Anda di halaman 1dari 26

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI


NOMOR P-29/BC/2007

TENTANG

NOTA HASIL INTELIJEN

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,


Menimbang : a. bahwa dalam upaya mencegah terjadinya pelanggaran di bidang
kepabeanan dan cukai diperlukan sistem pengawasan yang efektif
dan efisien dengan manajemen risiko yang terstruktur;
b. bahwa dalam rangkamenciptakan sistem pengawasan yang efektif
dan efisien salah satunya dilakukan dengan peningkatan fungsi
intelijen di bidang kepabeanan dan cukai;
c. bahwa dalam upaya meningkatkan fungsi intelijen perlu adanya
kegiatan intelijen yang menghasilkan informasi yang akurat tentang
adanya indikasi pelanggaran di bidang kepabeanan dan/atau cukai
yang dituangkan dalam Nota Hasil Intelijen;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, b, dan c perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea
dan Cukai tentang Nota Hasil Intelijen.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3612), sebagaimana diubah
dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara
RepublikIndonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4661);
2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3613)sebagaimana diubah dengan Undang-
undang Nomor 39 Tahun 2007 Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4755);
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005
tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara
Republik Indonesia, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17Tahun
2007;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di Lingkungan
Departemen Keuangan, sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
22Tahun 2007;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/KMK.01/2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/KMK.01/2007 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI


TENTANG NOTA HASIL INTELIJEN.

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :


1. Nota Hasil Intelijen yang selanjutnya disebut NHI adalah produk dari
Kegiatan Intelijen yang menunjukkan indikasi mengenai adanya
pelanggaran di bidang kepabeanan dan/atau cukai.
2. Kegiatan Intelijen adalah serangkaian kegiatan didalam siklus
intelijen yang meliputi perencanaan tugas intelijen, pengumpulan,
penilaian, penyusunan, pembandingan, analisis, penyebaran, dan
pengkajian ulang data berdasarkan informasi yang berasal dari Data
Base dan/atau Informasi Lainnya yang menunjukkan indikator risiko
adanya pelanggaran di bidang kepabeanan dan/atau cukai.
3. Analisis Pasca Penindakan (Post Seizure Analysis) adalah suatu
analisis atas pelanggaran yang telah terjadi, yang menguraikan
indikator-indikator risiko suatu pelanggaran sebagai alat bantu bagi
Pejabat Bea dan Cukai dalam melakukan pengawasan sehingga
pelanggaran serupa tidak terulang lagi di masa yang akan datang.
4. Penindakan adalah tindakan penghentian, pemeriksaan,penegahan,
penyegelandan/atau tindakan lain yang dilakukan oleh Pejabat Bea
dan Cukai dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-undangan
di bidang kepabeanan dan/atau cukai.
5. Pangkalan DataIntelijen yang selanjutnya disebut dengan PDI
pangkalan data yang berisi informasi yang bermanfaat untuk
pengawasan di bidang kepabeanan dan/atau cukai, meliputi antara
lain pangkalan data: importir/eksportir, pengusaha barang kena cukai,
harga, komoditi, negara asal, fasilitas, PPJK/TPS/TPB/TPBKC,
sarana pengangkut, perusahaan pelayaran/penerbangan/angkutan
darat/kereta api, pelabuhan muat/tujuan dan indikator risiko lainnya.
6. Informasi Lainnya adalah semua informasi yang diperoleh selain dari
Data Base yang berkaitan dengan kegiatan kepabeanan dan cukai,
misalnya informasi yang disampaikan oleh pihak-pihak tertentu,
laporan masyarakat, serta informasi yang diperoleh melalui media
cetak, media elektronik, dan internet.
7. Sarana Pengangkut adalah kendaraan/angkutan melalui laut, sungai,
udara, atau darat yang dipakai untuk mengangkut barang dan/atau
orang.
8. Orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.
9. Pejabat yang betugas melakukan analisis adalah Pejabat Bea dan
Cukai yang diberi tugas khusus untuk melakukan Kegiatan Intelijen,
yang terdiri dari penyaji data intelijen, pemroses data intelijen dan
penelaah data intelijen.
10. Lembar Kerja Analisis Intelijen yang selanjutnya disebut LKAI
adalah hasil Kegiatan Intelijen yang dibuat oleh Pejabat yang
bertugas melakukan analisis berdasarkan informasi yang diperoleh
dari Data Base dan/atau Informasi Lainnya.
11. Laporan Pelaksanaan Nota Hasil Intelijen yang selanjutnya disebut
LPNHI adalah laporan hasil pelaksanaan penindakan yang telah
dilaksanakan berdasarkan NHI yang telah diterbitkan.

12. Kantor Pabeanadalah Kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal


Bea dan Cukai tempat dipenuhinya Kewajiban Pabean dan Cukai,
yang terdiri dari Kantor Pelayanan Utama serta Kantor Pengawasan
dan Pelayanan Bea dan Cukai.
13. Pertukaran Data Elektronik atau PDE adalah alir informasi bisnis
antar organisasi secara otomatis, tanpa campur tangan manusia.
Informasi ini terintegrasi dan mengalir ke dalam dan ke luar suatu
organisasi sistem bisnis manajemen.
14. Secara Manual adalah proses yang dilaksanakan tanpa menggunakan
sarana komputer.

Pasal 2

(1) NHI diterbitkan oleh Pejabat yang berwenang berdasarkan LKAI.


(2) Pejabat yang berwenang menerbitkan NHI sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah:
a. Kepala Subdirektorat Intelijen;
b. Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan ;
c. Kepala Bidang Penindakan dan Sarana Operasi;
d. Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan; atau
e. KepalaKantor Pengawasan dan Pelayanan Tipe B.
(3) Dalam hal perlu adanya tindakan segera berdasarkan informasi yang
diterima,atasan langsung Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) memerintahkan Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
untuk menerbitkan NHI.
(4) Perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan secara
tertulis.
(5) Dalam hal Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berhalangan,
Penerbitan NHI dilaksanakan oleh atasan langsung Pejabat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(6) NHI dan LKAI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat rahasia.

Pasal 3

(1) Pejabat yang bertugas melakukan analisis melakukan analisis atas


informasi yang telah diperoleh dari PDI atau Informasi Lainnya.
(2) Berdasarkan analisis yang dilakukan jika diindikasikan adanya
pelanggaran di bidang kepabeanan dan/atau cukai, Pejabat yang
bertugas melakukan analisismenuangkan hasil analisisnya ke dalam
LKAI sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I Peraturan ini.
(3) Atasan Pejabat yang bertugas melakukan analisis wajib meneliti
LKAI dan :
a. mengembalikan LKAI kepada Pejabat yang bertugas
melakukan analisis dalam hal terdapat hal-hal yang perlu
diperbaiki;atau
b. meneruskan LKAI kepada Pejabat Penerbit NHI dalam hal
menyetujui pendapat Pejabat yang bertugas melakukan analisis.
(4) Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) atau Pasal 2
ayat (5) menerbitkan NHI berdasarkan LKAI.
(5) LKAI dan NHI dicatat dan ditatausahakan dalam Buku Daftar
Intelijen sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IIPeraturan ini.
(6) NHI diterbitkan oleh pejabat yang berwenang dengan format
sebagaimana dimaksud pada Lampiran III Peraturan ini.

