Anda di halaman 1dari 25

Meeting XI

Skala Likert dan


PenyusunanKuesioner
Dr. C. Zurnali, SE., M.Si

Magister Management Program


Budi Luhur Univerity
2020
Topics of This Meeting :
1. Skala likert
2. Penyusunan Kuesioner
Pertemuan ini membahas skala Likert dan kuesioner
penelitian sehingga Anda dapat memilih atau merancang
langkah-langkah yang sesuai untuk penelitian Anda.

Source: Cooper and Schindler, 2014


1. Skala Likert

Skala Likert, dikembangkan oleh Rensis Likert, adalah variasi yang


paling sering digunakan dari the summated rating scale (skala
peringkat yang dijumlahkan). Penjumlahan skala penilaian terdiri dari
pernyataan yang menyatakan sikap yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan terhadap objek yang diminati.

Partisipan diminta untuk setuju atau tidak setuju dengan setiap


pernyataan. Setiap tanggapan diberikan skor numerik untuk
mencerminkan tingkat kelayakan sikapnya, dan skor tersebut dapat
dijumlahkan untuk mengukur sikap keseluruhan peserta. Penjumlahan
tidak diperlukan dan dalam beberapa kasus mungkin sebenarnya
menyesatkan, seperti yang ditunjukkan dengan hati-hati di bawah ini.

Source: Cooper and Schindler, 2014


Gambar di atas menunjukkan, partisipan memilih salah satu dari lima tingkat
kesepakatan. Ini adalah skala Likerts tradisional karena memenuhi aturan Likert
untuk konstruksi dan pengujian. Angka-angka menunjukkan nilai yang akan
ditetapkan untuk setiap jawaban yang mungkin,

Skala likert juga menggunakan poin skala 7 dan 9. Secara teknis, ini dikenal
sebagai skala tipe Likert karena konstruksinya sering kurang ketat. Namun,
keuntungan dari skala point 7 dan 9 adalah perkiraan yang lebih baik dari kurva
respons normal dan ekstraksi variabilitas lebih banyak di antara responden. Nilai-
nilai untuk setiap pilihan biasanya tidak dicetak pada instrumen, tetapi nilai-nilai
tersebut ditunjukkan pada gambar berikut untuk mengilustrasikan sistem skoring.

Source: Cooper and Schindler, 2014


Source: Cooper and Schindler, 2014
Skala Likert memiliki banyak keunggulan yang memperhitungkan
popularitasnya. Mudah dan cepat untuk dibangun. Peneliti yang
cermat berhati-hati bahwa setiap item memenuhi tes empiris untuk
kemampuan membedakan antara sikap yang menguntungkan dan
yang tidak menguntungkan. Skala likert mungkin lebih dapat
diandalkan dan memberikan volume data yang lebih besar daripada
banyak skala lainnya.

Menurut Cooper and Schindler,


“Skala Likert menghasilkan data interval”.

Source: Cooper and Schindler, 2014


Mahasiswa sekalian, dikarenakan dalam buku karangan Cooper
and Schindler tidak dijelaskan maka berikut saya jelaskan.

Ada tiga pendapat tentang data yang dihasilkan oleh Skala Likert,
yaitu:

• Pendapat Pertama menyatakan bahwa skala likert


menghasilkan data ordinal. (Pendapat ini dipegang dengan
kuat oleh sarjana-sarjana statistic murni)
• Pendapat Kedua menyatakan skala likert menghasilkan data
interval. (Pendapat ini dipegang dengan kuat oleh sarjana-
sarjana statistic sosial dan bisnis. Dalam Prakteknya, sarjana
statistic murni yang dapat job dari perusahaaan atau konsultan
juga menggunakan pendapat ini).
• Pendapat Ketiga menyatakan skala likert menghasilkan data
ordinal dan dikonversi (diubah) menjadi data interval dengan
menggunakan MSI (Method Successive Interval). (Pendapat ini
digunakan oleh orang-orang yang memilih jalan tengah atau
moderat).
Sedikit saya sampaikan pengalaman saya saat menguji sidang tesis di sebuah program
magister manajemen di sebuah kampus Jakarta (bukan di Universitas Budi Luhur). Saat
itu, si mahasiwa menggunakan pendapat yang kedua, “skala likert menghasilkan data
interval”. Saat sidang tesis, seorang dosen penguji meminta mahasiswa tersebut
mengubah data penelitian hasil skala likert tesisnya ke pendapat yang ketiga, yaitu “skala
likert menghasilkan data ordinal dan dapat dikonversi (diubah) menjadi data interval
dengan menggunakan MSI (Method Successive Interval)”.

