JUDUL
KAJIAN STUDENT ENGAGEMENT PADA PENGGUNAAN BAHAN AJAR
MATA KULIAH AUDIT
TIM PENGUSUL
Ketua Pelaksana : Dhika Maha Putri, S.Pd.,M.Acc. NIDN 0009119101
Anggota Pelaksana 1 : Ria Zulkha Ermayda, SST., M.Si NIDN 0031059001
Mahasiswa 1 : Melly Indrawati NIM 180422623087
Mahasiswa 2 : Okkie Amizar Pradana NIM 180422623139
Ketua Peneliti :
NIDN : 0031059001
i
Dana diusulkan ke UM : Rp 9.000.000,-
Menyetujui,
NIP. 196104151986011001
ii
PRAKATA
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kesempatan kepada kami Tim Penelitian PNBP Jurusan Akuntansi
FEB Universitas Negeri Malang untuk melaksanakan penelitian sebagai salah satu
pengejawantahan dari Tridharma Perguruan Tinggi. Penelitian yang dilaksanakan
berjudul “Kajian Student Engagement pada Penggunaan Bahan Ajar Mata Kuliah
Audit” oleh Tim Jurusan Akuntansi FEB Universitas Negeri Malang.
Kegiatan Penelitian tersebut dapat terlaksana berkat dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini perkenankanlah kami menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Malang
2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Malang
3. Pimpinan Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (L2PM)
Universitas Negeri Malang
4. Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri
Malang
5. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
membantu terlaksananya kegiatan ini.
Kegiatan penelitian ini masih belum mencapai target ideal karena
keterbatasan waktu dan dana yang tersedia. Untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, menurut kami perlu kiranya dilakukan kegiatan penelitian dilain waktu
sebagai kelanjutan kegiatan tersebut. Namun demikian, besar harapan kami
semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat.
Ketua,
iii
Dhika Maha Putri, S.Pd., M.Acc
NIDN 0009119101
iv
Daftar Isi
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN KEPADA MASYARAKAT DANA
PNBP FAKULTAS EKONOMI TAHUN 2021.............................................................i
PRAKATA.......................................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN...............................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................5
2.1 STATE OF ART...............................................................................................5
2.2 Landasan Teori.................................................................................................5
2.3 Roadmap Penelitian..........................................................................................7
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN.....................................................8
BAB 4. METODE PELAKSANAAN.............................................................................8
JADWAL PENELITIAN................................................................................................9
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................10
HASIL.........................................................................................................................10
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12
LAMPIRAN...................................................................................................................14
Daftar Gambar................................................................................................................ii
Daftar Tabel....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah Penelitian..............................................................................5
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................6
D. Urgensi Penelitian.................................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................................7
A. Aktivitas Pembelajaran Online...........................................................................7
B. Konsep Student Engagement................................................................................8
C. Faktor Pendukung Student Engagement.........................................................14
D. Peranan Student Engagement............................................................................19
E. Konsep Auditing.................................................................................................21
F. Kamus Online Glosaudit....................................................................................27
A. Metode Pengumpulan Data...............................................................................31
BAB IV LAPORAN OBSERVASI...............................................................................33
1
Daftar Pustaka...............................................................................................................39
2
BAB 1. PENDAHULUAN
Standar umum pertama (SA Seksi 210 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa
audit harus dilaksanakan oleh seorang atau yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis
yang cukup sebagai auditor. Sedangkan, standar umum ketiga (SA Seksi 230 dalam
SPAP,2001) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit akan penyusunan
laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama. Oleh karena itu, maka setiap auditor wajib memiliki kemahiran profesionalitas
dan keahlian dalam melaksanakan tugasnya sebagai auditor. Definisi keahlian dalam
bidang auditing pun sering diukur dengan pengalaman. Beberapa peneliti lainnya telah
memasukkan unsur kemampuan (ability), pengetahuan (knowledge), dan pengalaman
(experience) ke dalam artikel mereka sebagai alat ukur dari kompetensi (Oktaria dan
Tjandrakirana, 2012). Sementara itu, Halim (2004) mengemukakan bahwa kompetensi
ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: pendidikan formal dalam bidang akuntansi di suatu
perguruan tinggi termasuk ujian profesi auditor, pelatihan yang bersifat praktis dan
pengalaman dalam bidang auditing, dan pendidikan profesional yang berkelanjutan
selama menekuni karir auditor professional. Seorang auditor juga harus selalu
mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia bisnis dan lingkungan profesinya.
Dengan adanya pendidikan, pelatihan dan pengalaman, auditor mempunyai kemampuan
untuk menilai secara objektif dan dapat menggunakan pertimbangannya tanpa memihak.
Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki
auditor dalam bidang auditing dan akuntansi. Dalam melaksanakan audit, auditor harus
bertindak sebagai seorang yang ahli di bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian
keahlian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas melalui
pengalaman dalam praktik audit. Selain itu, auditor harus menjalani pelatihan teknis
yang cukup yang mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum. Berdasarkan hal
tersebut, pengajar mata kuliah audit harus mampu memfasilitasi pembelajaran yang
mampu menumbuhkan kompetensi auditor.
Dunia pendidikan saat ini tengah dihadapkan pada persoalan berupa pembatasan
sosial berskala besar (PSBB) akibat adanya penyebaran virus covid 19. Hal tersebut
menyebabkan instansi pendidikan harus berupaya menyelenggarakan belajar mengajar
meskipun dari rumah melalui pembelajaran daring. Dalam pelaksanaan pembelajaran
daring tentunya tidak dapat lepas dari penggunaan teknologi. Penelitian terdahulu
3
menemukan bahwa teknologi berperan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi
proses belajar mengajar [1], teknologi berperan dalam memfasilitasi pendidik untuk
menyampaikan materi pembelajaran [2]. Oleh karena itu, pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi merupakan suatu hal yang krusial saat ini. Meskipun
pembelajaran daring dengan memanfaatkan teknologi memberikan banyak manfaat
namun pembelajaran yang dilakukan dari rumah ternyata memunculkan masalah lain
berupa kejenuhan belajar yang dialami peserta didik [3]. Upaya yang dapat dilakukan
untuk mengurangi kejenuhan belajar dilakukan dengan membuat media pembelajaran
yang sesuai dengan tipe belajar anak. Salah satu faktor yang dapat menentukan
keberhasilan proses pembelajaran selain kesiapan pendidik adalah media daring yang
tepat [4].
Di sisi lain dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu student engagement,
yaitu kemauan untuk berpartisipasi dalam kegiatan rutin sekolah yang dilihat dari
indicator kognitif, perilaku dan afektif dalam melaksanakan tugas-tugas belajar tertentu
(Chapman, 2003). Tiga dimensi student engagement, ialah behavioural engagement
(partisipasi, tidak adanya perilaku yang menganggu dan perilaku yang negative),
emotional engagement (ketertarikan, kegembiraan dan sense of belonging) dan
cognitive engagement (usaha untuk menyelesaikan tugas yang diberikan) (Frederick
dkk, 2004). Meningkatkan keterlibatan siswa merupakan salah satu upaya untuk
mengurangi permasalahan dalam proses belajar mengajar. Frederick, Blumenfeld dan
Paris (2004) mengatakan bahwa berbagai permasalah siswa disekolah terjadi karena
adanya disengagement behaviour. Appleton, Christensen dan Furlong (2008)
menjelaskan bahwa disengagement behaviour dapat mengakibatkan siswa bersikap
antipati, mengobrol saat belajar, tidak bersemangat, tidak focus bahkan tidur di dalam
kelas. Salah satu upaya untuk menumbuhkan student engagement, ialah melalui
interaksi antara dosen dan mahasiswa. Interaksi merupakan hal yang sangat penting
dalam proses belajar mengajar. Interaction can create value and satisfaction that give
different perceptions to students (Swan, 2011). Interaksi personal akan menciptakan
komunikasi yang menjadi sarana tumbuhnya student engagement dalam diri mahasiswa.
Oleh sebab itu, bagaimanapun technological developments must make a person feel
connected to another person, which is the main point in the interaction process.
Penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran tetap harus memperhatikan faktor interaksi
antara dosen dan mahasiswa agar tercipta student engagement. Hasil belajar yang
4
dibersamai student engagement akan menciptakan suatu transfer ilmu yang bermakna
dan terus melekat pada diri mahasiswa.
