Anda di halaman 1dari 5

UAS TAKE HOME PENDIDIKAN PANCASILA

Topik “Pandemi”

Disusun oleh:

Johan Ivander (3103020106)

Jurusan Manajemen – Fakultas Bisnis

Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Jl. Dinoyo No. 42-44

Tahun Ajaran 2020/2021

1
Kata “pandemi” tidak lagi asing didengar sejak masuknya virus corona dalam
kehidupan sehari-hari manusia. Virus corona resmi dinyatakan adanya pada tanggal 31
Desember 2019 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan secara resmi masuk ke
Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 yang dinyatakan oleh Pemerintahan Indonesia.

Selama masa pandemi, pemerintah menghimbau masyarakat untuk tetap di rumah.


Mengikuti protokol yang diberikan dan menjauhi kerumunan adalah hal yang penting untuk
dilakukan. Tak terasa tahun 2020 telah berakhir, namun banyak pembelajaran yang dapat
diambil dari banyaknya kejadian-kejadian selama masa pandemi. Pada kesempatan ini, kita
akan menganalisis salah satu kejadian tersebut menggunakan nilai-nilai Pancasila.

Beberapa saat lalu, pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumumkan sejumlah tempat
wisata utama di ibu kota akan ditutup saat perayaan tahun baru 2021 dengan alasan untuk
melindungi masyarakat Jakarta dan mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19. Pemprov DKI
mengumumkan terdapat 4 tempat wisata utama yang akan ditutup pada tanggal 31 Desember
2020 dan 1 Januari 2021. Keempat lokasi tersebut adalah Monas, Taman Margasatwa
Ragunan, Taman Impian Jaya Ancol, dan Taman Mini Indonesia Indah.

Dalam nilai Ketuhanan, kita diwajibkan untuk mencari hal apa yang bernilai dari
suatu perwujudan sikap. Setelah menganalisis kejadian tersebut dengan nilai Ketuhanan, kita
sebagai masyarakat beragama sebaiknya bersikap kooperatif agar konflik dapat terhindari.

Perayaan tahun baru merupakan suatu perayaan yang membawa kesenangan untuk
setiap orang karena kita dapat bertemu, berkumpul, bersenang-senang, maupun mengamalkan
agama bersama orang yang dicintai. Namun, melihat kondisi penyebaran virus korona yang
masih berjalan, kita terpaksa untuk mengikuti protokol yang diberikan pemerintahan dan
tetap di rumah masing-masing.

Soekarno mengajak masyarakat untuk mengamalkan agama dengan cara yang


berkeadaban dalam artian beradab dan terbuka. Peradaban adalah kondisi dimana manusia
dapat membantu kemanusiaan untuk mencapai suatu kebudayaan dan kemajuan yang luar
biasa. Dengan sikap saling hormat-menghormati, kita dapat membantu persatuan Indonesia
dalam melawan virus korona.

Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab selalu bergantung kepada fakta dan
kondisi alamiah kita sebagai manusia. Dalam kehidupan sehari-hari baiknya kita mengakui
kemanusiaan dalam arti mau mengerti dan belajar tentang manusia beserta kemampuan

2
mendasarnya. Dengan mengetahui kemampuan mendasar manusia kita dapat semakin
menyadari aspek-aspek yang paling bernilai dari diri kita dan manusia yang lain. Kesadaran
tentang nilai membuat kita mau mengusahakan yang bernilai tersebut.

Pemprov DKI mengumumkan penutupan beberapa lokasi wisata tersebut karena


khawatir akan kesehatan dan kesejahteraan masyarakatnya. Pemprov mengetahui bahwa fakta
dan kondisi alamiah manusia dapat dengan mudah terinfeksi virus korona. Oleh sebab itu,
baiknya kita dengan segenap hati mengikuti protokol kesehatan yang diberikan karena
kemampuan paling mendasar bagi manusia adalah kemampuan untuk hidup dan kehidupan
menjadi sesuatu yang paling berharga dan penting untuk diperjuangkan.

Seperti arti dari sila ke-3 Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia”, dalam masa
yang sulit ini, sebaiknya kita mengamalkan nilai Persatuan dalam kehidupan bernegara untuk
membantu semua kalangan masyarakat. Tidak hanya diri sendiri, melainkan juga
pemerintahan dan seluruh penduduk Indonesia.

Dalam kejadian penutupan sejumlah tempat wisata utama di ibu kota Indonesia, Polda
Metro Jaya juga berencana menerapkan kebijakan Car Free Night dan Crowd Free Night
untuk mencegah timbulnya kerumunan massa saat malam Tahun Baru 2021 di Jakarta 1 .
Pelaksanaan kebijakan tersebut sebaiknya kita ikuti dan bersolidaritas dengan berperan dalam
menekan penularan COVID-19.

Banyak sikap yang dapat kita ambil dari kejadian penutupan tempat-tempat wisata,
tetapi rakyat Indonesia harus lebih tegas daam menghadapi orang-orang yang keras
melanggar aturan pemerintah. Diam saja bukan berarti menutup sebelah mata atas
pelanggaran, kita harus berani menegur dan mengingatkan sesama, terutama dalam masa
yang sulit ini, agar seluruh rakyat Indonesia dapat terus bersatu dan bersama melawan
pandemi virus korona.

Kata “kerakyatan” yang dipasangkan dengan “permusyawaratan/perwakilan” tidak


hanya mengindikasikan penerapan sistem politik demokrasi di Indonesia akan tetapi juga
mengacu pada sistem demokrasi dan pada civil society (warga berdaya). Menjadi seorang
civil society harus menjunjung tinggi tujuan demokrasi yaitu mencapai kebaikan bagi semua
pihak dengan menjadi sistem yang adil ketika terjadi diskusi maupun perdebatan lainnya.

1
Addi M. Idhom, “Daftar Tempat Wisata Jakarta yang Ditutup di Tahun Baru 2021”, https://tirto.id

3
Dalam kejadian tersebut, pemerintah pastinya telah melaksanakan musyawarah yang
adil dan bijak dalam menentukan keputusannya bagi masyarakat dengan tujuan menutup
lokasi yang dapat menyebabkan kerumunan sehingga masyarakat dapat terhindari dari
pemaparan virus korona.

Sila ke-5 adalah satu-satunya sila dalam Pancasila yang dilukiskan dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dengan menggunakan kata kerja “mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” 2

Hak terpenting yang dimiliki oleh setiap orang adalah hak untuk hidup. Penutupan
sejumah tempat wisata di Jakarta oleh pemprov dimaksudkan agar hak hidup setiap orang
dapat terpenuhi. Protokol kesehatan yang disebarluaskan oleh pemerintah bertujuan untuk
menjauhkan kita dari infeksi virus korona. Baiknya kita agar bersikap adil bagi sesama dan
mematuhi protokol tersebut karena setiap orang memiliki hak untuk hidup, jika kita terinfeksi
virus korona dan menyebarkannya ke banyak orang maka secara tidak langsung kita
mencabut hak hidup orang-orang tersebut.

Pembicaraan seputar pandemi COVID-19 telah mewarnai sebagian besar tahun 2020 3.
Terlepas dari semua kejadian yang ada, kita harus bersyukur atas pandemi ini karena
membuat kita menjadi lebih kuat sebagai seorang manusia, seorang warga negara, dan
membuat kita berharap untuk hari esok yang lebih baik.

2
Iswara N. Raditya, “Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila ke-5: Makna, Nilai, & Isinya”, https://tirto.id
3
Made Anthony Iswara, “Akhir 2020, Indonesia Bisa Belajar Apa terkait Penanganan COVID-19?”,
https://tirto.id

4
Daftar Pustaka

Bolo, Andreas Doweng, dkk. 2012. Pancasila Kekuatan Pembebas. Bandung: Universitas
Katolik Parahyangan.

Tirto.id. (2020, 9 September). Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila ke-4: Isi dan
Penjelasannya. Diakses pada 4 Januari 2021, dari https://tirto.id/butir-butir-
pengamalan-pancasila-sila-ke-4-isi-dan-penjelasannya-f35N

Tirto.id. (2020, 14 September). Isi Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila ke-1 dan
Penjelasannya. Diakses pada 4 Januari 2021, dari
https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/isi-butir-butir-pengamalan-pancasila-sila-
ke-1-dan-penjelasannya-f4qf

Tirto.id. (2020, 21 September). Makna dan Isi Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila ke-3.
Diakses pada 4 Januari 2021, dari https://tirto.id/makna-dan-isi-butir-butir-
pengamalan-pancasila-sila-ke-3-f4Vu

Tirto.id. (2020, 25 September). Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila ke-5: Makna, Nilai, &
Isinya. Diakses pada 4 Januari 2021, dari https://tirto.id/butir-butir-pengamalan-
pancasila-sila-ke-5-makna-nilai-isinya-f49W

Tirto.id. (2020, 28 Desember). Akhir 2020, Indonesia Bisa Belajar Apa terkait Penanganan
COVID-19?. Diakses pada 4 Januari 2020, dari https://tirto.id/akhir-2020-indonesia-
bisa-belajar-apa-terkait-penanganan-covid-19-f8jD

Tirto.id. (2020, 30 Desember). Daftar Tempat Wisata Jakarta yang Ditutup di Tahun Baru
2021. Diakses pada 4 Januari 2020, dari https://tirto.id/daftar-tempat-wisata-jakarta-
yang-ditutup-di-tahun-baru-2021-f8F8

Anda mungkin juga menyukai