Anda di halaman 1dari 125

PENGARUH ETIKA PROFESI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP

KINERJA AUDITOR BPK RI PERWAKILAN PROVINSI GORONTALO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Ujian Akhir Guna Memperoleh


Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH:

NANDA APRIYANI ADAY


NIM 921414116

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2018
ii
PENGARUH ETIKA PROFESI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP
KINERJA AUDITOR BPK RI PERWAKILAN PROVINSI GORONTALO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Ujian Akhir Guna Memperoleh


Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH:

NANDA APRIYANI ADAY


NIM 921414116

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2018

iii
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:


1. Karya tulis ini (skripsi) adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (Sarjana), baik di Universitas Negeri

Gorontalo maupun Universitas lain.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan dari tim pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah

ditulis dan dipublikasikan oleh orang lain, kecuali secara tertulis

dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah yang

disebutkan nama pengarang dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

dikemudian hari terdapat penyimpangan atau ketidakbenaran dalam

pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi lain sesuai

dengan norma/aturan yang berlaku pada Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Gorontalo.

Gorontalo, 21 Maret 2018

Nanda Apriyani Aday


NIM 921414116

iv
v
vi
ABSTRAK

Nanda Apriyani Aday. 921 414 116. 2018. Pengaruh Etika


Profesi dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Auditor BPK
RI Perwakilan Provinsi Gorontalo. Skripsi. Program Studi S1
Akuntansi, Jurusan Akuntasi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Negeri Gorontalo. Dibawah bimbingan Ibu Siti Pratiwi Husain,
SE., M.Si dan Bapak Amir Lukum, S.Pd., MSA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh etika


profesi dan pengalaman kerja terhadap kinerja auditor BPK RI
Perwakilan Provinsi Gorontalo. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode kuantitatif. Jenis data yang
digunakan adalah data primer dengan menyebarkan kuesioner
kepada responden. Sampel yang digunakan adalah seluruh
auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo dengan teknik
pengumpulan sampling jenuh dengan jumlah 25 responden.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi
berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial etika


profesi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
auditor. Pengalaman kerja secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja auditor. Secara simultan etika
profesi dan pengalaman kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi
Gororontalo. Nilai koefisien determinasi sebesar 22,4%.

Kata Kunci: Etika Profesi, Pengalaman Kerja, dan Kinerja


Auditor.

vii
ABSTRACT

Nanda Apriyani Aday. 921 414 116. 2018. The Influence of


Profession Ethics and Work Experiense towards Performance of
Auditors of Financial Management Agency of The Republic of
Indonesia in Gorontalo Province. Bachelor Study Program of
Accounting, Department of Accounting, Faculty of Accounting,
State University of Gorontalo. Principal supervisor is Siti Pratiwi
Husain, SE., M.Si and Co-supervisor is Amir Lukum, S.Pd.,
MSA.

The research aims at investigating the influence of Profession


Ethics and Work Experience towards Performance of Auditors
of Financial Management Agency of The Republic of Indonesia
in Gorontalo Province. It applies quantitative method. Data of
the research are categorized into primary data collected through
distributing questionnaires to respondents. Samples are 25
auditors at Financial Management Agancy of The Republic of
Indonesia in Gorontalo Province determined by saturated
sampling technique. Besides, the technique of data analysis is
multiple regression analysis.

Findings reveal that partially, either profession ethics or work


experience has a positive and significant influence towards
auditors’ performance and work. Simultaneously, both
professional ethics and work experience have a positive and
significant influence towards auditors’ performance at Financial
Management Agency of The Republic of Indonesia in Gorontalo
Province.

Keywords: Profession Ethics, Work Experience, and


Auditors’ Performance.

viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka

apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah

bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap.”

(QS. Al-Insyirah,6-8)

Balas dendam terbaik adalah menjadikan dirimu lebih baik.

(Alibin Abi Thalib)

Jika sholatmu baik maka yakinlah kehidupanmu juga akan


baik, tapi jika sholatmu buruk maka kehidupanmu juga akan
buruk. Sertakanlah Allah S.W.T dalam segala urusanmu.

(Nanda Apriyani Aday)

Persembahan
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada kedua orang tuaku
tercinta, Bapak Hadun Aday yang telah berjuang membesarkanku
sendirian tanpa sosok ibu, mencurahkankan kasih sayangnya, menjadi
sosok ibu, ayah, teman bagiku, mengajarkanku banyak arti kehidupan
ini. (Alm) Ibu Wirda Wati Dai yang telah melahirkanku, memberikan
kasih sayangnya walau hanya sebentar, memberikanku sedikit
kesempatan merasakan pelukan hangat seorang ibu. Serta kaka
perempuanku Nindy Anggriyani Aday yang menjadi tulang punggung
dikeluarga kecil kami merelekan indahnya masa muda demi
menyekolahkan adik-adiknya. Terima kasih atas segalanya, atas
segala perjuangan, tetesan keringat demi memeprjuangkan gelar ini
serta segenab doa dan kesabaran yang tak pernah hilang.

ALMAMATER TERCINTA

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

ix
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh . . .

Puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T

yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya serta

memberikan petunjuk dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul “Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Kerja Terhadap

Kinerja Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo”. Skripsi ini

merupakan salah satu syarat dalam melaksanakan ujian akhir studi

untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo.

Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan sehingga masih jauh dari kesempurnaan yang

dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki peneliti sendiri.

Namun, berkat do’a, bimbingan dan arahan yang diberikan oleh dosen

pembimbing serta semangat dan kerja keras dapat menyelesaikan

semua masalah yang dihadapi

Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

1. Ayah (Hadun Aday), dan kaka (Nindy Anggriyani Aday) yang sampai

dengan sekarang masih terus memberikan dukungan, bimbingan

dan doa agar berhasil dalam menyelesaikan studi;

x
2. Bapak Prof. Dr. H. Syamsu Qamar Badu, M.Pd selaku Rektor

Universitas Negeri Gorontalo;

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Mahludin H. Baruwadi, M.P., Bapak Supardi

Nani, SE., MSi., Bapak Dr. Fence Wantu SH., MH., dan Bapak Prof.

Dr. Hasanuddin Fatsah, M.Hum selaku Wakil Rektor I, II, III, dan IV

Universitas Negeri Gorontalo;

4. Bapak Imran Rosman Hambali, S.Pd., SE., MSA Selaku Dekan

Fakutas Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo;

5. Bapak Prof. Dr. Syarwani Canon, M.Si selaku Wakil Dekan I, Bapak

Sahmin Noholo, SE., MM Selaku Wakil Dekan II, dan Bapak La

Ode Rasuli, S.Pd, SE, MSA selaku Wakil Dekan III Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo serta selaku penguji 1;

6. Bapak Zulkifli Bokiu, SE. Ak, M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo;

7. Ibu Hartati Tuli, SE, Ak, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo;

8. Ibu Nilawaty Yusuf, SE, Ak, M.Si, CA selaku Ketua Program Studi

S1 Akuntansi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Gorontalo;

9. Ibu Siti Pratiwi Husain, SE., M.Si selaku Pembimbing 1 dengan

tutur kata yang halus, memberikan arahan dan saran selama

penyusunan skripsi;

10. Bapak Amir Lukum, S.Pd., M.SA selaku Pembimbing 2 yang

senantiasa sabar membimbing dengan tulus, meluangkan banyak

xi
waktunya, memberikan saran yang postif selama penyusunan

skripsi;

11. Bapak Ronald S. Badu, SE., M.Si selaku Penguji 2 yang selalu

memberikan arahan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini;

12. Ibu Ayu Rakhma Wuryandini, SE., MSA selaku dosen yang menjadi

tempat curahan hati, mendengarkan keluh kesah, yang senantiasa

mengarahkan, mengajarkan dengan tulus dalam penyelesaian

skripsi ini;

13. Ibu Dr. Tri Handayani Amaliah. SE., AK, M.Si selaku Dosen

Pembimbing Akademik atas saran dan masukannya selama

kegiatan perkuliahan. Serta seluruh Dosen Pengajar yang telah

memberikan bekal ilmu yang tak ternilai harganya dan telah

membantu kelancaran studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi,

Universitas Negeri Gorontalo;

14. Seluruh auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo yang

meluangkan waktu menjadi responden penelitian terlebih khusus

Bapak Marzuki Ridwan dan Bapak Hendra Mbuinga yang selalu

direpotkan dan senantiasa melayani dengan ramah, profesional

serta meluangkan waktunya yang sanagat berharga demi

kelancaran peneliti;

15. Adik-adiku tercinta Nadiya Debriyani Aday dan Nabila Febriyani

Aday yang selalu menjadi penyemangat;

xii
16. Keluarga Cemara (tante Mun, ka’Ocan, Asti, Karina, Naira,) yang

tiada henti memberikan semangat serta mendoakan kepada peneliti

agar dapat menyelesaikan studi;

17. Nurhayati Lauma (tante) beserta keluarga besar yang selalu

mendukung sedari awal peneliti studi sampai penyususnan skripsi;

18. Sahabatku tercinta, terkasih dan teralay Yun Paca, Mawaddah

Khasanah, Fatma Monoarfa (Diamond) yang sedari awal berjuang

bersama-sama, susah senang dilewati bersama, jatuh bangun

menjalankan usaha, senantiasa menjadi tim paling depan

penyemangat mulai dari awal studi sampai tahap dimana

menyelesaikan studi;

19. Teman-teman seperjuangan kelas E S1 Akuntansi (Eki, Fatris,

Bowo, Adi, Aldo, Komang, Kisma, Kude, Irma, Fanti, Isna, Isni,

Lindra, Cencen, Ama, Ira, Jein, Anriani, Mentari, Nanik, Ifa, Ana,

Fitri, Nangsi, Ika, Lia, Aisyah, Gita, Maimun) serta teman-teman

konsentrasi publik dan keluarga besar S1 Akuntansi angkatan 2014

yang berbagi canda dan tawa, memberikan warna dalam

kehidupan, memberikan satu cerita lagi yang akan dikenang, studi

yang kamu sendiri ngga akan kuat untuk merindukannya lagi

penuh dengan drama saat menyelesaikannya;

20. Teman-teman KKN Kebangsaan 2017 Desa Moodulio (Keluarga

Ular) k’Neri k’Grand, Diyah, Isni, Will, Riska, Alvi serta Kepala

Desa, Aparat Desa dan masyarakat desa Moodulio yang

memberikan banyak pengalaman baru, keluarga baru;

xiii
21. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah

membantu peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung

dalam menyelesaikan skripsi;

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang

besar bagi para pembaca dan juga semua pihak yang membutuhkan.

Gorontalo, 21 Maret 2018

Peneliti

xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................... i
HALAMAN LOGO ............................................................................. ii
HALAMAN JUDUL ............................................................................ iii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN .................................................. iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ v
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................. vi
ABSTRAK ......................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................... viii
MOTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xix
DAFTAR TABEL ............................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xxi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................... 7

1.3 Rumusan Masalah ...................................................................... 7

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ 7

1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ................................... 9

2.1 Etika Profesi ................................................................................ 9


2.1.1 Pengertian Etika Profesi ................................................... 9
2.2 Pengalaman Kerja ...................................................................... 13
2.3 Kinerja Auditor ............................................................................ 16

xv
2.3.1 Pengertian Kinerja Auditor ................................................ 16
2.3.2 Penilaian Kinerja Auditor ................................................... 17
2.3.3 Tujuan atau Manfaat Penlilaian Kinerja ............................ 19
2.3.4 Metode Penilaian Kinerja .................................................. 19
2.4 Penelitian Terdahulu ................................................................... 23
2.5 Kerangka Berpikir ....................................................................... 25

2.6 Hipotesis ..................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN......................................................... 29


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 29
3.2 Desain Penelitian ........................................................................ 29
3.3 Sumber Data ............................................................................... 30
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 30
3.5 Definisi Operasional variabel Penelitian ...................................... 31
3.5.1 Variabel Bebas.................................................................. 31
3.4.2 Variabel Terikat ................................................................. 32
3.6 populasi da Sampel .................................................................... 33
3.6.1 Populasi ............................................................................ 33
3.6.2 Sampel .............................................................................. 34
3.7 Metode Pengujian Data .............................................................. 35
3.7.1 Uji Kualitas Data ............................................................... 35
3.7.1.1 Uji Validitas ....................................................... 35
3.7.1.2 Uji Realibitas ...................................................... 36
3.7.2 Konversi Data ................................................................... 37
3.7.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................. 38
3.7.3.1 Uji Normalitas ..................................................... 38
3.7.3.2 Uji Multikolinearitas ............................................ 39
3.7.3.3 Uji Heteroskedasitas .......................................... 39

xvi
3.8 Analisis Regresi Linear Berganda ............................................... 40
3.9 Pengujian Hipotesis .................................................................... 41
3.9.1 Uji Parsial (Uji t) ................................................................ 41
3.9.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F)............................................ 41
3.10 Uji Determinasi........................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 43


4.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 43
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................. 43
4.1.1.1 Sejarah BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo ... 43
4.1.1.2 Visi dan Misi BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo
......................................................................................... 47
4.1.2 Gambaran Umum Responden .......................................... 47
4.1.3 Statistik Deskriptif ............................................................. 52
4.1.3.1 Analisis Deskriptif Variabel Etika Profesi (X1) ..... 52
4.1.3.2 Analisis Deskriptif Variabel Pengalaman Kerja (X2)
......................................................................................... 54
4.1.3.3 Analisis Deskriptif Variabel Kinerja Auditor (Y) ... 55
4.2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas .............................................. 56
4.2.1 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Etika Profesi (X1) ........ 56
4.2.2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Pengalaman Kerja (X2)
................................................................................................... 57
4.2.3 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kinerja Auditor (Y) ....... 58
4.3 Transformasi Data ..................................................................... 58
4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................... 59
4.4.1 Hasil Uji Normalitas Data .................................................... 59
4.4.2 Hasil Uji Multikolinieritas ..................................................... 60
4.4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas ................................................ 61
4.5 Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................... 62
4.5.1 Hasil Pengujian Parameter Individual (Uji-t) ....................... 62

xvii
4.5.2 Hasil Pengujian Parameter Simultan (Uji-F) ....................... 64
4.5.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................................... 65
4.6 Pembahasan ............................................................................... 66
4.6.1 Pengaruh Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor .............. 66
4.6.2 Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Auditor ..... 67
4.6.3 Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Kerja secara
Bersama-sama terhadap Kinerja Auditor ........................... 68
4.7 Keterbatasan Penelitian .............................................................. 69

BAB V PENUTUP .............................................................................. 72


5.1 Simpulan ..................................................................................... 72
5.2 Saran .......................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 74


LAMPIRAN ........................................................................................ 77
CURRUCULUM VITAE ..................................................................... 100

xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Pemikiran .......................................................... 27
Gambar 2 Desain penelitian............................................................... 29
Gambar 3 Struktur Organisasi ........................................................... 46

xix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Penelitian Terdahulu ............................................................. 24
Tabel 2 Peryataan dengan Skala Likert ............................................. 31
Tabel 3 Definisi Operasional Variabel ................................................ 32
Tabel 4 Populasi penelitian ................................................................ 34
Tabel 5 Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuisioner ...................... 48
Tabel 6 Responden Berdasarkan Jenis kelamin ................................ 48
Tabel 7 Responden Berdasarkan Usia .............................................. 49
Tabel 8 Responden Berdasarkan Pendidikan .................................... 49
Tabel 9 Responden Berdasarkan Jabatan ......................................... 50
Tabel 10 Responden Berdasarkan Banyaknya Tugas Pemeriksaan 50

Tabel 11 Responden Berdasarkan Lama Kerja ................................. 51


Tabel 12 Data Interpretasi Skor Item Variabel Penelitian .................. 52
Tabel 13 Analisis Deskriptif Variabel Etika Profesi (X1) ................... 53
Tabel 14 Analisis Deskriptif Variabel Pengalaman Kerja (X2) .......... 54
Tabel 15 Analisis Deskriptif Variabel Kinerja Auditor (Y) ................. 55
Tabel 16 Hasil Uji Validitas dan realibilitas Etika Profesi (X1) ........... 56
Tabel 17 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Pengalamn Kerja (X2) .. 57
Tabel 18 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kinerja Auditor (Y) ........ 58
Tabel 19 Hasil Uji Normalitas Data .................................................... 60
Tabel 20 Hasil Pengujian Multikolinieritas.......................................... 61
Tabel 21 Hasil Pengujian Heterokedastisitas ..................................... 62
Tabel 22 Hasil Uji Parameter Individual ............................................. 62
Tabel 23 Hasil Pengujian Parameter Simultan .................................. 64
Tabel 24 Uji Determinasi R2 ............................................................... 65

xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ........................................................................ 77
Lampiran 2 Hasil Tabulasi Skor Penelitian ........................................ 84
Lampiran 3 Hasil Konversi Data Ordinal ke Interval ........................... 87
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ................................... 90
Lampiran 5 Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................... 93
Lampiran 6 Hasil Pengujian Hipotesis ............................................... 95
Lampiran 7 r Tabel (Pengujian Validitas) ........................................... 97
Lampiran 8 t Tabel (Pengujian Parsial) .............................................. 98
Lampiran 9 f Tabel (Pengujian Simultan) ........................................... 99

xxi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di

instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas

pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi

atau entitas pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang

ditunjuk kepada pemerintah (Muliyadi, 2002: 29). Auditor pemerintah

sendiri terbagi menjadi dua yaitu: yang pertama auditor internal dan yang

kedua auditor eksternal pemerintah.