5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 STATE OF ART
Penelitian ini sejalan dengan fokus UM untuk menjadi Pusat Unggulan di bidang
Inovasi Belajar (Learning Innovation) dan Rencana Induk Pembangunan (RIP) UM
2011-2030 dalam pengembangan bidang akademik yang diarahkan pada peningkatan
inovasi di bidang pembelajaran. Penelitian ini juga mendukung misi UM dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran di perguruan tinggi yang berpusat
pada peserta didik, menggunakan pendekatan pembelajaran yang efektif, dan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi serta misi UM dalam menyelenggarakan
penelitian dalam ilmu kependidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, ilmu sosial budaya,
seni, dan/atau olahraga yang temuannya bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan
kesejahteraan masyarakat.
2.2 Landasan Teori
Pada pertengahan 2020, telah menjadi awal mula banyak nya perubahan yang
berdampak secara global. Pandemi Covid-19 telah mengubah segala aspek kehidupan
masyarakat untuk segera beradaptasi dengan Era New Normal, tak terkecuali dengan
dunia Pendidikan di Indonesia. Institusi Pendidikan harus mengubah cara pandang dan
praktik pembelajaran selama Era New Normal. Pembelajaran tatap muka yang selama
ini dilakukan, harus mulai beradaptasi dengan pembelajaran online. Ketersediaan
jaringan dan keberadaan alat komunikasi elektronik menjadi sangat penting dalam
mendukung pembelajaran online. Selama Era New Normal, terdapat 6 strategi yang
dibutuhkan oleh institusi Pendidikan dalam pengajaran secara online, yaitu 1) strategi
kontekstualisasi, b) strategi penyampaian yang tepat, c) strategi adaptasi tinggi dalam
penggunaan teknologi, d) strategi dukungan yang memadai, e) strategi partisipasi yang
berkualitas, f) strategi proses berkelanjutan [6]. Sejalan dengan perubahan sistem
pembelajaran, baik tenaga pengajar maupun peserta didik harus beradaptasi dengan
sistem pembelajaran online.
Keterlibatan siswa, telah diakui sebagai konstruksi meta yang penuh teka-teki
dan multifaset (Appleton, Christenson dan Furlong, 2008; Fredericks, Blumenfeld dan
Paris. 2004). Student engagement, yaitu perwujudan dari motivasi yang dilihat melalui
tindakan, kognitif, dan emosi yang dilihat oleh siswa, mengacu pada tindakan berenergi,
terarah dan tetap bertahan ketika kesulitan atau kualitas siswa dalam interaksinya
6
dengan tugas akademik (Cornell dan Wellborn dalam Handelsman, 2005) . Keterlibatan
siswa dalam suatu proses psikologis, khususnya perhatian, ketertarikan, investasi, dan
upaya yang dikerahkan siswa dalam kegiatan pembelajaran (Dharmayana, 2012).
Definisi tersebut muncul sebagian dari literatur yang menekankan pentingnya
keterlibatan agen (Reeve, 2012; Reeve dan Tseng, 2011). Semakin banyak keterlibatan
dan pencapaian cenderung meningkat (Peters et al, 2019; Reeve, 2013; Zepke (2018),
semakin besar kemungkinan mereka untuk memberikan umpan balik secara positif ke
dalam lingkungan belajar (Matos et al, 2018). Keterlibatan (Finn dan Zimmer, 2012;
Linnenbrink-Garcia, Rogat dan Koskey, 2011), di mana pengaruh siswa dipengaruhi
oleh unsur-unsur sosial dalam lingkungan belajar, juga direpresentasikan dalam
pengakuan pengaruh sosial, di samping pengaruh internal. Keterlibatan kognitif, afektif
dan perilaku adalah tiga dimensi yang diterima secara luas dari keterlibatan siswa
(Fredericks et.al, 2004; Fredericks, Filsecker dan Lawson, 2016). Keterlibatan kognitif
berkaitan dengan strategi pembelajaran mendalam, pengaturan diri dan pemahaman;
keterlibatan afektif berkaitan dengan reaksi positif terhadap lingkungan belajar, teman
sebaya dan guru, serta rasa memiliki dan minat mereka; dan keterlibatan perilaku terkait
dengan partisipasi, ketekunan, dan perilaku positif. Secara lebih jelas, behavioral
engagement menggambarkan kualitas siswa yang dibaca dalam kegiatan pembelajaran
di dalam kelas atau kegiatan di luar kelas yang bersifat akademik. Dimensi ini
bertambah dengan tingkah laku siswa yang penuh usaha, ketekunan, intensitas, dan
keteguhan hati dalam menjalankan kegiatan akademik. Keterlibatan emosional, emosi
positif siswa pada proses pembelajaran maupun tugas-tugas yang didapatkan dari
sekolah. Dalam dimensi ini menunjukkan kondisi siswa yang antusias, menikmati,
senang dan puas dalam kegiatan akademik. Dimensi ini, lingkungan sangat penting
untuk menumbuhkan keterikatan siswa dan mempengaruhi kesediaan siswa untuk
belajar. Keterlibatan kognitif merupakan interaksi siswa dengan proses pembelajaran
siswa dikelas yang menunjukkan siswa bukan hanya hadir fisiknya saja tetapi juga
pikirannya. Memperhatikan dan berkonsentrasi pada materi siswa. Siswa memiliki
kesediaan untuk berusaha melebihi standar yang dimiliki (Connel dan Werborn, 1990).
7
Keahlian tidak hanya didapatkan dari pendidikan formal saja, tetapi banyak faktor
lainnya, termasuk pengalaman [9]. Auditor yang berpengalaman, memiliki keahlian
dalam 3 hal, yaitu : 1) Mendeteksi kesalahan, 2) memahami kesalahan, dan 3) mencari
penyebab kesalahan [8]. Perkembangan sumber belajar saat ini membuka ruang bagi
peserta didik untuk tidak hanya belajar dari buku maupun penyampaian pengajar namun
juga dari penyampaian pengalam orang lain. pembelajaran berbasis realita pengalaman
dari orang lain menjadi suatu hal yang menarik bagi peserta didik karena apa yang
disampaikan adalah sesuai dengan kondisi lingkungan yang mereka hadapi. Oleh sebab
itu, pendidik juga harus berinovasi dengan mendatangkan narasumber praktisi.
2.3 Roadmap Penelitian
8
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menerapkan model pembelajaran
akuntansi melalui Student Engagement bahan ajar mata kuliah audit. Hal ini dilakukan
dalam upaya melatih dan membekali mahasiswa jurusan Akuntansi FEB UM untuk
dapat merasakan proses interaksi dalam proses pembelajaran yang terus melekat dan
bermakna tanpa menciptakan rasa bosan dan jenuh. Tujuan penelitian ini, sejalan
dengan semangat Universitas Negeri Malang (UM) sebagai The Learning University
yang dapat menjadi learning organization dan learning resource bagi semua lapisan
baik internal maupun eksternal UM.
BAB 4. METODE PELAKSANAAN
Penelitian ini, merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Hasil analisis dalam
penelitian ini, didapatkan dari tiga instrument yang berbeda. Instrumen pertama, ialah
observasi. Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar mata
kuliah Pengauditan yang menggunakan Sumber Belajar Kamus Online Glosaudit. Pada
saat pengamatan, dosen pengampu tidak hadir dikelas namun mengajar online melalui
SIPEJAR (Sistem Pembelajaran dalam Jaringan). Materi yang diajarkan menggunakan
kamus online Glosaudit yang disampaikan oleh dosen pengampu mata kuliah yang
bersangkutan. Selama proses pengajaran berlangsung, interaksi dosen dan mahasiswa
tetap terlaksana melalui fitur live chat dalam SIPEJAR. Hasil observasi diperkuat
dengan hasil wawancara yang dilaksanakan setelah proses observasi pembelajaran
berlangsung. Hasil wawancara didapatkan dari narasumber, yaitu mahasiswa. Hasil
observasi dan wawancara kemudian dilengkapi dengan hasil posh test dan pre test (studi
dokumentasi). Hasil penelitian ini, disajikan dalam tiga tema besar yang merupakan
dimensi dari student engagement, yaitu behavioural engagement, emotional
engagement dan cognitive engagement.
9
Alokasi waktu
No Personalia Bidang Keahlian Rincian Tugas
(jam/minggu)
1 Ketua Peneliti: Pendidikan 14 jam/ minggu - Mengobservasi permasalahan
Dhika Maha Putri, Akuntansi /fenomena yang sedang
S.Pd., M.Acc terjadi sehingga perlu diteliti
- Mencari sumber referensi
- Observasi subyek penelitian
- Menulis laporan desain
operasional
- Menulis laporan kemajuan
- Menulis laporan akhir
- Menulis artikel
2 Mahasiswa 1: Pendidikan 6 jam/ minggu - Membantu mencari
Melly Indrawati Akuntansi sumber/rujukan ilmiah
- Membantu smooting layout
artikel sebelum submit
3 Mahasiswa 2: Pendidikan 6 jam/ minggu - Membantu mencari
Okkie Amizar Pradana Akuntansi sumber/rujukan ilmiah
- Membantu smooting layout
artikel sebelum submit
JADWAL PENELITIAN
Kegiatan Bulan ke
No 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Mengajukan proposal √
2 Menyusun desain operasional √
3 Membuat rancangan penelitian √
4 Menyusun dan menentukan narasumber √
pada kajian student engagement
5 Melakukan pengambilan data √
6 Menyusun buku hasil penelitian √ √
7 Menyusun laporan kemajuan √
8 Menyusun laporan akhir dan laporan √
keuangan
10
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Pembelajaran dengan model blended learning merupakan model pembelajaran
ini menggabungkan antara teknologi dengan interaksi antara dosen dan mahasiswa
yang menggeser dari pertemuan face to face ke dalam sebuah video. Kegiatan awal
yang dilakukan oleh tim penelitian Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Malang adalah melakukan observasi dan analisis situasi awal. Observasi
pertama dilakukan dengan melakukan wawancara kepada mahasiswa jurusan
akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang terkait dengan permasalahan
yang dirasakan ketika mempelajari mata kuliah audit dengan menggunakan proses
belajar mengajar metode tradisional. Selanjutnya tim penelitian melakukan analisis
teori-teori yang relevan dan studi pendahuluan untuk menganalisis permasalahan yang
terjadi selama proses observasi. Setelah seluruh proses analisis dan telaah mendalam,
maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh tim penelitian adalah memberikan
solusi permasalahan.
Solusi yang diberikan oleh tim penelitian adalah model pembelajaran audit
menggunakan sumber belajar kamus online glosaudit. Hasil analisis dalam penelitian
ini, didapatkan dari tiga instrument yang berbeda. Instrumen pertama, ialah observasi.
Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar mata kuliah
Pengauditan yang menggunakan Sumber Belajar Kamus Online Glosaudit. Pada saat
pengamatan, dosen pengampu tidak hadir dikelas namun mengajar online melalui
SIPEJAR (Sistem Pembelajaran dalam Jaringan). Materi yang diajarkan
menggunakan kamus online Glosaudit yang disampaikan oleh dosen pengampu mata
kuliah yang bersangkutan. Selama proses pengajaran berlangsung, interaksi dosen dan
mahasiswa tetap terlaksana melalui fitur live chat dalam SIPEJAR. Hasil observasi
diperkuat dengan hasil wawancara yang dilaksanakan setelah proses observasi
pembelajaran berlangsung. Hasil wawancara didapatkan dari narasumber, yaitu
mahasiswa. Hasil observasi dan wawancara kemudian dilengkapi dengan hasil posh
test dan pre-test (studi dokumentasi). Hasil penelitian ini, disajikan dalam tiga tema
besar yang merupakan dimensi dari student engagement, yaitu behavioural
engagement, emotional engagement dan cognitive engagement.
11
Hasil penelitian menunjukkan siswa lebih tertarik saat materi disajikan dengan
bahan ajar online. Di sisi lain, pengunaan bahan ajar dengan kemasan online dapat
memfasilitasi mahasiswa untuk berinteraksi dengan dosen meskipun tidak berada di
dalam kelas. Dapat disimpulkan bahwa bahan ajar online dalam pembelajaran
membantu meningkatkan aspek interaksi dalam proses belajar mengajar.
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian ini menegaskan bahwa pada era Covid-19 proses pembelajaran
dilakukan secara online yang menyebabkan para mahasiswa mengalami kejenuhan
dalam proses belajar. Dalam upaya penyelesaian masalah penelitian serta menciptakan
suasana belajar online yang menarik perlu bantuan perguruan tinggi melalui media
pembelajaran student engagement kamus online Glosaudit. Jika proses pembelajaran
audit dilakukan oleh dosen secara online dikemas sedemikian rupa, maka penerapan
ilmu audit beserta pengembangan wawasan teknologi dapat dilakukan secara intensif.
Untuk penyelesaian permasalahan, dibutuhkan ahli di bidangnya masing-masing,
diantaranya sebagai berikut
1. Ahli di Bidang Pembelajaran berbasis ICT
2. Ahli di Bidang Perencanaan Pembelajaran Audit
3. Ahli di Bidang Model-model Media Pembelajaran Audit
Beberapa cara ini dapat dioptimalkan oleh universitas sebagai pihak yang
merancang sistem media pembelajaran kamus online Glosaudit disinkronkan dengan
SIPEJAR yang sudah divalidasi oleh ahli dan layak untuk diterapkan, serta merancang
dan menerbitkan buku ISBN mengenai media pembelajaran tersebut. Karena, pada
dasarnya inti dari semua jenis masalah akan diselesaikan dengan desain sistem
pembelajaran yang hebat atau luar biasa. Melalui sistem pembelajaran yang baik,
proses penciptaan dan pengembangan media pembelajaran dapat dilakukan dengan
baik. Perbaikan sistem pembelajaran online akan terbukti mampu meningkatkan
kualitas mahasiswa-mahasiswi jurusan akuntansi saat sistem telah diterapkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Aoun, J.E 2017 Robot-proof:Higher Education in The Age of Artificial Intelligence.
US: MIT Press
Appleton, J.J, Christenson, S.L & Furlong, M.J 2008 Student Engagement With
School:Critical Conceptual And Methodological Issues Of The Construct.
Psychology in the Schools, 45(05), 369-386
Bakker, A. B., & Bal, M. P. 2010a. Weekly work engagement and performance: A
study among starting teachers. Journal of Occupational and Organizational
Psychology, 83(1), 189–206.
Bakker,A.B., & Bal,M.P 2010b Weekly work engagement and performance: A study
among starting teachers. Journal of Occupational and Organizational Psychology,
83(1), 189–206.
Bakker, A. B., & Leiter, M. P. (n.d.). Work Engagement: A Handbook of Essential
Theory and Research.
Connell, J.P., Spencer, M. B., & Aber, J. L. 1994. Educational risk and resilience in
African-American youth: Context, self, action, and outcomes in school. Child
Development, 65, 493-506.
Connell, J.P., & Wellborn, J.G. 1994. Engagement versus disaffection: Motivated
patterns of action In the academic domain. New York: University of Rochester
Dharmayana, Masrun, Kumara, A & Wirawan, Y.G. 2012. Keterlibatan Siswa (Student
Engagement) sebagai Mediator Kompetensi Emosi dan Prestasi Akademik. Jurnal
Psikologi,1 (39), 76-94.
Finn, J and Zimmer, K. 2012. Student engagement: What is it? Why does it matter? In:
Christenson, SL, Reschly, AL and Wylie, C (eds.), Handbook of Research on
Student Engagement, 97–131. Boston, MA: Springer US
Fredricks, J.A, Blumenfeld, P.C & Paris, A.H . 2004. School engagement : potential of
the concept,state of evidence. Review of Educational Research, (74) : 59- 109.
Fredricks, J. A., Filsecker, M & Lawson, M.A. 2016. Student engagement, context, and
adjustment: Addressin definitional, measurement, and methodological issues.
Learning and instruction, 43 : 1-4
Fredricks, J., McColskey, W., Meli, J., Mordica, J., Montrosse, B., & Mooney, K.
(2011a). Measuring student engagement in upper elementary through high school: A
description of 21 instruments. Issues and Answers Report, 098, 26–27.
Fredricks, J., McColskey, W., Meli, J., Mordica, J., Montrosse, B., & Mooney, K.
(2011b). Measuring student engagement in upper elementary through high school: A
description of 21 instruments. Issues and Answers Report, 098(March), 26–27.
Retrieved from
Handelsman, Mitchell M, et. Al 2005 A Measure of College Student Course
Engagement. University of Colorado at Denver. Jurnal of Educational Research.
Vol. 98, No. 3. Hal. 184-191.
13
Jimerson, S.R, Campos, E & Greif, J.L. 2003. Toward an Understanding of Definitions
and Measures of School Engagement and Related Terms. The California School
Psychologist, 8, 7-27
Linnenbrink-Garcia, L, Rogat, TK and Koskey, KLK. 2011. Affect and engagement
during small group instruction. Contemporary Educational Psychology, 36(1): 13–
24.
Lippman, L., & Rivers, A. 2008. Assessing school engagement: A guide for out-
ofschool time program practitioners. A Research-to-Results Brief, 39, 1–5.
Matos, L, Reeve, J, Herrera, D and Claux, M. 2018. Students’ agentic engagement
predicts longitudinal increases in perceived autonomy-supportive teaching: The
squeaky wheel gets the grease. The Journal of Experimental Education, 86(4): 579–
596.
Markos, S., & Sridevi, S. 2010. Employee Engagement : The Key to Improving
Performance. International Journal of Business and Management, 5(12), 89–96. [22]
Mckinsey 2016 Where machines could replace humans – and where they can’t (yet).
Peters, H, Zdravkovic, M, João Costa, M, Celenza, A, Ghias, K, Klamen, D, Mossop, L,
Rieder, M, Devi Nadarajah, V, Wangsaturaka, D, Wohlin, M and Weggemans, M.
2019. Twelve tips for enhancing student engagement. Medical Teacher, 41(6):632–
637.
Poskitt, J., & Gibbs, R. 2010. Student engagement in the middle years of schooling
(Years 7-10): A literature review. Literature Review. Report to the Ministry of
Education (EvaluationAssociates Ltd) (Massey University)
Reeve, J and Tseng, C-M. 2011 Agency as a fourth aspect of students’ engagement
during learning activities. Contemporary Educational Psychology, 36(4): 257–267.
Reeve, J. 2013. How students create motivationally supportive learning environments
for themselves: The concept of agentic engagement. Journal of Educational
Psychology, 105(3): 579–595.
Schwab 2017 The The Fourth Industrial Revolution: Crown Business Press
Swan, K 2001 Virtual interaction: Design factors affecting student satisfaction and
perceived learning in asynchronous online courses. Distance Education, 22(2), 306-
331
Zepke, N. 2018a. Student engagement in neo-liberal times: What is missing? Higher
Education Research & Development, 37(2): 433–446.
Zepke, N. 2018b. Learning with peers, active citizenship and student engagement in
Enabling Education. Student Success, 9(1): 61–73.
14
LAMPIRAN
15
Lampiran 1. Naskah Buku ISBN
COVER
Oleh :
Dhika Maha Putri, S.Pd., M.Acc
Ria Zulkha Ermayda, SST., M.Si.
Shafira Alfa Widayanti., S.E
i
PRAKATA
Hormat Kami
Penulis
i
Daftar Gambar
Gambar 1 Student Engagement Style......................................................................9
Gambar 2 Motivation for engagement in student governance...............................13
Gambar 3 Empat Fase Audit Laporan Keuangan..................................................25
Gambar 4 Tata Letak Menu Home........................................................................27
Gambar 5 Menu Favorite.......................................................................................28
Gambar 6 Menu History........................................................................................29
Gambar 7 Glosaudit Setelah Revisi.......................................................................35
Gambar 8 Glosaudit Sebelum Revisi.....................................................................35
Gambar 9 Glosaudit Setelah Revisi.......................................................................36
Gambar 10 Glosaudit sebelum revisi....................................................................36
ii
Daftar Tabel
Tabel 1 Examples of positive and negative engagement..........................................8
Tabel 2 Contoh Tiga Jenis Audit menurut Arens et al., (2014).............................24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
A. Latar Belakang
......Standar umum pertama (SA Seksi 210 dalam SPAP, 2001) menyebutkan
bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Sedangkan, standar umum ketiga
(SA Seksi 230 dalam SPAP,2001) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit
akan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama. Oleh karena itu, maka setiap auditor
wajib memiliki kemahiran profesionalitas dan keahlian dalam melaksanakan
tugasnya sebagai auditor. Definisi keahlian dalam bidang auditing pun sering
diukur dengan pengalaman. Beberapa peneliti lainnya telah memasukkan unsur
kemampuan (ability), pengetahuan (knowledge), dan pengalaman (experience) ke
dalam artikel mereka sebagai alat ukur dari kompetensi (Oktaria dan
Tjandrakirana, 2012). Sementara itu, Halim (2004) mengemukakan bahwa
kompetensi ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: pendidikan formal dalam bidang
akuntansi di suatu perguruan tinggi termasuk ujian profesi auditor, pelatihan yang
bersifat praktis dan pengalaman dalam bidang auditing, dan pendidikan
profesional yang berkelanjutan selama menekuni karir auditor professional.
Seorang auditor juga harus selalu mengikuti perkembangan yang terjadi dalam
dunia bisnis dan lingkungan profesinya. Dengan adanya pendidikan, pelatihan dan
pengalaman, auditor mempunyai kemampuan untuk menilai secara objektif dan
dapat menggunakan pertimbangannya tanpa memihak. Kompetensi berkaitan
dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki auditor dalam bidang
auditing dan akuntansi. Dalam melaksanakan audit, auditor harus bertindak
sebagai seorang yang ahli di bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian
dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas melalui
pengalaman dalam praktik audit. Selain itu, auditor harus menjalani pelatihan
teknis yang cukup yang mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum.
Berdasarkan hal tersebut, pengajar mata kuliah audit harus mampu memfasilitasi
pembelajaran yang mampu menumbuhkan kompetensi auditor.
v
Dunia pendidikan saat ini tengah dihadapkan pada persoalan berupa
pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat adanya penyebaran virus covid
19. Hal tersebut menyebabkan instansi pendidikan harus berupaya
menyelenggarakan belajar mengajar meskipun dari rumah melalui pembelajaran
daring. Dalam pelaksanaan pembelajaran daring tentunya tidak dapat lepas dari
penggunaan teknologi. Penelitian terdahulu menemukan bahwa teknologi
berperan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar [1],
teknologi berperan dalam memfasilitasi pendidik untuk menyampaikan materi
pembelajaran [2]. Oleh karena itu, pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi
merupakan suatu hal yang krusial saat ini. Meskipun pembelajaran daring dengan
memanfaatkan teknologi memberikan banyak manfaat namun pembelajaran yang
dilakukan dari rumah ternyata memunculkan masalah lain berupa kejenuhan
belajar yang dialami peserta didik [3]. Upaya yang dapat dilakukan untuk
mengurangi kejenuhan belajar dilakukan dengan membuat media pembelajaran
yang sesuai dengan tipe belajar anak. Salah satu faktor yang dapat menentukan
keberhasilan proses pembelajaran selain kesiapan pendidik adalah media daring
yang tepat [4].
vi
mahasiswa. Interaksi merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar. Interaction can create value and satisfaction that give different
perceptions to students (Swan, 2011). Interaksi personal akan menciptakan
komunikasi yang menjadi sarana tumbuhnya student engagement dalam diri
mahasiswa. Oleh sebab itu, bagaimanapun technological developments must make
a person feel connected to another person, which is the main point in the
interaction process. Penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran tetap harus
memperhatikan faktor interaksi antara dosen dan mahasiswa agar tercipta student
engagement. Hasil belajar yang dibersamai student engagement akan menciptakan
suatu transfer ilmu yang bermakna dan terus melekat pada diri mahasiswa.
C. Tujuan Penelitian
vii
D. Urgensi Penelitian
viii
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada pertengahan 2020, telah menjadi awal mula banyak nya perubahan
yang berdampak secara global. Pandemi Covid-19 telah mengubah segala
aspek kehidupan masyarakat untuk segera beradaptasi dengan Era New
Normal, tak terkecuali dengan dunia Pendidikan di Indonesia. Institusi
Pendidikan harus mengubah cara pandang dan praktik pembelajaran selama
Era New Normal. Pembelajaran tatap muka yang selama ini dilakukan, harus
mulai beradaptasi dengan pembelajaran online. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun
2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa
Darurat Penyebaran Covid-19. Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Bidang Regulasi, Chatarina Muliana Girsang menyampaikan, Surat Edaran
Nomor 15 ini untuk memperkuat Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun
2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus
Disease (Covid-19). Dalam surat edaran ini disebutkan bahwa tujuan dari
pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) adalah memastikan pemenuhan hak
peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat Covid-
19, melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk Covid-19,
mencegah penyebaran dan penularan Covid-19 di satuan pendidikan dan
memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik,
dan orang tua. Kegiatan BDR dilaksanakan untuk memberikan pengalaman
belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan
menuntaskan seluruh capaian kurikulum serta difokuskan pada pendidikan
kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi Covid-19.
Kemunculan istilah study from home menyebabkan mahasiswa ataupun
dosen harus berpindah ke dalam situasi belajar yang baru. Situasi yang serba
virtual dengan gaya belajar baru menimbulkan beberapa budaya pendidikan
yang baru juga. Adaptasi secara mendadak terhadap proses belajar online
ix
ataupun belajar dari rumah menciptakan berbagai persoalan yang dirasakan
oleh mahasiswa ataupun pengajar. Mahasiswa merasa cepat jenuh, tidak dapat
konsentrasi penuh dan memahami secara maksimal apa yang disampaikan
oleh dosen, jaringan internet yang tidak stabil, borosnya kuota internet untuk
melakukan meeting online setiap hari, dan lain sebagainya (Sugiman, 2020).
Di sisi lain, pembelajaran online juga menyebabkan mahasiswa semakin pasif,
enggan terlibat dalam proses belajar-mengajar serta menurunnya sikap
produktif (Tandon, 2021).
Selain komponen orang yang belajar dan pengajar, proses belajar juga
melibatkan fasilitas tertentu. Misalnya tempat belajar, sarana dan
media/perantara belajar. Belajar di rumah memerlukan fasilitas, seperti
smartphone, komputer, laptop dan tablet. Selain itu juga diperlukan jaringan
internet yang dapat diakses setelah memiliki paket data atau kuota internet.
Semua fasilitas penunjang ini berguna dalam menjalankan proses belajar
daring. Ketersediaan jaringan dan keberadaan alat komunikasi elektronik
menjadi sangat penting dalam mendukung pembelajaran online. Selama Era
New Normal, terdapat 6 strategi yang dibutuhkan oleh institusi pendidikan
dalam pengajaran secara online, yaitu
1) strategi kontekstualisasi,
2) strategi penyampaian yang tepat,
3) strategi adaptasi tinggi dalam penggunaan teknologi,
4) strategi dukungan yang memadai,
5) strategi partisipasi yang berkualitas,
6) strategi proses berkelanjutan.
x
yang dilihat oleh siswa, mengacu pada tindakan berenergi, terarah dan tetap
bertahan ketika kesulitan atau kualitas siswa dalam interaksinya dengan tugas
akademik (Cornell dan Wellborn dalam Handelsman, 2005). Keterlibatan
siswa dalam suatu proses psikologis, khususnya perhatian, ketertarikan,
investasi, dan upaya yang dikerahkan siswa dalam kegiatan pembelajaran
(Dharmayana, 2012). Definisi tersebut muncul sebagian dari literatur yang
menekankan pentingnya keterlibatan agen (Reeve, 2012; Reeve dan Tseng,
2011). Semakin banyak keterlibatan dan pencapaian cenderung meningkat
(Peters et al, 2019; Reeve, 2013; Zepke (2018), semakin besar kemungkinan
mereka untuk memberikan umpan balik secara positif ke dalam lingkungan
belajar (Matos et al, 2018).
xi
Mahasiswa dan universitas masing-masing memiliki tanggung jawab
atas kualitas pembelajaran mahasiswa. Mahasiswa perlu melakukan upaya
yang diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
mereka, dan universitas perlu menyediakan lingkungan yang sesuai untuk
memfasilitasi pembelajaran siswa. Perguruan tinggi, terutama para dosen di
mana mahasiswa berada di ruang kelasnya, jelas memiliki peran besar dalam
mendorong keterlibatan siswa.
1. Behavioural engagement
xii
2. Emotional engagement
3. Cognitive engagement
menyukai tantangan.
Tabel 1 Examples of positive and negative engagement
xiii
- pembelajaran aktif dan kolaboratif;
- partisipasi dalam kegiatan akademik yang menantang;
- komunikasi formatif dengan staf akademik;
- keterlibatan dalam memperkaya pengalaman pendidikan;
- merasa dilegitimasi dan didukung oleh komunitas belajar universitas.
Selain itu, Coates (2007) juga menggambarkan student engagement styles yang
berlingkup pada sosial dan akademik.
xiv
1. Intens
Siswa yang termasuk dalam bentuk keterlibatan yang intens sangat terlibat
dengan studi universitas mereka. Mereka cenderung melihat staf pengajar
sebagai orang yang mudah didekati, dan melihat lingkungan belajar mereka
sebagai responsif, mendukung, dan menantang.
2. Independent
3. Collaborative
4. Passive
xv
Kemungkinan siswa yang gaya responsnya menunjukkan gaya
keterlibatan pasif jarang berpartisipasi dalam satu-satunya atau kegiatan dan
kondisi umum yang terkait dengan pembelajaran produktif.
Pike dan Kuh (2005) menyaring tujuh jenis lembaga universitas yang
menarik dari hasil NSSE, berdasarkan enam faktor. Tidak ada lembaga universitas
yang berperingkat tinggi atau rendah secara universal di semua ukuran
keterlibatan, menunjukkan bahwa tidak hanya lembaga dengan cara berbeda
mereka melibatkan siswa, tetapi ini mungkin bukan hasil dari strategi sadar. Tujuh
jenis Pike dan Kuh adalah sebagai berikut:
xvi
dengan rekan-rekan mereka dalam masalah akademik (yaitu pembelajaran
kolaboratif).
7. Kolaborasi
Pada jenis universitas ini, mahasiswa saling bergantung dan pada umumnya
saling mendukung satu sama lain untuk belajar, dan dimediasi oleh teknologi.
Meskipun ada sedikit peluang untuk pengalaman dengan keragaman, mahasiswa
xvii
memiliki jumlah kontak yang wajar dengan fakultas, yang bersama dengan
dimensi lain dari iklim kampus, dipandang sebagai mendukung.
xviii
menggali kompetensi dari peserta didik. Harding & Trotman [8] mendefinisikan
kompetensi sebagai kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan
audit dengan baik. Selain itu, kompetensi auditor dipengaruhi oleh pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman. Keahlian tidak hanya didapatkan dari pendidikan
formal saja, tetapi banyak faktor lainnya, termasuk pengalaman [9]. Auditor yang
berpengalaman, memiliki keahlian dalam 3 hal, yaitu: 1) Mendeteksi kesalahan,
2) memahami kesalahan, dan 3) mencari penyebab kesalahan [8]
xix
Pengimplementasian kajian student engagement tidak dapat berjalan
dengan sendirinya. Terdapat beberapa faktor penentu yang menunjukkan
keberhasilan dari keterlibatan siswa itu sendiri (Trowler, 2010). Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut,
a. Mahasiswa
xx
Konteks pendidikan yang diciptakan oleh perilaku dan sikap fakultas
memiliki efek dramatis pada pembelajaran dan keterlibatan siswa (Trowler &
Trowler, 2010). Jenis universitas di mana menciptakan lingkungan yang
menekankan pada praktik pendidikan yang efektif memiliki mahasiswa yang
menjadi peserta aktif dalam pembelajaran mereka dan merasakan keuntungan
yang lebih besar dari pengalaman sarjana mereka.
c. Institusi
xxi
Ketika mahasiswa sudah masuk ke dalam proses student engagement,
tentunya mereka ingin mengambil dampak positif dari peluang keterlibatan.
Sehingga sebagai pihak yang menaunginya, institusi diharuskan dapat
menyediakan dampak positif yang menguntungkan bagi mahasiswa. Coates
(2007) menjelaskan bahwa institusi perlu menyediakan sumber daya dan
kesempatan yang tepat bagi para mahasiswa untuk memungkinkan terjalinnya
jenis interaksi tertentu. Hal ini mungkin akan melibatkan perpustakaan kampus
yang didesain memiliki ruang maksimal bagi mahasiswa untuk bekerja secara
kolaboratif, kurikulum dan penilaian yang memaksa standar kinerja atau kegiatan
tertentu di sekitar kampus yang mendorong siswa untuk merenungkan etika dan
praktik pembelajaran mereka. Selain itu, jenis aplikasi-aplikasi belajar yang
menunjang terjadinya proses student engagement secara maksimal. Komponen
kedua dari keterlibatan siswa adalah bagaimana institusi menyebarkan sumber
dayanya dan mengatur kurikulum, menyediakan kesempatan belajar lainnya, serta
jenis layanan pendukung untuk mendorong mahasiswa berpartisipasi dalam
kegiatan yang mengarah pada pengalaman dan hasil yang diinginkan seperti
ketekunan, kepuasan, pembelajaran, dan kelulusan (Kuh, 2007).
xxii
ekonomi dan lainnya akan, sejauh mungkin, merasa mampu untuk terlibat secara
setara.
d. Education Ideology
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Coates (2007) menunjukkan bahwa
konsep keterlibatan siswa didasarkan pada asumsi konstruktivis bahwa
pembelajaran dipengaruhi oleh bagaimana seorang individu berpartisipasi dalam
kegiatan tujuan pendidikan. Sementara konstruktivisme adalah teori (atau filsafat)
pembelajaran yang biasanya diadakan sebagai bagian dari pemahaman yang lebih
luas tentang sifat proses belajar-mengajar, mahasiswa, dan tujuan pendidikan
tinggi secara umum. Orientasi yang berbeda untuk isu-isu tersebut paling baik
digambarkan sebagai ideologi pendidikan, yang didefinisikan sebagai kerangka
alternatif teori, keyakinan dan nilai-nilai tentang sifat, distribusi dan tatanan
pengaturan pendidikan di tingkat nasional dan lokal, yang memberikan panduan
dan pembenaran untuk perilaku di konteks pendidikan (Coates, H.C. and Ainley,
2007). Lembaga universitas menyediakan wacana dan alat konseptual yang
digunakan individu dalam berpikir, berbicara, dan berlatih. Ideologi pendidikan
yang berbeda berimplikasi pada cara keterlibatan siswa yang dipahami dan
diterapkan ataupun ditekankan dalam sebuah institusi.
e. Linking the Levels
Keterlibatan siswa bukanlah hasil yang diperlukan dari intervensi pada
satu tingkat saja; sebaliknya, itu bergantung pada kontribusi dan upaya para pihak
di berbagai tingkatan. Harper dan Quaye (2009) berpendapat bahwa baik
mahasiswa dan institusi harus terlibat. Mahasiswa tidak harus bertanggung jawab
untuk melibatkan diri mereka sendiri, melainkan administrator dan dosen harus
mendorong kondisi yang memungkinkan beragam populasi mahasiswa untuk
terlibat. Sebuah contoh yang dikutip Harper dan Quaye (2009) dari staf yang
mengabaikan untuk memasukkan perspektif multikultural ke dalam diskusi
mereka dan materi yang ditugaskan, sehingga menempatkan tanggung jawab pada
mahasiswa dari kelompok minoritas untuk menemukan materi yang sesuai
dengan perspektif mereka, atau untuk mengangkat isu-isu terkait berlomba dalam
diskusi kelas.
xxiii
D. Peranan Student Engagement
Perkembangan sumber belajar saat ini membuka ruang bagi peserta didik
untuk tidak hanya belajar dari buku maupun penyampaian pengajar namun juga
dari penyampaian pengalam orang lain. pembelajaran berbasis realita
pengalaman dari orang lain menjadi suatu hal yang menarik bagi peserta didik
karena apa yang disampaikan adalah sesuai dengan kondisi lingkungan yang
mereka hadapi. oleh sebab itu, pendidik juga harus berinovasi dengan
mendatangkan narasumber praktisi.
xxiv
b. Keterlibatan untuk meningkatkan tingkat maksimum di mana sesuatu
dapat diproses tingkat dan retensi
xxv
berpikir mengenai apa yang mereka pelajari dalam kondisi belajar yang berbeda,
serta berkolaborasi dengan fakultas dan siswa lain dalam tugas proyek.
1. Pengertian Audit
xxvi
tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan (Arens et al., 2014). Audit juga
dapat digambarkan sebagai pengujian atas keseluruhan laporan keuangan dari
perusahaan klien beserta seluruh bukti pendukungnya (Surhali, 2006). Proses
pengujian ataupun pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menilai kewajaran laporan
keuangan yang disajikan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Selain itu, audit menjadi salah satu bentuk komunikasi tertulis terkait kesimpulan
reabilitas laporan keuangan sehingga memudahkan para pengguna informasi
akuntansi perusahaan seperti pemegang saham.
xxvii
b) Mengumpulkan dan mengevaluasi bukti
Bukti merupakan informasi yang dibutuhkan auditor untuk memeriksa
ataupun menentukan apakah laporan keuangan sudah disajikan sesuai dengan
standar (kriteria) yang telah ditentukan (Arens et al., 2014). Dalam memenuhi
tujuan audit, auditor harus memperoleh bukti audit dengan kualitas dan
kuantitas yang mencukupi. Proses pemerolehan bukti audit menjadi tahapan
kritis yang dijalankan auditor dikarenakan pada proses ini, selain auditor harus
menentukan jumlah bukti, auditor juga perlu mengevaluasi bukti audit apakah
sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Bukti sebagai informasi
audit memiliki beragam bentuk, diantaranya yaitu:
Data elektronik
Komunikasi tertulis dari pihak luar
Observasi oleh auditor
Kesaksian lisan pihak yang diaudit
c) Pihak yang kompeten dan independen
Dalam hal audit, pihak yang dinilai kompeten dan independen adalah
auditor. Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami standar yang
berlaku dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta kuantitasi bukti
audit yang dikumpulkan. Sebagai auditor, seseorang dituntut untuk memiliki
sikap independen yang tinggi.
d) Pelaporan
xxviii
memadai dan tepat untuk diakumulasikan ke dalam kesimpulan bahwa laporan
keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi diterima umum. Adapun
lima aspek utama dalam mengevaluasi hasil menurut Arens et al., (2014)
yaitu,
xxix
Pada aktivitas ini, auditor perlu melakukan proses reviu dokumentasi audit
dikarenakan beberapa alasan diantaranya yaitu untuk mengevaluasi kinerja
personil yang belum berpengalaman, memastikan bahwa audit memenuhi
standar kerja KAP, serta mengatasi bias yang sering kali merecoki
pertimbangan auditor. Proses reviu dokumentasi menjadi salah satu indikator
peningkatan kualitas audit (IAPI, 2018).
e. Reviu independen
2. Jenis-jenis audit
Arens et al., (2014) membagi audit ke dalam tiga jenis bagian yaitu audit
operasional, audit ketaatan, dan audit laporan keuangan. Tiga jenis bagian audit
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut,
xxx
a. Audit Operasional
b. Audit Ketaatan
Audit ketaatan merupakan proses audit yang dilakukan untuk menentukan
apakah pihak yang diaudit (klien) mengikuti prosedur, aturan, atau standar
tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang (Arens et al., 2014). Hasil
dari audit ketaatan langsung dilaporkan kepada manajemen dikarenakan
manajemen menjadi kelompok utama yang berkepentingan terhadap tingkat
ketaatan terhadap prosedur dan peraturan yang berlaku.
xxxi
c. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan
keuangan telah dinyatakan dan dievaluasi sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku umum (Arens et al., 2014). Pemeriksaan atas laporan keuangan
merupakan penilaian atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh
manajemen sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum
(Surhali, 2006). Dalam mengaudit laporan keuangan, auditor harus memahami
profil entitas bisnis klien, hubungan klien dengan pihak-pihak eksternal, serta
transaksi-transaksi akuntansi yang dicatat oleh klien.
xxxii
3. Tujuan Audit
xxxiii
Dalam fase I audit laporan keuangan, auditor melakukan berbagai
pertimbangan terkait dengan pendekatan audit yang efektif dengan biaya yang
masuk akal. Auditor melaksanakan prosedur audit untuk menilai risiko salah saji
yang material. Fase I ini memperkenalkan tiga aspek kunci yang dilakukan oleh
auditor yaitu memperoleh pemahaman terkait entitas dan lingkungan klien,
memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian, serta menilai
salah saji yang material. Proses pemahaman entitas klien bertujuan agar auditor
memahami metode pencatatan akuntansi yang digunakan dan mengetahui terkait
strategi dan proses bisnis klien. Risiko salah saji dalam laporan keuangan akan
berkurang apabila klien memiliki pengendalian internal yang efektif terhadap
transaksi akuntansi.
xxxiv
Dalam fase III, terdapat dua kategori umum prosedur yaitu prosedur
analitis dan pengujian rincian saldo. Prosedur analitis adalah proses
membandingkan apakah saldo akun atau data lainnya telah masuk akal. Pengujian
atas rincian saldo merupakan proses audit yang ditujukan untuk menguji salah saji
moneter pada saldo-saldo dalam laporan keuangan.
1) Home
Pada menu home, mahasiswa dapat menemukan istilah-istilah tertentu.
Mahasiswa dapat mencari istilah dengan mengetik pada panel pencarian kata.
Selain itu, pencarian istilah juga dapat dilakukan melalui pengucapan dengan
xxxv
menekan simbol speaker. Ketika melakukan pencarian dengan mengetik atau
mengucap maka aplikasi akan bekerja dan menemukan kata-kata tersebut.
Kemudian, mahasiswa dapat mengklik 1 kali pada kata yang dipilih untuk
dijadikan bale untuk membaca definisi kata atau istilah tersebut.
xxxvi
Pada menu favorite terdiri dari istilah-istilah yang telah ditandai sebelumnya.
Menu favorit memungkinkan mahasiswa untuk menemukan istilah-istilah yang
sering digunakan dengan mudah. Pada menu favorite ini, mahasiswa juga dapat
menghapus daftar istilah favorite. Tata letak menu favorite adalah sebagai
berikut:
xxxvii
3) History
Pada menu history terdiri dari istilah-istilah yang telah dicari di Home Menu.
Menu history memudahkan mahasiswa dalam mencari istilah-istilah
sebelumnya yang pernah dicari. Menu history sama dengan daftar riwayat
pencarian para mahasiswa. Tata letak menu history ditunjukkan pada gambar
di bawah ini.
xxxviii
BAB III
METODE OBSERVASI
Hasil analisis dalam penelitian ini, didapatkan dari tiga instrument yang
berbeda. Instrumen pertama, ialah observasi. Peneliti melakukan pengamatan
terhadap kegiatan belajar mengajar mata kuliah Pengauditan yang
menggunakan Sumber Belajar Kamus Online Glosaudit. Pada saat
xxxix
pengamatan, dosen pengampu tidak hadir dikelas namun mengajar online
melalui SIPEJAR (Sistem Pembelajaran dalam Jaringan). Materi yang
diajarkan menggunakan kamus online Glosaudit yang disampaikan oleh dosen
pengampu mata kuliah yang bersangkutan. Selama proses pengajaran
berlangsung, interaksi dosen dan mahasiswa tetap terlaksana melalui fitur live
chat dalam SIPEJAR. Hasil observasi diperkuat dengan hasil wawancara yang
dilaksanakan setelah proses observasi pembelajaran berlangsung. Hasil
wawancara didapatkan dari narasumber, yaitu mahasiswa. Hasil observasi dan
wawancara kemudian dilengkapi dengan hasil post test dan pre test (studi
dokumentasi). Hasil penelitian ini, disajikan dalam tiga tema besar yang
merupakan dimensi dari student engagement, yaitu behavioural engagement,
emotional engagement dan cognitive engagement.
xl
BAB IV
LAPORAN OBSERVASI
xli
keahliannya masing-masing. Pengertian sumber daya yang menyediakan materi
kamus online Glosaudit dimaksudkan agar mahasiswa tidak kelebihan beban saat
mempelajari topik yang disajikan. Kamus Glosaudit dimuat ke dalam platform
SIPEJAR yang mendukung pembelajaran interaktif, mengatasi kurangnya
interaksi antara mahasiswa dan dosen.
xlii
Kedepannya akan dikembangkan Glosaudit dengan berbasis web sehingga dapat
digunakan oleh lebih banyak mahasiswa, terutama yang tidak menggunakan
Android.
xliii
validator kedua adalah validator media yang memastikan kelayakan aspek media.
Skor yang diperoleh pada proses validasi ini setara dengan 90. Berdasarkan
validasi materi, audit adalah materi yang valid dan layak untuk digunakan sebagai
perangkat pembelajaran pengauditan.
Glosaudit memberikan definisi yang tepat dari istilah terkait. Oleh karena
itu, glosaudit memungkinkan mahasiswa untuk memahami istilah yang digunakan
dalam pengauditan. Pemahaman ini penting sebagai langkah awal dalam
melakukan pemeriksaan atau audit terhadap laporan keuangan. Dengan
pemahaman tersebut maka dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa di bidang
audit. Selanjutnya, berdasarkan validasi ahli media, Glosaudit merupakan aplikasi
yang mudah digunakan. Tombol-tombol yang disediakan sudah familiar dengan
tata letak yang sederhana. Namun, ada saran mengenai kerapian penyajian istilah.
Validator media menemukan beberapa kata yang salah ketik dan beberapa istilah
yang dobel dalam kamus Glosaudit. Saran ini diterapkan dalam revisi pertama
seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
xliv
Gambar 7 Glosaudit Gambar 8 Glosaudit
Sebelum Revisi Setelah Revisi
xlv
Gambar 10 Glosaudit Gambar 9 Glosaudit
sebelum revisi Setelah Revisi
Selanjutnya, penelitian ini tidak hanya melakukan uji validasi ahli, tetapi
juga melakukan uji lapangan terbatas terhadap 35 mahasiswa yang mengambil
mata kuliah pengauditan. Uji coba dilakukan dengan membagikan kamus audit
(Glosaudit) kepada mahasiswa. Setelah menerima Glosaudit, mahasiswa diminta
untuk mencari definisi terkait audit yang mereka butuhkan. Selain itu, mahasiswa
juga diminta untuk memberikan pendapat mengenai Glosaudit. Hasil uji lapangan
terbatas mendapat respon positif dari mahasiswa yang setara dengan 95.
Mahasiswa dapat menemukan istilah-istilah audit terkait di Glosaudit. Selain itu,
mahasiswa mempersepsikan Glosaudit sebagai media berupa kamus audit yang
mudah dioperasikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Glosaudit layak
digunakan sebagai media pembelajaran pada mata kuliah pengauditan.
xlvi
dimensi behaviour engagement, penggunaan kamus online Glosaudit
meningkatkan tingkat kehadiran dan partisipasi siswa, hal tersebut dikarenakan
pengguna merasa bahwa media pembelajaran tersebut atraktif dan tidak
membosankan. Dalam dimensi emotional engagement, kamus online Glosaudit
dinilai dapat memberikan rasa puas dan senang ketika menyimak materi.
Berdasarkan dimensi cognitive engagement, penggunaan kamus online Glosaudit
sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar. Hadirnya kamus
online Glosaudit berkontribusi pada perkembangan media pembelajaran dan
keterlibatan mahasiswa. Penelitian ini memberikan peluang untuk melakukan
pengujian secara empiris pada mahasiswa yang menggunakan radio audit dan
tidak.
xlvii
Daftar Pustaka
Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2014). Auditing & Jasa Assurance
Pendekatan Terintegrasi (S. Saat (ed.); Edisi ke L). Penerbit Erlagga.
Axelson, R. D., & Flick, A. (2010). Defining Student Engagement. Change: The
Magazine of Higher Learning, 43(1), 38–43.
https://doi.org/10.1080/00091383.2011.533096
Beisland, L. A., Mersland, R., & Strøm, R. Ø. (2015). Audit Quality and
Corporate Governance: Evidence from the Microfinance Industry.
International Journal of Auditing, 19(3), 218–237.
https://doi.org/10.1111/ijau.12041
Bransford, J., Brown, A., & Cocking, R. (2000). How people learn: Brain, mind,
experience, and school. National Academy Press.
Coates, H.C. and Ainley, J. (2007). The Report of the Course Experience
Questionnaire (CEQ). GCA.
Harper, S. R., & Quaye, S. J. (2009). Student Organizations as Venues for Black
Identity Expression and Development among African American Male
Student Leaders. Journal of College Student Development, 48(2), 133–159.
xlviii
IAPI. (2018). IAPI Nomor 4 Tahun 2018 tentang Panduan Indikator Kualitas
Audit pada Kantor Akuntan Publik (pp. 1–14).
Kahn, P., Everington, L., Kelm, K., Reid, I., & Watkins, F. (2017). Understanding
student engagement in online learning environments: the role of reflexivity.
