Nim : 8111420093
No.Presensei : 07
Indonesia adalah salah satu negara yang berada di wilayah asia tenggara,
dengan limpahan sumber daya alam yang luar biasa. Indonesia juga menduduki posisi
ke 4 di dunia sebagai negara terpadat, dengan populasi masyarakat sebanyak235,7
juta jiwa.
Dalam setiap penghasilan yang dihasilkan dari pekerjaan telah pasti terdapat
pajak penghasilan di dalamnya, tentunya sesuai dengan ketentuan. Indonesia adalah
salah satu negara yang menerapkan pajak di hampir setiap aktivitas atau kegiatan.
Tentunya pajak dalam hal ini memiliki tujuan dan manfaat bagi negara. Pajak ini pun
berlaku bagi selouruh lapisan masyarakat.
Pajak hadir sebagai salah cara untuk mencapai tujuan nasional, seperti yang
diatur dalam Undang-undang Dasar 1945 untuk menyejahterakan. Pajak dianggap
sebagai upaya untuk membantu pemerintah dalam melakukan pembangunan.
Pemungutan pajak ini dianggap sebagai sebuah pelaksanaan yuridiksi pajak (tax
jurisdiction- kewenangan dalam bidang perpajakan) sebagai atribut untuk kedaulatan
bagi pemerintah berfungsi untuk mengatur orang dan objek dalam satu wilayah3.
Pajak di Indonesia dibagi menjadi dua jika merujuk pada pemungut dan
pengelolanya, yaitu pajak daerah dan pajak pusat. Pajak pusat, pajak yang dipungut
oleh pemerintah pusat yang digunakan untuk membiayai rumah tangga negara terdiri
dari pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPn), pajak penjualan barang
mewah (PPnBM), pajak bumi dan bangunan (PBB), dan bea materai. Pajak daerah,
pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah
tangga daerah dibagi menjadi pajak tingkat I (provinsi), yang terdiri dari pajak
kendaraan bermotor (PKB), bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar
kendaraan bermotor, pajak air permukaan, dan pajak rokok. Kemudian, pajak tingkat
II (kabupaten atau kota) terdiri dari pajak hotel, pajak restaurant, pajak hiburan, pajak
reklame, pajak penerangan jalan, pajak parkir, dan lain-lain4.
Pada kesempatan kali ini, akan dibahas sebuah perubahan yang terjadi dalam
pajak penghasilan di Indonesia. Pada tahun 2021 hadir sebuah Undang-undang baru
yang mengandung aturan baru atas beberapa hal dalam perekonomian, seperti salah
2
S.H.M.H Adrian Sutedi, Hukum Pajak, ed. Tarmizi, satu. (Jakarta: Sinar Grafika, n.d.),
https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=ry9sEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=hukum+pajak+&ots=PlrlQm0wQT&sig=ewvIBoF8
UhurY7rx9LEGrtobJN8&redir_esc=y#v=onepage&q=hukum pajak&f=false.
3
M.A. Tjia Siauw Jan, S.E.Ak., B.K.P., S.H., Pengadilan Pajak: Upaya Kepastian Hukum Dan Keadilan
Bagi Wajib Pajak (Buku kita, n.d.).
4
Isroah, “PERPAJAKAN” (Yogyakarta: JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA, n.d.).
satunya pajak penghasilan dalam Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan
yang menjadi upaya perinovasian.
Perubahan yang terasa pada Pajak Penghasilan (PPh) dalam UU HPP adalah
jika Sebelumnya tarif pajak penghasilan terendah 5% yaitu 50 juta saat ini dinaikkan
menjadi 60 juta, untuk penghasilan tidak kena pajak ptkp tetap. Salah satu manfaat
dari adanya perubahan ini adalah memberikan manfaat kepada masyarakat yang
memang pada dasarnya berpenghasilan rendah dan menengah untuk membayar pajak
lebih rendah dari sebelumnya. Hal ini sejalan dengan sila keempat, dimana pajak
dapat menjadi alat untuk menegakkan keadilan dalam hal perekonomian antara
masyarakat yang mapan dan kurang beruntung.
6
Ibid.
terjadi perubahan. Boleh jadi masyarakat merasa bahwa hadirnya undang-undang
harmonisasi peraturan perpajakan ini sebagai wujud dimana pemerintahan negara
kurang menerapkan emansipatoris di dalamnya, singkatnya emansipatoris Ini adalah
sebuah upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah atau negara untuk
mengikutsertakan pemahaman rakyat dalam hukum tersebut karena walaupun
bagaimanapun hukum tersebut kelak akan berlaku di masyarakat sehingga
masyarakat perlu berpartisipasi di dalamnya agar peraturan yang telah disahkan dan
juga hidup di tengah-tengah masyarakat ini sesuai dengan norma-norma maupun
nilai-nilai yang telah hidup dan berlaku di masyarakat sejak awal
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia telah menduduki posisi keempat
sebagai negara terpadat dengan jumlah penduduk yang sekian banyak hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara pluralisme dan juga negara yang
sangat majemuk. Perubahan-perubahan dalamnya sudah pasti akan bersifat majemuk
karena hadir dan timbul dari berbagai macam perspektif dan juga berbagai macam
pikiran. Kendati demikian tetap dibutuhkannya sikap Arif dan bijak dalam melihat
sebuah perubahan. Semua perspektif harus diperhatikan dalam memaknai perubahan.
Walaupun akan hadir sebuah pertanyaan Apakah perubahan selalu dari luar atau yang
kita sebut sebagai ecos to egos atau gelombang perubahan itu berasal dari dalam apa
yang kita sebut sebagai egos to ecos. Paradigma untuk pendekatan ini ini akan
melahirkan perilaku yang berbeda pula. Kemudian siapakah yang berhak menjadi
aktor utama dalam sebuah perubahan? Tentu saja adalah manusia yang memainkan
peranan penting. Keingintahuan dan keinginan manusia akan membuat Ia untuk terus
bergerak dan melahirkan satu sikap untuk terus memenuhinya juga. Contohnya
adalah perilaku yang diatur dalam sebuah ilmu, sebagai seorang konsumen dan
manusia kita terus ingin mengkonsumsi sesuatu dan memiliki keinginan. Oleh karena
itu kita terus melakukan perubahan-perubahan untuk mencapai perubahan-perubahan
yang kelak dapat mengantarkan kita pada keinginan yang kita inginkan7.
7
Seta A. dan Arief Maulana Wicaksana, SOBAT WAY!: Semua Orang Bisa Hebat, Lima Langkah Pasti
Meraih Impian Hidup, Mengubah Potensi Menjadi Kompetensi (Jakarta: PT Elex Media Komputerindo
kelompok gramedia, n.d.).
Jika kita melihat perubahan UU PPh menjadi UU HPP melalui paradigma
yang dikemukaan oleh Guba dan lincoln, maka sebagian besar penelitian menyatakan
bahwa permasalahan tentang keuangan terbukti dapat merubah posisi hukum
nasional, sebagaimana yang terjadi pada pengaturan Pajak Penghasilan di Indonesia8.
Gon G.Guba adalah seorang profesir pendidikan di Indiana University Bloomingtoon.
Sedangkan, Yvonne S.Wilson atau Yvonne Lincoln adalah seorang demokrat politisi
dari Missouri. Guba dan Lincoln telah bersama-sama menyusun 3 buku, yaitu
Evaluasi efektif: Meningkatkan kegunaan evaluasi melalui pendekatan naturalistik,
Naturalistik iquiry dan teori organisasi yang akan datang, dan kirim: Revolusi
paradigma (Sage). Menurut Lincoln dan Guba, sistem filosofis yang di dalamnya
terdapat filosofis utama yang didasarkan pada ontologi, epistiemologi, dan
metodologi. paradigma merupakan pandangan pada dunia, keseluruhan sistem
filosofis atas pikiran realitas penanya, dan bagaimana penyelesaiannya dipahami.
Secara singkatnya paradigma konstruktivisme dipahami sebagai sebuah dasar rasa
percaya “belief” atas sebuah tindakan yang akan dilakukan kelak9.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian Sutedi, S.H.M.H. Hukum Pajak. Edited by Tarmizi. Satu. Jakarta: Sinar
Grafika, n.d. https://books.google.co.id/books?
8
Siti Zulaekhah, “ORIENTASI KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG DI INDONESIA: SUATU PEMBACAAN
DARI PARADIGMA CRITICAL,” Jurnal Hukum & Pembangunan 51No. 2 (2022) Vol 51, No (2022).
9
Muhammad Helmi, “Penemuan Hukum Oleh Hakim Berdasarkan Paradigma Konstruktivisme,”
Kanun Jurnal Ilmu Hukum 22, no. 1 (May 4, 2020): 111–132,
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/kanun/article/view/14792.
hl=en&lr=&id=ry9sEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=hukum+pajak+&ots=PlrlQ
m0wQT&sig=ewvIBoF8UhurY7rx9LEGrtobJN8&redir_esc=y#v=onepage&q=huku
m pajak&f=false.
Tjia Siauw Jan, S.E.Ak., B.K.P., S.H., M.A. Pengadilan Pajak: Upaya Kepastian
Hukum Dan Keadilan Bagi Wajib Pajak. Buku kita, n.d.
Wicaksana, Seta A. dan Arief Maulana. SOBAT WAY!: Semua Orang Bisa Hebat,
Lima Langkah Pasti Meraih Impian Hidup, Mengubah Potensi Menjadi
Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputerindo kelompok gramedia, n.d.