HUBUNGAN INDUSTRIAL
TUTOR :
OLEH
UNIVERSITAS TERBUKA
2020
SOAL
JAWABAN
1. Pandangan keseragaman berorientasi pada manajerial dengan adanya sumber
kewenangan tunggal dan focus pada loyalitas. Pandangan keseragaman menekankan
pada keinginannnya dalam strategi manajerial untuk membangun komitmen,
memperbaiki komunikasi, dan dalam beberapa kasus menggunakan gaya
kepemimpinan demokratik dan system partisipasi karyawan di tempat kerja.
Pandangan keseragaman mendorong timbulnya tiga aliran dalam manajemen, yaitu
manajemen ilmiah, hubungan antar karyawan, dan pandangan baru dalam hubungan
antar karyawan.
Manajemen Ilmiah
Tokoh dalam manajemen ilmiah adalah Frederick W. Taylor yang merupakan perumus
teori perilaku industrial. Prinsip yang dikembangkannya adalah menciptakan iklim industrial
dengan terjadinya kemitraan antara modal dan karyawan sehingga tercapai peningkatan
efisiensi organisasi. Taylor menyatakan bahwa manajemen harus mempelajari pekerjaan yang
harus dilakukan agar menjadi satu cara terbaik dalam mengerjakan tugas. Taylor juga
menyatakan bahwa dengan maksimisasi efisiensi produk setiap karyawan, manajemen ilmiah
akan memaksimumkan penghasilan karyawan dan pengusaha. Menurut Taylor, dengan
rancangan dan pembayaran tugas yang tepat, sumber konflik system dapat dikurangi.
Hubungan antarkaryawan
Aliran hubungan antarkaryawan merupakan isu awal dalam psikologi industry yang
berfokus pada individu. Para ahli teori hubungan antarkaryawan kurang tertarik dengan
struktur insentif ekonomi, namun lebih tertarik pada penciptaan kepuasan dalam hubungan
social dalam kelompok kerja. Karyawan yang puas akan memiliki kinerja yang tinggi dan
mau bekerja sama. Karyawan memang harus diperlakukan sebagai manusia, sedangkan
manajer harus menyadari keinginan karyawan untuk dipahami perasaan dan emosinya dan
berusaha menciptakan rasa memiliki dan identifikasi personal dalam organisasi.
Satu kritik terhadap pendapat Taylor adlah menolak serikat pekerja dengan
menggunakan beberapa Teknik, yaitu sebagai berikut :
Tokoh dalam pandangan baru antara lain McGregor , Likert, dan Herzberg yang
memandang bahwa cara untuk memahami perilaku di tempat kerja adalah menemukan
kebutuhan individu (atau egoistik) karyawan, bukan kebutuhan social. Oleh karena itu,
pandangan ini menekankan terciptanya kepuasan karyawan. Karakteristik pekerjaan
seperti menarik, menantang, dan kesempatan memiliki tanggung jawab dan arahan atau
pengendalian diri merupakan motivator yang sesungguhnya. Program seperti perluasan
pekerjaan dan pengayaan pekerjaan telah menggantikan kebutuhan social.
Pendekatan dalam pandangan baru ini lebih baik daripada pendekatan sebelumnya
dalam analisis keperilakuan. Hal yang terpenting dalam analisis tersebut adalah memperbaiki
hubungan antarkaryawan di tempat kerja. Sumber konflik ditemukan dalam organisasi dan
menemukan perubahan dengan menerapkan Teknik manajerial yang tepat. Konflik dapat
dihindari dengan menciptakan system hubungan yang efektif, kepemimpinan yang
mendukung, dan hubungan informal yang baik, sehingga pekerjaan memuaskan dan
mendapatkan hasil. Lingkungan kerja yang menyenangkan dan tingkat upah yang tinggi
merupakan factor ekstrinsik yang tidak dapat memberikan kepuasan. Sementara itu,
pengayaan pekerjaan, penambahan pekerjaan, dan rotasi pekerjaan merupakan metode yang
penting dalam mengurangi kebosanan dan pengulangan dalam proses produksi.
Menurut teori ini, perjuangan serikat pekerja untuk meningkatkan upah dapat mendorong
dan memperkuat pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan setiap kenaikan upah akan
mendorong ke ekspansi dan pertumbuhan. Menurut serikat pekerja, kenaikan upah akan
menaikkan produktivitas. Produktivitas yang tinggi akan menurunkan biaya produksi.
Menurut teori ini, kondisi di tempat para pekerja itu bekerja ditentukan oleh kekuatan dan
pengaruh pekerja di pasar dan tenaga kerja. Serikat pekerja menganggap dirinya sebagai agen
ekonomi di pasar-pasar kerja. Bila persediaan tenaga kerja lebih besar daripada permintaan
akan tenaga kerja, maka harga tenaga kerja menjadi rendah.
Teori Produktivitas
Menurut teori ini, upah ditentukan oleh produktivitas karyawan. Semakin tinggi
produktivitas maka upah akan semakin tinggi pula.
Teori Perundingan/Tawar-Menawar
Menurut teori ini, pasar tenaga kerja ditentukan oleh kekuatan ekonomi yang berlawanan
dari karyawan dan pengusaha. Oleh karena itu , harga tenaga kerja ditentukan oleh kekuatan
tawar-menawar antara pengusaha dan karyawan. Bila karyawan meningkatkan kekuatan
ekonominya dengan bertindak Bersama-sama melalui serikat pekerja, maka karyawan
memiliki agen perundingan atau tawar menawar (Bargaint Agent) untuk dapat meningkatkan
upah mereka. Kekuatan ekonomi diukur dari kemampuan mengekang karyawan sehingga
memaksa pengusaha mencari pengganti karyawan yang baru.
Teori perundingan modern menyatakan bahwa baik pengusaha maupun karyawan akan
memasuki pasar tenaga kerja tanpa harga permintaan atau penawaran yang pasti, walaupun
ada batas harga permintaan/penawaran tertinggi dan terendah. Dalam batas harga tersebut
tingkat upah ditentukan oleh kekuatan tawar-menawar pengusaha dan karyawan. Karyawan
yang kekuatan tawar-menawarnya lemah harus menerima tingkat upah yang rendah, dan yang
memiliki kekuatan ekonomi lebih besar akan menuntut tingkat upah yang lebih tinggi.
Menurut teori ini, serikat pekerja harus menolak tanggung jawab atas manajemen dan
tidak mau menjadi manajer. Hal ini disebabkan oleh pandangan awal yang mengatakan
bahwa fungsi manajemen adalah mengelola, sedangkan serikat pekerja mempunyai tanggung
jawab pengawasan atau pengendalian atas kualitas manajemen. Tanggung jawab ini memaksa
manajemen untuk selalu berusaha bekerja sebaik-baiknya terutama dalam penggunaan tenaga
kerja. Oleh karena itu, Teori Oposisi Loyal terhadap Manajemen ini menganjurkan serikat
buruh menolak tanggung jawab atas manajemen.
a. Melarang para anggota untuk bekerja atau memberi bantuan keuangan kepada pekerja
yang sedang mengadakan pemogokan
b. Memberikan skorsing atau pemecatan terhadap anggota yang melakukan Tindakan
membangkang, menentang kebijakan serikat pekerja, atau Tindakan yang dianggap
membahayakan keefektifan serikat pekerja, atau Tindakan yang melanggar disiplin
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
BMP Modul Hubungan Industrial, Modul 1 Halaman 1.8-1.11
BMP Modul Hubungan Industrial, Modul 2 Halaman 2.8-2.9