Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sherly Oktavia Elita Bedyana

Nim : 19104555

Prodi : Akuntansi / 5AB

Mata Kuliah : Akuntansi Keperilakuan 7AB

JAWABAN

1. Teori agensi membahas masalah "biaya" ketika delegasi percaya bahwa keputusan
tertentu tidak jelas, atau secara bersama-sama dipengaruhi menjadi tidak nyata, atau
bersama-sama dipengaruhi menjadi tidak nyata. Bentuk paling sederhana dari keputusan
tidak nyata adalah tindakan pegawai sebagai agen yang memperhatikan kinerja dalam
pemenuhan tugasnya. Masalah utama adalah bagaimana manajer dapat memberikan
insentif sebagai penggerak kinerja agen untuk memastikan bahwa tindakan agen
mengikuti instruksi prinsipal (manajer) dalam memberikan penghargaan yang sesuai.

2. Theory of Planned Behavior (TPB) (Ajzen, 1991, 2005; Ajzen dan Madden, 1986)
menyatakan bahwa perilaku individu kemungkinan besar terjadi karena dipicu oleh
berbagai faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi
perilaku manusia adalah orang itu sendiri, faktor eksternal adalah kondisi sosial dan
informasi. Namun, perilaku tidak jujur dan tidak jujur harus dikendalikan dan dibatasi
oleh berbagai instrumen pengendalian perusahaan, yaitu sistem pengendalian internal
perusahaan secara berkala oleh bagian akuntansi yang bertanggung jawab atas
pengendalian internal dan auditing. Kontrol perilaku fleksibel dan mudah dipahami oleh
orang-orang, tanpa mengganggu operasi perusahaan.

Salah satu teori dasar yang digunakan untuk menjelaskan penipuan adalah
segitiga penipuan. Teori ini ditemukan oleh Donald R. Cressey pada tahun 1953. Teori
ini secara umum menjelaskan mengapa orang melakukan kecurangan. Skousen dkk.
(2009) menyimpulkan bahwa fraud secara umum memiliki tiga karakteristik. Segitiga
penipuan muncul karena tiga kondisi yang terjadi bersamaan dengan munculnya
penipuan, yaitu insentif atau tekanan, peluang dan sikap atau rasionalisasi. Wolfe dan
Hermanson (2004) menyebut Fraud Diamond sebagai cara baru dalam memandang
penipuan. Berlian penipuan adalah penyempurnaan dari teori segitiga penipuan. Wolfe
dan Hermanson (2004) berpendapat bahwa segitiga penipuan sedang dirubah untuk
meningkatkan kemampuan mendeteksi dan mencegah penipuan dengan menambahkan
elemen keempat, yaitu kemampuan untuk. Saat mengembangkan sistem deteksi, sangat
penting untuk mempertimbangkan karyawan perusahaan yang mampu melakukan
penipuan. Teori ini menjelaskan bahwa kunci untuk menahan kecurangan adalah fokus
pada situasi spesifik yang muncul selain tekanan dan rasionalisasi serta kombinasi
peluang dan kapasitas. Selanjutnya, pengembangan teori segitiga penipuan telah
disarankan oleh Marks (2012), yang dikenal sebagai pentagon penipuan, yang
menambahkan unsur arogansi dan persaingan ke tiga elemen teori segitiga penipuan.

3. Konsep Kepemilikan
Mereka yang menganut konsep telah memahami perusahaan sebagai sesuatu yang
dimiliki oleh seorang pemilik tunggal, sekumpulan partner, dan sejumlah pemegang
saham. Asset perusahaan dilihat sebagai kepemilikan dari orang-orang tersebut dan
kewajiban (hutang) perusahaan sebagai kewajiban mereka. Bisnis sematamata merupakan
pemisahan bagian kepentingan keuangan pemilik yang dicatat secara terpisah karena
sesuai dengan atau dibutuhkan untuk berbagai alasan. Pemilik (proprietor) adalah pusat
dari seluruh kepentingan di sepanjang waktu, dan sudut pandang mereka tercermin dalam
catatan akuntansi. Total aset dikurangi total kewajiban sesuai dengan aset bersih yang
terkandung dalam perusahaan. Pos pendapatan dan beban menambah atau mengurangi
aset bersih. Dalam hal pembagian dividen, bisnis berarti bahwa sesuatu yang telah lama
menjadi bagian dari kekayaan pribadi Anda sebenarnya ditempatkan di tangan
pemiliknya. Pembayaran bunga dan pajak Perusahaan ditanggung oleh pemilik dan
mengurangi kekayaan bersih mereka dengan cara yang sama seperti biaya operasional
perusahaan lainnya.

Konsep entitas
Konsep entitas, seperti halnya konsep kepemilikan, adalah sudut pandang, sikap
yang tidak terbatas pada akuntan. Inilah inti dari konsep akuntansi entitas. Pengikut
konsep ini melihat perusahaan sebagai sesuatu yang berbeda dari pihak yang membawa
modal ke perusahaan. Mereka menganggap bahwa aset dan kewajiban adalah milik
perusahaan itu sendiri dan bukan milik pemegang saham atau pemilik perusahaan. Jika
laba dihasilkan oleh perusahaan, maka laba tersebut juga menjadi milik perusahaan, yang
hanya dibagikan kepada pemegang saham ketika dividen diumumkan. Menurut pendapat
para pendukung konsep ini, laba yang tidak dibagikan tetap menjadi milik perusahaan
dan merupakan bagian dari ekuitas perusahaan, dan ini tidak terpengaruh oleh
penggunaan laba yang dapat dibagikan yang dicatat di bagian pemegang saham dalam
neraca. Perlu dicatat pada titik ini bahwa mereka yang mengadopsi sudut pandang bisnis
menganggap bahwa kekayaan bersih dimiliki oleh perusahaan itu sendiri dan bukan
pemegang saham. Beberapa penulis telah menunjukkan bahwa sistem akuntansi terpisah
untuk kegiatan bisnis menunjukkan keberadaan konsep bisnis. Namun, perlu dicatat di
sini bahwa mereka tidak melihat perusahaan sebagai pendukung konsep entitas murni.
Indeks atau pemisahan catatan akuntansi perusahaan biasanya disebut sebagai "konvensi
entitas" daripada "konsep entitas."

4. Pendapat :
a. Sikap adalah studi tentang semua tendensi tindakan, baik yang menguntungkan
maupun yang tidak menguntungkan. Sedangkan perilaku adalah reaksi seseorang
terhadap lingkungan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa sikap yang menentukan
perilaku bukanlah perilaku yang menentukan sikap.

b. Akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang


mengkaji hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta
dimensi keperilakuan dari organisasi. Akuntansi bukanlah sesuatu yang statis,
tetapi akan selalu berkembang sesuai dengan pekembangan lingkungan akuntansi
serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.
Berdasarkan pemikiran tersebut, manusia dan faktor sosial secara jelas didesain
dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh sistem akuntansi. Intisari
dari proses akuntansi adalah komunikasi atas informasi yang memiliki
implikasi keuangan atau manajemen. Karena pengumpulan atau pelaporan
informasi mengkonsumsi sumber daya, biasanya hal tersebut tidak dilakukan
secara suka rela kecuali pembuat informasi yakin bahwa hal ini akan
mempengaruhi penerima untuk berperilaku sebagaimana yang diinginkan oleh
pelapor/pembuat.

c. Menurut Hochschild (2012), terdapat dua cara dalam melakukan proses manajemen
emosi sesuai tuntutan kerja (emotional labor), yaitu akting permukaan (surface
acting) dan akting mendalam (deep acting). Surface acting merupakan keadaan
seseorang meregulasi ekspresi emosinya dengan cara menyembunyikan maupun
memalsukan emosinya, yaitu individu memasang ekspresi wajah seperti yang dituntut
pekerjaan misalnya tersenyum kepada konsumen yang menyebalkan. Cara yang
kedua adalah deep acting yaitu keadaan dimana individu secara sadar mengatur
emosinya untuk dapat mengekspresikan suatu emosi tertentu sehingga ia benar-benar
merasakan emosi tersebut. Konsep deep acting berhubungan dengan pemikiran
kognitif yaitu mengevaluasi kembali situasi yang dihadapi (re-appraisal),
membayangkan situasi lain (imaging), serta berbicara kepada diri sendiri (self talk).

5. Jurnal Nasional :
a. Tinjauan Akuntansi Keperilakuan Terhadap Kebijakan Perusahaan Menghadapi
COVID – 19.
b. Bukan, karena didalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, jenis
data yang digunakan yaitu data sekunder, metode analisis data yang digunakan adalah
metode analisis deskriptif kualitatif.
c. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori honesty is the best policy
merupakan teori yang menjelaskan kekuatan karakter moral dalam berperilaku yang
selalu menaati segala aturan, menjaga kedisiplinan, dan mengungkapkan sesuatu
dengan kejujuran.
d. Variabel yang diambil pada penelitian ini yaitu, Akuntansi Keperilakuan; Pandemi
Covid-19; dan Keputusan Perusahaan
e. Sampel dari penelitian ini adalah karyawan perusahaan, salah satu perusahaannya
yaitu, PT Sarimelati Kencana pengelola gerai Pizza Hut di Indonesia, PT Net
Mediatama Televisi.
f. Harapan peneliti yaitu akuntansi keperilakuan dapat mengambil keputusan dalam
kebijakan perusahaan saat pandemi covid-19 dan berharap kontribusi akuntansi
keperilakuan dapat menghubungkan perilaku manusia dan akuntansi dalam
pengarahan pengambilan keputusan perusahaan. Kemudian perusahaan dapat
mengkomunikasikan keputusan tersebut kepada karyawan sehingga tercipta situasi
win-win solution.

Pendapat saya :

Penelitian ini layak untuk dipaparkan atau dilakukan karena sesuai dengan kondisi
saat ini, dimana banyak sekali perusahaan yang melakukan PHK. Dengan adanya
penelitian ini bisadijadikan acuan atau pandangan dalam mengelola kualitas karyawan.

Kritik :

Peneliti dalam meninjauan akuntansi keperilakuan terhadap kebijakan perusahaan


menghadapi COVID – 19 ini cakupan sampel risetnya kurang luas.

Saran :

Peniliti lebih meluaskan cakupan penelitian dan lebih memperbanyak lagi harapan
atau manfaat dari penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai