SKRIPSI
Oleh :
SKRIPSI
Oleh :
Nama : Ita Wahyuni
NPM : 17.13031.0118
Program Studi : Akuntansi
Bidang Konsentrasi : Keuangan
ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
“Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah
ditulis dengan sungguh-sungguh dan tidak ada bagianyang merupakan penjiplakan
karya orang lain seperti dimaksud dalam buku pedoman penyusunan skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri. Apabila
dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup
menerima hukuman/sanksi sesuai peraturan yang berlaku”.
Ita Wahyuni
iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
PENERAPAN METO DE PENCATATAN DAN PENILAIAN
PERSEDIAAN BARANG MENURUT SAK ETAP GUNA
MENINGKATKAN KEWAJARAN PENYAJIAN
LAPORAN KEUANGAN
(Studi Kasus pada CV.YUDISTIRA KEDIRI)
Oleh :
Dr. Marhaendra Kusuma,SE., MM., M.AK., Ak Ninik Anggraini, SE., M.SA., Ak., CA
NIK. 1983053120150810.1.70381 NIK. 1985112020150921.1.70389
iv
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Oleh :
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Kadiri – UNISKA
v
Judul Penelitian :Penerapan Metode Pencatatan Dan Penilaian Persediaan
Barang Menurut SAK ETAP Guna Meningkatkan
Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan (Studi Kasus
pada CV.YUDISTIRA KEDIRI)
Dosen Pembimbing : Dr.Marhaendra Kusuma, SE., MM., AK., Ak
Ninik Angrraini, SE., M.SA., Ak., CA
Nama Mahasiswa : Ita Wahyuni
NPM : 17.13031.0118
Abstraksi
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik serta hidayahnya,
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian
akhir dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
penulisan tidak lepas dari keterbatasan, namun berkat bantuan baik moril maupun
materi dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu, peneliti
1. Bapak Prof. Dr. H. Ali Maschan Moesa, M.Si selaku Rektor Universitas
Islam Kadiri.
2. Ibu Dr. Sri Luayyi, SE, MSA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Kadiri.
Fakultas Ekonomi.
vii
4. Bapak Dr. Marhaendra Kusuma, SE., MM., M.AK., Ak selaku Dosen
5. Ibu Ninik Anggraini, SE., M.SA., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing II yang
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Universitas Islam Kadiri, khususnya Bapak dan
Ibu Dosen Akuntansi yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat
7. Seluruh Staff Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri yang telah memberi
9. Kedua orang tuaku tercinta yang banyak membantu baik secara moril maupun
10. Suamiku Dika Ariawan, terimakasih untuk segala do’a, semangat dan
11. Sahabat seperjuangan saya Ely, Novia, Frensa yang selama ini membantu
viii
12. Teman-teman Mahasiswa UNISKA terkhusus Akuntansi A3 semuanya tanpa
13. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang membangun dari
berbagai pihak demi penyempurnaan penulisan ini. Besar harapan peneliti agar
penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang
Ita Wahyuni
ix
DAFTAR ISI
x
3.6 Definisi Operasional Variabel........................................................... 42
3.7 Teknik Analisis Data ....................................................................... 43
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 51
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 51
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ...................................................... 51
4.1.2 Lokasi Perusahaan .................................................................... 52
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ......................................................... 55
4.1.4 Tujuan Perusahaan .................................................................... 55
4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan ................................................ 57
4.1.6 Tenaga Kerja Perusahaan.......................................................... 62
4.1.7 Bahan dan Peralatan yang Digunakan ..................................... 64
4.1.8 Proses Produksi ......................................................................... 66
4.1.9 Data Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku ........................... 69
4.1.8 Data Persediaan Barang Jadi..................................................... 72
4.1.9 Data Penjualan .......................................................................... 73
4.1.10Laporan Laba Rugi dan Neraca CV.Yudistira Kediri .............. 74
4.2 Pembahasan ..................................................................................... 77
4.2.1 Perhitungan Saldo Persediaan Bahan Baku dan Bahan Jadi
Berdasarkan Sistem Periodik dan Sistem Perpetual dengan
Menggunakan Metode FIFO dan Metode Average .................. 77
4.2.2 Menyajikan Persediaan dalam Neraca dan Laporan Laba Rugi
................................................................................................ 107
4.2.3 Mengukur Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan
Berdasarkan SAK ETAP ........................................................ 120
4.2.4 Menganalisis Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan……..133
4.3 Interpretasi ..................................................................................... 133
BAB V: PENUTUP............................................................................................ 138
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 138
5.2 Saran .............................................................................................. 138
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 140
LAMPIRAN .......................................................... Error! Bookmark not defined.
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir................................................................................... 38
Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV.Yudistira Kediri……………………..…….57
GamBar 4.2 Skema Proses Produksi ............................................................. ……66
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiii
Tabel 4.17 Penilaian Persediaan Barang Jadi Paving Polos (Metode
FIFO) .................................................................................................. 87
Tabel 4.18 Penilaian Persediaan Barang Jadi Paving Warna (Metode
FIFO) .................................................................................................. 91
Tabel 4.19 Penilaian Persediaan Barang Jadi Paving Polos (Metode
Average) ............................................................................................. 94
Tabel 4.20 Penilaian Persediaan Bahan Jadi Paving Warna (Metode
Average) ............................................................................................. 96
Tabel 4.21 Neraca (Metode FIFO) ....................................................................... 98
Tabel 4.22 Neraca (Metode Average) .................................................................. 99
Tabel 4.23 Laporan Laba Rugi (Metode FIFO) .................................................100
Tabel 4.24 Laporan Laba Rugi (Metode Average).............................................102
Tabel 4.25 Perbandingan Penyajian Persedian pada Neraca perusahaan
dengan Metode FIFO .......................................................................105
Tabel 4.26 Perbandingan Penyajian Persediaan pada Neraca Perusahaan
dengan Metode Average ...................................................................106
Tabel 4.27 Perbandingan Penyajian Persediaan pada Laporan Laba Rugi
Perusahaan dengan Metode FIFO ....................................................107
Tabel 4.28 Perbandingan Penyajian Persediaan pada Laporan Laba Rugi
Perusahaan dengan Metode Average................................................109
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Persediaan merupakan salah satu aktivitas kerja yang sangat penting bagi
maupun untuk dijual agar tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan persediaan
sehingga perusahaan harus mengelola persediaan yang dimiliki dengan tepat dan
persediaan dan posisi informasi sistem persediaan serta jumlah persediaan setiap
pencatatan persediaan terdapat dua yaitu sistem perpetual dan sistem periodik.
mutasi bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dan barang jadi dari
yang tersisa digudang persediaan pada akhir periode. Pencatatan persediaan harus
dilakukan agar tidak terjadi kelebihan dan kekurangan dalam gudang persediaan.
1
2
untuk menyimpan persediaan dan resiko kerusakan pada bahan baku maupun
barang jadi akan lebih besar. Kekurangan persediaan barang akan menyebabkan
proses produksi terhambat dan kekurangan stok persediaan barang jadi sehingga
perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan konsumen dan resiko kerusakan pada
bahan baku maupun barang jadi akan lebih besar. Selain melakukan pencatatan
mengunakan beberapa metode untuk menunjukkan nilai yang lebih tepat sehingga
mencerminkan keadaan yang wajar dalam laporan keuangan baik laba rugi dan
yaitu metode harga pokok dengan menggunakan metode Masuk Pertama Keluar
Pertama (MPKP) atau FIFO dan metode rata-rata (Average), metode harga pokok
atau nilai realisasi bersih yang lebih rendah dan metode harga pokok atau harga
pasar yang lebih rendah. Penilaian terhadap persediaan dilakukan karena selama
persediaan barang jadi yang telah terjual sebagai beban (beban pokok penjualan)
dan besarnya nilai persediaan yang belum terjual sebagai aset lancar (persediaan
barang jadi akhir). Bagi suatu perusahaan, penentuan kebijakan yang berkaitan
3
dengan pencatatan dan penilaian persediaan harus sesuai dengan prinsip akuntansi
yang diterima umum, salah satunya dengan mengacu pada SAK ETAP.
SAK ETAP merupakan pedoman yang digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas
publik, yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas signifikan dan menerbitkan
laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Pada Standar
persediaan. Pengukuran nilai persediaan didasarkan pada nilai mana yang lebih
rendah antara biaya perolehan dan harga jual dikurangi dengan biaya untuk
diterapkan secara konsisten untuk seluruh persediaan dengan sifat dan pemakaian
laporan keuangan harus memberikan informasi yang handal dan relevan sehingga
atas transaksi dan peristiwa dalam laporan posisi keuangan, kinerja keuangan dan
arus kas dengan menggunakan definisi dan kriteria pengakuan dalam standar
penyajian laporan keuangan yang wajar dalam laporan posisi keuangan, kinerja
4
keuangan dan arus kas pada suatu perusahaan. Penyajian laporan keuangan yang
secara lengkap, netral dan bebas dari kesalahan serta dapat menghasilkan output
pelanggan, oleh karena itu perusahaan harus menerapkan pencatatan dan penilaian
sangat penting bagi suatu perusahaan termasuk perusahaan yang belum go public
dan untuk entitas kecil menegah. Hal ini dikarenakan kesalahan dalam melakukan
fatal dalam penyajian laporan keuangan yaitu neraca dan laba rugi. Kesalahan
salah saji untuk persediaan akhir, aset lancar, jumlah aset dalam neraca.
harga pokok penjualan dan laba kotor dalam laporan laba rugi sehingga laporan
dengan berbagai bentuk dan ukuran, tegel, batako, sanitiar. CV.Yudistira Kediri
5
adalah perusahaan paving yang dapat dikategorikan sebagai usaha kecil yang
persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi. Pencatatan atas persediaan
bahan baku dan persediaan barang jadi pada CV. Yudistira hanya dilakukan
dengan perhitungan fisik pada setiap akhir periode yang digunakan untuk
barang tidak dicatat, sedangkan penilaian persediaan bahan baku dan persediaan
tersebut yakni saat mencatat pemakaian bahan baku perusahaan tidak menerapkan
perhitungan FIFO yang mengasumsikan bahwa bahan baku yang dibeli pertama
akan digunakan terlebih dahulu dalam proses produksi, padahal bahan baku yang
diperoleh terdiri dari harga pokok yang berbeda sehingga akan mempengaruhi
besarnya nilai biaya produksi. Kesalahan tersebut juga terjadi dalam melakukan
pencatatan penjualan produk jadi juga tidak menerapkan metode FIFO sehingga
penyajian dalam laporan laba rugi dan neraca tidak menyajikan nilai yang
sebenarnya. Hal ini dikarenakan perusahaan sudah merasa cocok dengan metode
pencatatan dan penilaian persediaan yang telah diterapkan dan digunakan selama
ini sehingga perusahaan enggan mengganti metode lama dengan metode baru
6
yang sesuai dengan standar yang berlaku. Pencatatan dan penilaian persediaan
barang harus mengacu pada standar akuntansi supaya metode pencatatan dan
keuangan dapat disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang berterima
umum.
pada produk paving stones yang terdapat pada perusahaan. Data yang diambil
pencatatan dan penilaian persediaan barang khususnya persediaan bahan baku dan
persediaan barang jadi yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas
itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dan
sama.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.Ni Luh Putu Kristayani dan Ni Putu Sri Harta Mimba (2014), dalam
(Studi Kasus pada PT.WPKI)”. Variabel penelitian yang digunakan SAK ETAP
berdasarkan metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) atau FIFO. Hasil
pengakuan dan pengukuran persediaan yang terdapat dalam SAK ETAP, sehingga
Variabel penelitian yang digunakan peneliti terdahulu adalah SAK ETAP dan
8
9
terdahulu meliputi persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan
persediaan barang jadi, sedangkan obyek yang diteliti penelitian yang sekarang
hanya memfokuskan pada persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi.
berdasarkan sistem periodik dan perpetual dengan metode FIFO dan average.
atas Persediaan Bahan Baku pada Dolpin Donuts Bakery Manado”. Variabel
pencatatan persediaan pada Dolpin Donuts Bakery Manado sebagian belum sesuai
dengan ketentuan yang berlaku pada SAK ETAP BAB 11 tentang persediaan,
untuk persediaan yang telah keluar atau digunakan dalam proses produksi tidak
10
Dolpin Donuts Bakery Manado sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada
SAK ETAP.
SAK ETAP dan kewajaran penyajian laporan keuangan. Persediaan yang diteliti
sekarang berupa persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi. Metode yang
persediaan dan SAK ETAP. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
11
persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi. Metode yang digunakan dalam
4.Pradana Dita Oktavia dan Siti Sunrowiyati (2019) dengan judul “Penerapan
yang digunakan yaitu SAK ETAP dan laporan keuangan. Jenis penelitian yang
laporan keuangan.
yang digunakan penelitian terdahulu adalah SAK ETAP dan laporan keuangan,
perusahaan.
suatu perusahaan.
