Anda di halaman 1dari 18

i

MAKALAH KOMUNIKASI KESEHATAN DALAM


PENGEMBANGAN PROGRAM III

Mata Kuliah : Komunikasi Kesehatan

Dosen Pengampu :

Putri Permatasari, SKM, MKM

Disusun Oleh

1. Andika Fajar Hidayatulloh 1910713002


2. Afifah Thiya Aisyahdian 1910713006
3. Siti Kholilah Nur Hamidah 1910713012
4. Anggita Megawati 1910713002

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


JAKARTA

2019
ii
i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik. Selawat serta
salam semoga tercurahkan kepada baginda tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan makalah dari mata kuliah Komunikasi Kesehatan berjudul
Komunikasi Kesehatan Dalam Pengembangan Program III yang disajikan
berdasarkan referensi dari berbagai sumber.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pengampu
ibu Putri Permatasari, SKM, MKM yang telah memberikan banyak bimbingan
serta masukan yang bermanfaat dalam proses perkuliahan ini.

Kami berharap semoga tugas ini bisa menambah pengetahuan dan dapat
memberi banyak manfaat serta inspirasi para pembacanya. Namun terlepas dari
itu, kami memahami bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada tugas ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Jakarta, 9 November 2019

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
I.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
I.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 1
I.3 Tujuan.......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
II.1 Konsep Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat............................................... 3
II.2 Konsep Sehat dan Sakit.............................................................................. 7
II.3 Epidemiologi.............................................................................................. 11
II.4 Biostatistik................................................................................................. 18
II.5 Kesehatan Lingkungan............................................................................... 21
II.6 Kesehatan Global....................................................................................... 25

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 27


III.1 Kesimpulan............................................................................................... 27
III.2 Saran......................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 29
1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kegiatan komunikasi dapat dikatakan sama usianya dengan peradaban
manusia. Disadari ataupun tidak disadari dalam menjalani kehidupannya
manusia tidak dapat lepas dari komunikasi. Tingkat kebehasilan suatu
komunikasi dapat terlihat dari tingkat pencapaian tujuan berkomunikasi.
Semakin sesuai tujuan berkomunikasi tercapai maka suatu komunikasi dapat
pula dikatakan berhasil dilaksanakan. Sebaliknya, jika tujuan berkomunikasi
tidak tercapai maka komunikasi tersebut dapat dikatakan gagal.
Untuk meminimalkan tingkat kegagalan komunikasi, maka sebelum
melakukan kegiatan penyampaian pesan, sebaiknya dibuatlah sebuah
perencanaan komunikasi. Perencanaan komunikasi dalam rangka merancang
dan melaksanakan program komunikasi amat diperlukan karena pada
dasarnya yang menjadi kepentingan dari kegiatan ini adalah sesuatu yang
akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Ada dua konsep dasar perencanaan komunikasi kesehatan yaitu
perencanaan dan komunikasi. Perencanaan akan lebih banyak didekati dari
aspek manajemen sedangkan konsep komunikasi akan lebih dilihat sebagai
suatu proses penyebaran atau pertukaran informasi. Meskipun kedua konsep
tersebut menunjukan perbedaan terutama dari dua kajian yang berbeda,
namun kedua konsep tersebut dapat diintegrasikan menjadi satu kajian
khusus dalam studi komunikasiyang akhir-akhir ini semakin banyak
dipublikasikan dalam bidang penyebarluasan informasi, penyadaran
masyarakat, dan pemasaran.

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara merencanakan implementasi program yang sukses?


2

2. Apa yang dimaksud dengan monitoring (pengawasan)?


3. Apa yang dimaksud dengan laporan evaluasi?

I.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui cara merencanakan implementasi program yang sukses.


2. Untuk mengetahui monitoring (pengawasan).
3. Untuk mengetahui laporan evaluasi.
3

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Merencanakan Implementasi Program Yang Sukses

II.1.1 Definisi Implementasi

Implementasi menurut KBBI berarti pelaksanaan atau penerapan.


