Anda di halaman 1dari 5

REVIEW MATERI HUKUM PAJAK

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah Hukum Pajak (J)

Dosen Pengampu : Dr. Fatma Ulfatun Najicha, S.H., M.H

Disusun Oleh :

Prasetyo Utomo (E0021354)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2022
Negara Indonesia adalah negara hukum. Hal ini sesuai bunyi dari pasal 1 ayat (3) UUD
1945 yang menyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Konsekuensi dari
adanya hal tersebut adalah segala kegiatan yang diselenggarakan oleh negara haruslah
berdasarkan atas hukum guna memberikan rasa kepastian hukum dan juga keadilan serta
kesejahteraan rakyat. Hukum dapat menyeluruh ke segala sektor kegiatan pemerintahan tak
terkecuali di dalam sektor pajak.

Sektor pajak merupakan salah satu cara kebijakan dari negara sebagai penerimaan negara
dimana pajak ini merupakan sumber utama penerimaan negara. Hal ini diatur dalam pasal 23A
UUD 1945 yang menyatakan bahwa “Pajak dan pungutan lainnya yang bersifat memaksa untuk
keperluan negara diatur dengan undang-undang” (Kharisma Salsabila, 2021). Selanjutnya
definisi lain mengenai pajak diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan dimana pada pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa “Pajak adalah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Pajak menurut Soemitro dalam Mardiasmo merupakan sebagai iuran yang dibayarkan
oleh rakyat ke kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak
ada timbal balik langsung. Sedangkan Smeets dalam Waluyo, pajak merupakan prestasi yang
terutang kepada pemerintah melalui norma.norma umum dan dapat dipaksakan, tanpa ada
kontraprestasi langsung dalam hal yang individual, dimasukkan untuk membiayai pengeluaran
pemerintah.

Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara bagi kelangsungan hidup
suatu negara. Indikator kemandirian suatu negara yang ditunjukkan dengan peran pajak dalam
kontribusi pendanaan tercermin dalam APBN atau APBD. Untuk meningkatkan pemahaman dan
akuntabilitas negara bagi wajib pajak, peraturan perundang-undangan perpajakan selalu ditinjau
dan disesuaikan dengan pertumbuhan sosial ekonomi.

Wajib pajak menurut Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa “wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi
pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”.

Pajak sendiri sangat erat kaitannya dengan aturan yang mengaturnya yakni Hukum Pajak.
Hukum pajak biasa disebut juga dengan hukum fiskal merupakan suatu regulasi menyeluruh,
termasuk wewenang pemerintah untuk mengembalikan kekayaan seseorang untuk masyarakat
melalui kas negara. Tujuan dari hukum pajak sendiri adalah menelaah kondisi pada masyarakat
berhubungan dengan pungutan pajak, menelaahnya dalam regulasi hukum dan
menerjemahkannya dalam aturan hukum pajak. Yang menarik dari hukum pajak yakni seringnya
berubah peraturan-peraturannya karena menyesuaikan dari perubahan kehidupan ekonomi
masyarakat di mana perubahan tersebut perlu untuk adanya perubahan peraturan-peraturan
pajaknya juga. Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa pajak sebagai salah satu sektor utama
penerimaan kas negara maka pajak dan hukum pajak sangatlah penting untuk keberlangsungan
pembangunan nasional sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat.1

Menurut asas yuridis, hukum pajak harus dapat memberikan jaminan hukum yang perlu
untuk menyatakan keadilan yang tegas, baik untuk negara maupun warganya. Mengenai pajak di
negara hukum sesuatunya wajib diresmikan dalam undang- undang. Dengan kata lain, hukum
pajak wajib bisa membagikan jaminan hukum bagi tercapainya keadilan, serta jaminan ini
diberikan kepada pihak- pihak yang tersangkut di dalam pemungutan pajak, ialah pihak fiskus
serta wajib pajak. Fiskus diberi jaminan terhadap pelaksanaan tugasnya. Misalnya, fiskus diberi
kewenangan buat melakukan pengecekan, serta sebagainya. Dalam perihal ini kewenangan
tersebut jadi jaminan kalau fiskus bisa memforsir berdasarkan hukum yang berlaku terhadap
wajib pajak ataupun penanggung pajak. Demikian pula kepada wajib pajak ataupun penanggung
pajak juga diberikan hak buat mendapatkan proteksi. Misalnya ada kemungkinan wajib pajak
bisa mengajukan keberatan,banding, gugatan, serta sebagainya. Perihal ini dimaksudkan supaya
wajib pajak serta penanggung pajak tidak diperlakukan semena- mena.2

Pajak mempunyai 2 fungsi utama, ialah fungsi budgeter serta fungsi regulasi. Fungsi
budgeter berkaitan dengan fungsi pajak selaku perlengkapan untuk mengumpulkan dana dari
warga yang setelah itu digunakan buat membiayai administrasi pemerintahan serta kegiatan-
kegiatan pembangunan. Sebaliknya fungsi regulasi merupakan fungsi pajak yang berkaitan
1
R. Santosa Brotodiharjo, 2020. Pengantar Ilmu Hukum Pajak, ed. PT Refika Aditama, Bandung. hlm. 1-2
2
B A B Ii, Asas Dan, and Dasar Pemungutan, “Bab Ii Asas Dan Dasar Pemungutan Pajak” (1991), 21-40.
dengan kedudukan pajak dalam mengendalikan perekonomian, alokasi sumber energi,
redistribusi pemasukan, mengkonsumsi serta investasi publik (Dhestiani Amara Putri, 2021).

Dengan memandang 2 fungsi diatas hingga telah jelas bahwasanya perpajakan ialah
produk kebijakan pemerintah di bidang fiskal/ keuangan dimana hal ini menjadi suatu sistem
perpajakan yang tentunya harus terus menyesuaikan dengan perkembangan sosial ekonomi yang
terjadi di Indonesia yang selanjutnya penyesuaian tersebut disebut sebagai reformasi perpajakan.

Reformasi perpajakan merupakan perubahan sistem perpajakan yang terjadi secara


signifikan serta komprehensif yang meliputi pembenahan administrasi perpajakan, perbaikan
regulasi perpajakan, hingga peningkatan basis pajak. Di Indonesia, reformasi perpajakan dimulai
pada akhir tahun 1983, dengan keluarnya lima undang-undang perpajakan yang baru. Hal ini
dilakukan karena undang-undang yang berlaku sebelumnya dibuat oleh pemerintah Kolonial
Belanda dan dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Kelima undang-undang
tersebut, ialah:

1. Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan;
2. UU Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan (PPh);
3. UU Nomor 8 tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM);
4. UU Nomor 12 Tahun 1985 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); dan
5. UU Nomor 13 Tahun 1985 Tentang Bea Meterai.
DAFTAR PUSTAKA

Dhestiani Amara Putri, F. U. (2021). REFORMASI PERPAJAKAN DI INDONESIA. Jurnal


Hukum POSITUM , 168-178.
Hanina Nafisa Azka, F. U. (2022). Penerapan Keterbukaan Informasi Publik sebagai Upaya
Mewujudkan Pemerintahan yang Transparan dan Akuntabel. Jurnal Kewarganegaraan,
597-602.
Ivan Putra Minarso, F. U. (2022). Upaya Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Untuk Melawan
Globalisasi. Jurnal Kewarganegaraan, 543-551.
Keysa Afgrinadika Wibowo, F. U. (2022). Aktualisasi Pancasila dalam Kehidupan Masyarakat
di Era Globalisasi. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 22-
31.
Kharisma Salsabila, F. U. (2021). PENERAPAN ASAS YURIDIS DAN ASAS EKONOMIS
PERPAJAKAN DI INDONESIA. Jurnal Hukum POSITUM, 151-167.
Muhammad Naufal Rafif, F. U. (2022). IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA
DALAM MENINGKATKAN RASA NASIONALISME PADA GENERASI MUDA.
JURNAL CIVICUS, 1-6.
Mutiara Septi Anissa Arijanta, F. U. (2022). PENINJAUAN HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA DALAM PENYALAHGUNAAN WEWENANG BARANG/JASA
PEMERINTAH. Wacana Paramarta: Jurnal Ilmu Hukum, 77-86.
Najicha, F. U. (2022). PERANAN HUKUM PAJAK SEBAGAI SUMBER KEUANGAN
NEGARA PADA PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM UPAYA MEWUJUDKAN
KESEJAHTERAAN RAKYAT. Jurnal Ius Civile (Refleksi Penegakan Hukum dan
Keadilan), 169-181.
Ratna Sari, F. U. (2022). MEMAHAMI NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI DASAR
NEGARA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT. Harmony: Jurnal Pembelajaran
IPS dan PKN, 53-58.
Teuku Muharam Rizqullah, F. U. (2022). Pengimplementasian Ideologi Pancasila Dalam
Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara. Jurnal Kewarganegaraan, 2630-2633.

Anda mungkin juga menyukai