Anda di halaman 1dari 41

Mini Projec

PENYULUHAN COVID -19 DALAM MENINGKATKATKAN PENGETAHUAN DAN


PEMAHAMAN KEPADA KADER LANSIA DI WILAYAH MANGGAR

Disusun oleh:

dr. Dimas Maulana Agustian

Pembimbing:

dr. Faradela

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

UPT PUSKESMAS MANGGAR KABUPATEN BELITUNG TIMUR

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Mini Project yang berjudul “PENYULUHAN
COVID -19 DALAM MENINGKATKATKAN PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN KEPADA
KADER LANSIA DI WILAYAH MANGGAR”.Tujuan penulisan Mini Project ini adalah untuk
melengkapi persyaratan Program Internship Dokter Indonesia di UPT Puskemas Manggar Kabupaten
Belitung Timur.
Dalam penyelesaian mini project ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Faradela atas kesediaan beliau
meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing, mendukung, dan memberikan masukan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan mini project ini dengan sebaik-baiknya. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang turut membantu dalam menyelesaikan mini project
ini.

Penulis menyadari bahwa mini project ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun
tata cara penulisan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi perbaikan mini project ini di kemudian hari.Semoga karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kesehatan.

Atas bantuan dan segala dukungan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual,
penulis mengucapkan terima kasih.

Manggar, Oktober 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam masa pandemi COVID-19 ini, lansia menjadi kelompok masyarakat yang paling rentan
dan memiliki resiko paling tinggi dibandingkan yang lainnya. Hal ini dibuktikan dengan tingginya
korban meninggal pada lansia. Data dari WHO menunjukkan angka kematian paling tinggi terjadi pada
penderita COVID-19 yang berusia 80 tahun ke atas dengan persentase mencapai lebih dari 22%
(Wisnubrata, 2020). Lembaga kesehatan masyarakat Amerika Serikat (CDC) juga menjelaskan bahwa
kematian terbesar akibat COVID-19 ini adalah kelompok umur 65 tahun keatas dan lebih dari 60% per
20 Mei 2020 (Central Disease Control and Prevention, 2020). Sedangkan untuk Indonesia, berdasarkan
data dari satuan tugas penanganan COVID-19, kelompok umur yang meninggal dunia paling tinggi
berada di kelompok umur >60 tahun (lansia) yaitu sebanyak 44%, sedangkan untuk kelompok umur
46-59 tahun sebanyak 40%, dan pada umur 31-45 tahun sebanyak 11,6% (covid.go.id).
Menurut pakar geriatri UGM, Dr. dr Probosuseno, Sp.PD., K-Ger., S.E., kapasitas fungsional
organ-organ tubuh pada lansia telah mengalami penurunan akibat penuaan sehingga rentan terhadap
berbagai macam infeksi bakteri, virus maupun penyakit termasuk COVID-19 (Ika, 2020). Sedangkan
penduduk yang lebih muda cenderung memiliki imunitas yang lebih tinggi, disamping karena organ-
organ fisiknya masih bagus dan kuat, kecukupan gizi penduduk usia muda lebih baik dibandingkan
lansia. Seiring dengan bertambahnya umur seseorang, kapasitas tubuh akan menurun seperti
menurunnya produksi hormon, daya tahan tubuh, kemampuan untuk mengolah makanan, yang hal itu
sedang mengalami puncaknya pada penduduk usia muda. Sehingga akan berdampak pada perbedaan
imun dan kesehatan pada lansia dan penduduk usia muda yang mengakibatkan penduduk lansia banyak
yang sudah mengalami berbagai macam penyakit seperti hipertensi dan penurunan fungsi jantung yang
akan menambah kerentanan mereka terhadap COVID-19 .
Meskipun menjadi kelompok masyarakat paling rentan, para lansia masih melakukan aktivitas
di luar rumah. Salah satu contoh aktivitas lansia yang tetap dilakukan pada masa pandemi ini adalah
mengambil dana pensiun dan Tunjangan Hari Raya (THR) di bank atau pun Kantor Pos. Di tengah
kondisi pandemi dan menjelang hari raya Idul Fitri, keberadaan bank dan Kantor Pos tidak pernah sepi
pengunjung. Sebagai imbas seiring dengan diberlakukannya PSBB wilayah, juga menjadi salah satu
tempat utama untuk pengambilan pensiun terutama di kalangan masyarakat pedesaan. Pengambilan
pensiun secara mandiri ini tentu saja akan semakin menempatkan para lansia pada bahaya terpapar
COVID-19. Hal ini juga bertentangan dengan pedoman tatalaksana pencegahan COVID-19 yang harus
melakukan jaga jarak atau physical distancing antara satu orang dengan orang yang lainnya. Pada
dasarnya menularan COVID-19 ini melalui percikan air liur atau droplet dari penderita ke orang lain
secara langsung maupun tidak langsung, sehingga physical distancing menjadi penting untuk selalu
dilakukan (Central Disease Control and Prevention, 2020). 
Kemandirian yang dimiliki lansia untuk tidak merepotkan orang lain serta keterbatasan yang
dimiliki para lansia seperti ketiadaan keluarga untuk dimintai tolong, hingga pemahaman teknologi
yang terbatas mengharuskan lansia tetap beraktivitas di luar seperti belanja dan aktivitas perbankan
secara manual (menabung, membayar tagihan-tagihan bulanan, listrik, serta mengambil pensiun) dan
mandiri. Berdasarkan pengamatan di lapangan, bank dan kantor pos telah menyediakan fasilitas untuk
mencegah penularan COVID-19 seperti menyediakan cuci tangan di depan kantor, memasang tulisan
dan infografis wajib memakai masker, dan membuat skema physical distancing yaitu dengan memberi
tanda silang pada tempat duduk yang berdampingan.  Namun, tampaknya hanya sedikit lansia yang
memahami peraturan-peraturan tersebut. Jaga jarak atau physical distancing kerap kali tidak dapat
dilaksanakan oleh para lansia ini. Hal ini dapat terjadi diantara dua hal, lansia kurang dapat memahami
atau dikarenakan salah satu sifat lansia yang kerap kali keras kepala (stubborn) yang membuat mereka
tidak peduli dengan lingkungannya (Desyita, 2018). Sehingga masih banyak didapati lansia yang tidak
menggunakan masker, tidak mencuci tangan, serta duduk tanpa jarak satu dengan yang lainnya.
Fakta-fakta di lapangan seperti ini tentu saja dapat memberikan gambaran bahwa peraturan yang
diterapkan belum dapat dilakukan secara maksimal terutama oleh para lansia. Berbagai inforgrafis yang
terpampang di dinding-dinding kantor pos tak mampu dipahami bahkan tak bisa dibaca oleh para
lansia, sehingga diperlukan petugas yang bisa mengontrol secara lansung. Penempatan petugas di
depan untuk pengecekan suhu tubuh, dan menuangkan pembersih tangan tampaknya perlu dilakukan di
tempat-tempat yang ramai pengunjung seperti bank dan kantor pos. Keberadaan pendamping atau
anggota kelurga yang harus bisa menjadi penyambung antara informasi dari pemerintah atau kepada
para lansia juga perlu diperhatikan karena masih banyak lansia yang dibiarkan sendiri.

Karena Lansia merupakan kelompok rentan untuk terkena Covid 19, untuk itu saya sebagai
dokter ingin memberikan pengetahuan mengenai permasalahan COVID berupa pemyuluhan materi
covid 19 dan disertai tanya jawab mengenai seputar permasalahan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah: Bagaimana peningkatan
pengetahuan kader lansia setelah diberikan penyuluhan?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penyusunan mini project ini adalah menambah informasi dan pengetahuan mengenai
permasalahan Covid 19 kepada kader lansia.Penyusunan mini project ini sekaligus untuk memenuhi
persyaratan kegiatan Program Intership Dokter Indonesia (PIDI).

1.4 Manfaat Penelitian


Mini project ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis maupun pembaca dalam
pengembangan program kader lansia terutama saat pandemi.Selain itu, mini project ini juga
diharapkan memberikan kontribusi kepada pihak UPT Pukesmas Manggar dalam melakukan
sosialisasi permasalahan covid – 19 terutama pada kelompok rentan seperti lansia.
BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

2.1 KEADAAN WILAYAH

UPT Puskesmas Manggar terbentuk pada tahun 1974 yang terletak di Kecamatan Manggar Kabupaten

Belitung Timur tepatnya di Desa Kurniajaya. Dengan luas wilayah Kecamatan Manggar 229 Km². UPT

Puskesmas Manggar merupakan satuan kerja dari Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana Kabupaten Belitung Timur yang berjarak tempuh lebih kurang 6 Km².

UPT Puskemas Manggar ditetapkan pada tanggal 15 Desember 2010 berdasarkan Peraturan Bupati

Belitung Timur Nomor 57 Tahun 2010, dimana pendirian Puskesmas di Kecamatan Manggar dipandang

perlu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberian pelayanan kesehatan secara

terpadu dan sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat.

1. Letak Geografis

Wilayah UPT Puskesmas Manggar merupakan daerah beriklim tropis yang sangat

dipengaruhi oleh perubahan angin.Suhu maksimum 32˚C dan suhu minimum 26˚C. Adapun

batas wilayahnya terbagi menjadi 4 (Empat) bagian, yaitu:

 Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Karimata.

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Damar.

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa.

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gantung.


Kondisi geografis wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar bervariasi terdiri dari daratan

dan lautan.Kecamatan Manggar merupakan salah satu wilayah Belitung Timur yang terletak

di daerah kepulauan, dimana masing-masing desa dikelilingi oleh pantai dan bukan pantai.

 Desa Kelubi berbatasan dengan bukan pantai.

 Desa Padang berbatasan dengan pantai.

 Desa Lalang berbatasan dengan Pantai.

 Desa Baru berbatasan dengan pantai.

 Desa Lalangjaya berbatasan dengan bukan pantai.

 Desa Kurniajaya berbatasan dengan pantai.

 Pulau Buku Limau berbatasan dengan pantai.

 Desa Mekarjaya berbatasan dengan bukan pantai.

 Desa Bentaianjaya berbatasan dengan bukan pantai.

2. Wilayah Administrasi

UPT Puskesmas Manggar memiliki 9 (Sembilan) Desa yang mana masing-masing desa

telah menjadi Desa Siaga. Adapun ke sembilan desa yang dimaksud antara lain: Kelubi,

Padang, Lalang, Baru, Lalangjaya, Kurniajaya, Mekarjaya, Bentaianjaya, dan Pulau Buku

Limau.

3. Keadaan Tanah

UPT Puskesmas Manggar dengan Luas Wilayah Kerja seluruhnya 229 Km² dengan rincian

sebagai berikut:

Tabel 2.1. No. Nama Desa Luas Wilayah


Luas Wilayah 1. Baru 85,91 Km² Kerja UPT
2. Lalang 96 Km²
Puskesmas Manggar
3. Padang 3,25 Km²
4. Lalang Jaya 2,70 Km²
5. Kelubi 1,38 Km²
6. Kurnia Jaya 2,40 Km²
7. Mekar Jaya 1,37 Km²
8. Bentaian Jaya 32,09 Km²
9. Pulau Buku Limau 3,90 Km²
Jumlah 229 Km²
2.2 KEADAAN PENDUDUK

Penduduk merupakan modal pembangunan tetapi juga merupakan beban didalam pembangunan,

karena itu pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pengarahan mobilitas penduduk perlu

dilakukan agar mempunyai ciri dan karakteristik yang dapat mendukung terciptanya pembangunan yang

baik.

Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar

dapat kita lihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Kecamatan Manggar Tahun 2019

No. Kelompok Umur Laki – laki Perempuan Jumlah


1. 0-4 1616 1455 3071
2. 5-9 1861 1769 3630
3. 10-14 1679 1614 3293
4. 15-19 1731 1575 3303
5. 20-24 1464 1358 2822
6. 25-29 1365 1376 2741
7. 30-34 1594 1464 3058
8. 35-39 1865 1737 3604
9. 40-44 1593 1459 3052
10. 45-49 1386 1227 2613
11. 50-54 1017 952 1969
12. 55-59 832 890 1722
13. 60-64 720 764 1484
14. 65-69 525 586 1111
15. 70-74 292 313 605
16. 75+ 342 422 764
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk paling banyak adalah

kelompok umur 5-9 tahun dengan jumlah penduduk sebanyak 3.630 orang.

2.3. RANA KESEHATAN

1. POSKESDES

Jumlah Poskesdes di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar, yaitu sebanyak 2 buah

yang terdapat di Lalangjaya dan Bentaianjaya.

2. POLINDES

Jumlah Polindes di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar yaitu sebanyak 6 buah yang

terdapat di Desa Baru, Padang, Lalang, Kelubi, dan Pulau Buku Limau.

3. PUSTU

Jumlah pustu di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar yaitu sebanyak 3 buah yang

terdapat di Desa Padang, Kelubi dan Pulau Buku Limau.

4. POSYANDU BALITA

Posyandu merupakan pos pelayanan terpandu yang berfungsi sebagai tempat pelayanan

kesehatan bagi masyarakat. Posyandu melayani kegiatan berupa penimbangan bayi dan balita,

pemberian Imunisasi, konsultasi kesehatan, dan pemberian PMT. Jumlah posyandu di wilayah

kerja UPT Puskesmas Manggar tahun 2019 adalah sebanyak 43 (Empat puluh tiga) posyandu

dengan rincian sebagai berikut:

Grafik 5.1
Distribusi Jumlah Posyandu Menurut Strata
di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019
50
45 43
40
35
30
25
20
15
10 7 7 8
4 5 4
5 3 2 3
0
i as
ya ya ng ub an
g ru au ay
a ya
Ja ja da Ke
l l Ba Lim
J Ja m
g ia Pa La ar an es
l an rn ku ek ai sk
La Ku Bu M e nt Pu
u B
la
Pu

Sumber: Pelaksana Upaya Gizi UPT Puskesmas Manggar

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa seluruh posyandu di wilayah kerja UPT Puskesmas

Manggar tahun 2019 termasuk Posyandu Purnama dengan jumlah 43 posyandu purnama.

5. POSYANDU USILA

Di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar terdapat 13 (Tiga belas) buah Posyandu Usila

yang dapat kita lihat pada tabel berikut:

Tabel 5.1
Jumlah Posyandu Usila di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019

JUMLAH KETERANGAN

NO. DESA POSYANDU TIDAK


AKTIF
USILA AKTIF

1. Desa Padang 2 √ -

2. Desa Lalang 3 √ -

3. Desa Mekarjaya 2 √ -

4. Desa Bentaianjaya 1 √ -

5. Desa Kelubi 1 √ -

6. Desa Kurniajaya 2 √ -

7. Desa Baru 2 √ -

JUMLAH 13 √ -

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah Posyandu Usila di wilayah kerja UPT

Puskesmas Manggar tahun 2019 sebanyak 13 buah yang seluruhnya aktif.

1.4. TENAGA KESEHATAN


Struktur organisasi Puskemas Manggar Kabupaten Belitung Timur sebagaimana yang tertuang

didalam PERBUP NO. 37 TAHUN 2009 Tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan

Kabupaten Belitung Timur dan menyesuaikan dengan Permenkes RI No.75 Tahun 2014 adalah

sebagai berikut (terlampir).

1. Dokter Umum, Dokter Gigi, dan Dokter Spesialis

Jumlah tenaga kesehatan yang terdiri dari Dokter Umum, Dokter Gigi, dan Dokter

Spesialis di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar tahun 2019 dapat kita lihat pada tabel

berikut:

Tabel 5.2
Jumlah Dokter Umum, Dokter Gigi, dan Dokter Spesialis
di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019

No. DOKTER JUMLAH

1. Umum 2

2. Gigi 1

3. Spesialis 0

Sumber: Bagian Kepegawaian UPT Puskesmas Manggar

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah tenaga kesehatan di wilayah kerja UPT

Puskesmas Manggar tahun 2019 terdapat 2 orang Dokter Umum, 1 orang Dokter Gigi, dan

Dokter Spesialis tidak ada.

2. Perawat, Bidan, dan Perawat Gigi.

Rincian jumlah perawat, bidan, dan perawat gigi di wilayah kerja UPT Puskesmas

Manggar tahun 2019 dapat kita lihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3
Jumlah Perawat, Bidan, dan Perawat Gigi
di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019

No. TENAGA KESEHATAN TENAGA KESEHATAN

1. Perawat 27

2. Bidan 21

3. Perawat Gigi 2

Sumber: Bagian Kepegawaian UPT Puskesmas Manggar


Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah tenaga kesehatan di wilayah kerja UPT

Puskesmas Manggar tahun 2019 yaitu 27 orang perawat, 21 orang bidan, dan 2 orang perawat

gigi.

3. Tenaga Kefarmasian

Di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar tahun 2019 terdapat 2 orang tenaga

kefarmasian yang terdiri dari 2 orang asisten apoteker dan 1 orang apoteker.

4. Tenaga Sanitarian, Sarjana Kesehatan Masyarakat, dan Tenaga Gizi.

Jumlah Tenaga Sanitarian, Sarjana Kesehatan Masyarakat, dan Tenaga Gizi di wilayah

kerja UPT Puskesmas Manggar tahun 2019 dapat kita lihat pada tabel berikut:

Tabel 5.4
Jumlah Tenaga Sanitarian, Sarjana Kesehatan Masyarakat, dan Tenaga Gizi
di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019

NO. TENAGA KESEHATAN JUMLAH

1. Tenaga Sanitarian 2

2. Sarjana Kesehatan Masyarakat 3

3. Tenaga Gizi 2

Sumber: Bagian Kepegawaian UPT Puskesmas Manggar

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah tenaga kesehatan di wilayah kerja UPT

Puskesmas Manggar tahun 2019, yaitu 2 orang tenaga gizi, 3 orang sarjana kesehatan masyarakat

dan 2 orang tenaga sanitarian.

1.5. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Sesuai dengan data yang telah berhasil dikumpulkan, untuk menggambarkan situasi pembiayaan

kesehatan oleh pemerintah yaitu mengenai alokasi anggaran yang berasal dari dana dekonsentrasi

dan Tugas Pembantuan (APBN) di Kabupaten Belitung Timur, termasuk Pinjaman/Hibah dari Luar

Negeri (PHLN), Alokasi Pembangunan Belanja Daerah (APBD), dan juga uraian mengenai

pembiayaan kesehatan masyarakat yaitu mengenai jaminan kesehatan masyarakat.