1. Sistem periodik
mutasi masuk (pembelian) dan keluarnya barang yang digunakan dalam proses
dengan cara menghitung secara fisik barang yang ada digudang pada akhir
periode. Beban pokok yang terjadi atas penjualan (beban pokok penjualan) juga
harga pokok dari barang yang tersedia untuk dijual dengan besarnya persediaan
akhir yang diperoleh lewat perhitungan fisik. Harga pokok dari barang yang
tersedia untuk dijual ini merupakan penjumlahan antara besarnya persediaan awal
dengan harga harga pokok dari barang yang dibeli sendiri merupakan
14
Asumsi aliran harga pokok harus dibuat ketika bahan baku dibeli pada
berbagai tingkat harga yang berbeda sepanjang periode, dalam hal ini metode
penilaian yang terdiri dari metode FIFO, LIFO dan metode biaya rata-rata dapat
digunakan.
a. Metode FIFO
fisik atas persediaan yang ada digudang, karena metode FIFO bahan baku yang
dipakai pertama kali adalah bahan baku yang pertama kali dibeli, maka yang
menjadi persediaan akhir adalah barang yang dibeli terakhir. Biaya perolehan
barang per unit yang dibeli pertama kali (masuk pertama) dalam metode FIFO,
digunakan sebagai dasar untuk menentukan besarnya nilai barang yang pertama
kali dijual sebagai harga pokok penjualan. Besarnya harga pokok penjualan
dihitung dengan cara mengurangkan besarnya harga pokok barang yang tersedia
untuk dijual dengan besarnya biaya perolehan persediaan akhir. Besarnya harga
pokok dari barang yang tersedia untuk dijual dihitung dengan menjumlahkan
antara biaya perolehan barang awal periode dan biaya perolehan barang yang
b. Metode LIFO
fisik atas persediaan yang ada digudang, karena dalam metode LIFO bahan baku
yang dipakai pertama adalah bahan baku yang terakhir kali, maka yang menjadi
15
persediaan akhir adalah barang yang pertama kali dibeli. Biaya perolehan barang
per unit yang dibeli terakhir kali (masuk terakhir) dalam metode LIFO, digunakan
sebagai dasar untuk menentukan besarnya nilai yang pertama kali dijual sebagai
harga pokok penjualan. Besarnya harga pokok penjualan dihitung dengan cara
mengurangkan antara harga pokok dari barang yang tersedia untuk dijual dengan
besarnya biaya perolehan persediaan akhir. Besarnya harga pokok dari barang
yang tersedia untuk dijual dihitung dengan menjumlahkan antara biaya perolehan
barang awal periode dengan biaya perolehan barang yang dibeli selama satu
periode.
Berdasarkan metode ini, biaya perolehan barang per unit berasal dari
rata-rata biaya perolehan barang selama satu periode. Besarnya harga pokok rata-
rata tertimbang per unit ditentukan dengan cara membagi keseluruhan harga
pokok dari barang yang tersedia untuk dijual sepanjang periode (biaya perolehan
persediaan awal ditambah biaya perolehan pembelian selama satu periode) dengan
jumlah fisik barang. Besarnya harga pokok rata-rata tertimbang per unit ini, akan
dengan rata-rata biaya perolehan barang. Perhitungan besarnya nilai harga pokok
untuk dijual dengan besarnya biaya perolehan persediaan akhir periode yang
berasal dari perhitungan fisik barang. Besarnya nilai barang yang tersedia untuk
16
dijual diperoleh dari penjumlahan antara biaya perolehan barang awal periode dan
2. Sistem perpetual
(penjualan) barang yang digunakan dalam proses produksi maupun dijual selama
persediaan yang seharusnya ada untuk setiap jenis persediaan. Pada sistem
perpetual ini, setiap ada mutasi barang dapat diketahui besarnya nilai persediaan
yang lebih baik atas persediaan. Hal ini dikarenakan dalam sistem perpetual
menunjukkan persediaan yang ada setiap saat dikehendaki. Perusahaan tetap perlu
melakukan perhitungan atas fisik barang yang ada digudang dengan data menurut
catatan perpetual sehingga jika terjadi selisih perusahaan bisa segera melakukan
salah simpan, dicuri atau rusak. Perhitungan fisik tersebut dilakukan supaya
penentuan jumlah persediaan akhir yang disajikan dalam laporan keuangan benar
a. Metode FIFO
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) atau First In First Out
(FIFO) mengasumsikan unit persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau
diproduksi terlebih dahulu. Dalam metode MPKP, biaya perolehan yang dibeli
17
lebih dahulu dianggap sebagai biaya perolehan barang yang dijual (keluar)
pertama kali, sehingga harga pokok penjualan didasarkan pada biaya perolehan
per unit yang lebih awal dibeli (masuk) dan biaya perolehan persediaan barang
akhir berasal dari biaya perolehan barang dari pembelian terakhir. Hal ini tidaklah
berarti bahwa unit barang yang dibeli lebih dahulu akan dijual lebih dahulu,
melainkan biaya perolehan barang yang pertama kali dibeli diakui lebih dahulu
sehingga yang menjadi nilai persediaan akhir adalah harga pokok dari unit barang
Metode ini merupakan metode yang relatif konsisten dengan arus fisik
dari persediaan terutama untuk industri yang memiliki perputaran persediaan yang
tinggi. Kelebihan dari penggunaan metode ini adalah dari sisi relevansi nilai
persediaan yang disajikan dalam laporan posisi keuangan perusahaan, karena nilai
persediaan yang disajikan merupakan nilai yang didasarkan pada harga yang
paling kini dan menghasilkan laba yang lebih besar. Kelemahan dari penggunaan
metode ini adalah tidak merefleksikan nilai laba yang paling akurat.
b. Metode LIFO
mengasumsikan unit persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau diproduksi
terlebih dahulu. Dalam metode MPKP, biaya perolehan yang dibeli (masuk)
terakhir kali dianggap sebagai biaya perolehan barang yang dijual (keluar)
pertama kali, sehingga nilai harga pokok penjualannya didasarkan pada biaya
perolehan dari pembelian barang yang terakhir dan biaya perolehan persediaan
barang akhir periode berasal dari pembelian yang pertama (saldo awal). Metode
18
ini menekankan pada aliran biaya perolehan dan bukan pada aliran fisik barang.
Metode ini bertujuan untuk memudahkan proses penataan baik itu memasukkan
atau mengambil barang. Kelebihan dari penggunaan metode ini yaitu bisa
pendapatan sekarang. Kekurangan dari penggunaan metode ini yaitu laba yang
dihasilkan rendah.
setiap terjadi pembelian barang, apabila terjadi pembelian barang yang baru
(berikutnya) perhitungan kembali biaya perolehan barang rata-rata per unit yang
baru perlu dilakukan. Biaya perolehan rata-rata per unit ditetapkan dengan
membagi biaya perolehan barang tersedia untuk dijual dengan jumlah unit yang
tersedia untuk dijual setelah transaksi pembelian barang terjadi, sedangkan biaya
tidak peduli apakah barang tersebut masuk pertama atau masuk terakhir. Untuk
menghitung biaya persediaan terlebih dahulu harus dihitung biaya rata-rata per
unit yaitu dengan membagi biaya barang yang tersedia untuk dijual dengan unit
yang tersedia untuk dijual. Kelebihan dari penggunaan metode ini adalah , secara
otomatis menyesuaikan efek kenaikan dan penurunan harga secara acak terutama
19
pada awal maupun akhir periode sehingga perhitungan biaya perolehan akan jauh
perpetual dengan metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) atau FIFO,
metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP) atau LIFO dan metode rata-rata
(Average) :
Tabel 2.1
Perhitungan Persediaan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)
Tabel 2.1 Perhitungan Persediaan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)
Pembelian Pemakaian Bahan Baku Saldo
Tgl Keterangan Jumlah Jumlah Jumlah
Unit HP/unit Unit HP/unit Unit HP/unit
(Rp) (Rp) (Rp)
1/1 Saldo 100 10.000 1.000.000
5/1 Pembelian 200 11.000 2.200.000 100 10.000 3.200.000
200 11.000
15/1 Pembelian 300 12.000 3.600.000 100 10.000 6.800.000
200 11.000
300 12.000
24/1 Pemakaian 100 10.000 6.200.000 50 12.000 600.000
200 11.000
250 12.000 50 12.000 5.800.000
30/1 Pembelian 400 13.000 5.200.000 400 13.000
Sumber : (Jusup,2011:435)
20
Tabel 2.2
Perhitungan Persediaan Metode Masuk Pertama Keluar Terakhir (LIFO)
Tabel 2.2 Perhitungan Persediaan Metode Masuk Pertama Keluar Terakhir (LIFO)
Pembelian Pemakaian Bahan Baku Saldo
Tgl Keterangan Jumlah Jumlah Jumlah
Unit HP/unit Unit HP/unit Unit HP/unit
(Rp) (Rp) (Rp)
1/1 Saldo 100 10.000 1.000.000
5/1 Pembelian 200 11.000 2.200.000 100 10.000 3.200.000
200 11.000
15/1 Pembelian 300 12.000 3.600.000 100 10.000 6.800.000
200 11.000
300 12.000
24/1 Pemakaian 300 12.000 6.300.000 50 10.000 500.000
200 11.000
50 10.000
30/1 Pembelian 400 13.000 5.200.000 50 10.000 5.700.000
400 13.000
Sumber : (Jusup,2011:435)
21
Tabel 2.3
Perhitungan Persediaan Metode Rata-rata (Average)
Tabel 2.3 Perhitungan Persediaan Metode Rata-rata (Average)
Pembelian Pemakaian Bahan Baku Saldo
Tgl Keterangan Jumlah Jumlah Jumlah
Unit HP/unit Unit HP/unit Unit HP/unit
(Rp) (Rp) (Rp)
1/1 Saldo 100 10.000 1.000.000
5/1 Pembelian 200 11.000 2.200.000 300 10.667 3.200.000
15/1 Pembelian 300 12.000 3.600.000 600 11.333 6.800.000
24/1 Pemakaian 550 11.333 6.233.000 50 11.340 567.000
30/1 Pembelian 400 13.000 5.200.000 450 12.816 5.767.000
Sumber : (Jusup,2011:436)
22
23
baik neraca maupun laporan laba rugi. Kesalahan dalam mencatat besarnya fisik
persediaan ini akan menyebabkan salah saji dalam saldo persediaan akhir.
mengakibatkan besarnya harga pokok penjualan, laba kotor dan laba bersih yang
tersaji dalam laporan laba rugi menjadi keliru. Ada dua kemungkinan yang terjadi
1. Jika dalam periode berjalan, besarnya persediaan akhir telah keliru dicatat
kekecilan maka besarnya laba bersih untuk periode berjalan ini juga akan
persediaan awal di tahun berikutnya juga akan kekecilan. Hal ini akan
2. Jika dalam periode berjalan, nilai persediaan akhir telah keliru dicatat
kebesaran, maka laba bersih untuk periode berjalan juga akan menjadi
kebesaran. Saldo persediaaan akhir yang kebesaran dalam periode berjalan ini
bersih untuk tahun berikutnya ini akan menjadi kekecilan. (Hery, 2014:153)
Tabel 2.4
Kesalahan dalam Menghitung Persediaan
Tabel 2.4 Kesalahan dalam Menghitung Persediaan
Harga Pokok
No Kesalahan Persediaan Laba Bersih
Penjualan
1. Persediaan akhir kekecilan Kebesaran Kekecilan
Persediaan awal kekecilan Kekecilan Kebesaran
2. Persediaan akhir kebesaran Kekecilan Kebesaran
Persediaan akhir kekecilan Kebesaran Kekecilan
Sumber: (Hery,2015:241)
menggunakan beberapa cara penentuan harga pokok persediaan dan harga pokok
mengetahui biaya perolehan barang yang telah terjual sebagai beban pokok
penjualan dan biaya perolehan barang dagang yang belum terjual sebagai
persediaan akhir dengan tujuan untuk menyusun laporan keuangan. Penilaian atas
dengan biaya perolehan per unit yang berbeda-beda. Hal ini akan menimbulkan
(persediaan akhir) dan besarnya biaya perolehan barang yang terjual sebagai
keuangan perusahaan yakni laporan laba rugi dan neraca.(Purwaji dkk, 2016:99)
berjumlah sama persis dengan barang yang dibeli atau diproduksi selama periode
selama periode tersebut, oleh karena itu perusahaan harus mengalokasikan biaya
semua barang yang tersedia untuk dijual atau digunakan antara barang-barang
yang dijual atau digunakan dan barang yang masih ada. Menilai persediaan dapat
sebagai berikut :
26
sebagai berikut :
dalam laporan posisi keuangan atau neraca. Metode ini tidak membedakan antara
harga pokok persediaan dan nilai persediaan dalam neraca. Harga pokok
rata-rata , MTKP (LIFO) atau lainnya dan hasilnya kemudian dicantumkan dalam
a. Metode FIFO
harga pokok barang yang dijual adalah harga pokok yang berasal dari pembelian-
pembelian yang paling awal, dengan demikian nilai persediaan yang akan
pembelian terakhir. Hal ini, tidak berarti bahwa unit atau barang yang pertama
kali dibeli adalah unit atau barang yang pertama kali akan dijual, jadi
penekanannya bukan kepada unit atau fisik barangnya melainkan kepada harga
pokoknya.
27
b. Metode LIFO
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa harga pokok yang terakhir
akan dibebankan sebagai harga barang yang dijual (harga pokok penjualan),
dengan demikian nilai persediaan akhir yang disajikan pada neraca merupakan
tidak berarti bahwa unit atau barang yang terakhir kali dibeli adalah unit atau
barang yang pertama kali akan dijual, jadi penekanannya bukan kepada unit atau
c. Metode Rata-rata
merupakan himpunan harga pokok rata-rata persediaan itu sendiri, sehingga baik
nilai persediaan maupun harga pokok barang yang dijual selalu akan mempunyai
bagian yang sama terhadap harga pokok yang terhimpun dari persediaan tersebut.
Asumsi ini dikenal dengan istilah metode rata-rata bergerak karena harga pokok
per unit akan selalu berubah setiap terjadi mutasi dalam persediaan, sedangkan
dan jumlah harga pokok secara keseluruhan dibagi dengan jumlah unit persediaan
2. Metode Harga Pokok atau Nilai Realisasi Bersih yang Lebih Rendah
penjualan dalam usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran
28
biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan. Pada kondisi tertentu, nilai
realisasi bersih diukur dengan nilai pengganti atau biaya memproduksi persediaan.
Nilai realisasi bersih dikurangi laba normal merupakan batas minimum dimana
nilai persediaan barang tidak boleh lebih rendah. Penentuan nilai persediaan yang
harga pokok dengan nilai realisasi bersih kemudian dipilih yang lebih rendah.
Jumlah yang lebih rendah tersebut kemudian dibandingkan dengan batas atas dan
batas bawahnya, apabila jumlah yang lebih rendah tersebut masih dalam batas-
batas atas dan bawah maka nilai persediaan dalam neraca adalah jumlah yang
lebih rendah tersebut. Terdapat tiga prosedur yang dapat digunakan untuk
mencatat aturan harga pokok atau nilai realisasi bersih yang lebih rendah :
Metode ini mencatat harga pokok penjualan dan persediaan barang awal
dan akhir dicatat sebesar jumlah harga pokok atau nilai realisasi yang lebih
rendah, apabila nilai realisasi bersih lebih rendah dari harga pokok maka rekening
harga pokok penjualan mengandung dua elemen yaitu harga pokok penjualan
harga persediaan.
Metode ini mencatat persediaan awal dan akhir dengan harga pokok atau
nilai realisasi bersih yang lebih rendah, tetapi laba rugi dikredit dengan persediaan
29
Metode ini mencatat harga pokok penjualan, persediaan awal dan akhir
dengan harga pokok, apabila nilai realisasi bersih lebih rendah maka kerugian
rekening cadangan.
antara harga pokok atau pasar. Tujuan ini dapat dicapai apabila dalam menghitung
seperti penurunan harga, potongan untuk pegawai, barang-barang rusak dan lain-
lain akan diperlakukan menambah penjualan. Dasar harga pokok atau harga pasar
yang lebih rendah dapat diterapkan dalam metode MPKP maupun rata-rata.
(Baridwan, 2011:181)
(SAK ETAP)
pedoman yang ditujukan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tersebut
dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal
(pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur dan
besar masyarakat, seperti : Bank, asuransi, pialang dan atau pedagang efek,
penggunaan SAK ETAP. Manfaat dari penggunaan SAK ETAP adalah sebagai
berikut :
mengembangkan usahanya.
didasarkan pada nilai mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan harga
persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lainnya
rumus biaya masuk terakhir keluar pertama (MTKP) tidak diperkenankan oleh
SAK ETAP. Penggunaan rumus biaya persediaan harus diterapkan untuk seluruh
biaya yang sama. Jika terjadi penurunan nilai persediaan, persediaan harus diukur
pada harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual, serta mengakui
kerugian dari adanya penurunan nilai. Apabila persediaan dijual, maka jumlah
tercatatnya diakui sebagai beban periode dimana pendapatan yang terkait diakui.
2. Total jumlah tercatat persediaan dan klasifikasi yang tepat dengan entitas.
keuangan dan arus kas suatu entitas yang sesuai dengan peraturan dalam
standar akuntansi keuangan”.
pada definisi dan kriteria pengakuan dalam standar akuntansi keuangan atas suatu
transaksi dan peristiwa dalam laporan posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus
(Belkaoui,2011:315)
34
keuangan
perataan laba.
Tabel 2.5
Indikator Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan
Tidak
Indikator-indikator Sesuai Keterangan
Sesuai
PENYAJIAN WAJAR
1. Laporan keuangan menyajikan
dengan wajar posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas
suatu entitas.
35
Tidak
Indikator-indikator Sesuai Keterangan
Sesuai
Tidak
Indikator-indikator Sesuai Keterangan
Sesuai
INFORMASI KOMPARATIF
6. Informasi harus diungkapkan
secara komparatif dengan periode
sebelumnya kecuali dinyatakan
lain oleh SAK ETAP (termasuk
informasi dalam laporan
keuangan dan catatan atas laporan
keuangan).
MATERIALITAS dan AGREGASI
7. Pos-pos yang material disajikan
terpisah dalam laporan keuangan
sedangkan yang tidak material
digabungkan dengan jumlah yang
memiliki sifat atau fungsi yang
sejenis.
8. Kelalaian dalam mencantumkan
atau kesalahan dalam mencatat
suatu pos dianggap material jika,
baik secara individual maupun
bersama-sama, dapat
mempengaruhi pengguna laporan
dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
LAPORAN KEUANGAN
LENGKAP
9. Laporan keuangan entitas
meliputi:
a) Neraca.
b) Laporan laba rugi.
c) Laporan perubahan ekuitas.
d) Laporan arus kas.
e) Catatan atas laporan
keuangan.
Sumber: (IAI,2020 :11)
37
Laporan Keuangan
hal yang paling penting, karena dengan adanya pencatatan dan penilaian
akhir periode yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan. Pencatatan dan
keuangan yaitu neraca (sebagai persediaan akhir) dan laporan laba rugi (sebagai
dan penilaian persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi sehingga akan
mempengaruhi harga pokok penjualan dan laba kotor dalam laporan laba rugi
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Metode Pencatatan
Persediaan
Metode Penilaian
Persediaan
SAK ETAP
Kewajaran Penyajian
Laporan Keuangan
Keterangan :
metode FIFO dan average. Hasil dari perhitungan tersebut kemudian disimpulkan
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Barang Menurut SAK ETAP guna
3.2 JenisPenelitian
yang beralamat di Jalan Imam Bonjol No.1 Kediri. Alasan peneliti melakukan
39
40
persediaan bahan baku dan persediaaan barang jadi menurut SAK ETAP .
Sumber data yang digunakan peneliti sebagai dasar penelitian adalah data
primer yang diambil langsung dari lokasi penelitian berupa sejarah singkat
struktur organisasi perusahaan, jenis produk dan bahan baku produksi, proses
produksi, data pembelian dan pemakaian bahan baku tahun 2020, data persediaan
produk jadi, data tenaga kerja, data penjualan barang jadi tahun 2020 serta laporan
1. Kualitatif
Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
2. Kuantitatif
Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi data
pembelian dan pemakaian bahan baku tahun 2020, data persediaan barang jadi
taun 2020, data biaya tenaga kerja, data penjualan barang jadi tahun 2020, neraca
sebagai berikut :
1. Wawancara
data mengenai pencatatan dan penilaian persediaan barang yang selama ini
2. Dokumentasi
pemakaian bahan baku, data persediaan barang jadi, data tenaga kerja, data
penjualan barang jadi serta laporan keuangan meliputi neraca dan laporan laba
yang didasarkan pada definisi dan kriteria pengakuan dalam standar akuntansi
keuangan atas suatu transaksi dan peristiwa dalam laporan posisi keuangan,
1. Menghitung saldo akhir persediaan bahan baku dan barang jadi berdasarkan
persediaan :
a. Metode FIFO
harga yang paling awal dan kemudian bergerak mundur sampai semua unit
44
Tabel 3.2
Perhitungan Persediaan Metode Rata-Rata (Average)
45
46
2. Menyajikan persediaan dalam laporan keuangan yaitu neraca dan laporan laba
rugi.
Tabel 3.3
Neraca
Per 31 Desember 20…
Tabel 3.2 Neraca Per 31 Desember 20…
Aset Kewajiban
Aset Lancar Kewajiban Lancar :
Kas xxx Utang usaha xxx
Piutang usaha xxx Pendapatan diterima dimuka xxx
Persediaan bahan baku xxx Utang gaji xxx
Persediaan barang dlm proses xxx
Persediaan barang jadi xxx Total Kewajiban Lancar xxx
Asuransi dibayar dimuka xxx Kewajiban Jangka Panjang
Perlengkapan xxx Utang wesel xxx
Total Aset Lancar xxx
Total Kewajiban xxx
Aset Tidak Lancar
Mebel xxx Modal
Dikurangi : Modal xxx
Akumulasi
Depresiasi xxx xxx
Sumber: (Jusup,2011:564-566)
satu indikator kewajaran dalam SAK ETAP yaitu tidak terdapat salah saji
metode FIFO dan rata-rata (Average), untuk mengetahui besarnya salah saji
Tabel 3.5
Perbandingan Penyajian Persediaan pada Neraca Perusahaan
dengan Metode FIFO
Selisih
Keterangan Perusahaan FIFO Salah Saji
Material
Aset Lancar
Kas xxx xxx
Piutang usaha xxx xxx
Persediaan bahan baku xxx xxx
Persediaan barang dalam proses xxx xxx
48
Sumber : (Jusup,2011:380)
Tabel 3.6
Perbandingan Penyajian Persediaan pada Neraca perusahaan
dengan Metode Rata-Rata (Average)
Selisih
Keterangan Perusahaan Average Salah Saji
Material
Aset Lancar
Kas xxx xxx
Piutang usaha xxx xxx
Persediaan bahan baku xxx xxx
Persediaan barang dalam proses xxx xxx
Persediaan barang jadi xxx xxx
Asuransi dibayar dimuka xxx xxx
Perlengkapan xxx xxx
Total Aset Lancar xxx xxx
Tabel 3.7
Perbandingan Laporan Laba Rugi Perusahaan
Dengan Metode FIFO
Selisih
Keterangan Perusahaan FIFO Salah Saji
Material
Pendapatan penjualan xxx xxx
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan barang jadi, 1 jan 20.. xxx xxx
Harga Pokok Produksi :
Persediaan brg dlm proses,1 Jan 20.. xxx xxx
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku :
Persediaan bahan baku, 1 jan 20.. xxx xxx
Pembelian bahan baku xxx xxx
Total bahan baku tersedia digunakan xxx xxx
Persecvdiaan bahan baku, 31 Des (xxx) (xxx)
20.. xxx xxx
Bahan baku yang dipakai xxx xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx xxx
Biaya Overhead Pabrik xxx xxx
Total biaya produksi xxx xxx
Total persediaan barang dalam proses
Dikurangi : (xxx) (xxx)
Persediaanbrg dlm proses,31 Des 20.. xxx xxx
Harga Pokok Produksi xxx xxx
Barang tersedia untuk dijual (xxx) (xxx)
Persediaan barang jadi, 31 Des 20.. xxx xxx
Harga pokok penjualan xxx xxx
Laba Kotor
Beban operasi : xxx xxx
Beban administrasi& umum xxx xxx
Beban pemasaran (xxx) (xxx)
Laba bersih operasi xxx xxx
Pendapatan & beban lain-lain (xxx) (xxx)
Beban bunga xxx xxx
Laba bersih sebelum pajak xxx xxx
Beban pajak penghasilan xxx xxx
Laba bersih
Sumber: (Jusup,2011:564-566)
50
Tabel 3.8
Perbandingan Laporan Laba Rugi Perusahaan
Dengan MetodeAverage
Selisih
Keterangan Perusahaan Average Salah Saji
Material
Pendapatan penjualan xxx xxx
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan barang jadi, 1 jan 20.. xxx xxx
Harga Pokok Produksi :
Persediaan brg dlm proses,1 Jan 20.. xxx xxx
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku :
Persediaan bahan baku, 1 jan 20.. xxx xxx
Pembelian bahan baku xxx xxx
Total bahan baku tersedia digunakan xxx xxx
Persediaan bahan baku, 31 Des 20.. (xxx) (xxx)
Bahan baku yang dipakai xxx xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx xxx
Biaya Overhead Pabrik xxx xxx
Total biaya produksi xxx xxx
Total persediaan barang dalam proses xxx xxx
Dikurangi :
Persediaanbrg dlm proses,31 Des 20.. (xxx) (xxx)
Harga Pokok Produksi xxx xxx
Barang tersedia untuk dijual xxx xxx
Persediaan barang jadi, 31 Des 20.. (xxx) (xxx)
Harga pokok penjualan xxx xxx
Laba Kotor xxx xxx
Beban operasi :
Beban administrasi& umum xxx xxx
Beban pemasaran xxx xxx
Laba bersih operasi (xxx) (xxx)
Pendapatan & beban lain-lain xxx xxx
Beban bunga (xxx) (xxx)
Laba bersih sebelum pajak xxx xxx
Beban pajak penghasilan xxx xxx
Laba bersih xxx xxx
Sumber: (Jusup,2011:564-566)
5. Interpretasi
BAB IV
cabang dari CV.Penataran Blitar yang berlokasi di Jalan Dhoho No.6 Kediri,
usaha tersebut dimulai pada tahun 1956 dengan penanggungjawab Bapak Syukur.
dan mulai dikenal oleh masyarakat Kediri dan sekitarnya. Usaha yang dipimpin
oleh Bapak Syukur ini, ternyata mulai mengalami berbagai hambatan, hal ini
dipindahkan ke Jalan Pasar Pahing No. 5 Kediri pada tahun 1958 yang dipimpin
oleh Bapak Marzuki, namun ditempat tersebut perusahaan juga tidak mengalami
perusahaan dan belum adanya wakil pimpinan yang berdomisili di Kediri serta
51
52
sendiri yang terpisah dari CV.Penataran Blitar. Pada tanggal 14 September 1961
setelah satu tahun dikeluarkan surat penetapan pengadilan No. 10/SP/1960 dengan
akte notaris dipegang oleh Bapak Hanif Abdul Rahman dan wakilnya Bapak
Fauzi. Tahap demi tahap CV.Yudistira Kediri mengalami kemajuan yang pesat
sehingga dapat memperluas usahanya pada tahun 1962 di Jalan Imam Bonjol No.1
Lokasi CV.Yudistira Kediri ini memiliki dua tempat yaitu tempat untuk
Lokasi yang pertama beralamat di Jalan Imam Bonjol No. 01 Kediri merupakan
kantor pusat yang digunakan sebgai tempat untuk melakukan produksi sekaligus
perusahaan merupakan hal yang penting karena akan mempengaruhi laris atau
berikut :
53
1. Faktor Primer
Lokasi perusahaan sangat dekat dengan sumber bahan baku, seperti pasir
bahan ini cukup tersedia dipinggir Sungai Brantas yang terletak tidak lebih dari
dua kilometer dari lokasi produksi. Kebutuhan bahan baku seperti semen putih ,
semen gresik, batu teraso, zat pewarna dan mill putih serta bahan pembantu
lainnya tidak mengalami kesulitan dalam pemenuhannya karena bahan baku yang
dibutuhkan sangat banyak ditemukan di daerah Kediri, selain itu perusahaan juga
membeli bahan baku dari daerah Tulungagung dimana daerah tersebut merupakan
b. Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam
dekat dengan pemukiman penduduk sehingga terdapat banyak tenaga kerja baik
c. Transportasi
strategis karena lokasi tersebut berada di pinggir jalan raya sehingga mudah
dijangkau oleh sarana transportasi yang ada. Lokasi tersebut juga memudahkan
perusahaan.
d. Pemasaran
2. Faktor Sekunder
a. Modal
b. Faktor Sosial
listrik dan telepon, misalnya : penerangan pada waktu pemesanan bahan baku dan
menerima pesanan dari pelanggan. Perusahaan biasanya akan mencari lokasi yang
Adapun visi dan misi perusahaan paving “CV. Yudistira” Kediri adalah
sebagai berikut :
1. Visi Perusahaan
2. Misi Perusahaan
yang terbaik.
mewujudkan tujuan tersebut maka perlu disusun suatu rencana kegiatan. Hal
tersebut dilakukan supaya tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan hasil
Tujuan jangka pendek adalah tujuan yang dicapai oleh perusahaan dalam
jangka waktu yang relatif singkat dan umumnya kurang dari satu tahun. Tujuan
d. Berusaha mencapai target produksi yang sudah ditentukan baik dari segi
jangka waktu lebih dari satu tahun dan membutuhkan waktu yang relatif lama.
dan lingkungan.
organisasi yang berjalan dengan baik. Struktur organisasi adalah bentuk organisasi
fungsi tinggi dengan fungsi yang lebih rendah seperti koordinasi antara atasan,
karyawan dan para pelaksananya, sehingga kerja sama antara atasan dengan
bawahan dan bawahan dengan sesama bawahan dapat terjalin dan tidak terjadi
memiliki kedudukan dan tugas sehingga akan tercipta pola kerja yang berurutan.
garis yaitu struktur organisasi yang mempunyai ciri diantaranya garis komando
langsung dari atasan atau dari pimpinan tertinggi ke berbagai tingkat operasional,
otoritas dan tanggung jawab tertinggi pada puncak (pimpinan), serta hubungan
Gambar 4.1
Struktur Organisai
Perusahaan Paving “CV.Yudistira” Kediri
DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR
ADMINISTRASI GUDANG
KARYAWAN
Sumber: CV.Yudistira Kediri, 2020
1. Direktur
sebagai berikut :
pengeluaran.
2. Wakil Direktur
tersebut.
tersebut.
7. Bagian Pembukuan
a. Menyelenggarakan pembukuan.
8. Bagian Administrasi
9. Bagian Penjualan
13. Karyawan
Tabel 4.1
Jumlah Tenaga Kerja
Perusahaan Paving “CV.Yudistira” Kediri
No Jabatan Jumlah Kayawan
1. Direktur 1 Orang
2. Wakil Direktur 1 Orang
3. Kepala Bagian Keuangan 1 Orang
4. Kepala Bagian Pemasaran 1 Orang
5. Kepala Bagian produksi 1 Orang
6. Kepala Bagian Teknik 1 Orang
7. Pembukuan 2 Orang
8. Administrasi 2 Orang
9. Penjualan 1 Orang
10. Kasi Paving 1 Orang
11. Bagian gudang 1 Orang
12. Pemeliharaan/Perbaikan 2 Orang
13. Karyawan/Karyawati (Produksi) 15 Orang
Jumlah 30 Orang
Sumber: CV.Yudistira Kediri, 2020
dalam seminggu, hari minggu dan hari besar lainnya diliburkan. Sedangkan untuk
jam kerja per hari yang berlaku di Perusahaan Paving “CV.Yudistira” Kediri
Tabel 4.2
Hari dan Jam Kerja Karyawan
Perusahaan Paving “CV.Yudistira” Kediri
1. Karyawan Bulanan
wakil direktur dan para kepala bagian lain adalah sistem bulanan.
2. Karyawan Borongan
borongan dan upah yang diterima berdasarkan atas satuan hasil kerja. Upah
3. Karyawan Harian
yang diterima oleh karyawan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
CV.Yudistira Kediri sebesar Rp. 36.000 per hari. Sistem gaji dan upah
1. Bahan Baku
a. Semen
Semen merupakan bahan baku utama yang dapat menentukan kualitas paving,
produk. Semen yang digunakan dalam proses produksi diperoleh dari para
b. Pasir
Pasir merupakan bahan yang penting dalam pembuatan paving. Pasir yang
bagus dalam pembuatan paving harus memiliki kualitas dan gradasi yang baik
serta sudah diayak. Pasir yang digunakan dalam proses produksi berasal dari
daerah Kediri dan sekitarnya yang tidak berada jauh dari pabrik.
Abu Batu atau serbuk batu merupakan batu yang sudah digiling yang
d. Batu Koral
Batu koral yang digunakan dalam proses produksi yaitu koral yang berukuran
kecil yang digunakan sebagai bahan lapisan bawah paving. Batu koral ini
Verf ini digunakan untuk mewarnai pada paving khususnya produk paving
warna.
2. Bahan Pembantu
a. Air.
b. Solar diesel.
c. Plastik.
a. Lapisan atas
Lapisan atas pada setiap jenis paving tidak sama dalam pemakaian bahannya
yaitu paving polos menggunakan semen, pasir halus serta air secukupnya,
sedangkan paving warna menggunakan semen dan zat pewarna dan air
secukupnya.
b. Lapisan bawah
Lapisan ini sama untuk setiap jenis paving yaitu campuran pasir, abu batu,
4. Alat Produksi
a. Mesin pencampuran
Alat ini digunakan untuk mencampur antara semen dengan pasir. Adapun
pencampuran bahan baku tersebut dimasukkan dalam tong atau drum yang
Mesin ini digunakan untuk mencetak paving dari berbagai ukuran dan jenis.
c. Bak perendam
Fungsi dari bak perendam adalah untuk merendam paving yang sudah
d. Alat pengeringan
direndam selama kurang lebih dua hari. Rak pengering terbuat dari kayu
diletakkan pada tempat terbuka dan tidak terkena sinar matahari secara
benar-benar baik.
adalah proses produksi yang dilakukan secara terus menerus yaitu mengolah atau
memproses bahan baku menjadi barang jadi secara terus menerus dan produk
Gambar 4.2
Skema Proses Produksi
Perusahaan Paving “CV.Yudistira” Kediri
Bahan Baku
Proses Pengeringan I
Proses Perendaman
Proses Pengeringan II
1. Proses pencampuran
Tahap ini dilakukan dua pekerjaan yaitu pencampuran bahan untuk lapisan
dahulu agar adonan paving tidak lengket pada cetakan. Setelah dilapisi
plastik, kemudian tuang adonan paving untuk lapisan atas ke dalam cetakan
Paving mentah dikeringkan dengan disusun diatas rak pengering yang terbuat
dari anyaman kayu selama 24 jam. Tujuan pengeringan ini agar paving
menjadi keras.
4. Proses perendaman
tiga hari. Tujuan perendaman ini agar paving menjadi lebih keras lagi dan
dikeringkan lagi selama tiga hari. Selama pengeringan, paving tidak boleh
terkena sinar matahari langsung agar tidak terjadi perubahan warna. Untuk
69
paving warna, setelah selesai proses pengeringan kedua maka paving diberi
Setelah proses pengeringan kedua, paving yang telah siap dijual disortir
gudang.
Adapun data pembelian dan data pemakaian bahan baku yang diperoleh
Tabel 4.3
CV.Yudistira Kediri
Data Pembelian Bahan Baku untukProduk Paving Polos
Periode Tahun 2020
Jumlah
Bulan Harga/ m2 Jumlah
Bahan/m2
Saldo
awal 240 Rp 38.850 Rp 9.324.000
Januari 250 Rp 40.350 Rp 10.087.500
Februari 250 Rp 40.350 Rp 10.087.500
Maret 255 Rp 41.100 Rp 10.480.500
April 262 Rp 41.850 Rp 10.964.700
Mei 300 Rp 42.850 Rp 12.855.000
Juni 322 Rp 44.350 Rp 14.280.700
Juli 339 Rp 45.850 Rp 15.543.150
Agustus 345 Rp 46.850 Rp 16.163.250
September 360 Rp 47.850 Rp 17.226.000
Oktober 365 Rp 48.350 Rp 17.647.750
November 370 Rp 49.050 Rp 18.148.500
Desember 375 Rp 49.850 Rp 18.693.750
Jumlah 4.033 Rp181.502.300
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020
70
Tabel 4.4
CV.Yudistira Kediri
Data Pembelian Bahan Baku untukProduk Paving Warna
Periode Tahun 2020
Jumlah
Bulan Harga/ m2 Jumlah
Bahan/m2
Saldo
awal 240 Rp 55.850 Rp 13.404.000
Januari 130 Rp 53.850 Rp 7.000.500
Februari 139 Rp 56.050 Rp 7.790.950
Maret 147 Rp 56.450 Rp 8.298.150
April 152 Rp 56.750 Rp 8.626.000
Mei 160 Rp 56.950 Rp 9.112.000
Juni 179 Rp 57.150 Rp 10.229.850
Juli 185 Rp 57.300 Rp 10.600.500
Agustus 190 Rp 57.400 Rp 10.906.000
September 200 Rp 57.500 Rp 11.500.000
Oktober 210 Rp 57.600 Rp 12.096.000
November 225 Rp 57.700 Rp 12.982.500
Desember 230 Rp 57.800 Rp 13.294.000
Jumlah 2.387 Rp 135.840.450
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020
Adapun data pemakaian bahan baku paving polos dan data pemakaian
bahan baku paving warna terdapat pada tabel 4.5 dan 4.6 berikut ini :
71
Tabel 4.5
CV.Yudistira Kediri
Data Pemakaian Bahan Baku Paving Polos
Periode Tahun 2020
Bulan Jumlah/m2
Januari 280
Februari 285
Maret 298
April 300
Mei 310
Juni 325
Juli 332
Agustus 339
September 348
Oktober 356
November 370
Desember 385
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020
Tabel 4.6
CV.Yudistira Kediri
Data Pemakaian Bahan Baku Paving Warna
Periode Tahun 2020
Bulan Jumlah/
Januari 130
Februari 149
Maret 165
April 170
Mei 176
Juni 185
Juli 191
Agustus 195
September 201
Oktober 210
November 215
Desember 222
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020
72
Berikut ini data persediaan produk jadi pada CV.Yudistira Kediri produk
paving polos dan paving warna terdapat pada tabel 4.7 dan 4.8 :
Tabel 4.7
CV.Yudistira Kediri
Data Persediaan Barang Jadi Paving Polos
Periode Tahun 2020
Bulan Jumlah/m2
Saldo awal 600
Januari 1.000
Februari 700
Maret 600
April 900
Mei 1.000
Juni 1.000
Juli 1.050
Agustus 1.100
September 1.150
Oktober 1.200
November 1.000
Desember 1.200
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020
Tabel 4.8
CV.Yudistira Kediri
Data Persediaan Barang Jadi Paving Warna
Periode Tahun 2020
Bulan Jumlah/
Saldo awal 550
Januari 500
Februari 510
Maret 550
April 560
Mei 565
Juni 575
Juli 580
73
Bulan Jumlah/
Agustus 595
September 620
Oktober 632
November 650
Desember 670
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020
Selain data pembelian dan data pemakaian bahan baku, terdapat pula data
penjualan yang diperoleh dari CV.Yudistira Kediri yang terdapat pada tabel 4.9
Tabel 4.9
CV.Yudistira Kediri
Data Penjualan Paving Polos
Periode Tahun 2020
Tabel 4.10
CV.Yudistira Kediri
Data Penjualan Paving Warna
Periode Tahun 2020
laporan laba rugi dan laporan neraca. Berikut ini laporan laba rugi dan neraca
perusahaan paving CV.Yudistira Kediri, yang terdapat pada tabel 4.11 dan 4.12 :
75
Tabel 4.11
CV.Yudistira Kediri
Laporan Laba Rugi
Periode Tahun 2020
Penjualan :
Paving Polos Rp 706.200.000
Paving Warna Rp 552.900.000
Total Penjualan Rp 1.259.100.000
Harga Pokok Penjualan (Rp 724.143.200)
Laba Kotor Rp 534.956.800
Biaya Operasi :
Biaya Administrasi dan Umum Rp 6.963.300
Biaya Penjualan Rp 7.171.600
Jumlah biaya Operasi (Rp 14.134.900)
Laba Operasi Rp 520.821.900
Pendapatan lain-lain Rp 7.050.000
Laba Bersih Rp 527.871.900
Sumber : CV.Yudistira Kediri, 2020
Tabel 4.12
CV.Yudistira Kediri
Neraca (Periode Tahun 2020)
ASET Kewajiban
Aset Lancar Kewajiban Jangka Pendek
Kas Rp 370.500.000 Utang Usaha Rp 35.167.050
Piutang Usaha Rp 54.733.500
Persediaan Bahan Baku Rp 15.035.230 Kewajiban Jangka Panjang
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 8.480.000 Utang Bank Rp 49.750.000
Persediaan Barang Jadi Rp 57.375.000
Perlengkapan Rp 15.400.000 Total Kewajiban Rp 84.917.050
Total Aset Lancar Rp 521.523.730
Aset Tetap
Tanah Rp 250.000.000
Gedung Rp 120.000.000 Modal
Akumulasi Penyusutan Gedung (Rp 2.700.000) Modal Rp 882.709.630
Mesin Rp 90.720.000
Akumulasi Penyusutan Mesin (Rp 1.650.000)
Peralatan Rp 45.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan (Rp 1.250.000)
Kendaraan Rp 32.650.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan (Rp 1.750.000)
Total Aset Tetap Rp 531.020.000
Total Aset Rp 1.052.543.730 Total Kewajiban & Modal Rp 1.052.543.730
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020
76
77
4.2 Pembahasan
1. Penilaian persediaan bahan baku dan persediaan produk jadi untuk produk
dilakukan dengan mengambil harga yang paling awal dan kemudian bergerak
Tabel 4.13
CV.Yudistira Kediri
Data Pembelian Bahan Baku untuk Produk Paving Polos
Periode Tahun 2020
Jumlah
Bulan Harga/ m2 Jumlah
Bahan/m2
Saldo
awal 240 Rp 38.850 Rp 9.324.000
Januari 250 Rp 40.350 Rp 10.087.500
Februari 250 Rp 40.350 Rp 10.087.500
Maret 255 Rp 41.100 Rp 10.480.500
April 262 Rp 41.850 Rp 10.964.700
Mei 300 Rp 42.850 Rp 12.855.000
Juni 322 Rp 44.350 Rp 14.280.700
Juli 339 Rp 45.850 Rp 15.543.150
78
Jumlah
Bulan 2 Harga/ m2 Jumlah
Bahan/m
Agustus 345 Rp 46.850 Rp 16.163.250
September 360 Rp 47.850 Rp 17.226.000
Oktober 365 Rp 48.350 Rp 17.647.750
November 370 Rp 49.050 Rp 18.148.500
Desember 375 Rp 49.850 Rp 18.693.750
Jumlah 4.033 Rp181.502.300
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020
Tabel 4.14
CV.Yudistira Kediri
Data Pemakaian Bahan Baku Paving Polos
Periode Tahun 2020
Bulan Jumlah/m2
Januari 280
Februari 285
Maret 298
April 300
Mei 310
Juni 325
Juli 332
Agustus 339
September 348
Oktober 356
November 370
Desember 385
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020
bahan baku paving polos 4.033 m2 . Kemudian jumlah bahan baku yang
Tabel 4.15
CV.Yudistira Kediri
Data Pembelian Bahan Baku untuk Produk Paving Warna
Periode Tahun 2020
Jumlah
Bulan 2 Harga/ m2 Jumlah
Bahan/m
Saldo
awal 240 Rp 55.850 Rp 13.404.000
Januari 130 Rp 53.850 Rp 7.000.500
Februari 139 Rp 56.050 Rp 7.790.950
Maret 147 Rp 56.450 Rp 8.298.150
April 152 Rp 56.750 Rp 8.626.000
Mei 160 Rp 56.950 Rp 9.112.000
Juni 179 Rp 57.150 Rp 10.229.850
Juli 185 Rp 57.300 Rp 10.600.500
Agustus 190 Rp 57.400 Rp 10.906.000
September 200 Rp 57.500 Rp 11.500.000
Oktober 210 Rp 57.600 Rp 12.096.000
November 225 Rp 57.700 Rp 12.982.500
Desember 230 Rp 57.800 Rp 13.294.000
Jumlah 2.387 Rp 135.840.450
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020
80
Tabel 4.16
CV.Yudistira Kediri
Data Pemakaian Bahan Baku Paving Warna
Periode Tahun 2020
Bulan Jumlah/
Januari 130
Februari 149
Maret 165
April 170
Mei 176
Juni 185
Juli 191
Agustus 195
September 201
Oktober 210
November 215
Desember 222
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020
berikut:
Tabel 4.17
CV.Yudistira Kediri
Data Persediaan Barang Jadi Paving Polos
Periode Tahun 2020
Bulan Jumlah/m2
Saldo awal 600
Januari 1.000
Februari 700
Maret 600
April 900
Mei 1.000
Juni 1.000
Juli 1.050
Agustus 1.100
September 1.150
Oktober 1.200
November 1.000
Desember 1.200
JUMLAH 12.500
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020
Tabel 4.18
CV.Yudistira Kediri
Data Penjualan Paving Polos
Periode Tahun 2020
polos adalah 12.500m2 . Kemudian jumlah barang jadi paving polos yang
paving polos :
Tabel 4.19
CV.Yudistira Kediri
Data Persediaan Barang Jadi Paving Warna
Periode Tahun 2020
Bulan Jumlah/
Saldo awal 550
Januari 500
Februari 510
Maret 550
April 560
Mei 565
Juli 580
Agustus 595
Juni 575
September 620
Oktober 632
November 650
Desember 670
JUMLAH 7.557
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2020
Tabel 4.20
CV.Yudistira Kediri
Data Penjualan Paving Warna
Periode Tahun 2020
warna adalah 7.557m2 . Kemudian jumlah barang jadi paving warna yang
paving warna :
2. Penilaian persediaan bahan baku dan persediaan produk jadi untuk produk
paving polos dan paving warna dengan menggunakan metode Average atau
dihitung dengan cara persediaan akhir dikali dengan hasil pembagian dari
barang tersedia dijual dibagi dengan total unitnya. Berikut perhitungan nilai
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai persediaan bahan baku paving polos
sebagai berikut :
= 105 x Rp 45.004,289/
= Rp 6.750.643,-
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai persediaan bahan baku paving warna
sebagai berikut :
= 178 x Rp 56.908,442/
= Rp 10.129.703,-
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai persediaan barang jadi paving polos
sebagai berikut :
= 730 x Rp 60.000/
= Rp 43.800.000,-
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai persediaan bahan baku paving polos
sebagai berikut :
= 185 x Rp 75.000/
= Rp 13.875.000,-
86
1. Penilaian persediaan bahan baku untuk produk paving polos dan paving
harga yang paling awal dan kemudian bergerak mundur sampai semua unit
persediaan berdasarkan metode FIFO terdapat pada tabel 4.21 dan 4.22 :
Tabel 4.21
CV. Yudistira Kediri
Penilaian Persediaan Bahan Baku untuk Produk Paving Polos (Metode FIFO)
Periode Tahun 2020
87
Lanjutan Tabel 4.21
88
Lanjutan Tabel 4.21
89
Tabel 4.22
CV. Yudistira Kediri
Penilaian Persediaan Bahan Baku untuk Produk Paving Warna (Metode FIFO)
Periode Tahun 2020
Pembelian Bahan Baku Pemakaian Bahan Baku Saldo
Bulan
Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah
Saldo
Awal 240 Rp 55.850 Rp 13.404.000 240 Rp 55.850 Rp 13.404.000
Jan 130 Rp 53.850 Rp 7.000.500 240 Rp 55.850 Rp 13.404.000
130 Rp 53.850 Rp 7.000.500
130 Rp 55.850 Rp 7.260.500 110 Rp 55.850 Rp 6.143.500
130 Rp 53.850 Rp 7.000.500
Feb 139 Rp 56.050 Rp 7.790.950 110 Rp 55.850 Rp 6.143.500
130 Rp 53.850 Rp 7.000.500
139 Rp 56.050 Rp 7.790.950
110 Rp 55.850 Rp 6.143.500 91 Rp 53.850 Rp 4.900.350
39 Rp 53.850 Rp 2.100.150 139 Rp 56.050 Rp 7.790.950
Mar 147 Rp 56.450 Rp 8.298.150 91 Rp 53.850 Rp 4.900.350
139 Rp 56.050 Rp 7.790.950
147 Rp 56.450 Rp 8.298.150
91 Rp 53.850 Rp 4.900.350 65 Rp 56.050 Rp 3.643.250
74 Rp 56.050 Rp 4.147.700 147 Rp 56.450 Rp 8.298.150
Apr 152 Rp 56.750 Rp 8.626.000 65 Rp 56.050 Rp 3.643.250
147 Rp 56.450 Rp 8.298.150
90
Lanjutan Tabel 4.22
91
Lanjutan Tabel 4.22
Pembelian Bahan Baku Pemakaian Bahan Baku Saldo
Bulan
Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah
166 Rp 57.300 Rp 9.511.800 161 Rp 57.400 Rp 9.241.400
29 Rp 57.400 Rp 1.664.600
Sep 200 Rp 57.500 Rp 11.500.000 161 Rp 57.400 Rp 9.241.400
200 Rp 57.500 Rp 11.500.000
161 Rp 57.400 Rp 9.241.400 160 Rp 57.500 Rp 9.200.000
40 Rp 57.500 Rp 2.300.000
Okt 210 Rp 57.600 Rp 12.096.000 160 Rp 57.500 Rp 9.200.000
210 Rp 57.600 Rp 12.096.000
160 Rp 57.500 Rp 9.200.000 160 Rp 57.600 Rp 9.216.000
50 Rp 57.600 Rp 2.880.000
Nov 225 Rp 57.700 Rp 12.982.500 160 Rp 57.600 Rp 9.216.000
225 Rp 57.700 Rp 12.982.500
160 Rp 57.600 Rp 9.216.000 170 Rp 57.700 Rp 9.809.000
55 Rp 57.700 Rp 3.173.500
Des 230 Rp 57.800 Rp 13.294.000 170 Rp 57.700 Rp 9.809.000
230 Rp 57.800 Rp 13.294.000
170 Rp 57.700 Rp 9.809.000 178 Rp 57.800 Rp 10.288.400
52 Rp 57.800 Rp 3.005.600
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021
92
2.Penilaian persediaan bahan baku paving polos dan paving warna dengan menggunakan metode Average
Tabel 4.23
CV. Yudistira Kediri
Penilaian Persediaan Bahan Baku untuk Produk Paving Polos (Metode Average)
Periode Tahun 2020
Pembelian Bahan Baku Pemakaian Bahan Baku Saldo
Bulan
m2 Harga/m 2
Jumlah m 2
Harga/m 2
Jumlah m 2
Harga/m2 Jumlah
Saldo 240 Rp 38.850 Rp 9.324.000 240 Rp 38.850 Rp 9.324.000
Awal
Jan 250 Rp 40.350 Rp 10.087.500 490 Rp 39.615 Rp 19.411.350
280 Rp 39.615 Rp 11.092.200 210 Rp 39.615 Rp 8.319.150
Feb 250 Rp 40.350 Rp 10.087.500 460 Rp 40.014 Rp 18.406.440
285 Rp 40.014 Rp 11.403.990 175 Rp 40.014 Rp 7.002.450
Mar 255 Rp 41.100 Rp 10.480.500 430 Rp 40.658 Rp 17.482.940
298 Rp 40.068 Rp 11.940.264 132 Rp 40.658 Rp 5.366.856
Apr 262 Rp 41.850 Rp 10.964.700 394 Rp 41.451 Rp 16.331.694
300 Rp 41.451 Rp 12.435.300 94 Rp 41.451 Rp 3.896.394
Mei 300 Rp 42.850 Rp 12.855.000 394 Rp 42.516 Rp 16.751.304
310 Rp 42.516 Rp 13.179.960 84 Rp 42.516 Rp 3.571.344
Juni 322 Rp 44.350 Rp 14.280.700 406 Rp 43.971 Rp 17.852.226
325 Rp 43.971 Rp 14.290.575 81 Rp 43.971 Rp 3.561.651
Juli 339 Rp 45.850 Rp 15.543.150 420 Rp 45.488 Rp 19.104.960
332 Rp 45.488 Rp 15.102.016 88 Rp 45.488 Rp 4.002.944
93
Lanjutan Tabel 4.23
94
Tabel 4.24
CV. Yudistira Kediri
Penilaian Persediaan Bahan baku Paving Warna (Metode Average)
Periode Tahun 2020
Pembelian Bahan Baku Pemakaian Bahan Baku Saldo
Bulan
m2 Harga/m 2
Jumlah m 2
Harga/m 2
Jumlah m 2
Harga/m 2
Jumlah
Saldo 240 Rp 55.850 Rp 13.404.000 240 Rp 55.850 Rp 13.404.000
Awal
Jan 130 Rp 53.850 Rp 7.000.500 370 Rp 55.147 Rp 20.404.390
130 Rp 55.147 Rp 7.169.110 240 Rp 55.147 Rp 13.235.280
Feb 139 Rp 56.050 Rp 7.790.950 379 Rp 55.478 Rp 21.026.162
149 Rp 55.478 230 Rp 55.478 Rp 12.759.940
Mar 147 Rp 56.450 Rp 8.298.150 377 Rp 55.857 Rp 21.058.089
165 Rp 55.857 Rp 9.216.405 212 Rp 55.857 Rp 11.841.684
Apr 152 Rp 56.750 Rp 8.626.000 364 Rp 56.230 Rp 20.467.720
170 Rp 56.230 Rp 9.559.100 194 Rp 56.230 Rp 10.908.620
Mei 160 Rp 56.950 Rp 9.112.000 354 Rp 56.555 Rp 20.020.470
176 Rp 56.555 Rp 9.953.680 178 Rp 56.555 Rp 10.066.790
Juni 179 Rp 57.150 Rp 10.229.850 357 Rp 56.853 Rp 20.296.521
185 Rp 56.853 Rp 10.517.805 172 Rp 56.853 Rp 9.778.716
Juli 185 Rp 57.300 Rp 10.600.500 357 Rp 57.085 Rp 20.379.345
191 Rp 57.085 Rp 10.903.235 166 Rp 57.085 Rp 9.476.110
Agust 190 Rp 57.400 Rp 10.906.000 356 Rp 57.253 Rp 20.382.068
195 Rp 57.253 Rp 11.164.335 161 Rp 57.253 Rp 9.217.733
95
Lanjutan 4.24
96
3. Perhitungan Persediaan Barang Jadi Paving Polos dan Paving Warna Menggunakan Metode FIFO
Tabel 4.25
CV. Yudistira Kediri
Penilaian Persediaan Barang Jadi Paving Polos (Metode FIFO)
Periode Tahun 2020
97
Lanjutan Tabel 4.25
98
Lanjutan Tabel 4.25
99
Lanjutan Tabel 4.25
100
Tabel 4.26
CV. Yudistira Kediri
Penilaian Persediaan Barang Jadi Paving Warna (Metode FIFO)
Periode Tahun 2020
Masuk Keluar Saldo
Bulan
Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah
Saldo
550 Rp75.000 Rp41.250.000 550 Rp75.000 Rp41.250.000
Awal
Jan 500 Rp75.000 Rp37.500.000 550 Rp75.000 Rp41.250.000
500 Rp75.000 Rp37.500.000
500 Rp75.000 Rp37.500.000 50 Rp75.000 Rp3.750.000
500 Rp75.000 Rp37.500.000
Feb 510 Rp75.000 Rp38.250.000 50 Rp75.000 Rp3.750.000
500 Rp75.000 Rp37.500.000
510 Rp75.000 Rp38.250.000
50 Rp75.000 Rp3.750.000 5 Rp75.000 Rp375.000
495 Rp75.000 Rp37.125.000 510
Mar 550 Rp75.000 Rp41.250.000 5 Rp75.000 Rp375.000
510 Rp75.000 Rp38.250.000
550 Rp75.000 Rp41.250.000
5 Rp75.000 Rp375.000 485 Rp75.000 Rp36.375.000
510 Rp75.000 Rp38.250.000
65 Rp 75.000 Rp 4.875.000
101
Lanjutan Tabel 4.26
102
Lanjutan Tabel 4.26
103
4. Persediaan Barang Jadi Paving Polos dan Paving Warna dengan menggunakan Metode Average
Tabel 4.27
CV. Yudistira Kediri
Penilaian Persediaan Barang Jadi Paving Polos (Metode Average)
Periode Tahun 2020
Masuk Keluar Saldo
Bulan 2
m2 Harga/m 2
Jumlah m Harga/m 2
Jumlah m 2
Harga/m2 Jumlah
Saldo 600 Rp 60.000 Rp 36.000.000 600 Rp 60.000 Rp 36.000.000
Awal
Jan 1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000 1600 Rp 60.000 Rp 96.000.000
600 Rp 60.000 Rp 36.000.000 1.000 Rp 60.000 Rp60.000.000
Feb 700 Rp 60.000 Rp 42.000.000 1700 Rp 60.000 Rp102.000.000
750 Rp 60.000 Rp 45.000.000 950 Rp 60.000 Rp 57.000.000
Mar 600 Rp 60.000 Rp 36.000.000 1550 Rp 60.000 Rp 93.000.000
700 Rp 60.000 Rp 42.000.000 850 Rp 60.000 Rp51.000.000
Apr 900 Rp 60.000 Rp 54.000.000 1750 Rp 60.000 Rp105.000.000
800 Rp 60.000 Rp 48.000.000 950 Rp 60.000 Rp 57.000.000
Mei 1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000 1.950 Rp 60.000 Rp 117.000.000
880 Rp 60.000 Rp 52.800.000 1070 Rp 60.000 Rp 64.200.000
Juni 1.000 Rp 60.000 Rp 60.000.000 2070 Rp 60.000 Rp 124.200.000
900 Rp 60.000 Rp 54.000.000 1170 Rp 60.000 Rp 70.200.000
Juli 1050 Rp 60.000 Rp 63.000.000 2220 Rp 60.000 Rp 133.200.000
970 Rp 60.000 Rp 58.200.000 1250 Rp 60.000 Rp 75.000.000
104
Lanjutan Tabel 4.27
105
Tabel 4.28
CV. Yudistira Kediri
Penilaian Persediaan Barang Jadi Paving Warna (Metode Average)
Periode Tahun 2020
Masuk Keluar Saldo
Bulan
Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah Harga/ Jumlah
Saldo
550 Rp75.000 Rp41.250.000 550 Rp75.000 Rp41.250.000
Awal
Jan 500 Rp75.000 Rp37.500.000 1.050 Rp75.000 Rp78.750.000
500 Rp75.000 Rp37.500.000 550 Rp75.000 Rp41.250.000
Feb 510 Rp75.000 Rp38.250.000 1.060 Rp75.000 Rp79.500.000
545 Rp75.000 Rp40.875.000 515 Rp75.000 Rp38.625.000
Mar 550 Rp75.000 Rp41.250.000 1.065 Rp75.000 Rp79.875.000
580 Rp75.000 Rp43.500.000 485 Rp75.000 Rp36.375.000
Apr 560 Rp75.000 Rp42.000.000 1.045 Rp75.000 Rp78.375.000
600 Rp75.000 Rp45.000.000 445 Rp75.000 Rp33.375.000
Mei 565 Rp75.000 Rp42.375.000 1.010 Rp75.000 Rp75.750.000
610 Rp75.000 Rp45.750.000 400 Rp75.000 Rp30.000.000
Juni 575 Rp75.000 Rp43.125.000 975 Rp75.000 Rp73.125.000
625 Rp75.000 Rp46.875.000 350 Rp75.000 Rp26.250.000
Juli 580 Rp75.000 Rp43.500.000 930 Rp75.000 Rp69.750.000
632 Rp75.000 Rp47.400.000 298 Rp75.000 Rp22.350.000
Agust 595 Rp75.000 Rp44.625.000 893 Rp75.000 Rp66.975.000
106
Lanjutan Tabel 4.28
1. Penyajian Persediaan dalam Neraca dan Laporan Laba Rugi Berdasarkan Sistem Periodik dengan menggunakan
107
Tabel 4.29
CV. Yudistira Kediri
Neraca (Metode FIFO)
Periode Tahun 2020
ASET Kewajiban
Aset Lancar Kewajiban Jangka Pendek
Kas Rp 370.500.000 Utang Usaha Rp 35.167.050
Piutang Usaha Rp 54.733.500
Persediaan Bahan Baku Paving Polos Rp 5.234.250 Kewajiban Jangka Panjang
Persediaan Bahan Baku Paving Warna Rp 10.288.400 Utang Bank Rp 49.750.000
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 8.480.000
Persediaan Barang Jadi Paving Polos Rp 43.800.000 Total Kewajiban Rp 84.917.050
Persediaan Barang Jadi Paving Warna Rp 13.875.000
Perlengkapan Rp 15.400.000
Total Aset Lancar Rp 522.311.150 Modal
Aset Tetap Modal Rp 918.664.100
Tanah Rp 250.000.000
Gedung Rp 120.000.000
Akumulasi Penyusutan Gedung (Rp 2.700.000)
Mesin Rp 90.720.000
Akumulasi Penyusutan Mesin (Rp 1.650.000)
Peralatan Rp 45.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan (Rp 1.250.000)
Kendaraan Rp 32.650.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan (Rp 1.750.000)
Total Aset Tetap Rp 531.020.000
Total Aset Rp 1.053.331.150 Total Kewajiban & Modal Rp 1.053.331.150
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021
108
Tabel 4.30
CV. Yudistira Kediri
Neraca (Metode Average)
Periode Tahun 2020
ASET Kewajiban
Aset Lancar Kewajiban Jangka Pendek
Kas Rp 370.500.000 Utang Usaha Rp 35.167.050
Piutang Usaha Rp 54.733.500
Persediaan Bahan Baku Paving Polos Rp 6.750.643 Kewajiban Jangka Panjang
Persediaan Bahan Baku Paving Warna Rp 10.129.703 Utang Bank Rp 49.750.000
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 8.480.000
Persediaan Barang Jadi Paving Polos Rp 43.800.000 Total Kewajiban Rp 84.917.050
Persediaan Barang Jadi Paving Warna Rp 13.875.000
Perlengkapan Rp 15.400.000
Total Aset Lancar Rp 523.668.846
Aset Tetap Modal
Tanah Rp 250.000.000 Modal Rp 884.854.746
Gedung Rp 120.000.000
Akumulasi Penyusutan Gedung -Rp 2.700.000
Mesin Rp 90.720.000
Akumulasi Penyusutan Mesin -Rp 1.650.000
Peralatan Rp 45.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan -Rp 1.250.000
Kendaraan Rp 32.650.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan -Rp 1.750.000
Total Aset Tetap Rp 531.020.000
Total Aset Rp 1.054.688.846 Total Kewajiban & Modal Rp 1.054.688.846
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021
109
Berikut ini penyajian persediaan dalam laporan laba rugi pada CV. Yudistira Kediri berdasarkan sistem periodik dengan
menggunakan metode FIFO dan metode Average yang disajikan pada tabel 4.31 dan 4.32 :
Tabel 4.31
CV. Yudistira Kediri
Laporan Laba Rugi (Metode FIFO)
Periode Tahun 2020
Pendapatan Penjualan :
Penjualan Paving Polos Rp 706.200.000
Penjualan Paving Warna Rp 552.900.000
Total Pendapatan Penjualan Rp 1.259.100.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan Brg Jadi 1 Jan 2020 :
Paving Polos Rp 36.000.000
Paving Warna Rp 41.250.000 Rp 77.250.000
Harga Pokok Produksi :
Persediaan brg dlm proses,1 Jan 2020 Rp 8.638.300
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku :
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020
Paving Polos Rp 9.324.000
Paving Warna Rp 13.404.000
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020 Rp 22.728.000
Pembelian bahan baku Rp 317.342.750
Total bahan baku tersedia digunakan Rp 340.070.750
110
Lanjutan Tabel 4.31
Persediaan bahan baku, 31 Des 2020 (Rp 15.522.650)
Bahan baku yang dipakai Rp 324.548.100
Biaya tenaga kerja langsung Rp 297.600.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 81.474.400
Total biaya produksi Rp 703.622.500
Persediaan brg dlm proses tersedia Rp 712.260.800
Dikurangi :
Persediaan brg dlm proses,31 Des 2020 (Rp 8.480.000)
Harga Pokok Produksi Rp 703.780.800
Barang tersedia untuk dijual Rp 781.030.800
Persediaan barang jadi, 31 Des 2020
Paving Polos Rp 43.800.000
Paving Warna Rp 13.875.000 (Rp 57.675.000)
Harga pokok penjualan Rp 723.355.800
Laba Kotor Rp 535.744.200
Beban operasi :
Beban administrasi & umum Rp 6.963.300
Beban penjualan Rp 7.171.600 (Rp 14.134.900)
Laba bersih operasi Rp 521.609.300
Pendapatan lain-lain Rp 7.050.000
Laba bersih Rp 528.659.300
Sumber: Data Dioalah Peneliti, 2021
111
Tabel 4.32
CV. Yudistira Kediri
Laporan Laba Rugi (Metode Average)
Periode Tahun 2020
Pendapatan Penjualan :
Penjualan Paving Polos Rp 706.200.000
Penjualan Paving Warna Rp 552.900.000
Total Pendapatan Penjualan Rp 1.259.100.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan Brg Jadi 1 Jan 2020 :
Paving Polos Rp 36.000.000
Paving Warna Rp 41.250.000 Rp 77.250.000
Harga Pokok Produksi :
Persediaan brg dlm proses,1 Jan 2020 Rp 8.638.300
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku :
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020
Paving Polos Rp 9.324.000
Paving Warna Rp 13.404.000
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020 Rp 22.728.000
Pembelian bahan baku Rp 317.342.750
Total bahan baku tersedia digunakan Rp 340.070.750
Persediaan bahan baku, 31 Des 2020
Paving Polos Rp 6.750.643
Paving Warna Rp 10.129.703
Persediaan bahan baku, 31 Des 2020 -Rp 16.880.346
112
Lanjutan Tabel 4.32
Bahan baku yang dipakai Rp 323.190.404
Biaya tenaga kerja langsung Rp 297.600.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 81.474.400
Total biaya produksi Rp 702.264.804
Persediaan brg dlm proses tersedia Rp 710.903.104
Dikurangi :
Persediaan brg dlm proses,31 Des 2020 -Rp 8.480.000
Harga Pokok Produksi Rp 702.423.104
Barang jadi tersedia untuk dijual Rp 779.673.104
Persediaan barang jadi, 31 Des 2020
Paving Polos Rp 43.800.000
Paving Warna Rp 13.875.000 -Rp 57.675.000
Harga pokok penjualan Rp 721.998.104
Laba Kotor Rp 537.101.896
Beban operasi :
Beban administrasi & umum Rp 6.963.300
Beban penjualan Rp 7.171.600 -Rp 14.134.900
Laba bersih operasi Rp 522.966.996
Pendapatan lain-lain Rp 7.050.000
Laba bersih Rp 530.016.996
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021
2. Penyajian Persediaan dalam Neraca dan Laporan Laba Rugi Berdasarkan Sistem Perpetual dengan menggunakan
Metode FIFO dan Average
113
Tabel 4.33
CV. Yudistira Kediri
Neraca (Metode FIFO)
Periode Tahun 2020
ASET Kewajiban
Aset Lancar Kewajiban Jangka Pendek
Kas Rp 370.500.000 Utang Usaha Rp 35.167.050
Piutang Usaha Rp 54.733.500
Persediaan Bahan Baku Paving Polos Rp 5.234.250 Kewajiban Jangka Panjang
Persediaan Bahan Baku Paving Warna Rp 10.288.400 Utang Bank Rp 49.750.000
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 8.480.000
Persediaan Barang Jadi Paving Polos Rp 43.800.000 Total Kewajiban Rp 84.917.050
Persediaan Barang Jadi Paving Warna Rp 13.875.000
Perlengkapan Rp 15.400.000
Total Aset Lancar Rp 522.311.150 Modal
Aset Tetap Modal Rp 918.664.100
Tanah Rp 250.000.000
Gedung Rp 120.000.000
Akumulasi Penyusutan Gedung (Rp 2.700.000)
Mesin Rp 90.720.000
Akumulasi Penyusutan Mesin (Rp 1.650.000)
Peralatan Rp 45.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan (Rp 1.250.000)
Kendaraan Rp 32.650.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan (Rp 1.750.000)
Total Aset Tetap Rp 531.020.000
Total Aset Rp 1.053.331.150 Total Kewajiban & Modal Rp 1.053.331.150
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021
114
Tabel 4.34
CV. Yudistira Kediri
Neraca (Metode Average)
Periode Tahun 2020
ASET Kewajiban
Aset Lancar Kewajiban Jangka Pendek
Kas Rp 370.500.000 Utang Usaha Rp 35.167.050
Piutang Usaha Rp 54.733.500
Persediaan Bahan Baku Paving Polos Rp 5.209.470 Kewajiban Jangka Panjang
Persediaan Bahan Baku Paving Warna Rp 10.274.872 Utang Bank Rp 49.750.000
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 8.480.000
Persediaan Barang Jadi Paving Polos Rp 43.800.000 Total Kewajiban Rp 84.917.050
Persediaan Barang Jadi Paving Warna Rp 13.875.000
Perlengkapan Rp 15.400.000
Total Aset Lancar Rp 522.272.842 Modal
Aset Tetap Modal Rp 883.458.742
Tanah Rp 250.000.000
Gedung Rp 120.000.000
Akumulasi Penyusutan Gedung (Rp 2.700.000)
Mesin Rp 90.720.000
Akumulasi Penyusutan Mesin (Rp 1.650.000)
Peralatan Rp 45.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan (Rp 1.250.000)
Kendaraan Rp 32.650.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan (Rp 1.750.000)
Total Aset Tetap Rp 531.020.000
Total Aset Rp 1.053.292.842 Total Kewajiban & Modal Rp 1.053.292.842
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021
115
Berikut ini penyajian persediaan dalam laporan laba rugi pada CV. Yudistira Kediri berdasarkan sistem perpetual dengan
menggunakan metode FIFO dan metode Average yang disajikan pada tabel 4.35 dan 4.36 :
Tabel 4.35
CV. Yudistira Kediri
Laporan Laba Rugi (Metode FIFO)
Periode Tahun 2020
Pendapatan Penjualan :
Penjualan Paving Polos Rp 706.200.000
Penjualan Paving Warna Rp 552.900.000
Total Pendapatan Penjualan Rp 1.259.100.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan Brg Jadi 1 Jan 2020 :
Paving Polos Rp 36.000.000
Paving Warna Rp 41.250.000 Rp 77.250.000
Harga Pokok Produksi :
Persediaan brg dlm proses,1 Jan 2020 Rp 8.638.300
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku :
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020
Paving Polos Rp 9.324.000
Paving Warna Rp 13.404.000
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020 Rp 22.728.000
Pembelian bahan baku Rp 317.342.750
Total bahan baku tersedia digunakan Rp 340.070.750
116
Lanjutan Tabel 4.35
117
Tabel 4.36
CV. Yudistira Kediri
Laporan Laba Rugi (Metode Average)
Periode Tahun 2020
Pendapatan Penjualan :
Penjualan Paving Polos Rp 706.200.000
Penjualan Paving Warna Rp 552.900.000
Total Pendapatan Penjualan Rp 1.259.100.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan Brg Jadi 1 Jan 2020 :
Paving Polos Rp 36.000.000
Paving Warna Rp 41.250.000 Rp 77.250.000
Harga Pokok Produksi :
Persediaan brg dlm proses,1 Jan 2020 Rp 8.638.300
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku :
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020
Paving Polos Rp 9.324.000
Paving Warna Rp 13.404.000
Persediaan bahan baku, 1 jan 2020 Rp 22.728.000
Pembelian bahan baku Rp 317.342.750
Total bahan baku tersedia digunakan Rp 340.070.750
Persediaan bahan baku, 31 Des 2020
Paving Polos Rp 5.209.470
Paving Warna Rp 10.274.872
Persediaan bahan baku, 31 Des 2020 (Rp 15.484.342)
118
Lanjutan Tabel 4.36
119
120
SAK ETAP
salah satu indikator kewajaran dalam SAK ETAP yaitu tidak terdapat salah saji
persediaan.
