Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK

PENGEMBANGAN MEDIA KOMUNIKASI GIZI


TEORI PENGEMBANGAN MEDIA

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Taufan Asrisyah Ode, S.KM., M. Kes.

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2

Farah Novihana Novembri 212110102011

Annisa Nur Mahmudah 212110102016

Agnes Candrika T.M. 212110102019

Emma Dilla Anannda 212110102020

Yulia Laely Istiqomah 212110102031

Ummi Mafruhah 212110102034

Sismah Wati Awal 229919990102

PROGRAM STUDI S1 GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER

2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Teori Pengembangan Media”.

Dengan terselesainya makalah ini, tidak lupa kami ucapan terima kasih untuk pihak
yang membantu dalam makalah ini. Tim penyusun makalah ini mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah memberikan saran atas penyusunan makalah ini. Tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Taufan Asrisyah Ode, S.KM., M. Kes. selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengembangan Media Komunikasi Gizi atas perhatian dan
kesabarannya dalam membimbing kami. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pihak yang memerlukan, terutama dibidang perkembangan dan pendidikan. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki. Maka dari itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Bondowoso, 2 September 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2

DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................

2.1 Teori P-Process .......................................................................................................


2.1.1 Pengenalan Umum Teori P-Process .......................................................... 5
2.1.2 Tahapan Teori P-Process ........................................................................... 5
2.2 Teori Laswell ..........................................................................................................
2.2.1 Pengenalan Umum Teori Laswell ............................................................. 9
2.2.2 Karakteristik Teori Laswell .................................................................... 10
2.2.3 Elemen-Elemen Dalam Model Komunikasi Laswell ............................. 10
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Teori Laswell ............................................. 12

BAB III PENUTUP ............................................................................................................

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 13


3.2 Saran ................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu individu kepada
individu lainnya. Dengan berkembangnya proses komunikasi dari masa ke masa
memberikan dampak yang signifikan sehingga kebutuhan manusia akan tetap
berhubungan satu sama lain tetap terjaga. Sedangkan Media merupakan alat komunikasi
penghubung antar manusia, yang sudah menjadi kebutuhan manusia dalam kesehariannya.
Dengan seiring berkembangnya Media komunikasi di dalamnya terdapat teori-teori
yang melandasi Media komunikasi tersebut salah satunya Teori komunikasi Harold
Lasswell merupakan teori komunikasi awal (1948). Kewajiban kita sebagai mahasiswa
kesehatan iyalah mempelajari dan harus memahami teori-teori pengembangan Media
komunikasi. Dengan cara memahami tahapan-tahapan, karakteristik, elemen-elemen, serta
kekurangan dan kelebihan setiap teori. Agar kita dapat memilih teori atau model
komunikasi apa yang lebih efektif untuk kita gunakan suatu saat nanti. Supaya apa yang
kita sampaikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan teori P-Proses?
2. Apa saja tahapan-tahapan dalam teori P-Proses?
3. Apa saja elemen-elemen dalam model komunikasi lasswell?
4. Apa saja kekurangan serta kelebihan pada teori lasswell?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui serta dapat memahami apa yang dimaksud dengan teori P-Proses.
2. Mengetahui tahapan-tahapan yang ada dalam teori P-Proses.
3. Mengetahui apa saja elemen-elemen yang ada dalam teori lasswell.
4. Mengetahui serta dapat memahami tentang kekurangan dan kelebihan pada teori
lasswell.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori P-Process


2.1.1 Pengenalan Umum Teori P-Process
Teori P-Process dapat disebut juga sebagai sebuah tahapan dari sebuah
perencanaan suatu program yang sangat efektif. Dimana program tersebut bertujuan
untuk meningkatkan sikap, pengetahuan, dan tindakan dari masyarakat. Tahapan -
tahapan P-Proses tersebut ada 5 tahapan, yaitu:
1. Analisis
2. Desain strategi

3. Pengembangan dan uji coba media


4. Implementasi dan monitoring
5. Evaluasi dan perencanaan ulang

Namun pada umumnya P-Process merupakan kerangka kerja yang digunakan


sebagai panduan pengembangan strategi komunikasi dari suatu program, Strategi
berkomunikasi harus ditentukan dengan jelas, spesifik, untuk mencapai tujuan. P-
Process digunakan untuk mengambangkan program komunikasi yang mempunyai
cangkupan luas seperti program komunikasi kesehatan. Oleh karena itu P-Process
merupakan salah satu unsur dalam komunikasi kesehatan.

Selama ini P-Process telah memberikan kerangka kerja yang cukup mudah
diterapkan untuk pengembangan strategi seperti pelaksanaan proyek, bantuan teknis,
pembangunan institusi dan pelatihan. Kerangka kerja ini digunakan secara bersama
sebagai panduan bagi bermacam-macam stakeholder yang terlibat dalam perancangan
dan perwujudan program komunikasi tersebut.

2.1.2 Tahapan Teori P-Process


1. Analisis
Pada tahap pertama dalam P-process ini adalah analisis. Analisis yang
dimaksud adalah analisis situasi untuk mengetahui masalah apa yang terjadi, apa
penyebabnya, siapa yang mengalami masalah tersebut, dsb. Selanjutnya yaitu
menentukan prioritas masalah untuk mengetahui masalah apa yang harus
diselesaikan terlebih dahulu. Tahap analisis juga menilai audience atau
komunikasi, pada tahap ini kita berusaha mencari bagaimana akses media pada

5
target sasaran dan bagaimana penggunaan suatu media pada sasaran sehingga
dikembangkan suatu bentuk media yang sesuai dengan kebutuhan sasaran.

2. Desain Strategi
Setiap program atau project komunikasi selalu memerlukan desain strategi
dengan langkah langkah yang telah ditentukan agar dapat terlaksana dengan efektif.
Dalam Desain strategi ada beberapa langkah sebagai berikut ;
a. Menentukan tujuan
Tujuan ditentukan dengan kaedah SMART (specific, measurable,
appropriate, realistic dan timebound). Pada penelitian ini pengembangan
media tidak sampai pada langkah evaluasi dan monitoring sehingga tujuan
tidak mengikuti kaidah SMART secara penuh. Tujuan pada penelitian ini tidak
terdapat ukuran yang jelas dan tidak mempunyai batas waktu.
b. Mengembangkan pendekatan program dan positioning
Tahap ini merupakan model perubahan perilaku dengan dasar
pendekatan untuk merubah kebiasaan mengenai kesehatan dan yang dirasa
menguntungkan sasaran.
c. Tentukan saluran/media
Saluran atau media yang dimaksud adalah media yang dibutuhkan untuk
menunjang tahap sebelumnya, misalnya melalui media audio visual atau
melalui teman dan keluarga.
d. Menyusun rencana implementasi
Setelah menentukan media yang digunakan, selanjutnya adalah
menyusun rencana implementasi seperti membuat jadwal kerja, waktu
monitoring, anggaran biaya, serta rencana management.
e. Menyusun rencana evaluasi dan monitoring
Untuk mengetahui suatu program dikatakan berhasil atau tidak, perlu
diadakannya evaluasi dan monitoring terhadap program yang telah dilakukan.
Evaluasi adalah sebagai penilaian terhadap program, dari hal itu nantinya akan
dapat dilihat hal-hal apa saja yang perlu diadakan perbaikan.

6
3. Pengembangan dan uji coba media
Mengembangkan konsep material dan pesan harus menggabungkan ilmu dan
seni selain berdasarkan pada hasil tahap analisis dan desain strategi juga diperlukan
kreatifitas untuk membangkitkan emosi yang mampu memotivasi sasaran.
a. Pengembangan
Pengembangan bisa berupa medianya, misal pengembangan media poster
dan film yang nantinya akan merujuk pada pengembangan alat dan bahan yang
digunakan juga.
b. Uji coba (pretest)
Konsep yang telah terbentuk akan diuji cobakan kepada sasaran/target yang
diharapkan dapat memberi masukan terhadap konsep yang sudah terbentuk
sebelum dikembangkan.
c. Revisi
Dari ujicoba yang telah dilakukan pada sasaran akan diperoleh masukan.
Berdasarkan masukan yang telah diterima akan diadakan perbaikan jika
diperlukan. Diharapkan dengan melakukan perbaikan ini akan memperoleh konsep
yang lebih baik sesuai dengan keinginan sasaran.
d. Uji Coba ulang (retest)
Untuk mendapatkan hasil konsep yang maksimal sebaiknya materi yang telah
direvisi dilakukan uji coba ulang sehingga revisi yang dilakukan bisa optimal.

4. Implementasi dan Monitoring


Implementasi dan monitoring digunakan untuk landasan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan program agar selalu dalam jalur yang telah dibuat, sehingga tidak
terjadi pengembangan yang akan mengakibatkan kerugian.
a. Produksi dan penyebaran
Produksi dan penyebaran media yang telah dibuat akan di kembangkan
menjadi luas dan cakupan juga semakin maksimal.
b. Latih pelatih dan petugas lapangan
Untuk implementasi yang lebih baik sebaiknya menyiapkan pelatih dan
petugas lapangan, sehingga pada akhirnya petugas yang nantinya akan
menyebarkan dan memperlihatkan media pada audience mampu untuk menjawab
segala pertanyaan dan mampu memberi solusi pada audience.
c. Manage dan monitoring terhadap pelaksanaan program.

7
Manage dan monitoring berfungsi untuk memeriksaan hasil yang telah
didapat selama pelaksanaan program sehingga program tetap berjalan sesuai
rencana. Hasil dari monitoring tersebut dilakukan koreksi pada pertengahan
program untuk mendapatkan peningkatan hasil.

5. Evaluasi dan Perencanaan Ulang


Evaluasi dilakukan untuk mengukur seberapa bagus capaian tujuan oleh
program. Hal ini dapat untuk menjelaskan apakah program ini berjalan secara efektif
atau tidak.
a. Perhitungkan hasil dan dampak
Evaluasi yang telah dilakukan dapat melihat perubahan apa yang terjadi.
Selain itu juga dilihat dengan paparan media yang telah dibuat apakah terjadi
perubahan perilaku positif sebagai dampak dari penyebaran media pada
masyarakat.
b. Menyebarkan hasil
Hasil yang telah diperoleh disebarkan kepada pemangku kebijakan, kepada
media dan penyokong dana sehingga timbul kepedulian pada sasaran tentang
program yang dilaksanakan dan upaya yang telah dilakukan seperti pembuatan
media. Pada penyebaran hasil juga disebarkan kebutuhan yang lain yang bisa
dikembangkan maupun program yang sekiranya perlu dikembangkan pada masa
mendatang.
c. Revisi atau desain ulang program
Hasil dari evaluasi akan menunjukkan kelemahan dari program sehingga
untuk pelaksanaan program selanjutnya akan dilakukan revisi pada kelemahan
program. Revisi bisa dilakukan pada materi, proses atau strategi dan aktivitas yang
telah dilakukan sehingga program yang dikembangkan selanjutnya dapat lebih
efektif dan mencapai tujuan secara optimal.

8
6. Kerangka Teori
Langkah 1: Analisis pada penyebab masalah
Langkah 2: Penentuan tujuan dan saluran yang akan dipilih dalam
menyampaikan program
Langkah 3: Pengembangan desain media kepada sasaran dan ahli
media
Langkah 4: Implementasi dan Monitoring
Langkah 5: Evaluasi dan Perencanaan ulang

2.2 Teori Laswell


2.2.1 Pengenalan Umum Teori Laswell
Harold Laswell merupakan seorang ilmuwan dalam bidang ilmu politik dari
Yale University dalam artikelnya tahun 1948 menyebutkan sebuah model komunikasi
yang mungkin paling dikenal sepanjang masa. Model ini muncul dalam perkembangan
studi Laswell tentang propaganda politik. Model ini merupakan sebuah pandangan
umum tentang komunikasi yang dikembangkan dari batasan ilmu politik. Menurut
Laswell, personal komunikasi menyangkut lima pertanyaan sederhana (Hariyanto,
2021:93).
Lima pertanyaan sederhana itu antara lain :
 Who (siapa yang mengatakan)
 Says What (apa yang disampaikan)
 In Which Channel (menggunakan media apa)
 To Whom (untuk siapa)
 With What Effect (apa efek yang ditimbulkan)

Paradigma Lasswell ini menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur


sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu (Effendy, 2013: 10)

1. Unsur sumber

2. Unsur pesan
3. Saluran komunikasi/Media
4. Unsur penerima
5. Unsur pengaruh/efek

9
Jadi, berdasarkan penjelasan Laswell tersebut, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan melalui
media yang dapat menimbulkan efek tertentu terhadap komunikan. Model Lasswell
digunakan di banyak aplikasi dalam komunikasi massa. Lasswell mengindikasikan
bahwa lebih dari satu saluran bisa membawa sebuah pesan (Severin, Werner, Tankard,
& James, 2011: 55).