Saat tiba giliran saya menguji mahasiswa tersebut, saya jelaskan bahwa si mahasiswa
tidak salah karena menggunakan pendapat yang kedua, Artinya, si mahasiswa
mempunyai dasar menggunakan pendapat yang kedua, yaitu apa yang disampaikan oleh
salah satunya dalam buku Cooper and Schindler. Sipenguji tadi hanya diam dan merasa
tercerahkan dengan penjelasan yang saya sampaikan bahwa ada tiga pendapat tentang
jenis data yang dihasilkan oleh Skala Likert.

Kemudian, saya meminta si mahasiswa tersebut untuk mencantumkan di Bab III tesisnya
bahwa Skala Likert dalam penelitian ini menghasilkan data interval sebagai mana
yang dikemukakan oleh Cooper and Schindler (2014:278) bahwa “The (Likert) scale
produces interval data (Skala Likert menghasilkan data interval).

Anda sekalian juga harus mengutip apa yang saya tulis ini di Bab III tesis kalian jika skala
likert kalian menghasilkan data interval. Bagian yang harus kalian kuti[ adalah bagian
yang saya tebalkan huruf-nya.
Mungkin anda akan bertanya pada saya, “Apa implikasi, atau bahasa
sederhannya, konsekuensi dari pemilihan terhadap salah satu dari tiga
pendapat tersebut ?”.

Good Qustion, pertanyaan ini pasti akan ditanyakan oleh mahasiswa yang memiliki keinginantahuan yang
bsar dan serius dalam mendalami mata kuliah ini.

Saya mungkin tidak menjelaskan detail tentang masalah ini dikarenakan saya yakin anda sekalian telah
mendapatkan mata kuliah statistic. Saya yakin anda telah paham apa yang menjadi jawaban dari pertanyaan
tersebut.

Pemilihan salah satu dari tiga pendapat tersbut memiliki konsekuensi pada metode statitisk yang
dapat anda gunakan dalam penelitian anda.

• Pendapat Pertama yang menyatakan bahwa skala likert menghasilkan data ordinal memiliki konsekuensi
pada metode statistic yang anda gunakan adalah statitstik non parametric, seperti mean, modus, median
dan sebagainya.
• Pendapat Kedua yang menyatakan bahwa skala likert menghasilkan data interval memiliki konsekuensi
pada metode statistic yang anda gunakan adalah statitstik parametric. Statistik parametribc bisa
mengoperasikan apa yang bisa dioperasikan dalam statistic non parametric. Lebih jauh, statistic parametric
bisa menggunakan metode regresi, path analysis, structural equation modelling, dan sebagainya.
• Pendapat Ketiga yang menyatakan skala likert menghasilkan data ordinal dan dikonversi (diubah) menjadi
data interval dengan menggunakan MSI (Method Successive Interval) mengikuti konsekuensi yang
digunakan pendapat kedua.
Sekali anda mungkin akan bertanya
pada saya, “Pak, kami belum
mengerti dengan penjelasan yang
bapak sampaikan?”.

Ok kalau begitu. Kalo berkaitan dengan menggunaan statistic deskriptif yang merupakan bagian
dari statistic nonparametric, seperti modus, median, mean dan sebagainya, saya rasa sudah
jelas karena anda telah diberikan dengan baik mata kuliah statitistik. Setidaknya demikian,
persepsi saya.

Saya hanya memberikan salah satu contoh saja:


• Jika anda menggunakan yang menyatakan bahwa skala likert menghasilkan
data ordinal maka analisis korelasi yang anda gunakan harus mnggunakan
Analisis Korelasi RANK SPEARMAN.
• yang menyatakan bahwa skala likert menghasilkan data interval maka analisis
korelasi yang anda gunakan harus mnggunakan Analisis Korelasi PEARSON.
2. Penyusunan Kuesioner
Diagram Alir Keseluruhan untuk Desain Instrumen

