Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

HUKUM PAJAK DAN PELAKSANAANNYA


BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

BIDANG KEGIATAN:
PKM ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan Oleh:
Agung Rizqi Maulana (201510110311256)
Chrisna Prayoga Bagaskara (201510110311276)
Singgih Kurnia Ramadhan (201510110311307)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
PENGESAHAN PKM-ARTIKEL ILMIAH

1. Judul Kegiatan : Hukum Pajak Dan Pelaksanaannya


Bagi Kesejahteraan Masyarakat
2. Bidang Kegiatan : PKM-AI
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Chrisna Prayoga Bagaskara
b. Nim : 201510110311276
c. Jurusan : Ilmu Hukum
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Muhammadiyah
Malang
e. Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Jl. Joyo Agung No. 1, Kelurahan
Merjosari, Kecamatan Lowokwaru,
Kota Malang (081252546492)
f. Email : agungrizqim@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Isdian Anggraeny, S.H., M.Kn
b. NIDN : 0709028903
c. Alamat Rumah dan No Tel/HP : Jl. Raden Intan Kav 99/II,
Kelurahan Arjosari, Kecamatan
Blimbing, Kota Malang
(082232791088)

Malang, 27 Juni 2018


Menyetujui
Wakil Dekan atau Ketua Jurusan/ Ketua Pelaksana Kegiatan,
Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa,

Said Noor Prasetyo S.H.,M.Hum Chrisna Prayoga Bagaskara


NIP. 10609071511 NIM. 201510110311276
Wakil Rektor III, Dosen Pendamping,

Dr. Sidik Sunaryo,S.H.,M.Si.,M.Hum Isdian Anggraeny, S.H., M.Kn


NIP. 106.9110.0253 NIDN. 0709028903
HUKUM PAJAK DAN PELAKSANAANNYA

BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Agung Rizqi Maulana, Chrisna Prayoga Bagaskara, Singgih Kurnia Ramadhan

Universitas Muhammadiyah Malang

ABSTRAK

ABSTRACT

i
PENDAHULUAN
Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam perkembangannya telah menghasilkan
pembangunan yang pesat dalam kehidupan nasional yang perlu dilanjutkan
dengan dukungan Pemerintah dan seluruh potensi masyarakat. Dalam
menyelenggarakan pemerintahan, negara mempunyai kewajiban untuk menjaga
kepentingan rakyatnya, baik dalam bidang kesejahteraan, keamanan, pertahanan,
maupun kecerdasan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan tujuan negara yang
dicantumkan di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi
“melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan keadilan sosial”.
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan memerlukan dana yang tidak
sedikit, kebutuhan untuk pembangunan sifatnya proporsional dan disesuaikan
dengan kebutuhan pembangunan yang sedang dan akan berlangsung. Kebutuhan
akan dana pembangunan dapat diperoleh melalui berbagai cara yang kesemuanya
diharapkan dapat memperkuat sektor keuangan negara dalam hal ini adalah sektor
pajak.
Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi
penyelengaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan nasional. Sehingga
Pemerintah menempatkan kewajiban perpajakan sebagai salah satu pewujudan
kewajiban kenegaraan yang merupakan sarana dalam pembiayaanNegara dalam
Pembangunan Nasional guna tercapainya tujuan negara. Penting dan strategisnya
peran serta sektor perpajakan dalam penyelenggaraan pemerintah dapat dilihat
pada Anggaran Belanja Negara (APBN) dan Rancangan APBN setiap tahun yang
disampaikan pemerintah, yaitu terjadinya peningkatan persentase sumbangan
pajak dari tahun ke tahun.
Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa pajak merupakan salah satu
sumber penerimaan negara yang sangat penting bagi bagi penyelenggaraan
pemerintah dan pelaksanaan pembangunan nasional. Penting dan strategisnya
peran sektor perpajakan dalam penyelenggaraan pemerintah dapat dilihat pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Rancangan APBN setiap
tahun yang disampaikan pemerintah, yaitu terjadinya peningkatan persentase
sumbangan perolehan pajak bagi APBN dari tahun ke tahun.

TUJUAN

METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan mengumpulkan berbagai
literatur sebagai rujukan PKM ini dan menggunakan metode deskriptif yaitu
menggambarkan fenomena-fenomena yang sedang terjadi seperti Perpajakan di
Indonesia. Metode penelitian dilanjutkan dengan studi pustaka yang berkaitan
Pelaksanaan Pajak di Indonesia dari buku, artikel dan internet. Sumber informasi
diseleksi dan dianalisa untuk mendapatkan simpulan. Data dari hasil pengamatan
dan studi pustaka diolah secara kualitatif

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengertian pajak menurut Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) adalah kontribusi wajib
kepada negara oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, Pajak merupakan kewajiban bernegara yang diatur jelas dalam
UUD 1945. Dalam pasal 23 (A)di tegaskan bahwa “pajak dan pungutan lain yang
bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang”. Yang
sesuai dengan pasal 27 ayat (1). Pasal 23 (A) UUD 1945 (Amandemen IV),
merupakan dasar hukum pungutan pajak di Indonesia yang berbunyi: “Pajak dan
pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan
undang-undang”.
Berkaitan dengan pajak, ada banyak pengertian yang diberikan oleh para
sarjana mengenai apa sebenarnya pajak itu. Definisi pajak menurut P.J.A.
Andriani, yaitu berbunyi sebagai berikut,1 “Pajak adalah iuran kepada negara
(yang dapat dipaksakan) yang terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat
ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan.”
Banyak para ahli dalam bidang perpajakan yang memberikan pengertian
atau definisi yang berbeda-beda mengenai pajak. Namun demikian, berbagai
definisi tersebut mempunyai inti atau tujuan yang sama. Definisi yang dapat
penulis ajukan adalah sebagai berikut: Pajak ialah iuran rakyat kepada Kas Negara
berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa
timbal (tegen prestatie) yang langsung dapat ditunjuk dan yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran umum (publiecke uitgaven). Dengan demikian pajak
hanya dapat dipungut oleh pemerintah (baik pusat maupun daerah), dan
pemerintah baru dapat memungut pajak berdasarkan undang-undang yang
berlaku.

Pajak Sebagai Instrumen Perekonomian

1
R, Santoso Brotodiharjo, 2003, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Bandung: Rafika Aditama, hlm. 2
Pajak sebagai instrumen perekonomian merupakan sumber pemasukan
utama sebuah Negara. Pajak merupakan kewajiban setiap warganegara yang
diatur dalam UUD 1945. Tetapi pada faktanya pemerintah seringkali mengalami
kekurangan atau defisit, sehingga untuk menutupi kekurangan tersebut pemerintah
berhutang baik domestik atau luar negeri. Misalnya dengan menerbitkan surat
berharga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan jangka pendek.
Pajak merupakan kontribusi utama pemasukan pemerintah, dan pajak juga
merupakan sumber belanja negara. Ada dua fungsi pajak yaitu fungsi budgeter
dan fungsi regulerend (Mengatur).
a. Pertama; berfungsi sebagai budgeter, yaitu pajak sebagai sumber dana
pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Fungsi pajak
budgeter adalah fungsi yang letaknya disektor publik, dan pajak tersebut
merupakan suatu alat untuk memasukkan uang sebanyak-banyaknya kedalam
kas negara yang pada waktunya akan digunakan untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara, terutama untuk membiayai pengeluaran
rutin, dan apabila setelah itu masih ada sisa (surplus), maka surplus ini dapat
digunakan untuk membiayai investasi pemerintah (public saving untuk public
invesment)2.
b. Kedua; berfungsi sebagai Regulerend atau mengatur yaitu pajak sebagai alat
untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial
dan ekonomi. Pajak mempunyai fungsi mengatur (Regulerend), dalam arti
bahwa pajak itu dapat digunakan sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijaksanaan Negara dalam lapangan ekonomi dan sosial
dengan fungsi mengaturnya pajak digunakan sebagai suatu alat untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu yang letaknya diluar bidang Keuangan dan
fungsi mengatur itu banyak ditujukan terhadap sektor swasta.3
Dalam menjalankan kebijakan perpajakan, pemerintah memiliki hak
yuridis secara eksklusif untuk memungut dari wajib pajak. Yurisdiksi itu tentunya
berlandaskan undang-undang yang berlaku. Hal itu dilakukan dengan memberi
batasan-batasan dari pengenaan dan besarnya pajak yang dibebankan pada subjek
dan objek pajak. Atas dasar uraian itu, jelas dapat dikatakan bahwa upaya
perpajakan (tax effort) melalui yurisdiksi yang jelas merupakan langkah strategis
dalam upaya meningkatkan penerimaan negara dari sektor perpajakan. Sejalan
dengan adanya yurisdiksi dan kepastian hukum, kebijakan perpajakan bertujuan
mendorong kemajuan ekonomi sebagai upaya peningkatan hasrat konsumsi
masyarakat, meningkatkan investasi pemerintah, serta mentransmisikan sumber-
sumber ekonomi masyarakat menjadi penerimaan pemerintah.
Instrumen pajak sangat dihandalkan untuk pembiayaan belanja Negara,
agar Negara dapat mengatasi masalah deficit anggaran, meningkatkan

