Anda di halaman 1dari 5

Pasal 1 angka 15 Pasal 1 angka 15

Perlindungan khusus adalah perlindungan yang Perlindungan Khusus adalah suatu bentuk
diberikan kepada anak dalam situasi darurat, perlindungan yang diterima oleh Anak dalam
situasi dan kondisi tertentu untuk mendapatkan
anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari jaminan rasa aman terhadap ancaman yang
kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang membahayakan diri dan jiwa dalam tumbuh
dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, kembangnya
anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi
korban penyalahgunaan narkotika, alkohol,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak
korban penculikan, penjualan, perdagangan, anak
korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, anak
yang menyandang cacat, dan anak korban
perlakuan salah dan penelantaran.
15a. Kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap
Anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan
atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual,
dan/atau penelantaran, termasuk ancaman
untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan
hukum.
Pemerintah adalah Pemerintah yang meliputi 1 angka 17
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut
Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
1 angka 18
Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, dan
walikota serta perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan.
Pasal 6 Setiap Anak berhak untuk beribadah menurut
Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan
agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya dalam bimbingan
tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan Orang Tua atau Wali.
orang tua.
Pasal 9 (1) Setiap anak berhak memperoleh Pasal 9 (1) Setiap Anak berhak memperoleh
pendidikan dan pengajaran dalam rangka pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat.
(2) Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam (1a) Setiap Anak berhak mendapatkan
ayat (1), khusus bagi anak yang menyandang cacat perlindungan di satuan pendidikan dari kejahatan
juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, seksual dan Kekerasan yang dilakukan oleh
sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta
juga berhak mendapatkan pendidikan khusus. didik, dan/atau pihak lain. (2) Selain mendapatkan
Hak Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (1a), Anak Penyandang Disabilitas berhak
memperoleh pendidikan luar biasa dan Anak yang
memiliki keunggulan berhak mendapatkan
pendidikan khusus.
Pasal 12 berubah diksinya aja
Pasal 14 Setiap anak berhak untuk diasuh oleh Setiap Anak berhak untuk diasuh oleh Orang
orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan Tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dan/atau
dan/atau aturan hukum yang sah menunjukkan aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa
bahwa pemisahan itu adalah demi kepentingan pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik
terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan bagi Anak dan merupakan pertimbangan terakhir.
terakhir. (2) Dalam hal terjadi pemisahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Anak tetap berhak: a.
bertemu langsung dan berhubungan pribadi secara
tetap dengan kedua Orang Tuanya; b.
mendapatkan pengasuhan, pemeliharaan,
pendidikan dan perlindungan untuk proses
tumbuh kembang dari kedua Orang Tuanya sesuai
dengan kemampuan, bakat, dan minatnya; c.
memperoleh pembiayaan hidup dari kedua Orang
Tuanya; dan d. memperoleh Hak Anak lainnya.
Pasal 15 Setiap anak berhak untuk memperoleh Setiap Anak berhak untuk memperoleh
perlindungan dari : 1. penyalahgunaan dalam perlindungan dari: a. penyalahgunaan dalam
kegiatan politik; 2. pelibatan dalam sengketa kegiatan politik; b. pelibatan dalam sengketa
bersenjata; 3. pelibatan dalam kerusuhan sosial; 4. bersenjata; c. pelibatan dalam kerusuhan sosial; d.
pelibatan dalam peristiwa yang mengandung pelibatan dalam peristiwa yang mengandung
unsur kekerasan; dan 5. pelibatan dalam unsur Kekerasan; e. pelibatan dalam peperangan;
peperangan. dan f. kejahatan seksual.
Pasal 20 Negara, pemerintah, masyarakat, Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah,
keluarga, dan orang tua berkewajiban dan Masyarakat, Keluarga, dan Orang Tua atau Wali
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap
perlindungan anak. penyelenggaraan Perlindungan Anak

Pada bagian kedua blm ada Pemda Sudah ada keterlibatan pemda

Pasal 21 Negara dan pemerintah berkewajiban dan Negara, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah
bertanggung jawab menghormati dan menjamin berkewajiban dan bertanggung jawab
hak asasi setiap anak tanpa membedakan suku, menghormati pemenuhan Hak Anak tanpa
agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis
dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum,
anak, dan kondisi fisik dan/atau mental. urutan kelahiran, dan kondisi fisik dan/atau
mental. (2) Untuk menjamin pemenuhan Hak Anak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), negara
berkewajiban untuk memenuhi, melindungi, dan
menghormati Hak Anak. (3) Untuk menjamin
pemenuhan Hak Anak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Pemerintah berkewajiban dan
bertanggung jawab dalam merumuskan dan
melaksanakan kebijakan di bidang
penyelenggaraan Perlindungan Anak. (4) Untuk
menjamin pemenuhan Hak Anak dan
melaksanakan kebijakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), Pemerintah Daerah berkewajiban
dan bertanggung jawab untuk melaksanakan dan
mendukung kebijakan nasional dalam
penyelenggaraan Perlindungan Anak di daerah. (5)
Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dapat diwujudkan melalui upaya daerah
membangun kabupaten/kota layak Anak. (6)
Ketentuan lebih lanjut mengenai kebijakan
kabupaten/kota layak Anak sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) diatur dalam Peraturan
Presiden.
Pasal 22 Negara dan pemerintah berkewajiban dan Negara, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah
bertanggung jawab memberikan dukungan sarana berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan
dan prasarana dalam penyelenggaraan dukungan sarana, prasarana, dan ketersediaan
perlindungan anak. sumber daya manusia dalam penyelenggaraan
Perlindungan Anak.
Pasal 23 dan 24 memasukan unsur pemda
Pasal 25 Pasal 25 (1) Kewajiban dan tanggung jawab
Kewajiban dan tanggung jawab masyarakat Masyarakat terhadap Perlindungan Anak
terhadap perlindungan anak dilaksanakan melalui kegiatan peran Masyarakat
dilaksanakan melalui kegiatan peran masyarakat dalam penyelenggaraan Perlindungan Anak. (2)
dalam penyelenggaraan Kewajiban dan tanggung jawab Masyarakat
perlindungan anak. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
dengan melibatkan organisasi kemasyarakatan,
akademisi, dan pemerhati Anak.
Pasal 26 (1) Orang tua berkewajiban dan Pasal 26 (1) Orang tua berkewajiban dan
bertanggung jawab untuk : 1. mengasuh, bertanggung jawab untuk: a. mengasuh,
memelihara, mendidik, dan melindungi anak; 2. memelihara, mendidik, dan melindungi Anak; b.
menumbuhkembangkan anak sesuai dengan menumbuhkembangkan Anak sesuai dengan
kemampuan, bakat, dan minatnya; dan 3. kemampuan, bakat, dan minatnya; c. mencegah
mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak- terjadinya perkawinan pada usia Anak; dan d.
anak. memberikan pendidikan karakter dan penanaman
nilai budi pekerti pada Anak.
Pasal 27 ayat (4) Dalam hal Anak yang proses kelahirannya tidak
Dalam hal anak yang proses kelahirannya tidak diketahui dan Orang Tuanya tidak diketahui
diketahui, dan orang tuanya tidak diketahui keberadaannya, pembuatan akta kelahiran untuk
keberadaannya, pembuatan akta kelahiran untuk Anak tersebut didasarkan pada keterangan orang
anak tersebut didasarkan pada keterangan orang yang menemukannya dan dilengkapi berita acara
yang menemukannya. pemeriksaan kepolisian.
Pasal 39 Pasal 39 ditambah 2a, 4a
2a Pengangkatan Anak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib dicatatkan dalam akta
kelahiran, dengan tidak menghilangkan identitas
awal Anak.

4a Dalam hal Anak tidak diketahui asal usulnya,


orang yang akan mengangkat Anak tersebut harus
menyertakan identitas Anak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (4).
Pasal 43 (1) Negara, pemerintah, masyarakat, Pasal 43 (1) Negara, Pemerintah, Pemerintah
keluarga, orang tua, wali, dan lembaga sosial Daerah, Masyarakat, Keluarga, Orang Tua, Wali,
menjamin perlindungan anak dalam memeluk dan lembaga sosial menjamin Perlindungan Anak
agamanya. dalam memeluk agamanya.
45 ayat 2 ditambahkan unsur pemda
Tidak ada pasal 45 A dan B Pasal 45A Setiap Orang dilarang melakukan aborsi
terhadap Anak yang masih dalam kandungan,
kecuali dengan alasan dan tata cara yang
dibenarkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pasal 45B (1) Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Masyarakat, dan Orang Tua
wajib melindungi Anak dari perbuatan yang
mengganggu kesehatan dan tumbuh kembang
Anak. (2) Dalam menjalankan kewajibannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Masyarakat, dan Orang Tua
harus melakukan aktivitas yang melindungi Anak.
Pasal 54 Anak di dalam dan di lingkungan sekolah Pasal 54 (1) Anak di dalam dan di lingkungan
wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang satuan pendidikan wajib mendapatkan
dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau perlindungan dari tindak Kekerasan fisik, psikis,
teman-temannya di dalam sekolah yang kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang
bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya. dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan,
sesama peserta didik, dan/atau pihak lain. (2)
Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan,
aparat pemerintah, dan/atau Masyarakat
Pasal 55 (1) Pemerintah wajib menyelenggarakan Pasal 55 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah
pemeliharaan dan perawatan anak terlantar, baik wajib menyelenggarakan pemeliharaan,
dalam lembaga maupun di luar lembaga. perawatan, dan rehabilitasi sosial Anak terlantar,
baik di dalam lembaga maupun di luar lembaga
(4) Dalam hal penyelenggaraan pemeliharaan dan
perawatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), (4) Dalam hal penyelenggaraan pemeliharaan dan
pengawasannya dilakukan oleh Menteri Sosial. perawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
pengawasannya dilakukan oleh kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
sosial.
Pasal 56 hanya 5 poin Ditambah 1 poin
f. memperoleh sarana bermain yang memenuhi
syarat kesehatan dan keselamatan.
Pasal 59 (2) Perlindungan Khusus kepada Anak
anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan diberikan kepada:
terisolasi, anak tereksploitasi secara ekonomi dan/ a. Anak dalam situasi darurat;
seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang b. Anak yang berhadapan dengan hukum;
menjadi korban penyalahgunaan narkotika, c. Anak dari kelompok minoritas dan
alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya terisolasi;
(napza), anak korban penculikan, penjualan dan d. Anak yang dieksploitasi secara ekonomi
perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik dan/atau seksual;
dan/atau mental, anak yang menyandang cacat, e. Anak yang menjadi korban
dan anak korban perlakuan salah dan penyalahgunaan narkotika, alkohol,
penelantaran. psikotropika, dan zat adiktif lainnya;
f. Anak yang menjadi korban pornografi;
g. Anak dengan HIV/AIDS;
h. Anak korban penculikan, penjualan,
dan/atau perdagangan;
i. Anak korban Kekerasan fisik dan/atau
psikis;
j. Anak korban kejahatan seksual;
k. Anak korban jaringan terorisme;
l. Anak Penyandang Disabilitas;
m. Anak korban perlakuan salah dan
penelantaran;
n. Anak dengan perilaku sosial
menyimpang; dan
o. Anak yang menjadi korban stigmatisasi
dari pelabelan terkait dengan kondisi
Orang Tuanya.

Pasal 59A Perlindungan Khusus bagi Anak


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1)
dilakukan melalui upaya: a. penanganan yang
cepat, termasuk pengobatan dan/atau rehabilitasi
secara fisik, psikis, dan sosial, serta pencegahan
penyakit dan gangguan kesehatan lainnya; b.
pendampingan psikososial pada saat pengobatan
sampai pemulihan; c. pemberian bantuan sosial
bagi Anak yang berasal dari Keluarga tidak mampu;
dan d. pemberian perlindungan dan
pendampingan pada setiap proses peradilan.

Anda mungkin juga menyukai