Anda di halaman 1dari 20

Nama : Wiwik Sugiarti

NPM : C1C020008
Kelas : 5C Akuntansi Keperilakuan

TEORI

Bab 1

• Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif


Pada awal perkembangannya, desain eiset dalam bidang akuntansi manajemen
masih sangat sederhana, yaitu hanya fokus pada masalah perhitungan harga pokokproduk.
Seiring dengan berkembangnya teknologi produksi, permasalahan riset diperluas dengan
diangkatnya topik mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggung jawaban
(responsibility Accounting), dan masalah harga transfer (transfer pricing).
Sejak tahun 1950-an tepatnya sejak C. Argyris menurunkan risetnya pada tahun 1952,
desain riset akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan
dimulainya usaha untuk menghubungkan desain sistem pengendalian manajemen suatu
organisasi dengan perilaku manusia. Kesimpulan risetnya menyebutkan rapm dapat
menimbulkan dampak negatif yang menyebabkan munculnya perilaku disfungsional
seperti ketegangan, dendam, curiga, kewakilan, dan kurang percaya diri.
Hasimeriset Argyris selama 2 dekade tidak ditanggapi oleh para peneliti lain sampai
pada tahun 1972, ketika Hopwood membuka kembali topik tersebut dengan mengajukan
pertanyaan " Apakah perilaku negatif para manajer tersebut merupakankonsekuensi dari
Penggunaan informasi akuntansi dalam penilaian kerja, atau paling tidak akibat
ketidaksempurnaan sistem akuntansi atau hal tersebut tergantung pada cara yang tepat
dalam menggunakan informasi akuntansi tersebut?" Secara lebih spesifik, riset tersebut
menguji pengaruh jenis penilaian kinerja yang meliputi: gaya keterbatasan anggaran, gaya
sadar laba, dan gaya non akuntansi terhadap ketegangan terkait kerja, tekanan biaya,
persepsi karyawan terhadap keadilan dari penilaian kerja, dan persepsi kartyawan terhadap
penyelianya.
Pada tahun 1978, riset Hopwood diulang oleh Otley (1978) dengan temuan yang
berbeda. Otley tidak dapat membuktikan penemuan hopwood bahwa ketegangan bawahan
akan semakin meningkat dengan gaya keterbatasan laba. Kedua bertentangan dengan
penemuan Hopwood, Otley menemukan bahwa kinerja manajer lebih baik dengan gaya
keterbatasan laba titik adanya temuan yang bertolak belakang tersebut mengundang banyak
peneliti untuk menyelidikinya sehingga kemudian digunakan teori kontijensi dan riset
akuntansi.
• Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi
Riset akuntansi keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatanuniversal
seperti riset argiris pada tahun 1952, Hopwood, dan Otley. Namun, karena pendekatan ini
memiliki banyak kelemahan, maka segera muncul pendekatan lain yang selanjutnya
mendapat perhatian besar dalam bidang riset yaitu pendekatan kontijensi(Contigency
Approach).
Secara umum, teori ini menyatakan penyusunan dan penggunaan desain sistem pengendalian
manajemen bergantung pada karakteristik organisasi dan kondisi lingkungan dimana sistem
tersebut akan diterapkan. Teori ini menanggapi krim dari pendekatan universal yang menyatakan
suatu sistem pengendalian bisa diterapkan dalam karakteristik perusahaan dan kondisi
lingkungan apapun titik pendekatan universal tersebut didasarkan pada teori manajemen ilmiah
(Scientific Management Theory).

Bab 2

• Classical Theory of Managerial Firm


Teori ini menjelaskan bahwa terjadinya perbedaan kinerja perusahaan yang
dikendalikan oleh manajemen jika dibandingkan dengan perusahaan yang dikendalikan
oleh pemilik perusahaan, disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan diantara
keduanya. Kepentingan pemilik perusahaan adalah memaksimalkan nilai pasar dari
perusahaan, sedangkan kepentingan dari manajer adalah memaksimalkan utilitas
(kekuatan, keamanan status, dan pendapatan).
Pada perusahaan yang dikendalikan oleh pemiliknya maka fungsi dari tujuan
memaksimalkan kekayaan perusahaan adalah pemilihan ukuramaksimalr So dan tingkat
pengembalian maksimal Ro. Untuk perusahaan yang dikendalikan oleh manajemen fungsi
dari tujuan memaksimalkan utilitas dan kombinasi yang memungkin terdapat pada fungsi
O1A1 adalah pilihan kombinasi antara Rm dan Sm.
• Agency Theory
Agency Theory (Teori Keagenan) merupakan suatu hubungan yang berdasarkan
pada kontrak yang terjadi antar anggota dalam perusahaan, yakni antara pemilik dan agen
sebagai pelaku utama. Pemilik merupakan Pihak yang memberikan mandat kepada agen
untuk bertindak atas nama pemilik sedangkan agen merupakan pihak yang diberi mandat
oleh pemilik untuk menjalankan perusahaan.
Teori keagenan bertujuan untuk menyelesaikan :
1. Masalah agensi yang muncul ketika adanya konflik tujuan antar pemilik
perusahaan dan manajemen serta kesulitan pemilik perusahaan melakukan
verifikasi pekerjaan manajemen.
2. Masalah pembagian risiko yang muncul ketika pemilik perusahaan dan
manajemen memiliki perilaku yang berbeda terhadap risiko.

Bab 3
• Teori Peran
Susunan atau tanggapan perilaku yang diharapkan dan dikehendaki disebut peranan
sosial. Peran dapat digambarkan secara sederhana sebagai bagian dari orang- orang yang
saling berinteraksi. Peranan sosial menggambarkan hak Tugas, kewajiban, dan perilaku
yang sesuai dengan orang yang memegang posisi tersebut dalam konteks sosial tertentu.
• Struktur Sosial
Studi keperilakuan manusia yang sistematis bergantung pada dua fakta titik
pertama, orang-orang bertindak secara teratur dan dengan pola berulang. Kedua, orang-
orang tidak mengisolasikan bentuk, tetapi mereka saling berhubungan. Jika orang-orang
tidak bertindak dengan pola teladan atau pola yang sesuai dengan tuntutan lingkungan maka
tidak akan ada dasar bagi ilmu keperilakuan. Untungnya, orang-orang memang terlibat
dalam perilaku yang berulang.
• Budaya
Budaya merupakan suatu sudut pandang yang pada saat bersamaan dijadikan jalan
hidup oleh suatu masyarakat tidak ada masyarakat tanpa budaya dan budaya tidak eksis
di luar masyarakat titik jika demikian maka budaya atau jalan hidup meliputi sistem
kepercayaan umum yang sesuai dengan gaya perilaku atau pemikiran dan pengetahuan
teknis yang diharapkan serta menentukan cara melakukan sesuatu. Budayamempengaruhi
pola teladan perilaku manusia yang teratur karena budaya menggambarkan perilaku yang
sesuai untuk situasi tertentu.
• Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang karyawan
memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuannya serta berniat mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Komitmen organisasi juga merupakan nilai
personal yang terkadang mengacu pada sikap loyal pada perusahaan atau komitmen pada
perusahaan titik komitmen organisasi sering diartikan secara individu dan berhubungan
dengan keterlibatan orang tersebut pada organisasi yang bersangkutan titik komitmen
karyawan pada organisasi merupakan salah satu sikap yang mencerminkan perasaan suka
atau tidak suka seorang karyawan terhadap organisasi tempat ia bekerja.
• Konflik Peran
Konflik peran timbul karena dua perintah berbeda yang diterima secara bersamaan
dalam pelaksanaan atau salah satu perintah akan mengakibatkan diabaikannya perintah
yang lain. Dalam melaksanakan tugasnya Terutama ketika menghadapi suatu masalah
tertentu, seorang profesional sering menerima dua perintah sekaligusPerintah pertama
berasal dari kode etik profesi, sedangkan perintah Kedua berasal dari sistem pengendalian
yang berlaku di perusahaan. Apabila seorang profesional bertindak sesuai dengan kode etik
maka ia akan merasa tidak berperan sebagai karyawan perusahaan yang Baik. Sebaliknya
apabila ia bertindak sesuai dengan prosedur yang ditentukan oleh perusahaan maka akan
merasa telah bertindak secara tidak profesionalKondisi seperti ini
yang disebut dengan konflik peran yaitu suatu konflik yang timbul karena mekanisme
pengendalian birokratis organisasi tidak sesuai dengan normaAturan, etika, dan
kemandirian profesional.
• Konflik Kepentingan
Dalam praktik bisnis demi kepentingan orang banyak atau organisasi, manajemen
harus memutuskan hubungan kerja dengan seseorang atau beberapa orang karyawan,
walaupun karyawan tersebut mungkin telah puluhan tahun ikut serta dalam
mengembangkan dan membesarkan perusahaan titik oleh karena menganut pandangan
bahwa urusan pribadi harus dipisahkan dari bisnis serta kepentingan perusahaan harus lebih
didahulukan daripada kepentingan pribadi, banyak eksekutif yang sukses dalam memimpin
dan mengatur perusahaan, tetapi gagal dalam memimpin dan mengatur Keluarga. Banyak
bukti yang menunjukkan bahwa konflik kepentingan antara pekerjadan keluarganya
sangat merugikan karyawan dan perusahaan. Konflik kerja dan keluarga cenderung
berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan. Hasil dari riset bidang itu rekomendasikan
perlunya Manajemen perusahaan untuk mengambil kebijakan yang menginterpretasikan
kepentingan pekerjaan dengan kepentingan pribadi.

• Teori Perubahan Sikap


Teori ini dadasarkan pada kenyataan bahwa setiap hari manuia dipaksa mengubah sikap
dan perilaku melalui pesan yang dirancang khusus untuk hal tersebut. Teori perubahan sikap
dapat membantu memprediksi pendekatan yang paling efektif
• Teori Penguatan dan Tanggapan Stimulus
Teori Penguatan dan Tanggapan Stimulus dari perubahan sikap yang terfokus pada
bagaimana orang menanggapi rangsangan tertentu. Tanggapan sepertinya diulangi jika
tanggapan tersebut dihargai dan dikuatkan. Teori – teori ini diurutkan berdasarkan komponen
stimulus dibandingkan tanggapan
• Teori Pertimbangan Sosial
Teori pertimbangan sosial terhadap perubahan sikap mengambil pendekatan yang
perseptual. Teori ini merupakan hasil perubahan mengenai bagaimana orang – orang merasa
menjadii suatu objek dan bukannya hasil perubahan dalam mempercayai suatu objek. Teori
ini menjelaskan manusia dapat menciptakan perubahan dalam sikap orang lain dan membuat
pendekatan setidaknya untuk dapat mengubah ancaman
• Konsistensi dan Teori Peraliahan
Teori ini menekankan pada pentingnya kepercayaan dan gagasan masyarakat. Teori ini
memandang perubahan sikap sebagai hal yang masuk akal dan merupakan proses yang
mencerminkan orang – orang yang dibuat untuk menyadari inkonsistensi antara sikap dan
perilaku mereka sehingga mereka termotivasi untuk mengoreksi inkonsistensi tersebut dengan
mengubah sikap maupun perilakunya ke arah yang lebih baik. Teori konsistensi menjaga
hubungan antara sikap dan perilaku dalam ketidakstabilan walaupun tidak ada tekanan teori
dalam sistem sementara teori perselisihan adalah suatu variasi dari teori konsistensi
• Teori Disonasi Kognitif
Teori ini ditemukan oleh Leon Fetinger pada tahun 1950-an. Teori ini menjelaskan
hubungan antara sikap dan perilaku. Teori ini dapat membantu memprediksikan
kecenderungan untuk mengambil bagian dalam perubahan sikap dan perilaku
• Teori Persepsi Diri
Teori ini menganggap orang – orang mengembangkan sikap berdasarkan pada bagaimana
mereka mengamati dan menginterpretasikan perilakunya sendiri. Dengan kata lain, teori ini
mengusulkan fakta bahwa sikap tidak menentukan perilaku, tetapi sikap itu dibentuk setelah
perilaku terjadi guna menawarkan sikap yang konsisten dengan perilaku
• Teori Motivasi dan Aplikasinya
Sistem pengendalian akuntansi mensyaratkan adanya suatu pemahaman tentang
bagaiamana individu dapat termotivasi oleh suatu teori akuntansi. Kebanyakan dari teori
– teori ini telah dibenarkan secara empiris dan berperan penting dalam mengakhiri pernyataan
bahwa motivasi adalah masalah lengkap yang tidak dapat diatasi oleh sutau teori saja
• Teori Kebutuhan dan Kepuasan
Teori ini dikembangkan oleh Maslow (1954), dimana teori ini menjelaskan bahwa setiap
individu mempunyai beraneke ragam kebutuhan yang dapat mempengaruhi perilaku mereka.
Dimana kebutuhan tersebut mencakup kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan,
kebutuhan soisal. Kebutuhan akan penghargaaan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri
• Teori X dan Teori Y
Teori ini diajukan oleh McGregor (1960), teori ini menyimpulkan bahwa manusia memiliki
dasar negatif yang diberi tanda sebagai teori X dan dasar positif yang ditandai dengan Teori Y
• Teori Kebutuhan Mccleland
Teori ini digunakan untuk menjawan permasalahan yang berhubungan dengan toeri
kebutuhan dan kepuasan. Teori ini juga mempunyai faktor hierarki yang memotivasi perilaku.
Dalam kasus ini terdapat tiga faktor, yaitu prestasi, kekuatan dan afiliasi
• Teori Dua Faktor
Teori ini diajukan oleh Herzbergh (1960), dimana pada saat itu ia mengajukan suatu teori
motivasi yang dibagi kedalam beberapa faktor. Teori ini berpengaruh terhadap kedua jenis
perilaku. Asumssi terpenting dari bentuk teori Herzbergh adalah faktor yang mempunyai
pengaruh positif dalam motivasi dan menjadi bahan perbandingan yang menyenangkan
terhadap seluruh pengaruh negatif. Herzbergh mengusulkan signifikasi hubungan antara
kepuasan kerja dan motivasi adalah tinggi
• Teori Kebutuhan Tempat Kerja
Pada teori ini dijelaskan bahwa seyogyanya pada suatu tempat kerja akan sulit untuk
mendesain suatu struktur reward yang dapat dengan sepenuhnya mempertimbangkan
kebutuhan spesifik dari masing – masing karyawan
• Teori ERG
Teori ERG (exsistence,relatedness,growth) menganggap kebutuhan manusia memiliki tiga
hierarki kebutuhan yaitu kebutuhan akan ekstensi, kebutuhan akan keterikatan dan kebutuhan
akan pertumbuhan. Teori ini ini juga mengandung suatu dimensi frustasi regresi
• Teori Harapan
Teori ini dikembangkan sejak tahun 1930-an oleh Kurt dan Edward Tolman. Teori harapan
disebut juga teori relevansi dan instrumetalis. Ide dasar teori ini adalah motivasi ditentukan
oleh hasil yang diharapkan akan diperoleh seseorang sebagai akibat dari tindakannya
• Teori Penguatan
Teori ini mengemukan perilaku merupakan fungsi dari akibat yang berkaitan dengan
perilaku tersebut. Teori penguatan memiliki tiga konsep dasar yaitu pusat perhatian,
kontinjensi penguatan, dan interval waktu antara tanggapan atau respon karyawan dengan
pemberian penguatan (imbalan) yang memengaruhi besarnya pengaruh terhadap perilaku
• Teori Penetapan Tujuan
Teori ini dikembangkan oleh Edwin Locke (1986), teori ini menguraikan hubunganantara
tujuan yang ditetapkan dan prestasi kerja. Konsep dasar teori ini adalah bahwa
karyawan yang memahami tujuan (apa yang diharapkan organisasi terhadapnya) akan
memengaruhi perilaku kerjanya
• Teori Atirubusi
Teori ini mempelajari proses bagaimana seseorang menginterpretasikan suatu peristiwa,
alasan atau sebab perilakunya. Teori ini dikembangkan oleh Fritz Heider (1958) yang
mengatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal,
yaitu faktor – faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti kemampuan atau usaha, dan
kekuatan eksternal yaitu faktor – faktor yang berasal dari luar seperti kesulitan dalam pekerjaan
atau keberuntungan
• Teori Agensi
Teori ini didasarkan pada teori ekonomi. Dari sudut pandang teori agensi, prinsipal
membawahi agen untuk melaksanakan kenerja yang efisien. Teori ini mengasumsikan kinerja
yang efisien dan kinerja organisasi ditentukan oleh usaha dan pengaruh kondisi suatu
lingkungan. Teori ini juga mengasumsikan bahwa prinsipal bersikap netral terhadap risiko
sementara agen bersikap menolak usaha dan risiko
• Teori Ekuitas
Pada tahun 1963 John Stacey Adams seorang ahli psikologi perilaku dan tempat kerja
menerbitkan suatu teori ekuitas tentang motivasi tempat kerja. Inti dari teori ini adalah
bagaimana cara seseorang mengukur rasa keadilan yang terjadi pada dirinya. Misalnya ketika
seseorang merasa diperlakukan secara adil dan bermanfaat maka mereka akan lebih cenderung
termotivasi semantara jika mereka merasa diperlakukan tidak adil maka mereka sangat rentan
terhadap perasaan tidak puas dan demotivasi
• Teori Ekuitas di Tempat Kerja
Teori ekuitas menunjukan bahwa banyak karyawan yang motivasinya dipengaruhi secara
signifikan oleh reward relatif seperti halnya rewrad absolut. Misalnya bagaimana karyawan
menangani konflik sinyal ekuitas seperti ketika serikat kerja menunjuk kelompok karyawan
lain yang pada hakikatnya membuat keadaan menjadi lebih baik
• Teori Evaluasi Kognitif
Pada tahun 1980-an konsep kognisi sebagain besarnya mewarnai konsep sikap. Istilah
“kognisi” digunakan untuk menunjukkan adanya proses mental dalam diri seseorang sebelum
melakukan tindakan. Teori kognisi kontempores memandang manusia sebagai agen yang
secara aktif menerima, menggunakan, memanipulasi dan mengalihkan informasi

Bab 5

• Teori Sudut Pandang dari Luar


Teori ini disampaikan oleh Burgsthaler dan Sundem yang merupakan ilmuwan dari luar bidang
akuntansi, dalam hal ini mereka memberikan sudut pandang dari luar (without) walaupun
mereka memahami akuntansi. Perspektif tersebut pada dasarnya memberikan manfaat
potensial terhadap bidang akuntansi

bab 6

• Teori Keprilakuan Tentang Perusahaan


Teori organisasi modern berkaitan dengan perilaku perusahaan sebagai satu kesatuan terhadap
permahaman kegiayan perusahaan dan alasan anggotanya. Secara lebih spesifik, teori modern
perusahaan berkaiatan dengan arah tujuan perilaku yang dipastikan berkaitan dengan tujaun,
motivasi, dan karakteristik menyelesaikan masalah anggota – anggotanya.

Bab 7

• Buckley mengatakan bahwa “riset merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk
meningkatkan sejumlah pengetahuan.”

Sebagaimana yang dikatakan oleh Dewey, riset biasanya bermula dari suatu masalah.

Bab 8
• Munawir (2004) “laporan keuangan harus bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai
progress report laporan keuangan yang terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu
kombinasi beberapa hal berikut, fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dalam akuntansi, dan
pendapat pribadi.”

• Menurut Brigham dan Houston (2012) Karena perbedaan tujuan dan harapan yang ingin
dicapai, maka analisis keuangannya juga beragam.

• Brigham dan Houston (2012) Dua rasio likuiditas yang umum digunakan adalah current ratio
dan quick ratio.
Bab 9
teori manajemen desentralisasi vancil (1979) mengembangkan desain alat yang membantu
manajemen untuk mengkomunikasikan tingkat otonomi yang diinginkan. Alat ini membantu
manajemen dalam merancang struktur dan proses untuk mencapai tingkat otonomi yang sesuai.
dalam konteks ini penting untuk mendiskusikan variabel yang mempengaruhi otonomi dalam
sebuah organisasi. variabel tersebut dapat dikelompokkan menjadi 1. gaya manajemen dan proses
2. Struktur tanggung jawab 3. pengukuran sistem reward.

menurut vancil (1979), ada hubungan yang adil ketika perusahaan melakukan diversifikasi.Dalam
perusahaan yang menjalankan bisnis tunggal, otonomi Manager tampaknya dibatasi,sedangkan
pada perusahaan yang tumbuh dengan mengakuisisi atau memperkenalkan bisnis, tingkat otonomi
tinggi.

akuntansi pertanggungjawaban menurut Hansen dan mowen (2006) adalah sistem yang mengukur
berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang
dibutuhkan oleh manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban.

menurut Anthony dan govindarayan, permasalahan pada pusat laba diantaranya sebagai berikut; 1.
Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen puncak untuk lebih
mendapatkan laporan pengendalian manajemen dan bukan wawasan pribadinya atas suatu operasi
sehingga mengakibatkan hilangnya pengendalian 2. Jika manajemen kantor pusat lebih mampu dan
memiliki informasi yang lebih baik daripada manajer pusat laba pada umumnya maka kualitas
keputusan yang diambil pada tingkat unit akan berkurang 3. persediaan dapat meningkat karena
adanya argumen mengenai harga transfer yang sesuai pengalokasian biaya umum yang tepat dan
kredit untuk pendapatan yang sebelumnya dihasilkan secara bersama oleh dua atau lebih unit
bisnis 4. unit organisasi yang pernah bekerja sama sebagai unit fungsional akan saling berkompetisi
satu sama lain 5. divisionalisasi dapat mengakibatkan biaya tambahan karena adanya tambahan
manajemen, pegawai, dan pembukuan yang dibutuhkan serta mungkin mengakibatkan duplikasi
tugas di setiap pusat laba
6. manajer umum yang kompeten mungkin saja tidak ada dalam organisasi fungsional karena tidak
adanya kesempatan yang cukup untuk mengembangkan kompetensi manajemen umum
7. Oleh karena ingin melaporkan laba yang tinggi, manajer pusat laba bisa lalai melaksanakan
penelitian dan pengembangan, program pelatihan, ataupun perawatan 8. tidak ada sistem yang
sangat memuaskan untuk memastikan bahwa optimalisasi laba dari masing-masing pusat laba akan
mengoptimalkan laba perusahaan secara keseluruhan.

menurut Supriyono (2000) efektivitas adalah hubungan antara keluaran pusatpertanggungjawaban


dengan tujuannya, efektif berarti melaksanakan sesuatu yang benar.
agar perusahaan dapat memanfaatkan kebaikan pusat laba tanpa harus menjadi optimal dapat
digunakan teknik-teknik penentuan harga transfer berikut ini; (a). harga transfer dua jenis dan (b).
harga transfer dua tahap (Suandi, 2001)

bab 10
menurut kariuki (2010) penganggaran adalah proses perencanaan operasi keuangan suatu usaha.
Penganggaran sebagai alat manajemen membantu mengatur dan merumuskan perencanaan
kegiatan manajemen. Penganggaran sebagai alat keuangan bermanfaat bagi evaluasi dan
pengendalian organisasi untuk merencanakan kegiatan di masa depan.

sedangkan menurut nafarin (2007) anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun
berdasarkan program yang telah dipisahkan dan anggaran merupakan rencana tertulis mengenai
kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif atau angka dan umumnya dinyatakan
dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.

teori X dari McGregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang otoriter dan dikendalikan secara
ketat, dimana kebutuhan akan efisiensi dan pengendalian mengharuskan pendekatan manajerial
tersebut untuk berurusan dengan bawahannya. Teori X mengimplikasikan bahwa anggaran akan
disusun oleh manajemen puncak dan dikenakan pada manajemen tingkat bawah.

sebaliknya, teori y dari McGregor dan gaya kepemimpinan demokratis Likert mendorong tingkat
keterlibatan dan partisipasi karyawan dalam penentuan tujuan dan pengambilan keputusan.

Hopwood (1974) membedakan antara gaya kepemimpinan yang dibatasi oleh anggaran dengan
yang sadar akan laba. Pemimpin yang dibatasi oleh anggaran akan mengevaluasi bawahannya
berdasarkan seberapa baik tujuan jangka pendek dicapai. Sebaliknya, pemimpin yang sadarakan
laba lebih memperhatikan kesuksesan jangka panjang dan tidak terlalu menekankan pada
kepatuhan yang kaku pada anggaran sekarang. Hopwood mengemukakan bahwa gaya
kepemimpinan yang dibatasi oleh anggaran dihubungkan dengan layanan yang buruk kepada
pelanggan, ketegangan, dan rasa tidak percaya di antara karyawan, serta kurangnya inovasi.

Bab 11

Seluruh aktivitas pengambilan keputusan oleh manajemen harus mempertimbengkan faktor-


faktor yang dapat memengaruhi keputusan tersebut.Salah satu faktor penting yang dapat
memengaruhi aktivitas pengambilan keputusan adalah faktor biaya yang disebut sebagai biaya
relevan. Pengertian relevan ini berkaitan erat dengan permasalahan yang dihadapi. Dengan
demikian, biaya relevan adalah semua biaya yang akan terpengarub oleh suatu pengambilan
keputusan, yang mana oleh karenanya biaya tersebut harus dipertimbangkan dalam aktivitas
pengambilan keputusan yang akan dilakukan. Biaya revan merupakan biaya yang terjadi pada
suatu alternatif, tetapi tidak terjadi pada alternatif tindakan yang lain, atau merupakan biaya yang
dapat dihindari (avoidable cost) pada suatu alternatif tindakan. Semua biaya bisa merupakan biaya
yang dapat dihindari, kecuali:
1. Biaya masa lalu (sunk cost).
2. Biayamasa mendatang yang tidak memiliki perbedaan di antara berbagai alternatif
tindakan yang terscdia.
Biaya masa lalu adalah biaya yang telah terjadi sebagai akibat pengambilan keputusan di
masa lalu dan tidak dapat diubah, tetapi hanya dapat diamati serta dinilai terjadinya, sehingga tidak
akan berguna untuk aktivitas pengambilan keputusan. Contoh biaya masa lalu adalahpenyusutan
dan amortisasi. Biaya masa mendatang yang tidak memiliki perbedaan di antara berbagai alternatif
tindakan yang tersedia adalah biaya tetap yang terjadi pada semua alternatif tindakan yang ada.
Misalnya, biaya gaji di suatu perusahaan yang mempunyai alternatif menerima atau menolak
pesanan khusus, maka biaya gaji tersebut merupakan contoh biaya yang tidak memiliki perbedaan
di antara berbagai alternatif pengambilan keputusan.

Sementara biaya relevan adalah biaya yang memiliki karakteristik:


1. Biaya masa yang akan datang, yaitu biaya yang dapat diperkirakan akan terjadi dalam
periode yang akan datang,
2. Biaya yang memiliki perbedaan di antara berbagal alternatif pengambilan keputusaa.
“Usry Miiton F., Hammer Lawrence H., dan Matz Adolph,Cost Accouting,Planning,and
Cotrol,edisi Kesembilan”

Bab 12

Proses pengambilan keputusan adalah salah satu mekanisme pemikiran manusia yang paling
kompleks karena berbagai faktor dan tindakan campur tangan di dalamnya, dengan hasil yang
berbeda. Orasanu dan Connolly (1993) mendefinisikannya sebagai serangkaian operasi kognitif
yang dilakukan secara sadar yang mencakup unsur-unsur lingkungan pada waktu dan tempat
tertentu. Narayan dan Corcoran-Perry (1997) mempertimbangkan pengambilan keputusan sebagai
interaksi antara masalah yang perlu dipecahkan dan seseorang yang ingin menyelesaikannya dalam
lingkungan tertentu. Ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk mencapai sebuah keputusan:
kita harus menyadari bahwa perlu membuat keputusan, menentukan tujuan yang akan dicapai,
menghasilkan alternatif yang mengarah pada pencapaian tujuan yang diajukan, mengevaluasi
apakah alternatif ini memenuhi harapan seseorang, dan terakhir, menentukan alternatif terbaik
yang dapat menyiratkan hasil global yang efisien (Halpern, 1997).

Bab 13

Kegagalan dalam organisasi banyak disebabkan oleh kurang tertatanya komunikasi yang
dilakukan para pelaku dalam organisasi tersebut. Komunikasi yang tidak efektif adalah akar utama
permasalahan dalam organisasi. Komunikasi yang efektif antara atasan dan bawahan menjadi
faktor penting bagi pencapatan tujuan suatu organisasi.Melihat pentingnya komunikasi dalam
organisast, tentunya tidak luput dari bagaimana komunikasi itu dipelihara dalam suatu
strategi Pada kenyataannya strategi komunikasi diperlukan untuk kelancaran arus komunikasi
dalam organisasi. Pace dan Faules (2005, 170) mengatakan bahwa tantangan terbesar dalam
komuntkasi organisast adalah pagaimana menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi
dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi.
Menurut Effendy (2006) strategi komunikasi adalah metode atau langkah-langkah yang
diambil untuk keberhasilan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, dan perilaku, baik secara langsung (lisan) maupun
tidak langsung melalui media Jadi. dapat dikatakan strategi komunikasi adalah metode atau
langkah-langkah yang diambil untuk keberhasilan proses penyampaian pesan olch seseorang
kepada orang Jain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, dan perilaku, baik secara
langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media untuk mencapai suatu tujuan.
Dari konteks akuntansi, intisari dari proses akuntansi adalah komunikasi atas informasi yang
memiliki implikasi keuangan atau manajemen. Oleh karena pengumpulan dan pelapuran informasi
menggunakan sumber daya, biasanya hal tersebut tidak dilakukan secara sukarelakecuali
pelapor yakin bahwa hal ini akan memengaruhi penerima untuk berperilaku sebagaimana yang
diinginkan oleh pelapor. Menentukan strategt komunikasi perlu adanya rasa saling percaya yang
diciptakan antara komumikator dan komunikan. Kalau tidak ada unsur saling memercayai,
komunikasi tidak akan berhasil. Tidak adanya rasa saling percaya akan menghambat komunikast
(Ulbert, 2007). Sebelum melancarkan proses komunikasi, hal yang harus dilakukan adalah
mempelajari slapa yang akan menjadi sasaran komunikasi atasan. Adapun hal-hal yang perlu
diketahui dari komunikan adalah kerangka referensi dan situas) serta kondist mereka.

Bab 14

1. TEORI KONTINJENSI DALAM KONTEKS

PENGANGGARAN MODALMenurut pendapat saya :


Efisiensi alokasi sumber daya tidak hanya masalah kecanggihan mengadopsi, secara
teoritis jugaterkait dengan teknik investasi dan keunggulan prosedur.Penganggaran modal
berfokus pada tiga aspek konteks perusahaan, yang diasumsikanberhubungan dengan
desain dan operasi dari sistem penganggaran modal perusahaan. Aspekpertamaadalah
karakeristik organisasi perusahan. Aspek kedua adalah ketidakpastianlingkungan.Aspek
terakhir menyangkut karakteristik perilaku adalah gaya manajemen,
tingkatprofesionalisme, dan sejarah organisasi

2. Teori brickham dan Houston (2012) :


“ Penganggaran modal adalah suatu proses analisis dan proses untuk memutuskanmana
yang termasuk ke dalam anggaran modal”

Menurut pendapat saya :


Capital budgeting pada dasarnya adalah suatu proses yang lengkap untuk menganalisa
proyek dan untuk bisa menentukan proyek yang termasuk dalam suatu anggaran modal.
Atau bisa juga sebagai suatu proses perencanaan serta pengambilan keputusan terkait
pembayaran dana dimana periode pengembalian dana tersebut sudah lebih dari satu
tahun.

Bab 15

1. Teori Richard ( 1905)


“ Asal mula Auditing kembali ke waktu yang hampir tidak jauh dari akuntansi kapanpun
kemajuan peradaban membawa perlunya seseorang sampai batas tertentu dengan milik
orang lain kelayakan semacam pemeriksaan yang pertama akan menjadi jelas “

Menurut pendapat saya :


Auditing dan akuntansi adalah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan , seorang entitas
yang mempercayakan pengelolaan, penghitungan, dan pelaporan hartanya kepada orang
lain, maka wajib melakukan pemeriksaan atas apa yang sudah dilaksanakan. Hal ini
dilakukan untuk memastikan kebenaran yang ada dan dilaporkan secara jelas.

2. Teori Mautz dan neuman ( 1977 ) :


“ Sebagian besar komite audit dipandang sebagai jembatan antara dewan direksi dan
auditor untuk memenuhi tanggung jawab mereka kepada pemegang saham dan masyarakat
luas anggota komite audit harus lebih tertarik memberikan informasi lebihbaik masalah
audit manajemen juga telah menyadari perlunya melindungi diri melalui pengawasan yang
memadai terhadap Pengendalian internal dan audit yang efektif konsekuensinya hal itu
menjadi lebih responsif terhadap saran auditor dan permintaaninformasi komite audit “

Menurut pendapat saya :


Komite Audit merupakan organ pendukung yang berada dibawah Dewan Komisaris, yang
dibentuk dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris dengan tujuan membantu
Dewan Komisaris dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi
pengawasan atas hal-hal yang terkait dengan laporan keuangan, sistem pengendalian dan
Tujuan dibentuknya Komite Audit adalah membantu Dewan Komisarisdalam
melaksanakan fungsi pengawasan (oversight) dan merupakan salah satu pilar utama dalam
penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)
dalam Perusahaan.

3. Teori Brink & Witt ( 1982 )


“ Dalam kebanyakan situasi kelompok audit internal telah bergerak ke tingkat yang sangat
tinggi di semua area operasional dan telah memantapkan dirinya sebagai bagian
yang dihargai dan dihormati dari upaya manajemen puncak sampai batas tertentu Auditor
internal melayani dewan direksi biasanya melalui komite audit dewan tersebut “

Menurut pendapat saya :


Audit Internal adalah suatu fungsi penilaian independen yang dibuat dalam suatu
organisasi dengan tujuan menguji dan mengevaluasi berbagai kegiatan yang dilaksanakan
organisasi. Tujuan audit internal adalah untuk membantu manajemen organisasi dalam
memberikan pertanggungjawaban yang efektif,Internal audit adalah suatu aktivitas
independen, yang memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi yangdirancang untuk
memberikan suatu nilai tambah serta meningkatkan kegiatan operasi organisasi,ruang
lingkup audit internal meliputi pemeriksaan dan evaluasi yang memadai serta efektivitas
system pengendalian internal organisasi dan kualitas kinerjadalam melaksanakan
tanggung jawab yang dibebankan.
Bab 16

1. Teori Kohlberg ( 1981 )


“ penalaran moral adalah suatu pemikiran tentang masalah moral “

Menurut pendapat saya :


Pendapat saya tentang tentang teori ini,masalah moral adalah hal dasar yang perlu
diperhatikan sejak dini gunu untuk dapat berprilaku yang lebih beradap dan beretika
didalam dunia kerja,dan dalam beraktivitas selagi manusia itu hidup karna menurut saya
moral adalah integritas yang harga mati harus dijaga dan dirawat sebagai mahluk sosial
Bab 17

• Teori kontijensi,adalah pendekatan untuk mempelajari perilaku organisasi dimana


penjelasan yang diberikan adalah bagaimana factor-faktor kontigen seperti
teknologi,budaya,dan lingkungan eksternal memengaruhi desain dan fungsi
organsisasi.Asumsi yang mendasari teori kontigensi adalah tidak ada satu jenis struktur
organisasi yang sama berlaku untuk semua organsisasi.
Bab 19

• APB dalam Opini No.22,Disclosure of Acceding Politicies(April 1972) paragraf 6


mendefinisikan kebijakan akuntansi sebagai berikut.
Kebijakan akuntansidari pelaporan suatu entitas adalah prinsip akuntansi spesifik
dan metode penerapan prinsip tersebut yang oleh manajemen dari entitas yang
bersangkutan dipandang paling tepat untuk menyajikan posisi keuangan,perubahan
dalam posisi keuangan,dan hasil operasi dengan sewajarnya
sesuai prinsip akuntansi yang diterima secara umum dan oleh karenanya diadopsi
untuk penyusunan laporan keuangan.
• Pernyataan No.4 Accounting Principles Board(APB) menyatakan bahwa PABU
dilihat dalam”pengalaman,alasan,kebiasaan,penggunaan,dan kebutuhan
praktis,dan PABU mencakup konversi,aturan,dan prosedur yang perlu untuk
mendefinisikan prinsip akuntansi yang dapat diterima pada waktu tertentu.
• Opini ARB No.10 yang merupakan aamandemen terhadap Accounting Research
Bulletin No.51 mengurangi bias motivasi yang melekat kepada prinsip konsolidasi
yang lama.
• Opini No.9 dan no 15 menghasilkan dorongan lagi bagi manajer untuk menerbitkan
efek konversi,khususnya pada saat penerbitan ekuitas dengan saham biasa.
• SEC (1968) menyatakan bahwa perhitungan laba per saham actual dari korporasi
harus memasukkan seluruh kelas saham biasa yang beredar,seluruh efek beredar
dengan hak dividen yang sama dengan saham biasa,dan seluruh efek yang
dihasilkan terutama dari nilai konversi atau yang memiliki karakteristik pemegang
saham.

Bab 20

• Teori Manfaat Kelompok


Mengatakan bahwa keseragaman akan menghasilkan keragaman dalam latar belakang
pengetahuan dan solusi masalah yang mengurangi pemikiran kelompok.

• Teori Strukturasi adaptif


Berfungsi sebagai alat untuk memahami bagaimana kelompok beradaptasi terhadap
struktur baru ini. Teori inisecara khusus dikembangkan untuk memberikan suatu teori
guna memahami bagaimana kelompok beradaptasi terhadap komputerisasi sistem
dukungan kelompok.

• Teori Interaksi Waktu dan Kinerja


Teori ini menyampaikan bahwa sejumlah paraeter konsisten yang sangat bermanfaat
dalam memantau dan menganalisis perilaku kelompok. Teori ini mengakui bahwa
kelompok bersifat multifungsi pada tingkat : terhadap sistem dimana mereka melekat,
terhadap bagian-bagian komponen mereka, terhadap kelompok itu sendiri sebagai
struktur sosial yang utuh.

Bab 21

• Gibson dkk.(1995),mengatakan bahwa komunikasi berasal dari kata


latin”communis” yang berarti”sama”.
• Claude Shannon dan Warren Weaver(1949) mengembangkan model matematis
dari komunikasi
• Bruce Westley dan Malcolm Maclean(1957) mengembangkan suatu model untuk
riset komunikasi
• Rogers dan Kincaid(1981) telah mengkritik model terdahulu karena model-model
tersebut mengarah pada tujuh bias dalam komunikasi.
• Berlo (1960) mengidentifikasi lima elemen pesan yang sebaiknya
dipertimbangkan ketika menganalisis komunikasi yaitu : 1.isi , 2.organisasi atau
struktur, 3.kode , 4.perlakuan ,5.elemen pesan
• Mcluhan(1964) berargumen bahwa susunan liner dari kata demi kata suatu pesan
adalah benar hanya untuk media cetak.
• Rogers dan Kincaid(1981) mengutip sejumlah studi empiris yang
mengindikasikan bahwa keberhasilan dalam membuat orang mengadopsi inovasi
adalah suatu fungsi dari kesamaan antara seorang agen dengan kliennya.
• Anderson (1971) menyarankan bahwa faktor-faktor seperti rantai ide,struktur,dan
konsep dalam teks tersebut sebaiknya digunakan untuk menentukan seberapa sulit
untuk memahami materi itu.

Bab 22
Matthew (1993) mendefinisikan akuntansi social sebagai “pengungkapan sukarela dari informasi
kualitatif maupun kuantitatif yang dibuat perusahaan untuk menginformasikan atau memengaruhi
pembaca. Pengungkapan kuantitatif bisa bersifat finansial maupun non finansial”

Gray 2002 “Persiapan dan publikasi akun tentang interaksi, kegiatan dan aktivitas social,
lingkungan, karyawan, komunitas, pelanggan, dan pihak lain dari organisasi, dan jika mungkin,
konsekuensi dari interaksi dan aktivitas tersebut”

Belkaoui (2006:349) mengartikan akuntansi social dan lingkungan sebagai porses untuk memilih
variable, menguku, dan menghasilkan pengukuran dari kinerja social dalam tingkatan organisasi,
yang secara sistematis mengembangkan informasi yang berguna untuk evaluasi kinerja social
organisasi tersebut, dan mengkomunikasikan bahwa informasi untuk kelompok social itu adalah
suatu hal yang penting, untuk internal maupun eksternal organisasi.

Zarkasyi (2007:10) mendefinisikan akuntansi social dan lingkungan adalah suatu usaha untuk
mengganti kerugian dengan pertimbangan bahwa organisasi memengaruhi, melalui tindakannya,
pada lingkungan eksternal (secara positif dan negative) sehingga harus memperhitungkan dampak
sebagai bagian dari keseluruhan akuntansi tindakannya.

Jackman (1982) mendefinisikan aspek akuntansi social sebagai efisiensi dan pertumbuhan
ekonomi, Pendidikan, tenaga kerja dan pelatihan, hak masyarakat, kesempatan yang sama bagi
masyarakat, pembaruan dan perkembangan, polusi, konservasi, budaya, pemeliharaan Kesehatan.

UEC (1983) mendefinisikan aspek akuntansi social sebagai level tenaga kerja, kondisi pekerjaan,
Kesehatan dan keselamatan kerja, Pendidikan dan penelitian, hubungan industry, gaji dan
kenikmatan lain dari tenaga kerja, distribusi dari nilai tambah, dampak terhadap lingkungan.

Gray, Owen, dan Maunders (1987) mendefinisikan aspek akuntansi social sebagai jumlah tenaga
kerja, gaji dan kenikmatan, kondisi Kesehatan dan keselamatan, Pendidikan dan pelatihan, relasi
industry.

Bowen (1953) meletakkan dasar konsep perkembangan akuntansi social dengan mengatakan
“…ini mengacu pada kewajiban pengusaha untuk merapikan kebijakan tersebut, atau mengikuti
garis Tindakan yang diinginkan berdasarkan tujuan dan nilai masyarakat kita..”