Menurut Nurdin Usman (Usman, 2002: 70) dalam bukunya yang berjudul
Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan pendapatnya
mengenai implementasi atau pelaksanaan. Implementasi adalah nermuara
pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem,
implemantasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana
dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Menurut Guntur Setiawan (Setiawan,
2004: 39) dalam bukunya yang berjudul Implementasi dalam Birokrasi
Pembangunan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut Implementasi
adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara
tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan
pelaksana, birokrasi yang efektif.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan


implementasi adalah suatu kegiatan yang terencana, bukan hanya suatu
aktifitas dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma-
norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

II.1.2 Langkah – Langkah Implementasi Program

1. Alokasi Sumber Daya Manusia dan Monitoring Bugdet


Dalam membuat suatu program, diperlukan alokasi sumber daya
manusia dan monitoring budget. Alokasi sumber daya manusia perlu
dilakukan agar semua anggota tim mendapatkan peran dan tanggung
jawab sesuai dengan kemampuan mereka. Sedangkan monitoring budget
perlu di lakukan agar kita dapat mengetahui rancangan anggaran yang
4

akurat, sehingga dalam implementasinya tidak mengalami kesalahan atau


kekurangan dana.
Langkah – langkah dalam mengalokasi sumber daya manusia dan
monitoring budget, yaitu :
a. Memastikan bahwa tidak ada perubahan dalam tim program yang
diperlukan dalam kaitannya dengan pergerakan karier baru – baru ini,
kehilangan minat dalam proyek atau prioritas bertentangan dan tidak
terduga.
b. Penggantian staf harus strategis dan melihat keterampilan dan
kontribusi spesifik yang diberikan oleh anggota tim atau mitra asli
kepada program.
c. Tim program harus memasukkan orang – orang tertentu yang
bertanggung jawab langsung terhadap monitoring budget, yang
nantinya akan memastikan estimasi budget tersedia dan sesuai dengan
taktik – taktik yang akan di implementasikan.
2. Membentuk Tim Pemantau
Selain alokasi sumber daya manusia dan monitoring budget, dalam
implementasi program sangan penting di bentuk sebuah tim pemantau.
Karena tim pemantau memiliki fungsi penting terutama yang terkait
dengan empat bidang, yaitu :
a. Kegiatan program dan proses terkait.
b. Respons balik dari audiens dan pemangku kepentingan yang sedang
berlangsung tentang elemen program, keseluruhan konten dan pesan.
c. Berita dan tren tentang area penyakit tertentu, kebijakan uama,
audiens, fakta dan peristiwa relevan lainnya.
d. Pengumpulan dan analisis data evaluasi.
3. Membentuk Pendukung Teknis dan Kelompok Penasihat
Jika sebuah program memiliki dana dan kebutuhan untuk
mempekerjakan komunikasi kesehatan khusus, riset pemasaran atau agen
kreatif, kemungkinan bahwa lembaga-lembaga ini juga telah terlibat
dalam program perencanaan. Bahkan, melibatkan lembaga dan konsultan
di awal proses, dan dalam hal apapun tidak lebih dari selama tahap
5

pengembangan strategi, adalah praktik yang baik dalam komunikasi


kesehatan dan membantu memaksimalkan kontribusi strategis dan
dedikasi semua konsultan.
4. Manajemen Isu
“Manajemen issue adalah proses manajemen yang tujuannya
membantu melindungi pasar, mengurangi resiko, menciptakan
kesempatan-kesempatan serta mengelola imej sebagai sebuah aset
organisasi bagi manfaat keduanya, organisasi itu sendiri
serta stakeholder  utamanya, yakni pelanggan/konsumen, karyawan,
masyarakat dan para pemegang saham”. (Caywood, 1997:173)
Para pakar PR Indonesia mengartikan manajemen issue sebagai
“fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap masyarakat, baik internal
maupun eksternal, mengidentifikasi hal-hal atau masalah yang patut
dikhawatirkan dan melakukan usaha-usaha ke arah perbaikan”. Selain
itu, mereka juga mengartikannya sebagai “suatu usaha aktif untuk ikut
serta mempengaruhi dan membentuk persepsi/pandangan/opini dan sikap
masyarakat yang mempunyai dampak terhadap perusahaan”.
(Wongsonagoro, 1995)
Sebuah issu mungkin saja muncul dalam kegiatan implementasi
program. Dalam menghadapi permasalahan ini, penting bagi tim
komunikasi untuk siap menghadapi potensi issu permasalahan yang akan
muncul, dan jelas dalam membuat keputusan untuk menghadapinya.
Sebagai bagian dari proses pertimbangan potensi issu yg muncul dan cara
untuk menghadapinya, seorang pembicara utama sebagai perwakilan dari
tim harus dipilih untuk menghadapi issu yang melibatkan media massa
dan forum public lain.

II.2 Monitoring (Pengawasan)

II.2.1 Definisi Monitoring (Pengawasan)

Monitoring adalah kegiatan untuk mengikuti suatu program dan


pelaksanaanya secara mantap, teratur dan terus menerus dengan cara
6

mendengar, melihat dan mengamati dan mencatat keadaan serta


perkembangan program tersebut.

Monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin untuk


mengidentifikasi pelaksanaan dari berbagai komponen program
sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan program sebagaimana
telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program
(UNESCO).

Monitoring adalah suatu kegiatan untuk mengikuti perkembangan


suatu program yang dilakukan secara mantap dan teratur serta terus menerus
(Suherman, dkk.1988).

Monitoring merupakan fungsi manajemen yang berkesinambungan


yang mempunyai tujuan utama menyediakan umpan balik dan indikasi awal
tentang bagaimana kegiatan-kegiatan dilaksanakan, perkembangan atau
pencapaian kinerja dari waktu ke waktu serta pencapaian hasil yang
diharapkan kepada manajer dan stakeholders.

Monitoring melacak kinerja yang nyata terhadap apa yang


direncanakan atau diharapkan dengan menggunakan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Monitoring meliputi kegiatan pengumpulan dan
analisis data tentang proses dan hasil dari pelaksanaan program atau
kegiatan dan memberikan rekomendasi untuk melakukan tindakan koreksi.
Monitoring Pengendalian adalah tindak lanjut dari monitoring. Monitoring
sebenarnya lebih ditekankan pada kegiatan mencermati proses pelaksanaan
kegiatan serta adanya perubahan lingkungan organisasi. Hasil monitoring
akan memberikan umpan balik, apakah kegiatan dapat berjalan semestinya,
ataukah terjadi adanya penyimpangan dari yang direncanakan, atau bahkan
perencanaan yang tidak tepat atau menjadi tidak tepat oleh adanya
perubahan lingkungan. Hasil monitoring dipakai sebagai dasar tindakan
manajemen, mulai dari penjaminan kegiatan tetap pada tracknya sampai
pada tindakan koreksi dan/ atau penyesuaian.Pengertian inilah yang
dilmaksud sebagai pengendalian, sehingga sering pengendalian tidak dapat
7

dipisahkan atau bahkan sulit dibedakan dengan monitoring itu sendiri.


Monitoring dan pengendalian adalah sebuah kesatuan kegiatan, yang sering
juga disebut sebagai on-going evaluation atau former evaluation.

II.2.2 Fungsi Monitoring dan Pengendalian

Monitoring dan Pengendalian adalah fungsi manajemen yang


berkesinambungan untuk memberikan rekomendasi untuk melakukan
tindakan koreksi kepada pimpinan puskesmas dan stakeholders lainnya. Bila
kemudian tindakan koreksi dilakukan maka fungsi pengendalian akan
terlaksana secara lengkap.

Hasil monitoring dan pengendalian yang telah dianalisis dan diolah


dapat dijadikan sebagai informasi yang dapat dipahami dengan mudah oleh
manajer/stakeholders (Pimpinan Puskesmas) untuk dasar pengambilan
keputusan tindak lanjut, baik menyangkut kegiatan yang sedang berjalan
maupun kegiatan yang akan datang.

II.2.3 Tujuan Monitoring dan Pengendalian

1. Menjamin kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah


ditetapkan, yang mencakup standar input (waktu, biaya, SDM, teknologi,
prosedur, dll).
2. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya
penyimpangan dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil keputusan
untuk melakukan koreksi pada pelaksanaan kegiatan atau program
berkait, baik yang sedang berjalan maupun pengembangannya di masa
mendatang.
3. Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan tentang
adanya perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindak lanjuti
dengan penyesuaian kegiatan.
4. Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil
kinerja program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara
kontinyu dan dari waktu ke waktu.
8

5. Informasi dari hasil monitoring dan pengendalian dapat menjadi dasar


pengambilan keputusan yang tepat dan akuntabel, untuk menjamin
pencapaian hasil/tujuan yang lebih baik, efektif dan lebih efisien dalam
penggunaan sumberdaya. Adapun tujuan yang lain dari pelaksanaan
monitoring dan pengendalian adalah:
6. Pembelajaran untuk mengetahui mengapa program kegiatan dapat
terlaksana dengan baik atau tidak baik,,apa penyebab yang
mempengaruhinya serta bagaimana koreksi dapat dilakukan.
7. Untuk melakukan verifikasi dan meningkatkan kualitas manajemen
program, untuk mengidentifikasi strategi yang berhasil dalam rangka
ekstensi/ekspansi dan replikasi.
8. Untuk memodifikasi strategi yang kurang berhasil.
9. Untuk mengukur keberhasilan dan manfaat suatu intervensi.
10. Untuk memberi informasi kepada stakeholders agar stakeholders dapat
menyebutkan hasil dan kualitas program.
11. Untuk memberikan justifikasi atau validasi kepada donor, mitra atau
konstituen yang berkepentingan.

II.2.4 Langkah-langkah Monitoring dan Pengendalian

Langkah utama monitoring dan evaluasi adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan standar dan indikator untuk menilai proses pelaksanaan


program/ kegiatan. Standar biasa mencakup semua input yang digunakan
(dana, meteri/bahan, cara atau metode, SDM, Prosedur, Teknologi, dll).
2. Mengumpulkan data dan melakukan investigasi kinerja (pengamatan)
dari pelaksanaan kegiatan/ proses kegiatan yang dipilih untuk
dibandingkan dengan standar/indikator (baik kualitatif maupun
kuantitatif) yang telah ditentukan.
3. Mengamati perubahan lingkungan dan mengumpulkan data untuk
pengkajian pengaruh lingkungan tersebut terhadap kegiatan yang sedang
dilaksanakan.
4. Pengolahan, analisis data dan sistesis hasil. Data yang dikumpulkan
(termasuk perubahan lingkungan) diolah dan dianalisis untuk membuat
9

penilaian dan kesimpulan tentang proses pelaksanaan kegiatan. Hasil


analisis dan kesimpulan akan digunakan lebih lanjut untuk perumusan
rekomendasi tindak lanjut.
5. Pengambil keputusan melakukan tindakan (termasuk koreksi dan
penyesesuai kegiatan, maupun perencanaan ulang).
6. Menyampaikan semua hasil monitoring, pengendalian dan tindak lanjut
kepada pihak yang berkepentingan sebagai wujud akuntabilitas dan
proses pengambilan keputusan lebih lanjut.

II.3 Laporan Evaluasi

Laporan evaluasi harus mencakup analisis rinci dari semua data yang
dikumpulkan dalam proses dan evaluasi sumatif terkait dengan rencana
evaluasi asli, metode, dan indikator. Evaluasi kerangka kerja serta landasan
teoretisnya juga harus konsisten di seluruh program. Kemajuan program dan
sumatif laporan evaluasi harus ditangani di berbagai bagian laporan evaluasi
akhir.

II.3.1 Macam-Macam Evaluasi

Evaluasi sering dibedakan sebagai suatu pemisah atau sebagai bagian


kegiatan integral dari proses perencanaan. Secara umum, evaluasi dibedakan
menjadi dua yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

1. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada tahap
pelaksanaan program dengan tujuan memperbaiki program yang sedang
berjalan didasarkan atas kegiatan sehari-hari, m inggu, bulan, tahun atau
dalam waktu yang pendek. Manfaat dari evaluasi ini adalah memberikan
umpan balik kepada manajer program tentang kemajuan hasil yang diapai
besrta hambatan yang dihadapi.
2. Evaluasi Summatif
Evaluasi summatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk melihat
hasil keseluruhan program yang telah selesai dilaksanakan. Evaluasi ini
dilakukan pada akhir program untuk menilai kebehasilan yang telah
10

dicapai. Hasil evaluasi dapat memberikan jawaban atas kesesuaian yang


dicapai dengan tujuan program beserta alasannya.
II.3.2 Tujuan Evaluasi Program

Tujuan diadakan ealuasi suatu program biasanya bervariasi,


tergantung pada pihak yang memerlukan informasi dari hasil tersebut.
Pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat menengah atau pimpinan
tingkat pelaksana pasti memerlukan informasi hasil evaluasi yang berbeda.
Berikut adalah tujuan dari evaluasi program :

1. Sebagai alat untuk memperbaiki pelaksanaan program dan perencanaan


program yang akan datang. Hasil evaluasi akan membrikan pengalaman
mengenai hambatan atau pelaksanaan program yang selanjutnya dapat
dipergunakan untuk memperbaiki pelaksanaan program yang akan
datang.
2. Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber dana, daya, dan
manajemen (resources) saat ini serta di masa-masa mendatang. Tanpa
adanya evaluasi akan terjadi pemborosan penggunaan sumber dana dan
daya yang sebenarnya dapat diadakan penghematan.
3. Untuk menetapkan penilaian terhadap program yang sedang berjalan,
apakah pencapaian target yang telah ditetapkan dalam rencana program
berjalan secara efektif dan efisien.
4. Memperbaiki pelaksanaan dan perncanaan kembali suatu program,
seperti mengecek relevansi dari program dalam hal perubahan-perubahan
kecil, mengukur kemajuan terhadap target yang direncanakan,
menentukan sebab dan faktor di dalam maupun di luar yang
memengaruhi pelaksanaan program.
II.3.3 Sasaran Evaluasi Program

1. Evaluasi terhadap tujuan program yang telah ditentukan.


2. Evaluasi terhadap sasaran program yang dituju .
3. Evaluasi terhadap target (hasil) program yang ditetapkan.
4. Evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan, sasaran dan target.
11

5. Evaluasi terhadap sumber daya yang digunakan.


6. Evaluasi terhadap waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan.
12

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Implementasi adalah suatu kegiatan yang terencana, bukan hanya


suatu aktifitas dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan
norma-norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

Langkah-langkah implementasi program :

1. Alokasi Sumber Daya Manusia dan Monitoring Bugdet.


2. Membentuk Tim Pemantau
3. Membentuk Pendukung Teknis dan Kelompok Penasihat
4. Manajemen Isu

Monitoring adalah kegiatan untuk mengikuti suatu program dan


pelaksanaanya secara mantap, teratur dan terus menerus dengan cara
mendengar, melihat dan mengamati dan mencatat keadaan serta
perkembangan program tersebut. Monitoring merupakan fungsi manajemen
yang berkesinambungan yang mempunyai tujuan utama menyediakan
umpan balik dan indikasi awal tentang bagaimana kegiatan-kegiatan
dilaksanakan, perkembangan atau pencapaian kinerja dari waktu ke waktu
serta pencapaian hasil yang diharapkan kepada manajer dan stakeholders.

Laporan evaluasi harus mencakup analisis rinci dari semua data yang
dikumpulkan dalam proses dan evaluasi sumatif terkait dengan rencana
evaluasi asli, metode, dan indikator. Evaluasi kerangka kerja serta landasan
teoretisnya juga harus konsisten di seluruh program. Kemajuan program dan
sumatif laporan evaluasi harus ditangani di berbagai bagian laporan evaluasi
akhir.
13

III.2 Saran

Diharapkan setelah membaca makalah Komunikasi Kesehatan Dalam


Pengembangan Program III ini, pembaca mampu menjadikan makalah ini
sebagai sebagian dari referensi dalam pembuatan karya tulis lain dengan
topik sama agar menjadi lebih baik. Dengan dibuatnya makalah ini,
diharapkan pula para pembaca mampu memahami dan menerapkannya
dalam penelitian maupun kehidupan sehari-hari.
14

DAFTAR PUSTRAKA

FK UGM, Monitoring Pengendalian, diakses 7 November 2019

chpm.fk.ugm.ac.id › root › pml-ntt

Meylin, MM, evaluasi program kesehatan, diakses 7 November 2019

https://www.academia.edu/18026967/EVALUASI_PROGRAM_KESEHA
TAN

Ratna, SA, manajemen isu krisis konflik, diakses 9 November 2019

https://belajarkomunikasi.wordpress.com/2008/11/09/manajemen-isu-krisis-
konflik-minggu-ke-1/

Tantra, B, Pengertian Implementasi, diakses 5 November 2019

https://digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-bayutantra-660-2-
babii.pdf

Anda mungkin juga menyukai