1. Pembiayaan Kesehatan Oleh Pemerintah


Alokasi anggaran kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar tahun 2019 untuk dana

PHLN dengan alokasi sebesar Rp.0. Sedangkan dana APBD Kabupaten/kota untuk belanja langsung

sebesar Rp. 2.507.216.000 dan belanja tidak langsung sebesar Rp. 4.735.278.840 dengan total

belanja APBD Rp.7.242.494.840.

2. Pembiayaan Kesehatan Oleh Masyarakat

Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dari awal berdirinya

Kabupaten Belitung timur sudah dicanangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan pelayanan

kesehatan bagi masyarakat. Pada saat ini berkembang berbagai upaya pelayanan kesehatan pra upaya

antara lain Dana Sehat, Asuransi Kesehatan Askes, Asuransi Tenaga Kerja (Astek), Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM), dan berbagai upaya pelayanan kesehatan lainnya.

Pada tahun 2019 penyelenggaraan kesehatan dasar di Puskesmas dan Jaringannya, serta upaya

kesehatan rujukan di Rumah Sakit sepenuhnya dikelola oleh PT. ASKES (Persero), yang selanjutnya

dikenal dengan nama program ASKESKIN/JAMKESMAS, BPJS.

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Epidemiologi
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit ini diawali dengan munculnya kasus pneumonia yang tidak
diketahui etiologinya di Wuhan, China pada akhir

Desember 2019 (Li et al, 2020). Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi, kasus tersebut
diduga berhubungan dengan Pasar Seafood di Wuhan. Pada tanggal 7 Januari 2020, Pemerintah
China kemudian mengumumkan bahwa penyebab kasus tersebut adalah Coronavirus jenis baru
yang kemudian diberi nama SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2).
Virus ini berasal dari famili yang sama dengan virus penyebab SARS dan MERS. Meskipun
berasal dari famili yang sama, namun SARS-CoV-2 lebih menular dibandingkan dengan SARS-
CoV dan MERS-CoV (CDC China, 2020). Proses penularan yang cepat membuat WHO
menetapkan COVID-19 sebagai KKMMD/PHEIC pada tanggal 30 Januari 2020. Angka kematian
kasar bervariasi tergantung negara dan tergantung pada populasi yang terpengaruh, perkembangan
wabahnya di suatu negara, dan ketersediaan pemeriksaan laboratorium.
Thailand merupakan negara pertama di luar China yang melaporkan adanya kasus COVID-19.
Setelah Thailand, negara berikutnya yang melaporkan kasus pertama COVID-19 adalah Jepang
dan Korea Selatan yang kemudian berkembang ke negara-negara lain. Sampai dengan tanggal 30
Juni 2020, WHO melaporkan 10.185.374 kasus konfirmasi dengan 503.862 kematian di seluruh
dunia (CFR 4,9%). Negara yang paling banyak melaporkan kasus konfirmasi adalah Amerika
Serikat, Brazil, Rusia, India, dan United Kingdom. Sementara, negara dengan angka kematian
paling tinggi adalah Amerika Serikat, United Kingdom, Italia, Perancis, dan Spanyol. Peta sebaran
COVID- 19 di dunia dapat dilihat pada gambar 1.1

Sumber: World Health Organization

Gambar 1. 1. Peta Sebaran COVID-19

Indonesia melaporkan kasus pertama COVID-19 pada tanggal 2 Maret 2020 dan jumlahnya terus
bertambah hingga sekarang. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2020 Kementerian Kesehatan
melaporkan 56.385 kasus konfirmasi COVID-19 dengan 2.875 kasus meninggal (CFR 5,1%) yang
tersebar di 34 provinsi. Sebanyak 51,5% kasus terjadi pada laki-laki. Kasus paling banyak terjadi
pada rentang usia 45-54 tahun dan paling sedikit terjadi pada usia 0-5 tahun. Angka kematian
tertinggi ditemukan pada pasien dengan usia 55-64 tahun.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh CDC China, diketahui bahwa kasus paling banyak
terjadi pada pria (51,4%) dan terjadi pada usia 30-79 tahun dan paling sedikit terjadi pada usia <10
tahun (1%). Sebanyak 81% kasus merupakan kasus yang ringan, 14% parah, dan 5% kritis (Wu Z
dan McGoogan JM, 2020). Orang dengan usia lanjut atau yang memiliki penyakit bawaan
diketahui lebih berisiko untuk mengalami penyakit yang lebih parah. Usia lanjut juga diduga
berhubungan dengan tingkat kematian. CDC China melaporkan bahwa CFR pada pasien dengan
usia ≥ 80 tahun adalah 14,8%, sementara CFR keseluruhan hanya 2,3%. Hal yang sama juga
ditemukan pada penelitian di Italia, di mana CFR pada usia ≥ 80 tahun adalah 20,2%, sementara
CFR keseluruhan adalah 7,2% (Onder G, Rezza G, Brusaferro S, 2020). Tingkat kematian juga
dipengaruhi oleh adanya penyakit bawaan pada pasien. Tingkat 10,5% ditemukan pada pasien
dengan penyakit kardiovaskular, 7,3% pada pasien dengan diabetes, 6,3% pada pasien dengan
penyakit pernapasan kronis, 6% pada pasien dengan hipertensi, dan 5,6% pada pasien dengan
kanker.

Etiologi
Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam family coronavirus. Coronavirus
merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Terdapat 4 struktur
protein utama pada Coronavirus yaitu: protein N (nukleokapsid), glikoprotein M (membran),
glikoprotein spike S (spike), protein E (selubung). Coronavirus tergolong ordo Nidovirales,
keluarga Coronaviridae. Coronavirus ini dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia.
Terdapat 4 genus yaitu alphacoronavirus, betacoronavirus, gammacoronavirus, dan
deltacoronavirus. Sebelum adanya COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi
manusia, yaitu HCoV-229E

(alphacoronavirus), HCoV-OC43 (betacoronavirus), HCoVNL63


(alphacoronavirus) HCoV-HKU1 (betacoronavirus), SARS-CoV
(betacoronavirus), dan MERS-CoV (betacoronavirus).

Sumber: Shereen, et al. (2020) Journal of Advanced Research 24

Gambar 1. 2. Struktur Coronavirus

Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus betacoronavirus, umumnya
berbentuk bundar dengan beberapa pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm. Hasil analisis
filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus
yang menyebabkan wabah SARS pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini,
International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) memberikan nama penyebab COVID-19
sebagai SARS-CoV-2.

Sumber: CDC (2020)

Gambar 1. 3. Gambaran Mikroskopis SARS-CoV-2

Belum dipastikan berapa lama virus penyebab COVID-19 bertahan di atas permukaan, tetapi
perilaku virus ini menyerupai jenis-jenis coronavirus lainnya. Lamanya coronavirus bertahan
mungkin dipengaruhi kondisi-kondisi yang berbeda (seperti jenis permukaan, suhu atau
kelembapan lingkungan). Penelitian (Doremalen et al, 2020) menunjukkan bahwa SARS-CoV-2
dapat bertahan selama 72 jam pada permukaan plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada
tembaga dan kurang dari 24 jam pada kardus. Seperti virus corona lain, SARS-COV-2 sensitif
terhadap sinar ultraviolet dan panas. Efektif

dapat dinonaktifkan dengan pelarut lemak (lipid solvents) seperti eter, etanol 75%, ethanol,
disinfektan yang mengandung klorin, asam peroksiasetat, dan khloroform (kecuali khlorheksidin).

Penularan
Coronavirus merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS
dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum
diketahui.

Masa inkubasi COVID-19 rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan 14 hari namun dapat
mencapai 14 hari. Risiko penularan tertinggi diperoleh di hari-hari pertama penyakit disebabkan
oleh konsentrasi virus pada sekret yang tinggi. Orang yang terinfeksi dapat langsung dapat
menularkan sampai dengan 48 jam sebelum onset gejala (presimptomatik) dan sampai dengan 14
hari setelah onset gejala. Sebuah studi Du Z et. al, (2020) melaporkan bahwa 12,6% menunjukkan
penularan presimptomatik. Penting untuk mengetahui periode presimptomatik karena
memungkinkan virus menyebar melalui droplet atau kontak dengan benda yang terkontaminasi.
Sebagai tambahan, bahwa terdapat kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik),
meskipun risiko penularan sangat rendah akan tetapi masih ada kemungkinan kecil untuk terjadi
penularan.

Berdasarkan studi epidemiologi dan virologi saat ini membuktikan bahwa COVID-19
utamanya ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik) ke orang lain yang berada jarak
dekat melalui droplet. Droplet merupakan partikel berisi air dengan diameter >5-10 µm. Penularan
droplet terjadi ketika seseorang berada pada jarak dekat (dalam 1 meter) dengan seseorang yang
memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk atau bersin) sehingga droplet berisiko mengenai
mukosa (mulut dan hidung) atau konjungtiva (mata). Penularan juga dapat terjadi melalui benda
dan permukaan yang terkontaminasi droplet di sekitar orang yang terinfeksi. Oleh karena itu,
penularan virus COVID-19 dapat terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
dan kontak tidak langsung dengan permukaan atau benda yang digunakan pada orang yang
terinfeksi (misalnya, stetoskop atau termometer).

