Anda di halaman 1dari 17

Efek

Komunikasi
S1C
Kelompok 3

Rana Fitjriyyah_202146500361
Anna Rohanah_202146500362
Junus Habel Ray_202146500382
Giovanni Rasfanzani_202146500317
Ahmad Syauqie Muharrom_201746570005
Efek Komunikasi ?
Efek adalah hasil akhir dari suatu proses komunikasi, bentuknya adalah sikap, perilaku yang
kita harapkan.

Efek komunikasi dengan demikian merupakan hasil dari aksi dan reaksi antara komunikator
dan khalayak dalam sebuah proses komunikasi Menurut Formula Lasswell efek (with what effect)
adalah konsekuensi dari proses komunikasi di mana seorang komunikator (who) mengatakan sesuatu
(says what) dalam suatu saluran (in which channel) kepada orang/khalayak (to whom).
Efek yang di hasilkan dari Secara Khusus
proses Komunikasi
Khusus setiap kampanye komunikasi memiliki
Secara Umum bentuk dan Tingkatan efek.
 
Efek dari komunikasi termasuk menggunakan Jika khalayak menerima ide-ide baru (inovasi)
media massa meliputi tiga aspek : maka muncul rangkaian efek:
 
• Tahap pengetahuan (knowledge),
• Tahap persuasi ( persuasion) ,
Kognitif, afektif dan konatif • Tahap pengambilan keputusan
(decision),
• Tahap penerapan (implementation),
• Tahap pemastian (confirmation)
 
Tahap!
Ada bermacam tahap tahap
Rangkaian Efek, Yaitu :
• Efek Resiprokal,
• Bumerang,
• Limpahan informasi, dan
• Efek orang ketiga.

4 Jenis —Ulasan pengetahuan mengenai efek, Windahl,


Efek Signitzer dan Olson
1. Efek Resiprokal
Efek resiprokal atau efek Pengulangan adalah efek berubahnya suatu fenomena yang sudah
dikenal Masyarakat karena fenomena tersebut dikomunikasikan melalui media Massa

2. Efek Bumerang
Ada 3 bentuk efek bumerang :
• Efek yang hasilnya berlawanan Dengan tujuan komunikasi
• Efek negatif yaitu ketika informasi yang Disampaikan media massa malah
memberikan dampak negatif kepada Targetnya dan
• Efek bumerang yang disebabkan terdistrosinya informasi Ketika disampaikan
berulang kali berbeda.
3. Efek Limpahan

Efek limpahan informasi muncul ketika orang yang sebenarnya tidak


Menjadi target komunikasi, turut mendapat informasi dan turut terpengaruh.

4. Efek Orang ketiga


Efek orang ketiga bisa disebabkan karena tindakan orang-orang yang
sudah mengantisipasi atau memikirkan sesuatu sebelum menerimanya
informasi sehingga efek yang muncul bukanlah efek sesungguhnya
yang diharapkan pengirim pesan.
Efek Pesan
Efek Kognitif
Merupakan bagaimana media membantu Efek Behavioral
personal maupun khalayak dibantu oleh sebuah
media

Efek Afektif Efek pesan informasi yang tersampaikan dapat


mempengaruhi secara tingkah laku atau perilaku
beberapa di antaranya:
● Suasana emosional
● Skema kognitif, dalam pikiran kita juga
membuat jalan cerita sendiri
● Suasana terpaan
● Predisposisi individual
● Faktor identifikasi
Studi Kasus
Efek Komunikasi di
tengah Pandemi
Covid-19
Saat pandemi Covid datang ke Indonesia.
Fenomena panic buying pun terjadi,
Sebagian masyarakat yang panic
berlomba melindungi diri. Masyarakat
juga tentunya sudah mendengar betapa
cepatnya virus ini menjangkit orang-
orang diberbagai belahan bumi
lainnya. Darimana masyarakat
mendapat informasi demikian?
Dosa Media dalam
Penyebaran Virus Corona
Untuk mempertahankan eksistensinya, media Dalam pemberitaan korban COVID-19 misalnya,
media cenderung menjual embel-embel gelar dan
massa berbasis online harus bergulat dengan
instansi korban dalam judulnya. Contohnya pada
jumlah “klik dan views” pada lamaan berita. judul berita “Pegawai Bank BNI Terindikasi
Keduanya tentu berimplikasi pada Corona”. Alih-alih memperingati masyarakat
jumlah adsense guna menopang operasional yang mungkin pernah berinteraksi dengan
dapur redaksi. Media massa korban, ketakutan dan spekulasi negatif
berbasis online juga harus berlomba satu masyarakat akan instansi tersebut justru yang
sama lain untuk menjadi yang tercepat dalam terjadi.
menghadirkan pemberitaan
Meskipun demikian, fenomena clickbait pada berita tidak
sepenuhnya salah. Terkadang butuh sedikit tekanan dalam
judul untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya
suatu masalah. Lagi-lagi, clickbait nampaknya juga
diperlukan guna menekan sisi psikologis masyarakat
Indonesia yang minim literasi.
Selain itu, sarana bertukar informasi yang semakin berkembang
juga mendorong individu-individu untuk ambil bagian dari
penyebaran informasi. Meski memiliki dampak positif,
fenomena ini justru mempercepat munculnya informasi-
informasi yang tidak bertanggung jawab. Berbagai hoaks yang
terlalu sering beredar seringkali meningkatkan ketakutan atau
bahkan menimbulkan rasa acuh tak acuh masyarakat akan
bahayanya virus ini.
Bagaimana Media Harus
Bertindak
Sebagai sumber informasi, yang pertama
tentunya media massa tidak boleh Optimisme publik juga harus
melupakan kewajiban utamanya untuk dibangun lewat media. Informasi
mengedukasi masyarakat. Tidak hanya terkini memang harus disampaikan.
dengan memberikan data statistik korban Namun mari tetap berimbang dalam
COVID-19, edukasi yang dimaksud juga pemberitaan. Misalnya berita
termasuk mengkomunikasikan penelitian kenaikan jumlah pasien teridentifikasi
dan pelayanan kesehatan kepada positif dapat diimbangi dengan kabar
masyarakat. naiknya jumlah pasien yang sembuh.
Kedua, media harus mampu meredam Yang ketiga, media tidak boleh
stigma negatif dan diskriminasi lewat lupa untuk memposisikan diri
pemberitaannya. Poin ini nampaknya sebagai sarana kontrol masyarakat
harus diperhatikan bukan hanya oleh terhadap kebijakan publik, dalam
media nasional, tetapi juga media hal ini terkait COVID-19. Sudah
internasional. selayaknya media massa bersatu
dalam keberpihakan pada
kepentingan publik
Media Tidak Bisa Berjalan
Sendiri
Mengenai solusi jangka pendek,
sebagai pemegang informasi
Dalam kasus ini, alangkah beratnya
tertinggi, pemerintah khususnya
langkah media jika tanpa dukungan
lewat Kementerian Komunikasi dan
pemerintah maupun masyarakat Informatika (KOMINFO) harus jadi
Indonesia sendiri. garda terdepan dalam pemberitaan
Dalam kasus merebaknya ketakutan COVID-19.
berlebih terkait COVID-19 di
masyarakat, setidaknya pemerintah harus
Sedangkan terkait solusi jangka
menempuh solusi jangka pendek dan panjang, pemerintah harus membentuk
jangka panjang. kesadaran literasi media masyarakat.
Satu hal yang pasti,
di tengah kalut pandemi COVID-19, mari
Lalu apa yang harus bersama untuk tidak memperburuk keadaan.
Alih-alih menerima informasi bulat-bulat,
kita lakukan sebagai mengapa kita tidak menganalisa dan mencari
tahu kebenarannya terlebih dahulu. Sama

masyarakat? halnya saat kita hendak menyampaikan


informasi kepada orang lain, pastikan
kebenaran informasi tersebut.
Efek yang dihasilkan dari komunikasi sangat berpengaruh
terhadap kehidupan manusia. Pesan yang disampaikan
dengan baik dapat memberikan efek positif pada si
KESIM
penerima pesan. Dan sebaliknya pesan yang disampaikan PULA
dengan cara yang salah dan tidak tersampaikan dengan
baik, maka akan menimbulkan efek negatif bagi si N
penerima pesan. Baik itu secara pikiran, perasaan ataupun
prilaku.

Seperti studi kasus yang kami sampaikan di atas. Tentunya


jika media memberitakan dengan benar dan tidak dikemas
seperti menakut-nakuti. Tentu tidak akan terjadi panic
buying di Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai