I. Pendahuluan
dikatakan onset atau mulai terjadinya diabetes adalah 7 tahun sebelum diagnosis
ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada kasus yang tidak
terdeteksi ini. Faktor-faktor yang dapat beresiko pada terjadinya diabetes mellitus
yaitu bertambahnya usia, lebih banyak dan lebih lamanya obesitas, distribusi
yang diambil dan cara pemeriksaan yang dipakai. Untuk diagnosis, pemeriksaan
1
2
klinis dari penyakit vaskularnya. Pasien dengan kelainan toleransi glukosa ringan
maupun glukosa dalam kulit. Kadar gula kulit (glukosa kulit) merupakan 55%
kadar gula darah (glukosa darah) pada orang biasa. Pada diabetes, rasio
meningkat sampai 69-71% dari glukosa darah yang sudah meninggi. Pada
penderita yang sudah diobati pun rasio melebihi 55%. Gula kulit berkonsentrasi
dapatkan pada penderita diabetes, yaitu Akantosis nigrikans, diabetic thick skin,
bullosis diabetikorum. Namun, dalam referat ini akan dibahas beberapa penyakit
kulit diabetes yang paling umum dijumpai yaitu dermopati diabetik, ulkus
bullosis diabetikorum.8
3
interaksi dengan dunia luar. Kulit memberikan proteksi jaringan internal dari
paparan trauma, radiasi ultraviolet, temperature yang ekstrem, toksin dan bakteri.
1. Lapisan Kulit
Kulit terdiri dari 3 lapisan yaitu epidermis, dermis dan subdermis.
a. Epidermis
Epidermis adalah lapisan terluar dari kulit. Bagian ini tersusun dari
rapat. Bagian epidermis yang paling tebal terdapat pada telapak tangan
yang terbuka.
4) Stratum spinosum. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling
tebal dan mencapai 0,2 mm. Lapisan ini terdiri dari 5-8 lapisan.
bergelombang.7
b. Dermis
Terdiri dari 2 lapisan yaitu bagian luar yang disebut stratum
tersebut terdiri dari jaringan ikat longgar yang tersusun dari serabut
jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat dengan inti
tempat dan terkait dengan jenis kelamin. Lapisan ini berfungsi sebagai
bantalan ketika kulit mendapat tekanan trauma mekanis, selain itu juga
penimbunan kalori.
2. Kelenjar Kulit
Kelenjar kulit terdiri dari 2 bagian yaitu kelenjar keringat dan kelenjar
lokasinya yaitu kelenjar keringat ekrin dan kelenjar keringat apokrin. Kelenjar
keringat ekrin adalah kelenjar tubular dan berpilin serta tidak mempunyai
terutama pada telapak tangan, kaki serta dahi. Sekresinya mengandung air dan
Kelenjar ini terdapat pada ketiak, areola mammae dan region anorectal.7
Kelenjar minyak mengeluarkan sebum yang biasanya disalurkan ke
1. Dermatopati Diabetik
Istilah ini dipakai untuk lesi-lesi kecil berwarna cokelat yang tampak
seperti jaringan parut, yang didapatkan pada daerah tulang kering beberapa
Lesi kulit atrofi dari ekstremitas bawah atau “Shin spot” menjadi
pink hingga coklat, terdapat scar mirip macula pada area pretibial. Frekuensi
lebih sering terjadi pada laki-laki. Lesi bersih dalam 1 sampai 2 tahun dengan
sedikit sisa atrofi atau hipopigmentasi. Tampakan lesi baru memberikan arti
dengan obesitas dan hipertensi.8 Tidak diperlukan perawatan untuk lesi atrofi
untuk melindungi daerah tersebut dari setiap trauma dan infeksi sekunder.9
Faktor yang mempengaruhi terjadinya ulkus pada kaki diabetic antara lain
faktor neuropati, biomekanika kaki yang abnormal, penyakit arteri perifer dan
anhidrosis dan gangguan perfusi kaki. Akibatnya, kulit menjadi kering dan