Dalam konteks COVID-19, transmisi melalui udara dapat dimungkinkan dalam keadaan
khusus dimana prosedur atau perawatan suportif yang menghasilkan

aerosol seperti intubasi endotrakeal, bronkoskopi, suction terbuka, pemberian pengobatan


nebulisasi, ventilasi manual sebelum intubasi, mengubah pasien ke posisi tengkurap, memutus
koneksi ventilator, ventilasi tekanan positif non- invasif, trakeostomi, dan resusitasi
kardiopulmoner. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai transmisi melalui udara.
Manifestasi Klinis
Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa
orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun dan tetap merasa sehat. Gejala COVID-19
yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin
mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala, konjungtivitis, sakit
tenggorokan, diare, hilang penciuman dan pembauan atau ruam kulit.

Menurut data dari negara-negara yang terkena dampak awal pandemi, 40% kasus akan mengalami
penyakit ringan, 40% akan mengalami penyakit sedang termasuk pneumonia, 15% kasus akan
mengalami penyakit parah, dan 5% kasus akan mengalami kondisi kritis. Pasien dengan gejala
ringan dilaporkan sembuh setelah 1 minggu. Pada kasus berat akan mengalami Acute Respiratory
Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik, gagal multi- organ, termasuk gagal ginjal atau
gagal jantung akut hingga berakibat kematian. Orang lanjut usia (lansia) dan orang dengan kondisi
medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan paru,
diabetes dan kanker berisiko lebih besar mengalami keparahan.
Diagnosis
WHO merekomendasikan pemeriksaan molekuler untuk seluruh pasien yang terduga
terinfeksi COVID-19. Metode yang dianjurkan adalah metode deteksi molekuler/NAAT (Nucleic
Acid Amplification Test) seperti pemeriksaan RT- PCR.

Tata Laksana
Hingga saat ini, belum ada vaksin dan obat yang spesifik untuk mencegah atau mengobati
COVID-19. Pengobatan ditujukan sebagai terapi simptomatis dan suportif. Ada beberapa kandidat
vaksin dan obat tertentu yang masih diteliti melalui uji klinis.
BAB IV

4.1 IDENTIFIKASI MASALAH


Proses identifikasi masalah dilakukan melalui analisa data sekunder dan wawancara dengan
penanggung jawab program di Puskesmas Manggar. Dari 6 program pokok yang dijalankan
Puskesmas Manggar, yaitu 5 program bersifat promotif dan preventif, dan 1 program kuratif
(pengobatan), perlu dilakukan identifikasi masalah pada masing-masing program. Dari program
kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, gizi, KIA dan KB, serta penanggulangan penyakit
menular (P2M) masih terdapat beberapa kesenjangan antara pencapaian dengan target yang
ditetapkan. Pada bidang pengobatan masih terdapat beberapa penyakit yang angka kejadiannya
cukup tinggi.

4.2 SITUASI UPAYA KESEHATAN

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, telah dilakukan berbagai macam upaya pelayanan kesehatan masyarakat baik
dengan Pendekatan Pemeliharaan, Peningkatan Kesehatan (Promotif), Pencegahan Penyakit (Preventif),
Pengobatan (Kuratif), dan Pemulihan Kesehatan (Rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh dan
terpadu dengan didukung Pelaksana upaya kesehatan dalam menjalankan tanggung jawab untuk
meningkatkan kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar.

Berikut akan diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas
Manggar tahun 2019:

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Upaya meningkatkan pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.Dengan pemberian pelayanan kesehatan
dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah mampu
dan dapat diatasi dengan efisien dan seefektif mungkin. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang
dilaksanakan oleh UPT Puskesmas Manggar dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
yang telah ada, sebagai berikut:

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi


Seorang Ibu mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan bayi dan
anak.Gangguan kesehatan yang dialami oleh seorang ibu dapat mempengaruhi kesehatan janin di
dalam kandungan hingga melahirkan dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.

a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)


Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional
(Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, Dokter Umum, Perawat, dan Bidan) kepada ibu
hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti pedoman perawatan antenatal yang ada
pada titik berat pada kegiatan promotif dan preventif.

Cakupan kunjungan ibu hamil K1 adalah cakupan kunjungan ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal yang sesuai dengan standar yang pertama kali pada masa kehamilan
disuatu wilayah kerja pada waktu tertentu, sedangkan cakupan ibu hamil K4 adalah cakupan
ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit 4 (empat) kali
dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada
triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe
selama periode kehamilan disuatu wilayah kerja pada waktu tertentu.

Gambaran presentase cakupan pelayanan antenatal K1 dan K4 di wilayah kerja UPT


Puskesmas Manggar Tahun 2019 dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik
4.1.

Gambaran Presentase Cakupan Pelayanan Antenatal K1 dan K4

di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019

800 715
700 655
600
500
400
300
186
165
200 111
110 128
120 96 94
100 57 43 42 33 50 49 29 23
17 17
0
ya ya i ya as
ng ub an
g ru au ay
a
ja ja da Ke
l l Ba Lim
j ja sm
g ia Pa La ar an ke
l an rn ku e k
ta
i s
La Ku Bu M en Pu
u B
la
Pu

K4*

Sumber: Pelaksana Upaya KIA UPT Puskesmas Manggar


Dari grafik di atas menunjukkan cakupan K4 tertinggi yaitu Desa Baru dengan jumlah 165
dan terendah di Pulau Buku Limau dengan jumlah 17 cakupan.Sedangkan cakupan K1
Tertinggi yaitu di Desa Baru dengan persentase 186 dan terendah yaitu di Pulau Buku
Limau dengan jumlah 17 cakupan.

b. Cakupan Pelayanan Pertolongan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan

Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan lainnya yang memiliki
kompetensi kebidanan adalah cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.

Berdasarkan laporan pengelola program KIA UPT Puskesmas Manggar persentase


cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan profesional dapat kita lihat
pada grafik berikut:

Grafik 4.2

Presentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan


Profesional di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019

120.00

100.00 100.00 100.00 100.00


100.00
88.15 87.53
82.35 83.42
80.00 74.51
65.57
60.00

40.00

20.00

0.00
ya ya i as
ng ub an
g ru au ya ya
ja ja da Ke
l l Ba Lim
ja ja m
g ia a La ar an es
l an rn P ku ek ai sk
La Ku Bu M e nt Pu
u B
la
Pu

Sumber: Pelaksana Upaya KIA UPT Puskesmas Manggar

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar tahun
2019 presentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 87,53% sedangkan
jumlah cakupannya adalah 653 ibu bersalin. Presentase cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan profesional tertinggi yaitu di Desa Kurnia jaya, Lalang, Pulau Buku Limau
dan Bentaian jaya dengan presentase masing-masing sebesar 100% dan terendah di Desa Baru
dengan presentase sebesar 65,57%.

c. Ibu hamil RESTI/Komplikasi dan RESTI/Komplikasi ditangani

Ibu hamil RESTI/Komplikasi adalah suatu keadaan yang menyimpang dari normal yang
secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi, meliputi: Hb<8gr%,
tekanan darah tinggi dengan systole<140mmHg dan diastole>90mmHg, oedema nyata,
eklamsia, pendarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan>32
minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, dan persalinan prematur.

Ibu Hamil Risti/Kompllikasi ditangani adalah Ibu Hamil Risti/Komplikasi pada suatu
wilayah kerja pada waktu tetentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan
yang terlatih di Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah atau Swasta dengan fasilitas PONED
(Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar) dan PONEK (Pelayanan Obstetrik dan
Neonatal Emergency Koprehensif).

Di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar Ibu hamil RESTI/Komplikasi dan


RISTI/Komplikasi ditangani tahun 2019 dapat kita lihat pada grafik berikut:

Grafik 4.3

Persentase Ibu hamil RESTI/Komplikasi dan RESTI/Komplikasi ditangani

di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019

120 113
100
80
60
40 36
18 24
20 4 10 5 9 4
3
0

Sumber: Pelaksana Upaya KIA UPT Puskesmas Manggar

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar tahun
2019 jumlah Ibu Hamil Resiko Tinggi atau Komplikasi ditangani berjumlah 113 kasus dengan
presentase ditangani masing-masing sebesar 100%.

d. Cakupan Neonatus RISTI/Komplikasi yang ditangani

Neonatus RISTI/Komplikasi yang ditangani adalah cakupan Neonatus RISTI/Komplikasi


disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai standar oleh tenaga
kesehatan terlatih di Puskesmas atau Rumah Sakit Pemerintah/Swasta.