Menjadi seorang auditor eksternal pemerintah yang dilaksnakan oleh

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan profesi yang unik,

menantang dan harus memiliki keahlian yang handal, independensi,

dapat dipercaya serta kinerja yang baik. Pencapaian kinerja auditor yang

lebih baik harus sesuai dengan standar dan kurun waktu tertentu, seperti

kualitas kerja yaitu mutu menyelesaikan pekerjaan dengan bekerja

berdasar pada seluruh kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan

yang dimiliki oleh auditor (Kurniawan: 2006). Menurut Nugraha dan

Ramantha, (2015). Kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dicapai

oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tangung jawab

yang diberikan kepadanya, dan menjadi salah satu tolak ukur yang

digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan

akan baik atau sebaliknya.

1
2

Amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945 yang ditetapkan

pada 10 November 2001 memuat ketetapan yang lebih tegas mengenai

posisi BPK. Dalam amandemen tersebut, dinyatakan bahwa BPK adalah

badan yang bebas dan mandiri (pasal 23E) Salah satu perubahan penting

lainnya dalam amandemen tersebut adalah ditambahkannya ketetapan

bahwa yang diperiksa Badan Pemriksa Keuagan bukan saja “tanggung

jawab tentang keuangan negara” melainkan juga “pengelolaan keuangan

negara”. Dengan demikian fungsi BPK semakin menentukan dalam

mengendalikan keuangan negara, karena BPK kini juga wajib memeriksa

bagaimana pemerintah dan lembaga lainnya mengelola keuangan yang

dipercayakan kepada mereka.

Saat ini Badan Pemeriksaan Keuangan diatur dalam undang-undang

nomor 15 tahun 2006 tentang BPK RI melengkapi Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan yang dianggap

sudah tidak sesuai dengan perkembangan sistem ketatanegaraan, baik

pada pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah. Sejalan dengan

ditetapkanya undang-undang tersebut, beban dan tanggung jawab yang

dihadapi BPK akan semakin besar. Dalam undang-undang tersebut

secara jelas dikatakan bahwa BPK harus berposisi sebagai lembaga

pemeriksa yang bebas, mandiri dan profesional. Ini sangat diperlukan

dalam rangka upaya menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas

dari korupsi, kolusi dan nepotisme.


3

Dalam era reformasi sekarang budaya KKN sudah semakin meluas,

dan banyak sekali praktek penyalahgunaan kewenangan dan kekuasaan

dikalangan para pemangku jabatan. Banyaknya korupsi membuat

masyarakat menuntut meningkatkan kinerja BPK RI termasuk BPK RI

Perwakilan Provinsi Gorontalo agar dapat menindaklanjuti penyimpangan

terhadap anggaran negara.

Salah satu yang menjadi kasus hangat pada saat ini adalah

penyuapan seorang auditor untuk pemberian opini wajar tanpa

pengecualian (WTP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) kepada

Kementrian Desa. Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

(Kemndes PDTT) tahun Anggaran 2016 Dalam kasus ini, KPK

menetapkan 4 tersangka yakni Rochmadi Saptogiri (auditor utama BPK),

Ali Sadli (auditor BPK), Jarot Budi Prabowo (pejabat Eselon III

Kemendes), dan Sugito (Irjen Kemendes).

Rochmadi diduga menjadi penerima suap lewat Ali Sadli sebagai

perantara penerima. Sedangkan pemberian uang dari Sugito diduga

diberikan melalui anak buahnya, Jarot Budi. Suap diberikan terkait

pemberian predikat WTP BPK terhadap laporan keuangan Kemendes.

KPK menyebut commitment fee dalam kasus ini adalah Rp 240 juta,

dengan Rp 200 juta sebelumnya diberikan pada awal mei lalu. kasus ini

menambah daftar kelam prilaku koruptif yang diduga dilakukan oleh para

auditor negara terkait kewenangan mereka memberikan opini laporan

keuangan. Dan para auditor BPK tersebut telah melanggar kode etik,
4

Integritas dimana Setiap auditor semestinya harus tegas, jujur dan dapat

dipercaya dalam menjalani hubungan profesional dan hubungan bisnis

dalam melaksanakan pekerjaannya. nyatanya dalam kasus tersebut, para

auditor BPK mendapatkan sejumlah uang dari Kemndes PDTT dengan

tujuan mengubah hasil laporan keuanganya anggaran 2016 menjadi wajar

tanpa pengecualian dan Setiap auditor semestinya tidak boleh

membiarkan penilaian profesionalnya dipengaruhi hal subjektif atau

kepentingan pribadi. Perilaku yang tidak profesional ini dikarenakan para

auditor tersebut telah menerima sejumlah uang dari Kemndes PDTT untuk

tahun anggaran 2016 maka auditor BPK tersebut terbukti telah melanggar

hukum dan telah melanggar etika profesi.

Dalam kerangka etika profesi yang dikodifikasikan dalam kode etik

Institute Akuntan Publik Indonesia, prinsip etika merupakan hal utama

dari kode etik tersebut. Sementara itu prinsip etika akuntan public itu

sendiri meliputi lima butir pernyataan (IAPI, 2009: 4). Kelima butir tersebut

adalah 1) Prinsip Integritas, 2) Prinsip Objektifitas, 3) Prinsip Kompetensi

serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian, 4) Prinsip Kerahasiaan, 5)

Prinsip Perilaku Profesional. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2016 pasal

4 nilai dasar kode etik BPK terdiri atas 1), Independensi, 2) Integritas, 3)

Profesionalisme.

Sedangkan fenomena yang terjadi di Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) RI Perwakilan Provinsi Gorontalo terkait dengan kunjungan kerja

Komisi XI DPR RI di Provinsi Gorontalo, Jumat (14/07/17) membahas


5

mengenai beberapa persoalan sehubungan dengan pemeriksaan

keuangan daerah dan pengelolaan dana desa dari tahun anggaran 2016

sampai 2017 belum ada hasil audit. BPK sendiri dimintai untuk melakukan

hasil pemeriksaan alokasi dana desa dan kinerja dalam rangka menilai

pencapaian program pembangunan dan kawasan perdesaan yang telah

ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJNM) 2014-1015 yang pemeriksaannya dilakukan setiap tahunnya

mulai pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2020.

Menurut salah seorang auditor “keterlambatan pelaporan hasil

pemeriksaan dikarenakan kinerja auditor yang kurang optimal dalam

menjalankan tugasnya sebagai seorang auditor”. Dalam hal ini auditor

melanggar kode etik dimana setiap anggota berkewajiban untuk

senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik,

menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas

profesionalisme.

Etika profesi merupakan salah satu unsur penting dari setiap profesi,

tak terkecuali profesi akuntansi. Kepercayaan masyarakat terhadap

profesi akuntansi ditentukan oleh kepatuhan para akuntan terhadap

standar etika yang berlaku disatu instansi yang terkait. seorang auditor

yang mematuhi etika profesi maka semakin tinggi hasil kinerja yang

dihasilkan oleh auditor tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan Putri dan

Saputra (2013) diperoleh hasil bahwa etika profesi signifikan berpengaruh

terhadap kinerja auditor.


6

Selain itu tidak hanya etika profesi yang dibutuhkan untuk mengukur

kinerja seorang auditor namun juga pengalaman auditor. Pengalaman

seorang auditor merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan

peningkatan kinerja seorang auditor. Auditor yang tidak berpengalaman

lebih banyak membuat kesalahan dari pada auditor yang berpengalaman.

Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Kurniawan (2016)

menunjukan bahwa pengalaman auditor berpengaruh terhadap kinerja

auditor yang artinya pengalaman maksimal mengakibatkan kinerja auditor

juga akan menjadi meningkat.

Peneltian ini merupakan jenis replikasi dari penelitian Kurniawan

(2006) perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya selain

waktu dan tempat penelitian dari jumlah populasi dan sampel. Pada

penelitian terhadulu yang dijadikan responden adalah Kantor Akuntan

Publik (KAP). Sehingga peneliti tertarik untuk menerapkan penelitian

terdahulu pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku pemeriksa

keuangan eksternal pemerintah.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Etika Profesi Dan Pengalaman

Kerja Terhadap Kinerja Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi

Gorontalo”.
7

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti

dapat mengidentikasi masalah sebagai berikut:

1. Masih terdapatnya kasus pelanggaran etika profesi di kalangan auditor

yang disebabkan para auditor tidak mematuhi etika profesi Badan

Pemeriksa Keuanagn Republik Indonesia.

2. Kinerja auditor BPK yang belum optimal atas keterlambatan

penyelesain pemeriksaan Alokasi Dana Desa (ADD).

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi

rumusan masalah penelitian ini yakni:

1. Apakah etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Profinsi Gorontalo?

2. Apakah pengalaman kerja seorang auditor berpengaruh terhadap

kinerja auditor Badan Pemeriksa Keuanag (BPK) RI Perwakilan

Provinsi Gorontalo?

3. Apakah etika profesi dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap

kinerja auditor Badan Pemeriksa Keuanag (BPK) RI Perwakilan

Provinsi Gorontalo?

1.4 Tujuan Peneletian

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:
8

1. Untuk mengetahui pengaruh etika profesi terhadap kinerja auditor

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Gorontalo.

2. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja

auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Gorontalo.

3. Untuk mengetahui pengaruh etika profesi dan pengalaman secara

bersama-sama terhadap kinerja auditor Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) RI Provinsi Gorontalo.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara

teoritis maupun secara praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian diharapkan dapat memberikan bukti empiris dan konfirmasi

konsistensi dengan hasil penelitian sebelumnya mengenai etika profesi

dan pengalaman pada kinerja auditor serta dapat sebagai sumber

referensi dan sumbangan pemikiran secara teoritis bagi pihak yang

akan mengadakan kajian lebih luas mengenai teori etika profesi dan

pengalaman kerja.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengimplementasikan teori yang telah didapat

selama menuntut ilmu di perguruan tinggi serta memperdalam

pengetahuan di bidang auditing khususnya mengenai topik

penelitian ini.
9

2. Bagi Organisasi Pemerintah

Memberikan masukan bagi organisasi pemerintah terutama Badan

Periksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Gorontalo dalam Mengelola

sumber daya manusianya yang dapat meningkatkan kinerja audit

yang lebih baik.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Etika Profesi

2.1.1 Pengertian Etika profesi

Etika berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata ethos yang berarti

“karakter” nama lain untuk etika adalah moralitas yang berasal dari

bahasa latin yaitu dari kata mores yang berarti “kebiasaan” moralitas

berfokus pada perilaku manusia yang “benar” dan “salah”. Jadi etika

berhubungan dengan pertannyaan bagaimana seorang bertindah

terhadap orang lainnya (Jusup, 2001: 89).

Menurut Hasanah (2012: 16) bahwa profesi berasal dari bahasa latin,

yaitu “proffesio” yang mempunyai dua pengertian, di antaranya adalah

janji atau ikrar serta profesi dapat diartikan sebagai kegiatan “apa saja”

dan dilakukan oleh “siapa” untuk memperoleh nafkah yang dikerjakan

dengan suatu keahlian tertentu. Dalam arti sempit, profesi berarti

kegaiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus

dituntut daripadannya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.

Kansil (2006: 6) menjelaskan bahwa etika profesi adalah bagian dari

etika sosial, yaitu filsafat atau pemekiran kritis rasional tentang kewjiban

dan tanggung jawab manusia sebagai anggota umat manusia. Etika

profesi adalah meliputi standar sikap para anggota profesi yang dirancang

agar praktis dan realistis, tetapi sedapat mungkin idealis. (Halim, 2008:

29).

9
10

Menurut Jusup (2001: 90) bahwa etika profesional diterapkan oleh

organisasi profesi bagi para anggotannya yang secara sukarela menerima

prinsip perilaku profesional lebih keras dari pada yang diminta oleh

undang-undang. Dalam tuntutan profesional sangat erat hubungannya

dengan suatu kode etik untuk masing-masing profesi. Kode etik

berhubungan dengan prinsip etika tertentu yang berlaku untuk suatu

profesi. Adapun prinsip-prinsip etika profesi: 1) prinsip tanggung jawab, 2)

prinsip keadilan, 3) prinsip otonomi, dan 4) prinsip integritas (Arijanto,

2010: 18).

Sedangkan kode Etik Profesi Akuntan Publik menurut Institute

Akuntan Publik Indonesia (IAPI, 2009: 4) ada lima jenis prinsip dasar etika

profesi yaitu:

1. Prinsip Integritas

Setiap praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan

profesional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. Prinsip Obyektifitas

Setiap praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan

kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (Undue Influence) dari

pihak-pihak yang mempengaruhi pertimbangan profesional atau

pertimbangan bisnisnya.

3. Prinsip Kompetensi Serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian

Profesional (Professional Compotence and Due Care)


11

setiap praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian

profesionalnya pada suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara

berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi kerja dapat menerima

jasa profesional yang diberikan secara kompoten berdasarkan

perkembangan terkini dalam praktik perundang-undangan, dan metode

pelaksanaan pekerjaan. Setiap praktis harus bertindak secara

profesional dan sesuai dengan standar profesi dan kode etik profesi

yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya.

4. Prinsip Kerahasiaan

Setiap praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh

sebagai hasil dari hubungan profesiona dan hubungan bisnisnya, serta

tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketika

tanpa persetujuan dari klien atau pemberi kerja, kecuali jika terdapat

kewajiban untuk mengungkapkan sesuai dengan ketentuan hukum dan

peraturan lainnya yang berlaku. Informasi rahasia yang diperoleh dari

hubungan profesional dan hubungan bisnis tidak boleh digunakan oleh

praktis untuk keuntungan pribadinya atau pihak ketiga

5. Prinsip Perilaku Profesional

Setiap praktis wajib memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan

harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan

profesi.
12

Sedangkan kode etik Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2016 pasal 4 nilai dasar kode etik terdiri

atas:

1. Independensi berkaitan dengan tugas pemeriksaan mengandung arti

tidak adanya perbenturan kepentingan (conflict of interest) antara

pemeriksa dengan pihak terperiksa.

2. Integritas berarti sikap jujur dan transparan, berani, bijaksana, dan

bertanggungjawab dalam melaksanakan audit. Dalam melaksanakan

tanggung jawab profesionalnya, auditor harus memahami prinsip-

prinsip pelayanan kepentingan publik serta menjunjung tinggi

integritas.

3. Profesionalisme adalah kemampuan, keahlian, dan komitmen profesi

dalam menjalankan tugas dimana seorang auditor harus memiliki sikap

untuk melayani kepentingan publik, menghargai dan memelihara

kepercayaan publik dan mempertahankan profesionalisme.

Ada dua sarana dalam kode etik ini, yaitu yang pertama, kode etik ini

bermaksud untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh

kelalaian, baik secara sengaja maupun tidak sengaja dari kaum

profesional. Kedua, kode etik ini bertujuan untuk melindungi keluruhan

profesi tersebut dari perilaku-perilaku buruk orang-orang tertentu yang

mengaku dirinya profesional. Dengan demikian, etika profesi merupakan

atutan-aturan yang digunakan oleh organisasi profesi akuntansi yang


13

meliputi kepribadian, kecakapan profesional, tanggung jawab,

pelaksanaan kode etik dan penafsiran penyempurnaan kode etik.

2.2 Pengalaman Kerja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengalaman adalah

yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung). Siagan (2002: 62),

mengemukakan bahwa pengalaman langsung apabila seseorang pernah

bekerja pada satu organisasi, lalu oleh karena sesuatu meninggalkan

organisasi itu dan pindah ke organisasi yang lain. Sedangkan pengalaman

tidak langsung adalah peristiwa yang diamati dan diikuti oleh seseorang

pada suatu organisasi meskipun yang bersangkutan sendiri tidak menjadi

anggota dari pada organisasi dimana peristiwa terjadi.

Menurut Manulang (2002: 84) bahwa “pengalaman kerja adalah

proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan tentang metode

suatu pekerjaan, karena kredibilitas karyawan tersebut dalam

pelaksanaan tugas pekerjaan”.

Pengalaman auditor dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

indikator yang digunakan Napu (2012) yakni sebagai berikut:

1. Lamanya Bekerja Sebagai Auditor

Pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih.

Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai pengetahuan yang

dimilikinya akan memberikan hasil yang lebih baik dari pada mereka

yang tidak mempunyai pengetahuan cukup akan tugasnya. Kenyataan

menunjukan semakin lama seorang bekerja maka semakin banyak


14

pengalaman kerja seseorang dan begitupun sebaliknya. Pengalaman

bekerja memberikan keahlian dan keterampilan dalam bekerja,

sedangkan keterbatasan pengalaman kerja mengakibatkan tingkat

keterampilan dan keahlian yang dimiliki semakin rendah. Ini biasanya

terbukti dari kesalahan yang dilakukan dalam bekerja dan hasil kerja

yang belum maksimal.

2. Banyaknya Tugas Pemeriksaan.

Lamanya bekerja sebagi auditor bukan berarti auditor sudah lama

melakukan pemeriksaan. Disamping itu, penugasan audit pada

umumnya tidak sama antara tahun ini dengan tahun lalu. Jadi,

pengalaman auditor saat penugasan audi tahun lalu, tentunya berbeda

dengan penugasan audit untuk tahun ini karena masalah-masalah

yang dihadapi tidak sama antara tahun ini dan tahun sebelumnya.

Jadi, pengalaman auditor akan semakin tinggi ketika auditor sudah

lama melakukan pemeriksaan dengan banyaknya tugas pemeriksaan,

sebab sudah bermacam masalah yang dihadapi auditor ketika

melaksanakan tugas pemeriksaan. Banyaknya tugas pemeriksaan

dilihat dari berapa banyak tugas pemeriksaan atas laporan keuangan

yang dilakukan oleh auditor serta banyaknya entitas yang sudah

auditor periksa.