badan yang abnormal. Hal ini dapat berperan dalam terjadinya callus atau
ulserasi kaki.2
Faktor yang terkait dengan ulserasi kaki pada pengaturan diabetes
status nutrisi, alergi, riwayat faktor risiko, pengobatan yang sudah diterima,
operasi kaki atau infeksi serta adanya klaudikasio. Secara khusus perlu
10
kaki yang menonjol, biasanya pada ibu jari kaki, sendi metacarpophalangeal
pertama dan kedua. Ulkus dikelilingi oleh cincin callus dan mungkin meluas
udema tungkai dan infeksi kulit. Terapi standar untuk neuropati ulkus diabetik
berupa debridement, perawatan luka yang lembab, dan proteksi dari pakaian.8
a. Kontrol mekanik
Kontrol mekanik meliputi mengistirahatkan kaki pasien, menghindari
tekanan pada daerah luka, serta menggunakan bantal pada kaki saat
c. Kontrol vaskular
Kontrol vascular meliputi status vascular kaki, pemeriksaan ABI,
luka.2
d. Kontrol luka
Jaringan nekrotik dan pus yang ada harus dievakuas secara adekuat
akut.2
e. Kontrol infeksi
Pemberian antibiotik harus dimulai secara empiris sebelum didaatkan
anaerob.2
f. Kontrol edukasi
Edukasi yang baik menekankan pada upaya pencegahan dan deteksi
dini pada kaki yang normal atau sudah ada gangguan neuripati namun
belum ada luka. Pada kaki yang sudah terluka, edukasi ditekankan
yang paling umum mempengaruhi tulang kering dan terlihat lebih sering pada
wanita. Ini adalah kondisi kulit yang paling dramatis biasanya berhubungan
dilaporkan 0,3% pada pasien diabetes. Lebih dari 50% pasien ini bergantung
pada insulin.10
Lesi-lesi nekrobiosis lipoidika diabetikorum secara khas ditemukan
pada daerah tulang kering, walaupun bisa juga didapatkan di tempat lain. Lesi
atrofik, dan pembuluh darah yang ada di bawahnya mudah dilihat melalui
Gambar 5. Nekrobiosis Lipoidika. Lesi yang lama, tampak atrofi pada epidermis dan
dermis.8
sebagai teori etiologi. Perubahan diabetes pada ginjal dan pembuluh darah
mata mirip dengan perubahan pembuluh darah yang terlihat pada nekrobiosis
terletak pada kaki, terutama di atas tibia, tetapi dapat juga terjadi pada wajah,
kulit kepala, lengan bawah dan batang tubuh. Lesi bisa tunggal, tetapi lesi
dapat dijumpai papul merah yang bisa membesar untuk membentuk patch
atau plak dengan inti coklat dan sedikit atrofi. Lesi mungkin dapat sembuh
secara spontan atau menjadi lesi kronis persisten yang bisa memborok.11
proses inflamasi interstisial yang melibatkan reticular dermis utuh dan sering
15
antara lain:
aktif awal dan perbatasan lesi aktif yang membesar, tetapi ini memiliki
inflamasi dan tepi yang aktif cukup efektif. fototerapi, termasuk PUVA
refrakter.11
4. Acantosis Nigricans
Acanthosis nigricans (AN) adalah suatu kelainan kulit berupa
penebalan dan kehitaman pada kulit yang ditandai dengan papilomatosis dan
plak hiperkeratosis, terutama pada daerah leher dan lipatan kulit. Acanthosis
nigricans tidak hanya dianggap sebagai kelainan kulit saja, tetapi sering
beludru pada kulit. Hal ini biasanya ditemukan di lipatan-lipatan tubuh seperti
posterior dan lipatan lateral leher, ketiak, selangkangan, umbilikus, dahi dan
17
daerah lainnya. Hal ini biasanya terjadi pada usia < 40 tahun, kemungkinan
growth factor yang ada pada sel-sel tersebut. Sebagai hasilnya terjadi
18
reseptor insulin. Dalam konsentrasi yang tinggi, insulin memiliki efek lebih
reseptor insulin, tetapi memiliki afinitas 100 sampai 1000 kali lebih besar.
secara tidak langsung, yaitu dengan meningkatkan kadar IGF-1 bebas dalam
sirkulasi darah. IGF binding protein (IGFBPs) mengatur aktivitas IGF-1, yaitu
target, dan mengatur kadar IGF-1 bebas. Insulin-like growth factor binding
keratolitik topical, tretionin 0,05%, ammonium laktat 12% krim, tabir surya,
19
kalsipotriol, urea dan asam salisilat dapat digunakan. Obat oral yang
5. Xantoma
Xantoma merupakan plak atau nodul yang terdiri dari deposisi lipid
abnormal dan sel busa. Xantoma tidak mewakili suatu penyakit melainkan
gejala dari gangguan lipoprotein yang berbeda atau timbul tanpa efek
pada jaringan kulit, tendon, fasia dan kadang di periosteum. Sel busa
fagositosis.14
lokal lipid melalui dinding oembuluh darah ke ruang interstisial jaringan ikat.
Monosit dan makrofag yang telah terakumulasi mengambil partikel lipid oleh
reseptor tertentu atau dengan cara fagositosis agregat LDL dan kompleks lipid
diet. Erupsi xanthoma juga dapat menjadi hasil dari penyebab sekunder, dan
adalah bukan suatu peradangan, sangat panas yang terjadi secara spontan dan
akral. Lesi cenderung melibatkan kaki bagian bawah dengan diameter lesi
ekstremitas bawah, biasanya pada jari kaki, kaki dan tulang kering, lesi timbul
di kulit normal. Lepuh biasanya tanpa rasa sakit dan tidak gatal. penyembuhan
terjadi dalam waktu 2 sampai 5 minggu dan jarang meninggalkan bekas luka.
dermatopati ini.15. Namun, lesi mungkin sulit sembuh oleh karena ulserasi
kronik di kaki.11
Salah satu komplikasi yang serius adalah infeksi sekunder yang harus
Yang penting dari gangguan ini adalah diagnosis yang tepat karena beberapa
Diabetes bisa membuat kulit Kering, yang berarti bisa terluka dengan mudah,
cenderung terkena infeksi, dan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.
Beberapa tips berikut dapat membantu melindungi kulit pada penderita diabetes.
1. Lindungi diri dari cuaca. Untuk melindungi kulit dari dingin atau angin, tutupi
telinga dan wajah Anda, termasuk hidung, dan kenakan topi. Juga, gunakan
kering ketika suhu turun, gunakan alat pelembap ruangan untuk menambah
ringan.
4. Jangan mandi dalam waktu lama.
5. Tepuk-tepuk kulit untuk mengeringkan-jangan digosok.
6. Setelah mandi dan mengeringkan badan, gunakan losion ringan untuk
reaksi.
10. Jika Anda rentan terhadap jerawat, bicarakan dengan ahli dermatologi
o Salep antibakteri
o Kain kassa
23
o Plester hypoallergenic
o Tissue basah pembersih (untuk persiapan jika sabun dan air tidak tersedia).
13. Cara mengobati kulit melepuh
Jangan mencoba untuk menekan luka. Kulit yang menutupi lepuhan yang
bagian tersebut dengan sabun dan air hangat. Terapkan salep antibakteri pada
lepuhan. Tutupi dengan perban kain atau kain kassa. Lindungi dengan plester
pada kaki Anda dan berasal dari sepatu Anda, gunakan alas kaki lain hingga
sembuh.
14. Cara merawat luka kecil
Bersihkan secara perlahan bagian tersebut dengan sabun dan air hangat.
Terapkan salep antibakteri. Tutupi luka dengan perban atau kain kassa.
sekali.