Educational Technology Research and Development, 65(1), 203–218.
https://doi.org/10.1007/s11423-016-9484-z
Sugiman. (2020, December). Jogo Saputro dan Permasalahan Belajar dari Rumah.
xlix
Kompasiana.
https://www.kompasiana.com/sugiman58701/5fcce942d541df017c750872/jo
go-putro-dan-permasalahan-belajar-dari-rumah
Teo, T., Unwin, S., Scherer, R., & Gardiner, V. (2021). Initial teacher training for
twenty-first century skills in the Fourth Industrial Revolution (IR 4.0): A
scoping review. Computers and Education, 170(April), 104223.
https://doi.org/10.1016/j.compedu.2021.104223
l
Wardani, D. N., Toenlioe, A. J. E., & Wedi, A. (2018). Daya tarik pembelajaran
di era 21 dengan blended learning. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan
(JKTP), 1(1), 13–18. https://core.ac.uk/download/pdf/287323676.pdf
li
lii
Lampiran 2. Logbook
Judul : "Kajian Student Engagement pada Penggunaan Bahan Ajar Mata Kuliah Audit"
No. Tanggal Kegiatan Hasil yang Diperoleh Kendala Rencana Kegiatan Selanjutnya
1 28-06-2021 Pengarahan Pengarahan dari tim Tidak ada kendala Melakukan observasi ke mahasiswa jurusan Akuntansi UM
penelitian yang terkait dengan kegiatan penelitian
dilakukan oleh ketua
Bu Dhika, beliau
menjelaskan mengenai
tugas dan penelitian ini
secara mendalam.
List kendala
permasalahan yang Kegiatan observasi lanjutan
2 02-07-2021 Observasi awal dialami mahasiswa Tidak ada kendala
akuntansi terkait
belajar audit online
serta daftar kebutuhan
terkait solusi
permasalahan
Menentukan model
pembelajaran daring
yang sesuai dengan Terdapat sedikit
Penyusunan buku pelajaran audit permasalahan saat
Penyusunan buku kamus Glosaudit
kamus Glosaudit menentukan isi
5 25-07-2021 buku
Penyusunan Bab I-III
dan pembagian tugas
terkait dengan analisa Tidak ada kendala
hasil penelitian kamus
Penyusunan buku Glosaudit
kamus Glosaudit Penyusunan buku kamus Glosaudit
6 09-08-2021 Perancangan mengenai
laporan observasi
dalam buku kamus
Glosaudit Tidak ada kendala
Penyusunan buku
kamus Glosaudit
Melakukan konsultasi
terkait kelayakan buku
kamus Glosaudit
Tidak ada kendala
Konsultasi dengan
- Revisi isi buku
Validator ahli
sesuai masukkan
validator ahli dan
melanjutkan Penyusunan buku kamus Glosaudit
8 16-09-2021 pengerjaan bab 2 –4 Tidak ada kendala
Penyusunan buku yang sempat
kamus Glosaudit tertunda.
- Pengerjaan laporan
observasi
Konsultasi dengan validator ahli
9 20-09-2021
Konsultasi terkait
instrumen yang
dicantumkan dalam
buku serta penyesuaian
buku kamus Glosaudit
sebagai solusi
permasalahan kuliah
audit online Tidak ada kendala
Pelaksanaan
kegiatan validasi
ke 2
Proses evaluasi
dilakukan dengan
merangkum seluruh
catatan validator ahli,
Evaluasi I
pembenahan instrumen
10 14-10-2021 isi buku, dan
pembagian tugas
dalam penyusunan Tidak ada kendala
Evaluasi I buku
- Penyelesaian seluruh
Tidak ada kendala
bab buku Glosaudit,
mulai dari bab
pendahuluan sampai
Penyusunan buku laporan observasi.
kamus Glosaudit
- Penambahan layout
aplikasi kamus
Glosaudit pada buku
Tidak ada kendala
Penyusunan buku
12 18-10-2021
kamus Glosaudit Validasi keseluruhan
rancangan buku ISBN
yang sudah selesai
- Penyesuaian
revisi buku
Penyusunan buku kamus Glosaudit
sesuai
13 02-11-2021 masukan
validator ahli
pada kegiatan
validasi ke III Tidak ada kendala
Kegiatan Validasi - Finalisasi
ke III penyusunan
buku ISBN Penyusunan buku kamus Glosaudit
sesuai dengan
format yang
disediakan Tidak ada kendala
- Pembuatan Evaluasi terakhir
Kegiatan Evaluasi desain cover
14 15-11-2021 buku
terakhir
Catatan:
1. Log Book ini berisi seluruh aktivitas yang dilakukan peneliti Mahasiswa
2. Jumlah halaman disesuaikan dengan kebutuhan
Lampiran 3. Laporan Penggunaan Dana
Biaya
No. MAK Uraian Pajak
Jumlah
PPN PPh
I Bahan
525112 Pembelian ATK
1 Toko dan Foto Copy PRIMA;Belanja Rp 45,000
barang berupa Kertas HVS kegiatan
Penelitian Tahun 2021 dengan judul
"Kajian Student Engagement pada
Penggunaan Bahan Ajar Mata Kuliah
Audit" oleh Tim Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Negeri Malang
2 Toko FCK Rizky;Belanja barang berupa Rp 12,500
gunting untuk kegiatan Penelitian Tahun
2021 dengan judul "Kajian Student
Engagement pada Penggunaan Bahan
Ajar Mata Kuliah Audit" oleh Tim
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Negeri Malang
3 TIAR Fotocopy;Belanja barang berupa Rp 5,000
penggaris untuk kegiatan Penelitian
Tahun 2021 dengan judul "Kajian
Student Engagement pada Penggunaan
Bahan Ajar Mata Kuliah Audit" oleh
Tim Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri
Malang
4 Toko FCK Rizky;Belanja barang berupa Rp 5,000
Sticky Notes untuk kegiatan Penelitian
Tahun 2021 dengan judul "Kajian
Student Engagement pada Penggunaan
Bahan Ajar Mata Kuliah Audit" oleh
Tim Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri
Malang
5 Toko FCK Rizky;Belanja barang berupa Rp 7,500
lem kertas untuk kegiatan Penelitian
Tahun 2021 dengan judul "Kajian
Student Engagement pada Penggunaan
Bahan Ajar Mata Kuliah Audit" oleh
Tim Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri
Malang
Jumlah I Rp 75,000
II Pengumpulan Data
525111 1 Kholilah, S.E.,M.SA.,Ak; Honorarium Rp Rp 60,000
Validator Kegiatan Penelitian Tahun 1,200,000
2021 dengan Judul "Kajian Student
Engagement pada Penggunaan Bahan
Ajar Mata Kuliah Audit" oleh Tim
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Negeri Malang
2 Siti Mariyah; Honorarium Validator Rp Rp 60,000
Kegiatan Penelitian Tahun 2021 dengan 1,200,000
Judul "Kajian Student Engagement pada
Penggunaan Bahan Ajar Mata Kuliah
Audit" oleh Tim Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Negeri Malang
3 Thoriq Aziz;Belanja Jasa berupa Biaya Rp 800,000
Honorarium Pengumpul Data kegiatan
penelitian tahun 2021 dengan Judul
"Kajian Student Engagement pada
Penggunaan Bahan Ajar Mata Kuliah
Audit" oleh Tim Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Negeri Malang
4 Agfia Fauziatul Ulfa;Belanja Jasa Rp 800,000
berupa Biaya Honorarium Pengumpul
Data kegiatan penelitian tahun 2021
dengan Judul "Kajian Student
Engagement pada Penggunaan Bahan
Ajar Mata Kuliah Audit" oleh Tim
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Negeri Malang
5 Yongky Teguh Setiaji;Belanja Jasa Rp 800,000
berupa Biaya Honorarium Pengumpul
Data kegiatan penelitian tahun 2021
dengan Judul "Kajian Student
Engagement pada Penggunaan Bahan
Ajar Mata Kuliah Audit" oleh Tim
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Negeri Malang
Jumlah II Rp4,800,000 Rp 120,000
III Pelaporan dan Luaran
525112 1 Fotocopy DUA TUJUH; Belanja barang Rp 60,000
berupa penggandaan dan penjilidan
laporan kegiatan Penelitian Tahun 2021
dengan judul "Kajian Student
Engagement pada Penggunaan Bahan
Ajar Mata Kuliah Audit" oleh Tim
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Negeri Malang
2 WASHEL Fotocopy dan Percetakan; Rp 65,000
Belanja barang berupa penggandaan dan
penjilidan SPJ kegiatan Penelitian
Tahun 2021 dengan judul "Kajian
Student Engagement pada Penggunaan
Bahan Ajar Mata Kuliah Audit" oleh
Tim Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri
Malang
525113 3 DULITERA; Belanja jasa berupa desain Rp
dan cetak buku ISBN kegiatan 2,000,000
Penelitian Tahun 2021 dengan judul
"Kajian Student Engagement pada
Penggunaan Bahan Ajar Mata Kuliah
Audit" oleh Tim Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Negeri Malang
Jumlah III Rp2,125,000
Jumlah I + II + III Rp7,000,000