Anda di halaman 1dari 12

BUDAYA GOTONG-ROYONG CERMIN PANCASILA DALAM

PENANGGULANGAN COVID -19

Wahyu Hindiawati1
Fakultas Hukum Universitas Wisnuwardhana Malang

Abstrak
Gotong-royong merupakan salah satu wujud nilai dari Pancasila. Diawal tahun
2020 Masyarakat Indonesia dilanda wabah Virus Covid-19. Dampak yang
ditimbulkan dari Virus Covid-19 ini cukup besar bagi masyarakat Indonesia.
Pancasila yang berintisarikan semangat gotong-royong ini menjadi modal utama
bangsa dalam menghadapi Pandemi Covid-19. Kegotong-royongan merupakan
suatu nilai dasar dari Pancasila dan sudah sangat jelas tergambar sebagai dasar
ideologi dinamis. Modal ideologis dan sosiologis bangsa Indonesia sangatlah besar
untuk dikembangkan menjadi pastisipasi sosial sebagai energi bangsa dalam
menghadapi penularan dan pencegahan pandemi Covid-19 beserta dampak lain
yang ditimbulkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis gotong-
royong di masa Pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
yuridis normatif, dengan mengkaji Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42
Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Bulan Bhakti Gotong-Royong. Hasil
dari penelitian menunjukkan bahwa di Era pandemi Covid-19 ini gotong-royong
tetap dilakukan oleh masyarakat di berbagai daerah Indonesia. Gotong-royong
dalam pandemi Covid-19 ini tergolong dalam bidang kemasyarakatan. Beberapa
daerah menggunakan istilah yang berbeda-beda dalam kegiatan gotong-royong
antara lain Satgas Jogo Tonggo, Kampung Tangguh Wani Jogo dan masih banyak
lagi. Dalam hal ini Gotong-royong tetap dilaksanakan masyarakat di seluruh
Wilayah Indonesia.

Kata Kunci : Gotong-royong, Pancasila, Covid-19

Abstract
Gotong-Royong is a manifestation of the values of Pancasila. At the beginning of
2020, the Indonesian people were hit by an outbreak of the Covid-19 Virus. The
Impact of the Covid-19 virus is quite large fr the people of Indonesia. Pancasila,
which is based on the spririt of gotong-royong, has become the nation’s main
capital in dealing with the Covid-19 pandemic. Mutual cooperation is a basic value
of Pancasila and has been very clearly illustrated as the basic of a dynamic
ideology. The ideological and sociological capital of the Indonesian nation is large
to develop social participation as the nation’s energy in dealing with the spread
and preventation of the Covid-19 pandemic and its other impacts. The purpose of
this study was to analyze mutual cooperation during the Covid-19 pandemic. This
study uses a normative juridical research method by reviewing the Regulation of
the Minister of Home Affairs Number 42 of 2005 concerning Guidelines for the
1
Alamat Korespondensi : wahyuhindia@gmail.com
Wahyu Hindiawati, Budaya Gotong-Royong Cermin Pancasila… 27

Implementation of the Month of Mutual Service. The results of the study show that
in the era of the Covid-19 pandemic, mutual cooperation is still carried out by the
community in various regions of Indonesia. Mutual cooperation in the Covid-19
pandemic belongs to the social sector. Several regions use different terms in
gotong-royong activities, including the Jogo Tonggo Task Force, Tangguh Wani
Jogo Village and many others. In this case Gotong-royong is still carried out by the
community throughout the Indonesia Territory.

Keywords : Gotong-royong, Pancasila, Covid-19

A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar negara republik Indonesia yang disahkan pada
tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia
sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara, yang berupa
adat-istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religus. Nilai-nilai tersebut telah ada dan
melekat serta teramalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup,
sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari
bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa Indonesia sebagai kausa materialis
Pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal
oleh para pendiri bangsa untuk dijadikan sebagai dasar filsafat negara Indonesia.
Pancasila selain sebagai dasar negara juga sebagai pandangan hidup bangsa, jiwa
dan kepribadian bangsa serta sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu
didirikannya negara.
Pancasila mengandung nilai-nilai essensial yang meliputi: ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan dalam kenyataannya secara
objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum
mendirikan negara. Terbentuknya negara dan bangsa Indonesia ini melewati proses
sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-
kerajaan pada abad ke IV, ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah
mulai nampak pada abad ke VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya di
bawah wangsa Syailendra di Palembang, kemudian kerajaan Airlangga dan
Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.
Para pejuang kemerdekaan merintis dasar-dasar pembentukan nasionalisme
modern, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan
nasional pada tahun 1908. Kemudian dicetuskannya sumpah pemuda pada tahun
28 Jurnal Magister Hukum PERSPEKTIF, Volume 13, No. 1, April, Tahun 2022

1928. Titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mendirikan


negara tercapai dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945. Menurut Notonagoro, pancasila yang terumus dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 atau UUD 1945 (UUD 1945 singkatan dari Undang-
Undang Dasar 1945 Naskah Asli) adalah sebagai kaidah negara yang fundamental
(staatsfundamentalnorm) bersifat tetap. Lima prinsip sebagai dasar negara yang
diusulkan oleh Bung Karno dapat diperas menjadi “Tri Sila” yaitu nasionalisme,
internasionalisme dan demokrasi. Dari nilai ketiga Tri Sila ini bisa disederhanakan
lagi menjadi “Eka Sila” yang intinya adalah gotong royong2. Gotong-Royong
terklasifikasi menjadi 4 antara lain: 1) bidang kemasyarakatan; 2) bidang ekonomi;
3) bidang sosial budaya dan agama; 4) bidang lingkungan3.
Penyakit Corona virus desease 19 (Covid-19) pertama kali muncul di kota
Wuhan Cina. Penyebarannya sangat cepat dan mematikan. Penyebaranya melalui
kontak langsung fisik manusia ditularkan melalui mulut, hidung dan mata4. Tanda-
tanda seseorang terkena Covid-19 adalah suhu tubuh naik, demam, mati rasa, batuk,
nyeri di tenggorokan, kepala pusing, susah bernafas jika virus corona sudah sampai
paru-paru. Upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dilakukan oleh
pemerintah dengan menerbitkan beberapa peraturan untuk dipatuhi oleh
masyarakat. Wabah Covid-19 berkembang begitu cepat yang berdampak kesemua
sektor.
Bangsa Indonesia sudah mencapai level masyarakat organik5. Satu tatanan
masyarakat yang didasarkan pada nilai kolektif. Hubungan tak lagi didasari untung
rugi, bukan mencari insentif materi. tetapi karena didasari oleh rasa solidaritas
kemanusiaan. Buktinya, banyak sekali gerakan filantropi masyarakat. Tindakan
filantropi ini seperti penanggulangan Covid-19. Nilai kolektivitas atau kebersamaan
anak bangsa sudah terpatri seiring berdirinya negara Indonesia sebagai negara
modern. Nilai kolektif itu mendarah daging, turun-temurun dari leluhur. Itu artinya,
secara alamiah karakter bangsa ini baik dan suka bergotong-royong. Ramainya

2
Kaela, 2010, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta, Paradigma, h. 40
3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Bulan Bhakti Gotong-Royong.
4
H. Syafrida & Ralang, 2020, “Bersama Melawan Covid 19 di Indonesia”, SALAM :Jurnal Sosial
& Budaya Syar-i. 7 (6), 495-508.
5 M. Bambang & D. Amri, 2021, “Pengarusutamaan Nilai-Nilai Pancasila Di Era Pandemi Covid-

19”, Majalah Ilmiah Semi Populer Komunikasi Massal. 2 (1), 35-50.


Wahyu Hindiawati, Budaya Gotong-Royong Cermin Pancasila… 29

masyarakat di berbagai daerah bergotong-royong, atas kesadaran sendiri, untuk


membantu mereka yang terdampak Covid-19. Dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 42 Tahun 2005, gotong royong yang dilakukan pada saat pandemi
Covid-19 ini tergolong dalam bidang kemasyarakatan. Unsur kebaruan dari artikel
ini adalah menganalisis budaya gotong-royong masyarakat Indonesia di saat
pandemi Covid-19 yang berlandaskan Peraturan Perundang-undangan yang ada.
Dari latar belakang tersebut diatas maka bisa ditarik rumusan masalah sebagai
berikut: apakah gotong-royong di masa Pandemi Covid-19 tetap dilaksanakan oleh
masyarakat Indonesia seluruhnya?
B. Pembahasan
1. Gotong-Royong dalam Penanggulangan Covid-19
Negara Indonesia merupakan negara besar yang didukung oleh sejumlah
keunggulan, mulai dari keunggulan demografis (Sumber Daya Alam / SDA),
keunggulan demografis (Sumber Daya Manusia/SDM), keunggulan ideologis serta
keunggulan sosial budaya6. Bangsa Indonesia memiliki 615 bahasa daerah, 485
lagu daerah dan 300 gaya seni tari. Indonesia kaya akan budaya dan tradisi lokal
yang sampai saat ini masih merupakan tradisi turun-temurun yang dilaksanakan
oleh masyarakat. Budaya Indonesia dengan gotong-royongnya dalam literature
psikologi sosial dikenal sebagai budaya kolektivisme, yang memang banyak
ditemukan di negara-negara seperti Amerika Tengah, Amerika Selatan, Asia dan
Afrika7. Ada beberapa nilai-nilai positif dalam gotong-royong8 yaitu: 1)
Kebersamaan. Gotong-Royong mencerminkan kebersamaan yang tumbuh dalam
lingkungan masyarakat. Dengan Gotong-royong masyarakat mau bekerja secara
bersama-sama untuk membantu orang lain seperti membantu membangun fasilitas
yang bisa dimanfaatkan bersama; 2) Persatuan. Kebersamaan yang terjalin dalam
gotong-royong sekaligus melahirkan persatuan antar anggota masyarakat. Dengan
persatuan yang ada, masyarakat menjadi lebih kuat dan mampu menghadapi

6
Suko Wiyono, 2018, Reaktualisasi Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara,
Malang, Universitas Wisnuwardhana Malang Press.
7 F. T. Farah, 2015, Asas Gotong Royong untuk Menumbuhkan Kepercayaan Diri Anak

Indonesia. Proceeding Seminar Nasional Selamatkan Generasi Bangsa dengan Membentuk Karakter
Berbasis Kearifan Lokal. Proceeding, h.175.
8 U. Nunung, 2017, “Gotong Royong sebagai Modal Sosial dalam Penanganan Kemiskinan”,
Journal Sosio Informa, 3 (1), 54– 64.
30 Jurnal Magister Hukum PERSPEKTIF, Volume 13, No. 1, April, Tahun 2022

permasalahan yang muncul; 3) Rela berkorban. Gotong-royong mengajari setiap


orang untuk rela berkorban. Pengorbanan tersebut dapat berbentuk apapun, mulai
dari berkorban waktu, tenaga, pemikiran hingga uang. Semua pengorbanan tersebut
dilakukan demi kepentingan bersama. Masyarakat rela mengesampingkan
kebutuhan pribadinya demi mengutamakan kebutuhan bersama; 4) Tolong-
menolong. Gotong-royong membuat masyarakat bahu-membahu untuk menolong
sesamanya. Sekecil apapun kontribusi seseorang dalam gotong-royong selalu dapat
memberikan pertolongan dan manfaat untuk orang lain. Dilihat dari konsep bahwa
gotong-royong merupakan kesediaan membantu orang lain, maka dapat dikatakan
gotong-royong merupakan salah satu wujud perilaku prososial.
Perang melawan Covid-19 harus dihadapi bersama dengan sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata)9. Perlunya dilakukan
kerja teknokratis. Semua organisasi negara atau quasi negara, TNI, Polri, Satpol PP,
Camat, Lurah, RW, RT harus bergerak bersama satu tujuan untuk menyadarkan
masyarakat menggunakan masker. Begitu juga organisasi lainnya, seperti karang
taruna, pramuka, organisasi pemuda, organisasi keagamaan, perlu dilibatkan
bekerja bersama mengubah perilaku masyarakat untuk menggunakan masker. Ini
semua merupakan kerja rekayasa sosial dalam merubah perilaku masyarakat.
Dalam situasi dengan perasaan tak menentu, bangsa ini membutuhkan keteduhan
dan optimisme. Yang dibutuhkan adalah narasi merajut tenun kebangsaan untuk
bersama menghadapi pandemi dan resesi. Kondisi pandemic Covid-19 berdampak
positif pada peningkatan pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila. Wujud
yang tampak ditengah masyarakat ialah maraknya gotong-royong.
Saat pandemi Covid-19 ini masyarakat sudah banyak menerapkan nilai-nilai
Pancasila, seperti gotong-royong. Gotong-royong yang dilakukan masyarakat ini
merupakan bukti implementasi nilai-nilai Pancasila. Budaya saling tolong-
menolong membantu masyarakat dalam penanggulangan virus Covid-19. Pada saat
menolong pastinya tidak pernah ditanya terlebih dahulu suku, ras, agama, golongan
apa. Contoh wujud gotong royong yang dilakukan diberbagai daerah antara lain: 1)
Gotong-royong yang dilakukan oleh warga Desa Mendis Jaya, Kecamatan Bayung

9
M. Bambang & D.. Amri, 2021, “Implementasi Nilai Pancasila Di Saat Pandemi Covid-19”,
Majalah Ilmiah Semi Populer Komunikasi Massa, 2 (2), 105-118
Wahyu Hindiawati, Budaya Gotong-Royong Cermin Pancasila… 31

Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Kebanyakan penduduk desa


ini ialah petani sawit dan karet. Meski dengan tingkat pendidikan beragam, ternyata
Kepala Desa, tidak sulit mengajak warganya bersatu dan bergotong-royong, di
masa pandemi Covid-19. Kepala Desa menyatukan potensi warga yang mampu
untuk membantu warga yang kurang mampu. Semula bentuknya hanya sembako.
Warga bisa memberi dalam bentuk sembako dan bisa diambil warga lain yang
membutuhkan; 2) Gotong-royong di Jawa Tengah. Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa
Tengah telah menginisiasi satuan tugas penanganan Covid-19 ditingkat desa
dengan nama Satgas Jogo Tonggo10 guna menindaklanjuti penambahan kasus
Covid-19. Program Jogo Tonggo ini dilandasi dengan Instruksi Gubernur Jawa
Tengah Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pemberdayaan Masyarakat dalam Percepatan
Penanganan Covid-19 di Tingkat Rukun Warga (RW) melalui pembentukan Satgas
Jogo Tonggo. Satgas ini diharapkan mampu dengan sigap menangani dampak
penyebaran Covid-19 di masyarakat melalui gerakan gotong-royong. Jogo tonggo
merupakan istilah dalam bahasa Jawa yang artinya adalah menjaga tetangga.
Program ini, mengambil semangat solidaritas masyarakat pedesaan untuk selalu
menjaga dan membantu tetangga di lingkungan sekitar dalam segala hal. Jogo
Tonggo mengusung prinsip kemanusiaan, nonpermanent (saat kondisi darurat),
gotong-royong, transparan, dan melibatkan semua pihak. Satgas Jogo Tonggo juga
mengkonsolidasi dan mensinergikan seluruh kegiatan organisasi kelompok sosial
di masyarakat yang terkait melawan covid-19. Oleh karena itu, satgas ini terdiri
atas berbagai unsur masyarakat yaitu karang taruna, dasa wisma, pos pelayanan
terpadu (posyandu), pendamping Program Keluarga Harapan, Penyuluh Pertanian
Lapangan, pendamping desa, bidan desa, perlindungan masyarakat (linmas), warga
masyarakat dan organisasi lainnya. Program Jogo Tonggo sesuai dengan upaya
pemerintah dalam meningkatkan nilai solidaritas sosial dimasa sulit seperti masa
pandemi Covid-19. Sebagai makhluk sosial, manusia menjalin hubungan dengan
manusia lain dalam berbagai kepentingan; 3) Gotong-royong di Kota Surabaya,
Jawa Timur. Selain menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar

10
P. Ratih, & L. P. Afrinia, 2021, “Jogo Tonggo: Solidaritas Masyarakat di Era Pandemi
Covid-19”, Sosio Konsepsia:Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 10 (2), 177-
192
32 Jurnal Magister Hukum PERSPEKTIF, Volume 13, No. 1, April, Tahun 2022

(PSBB), Pemerintah Kota Surabaya juga membentuk satuan gugus tugas (Satgas)
Covid-19 dan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo11. Pembentukan Satgas
penanganan Covid-19 didasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2020. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 adalah
sebuah gugus tugas yang dibentuk untuk mengkoordinasikan kegiatan antar
lembaga dalam upaya mencegah dan menanggulangi dampak penyakit Covid-19.
Gugus tugas ini berada dalam lingkup Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), dengan melibatkan kementerian, lembaga, dan unit pemerintahan lain
seperti Kementerian Kesehatan, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Tentara
Nasional Indonesia, dan pemerintah di daerah. Gugus tugas ini dibentuk tidak hanya
di tingkat nasional, tetapi juga ditingkat provinsi dan kabupaten/kota. Melalui
satgas tersebut, Pemkot Surabaya berusaha meningkatkan kesadaran dan
membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19. Untuk
itu Satgas Covid-19 Surabaya mengupayakan aspek kualitas pelayanan dan aspek
responsivitas. Terkait aspek kualitas pelayanan, Satgas Covid-19 dituntut untuk
bisa menghadirkan informasi melalui berbagai media yang dimiliki. Hal ini berguna
untuk mengedukasi masyarakat dan memfilter berita-berita hoax yang menyesatkan
masyarakat.
2. Upaya Menumbuhkan Semangat Gotong-Royong di Masa Pandemi
Covid-19
Pancasila merupakan ideologi Bangsa Indonesia. Selain itu Pancasila
berfungsi sebagai pedoman kehidupan bangsa Indonesia. Indonesia juga
mempunyai semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika tidak hanya
menjadi semboyan belaka, akan tetapi menjadi nilai hidup dalam berbangsa dan
bernegara. Salah satu perwujudan nyata dari nilai tersebut adalah kegiatan gotong-
royong. Gotong-royong merupakan kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama
dan sukarela agar kegiatan yang dikerjakan berjalan lancar, mudah dan ringan,
kegiatan gotong-royong merupakan salah satu nilai budaya dalam kehidupan
masyarakat bangsa Indonesia yang telah ada sejak zaman dahulu kala dan
merupakan ciri khas bangsa Indonesia, namun dewasa ini semakin marak terjadinya

11
Noviyanti & S. Unggul, 2021, “Gotong-Royong Sebagai Modal Sosial dalam Menghadapi
Pandemi di Kota Surabaya”, Jantra. 16 (1), 1-13.
Wahyu Hindiawati, Budaya Gotong-Royong Cermin Pancasila… 33

aksi intoleransi antara sesama anak bangsa seakan masyarakat Indonesia


mengalami sebuah krisis persatuan dalam kebhinekaan. Hal ini tentunya
bertentangan dengan nilai-nilai pancasila. Dengan adanya krisis tersebut
masyarakat Indonesia seakan kurang memaknai arti dan semangat gotong-royong
dalam rangka menghargai perbedaan sebagai implementasi keberagaman dalam
sesanti Bhinneka Tunggal Ika.
Saat ini semangat gotong-royong masyarakat Indonesa dalam menghadapi
wabah virus Covid-19 sangat diuji. Persoalan mengenai Covid-19 ini bukan hanya
meliputi satu bidang kesehatan saja, melainkan mencakup masalah yang cukup
kompleks. Hal ini dikarenakan, Covid-19 memiliki dampak yang cukup kompleks
bagi kehidupan. Disamping bukan hanya mencakup satu bidang saja, persoalan
Covid-19 juga tidak lain menjadi persoalan nasional dan bukan pula pada daerah
lokal saja. Persoalan Covid-19 menjadi persoalan bersama seluruh warga
masyarakat Indonesia. Warga negara Indonesia adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara Indonesia. Sehingga mereka adalah bagian dari negara Indonesia
yang memiliki hak dan kewajiban yang sama di negara Indonesia. Meskipun ada
dari antara warga negara Indonesia yang bukan dari orang bangsa asli Indonesia,
tetapi mereka sama kedudukannya sebagai warga negara dengan bangsa asli
Indonesia. Dalam hal ini tidak ada perbedaan kedudukan antara bangsa asli dan
bangsa asing sebagai warga negara Indonesia. Mereka telah menjadi bagian dari
negara Indonesia yang berhak mempunyai rasa memiliki atas negara Indonesia.
Warga negara Indonesia memiliki hak dan kewajibannnya dalam negara Indonesia
yang telah diatur dalam undang-undang. Keduanya perlu diterima dan dijalankan
oleh seluruh warga negara Indonesia tanpa memandang status sosial dan
jabatannya. Sehingga semua warga negara memilki hak dan kewajiban yang sama
satu sama lain sebagai suatu kesetaraan. Dengan demikian tidak ada yang lebih
istimewa maupun yang lebih rendah dalam menerima hak dan melakukan
kewajiban sebagai warga negara. Setiap warga negara Indonesia dituntut untuk
mengikuti dan menjalankan peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah. Sebab,
pada dasarnya peraturan dibuat untuk menertibkan dan untuk kepentingan serta
kebaikan bersama. Sehingga setiap warga negara dituntut untuk mengikuti
34 Jurnal Magister Hukum PERSPEKTIF, Volume 13, No. 1, April, Tahun 2022

peraturan-peraturan yang telah dibuat. Apabila tidak mengikutinya, maka akan


mendapatkan denda atau sanksi agar tidak diulangi lagi kedepannya. Saat ini,
ditengah merebaknya wabah virus Corona menteri kesehatan telah mengeluarkan
peraturan terkait penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19 dalam upaya
menghadapinya. Salah satu peraturan tersebut yakni mengenai Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB)12. Dengan adanya peraturan menteri tersebut warga negara
dituntut untuk menjalani dan mengikutinya. Covid-19 telah memakan banyak
korban dan membawa dampak negatif dalam seluruh aspek kehidupan di negara
Indonesia.
Peraturan mengenai Covid-19 yang dibuat oleh pemerintah ini diharapkan
seluruh warga negara Indonesia mau mengikuti dan menjalaninya. Payung hukum
terkait upaya menangani dan mencegah penyebaran Covid-19 ini cukup jelas. Akan
tetapi masih banyak warga negara Indonesia yang melanggar peraturan tersebut.
Padahal tujuan peraturan tersebut dibuat yakni untuk mencegah dan menangani
persoalan Covid-19 agar dapat selesai dengan cepat. Namun pada kenyataannya
masih banyak warga negara yang masih kurang peduli dengan persoalan Covid-19.
Banyak dari mereka yang masih mencari kemauan dan kesenangan diri sendiri
tanpa memikirkan orang lain disekitarnya. Sehingga peraturan yang ada tidak
diindahkan dengan baik. Dalam menghadapi Covid-19 ini diperlukan kerjasama
yang melibatkan seluruh warga negara Indonesia. Sebab, persoalan Covid-19
merupakan persoalan atau masalah nasional. Negara Indonesia tidak akan mampu
menghadapi persoalan Covid-10 yang berdampak pada semua aspek kehidupan jika
tidak dihadapi secara bersama oleh segenap warga negara Indonesia. Strategi dan
upaya penanganan Covid-19 tidak akan memberikan hasil yang baik jika tidak ada
kerjasama dari semua lapisan masyarakat Indonesia. Maka dalam menghadapi
persoalan Covid-19 diperlukan kerjasama serta saling tolong menolong dalam
menghadapi Covid-19. Negara Indonesia memiliki kekhasan dalam bekerjasama
dan saling menolong yakni gotong-royong. Gotong-royong merupakan warisan
budaya leluhur bangsa Indonesia yang telah diwariskan turun temurun bisa menjadi
model semangat dalam menghadapi Covid-19. Dengan bergotong-royong seluruh

12
Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam
rangka percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Wahyu Hindiawati, Budaya Gotong-Royong Cermin Pancasila… 35

warga negara Indonesia tentunya saling bekerjasama dalam menghadapi persoalan


Covid-19 ini. Melalui semangat gotong-royong, seluruh warga negara Indonesia
akan berusaha bersama dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di
Indonesia. Semangat gotong-royong masyarakat sudah mulai pudar dan mulai
tumbuh individualisme, sehingga hanya berfokus pada diri sendiri dan mencari
keuntungan pribadi tanpa memikirkan orang lain disekitarnya. Dengan demikian
diperlukan semangat gotong-royong bagi warga negara Indonesia dalam
menghadapi persoalan Covid-19.
Gotong-royong dapat dimaknai sebagai upaya bersama untuk mewujudkan
kesejahteraan. Kesejahteraan ini tidak hanya untuk kalangan masyarakat tertentu
saja namun untuk seluruh masyarakat. Dalam konteks Indonesia pada masa Covid-
19 ini, seluruh kalangan masyarakat warga negara Indonesia merasa tidak sejahtera
karena dampak yang ditimbulkan dari virus corona. Seluruh warga negara
Indonesia menginginkan wabah virus corona ini segera berlalu dan seluruh aspek
kehidupan kembali normal seperti sediakala. Namun, dalam upaya penanganan dan
pencegahan Covid-19 belum ada kerjasama yang terintegrasi untuk mencapai
tujuan bersama. Seluruhnya masih mementingkan diri sendiri, sehingga masih
banyak warga negara yang tidak mengindahkan peraturan yang telah dibuat oleh
pemerintah dalam upaya menghadapi Covid-19. Salah satu cara yang efektif dalam
menghadapi pandemic Covid-19 ialah dengan meningkatkan semangat gotong-
royong kepada seluruh warga masyarakat Indonesia. Sehingga semangat gotong-
royong ini merupakan suatu tatanan nilai yang tercermin dalam Pancasila yang
dapat digunakan untuk menghadapi Covid-19. Upaya yang dilakukan untuk
menumbuhkan semangat gotong-royong yaitu harus diawali dari dalam diri sendiri.
Menghindari sikap egoistis, mementingkan diri sendiri,dan mempunyai cara
berfikir yang luas bahwa dengan gotong-royong semua masalah yang sulit akan
menjadi ringan13. Seperti pepatah mengatakan bahwa berat sama dipikul ringan
sama dijinjing. Kita tahu bahwa dalam mengatasi pandemi Covid-19 ini sangat

13
R. Mujib, Tumbuhkan Gotong Royong di engah Pandemi, Tingkatkan Semangat
Persaudaraan dan Membantu Sesama,
https://radarsemarang.jawapos.com/features/perspektif/2020/08/18/tumbuhkan-gotong-royong-di-
tengah-pandemi/ (Diakses tanggal, 3 Maret 2022)
36 Jurnal Magister Hukum PERSPEKTIF, Volume 13, No. 1, April, Tahun 2022

membutuhkan kebersamaan antar masyarakat dan bukan hanya kewajiban


pemerintah saja.
C. Penutup
Di Indonesia budaya Gotong-royong telah melekat dihati masyarakat dan
telah membudaya,. Di Era pandemi Covid-19 ini gotong-royong tetap dilakukan
oleh seluruh masyarakat Indonesia. Wujud gotong royong yang dilakukan pada saat
pandemi Covid-19 antara lain: 1) Gotong-royong yang dilakukan oleh warga Desa
Mendis Jaya, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera
Selatan yaitu memberikan sembako dari warga mampu kepada warga yang kurang
mampu; 2) Gotong-royong di Jawa Tengah yaitu mendirikan Satgas Jogo Tonggo;
3) Gotong-royong di Kota Surabaya, Jawa Timur. Selain menerapkan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemerintah Kota Surabaya juga
membentuk satuan gugus tugas (Satgas) Covid-19 serta membentuk Kampung
Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan
semangat gotong-royong yaitu harus diawali dari dalam diri sendiri. Menghindari
sikap egoistis, mementingkan diri sendiri,dan mempunyai cara berfikir yang luas
bahwa dengan gotong-royong semua masalah yang sulit akan menjadi ringan.

Daftar Pustaka
Buku
Kaela, 2010, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta, Paradigma.
Suko Wiyono, 2018, Reaktualisasi Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara, Malang, Universitas Wisnuwardhana Malang Press

Jurnal
H. Syafrida & Ralang, 2020, “Bersama Melawan Covid 19 di Indonesia”, SALAM
:Jurnal Sosial & Budaya Syar-i. 7 (6), 495-508.
M. Bambang & D. Amri, 2021, “Pengarusutamaan Nilai-Nilai Pancasila Di Era
Pandemi Covid-19”, Majalah Ilmiah Semi Populer Komunikasi Massal. 2 (1),
35-50.
Suko Wiyono, 2018, Reaktualisasi Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara, Malang, Universitas Wisnuwardhana Malang Press.
F. T. Farah, 2015, Asas Gotong Royong untuk Menumbuhkan Kepercayaan Diri
Anak Indonesia. Proceeding Seminar Nasional Selamatkan Generasi Bangsa
dengan Membentuk Karakter Berbasis Kearifan Lokal. Proceeding, h.175.
U. Nunung, 2017, “Gotong Royong sebagai Modal Sosial dalam Penanganan
Kemiskinan”, Journal Sosio Informa, 3 (1), 54– 64.
Wahyu Hindiawati, Budaya Gotong-Royong Cermin Pancasila… 37

M. Bambang & D.. Amri, 2021, “Implementasi Nilai Pancasila Di Saat Pandemi
Covid-19”, Majalah Ilmiah Semi Populer Komunikasi Massa, 2 (2), 105-118
Ratih, & L. P. Afrinia, 2021, “Jogo Tonggo: Solidaritas Masyarakat di Era Pandemi
Covid-19”, Sosio Konsepsia:Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Kesejahteraan Sosial, 10 (2), 177-192
Noviyanti & S. Unggul, 2021, “Gotong-Royong Sebagai Modal Sosial dalam
Menghadapi Pandemi di Kota Surabaya”, Jantra. 16 (1), 1-13.

Internet
R. Mujib, Tumbuhkan Gotong Royong di engah Pandemi, Tingkatkan Semangat
Persaudaraan dan Membantu Sesama,
https://radarsemarang.jawapos.com/features/perspektif/2020/08/18/tumbuh
kan-gotong-royong-di-tengah-pandemi/ (Diakses tanggal, 3 Maret 2022)

Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2005 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Bulan Bhakti Gotong-Royong
Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala
Besar dalam rangka percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019
(Covid-19)

Anda mungkin juga menyukai