Para peneliti baru sering ingin


cepat-cepat menyusun draft
pertanyaan (kuesioner).
Antusiasme mereka membuat
mereka enggan untuk melewati
tahapan pendahuluan yang
membuat survei berhasil.
Gambar di samping
mengilustrasikan diagram alur
yang disarankan untuk desain
instrumen. Prosedur yang
diikuti dalam mengembangkan
instrumen bervariasi dari satu
penelitian ke penelitian lain,
tetapi bagan alur menyarankan
tiga fase.
“Manajemen hirarki pertanyaan penelitian” adalah dasar dari
proses penelitian dan juga pengembangan instrumen yang
sukses. Pada tahap ini dalam proyek penelitian, proses
perpindahan dari dilema manajemen umum ke pertanyaan
pengukuran spesifik telah menempuh tiga tingkat pertanyaan
pertama:
1. Pertanyaan manajemen — dilema, yang dinyatakan dalam
formulir pertanyaan, yang perlu diselesaikan manajer.
2. Pertanyaan penelitian — terjemahan pertanyaan berdasarkan
fakta yang harus dijawab oleh peneliti untuk berkontribusi pada
solusi pertanyaan manajemen.
3. Pertanyaan investigasi — pertanyaan spesifik yang harus
dijawab oleh peneliti untuk memberikan detail dan cakupan
yang memadai dari pertanyaan penelitian. Dalam level ini,
mungkin ada beberapa pertanyaan saat peneliti bergerak dari
umum ke spesifik.
4. Pertanyaan pengukuran — pertanyaan yang harus dijawab
peserta jika peneliti ingin mengumpulkan informasi yang
dibutuhkan dan menyelesaikan pertanyaan manajemen.

Source: Cooper and Schindler, 2014


Dalam pertemuan ini saya akan membahas secara praktis
bagaimana menyusun sebuah kuesioner yang disertai dengan
contoh kuesioner. Contoh kuesioner yang saya berikan saya ambil
dari disertasi doctoral saya yang saya buat pada tahun 2008. Saya
nilai kuesioner yang saya buat 12 tahun yang lalu bisa menjadi
acuan dasar penyusunan kuesioner penelitian meskipun saya
menyadari kusioner yang saya buat tersebut tersebut belumlah
sempurna.

Yang harus diingat adalah kuesioner itu adalah instrument penelitian yang dibuat
untuk mendapatkan gambaran variable-variable penelitian secara lengkap sehingga
tercapai maksud dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
Pak, kami masih belum paham bagaimana membuat kuesioner ?
Ok saya jelaskan secara praktis ya.

Kuesioner dibuat berdasarkan teori dan konsep (textbook dan Jurnal Ilmiah) yang telah kita kutip pada Bab II.
Sebahagian peneliti menyusun kuesioner sendiri dengan mengacu pada teori dan konsep, sebahagian lagi ada
yang mengambil langsung kuesioner dari penelitian sebelumnya. Sementara itu ada juga yang
mengkombinasikan antara yang pertama dan yang yang kedua. Jika kita simpulkan penyusunan kuesioner
sebagai berikut:

1. Menyusun sendiri kuesioner penelitian berdasarkan teori dan konsep. Dalam hal ini, yang patut diperhatikan
adalah penyusunan kuesioner penelitian harus disesuaikan dengan tempat penelitian. Janganlah jika teori da
konsep yang kita gunakan menggunakan contoh Perusahaan Besar lalu kita gunakan untuk tempat penelitian
kita yang hanya perusahaan kecil. Kita harus mempu menyesuaikan teori dan konsep dengan tempat
penelitian kita. Misalnya, teori dan konsep yang ada menyatakan untuk mengukur kinerja perusahaan
menggunakan 10 pendkatan. Jika kita nilai bahwa perusahaan tempat kita melakukan tidak komplek maka
kita dapat mengeliminir/mengurangi kriterianya dari 10 ke 7. Ini sangat tergantung dari penguasaan si peneliti
tentang perusahaan yang di teliti.
2. Menyusun kuesioner dengan mengambil dari penelitian sebelumnya. Dalam hal ini yang harus diingat bahwa
jika anda mengambil kuesioner dari penelitian sebelumnya, diusahakan tempat penelitian yang di penelitian
sebelumnya harus sama dengan tempat penelitian anda. Misalnya, anda meneliti di BNI Syariah maka
penelitian sebelumnya yang anda ambil juga BNI Syariah atau yang sejenisnya, seperti Mandiri Syariah,
Niaga Syariah. Jika anda meneliti diperusahaan konsultan IT maka anda harus usahakan untuk mencari
penlitian-penelitian seblumnya di perusahaan IT. Jika anda meneliti di SMA Negeri maka anda harus mencari
penelitian di SMA-SMA Negeri. Yang saya sampaikan ini adalah hal yang ideal. Anda boleh saja mencari
yang berbeda tapi anda harus mampu memilah-milah kuesioner yang sesuai dengan kondisi tempat
penelitian anda.
3. ‘Menyusun kuesioner dengan menggabungkan yang pertama dan yang kedua. Artinya ada sebahagian yang
anda ambil dari penelitian sebelumnya dan ada yang anda tambahkan sendiri. Tambahkan sendiri ini bisa
diartikan anda menambah jumlah kuesioner atau anda memperbaiki kuesioner yang ada pada jurnal
penelitian sebelumnya sehingga sesuai dngan tempat penelitian anda.
Bagaimana ? Ada pertanyaan lagi ?
Oh ya, tolong penjelasan tersebut dibaca dan dipahami. Kalo ada yang tidak
jelas bisa ditanyakan di WA saya. Ini perlu saya sampaikan karena yang saya
tulis tersebut berdasarkan pengalaman praktis. Terpenting bagi anda, saya
menulis berdasarkan pengalaman dan ilmu dan saya jarang baca lagi apa
yang saya tulis. Oleh karena itu mahasiswa harus bertanya jika tidak paham.

Tahapan penyusunan kuesioner harus mulai terlihat pada Bab II yaitu pada subbab Kerangka
Pemikiran (Lihat Pertemuan VI slide halaman 7). Pada kerangka penelitian harus tergambar
operasionalisasi variable secara konseptual. Kerangka pemikiran adalah “pisau bedah
konseptual’ untuk menjawab masalah penelitian.

Selanjutnya, apa yang telah anda buat pada kerangka pemikiran, anda susun dalam Tabel
Operasionalisasi Variabel yang biasanya dimasukkan di Bab III.Tabel Operasionalisasi Variabl
sekurangnya berisi Nama Variabel Penelitian, Dimensi-Dimensi Variabel, Indikator-Indikator dari setiap
dimensi dan skala ukur. Kadang-kadang ada peneliti yang menggabung skala ukur dengan nomor urut
kuesioner. Contoh yang saya berikan di depan akan mengilustrasikan maksud yang saya sampaikan.
Ada hal penting yang ingin saya sampaikan yang mesti
dipahami oleh anda sekalian, yaitu:

• Satu indikator penelitian itu idealnya harus menghasilkan


beberapa pernyataan. Pernyataannya terdiri dari pernyataan
umum dan pernyataan khusus/isi. Jumlah pernyataan sangat
bergantung pada indicator penetian. Semakin luas indikator
penelitian semakin banyak jumlah pernyataan yang
dihasilkan oleh satu indicator tersebut.
• Jika indikator penelitian yang anda buat spesifik (tidak luas)
maka anda dapat membuat untuk 1 indikator menghasilkan
1 pernyataan dalam kuesioner sebagaimana contoh yang
nanti saya berikan.

Pak, kenapa bapak menyebut kata “PERNYATAAN’” BUKAN “PERTANYAAN’ ?.

Ok, good question.


Saya jelaskan ya, menurut para ahli, termasuk Cooper dan Schlinder (2014),
bentuk kuesioner dari Skala Likert itu adalah PERNYATAAN, bukan
PERTANYAAN. Silahkan lihat contoh..
CONTOH TABEL OPERASIONALISASI VARIABEL DAN
KUESIONER.

Contoh yang saya sampaikan saya ambil dari salah satu variable disertasi
yang saya buat pada 2008. Saat itu saya berusaha membuat sendiri indikator
dan kuesioner penelitian meski saat saya baca saat ini masih banyak
ketidaksempurnaan. Harap maklum ya….hehehehhe

Variabel KOMPETENSI yang saya gunakan adalah untuk menganalisis


KOMPETENSI PARA PEKERJA PENGETAHUAN (KNOWLEDGE WORKER)
PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI SELULER DI INDONESIA. Semua
variable penelitian yang akan anda buat pada penelitian anda, idealnya
mengacu pada yang saya sampaikan atau boleh disempurnakan formatnya.