2.2.2 Karakteristik Teori Laswell


1. Teori ini memiliki sifat persuasi.
Komunikator memiliki keinginan untuk mempengaruhi komunikan. Oleh
karena itu, keberhasilan dalam komunikasi akan terjadi ketika seorang komunikator
bisa melakukan perubahan terhadap opini, sikap dan perilaku komunikan.
Dijelaskan juga setiap pesan merupakan stimulus yang mempunyai pengaruh
kepada komunikan.
2. Termasuk kedalam komunikasi satu arah.
Oleh karena itu biasanya teori ini digunakan untuk komunikasi massa.
Komunikasi massa yang memiliki sifat satu arah atau linier yang disampaikan
melalui perantara media hanya sekedar menyampaikan informasi, tetapi
komunikannya tidak bisa melakukan interaksi secara langsung dalam komunikasi
linier.
3. Dalam proses komunikasinya tidak terdapat feedback.
Komunikator sebagai pelaku komunikasi tidak bisa mengetahui respon
secara langsung terhadap pesan yang disampaikan karena pada teori ini,
komunikator hanya bertugas untuk menyampaikan informasi kepada komunikan.

2.2.3 Elemen-Elemen Dalam Model Komunikasi Lasswell


Harold Lasswell menggambarkan proses komunikasi dengan menjawab
pertanyaan Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect, yang
artinya Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh
Bagaimana.
1. Who, merujuk pada komunikator atau sumber yang mengirimkan pesan.
Menurut Lasswell, dalam setiap bentuk komunikasi, selalu ada seseorang
atau sesuatu yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Para ahli komunikasi sepakat
bahwa komunikator berlaku sebagai source/transmitter/sender atau pengirim

10
pesan. Menurut penelitian media, elemen who dalam model komunikasi Lasswell
dapat dikaji melalui analisis kontrol. Yang dimaksud dengan analisis kontrol adalah
studi atau penelitian yang berfokus pada isu-isu yang berkaitan dengan
kepemilikan media massa, ideologi media, dll.
2. (Says) What, merujuk pada isi pesan
Elemen kedua dari model komunikasi Lasswell adalah Elemen (Says) What
yang mengacu pada isi pesan. Berkaitan dengan studi media, unsur (Say) What
yang dapat dipelajari melalui content analysis atau analisis isi. Yang dimaksud
dengan content analysis atau analisis isi adalah studi tentang isi pesan dan sering
diterapkan melalui pertanyaan-pertanyaan yang bersifat representasi. Misalnya,
berapa jumlah perempuan yang direpresentasikan dalam pers tabloid, bagaimana
kaum minoritas digambarkan dalam televisi, dll. Fitur tertentu dari media massa
seperti televisi atau radio memungkinkan publik untuk berpikir secara visual atau
berpikir dalam suara.
3. (In Which) Channel, merujuk pada media atau saluran yang digunakan untuk
mengirimkan pesan
Elemen ini mengacu pada pilihan dan penggunaan media dalam pengiriman
pesan. Dalam konteks kajian media, penelitian berfokus pada media seperti radio,
dan lain-lain, yang dipelajari melalui analisis media atau media analysis. Sama
halnya dengan analisis isi, dalam analisis media penelitian dilakukan dengan
menggunakan berbagai pertanyaan terkait ketersediaan media yang sesuai untuk
digunakan dalam mengirimkan pesan, misalnya media apakah yang sesuai bagi
khalayak. Kesalahan dalam pemilihan media yang tepat tentu dapat mempengaruhi
efek komunikasi yang diharapkan.
4. (To) Whom, merujuk pada penerima pesan
Faktor keempat yang tidak kalah penting dalam model komunikasi Lasswell
adalah faktor (To) Whom atau siapa penerima pesan. Dalam kajian media, studi ini
berfokus pada penerima pesan atau khalayak disebut audience analysis atau
analisis khalayak. Pengetahuan khalayak selama proses komunikasi sangatlah
penting. Tidak hanya komunikasi yang kita lakukan melalui media, namun juga
komunikasi yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari dengan orang lain,
diantaranya dalam sistem komunikasi interpersonal, komunikasi lintas budaya,
komunikasi antarbudaya, komunikasi persuasif, komunikasi internasional,

11
komunikasi pembangunan, komunikasi pembelajaran, komunikasi pertanian,
komunikasi kesehatan, dan komunikasi dakwah.
5. (With What) Effects, merujuk pada efek media yang ditimbulkan
Elemen terakhir dalam model komunikasi Lasswell adalah elemen (With
What) Effects, yaitu efek yang ditimbulkan dari komunikasi yang dilakukan. Kajian
terhadap elemen efek media disebut dengan analisis efek atau effect analysis. Kita
melakukan komunikasi karena ada tujuan yang ingin dicapai.
Lasswell tidak menekankan pada komunikasi interpersonal atau komunikasi
antar pribadi namun pada efek media massa. Tema penting yang dikaji dalam efek
media massa diantaranya adalah apakah media memiliki efek terhadap khalayak
serta bagaimana media massa mempengaruhi khalayak sasaran. Kajian tentang
efek media massa telah melahirkan berbagai teori efek media massa, diantaranya
adalah teori jarum hipodermik, teori agenda setting, teori spiral keheningan, teori
uses and gratifications, analisis framing dan lain-lain.

2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Teori Laswell


1. Kelebihan Teori Laswell
 Menciptakan sekaligus mempengaruhi melalui pesan yang disampaikan
 Cara berkomunikasinya lebih mudah dan sederhana dengan menggunakan
media massa.
 Adanya konsep efek
2. Kekurangan Teori Laswell
 Kurang maksimal dalam berkomunikasi secara langsung
 Dapat dikatakan kurang maksimal karena komunikasi yang disampaikan
hanya menggunakan komunikasi satu arah.
 Tidak adanya konsep umpan balik
Persepsi dan reaksi khalayak sangat penting dalam komunikasi
karena merupakan ukuran untuk mengetahui sejauh mana efek
komunikasi yang telah ditimbulkan oleh komunikasi yang dilakukan.
 Metode ini hanya dapat diterapkan dalam komunikasi massa
Metode ini hanya dapat diterapkan dalam komunikasi massa di
mana komunikasi ini hanya menyampaikan sebuah informasi atau pesan
dan tidak menerapkan konsep feedback.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu individu kepada
individu lainnya. Semakin berkembangnya zaman maka proses komunikasi mau tidak mau
juga harus mengikuti perubahan zaman. Dengan hal ini maka kebutuhan berhubungan
manusia antara satu sama lain juga dapat tetap terjalin. Hal ini memunculkan teori-teori
komunikasi yang menjadi tombak pengembangan sebuah media komunikasi seperti teori
P-Process dan teori Laswell.
Teori P-Process adalah sebuah tahapan dari sebuah perencanaan suatu program
yang sangat efektif. HAl ini dikarenakan program tersebut bertujuan untuk meningkatkan
sikap, pengetahuan, dan tindakan dari masyarakat. Tahapan - tahapan P-Proses tersebut
terdiri dari 5 tahapan, yaitu analisis, desain strategi, pengembangan dan uji coba media,
implementasi dan monitoring, serta evaluasi dan perencanaan ulang.
Teori Laswell sendiri adalah sebuah teori yang muncul dalam perkembangan studi
Laswell tentang propaganda politik. Model ini merupakan sebuah pandangan umum
tentang komunikasi yang dikembangkan dari batasan ilmu politik. Menurut Laswell,
personal komunikasi menyangkut lima pertanyaan sederhana yaitu who, says what, in
which channel, to whom, dan with what effect. Ciri khusus yang dimiliki oleh teori ini
adalah teori ini memiliki sifat persuasi, bersifat satu arah, serta tidak mendapatkan
feedback.

3.2 Saran
Dengan dipelajarinya teori pengembangan media komunikasi, disarankan untuk
lebih memahami terkait elemen-elemen yang terdapat dalam teori-teori komunikasi.
Dengan memahami teori P-Process dan teori Laswell dengan baik maka akan
menimbulkan keefisienan dalam proses penyampaian informasi. Pemanfaatan teori P-
Process dan teori Laswell diharapkan mampu menyebarkan informasi dengan sasaran yang
lebih luas dan meminimalisir terjadinya kesalahan dalam penyampaian pesan antara
komunikator dan komunikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ismail Nasar, M. P. (2022). MODEL DAN TEORI KOMUNIKASI. Pengantar Ilmu


Komunikasi, 47.

Sesama, S., Arrizky, E. N., & Wijaya, S. H. B. AKTIVITAS MENONTON MEDIA SOSIAL
DENGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU ISLAMI.

Listianingrum, Ria & Poerana, Ana & Arindawati, Weni. (2021). STRATEGI KOMUNIKASI
MELALUI MEDIA INSTAGRAM DALAM MEMBERIKAN INFORMASI
KEPADA MAHASISWA. 4. 11-23. 10.32509/pustakom.v4i1.1309.

Kurniawan, D. (2018). Komunikasi Model Laswell Dan Stimulus-Organism-Response Dalam


Mewujudkan Pembelajaran Menyenangkan. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2(1), 60-
68.

14

Anda mungkin juga menyukai