Cakupan kunjungan neonatus di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar tahun 2019 dapat
kita lihat pada grafik berikut:

Grafik 4.4

Cakupan Neonatus Risti/Komplikasi ditangani

di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019


70
60
60
50
40
30
20 17
8 10
10 7 6
4 2 3 3
0

Sumber: Pelaksana Upaya KIA UPT Puskesmas Manggar

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah Neonatus Risti/Kompilkasi ditangani adalah
berjumlah 60 orang dengan Presentase ditangani rata-rata sebesar 100% disetiap desa di
wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar.

e. Cakupan Kunjungan Bayi

Cakupan Kunjungan Bayi adalah cakupan bayi berumur 1-12 bulan termasuk neonatus
(umur 1-28 hari) yang memperoleh pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar oleh
dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 4 kali
(bayi), 2 kali (neonatus) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Presentase cakupan kunjungan bayi di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar tahun 2019
dapat kita lihat pada grafik berikut:

Grafik 4.5

Presentase Cakupan Kunjungan Bayi

di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019

800
709
700

600

500

400

300

200 178
128
101 93
100 64 49 58
11 27
0
ya ya i ya as
ng ub an
g ru au ay
a
ja ja da Ke
l l Ba Lim
j ja m
g ia a La ar an es
l an rn P ku ek ai sk
La Ku Bu M e nt Pu
u B
la
Pu

Sumber: Pelaksana Upaya KIA UPT Puskesmas Manggar

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan bayi di wilayah kerja UPT Puskesmas
Manggar tahun 2019, yaitu sebanyak 709 kunjungan dengan Presentase dikunjungi rata-rata 100%.
2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Prasekolah dan Usia Sekolah
Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita (prasekolah) adalah cakupan anak umur 0-5
tahun yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai dengan standarnya oleh dokter,
bidan, dan perawat. Pelayanan kepada anak usia dini dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan
dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesahatan anak prasekolah, pemeriksaan anak
sekolah dasar/sederajat serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, Guru UKS, dan
Dokter Kecil.

Grafik 4.6

Presentase Cakupan Pelayanan Anak Balita

di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019

4,000 3,791

3,500

3,000

2,500

2,000

1,500
1,013
1,000
685
414 482
500 368 269 328
87 145
0
y a y a g bi ng ru au y a y a as
ja ja an lu la Ba ja ja sm
g ia Pa
d K e La Lim ar an ke
l an rn ku ek ai s
La Ku Bu M ent Pu
l au B
Pu

Sumber: Pelaksana Upaya KIA UPT Puskesmas Manggar

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa cakupan pelayanan anak balita di UPT Puskesmas
Manggar tertinggi terdapat di Desa Baru sebanyak 1.013 balita dan terendah di Pulau Buku Limau
sebanyak 87 balita dengan persentase dilayani 100%.

3. Pelayanan Keluarga Berencana


Pasangan usia subur adalah pasangan suami istri yang pada saat ini hidup bersama, baik
bertempat tinggal resmi dalam suatu rumah ataupun tidak, dimana umur istrinya antara 25-44
tahun. Peserta KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah
satu cara atau alat kontrasepsi dan atau pasangan usia subur yang menggunakan kembali salah satu
cara atau alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilannya. Distribusi Cakupan
Aseptor KB di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar tahun 2019 dapat kita lihat pada grafik
berikut:
Grafik 4.7

Presentase Cakupan KB Baru

di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019

100.0 92.1
90.0 82.1
80.0
68.8
70.0
60.0
50.0 42.0
40.0
31.2
30.0 25.0
19.6 21.3
20.0 15.1 17.9

10.0
0.0
y a y a ng bi ng ru au y a y a as
ja ja da lu la Ba ja ja sm
g a a K e La Lim ar n ke
an ni P
ku ek ia
La
l ur nt
a
Pu
s
K Bu M
la
u Be
Pu

Sumber: Pengelola Program KB UPT Puskesmas Manggar

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa presentase cakupan KB baru di UPT Puskesmas
Manggar sebesar 31,2%. Desa dengan presentase cakupan tertinggi adalah di Desa Kelubi
dengan presentase sebesar 92,1% dan presentase terendah adalah di Desa Kurnia Jaya dengan
presentase sebesar 15,1%.

Jumlah pasangan usia subur dan KB aktif di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar tahun
2019 dapat kita lihat pada grafik berikut:

Grafik 4.8

Jumlah Pasangan Usia Subur dan KB aktif

di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019

7,000 6,555

6,000

5,000
4,108
4,000

3,000

2,000 1,647
1,163
933 763 826 825
1,000 606 465 457403 481 540431
356 139117 244267
0
y a y a ng bi g ru au y a y a as
ja ja da lu l an Ba ja ja sm
ng a a K e La Lim ar an ke
la ni P
ku ek ai
La ur nt Pu
s
K Bu M e
u B
la
Pu
PUS KB Aktif
Sumber: Pelaksana Upaya KIA UPT Puskesmas Manggar

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah PUS tertinggi adalah di Desa Baru yaitu
sebanyak 1.647 PUS dan terendah adalah di Pulau Buku Limau dengan jumlah 139 PUS.Peserta
KB Aktif tertinggi terdapat di Desa Baru dengan jumlah 825 jiwa dan terendah di Pulau Buku
Limau dengan jumlah 117 jiwa.

4. Pelayanan Imunisasi
Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah suatu Desa/Kelurahan dimana
lebih dari 80% dari jumlah bayi yang ada di Desa tersebut sudah mendapat Imunisasi dasar
lengkap pada suatu kurun waktu tertentu.

Pencapaian UCI pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan sasaran bayi yang telah
mendapatkan imunisasi secara lengkap.Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah
tertentu berarti dalam wilayah tersebut juga merupakan gambaran kekebalan masyarakat terhadap
penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

Pelayanan Imunisasi Bayi mencakup BCG (1 kali), DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis (3
kali), dan Campak (1 kali).

Gambaran cakupan desa yang mencapai UCI di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar
Tahun 2019 dapat kita lihat pada grafik berikut:

Grafik 4.9

Presentase Desa yang mencapai UCI

di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019

120.0
100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
100.0

80.0

60.0

40.0

20.0

0.0
y a y a ng bi g ru au y a y a as
ja ja da lu l an Ba ja ja sm
g ia Pa Ke La Lim ar an ke
l an urn ku ek ai s
La K Bu M ent Pu
l au B
Pu

Sumber: Pelaksana Upaya Imunisasi UPT Puskesmas Manggar

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa presentase yang dicakup UCI adalah sebesar 100%
di seluruh desa wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019.
5. Pelayanan Kesehatan Usila
Cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila adalah pra usila dan usila yang memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang ada pada pedoman disuatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.

Gambaran pencapaian pelayanan kesehatan kelompok usila di wilayah kerja UPT Puskesmas
Manggar tahun 2019 dapat kita lihat pada grafik berikut:

Grafik 4.10

Cakupan Pelayanan Kekompok Usila di Wilayah Kerja

UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019

100.0
90.2
90.0 82.1 80.8 78.8
80.0 75.0 73.8
70.0 66.0
60.6
60.0 55.2
50.0
40.0 33.4
30.0
20.0
10.0
0.0
y a y a ng bi ng ru au y a y a as
ja ja da lu la Ba ja ja sm
g ia a K e La Li m ar an ke
l an rn P
ku ek ai s
La K u
Bu M nt Pu
la
u Be
Pu

Sumber: Pelaksana Upaya Usila UPT Puskesmas Manggar

Dari Grafik di atas dapat diketahui bahwa cakupan pelayanan usila tahun 2019 Puskesmas
Manggar Mencapai 66,0%. Cakupan pelayanan kelompok usila tertinggi terdapat di Desa Mekar
jaya dengan presentase sebesar 90,2% dan terendah di Desa Padang dengan presentase sebesar
33,4%.

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG

1. Pelayanan Ibu Hamil dan Neonatus Resiko Tinggi

Distribusi ibu hamil yang ditangani di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar tahun 2019
dapat kita lihat pada grafik berikut:

Grafik 4.11

Presentase Neonatal Resti/Komplikasi ditangani

di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019


70
60
60
50
40
30
20 17
8 7 10
10 4 3 6 3
2
0

Sumber: Pelaksana Upaya KIA UPT Puskesmas Manggar

Dari Grafik di atas dapat diketahui bahwa cakupan Neonatal Risti/Komplikasi ditangani di
wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019 mencapai 60 neonatal dengan presentase
ditangani masing-masing mencapai 100%.

2. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Untuk Peserta JAMKESMAS

Masyarakat miskin adalah masyarakat yang ditetapkan oleh pemerintah, berdasarkan kriteria
pemerintah sebagai indikator masyarakat miskin.Masyarakat miskin mendapat pelayanan
kesehatan rawat jalan atau rawat inap disarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, yang
meliputi usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

C. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

Pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada pelaksanaan surveilans dan epidomologi
dengan upaya penemuan penderita secara dini yang ditindak lanjuti dengan penanganan secara cepat.
Disamping itu pelayanan lain yang diberikan adalah pemberian imunisasi, upaya penanggulangan
factor resiko melalui program peningkatan kwalitas lingkungan serta peningkatan peran serta
masyarakat dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan dengan berbagai bentuk
kegiatan.

1. Penanggulangan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa

Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian
yang bermakna secara epidemiologis pada suatu desa atau kelurahan dalam waktu tertentu.

Upaya penanggulangan epidemiologi dan kejadian luar biasa merupakan tindak lanjut dari
penemuan dini kasus-kasus penyakit berpotensi wabah yang terjadi pada masyarakat.Upaya
penanggulangan yang dimaksud dilakukan untuk mencegah penyebaran yang lebih luas dan
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan.

Di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar sepanjang Tahun 2019 tidak ditemukan
Desa/Kelurahan KLB yang ditangani kurang dari 24 jam.

2. Pemberantasan Penyakit Malaria


Penegakan diagnosa penderita secara cepat dan tepat dalam pengobatan merupakan upaya
yang sangat penting dalam rangka pemberantasan penyakit malaria, disamping pengendalian
vektor secara potensial. Kegiatan yang telah dilakukan UPT Puskesmas Manggar tahun 2019
antara lain, penemuan penderita secara aktif (Active Case Detection) dan Deteksi Pasif (Pasive
Case Detektion), melalui pemeriksaan kesediaan darah, pengobatan penderita, Larvaciding,
penyemprotan rumah, pengamatan survei etimologi, peningkatan kemampuan tugas melalui
pelatihan petugas dan magang, rapat koordinasi, pengadaan bahan-bahan penunjang, dan
sebagainya.

3. Pemberantasan Penyakit TB-Paru

Tujuan dari pemberantasan dan penanggulangan TB-Paru adalah untuk menanggulangi dan
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TB-Paru dengan cara memutuskan
rantai penularan, sehingga penyakit TB-Paru bukan lagi merupakan masalah kesehatan
masyarakat.

Upaya pencegahan dan pemberantasan TB-Paru dilakukan dengan pendekatan DOTS


(Directly Observe Trecment Shortcource) atau pengobatan TB-Paru dengan pengawasan
langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Kegiatan ini berupaya menemukan penderita
dengan pemeriksaan dahak disarana pelayanan kesehatan yang ditindak lanjuti dengan paket
pengobatan.

4. Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada potensi masyarakat untuk dapat berperan
serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M+), juru Pemantau Jentik (jumantik), serta
pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga serta penyuluhan PHBS dan DBD.

Dalam rangka penurunan Angka Insiden kasus DBD pada tahun 2019 di wilayah kerja UPT
Puskesmas Manggar Kabupaten Belitung Timur telah dilaksanakan beberapa program penunjang,
antara lain yaitu Penyebaran Informasi tentang pentatalaksanaan kasus DBD, pelacakan kasus
DBD, Rapat Koordinasi, distribusi bahan penunjang, dan lain sebagainya.

5. Pemberantasan Penyakit Diare

Upaya pemberantasan Penyakit Diare dilakukan dengan pemeriksaan diagnosa, therapy sampai
dengan pemberian obat-obatan dan oralit.Selain itu juga dilakukan penyuluhan perilaku hidup
bersih dan sehat di sekolah-sekolah, posyandu, dan penyediaan pojok oralit di UPT Puskesmas
Manggar.

D. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR

Faktor lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam proses timbulnya gangguan
kesehatan baik secara umum maupun individual. Upaya pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi
dasar yang pada prinsipnya dimaksudkan untuk memperkecil atau meniadakan faktor terjadinya
penyakit atau gangguan kesehatan akibat lingkungan yang kurang sehat. Bentuk upaya yang dilakukan
dalam peningkatan kualitas lingkungan antara lain adalah melakukan pembinaan kesehatan
lingkungan pada masyarakat dan institusi, surveilans fektor, dan pengawasan tempat-tempat umum.
Dengan terlaksananya program PIS PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga)
sangat berperan untuk mengetahui masalah-masalah kesehatan pada keluarga di wilayah kerja UPT
Puskesmas Manggar. Intervensi PIS PK juga sangat mendukung terwujudnya visi UPT Puskesmas
Manggar.

1. Pembinaan Kesehatan Lingkungan


Upaya Kesehatan Lingkungan diarahkan pada masyarakat dan institusi yang berpotensi
mengancam kesehatan masyarakat yang dilakukan secara berkala.Kegiatan pembinaan yang
dimaksud mencakup upaya pemantauan, penyuluhan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek
penyediaan fasilitas sanitasi dasar (air bersih dan jamban sehat), pengolahan sampah, sirkulasi
udara, pencahayaan, deklarasi ODF, Pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), dan
sebagainya.

Dari data Pelaksana upaya kesling UPT Puskesmas Manggar dapat diketahui bahwa institusi
yang dibina di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar tahun 2019 adalah sebesar 100,0% dari
setiap institusi yang ada. Institusi yang dimaksud adalah sebagai berikut: Sarana Pelayanan
Kesehatan, Instalasi Pengolahan Air Minum, Sarana Pendidikan, Sarana Ibadah, Perkantoran, dan
Sarana lain.

2. Surveilans Vektor
Upaya Surveilans Vektor dilakukan untuk mengendalikan vektor potensial dalam menularkan
penyakit terutama terhadap nyamuk. Kegiatan yang dilakukan meliputi survey vektor untuk
mengetahui jenis vektor potensial, bionomic serta strategi pengendaliannya dengan melibatkan tim
jumantik (juru pemantau jentik).

3. Pengawasan Tempat-Tempat Umum


Pengawasan terhadap tempat-tempat umum dilakukan untuk meminimalisir faktor resiko
sumber penularan penyakit bagi masyarakat yang memanfaatkan tempat-tempat umum. Bentuk
kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan kwalitas lingkungan tempat-tempat
umum secara berkala, bimbingan penyuluhan, sarana perbaikan dalam peningkatan kwalitas
lingkungan yang sehat, dan pemberian rekomendasi untuk pemberian izin usaha.

Presentase tempat-tempat umum sehat di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar tahun 2019
dapat kita lihat pada grafik berikut:

Grafik 4.12

Presentase Tempat- tempat Umum Sehat

di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019


120

100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
100

80 74

60

40

20 13 14 13
8 10 8
2 4 2
0
ya ya i as
ng ub g ru au ay
a ya
ja ja da l an Ba j ja sm
g ia a Ke La
l Lim ar an ke
l an rn P ku ek ai s
La Ku Bu M nt Pu
u B e
la
Jumlah TTU TTU Memenuhi Syarat Pu

Sumber: Penanggung Jawab Upaya Kesling UPT Puskesmas Manggar

Dari Grafik di atas dapat diketahui bahwa presentase tempat-tempat umum memenuhi syarat-
syarat kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar tahun 2019 rata-rata dengan presentase
sebesar 100% diseluruh Desa wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar.

E. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan
gizi yang ada dimasyarakat.Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan ditemukan beberapa
permasalah gizi yang ada pada kelompok masyarakat, yaitu kekurangan kalori protein, kekurangan
vitamin A, dan anemia gizi besi.

Agar gizi masyarakat terjamin dilaksanakan program perbaikan gizi masyarakat yang bertujuan
untuk meningkatkan gizi keluarga dan masyarakat, terutama kepada ibu hamil, bayi dan balita serta
usia produktif. Dilakukan dengan usaha peningkatan gizi, penanggulan kurang energi protein, anemia
gizi besi, gangguan akibat kekurangan yodium, dan kurang vitamin A.

1. Pemantauan Pertumbuhan Balita


Upaya pemantauan status gizi pada kelompok balita difokuskan melalui kegiatan penimbangan
di posyandu secara rutin setiap bulan serta pengamatan langsung terhadap penampilan fisik balita
yang berkunjung ke pusat pelayanan kesehatan.

Dari pengelola program gizi UPT Puskesmas Manggar presentase balita yang naik berat
badannya di wilayah kerja UPT Puskesmas Manggar tahun 2019 sebesar 79,02%.

2. Pemberian Kapsul Vitamin A

Upaya perbaikan gizi juga dilakukan kepada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak
mengalami kekurangan vitamin A yang dilakukan dengan pemberian kapsul vitamin A dosis
tinggi pada bayi dan balita sebanyak 2 kali dalam setahun (Februari dan Agustus).

Berdasarkan laporan pengelola program gizi UPT Puskesmas Manggar, presentase anak balita
yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi sebanyak 2 kali di wilayah kerja UPT Puskesmas
Manggar tahun 2019 adalah sebesar 96,98%. Sedangkan rincian dari setiap desa dapat kita lihat
pada grafik berikut:

Grafik 4.13

Presentase Pemberian Vitamin A Dosis Tinggi Kepada Anak Balita

di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Manggar Tahun 2019

101.00
100.00 100.00 100.00
100.00
99.00
98.00 97.51
97.00
96.00 95.73
95.11 94.98
95.00 94.74 94.50
94.09
94.00
93.00
92.00
91.00
ya i as
ya ng ub an
g ru au ya ya
ja ja da Ke
l l Ba Li m
ja ja m
g ia a La ar an es
l an rn P ku ek ai sk
La Ku Bu M ent Pu
u B
la
Pu

Sumber: Pelaksana Upaya Gizi UPT Puskesmas Manggar

Dari Grafik di atas dapat diketahui bahwa presentase tertinggi anak balita yang mendapat
pemberian vitamin A dosis tinggi sebanyak 2 kali adalah di Desa Kelubi, Pulau Buku Limau dan
Bentaian Jaya dengan presentase masing-masing sebesar 100% dan yang terendah adalah di Desa
Padang dengan presentase sebesar 94,09%.

F. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Upaya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut dimaksudkan untuk menjamin
ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat esensial yang bermutu bagi
masyarakat, mempromosikan penggunakan obat yang rasional dan obat generik, meningkatkan
kwalitas pelayanan kefarmasian dan melindungi masyarakat dari penggunaan alat kesehatan yang
tidak memenuhi standar kesehatan, mutu, dan keamanan.

Penerapan obat esensial generik, kegiatan ini dimaksudkan agar terjaminnya ketersediaan,
keterjangkauan, dan pemerataan obat dalam pemerataan kesehatan, yang pelaksanaannya mencakup
pengadaan Buffer stok obat generik esensial, revitalisasi pemasyarakatan konsepsi obat esensial, dan
penerapan penggunaan obat esensial generik pada fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun
swasta.

Penentuan Prioritas Masalah

Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas tidak memungkinkan untuk diselesaikan
sekaligus atau seluruhnya, sehingga perlu dilakukan penentuan prioritas masalah.Dalam hal ini metode
yang kami gunakan adalah teknik scoring. Dari masalah tersebutakan dibuat Plan of Action untuk
meningkatkan dan memperbaiki mutu pelayanan.

Kriteria skoring yang digunakan adalah sebagai berikut:


• Urgency (merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
• Kemungkinan Intervensi
Nilai 1 : tidak mudah
Nilai 2 : kurang mudah
Nilai 3 : cukup mudah
Nilai 4 : mudah
Nilai 5 : sangat mudah
• Biaya
Nilai 1 : sangat mahal
Nilai 2 : mahal
Nilai 3 : cukup mahal
Nilai 4 : murah
Nilai 5 : sangat murah
• Kemungkinan meningkatkan mutu
Nilai 1 : sangat rendah
Nilai 2 : rendah
Nilai 3 : sedang
Nilai 4 : tinggi
Nilai 5 : sangat tinggi
Tabel 4.9.Penilaian Prioritas Masalah Berdasarkan Sistem Skoring
Kemungkinan Skor
No Identifikasi Masalah Urgensi Biaya Mutu Prioritas
Intervensi Total

1. Posyandu Remaja 5 5 5 5 20 I

2. Pertolongan persalinan 5 2 2 2 11 IV

3. Posyandu Lansia 4 2 4 3 13 II

4. KB 3 2 2 3 10 V

5. Vit.A 1 4 4 4 13 III

1. Posyandu Remaja
 Urgensi: 5
- Posyandu remaja merupakan program baru dimulai kembali UPT Puskesmas Manggar
sehingga masih perlu dilakukan pendampingan dalam pelaksaannya dan perencanaannya.
 Kemungkinan Intervensi: 5
- Kemungkinan intervensi program posyandu remaja dinilai sangat mudah karena program
baru berjalan sehingga masih bisa diberikan intervensi.
 Biaya: 5
- Untuk pembiayaan dinilai sangat murah namun pembiayaan posyandu remaja sendiri
masih menggunakan dana desa maupun pribadi (kader).

 Kemungkinan meningkatkan mutu: 5


- Kemungkinan meningkatkan mutu dinilai sangat tinggi karena posyandu ini baru saja
dijalankan sehingga diharapkan setelah dilakukan intervensi terjadilah peningkatan mutu
yang sangat signifikan.
2. Pertolongan Persalinan
 Urgensi 5
- Pertolongan persalinan dinilai sangat penting karena bila ada ibu yang tidak dilakukan
pertolongan pada saat persalinan kemungkinan kematian ibu dan atau bayi lebih tinggi.
 Kemungkinan Intervensi: 2
- Kemungkinan intervensi dinilai kurang mudah karena alur persalinan di UPT Puskemas
Manggar sudah cukup baik sehingga seluruh ibu hamil sudah hampir terdata.
 Biaya: 2
- Biaya untuk pertolongan persalinan dinilai mahal karena banyaknya tindakan medis yang
dilakukan pada saat pertolongan persalinan.
 Kemungkinan meningkatkan mutu: 2
Kemungkinan meningkatkan mutu dinilai rendah karena pertolongan persalinan yang sekarang
sudah cukup baik.

3. Posyandu Lansia
 Urgensi 4
- Program Posyandu Lansia sudah cukup berjalan dengan baik di UPT Puskemas Manggar
yang selalu terjadwal setiap bulannya sehingga perlu adanya kegiatan yang berbeda agar
lebih baik.
 Kemungkinan Intervensi: 2
- Kemungkinan intervensi dinilai kurang mudah karena waktu yang dimiliki peneliti sudah
tidak mencukupi untuk melakukan evaluasi.
 Biaya: 4
- Biaya untuk program posyandu lansia cuku terjangkau karena melakukan pemeriksaan
stik gula, kolesterol, dan asam urat darah serta pemeriksaan tanda vital.
 Kemungkinan meningkatkan mutu: 3
- Kemungkinan meningkatkan mutu dinilai baik karena mengingat jumlah kader yang
cukup banyak dan banyaknya lansia yang antusias dengan kegiatan puskesmas.
-
4. KB
 Urgensi 5
- Progam KB (Keluarga Berencana) dinilai sangat penting karena untuk mengurangi angka
kematian ibu.
 Kemungkinan Intervensi: 2
- Kemungkinan intervensi dinilai kurang mudah karena masyarakat di wilayah kerja UPT
Puskesmas Manggar masih kurang pengetahuan akan KB dan kadang menolak bila
dianjurkan untuk KB.
 Biaya: 4
- Biaya untuk program dinilai murah karena sudah merupakan program dari pemerintah
sendiri sehingga dananya sudah diberikan dari pemerintah.
 Kemungkinan meningkatkan mutu: 3
- Kemungkinan meningkatkan mutu dinilai sedang karena seiring perkembangan jaman
masyarakat mulai bisa menerima informasi yang diberikan tentang KB.
5. Vitamin A
 Urgensi: 1
- Kegiatan sudah berjalan dengan baik di UPT Puskemas Manggar dengan capaian hampir
100% sehingga program pemberian Vitamin A dinilai tidak penting.
 Kemungkinan Intervensi: 4
- Kemungkinan intervensi dinilai mudah karena pendataan posyandu balita sudah cukup
baik sehingga diperkirakan mudah tercapai.
 Biaya: 4
- Biaya untuk program pemberian Vitamin A dinilai murah karena sudah merupakan
program dari pemerintah sehingga hanya perlu pelaksanaannya saja.
 Kemungkinan meningkatkan mutu: 4
- Kemungkinan meningkatkan mutu dinilai tinggi walau ada orang tua dari anak tidak
menyetujui pemberian vitamin A karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki.

4.10 Analisis Sebab Akibat Masalah

Berdasarkan penilaian prioritas,yang menjadi prioritas masalah ke-2 di puskesmas manggar adalah
posyandu lansia .Dari hasil observasi dan diskusi dengan pemegang program maka didapatkan
beberapa sebab dari masalah yang terjadi.

No Faktor Masalah Teknik Identifikasi Indikator Keterangan


penyebab Masalah

Manusia
No Faktor Masalah Teknik Identifikasi Indikator Keterangan
penyebab Masalah

Kader
1 Posyandu Masih kurangnya Dari evaluasi Tenaga medis kurang, Terdapat 3 orang kader
Lansia pengetahuan dan skill pelaksanaan antusia peserta baik di posyandu lansia
posyandu lansia setiap desa

2 Masyarakat Kurangnya Survei Mawas Diri Kurang informasi Jumlah kader sekitar 30
pengetahuan tentang
kesehatan

3 Tenaga Pembinaan dan Wawancara dengan Belum terlaksananya Pemegang program


Kesehatan pelatihan kader oleh penanggung jawab pembinaan rutin adalah 1 orang perawat
tenaga kesehatan program. kepada kader
masih jarang, karena posyandu lansia
masih dibatasinya
waktu pertemuan
akibat COVID, dan
akibat multi tasking
dari tenaga kesehatan

Material
1 Media Kurangnya media Wawancara dengan Saluran/media dalam Belum terlaksana nya
informasi informai dimana penanggung jawab proses komunikasi penyuluhan mengenai
kurangnya program posyandu dapat berbentuk rapat, masalah kesehatan
pemanfaatan media lansia pertemuan-pertemuan, lansia secara rinci.
informasi seperti percakapan, seminar
papan informasi, peningkatan
poster, pamflet, dan pengetahuan, radio,
leaflet tentang rekaman, televisi, film,
kesehatan lansia demonstrasi, latihan,
surat kabar, majalah
dan buku. Penggunaan
multi media untuk
penyampaian pesan
dengan inten-sitas
yang tinggi akan
memberikan pengaruh
yang mendalam
terhadap pengetahuan.

2. gedung Belum cukup baik Wawancara dengan Adanya ruang Saat ini posyandu
penanggung jawab pertemuan posyandu lansia dilakukan dari
program posyandu lansia sendiri akan rumah ke rumah
lansia memudahkan
No Faktor Masalah Teknik Identifikasi Indikator Keterangan
penyebab Masalah

terjalannya program.
Metode
1. Kurangnya Wawancara dengan Kurang pembinaan Penyuluhan seputar
penyuluhan masalah penanggung jawab posyandu lansia masalah kesehatan
lansia program secara keseluruhan
belum terlaksana
2. Kurang optimalnya Wawancara dengan Kegiatan posyandu
kerja sama lintas penanggung jawab Sudah cukuo baik lansia sudah cukup
sektordalam program baik
mendukung
pembentukan dan
pelaksanaan program

Lingkungan
1. Luas nya wilayah desa Wawancara dengan Kader sudah cukup Kader setiap desa 3-4
manggar pemegang program orang
menyebabkan
informasi yang di
sampaikan menjadi
kurang optimal untuk
lansia.