DON’T FORGET YA, indikator dan kuesioner penelitian, baik yang anda buat
sendiri, atau anda ambil dari penelitian sebelumnya, atau anda kombinasi dari
jurnal penelitian sebelumnya dengan yang anda buat sendiri, HARUS SESUAI
DENGAN TEMPAT PENELITIAN !!!
a. Contoh Tabel Operasionalisasi Variabel

Variabel/ Konsep Variabel Dimensi/ Konsep Dimensi Indikator Skala Ukur


(Kuesioner)
KOMPETENSI 1. Kompetensi Kognitif    
(Competency) (Cognitive Competencies)  Kemampuan pekerja Interval
pengetahuan untuk menetapkan (1)
  rencana yang sistematik dan
Karakteristik - karakteristik dasar Suatu kemampuan untuk berfikir memastikan pencapaian tujuan
seseorang yang menuntun atau dan menganalisis informasi dan berdasarkan data atau informasi
menyebabkan keefektifan dan kinerja situasi yang menuntun atau yang akurat
yang menonjol (The underlying menyebabkan timbulnya
characteristics of a person that lead to keefektifan atau kinerja yang
or cause effective and outstanding superior (Boyatzis, 2008:8)
performance) (Boyatzis, 2008:93)
 Keingintahuan pekerja Interval
pengetahuan atas hal-hal baru (2)
dalam mengevaluasi, menyeleksi
dan meleksanakan berbagai
metode atau strategi agar kinerja
dapat ditingkatkan
 Kepedulian pekerja pengetahuan Interval
untuk meningkatkan kualitas (3)
keputusan dan tindakan
berdasarkan informasi yang
handal dan akurat
 Kemampuan pekerja pengetahuan Interval
untuk memahami situasi dengan (4)
mengelaborasi permasalahan dan
menganalisisnya secara logis
• Kemampuan karyawan dalam Interval
memahami akar pola keterkaitan (5)
komponen masalah yang bersifat
abstrak secara sistematis
Tabel Operasionalisasi Variabel … (Lanjutan)
Variabel/ Konsep Variabel Dimensi/ Konsep Dimensi Indikator Skala Ukur
(Kuesioner)
• Kemampuan pekerja Interval
pengetahuan dalam (6)
menyelesaikan pekerjaan,
memperbaiki dan
mengembangkan diri
• Kemampuan pekerja pengetahuan Interval
untuk menyampaikan gagasan (7)
secara lisan dan tulisan dalam
rapat atau diskusi agar terbentuk
kesamaan persepsi
• Kemampuan pekerja pengetahuan Interval
untuk menyampaikan pokok- (8)
pokok pikiran pada pertemuan
formal atau informal dengan
menggunakan media narasi.
2. Kompetensi Kecerdasan  Kemampuan pekerja pengetahuan Interval
Emosional (Emotional untuk memahami, mendengarkan, (9)
Intelligence Competencies) menanggapi kelebihan dan
keterbatasan pemikiran dan
perasaan orang lain
Suatu kemampuan untuk
mengenali, memahami, dan
menggunakan informasi emosional
mengenai diri sendiri yang
menuntun atau menyebabkan
keefektifan atau kinerja yang
superior.
Boyatzis (2008:7)