3. Peran Auditor Dalam Organisasi Audit

Ketika seorang auditor memiliki usia yang cukup tua sedangkan peran

auditor tersebut tidak mengikat, maka ketika akan melakukan


15

penugasan audit perlu dites lagi kemampuannya karena penugasan

audit pada umumnya tidak sama antara tahun ini dengan tahun

sebelumnya sehingga kemampuannya terbatas akibat peran auditor

tersebut tidak mengikat. Artinya, auditor tersebut jarang diberikan

penugasan audit sehingga perannya tidak mengikat. Maka saat

diberikan penugasaan audit, terlebih dulu dites kembali

kemampuannya. Peran auditor tidak dilihat dari segi usia auditor

tersebut, melainkan dari segi penugasan audit yang selalu diberikan

kepadanya.

Menurut Ramadhayanti (2013) Pengalaman kerja akan meningkat

seiring dengan semakin meningkatnya kompleksitas kerja. Jika seorang

auditor berpengalaman, maka:

1. Auditor menjadi sadar terhadap lebih banyak kekeliruan.

2. Auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit tentang kekeliruan

3. Auditor menjadi sadar mengenai kekeliruan yang tidak lazim, dan

4. Hal-hal yang terkait dengan penyebab kekeliruan departemen tempat

terjadinya kekeliruan dan pelanggaran serta tujuan pengendalian

internal menjadi relatif lebih.

Selain itu yang dapat dugunakan untuk menentukan berpengalaman

tidaknya seseorang adalah:

1. Latar belakang pribadi, mencakup pendidikan dan pengalaman kerja.

Untuk menunjukan apa yang telah dilakukan seseorang di waktu yang

lalu.
16

2. Bakat dan minat, untuk memperkirakan minat dan kapasitas atau

kemampuan seseorang.

3. Sikap dan kebutuhan, untuk meramalkan tanggung jawab dan

wewenang seseorang.

4. Kemampuan-kemampuan entitas dan manipulatif, untuk memperlajari

kemampuan penilaian dan penganalisaan.

5. Keterampilan dan kemampuan teknik, untuk menilai kemampuan

dalam pelaksanaan aspek-aspek teknik pekerjaan.

6. Kesahatan, tenaga dan stamina, untuk melihat kemampuan fisik

seseorang dalam pelaksanaan pekerjaan.

2.3 Kinerja Auditor

2.3.1 Pengertian kinerja Auditor

Menurut Mangkunegara (2014: 67) mengemukakan bahwa “kinerja

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab

yang diberikan kepadanya”. Kinerja (performance) mengacu kepada kadar

pencapaian tugas-tugas yang membentuk sebuah pekerjaan karyawan.

Kinerja merefleksikan seberapa baik kariyawan memenuhi persyaratan

sebuah pekerjaan (Simamora 2003: 339).

Menurut Nugraha dan Ramantha (2015) Kinerja auditor merupakan

hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tangung jawab yang diberikan kepadanya, dan menjadi


17

salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu

pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya.

Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa kinerja auditor merupakan kemampuan seorang auditor dalam

menghasilkan temuan audit.

2.3.2 Penilaian Kinerja Auditor

Pada profesi auditor, kinerja berkaitan dengan kualitas audit. Tingkat

kinerja yang rendah dapat meningkatkan potensi kesalahan dan

kurangnya kredibilitas. Bagi auditor, evaluasi kinerja penting untuk

meningkatkan efektivitas, promosi dan masa jabatan. Kinerja berarti

seberapa baik seorang auditor profesional mampu memenuhi persyaratan

kerja yang ada. Mangkunegara (2006: 68) menyatakan, kinerja dapat

diukur dengan mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut:

1. Kualitas kerja, yaitu mutu pekerjaan sebagai output yang dihasilkan.

2. Kuantitas kerja, yaitu mencakup jumlah pekerjaan yang harus

diselesaikan dalam kurun waktu yang ditentukan.

3. Ketepatan waktu, menyangkut tentang kesesuaian waktu yang telah

direncanakan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Sedangkan menurut Bangun (2012: 234) bahwa suatu pekerjaan dapat

diukur melalui dimensi-dimensi diantaranya:

1. Kuantitas Pekerjaan

Dimensi ini menunjukan jumlah pekerjaan yang dihasilkan individu atau

kelompok sebagai persyaratan yang menjadi standar pekerjaan. Setiap


18

pekerjaan memiliki persyaratan yang berbeda sehinggan berdasarkan

hasil memenuhi persyaratan tersebut baik pengetahuan, keterampilan

dan maupun kemampuan yang sesuai.

2. Kualitas Pekerjaan

Setiap pegawai dalam kantor harus memenuhi persyaratan tertentu

untuk dapat menghasilkan pekerjaan sesuai kualitas yang dituntut

untuk suatu pekerjaan.

3. Ketepatan Waktu

Setiap pekerjaan memiliki karakteristik yang berbeda, untuk jenis

pekerjaan tertentu harus diselesaikan tepat waktu, karena

ketergantungan atas pekerjaan lainnya. Jadi, apabila pekerjaan suatu

bagian tidak selesai tepat waktu akan menghambat pekerjaan pada

bagian lain. Sehingga mempengaruhi jumlah dan kualitas kerja.

4. Kehadiran

Suatu pekerjaan tertentu menuntut kehadiran pegawai dalam

mengerjakannya sesuai waktu yang ditetapkan, kinerja pegawai

ditentukan oleh kehadiran pegawai.

5. Kemampuan Kerja Sama

Tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan oleh satu orang pegawai

saja, untuk iu pekerjaan tertentu harus dikerjakan oleh dua orang atau

lebih, sehinggaya membutuhkan kerja sama antar pegawai sangat

dibutuhkan.
19

2.3.3 Tujuan atau Manfaat Penilaian Kinerja

Pentingnya penilaian kinerja auditor tersebut untuk dua kepentingan,

yaitu untuk kepentingan auditor yang bersangkutan dan untuk

kepentingan organisasi pemerintah. Karena kinerja auditor akan

berdampak pada kualitas pemeriksaan laporan keuanagn pemerintah.

Menurut Murwansyah (2012: 232), tiga tujan utama penilaian kinerja:

1. untuk mengukur kinerja secara fair dan obyektif berdasarkan

persyaratan pekerjaan. Ini memungkinkan karyawan yang efektif untuk

mendapatkan imbalan atas upaya mereka dan karyawan yang tidak

efektif mendapat konsekuensi sebaliknya atas kinerja buruk.

2. Upaya untuk meningkatkan kinerja dengan mengidentifikasikan tujuan-

tujuan pengembangan yang spesifik.

3. Untuk mengembangkan tujuan karir sehingga kariyawan dapat selalu

menyesuaikan diri dengan tuntunan dinamika organisasi. Semakin

lama, setiap pekerjaan dalam organisasi menjadi semakin menantang

dengan persyaratan-persyaratan yang baru. Seorang kariyawan yang

efektif kinerjanya saat ini belum terjamin akan efektif pula kinerjanya di

masa depan. Ia perlu diberi peluang berkembang dalam pekerjaannya

dan dalam organisasi.

2.3.4 Metode Penilaian Kerja

Menurut Ardana, Ni Wayan, dan I Wayan (2012: 127) penilaian

prestasi kerja atau kinerja seorang kariyawan terbagi menjadi 2 metode:


20

1. Metode Penlaian Berorientasi Masa Lalu.

Metode-metode yang berorientasi masa lalu mempunyai kelebihan

dalam hal perlakuan terhadap prestasi kerja yang telah terjadi dan,

sampai derejat tertentu, dapat diukur. Kelemahannya adalah bahwa

prestasi kerja pada masa lalu tidak dapat diubah. Tetapi dengan

mengevalusi prestasi kerja di masa lalu, para karyawan memperoleh

umpan balik mengenai upaya-upaya mereka. Umpan balik selanjutnya

bisa menggerakan kepada perbaikan-perbaikan prestasi. Teknik-teknik

penilaian tersebut mencakup antara lain lain hal-hal berikut:

a. Rating scale. Barangkali bentuk penilaian prestasi kerja yang tertua

dan paling banyak digunakan adalah rating scale. Pada metode ini,

evaluasi subyektif dilakukan oleh penilai terhadap prestasi kerja

karyawan dengan skala tertentu dari rendah sampai tinggi.

b. Checklist. Metode penilain ini dimaksudkan utuk mengurangi beban

penilai. Seperti metode rating scale, penilai biasanya adalah atasan

langsung. Tetapi tanpa diketahui oleh penilai, departemen

personalia bisa memberikan bobot pada item-item yang berbeda

pada checklist. Pemberi bobot ini memungkinkan penilaian dapat

dikuantifikasikan sehingga skor total dapat ditentukan.

c. Metode peristiwa kritis. Metode ini merupakan metode penilaian

yang mendasarkan pada catatan-catatan penilai yang

menggambarkan perilaku karyawan sangat baik atau sangat jelek

dalam kaitannya dengan pelaksana kerja. Catatan-catatan ini


21

disebut peristiwa-peristiwa kritis. Berbagai peristiwa tersebut dicatat

oleh penilaia selama periode evaluasi terhadap setiap karyawan.

d. Metode peninjauan lapangan. Agar tercapai penilaian yang lebih

terstandarisasi, banyak perusahaan menggunakan metode ini.

Dengan metode ini, wakil ahli depertemen personalia turun ke

“lapangan” dan membantu para penilai dalam penilaian mereka.

Spesialisasi personalia mendapatkan informasi khusus dari atasan

langsung tentang prestasi kerja karyawan. Kemudian ahli itu

mempersiapkan evaluasi atas dasar informasi tersebut.

e. Tes dan observasi prestasi kerja. Bila jumlah pekerjaan terbatas,

penilaian prestasi kerja bisa didasarkan pada tes pengetahuan dan

keterampilan. Agar berguna tes harus reliable dan valid.

f. Metode-metode evaluasi kelompok. Ada beberapa teknik untuk

mengevaluasi kelompok-kelompok karyawan. Penilaian-penilaian

seperti ini biasanya dilakukan oleh penilai atau atasan langsung.

Metode ini berguna untuk pengambilan keputusan kenaikan upah,

promosi dan berbagai bentuk penghargaan organisasional karena

dapat menghasilkan rangking karyawan dari yang terbaik samapai

dengan terjelek. Berikut 3 metode tersebut:

a) Metode Rangking

Metode rangking berarti penilai membandingkan karyawan yang

satu dengan karyawan-karyawan yang lain untuk menentukan


22

siapa yang lebih baik, dan kemudian menempatkan setiap

karyawan dalam urutan dari yang terbaik samapi jelek.

b) Grading atau Forced Distributions

Pada metode ini penilai memisah-misahkan para karyawan ke

dalam berbagai klasifikasi yang berbeda.

c) Point Allocation Method

Metode ini merupakan bentuk lain metode grading. Penilai

diberikan sejumlah nilai total untuk dialokasikan diatara para

karyawan dalam kelompok.

2. Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan

Penilaian-penilaian yang beriorientasi masa depan memusatkan pada

pretasi kerja pada waktu yang akan datang melalui penilaian potensi

karyawan atau penetapan-penetapan sasaran-sasaran prestasi kerja pada

masa mendatang. Teknik-teknik yang bisa digunakan adalah sebagai

berikut:

1. Penilaian Diri (Self-Appraisals)

Teknik evaluasi ini berguna bila tujuan evaluasi adalah untuk

melanjutkan pengembangan diri. Bila karyawan menilai dirinya perilaku

definisip cenderung tidak terjadi sehingga upaya perbaikan diri juga

cenderung dilaksanakan.

2. Penilaian Psikologis (Psychological Appraisals)

Penilain ini pada umumnya terdiri dari wawancara mendalam, tes-tes

psikologi, diskusi dengan atasan langsung, dan review evaluasi-


23

evaluasi lainnya. Penilaian psikologis, biasanya dilakukan oleh para

psikolog, terutama digunakan untuk menilai potensi karyawan pada

waktu yang akan datang. Evaluasi terhadap intelektual, emosi,

motivasi karyawan dan karakteristik-karakteristik hubungan pekerjaan

lainnya sebagai hasil penilaian diharapkan bisa membantu untuk

prestasi kerja pada waktu yang akan datang.

3. Pendekatan Management by Objectives (MBO)

Ini pendekatan MBO adalah bahwa setiap karyawan dan penilai secara

bersama-sama menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran

pelaksana kerja pada waktu yang akan datang. Kemudian, dengan

menggunakan sasaran-sasaran tersebut, penilaian prestasi kerja

dilakukan secara bersama pula.

4. Teknik Pusat Penilaian

Untuk membantu identifikasi “talenta” manajemen pada waktu yang

akan datang, banyak perusahaan besar mempunyai pusat-pusat

penilaian. Assessment centers adalah suatu bentuk penilaian

karyawan yang distandarisasikan di mana tergantung pada berbagai

tipe pemilaian dari penilai. Penilaian bisa meliputi wawancara

mendalam, tes-tes psikologi, diskusi kelopok, simulasi, dan sebagainya

untuk mengevaluasi potensi karyawan di waktu yang akan datang.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu terkait dengan variabel-variabel yang ada dalam

penelitian ini antara lain:


24

Tabel 1: Penelitian Terdahulu

Peneliti
No Judul Hasil
(Tahun)
1 Kompiang Pengaruh Independensi Hasil penelitian
Martina Dinata Profesionalisme, dan Etika menunjukan bahwa
Putri dan Profesi Terhadap Kinerja independensi,
I.D.G Dharma Auditor Pada Kantor Akuntan profesionalisme, dan
Saputra Publik Di Bali etika profesi
2013 berpengaruh terhadap
kinerja auditor karena
semakin tinggi sikap
independensi,
profesionalisme, dan
etika auditor seorang
auditor maka kinerja
yang dihasilkan akan
semakin tinggi.

2. Heru Kurniawan Pengaruh,Pengalaman, Hasil penelitian


2016 OtonomiI, dan Etika Profesi menunjukan bahwa
Terhadap kinerja Auditor Pengalaman, otonomi
dan etika profesi
signifikan berpengaruh
terhadap kinerja auditor
3. Ida Bagus Pengaruh Profesionalisme, Hasil penelitian
Satwika Adhi Etika Profesi dan Pelatihan menunjukan
Nugraha dan Auditor Terhadap Kinerja profesionalisme, etika
I Wayan Auditor Pada Kantor Akuntan profesi dan pelatihan
Ramantha Punlik Di Bali auditor berpengaruh
2015 terhadap kinerja
auditor.
4. Dewa Ayu Astina Pengaruh Etika Profesi dan Hasli penelitian
Dyah Pries ty Komitmen Profesional Audtor menujukan bahwa
dan Terhadap Kinerja Auditor variabel etika profesi
I Ketut Budiartha Dengan Skeptisme dan komitmen
2017 Profesional Sebagai profesional auditor
Pemediasi berpengaruh terhadap
kinerja auditor pada
kantor akuntan publik di
Bali.
25

5 Syamsuddin, I The Influences Of Ethics, Hasil penelitian


Made Sudarma, Independence, And menunjukan bahwa
Abdul Hamid Competence On The Quality Ada pengaruh
Habbe, Mediaty Of An Audit Through The antara Etika dan
2014 Influence Of Profesional Kualitas Audit, dengan
Skepticism In Bpk Of South Skeptisisme
Sulawesi, Central Sulawesi Profesional sebagai
And West Sulawesi. mediator, yang berarti
auditor BPK telah
menjalankan tugasnya
secara profesional
sesuai dengan prinsip-
prinsip kode etik dalam
menghasilkan audit
kualitas.
6. Hasan Flayyeh Al The Ethical Rules Of Hasil penelitian
qtaish, Abed Al Auditing And The Impact Of menujukan bahwa etika
Rahman Compliance With The Ethical profesional auditor
Mohammad Baker Rules On Auditing Quality siginifikan berpengaruh
& Othman Hussein terhdap kualitas audit.
Othman dimana dalam
2014 menerapkan aturan
perilaku etis salah
satunya dengan
meningkatkan kinerja
auditor yang
profesional.
Sumber: Data Olahan, 2018

2.5 Kerangka Berpikir

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

antara variabel yang akan diteliti. Yang terdiri atas variabel terkait yaitu

kinerja auditor dengan variabel bebas yaitu eika profesi dan pengalaman

kerja. Berdasarkan latar belakang dan teori-teori yang telah dikemukakan

diatas, kinerja auditor dapat dipengaruhi etika profesi dan pengalaman

kerja seorang auditor.


26

kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam hal ini auditor terhadap pekerjaan yang dibebankan

kepadanya sesuai dengan standar dan kriteria yan telah ditetapkan dalam

waktu tertentu. Untuk mencapai kinerja auditor yang baik seorang auditor

harus menjalankan profesinya sesuai dengan kode etik yang berlaku.

Etika profesi adalah meliputi standar sikap para anggota profesi yang

dirancang agar praktis dan realistis, tetapi sedapat mungkin idealis.

(Halim, 2008: 29). Kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntansi

ditentukan oleh kepatuhan para akuntan terhadap standar etika. kode etik

ini bermaksud untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan

oleh kelalaian, baik secara sengaja maupun tidak sengaja dari kaum

profesional. Kedua, kode etik ini bertujuan untuk melindungi keluruhan

profesi tersebut dari perilaku-perilaku buruk orang-orang tertentu yang

mengaku dirinya profesional.

Selain itu pengalaman juga merupakan faktor penting untuk mengukur

kinerja seorang auditor. auditor yang sudah berpengalaman dapat lebih

produktif dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya, dan

mampu mengatasi berbagai hambatan dalam melaksanakan tugas-

tugasnya. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Kurniawan:

2006) penglaman kerja signifikan berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dijabarkan dalam bentuk

gambar berikut:
27

Gambar 1: Kerangka Berpikir

Permasalahan Penelitian

Kinerja auditor yang belum optimal serta Masih terdapatnya


kasus pelanggaran etika profesi di kalangan auditor yang
disebabkan para auditor tidak mematuhi etika profesi BPK RI

Dasar Teori Penelitian Terdahulu

1. Etika profesi adalah meliputi 1. Kompiang Martina Dinata Putri


standar sikap para anggota dan
profesi yang dirancang agar I.D.G Dharma Suputra 2013.
praktis dan realistis, tetapi “Pengaruh Independensi
sedapat mungkin idealis. Profesionalisme, dan Etika
Profesi Terhadap Kinerja
(Halim, 2008: 29)
Auditor Pada Kantor Akuntan
2. Menurut Manulang (2002: 84) Publik Di Bali”.
bahwa “pengalaman kerja 2. Heru Kurniawan 2016.
adalah proses pembentukan “Pengaruh,Pengalaman,
pengetahuan atau keterampilan OtonomiI, dan Etika Profesi
tentang metode suatu Terhadap kinerja Auditor”.
pekerjaan, karena kredibilitas 3. Ida Bagus Satwika Adhi
karyawan tersebut dalam Nugraha dan I Wayan
pelaksanaan tugas pekerjaan”. Ramantha 2015. “Pengaruh
3. Nugraha dan Ramantha (2015) Profesionalisme, Etika Profesi
Kinerja auditor merupakan hasil dan Pelatihan Auditor
kerja yang dicapai oleh auditor Terhadap Kinerja Auditor Pada
dalam melaksanakan tugasnya Kantor Akuntan Punlik Di Bali”.
sesuai dengan tangung jawab 4. Dewa Ayu Astina Dyah Priesty
yang diberikan kepadanya, dan dan I Ketut Budiartha 2017.
menjadi salah satu tolak ukur “Pengaruh Etika Profesi dan
yang digunakan untuk Komitmen Profesional Audtor
menentukan apakah suatu Terhadap Kinerja Auditor
Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman
pekerjaan yang dilakukan akan
Kerja Terhadap Kinerja AuditorDengan
BPK Skeptisme Profesional
baik atau sebaliknya. Sebagai Pemediasi”.

Kinerja Auditor
Etika Profesi
(Y1)
(X1)

Pengalaman Kerja
(X2)
28

2.6 Hipotesis Penelitian

Menurut Noor (2011: 79) hipotesis sebagai hubungan yang

diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variable yang diungkap

dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. maka dikembangkan hipotesis

dengan penjelasan sebagai berikut:

H1: Terdapat pengaruh etika profesi terhadap kinerja auditor BPK RI

Perwakilan Provinsi Gorontalo.

H2: Terdapat pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja auditor BPK

RI Perwakilan Provinsi Gorontalo.

H3: Terdapat pengaruh etika profesi dan pengalaman kerja secara

bersama-sama terhadap kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi

Gorontal.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian dan Waktu

Lokasi penelitian ini dilakukan di lingkungan Badan Pemeriksaan

Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dimulai

penelitian pendahuluan yang dilaksanakan bulan Januari sampai dengan

maret 2018.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian merupakan studi lapangan karena penelitian hanya

mengumpulkan data, mencari fakta, kemudian menjelaskan data yaitu

dengan cara pengumpulan dan penyusunan data, selanjutnya dianalisis

berdasarkan model analisis yang diambil dan kemudian diinterprestasikan

berdasarkan landasar teori yang ada.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (dependent) yaitu

Etika profesi (X1), dan Pengalaman kerja (X2), serta Kinerja Auditor (Y)

sebagai variabel terkait (independent). Pengaruh variabel bebas dan

variabel terkait tersebut, dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2: Desain Penelitian

X1= Etika Profesi


X1= Etika Profesi

Y= Kinerja Auditor
X2= Pengalaman
Auditor

29
30

3.3 Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung di

lokasi penelitian melalui kuesioner kepada responden yang dilakukan

pada penelitian awal sampai selesai. Kuesioner tersebut disebarkan

berdasarkan jumlah responden yang menjadi populasi penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yakni dengan cara

menyebarkan kuesioner. Menurut Noor (2011: 139) kuesioner merupakan

suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan

daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan

respon atas daftar pertanyaan tersebut. Skala yang digunakan dalam

pengambilan kuesioner yakni skala “Likert” . menurut Sugiyono (2016: 93)

skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Berikut ini

skor dengan pengukuran skala Likert:


31

Tabel 2: Pernyataan dengan Skala Likert

Skor
Alternatif Jawaban

5
Sangat Setuju (SS)

4
Setuju (S)

3
Netral (N)

2
Tidak Setuju (T S)

1
Sangat Tidak Setju (STS)

3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yakni variabel

bebas dan variable terikat:

3.5.1 Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah etik profesi dan

pengalaman auditor.

a. Etika profesi adalah meliputi standar sikap para anggota profesi yang

dirancang agar praktis dan realistis, tetapi sedapat mungkin idealistis.

b. Pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan atau

keterampilan tentang metode suatu pekerjaan, karena kredibilitas

karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan


32

3.5.2 Variabel Terikat (dependent variabel)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja auditor. Kinerja

auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tangung jawab yang diberikan

kepadanya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dijabarkan dalam bentuk

tabel:

Tabel 3: Devinisi Operasional Variabel

Definisi Operasional Skala


Variabel Indikator
Variabel Ukur

Etika Profesi Etika profesi adalah  Independensi Ordinal


meliputi standar sikap
 Integritas
para anggota profesi
yang dirancang agar  Profesionalisme

praktis dan realistis,


tetapi sedapat mungkin
idealis. (Halim, 2008:29)

Pengalaman Menurut Manulang  Lamanya bekerja Ordinal


(2002:84) bahwa
Kerja sebagai auditor
“pengalaman kerja
adalah proses  Banyaknya tugas

pembentukan pemeriksaan
pengetahuan atau
 Peran auditor
keterampilan tentang
metode suatu dalam organisasi

pekerjaan, karena
33

kredibilitas karyawan
tersebut dalam
pelaksanaan tugas
pekerjaan”
Kinerja Nugraha dan Ramantha  Kualitas kerja Ordinal
(2015) Kinerja auditor
Auditor  Kuantitas
merupakan hasil kerja
yang dicapai oleh  Ketepatan waktu

auditor dalam
melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tangung
jawab yang diberikan
kepadanya, dan menjadi
salah satu tolak ukur
yang digunakan untuk
menentukan apakah
suatu pekerjaan yang
dilakukan akan baik
atau sebaliknya.
Sumber: Data Olahan, 2018

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Menurut Noor (2011: 147) adalah seluruh elemen/anggota dari suatu

wilayah yang menjadi sasaran penelitian atau merupakan keseluruhan

dari objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi Gorontalo yang


34

sejumlah 30 orang untuk lebih jelasnnya, populasi dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4: Populasi Penelitian

Jumlah Jabatan Fungisional

Peran Anggota Pemeriksaan (JFP)

Kepala Sub Auditorat 1 Pemeriksa Madya

Ketua Tim Senior 2 Pemeriksa Muda

Ketua Tim Yunior 3 Pemeriksa Muda

6 Pemeriksa Muda
Tim Senior
5 Pemeriksa Pertama

Tim Yunior 13 Pemeriksa Pertama

Total 30 Orang

Sumber: BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo tahun 2018

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. (Sugiyono, 2016: 81). Karena populasi dalam penelitian

ini hanya sedikit, maka yang akan diambil dalam penelitian ini

menggunakan teknik sampling jenuh dimana penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering

dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil kurang dari 30 orang.


35

(Sugiyono, 2016: 85). Jadi sampel yang digunakan adalah seluruh

populasi penelitian yakni 30 orang auditor.

3.7 Metode Pengujian Data

Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah

menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS

serta Microsoft excel. Analisis didasarkan pada data-data yang diperoleh

dari hasil kuesioner yang disebarkan. Setelah semua data-data dalam

penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang

terdiri dari:

3.7.1 Uji Kualitas Data

Pengujian kualitas data yang dilakukan dengan cara penyebaran

kuesioner, maka kesediaan dan ketelitian dari para responden untuk

menjawab setiap pertanyaan merupakan suatu jawaban sangat ditentukan

oleh alat ukur yang ditentukan untuk itu, dalam melakukan uji kualitas data

atas data primer ini, peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

3.7.1.1 Uji Validitas

Menurut Noor (2011: 169) tentang uji validitas ini dapat disampaikan

hal-hal pokoknya, sebagai berikut:

1. Uji ini sebenarnya untuk melihat kelayakan butir-butir pertanyaan

dalam kuisioner tersebut dapat mendefinisikan suatu variabel.

2. Daftar pertanyaan ini pada umumnya untuk mendukung suatu

kelompok variabel tertentu.


36

3. Uji validitas dilakukan setiap butir soal. Hasilnya dibandingkan dengan

r tabel  df = n – k dengan tingkat kesalahan 5%.

4. Jika r tabel < r hitung, maka butir soal disebut valid.

Data yang diperlukan dalam rumus sebagai berikut:

N (∑ XY) − (∑ X) (Y)
𝑟𝑥𝑦 =
√N ( ∑ X 2 − (∑ X)2 |N (∑ Y 2 − (N ∑ y)2 )

Keterangan:

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item.

Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item.

X = Jumlah skor dalam distribusi X.

Y = Jumlah skor dalam distribusi Y.

X 2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X.

Y 2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y.

N = Banyaknya responden

3.7.1.2 Uji Realibilitas

Menurut Noor (2011: 165) keandalan pengukuran dengan

menggunakan Alfa Cronbach adalah koefisien keandalan yang

menunjukkan seberapa baiknya item/butir dalam suatu kumpulan secara

positif berkorelasi satu sama lain. Tentang uji reabilitas ini dapat

disampaikan hal-hal pokoknya, sebagai berikut:

1. Untuk menilai kestabilan ukuran dan konsistensi responden dalam

menjawab kuesioner. Kuesioner tersebut mencerminkan konstruk


37

sebagai dimensi suatu variabel yang disusun dalam bentuk

pertanyaan.

2. Uji reliabilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh

pertanyaan.

3. Jika nilai alpha > 0.60, disebut reliabel.

Adapun rumusnya sebagai berikut :

𝑘 ∑ 2
𝑟𝑖𝑖 = ( ) (1 − )
𝑘−1 1 2

Keterangan:

𝑟𝑖𝑖 = Reliabilitas instrumen

𝑘 = Banyaknya butir pertanyaan

∑ 2 = Jumlah butir pertanyaan

1 2 = Varians total

3.7.2 Konversi Data

Dalam analisis regresi biasanya terdapat proses konversi data, dari

data skala ordinal (jenis data kualitatif) menjadi data skala interval (jenis

data kuntitatif), melalui method successive intervals (MSI). adapun

langkah kerja MSI adalah sebagai berikut:

a) Menentukan frekuensi responden yang memberikan respon terhadap

setiap item kuesioner.


38

b) Membuat proporsi untuk setiap bilangan frekuensi.

c) Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon,

sehingga diperoleh nilai proporsi kumulatif.

d) Menentukan nilai z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa

proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku.

e) Menentukan nilai density untuk setiap niali z.

f) Menghitung SV (Scale Value) dengan rumus:

𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑡 𝑙𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡 − 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑡 𝑢𝑝𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡


sv =
𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑢𝑝𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡 − 𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑙𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡

Keterangan:

Density at lower limit = kepadatan batas bawah

Density at upper limit = kepadatan batas atas

Area under upper limit = daerah dibawah batas atas

Area under lower limit = daerah dibawah batas bawah

g) Scale value (SV) yang nilainya terkecil (yang memiliki harga negatif

terbesar) diubah menjadi sama dengan satu (=1) dan mentransformasi

masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga

diperoleh transformed scale value (TSV).

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

3.7.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak (Noor, 2011:

174). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menguji


39

sampel penelitian dengan pengujian Kolmogorov-Smirnov untuk

mengetahui apakah sampel merupakan jenis distribusi normal. Jika angka

signifikansi Kolmogorov-Smirnov Sig >0,05 maka menunjukkan bahwa

data berdistribusi normal. Sebailknya jika angka signifikansi Kolmogorov-

Smirnov Sig < 0,05 maka menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi

normal.

3.7.3.2 Multikolinearitas

Menurut Sunyoto (2013: 87) analisis regresi berganda yang terdiri

atas dua atau lebih variabel bebas atau independent variabel dimana akan

diukur keeratan hubungan antar variabel bebas tersebut melalui koefisien

korelasi (r). dikatakan terjadi multikolinearitas, jika koefisien korelasi antar

variabel bebas (x1, x2 x3 dan seterusnya) lebih besar dari 0,60. Dikatakan

tidak terjadi multikolinearitas jika koefisien kolerasi antar variabel bebas

lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r ≤ 0,60).

3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Sunyoto (2013: 90) untuk menguji sama atau tidaknya varian

dari suatu residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain.

Jika residualnya mempunyai varian yang sama disebut terjadi

homoskedastisitas dan jika variannya tidak sama atau berbeda disebut

terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi

heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini digunakan uji Glejser dengan

cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut


40

residualnya (ABS_RES). Jika nilai signifikansi antara variabel independen

dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas.

3.8 Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggambarkan suatu hubungan dimana satu atau

lebih variabel (variabel independen) mempengaruhi variabel lainnya

(variabel dependen). Oleh karena itu peneliti menggunakan analisis

regresi linear berganda untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini.

Menurut Sunyoto (2012: 83) analisis regresi yang melibatkan beberapa

variabel bebas dengan variabel terikat disebut analisis regresi berganda.

Adapun rumusnya yaitu:

𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑒

Dimana:

Y = Kinerja Auditor

a = Konstanta

b1 = Koefesien Etika Profesi

b2 = Koefesien Pengalaman Kerja

X1 = Etika Profesi

X2 = Pengalaman Kerja

E = Standard Eror, yaitu tingkat kesalahan praduga dalam penelitian

Berkaitan dengan analisis regresi ini, setidaknya ada empat kegiatan

yang dapat dilaksanakan dalam analisis regresi, diantaranya:


41

1. Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris

2. Menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan

oleh variasi variabel independen

3. Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak

4. Melihat apakah tanda dan magnitude dari estimasi parameter cocok

dengan teori.

3.9 Pengujian Hipotesis

3.9.1 Uji Parsial (Uji t)

Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen

secara individual terhadap variabel dependen dengan menganggap

variabel lain bersifat konstan. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-

hitung dengan t-tabel (Sulaiman, 2004: 87). Dasar pengambilan

keputusannya:

1. Signifikan bila r value < α (0,05) sehingga menerima hipotesis.

2. Tidak signifikan bila r value > α (0,05) sehingga menolak hipotesis.

3.9.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen

secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan

dengan membandingkan F-hitung dengan F-table (Sulaiman, 2004: 86).

Dasar pengambilan keputusannya:

1. Signifikan bila r value < α (0,05) sehingga menerima hipotesis.

2. Tidak signifikan bila r value > α (0,05) sehingga menolak hipotesis.


42

3.10 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (𝑅 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen

(Suliyanto, 2011: 55). Uji ini dilakukan dengan melihat besarnya nilai

koefisien determinasi R2 yang merupakan besaran non negatif. Nilai

𝑅 2 mempunyai interval antara 0 (nol) sampai 1 (satu) (0≤ 𝑅 2 ≤ 1).

Semakin besar 𝑅 2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi

tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara

keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1.1 Sejarah BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo

Sejalan dengan perkembangan sejarah Indonesia, BPK RI juga

mengalami berbagai perkembangan. Sekitar 30 tahun setelah lembaga

tingg negara yang bernama Badan Pemeriksa Keuangan dan yang

dikenal dengan singkatan BPK ini hijrah dari Yogyakrta ke bogor dan

kemudian ke Jakarta, BPK baru mempunyai satu perwakilan yang dikenal

dengan nama perwakilan BPK wilayah II di Yogyakarta. Berdasarkan

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23G dan Undang-Undang No.15

Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan yang menyatakan

bahwa Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di Ibukota Negara dan

memiliki perwakilan di setiap provinsi.

Dengan semakin meningkatnya ruang lingkup pemeriksaan dan untuk

meningkatkan mutu hasil pemeriksaan serta untuk memperkuat peran dan

kinerja BPK sebagai satu-satunya lembaga pemeriksa di Indonesia, maka

BPK melakukan pembukaan kantor perwakilan di tiap provinsi yang salah

satunya adalah BPK Perwakilan Provinsi Gorontalo. Provinsi Gorontalo

sebelumnya termasuk dalam wilayah pemeriksaan Perwakilan VII BPK di

Makasar. BPK Perwakilan Provinsi Gorontalo didirikan berdasarkan Surat

43
44

Keputusan BPK Nomor 39/K/I-VIII.37/7/2007 tanggal 13 Juli 2007

tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa

Keuangan Republik Indonesia, dengan nama Perwakilan BPK RI di

Gorontalo.

BPK Perwakilan Provinsi Gorontalo adalah salah satu unsur

pelaksana BPK yang berada di bawah Auditorat Utama Keuangan Negara

VI (AKN VI) dan bertanggung jawab kepada Anggota VI BPK melalui

Auditor Utama Keuangan Negara VI (Tortama VI). BPK Perwakilan

Provinsi Gorontalo dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan. BPK

Perwakilan Provinsi Gorontalo mempunyai tugas memeriksa pengelolaan

dan tanggung jawab keuangan daerah pada Pemerintah Provinsi

Gorontalo, Kota/Kabupaten di Provinsi Gorontalo, serta BUMD dan

lembaga terkait di lingkungan entitas tersebut, termasuk melaksanakan

pemeriksaan yang dilimpahkan oleh AKN.

Kepala Perwakilan BPK Perwakilan Provinsi Gorontalo yang pertama

adalah Tri Heriadi, S.H., M.M. yang menjabat sejak BPK Perwakilan

Provinsi Gorontalo terbentuk sampai dengan awal Tahun 2010. Semula

BPK Perwakilan Provinsi Gorontalo menempati gedung milik Pemerintah

Kabupaten Gorontalo di Jl. Ahmad Yani No.6 Limboto, Kabupaten

Gorontalo. Selanjutnya pembangunan gedung Kantor Perwakilan BPK

Provinsi Gorontalo terletak di Jalan Tinaloga Nomor 3 dimulai sejak Tahun

2009 s.d 2010. Pada awal Tahun 2011, demi kelancaran tugas dan fungsi
45

BPK Perwakilan Provinsi Gorontalo maka kegiatan operasional kantor

dipindahkan ke gedung kantor tersebut.

Peresmian Kantor BPK Perwakilan Provinsi Gorontalo dilaksanakan

pada hari Jumat, tanggal 8 Juni 2012 oleh Ketua BPK RI Drs. Hadi

Poernomo, Ak dengan disaksikan oleh Anggota I BPK RI Moermahadi

Soerja Djanegara, S.E., Ak., M.M., CPA, Sekretaris Jenderal BPK Hendar

Ristriawan, S.H., M.H., Auditor Utama Keuangan Negara IV Abdul Latief,

S.E., M.M., Kepala Perwakilan BPK RI Provinsi Gorontalo Efdinal, S.E.,

M.M., para Kepala Daerah dan Ketua DPRD di wilayah Provinsi

Gorontalo, dan para undangan dari berbagai instansi pemerintah.

Hingga saat ini, jabatan Kepala Perwakilan BPK Perwakilan Provinsi

Gorontalo telah berganti sebanyak 3 kali setelah kepemimpinan Bapak

Efdinal. pada Tahun 2012, Bapak Andi Kangkung menggantikan posisi

Bapak Efdinal sebagai Kepala Perwakilan. Pada pergantian berikutnya,

Bapak Andi Kangkung digantikan oleh Bapak Bingkros Hutabarat pada

Tahun 2013 hingga Agustus 2016. Dan pada Tahun 2016 hingga

sekarang, jabatan Kepala Perwakilan dipegang oleh Bapak Muhaimin.


46

Gambar 3: Struktur Organisasi BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo

Sumber: http://www.gorontalo.bpk.go.id/
47

4.1.1.2 Visi dan Misi BPK RI Perwakilan Provinsi Gororntalo

1. Visi BPK RI Perwakilan Provinsi Gororntalo

Menjadi pendorong pengelolaan keuangan negara untuk mencapai

tujuan negara melalui pemeriksaan yang berkualitas dan bermanfaat.

2. Misi BPK RI Perwakilan Provinsi Gororntalo.

a. meriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara secara

bebas dan mandi.

b. Melaksanakan tata kelola organisasi yang berintegritas,

independen, dan profesional.

4.1.2 Gambaran Umum Responden

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

diperoleh dengan memberikan kuesioner tertutup kepada responden.

Penyebaran kuesioner kepada responden dan pengumpulannya dilakukan

pada bulan Februari 2018. Kuesioner yang dikirimkan kepada responden

sebanyak 30 eksamplar sesuai dengan jumlah sampel yang telah

ditentukan dengan tingkat pengembaliannya 83% atau sebanyak 25

eksamplar dengan semua kuesioner yang kembali dapat digunakan serta

dianalisis, Berikut tabel tingkat pengembalian kuesioner.


48

Tabel 5: Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuisioner

Keterangan Jumlah Persentase (%)


Jumlah kuisioner yang disebar 30 100
Jumlah kuisioner yang tidak kembali 5 17
Jumlah kuisioner yang datanya tidak lengkap - -
Jumlah kuisioner yang tidak diisi - -
Jumlah total kuisioner yang dapat di analisis 25 83
Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Karakteristik responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini

dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu menurut jenis kelamin, usia,

pendidikan, banyaknya tugas pemeriksaan, lama bekerja, dan jabatan

pada Badan Pemeriksa keuanagn (BPK) RI Perwakilan Provinsi Gorontalo.

Berikut ini disajikan karakteristik responden menurut jenis kelamin, usia,

lama bekerja, dan jabatan.

Tabel 6: Responden Berdasarkan Jenis kelamin

NO JENIS KELAMIN AUDITOR JUMLAH


1 LAKI-LAKI 20
2 PEREMPUAN 5
Jumlah 25
Sumber: Dada Primer Diolah, 2018

Dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa responden dalam

penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 25

orang dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 5 orang.

Berdasarkan data yang disajikan dapat diambil kesimpulan bahwa

sebagian besar auditor di Badan Pemeriksa keuanagn (BPK) RI

Perwakilan Provinsi Gorontalo berjenis kelamin laki-laki. Hal ini

dikarenakan jenis pekerjaanya lebih banyak di lapangan dan dari segi


49

emosi, laki-laki lebih lebih dapat dikendalikan dibandingkan perempuan.

Hal ini terkait dengan independensi dan otonomi seorang auditor.

Tabel 7: Responden Berdasarkan Usia

NO USIA AUDITOR JUMLAH


1 21 - 30 Tahun 4
2 31 - 40 Tahun 18
3 41 - 50 Tahun 3
4 > 50 Tahun -
Jumlah 25
Sumber: Dada Primer Diolah, 2018

Pada tabel tersebut menunjukan jumlah responden yang berumur 21-

30 tahun sebanyak 4 orang, 31-40 tahun sebanyak 18 orang dan umur 41-

50 tahun sebanyak 3 orang. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar auditor yang bekerja di Badan Pemeriksa keuanagn (BPK)

RI Perwakilan Provinsi Gorontalo berusia 31-40 tahun sebanyak 18 orang.

Hal ini dapat dilihat dari usia auditor dengan lingkup antara 20-40 tahun.

Usia yang masih tergolong muda dan produktif sebagai auditor.

Tabel 8: Responden Berdasarkan Pendidikan

PENDIDIKAN
NO JUMLAH
AUDITOR
1 SMA -
2 D3 -
3 S1 15
4 S2 10
5 S3 -
Jumlah 25
Sumber: Dada Primer Diolah, 2018

Berdasarkan tabel di atas jumlah responden yang memiliki jenjang

pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 15 orang, dan Master (S2) sebanyak


50

10 orang. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

auditor yang bekerja di Badan Pemeriksa keuanagn (BPK) RI Perwakilan

Provinsi Gorontalo memiliki latar belakang pendidikan Sarjana (S1). Hal ini

dikarenakan kompetensi lulusan sarjana (S1) dirasa sudah cukup untuk

menjadi auditor, baik auditor junior maupun auditor senior.

Tabel 9: Responden Berdasarkan Jabatan

NO JABATAN AUDITOR JUMLAH


1 Kepala Sub Auditorat 1
2 Ketua Tim Senior 2
3 Ketua Tim Yunior 3
4 Tim Senior 9
5 Tim Yunior 10
Jumlah 25
Sumber: Dada Primer Diolah, 2018

Dalam tabel di atas menunjukkan responden dengan jabatan sebagai

auditor kepala sub auditorat sebanyak 1 orang, ketua tim senior sebanyak

2 orang, ketua tim yunior sebanyak 3 orang, tim senior senior sebanyak 9

orang, dan tim yunior sebanyak 10 orang. Dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar auditor yang menjadi responden dalam penelitian ini

berada pada jabatan auditor yunior dan auditor senior.

Tabel 10: Responden Berdasarkan Banyaknya Tugas Pemeriksaan

BANYAKNYA TUGAS
NO JUMLAH
PEMERIKSAAN
1 1-10 Kali 2
2 11 - 20 Kali 3
3 21 - 30 Kali 12
4 31 - 40 Kali 5
5 > 40 Kali 3
Jumlah 25
Sumber: Dada Primer Diolah, 2018
51

Dalam tabel di atas menunjukkan responden yang memiliki tugas

pemeriksaan 1-10 kali sebanyak 2 orang, 11-20 kali sebanyak 3 orang,

21-30 kali sebanyak 12 orang, 31-40 kali sebayak 5 orang dan yang

memiliki tugas pemeriksaan > 40 Kali sebanyak 3 orang. Dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar auditor yang bekerja di Badan Pemeriksa

keuanagn (BPK) RI Perwakilan Provinsi Gorontalo banyaknya tugas

pemeriksaan yang dilakukan 21-30 kali sebanayak 12 orang. Hal ini

dikarenakan semakin banyaknya tugas pemeriksaan seorang auditor

maka semakini meminimalisir kesalahan dalam pemeriksaan.

Tabel 11: Responden Berdasarkan Lama Kerja

NO LAMANYA BEKERJA JUMLAH


1 1-3 Tahun 2
2 4-7 Tahun 3
3 8 - 10 Tahun 11
4 11-13 Tahun 6
5 > 13 Tahun 3
Jumlah 25
Sumber: Dada Primer Diolah, 2018

Dalam tabel di atas menunjukkan responden yang lama masa kerja 1-

3 tahun sebanyak 2 orang, 4-7 tahun sebanyak 3 orang, 8-10 tahun

sebanyak 11 orang, 11-13 tahun sebanyak 6 orang dan lama masa kerja >

13 Tahun tahun sebanyak 3 orang. Dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar auditor yang bekerja di Badan Pemeriksa keuanagn (BPK) RI

Perwakilan Provinsi Gorontalo lama bekerja 8-10 tahun sebanyak 11

orang. Hal ini dikarenakan auditor yang memiliki masa kerja yang lebih

lama akan meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam bekerja.


52

4.1.3 Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif adalah yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2016: 147).

Penyajian data hasil penelitian ini dengan menggunakan tabel distribusi

frekuensi karena jumlah data yang disajikan cukup banyak sehingga

diharapkan dapat menjadi lebih efisien dan komunikatif. Distribusi

frekuensi diperoleh dari hasil tabulasi skor jawaban responden dengan

nilai skor tertinggi 5 dan skor terendah 1, sehingga dalam penilaian

mengacu pada (Narimawati, 2008: 85).

Tabel 12: Data Interpretasi Skor Item Variabel Penelitian

No Nilai Skor Interpretasi


1 20% - 36% Tidak baik
2 36,01% - 52% Kurang baik
3 52,01% - 68% Cukup Baik
4 68,01% - 84% Baik
5 84,01% - 100% Sangat Baik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018

4.1.3.1 Analisis Deskriptif Variabel Etika Profesi (X1)

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah kembali dan dapat

dianalisis, maka diperoleh gambaran jawaban responden untuk masing-

masing variabel. Variabel etika profesi dalam penelitian diukur dengan 8


53

jumlah pernyataan. Adapun analisis deskriptif mengenai etika profesi

dapat dilihat melalui tanggapan responden dari berbagai indikator sebagai

berikut:

Tabel 13: Analisis Deskriptif Variabel Etika Profesi (X1)

Alternatif Jawaban Skor Kesimpulan


Variabel Perny.
1 2 3 4 5 Aktual Ideal (%)
Etika 1 0 0 2 19 4 102 125 81.60% Baik
Profesi 2 0 0 1 10 14 113 125 90.40% Sangat Baik
3 0 0 0 15 10 110 125 88.00% Sangat Baik
4 0 0 1 6 18 117 125 93.60% Sangat Baik
5 0 0 1 16 8 107 125 85.60% Sangat Baik
6 0 1 4 10 10 104 125 83.20% Baik
7 0 0 3 11 11 108 125 86.40% Sangat Baik
8 0 0 0 13 12 112 125 89.60% Sangat Baik
Total 0 1 12 100 87 873 1000 87.30% Sangat Baik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa secara keseluruhan

presentasi dari responden mengenai etika profesi pada auditor Badan

Pemeriksa Keauangan (BPK) RI Perwakilan Provininsi Gorontalo sudah

dikatakan memadai. Berdasarkan 3 indikator yang digunakan sebagai

instrument penelitian terhadap etika profesi kesemuanya berada pada

katagori sangat baik dengan presentasi sebesar sebesar 87,3% dan total

skor 873. Namun masih ada yang presentasinya pada katagori baik

dibawah dari 87,3% ada 2 pernyataan dikarenakan masih ada responden

yang menjawab indikator integritas mengenai saya sebagai seorang

auditor bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota

untuk mengembangkan profesi akuntansi dan memelehira kepercayaan

masyarakat dengan angka 2.


54

4.1.3.2 Analisis Deskriptif Variabel Pengalaman Kerja (X2)


Variabel pengalaman kerja seorang auditor dalam penelitian diukur

dengan 7 jumlah pernyataan. Adapun analisis deskriptif mengenai

penerapan pengalaman kerja seorang auditor dapat dilihat melalui

tanggapan responden dari berbagai indikator sebagai berikut:

Tabel 14: Analisis Deskriptif Variabel Pengalaman Kerja (X2)

Alternatif Jawaban Skor Kesimpulan


Variabel Perny.
1 2 3 4 5 Aktual Ideal (%)
Pengala- 1 0 0 4 11 10 106 125 84.80% Sangat Baik
man 2 0 0 1 15 9 108 125 86.40% Sangat Baik
Auditor 3 0 0 1 12 12 111 125 88.80% Sangat Baik
4 0 2 4 11 8 100 125 80.00% Baik
5 0 0 2 11 12 110 125 88.00% Sangat Baik
6 0 1 0 7 17 115 125 92.00% Sangat Baik

7 0 0 2 11 12 110 125 88.00% Sangat Baik


Total 0 3 14 78 80 760 875 86.86% Sangat Baik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa secara keseluruhan

presentasi dari responden mengenai pengalaman kerja seorang auditor

berada pada katagori sangat baik. Hal ini berarti bahwa pengalaman kerja

pada auditor Badan Pemeriksa Keauangan (BPK) RI Perwakilan

Provininsi Gorontalo sudah dikatakan memadai. Berdasarkan 3 indikator

yang digunakan sebagai instrument penelitian terhadap pengalaman kerja

kesemuanya berada pada katagori sangat baik dengan presentasi

sebesar 86,86% dengan total skor 760. Namun masih ada 1 pernyataan

yang presentasinya pada katagori baik dibawah dari 86,86% dikarenakan

masih ada responden yang menjawab mengenai pernyataan berbagai


55

jenis penugasan pemeriksaan telah diselesaikan dengan angka 2 dan

indikator peran auditor dalam organisasi mengenai setiap ada penugasan

audit atas laporan keuanagn saya berperan serta didalamnya sebagai

pemeriksa dengan angka 2.

4.1.3.3 Analisis Deskriptif Variabel Kinerja Auditor (Y)

Variabel kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo dalam

penelitian diukur dengan 10 jumlah pernyataan. Adapun analisis deskriptif

mengenai penerapan pengalaman kerja seorang auditor dapat dilihat

melalui tanggapan responden dari berbagai indikator sebagai berikut:

Tabel 15: Analisis Deskriptif Variabel Kinerja Auditor (Y)

Alternatif Jawaban Skor Kesimpulan


Variabel Perny.
1 2 3 4 5 Aktual Ideal (%)
Kinerja 1 0 0 1 18 6 105 125 84.00% Baik
Auditor 2 0 0 1 11 13 112 125 89.60% Sangat Baik
3 0 0 3 14 8 105 125 84.00% Baik
4 0 0 3 15 7 104 125 83.20% Baik
5 0 0 1 11 13 112 125 89.60% Sangat Baik
6 0 1 2 15 7 103 125 82.40% Baik
7 0 1 6 12 6 98 125 78.40% Baik
8 0 1 3 13 8 103 125 82.40% Baik
9 1 0 4 13 7 100 125 80.00% Baik
10 0 0 1 12 12 111 125 88.80% Sangat Baik
Total 1 3 25 134 87 1053 1250 84.24% Sangat Baik
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa secara keseluruhan

presentasi dari responden mengenai kinerja auditor berada pada katagori

sangat baik. Hal ini berarti bahwa kinerja auditor Badan Pemeriksa

Keauangan (BPK) RI Perwakilan Provininsi Gorontalo sudah dikatakan

memadai. Berdasarkan 3 indikator yang digunakan sebagai instrument


56

penelitian terhadap kinerja auditor kesemuanya berada pada katagori

sangat baik dengan presentasi dilihat sebesar 84,24% dengan total skor

1053. Namun masih ada 7 pernyataan yang baik dibawah 84,24%

dikarenakan masih ada responden yang menjawab pernyataan dapat

menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari target yang sudah ditetapkan

dalam program audit dengan angka 1, kemudian pernyataan mengenai

tepat waktu menjalankan tugas sebagai seorang auditor dengan angka 2

dan 2 pernyataan dalam indikator kuantitas pekerjaan, yang pertama

pernyataan mengenai memiliki kesempatan berpartisipasi dalam proses

penetapan tujuan, dan pernyataan kedua mengenai ingin diberi

kesempatan membuat keputusan mengenai apa yang diaudit dengan

menjawab angka 2.

4.2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

4.2.1 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Etika Profesi (X1)

Hasil uji validitas dan realibilitas untuk indikator-indikator pada

variabel pada etika profesi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 16: Hasil Uji Validitas dan realibilitas Etika Profesi (X1)

Cronbach’s
Pernyataan rHitung rTabel Status Status
Alpha
X1_1 0.568 0,3961 Valid 0,683 Reliabel
X1_2 0.412 Valid
X1_3 0.436 Valid
X1_4 0.510 Valid
X1_5 0.531 Valid
X1_6 0.507 Valid
X1_7 0.419 Valid
X1_8 0.434 Valid
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
57

Berdasarkan hasil analisis yang diterlihat pada tabel di atas, semua

item pernyataan pada variabel etika profesi (X1) dinyatakan valid dimana

hasil uji r-Hitung masing-masing pernyataan lebih besar dari r-Tabel 0,3961.

Kemudian untuk hasil uji reliabilitas berdasarkan hasil pengujian diperoleh

nilai cronbach’s alpha sebesar 0,683 dimana lebih besar dari 0,60 seperti

yang disyaratkan. Maka dengan demikian dapat disimpulkan untuk

variabel etika profesi (X1) dinyatakan valid dan reliabel.

4.2.2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Pengalamn Kerja (X2)

Hasil uji validitas dan realibilitas untuk indikator-indikator pada

variabel pada pengalaman kerja dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 17: Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Pengalaman Kerja (X2)

Cronbach’s
Pernyataan rHitung rTabel Status Status
Alpha
X2_1 0.571 0,3961 Valid 0,689 Reliabel
X2_2 0.465 Valid
X2_3 0.618 Valid
X2_4 0.422 Valid
X2_5 0.651 Valid
X2_6 0.396 Valid
X2_7 0.407 Valid
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
Berdasarkan hasil analisis yang diterlihat pada tabel di atas, semua

item pernyataan pada variabel pengalaman kerja (X2) dinyatakan valid

dimana hasil uji r-Hitung masing-masing pernyataan lebih besar dari r-Tabel

0,3961. Kemudian untuk hasil uji reliabilitas berdasarkan hasil pengujian

diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar 0,689 dimana lebih besar dari

0,60 seperti yang disyaratkan. Maka dengan demikian dapat disimpulkan

untuk variabel pengalaman kerja (X2) dinyatakan valid dan reliabel.


58

4.2.3 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kinerja Auditor (Y)

Hasil uji validitas dan realibilitas untuk indikator-indikator pada

variabel kinerja auditor dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 18: Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kinerja Auditor (Y)

Cronbach’s
Pernyataan rHitung rTabel Status Status
Alpha
Y_1 0.542 0,3961 Valid 0,716 Reliabel
Y_2 0.569 Valid
Y_3 0.439 Valid
Y_4 0.494 Valid
Y_5 0.445 Valid
Y_6 0.578 Valid
Y_7 0.540 Valid
Y_8 0.428 Valid
Y_9 0.610 Valid
Y_10 0.408 Valid
Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Berdasarkan hasil analisis yang diterlihat pada tabel di atas, semua

item pernyataan pada variabel kinerja auditor (Y) dinyatakan valid dimana

hasil uji r-Hitung masing-masing pernyataan lebih besar dari r-Tabel 0,3961.

Kemudian untuk hasil uji reliabilitas berdasarkan hasil pengujian diperoleh

nilai cronbach’s alpha sebesar 0,716 dimana lebih besar dari 0,60 seperti

yang disyaratkan. Maka dengan demikian dapat disimpulkan untuk

variabel kinerja auditor (Y) dinyatakan valid dan reliabel.

4.3 Transformasi Data

Setelah analisis deskriptif dilakukan maka tahap selanjutnya

melakukan analisis inferensial dengan menggunakan teknik analisis

regresi berganda. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi dalam


59

melakukan analisis regresi berganda (parametrik regresi) adalah sebagai

berikut:

1. Data yang diamati sekurang-kurangnya berskala ukur interval atau

rasio

2. Data harus berdistribusi normal

3. Memenuhi jumlah sampel minimum yang disyaratkan

Syarat pertama yang harus dipenuhi dalam menggunakan analisis

regresi berganda (parametrik) adalah data harus berskala ukur interval.

Sedangkan data penelitian yang diperoleh menggunakan skala likert yang

berbentuk ordinal. Dengan demikian sebelum diolah lebih lanjut, data

penelitian yang diperoleh akan dinaikkan menjadi skala interval dengan

menggunakan metode MSI (Method of Successive Interval) seperti yang

telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Hasil MSI untuk setiap variabel

dapat dilihat pada lampiran penelitian.

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi antara variabel dependen dengan variabel

independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorrov-Smirnov Test dengan

program SPSS dengan dasar pengambilan keputusan yaitu jika

probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima yang berarti variabel

berdistribusi normal, dan jika probabilitas kurang dari 0,05 maka Ho ditolak
60

yang berarti tidak berdistribusi normal. Berikut hasil pengujian normalitas

data.

Tabel 19: Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 25
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 3.77512349
Most Extreme Differences Absolute .103
Positive .082
Negative -.103
Kolmogorov-Smirnov Z .513
Asymp. Sig. (2-tailed) .955
a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan hasil pengujian di atas diperoleh nilai Kolmogorrov-

Smirnov Z sebesar 0,513 dengan nilai asymp. Sig. (2-tailed) atau

probabilitas sebesar 0,955 yang berada diatas 0,05 seperti yang telah

disyaratkan. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

dalam penelitian ini berdistribusi normal.

4.4.2 Hasil Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan

linear antar variabel independen dalam model regresi. Untuk dapat

mendeteksi bahwa data tidak terjadi gejala multikolinieritas dalam

penelitian ini maka digunakan uji VIF dan nilai Tolerance dimana untuk

nilai VIF harus berada dibawah 10 dan nilai Tolerance berada di bawah 1

atau mendekati 1. Berikut hasil pengujian multikolinieritas.


61

Tabel 20: Hasil Pengujian Multikolinieritas

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)

Etika_Profesi .996 1.004


Pengalaman_Kerja .996 1.004
a. Dependent Variable: Kinerja_Auditor

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai tolerance untuk masing-

masing variabel independen berada dibawah atau mendekati 1 dan nilai

VIF di bawah 10 seperti yang telah disyaratkan. Sehingga dengan

demikian maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam

penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinieritas dan dapat dilanjutkan

pada tahapan pengujian selanjutnya.

4.4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model

regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak

adanya gejala heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini digunakan uji

Glejser dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan

nilai absolut residualnya (ABS_RES). Jika nilai signifikansi antara variabel

independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi

masalah heteroskedastisitas. Berikut hasil pengujian heterokedastisitas.


62

Tabel 21: Hasil Pengujian Heterokedastisitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 9.064 3.753 2.415 .024
Etika_Profesi -.165 .126 -.265 -1.313 .203
Pengalaman_Kerja -.116 .133 -.176 -.872 .393
a. Dependent Variable: RES_2

Berdasarkan hasil pengujian di atas, diperoleh nilai signifikansi kedua

variabel independen lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.

4.5 Hasil Pengujian Hipotesis

4.5.1 Hasil Pengujian Parameter Individual (Uji-t)

Analisis pengujian dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda, dimana untuk pengujian hipotesis pertama dan kedua dalam

penelitian ini dilakukan dengan uji-t seperti yang tergambarkan pada tabel

berikut ini.

Tabel 22: Hasil Uji Parameter Individual

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 12.790 7.383 1.732 .022
Etika_Profesi .726 .248 .528 2.933 .008
Pengalaman_Kerja .103 .262 .071 2.395 .040
a. Dependent Variable: Kinerja_Auditor

Pengujian hipotesis pertama bertujuan untuk menguji apakah etika

profesi berpengaruh pada kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi


63

Gorontalo. Berdasarkan tabel di atas, hasil output SPSS diperoleh nilai t-

hitung sebesar 2,933 yang berarti lebih besar dari t-tabel 2,07387 (n – k –

1 = 25 – 2 – 1 = 22) dengan nilai signifikansi sebesar 0,008 yang berarti

lebih kecil dari tingkat signifikansi alpa 0,05 atau di atas tingkat

kepercayaan > 95%. Dengan demikian hipotesis Ho ditolak dan menerima

HA yang berarti etika profesi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo.

Pengujian hipotesis kedua bertujuan untuk menguji apakah

pengalaman kerja berpengaruh terhadap kinerja auditor BPK RI

Perwakilan Provinsi Gorontalo. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai t-

hitung sebesar 2,395 yang berarti lebih besar dari t-tabel 2,07387 (n – k –

1 = 25 – 2 – 1 = 22) dengan nilai signifikansi sebesar 0,040 yang berarti

lebih kecil dari tingkat signifikansi alpa 0,05 atau diatas tingkat

kepercayaan > 95%. Dengan demikian hipotesis Ho ditolak dan menerima

HA yang berarti pengalaman auditor berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo.

Berdasarkan tabel pengujian di atas, maka persamaan regresi yang

dihasilkan dari hasil pengujian sebagai berikut.

Y = 12,790 + 0,726X1 + 0,103X2 + e

Nilai konstanta sebesar 12,790 tersebut merupakan nilai tetap yang

berarti bahwa kinerja auditor apabila tidak terdapat pengaruh dari variabel

bebas maka nilainya adalah sebesar 12,790.


64

Nilai koefisien regresi variabel etika profesi (X1) terhadap kinerja

auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo dapat diinterpretasikan

sebesar 0,726 atau sebesar 72,6% yang dapat dideskripsikan bahwa

setiap kenaikan 1 satuan pada kinerja auditor dipengaruhi oleh etika

profesi sebesar 72,6%, sedangkan sisanya sebesar 27,4% dapat

dijelaskan oleh variabel lain diluar model dalam penelitian ini.

Nilai koefisien regresi variabel pengalaman kerja (X2) terhadap kinerja

auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo dapat diinterpretasikan

sebesar 0,103 atau sebesar 10,3% yang dapat dideskripsikan bahwa

setiap kenaikan 1 satuan pada kinerja auditor dipengaruhi oleh

pengalaman kerja sebesar 10,3%, sedangkan sisanya sebesar 89,7%

dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar model dalam penelitian ini.

4.5.2 Hasil Pengujian Parameter Simultan (Uji-F)

Untuk menguji hipotesis ketiga dalam penelitian dilakukan dengan Uji-

F. Uji-F dilakukan untuk mengetahui apakah etika profesi dan pengalaman

kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja auditor BPK RI

Perwakilan Provinsi Gorontalo. Berikut hasil pengujiannya.

Tabel 23: Hasil Pengujian Parameter Simultan

ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 138.901 2 69.451 4.467 .024a
Residual 342.037 22 15.547
Total 480.938 24
a. Predictors: (Constant), Pengalaman_Kerja, Etika_Profesi
b. Dependent Variable: Kinerja_Auditor
65

Berdasarkan hasil uji-F pada tabel di atas, diperoleh nilai F-hitung

sebesar 4,467 yang lebih besar daripada F-tabel sebesar 3,44 dengan

nilai probability lebih kecil dari 0,05 atau 5% yaitu sebesar 0,024. Dengan

demikian dapat diinterpretasikan bahwa etika profesi dan pengalaman

kerja secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo.

4.5.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dalam penelitian ini untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

varies variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu, berarti

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Apabila

dikalikan dengan 100% akan diperoleh persentase sumbangan variabel

bebas secara bersama-sama terhadap naik turunnya variabel dependen.

Berikut hasil pengujian R2.

Tabel 24: Uji Determinasi R2

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .537a .289 .224 3.94299
a. Predictors: (Constant), Pengalaman_Kerja, Etika_Profesi
b. Dependent Variable: Kinerja_Auditor
66

Berdasarkan tabel hasil pengujian di atas, diperoleh hasil pengujian

determinasi mempunyai nilai R sebesar 0,537 dengan Adjusted RSquare

0,224 atau sebesar 22,4%. Hal ini berarti bahwa etika profesi dan

pengalaman kerja mampu menjelaskan tentang kinerja auditor BPK RI

Perwakilan Provinsi Gorontalo sebesar 22,4%. Sedangkan sisanya

sebesar 77,6% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam

model penelitian ini.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor

Pada profesi auditor tingkat kinerja yang rendah dapat meningkatkan

potensi kesalahan dan kurangnya kredibilitas. Seorang auditor yang

memiliki kinerja yang baik harus mampu menyelesaiakan tugas sesuai

dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya serta mematuhi etika

profesi yang berlaku.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan etika profesi terhadap kinerja auditor. Hal ini mengindikasikan

bahwa auditor yang tidak memegang teguh prinsip-prinsip etika profesi

akan lebih besar melakukan kesalahan dengan menyalahgunakan

jabatannya dan tidak lagi memiliki kepercayaan dari masyarakat begitupun

sebaliknya. seorang auditor yang patuh terhadap prinsip-prinsp etika

profesi maka semakin tinggi kinerja dari seorang auditor. Hasil penelitian

ini diperkuat dengan kajian teori dan penelitian yang relevan. Berdasarkan
67

teori yang dikemukakan oleh Halim (2008: 29) etika profesi adalah

meliputi standar-standar sikap para anggota profesi yang dirancang agar

praktis dan realistis, tetapi sedapat mungkin idealis. Hasil ini juga

didukung oleh data yang diperoleh dari kuesioner yang sudah kembali

berdasarkan tiga indikator yang digunakan sebagai instrument penelitian

terhadap etika profesi kesemuanya berada pada katagori sangat baik

dengan presentasi sebesar 87,3%.

Penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Putri

dan Saputra pada tahun 2013. Hasil penelitiannya menujukan bahwa

terdapat pengaruh etika profesi terhadap kinerja auditor pada Kantor

Akuntan Publik Di Bali.

4.6.2 Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Auditor

Pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan atau

keterampilan tentang metode suatu pekerjaan, karena kredibilitas

karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan (Manulang 2002:

84). Dimana seorang auditor yang memiliki pengalaman yang lebih

banyak dalam bekerja memberikan keahlian dan keterampilan dalam

bekerja serta memnimalisir keslahan yang terjadi dan meningkatkan

kinerja dari seorang auditor.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini

mengindikasikan bahwa auditor yang tidak berpengalaman akan

melakukan kesalahan lebih besar dibandingkan auditor yang


68

berpengalaman. Seorang auditor profesional harus memiliki pengalaman

yang cukup tentang tugas dan tanggung jawabnya. Pengalaman auditor

akan menjadi pertimbangan yang baik dalam mengambil keputusan

tentang tugasnya. Pengalaman memberikan peluang untuk belajar

melakukan pekerjaannya dengan lebih baik serta dapat lebih produktif

dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya dan mampu

mengatasi hambatan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Hasil ini juga

didukung oleh data yang diperoleh dari kuesioner yang sudah kembali

berdasrkan tiga indikator yang digunakan sebagai sumber instrument

penelitian terhadap pengalaman kerja kesemuanya berada pada katagori

sangat baik dengan presentasi sebesar 86,86%.

Penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kurniawan 2016 hasil penelitiannya menujukan bahwa terdapat pengaruh

pengalaman terhadap kinerja auditor.

4.6.3 Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Kerja secara Bersama-

sama Terhadap Kinerja Auditor

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan etika profesi dan pengalaman kerja secara bersama-sama

terhadap kinerja auditor dari hasil analisis menggunakan regresi berganda

diperoleh nilai F-hitung sebesar 4,467 yang lebih besar daripada F-tabel

sebesar 3,44 dengan nilai probability lebih kecil dari 0,05 atau 5% yaitu

sebesar 0,024. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh signifikan etika profsi dan pengalaman kerja terhadap


69

kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Gororntalo dan dapat

disimpulkan pula hipotesis ketiga diterima. Seorang auditor yang

mematuhi prinsip-prinsip etika profesi yang berlaku serta memiliki banyak

pengalaman kerja akan meningkatkan kinerja dari seorang auditor

begitupun sebaliknya.

Hasil penelitian ini seseuai dengan teori yang dikemukanan oleh

Nugraha dan Ramantha (2015) Kinerja auditor merupakan hasil kerja

yang dicapai oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tangung jawab yang diberikan kepadanya, dan menjadi salah satu tolak

ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang

dilakukan akan baik atau sebaliknya.

4.7 Keterbatasan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini tentunya terdapat keterbatasan

yang dialami oleh peneliti, namun diharapkan keterbatasan ini tidak

mengurangi manfaat yang ingin dicapai. Keterbatasan tersebut antara

lain:

1. Kesibukan auditor sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama

dalam pengembalian kuesioner.

2. Peneliti hanya menggunakan dua variabel independen yang

mempengaruhi kinerja auditor yaitu, etika profesi, pengalaman kerja.

Sehingga terdapat variabel independen lain yang belum mampu

dijelaskan sebesar 77,6% yang kemungkinan memiliki pengaruh

terhadap variabel kinerja auditor.


70

3. Dalam penelitian ini data yang dihasilkan hanya dari instrument

kuesioner yang didasarkan pada persepsi jawaban responden,

sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan data yang

dikumpulkan melalui penggunaan instrumen secara tertulis.


72

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis, maka kesimpulan

yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah.

1. Etika profesi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

auditor pada Badan Pemeriksa Keuanagn (BPK) RI Perwakilan

Provinsi Gorontalo.

2. Pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

auditor pada Badan Pemeriksa Keuanagn (BPK) RI Perwakilan

Provinsi Gorontalo.

3. Etika profesi dan pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja auditor pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI

Perwakilan Provinsi Gorontalo. Dengan Adjusted RSquare 0,224 atau

sebesar 22,4%. Hal ini berarti bahwa etika profesi dan pengalaman

kerja mampu menjelaskan tentang kinerja auditor BPK RI Perwakilan

Provinsi Gorontalo sebesar 22,4%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta hal-hal yang terkait dengan

keterbatasan penelitian ini, maka dapat diberikan saran-saran sebagai

berikut.

1. Dalam menjalankan tugas, seorang auditor harus bersikap jujur,

memenuhi tanggung jawab profesionalnya serta memiliki integritas


73

setinggi mungkin sehingga dapat memelihara dan meningkatkan

kepercayaan publik terhadap seorang auditor.

2. Seorang auditor harus lebih memperbanyak pengalaman kerja dimana

seorang auditor yang sudah lama melakukan pemeriksaan dengan

banyaknya tugas pemeriksaan akan semakin banyak pengalaman

yang didapatkan dan pada umumnya penugasaan audit pada tahun ini

tidak sama dengan tahun lalu serta masalah-masalah yang dihadapi

juga berbeda sehingga mempengaruhi penyelesaian penugasaan

pemeriksaan.

3. Seorang auditor harus lebih memperhatikan ketepatan waktu dalam

menyelesaikan pekerjaan apabila suatu pekerjaan tidak selesai

dengan tepat waktu akan menghambat pekerjaan pada bagian lain.

Sehingga mempengaruhi kualitas dari pekerjaan.

4. Karena dalam penelitian ini hasil uji determinasi etika profesi dan

pengalaman kerja hanya mampu menjelaskan tentang kinerja auditor

BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo sebesar 22,4%. Dan sisanya

tidak masuk dalam penelitian ini maka diharpkan penelitian

selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang diduga

mempengaruhi kinerja auditor seperti: pengetahuan, pendidikan,

budaya organisasi, umur, dan otonomi. Serta diharapkan pada

penelitian selanjutnya dapat menggunakan instansi lain sebagai

obyek penelitian, seperti BPKP.


DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno . 2008. Auditing. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas


Indonesia.

Ardana, Komang dan Ni Wayan Mujiati, I wayan Mudiartha Utama. 2012.


Manajemen Sumber Daya Manusia edisi ke-1. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Arijanto, Agus. 2010. Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis. Jakarta: Rajawali
Fres.

Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Cv


Pustaka Setia

Hasanah, Aan. 2012 Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Pustaka


Setia.

Halim, Abdul. 2008. Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan).


Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
IAPI. 2009. Kode Etik Profesi Akuntan Publik.. Jakarta: IAPI.

Jusup, Al Hariyono. 2001. Auditing. Edisi ke-1. Yogyakarta: Sekolah Tinggi


Ilmu Ekonomi YKPN.

Kamus besar Bahasa Indonesia diakses paa tanggal 03 Januari melalui


website (https://kbbi.web.id/pengalaman-kerja/).

Kansil & Christine. 2006. Etika Profesi Hukum. Jakarta: PT Pradyana


Paramita.

Kurniawan, Heru. 2016. Pengaruh Pengalaman, Otonomi, dan Etika


Profesi Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor
Akuntan Publik di Wilayah Surakarta dan Semarang).

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia


Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

-------. 2006. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika
Aditama.

-------. 2014 Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama.

Manullang. 2002. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Muliyadi. 2002. Auditing edisi ke-6. Jakarta: Salemba Empat

74
75

Murwansyah. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:


Alfabeta.

Napu, Maylan A. 2012. Pengaruh Pengetahuan dan Pengalaman


Terhadap Kualitas Audit pada seprovinsi Gorontalo. Skripsi.
Gorontalo: Program Sarjana Universitas Negeri Gorontalo.
Narimawati, Umi. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif,
Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi,


Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Nugraha, Ida Bagus Satwika, dan I Wayan Ramantha. 2015. Pengaruh


Profesionalisme, Etika Profesi dan Pengalaman Auditor Terhadap
Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. Vol 13. No.3.

Priesty, Dewa Ayu Astina Dyah, dan I Ketut Budiartha. 2017. Pengaruh
Etika Profesi dan Komitmen Profesional Auditor Terhadap Kinerja
Auditor Dengan Skeptisme Profesional Sebagai Pemediasi. Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana. Vol 20. No. 2.

Putri, Kompiang Martina Dinata dan I.D.G Dharma Saputra. 2013.


Pengaruh Independensi, Profesionalisme, dan Etika Profesi
Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Di Bali.
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol 4. No.1.

Ramadhanty, Rezki Wulan. 2013. Pengaruh Pengalaman, Otonomi,


Profesionalisme, dan Ambiguitas Peran Terhadap Kinerja Auditor
pada Kantor Akuntan Pulik di Daerah Istimewa yogyakarta.
Skripsi. Yogyakarta: Program Sarjana Universitas Negri
Yogyakarta.

Siagan, Sondang P. 2002. Teori pengembangan Organisil. Jakarta:


Pt Bumi Aksara.

Simamora, Hanry. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B.


Bandung: Alfabeta.
Sulaiman, Wahid. 2004. Analisis Regresi Menggunakan Spss Contoh
Kasus dan Pemecahannya. Andi: Yogyakarta.

Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS.


Edisi 1. Yogyakarta. Andi Publisher.
76

Sunyoto, Danang. 2012. Analisis Validitas & Asumsi Klasik. Yogyakarta:


Gaya Media.

Syamsuddin, I Made Sudarma, Abdul Hamid Habbe, Mediaty. 2014. The


Influences Of Ethics, Independence, And Competence On The
Quality Of An Audit Through The Influence Of Profesional
Skepticism In Bpk Of South Sulawesi, Central Sulawesi And West
Sulawesi. Jurnal Business and Management University of
Hassanudin, Indonesia. Vol 2. No.7.

Qtaish, Hasan Flayyeh Al, Abed Al Rahman Mohammad Baker & Othman
Hussein Othman. 2014. The Etical Rules With The Ethical Rules On
Auditing Quality. Jurnal IJRAS Isra University, Jordan. Vol 18. No.3.

Undang-undang Republik Indonesia Republik Indonesia. Nomor 5 Tahun


1973 Tentang Badan Pemeriksaan Keuangan.

-------.Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan


Pemeriksaan Keuangan.

-------.Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2001 Tentang Badan


Pemeriksaan Keuangan.

-------.Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 20016 Tentang Badan


Pemeriksaan Keuangan.
Lampiran 1: Keusioner

Kepada

Yth. Bpk/Ibu/Sdr/Sdri Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo

Di tempat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penelitian untuk penyusunan tugas akhir skripsi

dengan judul “Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Kerja terhadap

Kinerja Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo”, yang

merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi dari Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Negeri Gorontalo, penulis mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri

Auditor untuk meluangkan waktunya mengisi kuesioner/daftar pertanyaan

yang terlampir.

Untuk kepentingan tersebut diatas, penulis memohon kesediaan

Bapak/Ibu/Sdr/Sdri untuk mengisi kuesioner dengan sejujurnya, identitas

Bapak/Ibu/Sdr/Sdri pada kuesioner hanya semata-mata untuk administrasi

pengumpulan angket dan hasil ilmiah penelitian. Kerahasiaan

Bapak/Ibu/Sdr/Sdri akan kami jaga.

Atas kesediaan waktu dan bantuan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri,penulis

mengucapkan banyak terimakasih.

Gorontalo, 7 Februari 2018


Hormat saya,

77
Nanda Apriyani Aday
78

Identitas Responden

 Nama (Boleh Tidak Diisi) :


 Umur :
 Jenis kelamin :a. Laki Laki b.Perempuan
 Pendidikan Terakhir :a. SMA
b. D3
c. S1
d. S2
e. S3
 Jabatan Saat ini :a. Tim Yunior
b. Tim Senior
c. Ketua Tim Yunior
d. Ketua Tim Senior
e. Lain-lain (Sebutkan)…………
 Lama Bekerja Sebagai Auditor : ……..Tahun, ……… Bulan

 Sampai saat ini, sudah berapa kali anda melakukan tugas


pemeriksaan atas laporan keuangan
a. 1–10 Kali d. 31-40 Kali
b. 11-20 kali e. >40 Kali
c. 21-30 Kali
* lingkari jawaban yang dipilih
79

Cara Pengisian Kuesioner

Anda diminta untuk menjawab kuesioner berikut dengan cara member

tanda centang ( √ ) pada kolom/baris kosong yang disediakan keterangan

pengisian kuesioner. Setiap pertanyaan mengharapkan hanya ada satu

jawaban. Setiap angka akan mewakili jawaban dari kuesioner dengan

pendapat Bapak/ibu/saudara/i. Bobot penilaian jawaban dari kuesioner

adalah sebagai berikut:

Keterangan Item Instrumen Bobot

Apabila anda sangat setuju


SS 5
dengan pernyataan tersebut.

Apabila anda setuju dengan


S 4
pernyataan tersebut.

Apabila anda ragu-ragu dengan


RR 3
pernyataan tersebut.

Apabila anda tidak setuju dengan


TS 2
pernyataan tersebut.

Apabila anda sangat tidak setuju


STS 1
dengan pernyataan tersebut.
80

No Pernyataan SS S RR TS STS

A. ETIKA PROFESI

Independensi

Hasil laporan audit yang saya


lakukan menghindari bahasa atau
istilah-istilah yang mendua arti
1. secara sengaja atau tidak dalam
pelaporan fakta, pendapat,
rekomendasi serta dalam
penafsirannya.
Hasil laporan audit yang saya
lakukan bebas dari usaha tertentu
2. untuk mengesampingkan
pertimbangan akuntan pemeriksa
terhadap isi laporan pemeriksaan,
baik fakta maupun pendapatnya.
Hasil laporan audit yang saya
lakukan bebas dari perasaan
3. kewajiban untuk memodifikasi
pengaruh fakta yang dilaporkan
pada pihak tertentu.

Integritas

Pemeriksaan yang saya lakukan


tidak mempertimbangkan keadaan
seseorang/kelompok orang atau
4. suatu unit organisasi untuk
membenarkan perbuatan melanggar
ketentuan atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Saya memiliki rasa tanggungjawab
terhadap hasil pemeriksaan jika
5.
hasilnya masih memerlukan
perbaikan dan penyempurnaan.
Saya sebagai auditor bertanggung
jawab untuk bekerja sama dengan
sesama anggota untuk
6.
mengembangkan profesi akuntansi
dan memelihara kepercayaan
masyarakat
81

Profesionalisme

Saya sebagai auditor wajib


memenuhi ketentuan hukum dan
7. peraturan yang berlaku dan harus
menghindari semua tindakan yang
dapat mendiskreditkan profesi

8. Saya bekerja sesuai standar


auditor yang telah ditetapkan.

B. PENGALAMAN AUDITOR

Lamanya bekerja sebagai auditor

Saya berpendapat bahwa


pengalaman kerja yang lama bukan
merupakan suatu acuan bahwa
1.
saya akan lebih baik dalam
mendeteksi kekeliruan dan tepat
pada pemberian opini
saya memliki pengalaman yang
cukup dalam melakukan
2. pemeriksaan, tetapi saya merasa
belum mampu mendeteksi dengan
tepat kekeliruan klien.

Banyaknya Tugas Pemeriksan

Banyak instansi pemerintah sudah


3. saya periksa.
Berbagai jenis penugasan
4. pemeriksaan telah saya selesaikan.

Semakin banyak instansi


pemerintah yang saya periksa, hasil
5.
pemeriksaan saya semakin lebih
baik

Peran Auditor Dalam Organisasi


82

Setiap ada penugasan audit atas


laporan keuanagn saya berperan
6.
serta didalamnya sebagai
pemeriksa
Setiap diberi penugasan audit atas
laporan keuangan, kemampuan
saya dalam melaksanakan
7.
pemeriksaan semakin baik sebab
telah mengadapi berbagai macam
masalah yang berbeda

C. KINERJA AUDITOR

Kualitas Pekerjaan

Saya akan memberikan pendapat


1. yang benar dan jujur dalam
melaksanakan pemeriksaan

Saya tidak terpengaruh oleh pihak


2. manapun dalam
mempertimbangkan fakta

Saya tidak memihak kepada


3. siapapun dalam mengambil
keputusan
Saya memiliki wewenang dalam
4.
posisi pekerjaan saat ini

Kuantitas Pekerjaan

Saya merasa sangat dibutuhkan


5. dalam melakukan pekerjaan
sebagai auditor BPK

Saya memiliki kesempatan


6. berpartisipasi dalam proses
penetapan tujuan

Saya ingin diberi kesempatan


7. membuat keputusan mengenai apa
yang saya audit
83

Ketepatan Waktu

Saya selalu tepat waktu


8. menjalankan tugas saya sebagai
seorang auditor
Saya mampu menyelesaikan
9. pekerjaan lebih cepat dari
target yang sudah ditetapkan dalam
program audit.

10 Saya mampu menyelesaikan


. pekerjaan secara efektif
dan efisien.
84

Lampiran 2: Hasil Tabulasi Skor Penelitian


ETIKA PROFESI (X1)
Total
RPDN X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 X1_8
R1 4 5 4 3 3 2 4 5 30
R2 4 4 5 5 4 4 5 5 36
R3 5 5 5 5 5 5 5 5 40
R4 4 4 4 5 4 5 5 4 35
R5 4 4 4 4 4 4 4 4 32
R6 4 5 5 5 4 3 5 5 36
R7 5 5 4 5 4 5 3 5 36
R8 4 5 5 4 4 5 3 5 35
R9 4 5 4 5 5 4 5 5 37
R10 4 5 4 5 5 5 4 5 37
R11 4 4 4 5 4 4 5 4 34
R12 4 5 5 5 4 3 5 5 36
R13 4 4 5 5 4 3 4 4 33
R14 4 4 4 5 5 4 5 5 36
R15 4 5 5 5 4 5 4 4 36
R16 4 5 5 4 4 5 5 4 36
R17 3 4 4 5 4 4 4 4 32
R18 4 3 4 4 5 5 5 4 34
R19 3 4 4 5 5 4 3 4 32
R20 4 4 4 5 5 5 4 5 36
R21 4 5 4 5 4 3 4 4 33
R22 4 5 4 5 4 5 4 5 36
R23 5 5 5 5 5 4 5 4 38
R24 4 4 4 4 4 4 4 4 32
R25 5 5 5 4 4 4 4 4 35
85

PENGALAMAN AUDITOR (X2)


Total
RPDN X2_1 X2_2 X2_3 X2_4 X2_5 X2_6 X1_7
R1 5 4 4 3 4 4 5 29
R2 4 4 3 5 4 2 4 26
R3 5 5 5 2 5 4 3 29
R4 5 5 5 5 5 4 5 34
R5 4 4 4 2 4 5 5 28
R6 3 4 5 4 5 5 4 30
R7 4 5 5 4 5 5 3 31
R8 3 4 4 3 4 4 4 26
R9 5 5 5 5 5 5 5 35
R10 4 3 4 5 3 5 4 28
R11 5 4 4 5 5 4 4 31
R12 4 5 5 4 4 5 5 32
R13 3 4 5 4 4 5 4 29
R14 4 5 4 5 5 4 5 32
R15 5 5 5 4 5 5 4 33
R16 4 4 4 4 4 4 5 29
R17 5 4 5 3 5 5 4 31
R18 4 4 5 5 5 5 5 33
R19 5 4 5 4 5 5 5 33
R20 4 5 4 3 4 5 4 29
R21 3 4 4 4 3 5 4 27
R22 4 5 4 4 4 5 5 31
R23 5 4 4 5 4 5 5 32
R24 4 4 5 4 5 5 4 31
R25 5 4 4 4 4 5 5 31
86

KINERJA AUDITOR (Y)


Total
RPDN Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10
R1 4 3 4 4 5 4 3 2 4 5 38
R2 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 44
R3 4 5 5 4 5 5 5 4 3 5 45
R4 4 5 5 3 4 4 5 4 4 4 42
R5 4 4 4 4 4 2 2 4 1 4 33
R6 4 5 5 4 4 3 4 5 5 5 44
R7 4 5 4 5 5 4 5 4 3 5 44
R8 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 47
R9 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 43
R10 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 42
R11 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 45
R12 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 39
R13 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 43
R14 5 5 4 5 5 5 4 5 3 4 45
R15 4 4 5 5 4 4 3 4 4 5 42
R16 5 5 4 4 5 4 3 5 4 4 43
R17 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 41
R18 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 45
R19 4 4 3 5 5 5 4 3 5 5 43
R20 4 5 4 4 5 4 3 3 4 4 40
R21 3 4 3 4 3 4 3 4 4 5 37
R22 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 46
R23 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 46
R24 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 36
R25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
87

Lampiran 3: Hasil Konversi Data Ordinal ke Interval


ETIKA PROFESI (X1)
Total
RPDN X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 X1_8
R1 2.734 3.859 1.000 1.000 1.000 1.000 2.225 2.596 15.414
R2 2.734 2.384 2.610 3.622 2.730 2.888 3.563 2.596 23.128
R3 4.379 3.859 2.610 3.622 4.272 4.120 3.563 2.596 29.021
R4 2.734 2.384 1.000 3.622 2.730 4.120 3.563 1.000 21.153
R5 2.734 2.384 1.000 2.111 2.730 2.888 2.225 1.000 17.072
R6 2.734 3.859 2.610 3.622 2.730 1.943 3.563 2.596 23.657
R7 4.379 3.859 1.000 3.622 2.730 4.120 1.000 2.596 23.306
R8 2.734 3.859 2.610 2.111 2.730 4.120 1.000 2.596 21.760
R9 2.734 3.859 1.000 3.622 4.272 2.888 3.563 2.596 24.534
R10 2.734 3.859 1.000 3.622 4.272 4.120 2.225 2.596 24.428
R11 2.734 2.384 1.000 3.622 2.730 2.888 3.563 1.000 19.921
R12 2.734 3.859 2.610 3.622 2.730 1.943 3.563 2.596 23.657
R13 2.734 2.384 2.610 3.622 2.730 1.943 2.225 1.000 19.248
R14 2.734 2.384 1.000 3.622 4.272 2.888 3.563 2.596 23.059
R15 2.734 3.859 2.610 3.622 2.730 4.120 2.225 1.000 22.900
R16 2.734 3.859 2.610 2.111 2.730 4.120 3.563 1.000 22.727
R17 1.000 2.384 1.000 3.622 2.730 2.888 2.225 1.000 16.849
R18 2.734 1.000 1.000 2.111 4.272 4.120 3.563 1.000 19.800
R19 1.000 2.384 1.000 3.622 4.272 2.888 1.000 1.000 17.166
R20 2.734 2.384 1.000 3.622 4.272 4.120 2.225 2.596 22.953
R21 2.734 3.859 1.000 3.622 2.730 1.943 2.225 1.000 19.113
R22 2.734 3.859 1.000 3.622 2.730 4.120 2.225 2.596 22.886
R23 4.379 3.859 2.610 3.622 4.272 2.888 3.563 1.000 26.193
R24 2.734 2.384 1.000 2.111 2.730 2.888 2.225 1.000 17.072
R25 4.379 3.859 2.610 2.111 2.730 2.888 2.225 1.000 21.802
88