Diagram “Fish Bone”

Manusia Material

Kurangnya pengetahuan tentang masih kurangnya media


Covid 19 dan masih banyak yang informasi tentang covid-19
tidak mematuhi prokol terutama lansia karena
kesehatan di Era New Normal kurangnya akses informasi

Kurangnya kesadaran di Era


New Normal pada kelompok
rentan lansia
BAB V

METODE

4.1 Defenisi

Metode kegiatan ini bersifat penyuluhan dan mengadakan sistem pre-test dan post-test.

4.2 Waktu dan Tempat

Acara ini telah dilaksanakan pada:

Hari, tanggal : Sabtu, 24 Oktober 2020

Waktu : Pkl 09.00-Selesai


Tempat : Aula lantai 2 Puskesmas Manggar, Belitung Timur

4.3 Sasaran

Sasaran khusus kegiatan ini adalah kader lansia diwilayah kerja UPT puskesmas Manggar.

4.4 Susunan Kegiatan


Waktu Kegiatan
08.00 – 09.00 Persiapan
09.00 - 09.15 Perkenalan
09.15 – 09-30 Pre-Test tentang covid 19
09.30 - 10.00 Materi penyakit covid 19
10.00 – 10.15 Diskusi
10.15 – 10.30 Post-Test tentang covid 19
10.30 – 10.45 Penutupan

BAB VI
HASIL

Kegiatan Penyuluhan Covid 19 pada kader lansia berhasil dilaksanakan tanpa kendala berarti
dan mencapai tujuan yang diinginkan yakni memberikan informasi kepada para kader, mengenai
covid 19 yaitu penjelasan definisi, etiologi, epidemiologi, cara penularan, gejala klinis, masa inkubasi,
pencegahan dan pengobatan.

Penyuluhan dimulai pukul 09.30 WIB yang dilakukan setelah pengisian absensi di Aula
Puskesmas Manggar, kemudian peserta diberikan materi sesuai dengan susunan materi yang telah
disiapkan oleh dokter internsip Puskesmas Manggar. Pada saat pemberian materi, untuk mengurangi
kebosanan tidak lupa diselingi dengan beberapa games yang berupa berbalas pantun. Pukul 10.00
peserta dibagi menjadi beberapa grup dengan dipimpin oleh 1 orang yang dipilih menurut group
tersebut, disinilah terlihat antusias peserta yang dinilai berdasarkan banyaknya pertanyaan yang
diajukan ketika diskusi grup. Pukul 10.45 penutupan acara disertai dengan foto bersama.
Hasil Pre-Test

No. Nama Jumlah soal Jumlah benar Nilai

1 swisti 10 5 50

2 isnaini 10 5 50

3 sulastri 10 6 60

4 Sudiasih 10 7 70

5 nurmala 10 5 50

6 jayana 10 3 30

7 Hidayati 10 6 60
8 Meri 10 7 70

9 Susilwati 10 6 60

10 Alfiah 10 6 60

11 Susana 10 5 50

12 Atika 10 3 30

13 Subaiti 10 4 40

14 Artini 10 5 50

15 siti 10 6 60

16 Kartiah 10 2 20

17 Martini 10 6 60

18 Hasanah 10 7 70

19 Emi 10 4 40

20 Sulis 10 7 70

21 Nursela 10 3 30

No. Nama Jumlah soal Jumlah benar Nilai

1 swisti 10 9 90
Dari table diatas dapat dilihat bahwa
2 isnaini 10 9 90
terdapat 10 peserta(47,6%) yang telah
3 sulastri 10 6 60 memenuhi capaian nilai yang ditargetkan
o4 nurmala 10 7 70 (Nilai lulus 60). Dapat disimpulkan

5 jayana 10 5 50 pengetahuan kader mengenai covid19 masih


kurang.
6 Hidayati 10 7 70

7 Meri 10 8 80 Hasil Post Testi

8 Susilwati 10 7 70

9 Alfiah 10 8 80

10 Susana 10 7 70

11 Atika 10 8 80

12 Subaiti 10 7 70

13 Artini 10 8 80 Dari table diatas dapat dilihat bahwa 19


peserta(90%) yang telah memenuhi capaian
14 siti 10 9 90
nilai yang ditargetkan (Nilai lulus 60).
15 Kartiah 10 2 20
Sehingga dapat disimpulkan penyuluhan
16 Martini 10 6 60
yang diberikan berhasil meningkatkan
17 Hasanah 10 8 80 pengetahuan kader mengenai Covid 19.
18 Emi 10 7 70
Perbandingan nilai pre dan Post Test
19 Sulis 10 7 70

20 Nursela 10 6 60

21 Sudiasih 10 8 80
No. Nama Jumlah soal Nilai Pre Nilai Post
Test Test

1 swisti 10 50 90

2 isnaini 10 50 90 Indikator Keberhasilan


3 sulastri 10 60 60  Peserta yang hadir > 80% yaitu

4 nurmala 10 50 70 sebanyak 21 orang

5 jayana 10 30 50  Hasil dari nilai Post-Test lebih tinggi dari


pada nilai Pre-Test setelah peserta diberi
6 Hidayati 10 60 70
penyuluhan
7 Meri 10 70 80
 Acara yang diselenggarakan
8 Susilwati 10 60 70
berlangsung tepat waktu yaitu pukul 09.00 dan
9 Alfiah 10 60 80 selesai pukul 10.45
10 Susana 10 50 70  Antusias peserta cukup baik, dapat

11 Atika 10 30 80 dilihat dari jumlah pertanyaan pada saat


diskusi grup yang diajukan >3 pertanyaan.
12 Subaiti 10 40 70

13 Artini 10 50 80

14 siti 10 60 90

15 Kartiah 10 20 20 BAB VII


16 Martini 10 60 60 KESIMPULAN DAN SARAN
17 Hasanah 10 70 80
6.1 Kesimpulan
18 Emi 10 40 70
1. Tingkat kehadiran peserta masih kurang dimana
19 Sulis 10 70 70 dari 24 kader hanya hadir 21 kader, dikarenakan
20 Nursela 10 30 60 3 orang tidak ada kabar.
2. Sasaran peserta sesuai harapan dimana yang
21 Sudiasih 10 70 80 hadir adalah para kader posyandu lansia.
3. Nilai hasil pre-test didapatkan 10 dari 21 orang
peserta sudah mencapai nilai target.
4. Nilai hasil post-test didapatkan 19 dari 21 orang peserta sudah mencapai nilai target.
5. Nilai Post Test didapatkan 90% peserta mampu menjawab soal dengan benar sebesar ≥60%, sehingga dapat
disimpulkan penyuluhan berhasil meningkatkan pengetahuan peserta.

6.2 Saran
Program yang dijalankan oleh PKM Manggar secara keseluruhan sudah baik dan terjalankan
hingga mencapai target, khusus nya pada posyandu lansia. Para kader-kader lansia antusias untuk
bekerja demi mecapai tingkat kesehatan yang tinggi dan mensejahterakan masyarakat. Perlu adanya
koordinasi dan umpan balik dari dinkes setempat agar protokol dan pencegahan covid 19 dapat
dipatuhi oleh seluruh lapisan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Barak, Y. 2006. The Immune system and happiness. Autoimmunity Reviews, 5(8), 523-
527.  Doi:10.1016/j.autrev.2006.02.010

Central Disease Control and Prevemtion (CDC). 2020 . Data.cdc.com. https://data.cdc.gov/d/9bhg-


hcku/visualization.

Central Disease Control and Prevemtion (CDC). 2020. Social Distancing.


Data.cdc.com. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/prevent-getting-sick/social-
distancing.html.

Desyinta Ayuma Wardani. 2018. Konsep Diri Lanjut Usia Dalam Mempertahankan Kesehatan Mental
dan Sosial (Studi Kualitatif di Griya Lansia Kabupaten Lumajang. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember.

Ika. (2020, 21 April). Pakar UGM Paparkan Penyebab Lansia Rentan Terinfeksi
Covid.  Ugm.ac.id., https://ugm.ac.id/id/berita/19320-pakar-ugm-paparkan-penyebab-lansia-rentan-
terinfeksi-covid.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KPPA). 2020.
Panduan Perlindungan Lanjut Usia Berspektif Gender pada Mada COVID-19. Deputi bidang
perlindungan hak erempuan KPPA Tahun 2020.

Wisnubrata. (2020, Maret 26. Penyebab Lansia Rentan Terhadap Virus Corona dan cara
Melindunginya.Kompas.com. https://lifestyle.kompas.com/read/2020/03/26/163814320/penyebab-
lansia-rentan-terhadap-virus-corona-dan-cara-melindunginya?page=all.

Tambun, Lenny Tristia. (2020, 27 April). Dinilai Rentan COVID-19, Lansia Dilindungi dari Kelompok
OTG. Beritasatu.com. https://www.beritasatu.com/kesehatan/625797-dinilai-rentan-covid19-lansia-
dilindungi-dari-kelompok-otg.

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/downloads/REV-05_Pedoman_P2_COVID-19_13_Juli_2020_1

Anda mungkin juga menyukai