• Kepedulian pekerja pengetahuan Interval


untuk membantu dan melayani (10)
pengguna jasa internal dan
eksternal
Tabel Operasionalisasi Variabel … (Lanjutan)
Variabel/ Konsep Variabel Dimensi/ Konsep Dimensi Indikator Skala Ukur
(Kuesioner)
• Kemampuan pekerja  
pengetahuan untuk Interval
mengendalikan prestasi dan (11)
emosi pada saat menghadapi
tekanan sehingga tidak
melakukan tindakan negatif
• Keyakinan pekerja Interval
pengetahuan untuk (12)
menunjukkan citra diri,
keahlian dan kemampuan
dengan pertimbangan positi f
• Kemampuan pekerja Interval
pengetahuan untuk (13)
menyesuaikan diri dan bekerja
secara efektif pada berbagai
situasi
• Kemampuan pekerja Interval
pengetahuan untuk (14)
meningkatkan diri terhadap
visi dan misi perusahaan serta
memahami kaitan antara
tanggung jawab pekerjaan
dengan tujuan perusahaan .
3. Kompetensi Kecerdasan • Kemampuan pekerja Interval
Sosial (Social Intelligence pengetahuan untuk (15)
Competencies), menyakinkan dan
mempengaruhi orang lain
(Y13) agar efektif dan terbuka
dalam berbagi pengetahuan,
Kemampuan untuk mengenali,
ide-ide dan pemikiran
memahami, dan menggunakan
informasi emosional mengenai orang
lain yang menuntun atau menyebabkan
keefektifan atau kinerja yang superior.
Boyatzis (2008:8)
Variabel/ Konsep Variabel Dimensi/ Konsep Dimensi Indikator Skala Ukur
• Kemampuan pekerja  
pengetahuan untuk memahami Interval
posisi danm kekuasaan (16)
secara komprehensif baik
internal maupun eksternal
perusahaan
• Kemampuan pekerja Interval
pengetahuan untuk (17)
membangun dan memelihara
jaringan kerja sama agar tetap
akrab dan hangat
• Kemampuan pekerja Interval
pengetahuan untuk (18)
meningkatkan keahlian
bawahan atau orang lain
dengan memberikan umpan
balik yang bersifat khusus
• Kemampuan pekerja Interval
pengetahuan untuk bekerja (19)
sama dengan orang lain
secara kooperatif dan
bermakna dalam suatu tim
• Kemampuan pekerja Interval
pengetahuan untuk berperan (20)
sebagai pemimpin kelompok
dan menjadi teladan bagi
anggota kelompok
b. Kuesioner Penelitian

Kompetensi Pernyataan Jawaban


1 2 3 4 5
1. Kompetensi 1 Saya telah mampu menetapkan rencana yang
sistematik dan memastikan pencapaian tujuan
Intelektual berdasarkan data atau informasi yang akurat
2 Saya mempunyai keingintahuan atas hal-hal baru dalam
mengevaluasi, menyeleksi dan meleksanakan berbagai
metode atau strategi agar kinerja dapat ditingkatkan
3 Saya mempunyai kepedulian untuk meningkatkan
kualitas keputusan dan tindakan berdasarkan informasi
yang handal dan akurat
4 Saya mempunyai kemampuan untuk memahami situasi
dengan mengelaborasi permasalahan dan
menganalisisnya secara logis
5 Saya mempunyai kemampuan dalam memahami akar
pola keterkaitan komponen masalah yang bersifat
abstrak secara sistematis
6 Saya mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan
pekerjaan, memperbaiki dan mengembangkan diri
7 Saya mempunyai kemampuan menyampaikan gagasan
secara lisan dan tulisan dalam rapat atau diskusi agar
terbentuk kesamaan persepsi
8 Saya mempunyai kemampuan menyampaikan pokok-
pokok pikiran pada pertemuan formal atau informal
dengan menggunakan media narasi
2. Kompetensi 9 Saya dapat memahami, mendengarkan, menanggapi
kelebihan dan keterbatasan pemikiran dan perasaan
Emosional orang lain
10 Saya turut membantu dan melayani pengguna jasa
internal dan eksternal
Tabel Lanjutan…

Kompetensi Pernyataan Jawaban


1 2 3 4 5
11 Saya dapat mengendalikan prestasi dan emosi pada saat
menghadapi tekanan sehingga tidak melakukan tindakan
negatif
12 Saya mempunyai keyakinan dalam menunjukkan citra diri,
keahlian dan kemampuan dengan pertimbangan positif
13 Saya dapat menyesuaikan diri dan bekerja secara efektif pada
berbagai situasi
14 Saya dapat meningkatkan diri terhadap visi dan misi
perusahaan serta memahami kaitan antara tanggung jawab
pekerjaan dengan tujuan perusahaan
 
3. Kompetensi 15 Saya mampu untuk menyakinkan dan mempengaruhi orang
lain agar efektif dan terbuka dalam berbagi pengetahuan , ide-
Sosial ide dan pemikiran
16 Saya mampu untuk memahami posisi danm kekuasaan secara
komprehensif baik internal maupun eksternal perusahaan
17 Saya mampu untuk membangun dan memelihara jaringan
kerja sama agar tetap akrab dan hangat
18 Saya mampu untuk meningkatkan keahlian bawahan atau
orang lain dengan memberikan umpan balik yang bersifat
khusus
19 Saya mampu untuk bekerja sama dengan orang lain secara
kooperatif dan bermakna dalam suatu tim
20 Saya mampu untuk berperan sebagai pemimpin kelompok dan
menjadi teladan bagi anggota kelompok
 
Thank You

Anda mungkin juga menyukai