Pasal 4

(1) Dalam hal tertentu, Pejabat Penerbit NHI dapat membuat penugasan
intelijen kepada Pejabat yang bertugas melakukan analisis dalam
suatu formulir yang disebut Lembar Penugasan Intelijen sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran IV Peraturan ini.
(2) Berdasarkan penugasan yang diterima, Pejabat yang bertugas
melakukan analisis merencanakan dan melakukan pengumpulan
informasi yang diperlukan dan menyusun perencanaan dan
pengumpulan informasi tersebut dalam fomulir Lembar Perencanaan
dan Pengumpulan Informasi sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran V Peraturan ini .

Pasal 5

(1) NHI yang diterbitkan Kepala Subdirektorat Intelijen ditujukan


kepada :
a. Kepala Seksi Penindakan pada Kantor Pelayanan Utamadengan
tembusan kepada Direktur Penindakan dan Penyidikandan Kepala
Bidang Penindakan dan Penyidikan;
b. Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikandengan tembusan
kepadaDirektur Penindakan dan Penyidikan,Kepala Bidang
Penindakan dan Penyidikan atau Kepala Bidang Penindakan dan
Sarana Operasi danKepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea dan Cukai;atau
c. Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B
dengan tembusan kepada Direktur Penindakan dan Penyidikan
danKepala Bidang Penindakan dan Penyidikan.
(2) NHI yang diterbitkan Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikanatau
Kepala Bidang Penindakan dan Sarana Operasi pada Kantor
Wilayahditujukan kepada Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan
pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai atauKepala
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B dengan
tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah, Kepala Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai, dan Kepala Subdirektorat
Intelijen.
(3) NHI yang diterbitkan Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan
pada Kantor Pelayanan Utama ditujukan kepada Kepala Seksi
Penindakan, dengan tembusan kepada Kepala Kantor Pelayanan
Utamadan Kepala Subdirektorat Intelijen.
(4) NHI yang diterbitkan Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan
ditujukan kepada Kepala Subseksi Penindakan dengan tembusan
kepada Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai,
Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan, dan Kepala
Subdirektorat Intelijen.
(5) NHI yang diterbitkan KepalaKantor Pengawasan dan Pelayanan Bea
dan Cukai Tipe B ditujukan kepada Kepala Subseksi Penindakan dan
Penyidikan pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
Tipe Bdengan tembusan kepada Kepala Bidang Penindakan dan
Penyidikan dan Kepala Subdirektorat Intelijen.

Pasal 6

(1) Distribusi NHI dari pejabat yang menerbitkan NHI sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) kepada pejabat yang menerima
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dilakukan secara :
a. Elektronik melalui hubungan langsung antar komputer atau
melalui sistem Pertukaran Data Elektronik; atau
b. Manual, dalam hal distribusi secara elektronik tidak dapat
dilakukan.
(2) Untuk kecepatan dan kerahasiaan, NHI dapat disampaikan lebih awal
melalui faksimili, radiogram,telepon, atau elektronik mail oleh
pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(2) atau Pasal 2 ayat (5) mendahului penyampaian sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1).

Pasal 7

(1) Pejabat yang menerima NHI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5,


melakukan Penindakan atas Barang, Sarana Pengangkut, Orang,
dan/atau Bangunan.
(2) Untuk melakukan Penindakan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1),pejabat yang menerima NHI menunjuk Pejabat Bea dan Cukai.
(3) Penunjukan pejabat yang melakukan penindakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan berdasarkan surat perintah dengan
format sebagaimana dimaksud pada Lampiran VI Peraturan ini.

Pasal 8

(1) Dalam hal penindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
dilakukan atas barang impor yang berada di Tempat Penimbunan
Sementara, pemeriksaan fisik dilakukan dengan ketentuan :
a. Terhadap barang impor yang belum diajukan pemberitahuan
pabean pemeriksaan fisik dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk
dalam Surat Perintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
(2);
b. Terhadap barang impor yang telah diajukan pemberitahuan
pabean dengan penetapan jalur hijau atau jalur kuning,
pemeriksaan fisik dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk dalam
Surat Perintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2);
c. Terhadap barang impor yang telah diajukan pemberitahuan
pabean dengan penetapan jalur merah dan belumdilakukan
pemeriksaan fisik, pemeriksaan fisik dilakukan oleh pejabat
pemeriksa fisik dengan didampingi oleh pejabat yang ditunjuk
dalam Surat Perintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
(2);
d. Terhadap barang impor yang telah diajukan pemberitahuan
pabean dengan penetapan jalur merah dan telahdilakukan
pemeriksaan fisik, dilakukan pemeriksaan fisik ulang oleh pejabat
yang ditunjuk dalam Surat Perintah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (2).
(2) Dalam hal penindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
dilakukan atas barang impor yang berada di Tempat Penimbunan
Berikat, pemeriksaan fisik dilakukan dengan ketentuan:
a. Terhadap barang impor yang diangkut dari Tempat Penimbunan
Sementara dengan tujuan Tempat Penimbunan Berikat,
pemeriksaan fisik dilakukan di Tempat Penimbunan Berikat oleh
Pejabat yang ditunjuk dalam Surat Perintah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2);
b. Terhadap barang impor yang diangkut dari Tempat Penimbunan
Berikat dengan tujuan Tempat Penimbunan Berikat lainnya,
pemeriksaan fisik dilakukan di Tempat Penimbunan Berikat
Tujuan oleh pejabat yang ditunjuk dalam Surat Perintah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2).
(3) Pejabat yang menerima NHI wajib memberitahu
Importir/kuasanyasebelum dilakukan pemeriksaan fisik.
(4) Pejabat yang ditunjuk dalam Surat Perintah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (2) melakukan pengejaran terhadap barang impor
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (2) yang telah keluar
dari Tempat Penimbunan Sementara atau Tempat Penimbunan
Berikat.

Pasal 9

(1) Dalam hal penindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
dilakukan atas barang ekspor, pemeriksaan fisik dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Terhadap barang ekspor yang telah mendapat nomor pendaftaran
dokumen pemberitahuan pabean ekspor dan telah diterbitkan
Persetujuan Ekspor, pemeriksaan fisik dilakukan oleh pejabat
yang ditunjuk dalam Surat Perintah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (2);
b. Terhadap barang ekspor yang telah mendapat nomor pendaftaran
dokumen pemberitahuan pabean ekspor dan diterbitkan
Pemberitahuan Pemeriksaan Barang (PPB), pemeriksaan fisik
dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk dalam Surat Perintah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2);
(2) Pejabat yang menerima NHI wajib memberitahu eksportir/kuasanya
sebelum dilakukan pemeriksaan fisik;
Pasal 10

(1) Dalam hal penindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
dilakukan atas Barang Kena Cukai atau Sarana Pengangkut,
pemeriksaan fisik dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk dalam Surat
Perintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2);
(2) Pejabat yang menerima NHI wajib memberitahu pengusaha Barang
Kena Cukai atau pemilik Sarana Pengangkut atau kuasanya sebelum
dilakukan pemeriksaan fisik.

Pasal 11

(1) Setelah melakukan Penindakan, Pejabat yang ditunjuk dalam Surat


Perintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2),
berkewajiban membuat Laporan Hasil Penindakan yang sekurang-
kurangnya meliputi :
a. Kronologis Permasalahan;
b. Modus Operandi;
c. Jenis pelanggaran kepabeanan dan cukai dan/atau pelanggaran
ketentuan peraturan perundang-undangan terkait lainnya;
d. Bukti-bukti pendukung mengenai adanya pelanggaran;
e. Pendapat dan saran mengenai proses penanganan selanjutnya.
(2) Laporan Hasil Penindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan secara tertulis kepada pejabat yang menerima NHI
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sebagai dasar penerbitan
Laporan Pelaksanaan Nota Hasil Intelijen atau LPNHI yang
disampaikan kepada pejabat yang menerbitkan NHI.
(3) Laporan Hasil Penindakan tersebut pada ayat (1) disusun dengan
format sebagaimana dimaksud pada Lampiran VII Peraturan ini.

Pasal 12

(1) Dalam hal hasil penindakan ditemukan bukti yang cukup adanya
pelanggaran administratif di bidang kepabeanan dan/atau cukai,
pejabat yang menerima NHI meneruskan penyelesaian pemenuhan
kewajiban kepabeanan dan/atau cukai kepada Pejabat yang
berwenang sesuai ketentuan yang berlaku.

(2) Dalam hal hasil Penindakan ditemukan bukti permulaan yang cukup
adanya dugaan tindak pidana di bidang kepabeanan dan/atau cukai,
Pejabat yang menerima NHI memerintahkan Pejabat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) untuk membuat Laporan Kejadian
adanya dugaan tindak pidana.
(3)Dalam hal hasil penindakan tidak ditemukan bukti yang cukup adanya
pelanggaran kepabeanan dan/atau cukai, pejabat yang menerima
NHImenghentikan proses penindakan.

Pasal 13

(1) Pejabat penerima NHI wajib melaporkan pelaksanaan NHI kepada


Pejabat yang menerbitkan NHI dalam bentuk LPNHI sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran VIIIPeraturan ini paling lama 30 (tiga
puluh) hari dari tanggal NHI diterbitkan.
(2) LPNHI digunakan sebagai dasar evaluasi dan analisis terhadap NHI
yang telah diterbitkan dan digunakan sebagai dasar pemutakhiran
PDIdan atau Analisis Pasca Penindakan (Post Seizure Analysis).

Pasal 14

Pejabat yang berwenang menerbitkan NHI sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 2 ayat (2) berkewajiban melaporkan pelaksanaan NHI kepada
atasan langsung yang bersangkutan untuk dilakukan evaluasi atas
efektifitas pelaksanaan NHI.

Pasal 15

Penerbitan, pelaporan dan penatausahaan NHI dilakukan sesuai tatacara


yang diatur dalam Lampiran IXPeraturan ini.

Pasal 16

Pada saat diberlakukannya peraturan ini, Keputusan Direktur Jenderal


Bea dan Cukai Nomor: KEP-98/BC/2003 tanggal 31 Maret 2003 tentang
Nota Hasil Intelijen dinyatakan tidak berlaku.

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 26Oktober 2007

DIREKTUR JENDERAL,

ttd,-

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
AMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR KEP- /BC/2007 TENTANG TATACARA
PENERBITAN, PELAPORAN DAN PENATAUSAHAAN NOIA
HASIL INTELIJEN

LEMBAR KERJA ANALISIS INTELIJEN


Nomor:LKAI............/........./........./.........
LATAR BELAKANG :

Sumber Informasi Hasil Analisis PIB/PEB/Dokumen Cukai/Dok Lainnya Laporan/Pengaduan

Uraian Informasi

Teknik Analisis

Hasil Analisis

Kesimpulan

Usulan 1. Penerbitan NHI 2. Surveillance 3. Perbaikan Sistem 4. Lainnya

Klasifikasi Normal Segera Sangat Segera

Sifat Biasa Rahasia Sangat Rahasia

Pejabat yang
bertugas melakukan
analisis

Tanda Tangan :
Nama :
NIP. :
Catatan Kasi

Tanda Tangan/Paraf :
Nama :
NIP. :
Catatan
Kasubdit/Kabid.

Tanda Tangan/Paraf :
Nama :
NIP. :
PERSETUJUAN:

Hasil Analisis Diterima Tanggal ………………………. Pukul …………………

Keputusan Setuju Diterbitkan NHI Laporan/Pengaduan

Alasan

Tujuan

Penerbit NHI

Tanda Tangan/Paraf :
Nama :
NIP. :

DIREKTUR JENDERAL,

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR
KEP- /BC/2007 TENTANG TATACARA PENERBITAN,
PELAPORAN DAN PENATAUSAHAAN NOIA HASIL INTELIJEN

BUKU DAFTAR INTELIJEN


DIREKTORAT PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN/KANTOR PELAYANAN UTAMA/KANTOR WILAYAH/KPPBC*)coret yang tidak perlu

LKAI PEJABAT YANG NOTA HASIL INTELIJEN SURAT PERINTAH PENINDAKAN LPNHI KETERANGAN
BERTUGAS MELAKUKAN
ANALISIS

Nomor Tanggal Nama NIP. Nomor Tanggal Nomor Tanggal Nomor Tanggal

Keterangan:
Hal-hal yang perlu dimasukkan sebagai catatan.

DIREKTUR JENDERAL,

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
LAMPIRAN III
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR
KEP- /BC/2007 TENTANG TATACARA PENERBITAN,
PELAPORAN DAN PENATAUSAHAAN NOIA HASIL INTELIJEN

NOTA HASIL INTELIJEN


Nomor :
Referensi : LKAI nomor:.............
Sifat : Sangat Rahasia
Klasifikasi : Sangat segera

Kepada Yth.

Sehubungan dengan adanya kegiatan intelijen yang mengindikasikan adanya pelanggaran kepabeanan, agar
melakukan: Penindakan
Terhadap: Barang/Sarana Pengangkut/Orang/Bangunan/lainnya*
A. Data Barang Impor /Ekspor:

a.Nama/No.Dokumen Kepabeanan/Cukai :
b.Eks/Untuk Kapal/Pesawat/Alat Angkut/Lainnya : Voy/Flight :
c.No. BL/AWB :
d.No. Kontainer/Merek Kolli :
e.Importir/Eksportir/PPJK :
f.Jenis/Jumlah barang :
g.Data Lainnya :

B. Data Barang Kena Cukai :

a. Eks Pabrik/Tempat Penimbunan :


b. Tempat Penjualan Eceran :
c. Pengusaha Barang Kena Cukai :
d. Jenis/Jumlah barang Kena Cukai :
e. Data Lainnya :

Indikasi..:…………………………………………………………………………………………………..................

Melaporkan pelaksanaan Nota Intelijen ini pada kesempatan pertama kepada… …………………...............

Jabatan Penerbit NI :
Tanda Tangan :
Nama :
Nip. :

*Coret yang tidak perlu

DIREKTUR JENDERAL,

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
LAMPIRAN IV
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR
KEP- /BC/2007 TENTANG TATACARA PENERBITAN,
PELAPORAN DAN PENATAUSAHAAN NOIA HASIL INTELIJEN

LEMBAR PENUGASAN INTELIJEN


Nomor: ........./LPI/......../......../.........

Pemberi Tugas
Nama Jabatan Telp.
Pemangku Kepentingan Lain
Nama Jabatan Telp.
Nama Jabatan Telp.
TUGAS

RUANG LINGKUP

LATAR BELAKANG PENUGASAN

KETERKAITAN DENGAN PENUGASAN INTELIJEN LAIN

ALOKASI SUMBER DAYA

OUTPUT
1 Laporan Tertulis 3

2 Presentasi 4 Lain-lain

JANGKA WAKTU PENUGASAN


Mulai Akhir

CATATAN PERSETUJUAN PENUGASAN


Pemberi Tugas Tgl

Atasan Pejabat Tgl


bertugas melaku
analisis
Pejabat yang Tgl
bertugas melaku
analisis

DIREKTUR JENDERAL,

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
LAMPIRAN V
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-
/BC/2007 TENTANG TATACARA PENERBITAN, PELAPORAN DAN
PENATAUSAHAAN NOIA HASIL INTELIJEN

Halaman …..
LEMBAR PERENCANAAN PENGUMPULAN INFORMASI
Penugasan Intelijen Nomor: ........./LPI/......../......../.........

Informasi yang Sumber Tanggal Dicari oleh Tanggal Tanggal Tercatat Keterangan
dibutuhkan dimintakan dikirim diterima Y/T

DIREKTUR JENDERAL,

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
LAMPIRAN VI
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR KEP- /BC/2007 TENTANG TATACARA
PENERBITAN, PELAPORAN DAN PENATAUSAHAAN NOIA
HASIL INTELIJEN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KANTOR PELAYANAN UTAMA ..................................
BIDANG PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN .........................

SURAT PERINTAH PENINDAKAN


Nomor :

Dasar : NHI Nomor: tanggal


Menimbang : bahwa untuk mencegah terjadinya pelanggaraan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang
Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana diubah dengan Undang-undang
nomor 17 Tahun 2006 dan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai
sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 39 Tahun 2007 perlu menugaskan
pegawai untuk melakukan kegiatan Penindakan di Bidang Kepabeanan dan Cukai.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3612),
sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4661);
2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3613)sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 39 Tahun 2007 Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4755);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1996 tentang Penindakan Di
Bidang Kepabeanan (Lembaga Negara Tahun 1996 Nomor 36, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3626);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1996 tentang Penindakan di
Bidang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 38, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3628);
5. Instruksi Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : INS-01/MK/III/2/1976 tentang
Pemberantasan Penyelundupan;
6. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 30/KMK.05/1997 tentang
Tata Laksana Penindakan Di Bidang Kepabeanan);
7. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai No : Kep-08/BC/1997 TanggaL 30 Januari
1997 tentang Penghentian, Pemeriksaan dan Penegahan Sarana Pengangkut dan Barang
diatasnya serta Penghentian Pembongkaran dan Penegahan Barang;

MEMERINTAHKAN

Kepada : 1.Nama : …………………………………………


Pangkat : ………………………………………....
NIP. : …………………………………………
2. Nama : …………………………………………
Pangkat : …………………………………………
NIP. : …………………………………………
3. Dst
Untuk : 1. Melakukan penghentian, pemeriksaan, penegahan dan penyegelan sebagai berikut :
a. Nama Sarana Pengangkut :
Nama : ………………………………...
Laut/Udara/Darat : ………………………………...
Voyage/Flight/Trayek/RKA : ………………………………...
Ukuran/kapasitas muatan : ………………………………...
Nakhoda/Pilot/Pengemudi : ………………………………...
Bendera : ………………………………...
Nomor Register / Polisi : ………………………………...
Tempat / Lokasi Penindakan. : …………………………………
b. Barang : :
Jumlah/jenis/ukuran peti kemas/ Kemasan : ………………………………….
Jumlah / Jenis Barang : ………………………………….
Pemilik / Importir / Eksportir : ………………………………….
Jenis / Nomor dan tanggal Dokumen : ……………………………….....
Tempat / Lokasi Penindakan : ………………………………….

c.Bangunan atau Tempat lain : :


Lokasi / alamat : ……………………………….....
Nama pemilik / yang menguasai :…………………………………..
Alamat pemilik yang menguasai : ……………………………….....
Alamat Bangunan / Tempat Lain : ……………………………….....
Uraian Barang yang Ditimbun : ……………………………….....
- Jumlah / Jenis Kemasan : ……………………………….....
- Jumlah / Jenis Barang : ………………………………....
- Jenis dan Nomor / Tanggal Dokumen : ………………………………....
Identitas Pemilik (KTP/Paspor) : ………………………………....
d . Badan :
Nama : …………………………………..
Umur : …………………………………..
Pekerjaan : …………………………………..
Kebangsaan : …………………………………..
Alamat Terakhir : …………………………………..
Nomor / Tanggal KTP /Paspor : …………………………………..

2. Mengambil tindakan yang diperlukan dalam upaya pengamanan hak-hak negara dan
penegahan dan pelanggaran ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.
Pada Kantor/tempat : ………………………………………………………………………….............
Dari : ………………… …………s.d………………………………………................

KETENTUAN : 1. Menggunakan sarana : …………………………………..


2. Berpakaian PDH / Non PDH
3. Membuat kajian dan analisis atas hasil Penindakan yang telah dilaksanakan
selambat-lambatnya tiga hari sejak selesainya pelaksanaan tugas

Jabatan Penerbit Surat Tugas :


Tanda Tangan :
Nama :
NIP. :

DIREKTUR JENDERAL,

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
LAMPIRAN VII
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR KEP- /BC/2007 TENTANG TATACARA
PENERBITAN, PELAPORAN DAN PENATAUSAHAAN NOIA
HASIL INTELIJEN

LAPORAN HASIL PENINDAKAN

Sifat : Biasa/Rahasia/Sangat Rahasia*


Klasifikasi : Segera/Sangat Segera

Kepada Yth. Kepala Seksi Penindakan (penerima NHI)

Sehubungan dengan Nota Hasil Intelijen Direktur Penindakan dan Penyidikan/Kakanwil/Ka.KPPBC


Nomor .............. tanggal ....................serta Surat Perintah Nomor ............... tanggal ..........................., telah
dilakukan penindakan di bidang Kepabeanan/Cukai meliputi: Penegahan/Penghentian/Pemeriksaan/Penyegelan*,
terhadap Barang Impor/Barang Ekspor/Barang Kena Cukai/ Sarana Pengangkut/Orang/Bangunan/lainnya* :
Dengan ini disampaikan Kajian dan Analisis Sebagai Berikut:
a. Kronologis Permasalahan:
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
b. Modus Operandi:
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jenis dugaan pelanggaran kepabeanan dan cukai dan/atau pelanggaran ketentuan peraturan
perundang-undangan terkait lainnya:
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bukti-bukti pendukung mengenai adanya pelanggaran:
1. Pemeriksaan fisik :
2. Penelitian dokumen dan nilai pabean :
3. Penelitian dokumen cukai :
4. Bukti pendukung lainnya :

c. Pendapat dan saran mengenai proses penanganan selanjutnya


1. Diterbitkan Nota Pembetulan/SPSA/SPPSA
2. Dilakukan Penyelidikan/Penyidikan
3. Rekomendasi Audit/Audit Investigasi
4. Diserahkan kembali kepada Orang yang berhak karena tidak terdapat bukti yang cukup adanya pelanggaran
ketentuan di bidang kepabeanan dan cukai

Demikian disampaikan untuk menjadi periksa.

Pejabat yang melakukan Penindakan,


Tanda Tangan :
Nama :
NIP. :

DIREKTUR JENDERAL,

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
LAMPIRAN VIII
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR KEP- /BC/2007 TENTANG TATACARA
PENERBITAN, PELAPORAN DAN PENATAUSAHAAN NOIA
HASIL INTELIJEN

LAPORAN PELAKSANAAN NOTA HASIL INTELIJEN

Nomor LPNHI : -------------------------


Nomor NHI : -------------------------
Sifat : Biasa/Rahasia/Sangat Rahasia*
Klasifikasi : Segera/Sangat Segera

Kepada Yth. 1. Direktur Penindakan dan Penyidika


2. Kepala Kantor Pelayanan Utama

Sehubungan dengan Nota Hasil Intelijen Direktur Penindakan dan Penyidikan/Kakanwil/Ka.KPPBC


Nomor .............. tanggal ....................serta Surat Perintah Nomor ............... tanggal ..........................., telah
dilakukan penindakan di bidang Kepabeanan/Cukai meliputi: Penegahan/Penghentian/Pemeriksaan/Penyegelan*,
terhadap Barang Impor/Barang Ekspor/Barang Kena Cukai/ Sarana Pengangkut/Orang/Bangunan/lainnya* :

A. Data NHI:
1. Nama/No.Dokumen Kepabeanan/Cukai :
2. Eks Kapal/Pesawat/Alat Angkut/Lainnya : Voy/Flight:
3. No. BL/AWB :
4. No. Kontainer/Merek Kolli :
5. Importir/PPJK :
6. Jenis/Jumlah barang :
7. Data Lainnya :

B. Hasil Pelaksanaan Penindakan*:


1. Pemeriksaan fisik : Sesuai / Tidak Sesuai
2. Penelitian dokumen dan nilai pabean : Diterima / Tidak diterima
3. Penelitian dokumen cukai : Diterima / Tidak diterima

C. Modus:
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
D. Tindakan yang diambil:
1. Nota Pembetulan/SPSA/SPPSA :
2. Penyelidikan/Penyidikan :
3. Rekomendasi Audit/Audit Investigasi :

Demikian disampaikan untuk menjadi periksa.

Jabatan Pembuat LPNHI :


Tanda Tangan :
Nama :
NIP. :

*Coret yang tidak perlu

.DIREKTUR JENDERAL,

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
LAMPIRAN IX

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-


/BC/2007 TENTANG TATACARA PENERBITAN, PELAPORAN DAN
PENATAUSAHAAN NOIA HASIL INTELIJEN

TATACARA PENERBITAN, PELAPORAN DAN PENATAUSAHAAN NHI

A. PENERBITAN NOTA HASIL INTELIJEN OLEH KEPALA SUBDIREKTORAT


INTELIJEN

KEGIATAN DI KANTOR PUSAT DJBC:

1. Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen


a. Informasi yang diterima atau hasil kegiatan intelijen dikumpulkan dan diproses sebagai
berikut:
1. Dituangkan dalam LKAI sebagaimana dimaksud pada contoh lampiran III keputusan
ini, selanjutnya diteruskan ke Seksi Intelijen;
2. Membukukan LKAI yang telah disetujui untuk diterbitkan NHI dalam Buku Daftar
Intelijen dan diberi nomor urut sebagaimana dimaksud pada lampiran IV.
b. Menerima hasil pelaksanaan NHI dari Kepala Seksi Intelijen dan membuat Analisis
Pasca Penindakan (Post Seizure Analysis)

2. Kepala Seksi Intelijen


a. Menerima LKAI dari Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen dan
menuangkan pendapat pada kolom Catatan Kepala Seksi dan meneruskannya kepada
Kasubdit Intelijen;
b. Mengembalikan LKAI kepada Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen dalam
hal terdapat hal-hal yang perlu ditambahkan atau diperbaiki.
c. Menerima LKAI yang telah disetujui untuk diterbitkan NHI dari Kasubdit Intelijen;
d. Merekam data NHI dalam Aplikasi Nota Hasil Intelijen sesuai data pada LKAI dan
mengirim NHI secara elektronik kepada Kantor Wilayah/KPU/KPPBC yang dituju.
Dalam hal Kantor Wilayah/KPU/KPPBC yang dituju sebagai penerima NHI belum
nenerapkan sistem PDE, NHI dikirim melalui sarana jasa kurir atau faksimili atau
radiogram atau pos dengan memperhatikan faktor kecepatan, ketepatan dan keamanan
dalam penyampaiannya.
e. Menerima hasil cetak LPNHI dari Pejabat/Kasubdit Intelijen. Dalam hal Kantor
Wilayah/KPU/KPPBC penerima NHI belum nenerapkan sistem PDE, hasil cetak LPNHI
yang diterima direkam ke dalam Aplikasi Nota Hasil Intelijen untuk menutup Nota Hasil
Intelijen yang bersangkutan.
f. Mendistribusikan LPNHI kepada Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen
untuk dilakukan Analisis Pasca Penindakan (Post Seizure Analysis)

3. Kasubdit Intelijen
a. Menerima LKAI yang telah berisi pendapat Kepala Seksi Intelijen;
b. Mengembalikan LKAI kepada Kepala Seksi Intelijen dalam hal terdapat hal-hal yang
perlu ditambahkan atau diperbaiki
c. Memberikan persetujuan penerbitan NHI dan mengembalikan persetujuan kepada Kepala
Seksi Intelijen;
d. Menerima LPNHI dari Kantor Wilayah/KPU/KPPBC penerima NHI secara elektronik.
Dalam hal Kantor Wilayah/KPU/KPPBC penerima NHI belum nenerapkan sistem PDE,
LPNHI diterima secara manual (hasil cetak);
e. Meneruskan hasil cetak LPNHI dari Kantor Wilayah/KPU/KPPBC penerima NHI
kepada Kepala Seksi Intelijen.
f. Membuat laporan dan hasil pelaksanaan NHI yang telah diterbitkan kepada Direktur
Penindakan dan Penyidikan selaku atasan langsung;

4. Direktur Penindakan dan Penyidikan


a. Menerima tembusan NHI yang diterbitkan oleh Kasubdit. Intelijen.
b. Menerima laporan hasil pelaksanaan NHI yang telah diterbitkan Kasubdit. Intelijen;
c. Menugaskan Kasubdit Intelijen untuk melakukan analisis atas informasi yang diterima
dan memerintahkannya untuk menerbitkan NHI dalam hal hasil analisis menyimpulkan
dugaan pelanggaran ketentuan di bidang kepabeanan dan cukai.

KEGIATAN DI KPU/KPPBCPENERIMA NHI:

1. Kepala Seksi Penindakan/Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan/Kepala KPPBC


Tipe B
a. Menerima NHI secara elektronik atau manual dari Kasubdit Intelijen selaku Penerbit
NHI untuk ditindaklanjuti;
b. Menugaskan pegawai utuk melakukan penindakan berdasarkan NHI yang diterima;
c. Memantau, mengawasi dan bertanggung jawab atas pelaksanaan penindakan yang
dilakukan oleh Pejabat Pengawas;
d. Menerima Laporan Pelaksanaan Nota Hasil Intelijen dan dari Pejabat Pengawas yang
melaksanakan pemeriksaan/penindakan;
e. Dalam hal NHI disampaikan secara manual, menandatangani LPNHI untuk dikirim
kepada Penerbit NHI;
f. Melaporkan hasil pelaksanaan NHI kepada Kasubdit Intelijen selaku penerbit NHI
dengan tembusan Kepala Kantor Pelayanan Utama/Kepala Kantor Wilayah dan Kepala
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai yang membawahi.

2. Pejabat yang Melaksanaan Pemeriksaan/Penindakan


a. Melakukan penindakan berdasarkan NHI yang diterima;
b. Merekam data hasil pelaksanaan NHI dan nama pejabat yang membuat LPNHI ke dalam
menu Aplikasi LPNHI. Data yang telah direkam (entry) akan secara otomatis
memberikan nomor dan tanggal LPNHI dan LPNHI tersebut secara otomatis akan
dikirimkan oleh sistem ke KPU, KWBC dan/atau KP DJBC. Untuk KPPBC yang belum
melaksanakan PDE, LPNHI dibuat secara manual dan dikirimkan ke Kasubdit Intelijen
selaku penerbit NHI dengan tembusan Kepala Kantor Pelayanan Utama/Kepala Kantor
Wilayah dan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai yang
membawahi untuk dilakukan perekaman;
c. Membuat LaporanHasil Penindakan;
d. Membuat Laporan Kejadian dalam hal hasil Penindakan ditemukan bukti permulaan yang
cukup adanya dugaan tindak pidana di bidang kepabeanan dan/atau cukai.
e. Mengirimkan LPNHI kepada Kepala Seksi Penindakan/Kepala Seksi Penindakan dan
Penyidikan/Kepala KPPBC Tipe B selaku penerima NHI untuk ditandatangani.

B. PENERBITAN NOTA HASIL INTELIJEN OLEH KEPALA BIDANG PENINDAKAN


DAN PENYIDIKAN DI KANTOR WILAYAH

KEGIATAN DI KANWIL:

1. Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen


a. Informasi yang diterima atau hasil kegiatan intelijen dikumpulkan dan diproses sebagai
berikut:
1. Dituangkan dalam LKAI sebagaimana dimaksud pada contoh lampiran III keputusan
ini, selanjutnya diteruskan ke Kepala Seksi Intelijen;
2. Membukukan LKAI yang telah disetujui untuk diterbitkan NHI dalam Buku Daftar
Intelijen dan diberi nomor urut sebagaimana dimaksud pada lampiran IV.
b. Menerima hasil pelaksanaan NHI dari Kepala Seksi Intelijen dan membuat Analisis
Pasca Penindakan (Post Seizure Analysis)

2. Kepala Seksi Intelijen


a. Menerima LKAI dari Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen dan
menuangkan pendapat pada kolom Catatan Kepala Seksi dan meneruskannya kepada
Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan;
b. Mengembalikan LKAI kepada Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen dalam
hal terdapat hal-hal yang perlu ditambahkan atau diperbaiki.
c. Menerima LKAI yang telah disetujui untuk diterbitkan NHI dari Kepala Bidang
Penindakan dan Penyidikan;
d. Merekam data NHI dalam Aplikasi Nota Hasil Intelijen sesuai data pada LKAI dan
mengirim NHI secara elektronik kepada KPPBC yang dituju. Dalam hal KPPBC yang
dituju sebagai penerima NHI belum nenerapkan sistem PDE, NHI dikirim melalui sarana
jasa kurir atau faksimili atau radiogram atau pos dengan memperhatikan faktor
kecepatan, ketepatan dan keamanan dalam penyampaiannya.
e. Menerima hasil cetak LPNHI dari Pejabat/Kepala Bidang Penindakan dan
Penyidikan/Kepala Bidang Penindakan dan Sarana Operasi. Dalam hal KPPBC penerima
NHI belum nenerapkan sistem PDE, hasil cetak LPNHI yang diterima direkam ke dalam
Aplikasi Nota Hasil Intelijen untuk menutup Nota Hasil Intelijen yang bersangkutan.
f. Mendistribusikan LPNHI kepada Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen
untuk dilakukan Analisis Pasca Penindakan (Post Seizure Analysis)

3. Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan/Kepala Bidang Penindakan dan Sarana


Operasi
a. Menerima LKAI yang telah berisi pendapat Kepala Seksi Intelijen;
b. Mengembalikan LKAI kepada Kepala Seksi Intelijen dalam hal terdapat hal-hal yang
perlu ditambahkan atau diperbaiki
c. Memberikan persetujuan penerbitan NHI dan mengembalikan persetujuan kepada Kepala
Seksi Intelijen;
d. Menerima LPNHI dari KPPBC penerima NHI secara elektronik. Dalam hal Kantor
KPPBC penerima NHI belum nenerapkan sistem PDE, LPNHI diterima secara manual
(hasil cetak);
e. Meneruskan hasil cetak LPNHI dari KPPBC penerima NHI kepada Kepala Seksi
Intelijen.
f. Membuat laporan dan hasil pelaksanaan NHI yang telah diterbitkan kepada Kepala Kantor
Wilayah selaku atasan langsung;

4. Kepala Kantor Wilayah


a. Menerima tembusan NHI yang diterbitkan oleh Kepala Bidang Penindakan dan
Penyidikan atau Kepala Bidang Penindakan dan Operasi.
b. Menerima laporan hasil pelaksanaan NHI yang telah diterbitkan Kepala Bidang
Penindakan dan Penyidikan atau Kepala Bidang Penindakan dan Operasi;
c. Menugaskan Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan untuk melakukan analisis atas
informasi yang diterima dan memerintahkannya untuk menerbitkan NHI dalam hal hasil
analisis menyimpulkan dugaan pelanggaran ketentuan di bidang kepabeanan dan cukai;

KEGIATAN DI KPPBC PENERIMA NHI:

1. Kepala Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan/Kepala KPPBC Tipe B


a. Menerima NHI secara elektronik atau manual dari Kepala Bidang Penindakan dan
Penyidikan selaku Penerbit NHI untuk ditindaklanjuti;
b. Menugaskan pegawai utuk melakukan penindakan berdasarkan NHI yang diterima;
c. Memantau, mengawasi dan bertanggung jawab atas pelaksanaan penindakan yang
dilakukan oleh Pejabat Pengawas;
d. Menerima Laporan Hasil Penindakan dari Pejabatyang melaksanakan
pemeriksaan/penindakan;
e. Dalam hal NHI disampaikan secara manual, menandatangani LPNHI untuk dikirim
kepada Penerbit NHI;
f. Melaporkan hasil pelaksanaan NHI kepada Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan
selaku penerbit NHI dengan tembusan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea
dan Cukai yang membawahi.

2. Pejabatyang Melaksanaan Pemeriksaan/Penindakan


a. Melakukan penindakan berdasarkan NHI yang diterima;
b. Merekam data hasil pelaksanaan NHI dan nama pejabat yang membuat LPNHI ke dalam
menu Aplikasi LPNHI. Data yang telah direkam (entry) akan secara otomatis
memberikan nomor dan tanggal LPNHI dan LPNHI tersebut secara otomatis akan
dikirimkan oleh sistem ke KPU, KWBC dan/atau KP DJBC. Untuk KPPBC yang belum
melaksanakan PDE, LPNHI dibuat secara manual dan dikirimkan ke Kepala Bidang
Penindakan dan Penyidikan selaku penerbit NHI untuk dilakukan perekaman dengan
tembusan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai yang membawahi;
c. Membuat LaporanHasil Penindakan;
d. Membuat Laporan Kejadian dalam hal hasil Penindakan ditemukan bukti permulaan yang
cukup adanya dugaan tindak pidana di bidang kepabeanan dan/atau cukai
e. Mengirimkan LPNHI kepada Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan/Kepala KPPBC
Tipe B selaku penerima NHI untuk ditandatangani.

C. PENERBITAN NOTA HASIL INTELIJEN OLEH KEPALA BIDANG PENINDAKAN


DAN PENYIDIKAN DI KANTOR PELAYANAN UTAMA

KEGIATAN DI KPU:

1. Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen


a. Informasi yang diterima atau hasil kegiatan intelijen dikumpulkan dan diproses sebagai
berikut:
1. Dituangkan dalam LKAI sebagaimana dimaksud pada contoh lampiran III keputusan
ini, selanjutnya diteruskan ke Seksi Intelijen;
2. Membukukan LKAI yang telah disetujui untuk diterbitkan NHI dalam Buku Daftar
Intelijen dan diberi nomor urut sebagaimana dimaksud pada lampiran IV.
b. Menerima hasil pelaksanaan NHI dari Kepala Seksi Intelijen dan membuat Analisis
Pasca Penindakan (Post Seizure Analysis)

2. Kepala Seksi Intelijen


a. Menerima LKAI dari Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen dan
menuangkan pendapat pada kolom Catatan Kepala Seksi dan meneruskannya kepada
Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan;
b. Mengembalikan LKAI kepada Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen dalam
hal terdapat hal-hal yang perlu ditambahkan atau diperbaiki.
c. Menerima LKAI yang telah disetujui untuk diterbitkan NHI dari Kepala Bidang
Penindakan dan Penyidikan;
d. Merekam data NHI dalam Aplikasi Nota Hasil Intelijen sesuai data pada LKAI dan
mengirim NHI secara elektronik kepada Kepala Seksi Penindakan. Dalam hal KPU
belum nenerapkan sistem PDE, NHI dikirim melalui sarana jasa kurir atau faksimili
dengan memperhatikan faktor kecepatan, ketepatan dan keamanan dalam
penyampaiannya.
e. Menerima hasil cetak LPNHI dari Pejabat/Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan.
Dalam hal KPU belum nenerapkan sistem PDE, hasil cetak LPNHI yang diterima
direkam ke dalam Aplikasi Nota Hasil Intelijen untuk menutup Nota Hasil Intelijen yang
bersangkutan.
f. Mendistribusikan LPNHI kepada Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen
untuk dilakukan Analisis Pasca Penindakan (Post Seizure Analysis)

3. Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan


a. Menerima LKAI yang telah berisi pendapat Kepala Seksi Intelijen;
b. Mengembalikan LKAI kepada Kepala Seksi Intelijen dalam hal terdapat hal-hal yang
perlu ditambahkan atau diperbaiki
c. Memberikan persetujuan penerbitan NHI dan mengembalikan persetujuan kepada Kepala
Seksi Intelijen;
d. Menerima LPNHI dari Kepala Seksi Penindakan secara elektronik. Dalam hal Kantor
KPU belum nenerapkan sistem PDE, LPNHI diterima secara manual (hasil cetak);
e. Meneruskan hasil cetak LPNHI dari Kepala Seksi Penindakan kepada Kepala Seksi
Intelijen.
f. Membuat laporan dan hasil pelaksanaan NHI yang telah diterbitkan kepada Kepala KPU
selaku atasan langsung;

4. Kepala Seksi Penindakan


a. Menerima NHI secara elektronik atau manual dari Kepala Bidang Penindakan dan
Penyidikan selaku Penerbit NHI untuk ditindaklanjuti;
b. Menugaskan pegawai utuk melakukan penindakan berdasarkan NHI yang diterima;
c. Memantau, mengawasi dan bertanggung jawab atas pelaksanaan penindakan yang
dilakukan oleh Pejabat Pengawas;
d. Menerima Laporan Hasil Penindakan dan dari Pejabatyang melaksanakan
pemeriksaan/penindakan;
e. Dalam hal NHI disampaikan secara manual, menandatangani LPNHI untuk dikirim
kepada Penerbit NHI;
f. Melaporkan hasil pelaksanaan NHI kepada Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan
selaku penerbit NHI dengan tembusan Kepala KPU.

5. Pejabatyang Melaksanaan Pemeriksaan/Penindakan


a. Melakukan penindakan berdasarkan NHI yang diterima;
b. Merekam data hasil pelaksanaan NHI dan nama pejabat yang membuat LPNHI ke dalam
menu Aplikasi LPNHI. Data yang telah direkam (entry) akan secara otomatis
memberikan nomor dan tanggal LPNHI dan LPNHI tersebut secara otomatis akan
dikirimkan oleh sistem ke KPU. Untuk KPU yang belum melaksanakan PDE, LPNHI
dibuat secara manual dan dikirimkan ke Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan
selaku penerbit NHI untuk dilakukan perekaman dengan tembusan Kepala KPU;
c. Membuat LaporanHasil Penindakan;
d. Membuat Laporan Kejadian dalam hal hasil Penindakan ditemukan bukti permulaan yang
cukup adanya dugaan tindak pidana di bidang kepabeanan dan/atau cukai
e. Mengirimkan LPNHI kepada Kepala Seksi Penindakan selaku penerima NHI untuk
ditandatangani.

6. Kepala KPU
a. Menerima tembusan NHI yang diterbitkan oleh Kepala Bidang Penindakan dan
Penyidikan.
b. Menerima laporan hasil pelaksanaan NHI yang telah diterbitkan Kepala Bidang
Penindakan dan Penyidikan;
c. Menugaskan Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan untuk melakukan analisis atas
informasi yang diterima dan memerintahkannya untuk menerbitkan NHI dalam hal hasil
analisis menyimpulkan dugaan pelanggaran ketentuan di bidang kepabeanan dan cukai

D. PENERBITAN NOTA HASIL INTELIJEN OLEH KEPALA SEKSI PENINDAKAN DAN


PENYIDIKAN PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI

KEGIATAN DI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI:

1. Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen


a. Informasi yang diterima atau hasil kegiatan intelijen dikumpulkan dan diproses sebagai
berikut:
1. Dituangkan dalam LKAI sebagaimana dimaksud pada contoh lampiran III keputusan
ini, selanjutnya diteruskan ke Kasubsi Intelijen;
2. Membukukan LKAI yang telah disetujui untuk diterbitkan NHI dalam Buku Daftar
Intelijen dan diberi nomor urut sebagaimana dimaksud pada lampiran IV.
b. Menerima hasil pelaksanaan NHI dari KasubsiIntelijen dan membuat Analisis Pasca
Penindakan (Post Seizure Analysis)

2. Kepala Subseksi Intelijen


a. Menerima LKAI dari Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen dan
menuangkan pendapat pada kolom Catatan Kepala Subseksi dan meneruskannya kepada
Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan;
b. Mengembalikan LKAI kepada Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen dalam
hal terdapat hal-hal yang perlu ditambahkan atau diperbaiki.
c. Menerima LKAI yang telah disetujui untuk diterbitkan NHI dari Kepala Seksi
Penindakan dan Penyidikan;
d. Merekam data NHI dalam Aplikasi Nota Hasil Intelijen sesuai data pada LKAI dan
mengirim NHI secara elektronik kepada Kepala Subseksi Penindakan. Dalam hal
KPPPBC belum nenerapkan sistem PDE, NHI dikirim melalui sarana jasa kurir atau
faksimili dengan memperhatikan faktor kecepatan, ketepatan dan keamanan dalam
penyampaiannya.
e. Menerima hasil cetak LPNHI dari Pejabat/Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan.
Dalam hal KPPBC belum nenerapkan sistem PDE, hasil cetak LPNHI yang diterima
direkam ke dalam Aplikasi Nota Hasil Intelijen untuk menutup Nota Hasil Intelijen yang
bersangkutan.
f. Mendistribusikan LPNHI kepada Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen
untuk dilakukan Analisis Pasca Penindakan (Post Seizure Analysis)

3. Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan


a. Menerima LKAI yang telah berisi pendapat Kepala Subseksi Intelijen;
b. Mengembalikan LKAI kepada Kepala Subseksi Intelijen dalam hal terdapat hal-hal yang
perlu ditambahkan atau diperbaiki
c. Memberikan persetujuan penerbitan NHI dan mengembalikan persetujuan kepada Kepala
Subseksi Intelijen;
d. Menerima LPNHI dari Kepala Subseksi Penindakan secara elektronik. Dalam hal Kantor
KPPBC belum menerapkan sistem PDE, LPNHI diterima secara manual (hasil cetak);
e. Meneruskan hasil cetak LPNHI dari Kepala Subseksi Penindakan kepada Kepala
Subseksi Intelijen.
f. Membuat laporan dan hasil pelaksanaan NHI yang telah diterbitkan kepada Kepala
KPPBC selaku atasan langsung;
4. Kepala Subseksi Penindakan
a. Menerima NHI secara elektronik atau manual dari Kepala Seksi Penindakan dan
Penyidikan selaku Penerbit NHI untuk ditindaklanjuti;
b. Menugaskan pegawai utuk melakukan penindakan berdasarkan NHI yang diterima;
c. Memantau, mengawasi dan bertanggung jawab atas pelaksanaan penindakan yang
dilakukan oleh Pejabat Pengawas;
d. Menerima Laporan Pelaksanaan Nota Hasil Intelijen dan dari Pejabat Pengawas yang
melaksanakan pemeriksaan/penindakan;
e. Dalam hal NHI disampaikan secara manual, menandatangani LPNHI untuk dikirim
kepada Penerbit NHI;
f. Melaporkan hasil pelaksanaan NHI kepada Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan
selaku penerbit NHI dengan tembusan Kepala KPPBC dan Kepala Kantor Wilayah.

2. Pejabatyang Melaksanaan Pemeriksaan/Penindakan


a. Melakukan penindakan berdasarkan NHI yang diterima;
b. Merekam data hasil pelaksanaan NHI dan nama pejabat yang membuat LPNHI ke dalam
menu Aplikasi LPNHI. Data yang telah direkam (entry) akan secara otomatis
memberikan nomor dan tanggal LPNHI dan LPNHI tersebut secara otomatis akan
dikirimkan oleh sistem ke Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan. Untuk KPPBC yang
belum melaksanakan PDE, LPNHI dibuat secara manual dan dikirimkan ke Kepala Seksi
Penindakan dan Penyidikan selaku penerbit NHI untuk dilakukan perekaman dengan
tembusan Kepala KPPBC dan Kepala Kantor Wilayah;
c. Membuat LaporanHasil Penindakan;
d. Membuat Laporan Kejadian dalam hal hasil Penindakan ditemukan bukti permulaan yang
cukup adanya dugaan tindak pidana di bidang kepabeanan dan/atau cukai
e. Mengirimkan LPNHI kepada Kepala Subseksi Penindakan selaku penerima NHI untuk
ditandatangani.
3. Kepala KPPBC
a. Menerima tembusan NHI yang diterbitkan oleh Kepala Seksi Penindakan dan
Penyidikan.
b. Menerima laporan hasil pelaksanaan NHI yang telah diterbitkan Kepala Seksi
Penindakan dan Penyidikan;
c. Menugaskan Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan untuk melakukan analisis atas
informasi yang diterima dan memerintahkannya untuk menerbitkan NHI dalam hal hasil
analisis menyimpulkan dugaan pelanggaran ketentuan di bidang kepabeanan dan cukai

E. PENERBITAN NOTA HASIL INTELIJEN OLEH KEPALA KANTOR PENGAWASAN


DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE B

KEGIATAN DI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI:

1. Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen


a. Informasi yang diterima atau hasil kegiatan intelijen dikumpulkan dan diproses sebagai
berikut:
1. Dituangkan dalam LKAI sebagaimana dimaksud pada contoh lampiran III keputusan
ini, selanjutnya diteruskan ke Kasubsi Intelijen;
2. Membukukan LKAI yang telah disetujui untuk diterbitkan NHI dalam Buku Daftar
Intelijen dan diberi nomor urut sebagaimana dimaksud pada lampiran IV.
b. Menerima hasil pelaksanaan NHI dari Kasubsi P2 dan membuat Analisis Pasca
Penindakan (Post Seizure Analysis)
2. Kepala Subseksi Penindakan dan Penyidikan
a. Menerima LKAI dari Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen dan
menuangkan pendapat pada kolom Catatan Kepala Subseksi dan meneruskannya kepada
Kepala KPPBC Tipe B;
b. Mengembalikan LKAI kepada Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen dalam
hal terdapat hal-hal yang perlu ditambahkan atau diperbaiki.
c. Menerima LKAI yang telah disetujui untuk diterbitkan NHI dari Kepala KPPBC Tipe B;
d. Merekam data NHI dalam Aplikasi Nota Hasil Intelijen sesuai data pada LKAI.
e. Mendistribusikan LPNHI kepada Pejabat yang bertugas melakukan analisis Intelijen
untuk dilakukan Analisis Pasca Penindakan (Post Seizure Analysis)
f. Menerima NHI secara elektronik atau manual dari Kepala KPPBC Tipe B selaku Penerbit
NHI untuk ditindaklanjuti;
g. Menugaskan pegawai utuk melakukan penindakan berdasarkan NHI yang diterima;
c. Memantau, mengawasi dan bertanggung jawab atas pelaksanaan penindakan yang
dilakukan oleh Pejabat Pengawas;
d. Menerima Laporan Hasil Penindakan dan dari Pejabat yang melaksanakan
pemeriksaan/penindakan;
e. Dalam hal NHI disampaikan secara manual, menandatangani LPNHI untuk dikirim
kepada Penerbit NHI;
f. Melaporkan hasil pelaksanaan NHI kepada Kepala KPPBC dan Kepala Kantor Wilayah.

3. Kepala KPPBC Tipe B


a. Menerima LKAI yang telah berisi pendapat Kepala Subseksi Penindakan dan Penyidikan;
b. Mengembalikan LKAI kepada Kepala Subseksi Penindakan dan Penyidikan dalam hal
terdapat hal-hal yang perlu ditambahkan atau diperbaiki
c. Memberikan persetujuan penerbitan NHI dan mengembalikan persetujuan kepada Kepala
Subseksi Penindakan dan Penyidikan;
d. Menerima LPNHI dari Kepala Subseksi Penindakan dan Penyidikan secara elektronik.
Dalam hal Kantor KPPBC belum menerapkan sistem PDE, LPNHI diterima secara
manual (hasil cetak);
e. Membuat laporan hasil pelaksanaan NHI yang telah diterbitkan kepada Kepala Kantor
Wilayah selaku atasan langsung;
f. Menugaskan Kepala Subseksi Penindakan dan Penyidikan untuk melakukan analisis
atas informasi yang diterima dan memerintahkannya untuk menerbitkan NHI dalam hal
hasil analisis menyimpulkan dugaan pelanggaran ketentuan di bidang kepabeanan dan
cukai

4. Pejabat yang Melaksanaan Pemeriksaan/Penindakan


a. Melakukan penindakan berdasarkan NHI yang diterima;
b. Merekam data hasil pelaksanaan NHI dan nama pejabat yang membuat LPNHI ke dalam
menu Aplikasi LPNHI. Data yang telah direkam (entry) akan secara otomatis
memberikan nomor dan tanggal LPNHI dan LPNHI tersebut secara otomatis akan
dikirimkan oleh sistem ke Kepala KPPBC Tipe B. Untuk KPPBC yang belum
melaksanakan PDE, LPNHI dibuat secara manual dan dikirimkan ke Kepala KPPBC
Tipe Bselaku penerbit NHI untuk dilakukan perekaman dengan tembusan Kepala Kantor
Wilayah dan Kasubdit Intelijen;
c. Membuat LaporanHasil Penindakan;
d. Membuat Laporan Kejadian dalam hal hasil Penindakan ditemukan bukti permulaan yang
cukup adanya dugaan tindak pidana di bidang kepabeanan dan/atau cukai
e. Mengirimkan LPNHI kepada Kepala Subseksi Penindakan dan Penyidikan selaku
penerima NHI untuk ditandatangani.

DIREKTUR JENDERAL,

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

Anda mungkin juga menyukai