). Alternatif lainnya kalua tidak
memungkinkan boleh dengan setiap nomor mengambil isu yang berbeda untuk
menyesuaikan. Pilihan media bebas diantaranya, koran digital, media online, youtube dari
media masa (contoh tvone, kompasTV, dll), Intagram media massa, dst. Tidak boleh blog
pribadi, akun pribadi dst yang tidak terkait dengan media massa/ sosial media dari media
tradisional. Gunakan buku Eriyanto 2018 sebagai panduan menjawab soal.
Soal:
1. Jelaskan tingkatan dan lapisan dalam kajian agenda setting dengan yang ringkas dan
sederhana. Buatlah analisis agenda setting dari isu/ tema yang anda pilih.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan framing, dengan bahasa yang mudah dipahami
dan tetap merujuk secara teoritis. Dengan menggunakan salah satu model analisis
framing, silahkan anda membuat perbandingan isu/ tema yang anda pilih dengan
membandingkan minimal dua media.
3. Dari hasil nomor 1 dan 2 jelaskan proses priming yang terjadi sehingga terjadi proses
pembentukan opini publik (baca dan fahami bab 4-5, buat skema spt hal 163 dan
166).
Selamat mengerjakan 😊
Jawaban
1. Agenda Setting adalah menciptakan public awareness (kesadaran masyarakat) dengan
menekankan sebuah isu yang dianggap paling penting untuk dilihat, didengar, dibaca, dan
dipercaya di media massa. Sebagai contoh misalnya tim redaksi Mata Najwa. Dalam
menentukan topik apa yang akan diangkat tiap minggu, biasanya mereka akan
mengumpulkan isu-isu yang potensial dan memiliki banyak nilai berita yang bisa
menarik perhatian publik.
Hal-hal yang mendukung terjadinya agenda setting
1. Kekuatan presentasi
Iyengar dan Kinder menemukan bahwa pemberitaan yang dramatis melemahkan
daripada meningkatkan kekuatan agenda setting televisi. Berita personal yang secara
kuat ditampilkan barangkali berfokus terlalu banyak pada situasi tertentu atau
individu daripada suatu isu yang sebenarnya.
2. Penempatan Kisah
Berita utama memiliki efek agenda setting yang lebih besar. Iyengar dan Kinder
menawarkan dua kemungkinan alasan untuk hal ini. Pertama, orang lebih
memperhatikan cerita di awal-awal dan jarang muncul gangguan di awal jika kita
menonton dirumah. Kedua, orang-orang menerima rancangan implisit dari program
berita, bahwa berita utama itulah yang paling penting
3. Priming
Pemikiran ini menyatakan bahwa bahkan warga yang paling termotivasi sekalipun,
tidak dapat menimbang semua hal yang mereka ketahui ketika menilai isu politik
yang kompleks.
Jenis-jenis Agenda Setting
1. Agenda Media
Isu-isu yang dibahas dan ditampilkan dalam media. Agenda media itu sendiri harus
diformat dimana harus memperhatikan jumlah dan tingkat penonjolan berita (dapat
dilihat dari letak berita), relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak, dan menarik
atau tidaknya suatu berita yang ditampilkan.
2. Agenda Publik
Apa yang dipikirkan masyarakat. Ada kesamaan antara isu yang dibicarakan atau
dianggap penting oleh publik, dengan isu yang ditonjolkan oleh pemberitaan media
massa. Sehingga apa yang menjadi ageda media, akan menjadi agenda publik.
Antara agenda publik dan agenda media terdapat kolerasi dimana, agenda media
dapat menjadi agenda publik, publik mengembangkan agenda tersebut dan kemudian
akan diangkat lagi menjadi agenda media. Hal tersebut disebut dengan rangkaian
sirkuler.
Secara harfiyah, framing artinya pembingkaian dari kata frame yang berarti bingkai.
Framing merupakan bagian dari strategi komunikasi media dan/atau komunikasi
jurnalistik. Pengertian praktisnya, framing adalah menyusun atau mengemas informasi
tentang suatu peristiwa dengan misi pembentukan opini atau menggiring persepsi publik
terhadap sebuah peristiwa. Framing berita merupakan perpanjangan dari teori agenda
setting, yaitu pemilihan fakta dalam sebuah peristiwa yang dinilai penting disajikan dan
dipikirkan pembaca (publik). Framing tidak berbohong, tapi ia mencoba membelokkan
fakta dengan halus melalui penyeleksian informasi, penonjolan aspek tertentu, pemilihan
kata, bunyi, atau gambar, hingga meniadakan informasi yang seharusnya disampaikan.
Framing bertujuan untuk membingkai sebuah informasi agar melahirkan: citra, kesan,
makna tertentu yang diinginkan media, atau wacana yang akan ditangkap oleh khalayak.
Secara teoritis, framing adalah cara pandang yang digunakan media atau pewarta dalam
menyeleksi isu dan menulis berita. Framing adalah bagaimana seorang pewarta
melaporkan sebuah peristiwa berdasarkan sudut pandangnya ada fakta yang sengaja
ditonjolkan, bahkan ada fakta yang dibuang.
Menurut Sobur (2004; 162), “Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana
perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan
menulis berita”. Berdasarkan pengertian tersebut, penulis memahami bahwa framing
adalah bagaimana wartawan melaporkan sebuah peristiwa berdasarkan sudut pandang
yang ingin ia sampaikan kepada pembaca. Pada proses penyeleksian itu, tidak semua
fakta yang didapat wartawan dituangkan pada berita. Namun, ada fakta yang sengaja
ditonjolkan, tapi ada juga fakta yang dibuang. Semua itu tergantung dengan apa yang
ingin ia sampaikan pada pemberitaan tersebut. Menurut Eriyanto (2002; 10): “Pada
dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas
peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas yang
dijadikan berita. “Cara melihat” ini berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas.
Analisis framing adalah analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana media
mengkonstruksikan realitas. Analisis framing juga dipakai untuk melihat bagaimana
peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media.”
Dari kedua tujuan penggunaan analisis framing yang diungkapkan Eriyanto, pada
penelitian ini penulis menggunakan framing untuk melihat bagaimana media
mengkonstruksikan realitas. Dalam pengkonstruksian tersebut, media menggunakan
sudut pandang mereka dalam menulis berita. Hal itu dimaksudkan untuk membentuk
opini publik agar sesuai dengan apa yang dipikirkan media. Gitlin mengungkapkan,
“Pembuatan frame itu sendiri didasarkan atas berbagai kepentingan internal maupun
eksternal media, baik teknis, ekonomis, politis ataupun ideologis” (Hamad, 2004; 22).
Dapat dikatakan bahwa pada proses konstruksi, media dipengaruhi oleh berbagai faktor
dalam penyeleksian isu tersebut.
Maret 2020 yang mengakibatkan ratusan ribu orang tewas, akibat penyakit tetular
virus covid 19 ini. Termasuk Indonesia juga tidak lepas dari penyebaran pandemic
covid-19, sehingga menyerang keseluruh wilyah Negara kesatuan Indoensia, tidak
terkecuali wilayah Kepulangan Riau juga kena dampaknya.Sementara sejumlah media
mainstream telah mengingatkan akan bahaya Covid-19, melalui pemberitaanya dari
sejumlah Negara yang sudah terjangkit virus ini. Media bahkan turut andil besar dalam
menciptkan kondisi psikologis public menjadi larut dalam ketakutan akan
penyebaran virus yang mematikanini.Dampaknya, Terjadi berbagai fenomena
peristiwa, beberapa pasien rumah sakit yang dinyatakan tewas akibat covid-19, tetapi
ketika akan dimakamkan mendapat penolakan sebagian warga. Ketakutan warga yang
terus menerus tersebut menimbulkan ketakutan yang begitu mencemaskan ketingkat
paranoid atau suatu kondis kejiwaan, yang diyakini bahwa orang lain, dapat
membahayakan dirinya akhirnya terbukti dan erjadi dibeberapa wilayah Indonesia.
2) Struktur Skrip
a. What: Jumlah pasien covid 19 di Kepri sebanyak 6 orang, 2 meninggal
diBatam
b. Where: RSUD Embung Fatimah, Batam.
c. When: Senin, 30Maret 2020
d. Why: Karena Pasien Covid 19 tersebut sempat menghadiri kegitan
pertemuan menteri kelautan di Jakarta.
e. How: Di ketahui Bahwa pasien Covid 19 ini terkena pada saat pulang
dari perjalanan Pluit. Pasien saat itu pulang ke hotel pada keesokan
harinya pasien tersebut mengalamidemam dan pada saat itu pasien
mengalami sakit lagi dan di cek kerumah sakit. Hasilnya pasien
tersebut mengalami PDP.
3) Struktur Tematika.
a. Kata Ganti: Kata Gantiyang di pakai wartawan/penulis adalah kata
gantiorangketigasebagaiorangyangmenulisberita,karenaberita
inimemaparakan kejadian Covid 19 di Kepri, kasus 2 pasien di
Batammeninggal.
b. Bentuk Kalimat: Dalam TribunBatam.id teks berita terdiri dari 7
paragarf singkat yanglebih banyak memasukan data pernyataan
pasien covid 19 untuk mendukung tulisan.
1) Struktur Sintaksis
a. Headline: Polres Karimun Gelar Simulasi Pemulasaraan Jenazah
Corona Sesuai Protokol Kesehata
b. Lead: Guna memberikan pemahaman sekaligus mengedukasi kepada
masyarakat tentang bagaimana mengurus jenazah virus covid19.
c. Latar Informasi: Di saksi oleh Kaplores AKBP Yos Guntur, Polsek
Daratan dan melibatkan petugas medis dan Dinas Kesehatan
KabupatenKarimun.
d. Kutipan Sumber: Berdasarkan artikel ini, sumber yang di dapatkan
langsung dari Kapolres AKBP Yos Guntur.
e. Penutup: berita ini ditutup dengan pernyataan” Polres Karimun, AKBP
Yos Guntur menghimbau kepada masyarakat Karimun agar tidak
panik dan jangan takut. Covid 19 bukan lah suatu aib yang harus
hal malu menanggungnya, akan tetapi hal tersebut menjadi tanggung
jawab kita bersama untuk dapat mencegah dan menanganinya.
2) Struktur Skrip
a. What:Polres Karimun Gelar Simulasi Pemulasaraan Jenazah
Corona Sesuai ProtokolKesehatan.
b. Where : Mapolres Karimun
c. When : Dilaksanakan pada Rabu, 6 Mei 2020
d. Who: AKBP Yos Guntur Beserta Dinas Kesehatan Dan TNI.
e. Why: Dikarenakan Simulasi ini dilakukan dengan standar
operasional kesehatan yang ditentukan.
f. How : Dalam Simulasi tersebut bahwa AKBP Yos Guntur
Mengatakan” pada praktik pengurusan covid 19, setelah
melakukan penyemprotan, petugas melakukan pengecekan,
petugas kemudian melakukan penanganan protokol kesehatan
kerumah sakit untuk dilakukan pemulasaraan hingga kedalam
petijenazah.
3) Struktur Tematik
Paragraf Proposisi, Kalimat dan Hubungan AntarKalimat:Paragraf awal dan akhir
memfokuskan tentang cara mengurus simulasi jenazah covid 19 serta melatih
dari elemen masyarakat Karimun.
4) Struktur Retoris
a. Penekan Pesan : dalam kata “ Suatu Aib , Maksud dari kata tersebut agar
masyarakat bisa berani menangani kasus covid 19 di Kabuapten Karimun dan
mencegahnya bersama.
b. Gambar: Gambar terletak di awal paragraf, menggambarkan para petugas
medis simulasi jenazah covid - 19