Anda di halaman 1dari 167

PENERAPAN METODE PENCATATAN DAN PENILAIAN

PERSEDIAAN BARANG MENURUT SAK ETAP GUNA


MENINGKATKAN KEWAJARAN PENYAJIAN
LAPORAN KEUANGAN
(Studi Kasus pada CV.YUDISTIRA KEDIRI)

SKRIPSI

Oleh :

Nama : Ita Wahyuni


NPM : 17.13031.0118
Program Studi : Akuntansi
Bidang Konsentrasi : Keuangan

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI


FAKULTAS EKONOMI
KEDIRI
2021
PENERAPAN METODE PENCATATAN DAN PENILAIAN
PERSEDIAAN BARANG MENURUT SAK ETAP GUNA
MENINGKATKAN KEWAJARAN PENYAJIAN
LAPORAN KEUANGAN
(Studi Kasus pada CV.YUDISTIRA KEDIRI)

SKRIPSI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna


memperoleh gelar sarjana Strata 1 Program Studi Akuntansi
pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kediri

Oleh :
Nama : Ita Wahyuni
NPM : 17.13031.0118
Program Studi : Akuntansi
Bidang Konsentrasi : Keuangan

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI


FAKULTAS EKONOMI
KEDIRI
2021

ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

“Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah
ditulis dengan sungguh-sungguh dan tidak ada bagianyang merupakan penjiplakan
karya orang lain seperti dimaksud dalam buku pedoman penyusunan skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri. Apabila
dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup
menerima hukuman/sanksi sesuai peraturan yang berlaku”.

Kediri, 18 November 2021


Peneliti

Ita Wahyuni

iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
PENERAPAN METO DE PENCATATAN DAN PENILAIAN
PERSEDIAAN BARANG MENURUT SAK ETAP GUNA
MENINGKATKAN KEWAJARAN PENYAJIAN
LAPORAN KEUANGAN
(Studi Kasus pada CV.YUDISTIRA KEDIRI)

Oleh :

Nama : Ita Wahyuni


NPM : 17.13031.0118
Program Studi : Akuntansi
Bidang Konsentrasi : Keuangan

Kediri, 18 November 2021


Telah disetujui dan disahkan oleh
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Marhaendra Kusuma,SE., MM., M.AK., Ak Ninik Anggraini, SE., M.SA., Ak., CA
NIK. 1983053120150810.1.70381 NIK. 1985112020150921.1.70389

iv
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Telah dipertahankan/diujikan dan disahkan untuk memenuhi syarat guna


memperoleh gelar sarjana Strata 1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Kadiri

Oleh :

Nama : Ita Wahyuni


NPM : 17.13031.0118
Program Studi : Akuntansi
Bidang Konsentrasi : Keuangan

Kediri, 18 November 2021


Disahkan oleh
Penguji I/Pembimbing Skripsi I : Dr. Marhaendra Kusuma, SE.MM.AK.Ak(......)
Penguji II/Pembimbing Skripsi II: Ninik Angrraini, SE.,M.SA.,Ak.,CA (….)
Penguji III : Miladiah Kusumanigarti, SE.,MM., Ak (.....)

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Kadiri – UNISKA

(Dr. SRI LUAYYI, SE., M.SA)


NIK. 1977060620070425.1.70198

v
Judul Penelitian :Penerapan Metode Pencatatan Dan Penilaian Persediaan
Barang Menurut SAK ETAP Guna Meningkatkan
Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan (Studi Kasus
pada CV.YUDISTIRA KEDIRI)
Dosen Pembimbing : Dr.Marhaendra Kusuma, SE., MM., AK., Ak
Ninik Angrraini, SE., M.SA., Ak., CA
Nama Mahasiswa : Ita Wahyuni
NPM : 17.13031.0118

Abstraksi

Perusahaan paving “CV.YUDISTIRA” Kediri merupakan perusahaan


manufaktur yang memproduksi aneka paving stones dengan berbagai bentuk dan
ukuran. Dalam melakukan kegiatan operasionalnya perusahaan tidak terlepas dari
pencatatan dan penilaian persediaan barang baik persediaan bahan baku maupun
persediaan produk jadi. Perusahaan dalam melakukan pencatatan dan penilaian
persediaan barang,belum sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan pencatatan dan penilaian
persediaan barang menurut SAK ETAP guna meningkatkan kewajaran penyajian
laporan keuangan.
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kuantitatif, dilakukan dengan cara menganalisis data dan membandingkan
pencatatan dan penilaian persediaaan menurut SAK ETAP kemudian diambil
kesimpulan. Teknik analisis yang digunakan berupa teknik deskriptif kuantitatif
dengan alat analisis menggunakan perhitungan berdasarkan sistem perpetual dan
sistem periodic dengan metode FIFO dan Average untuk menghitung persediaan,
sedangkan untuk mengetahui kewajaran penyajian laporan keuangan didasarkan
pada indikator dalam SAK ETAP.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perhitungan
menurut perusahaan CV.Yudistira Kediri dan menurut SAK ETAP. Perhitungan
berdasarkan sistem perpetal dengan metode FIFO dan metode Average dengan
perhitungan menurut perusahaan menunjukan selisih pencatatan pada persediaan
persediaan akhir bahan baku paving polos terdapat selisih sebesar Rp. 225.000 ,
persediaaan akhir bahan baku paving warna terdapat selisih kurang catat sebesar
Rp. 232.400, persediaan akhir barang jadi paving polos terdapat selisih kurang
catat Rp. 300.000 serta pencatatan HPP terdapat selisih sebesar Rp.787.400.
Berdasarkan hasil penelitian perusahaan paving “CV.Yudistira” Kediri
belum sesuai dengan SAK ETAP, karena masih terdapat selisih kurang catat pada
nilai akhir persediaan baik persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi
sehingga mempengaruhi total aset dan juga laba kotor yang dihasilkan
perusahaan. Sebaiknya melakukan penilaian dan pencatatan persediaan dengan
menggunakan SAK ETAP agar dapat menampilkan kewajaran saldo persediaan
pada laporan keuangan sehingga tidak menimbulkan salah saji.

Kata Kunci : Metode Pencatatan Persediaan, Metode Penilaian Persediaan,


SAK ETAP, Kewajaran Penyajian Laporan Keuanngan

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik serta hidayahnya,

sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

“Penerapan Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Barang Menurut

SAK ETAP guna Meningkatkan Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan”.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW

beserta keluarga dan sahabatnya yang mengantarkan manusia dari zaman

kegelapan ke zaman yang terang benderang.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian

akhir dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Kadiri. Peneliti menyadari bahwa dalam proses

penulisan tidak lepas dari keterbatasan, namun berkat bantuan baik moril maupun

materi dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu, peneliti

mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ali Maschan Moesa, M.Si selaku Rektor Universitas

Islam Kadiri.

2. Ibu Dr. Sri Luayyi, SE, MSA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Islam Kadiri.

3. Bapak M. Alfa Niam. SE, MM selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi.

vii
4. Bapak Dr. Marhaendra Kusuma, SE., MM., M.AK., Ak selaku Dosen

Pembimbing I yang telah sabar membimbing, mengarahkan dan memberikan

saran kepada peneliti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Ninik Anggraini, SE., M.SA., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing II yang

telah sabar membimbing, mengarahkan dan memberikan saran kepada

peneliti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Universitas Islam Kadiri, khususnya Bapak dan

Ibu Dosen Akuntansi yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat

bermanfaat dimasa perkuliahan.

7. Seluruh Staff Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri yang telah memberi

bantuan dalam administrasi.

8. Bapak Drs. Hanif Abdul Rahman selaku pemilik perusahaan paving

CV.Yudistira Kediri yang telah memberikan izin kepada peneliti serta

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan informasi serta pengarahan.

9. Kedua orang tuaku tercinta yang banyak membantu baik secara moril maupun

materiil sehingga penyusunan skripsi ini bisa terselesaikan, serta keluarga

besar terimakasih atas do’a dan dukungan kalian sangat berharga.

10. Suamiku Dika Ariawan, terimakasih untuk segala do’a, semangat dan

dukungannya hingga terselesaikan skripsi ini.

11. Sahabat seperjuangan saya Ely, Novia, Frensa yang selama ini membantu

memberikan masukan dan sebagai penyemangat menyelesaikan skripsi ini,

terimakasih juga kalian bersedia jadi penolongku dikala susah.

viii
12. Teman-teman Mahasiswa UNISKA terkhusus Akuntansi A3 semuanya tanpa

terkecuali yang senantiasa saling memberi dukungan terimakasih untuk semua

kenangan baik bersama kalian.

13. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah

membantu saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih

terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan

segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang membangun dari

berbagai pihak demi penyempurnaan penulisan ini. Besar harapan peneliti agar

penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang

berkepentingan, khususnya dalan bidang Akuntansi Keuangan.

Kediri, 18 November 2021

Ita Wahyuni

ix
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Skripsi .......................................................................................... I


Halaman Judul Skripsi ............................................................................................ ii
Pernyataan Bebas Plagiarisme ............................................................................... iii
Halaman Pengesahan Skripsi ................................................................................. iv
Halaman Pengesahan Ujian Skripsi ........................................................................ v
Abstraksi ................................................................................................................ vi
Kata Pengantar ...................................................................................................... vii
Daftar Isi.................................................................................................................. x
Daftar Gambar....................................................................................................... xii
Daftar Tabel ......................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran .................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ................................................................................ 6
1.3 Rumusan Masalah .............................................................................. 6
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 8
2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 8
2.2 Tinjauan dan Kajian Pustaka ........................................................... 12
2.2.1 Metode Pencatatan Persediaan.................................................. 12
2.2.2 Penilaian Persediaan ............................................................... 24
2.2.3 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik(SAK ETAP) .................................................................. 29
2.2.4 Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan ................................. 32
2.3 Penerapan Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan
BarangMenurut SAK ETAP Guna Meningkatkan Kewajaran
Penyajian LaporanKeuangan ........................................................... 37
2.4 Kerangka Pikir ................................................................................. 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 39
3.1 Ruang Lingkup Penelitian................................................................. 39
3.2 JenisPenelitian................................................................................... 39
3.3 Lokasi Penelitian............................................................................... 39
3.4 Data dan Teknik Pengumpulannya ................................................... 40
3.4.1 Sumber Data .............................................................................. 40
3.4.2 Jenis Data .................................................................................. 41
3.4.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 41
3.5 Identifikasi Variabel.......................................................................... 42

x
3.6 Definisi Operasional Variabel........................................................... 42
3.7 Teknik Analisis Data ....................................................................... 43
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 51
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 51
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ...................................................... 51
4.1.2 Lokasi Perusahaan .................................................................... 52
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ......................................................... 55
4.1.4 Tujuan Perusahaan .................................................................... 55
4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan ................................................ 57
4.1.6 Tenaga Kerja Perusahaan.......................................................... 62
4.1.7 Bahan dan Peralatan yang Digunakan ..................................... 64
4.1.8 Proses Produksi ......................................................................... 66
4.1.9 Data Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku ........................... 69
4.1.8 Data Persediaan Barang Jadi..................................................... 72
4.1.9 Data Penjualan .......................................................................... 73
4.1.10Laporan Laba Rugi dan Neraca CV.Yudistira Kediri .............. 74
4.2 Pembahasan ..................................................................................... 77
4.2.1 Perhitungan Saldo Persediaan Bahan Baku dan Bahan Jadi
Berdasarkan Sistem Periodik dan Sistem Perpetual dengan
Menggunakan Metode FIFO dan Metode Average .................. 77
4.2.2 Menyajikan Persediaan dalam Neraca dan Laporan Laba Rugi
................................................................................................ 107
4.2.3 Mengukur Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan
Berdasarkan SAK ETAP ........................................................ 120
4.2.4 Menganalisis Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan……..133
4.3 Interpretasi ..................................................................................... 133
BAB V: PENUTUP............................................................................................ 138
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 138
5.2 Saran .............................................................................................. 138
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 140
LAMPIRAN .......................................................... Error! Bookmark not defined.

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir................................................................................... 38
Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV.Yudistira Kediri……………………..…….57
GamBar 4.2 Skema Proses Produksi ............................................................. ……66

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Perhitungan Persediaan Metode Masuk Pertama Keluar


Pertama (FIFO) .................................................................................. 19
Tabel 2.2 Perhitungan Persediaan Metode Masuk Terakhir Keluar
Pertama (LIFO) .................................................................................. 20
Tabel 2.3 Perhitungan Persediaan Metode Rata-Rata (Average) ....................... 21
Tabel 2.4 Kesalahan dalam Menghitung Persediaan.......................................... 23
Tabel 2.5 Indikator Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan........................... 33
Tabel 3.1 Perhitungan Persediaan Metode Masuk Pertama Keluar
Pertama (FIFO) .................................................................................. 43
Tabel 3.2 Perhitungan Persediaan Metode Rata-Rata (Average) ....................... 44
Tabel 3.3 Neraca ................................................................................................ 45
Tabel 3.4 Laporan Laba Rugi ............................................................................. 45
Tabel 3.5 Perbandingan Penyajian Persediaan pada Neraca Perusahaan
dengan Metode FIFO ......................................................................... 46
Tabel 3.6 Perbandingan Penyajian Persediaan pada Neraca Perusahaan
dengan Metode Average ..................................................................... 47
Tabel 3.7 Perbandingan Laporan Laba Rugi Persuahaan dengan Metode
FIFO ................................................................................................... 48
Tabel 3.8 Perbandingan Laporan Laba Rugi Persuahaan dengan Metode
Average............................................................................................... 49
Tabel 4.1 Jam Tenaga Kerja .............................................................................. 61
Tabel 4.2 Hari dan Jam Kerja Karyawan ........................................................... 62
Tabel 4.3 Data Pembelian Bahan Baku Paving Polos ........................................ 68
Tabel 4.4 Data Pembelian Bahan Baku Paving Warna ...................................... 69
Tabel 4.5 Data Pemakaian Bahan Baku Paving Polos ....................................... 70
Tabel 4.6 Data Pemakaian Bahan Baku Paving Warna ..................................... 70
Tabel 4.7 Data Persediaan Barang Jadi Paving Polos ........................................ 71
Tabel 4.8 Data Persediaan Barang Jadi Paving Warna ...................................... 71
Tabel 4.9 Data Penjualan Paving Polos.............................................................. 72
Tabel 4.10 Data Penjualan Paving Warna ............................................................ 73
Tabel 4.11 Laporan Laba Rugi ............................................................................. 74
Tabel 4.12 Neraca................................................................................................. 75
Tabel 4.13 Penilaian Persediaan Bahan Baku Paving Polos (Metode
FIFO) .................................................................................................. 80
Tabel 4.14 Penilaian Persediaan Bahan Baku Paving Warna (Metode
FIFO) .................................................................................................. 80
Tabel 4.15 Penilaian Persediaan Bahan Baku untuk Produk Paving Polos
(Metode Average)............................................................................... 83
Tabel 4.16 Penilaian Persediaan Bahan Baku untuk Produk Pavingwarna
(Metode Average)............................................................................... 85

xiii
Tabel 4.17 Penilaian Persediaan Barang Jadi Paving Polos (Metode
FIFO) .................................................................................................. 87
Tabel 4.18 Penilaian Persediaan Barang Jadi Paving Warna (Metode
FIFO) .................................................................................................. 91
Tabel 4.19 Penilaian Persediaan Barang Jadi Paving Polos (Metode
Average) ............................................................................................. 94
Tabel 4.20 Penilaian Persediaan Bahan Jadi Paving Warna (Metode
Average) ............................................................................................. 96
Tabel 4.21 Neraca (Metode FIFO) ....................................................................... 98
Tabel 4.22 Neraca (Metode Average) .................................................................. 99
Tabel 4.23 Laporan Laba Rugi (Metode FIFO) .................................................100
Tabel 4.24 Laporan Laba Rugi (Metode Average).............................................102
Tabel 4.25 Perbandingan Penyajian Persedian pada Neraca perusahaan
dengan Metode FIFO .......................................................................105
Tabel 4.26 Perbandingan Penyajian Persediaan pada Neraca Perusahaan
dengan Metode Average ...................................................................106
Tabel 4.27 Perbandingan Penyajian Persediaan pada Laporan Laba Rugi
Perusahaan dengan Metode FIFO ....................................................107
Tabel 4.28 Perbandingan Penyajian Persediaan pada Laporan Laba Rugi
Perusahaan dengan Metode Average................................................109

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Keterangan Penelitian oleh CV Yudistira Kediri


2. Berita Acara Seminar Proposal Skripsi
3. Berita Acara Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing I
4. Berita Acara Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing II
5. Harga Pokok Penjualan Tahun 2020
6. Data Pembelian Bahan Baku Paving Polos Tahun 2019
7. Data Pembelian Bahan Baku Paving Warna Tahun 2019
8. Data Persediaan Barang Jadi Paving Polos Tahun 2019
9. Data Persediaan Barang Jadi Paving Warna Tahun 2019

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persediaan merupakan salah satu aktivitas kerja yang sangat penting bagi

perkembangan perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Hal ini

dikarenakan persediaan merupakan faktor utama dalam menunjang kegiatan

operasional suatu perusahaan, baik yang digunakan dalam proses produksi

maupun untuk dijual agar tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan persediaan

dalam gudang penyimpanan. Perusahaan dituntut mampu mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan dan bisa bersaing dengan perusahaan lainnya,

sehingga perusahaan harus mengelola persediaan yang dimiliki dengan tepat dan

efisien. Perusahaan juga memerlukan informasi yang akurat mengenai nilai

persediaan dan posisi informasi sistem persediaan serta jumlah persediaan setiap

waktu sehingga perusahaan perlu melakukan pencatatan yang tepat dengan

menggunakan salah satu metode pencatatan persediaan.

Metode pencatatan persediaan merupakan sistem yang digunakan oleh

suatu perusahaan untuk mencatat persediaannya. Sistem yang digunakan dalam

pencatatan persediaan terdapat dua yaitu sistem perpetual dan sistem periodik.

Pencatatan persediaan dalam perusahaan manufaktur bertujuan untuk mengetahui

mutasi bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dan barang jadi dari

ruang produksi ke gudang persediaan jadi serta mengetahui jumlah persediaan

yang tersisa digudang persediaan pada akhir periode. Pencatatan persediaan harus

dilakukan agar tidak terjadi kelebihan dan kekurangan dalam gudang persediaan.

1
2

Kelebihan persediaan, akan mengakibatkan dana yang dikeluarkan terlalu besar

untuk menyimpan persediaan dan resiko kerusakan pada bahan baku maupun

barang jadi akan lebih besar. Kekurangan persediaan barang akan menyebabkan

proses produksi terhambat dan kekurangan stok persediaan barang jadi sehingga

perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan konsumen dan resiko kerusakan pada

bahan baku maupun barang jadi akan lebih besar. Selain melakukan pencatatan

terhadap persediaan, perusahaan juga harus menerapkan metode yang digunakan

dalam penilaian persediaan barang.

Metode penilaian persediaan barang adalah menentukan nilai persediaan

yang dicantumkan dalam neraca. Penilaian persediaan dilakukan dengan

mengunakan beberapa metode untuk menunjukkan nilai yang lebih tepat sehingga

mencerminkan keadaan yang wajar dalam laporan keuangan baik laba rugi dan

neraca. Terdapat beberapa metode dalam melakukan penilaian persediaan barang

yaitu metode harga pokok dengan menggunakan metode Masuk Pertama Keluar

Pertama (MPKP) atau FIFO dan metode rata-rata (Average), metode harga pokok

atau nilai realisasi bersih yang lebih rendah dan metode harga pokok atau harga

pasar yang lebih rendah. Penilaian terhadap persediaan dilakukan karena selama

proses produksi perusahaan melakukan pembelian bahan baku dengan biaya

perolehan per unit yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi besarnya nilai

persediaan barang jadi yang telah terjual sebagai beban (beban pokok penjualan)

dan besarnya nilai persediaan yang belum terjual sebagai aset lancar (persediaan

barang jadi akhir). Bagi suatu perusahaan, penentuan kebijakan yang berkaitan
3

dengan pencatatan dan penilaian persediaan harus sesuai dengan prinsip akuntansi

yang diterima umum, salah satunya dengan mengacu pada SAK ETAP.

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau

SAK ETAP merupakan pedoman yang digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas

publik, yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas signifikan dan menerbitkan

laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Pada Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Bab 11

tentang persediaan (2020), mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran

persediaan. Pengukuran nilai persediaan didasarkan pada nilai mana yang lebih

rendah antara biaya perolehan dan harga jual dikurangi dengan biaya untuk

menyelesaikan dan menjual. Penggunaan metode biaya persediaan seharusnya

diterapkan secara konsisten untuk seluruh persediaan dengan sifat dan pemakaian

yang serupa, karena akan mempengaruhi besarnya nilai sesungguhnya suatu

persediaan barang yang disajikan dalam laporan keuangan. Penyajian dalam

laporan keuangan harus memberikan informasi yang handal dan relevan sehingga

dapat meningkatkan kewajaran dalam penyajian laporan keuangan.

Kewajaran penyajian laporan keuangan berarti penyajian secara wajar

atas transaksi dan peristiwa dalam laporan posisi keuangan, kinerja keuangan dan

arus kas dengan menggunakan definisi dan kriteria pengakuan dalam standar

akuntansi keuangan. Penyajian laporan keuangan harus disajikan sesuai dengan

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum supaya dapat menghasilkan

pengungkapan yang tepat. Pengungkapan yang tepat akan menghasilkan

penyajian laporan keuangan yang wajar dalam laporan posisi keuangan, kinerja
4

keuangan dan arus kas pada suatu perusahaan. Penyajian laporan keuangan yang

dilakukan secara wajar juga akan mampu menggambarkan fenomena ekonomi

secara lengkap, netral dan bebas dari kesalahan serta dapat menghasilkan output

berupa informasi keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan.

Informasi laporan keuangan yang akurat dapat membantu pihak manajemen

perusahaan untuk mengambil keputusan dalam hal pengawasan efektivitas dari

pengelolaan persediaan agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan persediaan

sehingga selalu bisa memenuhi kebutuhan produksi maupun kebutuhan

pelanggan, oleh karena itu perusahaan harus menerapkan pencatatan dan penilaian

persediaan yang mengacu pada SAK ETAP.

Pencatatan dan penilaian persediaan yang mengacu pada SAK ETAP

sangat penting bagi suatu perusahaan termasuk perusahaan yang belum go public

dan untuk entitas kecil menegah. Hal ini dikarenakan kesalahan dalam melakukan

pencatatan dan penilaian persediaan barang dapat mengakibatkan kesalahan yang

fatal dalam penyajian laporan keuangan yaitu neraca dan laba rugi. Kesalahan

tersebut seperti kesalahan dalam perhitungan fisik persediaan akan menyebabkan

salah saji untuk persediaan akhir, aset lancar, jumlah aset dalam neraca.

Kesalahan dalam pencatatan dan penilaian persediaan juga akan mempengaruhi

harga pokok penjualan dan laba kotor dalam laporan laba rugi sehingga laporan

keuangan tidak menyajikan nilai sebenarnya dalam laporan keuangan.

CV.Yudistira yang beralamat di Jalan Imam Bonjol No.1 Kota Kediri

merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi aneka paving stones

dengan berbagai bentuk dan ukuran, tegel, batako, sanitiar. CV.Yudistira Kediri
5

adalah perusahaan paving yang dapat dikategorikan sebagai usaha kecil yang

mana memiliki penghasilan setahun lebih dari Rp.300.000.000,00 sampai dengan

paling banyak Rp.2.500.000.000,00 dimana CV.Yudistira Kediri merupakan

perusahaan yang tidak memiliki akuntabilitas publik (perusahaan tertutup)

sehingga sangat cocok untuk menerapkan Standar Akuntansi Tanpa Akuntabilitas

Publik (SAK ETAP). Persediaan yang dimiliki oleh CV.Yudistira yaitu

persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi. Pencatatan atas persediaan

bahan baku dan persediaan barang jadi pada CV. Yudistira hanya dilakukan

dengan perhitungan fisik pada setiap akhir periode yang digunakan untuk

menyusun laporan keuangan perusahaan sehingga mutasi masuk dan keluarnya

barang tidak dicatat, sedangkan penilaian persediaan bahan baku dan persediaan

barang jadi pada CV.Yudistira belum menerapkan perhitungan yang sesuai

dengan SAK ETAP sehingga masih terdapat beberapa kesalahan. Kesalahan

tersebut yakni saat mencatat pemakaian bahan baku perusahaan tidak menerapkan

perhitungan FIFO yang mengasumsikan bahwa bahan baku yang dibeli pertama

akan digunakan terlebih dahulu dalam proses produksi, padahal bahan baku yang

diperoleh terdiri dari harga pokok yang berbeda sehingga akan mempengaruhi

besarnya nilai biaya produksi. Kesalahan tersebut juga terjadi dalam melakukan

pencatatan penjualan produk jadi juga tidak menerapkan metode FIFO sehingga

penyajian dalam laporan laba rugi dan neraca tidak menyajikan nilai yang

sebenarnya. Hal ini dikarenakan perusahaan sudah merasa cocok dengan metode

pencatatan dan penilaian persediaan yang telah diterapkan dan digunakan selama

ini sehingga perusahaan enggan mengganti metode lama dengan metode baru
6

yang sesuai dengan standar yang berlaku. Pencatatan dan penilaian persediaan

barang harus mengacu pada standar akuntansi supaya metode pencatatan dan

penilaian persediaan diharapkan bisa lebih akurat, memperkecil terjadinya resiko

pemborosan serta terhindar dari manipulasi laporan keuangan, sehingga laporan

keuangan dapat disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang berterima

umum.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

mengambil judul penelitian “Penerapan Metode Pencatatan dan Penilaian

Persediaan Barang Menurut SAK ETAP Guna Meningkatkan Kewajaran

Penyajian Laporan Keuangan (Studi Kasus pada CV. Yudistira Kediri)”.

1.2 Batasan Masalah

Penelitian ini perlu diberikan batasan-batasan agar tidak meluas. Adapun

peneliti memberi batasan permasalahan hanya pada penerapan metode pencatatan

dan penilaian persediaan barang menurut SAK ETAP guna meningkatkan

kewajaran penyajian laporan keuangan. Obyek yang diteliti hanya memfokuskan

pada produk paving stones yang terdapat pada perusahaan. Data yang diambil

dalam penelitian ini adalah tahun 2020.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana penerapan pencatatan dan penilaian persediaan

barang menurut SAK ETAP guna meningkatkan kewajaran penyajian laporan

keuangan pada perusahaan paving “CV.Yudistira Kediri”.


