Anda di halaman 1dari 21

UPAYA KBRI KUALA LUMPUR DALAM MENANGANI

ANCAMAN HUKUMAN MATI TENAGA KERJA INDONESIA


(TKI) DI MALAYSIA (2016-2017)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar


sarjana (S1) dalam bidang hubungan internasional

Disusun oleh:

DWI OCTA MEGA UTAMI


07041281722128

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022

1
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

2
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING..............................................2

BAB I..............................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................6

1.3 Ruang Lingkup danTujuan Penelitian..............................................................7

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................7

BAB II............................................................................................................................8

TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................8

2.1. Penelitian Terdahulu.........................................................................................8

2.2. Kerangka Teori/Konseptual............................................................................11

2.2.1. Teori Diplomasi..............................................................................................11

2.2.2 Instrumen Diplomasi.........................................................................................14

2.3. Alur Berpikir..................................................................................................15

2.4. Hipotesis / Argumentasi Utama......................................................................15

BAB III.........................................................................................................................16

METODE PENELITIAN.............................................................................................16

3.1. Desain Penelitian/Jenis Penelitian..................................................................16

3.2. Definisi Konsep..............................................................................................16

3.3. Fokus Penelitian.............................................................................................18

3.4. Unit Analisis...................................................................................................18

3.5. Jenis dan Sumber Data...................................................................................18

3.6. Alat Pengumpulan Data..................................................................................19

3.7. Teknik Pengolaan Data dan Analisis Data....................................................19

3.8. Sistematika Penulisan.....................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tergabung di dalam


organisasi ASEAN (Association of Southeast Asian Nation) dan mempunyai penduduk
terbanyak di kawasan Asia Tenggara. Banyaknya penduduk di Indonesia menjadikan
Indonesia sebagai negara yang mempunyai banyak tenaga kerja baik di dalam negeri maupun
di luar negeri.
Menurut pasal 1 dalam UU No. 62 Tahun 1958, Warga Negara Republik Indonesia
ialah orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan/atau perjanjian-perjanjian
dan/atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah warga
negara Republik Indonesia.
Upaya dalam mengatasi permasalahan TKI yang terancam hukuman mati
memerlukan peran pemerintah Indonesia. Melalui peran KBRI Kuala Lumpur dalam
memberikan upaya bantuan perlindungan TKI di Malaysia menjadi hal yang menarik untuk
dianalisis oleh penulis karena vitalnya peran KBRI dalam mengatasi permasalahan TKI di
luar negeri, sangat menentukan tingkat efektivitas dari upaya perlindungan tersebut.
Perlindungan terhadap TKI secara procedural menjadi tanggung jawab Kementerian
Luar Negeri, maka dari itu KBRI Kuala Lumpur memiliki peran yang sangat penting karena
menjadi tokoh utama dalam memberikan upaya perlindungan kasus ancaman hukuman mati
terhadap TKI yang bekerja di Malaysia. Hal tersebut dikarnakan KBRI Kuala Lumpur
merupakan perwakilan hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Malaysia yang
berfungsi sebagai sarana penghubung antara pemerintah Indonesia dengan Malaysia sebagai
negara tujuan penempatan TKI.
Berdasarkan latar belakang tersebut, timbul keinginan penulis untuk mengkaji lebih
jauh mengenai bagaimana upaya yang dilakukan KBRI Kuala Lumpur dalam memberikan
bantuan hukum kepada TKI yang terancam hukuman mati di Malaysia dan melihat efektifitas
bantuan yang diberikan kepada TKI yang terancam hukuman mati. Sehingga penulis
mengambil judul: UPAYA KBRI KUALA LUMPUR DALAM MENANGANI
ANCAMAN HUKUMAN MATI TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI
MALAYSIA (2016-2017)

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan


masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini, yaitu:
“Bagaimana Upaya KBRI Kuala Lumpur Dalam Menangani Kasus Ancaman
Hukuman Mati Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia Periode (2016-2017)”

1.3 Ruang Lingkup danTujuan Penelitian

1. Ruang lingkup penelitian


Ruang lingkup penelitian terutama di titik beratkan pada KBRI Kuala
Lumpur dalam menangani kasus Hukum Kepada Tenaga Kerja Indonesia Yang
Terancam Hukuman Mati Di Malaysia.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis adalah mengetahui dan mencari peran
KBRI Kuala Lumpur terkait dengan perlindungan kepada TKI yang terancam
hukuman mati di Malaysia serta efektifitas penerapan kebijakan pemerintah dalam
memberikan bantuan kepada TKI di Malaysia.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian yang disebutkan diatas, maka manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Sebagai masukan bagi pemerintah Indonesia dalam proses perumusan
kebijakan Negara dengan harapan dapat meningkatkan mutu/kualitas
kebijakan yang menyangkut upaya mengatasi masalah TKI yang terancam
hukuman mati di luar negeri sehingga menjadi lebih efektif.

b. Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi para peneliti dan akademisi ilmu
Hubungan Internasional guna menambah informasi dan wawasan mengenai
upaya pemerintah Indonesia dalam melindungi TKI yang terancam hukuman
mati di negara penempatan.
c. Secara Akademik manfaat yang didapatkan dalam penelitian ini adalah untuk
memberikan suatu informasi dan data-data pendukung bagi jurusan Ilmu
Hubungan Internasional khususnya yang berhubungan dengan permasalahan
yang dibahas dalam penelitian ini.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Pada tinjauan pustaka di dalam penelitian ini, berikut penulis akan


melampirkan 4 (empat) penelitian terdahulu yang mana penelitian nya berhubungan
dengan penelitian yang akan penulis kaji.

No. Penelitian Keterangan


Terdahulu
1 Nama Penulis Ardillah Fauziyyah & Reni Windiani

Judul Diplomasi Indonesia Dalam Penanganan Kasus


Wilfrida Soik Di Malaysia Tahun 2010-2015
Sumber Literatur Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Diponegoro
Tahun 2020
Hasil Penelitian Diplomasi Indonesia terkait kasus Wilfrida
Soik dilakukan melalui upaya diplomasi yang
dilakukan oleh pemerintah, bantuan hukum dan
upaya advokasi oleh Migrant CARE. Multi-
track diplomacy yang dijalankan dalam kasus
Wilfrida Soik dilakukan melalui 9 jalur yaitu
pemerintah, NGO, bisnis, warga negara,
edukasi, aktivis, kegiatan agama, penggalangan
dana dan komunikasi dalam bentuk opini
publik. Tindakan dari pemerintah Indonesia
dan berbagai entitas non-pemerintah
merupakan upaya tidak langsung untuk
membebaskan Wilfrida Soik dari putusan
tersebut. Hal ini termasuk dalam upaya tidak

6
langsung karena keputusan Pengadilan Tinggi
Malaysia bersifat independen yang tidak dapat
diganggu gugat. Untuk itu, upaya pembebasan
tersebut diperlukan dalam mempengaruhi
keputusan Pengadilan Tinggi Malaysia. Upaya
pemerintah Indonesia dan berbagai pihak
dalam melakukan diplomasi perlindungan
memenuhi beberapa aspek dari multi-track
diplomacy sehingga upaya yang telah
dilakukan oleh telah mencapai tujuan dari
diplomasi dalam kasus Wilfrida Soik.
(Fauziyyah & Windiani, 2020)
2. Perbandingan Penelitian ini menjelaskan upaya diplomasi
Indonesia melalui pemerintah dan berbagai
entitas non-pemerintah dengan menggunakan
konsep diplomasi yang dijalankan melalui
multi-track diplomacy dan diplomasi
perlindungan dengan metode penelitian
kualitatif serta teknik pengumpulan data
melalui studi literatur dan wawancara.
2 Nama Penulis Ali Maksum
Judul Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Hubungan
Indonesia-Malaysia Era Jokowi
Sumber Literatur Jurnal PIR, Volume 2, No. 1
Tahun 2017
Hasil Penelitian Di awal pemerintahan termasuk ketika
kampanye Calon Presiden 2014, Presiden
Jokowi sangat perhatian dengan urusan TKI
dan perlindungan warga negara Indonesia di
luar negeri. Namun, pada akhirnya justru
timbul kekecewaan di kalangan TKI akibat
rencana pemerintah menghentikan pengiriman
TKI sektor rumah tangga ke luar negeri