Davis (1960) secara tajam berpandangan bahwa tanggung jawab social harus dimiliki oleh
organisasi “…Keputusan dan Tindakan bisnis diambil untuk alasan yang setidaknyasebagian
melampaui kepentingan ekonomi atau teknis langsung perusahaan…”

“…Pertama, lingkaran dalam mencakup fungsi ekonomi dasar, pertumbuhan, produk, pekerjaan.
Kedua, lingkaran perantara menunjukkan bahwa fungsi ekonomi harus dilakukan dengan
kesadaran yang sensitive untuk mengubah nilai dan prioritas social. Ketiga, lingkaran luat
digariskan baru muncul dan tanggung jawab masih amorf (amophorus) di mana bisnis
diasumsikan untuk lebih terlibat secara aktif dalam memperbaiki lingkungan social…” (Caroll,
1991)

Wood (1991) mendefinisikan CSP sebagai “… prinsip sebuah organisasi bisnis adalah tanggung
jawab social, proses responsifsosial dan kebijakan, program dan hasil yang dapat diamati karena
berkaitan dengan hubungan masyarakat perusahaan…”

Darvis (1960) menyatakan bahwa “…Tanggung jawab social pengusaha perlu sepadan dengan
kekuatan social mereka. …maka penghindaran tanggung jawab social mengarah pada erosi
bertahap kekuatan social…”

“…satu-satunya negara yang benar-benar mempernalkan undang-undang yang mewajibkan


pelaporan sosia perusahaan saat ini adalah Prancis pada tahun 1977. Undang-undang Prancis
mengamankan sebuah laporan “yang terdiri dari daftar indicator Panjang yang terbuka untuk
perawatan statistic menyeluruh dan banyak interprestasi” dan ruang lingkupnya sempit. Ini
mencakup masalah karyawan, tetapi tidak berdampak pada bisnis di lingkungan social atau
lingkungan “walaupun pekerjaan awal telah memberikan kemungkinan ini…” (Capron, 1997, hlm.
3)

Menurut Brodshaw dan Vogel (1981) menyatakan bahwa ada tiga dimensi dari garis besar ruang
lingkup akuntansi social dan lingkungan, yaitu sebagai berikut:

1. Corporate philantrophy adalah usaha amal yang dilakukan oleh suatu organisasi, di mana
usaha amal ini tidak berhubungan secara langsung dengan kegiatan normal organisasi.
2. Corporate responsibility adalah usaha wujud tanggung jawab social organisasi Ketika
sedang mengejar profitabilitas sebagai tujua organisasi.
3. Corporate policy adalah berkaitan erat dengan bagaimana hubungan organisasi dengan
pemerintah yang meliputi posisi organisasi dengan adanya berbagai kebijakan pemerintah
yang memengaruhi organisasi atau masyarakat secara keseluruhan.
Robert Bayer (1972), yang menjadi partner pengelola dari Touche Ross di New York menulis:
“Pembatasan pada penggunaan udara dan air yang “Bebas” juga merupakan masalah akuntansi
social. Masyarakat kini menguji biaya-biaya yang selalu ada. Biaua dalam hal kehidupan dan
kematian, bangunan dan benda seni yang hancur, pantai yang tercemar, daun-daunan yang rusak,
dan berbagai dampak bahaya lainnya dari polusi. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa biaya ini
diartikan sejauh mungkin-dari komunitas secar ias kepada pihak pihak yang menimbulkannya dan
memperoleh keuntungan darinya”

Buchholz (1982) mendefinisikan audit social sebagai usaha untuk mengidentifikasi, mengukur,
mengevaluasi, melaporkan, dan mengevaluasi dampak perusahaan pada masyarakat yang tidak
ditermukan dalam akuntansi tradisional.
Murphy and Burton (1980) mendefinisikan audit social sebagai suatu Teknik pendokimentasian
aktivitas perusahaan yang memperhatikan beberapa isu seperti mempekerjakan perempuan atau
minoritas, donasi perusahaan, dan lain sebagainya.

Cotton dkk. (1998) mendefinisikan audit social sebagai proses dimana perusahaan menetapkan dan
melaporkan kinerka sosialnya.

Vinten (1990) mendefinisikan audit social sebagai tinjauan (review) untuk memastikan bahwa
perusahaan memberikan perhatian yang lias untuk tanggung jawab sosialnya.

Tumbull (1995) mendefinisikan audit social sebagai proses di mana perusahaan mengukur dan
melaporkan kinerjanya dengan tujuan untuk menunjukkan tujuan social, komunitas, dan
lingkungan.

Zhang Frasher, dan Hill mendefinisikan audit social sebagai proses untuk membuktikan bahwa
data akuntansi telah disajikan dengan benar berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum.
Laporan akuntansi yang dimaksud disini adalah tentang akuntansi tanggung jawab social.

Bab 23

Frederiksen dan Westpalen mengatakan bahwa akuntansi sumber daya manusia adalah mengenai
pengukuran nilai sumber daya manusia di dalam perusahaan, termasuk bagian laporan yang
menggambarkan masalah seperti biaya dan keuntungan dari oelantikan, kepindahan karyawan,
ketidakhadiran, nilai pengetahuan karyawan, dan lain-lain.

American Accounting Association (1970) mendefinisikan akuntansi sumber daya manusia sebagai
“proses identifikasi dan pengukuran data mengenai sumber daya manusia serta pengomunikasian
informasi ini ke pihak berkepentingan. “Terdapat dua alasan untuk memasukkan sumber daya
manusia dalam akuntansi. Pertama, manusia merupakan sumber daya yang berharga bagi
perusahaan selama mereka memberikan jasa yang dapat diukur. Kedua, nilai dari seseorang sebagai
sumber daya bergantung pada bagaimana ia dipekerjakan. Jadi, gaya manajemen juga akan
memengaruhi nilai sumber daya manusia.

AECA (1994) menyatakan bahwa salah satu Teknik yang menunjukkan kapasitas yang elbih besar
untuk merangsang efisiensi didasarkan pada ide bahwa seorang karyawan dibujuk untuk berusaha
memahami pekerjaannya dengan lebih baik, sehingga ia lebih produktif dan lebih cepat bekerja.
Tentunya, hasil yang diharapkan dari upaya ini adalah meningkatnya efisiensi dan efektivitas.

Rensis Likert, dalam bukunya “New Patterns of Management,” bersama dengan pelopor lainnya
menunjukkan bahwa kegagalan akuntansi untuk mengakui sumber daya manusia dengan tepat
mengakibatkan kesimpulan yang diambil berkaitan dengan laba jangka Panjang perusahaan,
efektivitas manajemen, dan motivasi karyawan menjadi salah.
APB (1970) dalam Statement No. 4 mendefinisikan asset sebagai berikut: Sumber ekonomi
perusahaan yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum, termasuk
beban tangguhan tertentu yang tidak berbentuk sumber ekonomi.

FASB (1980) mendefinisikan asset sebagai berikut: “Aset adalah manfaat ekonomi yang mungkin
terjadi di masa mendatang yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai
akibat dari transaksi atau peristiwa masa lalu”

Anda mungkin juga menyukai