7

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk menganalisis penerapan pencatatan dan penilaian persediaan barang

menurut SAK ETAP guna meningkatkan kewajaran penyajian laporan keuangan

pada perusahaan paving “CV.Yudistira Kediri”.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Operasional

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau bahan

pertimbangan bagi manajemen perusahaan dalam menentukan kebijakan

pencatatan dan penilaian persediaan barang khususnya persediaan bahan baku dan

persediaan barang jadi yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas

Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), sehingga informasi yang diungkapkan

pada penyajian laporan keuangan perusahaan menyajikan keadaan yang

sebenarnya dan andal sehingga berguna dalam pengambilan keputusan.

1.5.2 Manfaat Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan ilmu pengetahuan di bidang akuntansi keuangan terutama

berkaitan dengan penerapan metode pencatatan dan penilaian persediaan barang

khususnyapersediaan bahan baku dan persediaan barang jadi menurut ketentuan

SAK ETAP guna meningkatkan kewajaran penyajian laporan keuangan. Selain

itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dan

pembanding bagi pembaca untuk penelitian-penelitian selanjutnya dibidang yang

sama.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Berikut beberapa penelitian terdahulu mengenai penerapan pencatatan

dan penilaian persedian menurut SAK ETAP antara lain :

1.Ni Luh Putu Kristayani dan Ni Putu Sri Harta Mimba (2014), dalam

penelitiannya yang berjudul “Evaluasi Penerapan SAK ETAP atas Persediaan

(Studi Kasus pada PT.WPKI)”. Variabel penelitian yang digunakan SAK ETAP

dan persediaan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian terdahulu

penelitian kualitatif, dengan metode pencatatan persediaan sistem perpetual

berdasarkan metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) atau FIFO. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa akuntansi persediaan yang diterapkan oleh

PT.Wisnu Karya Putra Internasional sudah sesuai dengan prinsip-prinsip

pengakuan dan pengukuran persediaan yang terdapat dalam SAK ETAP, sehingga

perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat sesuai dengan

ketentuan SAK ETAP dan menghasilkan informasi yang berguna untuk

mengambil keputusan dalam hal pengawasan efektivtias pengelolaan persediaan.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang , penelitian

terdahulu melakukan penelitian pada PT. Wisnu Karya Putra Internasional,

sedangkan penelitian sekarang melakukan penelitian pada CV.Yudistira Kediri.

Variabel penelitian yang digunakan peneliti terdahulu adalah SAK ETAP dan

persediaan, sedangkan variabel penelitian yang digunakan peneliti

8
9

sekarang metode pencatatan persediaan, metode penilaian persediaan, SAK ETAP

dan kewajaran penyajian laporan keuangan. Persediaan yang diteliti peneliti

terdahulu meliputi persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan

persediaan barang jadi, sedangkan obyek yang diteliti penelitian yang sekarang

hanya memfokuskan pada persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi.

Metode yang digunakan dalam menghitung persediaan peneliti terdahulu

berdasarkan sistem perpetual dengan menggunakan metode FIFO, sedangkan

metode yang digunakan dalam menghitung persediaan peneliti sekarang

berdasarkan sistem periodik dan perpetual dengan metode FIFO dan average.

Persamaan peneliti terdahulu dengan peneliti yang sekarang pada variabelnya

membahas tentang persediaan yang mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan

Tanpa Akuntabilitas Publik.

2.Angelica C.Pogaga, Sifrid S.Pangemanan dan Jessy D.L.Warongan (2019),

dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Metode Pencatatan dan Penilaian

atas Persediaan Bahan Baku pada Dolpin Donuts Bakery Manado”. Variabel

penelitian yang digunakan yaitu pencatatan dan penilaian persediaan. Jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah penelitian deskriptif

kualitatif menggunakan metode pencatatan perpetual berdasarkan metode Masuk

Pertama Keluar Pertama (MPKP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pencatatan persediaan pada Dolpin Donuts Bakery Manado sebagian belum sesuai

dengan ketentuan yang berlaku pada SAK ETAP BAB 11 tentang persediaan,

karena pencatatan yang dilakukan hanya mencatat pembelian saja, sedangkan

untuk persediaan yang telah keluar atau digunakan dalam proses produksi tidak
10

dicatat oleh perusahaan. Metode penilaian persediaan yang diterapkan pada

Dolpin Donuts Bakery Manado sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada

SAK ETAP.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang, penelitian

terdahulu melakukan penelitian pada Dolpin Donuts Bakery Manado, sedangkan

penelitian sekarang melakukan penelitian pada CV.Yudistira Kediri. Variabel

penelitian yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah pencatatan dan

penilaian persediaan, sedangkan penelitian yang sekarang variabel yang

digunakan adalah metode pencatatan persediaan, metode penilaian persediaan,

SAK ETAP dan kewajaran penyajian laporan keuangan. Persediaan yang diteliti

penelitian terdahulu berupa persediaan bahan baku, sedangkan penelitian yang

sekarang berupa persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi. Metode yang

digunakan dalam menghitung persediaan peneliti terdahulu berdasarkan sistem

perpetual dengan menggunakan metode FIFO, sedangkan metode yang digunakan

dalam menghitung persediaan peneliti sekarang berdasarkan sistem periodik dan

perpetual dengan metode FIFO dan average. Persamaan penelitian terdahulu

dengan penelitian sekarang variabelnya membahas tentang persediaan yang

mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.

3.Herwin Budianto dan Dian Ferriswara (2017), dalam penelitiannya yang

berjudul “Penerapan Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Barang

Menurut SAK ETAP Pada CV.Tjipto Putra Mandiri Indonesia”. Variabel

penelitian yang digunakan yaitu metode pencatatan persediaan, penilaian

persediaan dan SAK ETAP. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
11

terdahulu adalah penelitian kualitatif berupa penelitian studi kasus. Metode

penelitian yang digunakan adalah pencatatan persediaan sistem periodik

berdasarkan metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pencatatan dan penilaian persediaan yang diterapkan pada

CV.Tjipto Putra Mandiri Indonesia telah sesuai dengan SAK ETAP.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang, penelitian

terdahulu melakukan penelitiannya pada CV.Tjipto Putra Mandiri Indonesia,

sedangkan penelitian sekarang melakukan penelitian pada CV.Yudistira Kediri.

Variabel penelitian yang digunakan penelitian terdahulu metode pencatatan

persediaan, penilaian pesediaan barang dan SAK ETAP, sedangkan variabel

penelitian yang digunakan penelitian sekarang metode pencatatan persediaan,

metode penilaian persediaan, SAK ETAP dan kewajaran penyajian laporan

keuangan. Persediaan yang diteliti penelitian terdahulu adalah persediaan barang

dagangan, sedangkan persediaan yang diteliti penelitian sekarang adalah

persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi. Metode yang digunakan dalam

menghitung persediaan peneliti terdahulu berdasarkan sistem periodik dengan

menggunakan metode FIFO, sedangkan metode yang digunakan dalam

menghitung persediaan peneliti sekarang berdasarkan sistem periodik dan

perpetual dengan metode FIFO dan average. Persamaan penelitian terdahulu

dengan penelitian yang sekarang variabelnya membahas metode pencatatan dan

penilaian persediaan barang menurut SAK ETAP.

4.Pradana Dita Oktavia dan Siti Sunrowiyati (2019) dengan judul “Penerapan

SAK ETAP Pada Laporan Keuangan UD.Karya Tunggal”.Variabel penelitian


12

yang digunakan yaitu SAK ETAP dan laporan keuangan. Jenis penelitian yang

digunakan penelitian terdahulu adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan

pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan laporan

keuangannya masih terdapat beberapa ketidaksesuaian dengan kaidah penyajian

dan penyusunan laporan keuangan menurut SAK ETAP. Kesalahan tersebut

terjadi karena perusahaan tidak membedakan antara beban-beban yang ada

didalam perusahaan sehingga menyebabkan kesalahpahaman dalam membaca

laporan keuangan.

Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang, penelitian terdahulu

melakukan penelitiannya pada UD.Karya Tunggal di Blitar, sedangkan penelitian

sekarang melakukan penelitiannya pada CV.Yudistira Kediri. Variabel penelitian

yang digunakan penelitian terdahulu adalah SAK ETAP dan laporan keuangan,

sedangkan penelitian sekarang variabel penelitian yang digunakan adalah metode

pencatatan persediaan, metode penilaian persediaan, SAK ETAP dan kewajaran

penyajian laporan keuangan. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian

sekarang membahas SAK ETAP dan Penyajian laporan keuangan

2.2 Tinjauan dan Kajian Pustaka

2.2.1 Metode Pencatatan Persediaan

2.2.1.1 Pengertian Metode Pencatatan Persediaan

Menurut Purwaji dkk (2016:249), menyatakan bahwa :

“Sistem pencatatan persediaan merupakan sistem yang digunakan oleh

suatu perusahaan untuk mencatat persediaan”.


13

Menurut Rudianto (2018:118), menyatakan bahwa :

Metode pencatatan persediaan adalah metode atau cara memperlakukan

dan membukukan setiap terjadinya perubahan persediaan pada suatu

perusahaan.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode

pencatatan persediaan merupakan sistem atau metode yang digunakan untuk

memperlakukan dan membukukan setiap terjadinya perubahan persediaan pada

suatu perusahaan.

2.2.1.2 Macam-macam Metode Pencatatan Persediaan

Terdapat dua sistem pencatatan persediaan barang yaitu :

1. Sistem periodik

Sistem periodik merupakan sistem pencatatan persediaan barang dimana

mutasi masuk (pembelian) dan keluarnya barang yang digunakan dalam proses

produksi tidak diikuti, sehingga besarnya nilai persediaan barang diketahui

dengan cara menghitung secara fisik barang yang ada digudang pada akhir

periode. Beban pokok yang terjadi atas penjualan (beban pokok penjualan) juga

tidak dicatat pada saat terjadinya transaksi penjualan, melainkan dilakukan

perhitungan setelah diketahuinya besarnya nilai persediaan barang pada akhir

periode. Harga pokok penjualan dihitung dengan cara mengurangkan besarnya

harga pokok dari barang yang tersedia untuk dijual dengan besarnya persediaan

akhir yang diperoleh lewat perhitungan fisik. Harga pokok dari barang yang

tersedia untuk dijual ini merupakan penjumlahan antara besarnya persediaan awal

dengan harga harga pokok dari barang yang dibeli sendiri merupakan
14

penjumlahan antara besarnya pembelian bersih (pembelian ditambah biaya angkut

pembelian dikurangi potongan pembelian dan retur pembelian).

Asumsi aliran harga pokok harus dibuat ketika bahan baku dibeli pada

berbagai tingkat harga yang berbeda sepanjang periode, dalam hal ini metode

penilaian yang terdiri dari metode FIFO, LIFO dan metode biaya rata-rata dapat

digunakan.

a. Metode FIFO

Perhitungan menggunakan metode FIFO dilakukan dengan perhitungan

fisik atas persediaan yang ada digudang, karena metode FIFO bahan baku yang

dipakai pertama kali adalah bahan baku yang pertama kali dibeli, maka yang

menjadi persediaan akhir adalah barang yang dibeli terakhir. Biaya perolehan

barang per unit yang dibeli pertama kali (masuk pertama) dalam metode FIFO,

digunakan sebagai dasar untuk menentukan besarnya nilai barang yang pertama

kali dijual sebagai harga pokok penjualan. Besarnya harga pokok penjualan

dihitung dengan cara mengurangkan besarnya harga pokok barang yang tersedia

untuk dijual dengan besarnya biaya perolehan persediaan akhir. Besarnya harga

pokok dari barang yang tersedia untuk dijual dihitung dengan menjumlahkan

antara biaya perolehan barang awal periode dan biaya perolehan barang yang

dibeli selama satu periode.

b. Metode LIFO

Perhitungan menggunakan metode LIFO dilakukan dengan perhitungan

fisik atas persediaan yang ada digudang, karena dalam metode LIFO bahan baku

yang dipakai pertama adalah bahan baku yang terakhir kali, maka yang menjadi
15

persediaan akhir adalah barang yang pertama kali dibeli. Biaya perolehan barang

per unit yang dibeli terakhir kali (masuk terakhir) dalam metode LIFO, digunakan

sebagai dasar untuk menentukan besarnya nilai yang pertama kali dijual sebagai

harga pokok penjualan. Besarnya harga pokok penjualan dihitung dengan cara

mengurangkan antara harga pokok dari barang yang tersedia untuk dijual dengan

besarnya biaya perolehan persediaan akhir. Besarnya harga pokok dari barang

yang tersedia untuk dijual dihitung dengan menjumlahkan antara biaya perolehan

barang awal periode dengan biaya perolehan barang yang dibeli selama satu

periode.

c. Metode Biaya Rata-rata (rata-rata tertimbang)

Berdasarkan metode ini, biaya perolehan barang per unit berasal dari

rata-rata biaya perolehan barang selama satu periode. Besarnya harga pokok rata-

rata tertimbang per unit ditentukan dengan cara membagi keseluruhan harga

pokok dari barang yang tersedia untuk dijual sepanjang periode (biaya perolehan

persediaan awal ditambah biaya perolehan pembelian selama satu periode) dengan

jumlah fisik barang. Besarnya harga pokok rata-rata tertimbang per unit ini, akan

digunakan untuk menghitung nilai persediaan akhir dan harga pokok

penjualan.Perhitungan besarnya biaya perolehan persediaan barang akhir periode

dilakukan dengan mengalikan perhitungan jumlah fisik barang akhir periode

dengan rata-rata biaya perolehan barang. Perhitungan besarnya nilai harga pokok

penjualan dilakukan dengan mengurangkan besarnya nilai barang yang tersedia

untuk dijual dengan besarnya biaya perolehan persediaan akhir periode yang

berasal dari perhitungan fisik barang. Besarnya nilai barang yang tersedia untuk
16

dijual diperoleh dari penjumlahan antara biaya perolehan barang awal periode dan

biaya perolehan barang yang dibeli selama periode. (Hery,2015:247).

2. Sistem perpetual

Sistem perpetual merupakan sistem pencatatan persediaan barang yang

dilakukan secara terus menerus mengenai masuk (pembelian) dan keluarnya

(penjualan) barang yang digunakan dalam proses produksi maupun dijual selama

periode berjalan. Pencatatan yang berlangsung terus menerus ini menunjukkan

persediaan yang seharusnya ada untuk setiap jenis persediaan. Pada sistem

perpetual ini, setiap ada mutasi barang dapat diketahui besarnya nilai persediaan

barang melalui kartu persediaan. Sistem perpetual bisa menciptakan pengawasan

yang lebih baik atas persediaan. Hal ini dikarenakan dalam sistem perpetual

melakukan pencatatan persediaan secara terus menerus sehingga dapat

menunjukkan persediaan yang ada setiap saat dikehendaki. Perusahaan tetap perlu

melakukan perhitungan atas fisik barang yang ada digudang dengan data menurut

catatan perpetual sehingga jika terjadi selisih perusahaan bisa segera melakukan

penyelidikan untuk menemukan penyebabnya misalkan adanya persediaan yang

salah simpan, dicuri atau rusak. Perhitungan fisik tersebut dilakukan supaya

penentuan jumlah persediaan akhir yang disajikan dalam laporan keuangan benar

dan sekaligus memeriksa ketelitian catatan perpetual.

a. Metode FIFO

Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) atau First In First Out

(FIFO) mengasumsikan unit persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau

diproduksi terlebih dahulu. Dalam metode MPKP, biaya perolehan yang dibeli
17

lebih dahulu dianggap sebagai biaya perolehan barang yang dijual (keluar)

pertama kali, sehingga harga pokok penjualan didasarkan pada biaya perolehan

per unit yang lebih awal dibeli (masuk) dan biaya perolehan persediaan barang

akhir berasal dari biaya perolehan barang dari pembelian terakhir. Hal ini tidaklah

berarti bahwa unit barang yang dibeli lebih dahulu akan dijual lebih dahulu,

melainkan biaya perolehan barang yang pertama kali dibeli diakui lebih dahulu

sehingga yang menjadi nilai persediaan akhir adalah harga pokok dari unit barang

yang terakhir kali dibeli.

Metode ini merupakan metode yang relatif konsisten dengan arus fisik

dari persediaan terutama untuk industri yang memiliki perputaran persediaan yang

tinggi. Kelebihan dari penggunaan metode ini adalah dari sisi relevansi nilai

persediaan yang disajikan dalam laporan posisi keuangan perusahaan, karena nilai

persediaan yang disajikan merupakan nilai yang didasarkan pada harga yang

paling kini dan menghasilkan laba yang lebih besar. Kelemahan dari penggunaan

metode ini adalah tidak merefleksikan nilai laba yang paling akurat.

b. Metode LIFO

Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP) atau (lIFO)

mengasumsikan unit persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau diproduksi

terlebih dahulu. Dalam metode MPKP, biaya perolehan yang dibeli (masuk)

terakhir kali dianggap sebagai biaya perolehan barang yang dijual (keluar)

pertama kali, sehingga nilai harga pokok penjualannya didasarkan pada biaya

perolehan dari pembelian barang yang terakhir dan biaya perolehan persediaan

barang akhir periode berasal dari pembelian yang pertama (saldo awal). Metode
18

ini menekankan pada aliran biaya perolehan dan bukan pada aliran fisik barang.

Metode ini bertujuan untuk memudahkan proses penataan baik itu memasukkan

atau mengambil barang. Kelebihan dari penggunaan metode ini yaitu bisa

menghemat pajak ketika inflasi mudah menandingkan kos sekarang dengan

pendapatan sekarang. Kekurangan dari penggunaan metode ini yaitu laba yang

dihasilkan rendah.

c. Metode rata-rata bergerak (Moving Average)

Pada metode rata-rata bergerak ini, biaya perolehan rata-rata didapat

setiap terjadi pembelian barang, apabila terjadi pembelian barang yang baru

(berikutnya) perhitungan kembali biaya perolehan barang rata-rata per unit yang

baru perlu dilakukan. Biaya perolehan rata-rata per unit ditetapkan dengan

membagi biaya perolehan barang tersedia untuk dijual dengan jumlah unit yang

tersedia untuk dijual setelah transaksi pembelian barang terjadi, sedangkan biaya

perolehan rata-rata tidak berubah manakala terjadi transaksi penjualan barang.

Biaya perolehan rata-rata tersebut digunakan sebagai dasar untuk menentukan

harga pokok penjualan berikutnya.

Metode rata-rata mengutamakan yang mudah dijangkau untuk dilayani,

tidak peduli apakah barang tersebut masuk pertama atau masuk terakhir. Untuk

menghitung biaya persediaan terlebih dahulu harus dihitung biaya rata-rata per

unit yaitu dengan membagi biaya barang yang tersedia untuk dijual dengan unit

yang tersedia untuk dijual. Kelebihan dari penggunaan metode ini adalah , secara

otomatis menyesuaikan efek kenaikan dan penurunan harga secara acak terutama
19

pada awal maupun akhir periode sehingga perhitungan biaya perolehan akan jauh

lebih konsisten tidak terlalu berpengaruh oleh perubahan harga.

(Purwaji dkk, 2016:110-116)

Berikut ini adalah tabel perhitungan persediaan berdasarkan sistem

perpetual dengan metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) atau FIFO,

metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP) atau LIFO dan metode rata-rata

(Average) :
Tabel 2.1
Perhitungan Persediaan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)
Tabel 2.1 Perhitungan Persediaan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)
Pembelian Pemakaian Bahan Baku Saldo
Tgl Keterangan Jumlah Jumlah Jumlah
Unit HP/unit Unit HP/unit Unit HP/unit
(Rp) (Rp) (Rp)
1/1 Saldo 100 10.000 1.000.000
5/1 Pembelian 200 11.000 2.200.000 100 10.000 3.200.000
200 11.000
15/1 Pembelian 300 12.000 3.600.000 100 10.000 6.800.000
200 11.000
300 12.000
24/1 Pemakaian 100 10.000 6.200.000 50 12.000 600.000
200 11.000
250 12.000 50 12.000 5.800.000
30/1 Pembelian 400 13.000 5.200.000 400 13.000
Sumber : (Jusup,2011:435)

20
Tabel 2.2
Perhitungan Persediaan Metode Masuk Pertama Keluar Terakhir (LIFO)
Tabel 2.2 Perhitungan Persediaan Metode Masuk Pertama Keluar Terakhir (LIFO)
Pembelian Pemakaian Bahan Baku Saldo
Tgl Keterangan Jumlah Jumlah Jumlah
Unit HP/unit Unit HP/unit Unit HP/unit
(Rp) (Rp) (Rp)
1/1 Saldo 100 10.000 1.000.000
5/1 Pembelian 200 11.000 2.200.000 100 10.000 3.200.000
200 11.000
15/1 Pembelian 300 12.000 3.600.000 100 10.000 6.800.000
200 11.000
300 12.000
24/1 Pemakaian 300 12.000 6.300.000 50 10.000 500.000
200 11.000
50 10.000
30/1 Pembelian 400 13.000 5.200.000 50 10.000 5.700.000
400 13.000
Sumber : (Jusup,2011:435)

21
Tabel 2.3
Perhitungan Persediaan Metode Rata-rata (Average)
Tabel 2.3 Perhitungan Persediaan Metode Rata-rata (Average)
Pembelian Pemakaian Bahan Baku Saldo
Tgl Keterangan Jumlah Jumlah Jumlah
Unit HP/unit Unit HP/unit Unit HP/unit
(Rp) (Rp) (Rp)
1/1 Saldo 100 10.000 1.000.000
5/1 Pembelian 200 11.000 2.200.000 300 10.667 3.200.000
15/1 Pembelian 300 12.000 3.600.000 600 11.333 6.800.000
24/1 Pemakaian 550 11.333 6.233.000 50 11.340 567.000
30/1 Pembelian 400 13.000 5.200.000 450 12.816 5.767.000
Sumber : (Jusup,2011:436)

22
23

2.2.1.3 Kesalahan dalam Pencatatan dan Perhitungan Persediaan

Persediaan awal maupun persediaan akhir digunakan untuk menghitung

besarnya harga pokok penjualan dalam sistem pencatatan periodik. Kesalahan

yang terjadi dalam melakukan penghitungan atas persediaan akan mempengaruhi

baik neraca maupun laporan laba rugi. Kesalahan dalam mencatat besarnya fisik

persediaan ini akan menyebabkan salah saji dalam saldo persediaan akhir.

Kesalahan dalam melakukan penghitungan atas persediaan juga akan

mengakibatkan besarnya harga pokok penjualan, laba kotor dan laba bersih yang

tersaji dalam laporan laba rugi menjadi keliru. Ada dua kemungkinan yang terjadi

apabila terdapat kesalahan dalam menghitung persediaan :

1. Jika dalam periode berjalan, besarnya persediaan akhir telah keliru dicatat

kekecilan maka besarnya laba bersih untuk periode berjalan ini juga akan

menjadi kekecilan. Saldo persediaan akhir yang kekecilan dalam periode

berjalan ini akan dibawa ke periode berikutnya sebagai persediaan awal,

karena persediaan akhir dalam periode berjalan mengalami kekecilan maka

persediaan awal di tahun berikutnya juga akan kekecilan. Hal ini akan

mengakibatkan laba bersih untuk tahun berikutnya akan menjadi kebesaran.

2. Jika dalam periode berjalan, nilai persediaan akhir telah keliru dicatat

kebesaran, maka laba bersih untuk periode berjalan juga akan menjadi

kebesaran. Saldo persediaaan akhir yang kebesaran dalam periode berjalan ini

akan dibawa ke periode berikutnya sebagai persediaan awal, karena nilai

persediaan akhir dalam periode berjalan kebesaran maka nilai persediaan


24

awal di tahun berikutnya kebesaran. Hal ini mengakibatkan besarnya laba

bersih untuk tahun berikutnya ini akan menjadi kekecilan. (Hery, 2014:153)

Tabel 2.4
Kesalahan dalam Menghitung Persediaan
Tabel 2.4 Kesalahan dalam Menghitung Persediaan
Harga Pokok
No Kesalahan Persediaan Laba Bersih
Penjualan
1. Persediaan akhir kekecilan Kebesaran Kekecilan
Persediaan awal kekecilan Kekecilan Kebesaran
2. Persediaan akhir kebesaran Kekecilan Kebesaran
Persediaan akhir kekecilan Kebesaran Kekecilan
Sumber: (Hery,2015:241)

2.2.2 Metode Penilaian Persediaan

2.2.2.1 Pengertian Metode Penilaian Persediaan

Menurut Suwardjono (2013:274), menyatakan bahwa :

“Penilaian merupakan proses penentuan jumlah rupiah suatu obyek untuk


menentukan makna ekonomiknya dimasa lalu, sekarang atau mendatang.
Penilaian biasanya digunakan untuk merujuk proses penentuan jumlah
rupiah yang harus diletakkan pada elemen atau pos statemen keuangan
pada saat penyajian”.

Menurut Baridwan (2011:181), menyatakan bahwa :

“Metode Penilaian persediaan merupakan proses menentukan nilai


persediaan dengan menggunakan beberapa cara penentuan harga pokok
persediaan akhir yang akan dicantumkan dalam neraca”.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

metode penilaian persediaan merupakan proses penentuan nilai persediaan dengan

menggunakan beberapa cara penentuan harga pokok persediaan dan harga pokok

persediaan akhir yang akan dicantumkan dalam neraca.


