Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS BUDI LUHUR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2020/2021

Nama : Imam Ikhsan Syarif Nim : 1931511800


Mata Ujian : ERP (Enterprise Resource Planning) Kelompok : D1
Hari/Tanggal : Sabtu, 18 Desember 2021 Waktu : 18:00
Dosen : Eryco Muhdaliha, S.E, M.M Metode : Take Home
Instruksi :
a. Bacalah setiap soal dengan seksama sebelum mengerjakan
b. Jawaban ditulis pada lembar jawaban
c. Jawaban dikumpulkan via email (eryco.muhdaliha@budiluhur.ac.id) dengan
ketentuan :
Pada subject email di tulis : Nama Lengkap_Nim_UAS_ERP_D1_0921_2021
d. Pengumpulan dilakukan paling telat pada Sabtu, 24 Desember 2021 paling telat jam
23:00 WIB

Soal :
1. Jelaskan pengertian ERP menurut pemahaman Saudara!
2. Jelaskan permasalahan yang dihadapi dalam penerapan ERP!

3.
Dari Gambar diatas, terdapat siklus perkembangan e-ERP dan praktek bisnis dalam
melakukan e-bisnis, Silahkan dijelaskan menurut pemahaman Saudara siklus tersebut!
4. Jelaskan Dimensi Teknologi, Dimensi Organisasi, Dimensi Kognitif pada ERP!
5. Jelaskan konsep dan penerapan ERP yang harus di miliki atau dilakukan suatu organisasi
untuk menghadapi persaingan bisnis dan situasi dimasa pademi saat ini untuk bisa survive
menurut Saudara!

= GOOD LUCK IN YOUR EXAMS =

*Salam Budi Luhur*

JAWABAN :

1. Pengertian ERP adalah suatu konsep untuk membuat perencanaan dan


pengelolaan sumber daya perusahaan yang meliputi dana, mesin, SDM,
waktu, material, dan kapasitas.

Istilah ERP (Enterprise Resource Planning) mencerminkan suatu konsep yang


berujung pada aktivitas perencanaan. Dengan kata lain, ERP lebih
memperhatikan aspek perencanaan.
Mengacu pada definisi ERP tersebut maka kita dapat mengetahui bahwa ERP
berfungsi sebagai alat untuk integrasi proses produksi/ jasa suatu
perusahaan dan juga integrasi data dalam organisasi.

Daniel E. O’Leary
Menurut Daniel E. O’Leary, arti ERP adalah suatu sistem berbasis komputer
yang didesain untuk memproses berbagai transaksi perusahaan dan
memfasilitasi perencanaan yang terintegrasi secara real time, produksi, dan
respon konsumen.

Hau dan Kuzic

Menurut Hau dan Kuzic, pengertian ERP adalah multi-modul, solusi aplikasi
pengemasan bisnis yang memungkinkan organisasi untuk mengintegrasikan
proses bisnis dan kinerja perusahaan, pendistribusian data umum,
pengelolaan sumber daya serta menyediakan akses informas secara aktual.

O’Brien
Menurut O’Brien, pengertian ERP adalah software lintas fungsi terpadu yang
merekayasa ulang proses manufaktur, distribusi, keuangan, sumber daya
manusia, dan proses bisnis lainnya dari suatu perusahaan untuk memperbaiki
efisiensi, kelincahan, dan profitabilitasnya.

Ellen Monk
Menurut Ellen Monk, pengertian ERP adalah sebuah sistem yang membantu
untuk mengatur proses bisnis seperti marketing, produksi, pembelian, dan
accounting dalam suatu kesatuan yang terintegrasi.

2. Beberapa penyebab kegagalan implementasi ERP adalah :


1. Manajemen perubahan dan training. Kesulitan terletak pada perubahan
praktek pekerjaan yang dilakukan. Training yang melibatkan banyak modul
harus dilaksanakan seawal mungkin.
2. To BPR* or not to BPR. Perusahaan harus memilih antara merubah bisnis
proses untuk menyesuaikan sistem atau sebaliknya, dengan implikasi
berupa biaya dan waktu untuk merubah sistem. (* Business Process
Reengineering)
3. Perencanaan yang buruk. Perencanaan harus mencakup beberapa area
seperti hal-hal bisnis dan ketersediaan user untuk membuat keputusan
pada konfigurasi sistem.
4. Meremehkan keahlian IT. Implementasi ERP membutuhkan keahlian staff
ditingkatkan dengan baik.
5. Manajemen proyek yang buruk. Hanya sedikit organisasi yang
mengimplementasi ERP tanpa melibatkan konsultan. Namun sering kali
konsultan melakukan perbuatan yang merugikan kliennya dengan tidak
membagi tanggung jawab.
6. Percobaan-percobaan teknologi. Usaha-usaha untuk membangun
interface, merubah laporan-laporan, menyesuaikan software dan merubah
data biasanya diremehkan.
7. Rendahnya keterlibatan Eksekutif. Implementasi membutuhkan
keterlibatan eksekutif senior untuk memastikan adaya partisipasi yang
terdiri dari bisnis dan IT dan membantu penyelesaian konflik-konflik.
8. Meremehkan sumber daya. Sebagian besar budget melebihi target
terutama untuk manajemen perubahan dan training user, pengujian
integrasi, proses-proses pengerjaan ulang, kustomisasi laporan dan biaya
konsultan.
9. Evaluasi software yang tidak mencukupi.Organisasi biasanya tidak cukup
memahami apa dan bagaimana software ERP bekerja sampai mereka
sepakat untuk membeli. Untuk mengatasi tersebut ada dua cara yang
disarankan oleh Turbit (2005) yaitu melakukan perubahan budaya dan
manajemen perubahan yang baik.
10. Beberapa perubahan budaya yang harus dilakukan organisasi
diantaranya :
a. Karyawan / user harus merubah fokus dari pekerjaan milik saya menjadi
pekerjaan keseluruhan organisasi.
b. Perubahan budaya biasanya memerlukan waktu beberapa waktu.
c. Perubahan dari sistem lama yang mempunyai fleksibilitas tinggi (misal
dalam pengambilan keputusan) dan tidak menaruh perhatian pada
konsistensi menjadi sistem baru yang menaruh perhatian pada
konsistensi.
Sedangkan literatur-literatur yang membahas mengenai manajemen
perubahan dalam implementasi ERP juga sudah cukup banyak diantaranya
Aladwani (2001). Membuat sebuah kerangka konseptual dan model untuk
mengelola perubahan-perubahan dalam implementasi ERP. Parr and Shanks
(2000) mengatakan bahwa alasan mengapa implementasi ERP gagal yaitu :
1. Strategi operasi tidak mendorong perencanaan dan pengembangan bisnis
proses.
2. Waktu implementasi lebih lama dari yang diharapkan.
3. Aktivitas persiapan pra-implementasi tidak berjalan dengan baik.
4. Orang tidak dipersiapkan dengan baik untuk menerima dan
mengoperasikan sistem baru.
5. Biaya implementasi lebih besar daripada yang diantisipasi.
6. Komitmen manajemen agar implementasi berhasil sehingga yang
dipertimbangkan tidak lagi apakah Software tersebut yang ”The Best”.
7. Proses mapping dilakukan karena bisnis proses curent dan to be. Tahap
selanjutnya yang dilakukan adalah mengkaji efek dalam jangka panjang
dan pendek terhadap pemilihan bisnis proses yang akan dipakai.
8. Perubahan bisnis proses dan implementasi ERP menyebabkan perubahan-
perubahan dalam struktur organisasi berupa bertambahnya job discription
dan unit-unit kerja baru yang berfungsi untuk mendukung implementasi
ERP.
9. Aplikasi ”Change Management” untuk mengelola perubahan-perubahan
yang terjadi dengan adanya implementasi ERP.

Beberapa kendala yang dihadapi dalam implementasi dikategorikan menjadi 3


aspek :
1. Teknis, Diantaranya masalah bahasa dan perubahan dari model hard copy
menjadi model display.
(a). Penggunaan Software ERP menuntut terminologi istilah yang sama
sehingga istilahistilah dalam produksi, penjualan, dll yang digunakan
harus dirubah sesuai istilahistilah dalam ERP yang berbahasa Inggris.
(b). Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak manajemen secara
tradisional dilakukan dengan menggunakan model hard copy dimana
Manajer menandatangani tumpukan kertas yang dimejanya dipaksa untuk
membuka komputer karena proses Approval dilakukan melalui media
tersebut (model display).
2. Budaya, Implementasi ERP yang berbasis penggunaan teknologi menuntut
perubahanperubahan yang harus dilakukan karyawan diantaranya harus
aware terhadap penggunaan software tersebut (sebagai contoh selalu
update data).
3. Politik, Kendala yang menghambat implementasi berasal dari dalam tubuh
departemen IT sendiri dan dari luar departemen.
(a). Sebagian besar karyawan IT merasa pekerjaannya akan hilang karena
digantikan oleh sistem tersebut. Hal ini dikarenakan sebelum penerapan
sistem ERP, bagian IT inilah yang bertanggung jawab untuk membuat
aplikasi-aplikasi sesuai dengan kebutuhan user disemua departemen.
Beberapa karyawan di luar departemen IT juga merasa terancam dengan
berkurangnya kekuasaan karena sebagian pekerjaan akan dilakukan oleh
software ERP.
(b). Dengan alasan politis tertentu, beberapa unit kerja yang sebenarnya
bisa dihapus tidak dapat dilakukan.
(c). Keengganan user atau karyawan departemen lain pada saat
diimplementasikan software karena adanya unsur ”ketidakpercayaan”
terhadap departemen IT. Ketidakpercayaan tersebut timbul karena
ketakutan bahwa data-data atau laporanlaporan rahasia mereka akan
diketahui oleh bagian IT selaku administrator.
4. Menurut Turbit (2005), salah satu penyebab kegagalan implementasi ERP
adalah :
5. Bisnis Proses. Dengan menerapkan ERP, maka perusahaan harus memilih
antara merubah bisnis proses yang dimilikinya untuk menyesuaikan
dengan sistem ERP atau sebaliknya. Agar dapat memilih, perusahaan yang
akan mengimplementasikan ERP tentunya harus sudah mempunyai bisnis
proses sehingga dapat membandingkan dengan bisnis proses dari sistem
ERP. Dari perbandingan tersebut, jika bisnis proses yang dimiliki
perusahaan sudah matang maka tidak banyak perubahan yang dilakukan.
6. Dengan implementasi ERP maka diperlukan perubahan-perubahan budaya
organisasi terutama dikaitkan dengan cara bekerja. Beberapa contoh
perubahan yang ada diantaranya adalah proses approval dari model
hardcopy menjadi model display sehingga menuntut manajer tidak gaptek
dengan teknologi. Perubahan yang lain misalnya karyawan dituntut terus
menerus untuk mengupdate data karena informasinya diberikan oleh
sistem ini harus bersifat real time. Dengan berjalannya waktu ternyata
semua pihak dapat melakukan perubahan budaya organisasi sehingga
user lebih siap dalam mengoperasikan sistem yang baru.
3. Untuk mencapai tingkat manfaat maksimum dari mengintegrasikan aplikasi e-
bisnis dengan paket ERP, penting untuk memahami sejak awal sifat
komplementer dari pelaksaan e-ERP. Biasanya, sistem ERP dalam peluncuran
terakhirnya akan menggantikan sistem penjualan antar muka dengan sistem
yang tersisa. Namun, untuk dunia luar, sistem ERP akan sebagian besar
transparan, karena berkomunikasi dengan pemasok dan vendor yang
menggunakan media atau transaksi standar EDI. Fokus utama implementasi
adalah integrasi rantai nilai lintas perusahaan menggunakan alat e-bisnis.
“Setelah teknologi internet diintegrasikan secara efisien ke dalam internal.
Operasi, penggunaannya yang efektif untuk interaksi eksternal menjadi
ekstensi alami dan mudah. Tanpa infrastruktur internal, interaksi eksternal
tidak akan fleksibel dan terbatas”

Pada awal 1999, 10 organisasi yang berbasis di SAP Australia Barat dihubungi
dengan maksud untuk mengumpulkn informasi tentang keadaan
perkembangan e-bisnis dalam lingkungan SAP R/3. Secara signifikan Sistem
SAP R/3 mendominasi lanskap ERP lokal. Secara umum, tanggapan dari
manajer IT yang diwawancarai mengungkapkan pandangan dan harapan masa
depan. Perkembangan yang mirip dengan temuan kunci dari industri Nolan
dan Norton Institute Australia yang berbasis studi, (Laporan NNI 1998):
 Integrasi di seluruh organisasi adalah kunci untuk keuntungan efisiensi
yang besar;
 Transparansi implementasi dan proses perubahan adalah penting, baik
dalam hal penerimaan perubahan dan pencapaian keuntungan efisiensi
yang diharapkan;
 Membedakan antara berusaha untuk memenangkan pasar baru atau
pelanggan dan mendapatkan efisiensi biaya;
 Mengembangkan register manfaat dan mengukur prestasi terhadapnya.

Informasi yang dikumpulkan dari wawancara pertama memunculkan grafik


strategi IT pada (Gambar 2). Grafik mencerminkan manfaat yang didapat dari
rencana dua tahap, di mana implementasi diikuti oleh ekstensi internet.
Pendekatan evolusioner ini diamati sebagai norma di Australia, untuk
organisasi tipe “pengikut” (Laporan NNI, 1998). Temuan di bawah ini mengacu
pada pertanyaan; “Apa penggunaan, manfaat, hambatan, dan driver bisnis
yang timbul dari penggunaan teknologi Internet terintegrasi dengan sistem
SAP R/3:

 Umumnya, istilah yang digunakan untuk sumbu vertikal “Manfaat”


terlihat mencakup “penghematan biaya” dan “Efisiensi” dengan proses
internal.
 Sebagian besar responden setuju bahwa integrasi Internet akan
mengangkat “kurva Manfaat”, yaitu peningkatan manfaat, tetapi
peningkatan tidak akan eksponensial seperti yang ditunjukkan oleh
kurva putus-putus.
 Istilah “teknologi bolt-on” digunakan dalam hal strategi Internet-SAP.
Sekali lagi, pandangan ini membuat gagasan bahwa manfaat dapat
meningkat secara eksponensial.
 Sebagian besar responden menganggap bahwa integrasi bisnis dengan
web akan meningkatkan efisiensi.

Manajer IT diwawancarai untuk mendapatkan informasi dasar tentang status


penggunaan teknologi Internet masing-masing organisasi (web, intranet,
ekstranet, dan email). Mereka diwawancarai tentang "manfaat dan hambatan
yang timbul dari perluasan proses bisnis R/3 mereka ke Internet". Penemuan
tersebut disajikan dalam kategori sebagai berikut :
 Business-to-Business (B2B) melalui Internet untuk mendukung mitra
dan pemasok.
 Bisnis-ke-Karyawan (B2E) melalui intranet untuk mendukung berbagi
informasi / pengetahuan.
 Bisnis-ke-Pelanggan (B2C) melalui situs Web untuk mendukung
interaksi pelanggan.
B2B e-Procurement Waktu tunggu yang lebih pendek dan biaya yang lebih
rendah

Biotech melaporkan bahwa “waktu tunggu untuk mengisi pesanan dipotong


dari empat menjadi hanya satu hari dari waktu ketika seorang karyawan
mencatat pesanan, untuk pengiriman. Setelah mencapai waktu yang lebih
pendek, Biotech tidak perlu lagi menyimpan stok bahan dengan jumlah besar,
sehingga pengeluaran turun menjadi lebih sedikit dan arus kas lebih sehat.
Tujuan lain dari proyek bisnis-ke-bisnis adalah untuk membangun lebih
banyak hubungan jangka panjang dengan vendor lain. Ketiga perusahaan
percaya manfaat masa depan akan datang dari portal industri, misalnya
Chemicals, Oil , dan Pasar gas sebagai berikut:

 Peluncuran solusi e-bisnis perlu dicapai dengan sangat baik cepat


untuk ROI. Juga, perlu ada “kerja sama penuh antara mitra industri”.
Kerjasama antara pemasok, Selanjutnya, hanya dengan konten Anda
mendapatkan win-win, misalnya katalog industri.

 Untuk meminimalkan hambatan, semua saran berkaitan dengan


masalah teknis atau lebih praktis. Ini mungkin telah dipicu oleh pola
pikir proyek yang digerakkan oleh IT. Aplikasi pengadaan harus jauh
lebih user friendly. Mereka merekomendasikan “upgrade ke R/3“ rilis
4.6” dan “peningkatan antarmuka program aplikasi bisnis (BAPI)”.

 Ketiga organisasi percaya teknologi ERP mereka akan memainkan


peran integral dalam membantu perusahaan-perusahaan mapan ini
membangun dan mengoperasikan model bisnis-ke-bisnis online.

B2E Layanan Mandiri Karyawan Tingkatkan Kualitas Hidup Kerja

Sebuah perusahaan rekrutmen dan layanan karyawan besar


http://employment.com/, menerapkan rangkaian aplikasi swalayan karyawan
SAP di Internet. Ini digunakan untuk jaringan lebih dari 1.400 karyawan di
lebih dari 200 kantor, nasional. Ini termasuk solusi perekrutan karyawan,
“diharapkan untuk menyadari penghematan biaya yang cukup besar dalam
organisasi pembelian dan sumber daya manusia kami selama beberapa tahun
ke depan.” Ini membantu mengurangi tugas administrasi dan penggunaan
kertas. Seorang pemimpin dalam penjualan dan layanan media di seluruh
dunia, http://media.com/ menerapkan solusi SAP Internet untuk lebih
memanfaatkan investasinya dalam sistem SAP dengan memperluas
fungsionalitas sistem R/3 ke pengguna biasa dengan tujuan :

 Untuk memaksimalkan manfaat, desain antarmuka intranet harus


mengakomodasi karyawan yang paling terlatih. Membutuhkan fokus
perusahaan Bersama Manajer dan pandangan IT harus belajar bersama
(cepat) untuk mencari model bisnis baru. Pengakuan untuk
menciptakan sistem internet sebagai sistem pembelajaran.

 Untuk meminimalkan hambatan ketersediaan katalog pemasok.


Kerjasama antar pemasok, untuk membakukan nomor item dalam
katalog lebih mudah menghubungkan data SAP ke Internet dengan
berbagai BAPI yang lebih besar. “Kita perlu memahami faktor
lingkungan termasuk infrastruktur IT.“

B2C &B2B Pelanggan / Mitra Penjualan online Nilai tambah produk dan
layanan

Untuk Scitech efek mengintegrasikan R/3 dengan aspek peningkatan efisiensi


Internet dari penjualan B2B di seluruh dunia. Sistem ini dikembangkan untuk
mengoptimalkan proses antara Scitech Computers dan mitra dan
pelanggannya. Dari umpan balik melalui situs web (e-mail 20 sampai 30 per
hari), “kita mulai memahami apa yang diinginkan anggota kami.” Beberapa
masalah teknis, misalnya tidak cukup aplikasi bisnis antarmuka pemrograman
(BAPI), antara lain :

 Untuk memaksimalkan keuntungan: Komunikasi antara dua cabang


menjadi masalah. Lebih pro-aktif dengan membuat situs web
menyenangkan. Memanfaatkan sinergi antara jaringan industri, daftar
email, tautan web, dan meningkatkan kemampuan e-learning di situs
web. “E-nable” pelanggan dalam memesan, menggunakan lebih banyak
kekuatan visual dan melalui pengembangan komunitas elektronik.

 Untuk meminimalkan hambatan: Publisitas melalui email dan katalog


online. Meningkatkan pelacakan pesanan serta menyelesaikan prosedur
kehabisan stok. Beberapa masalah bisnis dasar belum terselesaikan.
Bertanggung jawab atas masalah etika dalam kredit yang diambil dari
anggota sebelum stok diproses.
4. Dimensi ERP

 Dimensi teknologi ERP

Lima karakteristik umum IS dapat disaring untuk dimensi teknologi dan


diisi untuk ERP, yaitu pengembangan, teknologi terapan, kompleksitas,
standardisasi, dan integrasi.

1. Pengembangan
Sistem ERP adalah paket komersial dari pemasok pihak ketiga. Saat ini,
pemasok utama adalah SAP AG, Baan, J.D. Edwards, PeopleSoft dan
Oracle. Sistem ERP dapat dipahami sebagai setengah jadi produk dengan
tabel dan parameter yang akan dikonfigurasi di rumah (Shang dan Seddon,
2000). NS organisasi dapat menyesuaikan perangkat lunak ERP melalui
add-on atau perangkat tambahan lainnya (Markus dan Tanis, 2000; Keller
dan Teufel, 1998).

2. Teknologi terapan

Sistem ERP terdiri dari beberapa teknologi seperti sistem client-server dan
teknologi web dengan: fitur tertentu, seperti real-time, online, dan interaktif
(Brown et al., 2000; Madani, 2000). Penerapan beberapa teknologi
diasumsikan mengarah pada kekhawatiran khusus mengenai
kompleksitas, standardisasi dan integrasi, karakteristik dibahas
selanjutnya.

3. Kompleksitas

Karena skalanya yang besar dan cakupan organisasi yang luas, sistem
ERP dianggap sangat kompleks. Seseorang dapat membedakan
kompleksitas komponen, kompleksitas koordinatif, dan kompleksitas
dinamisn(Banker et al., 1998).

4. Standarisasi

Sistem ERP sebagian besar dikembangkan di luar perusahaan, dan


dianggap telah ditulis sebelumnya dan bersifat umum alam. Tingkat
standarisasi diupayakan melalui referensi model proses bisnis disediakan
oleh vendor dan konsultan ERP (Keller dan Teufel, 1998; Scheer, 1998)

5. Integrasi teknologi

Seseorang dapat membedakan berbagai bentuk integrasi teknologi,


misalnya yang berkaitan dengan perangkat keras arsitektur, komponen,
data, dan TI lainnya. Sehubungan dengan semua bentuk tersebut, sistem
ERP adalah dianggap sangat terintegrasi. Ambil contoh SAP Strategic
Enterprise Management (Meier et al., 2000).

 Dimensi organisasi ERP

Tiga karakteristik SI berikut dibedakan: fungsionalitas, orientasi efektivitas,


danintegrasi organisasi.

1. Fungsionalitas

Sistem ERP diduga mendukung banyak proses bisnis, mulai dari sumber
daya manusia

Manajemen logistik (Davenport, 1998). Awalnya, sistem ERP


berkonsentrasi pada proses organisasi internal tersebut. Saat ini, ERP
sistem berkembang menjadi extended-ERP, menggabungkan proses antar-
organisasi sebagai e-bisnis, dan Manajemen rantai pasokan (Kumar dan
Van Hillegersberg, 2000).

2. Orientasi efektivitas

Diusulkan di sini untuk menggunakan konsep “orientasi efektivitas” untuk


menangkap apa itu sistem ERP
Tentang. “Orientasi efektivitas” berdasarkan kerangka kerja oleh Quinn
dan Rohrbaugh (1983)-

Terdiri dari dua dimensi, yaitu fokus (internal/eksternal) dan struktur


(fleksibilitas/control

3. Integrasi organisasi

Integrasi organisasi dapat didefinisikan sebagai tindakan membentuk


ansambel, keseluruhan yang koheren,dari berbagai unit administrasi yang
membentuk perusahaan, masing-masing menjalankan fungsi tertentu
(Als¨¨ne, 1999, p. 27).” Organisasi dapat diartikan sebagai kumpulan bagian
atau subsistem (Katz dan Kahn, 1966; Seng, 1990). Salah satu masalah
yang berkaitan dengan integrasi ERP, kemudian, adalah definisi
dariorganisasi dalam hal subsistem yang saling terkait. Ini adalah
pertanyaan aspek organisasi mana yang bergantung dengan cara apa
dansejauh mana. Aspek yang sangat terkait mungkin lebih terintegrasi,
sementara saling ketergantungan yang rendah dapat menyebabkan
kopling sangat longgar (Weick, 1969)

 Dimensi kognitif ERP

Lima karakteristik kognitif SI dibedakan, yaitu informasi, keterampilan,


pengetahuan, dan Paradigma, dan integrasi kognitif.

1. Informasi

Informasi adalah aliran pesan, sedangkan pengetahuan diciptakan dan


diatur oleh aliran itu sendiri

Informasi, berlabuh pada komitmen dan keyakinan pemegangnya (Nonaka,


1994, hlm. 15).”

2. Paradigma

Paradigma mengacu pada keyakinan organisasi dan nilai-nilai dan norma-


norma yang berlaku tentang ® ¡apa yang baik

Dan apa yang buruk ¡¯, apa yang harus dan tidak boleh dilakukan (Kuhn,
1970). Premis kuncinya adalah bahwa ERP

Sistem mewujudkan praktik terbaik dalam model referensi mereka


(Davenport, 1998; Kumar dan Van

Hillegersberg, 2000), yang diduga mengarah pada peningkatan efektivitas.

3. Pengetahuan

Pengetahuan, atau skema interpretatif, dapat digambarkan sebagai pola


mental yang dimiliki individu

Memaksakan pada lingkungan informasi untuk memberikan bentuk dan


makna (Walsh, 1995, hal. 281).

4. Keterampilan

Keterampilan sebanding dengan tacit (Nonaka, 1994) atau pengetahuan


lunak (Anand et al., 1998), kemampuan “bagaimana

Hal-hal selesai.” Biasanya, kemampuan itu memiliki kualitas pribadi,


berakar dalam pada tindakan,Komitmen, dan keterlibatan (Nonaka, 1994)
5. Integrasi kognitif

Integrasi kognitif berarti integrasi “isi” karakteristik di atas dari sistem


ERP.

Integrasi dapat memberi organisasi pandangan holistik komprehensif


tentang bisnis (Gable dan Rosemann, 2000), tetapi juga dapat
menimbulkan kesulitan.

5. Konsep ERP adalah sebuah sistem yang mengintegrasikan proses setiap line
dalam manajemen perusahaan secara transparasi dan memiliki akuntabilitas
yang cukup tinggi. Untuk memasuki pasar internasional, ERP merupakan
salah satu yang menjadi pra-syarat dasar bagi perusahaan. Indonesia
merupakan negara yang sedang berkembang, dimana basis perekonomiannya
bertumpu di bidang bisnis, maka efisiensi menjadi salah satu faktor yang
cukup penting dalam setiap perusahaan. Pada kenyataannya, masih didapati
banyak perusahaan berskala besar yang masih kurang efisien contohnya saja
dalam penerapan ERP yang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
efisiensi perusahaan. Jika dilihat dari kondisi perusahaan-perusahaan di
Indonesia, banyak perusahaan besar yang belum cukup optimal dalam
mengintegrasikansetiap proses dalam perusahaan tersebut ke dalam suatu
sistem komputerisasi. Terlebih lagi pada perusahaanperusahaan yang lebih
kecil, pengimplementasian ERP terasa sulit untuk diaplikasikan bahkan
pemikiran untuk menerapkan sistem yang terintegrasitersebut seolah-olah
masih menjadi suatu hal yang baru. Oleh karena itu, dalam paper ini akan
dilakukan observasi untuk menganalisadan mengevaluasi mengenai
penerapan ERP di perusahaan-perusahaan yang saat ini telah menggunakan
sistem ERP dalam perusahaannya. Dari paper ini diharapkan dapat memberi
gambaran dan masukan bagi perusahaan-perusahaan yang belum
menerapkan ERP untuk mengenal sistem yang terintegrasi dan keuntungan
yang diperoleh dalampengimplementasian ERP. Selain itu dari paper ini
diharapkan dapat memberi evaluasi yang cukup berguna bagi perusahaan
yang telah mengimplementasikan ERP serta memberikan informasi yang
cukup penting mengenai pengaruh ERP terhadap efisiensidalam sistem di
perusahaan.

Sistem ERP mengintegrasikan informasi dan proses-proses yang berbasis


informasi pada sebuah bagian atau antar bagian dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Sistem ERP terdiri atas beberapa sub sistem (modul) yaitu
sistem finansial, sistem distribusi, sistem manufaktur, sistem inventori, dan
sistem human resource. Masing-masing sub sistem terhubung dengan
sebuah database terpusat yang menyimpan berbagai informasi yang
dibutuhkan oleh masing-masing sub sistem. Sub sistem mewakili sebuah
bagian fungsionalitas dari sebuah organisasi perusahaan.

Menurut O’Leary (2002), sistem ERP memiliki beberapa karakteristik sebagai


berikut:
 Sistem ERP merupakan paket software yang didesain pada lingkungan
client-server baik tradisional (berbasis desktop) maupun berbasis web.
 Sistem ERP mengintegrasikan mayoritas bisnis proses yang ada.
 Sistem ERP memproses seluruh transaksi organisasi perusahaan.
 Sistem ERP menggunakan database skala enterprise untuk penyimpanan
data.
 Sistem ERP mengijinkan pengguna mengakses data secara real time
Dalam beberapa kasus, ERP digunakan untuk mengintegrasikan proses
transaksi dan aktifitas perencanaan. Oleh karena itu, ERP harus:
 Mendukung berbagai jenis bahasa dan sistem keuangan di berbagai
negara.
 Mendukung industri-industri tertentu (misal: SAP mampu mendukung
berbagai macam industri seperti industri minyak dan gas, kesehatan,
kimia, hingga perbankan).
 Mampu dikostumasi dengan mudah tanpa harus mengubah source
code program.

Pada saat itu, ERP hanya digunakan oleh industri manufaktur saja, karena
adanya persaingan ketat serta pesanan pasar yang selalu terlampau banyak,
maka penggunaan ERP sangat membantu di industri ini.

Dikarenakan sistem kerja dari manufaktur yang berfokus terhadap pekerjaan


mesin sehingga harus mengurangi segala tindakan yang memakan biaya,
seperti penyimpanan data dengan kertas harus dihilangkan.

Adanya ERP hal tersebut dapat direalisasikan karena sistem penyimpanan


yang dimiliki software ini menggunakan cloud dan tersimpan secara digital,
sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk keperluan
penyimpanan data.

Selain itu, ada beberapa manfaat yang didapat jika mengimplementasikan ERP
pada perusahaan, yaitu:

1. Mengoptimalkan Efisiensi

Sistem ERP memiliki fungsi menyederhanakan berbagai aktivitas operasional


yang memakan banyak waktu dan tenaga, seperti halnya pemantauan jam
kerja, proses penggajian, penggunaan aplikasi laporan keuangan, semuanya
dapat dilakukan secara otomatis. Dengan begitu tim dapat lebih fokus dalam
melakukan pekerjaan lainnya.

Dengan kemudahan akses data dalam sistem ERP, seorang manajer atau
pemangku kepentingan di perusahaan dapat memantau indikator kinerja
utama melalui dasbor, seluruh data yang dibutuhkan dapat dihasilkan secara
real time.

2. Meningkatkan Kolaborasi

Data yang telah dimasukkan ke dalam sistem ERP yang terpusat dan
konsisten, akan meruntuhkan gap antar departemen, sehingga kolaborasi
antar departemen akan berjalan lancar, karena tiap departemen dapat
mengakses data dari departemen lainnya. Selain itu, ERP yang berbasis cloud
akan memperluas kolaborasi antar tim yang ada di seluruh perusahaan
melalui koneksi internet.

3. Menghemat Biaya Operasional

ERP dapat menghemat biaya operasional, karena sebagian besar aktivitas


operasional diotomatiskan, sehingga berbagai kendala, gangguan, dan
kerusakan dapat diantisipasi dengan baik. Seluruh pekerjaan kompleks dapat
diselesaikan lebih cepat, bahkan perusahaan dapat mengurangi biaya tenaga
kerja, karena ERP dapat mengambil alih berbagai pekerjaan manual.

4. Meningkatkan Keamanan Data

Untuk mencegah pelanggaran data ERP memiliki firewall, di mana seluruh


data disimpan dalam sistem terpusat sehingga titik akses dapat dimonitor
dengan ketat dan keamanannya terjaga.
Admin yang mengelola data perusahaan dapat memberikan hak akses
terbatas kepada karyawan. Misalnya, manajer HR dapat menyembunyikan
data-data penting hanya untuk dirinya dan pemangku kepentingan, sementara
memberikan hak akses kepada karyawan untuk melihat data mereka masing-
masing.

Selain itu, ERP dapat menunjukkan aktivitas pengguna, sehingga admin dapat
mengidentifikasi tindakan yang tidak sah atau aktivitas yang mencurigakan
dalam sistem dengan mudah.

5. Membuat Prakiraan Bisnis yang Akurat

Selain itu hal paling penting bagi kemajuan bisnis adalah prakiraan (forecast)
yang tepat. Pemangku kepentingan dalam perusahaan akan bergantung pada
laporan untuk membuat prakiraan yang pada akhirnya akan memengaruhi
keputusan yang akan diambil.

Maka, penting bagi bisnis mendapatkan laporan yang lengkap, konsisten,


serta real time. ERP mampu memfasilitasi semua itu.

Laporan yang dihasilkan dalam sistem ERP menggunakan filter dan analitik
canggih yang dapat menyaring data yang tidak konsisten. Sistem ini
memastikan bahwa data yang diperoleh dihasilkan berdasarkan waktu yang
sebenarnya.

Dengan adanya laporan bisnis yang akurat tentu akan membantu pemangku
kepentingan dalam menghasilkan keputusan yang terbaik bagi perusahaan.

Sistem ERP Memasuki Banyak Jenis Industri

Seiring perkembangannya, ERP saat ini digunakan hampir seluruh industri.


Hal ini disebabkan karena keuntungan yang diterima oleh pengguna sangat
banyak, dan untuk mengelola seluruh kebutuhan perusahaan akan mudah
dengan software ini.

Selain itu, dampak positif penggunaan ERP ini dirasakan oleh perusahaan
food and bakery, karena mereka dapat melakukan pemesanan bahan baku
produksi lebih mudah, dan sangat membantu dalam merancang inventory
ritel.

Lalu, rencana jadwal kerja setiap pegawai sangat mudah dirancang oleh
industri ritel, hal ini memungkinkan kepala toko atau staff dapat berfokus
pada pekerjaan lain yang diperlukan. Perkembangan ERP belakangan ini terus
bertumbuh sangat pesat.

Perkembangan IT yang sangat cepat tidak bisa dipungkiri telah membawa


banyak perubahan bagi kehidupan berorganisasi. Namun demikian, tak bisa
dipungkiri pula, bahwa, peraturan physical distancing dan work from home,
untuk meredam penyebaran pandemi Covid19 ikut andil dalam mempercepat
transformasi digital.

Enterprise Resource Planning Software (ERP) merupakan salah satu sistem


yang digadang-gadang sangat membantu dalam mengatasi situasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai