Anda di halaman 1dari 124

LAPORAN KEUANGAN MASJID

AL-MUHAJJIRIN PONOROGO

SKRIPSI

Oleh :

SITI FATIMAH FARIDATUL JANNAH ALIFIA

NIM : 16310405

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAHARDHIKA

SURABAYA

2020
LAPORAN KEUANGAN MASJID

AL-MUHAJJIRIN PONOROGO

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Satu (S1) Program Studi Akuntansi

Pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Mahardhika Surabaya

Oleh :

SITI FATIMAH FARIDATUL JANNAH ALIFIA

NIM : 16310405

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAHARDHIKA

SURABAYA

2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : LAPORAN KEUANGAN MASJID AL - MUHAJJIRIN

PONOROGO

Nama : SITI FATIMAH FARIDATUL JANNAH ALIFIA

NIM : 16310405

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Ec. S. Kuswardijah, Ak., M.Si., CA., CPA Agus Sumarnadi Nugroho, SE., MSA.,MM

Menyetujui,
Ketua Jurusan

Rika Yuliastanti, SE., MM

iii
LAPORAN KEUANGAN MASJID

Al – MUHAJIRIN PONOROGO

Oleh :

SITI FATIMAH FARIDATUL JANNAH ALIFIA

NIM : 16310405

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji dan dinyatakan Lulus Pada Ujian

Skripsi

Program Studi Akuntansi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika Surabaya

Pada Tanggal :

Tim Penguji :

Ketua : Dra. Ec. S. Kuswardijah, Ak., M.Si., CA., CPA :

Sekretsaris : Agus Sumarnadi Nugroho, SE., MSA., MM :

Anggota : MM Hendra Dwi Prasetyo, SE., MM :

Menyetujui

Ketua STIE Mahardhika Ketua Jurusan

Dr. Ir. H. Sundjoto, MM Rika Yuliastanti, SE., MM

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Siti Fatimah Faridatul Jannah Alifia

2. NIM : 16310405

3. Tempat/Tgl. Lahir : Ponorogo, 30 Juni 1996

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Agama : Islam

6. Alamat Rumah : Perum Kertosari Indah Blog. C1 No. 27, RT. 002

RW. 001, Kel. Kertosari, Kec. Babadan, Kab.

Ponorogo.

7. Alamat Email : sitifatimahcrf@gmail.com

8. Riwayat Pendidikan

SD : SD MUHAMMDIYAH 1 PONOROGO

SMP : SMP NEGERI 5 PONOROGO

SMA : SMK NEGERI 1 PONOROGO

9. Riwayat Pekerjaan

1. : Kantor Pengadilan Agama Ponorogo

2. : Kantor Notaris/PPAT Hartati Hadiwijaya, SH

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Laporan Keuangan Masjid Al-Muhajirin Ponorogo”.

Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk melengkapi persyaratan di dalam

mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S1) pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Mahardhika Surabaya.

Sehubungan dengan ini penulis pada kesempatan ini menyampaikan

penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. H. Sundjoto, MM selaku ketua STIE Mahardhika yang telah

mengizinkan dan memberikan kesempatan saya untuk menimba ilmu di

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika Surabaya.

2. Dra. Ec. S. Kuswardijah, Ak., M.Si., CA., CPA selaku pembimbing I

(pertama) dan Ketua Program Studi STIE Mahardhika yang selalu

memberikan dorongan, bimbingan, saran dan masukan bagi saya.

3. Agus Sumarnadi Nugroho, SE., MSA., MM selaku pembimbing II (kedua)

yang memberikan bimbingan, dorongan, dan saran solusi.

4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mengajarkan banyak ilmu pengetahuan

dan membimbing penulis sejak awal menjadi mahasiswa di Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi Mahardhika Surabaya.

5. Drs. H. Imam Fauzan, MM selaku Ketua Ta’mir Masjid Al – Muhajirin

Ponorogo, terima kasih telah memberikan ijin penulis untuk melakukan

penelitian dan memberikan motivasi dalam proses menyelesaikan skripsi.

6. Drs. H. Widodo H.A. selaku Sekretaris Ta’mir Masjid Al – Muhajirin

Ponorogo, terima kasih telah membantu penulis dalam memperoleh data

dalam penulisan skripsi dan telah memberikan motivasi dalam proses

menyelesaikan skripsi.

vi
7. Keluarga saya terutama kedua orang tua saya, adik - adik, om dan tante

saya, yang telah banyak memberikan ketulusan do’a, motivasi, perhatian,

untuk dapat menyelesaikan penelitian ini.

8. Terima kasih kepada temanku Catur Paduka, Fadila Naila, Siti Mar’atus, S.

Chani, Dani Rahayu, Kurnia Dilia, Zafida Afa, dan Faris, karena selama ini

telah membantu, menemani dan mengingatkan saya tentang skripsi

sehingga saya bersemangat untuk mengerjakan.

9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu persatu yang telah

membantu hingga terselesainya penyusunan skripsi ini.

10. Kepada seseorang yang selalu dalam doa sudah memberikan dukungan

dan semangat terima kasih atas inspirasi transparan yang diberikan meski

tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Disamping ini penulis juga menyadari bahwa skripsi ini jauh dari pada

kesempurnaan dan kekurangan baik dari segi penjelasan maupun dalam

penulisan kata maupun bahasanya. Untuk itu penulis berharap dengan

kerendahan hati menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk

menambah kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Akhir kata dengan iringan doa semoga amal ibadah dari semua pihak

yang telah membantu penulisan skripsi ini mendapatkan ganjaran yang

berlimpah dari Allah SWT. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan pengguna lainnya.

Surabaya, 12 November 2020

Penulis

vii
ABSTRAK

Sebagai Salah Satu bentuk organisasi sektor publik nirlaba, masjid


diharuskan membuat laporan keuangan yang sesuai dengan Pernyataan Standar
Akuntasi Keuangan (PSAK) 45 yang mengatur tentang pelaporan keuangan
organisasi nirlaba. Pada umumnya, masjid hanya menyajikan laporan keuangan
yang sederhana seperti laporan infak/kotak amal keliling yang biasanya
dilaporakan seminggu sekali. Penelitian bertujuan untuk mengetahui Penyajian
Laporan Keuangan Masjid Al – Muhajirin Ponorogo. Metode yang digunakan
adalah metode kualitatif deskriptif, dengan definis operasional penelitian yaitu:
laporan keuangan organisasi nirlaba, Sak (PSAK 45), dan Masjid. Teknik
pengumpulan datanya penulis melakukan wawancara, survei lapangan, dan studi
kepustakaan. Sedangkan sumber dan pengumpulan data menggunakan data
primer dan data sekunder. Data penelitian berupa laporan keuangan Masjid Al –
Muhajirin Ponorogo tahun 2019. Dari Hasil penelitian diketahui bahwa penyajian
Laporan Keuangan yang dibuat oleh pengurus Masjid Al – Muhajirin Ponorogo
belum memadai. Hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan masjid yang
berisikan penerimaan dan pengeluaran kas saja. Sedangkan menurut PSAK 45
organisasi nirlaba seperti masjid harus menghasilkan laporan keuangan yang
terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan
catatan atas laporan keuangan. Karena Masjid Al – Muhajirin Ponorogo belum
menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK 45, maka penulis
menyarankan dan membuatkan contoh laporan keuangan yang sesuai dengan
PSAK 45.

Kata kunci: Penyajian Laporan Keuangan, PSAK 45, Organisasi Nirlaba,


dan Akuntabilitas.

viii
ABSTRAC

As one form of non profit public sector organization, mosques are


required to make financial statements in accordance with the Statement of
Financial Accounting Standards (PSAK) 45 which regulates financial statements
of non profit entities. Generally, mosques only present such simple financial
statement, like an infaq statements normally reported once a week. Research
aims to know the presentation of the financial statements of the Al – Muhajirin
Ponorogo Mosque. The method used was a descriptive qualitative method, with
the reseacrh operational definitions of the organization’s non-profit, SAK (PSAK)
45, and Mosque. The writer’s data-collecting techniques provide interviews, field
surveys, and literature studies. Whereas data sources and collectibles use,
primary and secondary data. Reseacrh data of the financial statements of Al –
Muhajirin Ponorogo Mosque in 2019. From the result of the study is knows that
the preparation of financial statements made by Al – Muhajirin Ponorogo is not
adequate. This can be seen from the mosque financial statements containing
only cash receipts and cash payments. Whereas according to the Statement of
Financial Accounting Standards (PSAK) 45 non-profit organization such as
mosques must produce financial statements consisting of reports on statement of
financial position, activity report, statements of cash flows, and note of financial
statements. Because the Al – Muhajirin Ponorogo Mosque has not made a
financial statements in accordance with PSAK 45, the authors suggest and make
examples of making financial statements in accordance with PSAK 45.

Keywords: Presentation of Financial Statements, PSAK 45, Organization


Non profit, and Accountability.

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRAC ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ....................................................................... 5

2.1.1 Akuntabilitas Keuangan ................................................ 5

A. Pengertian Akuntansi ............................................ 5

B. Laporan Keuangan ............................................... 8

C. Tujuan Laporan keuangan .................................... 9

D. Karakteristik Laporan keuangan ............................ 9

2.1.2 Akuntabilitas Pada Organisasi Keagamaan ................. 12

2.1.3 Masjid dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan . 13

2.1.4 Organisasi Nirlaba ....................................................... 14

x
2.1.5 Basis Pencatatan Akuntansi Untuk Organisasi Nirlaba . 15

2.1.6 Penyajian laporan Keuangan Menurut

PSAK Nomor 45 .......................................................... 17

2.1.7 Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan 45

(Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba) .......................... 40

2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................... 41

2.3 Kerangka Berpikir .................................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ....................................................................... 46

3.2 Definisi Operasional ................................................................ 47

3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 48

3.4 Sumber dan Pengumpulan Data ............................................. 49

3.5 Analisa Data ............................................................................ 49

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 51

4.4.1 Sejarah Masjid Al – Muhajirin Ponorogo ...................... 51

4.4.2 Visi dan Misi ................................................................ 52

4.4.3 Struktur Organisasi ...................................................... 53

4.2 Data Penelitian ........................................................................ 55

4.3 Pembahasan ........................................................................... 69

4.3.1 Analisis Pengelolaan Keuangan Masjid Al – Muhajirin

Ponorogo ..................................................................... 69

4.3.2 Penerapan Laporan Keuangan masjid Al – Muhajirin

Ponorogo berdasarkan PSAK 45 ................................. 76

4.3.3 Analisis Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Masjid

Al – Muhajirin Ponorogo ............................................... 84

xi
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................ 86

5.2 Saran ..................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Laporan Posisi Keuangan ............................................................ 18

Tabel 2.2 Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan) ........................................... 19

Tabel 2.3 Laporan Aktivitas Bentuk A .......................................................... 23

Tabel 2.4 Laporan Aktivitas Bentuk A (Lanjutan) ......................................... 24

Tabel 2.5 Laporan Aktivitas Bentuk B .......................................................... 25

Tabel 2.6 Laporan Aktivitas Bentuk C (Bagian 1 dari 2 bagian) ................... 26

Tabel 2.7 Laporan Aktivitas Bentuk C (Bagian 2 dari 2 bagian) ................... 27

Tabel 2.8 Laporan Aktivitas Bagian 2 dari 2 bagian (alternatif) .................... 28

Tabel 2.9 Laporan Arus Kas (Metode Langsung) ........................................ 30

Tabel 2.10 Laporan Arus Kas (Metode Langsung) ( Lanjutan) ....................... 31

Tabel 2.11 Laporan Arus Kas (Metode Tidak Langsung) ............................... 32

Tabel 2.12 Laporan Arus Kas (Metode Tidak Langsung) (Lanjutan) .............. 33

Tabel 2.13 Catatan Atas Laporan Keuangan (Catatan B dan Catatan C) ..... 36

Tabel 2.14 Catatan Atas Laporan Keuangan (Catatan D) .............................. 37

Tabel 2.15 Catatan Atas Laporan Keuangan (Catatan E) .............................. 38

Tabel 2.16 Catatan Atas Laporan Keuangan (Catatan E) .............................. 39

Tabel 2.17 Catatan Atas Laporan Keuangan (Catatan F) .............................. 40

Tabel 2.18 Penelitian Terdahulu .................................................................... 42

Tabel 4.1 Laporan Keuangan Masjid Al – Muhajirin Bulan Januari .............. 56

Tabel 4.2 Laporan Keuangan Masjid Al – Muhajirin Bulan Februari ............ 57

Tabel 4.3 Laporan Keuangan Masjid Al – Muhajirin Bulan Maret ................. 58

Tabel 4.4 Laporan Keuangan Masjid Al – Muhajirin Bulan April ................... 59

Tabel 4.5 Laporan Keuangan Masjid Al – Muhajirin Bulan Mei .................... 60

Tabel 4.6 Laporan Keuangan Masjid Al – Muhajirin Bulan Juni ................... 61

Tabel 4.7 Laporan Keuangan Masjid Al – Muhajirin Bulan Juli .................... 62

xiii
Tabel 4.8 Laporan Keuangan Masjid Al – Muhajirin Bulan Agustus .............. 63

Tabel 4.9 Laporan Keuangan Masjid Al – Muhajirin Bulan September ........ 64

Tabel 4.10 Laporan Keuangan Masjid Al – Muhajirin Bulan Oktober ............. 65

Tabel 4.11 Laporan Keuangan Masjid Al – Muhajirin Bulan November ......... 66

Tabel 4.12 Laporan Keuangan Masjid Al – Muhajirin Bulan Desember ......... 67

Tabel 4.13 Rekapitulasi Keuangan Masjid Al – Muhajirin Ponorogo .............. 68

Tabel 4.14 Laporan Keuangan ...................................................................... 77

Tabel 4.15 Laporan Posisi Keuangan ............................................................ 78

Tabel 4.16 Laporan Aktivitas ......................................................................... 79

Tabel 4.17 Laporan Arus Kas ........................................................................ 80

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Akuntansi sebagai Sebuah Sistem .......................................... 8

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir .................................................................... 45

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ................................................................. 53

Gambar 4.2 Proses perhitungan sumbangan dari Kotak Infaq .................... 71

Gambar 4.3 Proses perhitungan sumbangan dari Donatur tetap ................ 72

Gambar 4.4 Proses perhitungan sumbangan dari Jariyah .......................... 73

Gambar 4.5 Proses Pengeluaran Kas ......................................................... 74

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2 : Balasan Surat Ijin Penelitian

Lampiran 3 : Permohonan menjadi Informan

Lampiran 4 : Lembar Persetujuan menjadi informan

Lampiran 5 : Wawancara

Lampiran 6 : Data Penelitian Laporan Keuangan Masjid Al-Muhajirin

Lampiran 7 : Dokumentasi

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Laporan Keuangan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan memberikan informasi mengenai posisi keuangan,

kinerja keuangan, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi

sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat

keputusan ekonomik serta menunjukkan pertanggungjawaban

manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan

kepada mereka.

Organisasi Keagamaan secara etimologis, dapat diartikan sebagai

organisasi yang fokus gerakannya terkait dengan agama tertentu, yang

menyangkut juga permasalahan ibadah atau menjalankan segala

kewajiban kepada Tuhan terkait agama atau kepercayaan tertentu. Jika

didasarkan pada defenisi tersebut, organisasi keagamaan mengacu pada

organisasi dalam sebuah tempat peribadatan seperti masjid dalam agama

Islam. Dengan kata lain, organisasi keagamaan dijalankan oleh sebuah

lembaga atau organisasi yang muncul atas kesadaran akan berjalannya

visi dan misi agama tertentu.

Indonesia merupakan Negara dengan populasi penduduk muslim

terbesar di Dunia. Berdasarkan data terakhir yang dihimpun secara

manual melalui Kanwil Kementerian Agama Provinsi jumlah masjid di

Indonesia hingga 2018 diperkirakan akan mencapai 741.991 bangunan

1
2

masjid. Masjid merupakan institusi umat yang memiliki kedudukan dan

peran yang sangat strategis di dalam Islam.

Salah satu yang menjadi perhatian dalam masjid adalah masalah

keuangannya, apalagi untuk masjid yang cukup luas dan di dalamnya

terdapat beberapa aktifitas seperti pada Masjid Al-Muhajirin di Ponorogo.

Adapun aktifitas yang penulis maksud disini yaitu berupa kegiatan

pengembangan masyarakat salah satunya melalui pendidikan

keagamaan seperti tahfidz qur’an. Arus penerimaan dan pengeluaran

kas terbilang lancar baik itu dari segi penerimaannya yang terbilang besar

untuk ukuran masjid atau tempat ibadah dimana kas atau saldo masjid

mencapai jutaan rupiah. Dengan jumlah saldo yang besar ini menuntut

pengurus masjid untuk menyalurkan dan mengelola dananya dengan

baik. Selain pengelolaan kas masjid hal yang perlu diperhatikan adalah

melakukan penilaian pada aset-aset masjid dan membuatkan laporannya.

Selain tanggung jawab untuk melakukan pencatatan laporan penerimaan

kas, masjid juga perlu membuat laporan pengeluaran karena setiap

sarana umum terutama masjid pasti banyak yang memanfaatkannya

otomatis pelayanan harus dimaksimalkan dengan cara melengkapi

fasilitas masjid dan melakukan pemeliharaan terhadap masjid. Hal itu

mampu mengakibatkan arus keluar masuk kas akan sangat lancar.

Kemudian salah satu pertangungjawabannya yaitu diperlukannya sebuah

akuntabilitas tentang pengelolaan keuangan masjid. Hal tersebut dapat

mempersempit kesenjangan informasi keuangan antara organisasi masjid

dengan masyarakat sebagai sumber dananya. Selain itu Masjid

Al-Muhajjirin ini diharapkan dapat menjadi contoh untuk masjid-masjid

besar lainnya dengan cara menjaga amanah yang diberikan jamaah yaitu
3

melakukan pencatatan laporan keuangan yang lengkap mencakup semua

aktifitas masjid.

Pada umumnya, masjid hanya menyajikan laporan keuangan yang

sederhana seperti laporan infak/kotak amal keliling yang biasanya

dilaporkan seminggu sekali. Pengurus masjid bertanggungjawab dan

dapat dipercaya. Tanpa pertanggungjawaban yang jelas dan rinci,

otomatis nama baik pengurus atau pengelola akan tercemar dan akan

menimbulkan fitnah di kalangan masyarakat. Dengan dipublikasikannya

laporan keuangan maka masyarakat akan percaya ketika akan

menyumbangkan uang ataupun dananya.

Praktik akuntansi sebagai instrumen akuntabilitas di organisasi

keagamaan khususnya Islam melalui masjid masih jarang menjadi

perhatian khusus. Padahal dalam rangka penerapan prinsip akuntabilitas

pada masyarakat, manajemen suatu organisasi harus melakukan

pengelolaan keuangan, termasuk publikasi dan pertanggungjawaban

laporan keuangan. Permasaahan lain yang sering muncul yaitu masih

banyaknya masjid yang tidak mencatat secara rinci pemasukan dan

pengeluaran kas, biasanya hanya dicatat sebatas penerimaan dan

pengeluaran kas tanpa merinci sumber pemasukan kas dan penggunaan

kas masjid untuk apa saja. Pencatatan keuangan masjid biasanya hanya

mencakup penerimaan dan pengeluaran kas masjid saja tanpa

memperlihatkan jumlah aset yang dimiliki oleh masjid.

Berdasarkan uraian diatas, penulis sangat tertarik untuk

menuangkan permasalahan ini dalam penyusunan Laporan Skripsi

dengan judul: “LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-MUHAJJIRIN

PONOROGO”.
4

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang yang telah dikemukakan dapat

dirumuskan permasalahannya adalah “ Bagaimana Penyajian Laporan

Keuangan Masjid Al-Muhajjirin Ponorogo”?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan permalasahan yang telah dijelaskan, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui “Bagaimana penyajian Laporan

Keuangan Masjid Al-Muhajjirin Ponorogo”.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Aspek akademis

Menambah pengetahuan mengenai pelaporan keuangan masjid dan

sebagai tambahan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Aspek pengembangan ilmu pengetahuan

Mengembangkan ilmu akuntasi terutama pada aspek penyajian

laporan keuangan dan pencatatan keuangan masjid.

3. Aspek praktis

Penyajian laporan keuangan yang baik, dengan mengetahui bentuk

laporan keuangan yang sesuai dengan SAK (PSAK 45), maka dapat

bermanfaat untuk keberlangsungan organisasi keagamaan dengan

harapan bisa digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi dan

keuangan dimasa yang akan datang.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Akuntansi Keuangan

A. Pengertian Akuntansi

Menurut Ati Retno Sari (2017:1) Akuntansi

memegang peranan penting dalam entitas karena

akuntansi adalah bahasa bisnis (Business Language).

Akuntansi menghasilkan kinerja keuangan entitas dalam

suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada

tanggal tertentu. Informasi akuntansi tersebut digunakan

oleh para pemakai agar dapat membantu dalam membuat

prediksi kinerja dimasa mendatang. Berdasarkan

informasi tersebut pihak dapat mengambil keputusan

terkait dengan entitas. Akuntansi merangkum transaksi

yang terjadi dalam sebuah entitas laporan yang diberikan

kepada para pengguna.

Akuntansi tidak hanya untuk entitas bisnis tetapi

semua entitas memerlukan akuntansi, karena setiap

entitas perlu untuk melaporkan kondisi keuangan dan

kinerjanya dari aspek keuangan. Entitas pemerintah

memerlukan akuntansi untuk memberikan informasi

kepada masyarakat kekayaan pemerintah yang akan

digunakan untuk penyelenggaraan pelayanan pemerintah

5
6

serta akuntabilitas keuangan suatu unit pemerintah.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) membutuhkan

akuntansi untuk melaporkan hasil kerja dan kondisi

keuangan LSM tersebut kepada para penyandang dana

dan pemangku kepentingan lainnya.

Menurut Kieso, et al (2010) yang dikutip dalam

buku Akuntansi Keuangan Berbasis PSAK (2017),

mendefisinikan akuntansi sebagai suatu system dengan

input data informasi dan output berupa informasi dan

laporan keuangan yang bermanfaat bagi pengguna

internal maupun eksternal entitas. Sebagai system,

akuntansi terdiri atas input yaitu transaksi, proses yaitu

kegiatan untuk merangkum transaksi dan output berupa

laporan keuangan. Berdasarkan pengertian diatas,

Akuntansi terdiri atas empat hal penting, adalah sebagai

berikut:

1. Input (masukan) Akuntansi adalah transaksi peristiwa

bisnis yang bersifat keuangan. Suatu transaksi dapat

dicatat dan dibukukan ketika ada bukti yang

menyertainya. Tanpa ada bukti yang auntentik, maka

suatu transaksi tidak dapat dicatat dan dibukukan

oleh akuntansi.

2. Proses, merupakan serangkaian kegiatan untuk

merangkum transaksi menjadi laporan kegiatan itu

terdiri dari proses identifikasi apakah kejadian

merupakan transaksi, pencatatan transaksi,


7

penggolongan transaksi dan pengikhtisaran transaksi

menjadi laporan keuangan.

3. Output (keluaran) Akuntansi adalah informasi

keuangan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan

keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi

menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah

Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Laporan Laba

Rugi Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas,

Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan

Keuangan. Kelima laporan tersebut pada saat

disusun, disajikan dan pengungkapannya harus

sesuai dengan Standar Akuntansi yang digunakan.

4. Pengguna informasi keuangan, adalah pihak yang

memakai laporan keuangan untuk pengambilan

keputusan. Pengguna informasi akuntansi terdiri dari

dua yaitu pihak internal dan eksternal. Pengguna

informasi dari pihak internal berasal dari dalam

entitas (biasanya manajemen dan karyawan),

sedangkan penguna eksternal adalah pelanggan,

kreditur, pemasok (supplier), public interest group

dan Badan Pemerintah.

Pada garis besarnya, urutan kegiatan akuntansi

sebagai sebuah system dapat diikhtisarkan dalam

Gambar 2.1 berikut ini.


8

INPUT TIGA PROSES UTAMA OUTPUT

Transaksi
ke – 1

Transaksi Laporan
Penjumlahan Posting Pengikhtisaran Keuangan
ke – 2

Transaksi
ke – 3

Penggunaan Laporan
Keuangan

Gambar 2.1 Akuntansi sebagai Sebuah Sistem

Sumber: Dwi Martani, 2016

B. Laporan Keuangan

Secara umum laporan keuangan meliputi ikhtisar –

ikhtisar yang menggambarkan posisi keuangan, hasil

usaha, dan arus kas serta perubahan ekuitas sebuah

organisasi dalam satu periode waktu tertentu. Tiap

ikhtisar tersebut dibuat dalam satu format sendiri secara

terpisah. Ikhtisar posisi keuangan tercermin dalam

laporan keuangan yang disebut neraca. Laporan ini

mengikhitisarkan status atau posisi sumber daya pada

suatu saat tertentu. (L.M. Samryn, 2015:30)

Laporan keuangan disusun berdasarkan standar

merupakan bentuk laporan keuangan untuk tujuan umun

(general purposes financial statement). Penyusunan

laporan keuangan untuk tujuan umum dan ditujukan


9

kepada pihak eksternal, merupakan bagian dari akuntansi

keuangan. (Ati Retno Sari, 2017:5)

C. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut PSAK 1 (2018:3) Tujuan laporan

keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai

posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas

yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan

pengguna laporan dalam pengambilan keputusan

ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil

pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan

sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam

rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan

menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:

(a) Aset;

(b) Liabilitas;

(c) Ekuitas;

(d) Penghasilan dan beban, termasuk keuntungan dalam

kerugian;

(e) Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam

kapasitasnya sebagai pemilik, dan

(f) Arus Kas.

D. Karakteristik Laporan Keuangan

Karakteristik umum laporan keuangan menurut

PSAK 1 (2018:4) adalah:


10

a. Penyajian secara Wajar dan Kepatuhan terhadap

SAK.

Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi

keuangan dan arus kas entitas. Penyajian yang wajar

mensyaratkan representasi tepat atas dampak dari

transaksi, peristiwa lain dan kondisi sesuai dengan

definisi dan kriteria pengakuan asset, liabilitas,

penghasilan dan beban yang diatur dalam Kerangka

Konseptual Pelaporan Keuangan Bab 1.

Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan

jika dibutuhkan dianggap menghasilkan penyajian

laporan keuangan secara wajar. Entitas yang laporan

keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat

pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali

tentang kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas

laporan keuangan. Entitas tidak dapat

mendeskripsikan bahwa laporan keuangan telah

patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan

tersebut telah patuh terhadap seluruh persyaratan

dalam SAK.

b. Dasar Aktrual, Entitas menyusun laporan keuangan

atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.

c. Materialitas dan Penggabungan, Entitas menyajikan

secara tersendiri setiap kelas pos serupa yang

material. Entitas menyajikan secara tersendiri pos

yang memiliki sifat atau fungsi yang tidak serupa

kecuali pos tersebut tidak material.


11

d. Saling Hapus, Entitas tidak melakukan saling hapus

atas asset dan liabilitas atau penghasilan dan beban,

kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu PSAK.

e. Frekuensi Pelaporan, Entitas menyajikan laporan

keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif)

setidaknya secara tahunan. Ketika akhir periode

pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan

tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang

atau lebih pendek daripada periode satu tahun, maka

sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan

keuangan, entitas mengungkapkan:

 Alasan penggunaan periode pelaporan yang

lebih panjang atau lebih pendek dan

 Fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam

laporan keuangan tidak dapat dibandingkan

secara keseluruhan.

f. Informasi Komparatif, Entitas menyajikan informasi

komparatif terkait dengan periode terdekat

sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan

dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali

diizinkan atau diisyaratkan lain oleh SAK. Informasi

komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari

laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan

jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan

periode berjalan.
12

g. Konsistensi Penyajian, Penyajian dan klasifikasi pos-

pos dalam laporan keuangan antar periode dilakukan

secara konsisten, kecuali:

 Setelah terjadi perubahan yang signifikan

terhadap sifat operasi entitas atau kajian ulang

atas laporan keuangan, terlihat secara jelas

bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain

akan lebih tepat untuk digunakan dengan

mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan

penerapan kebijakan akuntansi dalam PSAK 25:

Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi

Akuntansi, dan Kesalahan; atau

 Perubahan tersebut diisyaratkan oleh suatu

PSAK.

2.1.2 Akuntabilitas Pada Organisasi Keagamaan

Tujuan akan akuntabilitas, dalam hal ini

pertanggungjawaban keuangan terhadap segala aktivitas semua

organisasi keagamaan, terkait dengan PSAK No. 45 mengenai

pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Karakteristik organisasi

nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis, dimana perbedaan

utama yang mendasar adalah cara organisasi itu memperoleh

sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas

operasionalnya. Organisasi yang memperoleh sumber daya dari

sumbangan para anggota dalam hal ini umat dan para

penyumbang lainnya yang tidak mengharapkan imbalan apa pun


13

dari organisasi tersebut. Menurut kondisi ini, transaksi yang jarang

atau tidak akan pernah terjadi dalam organisasi bisnis manapun,

akan muncul dalam organisasi nirlaba. Namun demikian, dalam

praktek organisasi nirlaba transaksi tersebut sering tampil dalam

berbagai bentuk.

2.1.3 Masjid dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK)

No. 45

Masjid sebagai lembaga keagamaan Islam merupakan

salah satu bentuk organisasi nirlaba. Masjid sebagai sarana

peribadatan dan kegiatan umat yang secara tidak langsung

memerlukan ilmu dan praktik akuntansi dalam memunculkan

sistem pelaporan keuangan yang efektif. Hal ini dikarenakan

masjid juga memerlukan informasi yang dapat menunjang

kegiatan peribadatan, kegiatan keagamaan, termasuk aktivitas

perawatan dan pemeliharaan masjid. Selain itu, para pengelola

masjid juga memerlukan sistem pelaporan keuangan masjid yang

akurat khususnya yang berhubungan dengan; 1) keadaan dan

kondisi jamaah, 2) keadaan dan kondisi harta kekayaan dan

keuangan masjid dan, 3) informasi lain yang diperlukan

sehubungan dengan kepentingan masjid. Hal ini bertujuan untuk

pertanggungjawab kepada para pengurus dan jamaah masjid.

Akan tetapi, ilmu dan praktik akuntansi dalam lembaga

keagamaan seperti masjid masih kurang jadi perhatian. Sebagai

entitas pelaporan akuntansi yang menggunakan dana masyarakat

sebagai sumber keuangannya, seperti dalam bentuk sumbangan,

sedekah atau bentuk bantuan sosial lainnya yang berasal dari


14

masyarakat, maka lembaga keagamaan menjadi bagian dari

entitas publik yang semua aktivitasnya harus di pertanggung

jawabkan kepada publik.

Berbeda dengan entitas publik lainnya, lembaga

keagamaan merupakan entitas publik dan juga merupakan

organisasi nirlaba yang berbeda dengan orgnisasi lainnya.

(PSAK 45:2018).

2.1.4 Organisasi Nirlaba

Organisasi Nirlaba adalah organisasi yang memperoleh

sumber daya dari para anggota dan dari para penyumbang lainnya

yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi

tersebut. Pada beberapa bentuk organisasi nirlaba, meskipun tidak

ada kepemilikan, organisasi nirlaba mendanai kebutuhan

modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan

atas jasa yang diberikan kepada publik (PSAK 45:2018).

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015:215), Organisasi

Nirlaba adalah organisasi yang dapat dimiliki pemerintah maupun

dimiliki oleh sektor swasta, tujuan utamanya tidak semata-mata

untuk mendapatkan keuntungan. Organisasi nirlaba sangat

berbeda dengan organisasi komersial, karena organisasi

komersial tujuan utamanya adalah mencari keuntungan.

Modal dari organisasi nirlaba berasal dari dana-dana para

anggota dan donator, dan para anggota dan donator itu tidak

mengharapkan adanya pengembalian atas donasi yang mereka

berikan. Tapi walaupun tidak meminta adanya pengembalian,


15

namun para anggota dan donator tersebut tentu mengharapkan

adanya pengembalian atas sumbangan yang merika berikan.para

donator biasanya mempersyaratkan adanya pelaporan sebagai

bentuk pertanggungjawaban pengelola organisasi nirlaba atas dan

yang mereka berikan. Para anggota dan donator tersebut ingin

mengetahui dana yang mereka berikan apakah sudah dikelola

dengan baik dan apakah dapat bermanfaat bagi kepentingan

publik. Macam-macam organisasi nirlaba adalah sebagai berikut:

1. Tempat Peribadah: Masjid, Gereja, Pura, Wihara

2. LSM (Lembaga Sosial Masyarakat)

3. Yayasan

4. Pendidikan: sekolah, Perguruan Tinggi

5. kesehatan: Puskesmas, Rumah Sakit.

2.1.5 Basis Pencatatan Akuntansi Untuk Organisasi Nirlaba

Ada 3 (tiga) macam basis pencatatan akuntansi yaitu Basis Kas,

Basis Akrual dan Akuntansi berdasarkan kas yang dimodifikasi

yang secara luas digunakan:

1. Basis Kas (Cash Basis)

Dalam akuntansi basis kas, pencatatan transaksi

dilakukan apabila ada aliran uang yang diterima atau

dikeluarkan. Pencatatan penerimaan pada kas atau bank

apabila ada aliran uang ke dalam kas atau bank yang

diperlakukan sebagai pendapatan dan pengeluaran kas atau

bank apabila ada aliran uang ke luar dari kas atau bank

diperlakukan sebagai beban atau biaya. Kelemahan akuntansi


16

berbasis kas kurang menggambarkan kejadian ekonomis

laporan keuangan.

Akuntansi basis kas banyak diterapkan oleh organisasi

nirlaba karena alasan kepraktisan, tanpa mengetahui lebih

dalam pengaruh atas penggunaan basis kas. Dengan pilihan

basis kas banyak sekali kejadian transaksi yang terjadi tetapi

belum dikeluarkan atau diterima uangnya yang tidak dicatat

dan rawan terhadap kesalahan.

2. Basis Akrual ( Acrual Basis)

Akuntansi berbasis akrual yaitu pencatatan suatu

transaksi tanpa memperhatikan apakah terdapat aliran uang

masuk atau keluar pada saat kejadian transaksi, pengaruh

dari suatu kejadian transaksi langsung diamati pada saat

terjadinya.

3. Akuntansi berdasarkan kas yang dimodifikasi

Merupakan campuran atas dasar kas dan akrual, yaitu

metode yang digunakan oleh perusahaan jasa. Pengeluaran

yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun

dikapitalisasi sebagai harta dan disusutkan selam tahun-tahun

mendatang. Beban yang dibayar dimuka dan ditangguhkan

dan dikurangi hanya dalam tahun saat hal itu digunakan,

sedangkan beban yang dibayar sesudah tahun terjadinya

(beban yang masih harus dibayar) dikurangi hanya dalam

tahun dibayarkan.
17

2.1.6 Penyajian laporan Keuangan Menurut PSAK Nomor 45

Dalam PSAK No. 45 disebutkan bahwa “Laporan Keuangan

organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhirnya

periode laporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk

suatu periode laporan dan catatan atas laporan keuangan.”

1. Laporan Posisi Keuangan ( Balance Sheet )

Tujuan dibuatnya laporan posisi keuangan untuk

menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, dan asset

neto serta informasi mengenai hubungan di antara unsur-

unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan

keuangan yang digunakan bersama pengungkapan dan

informasi dalam laporan keuangan lain dapat membantu

pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran

kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain untuk menilai :

a. Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara

berkelanjutan.

b. Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk

memenuhi kewajiban, dan kebutuhan pendanaan

eksternal.

Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan

keuangan, menyediakan informasi yang relevan mengenai

likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aset

dan liabilitas. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan

pengumpulan aset dan liabilitas yang memiliki karakteristik

serupa dalam suatu kelompok yang relative homogen.

Sebagai contoh, entitas nirlaba biasanya melaporkan masing-

masing unsur aset dalam kelompok yang homogen, seperti :


18

(a) Kas dan setara kas

(b) Piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa lain

(c) Persediaan

(d) Sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar dimuka

(e) Surat berharga/efek dan investasi jangka panjang

(f) Tanah, gedung, peralatan, serta aktiva tetap lainnya

yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.

TABEL 2.1

ENTITAS NIRLABA
Laporan Posisi Keuangan Per 31 Desember 20X2 dan 20X1
(dalam jutaan rupiah)

20X2 20X1
ASET
Aset Lancar 188 1,150
Kas dan Setara kas 5,325 4,175
Piutang bunga 1,525 2,500
Persediaan dan biaya dibayar dimuka 7,562 6,750
Piutang Lain-lain 3,500 2,500
Investasi jangka pendek
Aset Tidak Lancar
Properti investasi 13,025 11,400
Aset tetap 154,250 158,975
Investasi jangka panjang 545,175 508,750
Jumlah aset 730,550 696,200

Berlanjut …..

Sumber: PSAK 45 (2018:8)


19

Tabel 2.2

ENTITAS NIRLABA
Laporan Posisi Keuangan Per 31 Desember 20X2 dan 20X1
(dalam jutaan rupiah)

…. Lanjutan

LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Utang dagang 6,425 2,625
Pendapatan diterima dimuka yang dapat
- 1,625
dikembalikan
Utang lain-lain 2,187 3,250
Utang wesel - 2,850
Liabilitas Jangka panjang
Kewajiban tahunan 4,123 4,250
Utang jangka panjang 13,750 16,250
Jumlah liabilitas 26,575 30,850

ASET NETO
Tidak terikat 288,070 259,175
Terikat temporer (catatan B) 60,855 63,675
Terikat permanen (catatan C) 355,050 342,500
Jumlah aset neto 703,975 665,350

Jumlah liabilitas dan aset neto 730,550 696,200

Sumber: PSAK 45 (2018:8)

2. Laporan Aktivitas

Laporan Aktivitas berisi dua bagian besar yaitu besaran

pendapatan dan biaya lembaga selama satu periode

anggaran. Pendapatan digolongkan berdasarkan retriksi atau

ikatan yang ada. Sedangkan beban atau biaya disajikan

dalam laporan aktivitas berdasarkan kriteria fungsional,


20

dengan demikian beban biaya akan terdiri dari biaya

kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan

informasi mengenai:

a. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah

jumlah dan sifat aset neto,

b. Hubungan antar transaksi dan peristiwa lain, dan

c. Bagaimana penggunaan sumber daya dalam

pelaksanaan berbagai program atau jasa.

Informasi yang disajikan dalam laporan aktivitas adalah :

1. Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai

penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika

penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya tidak

mengharapkan pembayaran kembali, dan menyajikan

beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.

2. Sumber daya disajikan sebagai penambah aset neto tidak

terikat, terikat permanen, atau terikat temporer,

bergantung pada ada tidaknya pembatsan. Dalam hal ini

sumber daya terikat yang pembatasannya tidak berlaku

lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai

sumber daya tidak terikat sepanjang disajikan secara

konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.

3. Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian

yang diakui dari investasi dan aset lain (atau liabilitas)

sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak

terikat, kecuali penggunannya dibatasi.


21

4. Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan

beban secara bruto, kecuali diatur berbeda oleh SAK atau

SAK ETAP.

5. Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan

menyajikan informasi mengenai beban menurut kelompok

program jasa utama dan aktivitas pendukung.

Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain

program pemberian jasa. Umumnya aktivitas pendukung

meliputi aktivitas manajemen dan umun, pencarian dana dan

pengembangan anggota. Aktivitas manajemen dan umum

meliputi pengawasan, manajemen bisnis, pembukuan,

penganggaran, pendanaan, dan aktivitas administrasi lain,

serta semua aktivitas manajemen dan administrasi kecuali

program pemberian jasa atau pencarian dana. Aktivitas

pencarian dana meliputi publikasi dan kampanye pencarian

dana; pengadaan daftar alamat pemberi sumber daya yang

tidak mengharapkan pembayaran kembali; pelaksanaan acara

khusus pencarian dana; pembuatan dan penyebaran manual,

petunjuk, dan bahan pemerintah, dan lain-lain. Aktivitas

pengembangan anggota meliputi pencarian anggota baru dan

pengumpulan iuran anggota, hubungan dan aktivitas sejenis.

Ada tiga bentuk laporan aktivitas yang disajikan

sesuai PSAK 45 (2018:9), setiap bentuk memiliki keunggulan.


22

1. Bentuk A menyajikan informasi dalam kolom tunggal.

Bentuk A ini memudahkan penyusunan laporan

aktivitas komparatif.

2. Bentuk B menyajikan informasi sesuai dengan

klasifikasi aset neto, satu kolom untuk setiap klasifikasi

dengan tambahan satu kolom untuk jumlah. Bentuk B

menyajikan pembuktian dapak berakhirnya

pembatasan pemberi sumber daya yang tidak

mengharapkan pembayaran kembali aset tertentu

terhadap reklasifikasi aset neto. Bentuk B

memungkinkan penyajian informasi agregat mengenai

sumbangan dan penghasilan dari investasi.

3. Bentuk C menyajikan informasi dalam dua laporan

dengan jumlah ringkasan dari laporan pendapatan,

beban, dan perubahan terhadap aset neto tidak terikat

disajikan dalam laporan perubahan aset neto.

Pendekatan bentuk C ini menitikberatkan perhatian

pada perubahan aset neto yang tidak terikat. Bentuk ini

sesuai untuk entitas nirlaba yang memandang aktivitas

operasi sebagai aktivitas yang terpisah dari

penerimaan pendapatan terikat dari sumbangan dan

investasi.
23

TABEL 2.3

Bentuk A

ENTITAS NIRLABA
Laporan Aktivitas tahun berakhir pada 31 Desember 20X2
(dalam jutaan rupiah)

PERUBAHAN ASET NETO TIDAK TERIKAT


Pendapatan
Sumbangan 21,600
Jasa Layanan 13,500
Penghasilan investasi jangka panjang (catatan E) 14,000
Penghasilan invetasi lain-lain (catatan E) 2,125
Penghasilan neto investasi jangka panjang belum direalisasi 20,570
Lain-lain 375
Jumlah 72,170

Aset Neto Yang Berakhir Pembatasannya (catatan D)


Pemenuhan program pembatasan 29,975
Pemenuhan pembatasan pemerolehan peralatan 3,750
Berakhirnya pembatasan waktu 3,125
Jumlah 36,850

Jumlah Pendapatan 109,020

Beban
Program A 32,750
Program B 21,350
Program C 14,400
Manajemen dan umum 6,050
Pencarian dana 5,375
Jumlah beban (catatan F) 79,925
Kerugian akibat kebakaran 200
Jumlah 80,125

Kenaikan Aset neto tidak terikat 28,895

berlanjut
….

Sumber: PSAK 45 (2018:9)


24

Tabel 2.4

ENTITAS NIRLABA
Laporan Aktivitas tahun berakhir pada 31 Desember 20X2
(dalam jutaan rupiah)

….Lanjutan

PERUBAHAN ASET NETO TERIKAT TEMPORER


Sumbangan 20,275
Penghasilan investasi jangka panjang (catatan E) 6,450
Penghasilan neto terealisasikan dan belum terealisasikan 7,380
dari investasi jangka panjang (catatan E)
Kerugian aktuarial untuk kewajiban tahunan (75)
Aset neto terbebaskan dari pembatasan (catatan D) (36,850)

Penurunan aset neto terikat temporer (2,820)

PERUBAHAN ASET NETO TERIKAT PERMANEN


Sumbangan 700
Penghasilan investasi jangka panjang (catatan E) 300
Penghasilan neto terealisasikan dan belum terealisasikan 11,550
dari investasi jangka panjang (catatan E)

kenaikan aset neto terikat permanen 12,550

KENAIKAN ASET NETO 38,625

ASET NETO AWAL TAHUN 665,350

ASET NETO AKHIR TAHUN 703,975

Sumber: PSAK 45 (2018:9)


25

TABEL 2.5

Bentuk B

ENTITAS NIRLABA
Laporan Aktivitas tahun berakhir pada 31 Desember 20X2
(dalam jutaan rupiah)
Tidak Terikat Terikat
Jumlah
Terikat Temporer Permanen
PENDAPATAN
Sumbangan 21,600 20,275 700 42,575
Jasa layanan 13,500 - - 13,500
Penghasilan investasi jangka 14,000 6,450 300 20,750
panjang (catatan E)
Penghasilan investasi lain
2,125 - - 2,125
(catatan E)
Penghasilan neto terealisasikan
dan belum terealisasikan dari
20,570 7,380 11,550 39,500
investasi jangka panjang
(catatan E)
Lain-lain 375 - - -
ASET NETO YANG BERAKHIR
PEMBATASANNYA (Catatan D)
Pemenuhan program
29,975 (29,975) - -
pembatasan
Pemenuhan pembatasan 3,750 (3,750) - -
pemerolehan peralatan
Berakhirnya pembatasan waktu 3,125 (3,125) - -
Jumlah pendapatan
109,020 (2,754) 12,550 118,450
BEBAN
Program A 32,750 - - 32,750
Program B 21,350 - - 21,350
Program C 14,400 - - 14,400
Manajemen dan umum 6,050 - - 6,050
Pencarian dana 5,375 - - 5,375
Jumlah beban (catatan F) 79,925 - - 79,925
Kerugian akibat kebakaran 200 - - 200
Kerugian aktuarial dan kewajiban
- 75 -
tahunan 75
Jumlah Beban 80,125 75 - 80,200
PERUBAHAN ASET NETO 28,895 (2,820) 12,550 38,625
ASET NETO AWAL TAHUN 259,175 63,675 342,500 665,350
ASET NETO AKHIR TAHUN 288,070 60,855 355,050 703,975

Sumber : PSAK 45 (2018:11)


26

TABEL 2.6

Bentuk C
(Bagian 1 dari 2 bagian)

ENTITAS NIRLABA
Laporan Pendapatan, beban, dan perubahan aset neto tidak terikat
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20X2
(dalam jutaan rupiah)

PENDAPATAN TIDAK TERIKAT


Sumbangan 21,600
Jasa layanan 13,500
Penghasilan dari investasi jangka panjang (catatan E) 14,000
Penghasilan dari investasi lain-lain (catatan E) 2,125
Penghasilan neto dari investasi jangka panjang yang telah 20,570
terealisasi dan belum terealisasi (catatan E)
Lain-lain 375
Jumlah 72,170

ASET NETO YANG DIBEBASKAN DARI PEMBATASANAN


(Catatan D)
Penyelesaian program pembatasan 29,975
Penyelesaian pembatasan pemerolehan peralatan 3,750
Berakhirnya waktu pembatasan 3,125
Jumlah 36,850

Jumlah pendapatan tidak terikat 109,020

BEBAN TIDAKTERIKAT
Program A 32,750
Program B 21,350
Program C 14,400
Manajemen dan umum 6,050
Pencarian Dana 5,375
Jumlah berban (catatan F) 79,925
Kerugian akibat kebakaran 200
Jumlah beban tidak terikat 80,125

KENAIKAN ASET NETO TIDAK TERIKAT 28,895

Sumber : PSAK 45 (2018:12)


27

TABEL 2.7

Bentuk C
(Bagian 2 dari 2 bagian)

ENTITAS NIRLABA
Laporan perubahan aset neto
Untuk tahun berakhir pada 31 Desember 20X2
(dalam jutaan rupiah)

ASET NETO TIDAK TERIKAT


Jumlah pendapatan tidak terikat 72,170
Aset neto yang dibebaskan dari pembatasan (catatan D) 36,850
Jumlah beban tidak terikat (80,125)
Kenaikan aset neto tidak terikat 28,295

ASET NETO TERIKAT TEMPORER


Sumbangan 20,275
Penghasilan dari investasi jangka panjang (catatan E) 6,450
Penghasilan neto dari investasi jangka panjang yang telah 7,380
terealisasi dan belum terealisasi (catatan E)
Kerugian aktuarial dari kewajiban tahunan (75)
Aset neto yang dibebaskan dari pembatasan (catatan D) (36,850)
Penurunan aset neto terikat temporer (2,820)

ASET NETO TERIKAT PERMANEN


Sumbangan 700
Penghasilan dari investasi jangka panjang (catatan E) 300
Penghasilan neto dari investasi jangka panjang yang telah 11,550
terealisasi dan belum terealisasi (catatan E)
Kenaikan aset neto terikat permanen 12,550

KENAIKAN ASET NETO 38,625

ASET NETO PADA AWAL TAHUN 665,350

ASET NETO PADA AKHIR TAHUN 703,975

Sumber : PSAK 45 (2018:13)


28

TABEL 2.8

Bagian 2 dari 2 bagian (alternatif)

ENTITAS NIRLABA
Laporan perubahan aset neto untuk tahun berakhir pada 31 Desember 20X2
(dalam jutaan rupiah)

Tidak Terikat Terikat


Jumlah
Terikat Temporer Permanen

PENDAPATAN
Pendapatan terikat 72,170 72,170
Pendapatan tidak terikat 20,275 700 20,975
Penghasilan investasi jangka 6,450 300 6,750
panjang (catatan E)
Penghasilan neto terealisasikan
dan belum terealisasikan dari
7,380 11,550 18,930
investasi jangka panjang
(catatan E)
Aset neto yang dibebaskan 36,850 (36,850)
pembatasannya (catatan D)
Jumlah pendapatan 109,020 (2,745) 12,550 118,825

BEBAN
Beban tidak terikat 80,125 80,125
Kerugian aktuaria dari
75 75
kewajiban tahunan
Jumlah beban 80,125 75 80,200

PERUBAHAN ASET NETO 28,895 (2,820) 12,550 38,625

ASET NETO AWAL TAHUN 259,175 63,675 342,500 665,350

ASET NETO AKHIR TAHUN 288,070 60,855 355,050 703,975

Sumber : PSAK 45 (2018:14)


29

3. Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan

informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam

suatu periode. Penyajian arus kas masuk dan keluar

digolongkan dalm tiga kategori, yaitu :

a. Aktivitas Operasi

b. Aktivitas Investasi

c. Aktivitas Pendanaan

Laporan Arus Kas disajikan sesuai PSAK 2 (2018:2)

tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan berikut berikut

ini :

(a) Aktivitas Pendanaan:

1. Penerimaan kas dari pemberi sumber daya yang

tidak mengharapkan pembayaran kembali yang

penggunaannya dibatasi dalam jangka panjang.

2. Penerimaan kas dari pemberi sumber daya dan

penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi

untuk pemerolehaan, pembangunan, dan

pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana

abadi.

3. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaanya

dalam jangka panjang.

(b) Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan

pendanaan nonkas, misalnya sumbangan berupa

bangunan atau aset investasi.


30

TABEL 2.9

Metode Langsung

ENTITAS NIRLABA
Laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20X2
(dalam jutaan rupiah)

AKTIVITAS OPERASI
Kas dari pendapat jasa 13,050
Kas dari pemberi sumber jaya 20,075
Kas dari piutang lain-lain 6,537
Bunga dan deviden yang diterima 21,425
Penerimaan lain-lain 375
Bunga yang dibayarkan (955)
Kas yang dibayarkan kepada karyawan dan supplier (59,520)
Utang lain-lain yang dilunasi (1,062)
Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi (75)
AKTIVITAS INVESTASI
Ganti rugi dari asuransi kebakaran 625
Pembelian peralatan (3,750)
Penerimaan dari penjualan investasi 190,250
Pembelian investasi (187,250)
Kas neto yang diterima (digunakan)untuk aktivitas operasi (125)
AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan dari kontribusi berbatas dari :
Investasi dalam endowment 500
Investasi dalam endowment berjangka 175
Investasi bangunan 3,025
Investasi perjanjian tahunan 500
4,200
Aktivitas pendanaan lain :
Bunga dan dividen berbatas untuk reinvestasi 750
Pembayaran kewajiban tahunan (362)
Pembayaran utang wesel (2,850)
Pembayaran liabilitas jangka panjang (2,500)
(4,962)
Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas pendanaan (762)
KENAIKAN (PENURUNAN) NETO DALAM KAS DAN SETARA KAS (962)
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 1,150
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 188

berlanjut ….

Sumber : PSAK 45 (2018:15)


31

Tabel 2.10

ENTITAS NIRLABA
Laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20X2
(dalam jutaan rupiah)

….lanjutan

Rekonsiliasi perubahan dalam aset neto menjadi kas neto yang


digunakan untuk aktivitas operasi :
Perubahan dalam aset neto 38,625
Penyesuaian untuk rekonsiliasi perubahan dalam aset neto menjadi kas
neto yang dignakan untuk aktivitas operasi :
Depresiasi 8,000
Kerugian akibat kebakaran 200
Kerugian aktuarial pada kewajiban tahunan 75
Kenaikan piutang bunga (1,150)
Penurunan dalam persediaan dan biaya dibayar dimuka 975
Kenaikan dalam piutang lain-lain (813)
Kenaikan dalam piutang dagang 3,800
Penurunan dalam penerimaan dimuka yang dapat dikembalikan (1,625)
Penurunan dalam utang lain-lain (1,062)
Sumbangan terikat untuk investasi jangka panjang (6,850)
Bunga dan dividen terikat untuk investasi jangka panjang (750)
Penghasilan neto terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi (39,500)
jangka panjang
Kas neto diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi (75)

Data tambahan untuk aktivitas investasi dan pendanaan nonkas: 350


Peralatan yang diterima sebagai hibah

Pembebasan premi asuransi kematian, nilai kas yang diserahkan 200

Sumber : PSAK 45 (2018:16)


32

TABEL 2.11

Metode Tidak Langsung

ENTITAS NIRLABA
Laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20X2
(dalam jutaan rupiah)

AKTIVITAS OPERASI
Rekonsiliasi perubahan dalam aset neto menjadi kas neto yang
digunakan untuk aktivitas operasi :
Perubahan dalam aset neto 38,625
Penyesuaian untuk rekonsiliasi perubahan dalam aset neto menjadi
kas neto yang dignakan untuk aktivitas operasi :
Depresiasi 8,000
Kerugian akibat kebakaran 200
Kerugian aktuarial pada kewajiban tahunan 75
Kenaikan piutang bunga (1,150)
Penurunan dalam persediaan dan biaya dibayar dimuka 975
Kenaikan dalam piutang lain-lain (813)
Kenaikan dalam piutang dagang 3,800
Penurunan dalam penerimaan dimuka yang dapat dikembalikan (1,625)
Penurunan dalam utang lain-lain (1,062)
Sumbangan terikat untuk investasi (6,850)
Bunga dan dividen terikat untuk investasi jangka panjang (750)
Penghasilan neto terealisasi dan belum terealisasi dari investasi jangka (39,500)
panjang
Kas neto diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi (75)
AKTIVITAS INVESTASI
Ganti rugi dari asuransi kebakaran 625
Pembelian peralatan (3,750)
Penerimaan dari penjualan investasi 190,250
Pembelian investasi (187,250)
Kas neto yang diterima (digunakan)untuk aktivitas operasi (125)
AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan dari kontribusi berbatas dari :
Investasi dalam endowment 500
Investasi dalam endowment berjangka 175
Investasi bangunan 3,025
Investasi perjanjian tahunan 500
4,200

berlanjut ….

Sumber : PSAK 45 (2018:17)


33

Tabel 2.12

ENTITAS NIRLABA
Laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20X2
(dalam jutaan rupiah)

…lanjutan

Aktivitas pendanaan lain :


Bunga dan dividen berbatas untuk reinvestasi 750
Pembayaran kewajiban tahunan (362)
Pembayaran utang wesel (2,850)
Pembayaran liabilitas jangka panjang (2,500)
(4,962)

Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas pendanaan (762)

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO DALAM KAS DAN SETARA KAS (962)


KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 1,150
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 188

Data Tambahan
Aktivitas investasi dan pengeluaran nonkas:
Peralatan yang diterima sebagai hibah 350
Pembebasan premi asuransi kematian, nilai kas yang diserahkan 200
Bunga yang dibayarkan 955

Sumber : PSAK 45 (2018:18)

1. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian dari

laporan keuangan yang terpisahkan karena berisikan

penjelasan-penjelasan rinci atas akun-akun dalam laporan

keuangan. PSAK 45 mengelompakkan sumber daya

organisasi nirlaba dalam 4 (empat) kategori yang masing-

masing tergantung pada ada tidaknya pembatasan:


34

a. Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan

sumber daya yang ditetapkan oleh pemberi sumber daya

yang tidak mengharapkan pembayaran kemabali agar

sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen,

tetapi entitas nirlaba diizinkan untuk menggunakan

sebagian atau semua penghasilan atau manfaat

ekonomik lain yang berasal dari sumber daya tersebut.

b. Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan

sumber daya oleh pemberi sumber daya yang tidak

mengharapkan pembayaran kembali yang menetapkan

agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan

periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya

keadaan tertentu.

c. Sumber daya terikat adalah sumber daya yang

penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh

pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan

pembayaran kembali. Pembatasan tersebut dapat bersifat

permanen atau temporer.

d. Sumber daya tidak terikat adalah sumber daya yang

penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh

pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan

pembayaran kembali.

Catatan A

Entitas menyajikan hadiah atau wakaf berupa kas atau

aset lain sebagai sumbangan terikat jika hibah atau wakaf

tersebut diterima dengan persyaratan yang membatasi


35

penggunaan aset tersebut. Jika pembatasan dari pemberi

sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali

telah kadaluwarsa, yaitu pada saat pembatasan telah berakhir

atau pembatasan tujuan telah dipenuhi, aset neto terikat

temporer digolongkan kembali menjadi aset neto tidak terikat

dan disajikan dalam laporan aktivitas sebagai aset neto yang

dibebaskan dari pembatasan.

Entitas menyajikan hibah atau wakaf berupa tanah,

bangunan, dan peralatan sebagai sumbangan tidak terikat

kecuali jika ada pembatasan yang secara eksplisit

menyatakan tujuan pemanfaatan aset tersebut dari pemberi

sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali.

Hibah atau wakaf untuk aset tetap dengan pembatasan

eksplisit yang menyatakan tujuan pemanfaatan aset tersebut

dan sumbangan berupa kas atau aset lain yang harus

digunakanuntuk memperoleh aset tetap disajikan sebagai

sumbangan terikat. Jika tidak ada pembatasan eksplisit dari

pemberi pemberi sumbangan mengenai pembatasan jangka

waktu penggunaan aset tetap tersebut, pembebasan

pembatasan dilaporkan pada saat aset tetap tersebut

dimanfaatkan.
36

TABEL 2.13

Catatan B
Aset neto terikat temporer untuk periode periode keuangan adalah sebagai berikut :

Aktivitas program A :
Pembelian peralatan Rp7,650
Penelitian 10,640
Seminar dan publikasi 3,800

Aktivitas program B :
Perbaikan kerusakan peralatan 5,600
Seminar dan publikasi 5,395

Aktivitas program C :
Umum 7,420
Bangunan dan peraltan 5,375
Perjanjian perwalian tahunan 7,125
Untuk periode setelah 31 Desember, 19X1 7,850
Rp60,855

Catatan C
Aset neto terikat permanen dibatasi untuk :
Investasi tahunan, penghasilannya dibelanjakan untuk mendukung :
Aktivitas program A Rp68,810
Aktivitas program B 34,155
Aktivitas program C 34,155
Kegiatan lain entitas 204,930
Rp342,050

Dana yang penghasilannya untuk ditambahkan pada jumlah


sumbangan awal hingga mencapai nilai Rp2,500 Rp5,300

Polis asuransi kematian yang penerimaan ganti rugi asuransi atas


kematian pihak yang diasuransikan tersedia untuk mendanai aktivitas
umum 200
Tanah yang harus digunakan area rekreasi 7,500
Rp355,050

Sumber: PSAK 45 (2018:19-20)


37

Catatan D

Aset neto yang dibebaskan dari pembatasan pemberi

sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali

melalui terjadinya beban tertentu atau terjadinya beban

tertentu atau terjadinya kondisi yang diisyaratkan oleh

pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran

kembali.

TABEL 2.14

Tujuan pembatasan yang dicapai :


Beban program A Rp14,500
Beban program B 11,500
Beban program C 3,975
Rp355,050

Peralatan untuk program A yang dibeli dan dimanfaatkan 3750

Pembatasan waktu yang telah terpenuhi:


jangka waktu yang telah dipenuhi Rp2,125
Kematian pemberi sumber daya tahunan 1,000
Rp3,125
Rp36,850

Sumber: PSAK 45 (2018:20)

Catatan E

Investasi dicatat sebesar nilai pasar atau nilai appraisal,

dan penghasilan (atau kerugian) yang telah terealisasikan

atau belum terealisasikan dapat dilihat dari laporan aktivitas.

Entitas menginvestasikan kelebihan kas di atas kebutuhan

harian dalam investasi lancar. Pada tanggal 31 Desember

20X2, Rp1.400 diinvestasikan pada investasi lancar dan

menghasilkan Rp850 per tahun. Sebagaian besar investasi


38

jangka panjang dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok A

adalah dana permanen dan tidak diwajibkan untuk menaikkan

nilai bersihnya. Kelompok B adalah jumlah yang oleh badan

perwalian ditunjukan untuk investasi jangka panjang. Tabel

berikut ini menunjukkan investasi jangka panjang entitas.

TABEL 2.15

Kel A Kel B Lain-lain Jumlah

Invetasi awal tahun 410,000 82,000 16,750 508,750


Hibah tersedia untuk investasi

Untuk dana permanen 500 200 700


Untuk Dana temporer 175 175
Untuk dana perwalihan
tahunan 500 500

Jumlah yang ditarik untuk


pemberi sumber dana tahunan
yang meninggal
kembalian investasi (neto,
(1,000) (1,000)
setelah dikurangi beban Rp375)
Dividen, bunga, dan sewa 15,000 5,000 750 20,750
Penghasilan terealisasi dan
belum terealisasi 30,000 9,500 39,500
Jumlah kembalian investasi 45,000 14,500 750 60,250
Jumlah tersedia untuk operasi
tahun berjaan (18,750) (5,000) (23,750)
Penghasilan dana perwalian
untuk tahun berjalan dan masa (450) (450)
depan
Investasi akhir tahun 436,750 91,500 16,925 545,175

Sumber: PSAK 45 (2018:21)

Komponen dalam setiap kelompok investasi dan

kepemilikan investasi lain pada tanggal 31 Desember 20X2,

disajikan dalam table berikut ini.


39

TABEL 2.16

Kel A Kel B Lain-lain Jumlah

Aset neto terikat permanen 342,050 - 5,500 347,550

Aset neto terikat temporer 26,880 - 11,425 38,305

Aset neto tidak terikat 67,820 91,500 - 159,320

436,750 91,500 16,925 545,175

Sumber: PSAK 45 (2018:21)

Badan perwalian menerapkan peraturan yang

mensyaratkan dan endowment permanen dinilai sebesar nilai

nyata atau daya beli kecuali pemberi sumber daya yang tidak

mengharapkan pembayaran kembali secara eksplisit

menyatakan penggunaan apresiasi neto yang diisyaratkan.

Untuk memenuhi tujuan dana manajemen menetapkan bahwa

apresiasi neto dipertahankan secara permanen sebesar

jumlah yang diperlukan sesuai untuk menyesuaikan nilai mata

uang historis dana sumbangan dengan menggunakan indeks

harga konsumen. Setiap kelebihan di atas dana abadi

permanen dapat digunakan untuk tujuan lain yang telah

digunakan. Pada tahun 20X2, total kembalian investasi

kelompok A adalah Rp18.000 (10,6%), dan dari jumlah

tersebut Rp4.620 ditahan secara permanen untuk

mempertahankan nilai nyata sumbangan tersebut. Sisanya

sebesar Rp13.380 tersedia untuk tujuan lain yang telah

ditentukan oleh dewan perwalian.


40

Catatan F

Beban yang terjadi adalah :

TABEL 2.17

Program Manejemen Pencarian


& Umum Dana
Total A B C

Gaji, upah 37,787,5 18,500.0 9,750.0 4,312,5 2,825.0 2,400.0

Biaya lain-
lain 11,875.0 5,187,5 1,875.0 4,812,5

Supplies dan
perjalanan 7,885,5 2,162,5 2,500.0 1,225.0 600,0 1,400.0

Biaya jasa
dan
profesional 7,100.0 400.0 3,725.0 1,500.0 500,0 975,0

Kantor dan
pekerjaan 6,320.0 2,900.0 1,500.0 1,125.0 545,0 250,0

Depresiasi 8,000.0 3,600.0 2,000.0 1,425.0 625,0 350,0

Bunga 955.0 955,0

Jumlah
79,925.0 32,750.0 21,350.0 14,400.0 6,050.0 5,375.0
Beban

Sumber: PSAK 45 (2018:22)

2.1.7 Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan 45 (Pelaporan

Keuangan Entitas Nirlaba)

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45

bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba.

Diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah

dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang

tinggi. Pengaturan yang tidak diatur dalam pernyataan ini


41

mengacu pada SAK atau SAK ETAP untuk entitas yang tidak

memiliki akuntabilitas publik signifikan.

Pernyataan ini berlaku bagi laporan keuangan yang disajikan

oleh entitas nirlaba yang memenuhi karakteristik, sebagai berikut:

a) Sumber daya entitas nirlaba berasal dari pemberi sumber

daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau

manfaat ekonomik yang sebanding dengan jumlah sumber

dana yang diberikan.

b) Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan

memupuk laba, dan jika entitas nirlaba menghasilkan laba,

maka jumlahnya tidak dibagikan kepada pendiri atau pemilik

entitas nirlaba.

c) Tidak ada kepemilikan seperti umumnya pada entitas bisnis,

dalam arti bahwa kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak

dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan

tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber

daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran

entitas nirlaba.

Pernyataan ini dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah dan

unit sejenis lain sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan-

perundang-undangan yang berlaku.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian/Jurnal terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis

dalam melakukan penelitian. Beberapa penelitian yang telah dilakukan

terkait dengan pengelolaan laporan Keuangan organisasi keagamaan

dibahas dibawah ini.


42

Table 2.18

Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


Sarwenda Implementasi PSAK No. Hasil penelitian Yayasan pondok

Biduri, Ruci 45 Pada Penyusunan pesantren Darul Falah pusat

Arizanda Laporan Keuangan dalam pertanggung jawabkan

Rahayu, Ilmiatul Pondok Pesantren Demi laporan keuangan belum

Mukarromah Terciptanya Transparasi menggunakan standart baku

(2018) dan Akuntabilitas sebagaimana yang telah diatur

dalam pernyataan standart

akuntansi keuangan (PSAK) No.

45 Revisi tahun 2011 yang

mengatur tentang organisasi

nirlaba. Laporan keuangan yang

disajikan hanya berupa laporan

kas penerimaan dan

pegeluarannya saja.
43

Intan Devi Penerapan PSAK No. 45 Laporan Keuangan Yayasan

Atufah, Norita tentang Pelaporan Pendidikan Pondok Pesantren Al-

Citra Yuliarti, Keuangan Organisasi Khairiyah di sajikan sangat

Dania Nirlaba Yayasan sederhana, yakni pencatatan

Puspitasari. Pendidikan Pondok pemasukan dan pengeluaran,

(2018) Pesantren Al-Khairiyah penyusunan laporan keuangan

yayasan belum sesuai PSAK no.

45. Penyajian Informasi keuangan

yayasan sebagai bentuk

akuntabilitas dan transparansi

telah dilakukan dengan 2 cara,

yaitu: diumumkan setiap 6 bulan

sekali dan ditempelkan di papan

informasi yang telah disediakan

oleh pengurus Yayasan. Laporan

keuangan yang dilakukan

pengurus yayasan masih

menggunakan metode accrual

basic.
44

Ida Bagus Made Analisis Penerapan Psak Berdasarkan hasil penelitian Ada

Cahya Restu Aji No. 45 Tentang 2 indikator dalam laporan

(2017) Pelaporan Keuangan keuangan RSUD Kota

Organisasi Nirlaba Pada Yogyakarta yang tidak sesuai

Rumah Sakit Berstatus dengan PSAK No. 45, yaitu

Badan Layanan Umum indikator ke tiga tentang

(Studi Kasus Pada klasifikasi aktiva bersih terikat dan

Rumah Sakit Umum tidak terikat serta indikator ke

Daerah Kota empat tentang perubahan

Yogyakarta) kelompok aktiva bersih. RSUD

Kota Yogyakarta telah

menyajikan laporan keuangan

sesuai Pedoman Akuntansi dan

Pelaporan Keuangan BLU

menurut Peraturan Menteri

Keuangan No 76/PMK.05/2008.

RSUD Kota Yogyakarta telah

menyajikan laporan keuangan

sesuai Pedoman Akuntansi BLU

Rumah Sakit menurut

Kepmenkes RI No

1981/Menkes/SK/XII/2010. 4.

Secara keseluruhan, RSUD Kota

Yogyakarta telah menerapkan

PSAK No. 45 ke dalam laporan

keuangannya dengan baik.


45

2.3 Kerangka Berpikir

Masjid Al – Muhajjirin
Ponorogo

Landasan Teori

Laporan Keuangan PSAK No. 45

1. Laporan Posisi
Keuangan
2. Laporan Aktivitas
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan atas
Laporan Keuangan

Tata Kelola Keuangan Masjid

Laporan Keuangan Masjid yang


Akuntabel

Implikasi Penelitian

Gambar 2.2

Sumber: Penulis
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Moleong (2016:6) Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami tentang

apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

ilmiah. Berdasarkan rangkaian teori tentang penelitian kualitatif tersebut,

karena jenis penelitian ini memusatkan pada deskripsi data yang berupa

kalimat-kalimat yang memiliki arti mendalam yang berasal dari informan

dan perilaku yang di amati. Data hasil penelitian ini berupa fakta-fakta

yang ditemukan pada saat di lapangan oleh peneliti (Sugiyono, 2016).

Metode penelitian yang penulis gunakan yaitu studi kasus. Menurut

Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si (2017:12) Sama halnya dengan

model penelitian kualitatif yang lain seperti fenomenologi, etnografi,

etnometodologi, grounded research dan studi teks. Studi kasus Juga

dilakukan dalam latar belakang yang bersifat alamiah, holistic dan

mendalam. Alamiah berarti proses penelitian dan pengambilan

informasinya dilakukan dalam kehidupan yang nyata (real-life event)

seorang peneliti tidak perlu membuat rekayasa atau uji coba pada

subjek penelitian. Dengan informasi apa adanya ini membuat data lebih

akurat.

46
47

Melalui penjelasan diatas, dipilihnya metode penelitian studi kasus

sangatlah tepat dalam meneliti bentuk laporan keuangan pada

organisasi nirlaba khususnya Masjid Al-Muhajjirin Ponorogo.

3.2 Definisi Operasional

Menurut Nurlina T. Muhyiddin,dkk (2017:62) Definisi

operasional adalah proses untuk mengorganisasi konsep, seorang

penelitian harus mampu mengorganisasi konsep menjadi definisi

operasional. Dalam hal ini penulis akan memaparkan tiga definisi

operasional sesuai dengan judul penelitian ini, antara lain:

1. Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

2. PSAK 45

3. Masjid

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45

merupakan suatu pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana

uraian materi didalamnya mencakup hamper semua aspek yang

berkaitan dengan akuntansi, yang dalam penyusunannya melibatkan

sekumpulan orang yang kemampuan dalam bidang akuntansi yang

tergabung dalam suatu lembaga yang dinamakan Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI). Sedangkan PSAK Nomor 45 adalah sebuah pedoman

yang mengatur tentang laporan keuangan organisasi nirlaba.

Secara umum laporan keuangan meliputi ikhtisar-ikhtisar yang

menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas serta

perubahan ekuitas sebuah organisasi dalam satu periode waktu

tertentu. Tiap ikhtisar tersebut dibuat dalam satu format sendiri secara
48

terpisah. Ikhtisar posisi keuangan tercermin dalam laporan keuangan

yang disebut neraca. Laporan ini mengikhtisaran status atau posisi

sumber daya pada suatu saat tertentu. (L.M. Samryn, 2015:30).

Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai laporan

keuangan pada organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba memperoleh

sumber daya dari para anggota dan para penyumbang lainnya yang

tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Contoh

organisasi nirlaba adalah yayasan, sekolah, rumah sakit, rumah ibadah

dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini organisasi yang dibahas

penulis adalah Masjid.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan

pengumpulan data laporan keuangan Masjid Al-Muhajjirin Ponorogo.

Teknik pengumpulan data tersebut meliputi :

a) Wawancara (Interview)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dan diperoleh dengan

mengadakan tanya jawab langsung dengan bagian-bagian yang

berkepentingan dan terlibat langsung dengan masalah yang dibahas

dalam penelitian ini.

b) Survei lapangan, dimana peneliti akan melakukan pengamatan

langsung ke objek penelitian untuk pendapatan dan mencatat data-

data yang diperlukan.

c) Studi kepustakaan, dimana penelitian ini dimaksudkan untuk

mendapatkan data yang sifatnya teoritis melalui penelaahan teori-

teori yang telah dipelajari.


49

3.4 Sumber dan Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis sumber data, yaitu:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil pengamatan

langsung terhadap objek penelitian yaitu bagaimana akuntabilitas

pengelolaan keuangan pada masjid Al-Muhajjrin serta bagaimana

kesesuaian pelaporan keuangannya dengan PSAK 45 dan hal

pendukung lainnya, baik melalui wawancara dan dokumentasi

dengan pengurus masjid.

b. Data Sekunder, merupakan data yang sudah tersedia di objek

penelitian dan langsung dapat digunakan oleh peneliti, pada

penelitian ini data berupa laporan keuangannya Masjid Al-Muhajjirin

Ponorogo pada tahun 2019.

Dalam hal ini peneliti memilih informan: Bapak Sukiman

selaku bendahara, Bapak H. Widodo H.A selaku sekretaris, dan

Bapak Abri Susilo selaku jamaah Masjid Al-Muhajjirin Ponorogo.

3.5 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah

metode studi kasus. Hal ini dilakukan guna mendapatkan suatu

gambaran mengenai data yang dijadikan sebagai obyek penelitian.

Kemudian hasil penelitian yang telah diperoleh akan dibandingkan

dengan kriteria-kriteria yang digunakan sebagai tolak ukur untuk

penelitian ini, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No. 45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Guna

menganalisis data teknik yang dipergunakan adalah :


50

a. Mengumpulkan data dan informasi dari Masjid Al-Muhajjirin

Ponorogo terutama mengenai laporan keuangannya.

b. Menganalisis data dan informasi yang diperoleh terutama

mengenai kesesuaian antara laporan keuangan Masjid Al-

Muhajjirin Ponorogo dengan PSAK No. 45

c. Menarik kesimpulan dari data dan informasi yang telah dianalisis

untuk kemudian dapat memberikan saran demi kemajuan Masjid

Al-Muhajjirin Ponorogo.
BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.4.1 Sejarah Masjid Al – Muhajjirin Ponorogo

Masjid Al – Muhajjirin adalah Masjid Umum yang

beralamat di Komplek Perumahan Kertosari Indah, Ponorogo, Jawa

Timur. Masjid “Al – Muhajjirin memiliki luas tanah 300 m2, luas

bangunan 1.000 m2. Masjid Al – Muhajjirin bisa menampung sekitar

200 Jamaah.

Didirikannya Masjid bermula dari berdirinya Perumahan

Kertosari Indah pada tahun 1995. Beberapa warga saat itu

memandang perlu untuk dibangun masjid sebagai sarana ibadah.

Karena pada saat itu para warga menjalankan sholat berjamaah di

rumah – rumah warga yang masih kosong. Ada kelompok jamaah di

RT. 01 RW. 01, kelompok Jamaah RT. 03 RW. 01, dsb, kelompok

jamaah sesuai dengan RT/RW masing - masing.

Terbentuklah Panitia Masjid yang diisi oleh warga

perumahan itu sendiri. Panitia memulai musyawarah dengan para

warga untuk merencanakan pembangunan Masjid. Dari hasil

musyawarah Masjid dibangun dengan dana swadaya dan upaya

dari para warga Perumahan Kertosari Indah. Untuk lokasi Masjid

dipilih di fasum yang disediakan oleh developer.

Pada pertengahan tahun 1996 Pembangunan Masjid

telah selesai, dan dilakukan peresmian Masjid yang diresmikan oleh

Ketua Panitia Pembangunan Masjid Bapak H. Muryanto, S.H.,MM.

51
52

Setelah peresmian warga perumahan kertosari indah bisa

melakukan ibadah di Masjid. Selain untuk sholat berjamaah Masjid

juga digunakan untuk TPQ.

4.4.2 Visi dan Misi

a. Visi

1. Menjadikan masjid sebagai pusat peribadatan

2. Ingin menjadikan masjid Al – Muhajjirin dengan jumlah

jamaah sholat suhuh terbanyak.

3. Pemersatu Umat

b. Misi

1. Memakmurkan masjid dengan cara memberikan pelayanan

terbaik untuk jamaah seperti melengkapi fasilitas ibadah

dan meningkatkan keamanan serta kenyamanan bagi para

jamaah.

2. Mewujudkan terjaganya kesucian, kebersihan, dan

ketertiban masjid

3. Menyelenggarakan kegiatan – kegiatan peribadatan,

dakwah dan pendidikan dalam rangka membimbing umat

agar memiliki keteguhan iman dan taqwa.


53

4.4.3 Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi pada Masjid Al – Muhajirin

Ponorogo sebagai berikut :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Sumber: Masjid Al – Muhajirin Ponorogo


54

Susunan Personalia Masjid Al – Muhajirin Ponorogo

Dewan Penasehat : Ajik Moelyadi

Ketua : Imam Fauzan

Wakil Ketua : Djarwo

Sekretaris : Widodo

Wakil Sekretaris : Abri Susilo

Bendahara : Sukiman

Wakil Bendahara : Agus Prasmono

Biro Koordinator : Heru Widodo

Biro Kerumah-tanggaan : Sukiman

Biro Keamanan dan Ketertiban : Slamet

Biro Perawatan dan Keindahan : Sujianto

Biro Imam, Muadzin, dan Khotib : Nurhadi Hanuri

Biro BImbingan Al-Qur’an : Abri Susilo

Biro Pengajian Rutin : Slamet

Biro Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Qurban : Wiwoho

Biro Haji dan Umroh : Andi Susetyo

Biro Pembinaan Kader Mubaligh : Mustajab

Biro Pengabdian Ummat : Sumantri

Biro Poliklinik Ummar : Dr. Ali imron

Biro Perawatan Jenazah : Agus Prasmono

Biro Ikatan Keluarga Sakinah : Hadi Suyoto

Biro Pemberdayaan Perempuan : Ny. Purwantiningsih

Biro PHBI : Eko Hery Suprayitno

Biro Bimbingan Anak dan Remaja : Sudarminto

Biro Bimbingan Belajar : Siswanto

Biro Perpustakaan : Widodo


55

4.2 Data Penelitian

Berikut beberapa data yang didapatkan dari masjid Al – Muhajjirin

Ponorogo :
Tabel 4.1

LAPORAN KEUANGAN
MASJID "AL-MUHAJIRIN"
PERUM KERTOSARI INDAH PONOROGO
BULAN JANUARI 2019

BULAN JANUARI
No Tgl Pemasukan Jumlah No Tgl Pengeluaran Jumlah
1 1 SALDO AWAL 18,958,000.00 1 2 Pembelian Token AC & DAF (Sanyo Air) 1,408,000.00
2 4 Infaq Jum'at - I 2,726,500.00 2 6 Membayar Kegiatan TPA 500,000.00
3 11 Infaq Jum'at - II 2,913,000.00 3 11 Upah Petugas Kebersihan Masjid 540,000.00
4 18 Infaq Jum'at - III 2,034,000.00 4 18 Bayar Rekening Listrik & Air PAM 218,000.00
5 25 Infaq Jum'at - IV 2,431,000.00 5 25 Ke Panti Asuhan, Dhuafa, Fakir, Dakwah 2,000,000.00
6 28 Infaq Kemakmuran 1,926,000.00
TOTAL 30,988,500.00 TOTAL 4,666,000.00
SALDO 26,322,500.00

Sumber: Masjid Al – Muhajirin Ponorogo

56
Tabel 4.2

LAPORAN KEUANGAN
MASJID "AL-MUHAJIRIN"
PERUM KERTOSARI INDAH PONOROGO
BULAN FEBRUARI 2019

BULAN FEBRUARI
No Tgl Pemasukan Jumlah No Tgl Pengeluaran Jumlah
1 SALDO JANUARI 26,322,500.00 1 2 Pembelian Token AC & DAF (Sanyo Air) 1,408,000.00
2 1 Infaq Jum'at - I 3,080,000.00 2 2 Pemeliharaan Taman 280,000.00
3 8 Infaq Jum'at - II 2,532,000.00 3 6 Membayar Kegiatan TPA 500,000.00
4 15 Infaq Jum'at - III 2,799,000.00 4 11 Upah Petugas Kebersihan Masjid 540,000.00
5 22 Infaq Jum'at - IV 2,540,000.00 5 18 Bayar Kegiatan Rukhyah Masal oleh Ust. Arif 2,270,000.00
6 28 Infaq Kemakmuran 1,391,000.00 6 22 Beli Keset Karpet Plastik Panjang 584,000.00
Donatur 2,550,000.00 7 22 Bayar Rekening Listrik & Air PAM 222,000.00
8 25 Ke Panti Asuhan, Dhuafa, Fakir, Dakwah 7,000,000.00
TOTAL 41,214,500.00 TOTAL 12,804,000.00
SALDO 28,410,500.00

Sumber: Masjid Al – Muhajirin Ponorogo

57
Tabel 4.3

LAPORAN KEUANGAN
MASJID "AL-MUHAJIRIN"
PERUM KERTOSARI INDAH PONOROGO
BULAN MARET 2019

BULAN MARET
No Tgl Pemasukan Jumlah No Tgl Pengeluaran Jumlah
1 SALDO FEBRUARI 28,410,500.00 1 6 Pembelian Token AC & DAF (Sanyo Air) 1,610,000.00
2 1 Infaq Jum'at - I 2,131,500.00 2 6 Pembelian Bibit Pohon & Obat Roundup 1,370,000.00
3 8 Infaq Jum'at - II 2,469,000.00 3 6 Pemeliharaan Taman + Upah Tukang 324,000.00
4 15 Infaq Jum'at - III 2,505,500.00 4 8 Membayar Kegiatan TPA 500,000.00
5 22 Infaq Jum'at - IV 2,603,500.00 5 11 Upah Petugas Kebersihan Masjid 660,000.00
6 29 Infaq Jum'at - V 1,188,500.00 6 22 Bayar Rekening Listrik & Air PAM 211,000.00
7 29 Infaq Kemakmuran 1,240,000.00 7 29 Ke Panti Asuhan, Dhuafa, Fakir, Dakwah 11,750,000.00
Jariyah Dermawan 40,450,000.00
TOTAL 80,998,500.00 TOTAL 16,425,000.00
SALDO 64,573,500.00

Sumber: Masjid Al – Muhajirin Ponorogo

58
Tabel 4.4

LAPORAN KEUANGAN
MASJID "AL-MUHAJIRIN"
PERUM KERTOSARI INDAH PONOROGO
BULAN APRIL 2019

BULAN APRIL
No Tgl Pemasukan Jumlah No Tgl Pengeluaran Jumlah
1 SALDO MARET 64,573,500.00 1 4 Pembelian Token AC & DAF (Sanyo Air) 1,431,000.00
2 1 Infaq Jum'at - I 2,740,000.00 2 8 Membayar Kegiatan TPA 500,000.00
3 8 Infaq Jum'at - II 2,218,000.00 3 11 Upah Petugas Kebersihan Masjid 540,000.00
4 15 Infaq Jum'at - III 2,826,000.00 4 15 Membeli Sapu, Bak, Ember, Keset Karet 350,000.00
5 22 Infaq Jum'at - IV 2,121,000.00 5 18 Bayar Rekening Listrik & Air PAM 218,000.00
6 28 Infaq Kemakmuran 940,000.00 6 25 Ke Panti Asuhan, Dhuafa, Fakir, Dakwah 4,500,000.00
TOTAL 75,418,500.00 TOTAL 7,539,000.00
SALDO 67,879,500.00

Sumber: Masjid Al – Muhajirin Ponorogo

59
Tabel 4.5

LAPORAN KEUANGAN
MASJID "AL-MUHAJIRIN"
PERUM KERTOSARI INDAH PONOROGO
BULAN MEI 2019

BULAN MEI
No Tgl Pemasukan Jumlah No Tgl Pengeluaran Jumlah
1 SALDO APRIL 67,879,500.00 1 4 Pemeliharaan Taman + Upah Tukang 324,000.00
2 3 Infaq Jum'at - I 1,429,500.00 2 4 Pembelian Token AC & DAF (Sanyo Air) 3,014,000.00
3 10 Infaq Jum'at - II 1,942,000.00 3 6 Untuk membayar Kegiatan TPA 500,000.00
4 17 Infaq Jum'at - III 1,631,000.00 4 11 Upah Petugas Kebersihan Masjid 540,000.00
5 24 Infaq Jum'at - IV 2,531,000.00 5 18 Beli Lampu Taman & Alat Listrik 738,000.00
6 31 Infaq Jum'at - V 3,440,000.00 6 20 Bayar Rekening Listrik, Air PAM, Banner 403,000.00
7 31 Infaq Kemakmuran 1,435,000.00 7 22 Bayar Air Minum Gelas & Tissue 250,000.00
Jariyah Dermawan 19,800,000.00 8 25 Ke Panti Asuhan, Dhuafa, Fakir, Dakwah 7,500,000.00
TOTAL 100,088,000.00 TOTAL 13,269,000.00
SALDO 86,819,000.00

Sumber: Masjid Al – Muhajirin Ponorogo

60
Tabel 4.6

LAPORAN KEUANGAN
MASJID "AL-MUHAJIRIN"
PERUM KERTOSARI INDAH PONOROGO
BULAN JUNI 2019

BULAN JUNI
No Tgl Pemasukan Jumlah No Tgl Pengeluaran Jumlah
1 SALDO MEI 86,819,000.00 1 2 Pembelian Token AC & DAF (Sanyo Air) 808,000.00
2 1 Infaq Jum'at - I 2,334,500.00 2 6 Untuk membayar Kegiatan TPA 500,000.00
3 8 Infaq Jum'at - II 1,900,000.00 3 11 Upah Petugas Kebersihan Masjid 540,000.00
4 15 Infaq Jum'at - III 2,222,000.00 4 18 Bayar Konsumsi Sahur (10 Hari Terakhir) 1,200,000.00
5 22 Infaq Jum'at - IV 2,703,500.00 5 22 Bayar Rekening Listrik & Air PAM 322,000.00
6 28 Infaq Kemakmuran 1,720,000.00 6 25 Ke Panti Asuhan, Dhuafa, Fakir, Dakwah 7,500,000.00
7 Donatur 6,450,000.00 7 29 Pembelian Material Bangunan 58,159,000.00
TOTAL 104,149,000.00 TOTAL 69,029,000.00
SALDO 35,120,000.00