25

2.2.2.2 Tujuan Penilaian persediaan

Pada setiap akhir periode akuntansi, baik perusahaan dagang maupun

perusahaan manufaktur melakukan penilaian atas persediaan barang untuk

mengetahui biaya perolehan barang yang telah terjual sebagai beban pokok

penjualan dan biaya perolehan barang dagang yang belum terjual sebagai

persediaan akhir dengan tujuan untuk menyusun laporan keuangan. Penilaian atas

persediaan harus dilakukan karena dalam satu periode akuntansi perusahaan

banyak melakukan pembelian barang dagang maupun pembelian bahan baku

dengan biaya perolehan per unit yang berbeda-beda. Hal ini akan menimbulkan

persoalan dalam penentuan besarnya biaya perolehan persediaan barang

(persediaan akhir) dan besarnya biaya perolehan barang yang terjual sebagai

beban pokok penjualan. Hal tersebut kemudian akan mempengaruhi laporan

keuangan perusahaan yakni laporan laba rugi dan neraca.(Purwaji dkk, 2016:99)

2.2.2.3 Isu –isu Dasar dalam Penilaian Persediaan

Barang yang dijual atau digunakan selama periode akuntansi jarang

berjumlah sama persis dengan barang yang dibeli atau diproduksi selama periode

tersebut. Hal ini mengakibatkan terjadinya kenaikan atau penurunan persediaan

selama periode tersebut, oleh karena itu perusahaan harus mengalokasikan biaya

semua barang yang tersedia untuk dijual atau digunakan antara barang-barang

yang dijual atau digunakan dan barang yang masih ada. Menilai persediaan dapat

menjadi suatu hal yang rumit, penilaian persediaan membutuhkan penentuan

sebagai berikut :
26

1. Barang fisik untuk dimasukkan dalam persediaan.

2. Biaya untuk dimasukkan dalam persediaan.

3. Asumsi arus biaya untuk diadopsi. (Kieso et al, 2017:504)

2.2.2.4 Metode Penilaian Persediaan

Terdapat beberapa macam metodepenilaian persediaan barang yaitu

sebagai berikut :

1. Metode Harga Pokok

Berdasarkan metode ini, harga pokok persediaan akhir akan dicantumkan

dalam laporan posisi keuangan atau neraca. Metode ini tidak membedakan antara

harga pokok persediaan dan nilai persediaan dalam neraca. Harga pokok

persediaan barang dapat ditentukandengan menggunakan MPKP (FIFO), metode

rata-rata , MTKP (LIFO) atau lainnya dan hasilnya kemudian dicantumkan dalam

neraca tanpa ada perubahan.

a. Metode FIFO

Berdasarkan metode ini, harga pokok yang harus dibebankan sebagai

harga pokok barang yang dijual adalah harga pokok yang berasal dari pembelian-

pembelian yang paling awal, dengan demikian nilai persediaan yang akan

disajikan pada neraca merupakan biaya perolehanyang berasal dari pembelian-

pembelian terakhir. Hal ini, tidak berarti bahwa unit atau barang yang pertama

kali dibeli adalah unit atau barang yang pertama kali akan dijual, jadi

penekanannya bukan kepada unit atau fisik barangnya melainkan kepada harga

pokoknya.
27

b. Metode LIFO

Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa harga pokok yang terakhir

akan dibebankan sebagai harga barang yang dijual (harga pokok penjualan),

dengan demikian nilai persediaan akhir yang disajikan pada neraca merupakan

biaya perolehanyang berasal dari pembelian-pembelian yang pertama kali.Hal ini,

tidak berarti bahwa unit atau barang yang terakhir kali dibeli adalah unit atau

barang yang pertama kali akan dijual, jadi penekanannya bukan kepada unit atau

fisik barangnya melainkan kepada harga pokoknya.

c. Metode Rata-rata

Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa nilai persediaan akhir

merupakan himpunan harga pokok rata-rata persediaan itu sendiri, sehingga baik

nilai persediaan maupun harga pokok barang yang dijual selalu akan mempunyai

bagian yang sama terhadap harga pokok yang terhimpun dari persediaan tersebut.

Asumsi ini dikenal dengan istilah metode rata-rata bergerak karena harga pokok

per unit akan selalu berubah setiap terjadi mutasi dalam persediaan, sedangkan

berdasarkan sistem rata-rata tertimbang karena untuk mendapatkan harga pokok

per unit, maka persediaan awal serta pembelian-pembelian haruslah dijumlahkan

dan jumlah harga pokok secara keseluruhan dibagi dengan jumlah unit persediaan

secara keseluruhan. Nilai persediaan diperoleh dengan mengalikan jumlah unit

terhadap harga pokok rata-rata tertimbang per unit.

2. Metode Harga Pokok atau Nilai Realisasi Bersih yang Lebih Rendah

Nilai realisasi bersih (net realizable value) merupakan taksiran harga

penjualan dalam usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran
28

biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan. Pada kondisi tertentu, nilai

realisasi bersih diukur dengan nilai pengganti atau biaya memproduksi persediaan.

Nilai realisasi bersih dikurangi laba normal merupakan batas minimum dimana

nilai persediaan barang tidak boleh lebih rendah. Penentuan nilai persediaan yang

akan dicantumkan dalam neraca dapat dilakukan dengan membandingkan antara

harga pokok dengan nilai realisasi bersih kemudian dipilih yang lebih rendah.

Jumlah yang lebih rendah tersebut kemudian dibandingkan dengan batas atas dan

batas bawahnya, apabila jumlah yang lebih rendah tersebut masih dalam batas-

batas atas dan bawah maka nilai persediaan dalam neraca adalah jumlah yang

lebih rendah tersebut. Terdapat tiga prosedur yang dapat digunakan untuk

mencatat aturan harga pokok atau nilai realisasi bersih yang lebih rendah :

a. Metode pengurangan persediaan langsung, dimana kerugian penurunan harga

persediaan tidak dilaporkan tersendiri.

Metode ini mencatat harga pokok penjualan dan persediaan barang awal

dan akhir dicatat sebesar jumlah harga pokok atau nilai realisasi yang lebih

rendah, apabila nilai realisasi bersih lebih rendah dari harga pokok maka rekening

harga pokok penjualan mengandung dua elemen yaitu harga pokok penjualan

barang-barang yang dijual berdasarkan harga pokok dan kerugian penurunan

harga persediaan.

b. Metode pengurangan persediaan langsung, dimana hanya kerugian penurunan

harga persediaan akhir yang dilaporkan tersediri.

Metode ini mencatat persediaan awal dan akhir dengan harga pokok atau

nilai realisasi bersih yang lebih rendah, tetapi laba rugi dikredit dengan persediaan
29

barang akhir sebesar harga pokoknya dan selisihnya merupakan kerugian

penurunan harga persediaan yang dicatat tersendiri.

c. Metode cadangan persediaan, dimana kerugian penurunan harga persediaan

awal dan akhir dilaporkan tersendiri.

Metode ini mencatat harga pokok penjualan, persediaan awal dan akhir

dengan harga pokok, apabila nilai realisasi bersih lebih rendah maka kerugian

penurunan persediaan barang awal periode dicatat tersediri dan dikreditkan ke

rekening cadangan.

3. Harga Pokok atau Harga Pasar yang Lebih Rendah

Metode ini mencantumkan persediaan dengan nilai yang lebih rendah

antara harga pokok atau pasar. Tujuan ini dapat dicapai apabila dalam menghitung

persentase harga pokok tidak diperhitungkan penurunan harga dan potongan

pegawai. Jumlah-jumlah yang mengurangi harga jual atau mengurangi persediaan

seperti penurunan harga, potongan untuk pegawai, barang-barang rusak dan lain-

lain akan diperlakukan menambah penjualan. Dasar harga pokok atau harga pasar

yang lebih rendah dapat diterapkan dalam metode MPKP maupun rata-rata.

(Baridwan, 2011:181)

2.2.3 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)

2.2.3.1 Pengertian SAK ETAP

Menurut Bahri (2019:13), menyatakan bahwa :

“Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik


merupakan pedoman yang digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas
publik yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan
30

menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna


eksternal”.

Menurut Surya (2013:5)Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik yaitu suatu standar akuntansi keuangan yang

diperuntukkan bagi entitas yang laporan keuangannya tidak akuntabel

untuk publik secara luas.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa SAK ETAP adalah

pedoman yang ditujukan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tersebut

merupakan entitas yang menerbitkan laporan keuangan bagi pengguna eksternal,

tidak mempublikasikan laporan keuangannya secara luas.

2.2.3.2 Ruang Lingkup SAK ETAP

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa

akuntabilitas publik adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas signifikan

dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal

(pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur dan

lembaga pemeringkat kredit).

Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika :

1. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau dalam proses

pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator

lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal.

2. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok

besar masyarakat, seperti : Bank, asuransi, pialang dan atau pedagang efek,

dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.


31

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikann dapat

menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan

penggunaan SAK ETAP. Manfaat dari penggunaan SAK ETAP adalah sebagai

berikut :

1. Entitas kecil maupun menengah diharapkan mampu untuk menyusun laporan

keuangannya sendiri, dapat diaudit dan mendapatkan opini audit sehingga

dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana untuk

mengembangkan usahanya.

2. Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK-IFRS dalam hal pengakuan,

pengukuran dan pengungkapan transaksi pada laporan keuangan sehingga

lebih mudah dalam implementasinya.

3. Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan.

SAK ETAP Bab 11 tahun 2020 tentang persediaan mengatur prinsip-

prinsip pengakuan dan pengukuran persediaan.Pengukuran penilaian persediaan

didasarkan pada nilai mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan harga

jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual. Biaya perolehan

persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lainnya

yang terjadi untuk membawa persediaan ke kondisi dan lokasi sekarang.

Pengukuranpenilaian persediaan menggunakan rumus biaya persediaan dengan

metode MasukPertama Keluar Pertama (MPKP) atau rumus rata-rata. Penggunaan

rumus biaya masuk terakhir keluar pertama (MTKP) tidak diperkenankan oleh

SAK ETAP. Penggunaan rumus biaya persediaan harus diterapkan untuk seluruh

persediaan dengan sifat dan penggunaan yang sejenisharus menggunakan rumus


32

biaya yang sama. Jika terjadi penurunan nilai persediaan, persediaan harus diukur

pada harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual, serta mengakui

kerugian dari adanya penurunan nilai. Apabila persediaan dijual, maka jumlah

tercatatnya diakui sebagai beban periode dimana pendapatan yang terkait diakui.

Entitas harus mengungkapkan :

1. Kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk mengukur persediaan, termasuk

rumus biaya yang digunakan.

2. Total jumlah tercatat persediaan dan klasifikasi yang tepat dengan entitas.

3. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode.

4. Jumlah penurunan nilai persediaan dan pemulihannya yang diakui dalam

laporan laba rugi.

5. Jumlah tercatat persediaan yang digunakan. (IAI, 2020:1-39)

2.2.4 Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan

2.2.4.1 Pengertian Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan

Menurut Kieso et al ( 2017:272), menyatakan bahwa :

“Perusahaan harus menyajikan posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus


kas perusahaan secara wajar. Penyajian wajar berarti penyajian yang tulus
atau jujur atas transaksi dan peristiwa dengan menggunakan definisi dan
kriteria pengakuan dalam kerangka dasar”.

Menurut Yadiati dan Mubarok (2017:25), menyatakan bahwa :

“Kewajaran penyajian laporan keuangan berarti menyajikan secara jujur


mengenai informasi keuangan sehingga menggambarkan kondisi yang
sebenarnya. Penyajian yang wajar akan mampu menggambarkan fenomena
ekonomi secara lengkap, netral dan bebas dari kesalahan”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2020:11), menyatakan bahwa :

“Laporan keuangan dianggap wajar apabila menggambarkan pandangan


yang wajar dari atau menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja
33

keuangan dan arus kas suatu entitas yang sesuai dengan peraturan dalam
standar akuntansi keuangan”.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kewajaran

penyajian laporan keuangan adalah penyajian laporan keuangan yang didasarkan

pada definisi dan kriteria pengakuan dalam standar akuntansi keuangan atas suatu

transaksi dan peristiwa dalam laporan posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus

kas sehingga informasi keuangan menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

2.2.4.2 Tujuan Kewajaran dalam Penyajian Laporan Keuangan

1. Jaminan akan adanya ketekunan dan perhatian dalam pembuatan dan

pemeriksaan laporan keuangan sehingga dapat memastikan bahwa transaksi-

transaksi keuangan perusahaan telah disajikan secara memadai.

2. Memperoleh kewajaran bagi seluruh segmen dari masyarakat bisnis

(manajemen, tenaga kerja, pemegang saham, kreditor, konsumen dan publik)

sehingga akuntansi keuangan bagi hak-hak dan kepentingan-kepentingan

ekonomi yang telah diterbitkan secara resmi menjadi wajar.

3. Memberikan informasi yang tidak menyesatkan, konsisten dengan kenyataan

yang sebenarnya dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku

umum serta bebas dari bias maupun manipulasi data keuangan .

4. Untuk memastikan integritas dan akurasi dari pengambilan keputusan.

(Belkaoui,2011:315)
34

2.2.4.3 Konsekuensi penyajian secara wajar dalam penyajian laporan

keuangan

Persepsi dan penerapan penyajian secara wajar dalam pembuatan dan

penyajian laporan keuangan yang telah mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku umum, kadang-kadang memberikan beberapa konsekuensi yang kurang

menguntungkan diantaranya sebagai berikut :

1. Konsekuensi pertama dari kewajaran dalam penyajian adalah

ketidakmampuan untuk mengandalkan pada konsep keadilan.

2. Konsekuensi kedua dari kewajaran dalam penyajian adalah ketidakmampuan

untuk memperluas ruang lingkup dari pengungkapan-pengungkapan dalam

laporan keuangan diluar informasi akuntansi keuangan konvensional kearah

kewajaran dalam pengungkapan.

3. Konsekuensi ketiga dari kewajaran dalam penyajian adalah adanya

fleksibilitas yang diberikan untuk melakukan manajemen penghasilan dan

perataan laba.

4. Konsekuensi keempat dari kewajaran dalam penyajian adalah terciptanya

iklim untuk praktik-praktik penyelewengan. (Belkaoui,2011:318)

2.2.4.4 Indikator Kewajaran dalam Penyajian Laporan Keuangan

Tabel 2.5
Indikator Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan

Tidak
Indikator-indikator Sesuai Keterangan
Sesuai
PENYAJIAN WAJAR
1. Laporan keuangan menyajikan
dengan wajar posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas
suatu entitas.
35

Lanjutan Tabel 2.5

Tidak
Indikator-indikator Sesuai Keterangan
Sesuai

KEPATUHAN TERHADAP SAK


ETAP
2. Entitas yang laporan
keuangannya mematuhi SAK
ETAP harus membuat suatu
pernyataan eksplisit dan secara
penuh atas kepatuhan tersebut
dalam catatan atas laporan
keuangan.
KELANGSUNGAN USAHA
3. Pada saat menyusun laporan
keuangan, manajemen entitas
yang menggunakan SAK ETAP
membuat penilaian atas
kemampuan entitas melanjutkan
kelangsungan usaha.
FREKUENSI PELAPORAN
4. Entitas menyajikan secara
lengkap laporan keuangan
(termasuk informasi komparatif)
minimum satu tahun sekali.
PENYAJIAN YANG KONSISTEN
5. Penyajian dan klasifikasi pos-pos
dalam laporan keuangan antar
periode harus konsisten kecuali:
a) Terjadi perubahan yang
signifikan atas sifat operasi
entitas atau perubahan
penyajian atau
pengklasifikasian bertujuan
untuk menghasilkan penyajian
lebih baik sesuai kriteria
pemilihan dan penerapan
kebijakan akuntansi yang
diatur dalam SAK ETAP.
b) SAK ETAP mensyaratkan
suatu perubahan penyajian .
36

Lanjutan Tabel 2.5

Tidak
Indikator-indikator Sesuai Keterangan
Sesuai
INFORMASI KOMPARATIF
6. Informasi harus diungkapkan
secara komparatif dengan periode
sebelumnya kecuali dinyatakan
lain oleh SAK ETAP (termasuk
informasi dalam laporan
keuangan dan catatan atas laporan
keuangan).
MATERIALITAS dan AGREGASI
7. Pos-pos yang material disajikan
terpisah dalam laporan keuangan
sedangkan yang tidak material
digabungkan dengan jumlah yang
memiliki sifat atau fungsi yang
sejenis.
8. Kelalaian dalam mencantumkan
atau kesalahan dalam mencatat
suatu pos dianggap material jika,
baik secara individual maupun
bersama-sama, dapat
mempengaruhi pengguna laporan
dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
LAPORAN KEUANGAN
LENGKAP
9. Laporan keuangan entitas
meliputi:
a) Neraca.
b) Laporan laba rugi.
c) Laporan perubahan ekuitas.
d) Laporan arus kas.
e) Catatan atas laporan
keuangan.
Sumber: (IAI,2020 :11)
37

2.3 Penerapan Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Barang

Menurut SAK ETAP Guna Meningkatkan Kewajaran Penyajian

Laporan Keuangan

Pencatatan dan penilaian persediaan dalam suatu perusahaan merupakan

hal yang paling penting, karena dengan adanya pencatatan dan penilaian

persediaan perusahaan dapat mengetahui mutasi keluar masuknya persediaan

sehingga kondisi perusahaan dapat mudah diketahui. CV.Yudistira Kediri belum

menerapkan metode pencatatan dan penilaian persediaan yang dianjurkan dalam

SAK ETAP. Perusahaan hanya melakukan pencatatan persediaan pada setiap

akhir periode yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan. Pencatatan dan

penilaian persediaan barang harus sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik, terutama perusahaan yang belum go public.

Hal ini dikarenakan, kesalahan dalam melakukan pencatatan dan penilaian

persediaan akan mengakibatkan kesalahan yang fatal dalam penyajian laporan

keuangan yaitu neraca (sebagai persediaan akhir) dan laporan laba rugi (sebagai

harga pokok penjualan). Kesalahan tersebut seperti kesalahan dalam pencatatan

dan penilaian persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi sehingga akan

mempengaruhi harga pokok penjualan dan laba kotor dalam laporan laba rugi

sehingga laporan keuangan tidak menyajikan nilai sebenarnya dalam laporan

keuangan.Besarnya salah saji dalam laporan keuangan akan mempengaruhi

kewajaran dalam penyajian laporan keuangan suatu perusahaan.


38

2.4 Kerangka Pikir

Penerapan Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Barang Menurut

SAK ETAP guna Meningkatkan Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan

Gambar 2.1
Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Metode Pencatatan
Persediaan

Metode Penilaian
Persediaan

SAK ETAP

Kewajaran Penyajian
Laporan Keuangan

Keterangan :

Pencatatan persediaan adalah metode yang digunakan untuk

memperlakukan dan membukukan setiap terjadinya perubahan persediaan,

sedangkan penilaian persediaan adalah menentukan nilai persediaan yang

dicantumkan dalam neraca. Pencatatan dan penilaian persediaan diukur

berdasarkan SAK ETAP dengan sistem periodik dan perpetual menggunakan

metode FIFO dan average. Hasil dari perhitungan tersebut kemudian disimpulkan

metode mana yang lebih efektif digunakan dalam meningkatkan kewajaran

penyajian laporan keuangan sehingga laporan keuangan perusahaan

mencerminkan keadaan yang wajar dan relevan bagi pengguna informasi

keuangan dalam pengambilan keputusan.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu membahas tentang penerapan

Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Barang Menurut SAK ETAP guna

Meningkatkan Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan.

3.2 JenisPenelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian inimerupakan jenis

penelitian deskriptif kuantitatif yaitu metode penelitian yang memiliki tujuan

memberikan gambaran keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti

berdasarkan fakta-fakta yang ada, dengan cara mengumpulkan, mengolah dan

menganalisis berbagai data menggunakan angka-angka hasil pengukuran yang

berhubungan sebagai bahan penerapan metode pencatatan dan penilaian

persediaan barang menurut SAK ETAP guna meningkatkan kewajaran penyajian

laporan keuangan. Penelitian deskriptif kuantitatif ini, dilakukan dengan cara

menganalisis data dan membandingkan pencatatan dan penilaian persediaan

menurut SAK ETAP lalu diambil kesimpulannya pada CV.Yudistira Kediri.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan paving “CV.Yudistira Kediri”

yang beralamat di Jalan Imam Bonjol No.1 Kediri. Alasan peneliti melakukan

penelitian pada CV.Yudistira ini adalah :

39
40

1. CV.Yudistira Kediri adalah perusahaan manufaktur yang kegiatannya

mengolah bahan baku menjadi barang jadi, sehingga perusahaan memiliki

berbagai jenis persediaan barang.

2. CV.Yudistira Kediri Merupakan perusahaan yang berbadan usaha

persekutuan komanditer atau CV (Comanditaire Venootschap) dan dapat

dikategorikan sebagai usaha kecil yang mana memiliki penghasilan setahun

lebih dari Rp.300.000.000,00 sampai dengan paling banyak

Rp.2.500.000.000,00 yang mana CV.Yudistira Kediri merupakan perusahaan

yang tidak memiliki akuntabilitas publik (perusahaan tertutup) yaitu

perusahaan yang belum terdaftar di bursa efek (pasar modal) , sehingga

sangat cocok jika menerapkan SAK ETAP.

3. CV.Yudistira Kediri ini, belum menerapkan pencatatan dan penilaian

persediaan bahan baku dan persediaaan barang jadi menurut SAK ETAP .

3.4 Data dan Teknik Pengumpulannya

3.4.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan peneliti sebagai dasar penelitian adalah data

primer yang diambil langsung dari lokasi penelitian berupa sejarah singkat

perusahaan, visi dan misi perusahaan, tujuan perusahaan, lokasi perusahaan,

struktur organisasi perusahaan, jenis produk dan bahan baku produksi, proses

produksi, data pembelian dan pemakaian bahan baku tahun 2020, data persediaan

produk jadi, data tenaga kerja, data penjualan barang jadi tahun 2020 serta laporan

keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi tahun 2020.


41

3.4.2 Jenis Data

1. Kualitatif

Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang

mengenai gambaran umum perusahaan, visi dan misi perusahaan/ tujuan

perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, proses produksi

dan jenis persediaan.

2. Kuantitatif

Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi data

pembelian dan pemakaian bahan baku tahun 2020, data persediaan barang jadi

taun 2020, data biaya tenaga kerja, data penjualan barang jadi tahun 2020, neraca

dan laporan laba rugi tahun 2020.

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab secara langsung

dengan bagian keuangan CV.Yudistira Kediri untuk memperoleh informasi dan

data mengenai pencatatan dan penilaian persediaan barang yang selama ini

dilakukan pada CV.Yudistira Kediri.

2. Dokumentasi

Data yang diperoleh dari dokumentasi berupa data mengenai sejarah

singkat perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, visi dan

misi perusahaan, tujuan perusahaan, proses produksi, data pembelian dan


42

pemakaian bahan baku, data persediaan barang jadi, data tenaga kerja, data

penjualan barang jadi serta laporan keuangan meliputi neraca dan laporan laba

rugi periode tahun 2020 pada CV.Yudistira Kediri.

3.5 Identifikasi Variabel

Terdapat empat variabel dalam penelitian ini yaitu :

1. Metode Pencatatan Persediaan.

2. Metode Penilaian Persediaan.

3. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.

4. Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan.

3.6 Definisi Operasional Variabel

1. Metode Pencatatan Persediaan

Metode pencatatan persediaan merupakansistem atau metode yang digunakan

untuk memperlakukan dan membukukan setiap terjadinya perubahan

persediaan pada suatu perusahaan.

2. Metode Penilaian Persediaan

Penilaian persediaan adalah proses penentuan nilai persediaan dengan

menggunakan beberapa cara penentuan harga pokok persediaan dan harga

pokok persediaan akhir yang akan dicantumkan dalam neraca.

3. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik merupakan

pedoman yang ditujukan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik.


43

4. Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan

Kewajaran penyajian laporan keuangan adalah penyajian laporan keuangan

yang didasarkan pada definisi dan kriteria pengakuan dalam standar akuntansi

keuangan atas suatu transaksi dan peristiwa dalam laporan posisi keuangan,

kinerja keuangan dan arus kas sehingga informasi keuangan menggambarkan

kondisi yang sebenarnya.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian untuk mengolah

data sehingga dapat ditarik kesimpulan adalah dengan metode deskriptif

kuantitatif. Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan analisis data yaitu :

1. Menghitung saldo akhir persediaan bahan baku dan barang jadi berdasarkan

sistem periodik dan sistem perpetual dengan menggunakan metode penilaian

persediaan :

a. Metode FIFO

Penilaian persediaan dengan metode FIFO dilakukan dengan mengambil

harga yang paling awal dan kemudian bergerak mundur sampai semua unit

persediaan akhir ditetapkan harga perolehannya.

b. Metode Rata-Rata (Average)

Penilaian persediaan dengan metode Average dihitung dengan cara membagi

biaya barang yang tersedia dengan unit barang yang tersedia.


Tabel 3.1
Perhitungan Persediaan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)
Tabel 3.1 Perhitungan Persediaan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)
Pembelian Pemakaian Bahan Baku Saldo
Tgl Keterangan Jumlah Jumlah Jumlah
Unit HP/unit Unit HP/unit Unit HP/unit
(Rp) (Rp) (Rp)
1/1 Saldo xxx xxx xxx
5/1 Pembelian xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx
15/1 Pembelian xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
24/1 Pemakaian xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx
30/1 Pembelian xxx xxx xxx xxx xxx
Sumber:(Jusup,2011:435)

44
Tabel 3.2
Perhitungan Persediaan Metode Rata-Rata (Average)

Pembelian Pemakaian Bahan Baku Saldo


Tgl Keterangan Jumlah Jumlah Jumlah
Unit HP/unit Unit HP/unit Unit HP/unit
(Rp) (Rp) (Rp)
1/1 Saldo xxx xxx xxx
5/1 Pembelian xxx xxx xxx xxx xxx xxx
15/1 Pembelian xxx xxx xxx xxx xxx xxx
24/1 Pemakaian xxx Xxx xxx xxx xxx xxx
30/1 Pembelian xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Sumber : (Jusup,2011:436)

45
46

2. Menyajikan persediaan dalam laporan keuangan yaitu neraca dan laporan laba

rugi.

Tabel 3.3
Neraca
Per 31 Desember 20…
Tabel 3.2 Neraca Per 31 Desember 20…
Aset Kewajiban
Aset Lancar Kewajiban Lancar :
Kas xxx Utang usaha xxx
Piutang usaha xxx Pendapatan diterima dimuka xxx
Persediaan bahan baku xxx Utang gaji xxx
Persediaan barang dlm proses xxx
Persediaan barang jadi xxx Total Kewajiban Lancar xxx
Asuransi dibayar dimuka xxx Kewajiban Jangka Panjang
Perlengkapan xxx Utang wesel xxx
Total Aset Lancar xxx
Total Kewajiban xxx
Aset Tidak Lancar
Mebel xxx Modal
Dikurangi : Modal xxx
Akumulasi
Depresiasi xxx xxx

Total Aset xxx Total Kewajiban & Modal xxx


Sumber : (Jusup,2011:380)
Tabel 3.4
Laporan Laba Rugi
Untuk Bulan yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 20..
Tabel 3.3 Laporan Laba Rugi Untuk Bulan yang Berakhir Pada Tanggal 31 Januari 20..
Pendapatan penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan barang jadi, 1 jan 20.. xxx
Harga Pokok Produksi :
Persediaan brg dlm proses,1 Jan 20.. xxx
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku :
Persediaan bahan baku, 1 jan 20.. xxx
Pembelian bahan baku xxx
Total bahan baku tersedia digunakan xxx
Persediaan bahan baku, 31 Des 20.. (xxx)
Bahan baku yang dipakai xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya Overhead Pabrik xxx
47

Lanjutan Tabel 3.4

Total biaya produksi xxx


Total persediaan barang dalam proses xxx
Dikurangi :
Persediaan brg dlm proses,31 Des 20.. (xxx)
Harga Pokok Produksi xxx
Barang tersedia untuk dijual xxx
Persediaan barang jadi, 31 Des 20.. (xxx)
Harga pokok penjualan xxx
Laba Kotor xxx
Beban operasi :
Beban administrasi & umum xxx
Beban pemasaran xxx (xxx)
Laba bersih operasi xxx
Pendapatan & beban lain-lain
Beban bunga (xxx)
Laba bersih sebelum pajak xxx
Beban pajak penghasilan xxx
Laba bersih xxx

Sumber: (Jusup,2011:564-566)

3. Mengukur kewajaran penyajian laporan keuangan dengan menggunakan salah

satu indikator kewajaran dalam SAK ETAP yaitu tidak terdapat salah saji

material dengan membandingkan laporan keuangan perusahaan dengan

laporan keuangan peneliti berdasarkan SAK ETAP dengan menggunakan

metode FIFO dan rata-rata (Average), untuk mengetahui besarnya salah saji

material akibat kesalahan pencatatan persediaan.

Tabel 3.5
Perbandingan Penyajian Persediaan pada Neraca Perusahaan
dengan Metode FIFO
Selisih
Keterangan Perusahaan FIFO Salah Saji
Material
Aset Lancar
Kas xxx xxx
Piutang usaha xxx xxx
Persediaan bahan baku xxx xxx
Persediaan barang dalam proses xxx xxx
48

Lanjutan Tabel 3.5


Selisih
Keterangan Perusahaan FIFO Salah Saji
Material
Persediaan barang jadi Xxx Xxx
Asuransi dibayar dimuka xxx xxx
Perlengkapan xxx xxx
Total Aset Lancar xxx xxx

Aset Tidak Lancar


Mebel xxx xxxx
Dikurangi :
Akumulasi Depresiasi xxx xxx

Total Aset xxx xxx

Sumber : (Jusup,2011:380)

Tabel 3.6
Perbandingan Penyajian Persediaan pada Neraca perusahaan
dengan Metode Rata-Rata (Average)

Selisih
Keterangan Perusahaan Average Salah Saji
Material
Aset Lancar
Kas xxx xxx
Piutang usaha xxx xxx
Persediaan bahan baku xxx xxx
Persediaan barang dalam proses xxx xxx
Persediaan barang jadi xxx xxx
Asuransi dibayar dimuka xxx xxx
Perlengkapan xxx xxx
Total Aset Lancar xxx xxx

Aset Tidak Lancar


Mebel xxx xxxx
Dikurangi :
Akumulasi Depresiasi xxx xxx

Total Aset xxx xxx


Sumber : (Jusup,2011:380)
49

Tabel 3.7
Perbandingan Laporan Laba Rugi Perusahaan
Dengan Metode FIFO

Selisih
Keterangan Perusahaan FIFO Salah Saji
Material
Pendapatan penjualan xxx xxx
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan barang jadi, 1 jan 20.. xxx xxx
Harga Pokok Produksi :
Persediaan brg dlm proses,1 Jan 20.. xxx xxx
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku :
Persediaan bahan baku, 1 jan 20.. xxx xxx
Pembelian bahan baku xxx xxx
Total bahan baku tersedia digunakan xxx xxx
Persecvdiaan bahan baku, 31 Des (xxx) (xxx)
20.. xxx xxx
Bahan baku yang dipakai xxx xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx xxx
Biaya Overhead Pabrik xxx xxx
Total biaya produksi xxx xxx
Total persediaan barang dalam proses
Dikurangi : (xxx) (xxx)
Persediaanbrg dlm proses,31 Des 20.. xxx xxx
Harga Pokok Produksi xxx xxx
Barang tersedia untuk dijual (xxx) (xxx)
Persediaan barang jadi, 31 Des 20.. xxx xxx
Harga pokok penjualan xxx xxx
Laba Kotor
Beban operasi : xxx xxx
Beban administrasi& umum xxx xxx
Beban pemasaran (xxx) (xxx)
Laba bersih operasi xxx xxx
Pendapatan & beban lain-lain (xxx) (xxx)
Beban bunga xxx xxx
Laba bersih sebelum pajak xxx xxx
Beban pajak penghasilan xxx xxx
Laba bersih
Sumber: (Jusup,2011:564-566)
50

Tabel 3.8
Perbandingan Laporan Laba Rugi Perusahaan
Dengan MetodeAverage

Selisih
Keterangan Perusahaan Average Salah Saji
Material
Pendapatan penjualan xxx xxx
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan barang jadi, 1 jan 20.. xxx xxx
Harga Pokok Produksi :
Persediaan brg dlm proses,1 Jan 20.. xxx xxx
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku :
Persediaan bahan baku, 1 jan 20.. xxx xxx
Pembelian bahan baku xxx xxx
Total bahan baku tersedia digunakan xxx xxx
Persediaan bahan baku, 31 Des 20.. (xxx) (xxx)
Bahan baku yang dipakai xxx xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx xxx
Biaya Overhead Pabrik xxx xxx
Total biaya produksi xxx xxx
Total persediaan barang dalam proses xxx xxx
Dikurangi :
Persediaanbrg dlm proses,31 Des 20.. (xxx) (xxx)
Harga Pokok Produksi xxx xxx
Barang tersedia untuk dijual xxx xxx
Persediaan barang jadi, 31 Des 20.. (xxx) (xxx)
Harga pokok penjualan xxx xxx
Laba Kotor xxx xxx
Beban operasi :
Beban administrasi& umum xxx xxx
Beban pemasaran xxx xxx
Laba bersih operasi (xxx) (xxx)
Pendapatan & beban lain-lain xxx xxx
Beban bunga (xxx) (xxx)
Laba bersih sebelum pajak xxx xxx
Beban pajak penghasilan xxx xxx
Laba bersih xxx xxx

Sumber: (Jusup,2011:564-566)

4. Menganalisis hasil kewajaran penyajian laporan keuangan.

5. Interpretasi
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan paving CV.Yudistira ini diawali dari berdirinya usaha berupa

cabang dari CV.Penataran Blitar yang berlokasi di Jalan Dhoho No.6 Kediri,

usaha tersebut dimulai pada tahun 1956 dengan penanggungjawab Bapak Syukur.

CV.Yudistira sebagai agen dari perusahaan tersebut berjalan cukup memuaskan

dan mulai dikenal oleh masyarakat Kediri dan sekitarnya. Usaha yang dipimpin

oleh Bapak Syukur ini, ternyata mulai mengalami berbagai hambatan, hal ini

dikarenakan lokasinya kurang strategis. CV.Yudistira Kediri kemudian

dipindahkan ke Jalan Pasar Pahing No. 5 Kediri pada tahun 1958 yang dipimpin

oleh Bapak Marzuki, namun ditempat tersebut perusahaan juga tidak mengalami

peningkatan. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengawasan dari pimpinan

perusahaan dan belum adanya wakil pimpinan yang berdomisili di Kediri serta

struktur organisasi yang belum jelas, sehingga kegiatan operasional perusahaan

kurang berjalan dengan baik.

Mengetahui hal itu, maka perusahaan tersebut ditangani langsung oleh

pemilik perusahaan CV.Penataran Blitar yaitu Bapak Hanif Abdul Rahman.

Setelah beberapa waktu ternyata lokasi tersebut kurang strategis, kemudian

pemilik perusahaan memutuskan untuk memindahkan perusahaan ke tempat yang

lebih strategis yaitu diJalan HOS Cokroaminoto No.20 Kediri.Perusahaan tersebut

51
52

mengalami kemajuan dan mendorong perusahaan untuk mendirikan badan hukum

sendiri yang terpisah dari CV.Penataran Blitar. Pada tanggal 14 September 1961

perusahaan mulai menjalankan usahanya dengan nama CV.Yudistira Kediri,

setelah satu tahun dikeluarkan surat penetapan pengadilan No. 10/SP/1960 dengan

akte notaris dipegang oleh Bapak Hanif Abdul Rahman dan wakilnya Bapak

Fauzi. Tahap demi tahap CV.Yudistira Kediri mengalami kemajuan yang pesat

sehingga dapat memperluas usahanya pada tahun 1962 di Jalan Imam Bonjol No.1

yang sekarang dipakai sebagai tempat produksinya.

4.1.2 Lokasi Perusahaan

Lokasi CV.Yudistira Kediri ini memiliki dua tempat yaitu tempat untuk

melakukan proses produksi dan tempat untuk pemasaran atau penjualannya

Lokasi yang pertama beralamat di Jalan Imam Bonjol No. 01 Kediri merupakan

kantor pusat yang digunakan sebgai tempat untuk melakukan produksi sekaligus

tempat penjualannya. Lokasi kedua di jalan Hos Cokroaminoto No. 20 Kediri

yang digunakan sebagai tempat pemasarn dan penjualannya. Pemilihan lokasi

perusahaan merupakan hal yang penting karena akan mempengaruhi laris atau

tidaknya suatu produk, sehingga perusahaan harus mempertimbangkan beberapa

faktor yang berhubungan dengan kelancaran suatu usaha. Adapun alasan

pemilihan lokasi pada perusahaan paving “CV.Yudistira” Kediri adalah sebagai

berikut :
53

1. Faktor Primer

a. Sumber Bahan Baku

Lokasi perusahaan sangat dekat dengan sumber bahan baku, seperti pasir

bahan ini cukup tersedia dipinggir Sungai Brantas yang terletak tidak lebih dari

dua kilometer dari lokasi produksi. Kebutuhan bahan baku seperti semen putih ,

semen gresik, batu teraso, zat pewarna dan mill putih serta bahan pembantu

lainnya tidak mengalami kesulitan dalam pemenuhannya karena bahan baku yang

dibutuhkan sangat banyak ditemukan di daerah Kediri, selain itu perusahaan juga

membeli bahan baku dari daerah Tulungagung dimana daerah tersebut merupakan

daerah yang cukup dekat dengan Kota Kediri.

b. Tenaga Kerja

Kebutuhan tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam

perusahaan, karena berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan perusahaan ditunjang

oleh tenaga kerjanya. Perusahaan paving “CV.Yudistira” Kediri dapat dengan

mudah memperoleh atau menerima tenaga kerja disekitar perusahaan, karena

dekat dengan pemukiman penduduk sehingga terdapat banyak tenaga kerja baik

tenaga kerja kasar maupun tenaga kerja terdidik.

c. Transportasi

Perusahaan paving “CV.Yudistira” Kediri memilih lokasi yang sangat

strategis karena lokasi tersebut berada di pinggir jalan raya sehingga mudah

dijangkau oleh sarana transportasi yang ada. Lokasi tersebut juga memudahkan

perusahaan untuk mengangkut hasil produksinya yang biasanya menggunakan


54

transportasi truk maupun pengangkutan bahan baku dari sumbernya ke lokasi

perusahaan.

d. Pemasaran

Daerah pemasaran perusahaan paving “CV.Yudistira” Kediri meliputi

daerah Kediri, Blitar, Nganjuk, Kertosono, Madiun, Ponorogo, Malang,

Tulungagung dan Trenggalek.

2. Faktor Sekunder

a. Modal

Perusahaan mempunyai hubungan kerjasama yang baik dengan bank

pemerintah maupun bank swasta, sehingga untuk mendapatkan kebutuhan modal

dalam jumlah besar maupun kecil tidak mengalami kesulitan.

b. Faktor Sosial

Pemilik perusahaan merupakan orang terpandang dan memiliki hubungan

yang baik dengan penduduk setempat sehingga menciptakan citra perusahaan

yang baik di lingkungan sekitar perusahaan.

c. Fasilitas Listrik dan Telepon

Fasilitas listrik dan telepon merupakan faktor sekunder yang sangat

penting, karena dalam melakukan aktivitas perusahaan selalu berkaitan dengan

listrik dan telepon, misalnya : penerangan pada waktu pemesanan bahan baku dan

menerima pesanan dari pelanggan. Perusahaan biasanya akan mencari lokasi yang

penyediaan listriknya cukup.


55

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan

Adapun visi dan misi perusahaan paving “CV. Yudistira” Kediri adalah

sebagai berikut :

1. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan yang memproduksi paving yang selalu mengutamakan

kualitas dan selalu dapat memenuhi kebutuhan pasar.

2. Misi Perusahaan

a. Berkomitmen melayani pelanggan dengan produk yang berkualitas.

Senantiasa menjaga dan selalu berusaha untuk mendapatkan kualitas produk

yang terbaik.

b. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan melalui pelayanan yang ramah.

4.1.4 Tujuan Perusahaan

Perusahaan paving “CV.Yudistira” Kediri dalam menjalankan aktivitas

usahanya mempunyai tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan, dalam

mewujudkan tujuan tersebut maka perlu disusun suatu rencana kegiatan. Hal

tersebut dilakukan supaya tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan hasil

yang memuaskan. Tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan

diantaranya sebagai berikut :

1. Tujuan jangka pendek

Tujuan jangka pendek adalah tujuan yang dicapai oleh perusahaan dalam

jangka waktu yang relatif singkat dan umumnya kurang dari satu tahun. Tujuan

jangka pendek CV. Yudistira Kediri adalah sebagai berikut :


56

a. Meningkatkan volume penjualan, dengan meningkatkan volume penjualan

diharapkan dapat meningkatkan juga keuntungan perusahaan yang diperoleh.

b. Meningkatkan rentabilitas perusahaan, dalam usahanya meningkatkan volume

penjualan serta penggunaan modal perusahaan secara efisien sehingga akan

dapat meningkatkan perusahaan untuk memperoleh laba sehingga rentabilitas

perusahaan juga dapat meningkat.

c. Menjaga dan mempertahankan tingkat likuiditas, dengan mempertahankan

tingkat likuiditas perusahaan dapat dikatakan mampu memenuhi semua

kewajiban hutang jangka pendeknya sehingga perusahaan bisa mendapatkan

kepercayaan dari pihak internal seperti karyawan maupun eksternal seperti

kreditur, lembaga keuangan maupun pemasok.

d. Berusaha mencapai target produksi yang sudah ditentukan baik dari segi

kualitas maupun kuantitas.

e. Memperkuat posisi perusahaan dalam persaingan, mengingat begitu banyak

perusahaan yang bergerak dibidang industri paving maka usaha-usaha untuk

merebut pasaran perlu dilakukan dengan meningkatkan mutu produksinya,

2. Tujuan jangka panjang

Tujuan jangka panjang adalah tujuan yang dicapai perusahaan dalan

jangka waktu lebih dari satu tahun dan membutuhkan waktu yang relatif lama.

Tujuan jangka panjang dari CV.Yudistira Kediri adalah sebagai berikut :

a. Menjaga reputasi dan kontinuitas perusahaan.

b. Mengadakan pengembangan usaha. Usaha-usaha yang dilakukan oleh

CV.Yudistira Kediri adalah mengembangkan produk yang ada, membenahi


57

pertumbuhan fisik perusahaan dengan mengadakan investasi baru, membuka

daerah pemasaran baru dan menguasainya, memperhatikan kondisi industri

dan lingkungan.

4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Suatu perusahaan tidak akan berkembang tanpa adanya struktur

organisasi yang berjalan dengan baik. Struktur organisasi adalah bentuk organisasi

dimana terdapat koordinasi antara seseorang yang mempunyai kedudukan atau

fungsi tinggi dengan fungsi yang lebih rendah seperti koordinasi antara atasan,

karyawan dan para pelaksananya, sehingga kerja sama antara atasan dengan

bawahan dan bawahan dengan sesama bawahan dapat terjalin dan tidak terjadi

kesimpangsiuran informasi. Struktur organisasi menunjukkan kedudukan dan

fungsi yang jelas dari masing-masing perorangan. Struktur organisasi bertujuan

untuk membuat kerja peusahaan lebih efisien karena masing-masing sudah

memiliki kedudukan dan tugas sehingga akan tercipta pola kerja yang berurutan.

Struktur organisasi CV.Yudistira Kediri menggunakan bentuk organisasi

garis yaitu struktur organisasi yang mempunyai ciri diantaranya garis komando

langsung dari atasan atau dari pimpinan tertinggi ke berbagai tingkat operasional,

otoritas dan tanggung jawab tertinggi pada puncak (pimpinan), serta hubungan

antara pimpinan dan bawahan bersifat langsung. Berikut adalah struktur

organisasi CV.Yudistira Kediri.


58

Gambar 4.1
Struktur Organisai
Perusahaan Paving “CV.Yudistira” Kediri

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR

KABAG KABAG KABAG KABAG


KEUANGAN PEMASARAN PRODUKSI TEKNIS

PEMBUKUAN PENJUALAN KASI PEMELIHARAAN


PAVING

ADMINISTRASI GUDANG

KARYAWAN
Sumber: CV.Yudistira Kediri, 2020

Adapun tugas dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing

bagian adalah sebagai berikut :

1. Direktur

Direktur merupakan pimpinan tertinggi di perusahaan yang berfungsi

sebagai berikut :

a. Memimpin aktivitas perusahaan, menentukan, mengkoordinir serta

mengawasi kebijakan perusahaan.


59

b. Menetapkan rencana jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.

c. Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada bawahannya

d. Menentukan prosedur kerja masing-masing bagian mulai dari pengolahan

sampai produksi siap dipasarkan.

e. Mengawasi keuangan perusahaan, baik menyangkut penerimaan maupun

pengeluaran.

2. Wakil Direktur

a. Melakukan pengawasan kerja di lingkungan bagian produksi maupun teknis.

b. Mewakili direktur apabila sedang berhalangan atas nama perusahaan.

c. Bertanggung jawab kepada direktur atas tugas yang dikerjakan.

3. Kepala Bagian Keuangan

a. Membawahi dua bagian yaitu bagian pembukuan dan administrasi.

b. Mengawasi pekerjaan dari kebijaksanaan yang telah diberikan kedua bagian

tersebut.

c. Mempertanggung jawabkan atas pekerjaan bawahannya pada direktur.

4. Kepala Bagian Pemasaran

a. Membawahi satu bagian, yaitu bagian penjualan.

b. Mengawasi pekerjaan dari kebijaksanaan yang telah diberikan kedua bagian

tersebut.

c. Mempertanggung jawabkan atas pekerjaan bawahannya pada direktur.

5. Kepala Bagian Produksi

a. Membawahi bagian kasi paving dan bagian gudang.


60

b. Membantu pimpinan dalam mengadakan perencanaan bahan baku, bahan

pembantu dan alat-alat lainnya.

c. Mengawasi jalannya proses produksi serta mempersiapkan dan menjamin

kelancaran proses produksi termasuk memberikan order, pemberian informasi

material dan melakukan pembelian material.

d. Mengusahakan produksi sesuai standar kualitas dan berusaha menciptakan

desain baru serta mengembangkan produk yang sudah ada.

6. Kepala Bagian Teknik

a. Membawahi bagian pemeliharaan atau perbaikan.

b. Mengawasi pelaksanaan tugas dan kewajiban yang telah diberikan kepada

dua bagian tersebut.

c. Mempertanggung jawabkan atas pekerjaan tersebut pada direktur.

7. Bagian Pembukuan

a. Menyelenggarakan pembukuan.

b. Membuat catatan-catatan yang perlu mengenai keuangan.

c. Mencatat keluar masuknya uang berdasarkan bukti-bukti yang lengkap.

8. Bagian Administrasi

a. Melakukan penyediaan, perencanaan dan pengeluaran keuangan yang

berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

b. Menyelenggarakan administrasi perusahaan berdasarkan ketentuan yang telah

ditetapkan oleh pimpinan perusahaan.

c. Menerima pembayaran dari langganan.


61

d. Mempersiapkan dan mengatur masalah pegawai meliputi pemberian gaji,

upah dan semua yang ada hubungannya dengan kepegawaian.

9. Bagian Penjualan

a. Melakukan aktivitas penjualan.

b. Mencatat dan menyerahkan bukti penjualan pada bagian administrasi.

10. Kepala Seksi Paving

a. Menjaga dan menjamin kontinuitas proses produksi.

b. Bertanggung jawab pada bagian produksi.

11. Bagian Gudang

a. Mencatat, menerima, memeriksa derta mengawasi bahan-bahan produksi dan

barang-barang hasil produksi dalam gudang.

b. Bertanggungjawab atas kegiatan gudang kepada bagian produksi.

12. Bagian Pemeliharaan atau Perbaikan

a. Mempersiapkan dan memelihara mesin-mesin serta peralatan yang dimiliki

perusahaan guna menjaga kelancaran proses produksi.

b. Bertanggung jawab atas kualitas dan kuantitas hasil produksi.

13. Karyawan

a. Melaksanakan kegiatan kerja yang dipimpin oleh bagian masing-masing.

b. Bertanggung jawab kepada masing-masing bagian atas segala pekerjaannya.


62

4.1.6 Tenaga Kerja Perusahaan

4.1.6.1 Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor utama yang mendukung kegiatan

operasional suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan

paving “CV.Yudistira” Kediri mempunyai tenaga kerja sebagai berikut :

Tabel 4.1
Jumlah Tenaga Kerja
Perusahaan Paving “CV.Yudistira” Kediri
No Jabatan Jumlah Kayawan
1. Direktur 1 Orang
2. Wakil Direktur 1 Orang
3. Kepala Bagian Keuangan 1 Orang
4. Kepala Bagian Pemasaran 1 Orang
5. Kepala Bagian produksi 1 Orang
6. Kepala Bagian Teknik 1 Orang
7. Pembukuan 2 Orang
8. Administrasi 2 Orang
9. Penjualan 1 Orang
10. Kasi Paving 1 Orang
11. Bagian gudang 1 Orang
12. Pemeliharaan/Perbaikan 2 Orang
13. Karyawan/Karyawati (Produksi) 15 Orang
Jumlah 30 Orang
Sumber: CV.Yudistira Kediri, 2020

4.1.6.2 Hari dan Jam Kerja

CV.Yudistira Kediri menetapkan hari kerja efektif adalah enam hari

dalam seminggu, hari minggu dan hari besar lainnya diliburkan. Sedangkan untuk

jam kerja per hari yang berlaku di Perusahaan Paving “CV.Yudistira” Kediri

adalah sebagai berikut :


63

Tabel 4.2
Hari dan Jam Kerja Karyawan
Perusahaan Paving “CV.Yudistira” Kediri

No Hari Jam Kerja Istirahat


1 Senin-Kamis 07:00 - 15:00 12:00 – 13:00
2 Jum’at 07:00 – 16:00 11:00 – 13:00
3 Sabtu 07:00 - 15:00 12:00 – 13:00
4 Minggu Libur -
Sumber : CV.Yudistira Kediri, 2020

4.1.6.3 Sistem Penggajian dan Pengupahan

Tenaga kerja yang ada dalam Perusahaan Paving “CV.Yudistira” Kediri di

golongkan menjadi tiga golongan, yaitu:

1. Karyawan Bulanan

Karyawan yang bekerja mengurus administrasi dan umum seperti direktur,

wakil direktur dan para kepala bagian lain adalah sistem bulanan.

2. Karyawan Borongan

Karyawan yang bekerja untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan sistem

borongan dan upah yang diterima berdasarkan atas satuan hasil kerja. Upah

borongan biasanya diterima oleh karyawan bagian pelaksana produksi yang

diberikan setiap seminggu sekali yaitu pada hari sabtu.

3. Karyawan Harian

Karyawan yang bekerja untuk melakukan pekerjaan tertentu, besarnya upah

yang diterima oleh karyawan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh

CV.Yudistira Kediri sebesar Rp. 36.000 per hari. Sistem gaji dan upah

dibayarkan setiap seminggu sekali yaitu pada hari sabtu.


64

4.1.7 Bahan dan Peralatan yang Digunakan

Adapun bahan dan peralatan yang digunakan dalam kegiatan produksi

pada perusahaan paving CV.Yudistira Kediri adalah sebagai berikut :

1. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan perusahaan paving CV.Yudistira Kediri

untuk menunjang kegiatan produksi adalah sebagai berikut :

a. Semen

Semen merupakan bahan baku utama yang dapat menentukan kualitas paving,

karena sedikit banyaknya semen untuk pencampuran menentukan mutu suatu

produk. Semen yang digunakan dalam proses produksi diperoleh dari para

supplier yang berada di daerah Kediri.

b. Pasir

Pasir merupakan bahan yang penting dalam pembuatan paving. Pasir yang

bagus dalam pembuatan paving harus memiliki kualitas dan gradasi yang baik

serta sudah diayak. Pasir yang digunakan dalam proses produksi berasal dari

daerah Kediri dan sekitarnya yang tidak berada jauh dari pabrik.

c. Abu Batu atau Serbuk Batu

Abu Batu atau serbuk batu merupakan batu yang sudah digiling yang

digunakan dalam proses produksi diperoleh dari daerah Tulungagung.

d. Batu Koral

Batu koral yang digunakan dalam proses produksi yaitu koral yang berukuran

kecil yang digunakan sebagai bahan lapisan bawah paving. Batu koral ini

dapat diperoleh dari daerah Kediri dan sekitarnya.


65

e. Verf atau zat pewarna

Verf ini digunakan untuk mewarnai pada paving khususnya produk paving

warna.

2. Bahan Pembantu

Bahan pembantu yang digunakan pada perusahaan paving

“CV.Yudistira” Kediri dalam kegiatan produksi adalah sebagai berikut :

a. Air.

b. Solar diesel.

c. Plastik.

3. Bahan lapisan paving

a. Lapisan atas

Lapisan atas pada setiap jenis paving tidak sama dalam pemakaian bahannya

yaitu paving polos menggunakan semen, pasir halus serta air secukupnya,

sedangkan paving warna menggunakan semen dan zat pewarna dan air

secukupnya.

b. Lapisan bawah

Lapisan ini sama untuk setiap jenis paving yaitu campuran pasir, abu batu,

koral, semen dan air secukupnya.

4. Alat Produksi

Alat-alat yang digunakan oleh perusahaan paving “CV.Yudistira” Kediri

dalam kegiatan produksi antara lain :


66

a. Mesin pencampuran

Alat ini digunakan untuk mencampur antara semen dengan pasir. Adapun

pencampuran bahan baku tersebut dimasukkan dalam tong atau drum yang

ukuran tingginya satu meter dan diameternya sepanjang 60 cm.

b. Mesin cetak paving atau press

Mesin ini digunakan untuk mencetak paving dari berbagai ukuran dan jenis.

c. Bak perendam

Fungsi dari bak perendam adalah untuk merendam paving yang sudah

dikeringkan untuk yang pertama.

d. Alat pengeringan

Rak pengeringan digunakan untuk mengeringkan paving yang telah selesai

direndam selama kurang lebih dua hari. Rak pengering terbuat dari kayu

diletakkan pada tempat terbuka dan tidak terkena sinar matahari secara

langsung agar pengering paving tersebut menghasilkan suatu produk yang

benar-benar baik.

4.1.8 Proses Produksi

Sifat proses produksi dari perusahaan paving “CV.Yudistira” Kediri

adalah proses produksi yang dilakukan secara terus menerus yaitu mengolah atau

memproses bahan baku menjadi barang jadi secara terus menerus dan produk

yang dihasilkan merupakan produk massal. Adapun skema pelaksanaan proses

produksi pada perusahaan paving “CV.Yudistira” Kediri adalah sebagai berikut :


67

Gambar 4.2
Skema Proses Produksi
Perusahaan Paving “CV.Yudistira” Kediri

Bahan Baku

Proses Pembuatan Campuran

Lapisan Atas Lapisan Bawah

Proses Pencetakan atau Press

Proses Pengeringan I

Proses Perendaman

Proses Pengeringan II

Proses sortir dan


penggudangan
Sumber: CV.Yudistira Kediri,2020

Berikut ini tahap-tahap proses produksi paving polos :

1. Proses pencampuran

Tahap ini dilakukan dua pekerjaan yaitu pencampuran bahan untuk lapisan

atas dan pencampuran bahan untuk lapisan bawah.


68

2. Proses pencetakan atau press

Setelah bahan-bahan sudah dicampur semua, tahap selanjutnya adalah

mencetak adonan paving. Cetakan paving dilapisi dengan plastik terlebih

dahulu agar adonan paving tidak lengket pada cetakan. Setelah dilapisi

plastik, kemudian tuang adonan paving untuk lapisan atas ke dalam cetakan

selanjutnya adonan paving lapisan bawah. Apabila kedua lapisan sudah

tersusun dengan rapi, alat cetakan ditutup kemudian di dorong dengan

menggunakan mesin press. Setelah terbentuk paving mentah, selanjutnya

masuk ke dalam tahap pengeringan pertama.

3. Proses pengeringan pertama

Paving mentah dikeringkan dengan disusun diatas rak pengering yang terbuat

dari anyaman kayu selama 24 jam. Tujuan pengeringan ini agar paving

menjadi keras.

4. Proses perendaman

Setelah proses pengeringan pertama, selanjutnya tahap perendaman selama

tiga hari. Tujuan perendaman ini agar paving menjadi lebih keras lagi dan

menghindari adanya soda yang bereaksi yang dapat menyebabkan paving

pecah-pecah kecil atau belang pada permukaan paving.

5. Proses pengeringan kedua

Setelah direndam selama tiga hari, paving selanjutnya diangkat dan

dikeringkan lagi selama tiga hari. Selama pengeringan, paving tidak boleh

terkena sinar matahari langsung agar tidak terjadi perubahan warna. Untuk
69

paving warna, setelah selesai proses pengeringan kedua maka paving diberi

warna pada lapisan atasnya.

6. Proses sortir gudang

Setelah proses pengeringan kedua, paving yang telah siap dijual disortir

berdasarkan standar kualitas yang telah ditetapkan dan dimasukkan kedalam

gudang.

4.1.9 Data Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku

Adapun data pembelian dan data pemakaian bahan baku yang diperoleh

dari CV.Yudistira Kediri adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3
CV.Yudistira Kediri
Data Pembelian Bahan Baku untukProduk Paving Polos
Periode Tahun 2020

Jumlah
Bulan Harga/ m2 Jumlah
Bahan/m2
Saldo
awal 240 Rp 38.850 Rp 9.324.000
Januari 250 Rp 40.350 Rp 10.087.500
Februari 250 Rp 40.350 Rp 10.087.500
Maret 255 Rp 41.100 Rp 10.480.500
April 262 Rp 41.850 Rp 10.964.700
Mei 300 Rp 42.850 Rp 12.855.000
Juni 322 Rp 44.350 Rp 14.280.700
Juli 339 Rp 45.850 Rp 15.543.150
Agustus 345 Rp 46.850 Rp 16.163.250
September 360 Rp 47.850 Rp 17.226.000
Oktober 365 Rp 48.350 Rp 17.647.750
November 370 Rp 49.050 Rp 18.148.500
Desember 375 Rp 49.850 Rp 18.693.750
Jumlah 4.033 Rp181.502.300
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020
70

Sedangkan untuk data pembelian bahan baku untuk pembuatan paving

warna terdapat pada tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.4
CV.Yudistira Kediri
Data Pembelian Bahan Baku untukProduk Paving Warna
Periode Tahun 2020

Jumlah
Bulan Harga/ m2 Jumlah
Bahan/m2
Saldo
awal 240 Rp 55.850 Rp 13.404.000
Januari 130 Rp 53.850 Rp 7.000.500
Februari 139 Rp 56.050 Rp 7.790.950
Maret 147 Rp 56.450 Rp 8.298.150
April 152 Rp 56.750 Rp 8.626.000
Mei 160 Rp 56.950 Rp 9.112.000
Juni 179 Rp 57.150 Rp 10.229.850
Juli 185 Rp 57.300 Rp 10.600.500
Agustus 190 Rp 57.400 Rp 10.906.000
September 200 Rp 57.500 Rp 11.500.000
Oktober 210 Rp 57.600 Rp 12.096.000
November 225 Rp 57.700 Rp 12.982.500
Desember 230 Rp 57.800 Rp 13.294.000
Jumlah 2.387 Rp 135.840.450
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020

Adapun data pemakaian bahan baku paving polos dan data pemakaian

bahan baku paving warna terdapat pada tabel 4.5 dan 4.6 berikut ini :
71

Tabel 4.5
CV.Yudistira Kediri
Data Pemakaian Bahan Baku Paving Polos
Periode Tahun 2020
Bulan Jumlah/m2
Januari 280
Februari 285
Maret 298
April 300
Mei 310
Juni 325
Juli 332
Agustus 339
September 348
Oktober 356
November 370
Desember 385
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020

Tabel 4.6
CV.Yudistira Kediri
Data Pemakaian Bahan Baku Paving Warna
Periode Tahun 2020
Bulan Jumlah/
Januari 130
Februari 149
Maret 165
April 170
Mei 176
Juni 185
Juli 191
Agustus 195
September 201
Oktober 210
November 215
Desember 222
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020
72

4.1.8 Data Persediaan Barang Jadi

Berikut ini data persediaan produk jadi pada CV.Yudistira Kediri produk

paving polos dan paving warna terdapat pada tabel 4.7 dan 4.8 :

Tabel 4.7
CV.Yudistira Kediri
Data Persediaan Barang Jadi Paving Polos
Periode Tahun 2020

Bulan Jumlah/m2
Saldo awal 600
Januari 1.000
Februari 700
Maret 600
April 900
Mei 1.000
Juni 1.000
Juli 1.050
Agustus 1.100
September 1.150
Oktober 1.200
November 1.000
Desember 1.200
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020

Tabel 4.8
CV.Yudistira Kediri
Data Persediaan Barang Jadi Paving Warna
Periode Tahun 2020
Bulan Jumlah/
Saldo awal 550
Januari 500
Februari 510
Maret 550
April 560
Mei 565
Juni 575
Juli 580
73

Lanjutan Tabel 4.8

Bulan Jumlah/
Agustus 595
September 620
Oktober 632
November 650
Desember 670
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020

4.1.9 Data Penjualan

Selain data pembelian dan data pemakaian bahan baku, terdapat pula data

penjualan yang diperoleh dari CV.Yudistira Kediri yang terdapat pada tabel 4.9

dan 4.10 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9
CV.Yudistira Kediri
Data Penjualan Paving Polos
Periode Tahun 2020

Bulan Jumlah Harga Total


Januari 600 Rp 60.000 Rp 36.000.000
Februari 750 Rp 60.000 Rp 45.000.000
Maret 700 Rp 60.000 Rp 42.000.000
April 800 Rp 60.000 Rp 48.000.000
Mei 880 Rp 60,000 Rp 52.800.000
Juni 900 Rp 60.000 Rp 54.000.000
Juli 970 Rp 60.000 Rp 58.200.000
Agustus 1.020 Rp 60.000 Rp 61.200.000
September 1.100 Rp 60.000 Rp 66.000.000
Oktober 1.250 Rp 60.000 Rp 75.000.000
November 1.300 Rp 60.000 Rp 78.000.000
Desember 1.500 Rp 60.000 Rp 90.000.000
Jumlah 11.770 Rp 60.000 Rp 706.200.000
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020
74

Tabel 4.10
CV.Yudistira Kediri
Data Penjualan Paving Warna
Periode Tahun 2020

Bulan Jumlah Harga Total


Januari 500 Rp 75.000 Rp 37.500.000
Februari 545 Rp 75.000 Rp 40.875.000
Maret 580 Rp 75.000 Rp 43.500.000
April 600 Rp 75.000 Rp 45.000.000
Mei 610 Rp 75.000 Rp 45.750.000
Juni 625 Rp 75.000 Rp 46.875.000
Juli 632 Rp 75.000 Rp 47.400.000
Agustus 640 Rp 75.000 Rp 48.000.000
September 645 Rp 75.000 Rp 48.375.000
Oktober 655 Rp 75.000 Rp 49.125.000
November 660 Rp 75.000 Rp 49.500.000
Desember 680 Rp 75.000 Rp 51.000.000
JUMLAH 7.372 Rp 552.900.000
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020

4.1.10 Laporan Laba Rugi dan Neraca CV.Yudistira Kediri

Adapun laporan keuangan yang diperoleh dari CV.Yudistira Kediri yaitu

laporan laba rugi dan laporan neraca. Berikut ini laporan laba rugi dan neraca

perusahaan paving CV.Yudistira Kediri, yang terdapat pada tabel 4.11 dan 4.12 :
75

Tabel 4.11
CV.Yudistira Kediri
Laporan Laba Rugi
Periode Tahun 2020

Penjualan :
Paving Polos Rp 706.200.000
Paving Warna Rp 552.900.000
Total Penjualan Rp 1.259.100.000
Harga Pokok Penjualan (Rp 724.143.200)
Laba Kotor Rp 534.956.800
Biaya Operasi :
Biaya Administrasi dan Umum Rp 6.963.300
Biaya Penjualan Rp 7.171.600
Jumlah biaya Operasi (Rp 14.134.900)
Laba Operasi Rp 520.821.900
Pendapatan lain-lain Rp 7.050.000
Laba Bersih Rp 527.871.900
Sumber : CV.Yudistira Kediri, 2020
Tabel 4.12
CV.Yudistira Kediri
Neraca (Periode Tahun 2020)
ASET Kewajiban
Aset Lancar Kewajiban Jangka Pendek
Kas Rp 370.500.000 Utang Usaha Rp 35.167.050
Piutang Usaha Rp 54.733.500
Persediaan Bahan Baku Rp 15.035.230 Kewajiban Jangka Panjang
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 8.480.000 Utang Bank Rp 49.750.000
Persediaan Barang Jadi Rp 57.375.000
Perlengkapan Rp 15.400.000 Total Kewajiban Rp 84.917.050
Total Aset Lancar Rp 521.523.730
Aset Tetap
Tanah Rp 250.000.000
Gedung Rp 120.000.000 Modal
Akumulasi Penyusutan Gedung (Rp 2.700.000) Modal Rp 882.709.630
Mesin Rp 90.720.000
Akumulasi Penyusutan Mesin (Rp 1.650.000)
Peralatan Rp 45.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan (Rp 1.250.000)
Kendaraan Rp 32.650.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan (Rp 1.750.000)
Total Aset Tetap Rp 531.020.000
Total Aset Rp 1.052.543.730 Total Kewajiban & Modal Rp 1.052.543.730
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020

76
77

4.2 Pembahasan

4.2.1 Perhitungan Saldo Persediaan Bahan Baku dan Bahan Jadi

Berdasarkan Sistem Periodik dan Sistem Perpetual dengan

Menggunakan Metode FIFO dan Metode Average

4.2.1.1Perhitungan Saldo Persediaan Bahan Baku dan Bahan Jadi

Berdasarkan Sistem Periodik

1. Penilaian persediaan bahan baku dan persediaan produk jadi untuk produk

paving polos dan paving warna dengan menggunakan metode FIFO,

dilakukan dengan mengambil harga yang paling awal dan kemudian bergerak

mundur sampai semua unit persediaan akhir ditetapkan harga perolehannya.

Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

a. Persediaan Bahan Baku Paving Polos

Adapun data pembelian dan pemakaian bahan baku paving polos

guna menghitung nilai persediaan bahan baku sebagai berikut :

Tabel 4.13
CV.Yudistira Kediri
Data Pembelian Bahan Baku untuk Produk Paving Polos
Periode Tahun 2020

Jumlah
Bulan Harga/ m2 Jumlah
Bahan/m2
Saldo
awal 240 Rp 38.850 Rp 9.324.000
Januari 250 Rp 40.350 Rp 10.087.500
Februari 250 Rp 40.350 Rp 10.087.500
Maret 255 Rp 41.100 Rp 10.480.500
April 262 Rp 41.850 Rp 10.964.700
Mei 300 Rp 42.850 Rp 12.855.000
Juni 322 Rp 44.350 Rp 14.280.700
Juli 339 Rp 45.850 Rp 15.543.150
78

Lanjutan Tabel 4.13

Jumlah
Bulan 2 Harga/ m2 Jumlah
Bahan/m
Agustus 345 Rp 46.850 Rp 16.163.250
September 360 Rp 47.850 Rp 17.226.000
Oktober 365 Rp 48.350 Rp 17.647.750
November 370 Rp 49.050 Rp 18.148.500
Desember 375 Rp 49.850 Rp 18.693.750
Jumlah 4.033 Rp181.502.300
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020

Tabel 4.14
CV.Yudistira Kediri
Data Pemakaian Bahan Baku Paving Polos
Periode Tahun 2020
Bulan Jumlah/m2
Januari 280
Februari 285
Maret 298
April 300
Mei 310
Juni 325
Juli 332
Agustus 339
September 348
Oktober 356
November 370
Desember 385
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020

Berdasarkan data diatas, total nilai persediaan awal ditambah

pembelian adalah Rp 181.502.300,- dengan rincian jumlah pembelian

bahan baku paving polos 4.033 m2 . Kemudian jumlah bahan baku yang

terpakai sebesar 3.928 m2 . Persediaan yang terjual pada akhir periode

adalah 4.033 m2 dikurangi 3.928 m2 yaitu sebesar 105 m2 . Berikut ini

perhitungan persediaan akhir bahan baku paving polos :


79

Nilai persediaan akhir = 105 m2 @ Rp 49.850 = Rp 5.234.250,-

Jadi, nilai persediaan akhir bahan baku paving polos sebesar

Rp 5.234.250,- dengan jumlah bahan sebanyak 105 m2. Metode FIFO

dihitung dengan asumsi mengambil harga paling awal kemudian

bergerak mundur pada harga sebelumnya. Dapat dikatakan metode FIFO

menghitung pembelian terbaru terlebih dahulu.

b. Persediaan Bahan Baku untuk Produk Paving Warna

Adapun data pembelian dan pemakaian bahan baku paving warna

guna menghitung nilai persediaan bahan baku sebagai berikut :

Tabel 4.15
CV.Yudistira Kediri
Data Pembelian Bahan Baku untuk Produk Paving Warna
Periode Tahun 2020
Jumlah
Bulan 2 Harga/ m2 Jumlah
Bahan/m
Saldo
awal 240 Rp 55.850 Rp 13.404.000
Januari 130 Rp 53.850 Rp 7.000.500
Februari 139 Rp 56.050 Rp 7.790.950
Maret 147 Rp 56.450 Rp 8.298.150
April 152 Rp 56.750 Rp 8.626.000
Mei 160 Rp 56.950 Rp 9.112.000
Juni 179 Rp 57.150 Rp 10.229.850
Juli 185 Rp 57.300 Rp 10.600.500
Agustus 190 Rp 57.400 Rp 10.906.000
September 200 Rp 57.500 Rp 11.500.000
Oktober 210 Rp 57.600 Rp 12.096.000
November 225 Rp 57.700 Rp 12.982.500
Desember 230 Rp 57.800 Rp 13.294.000
Jumlah 2.387 Rp 135.840.450
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020
80

Tabel 4.16
CV.Yudistira Kediri
Data Pemakaian Bahan Baku Paving Warna
Periode Tahun 2020

Bulan Jumlah/
Januari 130
Februari 149
Maret 165
April 170
Mei 176
Juni 185
Juli 191
Agustus 195
September 201
Oktober 210
November 215
Desember 222
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020

Berdasarkan data diatas, total nilai persediaan awal ditambah

pembelian adalah Rp 135.840.450,- dengan rincian jumlah pembelian

bahan baku 2.387m2 . Kemudian jumlah bahan baku yang terpakai

sebesar 2.209m2 . Persediaan yang terjual pada akhir periode adalah

2.387 m2 dikurangi 2.209m2 yaitu sebesar 178m2 . Berikut ini

perhitungan persediaan akhir bahan baku paving polos :

Nilai persediaan akhir = 178m2 @ Rp 57.800 = Rp 10.288.400

Jadi, nilai persediaan akhir bahan baku paving polos sebesar

Rp 10.288.400,- dengan jumlah bahan sebanyak 178m2. Metode FIFO

dihitung dengan asumsi mengambil harga paling awal kemudian

bergerak mundur pada harga sebelumnya. Dapat dikatakan metode

FIFO menghitung pembelian terbaru terlebih dahulu.


81

c. Persediaan Barang Jadi Paving Polos

Adapun data pembelian dan pemakaian bahan baku paving warna

guna menghitung nilai persediaan barang jadi paving polos sebagai

berikut:

Tabel 4.17
CV.Yudistira Kediri
Data Persediaan Barang Jadi Paving Polos
Periode Tahun 2020

Bulan Jumlah/m2
Saldo awal 600
Januari 1.000
Februari 700
Maret 600
April 900
Mei 1.000
Juni 1.000
Juli 1.050
Agustus 1.100
September 1.150
Oktober 1.200
November 1.000
Desember 1.200
JUMLAH 12.500
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020

Tabel 4.18
CV.Yudistira Kediri
Data Penjualan Paving Polos
Periode Tahun 2020

Bulan Jumlah Harga Total


Januari 600 Rp 60.000 Rp 36.000.000
Februari 750 Rp 60.000 Rp 45.000.000
Maret 700 Rp 60.000 Rp 42.000.000
82

Lanjutan tabel 4.17

April 800 Rp 60.000 Rp 48.000.000


Mei 880 Rp 60,000 Rp 52.800.000
Juni 900 Rp 60.000 Rp 54.000.000
Juli 970 Rp 60.000 Rp 58.200.000
Agustus 1.020 Rp 60.000 Rp 61.200.000
September 1.100 Rp 60.000 Rp 66.000.000
Oktober 1.250 Rp 60.000 Rp 75.000.000
November 1.300 Rp 60.000 Rp 78.000.000
Desember 1.500 Rp 60.000 Rp 90.000.000
Jumlah 11.770 Rp 60.000 Rp 706.200.000
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020

Berdasarkan data diatas, total nilai persediaan barang jadi paving

polos adalah 12.500m2 . Kemudian jumlah barang jadi paving polos yang

terjual selama periode tahun 2020 sebesar 11.770m2 . Persediaan yang

terjual pada akhir periode adalah 12.500 m2 dikurangi 11.770m2 yaitu

sebesar 730m2 . Berikut ini perhitungan persediaan akhir barang jadi

paving polos :

Nilai persediaan akhir = 730 m2 @ Rp 60.000 = Rp 43.800.000,-

Jadi, nilai persediaan akhir barang jadi paving polos sebesar

Rp 43.800.000,- dengan total barang jadi sebanyak 730m2. Metode FIFO

dihitung dengan asumsi mengambil harga paling awal kemudian

bergerak mundur pada harga sebelumnya. Dapat dikatakan metode FIFO

menghitung pembelian terbaru terlebih dahulu.

d. Persediaan Barang Jadi Paving Warna

Adapun data pembelian dan pemakaian bahan baku paving warna

guna menghitung nilai persediaan bahan baku sebagai berikut :


83

Tabel 4.19
CV.Yudistira Kediri
Data Persediaan Barang Jadi Paving Warna
Periode Tahun 2020
Bulan Jumlah/
Saldo awal 550
Januari 500
Februari 510
Maret 550
April 560
Mei 565
Juli 580
Agustus 595
Juni 575
September 620
Oktober 632
November 650
Desember 670
JUMLAH 7.557
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020

Tabel 4.20
CV.Yudistira Kediri
Data Penjualan Paving Warna
Periode Tahun 2020

Bulan Jumlah/ Harga Total


Januari 500 Rp 75.000 Rp 37.500.000
Februari 545 Rp 75.000 Rp 40.875.000
Maret 580 Rp 75.000 Rp 43.500.000
April 600 Rp 75.000 Rp 45.000.000
Mei 610 Rp 75.000 Rp 45.750.000
Juni 625 Rp 75.000 Rp 46.875.000
Juli 632 Rp 75.000 Rp 47.400.000
Agustus 640 Rp 75.000 Rp 48.000.000
September 645 Rp 75.000 Rp 48.375.000
Oktober 655 Rp 75.000 Rp 49.125.000
November 660 Rp 75.000 Rp 49.500.000
Desember 680 Rp 75.000 Rp 51.000.000
JUMLAH 7.372 Rp 552.900.000
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020
84

Berdasarkan data diatas, total nilai persediaan barang jadi paving

warna adalah 7.557m2 . Kemudian jumlah barang jadi paving warna yang

terjual selama periode tahun 2020 sebesar 7.372m2 . Persediaan yang

terjual pada akhir periode adalah 7.557 m2 dikurangi 7.372m2 yaitu

sebesar 185m2 . Berikut ini perhitungan persediaan akhir barang jadi

paving warna :

Nilai persediaan akhir = 185m2 @ Rp 75.000 = Rp 13.875.000,-

Jadi, nilai persediaan akhir barang jadi paving warna sebesar

Rp 13.875.000,- dengan jumlah barang jadi sebanyak 185m2. Metode

FIFO dihitung dengan asumsi mengambil harga paling awal kemudian

bergerak mundur pada harga sebelumnya. Dapat dikatakan metode FIFO

menghitung pembelian terbaru terlebih dahulu.

2. Penilaian persediaan bahan baku dan persediaan produk jadi untuk produk

paving polos dan paving warna dengan menggunakan metode Average atau

pada sistem periodik dinamakan rata-rata tertimbang. Nilai persediaan akhir

dihitung dengan cara persediaan akhir dikali dengan hasil pembagian dari

barang tersedia dijual dibagi dengan total unitnya. Berikut perhitungan nilai

persediaan akhir CV. Yudistira sebagai berikut :

a. Persediaan Bahan Baku untuk Produk Paving Polos

Berdasarkan data yang diperoleh, nilai persediaan bahan baku paving polos

yang dihitung dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang adalah

sebagai berikut :

Nilai persediaan akhir = 105 x (Rp 181.502.300/ 4.033 )


85

= 105 x Rp 45.004,289/

= Rp 6.750.643,-

b. Persediaan Bahan Baku untuk Produk Paving Warna

Berdasarkan data yang diperoleh, nilai persediaan bahan baku paving warna

yang dihitung dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang adalah

sebagai berikut :

Nilai persediaan akhir = 178 x (Rp 135.840.450 / 2.387 )

= 178 x Rp 56.908,442/

= Rp 10.129.703,-

c. Persediaan Barang Jadi Paving Polos

Berdasarkan data yang diperoleh, nilai persediaan barang jadi paving polos

yang dihitung dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang adalah

sebagai berikut :

Nilai persediaan akhir = 730 x (Rp 750.000.000/ 12.500 )

= 730 x Rp 60.000/

= Rp 43.800.000,-

d. Persediaan Barang Jadi Paving Warna

Berdasarkan data yang diperoleh, nilai persediaan bahan baku paving polos

yang dihitung dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang adalah

sebagai berikut :

Nilai persediaan akhir = 185 x (Rp566.775.000/ 7.557 )

= 185 x Rp 75.000/

= Rp 13.875.000,-
86

4.2.1.2 Perhitungan Saldo Persediaan Bahan Baku dan Bahan Jadi

Berdasarkan Sistem Perpetual

1. Penilaian persediaan bahan baku untuk produk paving polos dan paving

warna dengan menggunakan metode FIFO, dilakukan dengan mengambil

harga yang paling awal dan kemudian bergerak mundur sampai semua unit

persediaan akhir ditetapkan harga perolehannya. Adapun perhitungannya

persediaan berdasarkan metode FIFO terdapat pada tabel 4.21 dan 4.22 :
Tabel 4.21
CV. Yudistira Kediri
Penilaian Persediaan Bahan Baku untuk Produk Paving Polos (Metode FIFO)
Periode Tahun 2020

Pembelian Bahan Baku Pemakaian Bahan Baku Saldo


Bulan
Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah
Saldo
240
Awal 240 Rp 38.850 Rp 9.324.000 Rp 38.850 Rp 9.324.000
Jan 250 Rp 40.350 Rp 10.087.500 240 Rp 38.850 Rp 9.324.000
250 Rp 40.350 Rp 10.087.500
240 Rp 38.850 Rp 9.324.000 210 Rp 40.350 Rp 8.473.500
40 Rp 40.350 Rp 1.614.000
Feb 250 Rp 40.350 Rp 10.087.500 210 Rp 40.350 Rp 8.473.500
250 Rp 40.350 Rp 10.087.500
210 Rp 40.350 Rp 8.473.500 175 Rp 40.350 Rp 7.061.250
75 Rp 40.350 Rp 3.026.250
Mar 255 Rp 41.100 Rp 10.480.500 175 Rp 40.350 Rp 7.061.250
255 Rp 41.100 Rp 10.480.500
175 Rp 40.350 Rp 7.061.250 132 Rp 41.100 Rp 5.425.200
123 Rp 41.100 Rp 5.055.300
Apr 262 Rp 41.850 Rp 10.964.700 132 Rp 41.100 Rp 5.425.200
262 Rp 41.850 Rp 10.964.700

87
Lanjutan Tabel 4.21

Pembelian Bahan Baku Pemakaian Bahan Baku Saldo


Bulan 2
m Harga/m2 Jumlah m2
Harga/m2 Jumlah m2
Harga/m2 Jumlah
132 Rp 41.100 Rp 5.425.200 94 Rp 41.850 Rp 3.933.900
168 Rp 41.850 Rp 7.030.800
Mei 300 Rp 42.850 Rp 12.855.000 94 Rp 41.850 Rp 3.933.900
300 Rp 42.850 Rp 12.855.000
94 Rp 41.850 Rp 3.933.900 84 Rp 42.850 Rp 3.599.400
216 Rp 42.850 Rp 9.255.600
Juni 322 Rp 44.350 Rp 14.280.700 84 Rp 42.850 Rp 3.599.400
322 Rp 44.350 Rp 14.280.700
84 Rp 42.850 Rp 3.599.400 81 Rp 44.350 Rp 3.592.350
241 Rp 44.350 Rp 10.688.350
Juli 339 Rp 45.850 Rp 15.543.150 81 Rp 44.350 Rp 3.592.350
339 Rp 45.850 Rp 15.543.150
81 Rp 44.350 Rp 3.592.350 88 Rp 45.850 Rp 4.034.800
251 Rp 45.850 Rp 11.508.350
Agust 345 Rp 46.850 Rp 16.163.250 88 Rp 45.850 Rp 4.034.800
345 Rp 46.850 Rp 16.163.250
88 Rp 45.850 Rp 4034.800 94 Rp 46.850 Rp 4.403.900
251 Rp 46.850 Rp 11.759.350
Sep 360 Rp 47.850 Rp 17.226.000 94 Rp 46.850 Rp 4.403.900
360 Rp 47.850 Rp 17.226.000

88
Lanjutan Tabel 4.21

Pembelian Bahan Baku Pemakaian Bahan Baku Saldo


Bulan
Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah
94 Rp 46.850 Rp 4.403.900 106 Rp 47.850 Rp 5.072.100
254 Rp 47.850 Rp 12.153.900
Okt 365 Rp 48.350 Rp 17.647.750 106 Rp 47.850 Rp 5.072.100
365 Rp 48.350 Rp 17.647.750
106 Rp 47.850 Rp 5.072.100 115 Rp 48.350 Rp 5.560.250
250 Rp 48.350 Rp 12.087.500
Nov 370 Rp 49.050 Rp 18.148.500 115 Rp 48.350 Rp 5.560.250
370 Rp 49.050 Rp 18.148.500
115 Rp 48.350 Rp 5.560.250 115 Rp 49.050 Rp 5.640.750
255 Rp 49.050 Rp 12.507.750
Des 375 Rp 49.850 Rp 18.693.750 115 Rp 49.050 Rp 5.640.750
375 Rp 49.850 Rp 18.693.750
115 Rp 49.050 Rp 5.640.750 105 Rp 49.850 Rp 5.234.250
270 Rp 49.850 Rp 13.459.500
Sumber: Data Diolah Peneliti, 2021

89
Tabel 4.22
CV. Yudistira Kediri
Penilaian Persediaan Bahan Baku untuk Produk Paving Warna (Metode FIFO)
Periode Tahun 2020
Pembelian Bahan Baku Pemakaian Bahan Baku Saldo
Bulan
Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah
Saldo
Awal 240 Rp 55.850 Rp 13.404.000 240 Rp 55.850 Rp 13.404.000
Jan 130 Rp 53.850 Rp 7.000.500 240 Rp 55.850 Rp 13.404.000
130 Rp 53.850 Rp 7.000.500
130 Rp 55.850 Rp 7.260.500 110 Rp 55.850 Rp 6.143.500
130 Rp 53.850 Rp 7.000.500
Feb 139 Rp 56.050 Rp 7.790.950 110 Rp 55.850 Rp 6.143.500
130 Rp 53.850 Rp 7.000.500
139 Rp 56.050 Rp 7.790.950
110 Rp 55.850 Rp 6.143.500 91 Rp 53.850 Rp 4.900.350
39 Rp 53.850 Rp 2.100.150 139 Rp 56.050 Rp 7.790.950
Mar 147 Rp 56.450 Rp 8.298.150 91 Rp 53.850 Rp 4.900.350
139 Rp 56.050 Rp 7.790.950
147 Rp 56.450 Rp 8.298.150
91 Rp 53.850 Rp 4.900.350 65 Rp 56.050 Rp 3.643.250
74 Rp 56.050 Rp 4.147.700 147 Rp 56.450 Rp 8.298.150
Apr 152 Rp 56.750 Rp 8.626.000 65 Rp 56.050 Rp 3.643.250
147 Rp 56.450 Rp 8.298.150

90
Lanjutan Tabel 4.22

Pembelian Bahan Baku Pemakaian Bahan Baku Saldo


Bulan
Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah
152 Rp 56.750 Rp 8.626.000
65 Rp 56.050 Rp 3.643.250 42 Rp 56.450 Rp 2.370.900
105 Rp 56.450 Rp 5.927.250 152 Rp 56.750 Rp 8.626.000
Mei 160 Rp 56.950 Rp 9.112.000 42 Rp 56.450 Rp 2.370.900
152 Rp 56.750 Rp 8.626.000
160 Rp 56.950 Rp 9.112.000
42 Rp 56.450 Rp 2.370.900 18 Rp 56.750 Rp 1.021.500
134 Rp 56.750 Rp 7.604.500 160 Rp 56.950 Rp 9.112.000
Juni 179 Rp 57.150 Rp 10.229.850 18 Rp 56.750 Rp 1.021.500
160 Rp 56.950 Rp 9.112.000
179 Rp 57.150 Rp 10.229.850
18 Rp 56.750 Rp 1,021,500 172 Rp 57.150 Rp 9.829.800
160 Rp 56.950 Rp 9,112,000
7 Rp 57.150 Rp 400,050
Juli 185 Rp 57.300 Rp 10.600.500 172 Rp 57.150 Rp 9.829.800
185 Rp 57.300 Rp 10.600.500
172 Rp 57.150 Rp 9.829.800 166 Rp 57.300 Rp 9.511.800
19 Rp 57.300 Rp 1.088.700
Agust 190 Rp 57.400 Rp 10.906.000 166 Rp 57.300 Rp 9.511.800
190 Rp 57.400 Rp 10.906.000

91
Lanjutan Tabel 4.22
Pembelian Bahan Baku Pemakaian Bahan Baku Saldo
Bulan
Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah
166 Rp 57.300 Rp 9.511.800 161 Rp 57.400 Rp 9.241.400
29 Rp 57.400 Rp 1.664.600
Sep 200 Rp 57.500 Rp 11.500.000 161 Rp 57.400 Rp 9.241.400
200 Rp 57.500 Rp 11.500.000
161 Rp 57.400 Rp 9.241.400 160 Rp 57.500 Rp 9.200.000
40 Rp 57.500 Rp 2.300.000
Okt 210 Rp 57.600 Rp 12.096.000 160 Rp 57.500 Rp 9.200.000
210 Rp 57.600 Rp 12.096.000
160 Rp 57.500 Rp 9.200.000 160 Rp 57.600 Rp 9.216.000
50 Rp 57.600 Rp 2.880.000
Nov 225 Rp 57.700 Rp 12.982.500 160 Rp 57.600 Rp 9.216.000
225 Rp 57.700 Rp 12.982.500
160 Rp 57.600 Rp 9.216.000 170 Rp 57.700 Rp 9.809.000
55 Rp 57.700 Rp 3.173.500
Des 230 Rp 57.800 Rp 13.294.000 170 Rp 57.700 Rp 9.809.000
230 Rp 57.800 Rp 13.294.000
170 Rp 57.700 Rp 9.809.000 178 Rp 57.800 Rp 10.288.400
52 Rp 57.800 Rp 3.005.600
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

92
2.Penilaian persediaan bahan baku paving polos dan paving warna dengan menggunakan metode Average

Tabel 4.23
CV. Yudistira Kediri
Penilaian Persediaan Bahan Baku untuk Produk Paving Polos (Metode Average)
Periode Tahun 2020
Pembelian Bahan Baku Pemakaian Bahan Baku Saldo
Bulan
m2 Harga/m 2
Jumlah m 2
Harga/m 2
Jumlah m 2
Harga/m2 Jumlah
Saldo 240 Rp 38.850 Rp 9.324.000 240 Rp 38.850 Rp 9.324.000
Awal
Jan 250 Rp 40.350 Rp 10.087.500 490 Rp 39.615 Rp 19.411.350
280 Rp 39.615 Rp 11.092.200 210 Rp 39.615 Rp 8.319.150
Feb 250 Rp 40.350 Rp 10.087.500 460 Rp 40.014 Rp 18.406.440
285 Rp 40.014 Rp 11.403.990 175 Rp 40.014 Rp 7.002.450
Mar 255 Rp 41.100 Rp 10.480.500 430 Rp 40.658 Rp 17.482.940
298 Rp 40.068 Rp 11.940.264 132 Rp 40.658 Rp 5.366.856
Apr 262 Rp 41.850 Rp 10.964.700 394 Rp 41.451 Rp 16.331.694
300 Rp 41.451 Rp 12.435.300 94 Rp 41.451 Rp 3.896.394
Mei 300 Rp 42.850 Rp 12.855.000 394 Rp 42.516 Rp 16.751.304
310 Rp 42.516 Rp 13.179.960 84 Rp 42.516 Rp 3.571.344
Juni 322 Rp 44.350 Rp 14.280.700 406 Rp 43.971 Rp 17.852.226
325 Rp 43.971 Rp 14.290.575 81 Rp 43.971 Rp 3.561.651
Juli 339 Rp 45.850 Rp 15.543.150 420 Rp 45.488 Rp 19.104.960
332 Rp 45.488 Rp 15.102.016 88 Rp 45.488 Rp 4.002.944

93
Lanjutan Tabel 4.23

Pembelian Bahan Baku Pemakaian Bahan Baku Saldo


Bulan 2
m Harga/m2 Jumlah m 2
Harga/m2 Jumlah m2
Harga/m 2
Jumlah
Agust 345 Rp 46.850 Rp 16.163.250 433 Rp 46.573 Rp 20.166.109
339 Rp 46.573 Rp 15.788.247 94 Rp 46.573 Rp 4.377.862
Sep 360 Rp 47.850 Rp 17.226.000 454 Rp 47.586 Rp 21.604.044
348 Rp 47.586 Rp 16.559.928 106 Rp 47.586 Rp 5.044.116
Okt 365 Rp 48.350 Rp 17.647.750 471 Rp 48.178 Rp 22.691.838
356 Rp 48.178 Rp 17.151.368 115 Rp 48.178 Rp 5.540.470
Nov 370 Rp 49.050 Rp 18.148.500 485 Rp 48.843 Rp 23.688.855
370 Rp 48.843 Rp 18.071.910 115 Rp 48.843 Rp 5.616.945
Des 375 Rp 49.850 Rp 18.693.750 490 Rp 49.614 Rp 24.310.860
385 Rp 49.614 Rp 19.101.390 105 Rp 49.614 Rp 5.209.470
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

94
Tabel 4.24
CV. Yudistira Kediri
Penilaian Persediaan Bahan baku Paving Warna (Metode Average)
Periode Tahun 2020
Pembelian Bahan Baku Pemakaian Bahan Baku Saldo
Bulan
m2 Harga/m 2
Jumlah m 2
Harga/m 2
Jumlah m 2
Harga/m 2
Jumlah
Saldo 240 Rp 55.850 Rp 13.404.000 240 Rp 55.850 Rp 13.404.000
Awal
Jan 130 Rp 53.850 Rp 7.000.500 370 Rp 55.147 Rp 20.404.390
130 Rp 55.147 Rp 7.169.110 240 Rp 55.147 Rp 13.235.280
Feb 139 Rp 56.050 Rp 7.790.950 379 Rp 55.478 Rp 21.026.162
149 Rp 55.478 230 Rp 55.478 Rp 12.759.940
Mar 147 Rp 56.450 Rp 8.298.150 377 Rp 55.857 Rp 21.058.089
165 Rp 55.857 Rp 9.216.405 212 Rp 55.857 Rp 11.841.684
Apr 152 Rp 56.750 Rp 8.626.000 364 Rp 56.230 Rp 20.467.720
170 Rp 56.230 Rp 9.559.100 194 Rp 56.230 Rp 10.908.620
Mei 160 Rp 56.950 Rp 9.112.000 354 Rp 56.555 Rp 20.020.470
176 Rp 56.555 Rp 9.953.680 178 Rp 56.555 Rp 10.066.790
Juni 179 Rp 57.150 Rp 10.229.850 357 Rp 56.853 Rp 20.296.521
185 Rp 56.853 Rp 10.517.805 172 Rp 56.853 Rp 9.778.716
Juli 185 Rp 57.300 Rp 10.600.500 357 Rp 57.085 Rp 20.379.345
191 Rp 57.085 Rp 10.903.235 166 Rp 57.085 Rp 9.476.110
Agust 190 Rp 57.400 Rp 10.906.000 356 Rp 57.253 Rp 20.382.068
195 Rp 57.253 Rp 11.164.335 161 Rp 57.253 Rp 9.217.733

95
Lanjutan 4.24

Pembelian Bahan Baku Pemakaian Bahan Baku Saldo


Bulan 2
m Harga/m2 Jumlah m 2
Harga/m2 Jumlah m2 2
Harga/m Jumlah
Sep 200 Rp 57.500 Rp 11.500.000 361 Rp 57.390 Rp 20.717.790
201 Rp 57.390 Rp 11.535.390 160 Rp 57.390 Rp 9.182.400
Okt 210 Rp 57.600 Rp 12.096.000 370 Rp 57.509 Rp 21.278.330
210 Rp 57.509 Rp 12.076.890 160 Rp 57.509 Rp 9.201.440
Nov 225 Rp 57.700 Rp 12.982.500 385 Rp 57.621 Rp 22.184.085
215 Rp 57.621 Rp 12.388.515 170 Rp 57.621 Rp 9.795.570
Des 230 Rp 57.800 Rp 13.294.000 400 Rp 57.724 Rp 23.089.600
222 Rp 57.724 Rp 12.814.728 178 Rp 57.724 Rp 10.274.872
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

96
3. Perhitungan Persediaan Barang Jadi Paving Polos dan Paving Warna Menggunakan Metode FIFO

Tabel 4.25
CV. Yudistira Kediri
Penilaian Persediaan Barang Jadi Paving Polos (Metode FIFO)
Periode Tahun 2020

Masuk Keluar Saldo


Bulan 2
m Harga/m2 Jumlah m 2
Harga/m2 Jumlah m 2
Harga/m2 Jumlah
Saldo 600 Rp 60.000 Rp 36.000.000 600 Rp 60.000 Rp 36.000.000
Awal
Jan 1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000 600 Rp 60.000 Rp 36.000.000
1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000
600 Rp 60.000 Rp 36.000.000 1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000
Feb 700 Rp 60.000 Rp 42.000.000 1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000
700 Rp 60.000 Rp 42.000.000
750 Rp 60.000 Rp 45.000.000 250 Rp 60.000 Rp 15.000.000
700 Rp 60.000 Rp 42.000.000
Mar 600 Rp 60.000 Rp 36.000.000 250 Rp 60.000 Rp 15.000.000
700 Rp 60.000 Rp 42.000.000
600 Rp 60.000 Rp 36.000.000
250 Rp 60.000 Rp 15.000.000 250 Rp 60.000 Rp 15.000.000
450 Rp 60.000 Rp 27.000.000 600 Rp 60.000 Rp 36.000.000
Apr 900 Rp 60.000 Rp 54.000.000 250 Rp60.000 Rp15.000.000

97
Lanjutan Tabel 4.25

Masuk Keluar Saldo


Bulan 2
m Harga/m2 Jumlah m 2
Harga/m2 Jumlah m2
Harga/m2 Jumlah
600 Rp 60.000 Rp 36.000.000
900 Rp 60.000 Rp 54.000.000
250 Rp 60.000 Rp 15.000.000 50 Rp 60.000 Rp 3.000.000
550 Rp 60.000 Rp 33.000.000 900 Rp 60.000 Rp 54.000.000
Mei 1.000 Rp 60.000 Rp60.000.000 50 Rp 60.000 Rp 3.000.000
900 Rp 60.000 Rp 54.000.000
1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000
50 Rp 60.000 Rp 3.000.000 70 Rp 60.000 Rp 4.200.000
830 Rp 60.000 Rp 49.800.000 1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000
Juni 1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000 70 Rp 60.000 Rp 4.200.000
1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000
1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000
70 Rp 60.000 Rp 4.200.000 170 Rp 60.000 Rp 10.200.000
830 Rp 60.000 Rp 49.800.000 1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000
Juli 1.050 Rp 60.000 Rp 63.000.000 170 Rp 60.000 Rp 10.200.000
1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000
1.050 Rp 60.000 Rp 63.000.000
170 Rp 60.000 Rp 10.200.000 200 Rp 60.000 Rp 12.000.000
800 Rp 60.000 Rp 48.000.000 1.050 Rp 60.000 Rp 63.000.000

98
Lanjutan Tabel 4.25

Masuk Keluar Saldo


Bulan
m2 Harga/m2 Jumlah m2 Harga/m2 Jumlah m2 Harga/m2 Jumlah
Agust 1.100 Rp 60.000 Rp 66.000.000 200 Rp 60.000 Rp 12.000.000
1.050 Rp 60.000 Rp 63.000.000
1.100 Rp 60.000 Rp 66.000.000
200 Rp 60.000 Rp 12.000.000 230 Rp 60.000 Rp 13.800.000
820 Rp 60.000 Rp 49.200.000 1.100 Rp 60.000 Rp 66.000.000
Sep 1.150 Rp 60.000 Rp 69.000.000 230 Rp 60.000 Rp 13.800.000
1.100 Rp 60.000 Rp 66.000.000
1.150 Rp 60.000 Rp 69,000,000
230 Rp 60.000 Rp 13.800.000 230 Rp 60.000 Rp 13.800.000
870 Rp 60.000 Rp 52.200.000 1.150 Rp 60.000 Rp 69.000.000
Okt 1.200 Rp 60.000 Rp 72.000.000 230 Rp 60.000 Rp 13.800.000
1.150 Rp 60.000 Rp 69.000.000
1.200 Rp 60.000 Rp 72.000.000
230 Rp 60.000 Rp 13.800.000 130 Rp 60.000 Rp 7.800.000
1.020 Rp 60.000 Rp 61.200.000 1.200 Rp 60.000 Rp 72.000.000
Nov 1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000 130 Rp 60.000 Rp 7.800.000
1.200 Rp 60.000 Rp 72.000.000
1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000
130 Rp 60.000 Rp 7.800.000 30 Rp 60.000 Rp 1.800.000

99
Lanjutan Tabel 4.25

Masuk Keluar Saldo


Bulan
m2 Harga/m2 Jumlah m2 Harga/m2 Jumlah m2 Harga/m2 Jumlah
1.170 Rp 60.000 Rp 70.200.000 1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000
Des 1200 Rp 60.000 Rp 72.000.000 30 Rp 60.000 Rp 1.800.000
1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000
1.200 Rp 60.000 Rp 72.000.000
30 Rp 60.000 Rp 1.800.000 730 Rp 60.000 Rp 43.800.000
1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000
470 Rp 60.000 Rp 28.200.000
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

100
Tabel 4.26
CV. Yudistira Kediri
Penilaian Persediaan Barang Jadi Paving Warna (Metode FIFO)
Periode Tahun 2020
Masuk Keluar Saldo
Bulan
Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah
Saldo
550 Rp75.000 Rp41.250.000 550 Rp75.000 Rp41.250.000
Awal
Jan 500 Rp75.000 Rp37.500.000 550 Rp75.000 Rp41.250.000
500 Rp75.000 Rp37.500.000
500 Rp75.000 Rp37.500.000 50 Rp75.000 Rp3.750.000
500 Rp75.000 Rp37.500.000
Feb 510 Rp75.000 Rp38.250.000 50 Rp75.000 Rp3.750.000
500 Rp75.000 Rp37.500.000
510 Rp75.000 Rp38.250.000
50 Rp75.000 Rp3.750.000 5 Rp75.000 Rp375.000
495 Rp75.000 Rp37.125.000 510
Mar 550 Rp75.000 Rp41.250.000 5 Rp75.000 Rp375.000
510 Rp75.000 Rp38.250.000
550 Rp75.000 Rp41.250.000
5 Rp75.000 Rp375.000 485 Rp75.000 Rp36.375.000
510 Rp75.000 Rp38.250.000
65 Rp 75.000 Rp 4.875.000

101
Lanjutan Tabel 4.26

Masuk Keluar Saldo


Bulan
Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah
Apr 560 Rp75.000 Rp42.000.000 485 Rp75.000 Rp36.375.000
560 Rp75.000 Rp42.000.000
485 Rp75.000 Rp36.375.000 445 Rp75.000 Rp33.375.000
115 Rp75.000 Rp8.625.000
Mei 565 Rp75.000 Rp42.375.000 445 Rp75.000 Rp33.375.000
565 Rp75.000 Rp42.375.000
445 Rp75.000 Rp33.375.000 400 Rp75.000 Rp30.000.000
165 Rp75.000 Rp12.375.000
Juni 575 Rp75.000 Rp43.125.000 400 Rp75.000 Rp30.000.000
575 Rp75.000 Rp43.125.000
400 Rp75.000 Rp30.000.000 350 Rp75.000 Rp26.250.000
225 Rp75.000 Rp16.875.000
Juli 580 Rp75.000 Rp43.500.000 350 Rp75.000 Rp26.250.000
580 Rp75.000 Rp43.500.000
350 Rp75.000 Rp26.250.000 298 Rp75.000 Rp22.350.000
282 Rp75.000 Rp21.150.000
Agustus 595 Rp75.000 Rp44.625.000 298 Rp75.000 Rp22.350.000
595 Rp75.000 Rp44.625.000
298 Rp75.000 Rp22.350.000 253 Rp75.000 Rp18.975.000
342 Rp75.000 Rp25.650.000
September 620 Rp75.000 Rp46.500.000 253 Rp75.000 Rp18.975.000
620 Rp75.000 Rp46.500.000

102
Lanjutan Tabel 4.26

Masuk Keluar Saldo


Bulan
Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah
253 Rp75.000 Rp18.975.000 228 Rp75.000 Rp17.100.000
392 Rp75.000 Rp29.400.000
Oktober 632 Rp75.000 Rp47.400.000 228 Rp75.000 Rp17.100.000
632 Rp75.000 Rp47.400.000
228 Rp75.000 Rp17.100.000 205 Rp75.000 Rp15.375.000
427 Rp75.000 Rp32.025.000
November 650 Rp75.000 Rp48.750.000 205 Rp75.000 Rp15.375.000
650 Rp75.000 Rp48.750.000
205 Rp75.000 Rp15.375.000 195 Rp75.000 Rp14.625.000
455 Rp75.000 Rp34.125.000
Desember 670 Rp75.000 Rp50.250.000 195 Rp75.000 Rp14.625.000
670 Rp75.000 Rp50.250.000
195 Rp75.000 Rp14.625.000 185 Rp75.000 Rp13.875.000
485 Rp75.000 Rp36.375.000
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

103
4. Persediaan Barang Jadi Paving Polos dan Paving Warna dengan menggunakan Metode Average

Tabel 4.27
CV. Yudistira Kediri
Penilaian Persediaan Barang Jadi Paving Polos (Metode Average)
Periode Tahun 2020
Masuk Keluar Saldo
Bulan 2
m2 Harga/m 2
Jumlah m Harga/m 2
Jumlah m 2
Harga/m2 Jumlah
Saldo 600 Rp 60.000 Rp 36.000.000 600 Rp 60.000 Rp 36.000.000
Awal
Jan 1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000 1600 Rp 60.000 Rp 96.000.000
600 Rp 60.000 Rp 36.000.000 1.000 Rp 60.000 Rp60.000.000
Feb 700 Rp 60.000 Rp 42.000.000 1700 Rp 60.000 Rp102.000.000
750 Rp 60.000 Rp 45.000.000 950 Rp 60.000 Rp 57.000.000
Mar 600 Rp 60.000 Rp 36.000.000 1550 Rp 60.000 Rp 93.000.000
700 Rp 60.000 Rp 42.000.000 850 Rp 60.000 Rp51.000.000
Apr 900 Rp 60.000 Rp 54.000.000 1750 Rp 60.000 Rp105.000.000
800 Rp 60.000 Rp 48.000.000 950 Rp 60.000 Rp 57.000.000
Mei 1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000 1.950 Rp 60.000 Rp 117.000.000
880 Rp 60.000 Rp 52.800.000 1070 Rp 60.000 Rp 64.200.000
Juni 1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000 2070 Rp 60.000 Rp 124.200.000
900 Rp 60.000 Rp 54.000.000 1170 Rp 60.000 Rp 70.200.000
Juli 1050 Rp 60.000 Rp 63.000.000 2220 Rp 60.000 Rp 133.200.000
970 Rp 60.000 Rp 58.200.000 1250 Rp 60.000 Rp 75.000.000

104
Lanjutan Tabel 4.27

Masuk Keluar Saldo


Bulan 2 2
m Harga/m2 Jumlah m Harga/m2 Jumlah m 2
Harga/m2 Jumlah
Agust 1100 Rp 60.000 Rp 66.000.000 2350 Rp 60.000 Rp 141.000.000
1020 Rp 60.000 Rp 61.200.000 1330 Rp 60.000 Rp 79.800.000
Sep 1150 Rp 60.000 Rp 69.000.000 2480 Rp 60.000 Rp 148.800.000
1100 Rp 60.000 Rp 66.000.000 1380 Rp 60.000 Rp 82.800.000
Okt 1.200 Rp 60.000 Rp 72.000.000 2.580 Rp 60.000 Rp 154.800.000
1250 Rp 60.000 Rp 75.000.000 1330 Rp 60.000 Rp 79.800.000
Nov 1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000 2330 Rp 60.000 Rp 139.800.000
1300 Rp 60.000 Rp 78.000.000 1030 Rp 60.000 Rp 61.800.000
Des 1.200 Rp 60.000 Rp 72.000.000 2230 Rp 60.000 Rp 133.800.000
1500 Rp 60.000 Rp 90.000.000 730 Rp 60.000 Rp 43.800.000
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

105
Tabel 4.28
CV. Yudistira Kediri
Penilaian Persediaan Barang Jadi Paving Warna (Metode Average)
Periode Tahun 2020
Masuk Keluar Saldo
Bulan
Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah
Saldo
550 Rp75.000 Rp41.250.000 550 Rp75.000 Rp41.250.000
Awal
Jan 500 Rp75.000 Rp37.500.000 1.050 Rp75.000 Rp78.750.000
500 Rp75.000 Rp37.500.000 550 Rp75.000 Rp41.250.000
Feb 510 Rp75.000 Rp38.250.000 1.060 Rp75.000 Rp79.500.000
545 Rp75.000 Rp40.875.000 515 Rp75.000 Rp38.625.000
Mar 550 Rp75.000 Rp41.250.000 1.065 Rp75.000 Rp79.875.000
580 Rp75.000 Rp43.500.000 485 Rp75.000 Rp36.375.000
Apr 560 Rp75.000 Rp42.000.000 1.045 Rp75.000 Rp78.375.000
600 Rp75.000 Rp45.000.000 445 Rp75.000 Rp33.375.000
Mei 565 Rp75.000 Rp42.375.000 1.010 Rp75.000 Rp75.750.000
610 Rp75.000 Rp45.750.000 400 Rp75.000 Rp30.000.000
Juni 575 Rp75.000 Rp43.125.000 975 Rp75.000 Rp73.125.000
625 Rp75.000 Rp46.875.000 350 Rp75.000 Rp26.250.000
Juli 580 Rp75.000 Rp43.500.000 930 Rp75.000 Rp69.750.000
632 Rp75.000 Rp47.400.000 298 Rp75.000 Rp22.350.000
Agust 595 Rp75.000 Rp44.625.000 893 Rp75.000 Rp66.975.000

106
Lanjutan Tabel 4.28

Masuk Keluar Saldo


Bulan
Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah
640 Rp75.000 Rp48.000.000 253 Rp75.000 Rp18.975.000
Sep 620 Rp75.000 Rp46.500.000 873 Rp75.000 Rp65.475.000
645 Rp75.000 Rp48.375.000 228 Rp75.000 Rp17.100.000
Okt 632 Rp75.000 Rp47.400.000 860 Rp75.000 Rp64.500.000
655 Rp75.000 Rp49.125.000 205 Rp75.000 Rp15.375.000
Nov 650 Rp75.000 Rp48.750.000 855 Rp75.000 Rp64.125.000
660 Rp75.000 Rp49.500.000 195 Rp75.000 Rp14.625.000
Des 670 Rp75.000 Rp50.250.000 865 Rp75.000 Rp64.875.000
680 Rp75.000 Rp51.000.000 185 Rp75.000 Rp13.875.000
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

4.2.2 Menyajikan Persediaan dalam Neraca dan Laporan Laba Rugi

1. Penyajian Persediaan dalam Neraca dan Laporan Laba Rugi Berdasarkan Sistem Periodik dengan menggunakan

Metode FIFO dan Average :

107
Tabel 4.29
CV. Yudistira Kediri
Neraca (Metode FIFO)
Periode Tahun 2020
ASET Kewajiban
Aset Lancar Kewajiban Jangka Pendek
Kas Rp 370.500.000 Utang Usaha Rp 35.167.050
Piutang Usaha Rp 54.733.500
Persediaan Bahan Baku Paving Polos Rp 5.234.250 Kewajiban Jangka Panjang
Persediaan Bahan Baku Paving Warna Rp 10.288.400 Utang Bank Rp 49.750.000
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 8.480.000
Persediaan Barang Jadi Paving Polos Rp 43.800.000 Total Kewajiban Rp 84.917.050
Persediaan Barang Jadi Paving Warna Rp 13.875.000
Perlengkapan Rp 15.400.000
Total Aset Lancar Rp 522.311.150 Modal
Aset Tetap Modal Rp 918.664.100
Tanah Rp 250.000.000
Gedung Rp 120.000.000
Akumulasi Penyusutan Gedung (Rp 2.700.000)
Mesin Rp 90.720.000
Akumulasi Penyusutan Mesin (Rp 1.650.000)
Peralatan Rp 45.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan (Rp 1.250.000)
Kendaraan Rp 32.650.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan (Rp 1.750.000)
Total Aset Tetap Rp 531.020.000
Total Aset Rp 1.053.331.150 Total Kewajiban & Modal Rp 1.053.331.150
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

108
Tabel 4.30
CV. Yudistira Kediri
Neraca (Metode Average)
Periode Tahun 2020
ASET Kewajiban
Aset Lancar Kewajiban Jangka Pendek
Kas Rp 370.500.000 Utang Usaha Rp 35.167.050
Piutang Usaha Rp 54.733.500
Persediaan Bahan Baku Paving Polos Rp 6.750.643 Kewajiban Jangka Panjang
Persediaan Bahan Baku Paving Warna Rp 10.129.703 Utang Bank Rp 49.750.000
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 8.480.000
Persediaan Barang Jadi Paving Polos Rp 43.800.000 Total Kewajiban Rp 84.917.050
Persediaan Barang Jadi Paving Warna Rp 13.875.000
Perlengkapan Rp 15.400.000
Total Aset Lancar Rp 523.668.846
Aset Tetap Modal
Tanah Rp 250.000.000 Modal Rp 884.854.746
Gedung Rp 120.000.000
Akumulasi Penyusutan Gedung -Rp 2.700.000
Mesin Rp 90.720.000
Akumulasi Penyusutan Mesin -Rp 1.650.000
Peralatan Rp 45.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan -Rp 1.250.000
Kendaraan Rp 32.650.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan -Rp 1.750.000
Total Aset Tetap Rp 531.020.000
Total Aset Rp 1.054.688.846 Total Kewajiban & Modal Rp 1.054.688.846
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

109
Berikut ini penyajian persediaan dalam laporan laba rugi pada CV. Yudistira Kediri berdasarkan sistem periodik dengan

menggunakan metode FIFO dan metode Average yang disajikan pada tabel 4.31 dan 4.32 :

Tabel 4.31
CV. Yudistira Kediri
Laporan Laba Rugi (Metode FIFO)
Periode Tahun 2020

Pendapatan Penjualan :
Penjualan Paving Polos Rp 706.200.000
Penjualan Paving Warna Rp 552.900.000
Total Pendapatan Penjualan Rp 1.259.100.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan Brg Jadi 1 Jan 2020 :
Paving Polos Rp 36.000.000
Paving Warna Rp 41.250.000 Rp 77.250.000
Harga Pokok Produksi :
Persediaan brg dlm proses,1 Jan 2020 Rp 8.638.300
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku :
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020
Paving Polos Rp 9.324.000
Paving Warna Rp 13.404.000
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020 Rp 22.728.000
Pembelian bahan baku Rp 317.342.750
Total bahan baku tersedia digunakan Rp 340.070.750

110
Lanjutan Tabel 4.31
Persediaan bahan baku, 31 Des 2020 (Rp 15.522.650)
Bahan baku yang dipakai Rp 324.548.100
Biaya tenaga kerja langsung Rp 297.600.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 81.474.400
Total biaya produksi Rp 703.622.500
Persediaan brg dlm proses tersedia Rp 712.260.800
Dikurangi :
Persediaan brg dlm proses,31 Des 2020 (Rp 8.480.000)
Harga Pokok Produksi Rp 703.780.800
Barang tersedia untuk dijual Rp 781.030.800
Persediaan barang jadi, 31 Des 2020
Paving Polos Rp 43.800.000
Paving Warna Rp 13.875.000 (Rp 57.675.000)
Harga pokok penjualan Rp 723.355.800
Laba Kotor Rp 535.744.200
Beban operasi :
Beban administrasi & umum Rp 6.963.300
Beban penjualan Rp 7.171.600 (Rp 14.134.900)
Laba bersih operasi Rp 521.609.300
Pendapatan lain-lain Rp 7.050.000
Laba bersih Rp 528.659.300
Sumber: Data Dioalah Peneliti, 2021

111
Tabel 4.32
CV. Yudistira Kediri
Laporan Laba Rugi (Metode Average)
Periode Tahun 2020

Pendapatan Penjualan :
Penjualan Paving Polos Rp 706.200.000
Penjualan Paving Warna Rp 552.900.000
Total Pendapatan Penjualan Rp 1.259.100.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan Brg Jadi 1 Jan 2020 :
Paving Polos Rp 36.000.000
Paving Warna Rp 41.250.000 Rp 77.250.000
Harga Pokok Produksi :
Persediaan brg dlm proses,1 Jan 2020 Rp 8.638.300
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku :
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020
Paving Polos Rp 9.324.000
Paving Warna Rp 13.404.000
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020 Rp 22.728.000
Pembelian bahan baku Rp 317.342.750
Total bahan baku tersedia digunakan Rp 340.070.750
Persediaan bahan baku, 31 Des 2020
Paving Polos Rp 6.750.643
Paving Warna Rp 10.129.703
Persediaan bahan baku, 31 Des 2020 -Rp 16.880.346

112
Lanjutan Tabel 4.32
Bahan baku yang dipakai Rp 323.190.404
Biaya tenaga kerja langsung Rp 297.600.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 81.474.400
Total biaya produksi Rp 702.264.804
Persediaan brg dlm proses tersedia Rp 710.903.104
Dikurangi :
Persediaan brg dlm proses,31 Des 2020 -Rp 8.480.000
Harga Pokok Produksi Rp 702.423.104
Barang jadi tersedia untuk dijual Rp 779.673.104
Persediaan barang jadi, 31 Des 2020
Paving Polos Rp 43.800.000
Paving Warna Rp 13.875.000 -Rp 57.675.000
Harga pokok penjualan Rp 721.998.104
Laba Kotor Rp 537.101.896
Beban operasi :
Beban administrasi & umum Rp 6.963.300
Beban penjualan Rp 7.171.600 -Rp 14.134.900
Laba bersih operasi Rp 522.966.996
Pendapatan lain-lain Rp 7.050.000
Laba bersih Rp 530.016.996
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

2. Penyajian Persediaan dalam Neraca dan Laporan Laba Rugi Berdasarkan Sistem Perpetual dengan menggunakan
Metode FIFO dan Average

113
Tabel 4.33
CV. Yudistira Kediri
Neraca (Metode FIFO)
Periode Tahun 2020
ASET Kewajiban
Aset Lancar Kewajiban Jangka Pendek
Kas Rp 370.500.000 Utang Usaha Rp 35.167.050
Piutang Usaha Rp 54.733.500
Persediaan Bahan Baku Paving Polos Rp 5.234.250 Kewajiban Jangka Panjang
Persediaan Bahan Baku Paving Warna Rp 10.288.400 Utang Bank Rp 49.750.000
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 8.480.000
Persediaan Barang Jadi Paving Polos Rp 43.800.000 Total Kewajiban Rp 84.917.050
Persediaan Barang Jadi Paving Warna Rp 13.875.000
Perlengkapan Rp 15.400.000
Total Aset Lancar Rp 522.311.150 Modal
Aset Tetap Modal Rp 918.664.100
Tanah Rp 250.000.000
Gedung Rp 120.000.000
Akumulasi Penyusutan Gedung (Rp 2.700.000)
Mesin Rp 90.720.000
Akumulasi Penyusutan Mesin (Rp 1.650.000)
Peralatan Rp 45.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan (Rp 1.250.000)
Kendaraan Rp 32.650.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan (Rp 1.750.000)
Total Aset Tetap Rp 531.020.000
Total Aset Rp 1.053.331.150 Total Kewajiban & Modal Rp 1.053.331.150
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

114
Tabel 4.34
CV. Yudistira Kediri
Neraca (Metode Average)
Periode Tahun 2020
ASET Kewajiban
Aset Lancar Kewajiban Jangka Pendek
Kas Rp 370.500.000 Utang Usaha Rp 35.167.050
Piutang Usaha Rp 54.733.500
Persediaan Bahan Baku Paving Polos Rp 5.209.470 Kewajiban Jangka Panjang
Persediaan Bahan Baku Paving Warna Rp 10.274.872 Utang Bank Rp 49.750.000
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 8.480.000
Persediaan Barang Jadi Paving Polos Rp 43.800.000 Total Kewajiban Rp 84.917.050
Persediaan Barang Jadi Paving Warna Rp 13.875.000
Perlengkapan Rp 15.400.000
Total Aset Lancar Rp 522.272.842 Modal
Aset Tetap Modal Rp 883.458.742
Tanah Rp 250.000.000
Gedung Rp 120.000.000
Akumulasi Penyusutan Gedung (Rp 2.700.000)
Mesin Rp 90.720.000
Akumulasi Penyusutan Mesin (Rp 1.650.000)
Peralatan Rp 45.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan (Rp 1.250.000)
Kendaraan Rp 32.650.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan (Rp 1.750.000)
Total Aset Tetap Rp 531.020.000
Total Aset Rp 1.053.292.842 Total Kewajiban & Modal Rp 1.053.292.842
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

115
Berikut ini penyajian persediaan dalam laporan laba rugi pada CV. Yudistira Kediri berdasarkan sistem perpetual dengan

menggunakan metode FIFO dan metode Average yang disajikan pada tabel 4.35 dan 4.36 :

Tabel 4.35
CV. Yudistira Kediri
Laporan Laba Rugi (Metode FIFO)
Periode Tahun 2020
Pendapatan Penjualan :
Penjualan Paving Polos Rp 706.200.000
Penjualan Paving Warna Rp 552.900.000
Total Pendapatan Penjualan Rp 1.259.100.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan Brg Jadi 1 Jan 2020 :
Paving Polos Rp 36.000.000
Paving Warna Rp 41.250.000 Rp 77.250.000
Harga Pokok Produksi :
Persediaan brg dlm proses,1 Jan 2020 Rp 8.638.300
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku :
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020
Paving Polos Rp 9.324.000
Paving Warna Rp 13.404.000
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020 Rp 22.728.000
Pembelian bahan baku Rp 317.342.750
Total bahan baku tersedia digunakan Rp 340.070.750

116
Lanjutan Tabel 4.35

Persediaan bahan baku, 31 Des 2020 (Rp 15.522.650)


Bahan baku yang dipakai Rp 324.548.100
Biaya tenaga kerja langsung Rp 297.600.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 81.474.400
Total biaya produksi Rp 703.622.500
Persediaan brg dlm proses tersedia Rp 712.260.800
Dikurangi :
Persediaan brg dlm proses,31 Des 2020 (Rp 8.480.000)
Harga Pokok Produksi Rp 703.780.800
Barang tersedia untuk dijual Rp 781.030.800
Persediaan barang jadi, 31 Des 2020
Paving Polos Rp 43.800.000
Paving Warna Rp 13.875.000 (Rp 57.675.000)
Harga pokok penjualan Rp 723.355.800
Laba Kotor Rp 535.744.200
Beban operasi :
Beban administrasi & umum Rp 6.963.300
Beban penjualan Rp 7.171.600 (Rp 14.134.900)
Laba bersih operasi Rp 521.609.300
Pendapatan lain-lain Rp 7.050.000
Laba bersih Rp 528.659.300
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

117
Tabel 4.36
CV. Yudistira Kediri
Laporan Laba Rugi (Metode Average)
Periode Tahun 2020

Pendapatan Penjualan :
Penjualan Paving Polos Rp 706.200.000
Penjualan Paving Warna Rp 552.900.000
Total Pendapatan Penjualan Rp 1.259.100.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan Brg Jadi 1 Jan 2020 :
Paving Polos Rp 36.000.000
Paving Warna Rp 41.250.000 Rp 77.250.000
Harga Pokok Produksi :
Persediaan brg dlm proses,1 Jan 2020 Rp 8.638.300
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku :
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020
Paving Polos Rp 9.324.000
Paving Warna Rp 13.404.000
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020 Rp 22.728.000
Pembelian bahan baku Rp 317.342.750
Total bahan baku tersedia digunakan Rp 340.070.750
Persediaan bahan baku, 31 Des 2020
Paving Polos Rp 5.209.470
Paving Warna Rp 10.274.872
Persediaan bahan baku, 31 Des 2020 (Rp 15.484.342)

118
Lanjutan Tabel 4.36

Bahan baku yang dipakai Rp 324.586.408


Biaya tenaga kerja langsung Rp 297.600.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 81.474.400
Total biaya produksi Rp 703.660.808
Persediaan brg dlm proses tersedia Rp 712.299.108
Dikurangi :
Persediaan brg dlm proses,31 Des 2020 (Rp 8.480.000)
Harga Pokok Produksi Rp 703.819.108
Barang jadi tersedia untuk dijual Rp 781.069.108
Persediaan barang jadi, 31 Des 2020
Paving Polos Rp 43.800.000
Paving Warna Rp 13.875.000 (Rp 57.675.000)
Harga pokok penjualan Rp 723.394.108
Laba Kotor Rp 535.705.892
Beban operasi :
Beban administrasi & umum Rp 6.963.300
Beban penjualan Rp 7.171.600 (Rp 14.134.900)
Laba bersih operasi Rp 521.570.992
Pendapatan lain-lain Rp 7.050.000
Laba bersih Rp 528.620.992
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

119
120

4.2.3 Mengukur Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan

SAK ETAP

Mengukur kewajaran penyajian laporan keuangan dengan menggunakan

salah satu indikator kewajaran dalam SAK ETAP yaitu tidak terdapat salah saji

material dengan membandingkan laporan keuangan perusahaan dengan laporan

keuangan peneliti berdasarkan SAK ETAP berdasarkan sistem periodik dan

sistem perpetual dengan menggunakan metode FIFO dan rata-rata (Average),

untuk mengetahui besarnya salah saji material akibat kesalahan pencatatan

persediaan.

1. Perbandingan penyajian neraca menurut perusahaan berdasarkan sistem

periodik. Adapun perhitungannya terdapat pada tabel 4.37 dan 4.38 adalah

sebagai berikut :

2. Perbandingan penyajian neraca menurut perusahaaan berdasarkan sistem

perpetual. Adapun perhitungannya terdapat pada tabel 4.39 dan 4.40 adalah

sebagai berikut :
Tabel 4.37
Perbandingan Penyajian Persediaan Neraca Perusahaan
Berdasarkan Sistem Periodik dengan Metode FIFO
Periode Tahun 2020
Perusahaan Metode FIFO Selisih Saji
Aset Lancar
Kas Rp 370.500.000 Rp 370.500.000
Piutang Usaha Rp 54.733.500 Rp 54.733.500
Persediaan Bahan Baku Paving Polos Rp 4.979.250 Rp 5.234.250 Rp 255.000
Persediaan Bahan Baku Paving Warna Rp 10.056.000 Rp 10.288.400 Rp 232.400
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 8.480.000 Rp 8.480.000
Persediaan Barang Jadi Paving Polos Rp 43.500.000 Rp 43.800.000 Rp 300.000
Persediaan Barang Jadi Paving Warna Rp 13.875.000 Rp 13.875.000
Perlengkapan Rp 15.400.000 Rp 15.400.000
Total Aset Lancar Rp 521.523.750 Rp 522.311.150 Rp 787.400
Aset Tetap
Tanah Rp 250.000.000 Rp 250.000.000
Gedung Rp 120.000.000 Rp 120.000.000
Akumulasi Penyusutan Gedung -Rp 2.700.000 -Rp 2.700.000
Mesin Rp 90.720.000 Rp 90.720.000
Akumulasi Penyusutan Mesin -Rp 1.650.000 -Rp 1.650.000
Peralatan Rp 45.000.000 Rp 45.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan -Rp 1.250.000 -Rp 1.250.000
Kendaraan Rp 32.650.000 Rp 32.650.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan -Rp 1.750.000 -Rp 1.750.000
Total Aset Tetap Rp 531.020.000 Rp 531.020.000
Total Aset Rp 1.052.543.750 Rp 1.053.331.150 Rp 787.400
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

121
Tabel 4.38
Perbandingan Penyajian Persediaan Neraca Perusahaan
Berdasarkan Sistem Periodik dengan Metode Average
Periode Tahun 2020
Perusahaan Metode Average Selisih Saji
Aset Lancar
Kas Rp 370.500.000 Rp 370.500.000
Piutang Usaha Rp 54.733.500 Rp 54.733.500
Persediaan Bahan Baku Paving Polos Rp 4.979.250 Rp 6.750.643 Rp 1.771.393
Persediaan Bahan Baku Paving Warna Rp 10.056.000 Rp 10.129.703 Rp 73.703
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 8.480.000 Rp 8.480.000
Persediaan Barang Jadi Paving Polos Rp 43.500.000 Rp 43.800.000 Rp 300.000
Persediaan Barang Jadi Paving Warna Rp 13.875.000 Rp 13.875.000
Perlengkapan Rp 15.400.000 Rp 15.400.000
Total Aset Lancar Rp 521.523.750 Rp 523.668.846 Rp 2.145.096
Aset Tetap
Tanah Rp 250.000.000 Rp 250.000.000
Gedung Rp 120.000.000 Rp 120.000.000
Akumulasi Penyusutan Gedung -Rp 2.700.000 -Rp 2.700.000
Mesin Rp 90.720.000 Rp 90.720.000
Akumulasi Penyusutan Mesin -Rp 1.650.000 -Rp 1.650.000
Peralatan Rp 45.000.000 Rp 45.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan -Rp 1.250.000 -Rp 1.250.000
Kendaraan Rp 32.650.000 Rp 32.650.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan -Rp 1.750.000 -Rp 1.750.000
Total Aset Tetap Rp 531.020.000 Rp 531.020.000
Total Aset Rp 1.052.543.750 Rp 1.054.688.846 Rp 2.145.096
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

122
Tabel 4.39
Perbandingan Penyajian Persediaan Neraca Perusahaan
Berdasarkan Sistem Perpetual dengan Metode FIFO
Periode Tahun 2020
Perusahaan Metode FIFO Selisih Saji
Aset Lancar
Kas Rp 370.500.000 Rp 370.500.000
Piutang Usaha Rp 54.733.500 Rp 54.733.500
Persediaan Bahan Baku Paving Polos Rp 4.979.250 Rp 5.234.250 Rp 255.000
Persediaan Bahan Baku Paving Warna Rp 10.056.000 Rp 10.288.400 Rp 232.400
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 8.480.000 Rp 8.480.000
Persediaan Barang Jadi Paving Polos Rp 43.500.000 Rp 43.800.000 Rp 300.000
Persediaan Barang Jadi Paving Warna Rp 13.875.000 Rp 13.875.000
Perlengkapan Rp 15.400.000 Rp 15.400.000
Total Aset Lancar Rp 521.523.750 Rp 522.311.150 Rp 787.400
Aset Tetap
Tanah Rp 250.000.000 Rp 250.000.000
Gedung Rp 120.000.000 Rp 120.000.000
Akumulasi Penyusutan Gedung -Rp 2.700.000 -Rp 2.700.000
Mesin Rp 90.720.000 Rp 90.720.000
Akumulasi Penyusutan Mesin -Rp 1.650.000 -Rp 1.650.000
Peralatan Rp 45.000.000 Rp 45.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan -Rp 1.250.000 -Rp 1.250.000
Kendaraan Rp 32.650.000 Rp 32.650.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan -Rp 1.750.000 -Rp 1.750.000
Total Aset Tetap Rp 531.020.000 Rp 531.020.000
Total Aset Rp 1.052.543.750 Rp 1.053.331.150 Rp 787.400
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

123
Tabel 4.40
Perbandingan Penyajian Persediaan pada Neraca Perusahaan
Berdasarkan Sistem Perpetual dengan Metode Average
Periode Tahun 2020
Perusahaan Metode Average Selisih Saji
Aset Lancar
Kas Rp 370.500.000 Rp 370.500.000
Piutang Usaha Rp 54.733.500 Rp 54.733.500
Persediaan Bahan Baku Paving Polos Rp 4.979.250 Rp 5.209.470 Rp 230.220
Persediaan Bahan Baku Paving Warna Rp 10.056.000 Rp 10.274.872 Rp 218.872
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 8.480.000 Rp 8.480.000
Persediaan Barang Jadi Paving Polos Rp 43.500.000 Rp 43.800.000 Rp 300.000
Persediaan Barang Jadi Paving Warna Rp 13.875.000 Rp 13.875.000
Perlengkapan Rp 15.400.000 Rp 15.400.000
Total Aset Lancar Rp 521.523.750 Rp 522.272.842 Rp 749.092
Aset Tetap
Tanah Rp 250.000.000 Rp 250.000.000
Gedung Rp 120.000.000 Rp 120.000.000
Akumulasi Penyusutan Gedung -Rp 2.700.000 -Rp 2.700.000
Mesin Rp 90.720.000 Rp 90.720.000
Akumulasi Penyusutan Mesin -Rp 1.650.000 -Rp 1.650.000
Peralatan Rp 45.000.000 Rp 45.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan -Rp 1.250.000 -Rp 1.250.000
Kendaraan Rp 32.650.000 Rp 32.650.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan -Rp 1.750.000 -Rp 1.750.000
Total Aset Tetap Rp 531.020.000 Rp 531.020.000
Total Aset Rp 1.052.543.750 Rp 1.053.292.842 Rp 749.092
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

124
Tabel 4.41
Perbandingan Penyajian Persediaan pada Laporan Laba Rugi Perusahaan
Berdasarkan Sistem Periodik dengan Metode FIFO
Periode Tahun 2020

Perusahaan Metode FIFO Selisih Saji


Pendapatan Penjualan :
Penjualan Paving Polos Rp 706.200.000 Rp 706.200.000
Penjualan Paving Warna Rp 552.900.000 Rp 552.900.000
Total Pendapatan Penjualan Rp 1.259.100.000 Rp 1.259.100.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan Brg Jadi 1 Jan 2020 : Rp 77.250.000 Rp 77.250.000
Harga Pokok Produksi :
Persediaan brg dlm proses,1 Jan 2020 Rp 8.638.300 Rp 8.638.300
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku :
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020 Rp 22.728.000 Rp 22.728.000
Pembelian bahan baku Rp 317.342.750 Rp 317.342.750
Total bahan baku tersedia digunakan Rp 340.070.750 Rp 340.070.750
Persediaan bahan baku, 31 Des 2020 -Rp 15.035.250 -Rp 15.522.650 Rp 487.400
Bahan baku yang dipakai Rp 325.035.500 Rp 324.548.100 Rp 487.400
Biaya tenaga kerja langsung Rp 297.600.000 Rp 297.600.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 81.474.400 Rp 81.474.400
Total biaya produksi Rp 704.109.900 Rp 703.622.500 Rp 487.400
Persediaan brg dlm proses tersedia Rp 712.748.200 Rp 712.260.800

125
Lanjutan Tabel 4.41

Perusahaan Metode FIFO Selisih Saji


Dikurangi :
Persediaan brg dlm proses,31 Des 2020 -Rp 8.480.000 -Rp 8.480.000
Harga Pokok Produksi Rp 704.268.200 Rp 703.780.800 Rp 487.400
Barang jadi tersedia untuk dijual Rp 781.518.200 Rp 781.030.800 Rp 487.400
Persediaan barang jadi, 31 Des 2020 -Rp 57.375.000 -Rp 57.675.000 Rp 300.000
Harga pokok penjualan Rp 724.143.200 Rp 723.355.800 Rp 787.400
Laba Kotor Rp 534.956.800 Rp 535.744.200 Rp 787.400
Beban operasi :
Beban administrasi & umum Rp 6.963.300 Rp 6.963.300
Beban penjualan Rp 7.171.600 Rp 7.171.600
Laba bersih operasi Rp 520.821.900 Rp 521.609.300 Rp 787.400
Pendapatan lain-lain Rp 7.050.000 Rp 7.050.000
Laba bersih Rp 527.871.900 Rp 528.659.300 Rp 787.400
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

126
Tabel 4.42
Perbandingan Penyajian Persediaan pada Laporan Laba Rugi Perusahaan
Berdasarkan Sistem Periodik dengan Metode Average
Periode Tahun 2020

Perusahaan Metode average Selisih Saji


Pendapatan Penjualan :
Penjualan Paving Polos Rp 706.200.000 Rp 706.200.000
Penjualan Paving Warna Rp 552.900.000 Rp 552.900.000
Total Pendapatan Penjualan Rp 1.259.100.000 Rp 1.259.100.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan Brg Jadi 1 Jan 2020 : Rp 77.250.000 Rp 77.250.000
Harga Pokok Produksi :
Persediaan brg dlm proses,1 Jan 2020 Rp 8.638.300 Rp 8.638.300
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku :
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020 Rp 22.728.000 Rp 22.728.000
Pembelian bahan baku Rp 317.342.750 Rp 317.342.750
Total bahan baku tersedia digunakan Rp 340.070.750 Rp 340.070.750
Persediaan bahan baku, 31 Des 2020 -Rp 15.035.250 -Rp 16.880.346 Rp 1.845.096
Bahan baku yang dipakai Rp 325.035.500 Rp 323.190.404 Rp 1.845.096
Biaya tenaga kerja langsung Rp 297.600.000 Rp 297.600.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 81.474.400 Rp 81.474.400
Total biaya produksi Rp 704.109.900 Rp 702.264.804 Rp 1.845.096
Persediaan brg dlm proses tersedia Rp 712.748.200 Rp 710.903.104 Rp 1.845.096

127
Lanjutan 4.42
Dikurangi :
Persediaan brg dlm proses,31 Des 2020 -Rp 8.480.000 -Rp 8.480.000
Harga Pokok Produksi Rp 704.268.200 Rp 702.423.104 Rp 1.845.096
Barang jadi tersedia untuk dijual Rp 781.518.200 Rp 779.673.104 Rp 1.845.096
Persediaan barang jadi, 31 Des 2020 -Rp 57.375.000 -Rp 57.675.000 Rp 300.000
Harga pokok penjualan Rp 724.143.200 Rp 721.998.104 Rp 2.145.096
Laba Kotor Rp 534.956.800 Rp 537.101.896 Rp 2.145.096
Beban operasi :
Beban administrasi & umum Rp 6.963.300 Rp 6.963.300
Beban penjualan Rp 7.171.600 Rp 7.171.600
Laba bersih operasi Rp 520.821.900 Rp 522.966.996 Rp 2.145.096
Pendapatan lain-lain Rp 7.050.000 Rp 7.050.000
Laba bersih Rp 527.871.900 Rp 530.016.996 Rp 2.145.096
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021

128
Tabel 4.43
Perbandingan Penyajian Persediaan pada Laporan Laba Rugi Perusahaan
Berdasarkan Sistem Perpetual dengan Metode FIFO
Periode Tahun 2020

Perusahaan Metode FIFO Selisih Saji


Pendapatan Penjualan :
Penjualan Paving Polos Rp 706.200.000 Rp 706.200.000
Penjualan Paving Warna Rp 552.900.000 Rp 552.900.000
Total Pendapatan Penjualan Rp 1.259.100.000 Rp 1.259.100.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan Brg Jadi 1 Jan 2020 : Rp 77.250.000 Rp 77.250.000
Harga Pokok Produksi :
Persediaan brg dlm proses,1 Jan 2020 Rp 8.638.300 Rp 8.638.300
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku :
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020 Rp 22.728.000 Rp 22.728.000
Pembelian bahan baku Rp 317.342.750 Rp 317.342.750
Total bahan baku tersedia digunakan Rp 340.070.750 Rp 340.070.750
Persediaan bahan baku, 31 Des 2020 -Rp 15.035.250 -Rp 15.522.650 Rp 487.400
Bahan baku yang dipakai Rp 325.035.500 Rp 324.548.100 Rp 487.400
Biaya tenaga kerja langsung Rp 297.600.000 Rp 297.600.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 81.474.400 Rp 81.474.400
Total biaya produksi Rp 704.109.900 Rp 703.622.500 Rp 487.400
Persediaan brg dlm proses tersedia Rp 712.748.200 Rp 712.260.800

129
Lanjutan Tabel 4.43

Perusahaan Metode FIFO Selisih Saji


Dikurangi :
Persediaan brg dlm proses,31 Des 2020 -Rp 8.480.000 -Rp 8.480.000
Harga Pokok Produksi Rp 704.268.200 Rp 703.780.800 Rp 487.400
Barang jadi tersedia untuk dijual Rp 781.518.200 Rp 781.030.800 Rp 487.400
Persediaan barang jadi, 31 Des 2020 -Rp 57.375.000 -Rp 57.675.000 Rp 300.000
Harga pokok penjualan Rp 724.143.200 Rp 723.355.800 Rp 787.400
Laba Kotor Rp 534.956.800 Rp 535.744.200 Rp 787.400
Beban operasi :
Beban administrasi & umum Rp 6.963.300 Rp 6.963.300
Beban penjualan Rp 7.171.600 Rp 7.171.600
Laba bersih operasi Rp 520.821.900 Rp 521.609.300 Rp 787.400
Pendapatan lain-lain Rp 7.050.000 Rp 7.050.000
Laba bersih Rp 527.871.900 Rp 528.659.300 Rp 787.400
Sumber : Data diolah Peneliti, 2021

130
Tabel 4.44
Perbandingan Penyajian Persediaan pada Laporan Laba Rugi Perusahaan
Berdasarkan Sistem Perpetual dengan Metode Average
Periode Tahun 2020

Perusahaan Metode average Selisih Saji


Pendapatan Penjualan :
Penjualan Paving Polos Rp 706.200.000 Rp 706.200.000
Penjualan Paving Warna Rp 552.900.000 Rp 552.900.000
Total Pendapatan Penjualan Rp 1.259.100.000 Rp 1.259.100.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan Brg Jadi 1 Jan 2020 : Rp 77.250.000 Rp 77.250.000
Harga Pokok Produksi :
Persediaan brg dlm proses,1 Jan 2020 Rp 8.638.300 Rp 8.638.300
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku :
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020 Rp 22.728.000 Rp 22.728.000
Pembelian bahan baku Rp 317.342.750 Rp 317.342.750
Total bahan baku tersedia digunakan Rp 340.070.750 Rp 340.070.750
Persediaan bahan baku, 31 Des 2020 -Rp 15.035.250 -Rp 15.484.342 Rp 449.092
Bahan baku yang dipakai Rp 325.035.500 Rp 324.586.408 Rp 449.092
Biaya tenaga kerja langsung Rp 297.600.000 Rp 297.600.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 81.474.400 Rp 81.474.400
Total biaya produksi Rp 704.109.900 Rp 703.660.808 Rp 449.092
Persediaan brg dlm proses tersedia Rp 712.748.200 Rp 712.299.108 Rp 449.092

131
Lanjutan Tabel 4.44

Perusahaan Metode average Selisih Saji


Dikurangi :
Persediaan brg dlm proses,31 Des 2020 -Rp 8.480.000 -Rp 8.480.000
Harga Pokok Produksi Rp 704.268.200 Rp 703.819.108 Rp 449.092
Barang jadi tersedia untuk dijual Rp 781.518.200 Rp 781.069.108 Rp 449.092
Persediaan barang jadi, 31 Des 2020 -Rp 57.375.000 -Rp 57.675.000 Rp 300.000
Harga pokok penjualan Rp 724.143.200 Rp 723.394.108 Rp 749.092
Laba Kotor Rp 534.956.800 Rp 535.705.892 Rp 749.092
Beban operasi :
Beban administrasi & umum Rp 6.963.300 Rp 6.963.300
Beban penjualan Rp 7.171.600 Rp 7.171.600
Laba bersih operasi Rp 520.821.900 Rp 521.570.992 Rp 749.092
Pendapatan lain-lain Rp 7.050.000 Rp 7.050.000
Laba bersih Rp 527.871.900 Rp 528.620.992 Rp 749.092
Sumber : Data diolah Peneliti, 2021

132
133

4.2.4 Menganalisis Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan

Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dianalisis bahwa Perusahaan

Paving CV.Yudistira Kediri belum menerapkan perhitungan yang sesuai dengan

SAK ETAP sehingga terdapat selisih saji yang cukup material. Hal ini

dikarenakan perusahaan belum menerapkan perhitungan dengan metode FIFO

maupun average dalam menilai persediaan akhirnya, sehingga laba yang

dihasilkan oleh perusahaan lebih rendah dibandingkan dengan kedua metode

tersebut. Perhitungan persediaan berdasarkan sistem periodik metode FIFO,

terdapat selisih nilai persediaan akhir bahan baku paving polos dan paving warna

dengan perusahaan yaitu sebesar Rp 487.400,- sedangkan nilai persediaan barang

jadi akhir dengan perusahaan sebesar Rp. 300.000,-. Perhitungan persediaan

berdasarkan sistem periodik metode Average , terdapat selisih nilai persediaan

akhir bahan baku paving polos dan paving warna dengan perusahaan yaitu sebesar

Rp. 1.845.096,- sedangkan nilai persediaan barang jadi akhir dengan perusahaan

sebesar Rp. 300.000,-. Perhitungan persediaan berdasarkan sistem perpetual

metode FIFO, terdapat selisih nilai persediaan akhir bahan baku paving polos dan

paving warna dengan perusahaan yaitu sebesar Rp 487.400,- sedangkan nilai

persediaan barang jadi akhir dengan perusahaan sebesar Rp. 300.000,-.

Perhitungan persediaan berdasarkan sistem perpetual metode Average , terdapat

selisih nilai persediaan akhir bahan baku paving polos dan paving warna dengan

perusahaan yaitu sebesar Rp.449.092 ,- sedangkan nilai persediaan barang jadi

akhir dengan perusahaan sebesar Rp. 300.000,-.


134

Hasil Perhitungan nilai persediaan akhir mempengaruhi perolehan laba

yang dihasilkan oleh perusahaan. Laba yang dihasilkan dengan sistem periodik

metode FIFO sebesar Rp. 528.659.300,- sehingga menimbulkan selisih saji

sebesar Rp 787.400,- sedangkan laba yang dihasilkan dengan sistem periodik

menggunakan metode average sebesar Rp. 530.016.996,- sehingga menimbulkan

selisih saji sebesar Rp 2.145.096,-. Perhitungan persediaan berdasarkan sistem

perpetual, laba yang dihasilkan dengan metode FIFO Rp. 528.659.300,- sehingga

menimbulkan selisih saji Rp 787.400,- sedangkan laba yang dihasilkan dengan

metode average Rp 528.620.992,- sehingga menimbulkan selisih Rp 749.092.

Dengan demikian perusahaan harus menerapkan perhitungan yang sesuai dengan

SAK ETAP dengan menggunakan salah satu metode tersebut yaitu metode FIFO

maupun Average. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut perusahaan lebih baik

menilai persediaan yang dimiliki dengan berdasarkan sistem perpetual karena

setiap terjadi mutasi keluar masuknya barang dapat diketahui setiap saat. Selain

itu penilaian persediaan berdasarkan sistem perpetual dapat meminimalisir

terjadinya kesalahan pencatatan persediaan dimana dari hasil perhitungan tersebut

kesalahan perhitungan berdasarkan sistem perpetual jauh lebih sedikit

dibandingkan dengan sistem periodik sehingga dapat menngkatkan kewajaran

penyajian laporan keuangan.

4.3 Interpretasi

Berdasarkan penilaian persediaan dengan menggunakan metode FIFO

(First in First Out) dan metode average maka dapat dilihat bahwa jumlah Harga

Pokok Penjualan (HPP) menunjukkan perbedaan. Metode FIFO merupakan


135

metode penilaian persediaan yang mengasumsikan bahwa barang pertama yang

masuk gudang menjadi barang yang keluar pertama untuk dilanjutkan ke tahap

produksi. Sedangkan metode average merupakan metode yang menggunakan

harga jual rata-rata dalam menilai harga pokok penjualan produk. Hal tersebut,

menyebabkan saldo harga pokok penjualan tiap metode berbeda-beda.

Berdasarkan sistem periodik dengan metode FIFO, jumlah harga pokok penjualan

pada CV. Yudistira Kediri adalah sebesar Rp 723.355.800,-. Sedangkan pada

metode average, jumlah harga pokok penjualan adalah sebesar Rp 721.998.104,- .

Berdasarkan sistem perpetual dengan metode FIFO, jumlah harga pokok

penjualan pada CV. Yudistira Kediri adalah sebesar Rp 723.355.800,-.

Sedangkan pada metode average, jumlah harga pokok penjualan adalah sebesar

Rp 723.394.108,- .

Selain jumlah harga pokok penjualan yang berbeda, jumlah persediaan

akhir juga menunjukkan perbedaan. Perbedaan yang timbul diakibatkan oleh

perbedaan perhitungan setiap metodenya. Pada sistem periodik metode FIFO,

persediaan akhir bahan baku pada CV. Yudistira Kediri untuk persediaan bahan

baku paving polos dengan 105 m2 sebesar Rp 5.234.250,- dan untuk paving warna

dengan 178 m2 sebesar Rp 10.288.400. Sedangkan pada sistem perpetual metode

average, persediaan CV.Yudistira Kediri menunjukkan nilai persediaan bahan

baku untuk paving polos dengan 105 m2 sebesar Rp 6.750.643,- dan untuk paving

warna dengan 178 m2sebesar Rp 10.129.703,-. Pada sistem perpetual metode

FIFO, persediaan akhir bahan baku pada CV. Yudistira Kediri untuk persediaan

bahan baku paving polos dengan 105 m2 sebesar Rp 5.234.250,- dan untuk paving
136

warna dengan 178 m2 sebesar Rp 10.288.400. Sedangkan pada sistem perpetual

metode average, persediaan CV.Yudistira Kediri menunjukkan nilai persediaan

bahan baku untuk paving polos dengan 105 m2 sebesar Rp 5.209.740,- dan untuk

paving warna dengan 178 m2sebesar Rp 10.274.872,-.

Pada sistem periodik maupun perpetual dengan metode FIFO, persediaan

akhir barang jadi CV.Yudistira Kediri menunjukkan nilai persediaan akhir yang

sama yaitu persediaan akhir barang jadi paving polos 730 m2 dengan harga

sebesar Rp 60.000,- sehingga nilai persediaannya sebesar Rp. 43.800.000,-

sedangkan untuk persediaan akhir barang jadi produk paving warna 185 m2

dengan hargasebesar Rp. 75.000,- sehingga nilai persediaannya Rp 13.875.000,-.

Pada sistem periodik maupun perpetual dengan metode Average persediaan akhir

barang jadi menunjukkan nilai yang sama yaitu untuk paving polos menunjukkan

nilai persediaan akhir batang jadi 730 m 2dengan harga sebesar Rp 60.000,-

sehingga nilai persediaannya sebesar Rp. 43.800.000,- maupun produk paving

warna menunjukkan nilai 185 m2 dengan harga sebesar Rp. 75.000,- sehingga

nilai persediaannya sebesar Rp 13.875.000,-. Hal ini dikarenakan harga barang

yang dipakai menggunakan harga jual paving sehingga baik sistem periodik

maupun sistem perpetual dengan metode FIFO maupun Average menunjukkan

nilai yang sama.

Perbedaan harga pokok penjualan dan nilai persediaan akhir setiap

metode dengan perusahaan dapat menimbulkan perbedaan pula terhadap

perhitungan laba perusahaan. Perehitungan perolehan laba berdasarkan sistem

periodik metode FIFO sebesar Rp. 528.659.300,- sehingga menimbulkan selisih


137

saji sebesar Rp 787.400,- sedangkan laba yang dihasilkan dengan sistem periodik

menggunakan metode average sebesar Rp. 530.016.996,- sehingga menimbulkan

selisih saji sebesar Rp 2.145.096,-. Perhitungan perolehan laba berdasarkan sistem

perpetual metode FIFO dengan perusahaan, pada metode FIFO Rp. 528.659.300,-

, sedangkan perolehan laba berdasarkan perhitungan perusahaanRp. 527.871.900,-

sehingga menimbulkan selisih sebesar Rp 787.400- . Perolehan laba pada metode

average dengan perusahaan juga terdapat perbedaan, pada metode average

perolehan laba sebesar Rp. 528.620.992,- sedangkan perolehan laba menurut

perusahaan sebesar Rp. 527.871.900,- sehingga menimbulkan selisih pencatatan

sebesar Rp. 749.092.

Pada neraca total aset berdasarkan perhitungan menurut SAK ETAP

dengan perusahaan juga menunjukkan perbedaan. Neraca berdasarkan sistem

periodik dengan metode FIFO menunjukkan total aset Rp 1.054.688.846,-

sedangkan total aset pada neraca perusahaan sebesar Rp 1.052.543.750,-. sehingga

terdapat selisih sejumlah Rp 2.145.096,-. Neraca berdasarkan sistem perpetual

metode average meunjukkan total aset Rp. 1.053.292.842, sedangkan total aset

pada neraca perusahaan sebesar Rp 1.052.543.750,-. sehingga terdapat selisih

sejumlah Rp. 749.092,- sistem perpetual dengan metode FIFO menunjukkan total

aset Rp 1.053.331.150,- sedangkan total aset pada neraca perusahaan sebesar Rp

1.052.543.750,-. sehingga terdapat selisih sejumlah Rp 787.400,-. Neraca

berdasarkan sistem perpetual metode average meunjukkan total aset adalah

sebesar Rp. 1.053.292.842, sedangkan total aset pada neraca perusahaan sebesar

Rp 1.052.543.750,-. sehingga terdapat selisih sejumlah Rp. 749.092,-.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Penerapan Pencatatan dan

Penilaian Persediaan Barang Menurut SAK ETAP Guna Meningkatkan

Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan”. Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, maka dapat disimpulkan :

1. Pencatatan dan penilaian persediaan pada CV.Yudistira belum sesuai dengan

SAK ETAP, karena masih terdapat selisih kurang catat pada nilai akhir

persediaan baik persediaan bahan baku paving polos maupun paving warna

dan nilai akhir persediaan barang jadi paving polos maupun paving warna

sehingga mempengaruhi total aset dan juga laba kotor yang dihasilkan

perusahaan.

2. Dalam perusahaan terdapat kendala dalam pencatatan dan penilaian

persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi sehingga tidak

mengaplikasikan metode-metode pencatatatan dan penilaian yang dianjurkan

dalam SAK ETAP.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti yang dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan adalah sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan sebaiknya melakukan penilaian dan pencatatan persediaan

dengan menggunakan SAK ETAP berdasarkan sistem perpetual dengan

metode FIFO maupun Average agar dapat menampilkan kewajaran penyajian

138
139

persediaan pada laporan keuangan sehinggal tidak menimbulkan salah saji.

2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

bahan referensi dan pembanding bagi pembaca untuk penelitian-penelitian

selanjutnya dibidang yang sama, seperti menilai seluruh persediaan dalam

perusahaan tidak hanya persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi

saja.
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Syaiful.(2019).PengantarAkuntansi Berdasarkan SAK ETAP DAN IFRS


(Edisi Revisi.Yogyakarta:Andi.

Baridwan, Zaki.(2011). Intermediate Accounting. Yogyakarta:BPFE

Belkaoui, Riahi Ahmed.(2011).Teori Akuntansi (Edisi 5).Jakarta:Salemba Empat

Budianto, Herwin dan Ferriswara, Dian. (2017).Penerapan Metode Pencatatan


dan Penilaian Persediaan Barang Menurut SAK ETAP Pada CV.Tjipto
Putra Mandiri Indonesia. Jurnal Aplikasi Administrasi, Vol 20 (2), 15
halaman. [Online]. Tersedia :
(http://ejurnal.fisipuht.or.id/index.php/JAA/article/view/86). [10 Februari
2021]

Hery.(2015). Pengantar Akuntansi.Jakarta:PT Gramedia

Ikatan Akuntan Indonesia.(2020).Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa


Akuntanbilitas Publik. Jakarta : Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Jusup, Al Haryono. (2011). Dasar-dasar Akuntansi Jilid 2 (Edisi 7).


Yogyakarta:STIE YKPN

Kieso et al.(2017).Akuntansi Keuangan Menengah(Edisi IFRS).Jakarta: Salemba


Empat.

Kristayani dan Mimba. (2014).Evaluasi Penerapan SAK ETAP atas Persediaan


(STUDI KASUS PADA PT. WKPI),E-Jurnal Akuntansi, Bali : Universitas
Udayana.[Online]. Tersedia :
(https://ocs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/7861/7055). [10
Februari 2021]

Oktavia, Pradana Dita dan Sunrowiyati, Siti.(2019). Penerapan Standar Akuntansi


Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik pada Laporan Keuangan
UD.Karya Tunggal, Jurnal PETA, Vol 4 (1), 17 halaman. [Online].
Tersedia:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/gc/article/view/13061/12646. [15
Maret 2021].
Pogaga, dkk. (2019).Penerapan Metode Pencatatan dan Penilaian atas
Persediaan Bahan Baku Pada Dolphin Donuts Bakery
Manado.Indonesia Accounting Jurnal, vol 1 (1), 6 halaman.[Online].
Tersedia : (https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/iaj/article/view/25745).
[10 Februari 2021]

Purwaji, Agus Wibowo & H. Murtanto.(2016). Pengantar Akuntansi 1 (Edisi 2).


Jakarta : Salemba Empat

Rudianto.(2018).Akuntansi Intermediate.Jakarta : Erlangga

Surya, Raja Adi Satriawan.(2013).Pengantar Akuntansi Berbasis IFRS (Edisi 1).


Yogyakarta: Graha Ilmu

Suwardjono.2013.Teori Akuntansi:Perekayasaan Pelaporan Keuangan (Edisi


Ketiga). Yogyakarta:BPFE

Yudiati, Winwin dan Mubarok, Abdulloh.(2017). Kualitas Pelaporan Keuangan.


Jakarta:PT Balebat Dedikasi Prima
CV. YUDISTIRA
HARGA POKOK PENJUALAN
PERIODE TAHUN 2020

Persediaan Awal Bahan Baku :


Paving Polos Rp 9.324.000
Paving Warna Rp 13.404.000
Persediaan Awal Bahan Baku Rp 22.728.000
Pembelian Bahan Baku Rp 317.342.750
Bahan Baku siap dipakai Rp 340.070.750
Persediaan Akhir Bahan Baku
Paving Polos Rp10.056.000
Paving Warna Rp4.979.250
-Rp 15.035.250
Biaya Bahan Baku Rp 325.035.500
Biaya Tenaga Kerja Rp 297.600.000
Biaya Overhead Pabrik :
Biaya Bahan Penolong Rp 14.100.000
Upah Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp 54.000.000
Biaya listrik, air dan telepon Rp 5.434.400
Reparasi dan Pemeliharaan mesin Rp 3.245.000
Biaya penyusutan bangunan pabrik Rp 4.695.000 Rp 81.474.400
Biaya Produksi Rp 704.109.900
Persediaan awal barang dalam proses Rp 8.638.300
Barang dalam proses siap digunakan Rp 712.748.200
Persediaan akhir barang dalam proses -Rp 8.480.000
Harga pokok produksi Rp 704.268.200
Persediaan Awal Barang Jadi :
Paving Polos Rp 36.000.000
Paving Warna Rp 41.250.000
Persediaan awal barang jadi Rp 77.250.000
persediaan barang jadi tersedia dijual Rp 781.518.200
persediaan akhir barang jadi :
Paving Polos Rp 43.500.000
Paving Warna Rp 13.875.000
-Rp 57.375.000
Harga Pokok Penjualan Rp 724.143.200
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020
CV. YUDISTIRA
PEMBELIAN BAHAN BAKU PAVING POLOS
PERIODE TAHUN 2019

Jumlah
Bulan Bahan / Harga/m2 Jumlah
m2
Saldo
Awal 100 Rp 38.850 Rp 3.885.000
januari 105 Rp 39.350 Rp 4.131.750
februari 105 Rp 39.350 Rp 4.131.750
Maret 128 Rp 40.100 Rp 5.132.800
April 130 Rp 39.950 Rp 5.193.500
Mei 145 Rp 40.050 Rp 5.807.250
Juni 145 Rp 40.350 Rp 5.850.750
Juli 155 Rp 39.350 Rp 6.099.250
Agustus 160 Rp 40.350 Rp 6.456.000
September 170 Rp 40.050 Rp 6.808.500
Oktober 185 Rp 39.850 Rp 7.372.250
November 205 Rp 39.850 Rp 8.169.250
Desember 240 Rp 38.850 Rp 9.324.000
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2019
CV.YUDISTIRA
PEMBELIAN BAHAN BAKU PAVING WARNA
PERIODE TAHUN 2019
Jumlah
Bulan 2 Harga/m2 Jumlah
Bahan / m
Saldo
Awal 92 Rp 50.850 Rp 4.678.200
januari 105 Rp 56.350 Rp 5.916.750
februari 110 Rp 56.350 Rp 6.198.500
Maret 117 Rp 56.850 Rp 6.651.450
April 124 Rp 56.950 Rp 7.061.800
Mei 128 Rp 58.350 Rp 7.468.800
Juni 138 Rp 58.850 Rp 8.121.300
Juli 145 Rp 59.850 Rp 8.678.250
Agustus 160 Rp 40.850 Rp 6.536.000
September 175 Rp 41.850 Rp 7.323.750
Oktober 190 Rp 42.850 Rp 8.141.500
November 210 Rp 39.850 Rp 8.368.500
Desember 240 Rp 55.850 Rp 13.404.000
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2019

CV. YUDISTIRA
PERSEDIAAN BARANG JADI PAVING POLOS
PERIODE TAHUN 2019

Saldo Awal 400


Januari 430
Februari 490
Maret 510
April 550
Mei 590
Juni 600
Juli 610
Agustus 620
September 650
Oktober 680
November 615
Desember 600
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2019
CV. YUDISTIRA
PERSEDIAAN BARANG JADI PAVING WARNA
PERIODE TAHUN 2019

Saldo Awal
300
Januari 300
Februari 400
Maret 380
April 410
Mei 460
Juni 490
Juli 510
Agustus 515
September 520
Oktober 530
November 540
Desember 550
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2019

Anda mungkin juga menyukai