7
termasuk ke Malaysia tanpa solusi yang jelas.
Apalagi, iklim bekerja di Indonesia masih jauh
dari harapan di tengah terbatasnya lowongan
pekerjaan dan derasnya isu kedatangan
pekerja asing asal China ke Indonesia. Pada
saat yang sama, kasus penganiayaan pekerja
Indonesia di Malaysia masih terus
berlangsung. Selain itu, pemerintah dengan
segala pertimbangannya merasa dipermalukan
dengan kondisi tersebut di depan Malaysia
yang sudah melejit pembangunan
ekonominya. Dalam situasi ini pemerintah
terkesan belum bisa menawarkan solusinya
secara bijak terkait TKI di tengah
kompleksitasnya permasalahan bangsa yang
dihadapi.
3. Perbandingan Artikel ini merupakan hasil dari sebuah
penelitian deskriptif dengan analisa kualitatif.
Penelitian ini dijalankan melalui penelitian
perpustakaan (library research) dan
menggunakan analisis dokumen. Dalam
penelitian ini, pendekatan analisis dokumen
digunakan untuk menganalisis data.
3 Nama Penulis Yoseph Lentvino Satyanugra & Hermini
Susiatiningsih
Judul Kerjasama Pemerintah Indonesia dan Malaysia
dalam Menangani Permasalahan TKI Ilegal
Sumber Literatur Journal of International Relations, Vol. 7, No. 4
Tahun 2021
Hasil Penelitian Hasil analisis penelitian ini dapat diketahui
bahwa kerjasama internasional antara
Indonesia dan Malaysia mendapatkan hasil
yang cukup baik, dibuktikan dengan

8
keberhasilan kesepakatan MoU. Namun ketika
perjanjian MoU telah berakhir atau kadaluarsa,
hasil kinerja JC, JTF dan JWG menjadi tidak
maksimal, bahkan bisa dibilang tidak berhasil
dalam menangani permasalahan yang terjadi.
4. Perbandingan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bentuk pelanggaran apa saja yang terjadi
terhadap tenaga kerja Indonesia dan juga
langkah dan upaya kerjasama apa yang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan
negara Malaysia. Penelitian ini menggunakan
teori kerjasama internasional untuk
menjelaskan dan menganalisis tema-tema yang
dibahas dalam penelitian.
4 Nama Penulis Amalia Zida

Judul Diplomasi Indonesia dalam Perlindungan


Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia
Tahun 2016-2017
Sumber Literatur Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya
Tahun 2019
Hasil Penelitian Penelitian ini menemukan bahwa diplomasi
Indonesia dalam perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) pada kurun waktu 2016-2017
yaitu melalui PWNI BHI dengan menerapkan 3
strategi utama, prevention, early detection, dan
immediate responseyang diimplementasikan
melalui aplikasi safe travel. Melalui BNP2TKI
berupa peluncuran aplikasi siskotkl report dan
e-pengaduan BNP2TKI. Melalui pemerintah
berupa kunjungan Presiden Jokowi ke Malaysia
pada 23 November 2017, serta hubungan

9
bilateral antara Indonesia dan Malaysia pada 11
Agustus 2017 dan 22 November 2017.

2.2. Kerangka Teori/Konseptual

Kerangka teori yang digunakan untuk membahas permasalahan mengenai


upaya KBRI Kuala Lumpur dalam menangani ancaman hukuman mati Tenaga Kerja
Indonesia di Malaysia, maka penulis menggunakan beberapa teori dan konsep
sebagai berikut :

2.2.1. Teori Diplomasi

Diplomasi pada hakekatnya merupakan teknik yang digunakan sebagai sarana


pencapaian tujuan atau kepentingan nasional yang ditetapkan dalam strategi
kebijakan luar negeri. Wujud tindakan diplomasi, yaitu upaya pemerintah untuk
mengkomunikasikan kepentingan nasional, rasionalisasi kepentingan tersebut yang
mungkin berupa kesepakatan yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dalam suatu isu. Diplomasi merupakan proses tawar- menawar
dalam suatu isu tertentu demi mencapai kepentingan nasional secara optimal melalui
saluran-saluran resmi yang telah disepakati (Holsti 1984, hlm.130).

Menurut Sir Earnest Satow dalam bukunya Guide To Diplomatic Practice


mendefinisikan diplomasi sebagai Diplomacy is the application of intelligent and
tact to conduct of official relation between the government of independence states
(Satow 1992, hlm.1). Maksud dari pernyataan tersebut merupakan suatu penerapan
kepandaian dan taktik pada pelaksanaan hubungan resmi antar pemerintah dari
Negara-negara berdaulat.
Selaras dengan perkembangan disiplin ilmu HI, diplomasi kemudian
dihubungkan dengan manajemen hubungan internasional, sebagai seni untuk
menunjukkan keahlian atau keberhasilan dalam melakukan hubungan internasional
dan perundingan kerjasama antar Negara. Diplomasi menurut definisi dari The
Oxford English Dictionary menjelaskan hubungan manajemen internasional melalui
negosiasi, yang mana hubungan ini diselaraskan dan diatur oleh duta besar dan para
wakil; bisnis atau seni para diplomat. Intisari dari diplomasi menunjukkan empat
10
hal, yaitu : (1) Politik Luar Negeri (2) Negosiasi
(3) Mekanisme Pelaksanaan Diplomasi (4) Suatu Cabang Dinas Luar Negeri.

Tujuan diplomasi itu sendiri menurut Kautilya ada empat, yaitu acquisition
(Perolehan), preservation (Pemeliharaan), augmentation (Penambahan), dan proper
distribution (Pembagian yang adil). Dengan kata lain, tujuan diplomasi yang efektif
adalah untuk menjamin keuntungan maksimum Negara sendiri. Sedangkan salah
satu fungsi utama diplomasi adalah lobby dan negosiasi. Untuk mencapai
kepentingan nasional yang merupakan tujuan dari diplomasi dibutuhkan lobby dan
negosiasi yang dilakukan oleh perwakilan suatu Negara. Lobby adalah langkah awal
sebelum melakukan negosiasi yang memiliki tujuan untuk mempengaruhi Negara
lain dalam forum multilateral ataupun bilateral untuk suatu tujuan tertentu,
sedangkan negosiasi adalah tindakan lanjut dari lobby untuk menyatukan suara
bersama dalam membentuk suatu keputusan.

Diplomasi secara konsep yaitu praktik pelaksanaan hubungan antar Negara melalui
perwakilan resmi. Diplomasi juga merupakan teknik operasional untuk mencapai
kepentingan nasional di luar wilayah yurisdiksi sebuah Negara (Olton & Plano
1999). Sedangkan pengertian lain mengatakan diplomasi sangat erat dihubungkan
dengan hubungan antar negara, adalah seni mengedepankan kepentingan suatu
Negara melalui negosiasi dengan cara-cara damai apabila mungkin dalam
berhubungan dengan negara lain. Diplomasi merupakan aplikasi kecerdasan dan
kebijaksanaan dalam menerapkan taktik negara yang merdeka dalam hubungan
resmi dengan Negara lainnya. Beberapa ahli menyimpulkan bahwa unsur diplomasi
yaitu negosiasi yang dilakukan untuk mencapai kepentingan nasional melalui
tindakan-tindakan diplomatik untuk menjaga dan memajukan kepentingan nasional
yang sejauh mungkin bisa dilaksanakan dengan sarana damai, pemeliharaan
perdamaian tanpa merusak kepentingan negara lain (Roy 2000).
S. L Roy dalam bukunya Diplomacy mengatakan bahwa ada lima cakupan dari
diplomasi yaitu politik luar negeri, negosiasi, mekanisme pelaksanaan negosiasi,
cabang dinas luar negeri dan interpretasi dalam pelaksanaan negosiasi. Diplomasi
merupakan sebuah instrumen politik luar negeri yang utama karena efektif dalam
menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam hubungan internasional.
Diplomasi mengharuskan negara-negara melakukan kerjasama dalam menyelesaikan
permasalahan, oleh karena itu diperlukan upaya-upaya negosiasi untuk menjalin

11
hubungan yang berkualitas antar negara yang berkepentingan. Diplomasi juga
merupakan seni dan praktik bernegosiasi yang dilakukan oleh perorangan atau
beberapa orang yang biasanya mewakili suatu negara.
Konsep diplomasi juga menjadi salah satu cara untuk penyelesaian masalah
perlindungan keamanan manusia termasuk masalah pelanggaran HAM pada TKI
PRT. Diplomasi pada level internasional adalah memberi masukan kepada usaha
perdamaian dalam menyelesaikan pertikaian antara negara-negara dan aktor-aktor
lain. Diplomasi berkaitan dengan manajemen hubungan antar negara dan juga antar
aktor-aktor lainnya.Jadi secara tidak langsung diplomasi juga merupakan elemen
yang dapat digunakan untuk mengaplikasikan kebijakan luar negeri suatu negara.
Diplomasi berkaitan erat dengan proses kebijakan dan hubungan luar negeri
termasuk pada waktu perumusan, pelaksanaan dan evaluasi dari perumusan dan
pelaksanaannya. Dalam hal-hal tertentu pengertian diplomasi sama dengan politik
luar negeri. Namun secara spesifik dapat dibedakan. Diplomasi berkaitan dengan
cara- cara dan mekanisme, sedangkan politik luar negeri menyangkut maksud dan
tujuan. Kebijakan luar negeri menyangkut substansi dan isi dari hubungan luar
negeri, sedangkan diplomasi mengenai masalah metodologi untuk melaksanakan
politik luar negeri (Mohsin 2010, hlm.19).

Terdapat berbagai macam tipe diplomasi, yakni : diplomasi bilateral,


diplomasi multilateral, diplomasi komersil, diplomasi kebudayaan, diplomasi ulang-
alik, diplomasi puncak, diplomasi preventif, diplomasi publik, diplomasi sumber
daya dan lingkungan. Diplomasi bilateral adalah diplomasi yang terjadi antara dua
Negara melalui berbagai sarana seperti pertemuan dan/atau perundingan yang
dilakukan oleh kedua kepala negara/pemerintahan pada saat kunjungan resmi atau
kunjungan kerja, antara menteri luar negeri atau menteri- menteri lain yang terkait
dengan subyek pembicaraan dari kedua negara pada saat saling kunjungan atau di
forum khusus yang dibentuk oleh kedua negara. Para pelaku diplomasi bilateral
selain kepala negara/pemerintahan dan para menteri, dapat juga dilakukan oleh para
pejabat senior/diplomat yang ditunjuk oleh kedua negara.

2.2.2 Instrumen Diplomasi

Suatu Negara bisa mencapai tujuan-tujuan diplomatiknya melalu berbagai


macam cara, salah satunya adalah melalui empat prinsip utama instrumen diplomasi

12
yaitu perdamaian dan negosiasi, memberi hadiah atau kosensi, menciptakan
perselisihan, mengancam dan menggunakan kekuatan nyata. Para penulis modern
menyatakan bahwa dalam rangka mencapai tujuan diplomatiknya, suatu Negara
menjalankan model tingkah laku cooperation, accommodation dan opposition
(kerjasama, penyesuaian dan penentangan). Kerjasama dan penyesuaian bisa dicapai
melalui negosiasi yang mendapatkan hasil. Apabila negosiasi gagal mencapai tujuan
melalui cara damai, maka penentangan dalam berbagai bentuk penggunaan kekuatan
yang akan diambil.
Dalam permasalahan ini, peneliti menggunakan Multitrack Diplomacy. Dalam
perkembangannya, Indonesia telah memainkan peran dalam Model Multitrack
Diplomacy untuk mewujudkan tujuan-tujuan politik luar negeri Indonesia. Dengan
kata lain, diplomasi dapat dijalankan oleh siapa saja (NGO‟s, Pemerintahan, Politisi,
Ilmuwan, Pengusaha) namun tetap harus sejalan dengan kebijaksanaan politik luar
negeri Indonesia.

13
2.3. Alur Berpikir

Kondisi Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia

Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia yang terancam


hukuman mati di Malaysia

Upaya KBRI Kuala Lumpur dalam menangani kasus


Ancaman Hukuman mati Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia

Sumber : dikelola oleh penulis berdasarkan uraian latar belakang diatas

2.4. Hipotesis / Argumentasi Utama

Dalam mengatasi permasalah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang terancam hukuman
mati di Malaysia, maka penulis memiliki asumsi terhadap permasalah tersebut yaitu sebagai
berikut :
a. Upaya yang dilakukan oleh KBRI Kuala Lumpur dalam melindungi warga
negaran Indonesia di Malaysia yang terjerat kasus hukum dan terancam
hukuman mati masih kurang efektif dan belum menemukan titik temu dari
akhir permasalah tersebut.
b. Diperlukan adanya penanganan khusus dari pihak KBRI untuk
mengupayakan penyelesaian kasus yang melibatkan Negara lain yang
bersangkutan, dengan cara diplomasi dan moratorium untuk memberikan
efek deterrence kepada Malaysia yang memberikan hukuman terhadap
tenaga kerja Indonesia.

14
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian/Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penulisan ini adalah jenis metode
penelitian Deskriptif Kualitatif, yaitu penulis mencoba memberikan gambaran
tentang permasalahan yang rentan dialami oleh para tenaga kerja Indonesia di
Malaysia, dimana peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam upaya penyelesaia
kasus tersebut dan menjalankan perannya dalam melindungi warga Negara
Indonesia di luar negeri, yang kemudian masalah tersebut dianalisis menggunakan
konsep diplomasi.

3.2. Definisi Konsep

Konsep Upaya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata upaya berarti usaha,ikhtiar


(untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb)
(Alwi 2007, hlm.125) Berdasarkan makna dalam kamus Besar Bahasa Indonesia
itu, dapat disimpulkan bahwa kata upaya memiliki kesamaan arti dengan kata
usaha, dan demikian pula dengan kata ikhtiar, dan upaya dilakukan dalamrangka
mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan
sebagainya.

Adapun yang dimaksudkan upaya disini adalah penulis berusaha membahas


mengenai upaya yang dilakukan oleh KBRI Kuala Lumpur permasalahan ancaman
hukuman mati Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Upaya-upaya yang
dilakukan oleh pemerintah merupakan suatu konsep yang menurut penulis paling
cocok untuk digunakan dalam skripsi ini mengingat banyaknya upaya yang sudah
dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia dalam mengatasi permasalahan tersebut,
namun penyelesaian, solusi atau jalan keluarnya selalu menemukan titik buntu dan
tidak mencapai suatu hasil akhir yang menguntungkan pihak TKI sebagai pihak
yang dirugikan.

15
Konsep Ancaman

Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dalam negeri maupun luar
negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara,
dan keselamatan segenap bangsa. Pengaruh terbesar globalisasi dalam
permasalahan keamanan yaitu bahwa globalisasi telah menggeser konsep ancaman
di dalam hubungan internasional, terutama mengenai agen yang melakukan
ancaman dan ruang lingkup dari ancaman itu sendiri. Sebelum terkena dampak
globalisasi, ancaman dapat dilakukan baik oleh aktor negara, non-negara, maupun
individu. Di samping pergeseran pada agen, globalisasi juga telah menyebabkan
ruang lingkup ancaman keamanan semakin meluas (Cha, 2000: 394).
Ruang lingkup keamanan saat ini meliputi keamanan ekonomi, pangan,
kesehatan, lingkungan, personal, komunitas, dan politik. Meluasnya ruang lingkup
ini disebabkan munculnya berbagai fenomena baru yang mengancam keamanan dan
hal tersebut merupakan efek dari kemudahan mobilitas, komunikasi, transportasi,
pertukaran informasi, dan teknologi yang disediakan oleh globalisasi. Fenomena
seperti global warming, penipisan ozon, hujan asam, hilangnya berbagai keragaman
hayati, hingga kontaminasi merupakan permasalahan kesehatan dan lingkungan
yang saat ini menjadi perhatian dari keamanan transnasional yang dianggap sebagai
efek dari meningkatnya mobilitas dan interaksi manusia (Cha 2000, hlm.391-403).

Konsep Tenaga Kerja


Tenaga Kerja, didalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 Butir 2 adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang/jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri mau pun untuk masyarakat. Jadi, Tenaga Kerja Indonesia adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang/jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri mau pun untuk masyarakat di luar negeri.

Konsep Hukuman Mati


Hukuman Mati adalah hukuman yang diberikan oleh pengadilan sebagai
bentuk hukuman terberat kepada seseorang atas perbuatannya. Di dalam KUHP pasal
11 menjelaskan tentang pidana mati yaitu dijalankan oleh algojo di tempat gantung
16
dengan menjerat tali yang terikat di tiang gantungan pada leher terpidana kemudian
menjatuhkan papan tempat terpidana berdiri.

3.3. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah sebagai berikut:

Variabel Dimensi Indikator Deskripsi

Upaya KBRI Kuala Multitrack Diplomacy Bantuan Hukum Menguraikan bagaimana


Lumpur Dalam bantuan kebijakan yang
Menangani akan dilakukan oleh
Ancaman KBRI Kuala Limpur
Hukuman Mati melalui cara diplomasi
Tenaga Kerja dalam membantu TKI
Indonesia (TKI) di yang terancam mati di
Malaysia Malaysia.

3.4. Unit Analisis

Unit Analisis dalam penelitian ini adalah bagaimana uapaya yang dilakukan
oleh KBRI Kuala Lumpur dalam membantu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang
terancam hukuman mati di Malaysia

3.5. Jenis dan Sumber Data

- Jenis Data
Secara umum jenis data yang diperlukan dalam suatu penelitian hukum
terarah sekunder dan primer :

a. Data Sekunder
Pada data sekunder, sumber utama yakni peraturan perundang-undangan
yang relevan dengan permasalahan yang hendak dijawab pada penelitian ini,
yaitu UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, UU No. 39 Tahun 2004
pasal 1 Tentang Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, KUHPIDANA

17
Indonesia, konvensi wina tahun 1969, juga didukung dengan buku – buku teks
serta beberapa jurnal dari internet yang menjadi bacaan terkait dengan
permasalahan KBRI Kuala Lumpur Dalam Memberikan Bantuan Hukum
Kepada Tenaga Kerja Indonesia Yang Terancam Hukuman Mati Di Malaysia,
selanjutnya dilakukan juga penelaahan kasus – kasus yang relevan.

b. Data Primer
Data primer adalah data yang akan diperoleh langsung dari narasumber dan
responder melalui teknik wawancara kepada objek-objek yaitu melalui sekretaris
fungsi protokol dan konsuler di KBRI Kuala Lumpur, Malaysia.

3.6. Alat Pengumpulan Data

Teknik pengelolaan data bersumber dari data sekunder dan primer.


a. Data Sekunder
Data sekunder melalui penelitan kepustakaan (Library Research), adalah
teknik pengumpulan data dengan menggunakan studi penelaan terhadap buku-buku,
literatur-literatur, Undang-Undang, dan laporan yang berhubungan dengan masalah
yang akan dibahas.

b. Data Primer
Data primer yang hanya sebagian diambil berupa penelitian lapangan (Field
Rasearch), adalah pengumpulan data secara langsung sebagai berikut :
1. Observasi yaitu mengadakan pengamatan terhadap objek yang akan diteliti.
2. Wawancara yaitu penelitian sosiologis karena bentuknya berasal dari intraksi
verbal antara peneliti dan responden.

3.7. Teknik Pengolaan Data dan Analisis Data

Teknik pengolaan data dilakukan secara kualitatif dalam bentuk tekstual dan
rekaman, serta telaah kasus TKI yang berhubungan dengan pokok permasalahan,
kemudian data yang telah dianalisis dipaparkan secara deskriptif naratif, selanjutnya
dikonstruksi dalam bentuk kesimpulan.

18
Analisis data merupakan bagian salah satu langkah penting untuk
memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Dalam penelitian ini, analisis data yang
digunakan adalah metode deskriptif analisis. Maksudnya adalah analisis penelitian
ini didasarkan pada penggambaran secara objektif terhadap tema penelitian dengan
pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara.
Teknik pengelolaan data dari hasil wawancara, dan pengamatan tersebut kemudian
dideskripsikan dalam suatu kesimpulan.

19
3.8. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam proposal penelitian ini penulis bagi menjadi 3


Bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN,

Pada bagian pendahuluan, diuraikan Latar Belakang, Permasalahan, Ruang


Lingkup dan Tujuan, serta Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,

Dalam bab ini akan dijelaskan Tentang Kebijakan, Pemerintah, Bantuan


Hukum, Tenaga Kerja Indonesia, Hukuman Mati.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini , berisikan uraian dari desain penelitian/jenis penelitian, jenis
dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, serta sistematika
penulisan.

20
21

Anda mungkin juga menyukai