Sumber: Masjid Al – Muhajirin Ponorogo

61
Tabel 4.7

LAPORAN KEUANGAN
MASJID "AL-MUHAJIRIN"
PERUM KERTOSARI INDAH PONOROGO
BULAN JULI 2019

BULAN JULI
No Tgl Pemasukan Jumlah No Tgl Pengeluaran Jumlah
1 SALDO JUNI 35,120,000.00 1 2 Pembelian Token AC & DAF (Sanyo Air) 808,000.00
2 5 Infaq Jum'at - I 2,311,000.00 2 6 Membayar Kegiatan TPA 500,000.00
3 12 Infaq Jum'at - II 2,607,000.00 3 11 Upah Petugas Kebersihan Masjid 540,000.00
4 19 Infaq Jum'at - III 2,751,500.00 4 18 Bayar Rekening Listrik & Air PAM 336,000.00
5 26 Infaq Jum'at - IV 2,310,000.00 5 20 Bayar Kegiatan Kajian Ust. Zuhri 2,000,000.00
6 28 Infaq Kemakmuran 1,542,500.00 6 25 Ke Panti Asuhan, Dhuafa, Fakir, Dakwah 3,500,000.00
TOTAL 46,642,000.00 TOTAL 7,684,000.00
SALDO 38,958,000.00

Sumber: Masjid Al – Muhajirin Ponorogo

62
Tabel 4.8

LAPORAN KEUANGAN
MASJID "AL-MUHAJIRIN"
PERUM KERTOSARI INDAH PONOROGO
BULAN AGUSTUS 2019

BULAN AGUSTUS
No Tgl Pemasukan Jumlah No Tgl Pengeluaran Jumlah
1 SALDO JULI 38,958,000.00 1 2 Pembelian Token AC & DAF (Sanyo Air) 1,310,000.00
2 2 Infaq Jum'at - I 2,543,000.00 2 6 Untuk membayar Kegiatan TPA 500,000.00
3 9 Infaq Jum'at - II 2,076,000.00 3 11 Upah Petugas Kebersihan Masjid 540,000.00
4 16 Infaq Jum'at - III 1,953,000.00 4 18 Bayar Kegiatan Idul Qurban 2,514,000.00
5 23 Infaq Jum'at - IV 2,020,000.00 5 20 Bayar Rekening Listrik & Air PAM 353,000.00
6 30 Infaq Jum'at - V 1,288,000.00 6 29 Ke Panti Asuhan, Dhuafa, Fakir, Dakwah 3,500,000.00
7 30 Infaq Kemakmuran 1,073,000.00
TOTAL 49,911,000.00 TOTAL 8,717,000.00
SALDO 41,194,000.00

Sumber: Masjid Al – Muhajirin Ponorogo

63
Tabel 4.9

LAPORAN KEUANGAN
MASJID "AL-MUHAJIRIN"
PERUM KERTOSARI INDAH PONOROGO
BULAN SEPTEMBER 2019

BULAN SEPTEMBER
No Tgl Pemasukan Jumlah No Tgl Pengeluaran Jumlah
1 SALDO AGUSTUS 41,194,000.00 1 2 Pembelian Token AC & DAF (Sanyo Air) 1,108,000.00
2 6 Infaq Jum'at - I 3,701,000.00 2 6 Untuk membayar Kegiatan TPA 500,000.00
3 13 Infaq Jum'at - II 2,070,000.00 3 11 Upah Petugas Kebersihan Masjid 600,000.00
4 20 Infaq Jum'at - III 2,184,500.00 4 18 Bayar Rekening Listrik & Air PAM 213,000.00
5 27 Infaq Jum'at - IV 2,411,000.00 5 20 Bayar Pesanan Banner 200,000.00
6 28 Infaq Kemakmuran 1,542,500.00 6 26 Ke Panti Asuhan, Dhuafa, Fakir, Dakwah 6,700,000.00
7 29 Pembelian Material Bangunan + Tukang 22,158,166.00
TOTAL 53,103,000.00 TOTAL 31,479,166.00
SALDO 21,623,834.00

Sumber: Masjid Al – Muhajirin Ponorogo

64
Tabel 4.10

LAPORAN KEUANGAN
MASJID "AL-MUHAJIRIN"
PERUM KERTOSARI INDAH PONOROGO
BULAN OKTOBER 2019

BULAN OKTOBER
No Tgl Pemasukan Jumlah No Tgl Pengeluaran Jumlah
1 SALDO SEPTEMBER 21,623,834.00 1 2 Pembelian Token AC & DAF (Sanyo Air) 1,408,000.00
2 4 Infaq Jum'at - I 2,881,000.00 2 6 Membayar Kegiatan TPA 500,000.00
3 11 Infaq Jum'at - II 2,335,000.00 3 11 Upah Petugas Kebersihan Masjid 600,000.00
4 18 Infaq Jum'at - III 2,220,500.00 4 15 Bayar Kabel Monetor dan Lampu 450,000.00
5 25 Infaq Jum'at - IV 2,283,000.00 5 18 Bayar Rekening Listrik & Air PAM 197,000.00
6 28 Infaq Kemakmuran 1,720,000.00 6 22 Bayar Transport Ust. Gozali 700,000.00
7 Donatur 3,650,000.00 7 22 Beli Aqua Gelas 70,000.00
8 Jariyah Dermawan 15,200,000.00 8 25 Ke Panti Asuhan, Dhuafa, Fakir, Dakwah 3,000,000.00
TOTAL 51,913,334.00 TOTAL 6,925,000.00
SALDO 44,988,334.00

Sumber: Masjid Al – Muhajirin Ponorogo

65
Tabel 4.11

LAPORAN KEUANGAN
MASJID "AL-MUHAJIRIN"
PERUM KERTOSARI INDAH PONOROGO
BULAN NOVEMBER 2019

BULAN NOVEMBER
No Tgl Pemasukan Jumlah No Tgl Pengeluaran Jumlah
1 SALDO OKTOBER 44,988,334.00 1 2 Pembelian Token AC & DAF (Sanyo Air) 2,112,000.00
2 1 Infaq Jum'at - I 2,323,000.00 2 6 Pembelian Obat Roundup 380,000.00
3 8 Infaq Jum'at - II 3,798,000.00 3 6 Pemeliharaan Taman + Upah Tukang 324,000.00
4 15 Infaq Jum'at - III 2,409,000.00 4 8 Untuk membayar Kegiatan TPA 500,000.00
5 22 Infaq Jum'at - IV 1,929,000.00 5 11 Upah Petugas Kebersihan Masjid 600,000.00
6 29 Infaq Jum'at - V 1,081,000.00 6 18 Bayar Transport Kajian Faraid (Ust. Ghozali) 700,000.00
7 29 Infaq Kemakmuran 1,926,000.00 7 20 Bayar Rekening Listrik & Air PAM 198,000.00
8 Donatur 2,000,000.00 8 25 Beli Kabel Listrik dan Mic Kecil 210,000.00
9 29 Ke Panti Asuhan, Dhuafa, Fakir, Dakwah 5,000,000.00
10 30 Pembelian Material Bangunan + Tukang 34,162,300.00
TOTAL 60,454,334.00 TOTAL 44,186,300.00
SALDO 16,268,034.00

Sumber: Masjid Al – Muhajirin Ponorogo

66
Tabel 4.12

LAPORAN KEUANGAN
MASJID "AL-MUHAJIRIN"
PERUM KERTOSARI INDAH PONOROGO
BULAN DESEMBER 2019

BULAN DESEMBER
No Tgl Pemasukan Jumlah No Tgl Pengeluaran Jumlah
1 SALDO NOVEMBER 16,268,034.00 1 2 Pembelian Token AC & DAF (Sanyo Air) 1,708,000.00
2 6 Infaq Jum'at - I 2,698,500.00 2 6 Pemeliharaan Taman 102,000.00
3 13 Infaq Jum'at - II 1,897,000.00 3 8 Untuk membayar Kegiatan TPA 500,000.00
4 20 Infaq Jum'at - III 2,776,000.00 4 11 Upah Petugas Kebersihan Masjid 600,000.00
5 27 Infaq Jum'at - IV 2,148,000.00 5 18 Bayar Transport Kajian Faraid (Ust. Ghozali) 700,000.00
6 28 Infaq Kemakmuran 2,880,000.00 6 20 Bayar Rekening Listrik & Air PAM 210,000.00
7 Donatur 3,500,000.00 7 25 Beli Keset Karet Besar 1,250,000.00
8 26 Bayar Kajian Ust. Ghozali 2,000,000.00
9 28 Ke Panti Asuhan, Dhuafa, Fakir, Dakwah 3,500,000.00
TOTAL 32,167,534.00 TOTAL 10,570,000.00
SALDO 21,597,534.00

Sumber: Masjid Al – Muhajirin Ponorogo

67
68

Tabel 4.13

REKAPITULASI KEUANGAN
MASJID "AL-MUHAJIRIN"
PERUM KERTOSARI INDAH PONOROGO
TAHUN 2019

No Uraian Pemasukan Pegeluaran Saldo


1 Januari 30,988,500.00 4,666,000.00 26,322,500.00
2 Februari 41,214,500.00 12,804,000.00 28,410,500.00
3 Maret 80,998,500.00 16,425,000.00 64,573,500.00
4 April 75,418,500.00 7,539,000.00 67,879,500.00
5 Mei 100,088,000.00 13,269,000.00 86,819,000.00
6 Juni 104,149,000.00 69,029,000.00 35,120,000.00
7 Juli 46,642,000.00 7,684,000.00 38,958,000.00
8 Agustus 49,911,000.00 8,717,000.00 41,194,000.00
9 September 53,103,000.00 31,479,166.00 21,623,834.00
10 Oktober 51,913,334.00 6,925,000.00 44,988,334.00
11 November 60,454,334.00 44,186,300.00 16,268,034.00
12 Desember 32,167,534.00 10,570,000.00 21,597,534.00

SALDO AKHIR 2019 21,597,534.00

Sumber: Masjid Al – Muhajirin Ponorogo


69

4.3 Pembahasan

4.3.1 Analisis Pengelolaan Keuangan Masjid Al – Muhajjirin

Ponorogo

Masjid Al – Muhajirin mengelola keuangannya dengan cukup

baik, ta’mir masjid membuat rincian – rincian mengenai transaksi

setiap harinya, Dalam pencatatannya Masjid Al – Muhajirin

menggunakan Cash Basis. Pencatatan untuk pembukuannya

dilaksanakan oleh Bendahara 1 yaitu : Bapak Sukiman.

Pengelolaan mengenai keuangan Masjid Al – Muhajirin

Ponorogo dilakukan secara hati-hati, semua itu bertujuan agar

setiap transaksi tercatat dengan benar yang nantinya

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Namun beberapa hal

yang masih harus digaris bawahi bahwasannya ada beberapa

pencatatan yang harus diperhatikan, ada transaksi yang tidak

disertai dengan tanggal. Dalam pencatatan laporan keuangan harus

disertai dengan tanggal sebagai bukti disetiap transaksinya, hal

demikian haruslah diperbaiki agar seluruh transaksi bisa transparan

kepada masyarakat.

Masjid Al – Muhajirin Ponorogo masih menerapkan laporan

yang sederhana sebatas pemasukan dan pengeluaran karena

menurut mereka yang terpenting adalah laporan keuangan yang

simpel dan dapat dipertanggungjawabkan. Mereka berpendapat

bahwasannya pencatatan yang simpel tidak membingungkan para

ta’mir ataupun masyarakat, itu sudah cukup yang terpenting adalah

pertanggungjawabannya. Namun bagi penulis kurang tepat karena

apabila pengelolaan dikelola dengan baik dan semua transaksi

tercatat secar terstuktur sesuai dengan jenisnya maka itu akan


70

membuat nilai tambah tersendiri mengenai pengelolaan yang ada.

Jadi alangkah baiknya bahwa setiap transaksi dibukukan dengan

semestinya sesuai dengan standar akuntansi seperti PSAK 45.

Ta’mir Masjid Al – Muhajirin Ponorogo masih sangat asing

mengenai PSAK 45, mereka belum pernah mendengar ataupun

membaca mengenai istilah tersebut, dengan adanya penelitian ini

sedikit banyak akan memberikan pengertian kepada Ta’mir Masjid

Al – Muhajirin Ponorogo mengenai standar tersebut. Mereka

melakukan pengelolaan dan pencatatan yang simpel namun yang

harus disadari bahwa pengelolaan yang tepatlah yang menjadikan

pengelolaan keuangan masjid tersebut berkualitas dan dapat

dipertanggungjawabkan. Dalam praktiknya ta’mir masjid membuat

laporan keuangannya sangat sederhana bahkan laporan keuangan

tersebut lebih mengarah kepada laporan arus kas bukan kepada

laporan keuangan, akun – akun yang ada pun sangat minim

sehingga perlu adanya pemisahan-pemisahan yang sesuai dengan

jenis transaksi yang ada.

Masjid Al – Muhajirin Ponorogo mendapatkan dana dari

sumbangan, jadi seluruh pembiayaan yang terjadi di Masjid Al –

Muhajirin Ponorogo didanai dari hasil sumbangan yang diperoleh

dari masyarakat. Dalam memperoleh dana Masjid Al – Muhajirin

mengkategorikan dalam beberapa bagian, yakni dari kotak Infaq,

dari donator tetap, dan dari dermawan sebagai sumbangan jariyah.

Salah satu dana yang diperoleh adalah hasil dari kotak infaq

Masjid Al – Muhajirin Ponorogo, kotak infaq tersebut bukanlah kotak

infaq berjalan melainkan kotak infaq yang diletakkan di sudut-sudut

tiang masjid. Mengenai perhitungan kotak infaq masjid dilakukan


71

setiap selesai solat Jum’at yang dilaksanakan oleh Ta’mir yang

berkepentingan dan diawasi oleh bendahara yang menangani kotak

infaq, dalam pencatatannya dicatat oleh bendahara 2 kemudian

uangnya diberikan kepada bendahara 1. Untuk alur mengenai

perhitungan hasil kotak infaq bisa dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2

Proses perhitungan sumbangan dari Kotak Infaq

Sumber: Penulis

Pemasukan Masjid Al – Muhajirin tidak hanya diperoleh dari

kotak infaq saja namun juga dari donator-donatur yang ada.