periodik. Adapun perhitungannya terdapat pada tabel 4.37 dan 4.38 adalah
sebagai berikut :
perpetual. Adapun perhitungannya terdapat pada tabel 4.39 dan 4.40 adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.37
Perbandingan Penyajian Persediaan Neraca Perusahaan
Berdasarkan Sistem Periodik dengan Metode FIFO
Periode Tahun 2020
Perusahaan Metode FIFO Selisih Saji
Aset Lancar
Kas Rp 370.500.000 Rp 370.500.000
Piutang Usaha Rp 54.733.500 Rp 54.733.500
Persediaan Bahan Baku Paving Polos Rp 4.979.250 Rp 5.234.250 Rp 255.000
Persediaan Bahan Baku Paving Warna Rp 10.056.000 Rp 10.288.400 Rp 232.400
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 8.480.000 Rp 8.480.000
Persediaan Barang Jadi Paving Polos Rp 43.500.000 Rp 43.800.000 Rp 300.000
Persediaan Barang Jadi Paving Warna Rp 13.875.000 Rp 13.875.000
Perlengkapan Rp 15.400.000 Rp 15.400.000
Total Aset Lancar Rp 521.523.750 Rp 522.311.150 Rp 787.400
Aset Tetap
Tanah Rp 250.000.000 Rp 250.000.000
Gedung Rp 120.000.000 Rp 120.000.000
Akumulasi Penyusutan Gedung -Rp 2.700.000 -Rp 2.700.000
Mesin Rp 90.720.000 Rp 90.720.000
Akumulasi Penyusutan Mesin -Rp 1.650.000 -Rp 1.650.000
Peralatan Rp 45.000.000 Rp 45.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan -Rp 1.250.000 -Rp 1.250.000
Kendaraan Rp 32.650.000 Rp 32.650.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan -Rp 1.750.000 -Rp 1.750.000
Total Aset Tetap Rp 531.020.000 Rp 531.020.000
Total Aset Rp 1.052.543.750 Rp 1.053.331.150 Rp 787.400
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021
121
Tabel 4.38
Perbandingan Penyajian Persediaan Neraca Perusahaan
Berdasarkan Sistem Periodik dengan Metode Average
Periode Tahun 2020
Perusahaan Metode Average Selisih Saji
Aset Lancar
Kas Rp 370.500.000 Rp 370.500.000
Piutang Usaha Rp 54.733.500 Rp 54.733.500
Persediaan Bahan Baku Paving Polos Rp 4.979.250 Rp 6.750.643 Rp 1.771.393
Persediaan Bahan Baku Paving Warna Rp 10.056.000 Rp 10.129.703 Rp 73.703
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 8.480.000 Rp 8.480.000
Persediaan Barang Jadi Paving Polos Rp 43.500.000 Rp 43.800.000 Rp 300.000
Persediaan Barang Jadi Paving Warna Rp 13.875.000 Rp 13.875.000
Perlengkapan Rp 15.400.000 Rp 15.400.000
Total Aset Lancar Rp 521.523.750 Rp 523.668.846 Rp 2.145.096
Aset Tetap
Tanah Rp 250.000.000 Rp 250.000.000
Gedung Rp 120.000.000 Rp 120.000.000
Akumulasi Penyusutan Gedung -Rp 2.700.000 -Rp 2.700.000
Mesin Rp 90.720.000 Rp 90.720.000
Akumulasi Penyusutan Mesin -Rp 1.650.000 -Rp 1.650.000
Peralatan Rp 45.000.000 Rp 45.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan -Rp 1.250.000 -Rp 1.250.000
Kendaraan Rp 32.650.000 Rp 32.650.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan -Rp 1.750.000 -Rp 1.750.000
Total Aset Tetap Rp 531.020.000 Rp 531.020.000
Total Aset Rp 1.052.543.750 Rp 1.054.688.846 Rp 2.145.096
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021
122
Tabel 4.39
Perbandingan Penyajian Persediaan Neraca Perusahaan
Berdasarkan Sistem Perpetual dengan Metode FIFO
Periode Tahun 2020
Perusahaan Metode FIFO Selisih Saji
Aset Lancar
Kas Rp 370.500.000 Rp 370.500.000
Piutang Usaha Rp 54.733.500 Rp 54.733.500
Persediaan Bahan Baku Paving Polos Rp 4.979.250 Rp 5.234.250 Rp 255.000
Persediaan Bahan Baku Paving Warna Rp 10.056.000 Rp 10.288.400 Rp 232.400
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 8.480.000 Rp 8.480.000
Persediaan Barang Jadi Paving Polos Rp 43.500.000 Rp 43.800.000 Rp 300.000
Persediaan Barang Jadi Paving Warna Rp 13.875.000 Rp 13.875.000
Perlengkapan Rp 15.400.000 Rp 15.400.000
Total Aset Lancar Rp 521.523.750 Rp 522.311.150 Rp 787.400
Aset Tetap
Tanah Rp 250.000.000 Rp 250.000.000
Gedung Rp 120.000.000 Rp 120.000.000
Akumulasi Penyusutan Gedung -Rp 2.700.000 -Rp 2.700.000
Mesin Rp 90.720.000 Rp 90.720.000
Akumulasi Penyusutan Mesin -Rp 1.650.000 -Rp 1.650.000
Peralatan Rp 45.000.000 Rp 45.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan -Rp 1.250.000 -Rp 1.250.000
Kendaraan Rp 32.650.000 Rp 32.650.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan -Rp 1.750.000 -Rp 1.750.000
Total Aset Tetap Rp 531.020.000 Rp 531.020.000
Total Aset Rp 1.052.543.750 Rp 1.053.331.150 Rp 787.400
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021
123
Tabel 4.40
Perbandingan Penyajian Persediaan pada Neraca Perusahaan
Berdasarkan Sistem Perpetual dengan Metode Average
Periode Tahun 2020
Perusahaan Metode Average Selisih Saji
Aset Lancar
Kas Rp 370.500.000 Rp 370.500.000
Piutang Usaha Rp 54.733.500 Rp 54.733.500
Persediaan Bahan Baku Paving Polos Rp 4.979.250 Rp 5.209.470 Rp 230.220
Persediaan Bahan Baku Paving Warna Rp 10.056.000 Rp 10.274.872 Rp 218.872
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 8.480.000 Rp 8.480.000
Persediaan Barang Jadi Paving Polos Rp 43.500.000 Rp 43.800.000 Rp 300.000
Persediaan Barang Jadi Paving Warna Rp 13.875.000 Rp 13.875.000
Perlengkapan Rp 15.400.000 Rp 15.400.000
Total Aset Lancar Rp 521.523.750 Rp 522.272.842 Rp 749.092
Aset Tetap
Tanah Rp 250.000.000 Rp 250.000.000
Gedung Rp 120.000.000 Rp 120.000.000
Akumulasi Penyusutan Gedung -Rp 2.700.000 -Rp 2.700.000
Mesin Rp 90.720.000 Rp 90.720.000
Akumulasi Penyusutan Mesin -Rp 1.650.000 -Rp 1.650.000
Peralatan Rp 45.000.000 Rp 45.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan -Rp 1.250.000 -Rp 1.250.000
Kendaraan Rp 32.650.000 Rp 32.650.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan -Rp 1.750.000 -Rp 1.750.000
Total Aset Tetap Rp 531.020.000 Rp 531.020.000
Total Aset Rp 1.052.543.750 Rp 1.053.292.842 Rp 749.092
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021
124
Tabel 4.41
Perbandingan Penyajian Persediaan pada Laporan Laba Rugi Perusahaan
Berdasarkan Sistem Periodik dengan Metode FIFO
Periode Tahun 2020
125
Lanjutan Tabel 4.41
126
Tabel 4.42
Perbandingan Penyajian Persediaan pada Laporan Laba Rugi Perusahaan
Berdasarkan Sistem Periodik dengan Metode Average
Periode Tahun 2020
127
Lanjutan 4.42
Dikurangi :
Persediaan brg dlm proses,31 Des 2020 -Rp 8.480.000 -Rp 8.480.000
Harga Pokok Produksi Rp 704.268.200 Rp 702.423.104 Rp 1.845.096
Barang jadi tersedia untuk dijual Rp 781.518.200 Rp 779.673.104 Rp 1.845.096
Persediaan barang jadi, 31 Des 2020 -Rp 57.375.000 -Rp 57.675.000 Rp 300.000
Harga pokok penjualan Rp 724.143.200 Rp 721.998.104 Rp 2.145.096
Laba Kotor Rp 534.956.800 Rp 537.101.896 Rp 2.145.096
Beban operasi :
Beban administrasi & umum Rp 6.963.300 Rp 6.963.300
Beban penjualan Rp 7.171.600 Rp 7.171.600
Laba bersih operasi Rp 520.821.900 Rp 522.966.996 Rp 2.145.096
Pendapatan lain-lain Rp 7.050.000 Rp 7.050.000
Laba bersih Rp 527.871.900 Rp 530.016.996 Rp 2.145.096
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2021
128
Tabel 4.43
Perbandingan Penyajian Persediaan pada Laporan Laba Rugi Perusahaan
Berdasarkan Sistem Perpetual dengan Metode FIFO
Periode Tahun 2020
129
Lanjutan Tabel 4.43
130
Tabel 4.44
Perbandingan Penyajian Persediaan pada Laporan Laba Rugi Perusahaan
Berdasarkan Sistem Perpetual dengan Metode Average
Periode Tahun 2020
131
Lanjutan Tabel 4.44
132
133
SAK ETAP sehingga terdapat selisih saji yang cukup material. Hal ini
terdapat selisih nilai persediaan akhir bahan baku paving polos dan paving warna
akhir bahan baku paving polos dan paving warna dengan perusahaan yaitu sebesar
Rp. 1.845.096,- sedangkan nilai persediaan barang jadi akhir dengan perusahaan
metode FIFO, terdapat selisih nilai persediaan akhir bahan baku paving polos dan
selisih nilai persediaan akhir bahan baku paving polos dan paving warna dengan
yang dihasilkan oleh perusahaan. Laba yang dihasilkan dengan sistem periodik
perpetual, laba yang dihasilkan dengan metode FIFO Rp. 528.659.300,- sehingga
SAK ETAP dengan menggunakan salah satu metode tersebut yaitu metode FIFO
setiap terjadi mutasi keluar masuknya barang dapat diketahui setiap saat. Selain
4.3 Interpretasi
(First in First Out) dan metode average maka dapat dilihat bahwa jumlah Harga
masuk gudang menjadi barang yang keluar pertama untuk dilanjutkan ke tahap
harga jual rata-rata dalam menilai harga pokok penjualan produk. Hal tersebut,
Berdasarkan sistem periodik dengan metode FIFO, jumlah harga pokok penjualan
Sedangkan pada metode average, jumlah harga pokok penjualan adalah sebesar
Rp 723.394.108,- .
persediaan akhir bahan baku pada CV. Yudistira Kediri untuk persediaan bahan
baku paving polos dengan 105 m2 sebesar Rp 5.234.250,- dan untuk paving warna
baku untuk paving polos dengan 105 m2 sebesar Rp 6.750.643,- dan untuk paving
FIFO, persediaan akhir bahan baku pada CV. Yudistira Kediri untuk persediaan
bahan baku paving polos dengan 105 m2 sebesar Rp 5.234.250,- dan untuk paving
136
bahan baku untuk paving polos dengan 105 m2 sebesar Rp 5.209.740,- dan untuk
akhir barang jadi CV.Yudistira Kediri menunjukkan nilai persediaan akhir yang
sama yaitu persediaan akhir barang jadi paving polos 730 m2 dengan harga
sedangkan untuk persediaan akhir barang jadi produk paving warna 185 m2
Pada sistem periodik maupun perpetual dengan metode Average persediaan akhir
barang jadi menunjukkan nilai yang sama yaitu untuk paving polos menunjukkan
nilai persediaan akhir batang jadi 730 m 2dengan harga sebesar Rp 60.000,-
warna menunjukkan nilai 185 m2 dengan harga sebesar Rp. 75.000,- sehingga
yang dipakai menggunakan harga jual paving sehingga baik sistem periodik
saji sebesar Rp 787.400,- sedangkan laba yang dihasilkan dengan sistem periodik
perpetual metode FIFO dengan perusahaan, pada metode FIFO Rp. 528.659.300,-
metode average meunjukkan total aset Rp. 1.053.292.842, sedangkan total aset
sejumlah Rp. 749.092,- sistem perpetual dengan metode FIFO menunjukkan total
sebesar Rp. 1.053.292.842, sedangkan total aset pada neraca perusahaan sebesar
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
SAK ETAP, karena masih terdapat selisih kurang catat pada nilai akhir
persediaan baik persediaan bahan baku paving polos maupun paving warna
dan nilai akhir persediaan barang jadi paving polos maupun paving warna
sehingga mempengaruhi total aset dan juga laba kotor yang dihasilkan
perusahaan.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti yang dapat digunakan
138
139
perusahaan tidak hanya persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi
saja.
DAFTAR PUSTAKA
Jumlah
Bulan Bahan / Harga/m2 Jumlah
m2
Saldo
Awal 100 Rp 38.850 Rp 3.885.000
januari 105 Rp 39.350 Rp 4.131.750
februari 105 Rp 39.350 Rp 4.131.750
Maret 128 Rp 40.100 Rp 5.132.800
April 130 Rp 39.950 Rp 5.193.500
Mei 145 Rp 40.050 Rp 5.807.250
Juni 145 Rp 40.350 Rp 5.850.750
Juli 155 Rp 39.350 Rp 6.099.250
Agustus 160 Rp 40.350 Rp 6.456.000
September 170 Rp 40.050 Rp 6.808.500
Oktober 185 Rp 39.850 Rp 7.372.250
November 205 Rp 39.850 Rp 8.169.250
Desember 240 Rp 38.850 Rp 9.324.000
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2019
CV.YUDISTIRA
PEMBELIAN BAHAN BAKU PAVING WARNA
PERIODE TAHUN 2019
Jumlah
Bulan 2 Harga/m2 Jumlah
Bahan / m
Saldo
Awal 92 Rp 50.850 Rp 4.678.200
januari 105 Rp 56.350 Rp 5.916.750
februari 110 Rp 56.350 Rp 6.198.500
Maret 117 Rp 56.850 Rp 6.651.450
April 124 Rp 56.950 Rp 7.061.800
Mei 128 Rp 58.350 Rp 7.468.800
Juni 138 Rp 58.850 Rp 8.121.300
Juli 145 Rp 59.850 Rp 8.678.250
Agustus 160 Rp 40.850 Rp 6.536.000
September 175 Rp 41.850 Rp 7.323.750
Oktober 190 Rp 42.850 Rp 8.141.500
November 210 Rp 39.850 Rp 8.368.500
Desember 240 Rp 55.850 Rp 13.404.000
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2019
CV. YUDISTIRA
PERSEDIAAN BARANG JADI PAVING POLOS
PERIODE TAHUN 2019
Saldo Awal
300
Januari 300
Februari 400
Maret 380
April 410
Mei 460
Juni 490
Juli 510
Agustus 515
September 520
Oktober 530
November 540
Desember 550
Sumber : CV.Yudistira Kediri,2019