2
Munawir S, 1985, Pokok-pokok Perpajakan, liberty, Yogyakarta, hlm 4.
3
Ibid. hlm 4.
pembelanjaan negara dan upaya menyejahterakan rakyat, agar masyarakat dapat
merasakan manfaat penerimaan pajak untuk pembangunan fasilitas pelayanan
publik dan infrastruktur, pendidikan murah, kesehatan murah, pertahanan dan
keamanan, subsidi BBM, energi dan pangan tertib dan lancar. Selain itu, peran
pajak juga sebagai retribusi bagi orang kaya, sehingga setiap masyarakat yang
miskin dan kurang mampu akan dialirkan dari dana tersebut karena ketimpangan
distribusi pendapatan adalah masalah ekonomi dunia saat ini. Sering kali, orang-
orang kaya tersebut melupakan kewajiban Negara dalam bentuk membayar pajak,
padahal mereka juga menikmati hasil pajak.

Pajak Terhadap Kesejahteraan Rakyat


Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam perkembangannya telah menghasilkan
pembangunan yang pesat dalam kehidupan nasional yang perlu dilanjutkan
dengan dukungan Pemerintah dan seluruh potensi masyarakat. Dalam
menyelenggarakan pemerintahan, negara mempunyai kewajiban untuk menjaga
kepentingan rakyatnya, baik dalam bidang kesejahteraan, keamanan, pertahanan,
maupun kecerdasan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan tujuan negara yang
dicantumkan di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi
“melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan keadilan sosial”.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 - 2019, menekankan bahwa
“Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya sistematis dan terencana oleh
masing-masing maupun seluruh komponen bangsa untuk mengubah suatu
keadaan menjadi keadaan yang lebih baik dengan memanfaatkan berbagai sumber
daya yang tersedia secara optimal, efisien, efektif,dan akuntabel, dengan tujuan
akhir untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat secara
berkelanjutan”. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 - 2019,
ditentukan bahwa sesuai dengan visi pembangunan, yaitu “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong”, maka Pembangunan Nasional 2015 - 2019 akan diarahkan untuk
mencapai sasaran utama yang mencakup:4
a. Sasaran makro, yang terdiri atas dua butir, yaitu:
1. Pembangunan manusia dan masyarakat;
2. Ekonomi makro;

4
Disunting dari website : http://www.pajak.go.id/sites/ pada tanggal 27 Juni 2018.
b. Sasaran pembangunan manusia dan masyarakat, yang meliputi:
1. Kependudukan dan keluarga berencana;
2. Pendidikan;
3. Kesehatan;
4. Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan;
5. Perlindungan anak; dan
6. Pembangunan masyarakat;
c. Sasaran pembangunan sektor unggulan, yang meliputi:
1. Kedaulatan pangan;
2. Pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi irigasi;
3. Kedaulatan energi;
4. Maritim dan kelautan;
5. Pariwisata dan industri manufaktur; dan
6. Ketahanan air, infrastruktur dasar, dan konektivitas;
d. Sasaran pembangunan dimensi pemerataan, yang meliputi:
1. Menurunkan kesenjangan antar kelompok ekonomi;
2. Meningkatkan cakupan pelayanan dasar dan akses terhadap ekonomi
produktif masyarakat kurang mampu;
Dalam 6 (enam) sasaran pokok pembangunan tersebut, terdapat 22 butir
sasaran pembangunan nasional yang harus dibiayai agar target-target yang telah
ditetapkan pemerintah tercapai. Diperlukan penerimaan negara dalam jumlah
besar terutama dari penerimaan pajak. Sebagai sumber utama penerimaan negara,
peranan pajak sangatlah penting untuk mendukung pembiayaan 22 butir sasaran
pembangunan nasional tersebut.5
Pajak dipungut pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan
untuk menutup biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk mencapai
kesejahteraan bersama. Pajak dipungut untuk dikembalikan ke rakyat melalui
pengeluaran-pengeluaran dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Oleh
karena itu, apabila masyarakat tidak taat akan pajak maka seluruh kegiatan negara
akan sulit terpenuhi. Dengan membayar pajak masyarakat akan mendapatkan
manfaat-manfaat dalam bentuk:
1. Fasilitas umum dan Infrastruktur seperti jalan, jembatan, sekolah, rumah
sakit,dan puskesmas.
2. Pertahanan dan keamanan seperti bangunan, senjata, perumahan hingga gaji-
gajinya.
3. Subsidi pangan dan bahan bakar aminyak
4. Kelestarian lingkungan hidup dan budaya.
5. Dana Pemilu
6. Pengembangan alat transportasi massa, dll.

5
Ibid.
KESIMPULAN
Pengertian pajak menurut Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) adalah kontribusi wajib
kepada negara oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, Pajak merupakan kewajiban bernegara yang diatur jelas dalam
UUD 1945. Pajak sebagai instrumen perekonomian merupakan sumber
pemasukan utama sebuah Negara. Pajak merupakan kewajiban setiap warganegara
yang diatur dalam UUD 1945.
Pajak merupakan kontribusi utama pemasukan pemerintah, dan pajak juga
merupakan sumber belanja negara. Ada dua fungsi pajak yaitu fungsi budgeter
dan fungsi regulerend (Mengatur). Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2
Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2015 - 2019, ditentukan bahwa sesuai dengan visi pembangunan, yaitu
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”, maka Pembangunan Nasional 2015 - 2019 akan
diarahkan untuk mencapai enam sasaran utama. Dalam 6 (enam) sasaran pokok
pembangunan tersebut, terdapat 22 butir sasaran pembangunan nasional yang
harus dibiayai agar target-target yang telah ditetapkan pemerintah tercapai.

DAFTAR PUSTAKA
R, Santoso Brotodiharjo, 2003, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Bandung, Rafika Aditama.
Munawir S, 1985, Pokok-pokok Perpajakan,Yogyakarta, Liberty.

Undang-Undang Dasar 1945


Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan

http://www.pajak.go.id/sites/
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1. Ketua
1 Nama Lengkap Chrisna Prayoga Bagaskara
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIM 201510110311276
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/HP 0812525464922

2. Anggota
1 Nama Lengkap Agung Rizqi Maulana
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIM/NIDN 201510110311256
5 Tempat dan Tanggal Lahir Pasuruan, 13 Juli 1997
6 E-mail agungrizqim@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 0895366402520

3. Anggota
1 Nama Lengkap Singgih Kurnia Ramadhan
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIM/NIDN 201510110311307
5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 27 Januari 1998
6 E-mail singgihkurnia98@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 08980308774

4. Dosen Pendamping
1 Nama Lengkap Isdian Anggraeny, S.H., M.Kn
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Dosen Hukum Pajak
4 NIM/NIDN 0709028903
5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 9 Februari 1989
6 E-mail isdian.law11@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082232791088

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM AI Tahun 2018.

Malang, 27 Juni 2018


Pengusul,
Lampiran 2. Surat Pernyataan Ketua Kelompok

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Chrisna Prayoga Bagaskara
NIM : 201510110311276
Program Studi : Ilmu Hukum
Fakultas : Hukum
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-Artikel Ilmiah saya dengan
judul “Hukum Pajak Dan Pelaksanaannya Bagi Kesejahteraan Masyarakat” yang
diusulkan untuk tahun anggaran 2018 adalah asli karya kami dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bila mana di kemudian hari ditemukan ketidak sesuaian dengan
pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas
negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan
sebenar-benarnya.

Malang, 27 Juni 2018


Mengetahui, Yang menyatakan,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

Said Noor Prasetyo SH., M.Hum Chrisna Prayoga Bagaskara


NIP. 10609071511 NIM. 201510110311276
Lampiran 3. Surat Pernyataan Sumber Tulis

SURAT PERNYATAAN SUMBER TULISAN PKM-AI

Saya yang menandatangi Surat Pernyataan ini :

Nama : Chrisna Prayoga Bagaskara

NIM : 201510110311276

1) Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan beserta anggota tim lainnya
benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan:
a. Nyatakan Program Kegiatan Hukum Pajak Dan Pelaksanaannya Bagi
Kesejahteraan Masyarakat, yang dilakukan sendiri oleh penulis bukan
oleh pihak lain.
b. Topik Kegiatan: Hukum Pajak Dan Pelaksanaannya Bagi Kesejahteraan
Masyarakat.
c. Tahun 2018 dan Tempat Pelaksanaan Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Malang.
2) Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk prosiding
maupun jurnal sebelumnya.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan
pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 27 Juni 2018

Mengetahui/Menyetujui

Yang Membuat Pernyataan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

Chrisna Prayoga Bagaskara Said Noor Prasteyo SH., M.Hum

NIM. 201510110311276 NIP. 10609071511

Anda mungkin juga menyukai