Anda di halaman 1dari 14

“EFEK MEDIA MASSA”

Kelompok 10:
Tesalonika Sindy Sumirah-210811050137
Christy Malonda-210811050113
Veronika Pahargyo-210811050115
Marcelino Mawei-210811050121

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
perkenenannya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Efek Media
Massa” dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Komunikasi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam
menyusun makalah ini, dan di ucapkan juga terima kasih kepada Dosen
pengampu mata kuliah ini.
Kami sadar bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari
itu dibutuhkan masukan,kritik, dan saran yang membangun dari Bpk/Ibu serta
teman-teman semuanya.

Manado, Oktober 2023

Kelompok 10
Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Bab II Pembahasan
1.1 Efek Media Massa
1.2 Efek media massa terhadap perilaku masyarakat
1.3 Peran media massa dalam membentuk opini publik
1.4 Efek Media yang Terencana
1.5 Efek Media yang Tidak Terencana
1.6 Efek media massa yang terjadi pada masyarakat
Bab III. Penutup
▪ Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang
Menurut Leksikon Komunikasi, media massa adalah “sarana untuk menyampaikan pesan
yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas, misalnya radio, televisi, dan surat kabar”.
Menurut Cangara dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi, media adalah
alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada
khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam
penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi,
seperti surat kabar, film, radio dan televisi (Cangara, 2010: 123–126).
Media adalah bentuk jamak dari medium, yang berarti “tengah” atau “perantara”, sedangkan
massa berasal dari bahasa Inggris, yaitu mass yang berarti “kelompok” atau “kumpulan”.
Dengan demikian, pengertian media massa adalah perantara atau alat-alat yang digunakan oleh
massa dalam menjalin hubungan satu sama lain.

Media massa merupakan sarana komunikasi massa. Proses penyampaian pesan, gagasan, atau
informasi media massa kepada orang banyak (publik) dilakukan secara serentak. Menurut
Cangara (2010: 76) dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi, komunikasi massa
merupakan salah satu dari komunikasi yang memiliki perbedaaan signifikan dengan bentuk
komunikasi yang lain. Sifat pesannya yang terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari
segi usia, agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan.
Pengertian efek menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah akibat; pengaruh: kesan
yang timbul pada pikiran penonton, pendengar, pembaca, dan sebagainya (sensasi sesudah
mendengar atau melihat sesuatu). Pengertian media massa adalah alat yang digunakan di
dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dan dengan menggunakan
alat-alat komunikasi mekanis seperti: surat kabar, radio, televisi dan film.
Efek media massa adalah suatu kesan yang timbul pada pikiran khalayak akibat adanya suatu
proses penyampaian pesan melalui media atau alat-alat komunikasi mekanis seperti: surat
kabar, radio, televisi dan sebagainya. Menurut Straubhaar et. al. (2011) adalah suatu perubahan
pada pengetahuan, sikap, emosi, atau tingkah laku setiap individu atau seseorang yang
mengkonsumsi media tersebut sebagai hasil dari paparan media massa yang dilakukan secara
terus-menerus.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Efek Media Massa?
2. Bagaimana efek media massa terhadap perilaku masyarakat
3. Bagaimana peran media massa dalam membentuk opini publik?
4. Apa saja empat typology besar dari efek media massa?
BAB II. Pembahasan

1.1 Efek Media Massa


Efek media massa sangat besar, apalagi di era sekarang ini. Komunikasi massa merupakan
sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Akan tetapi untuk mengetahui secara tepat dan rinci mengenai
kekauatan sosial yang dimiliki oleh komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapainya dalam
menggerakkan proses sosial tidaklah mudah. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai

Menurut Steven M. Chaffe ( Ardianto dkk, 2004) efek media massa dapat dilihat dari
beberapa pendekatan, yaitu:

1. Efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri
• Efek Ekonomi
Kehadiran media massa di tengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan berbagai usaha
produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa. Keberadaan televisi baik televisi
pemerintah maupun televisi swasta dapat memberi lapangan pekerjaan kepada sarjana ilmu
komunikasi, para juru kamera, pengarah acara, juru rias dan profesi lainnya.
• Efek Sosial
Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat
dari kehadiran media massa. Sebagai contoh misalnya kehadiran televisi dapat
meningatkan status dari pemiliknya.
• Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari
Terjadinya penjadwalan kegiatan sehari-hari, misalnya sebelum pergi ke kantor masyarakat kota
akan lebih dahulu melihat siaran berita di televisi.
• Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman
Orang menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya dengan
tujuan menghilangkan perassan tidak nyaman, misalnya untuk menhilangkan perasaan
kesepian, marah, kesal, kecewa dan sebagainya.
• Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu
Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perassan tidak nyaman pada diri
seseorang, tetapi juga dapat menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang seseorang akan
mempunyai perasaan positif atau negatif terhadap media tertentu. Tumbuhnya perasaan
senang atau percaya pada suatu media massa tertentu erat kaitannya dengan pengalaman
individu bersama media massa tersebut.
2. Melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak
• Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi
dirinya. Efek kognitif ini membahas bagaimana media massa dapat membantu khalayak
dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan
kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau
tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh
media adalah realitas yang sudah diseleksi. Televisi memilih tokoh-tokoh tertentu untuk
ditampilkan dan mengesampingkan tokoh lainnya.
• Efek Proposional Kognitif
Efek proposional kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang
dikehendaki oleh masyarakat. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti tentang
bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka televisi telah menimbulkan efek proposional
kognitif.
• Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan
sekadar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan
dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah setelah menerima pesan
dari media massa.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan dari media
massa adalah sebagai berikut:

1. Suasana Emosional, Respon individu terhadap sebuah film atau sinetron televisi akan
dipengaruhi oleh situasi emosioanl individu.
2. Skema kognitif, Skema kognitif merupakan naskah yang ada di dalam pikiran individu yang
menjelaskan alur peristiwa.
3. Suasana Terpaan, Suasana terpaan adalah perasaan individu setelah menerima terpaan
informasi dari media massa.
4. Predisposisi Individual, Predisposisi Individual mengacu kepada karakteristik individu.
Individu yang melankolis cenderung menghadapi tragedi lebih emosional daripada orang yang
periang. Orang yang periang dan mempunyai sifat terbuka cenderung akan lebih senang bila
melihat adegan-adegan lucu daripada orang yang melankolis.
5. Faktor Identifikasi, Menunjukkan sejauhmana orang merasa terlibat dengan tokoh yang
ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca, pendengar akan
menempatkan dirinya di posisi tokoh.

1.2 Efek media massa terhadap perilaku masyarakat


Perilaku seseorang yang di publikasi oleh media kadang dapat mendorong orang lain
untuk melakukan tindakan mengadopsi perilaku tersebut. Tindakan menduplikasi apa yang
dilihat di media bukan melulu dilakukan oleh anak-anak melainkan juga orang dewasa.
Media massa dalam hal ini ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi media
memiliki beberapa fungsi positif, seperti; to inform, to educate, akan tetapi di sisi lain
informasi yang dihadirkan juga memiliki efek negatif, bahkan bisajadi pemicu khalayak
atau seseorang untuk melakukan hal yang sama dengan tayangan atau informasi yang dilihat.
Melalui media, kejadian dibelahan dunia mana pun dapat diakses oleh masyarakat
di belahan dunia lainnya. Karena media massa merupakan salah satu pusat informasi
yang tidak terbatas dalam arti dapat diakses oleh siapapun dan kapanpun maka diperlukan sikap
bijak dari masyarakat untuk mengolah dan menyaring informasi yang tersaji. Tidak ada yang
salah dengan kehadiran media massa di tengah-tengah kehidupan manusia modern.
Kehadirannya sangat ditunggu untuk menunjang mobilitas masyarakat yang tinggi. Apa
jadinya jika media massa tidak ada, tentu perjalanan usaha, perjalanan karir, perjalanan bisnis
dan serta perjalanan silaturahmi akan bergerak dengan sangat lambat bahkan mungkin
terhenti, tidak bergerak samasekali. Media massa mempunyai peran sebagai kontrol sosial dan
pemeliharaan tertib masyarakat, sebagaimana merupakan pendapat Innis dan McLuhan.
Media massa terutama televisi memiliki dampak yang kuat dalam penyebaran dan
mempengaruhi persepsi serta perilaku masyarakat. Hal tersebut diapaparkan dalam teori
dampak media sebagai berikut. Teori Dampak yang Kuat ( The powerfull- effects models )
menyatakan bahwa dalam keadaan-keadaan tertentu, media massa bisa mempunyai dampak
yang signifikan pada sejumlah besar orang. Model ini disajikan oleh Elisabeth Noelle Neumann
dalam artikelnya, “Kembali ke Konsep Media Massa yang Kuat” (1973). Teori spiral kesunyian
(spiral of silence) miliknya sesuai dengan model dampak yang kuat. Tiga penelitian lain yang
juga mengindikasikan dampak yang kuat yang disebabkan oleh media massa dilaksanakan oleh
Mendelsohn (1973); Maccoby dan Furquhar (1975); dan Ball Rokeach, Rokeach, dan Grube
(1984) (Severin, Teori Komunikasi, h. 315)
Media massa merupakan sesuatu yang akrab dalam kehidupan masyarakat sehari-
hari. Baik itu media cetak maupun elektronik. Kehadrannya menjadikan suplemen tersendiri
terutama bagi masyarakat dengan mobilitas tinggi. Kehadiran media masa dapat dijadikan
sebagai hiburan sebagaimana dijelaskan oleh Devito di atas. Artinya, kebutuhan masyarakat
terhadap media massa sangat tinggi. Jika merujuk pada hasil penelitian tentang seberapa tinggi
intensitas masyarakat dalam menonton televisi maka dapat dilihat bahwa masyarakat memiliki
kecenderungan yang besar dalam mengakses informasi melalui televisi. Tingginya intensitas
masyarakat dalam menonoton televisi di beberapa negara menunjukkan bahwa keberadaan
media terutama televisi amatlah sangat dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
sisi fungsinya, baik fungsinya to educate atau mendidik, to inform atau memberikan informasi,
maupun fungsi yang teringan yaitu to entertaint atau memberikan hiburan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Media massa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku masyarakat.
Pengaruh ini dapat bersifat positif maupun negatif, tergantung pada bagaimana media massa
digunakan, kontennya, dan bagaimana masyarakat meresponsnya. Berikut adalah beberapa
efek media massa terhadap perilaku masyarakat:
1. Pengaruh Opini Publik: Media massa memiliki peran penting dalam membentuk opini
publik. Berita, editorial, dan komentar yang disiarkan oleh media dapat memengaruhi
pandangan masyarakat tentang isu-isu penting, politik, sosial, dan budaya.
2. Pengaruh Model Perilaku: Media massa seringkali menampilkan model-model perilaku yang
bisa diikuti oleh masyarakat. Misalnya, selebriti dan tokoh publik yang tampil di media bisa
menjadi panutan bagi masyarakat, baik dalam hal gaya hidup, mode, atau pandangan politik.
3. Pengaruh Budaya Pop: Film, musik, dan acara televisi memiliki pengaruh besar dalam
membentuk budaya populer. Mereka dapat memengaruhi gaya berpakaian, bahasa, nilai-nilai,
dan norma-norma sosial yang dianut oleh masyarakat.
4. Pemberitaan Negatif: Pemberitaan negatif atau sensasionalisme dalam media massa dapat
meningkatkan rasa takut, ketidakamanan, atau kekhawatiran di kalangan masyarakat. Ini dapat
mempengaruhi perilaku masyarakat dalam hal peningkatan kekhawatiran, kecurigaan, atau
permusuhan terhadap kelompok tertentu.
5. Penyebaran Informasi dan Pendidikan: Media massa juga bisa menjadi sumber informasi
yang penting. Masyarakat bisa mendapatkan pengetahuan tentang isu-isu penting, kesehatan,
ilmu pengetahuan, dan banyak lagi melalui media. Ini dapat mempengaruhi perilaku
masyarakat dalam hal meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mereka.

6. Pengaruh Media Sosial: Dengan perkembangan media sosial, media massa tidak hanya
terbatas pada surat kabar, televisi, dan radio. Media sosial memengaruhi perilaku masyarakat
dengan memfasilitasi komunikasi, memengaruhi opini publik, dan memperkuat fenomena
seperti penyebaran berita palsu (hoaks) dan perpecahan sosial.
7. Pengaruh Politik: Media massa memainkan peran penting dalam proses politik, termasuk
pemilihan umum. Mereka dapat memengaruhi pemilih dengan cara melaporkan berita dengan
sudut pandang tertentu atau dengan mempengaruhi perdebatan politik.

1.3 Peran media massa dalam membentuk opini publik


Kehadiran teknologi tak pelak memberikan pengaruh sangat besar dalam kehidupan
manusia.Manusia menggunakan teknologi dan dikelilingi teknologi hampir dalam setiap gerak
kehidupannya. Pengaruh teknologi dalam kehidupan manusia menarik perhatian seorang
pemikir berkebangsaan Kanada, Marshall McLuhan, dan melalui bukunya Understanding
Media (1964) ia menulis mengenai pengaruh teknologi.
Peran Media Massa Media merupakan sarana bagi komunikasi dalam menyiarkan
informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak.
Hal ini menunjukan media massa merupakan sebuah institusi yang penting bagi masyarakat.
Asumsi ini didukung oleh McQuail dengan mengemukakan pemikirannya tentang media massa
: Media merupakan indrustri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja,
barang dan jasa, serta menghidupkan indrustri lain yang terkait, media juga merupakan
indrustri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi
tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya, di lain pihak, institusi diatur olah
masyarakat.
Media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam
masyarakat yang dapat di dayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya.
Media merupakan lokasi atau forum yang semakin berperan, untuk menampilkan pristiwa
peristiwa kehidupan masyarakat, baik bertaraf nasional maupun internasional. Media sering
sekali sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian
pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalm pengertian pengembangan tata cara,
mode, gaya hidup dan norma-norma.
Opini public menurut NoelleNeumann (Morisson: 2014;527) adalah : “attitudes or
behaviors one must express in public if one is not to isolate oneself; in areas of controversy or
change, public opinion are those attitudes one can express without running the danger of
isolating oneself” (sikap atau perilaku yang harus dikemukakan seseorang di depan public jika
ia tidak ingin dirinya terisolasi; dalam wilayah kontroversi atau perubahan, opini public adalah
sikap yang dapat ditunjukkan seseorang tanpa bahaya isolasi terhadap dirinya).
Kita dapat melukiskan opini public sebagai proses yang menggabungkan pikiran,
perasaan, dan usulan yang diungkapkan oleh warga Negara secara pribadi terhadap pilihan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas tercapainya
ketertiban social dalam situasi yang 24 mengandung konflik, perbantahan, dan perselisihan
pendapat tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana melakukannya (Nimmo : 2000;3).
Karakteristik media massa seperti keberadaan khalayak yang luas, heterogen, dan
penyebaran pesan yang cepat serta serentak menjadi alasan kuat banyak pihak akhirnya melirik
media massa sebagai alat penyebaran pesan tertentu. Kekuatan media massa dalam membentuk
isu tak bisa diragukan lagi. Dalam hal ini tentu saja pesan media tak bisa dipisahkan begitu saja
dari keberadaan institusi media itu sendiri. Dalam perkembangannya kemudian diakui bahwa
media massa dalam prakteknya berada diantara kepentingan negara dan pasar, elite tertentu
atau pemilik media itu sendiri.
Media massa membawa kepentingan dari pihak tertentu. Melalui kontennya, media
massa menyusupkan kepentingan dari kelompok tertentu untuk merebut perhatian publik.
Dengan serangan informasi yang sama secara bertubi, media 25 massa berusaha mempengaruhi
sikap publik. Media massa juga memiliki pengaruh yang begitu kuat dalam kehidupan politik.
Media massa memiliki daya jangkau yang luas dalam menyebarkan informasi politik, bahkan
mampu melewati batas wilayah, kelompok umur, jenis kelamin, dan status sosial-ekonomi.
Dengan demikian, status politik yang dimediasikan akan menjadi perhatian bersama di
berbagai tempat dan kalangan. Media massa memiliki kemampuan untuk melipatgandakan
pesan yang begitu mengagumkan. Dilipatgandakan atau tidaknya pesan memiliki korelasi yang
begitu erat dengan respons masyarakat terhadap isu tersebut. Apabila responnya positif,
kecenderungan media massa akan melipatgandakan isu tersebut. Dampak pelipatgandaan ini
tentu sangat besar di tengah masyarakat.
Setiap media dapat mewacanakan sebuah peristiwa politik sesuai pandangannya
masing-masing. Media massa memiliki kebijakan redaksional terkait isi peristiwa politik yang
ingin disampaikan. Kebijakan ini membuat media banyak diincar oleh pihak-pihak yang ingin
memanfaatkannya, begitu juga sebaliknya. Pemberitaan peristiwa oleh suatu media
kecenderungannya akan berkaitan dengan media lainnya, sehingga terbentuk suatu rantai
informasi yang menambah kekuatan media massa dalam menyebarkan informasi dan mampu
memperbesar dampak yang diberikan kepada publik.
Pada masa Plato, media massa sudah diyakini mempunyai pengaruh. Karena itu, ia
membatasi bahan-bahan bacaan untuk masyarakat tertentu. Di Amerika Serikat (AS), sejak
1960-an, studi media sudah membuktikan bahwa media massa memunyai efek terhadap
tindakan masyarakat, termasuk dalam tindakantindakan yang agresif dan revolusioner. Sejauh
studi yang dilakukan para ahli, interpretasi media massa menjadi pertimbangan bagi sebuah
gerakan social. Sekitar abad ke-18 dan 19, media dijadikan sebagai alat propaganda dalam
lembaga pemerintahan. Politikus dan pemerintah, pada saat itu, menyadari betapa pentingnya
media sebagai propaganda dan metode-metode persuasif lainnya untuk
memenangkan/mengamankan posisi mereka. Guna mencapai tujuan itu, yaitu memegang
kendali atas masyarakat, mereka mulai menciptakan, mendirikan dan mendanai media-media
publikasi (koran) untuk menyebarkan segala bentuk informasi. Hingga akhirnya, media-media
tersebut berubah menjadi medan tempur opini publik tentang sosial, politik, dan agama.
Opini public dan media massa memang memiliki hubungan yang erat. Media massa
menjadi unsur terpenting dalam kegiatan komunikasi untuk menjalankan berbagai kepentingan
tertentu. Kepentingan-kepentingan inilah yang kemudian menjadi masalah karena kerap kali
disebarkan dengan tak berimbang. Media massa digunakan oleh seseorang atau kelompok
tertentu, termasuk negara untuk melancarkan isuisu tertentu sebagai upaya untuk
mempengaruhi masyarakat agar memberikan dukungannya terhadap mereka. Media massa
digunakan untuk menyebarkan informasi, baik sebagai pencitraan diri, ataupun dalam upaya
menjatuhkan lawan atau pihak tertentu. Media massa beroperasional dengan berbagai
kepentingan yang ada di belakangnya. Bagi elit politik yang menjadi pemilik media, media
massa bisa menjadi alat propaganda untuk pencitraan dirinya. 27 Media massa menjadi salah
satu hal yang dapat memicu terbentuknya opini publik dan reaksi publik dengan hanya
membaca koran atau melihat pemberitaan di televisi. Media memiliki pengaruh yang kuat
dalam dunia perpolitikan, bisa memberikan keuntungan tersendiri bagi negara-negara yang
terkait karena apabila berita yang mereka sampaikan berhasil, maka mereka akan mendapatkan
dukungan dari banyak lapisan demi tercapainya tujuan negaranegara yang bersangkutan.
Dengan agenda setting, media massa melakukan setting berita untuk diwacanakan penting,
yang akhirnya bisa mempengaruhi masyarakat dan sependapat, dengan mudah saja mengikuti
dan menyetujui apa yang disampaikan dalam media massa. Media massa memiliki kekuatan
besar untuk menggiring masyarakat ke sebuah wacana, dan mempengaruhi mereka untuk
mengikutinya. Dengan kekuatan besarnya tersebut, media massa lantas berkembang menjadi
alat bagi negara, elit politik, dan kelompok-kelompok tertentu untuk menguntungkan
kepentingannya.
Efek media massa yang dapat direncanakan bisa terjadi dalam waktu yang pendek atau cepat,
tetapi juga bisa terjadi dalam waktu yang lama. Efek media massa yang dapat direncanakan dan dalam
waktu yang cepat yaitu seperti propaganda, respon individu, kampanye media, news learning,
pembingkaian berita, dan agenda-setting. Sebuah pemberitaan media massa melalui propaganda
misalnya, maka media massa yang dapat melakukannya dalam waktu singkat, yaitu beberapa menit di
media massa, kemudian efek media massanya dapat pula diperkirakan sampai seberapa jauh menerpa
masyarakat, termasuk luasan efek yang dapat terjadi. Begitu pula kampanye seperti iklan, dapat juga
dilakukan dalam waktu singkat, dan efek iklan dapat diperkirakan sejauh mana mempengaruhi
masyarakat.

1.4 Efek Media yang terencana


Efek media massa yang dapat direncanakan bisa terjadi dalam waktu yang pendek atau cepat,
tetapi juga bisa terjadi dalam waktu yang lama. Efek media massa yang dapat direncanakan dan dalam
waktu yang cepat yaitu seperti propaganda, respon individu, kampanye media, news learning,
pembingkaian berita, dan agenda-setting. Sebuah pemberitaan media massa melalui propaganda
misalnya, maka media massa yang dapat melakukannya dalam waktu singkat, yaitu beberapa menit di
media massa, kemudian efek media massanya dapat pula diperkirakan sampai seberapa jauh menerpa
masyarakat, termasuk luasan efek yang dapat terjadi. Begitu pula kampanye seperti iklan, dapat juga
dilakukan dalam waktu singkat, dan efek iklan dapat diperkirakan sejauh mana mempengaruhi
masyarakat.
Pembingkaian berita, dengan maksud-maksud tertentu oleh sebuah media massa, dapat
dilakukan dalam waktu pendek dan efeknya dapat membentuk opini-opini yang bias diperkirakan oleh
media, termasuk pula agenda setting berakibat terhadap terpolanya agenda masyarakat sesuai dengan
pilihan aganda media.
Namun efek media yang terencana ini juga dapat dilakukan dalam waktu yang lama, dengan
efek media yang lama pula terjadi di masyarakat. Dengan pemberitaan yang direncanakan oleh media,
maka media dapat merencanakan terjadinya sebuah difusi dalam berbagai objek pembangunan di
masyarakat. Namun pula, karena waktu yang lama, maka pemberitaan terhadap sebuah objek terdifusi
berbagai pemberitaan disekitar itu, bahkan akan terjadi media dapat menyebabkan gagasan-gagasan
difusi inovasi terhadap hal-hal yang baru di masyarakat. Sebuah difusi inivasi yang baik di masyarakat
akan dengan maudah mendapat penerimaan masyarakat, karena itu dalam waktu yang lama, media
dapat menyebarkan difusi inovasi pada seluruh lapisan masyarakat.
Contoh dari dua tipologi efek media ini adalah sederet pemberitaan media tentang penggunaan
penggunaan formalian dalam makanan. Berita ini bisa dipropaganda, bisa dikampanyekan media,
bahkan bisa pula menjadi agenda setting, namun dilakukan dalam waktu pendek, efeknya dimasyarakat
adalah bahwa masyarakat menjadi sangat terpukul, karena selama ini mereka tidak menyadari
makanannya telah teracuni formalin dan berbagai zat peracun lainnya. Ada masyarakat yang takut
mengkonsumsi beberapa jenis makanan, akibatnaya beberapa produsen makanan yang diduga tercemat
itu bangkrut. Pemerintah dan para tokoh masyarakat ikut berwacana untuk membuat peraturan yang
mengatur formalin dan zat-zat beraracun lainnya. Dahsyatnya pemberitaan formalin menyebabkan
mereka sedang dihinggapi teropr racun, ngeri, dan menyeramkan. Namun perasaan mengerikan dan
menyeramkan itu lambat laun akan berkurang seirama dengan berkurangnya pemberitaan tentang
formalin itu di media massa.
Sedangkan siaran media massa, khususnya televise tentang lagu-lagu dangdut mengebor dalam
waktu yang lama, walaupun pada awalnya ditentang oleh banyak pihak di masyarakat, namun lama
kelamaan, acara-acara itu kemudian juga dapat diterima oleh masyarakat itu. Bahkan media sadar
bahwa acara mengebor itu akan melahirkan acara lain disekitarnya seperti acara wawancara dengan
fikur- figur ngebor, penayangan kisah hidup mereka, acara baru lainnya yang meniru acara ngebor dan
sebagaianya.

1.5. Efek Media yang Tidak Terencana


Efek media yang terjadi tidak terencana dapat berlangsung dalam dua tipologi. Pertama , terjadi
dalam waktu cepat. Efek ini terjadi merupakan tindakan reaksional terhadap pemberitaan yang tiba-
tiba mengagetkan masyarakat. Pemberitaan semacam ini tanpa disadari oleh media massa akan
menimbulkan arekasi individu yang merasa dirugikan, kelompok mereasa dikecewakan, bahkan bisa
terjadi tindakan kekerasan. Contoh Reaksi terhadap pemberitaan Majalah Tempo, oleh seorang
pengusaha di Jakarta, sehingga sempat ke pengadilan. Aksi pendudukan Banser di Kantor Redaksi Jawa
Post di Surabaya. Penyerbuan Kantor Redaksi Harian Merdeka, oleh sekelompok pemuda yang merasa
dicemarkan nama baiknya. Contoh-contoh tersebut merupakan efek media yang tak diduga dan
dikendalikan oleh media massa. Kedua , terjadi dalam waktu lama. Pemberitaan tentang kekerasan dan
kriminal, seperti Draft Hukum, Tikam, Patroli, dan sebagainya, sekilas dalam waktu pendek tidak
bermasalah. Orang yang menonton secara tidak langsung melakukan tindakan-tindakan melanggar
hukum yang dilihatnya di televisi dan media massa lainnya.
Namun dalam waktu yang lama, tanpa disadarinya acara-acara semacam itu akan menciptakan “ jalana
keluar” yang tak dikehendaki oleh dirinya sendiri. Apabila ia mengalami masalah yang sama dengan
apa yang dilihatnya di televisi, efek media massa ini akan menciptakan “ peta analog” mengenai jalan
keluar dari masalah yang dihadapinya.

Dari tingkat kekuatan dan kerusakan social yang diakibatkan efek media massa, maka dapat
disimpulkan bahwa kerusakan sosial akobat efek media massa adalah melalui dua tahap, yaitu :
Pertama, efek yang mudah terjadi adalah pada tatanan fisik dan perilaku indiviadu ( perilakau
organisme) yang berdeampak pada perilakau kelompok dan masyarakat. Perilaku ini terlihat mulai dari
menolak, menahan diri, dan sampai perilaku menerima. Atau juga efek emosional, seperti ketakutan,
pobia, sampai dengana efek melawan.
Kedua , efek yang merusak tatanan sikap ( norma personal) dan norma-norma lain di sekitar
sikap, seperti meruisak sistem sosial dampaia dengan merusak sistem budaya serta lingkungan yang
lebih luas. Media sering menyajikan nilai kekerasan. Disajikan sepertinya hanya sebagai berita atau
informasi, disajikan dengan gaya yang indah dan dikemas menjadi berseni, menarik. Namun di
dalamnya ada terjasi nilai-nilai kekerasan. Nilai- nilai itu dapat mempengaruhi tanpa sadar masyarakat
yang menontonnya. Maka etika komunikasi mau tak mau juga harus merumuskan, mendefinidikan dan
menentukan batas-batas kekerasan. Kekerasan dapat terjadi sebagai dokumen maupun fisik. Juga
semacam latihan/simulasi kekerasan. Tanpa terkecuali kekerasan yang sifatnya symbol, kekerasan yang
berupa sikap tidak saling peduli masyarakat. Dalam hal ini, maka etika komunikasi diciptakan agar
dapat mendukung pihak yang rentan menjadi korban kekerasan media, tanpa terjebak bersikap represif.
Menurut Komnas Perlindungan Anak pelajar yang terlibat tawuran berkarakter peniruan ulang, emosi
terganggu reaktif, suka tantangan dan bahaya, tidak disiplin, kurang berhati nurani, kurang memahami
perilaku dan spiritual yang baik serta kurang mengenal toleransi, demokrasi, dan hak azasi manusia.
Selanjutnya menurut Seto Mulyadi mengemukakan , pelbagai karakter itu hidup dalam diri
anak-anak yang akrab dengan nilai kekerasan di rumah dan sekolah,misalnya berdalih mengajari
ketisiplinan, orangtua dan guru merasa berhak memarahi, menjewer, memukul, hingga melukai anak.
Perilaku seperti itulah juga sering dipahami dan ditiru oleh anak.

Memang perilaku kekerasan bukan semata- mata diakibatkan oleh pemberitaan di media massa,
namun sangat dipengaruhi oleh faktor lain yaitu ekonomi, sosial dan budaya. Namunb dapat diartikan
maraknya kekerasan desawa ini tetap hidup, mencerminkan kegagalan pemerintah, masyarakat,
keluarga, sekolah dan aparat untuk melindungai setiap warga negara sebagaaimana tercantum dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Penataan dan pengaturan terhadap sepak terjang
media di tengah masyarakat tidak dapat dihindari. Dengan regulasi public, maka dapat dihilangkan,
paling tidak dikurangi konflik di tengah masyarakat yang dipicu oleh informasi yang sesungguhnya
multi tafsir. Regulasi juga sangat diperlukan mengingat pluralitas pada seluruh dimensi masyarakat,
yang harus dibarengi dengan deontology profesi jurnalis. Agar media tidak sewenang-wenang, berat
sebelah, pilih kasih. Ada banyak macam regulasi public yang bisa disajikan dan dilakukan serta diawasi
oleh public sendiri. Ara regulas yang menitikberatkan pada soal procedural. Regulasi itu harus
memperhatikan secara seimbang, untuk tidak berat sebelah, atau terjebak pada salah satu dari aliran
etika yang saling bersaing, yakni deontology, teleology dan situasional. Akan tetapi bagaimana tiga
aliran yang ada itu diolah, bukan dikalahkan satu sama lain, sehingga menghasilakan etika yang baik.

1.6. Efek media massa yang terjadi pada masyarakat adalah sebagai berikut:

a) Penyebaran budaya global yang menyebabkan masyarakat berubah dari tradisional ke modern,
dari modern ke post-modern, dan dari taat beragama ke sekuler.
b) Media masa kapitalis telah memicu hilangnya berbagai bentuk kesenian dan budaya tradisional
di masyarakat yang mestinya dilestarikan.
c) Terjadinya perilaku imitasi yang kadang menjurus kepada meniru hal-hal yang buruk dari apa
yang ia lihat dan ia dengar dari media massa.
d) Efek media massa sering secara brutal menyerang seseorang dan merusak nama baik orang
tersebut serta menjurus ke pembunuhan karakter seseorang.
e) Persaingan media massa yang tidak sehat menyebabkan media massa mengorbankan
idealismenya dengan menyajikan berbagai pembaraitaan yang justru menyerang norma- norma
sosial, sehingga amenyebabkan terciptanya perilaku pelanggaran norma sosial bahkan
terciptanya perilakau disorder.
f) Penyebaran pemberitaan pronomedia menyebabkan lunturnya lembaga perkawinan dan norma
seks keluarga di masyarakat, bahkan memicu terbentuknya perilaku penyimpangan seksual di
masyarakat.
g) Berita kekerasan dan teror di media massa telah memicu terbentuknya “ketakautan massa” di
masyarakat. Masyharakat selalu tidak aman, tidak menyenangkan bahakan tidak nyaman
menjadi anggota masyarakat tertentu.
h) Media massa kapitalis telah sukses merubah masyarakat; dari kota sampai ake desa; menjadi
masyarakat konsumerisme dan masyarakat mimpi, masyarakat ayang hidup dalam dunia seribu
malam tanpa aharus bekerja keras.
i) Media Massa cenderung menjadi alat provokasi sebuah kekuasaan sehingga efek media massa
menindas rakyat, bahakan dalam sekala luas, media massa menjadi alat kolonialisme modern,
dengan memihak kepada suatu negara adidaya,dan menjadi genderang perang untuk
memerangi negara-negara kecil dan miskin.

BAB III. PENUTUP

▪ Kesimpulan

Efek media massa memiliki empat typology besar. Pertama, efek media yang direncanakan.
Sebuah efek yang diharapkan terjadi baik oleh media massa sendiri ataupun orang yang menggunakan
media massa untuk kepentingan berbagai penyebaran informasi. Kedua , efek media massa yang tidak
direncanakan atau tidak dapat diperkirakan. Efek yang benar-benar diluar control media, di luar
kemampuan media ataupun orang lain yang menggunakan media untuk penyebaran informasi. Ketiga ,
efek media massa terjadi dalam waktu pendek, secara cepat, instan,dan keras memengaruhi seorang
atau masyarakat. Keempat , efek media massa dalam waktu yang lama. Sehingga mempengaruhi sikap-
sikap adopsi inovasi, kontrol sosial sampai dengan perubahan kelembagaan, dan persoalan-persoalan
perubahan budaya.
Selain typology besar Efek media massa ada juga pendekatan Efek media massa Menurut
Steven M. Chaffe ( Ardianto dkk, 2004) yaitu, Efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau
media itu sendiri dan Melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak
Daftar Pustaka

Bungin, Burhan, 2006. Sosiologi Komunikasi. Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=peran+media+massa+dal
am+membentuk+opini+publik&btnG=#d=gs_qabs&t=1697732366361&u=%23p%3Dx
SAB2m5-EhkJ
https://repository.uinsuska.ac.id/19603/7/7.%20BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai