Anda di halaman 1dari 44

DESAIN MANAJEMEN RESIKO PADA PROGRAM STUDI

AKUNTANSI UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG


BERBASIS ISO 31000:2018

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :

JEMI ARTHA UMBU RAUTA KAREBU

1710020179

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2021
1HALAMAN JUDUL
DESAIN MANAJEMEN RESIKO PADA PROGRAM STUDI
AKUNTANSI UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
BERBASIS ISO 31000:2018

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program

Studi Akuntansi

OLEH :

JEMI ARTHA UMBU RAUTA KAREBU

NIM. 1710020179

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2021
ii
1LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

Berdasarkan hasil seminar proposal yang diselanggarakan pada :

Hari : Jumat

Tanggal : 23 Juli 2021


Menerangkan bahwa
Nama Lengkap : Jemi Artha Umbu Rauta Karebu
NIM : 1710020179
Program Studi : Akuntansi
Judul Penelitian : “DESAIN MANAJEMEN RISIKO
BERBASIS PADA PROGRAM STUDI
AKUNTANSI UNIVERSITAS NUSA
CENDANA KUPANG BERBASIS ISO
31000:2018”
Proposal ini dinyatakan sah dan memenuhi syarat untuk menulis skripsi
dengan pembimbing Sarinah J. M.Rafael,SE,MAcc,Ak,CA dan Herly M.
Oematan, SE.,M.Si
Kupang, 23 juli 2021

TIM SEMINAR
Ketua Program Studi Akuntansi Pembimbing 1

Linda Lomi Ga, SE., MSA Sarinah J. M.Rafael,SE,MAcc,Ak,CA


NIP. 19800320 200501 2 003 NIP. 19830719 2014 04 2 001
Pembimbing II Penguji

Herly M. Oematan, SE.,M.Si Yohana Febiani Angi, SE., M.Aks


NIP. 19810227 200801 2 016 NIP. 19850202 200912 2 002
Diketahui/Disetujui
Wakil Dekan I

Herly M. Oematan, SE., M.Si


NIP. 19810227 200801 2 016

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan karunia-Nya, Peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan
waktu yang direncanakan. Proposal ini disusun untuk menyelesaikan mata kuliah
Seminar Penelitian Akuntansi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Nusa Cendana. Dalam rangka memenuhi kewajiban
tersebut, maka peneliti menyusun proposal dengan judul “Desain Manajemen
Risiko Pada Program Studi Akuntansi Universitas Nusa Cendana Berbasis
ISO 31000:2018”. Peneliti menyadari bahwa dalam proses penyusunun proposal
ini, banyak mendapatkan bantuan moril dari berbagai pihak yang sangat
membantu sehingga dapat diselesaikan. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan
terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si, Ph.D, selaku Rektor Universitas
Nusa Cendana.
2. Ibu Christien C. Foenay, ST.,SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Nusa Cendana.
3. Ibu Linda Lomi Ga, SE., MSA selaku Ketua Program Studi Akuntansi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa Cendana.
4. Ibu Yohana F. Angi, SE, MAKS selaku Sekertaris Program Studi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan selaku Dosen Penguji yang
telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan masukan dan
bimbingan untuk penyelesaian proposal ini.
5. Ibu Sarinah J. M. Rafael, SE., M.Acc, AK, CA selaku Dosen Pembimbing
I dan Dosen Perwalian yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran
dalam memberikan bimbingan, petunjuk, dan saran bagi penyelesaian
proposal ini.
6. Ibu Herly M. Oematan, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan,
petunjuk, dan saran bagi penyelesaian proposal ini.

iv
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa Cendana.
Terkhususnya Bapak/Ibu Dosen Program Studi Akuntansi yang telah
membantu dalam penyelesaian proposal ini.
8. Ibu Ketua Program Studi Akuntansi dan Staf-staf Program Studi
Akuntansi,
9. Keluarga Tercinta, Bapak Ir. Umbu Sappi Pateduk dan Ibu Rambu Kareri
Toga, Kakak Ino, Kakak Vani, dan Adik Mita.
10. Seluruh teman-teman Absolute Angkatan 2017 Program Studi Akuntasi,
terkhususnya untuk bhineka dan teman-teman Ciu Bareng.
11. Berbagai pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
membantu peneliti dalam menyusun proposal ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Peneliti menyadari proposal ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
peneliti mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan Proposal ini di
masa yang akan datang. Harapan peneliti, semoga Proposal ini dapat memberikan
manfaat dan masukan bagi pembaca sehingga dapat membantu peneliti lainnya.

Kupang, 9 Desember 2021

Peneliti

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL...............................................................iii

KATA PENGANTAR.............................................................................................iv

DAFTAR ISI...........................................................................................................vi

DAFTAR TABEL.................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Rumusan masalah....................................................................................6

1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................6

1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................8

2.1 Tinjauan Teoritis......................................................................................8

2.1.1 Grand theory.................................................................................................8

2.1.2 Risiko..........................................................................................................9

2.1.3 Manajemen risiko dalam instansi pemerintahan...........................................13

2.1.4 Manajemen Risiko ISO 31000:2018.............................................................14

2.2 Kajian Empirik......................................................................................21

2.3 Kerangka Berpikir.................................................................................24

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................26

3.1 Pendekatan Penelitian...........................................................................26

3.2 Fokus Penelitian...................................................................................26

3.3 Teknik Penentuan Informan Penelitian.................................................26


vi
3.4 Jenis dan Sumber Data..........................................................................28

3.6 Teknik Pengumpulan Data....................................................................29

3.7 Teknik Analisis Data.............................................................................29

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................34

vii
2DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.…………………………......……..……..........12

Tabel 3.1 Tabel Informan....................................................................................29

Tabel 3.2 Tingkat Kemugkinan...........................................................................30

Tabel 3.3 Tingkat Dampak..................................................................................31

Tabel 3.4 Tingkat Risiko.....................................................................................32

viii
3DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penggunaan Standar Manajemen Risiko di Indonesia ……….…...4


Gambar 2.1 Proses Manajemen Risiko…...............………………….…………9

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir…….....…….…........................……..………..15


Gambar 3.1 Matriks Risiko................................................................................32

ix
BAB I

4PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan tinggi merupakan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dari

pendidikan menengah di jalur pendidikan sekolah yang diselenggarakan oleh

perguruan tinggi sebagai satuan pendidikan yang dimaksudkan untuk dapat

menjadi komunitas kaum intelektual suatu bangsa (Betty, 2016). Perguruan tinggi

dituntut untuk meningkatkan tingkat pengelolaan organisasi yang lebih baik

sehingga dapat terbentuknya Good University Governance (Tata Kelola

Universitas yang Baik), untuk itu diperlukan pengendalian internal yang baik

untuk mengelolanya dan manajemen risiko yang memadai.

Perguruan Tinggi diharuskan oleh untuk pemerintah menyelenggarakan

manajemen risiko sebagai bagian dari penyelenggaran Sistem Pengendalian

Internal Pemerintah (SPIP) sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 (PP No. 60 Tahun 2008) tentang SPIP. PP No.

60 Tahun 2008 Pasal 1 angka 2 menyebutkan, “Sistem pengendalian intern

pemerintah, selanjutnya disingkat SPIP, adalah sistem pengendalian intern yang

diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan

pemerintah daerah”. Dalam PP No. 60 Tahun, manajemen risiko menjadi salah

satu dari lima unsur SPIP, yaitu unsur penilaian risiko. Penilaian risiko tersebut

dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi sistem pengendalian

internal pemerintahan dalam mencapai tujuan instansi pemerintah dan tujuan pada

tingkatan kegiatan. Dengan adanya manajemen risiko Instansi Pemerintah dapat

1
menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menentukan tingkat risiko yang dapat

diterima.

Risiko ada dimana-mana, bisa datang kapan saja dan sulit dihindari. Jika

risiko tersebut menimpa organisasi, maka organisasi tersebut bisa mengalami

kerugian yang signifikan. Dalam beberapa situasi, risiko bisa menyebabkan

kehancuran organisasi tersebut. Menurut IFC (2012) bahwa terdapat empat risiko

yang timbul dalam perjalanan suatu entitas diantaranya 1) Risiko strategis yaitu

suatu risiko yang muncul dari akibat proses bisnis maupun non-bisnis; 2) Risiko

operasional yaitu risiko yang muncul di dalam pengelolaan operasional perguruan

tinggi baik meliputi bidang akademik, dan non-akademik maupun kerjasama

dalam negri dan luar negri; 3) Risiko keuangan, merupakan risiko yang muncul

terkait halhal yang dapat mempengaruhi stabilitas keuangan; 4) Risiko hazard,

merupakan risiko akibat adanya bencana seperti bencana alam, kebakaran, wabah

penyakit dan lain-lain.

Setiap organisasi pasti akan menghadapi lingkungan kinerja yang berubah-

ubah, sehingga tidak terhindarkan dari risiko. Karena itu risiko penting untuk

dikelola. Manajemen risiko adalah langkah yang baik untuk mengelola risiko.

Manajemen risiko organisasi bertujuan untuk menciptakan sistem atau mekanisme

dalam organisasi sehingga risiko yang merugikan organisasi bisa diantisipasi dan

dikelola untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan.

Manajemen risiko dalam suatu badan usaha akan sangat membantu dalam

beberapa hal, yaitu: (a). Meramalkan dasar, besarnya serta frekuensi kemungkinan

kerugian yang diderita bila terjadi suatu peristiwa yang tidak bisa diduga

2
sebelumnya, (b). Menciptakan suatu dasar untuk mengurangi atau membatasi

timbulnya suatu risiko, (c). Menyediakan suatu dasar pengambilan keputusan

untuk memperkirakan risiko yang mungkin timbul. Jadi manajemen risiko

merupakan keputusan eksekutif yang bertujuan mengelola risiko-risiko yang akan

dihadapi oleh perusahaan, yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan

tersebut (Harimurti dalam Abisay dan Nurhadi, 2013).

Terdapat 2 metode yang paling sering digunakan dalam manajemen risiko

yaitu metode milik COSO dan milik ISO. Kedua metode telah banyak digunakan

oleh perusahaan-perusahaan diberbagai negara karena menyediakan panduan

penerapan manajemen risiko yang bertujuan untuk mendukung tingkat efektivitas

manajemen risiko bagi para penggunanya. Namun keduanya memiliki perbedaan

yaitu dimana COSO memandang risiko sebagai kejadian yang mungkin terjadi

dan memiliki pengaruh negatif terhadap pencapaian tujuan organisasi. Pada sisi

lain, ISO mengartikan risiko sebagai efek ketidakpastian terhadap tujuan

organisasi. Kemudian untuk memastikan manajemen risiko berjalan secara efektif,

ISO menyebutkan delapan prinsip yang harus dipenuhi. Kedelapan prinsip

tersebut antara lain terintegrasi, terstruktur dan komprehensif, sesuai kebutuhan

organisasi, inklusif, dinamis, berdasarkan informasi terbaik yang tersedia,

mempertimbangkan faktor manusia dan budaya, perbaikan terus menerus.

Sedangkan COSO tidak menyebutkan prinsip. Dari uraian diatas penelti memilih

untuk menggunakan ISO 31000 karena prinsip sangat penting untuk mendukung

efektivitas penerapan manajemen risiko.

3
KMK nomor 577/ KMK.01/2019 tentang Manajemen Risiko di Lingkungan

Kementerian Keuangan juga menjadikan ISO 31000:2018 sebagai acuan dalam

menyempurnakan standar manajemen risiko milik Kementrian Keuangan.

Terdapat 3 unsur ISO 31000:2018 Risk management-guidelines yang digunakan

dalam KMK yaitu meliputi prinsip, kerangka kerja dan proses manajemen risiko

menjadi sistem yang lebih terbuka dan saling berkaitan. Selain itu ISO

mendefinisikan risiko tidak hanya pada kejadian yang berpengaruh negatif

(downside risk) namun juga risiko memberikan dampak positif (upside risk) bagi

pencapaian tujuan organisasi. Berikut ini penggunaan standar Manajemen Risiko

berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh CRMS (Center for Risk

Management Studies) Indonesia.

Gambar 1.1
Penggunaan Standar Manajemen Risiko di Indonesia

sumber : CRMS Indonesia

Penelitian sebelumnya mengenai manajemen resiko yang pernah dilakukan

Mukhlis dan Supriyadi (2018) membahas tentang perlunya menerapkan desain

sistem manajemen risiko pada Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH)
4
Universitas Gadjah Mada sebagai bagian dari penyelenggaraan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan dalam mencapai tujuan organisasi.

PTNBH menerapkan proses manajemen risiko menggunakan standar proses

manajemen risiko ISO 31000 dengan pertimbangan: memberikan pendekatan

sistematis dalam mengelola risiko guna mencapai tujuan organisasi, dapat

diterapkan pada semua jenis organisasi, BPKP selaku pembina penyelenggaraan

SPIP menyarankan penggunaan standar ISO 31000 untuk proses manajemen

risiko, dan telah digunakan oleh instansi pemerintah yaitu Kementerian Keuangan.

Banyak penelitian manajemen risiko yang telah menggunakan ISO 31000

sebagai standar dan acuan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang

ada. Metode ISO 31000 terdiri dari 6 proses yaitu penentuan kriteria, komunikasi

dan konsultasi, penilaian risiko, perlakuan risiko, dan pencatatan dan pelaporan.

Program studi akuntansi merupakan program studi pada fakultas ekonomi dan

bisnis milik Universitas Nusa Cendana Kupang. Dalam hal ini, program studi

akuntansi belum dapat menjalankan sistem manajemen risiko dengan baik. Dalam

bidang akademik sistem yang dijalankan prodi akuntansi belum terintegrasi

dengan baik, kemudian dalam bidang keuangan prodi akuntansi tidak memiliki

akses untuk melihat jumlah anggaran baik yang sudah direncanakan maupun yang

sudah terealisasi. Akibatnya sistem pengendaliannya menjadi rendah dan akhirnya

dapat menimbulkan risiko yang mempengaruhi kegiatan program studi akuntansi.

Seharusnya program studi akuntansi wajib menjalankan sistem manajemen risiko

yang memadai. Dengan adanya sistem manajemen risiko yang baik, program studi

akuntansi dapat mengelola dan meminimalisir dampak dari risiko yang mungkin

5
terjadi sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efesiensi sistem pengendalian

internal, mencegah kegagalan kegiatan, dan untuk kelangsungan dari program

studi akuntansi. Oleh karena itu manajemen risiko sangat penting untuk

diterapkan dalam program studi akuntansi.

Karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mendesain manajemen risiko

pada program studi akuntansi dengan menggunakan standar ISO 31000:2018.

Dalam hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Desain

Manajemen Risiko Pada Program Studi Akuntansi Universitas Nusa Cendana

Kupang Berbasis ISO 31000:2018”.

1.2 Rumusan masalah

Dari latar belakang tersebut adapun rumusan masalah yang akan diteleti

yaitu bagaimana Desain manajemen risiko program studi Akuntansi Universitas

Nusa Cendana dengan menggunakan metode ISO 31000:2018?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui Desain manajemen risiko

pada program studi akuntansi menggunakan metode ISO 31000:2018

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil dari penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai

manajemen risiko.

6
2. Bagi Objek Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk mengelola risiko

pada program studi akuntansi.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk

penelitian berikutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

7
5BAB II

6KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Grand theory

a. Agency theory

Teori agensi pertama kali dipopulerkan oleh Meckling (1976).

Meckling mendefinisikan hubungan keagenan sebagai sebuah

kontrak dimana satu atau lebih (principals) menyewa orang lain

(agenis) untuk melakukan jasa bagi kepentingan mereka dengan

mendelegasikan beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada

agen.

Teori agensi atau teori keagenan merupakan dasar teori dalam

praktek bisnis perusahaan yang digunakan selama ini. Teori agensi

merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara

principals dan agents. Pihak principals adalah pihak yang

memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agent, untuk

melakukan semua kegiatan atas nama principals dalam kapasitasnya

sebagai pengambilan keputusan.

Tujuan dari teori agensi adalah :

1. Untuk meningkatkan kemampuan individu (baik principals

maupun agents) dalam mengevaluasi lingkungan dimana

keputusan harus diambil.

8
2. Untuk mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil

guna mempermudah pengalokasian hasil antara principal dan

agent sesuai dengan kontrak kerja.

2.1.2 Risiko

a. Pengetian Risiko

Definisi risiko berdasarkan ISO 31000 yang bersumber pada

ISO Guide 73:2009 menyatakan bahwa (Susilo dan Kaho 2018:34-

36) : “Risiko adalah ketidakpastian yang berdampak pada sasaran”.

Definisi ini sering disebut sebagai “objective centric”, artinya

berpusat pada sasaran sebagai jangkar (anker/anchor) definisi

tersebut. Untuk lebih memahami perlu di uraikan satu per satu

pengertian definisi tersebut seperti dibawah ini :

1. Sasaran (objectives) dapat mempunyai berbagai macam

bentuk dan kategori, serta dapat diterapkan pada berbagai

tingkatan organisasi.

2. Ketidakpastian (uncertainly) adalah kurangnya informasi

(tidak jelas) mengenai suatu peristiwa (event), seberapa besar

tingkat kemungkinan terjadinya (likelihood), dan berapa

besar dampaknya effect) pada sasaran.

3. Dampak (effect) adalah penyimpangan (deviasi) dari sasaran

yang diharapkan. Penyimpangan ini dapat negatif ataupun

positif atau keduanya.

9
b. Karakteristik Risiko

Risiko ini mempunyai karakteristik, (Maralis dan Triyono:5) :

1. Merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.

2. Merupakan ketidakpastian yang bila terjadi akan

menimbulkan kerugian.

Jadi ketidakpastian merupakan kondisi yang

menyebabkan timbulnya nsiko. Kondisi ketidakpastian

sendiri timbul karena berbagai sebab, antara lain:

1. Tenggang waktu antara perencanaan suatu kegiatan sampai

kegiatan itu berakhir, di mana makin panjang tenggang

waktunya akan makin besar ketidakpastiannya.

2. Keterbatasan informasi yang tersedia yang diperlukan untuk

penyusunan rencana.

3. Keterbatasan pengetahuan/kemampuan pengambilan

keputusan dari perencana.

c. Wujud Risiko

Risiko dapat berwujud dalam berbagai bentuk.antara lain

(Maralis dan Triyono:6):

1. Berupa kerugian atas harta milik/kekayaan atau penghasilan,

misalnya yang diakibatkan oleh kebakaran,pencurian,

pengangguran dan sebagainya.

2. Berupa penderitaan seseorang, misalnya sakit/cacat karena

kecelakaan.

10
3. Berupa tarnggungjawab hukum, misalnya risiko dari

perbuatan atau peristiwa yang merugikan orang lain.

4. Berupa kerugian karena perubahan pasar, misalnya karena

terjadinya perubahan harga perubahan salera konsumen, dan

sebagainya.

d. Macam-macam Risiko

Risiko dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, antara lain,

(Maralis dan Triyono:6) :

1. Berdasarkan sifatnya:

1) Risiko Spekulatif/Spekulatif Risk, yaitu risiko yang

timbul karena penyimpangan kejadian sesungguhnya

yang merugikan dari kejadian yang diharapkan. Artinya

dalam suatu keputusan/kegiatan yang dilakukan ada

kemungkinan mendapat keuntungan dan kemungkinan

mendapat kerugian. Contoh : risiko hutang- piutang, judi,

perdagangan berjangka, dan sebagainya.

2) Risiko murni/pure risk, yaitu risiko yang timbul dari

suatu kejadian yang betul-betul tidak disengaja. Jadi

hanya ada kemungkinan kerugian. Contoh: Kebakaran,

bencana alam, pencurian, dan sebagainya.

3) Selain risiko spekulatif dan risiko murni, berdasarkan

sifatnya juga terdapat: (1) risiko fundamental, yaitu

risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada

11
seseorang dan yang menderita tidak hanya

orang/beberapa orang, tetapi banyak orang, contoh

banjir, angin topan dan bencana lainnya; (2) risiko

dinamis, yaitu risiko yang timbul karena perkembangan

dan kemajuan (dinamika) masyarakat di bidang ekonomi,

ilmu dan teknologi. Contoh: risiko keuangan.

2. Dapat tidaknya risiko tersebut dialihkan kepada pihak lain:

1) Risiko yang dapat dialihkan kepada pihak lain.

2) Risiko yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain.

3. Berdasarkan sumber risiko:

1) Risiko sosial, yaitu risiko yang disebabkan oleh perilaku

manusia. Contoh : peperangan, pencurian, penggelapan,

pembunuhan, kerusuhan, dan sebagainya.

2) Risiko ekonomi, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat

dari perilaku dan kondisi ekonomi. Contoh : inflasi,

resesi, perubahan selera konsumen, persaingan, dan

sebagainya.

3) Risiko fisik, yaitu risiko yang timbul disebabkan oleh

kondisi alam. Contoh : badai, banjir, gempa bumi, dan

sebagainya.

4) Berdasarkan sumbernya risiko juga dapat dibagi menjadi

risiko internal, yaitu : (1) risiko yang bersumber dari

dalam perusahaan, contoh : kecelakaan kerja dan

12
mismanajemen; (2) risiko eksternal, yaitu risiko yang

bersumber dari luar perusahaan, contoh : persaingan.

2.1.3 Manajemen risiko dalam instansi pemerintahan

Manajemen risiko pada instansi pemerintah Indonesia diatur dalam

PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP). Manajemen risiko menjadi salah satu dari lima unsur SPIP,

yaitu unsur penilaian risiko. PP No. 60 Tahun 2008 menetapkan BPKP

sebagai pembina penyelenggaraan SPIP.

BPKP mendorong seluruh instansi pemerintah agar

menyelenggarakan SPIP dan manajemen risiko, salah satunya

Kementerian Keuangan. Kementerian Keuangan merupakan salah satu

contoh instansi pemerintah yang telah menyelenggarakan SPIP,

khususnya manajemen risiko dengan terstruktur dan sistematis.

Dikatakan terstruktur karena telah menata struktur organisasi dengan

menjalankan manajemen. Dikatakan sistematis karena telah

menggunakan kerangka kerja (frame work) proses manajemen risiko.

(Mukhlis dan Supriyadi, 2018)

Kementrian keuangan menetapkan Keputusan Menteri Keuangan

nomor 577/ KMK.01/2019 tentang Manajemen Risiko di Lingkungan

Kementerian Keuangan. Kementrian Keuangan mengadopsi 3 unsur

ISO 31000:2018 Risk management-guidelines yang digunakan sebagai

acuan untuk menyempurnakan standar manajemen risiko milik

Kementrian Keuangan. 3 unsur ISO 31000:2018 yaitu

13
a) Prinsip manajemen risiko yang terdiri Terintegrasi (Integrated),

Terstruktur dan menyeluruh (structured and Comprehensive)

b) Kerangka kerja manajemen risiko yaitu kepemimpinan dan

komitmen yang terdiri dari integrasi, perancangan, implementasi,

evaluasi, dan perbaikan.

c) Proses manajemen risiko yang terdiri dari komunikasi dan

konsultasi, lingkup, konteks dan kriteria, identifkasi risiko, analisis

risiko, evaluasi risiko, perlakuan risiko, dan pemantauan dan

peninjauan.

2.1.4 Manajemen Risiko ISO 31000:2018

a. Pengertian Manajemen Risiko

Menurut COSO (Comitter of Sponsoring Organizations of the

Treadway Commission) manajemen risiko atau Enterprise Risk

Management (ERM) merupakan proses yang dilakukan pihak

berkepentingan dalam perusahaan bagian manajemen dan personil

lainnya.

Menurut (Tugiman:2009), manajemen risiko adalah suatu sistem

pengendalian risiko organisasi yang dihadapi oleh organisasi secara

komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai persahaan.

Menurut ISO 31000:2009, manajemen risiko adalah suatu upaya

atau kegiatan yang terorganisasi untuk mengarahkan dan

mengendalikan kegiatan perusahaan terhadap berbagai kemungkinan

risiko yang ada.

14
b. Manfaat manajemen risiko

Menurut (Darmawi, 2005), terdapat 5 manfaat manajemen risiko

yaitu :

1. Manajemen risiko dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.

2. Manajemen risiko dapat menunjang secara langsung dalam

peningkatan laba.

3. Manajemen risiko memberikan laba secara tidak langsung.

4. Manajemen risiko merupakan harta non material bagi

perusahaan itu. Karena memunculkan ketenangan pikiran bagi

manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan terhadap

risiko murni.

5. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko secara

tidak langsung menolong meningkatkan public image.

c. Prinsip Manajemen Risiko

Tujuan manajemen risiko adalah menciptakan dan melindungi

nilai. Manajemen risiko meningkatkan kinerja, mendorong inovasi,

dan mendukung pencapaian sasaran (Susilo dan Kaho, 2018:52).

Berikut prinsip-prinsip manajemen risiko menurut ISO

31000:2018,(Susilo dan Kaho 2018:53):

1. Terintegrasi (Integrated)

Manajemen risiko adalah bagian terpadu dari semua kegiatan

organisasi.

15
2. Terstruktur dan menyeluruh (structured and Comprehensive)

Pendekatan yang terstruktur dan komprehensif pada

manajemen risiko memberikan hasil yang konsiaten dan dapat

dibandingkan.

3. Desuaikan dengan kebutuhan penggunanya (Customized)

Kerangka kerja dan proses manajemen risiko harus

disesuaikan dengan penggunanyadan sebanding denhgan konteks

internal serta internal, termasuk juga terhadap sasaran terkait.

4. Inklusif (Inclusive)

Keterlibatan para pemangku kepentingan secara memadai

dan tepat waktu, akan membuat mereka mau berbagi

pengetahuan, pandangan, dan persepsinya untuk menjadi bahan

pertimbangan. Hasil dari proses ini adalah meningkatnya

kesadaran para pihak terkait dan penerapan manajemen risiko

yang matang.

5. Dinamis (Dynamic)

Risiko dapat muncul berubah atau hilang ketika terjadi

perubahan konteks eksternal ataupun konteks internal.

Manajemen risiko akan mampu mengantisipasi, mamadai, dan

memahami, serta menangani perubahan dan peristiwa yang terjadi

secara memadai dan tepat waktu.

16
6. Informasi terbaik yang tersedia (Best Available Information)

Masukan bagi manajemen risiko berdasarkan informasi

historis dan informasi terkini dan juga prediksi atau harapan

kedepan. Manajemen risiko menyatakan dengan tegas memahami

keterbatasan dari informasi yang tersedia dan ketidakpastian yang

melekat pada informasi dan harapan tersebut. Informasi

hendaknya tepat waktu, jelas, dan tersedia bagi para pemangku

kepentingan terkait.

7. Faktor budaya dan manusia (Human dan Cultural Factors)

Budaya dan perilaku manusia akan sangat mempengaruhi

penerapan seluruh aspek manajemen risiko pada setiap tingkatan.

8. Perbaikan sinambung (Continual improvement)

Manajemen risiko melakukan perbaikan terus-menerus

berdasarkan pengalaman dan pembelajaran.

d. Proses Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko mencakup penerapan yang sistematis

dari kebijakan, prosedur, dan berbagai pendekatan untuk

menjalankan komunikasi dan konsultasi, membangun konteks dan

menilai risiko, memberi perlakuan, memantau, meninjau ulang,

mencatat dan melaporkan [kepada para pihak yang berkepentingan].

(Susilo dan kaho 2018:143)

17
7Gambar 2.1
8Proses Manajemen Risiko

Sumber : ISO 31000:2018

1. Komunikasi dan konsultasi

Tujuan dari komunikasi dan konsultasi adalah untuk

membantu stakeholders (selanjutnya disebut stakeholder) dalam

memahami risiko, sebagai hal yang mendasari pengambilan

keputusan dan alasan mengapa tindakan-tindakan tertentu

dilakukan.

2. Lingkup, Konteks, dan Kriteria

Tujuan dari menetapkan lingkup, konteks, dan kriteria

adalah untuk merancang proses manajemen risiko yang khas

sesuai dengan kebutuhan penggunanya untuk menunjang

asesmen risiko yang efektif dan perlakuan risiko yang tepat.

Lingkup, konteks, dan kriteria meliputi penentuan lingkup


18
proses dan pemahaman konteks internal dan eksternal

organisasi, serta kriteria untuk menilai tingkat risiko.

3. Asesmen Risiko

Asesmen risiko adalah keseluruhan proses dari identifikasi

risiko, analisis risiko, hingga evaluasi risiko. Asesmen risiko

harus dilaksanakan secara sistematis, berulang, dan bekerja

sama dengan para pihak yang terkait, berdasarkan pada

pandangan dan pengetahuan yang berlaku pada stakeholders

terhadap risiko. Asesmen risiko harus menggunakan data dan

informasi terbaik yang tersedia.Jika diperlukan, dapat dilengkapi

dengan kajian yang lebih mendalam.

1) Identifikasi Risiko

Tujuan identifikasi risiko adalah untuk menemukena

li, menerima, dan menjabarkan risiko yang dapat

menunjang atau menghambat pencapaian sasaran

organisasi.Informasi yang relevan, memadai, dan mutakhir

merupakan hal penting dalam risiko.

2) Analisis Risiko

Tujuan dari analisis risiko adalah memahami sifat dan

memahami risiko, bila perlu, termasuk peringkat risiko.

Analisis risiko meliputi pertimbangan detail terkait dengan

ketikpastian, sumber risiko, dampak, kemungkinan,

peristiwa risiko, skenario, pengendalian risiko dan

19
keefektifannya. Sebuah peristiwa dapat mempunyai banyak

sebab dan banyak dampak, serta dapat mempengaruhi

beberapa sasaran.

3) Evaluasi Risiko

Tujuan evaluasi risiko adalah membantu proses

pengambilan keputusan. Evaluasi risiko meliputi proses

membandingkan hasil analisis dari masing-masing risiko

terhadap kriteria risiko yang telah ditentukan, untuk

menetapkan apakah suatu tindakan lebih lanjut terhadap

risiko tersebut diperlukan.

4. Perlakuan Risiko

Tujuan perlakuan risiko adalah untuk menyeleksi dan

mengimplementasikan opsi-opsi untuk menghadapi risiko.

Perlakuan risiko melibatkan proses berulang meliputi :

1) Formulasi dan seleksi opsi-opsi perlakuan risiko;

2) Perencanaan dan implementasi perlakuan risiko;

3) Penilaian keefektifan perlakuan risiko;

4) Jika tidak dapat diterima, berikan perlakuan lanjutan.

5. Pemantauan dan Kaji Ulang

Tujuan dari pemantauan dan kaji ulang adalah untuk

menjamin dan memperbaiki kualitas keefektifan rencana

pelaksanaan proses manajemen risiko, implementasi dan hasil

akhir yang diharapkan. Pemantauan secara rutin (ongoing

20
monitoring) dan kaji ulang secara berkala terhadap proses

manajemen risiko dan hasil akhir menjadi bagian dari proses

manajemen risiko, dengan penetapan penanggung jawab yang

jelas.

6. Pencatatan dan Pelaporan

Proses manajemen risiko dan proses keluarannya

(outcomes) harus didokumentasikan dan dilaporkan melalui

mekanisme yang tepat. Pencatatan dan pelaporan bertujuan

untuk :

1) Mengkomunikasikan berbagai aktivitas proses manajemen

risiko dan keluarannya melintasi seluruh area organisasi;

2) Menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan;

3) Memperbaiki aktivitas proses manajemen risiko;

4) Membantu interaksi dengan stakeholders, termasuk mereka

yang memiliki tanggung jawab dan akuntabilitas terhadap

aktivitas pengelolaan risiko.

2.2 Kajian Empirik

Berikut ini akan dijelaskan hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai

perbandingan dengan penelitian yang akan dilakukan:

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

Judul Penelitian, Nama


Metode
No Peneliti dan Tahun Hasil penelitian
Penelitian
Penelitian
1. Analisis Manajemen Risiko Metode Kualitatif Hasil penelitian ini menunjukkan
Menggunakan ISO 31000 pada hasil yang diperoleh dari proses
21
Judul Penelitian, Nama
Metode
No Peneliti dan Tahun Hasil penelitian
Penelitian
Penelitian
Smart Canteen SMA XYZ evaluasi risiko menggunakan
Ramadhan, Febriansyah dan tabel matriks, bahwa nilai risiko
Dewi (2020) ekstrim ada 1, yaitu, 9
(penyalahgunaan smart card).
Risiko tinggi terdapat 2 risiko, 7
(kesalahan input
makanan/minuman) dan 11
(kegagalan dalam mengisi
mengisi saldo). Untuk risiko
sedang terdapat 4 risiko dan
untuk risiko rendah terdapat 5
risiko. Harapan dari implementasi
manajemen risiko ini adalah
untuk mengurangi risiko yang
timbul akibat faktor – faktor yang
ada di alur smart canteen dan
dilakukan maintenance pada
sistem smart canteen agar sesuai
dengan perkembangan teknologi.
Karena teknologi semakin tahun
pasti ada kemajuan dan
perubahan, hal ini dilakukan
untuk memperbaiki bug yang ada
di sistem sebelumnya dan
mengoptimalkan serta
mempermudah pengguna dalam
hal pengoperasiannya
2. Analisis Manajemen Risiko Pada Standar ISO 31000 Hasil penelitian ini menyimpilkan
Satuan Pengendalian Internal bahwa SPI mempunyai 88 faktor
(SPI) Universitas Lampung risiko yang dapat mempengaruhi
Mneggunakan Metode ISO hasil kegiatan audit. Hasil akhir
31000, dari manajemen risiko SPI
Nadya Wiandhini (2019) Universitas Lampung adalah
bentuk strategi penangan yang
diberikan terhadap perlakuan
risiko yang terjadi dalam hasil
audit.
3. Desain Manajemen Risiko pada Metode Kualitatif Penelitian menyimpulkan bahwa
Perguruan Tinggi Negeri Badan Deskriptif manajemen risiko telah berjalan
Hukum (PTN BH) Studi Kasus di UGM, meskipun belum
Pada Universitas Gadjah Mada, terstruktur dan sistematis. Oleh
Mukhlis, Sipriyadi (2018) karena itu, UGM perlu
membentuk struktur, proses, dan
prosedur manejemen risiko.
Struktur manajemen risiko dapat
menggunakan model tiga
tingkatan pengendalian; tingkat
kebijakan dijalankan oleh Komite
Audit, tingkat operasional
dijalankan oleh rektor dibantu
oleh Kantor Audit Internal dan
Kantor Jaminan Mutu sebagai
22
Judul Penelitian, Nama
Metode
No Peneliti dan Tahun Hasil penelitian
Penelitian
Penelitian
koordinator proses manajemen
risiko yang dilakukan oleh unit
kerja; tingkat pengawasan
dilakukan oleh Komite Audit.
4. Desain Manajemen Risiko Standar ISO 31000 Hasil artikel ini menunjukkan
Berbasis ISO 31000 Pada bahwa Pada PDAM Tirta
PDAM Tirta Meulaboh, Meulaboh terdapat 43 peristiwa
Zanal Putra, Syafruddin Chan, risiko yang mempunyai potensi
Moenawar IHA (2017) bahaya, yang jika tidak dilakukan
penanganan dengan segera dapat
mempengaruhi kinerja
perusahaan bahkan kelangsungan
hidup perusahaan. Dari 43
potensi risiko yang masuk zona
merah tersebut, terdapat 5 potensi
risiko yang menempati rangking
pertama, pada rangking kedua
terdapat 21 potensi risiko dan
sisanya 17 potensi risiko yang
menempati rangking
ketiga.Upaya mitigasi terhadap
43 peristiwa risiko yang masuk
dalam zona merah tersebut belum
direncanakan dan dilakukan
dengan baik oleh pihak
manajemen PDAM Tirta
Meulaboh.
5. Perencanaan Manajemen Risiko Standar ISO 31000 Hasil uji menyatakan bahwa 1)
Pengadaan Proyek IT Hasil identifikasi permasalahan
Menggunakan ISO 31000 pada dianalisis sehingga diperoleh
PT. Pelabuhan Indonesia III, hasil berupa Standard Operation
Donny P. Fauzi, Haryanto Procedure (SOP) dan Instruksi
Tanuwijaya, Sri H. E. Wulandari Kerja (IK) yang mengacu pada
(2016) ISO 31000. 2) Kerangka
manajemen risiko menggunakan
ISO 31000 dilaksanakan melalui
tahapantahapan memahami
organisasi dan konteksnya,
kebijakan manajemen risiko,
integrasi proses organisasi,
akuntabilitas, sumberdaya, sistem
komunikasi dan mekanisme
pelaporan. Pada tahapan sistem
komunikasi dan mekanisme
pelaporan dihasilkan SOP
Pelaporan Penerapan Manajemen
Risiko. 3) Perumusan proses
manajemen risiko proyek
teknologi informasi menggunakan
ISO 31000 dilaksanakan melalui
tahapantahapan penentuan
konteks dan kriteria risiko,
23
Judul Penelitian, Nama
Metode
No Peneliti dan Tahun Hasil penelitian
Penelitian
Penelitian
identifikasi risiko, analisa risiko,
evaluasi risiko dan penentuan
perlakukan risiko. 4) Hasil dari
Tahapan penerapan proses
manajemen risiko menggunakan
ISO 31000 pada pengadaan
proyek teknologi informasi PT
Pelabuhan Indonesia III
menghasilkan 5 Standard
Operation Procedur dan 20
Instruksi Kerja.
Sumber : Data Diolah, 2021

Berdasarkan tabel kajian empirik tersebut terdapat persamaan maupun

perbedaan antara penelitian ini dan penelitian sebelumnya. Persamaan penelitian

ini yaitu adalah membahas tentang manajemen risiko menggunakan standar ISO

31000. Perbedaannya terletak pada waktu penelitian dan tempat penelitian.

2.3 Kerangka Berpikir

9Gambar 2.2
10Kerangka berpikir

Proses Manajemen Risiko

Lingkup, Konteks, Kriteria

Penilaian risiko

Identifikasi risiko
unika

antau
ultasi
Kons

Tinja
Kom

Pem

dan

uan
dan

an
si

Analisis risiko

Evaluasi risiko

Perlakuan risiko

24
Rincian analisis kerangka berpikir tersebut dimulai dari tahap proses

Manajemen Risiko. Tahap yang pertama dilakukan penetapan lingkup, Konteks

dan Kriteria untuk merancang proses manajemen risiko yang khas sesuai dengan

kebutuhan penggunanya untuk menunjang asesmen risiko yang efektif dan

perlakuan risiko yang tepat. Tahap terakhir yaitu asesmen yang terdiri dari (a)

identifikasi risiko untuk menemukan dan menjabarkan risiko yang dapat

menunjang atau menghambat pencapaian sasaran organisasi. (b) analisis risiko

untuk memahami sifat dan memahami risiko, bila perlu termasuk peringkat atau

dampak dari risiko tersebut. (c) evaluasi risiko untuk membandingkan hasil

analisis dari masing-masing risiko terhadap kriteria risiko yang kemudian akan

digunakan untuk menetapkan tindakan lebih lanjut terhadap risiko tersebut.

25
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode kualitatif yang disesuaikan dengan metode ISO 31000:2018.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi

obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana

peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

dari pada generalisasi, (sugiyono 2019:18).

3.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini berfokus pada risiko yang mungkin terjadi pada

kegiatan yang dilakukan oleh program studi akuntansi Undana. Untuk

menentukan risiko tersebut menggunakan proses manajemen risiko yang

dimulai dari proses komunikasi dan konsultasi, penetapan lingkup,

konteks, dan kriteria, kemudian asesmen risiko yang terdiri dari

identifikasi risiko, analisis risiko, dan evaluasi risiko.

3.3 Teknik Penentuan Informan Penelitian

Faisal (1990) mengemukakan bahwa, situasi sosial untuk sampel awal

sangat disarankan situasi sosial yang di dalamnya menjadi semacam muara

dari banyak domain lainnya.

26
Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah orang-orang yang

dianggap memiliki informasi kunci dan terlibat secara langsung sehingga

diharapkan peneliti mendapatkan penjelasan yang sesuai dengan kondisi

sebenarnya. Berikut adalah informasi kunci dalam penelitian ini :

Tabel 3.1
Tabel Informan

No. Informan Jabatan Tugas


Membantu tugas
ketua prodi dalam
penyelenggaraan
Yohana F. Angi, SE.,
1. Sekretaris Prodi Akuntansi pendidikan,
MAKS
penelitian dan
pengabdian kepada
masyarakat.
Menentukan nama
jurnal, lingkup
Sarinah J. M. Rafael, keilmuan,
2. Ketua Pengelola Jurnal
SE., M.Acc, AK, CA keberkalaan, dan
akreditasi apabila
diperlukan.
Menyelenggarakan
administrasi
akademik dan
kemahasiswaan yang
dapat mendukung
kelancaran kegiatan
Santhino Mangikini, Staf Akademik dan Kemahasiswaan pendidikan dan
3.
SH Prodi Akuntansi pengajaran, ujian
tengah dan akhir
semester, evaluasi
keberhasilan studi
mahasiswa,
penerbitan kartu hasil
studi dan lain-lain.
Mendukung program
Maria P. L. Muga, SE., pengajaran dan
4. Ketua Lab Prodi Akuntansi
M.Si., Ak pendidikan serta
penelitian.
5. Sarlin P. Nawa Pau, Dosen Prodi Akuntansi Melakukan
SE., M.Sc., CFrA pendidikan dan
pengajaran,
27
No. Informan Jabatan Tugas
penelitian, serta
memberikan
bimbingan kepada
mahasiswa berupa
bimbingan akademik
maupun bimbingan
penelitian dan
penulisan skripsi.

3.4 Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis

data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata,

kalimat, narasi, gerak tubuh, ekpresi wajah, bagan, gambar dan foto,

(Sugiyono 2019:9)

b. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer berupa data yang diperoleh langsung dari

narasumber Program Studi Akuntansi Universitas Nusa Cendana

Kupang.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari

pengolahan data primer. Data tersebut berkaitan dengan gambaran

umum program Studi Akuntansi Undana dan yang berhubungan

dengan manajemen risiko seperti buku, jurnal, dan standar

manajemen risiko sesuai ISO 31000:2018.

28
3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara observasi

dan wawancara:

a. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks

karena melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaanya. Teknik

observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara

langsung dilapangan.

b. Wawancara

Esterberg 2002 dalam (Sugiyono,2019) mendefenisikan bahwa

wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara

dilakukan dengan informan terkait dengan mendapatkan informasi

mengenai manajemen risiko di Program Studi Akuntansi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data melalui

dokumen-dokumen yang terkait yang berkaitan dengan manajemen

risiko di Program Studi Akuntansi.

3.7 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber,

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam

29
(triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh

(Sugiyono 2019:318).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Analisis Deskriptif. Analisis dilakukan dengan cara memilih data yang

penting, baru, unik dan terkait dengan rumusan masalah atau pertanyaan

penelitian. Analisis didasarkan pada seluruh data yang terkumpul, melalui

berbagai teknik pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara

mendalam, dokumentasi dan triangulasi (Sugiyono 2019:357).

Peneliti secara khusus menggunakan tahapan-tahapan yang digunakan

oleh ISO 31000:2018 dalam menganalisis risiko. Tahap analisis risiko untuk

mengukur tingkat risiko yang ditentukan oleh kombinasi dua aspek risiko,

yaitu kemungkinan dan dampak. Pada proses analisis risiko ini dilakukan

penilaian terhadap risiko-risiko yang muncul pada kegiatan program studi

akuntansi. Hasil dari analisis risiko ini berupa pengelompokan risiko dengan

nilai kemungkinan dan dampak.

a. Menentukan Kriteria Kemungkinan (Likelihood)

Pada tahap ini, penentuan kriteria kemungkinan dilakukan dengan

menetapkan nilai peluang atau probabilitas terjadinya risiko pada

program studi akuntansi berdasarkan tingkat kemungkinan. Dapat

diberikan tingkat kemungkinan yang tepat untuk menganalisis risiko.

30
Tabel 3.2
Tingkat Kemungkinan (Susilo dan Kaho, 2018)

Tingkat Kemungkinan Deskripsi


1 Sangat Kecil Hampir tidak mungkin terjadi
2 Kecil Kemungkinan kecil terjadi
3 Sedang Kemungkinan terjadi dan tidak terjadi
4 Besar Kemungkinan besar terjadi
5 Sangat Besar Hampir pasti terjadi

b. Menentukan Kriteria Dampak (Impact)

Kriteria dampak digunakan untuk membantu memberikan

pengukuran tingkat dampak pada program studi akuntansi

menggunakan skala yang konsisten. Penelitian ini menggunakan lima

tingkat dampak dan deskripsi pada setiap tingkat dampak risiko yang

ada di program studi akuntansi dengan lima tingkat dampak, dapat

dilihat pada tabel ini.

Tabel 3.3
Tingkat Dampak (Susilo dan Kaho, 2018)

Tingkat Dampak Deskripsi


Dampak yang sangat kecil atau tidak penting
1 Sangat Kecil atau sangat sedikit perlu perhatian atau
bahkan tidak butuh perhatian.
Tidak terlalu penting atau bernilai, tidak
2 Kecil terlalu serius, tidak menyebabkan banyak
masalah atau kerusakan.
Cukup besar atau punya pengaruh untuk
3 Sedang
mendapat perhatian.
Sangat buruk, serius, atau kerusakan yang
4 Besar
tidak dikehendaki.
Dampak yang menggagalkan pencapaian
5 Sangat
Besar sasaran.

31
c. Evaluasi Risiko

Tahap evaluasi risiko menentukan peringkat risiko diperlukan

matriks yang berisi kombinasi kemungkinan dan dampak. Dengan tetap

menggunakan data dari tabel hasil analisis risiko maka dilakukan

penampilan grafis peringkat risiko dengan cara mengambil hasil

perkalian dari nilai kemungkinan dan nilai dampak. Secara sistematis,

dapat diformulasikan menjadi: risiko = dampak x kemungkinan (R = D

x K). Pada Gambar 5 dan Tabel 3.3, berbagai tingkat risiko telah

dikelompokkan menurut kode warna dan level Rendah, Rendah-

Sedang, Sedang-Tinggi, Tinggi dan Sangat Tinggi.

Gambar 3.1
Matriks Risiko (Susilo dan Kaho, 2018).

5 5 10 15 20 25

4 4 8 12 16 20
Kemungkinan

3 3 6 9 12 15

2 2 4 6 8 10

1 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

Dampak

32
Tabel 3.4
Tingkat Risiko (Susilo dan Kaho, 2018)

Skala Warna Tingkat


1-5 Biru Rendah
6-8 Hijau Rendah-Sedang
9-12 Kuning Sedang-Tinggi
15-16 Jingga Tinggi
20-25 Merah Sangat Tinggi

33
DAFTAR PUSTAKA

Abisay, T. G., & Nurhadi, N. (2013). Manajemen Risiko Pada Bandara Soekarno
Hatta Berbasis ISO 31000. Jurnal Teknik Industri, 14(2), 116-130.

Betty, B. (2016). Pengaruh Efektifitas Satuan Pengendalian Intern Dan Komitmen


Organisasi Terhadap Pencapaian Good University Governance
Pada Universitas Tadulako Palu. Katalogis, 4(12).

COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission).


(2004).Enterprise Risk Management Framework.

CRMS (Center for Risk Management Studies) Indonesia. (2019). Survei Nasional
Manajemen Risiko.

Darmawi, Herman. (2005). Manajemen Risiko. Bumi Aksara, Jakarta

Fauzi, D. B. (2016). TA: Perencanaan Manajemen Risiko Pengadaan Proyek IT


Menggunakan ISO 31000 Pada PT. Pelabuhan Indonesia III
(Doctoral dissertation, Stikom Surabaya).

International Finance Corporate. (2012). Risk Taking: A Corporate Governance


Perspective.

Maralis, R., & Triyono A. (2019). Manajemen risiko. CV Budi Utama,


Yogyakarta.

Mukhlis, M., & Supriyadi, S. (2018). Desain Sistem Manajemen Risiko Pada
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH). Journal of
Applied Accounting and Taxation, 3(2), 158-167.

Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Nomor 60 (2008). Tentang Sistem


Pengendalian Intern Pemerintah.

Putra, Z., Chan, S., & Iha, M. (2018). Desain manajemen risiko berbasis ISO
31000 pada PDAM tirta meulaboh.JURNAL EKOMBIS, 3(1).

Ramadhan, D. L., Febriansyah, R., & Dewi, R. S. (2020). Analisis Manajemen


Risiko Menggunakan ISO 31000 pada Smart Canteen SMA
XYZ.JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), 7(1), 91-96.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan


R&D.Bandung:Alfabeta

34
Suryanata, K. B., Hermanto, H., & Pituringsih, E. (2019). Ukuran Perusahaan,
Nilai Perusahaan, dan Pengungkapan CSR terhadap Manajemen
Risiko dengan Good Corporate Governance sebagai Pemoderasi. E-
Jurnal Akuntansi, 28(3), 2076.

Susilo Leo J, Kaho Victor R. (2010). Manajemen Risiko Berbasis Iso 31000 untuk
Industri Non Perbankan. Jakarta:PPM Manajemen

Susilo Leo J, Kaho Victor R. (2018). Manajemen Risiko Berbasis Iso 31000.
Jakarta:PT Grasindo

Tugiman, H. (2009). Manajemen Risiko Organisasi. Jurnal Manajemen


Indonesia, 9(1), 36-64.

Wiandhini, N. (2019). Analisis Manajemen Risiko Pada Satuan Pengendalian


Internal (Spi) Universitas Lampung Menggunakan Metode ISO
31000.

35

Anda mungkin juga menyukai