PENGALAMAN AUDITOR (X2)


Total
RPDN X2_1 X2_2 X2_3 X2_4 X2_5 X2_6 X1_7
R1 3.487 2.674 2.504 1.845 2.291 2.185 3.688 18.673
R2 2.196 2.674 1.000 3.976 2.291 1.000 2.291 15.427
R3 3.487 4.194 3.984 1.000 3.688 2.185 1.000 19.538
R4 3.487 4.194 3.984 3.976 3.688 2.185 3.688 25.202
R5 2.196 2.674 2.504 1.000 2.291 3.680 3.688 18.033
R6 1.000 2.674 3.984 2.752 3.688 3.680 2.291 20.070
R7 2.196 4.194 3.984 2.752 3.688 3.680 1.000 21.494
R8 1.000 2.674 2.504 1.845 2.291 2.185 2.291 14.789
R9 3.487 4.194 3.984 3.976 3.688 3.680 3.688 26.697
R10 2.196 1.000 2.504 3.976 1.000 3.680 2.291 16.646
R11 3.487 2.674 2.504 3.976 3.688 2.185 2.291 20.805
R12 2.196 4.194 3.984 2.752 2.291 3.680 3.688 22.785
R13 1.000 2.674 3.984 2.752 2.291 3.680 2.291 18.673
R14 2.196 4.194 2.504 3.976 3.688 2.185 3.688 22.431
R15 3.487 4.194 3.984 2.752 3.688 3.680 2.291 24.076
R16 2.196 2.674 2.504 2.752 2.291 2.185 3.688 18.290
R17 3.487 2.674 3.984 1.845 3.688 3.680 2.291 21.649
R18 2.196 2.674 3.984 3.976 3.688 3.680 3.688 23.887
R19 3.487 2.674 3.984 2.752 3.688 3.680 3.688 23.955
R20 2.196 4.194 2.504 1.845 2.291 3.680 2.291 18.999
R21 1.000 2.674 2.504 2.752 1.000 3.680 2.291 15.901
R22 2.196 4.194 2.504 2.752 2.291 3.680 3.688 21.304
R23 3.487 2.674 2.504 3.976 2.291 3.680 3.688 22.300
R24 2.196 2.674 3.984 2.752 3.688 3.680 2.291 21.266
R25 3.487 2.674 2.504 2.752 2.291 3.680 3.688 21.076
89

KINERJA AUDITOR
Total
RPDN Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10
R1 2.842 1.000 2.386 2.439 3.921 2.927 2.111 1.000 3.045 3.984 25.655
R2 4.450 2.445 2.386 3.869 3.921 2.927 3.208 2.935 4.357 2.504 32.999
R3 2.842 3.921 3.785 2.439 3.921 4.357 4.450 2.935 1.943 3.984 34.576
R4 2.842 3.921 3.785 1.000 2.445 2.927 4.450 2.935 3.045 2.504 29.852
R5 2.842 2.445 2.386 2.439 2.445 1.000 1.000 2.935 1.000 2.504 20.995
R6 2.842 3.921 3.785 2.439 2.445 1.731 3.208 4.272 4.357 3.984 32.983
R7 2.842 3.921 2.386 3.869 3.921 2.927 4.450 2.935 1.943 3.984 33.177
R8 4.450 3.921 3.785 3.869 3.921 2.927 2.111 4.272 4.357 3.984 37.595
R9 2.842 3.921 2.386 2.439 2.445 4.357 4.450 2.935 3.045 2.504 31.322
R10 2.842 2.445 3.785 2.439 2.445 2.927 3.208 4.272 3.045 2.504 29.911
R11 2.842 2.445 3.785 2.439 3.921 4.357 4.450 2.935 3.045 3.984 34.202
R12 2.842 2.445 1.000 1.000 2.445 2.927 3.208 4.272 3.045 2.504 25.687
R13 2.842 2.445 2.386 2.439 3.921 2.927 3.208 4.272 3.045 3.984 31.469
R14 4.450 3.921 2.386 3.869 3.921 4.357 3.208 4.272 1.943 2.504 34.829
R15 2.842 2.445 3.785 3.869 2.445 2.927 2.111 2.935 3.045 3.984 30.387
R16 4.450 3.921 2.386 2.439 3.921 2.927 2.111 4.272 3.045 2.504 31.974
R17 2.842 3.921 2.386 2.439 3.921 1.731 3.208 2.935 3.045 2.504 28.931
R18 4.450 3.921 2.386 2.439 2.445 4.357 3.208 2.935 4.357 3.984 34.480
R19 2.842 2.445 1.000 3.869 3.921 4.357 3.208 1.845 4.357 3.984 31.827
R20 2.842 3.921 2.386 2.439 3.921 2.927 2.111 1.845 3.045 2.504 27.940
R21 1.000 2.445 1.000 2.439 1.000 2.927 2.111 2.935 3.045 3.984 22.886
R22 2.842 3.921 2.386 3.869 2.445 4.357 3.208 4.272 4.357 3.984 35.640
R23 4.450 3.921 3.785 2.439 3.921 2.927 4.450 2.935 4.357 2.504 35.686
R24 2.842 2.445 2.386 1.000 2.445 2.927 3.208 1.845 1.943 1.000 22.040
R25 2.842 2.445 2.386 2.439 2.445 2.927 3.208 2.935 3.045 2.504 27.175
90

Lampiran 4: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas


1. Etika Profesi (X1)
Correlations

X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 X1_8 Total


X1_1 Pearson Correlation 1 .427* .372 -.055 .069 .167 .166 .172 .568**
Sig. (2-tailed) .033 .067 .795 .744 .425 .427 .410 .003
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25
X1_2 Pearson Correlation .427* 1 .398* .020 -.215 -.090 -.119 .385 .412*
Sig. (2-tailed) .033 .049 .923 .301 .668 .569 .057 .041
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25
X1_3 Pearson Correlation .372 .398* 1 .030 -.123 -.059 .217 .033 .436*
Sig. (2-tailed) .067 .049 .887 .558 .780 .297 .877 .029
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25
X1_4 Pearson Correlation -.055 .020 .030 1 .448* .201 .169 .123 .510**
Sig. (2-tailed) .795 .923 .887 .025 .336 .419 .557 .009
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25
X1_5 Pearson Correlation .069 -.215 -.123 .448* 1 .441* .196 .097 .531**
Sig. (2-tailed) .744 .301 .558 .025 .027 .347 .646 .006
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25
X1_6 Pearson Correlation .167 -.090 -.059 .201 .441* 1 -.091 .008 .507**
Sig. (2-tailed) .425 .668 .780 .336 .027 .666 .971 .010
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25
X1_7 Pearson Correlation .166 -.119 .217 .169 .196 -.091 1 .019 .419*
Sig. (2-tailed) .427 .569 .297 .419 .347 .666 .928 .037
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25
X1_8 Pearson Correlation .172 .385 .033 .123 .097 .008 .019 1 .434*
Sig. (2-tailed) .410 .057 .877 .557 .646 .971 .928 .030
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25
Total Pearson Correlation .568** .412* .436* .510** .531** .507** .419* .434* 1
Sig. (2-tailed) .003 .041 .029 .009 .006 .010 .037 .030
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.683 8
91

2. Pengalaman Auditor (X2)


Correlations

X2_1 X2_2 X2_3 X2_4 X2_5 X2_6 X2_7 Total


X2_1 Pearson Correlation 1 .215 .134 .063 .410* -.049 .232 .571**
Sig. (2-tailed) .302 .522 .764 .042 .817 .264 .003
N 25 25 25 25 25 25 25 25
X2_2 Pearson Correlation .215 1 .318 -.082 .441* .021 -.023 .465*
Sig. (2-tailed) .302 .121 .697 .028 .920 .912 .019
N 25 25 25 25 25 25 25 25
X2_3 Pearson Correlation .134 .318 1 -.078 .620** .546** -.155 .618**
Sig. (2-tailed) .522 .121 .710 .001 .005 .459 .001
N 25 25 25 25 25 25 25 25
X2_4 Pearson Correlation .063 -.082 -.078 1 .071 -.129 .283 .422*
Sig. (2-tailed) .764 .697 .710 .737 .539 .171 .036
N 25 25 25 25 25 25 25 25
X2_5 Pearson Correlation .410* .441* .620** .071 1 .000 -.100 .651**
Sig. (2-tailed) .042 .028 .001 .737 1.000 .634 .000
N 25 25 25 25 25 25 25 25
X2_6 Pearson Correlation -.049 .021 .546** -.129 .000 1 .091 .396
Sig. (2-tailed) .817 .920 .005 .539 1.000 .664 .050
N 25 25 25 25 25 25 25 25
X2_7 Pearson Correlation .232 -.023 -.155 .283 -.100 .091 1 .407*
Sig. (2-tailed) .264 .912 .459 .171 .634 .664 .044
N 25 25 25 25 25 25 25 25
Total Pearson Correlation .571** .465* .618** .422* .651** .396 .407* 1
Sig. (2-tailed) .003 .019 .001 .036 .000 .050 .044
N 25 25 25 25 25 25 25 25
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.689 7
92

3. Kinerja Auditor (Y)


Correlations

Y_1 Y_2 Y_3 Y_4 Y_5 Y_6 Y_7 Y_8 Y_9 Y_10 Total
Y_1 Pearson Correlation 1 .370 .258 .294 .512** .161 .041 .256 .274 -.171 .542**
Sig. (2-tailed) .069 .213 .154 .009 .443 .846 .217 .185 .412 .005
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
Y_2 Pearson Correlation .370 1 .286 .123 .150 .153 .347 .415* .156 -.034 .569**
Sig. (2-tailed) .069 .165 .558 .473 .466 .090 .039 .457 .871 .003
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
Y_3 Pearson Correlation .258 .286 1 .021 .176 -.053 .270 .198 .071 .089 .439*
Sig. (2-tailed) .213 .165 .922 .399 .800 .192 .342 .737 .674 .028
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
Y_4 Pearson Correlation .294 .123 .021 1 .351 .232 -.138 .130 .219 .485* .494*
Sig. (2-tailed) .154 .558 .922 .086 .265 .511 .536 .292 .014 .012
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
Y_5 Pearson Correlation .512** .150 .176 .351 1 .153 .172 -.131 .078 .088 .445*
Sig. (2-tailed) .009 .473 .399 .086 .466 .412 .532 .711 .676 .026
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
Y_6 Pearson Correlation .161 .153 -.053 .232 .153 1 .512** -.026 .377 .264 .578**
Sig. (2-tailed) .443 .466 .800 .265 .466 .009 .900 .063 .202 .003
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
Y_7 Pearson Correlation .041 .347 .270 -.138 .172 .512** 1 .081 .225 -.011 .540**
Sig. (2-tailed) .846 .090 .192 .511 .412 .009 .699 .280 .960 .005
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
Y_8 Pearson Correlation .256 .415* .198 .130 -.131 -.026 .081 1 .117 .062 .428*
Sig. (2-tailed) .217 .039 .342 .536 .532 .900 .699 .578 .768 .033
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
Y_9 Pearson Correlation .274 .156 .071 .219 .078 .377 .225 .117 1 .313 .610**
Sig. (2-tailed) .185 .457 .737 .292 .711 .063 .280 .578 .128 .001
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
Y_10 Pearson Correlation -.171 -.034 .089 .485* .088 .264 -.011 .062 .313 1 .408*
Sig. (2-tailed) .412 .871 .674 .014 .676 .202 .960 .768 .128 .043
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
Total Pearson Correlation .542** .569** .439* .494* .445* .578** .540** .428* .610** .408* 1
Sig. (2-tailed) .005 .003 .028 .012 .026 .003 .005 .033 .001 .043
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).
93

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.716 10

Lampiran 5: Hasil Uji Asumsi Klasik


1. Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 25
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 3.77512349
Most Extreme Differences Absolute .103
Positive .082
Negative -.103
Kolmogorov-Smirnov Z .513
Asymp. Sig. (2-tailed) .955
a. Test distribution is Normal.
94

2. Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)

Etika_Profesi .996 1.004


Pengalaman_Auditor .996 1.004
a. Dependent Variable: Kinerja_Auditor

3. Hasil Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 9.064 3.753 2.415 .024
Etika_Profesi -.165 .126 -.265 -1.313 .203
Pengalaman_Auditor -.116 .133 -.176 -.872 .393
a. Dependent Variable: RES_2
95

Lampiran 6: Hasil Pengujian Hipotesis

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .537a .289 .224 3.94299
a. Predictors: (Constant), Pengalaman_Auditor, Etika_Profesi
b. Dependent Variable: Kinerja_Auditor

ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 138.901 2 69.451 4.467 .024a
Residual 342.037 22 15.547
Total 480.938 24
a. Predictors: (Constant), Pengalaman_Auditor, Etika_Profesi
b. Dependent Variable: Kinerja_Auditor

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 12.790 7.383 1.732 .022
Etika_Profesi .726 .248 .528 2.933 .008
Pengalaman_Auditor .103 .262 .071 2.395 .040
a. Dependent Variable: Kinerja_Auditor

Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Dimensi Pengalaman_Aud
Model on Eigenvalue Condition Index (Constant) Etika_Profesi itor
1 1 2.972 1.000 .00 .00 .00
2 .020 12.192 .00 .54 .52
3 .008 19.778 1.00 .46 .48
a. Dependent Variable: Kinerja_Auditor

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N


Predicted Value 25.9154 35.8870 30.5687 2.40573 25
Residual -6.64013 7.47233 .00000 3.77512 25
Std. Predicted Value -1.934 2.211 .000 1.000 25
Std. Residual -1.684 1.895 .000 .957 25
96

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N


Predicted Value 25.9154 35.8870 30.5687 2.40573 25
Residual -6.64013 7.47233 .00000 3.77512 25
Std. Predicted Value -1.934 2.211 .000 1.000 25
Std. Residual -1.684 1.895 .000 .957 25
a. Dependent Variable: Kinerja_Auditor
97

Lampiran 7: r Tabel (Pengujian Validitas)


98

Lampiran 8: t Tabel (Pengujian Parsial)


99

Lampiran 9: f Tabel (Pengujian Simultan)


100
101
CURICULUM VITEA

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Nanda Apriyani Aday

NIM : 921414116

TTL : Kab. Gorontalo, 27 Juli 1995

Agama : Islam

Alamat : Kelurahanan Kayu Bulan, Kec. Limboto, Kab.

Gorontalo

Jenis Kelamin: Perempuan

Program Studi: S1 Akuntansi

Jurusan: Akuntansi

Fakultas: Ekonomi

Angkatan: 2014

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Pendidikan Formal

a) SDN 1 Isimu Utara

b) SMP Negeri 1 Tibawa

c) SMK Negeri 1 Limboto

2. Pendidikan Non Formal

a) Peserta MOM Tahun 2014.

b) Peserta Pelatihan Komputer dan Internet Tahun 2014.

c) Peserta Dalam Diskusi IFRS (International Financial

Report Standar) Tahun 2014.


103

d) Peserta Seminar Perekonomian Indonesia Dengan Tema

“Efektivitas Paket Kebijakan Ekonomi Pemerintah

Terhadap Stabilitas Nilai Tukar Rupiah” Tahun 2015.

e) Peserta Talk Show Ekonomi Dalam Negeri Dengan Tema

“Penguatan Ekomi dan Peningkatan Mutu Sumber Daya

Manusia Dalam Menghadapi Penerapan MEA” Tahun

2015.

f) Peserta Seminar Akuntansi dan UMKM Dengan Tema

“Manajemen dan Pelaporan Keuanagn UMKM” Tahun

2015.

g) Peserta Seminar Nasional Great Accounting For A Great

Nation Dengan Tema “Untukmu Akuntansuku, Menuju

Indonesia Jaya” Tahun 2015.

h) Peserta Seminar Perpajakan Dengan Tema “Revaluasi

Aset dan Penghapus Sanksi Pajak” Tahun 2015.

i) Peserta Short Course & Traning Of Trainer Dengan

Tema “Menumbuhkan Ekonomi dan Bisnis Islam Dalam

Praktek UMKM untuk Mencapai Hidup Berkucukupan

Bagi Masyarakat indonesia” Tahun 2016.

j) Peserta Traning Motivasi Dengan Tema “Menjadi

Mahasiswa Kreatif Full Manfaat” Tahun 2016.

k) Peserta Energizing Campus Dengan Tema “Membangun

Generasi Muda Indonesia yang Mandiri dan Peduli


104

Terhadap Ketahanan dan kemandirian Energi Negri”

Tahun 2016.

l) Peserta Pelatihan Kejurun Kecantikan di UPTD BLK dan

Latihan Transmigrasi Provinsi Gorontalo Tahun 2016.

m) Peserta Pelatihan Kejuruan finising Teknik kayu Semprot

di UPTD BLK dan Latihan Transmigrasi Provinsi

Gorontalo Dari Tanggal 04 Oktober s/d 13 November

2017 (280 Jam pelajaran).

n) Peserta Kuliah Kerja Nyata Kebangsaan (KKNK) Di

Desa Moodulio Kecamatan Bone Kabupaten

Bonebolango Tahun 2017.

o) Peserta Magang Universitas Negeri Gorontalo di kantor

Sekertaris Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2017.

p) Peserta Ujian TOEFL tahun 2018.

q) Peserta Ujian Kompetensi Komputer Akuntansi Tahun

2018.

Anda mungkin juga menyukai