Donator terbagi menjadi beberapa bagian yakni ada Donatur tetap

dan Donatur untuk jariyah dari dermawan. Donator tetap merupakan

donator yang rutin memberikan rezekinya untuk Masjid akan tetapi

mereka tidak diwajibkan untuk memberikan shodaqoh setiap

bulannya, apabila donator ada kendala dalam keuangannya maka

tidak apa-apa untuk tidak memberikan dana sumbangan,

sedangkan untuk pengambilan uang donator bisa langsung datang


72

ke masjid atau ke kantor sekretariatan Masjid Al-Muhajirin. Proses

Pemerolehan dana dari donator bisa dilihat digambar 4.3.

Gambar 4.3

Proses Penerimaan sumbangan dari donator tetap

Sumber: Penulis

Sedangkan untuk pemberi shodaqoh dari dermawan mereka

langsung memberikan shodaqohnya ke Masjid Al – Muhajirin

Ponorogo kemudian ta’mir Masjid yang berwenang untuk

mencatatnya. Proses pemerolehan sumbangan dari dermawan bisa

dilihat pada gambar 4.4.


73

Gambar 4.4

Proses penerimaan sumbangan dari jariyah

Sumber: Penulis

Setiap ada sumbangan maka Donatur juga akan

mendapatkan kwitansi sebagai bukti nyata dan benar adanya.

Dalam bukti kwitansi terdapat 2 jenis yakni : warna putih yang

diberikan kepada donator, dan yang berwarna kuning sebagai arsip

yang dipegang oleh Bendahara yang nantinya akan diinput sebagai

data. Dalam penerimaan sumbangan Masjid Al – Muhajirin tidak

hanya menerima secara tunai saja. Namun Donatur bisa juga

mentransfer dana sumbangan ke rekening Masjid Al – Muhajirin

Ponorogo. Rekening tersebut dipegang oleh Bendahara Masjid.

Mengenai pembangunan dan renovasi maka ada bendahara

yang menangani bagian renovasi dan pembangunan, untuk

prosedur pengeluaran kas yang dibutuhkan yakni bendahara yang

menangani bagian renovasi meminta uang sesuai dengan dana

yang diperlukan kepada bendahara 1 kemudian apabila ada lebihan


74

uang dari yang diminta tersebut maka bendahara yang bertugas

menangani renovasi tersebut mengembalikan lebihan uang kepada

bendahara 1, saat memberikan uang tersebut penanggungjawab

harus menandatangani terlebih dahulu sebagai bukti bahwa uang

tersebut telah dibawa oleh penanggungjawab tersebut. Untuk

proses pengeluaran kas bisa dilihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.5

Proses Pengeluaran Kas

Sumber: Penulis
75

Dalam perihal pemberian gaji kepada petugas kebersihan

Masjid Al – Muhajirin Ponorogo, diberikan 1 (satu) bulan sekali

ditanggal 11 (sebelas) setiap bulannya. Pemberian gaji diberikan

langsung kepada yang bersangkutan dan untuk ta’mir sendiri tidak

menerima gaji sama sekali karena mereka hanya berniat untuk

mengabdi.

Pelaksanaan program-program yang ada di Masjid Al–

Muhajirin Ponorogo seperti kegiatan Dakwah dilaksanakan

seminggu sekali, sedangkan untuk TPA seminggu 4 (empat) kali.

Tetapi untuk saaat ini program-program tersebut ditiadakan karena

kondisi yang tidak memungkinkan dengan mewabahnya Virus

Covid-19. Untuk pendanaan program-program tersebut didanai oleh

masjid sebagai bentuk pertanggungjawaban program kegiatan yang

ada di Masjid Al – Muhajirin Ponorogo. Namun dalam rincian tidak

dijelaskan setiap minggunya berapa dana yang telah dihabiskan,

jadi pengurus memberikan dana satu kali setiap bulannya untuk

digunakan selama 4 (empat) kali. Pentingnya adanya rincian

pengeluaran untuk setiap pelaksanaan program, dengan adanya

rincian yang jelas maka masyarakat benar-benar bisa meniai bahwa

dananya memang benar-benar digunakan untuk pelaksanaan

program.

Meskipun pencatatan Laporan keuangan Masjid Al – Muhajirin

Ponorogo yang masih sangat sederhana yakni sebatas pemasukan

dan pengeluaran kas namun para petugas bertekad untuk mencatat

setiap transaksi yang ada kemudian akan dipertanggungjawabkan

kepada masyarakat. Dengan adanya penelitian ini nantinya bisa

untuk memperbaiki SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada di


76

masjid agar bisa menjadikan pengelolaan keuangan tersebut

maksimal, karena dalam penelitian ini memaparkan mengenai

pelaporan keuangan yang sesuai dengan standar yang telah ada,

yaitu PSAK 45 mengenai pelaporan keuangan organisasi nirlaba.

4.3.2 Penerapan Laporan Keuangan Masjid Al – Muhajirin Ponorogo

berdasarkan PSAK 45

Berdasarkan penjabaran diatas, penulis membuat bentuk

usulan laporan keuangan yang dapat digunakan Masjid Al –

Muhajirin Ponorogo sebagai pedoman :


77

TABEL 4.14

MASJID AL - MUHAJIRIN PONOROGO


LAPORAN KEUANGAN
Per 31 Desember 2019
(dalam jutaan rupiah)

No. Tgl Uraian Debit Kredit

Penerimaan :
1 6/12/2019 Kotak Infaq I 2,698,500.00
2 13/12/2019 Kotak Infaq II 1,897,000.00
3 20/12/2019 Kotak Infaq III 2,776,000.00
4 27/12/2019 Kotak Infaq IV 2,148,000.00
5 28/12/2019 Kotak Infaq Kemakmuran 2,880,000.00
6 Donatur 3,500,000.00
Pengeluaran :
7 2/12/2019 Rekening Listrik & Token 1,918,000.00
8 6/12/2019 Pemeliharaan Taman 102,000.00
9 8/12/2019 Dakwah & TPA 2,500,000.00
10 11/12/2019 Upah Petugas Kebersihan 600,000.00
11 18/12/2019 Transport 700,000.00
12 25/12/2019 Perlengkapan 1,250,000.00
13 28/12/2019 Santunan Duafa 3,500,000.00

Jumlah 15,899,500.00 10,570,000.00


Kenaikan / Penurunan kas 5,329,500.00
Saldo Awal Kas 16,268,034.00
Saldo Akhir Kas 21,597,534.00

Sumber: Tabel 4.1 Diolah Penulis

1. Laporan Posisi Keuangan

Berikut merupakan laporan posisi keuangan Masjid Al –

Muhajirin Ponorogo yang sesuai dengan PSAK 45 tentang

pelaporan keuangan organisasi nirlaba pada bulan Desember

2019 :
78

Tabel 4.15

MASJID AL - MUHAJIRIN PONOROGO


LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 31 Desember 2019
(dalam jutaan rupiah)

ASET
Aset Lancar :
Kas dan Bank 21,597,534.00
Perlengkapan 1,250,000.00
Persediaan dan biaya dibayar dimuka -
Piutang -
Investasi Jangka Pendek -
Aset Tidak Lancar :
Peralatan -
Investasi Jangka Panjang -
Aset Tetap -

Jumlah Aset 22,847,534.00

LIABILITAS -
ASET NETO
Tidak Terikat 22,847,534.00
Terikat temporer -
Terikat Permanen -
Jumlah Aset Neto 22,847,534.00

Jumlah Liabilitas dan aset neto 22,847,534.00

Sumber: Diolah Penulis

2. Laporan Aktivitas

Berikut merupakan laporan aktivitas Masjid Al –

Muhajirin Ponorogo yang sesuai dengan PSAK 45 pada bulan

Desember 2019 :
79

TABEL 4.16

MASJID AL - MUHAJIRIN PONOROGO


LAPORAN AKTIVITAS
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2019
(dalam jutaan rupiah)
Terikat Terikat
Tidak terikat Jumlah
Temporer permanen
PENDAPATAN
- -
Sumbangan 15,899,500.00 15,899,500.00
Jasa Layanan - - -
ASET NETO YANG
BERAKHIR
PEMBATASANNYA
Pemenuhan program
- -
pembatasan

- -
Jumlah pendapatan 15,899,500.00 15,899,500.00

BEBAN
Program 2,500,000.00 - - 2,500,000.00
Beban Upah 600,000.00 - - 600,000.00
Beban Transport 700,000.00 - - 700,000.00
Beban Listrik & Token 1,918,000.00 - - 1,918,000.00
Beban Santunan 3,500,000.00 - - 3,500,000.00
Beban Lain 102,000.00 - - 102,000.00

Jumlah beban 9,320,000.00 - - 9,320,000.00

PERUBAHAN ASET
6,579,500.00 - - 6,579,500.00
NETO
ASET NETO AWAL
16,268,034.00 - - 16,268,034.00
BULAN
ASET NETO AKHIR
22,847,534.00 - - 22,847,534.00
BULAN

Sumber: Diolah Penulis


80

3. Laporan Arus Kas

Berikut merupakan laporan arus kas Masjid Al –

Muhajirin yang sesuai dengan PSAK 45 tentang pelaporan

keuangan organisasi nirlaba pada bulan Desember 2019,

dengan Metode Langsung :

Tabel 4.17

MASJID AL - MUHAJIRIN PONOROGO


LAPORAN ARUS KAS
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2019
(dalam jutaan rupiah)

AKTIVITAS OPERASI
Kas dari sumbangan 15,899,500.00
Kas yang dibayarkan kepada petugas (600,000.00)
Kas untuk pembayaran beban transport (700,000.00)
Kas untuk pembayaran beban Santunan (3,500,000.00)
Kas untuk pembayaran Listrik & Token (1,918,000.00)
Kas untuk pembiayaan program (2,500,000.00)
Kas untuk pembayaran beban lainnya (102,000.00)

kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi 6,579,500.00

AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian perlengkapan (1,250,000.00)
Penerimaan dari penjualan investasi -
Pembelian Investasi -

kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas investasi


(1,250,000.00)
AKTIVITAS PENDANAAN
Investasi dalam endowment -
Investasi bangunan -

kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas pendanaan -

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO DALAM KAS DAN SETARA


5,329,500.00
KAS
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL BULAN 16,268,034.00
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR BULAN 21,597,534.00

Sumber: Diolah Penulis


81

4. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan memuat tambahan

informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan

naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan

keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria

pengakuan dalam laporan keuangan, berikut mengenai

catatan atas laporan keuangan Masjid Al – Muhajirin

Ponorogo :

a. Laporan Posisi Keuangan

1) Aset

Aset lancar pada laporan posisi keuangan

Masjid Al – Muhajirin terdiri dari kas dan setara kas

serta perlengkapan. Untuk aset tidak lancar Masjid

Al – Muhajirin tidak ada. Kas dan setara kas

diperoleh dari sumbangan masyarakat, yang terdiri

dari kotak infaq, donator tetap, dan jariyah. Namun

untuk penerimaan kas yang ada para penyumbang

tidak membatasi sumbangan tersebut jadi

dipercayakan sepenuhnya kepada ta’mir masjid.

2) Liabilitas

Masjid Al – Muhajirin Ponorogo tidak memiliki

liabilitas dikarenakan setiap transaksi hanya diakui

saat adanya pembayaran atau kas keluar, jadi

Masjid Al – Muhajirin dalam pengakuannya tidak

memiliki hutang.
82

3) Aset Neto

Aset neto pada laporan posisi keuangan

hanya terdiri dari aset neto tidak terikat. Aset neto

tidak terikat ini diperoleh dari aset neto awal bulan

kemudian dikurangi seluruh beban yang terjadi

pada bulan Desember 2019. Para penyumbang

tidak membatasi sumbangan mereka jadi seluruh

sumbangan tersebut merupakan sumbangan tidak

terikat, maka hal tersebut menyebabkan Masjid Al –

Muhajirin tidak memiliki aset neto terikat temporer

maupun aset terikat permanen.

b. Laporan Aktivitas

Laporan aktivitas hanya terdiri dari dana tidak

terikat, dana tersebut diperoleh dari sumbangan

masyarakat yakni dari kotak infaq, donator tetap dan

jariyah, para penyumbang juga tidak membatasi adanya

sumbangan tersebut maka hal itulah yang

menyebabkan bahwasannya Masjid Al – Muhajirin

Ponorogo tidak memeliki dana terikat temporer maupun

dana terikat permanen. Dalam perhitungannya

sumbangan yang diperoleh pada bulan Desember

dikurangi seluruh beban yang ada pada bulan tersebut.

Dari situ akan muncul bahwasannya pada Akhir bulan

Desember 2019 Masjid Al – Muhajirin mengalami

perubahan sebesar Rp. 6.579.500,- selama setahun,

dalam laporan aktivitas yang ada.


83

c. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi-informasi

mengenai penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam

laporan arus kas ini terdiri dari aktivitas operasi, aktivitas

investasi, dan aktivitas pendanaan. Untuk aktivitas

operasi Masjid Al – Muhajirin menerima kas dari para

penyumbang yang terdiri dari kotak infaq, donator tetap,

dan jariyah. Untuk pengeluaran terjadi beberapa

pengeluaran pada aktivitas operasi seperti digunakan

untuk gaji petugas kebersihan, biaya transport, biaya

listrik & Token, beban Santunan, biaya program yang

dilaksanakan dan beban Lainnya. Sedangkan untuk

aktivitas investasi yakni perolehan dan pelepasan aset

serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.

Dalam hal ini Masjid Al – Muhajirin Ponorogo melakukan

pembelian perlengkapan. Untuk aktivitas pendanaan

Masjid Al – Muhajirin Ponorogo tidak melakukan

aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah

serta kontribusi modal dan pinjaman masjid, jadi Masjid

Al – Muhajirin Ponorogo tidak melakukan aktivitas

pendanaan.

Laporan Keuangan Masjid Al – Muhajirin Ponorogo belum

sesuai dengan standar Akuntansi yaitu PSAK 45 tentang Pelaporan

Keuangan Organisasi Nirlaba.


84

4.3.3 Analisis Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Masjid Al –

Muhajirin Ponorogo

Akuntabilitas merupakan hal terpenting dari pembuatan

laporan keuangan karena inti dari pembuatan laporan keuanga

adalah menunjukkan hasilnya kepada masyarakat sebagai bukti

pertanggungjawaban. Akuntabilitas sebagai suatu sikap yang harus

dilaksanakan dan diterapkan. Karena pertanggungjawaban sebagai

bentuk bukti bahwasannya telah benar-benar menjalankan amanah

yang dipercayakan.

Masjid Al – Muhajirin Ponorogo dalam melaksanakan sikap

Akuntabilitasnya melakukan dengan cara menulis laporan keuangan

Masjid setiap bulan di papan yang diletakkan di dinding-dinding

masjid dan menampilkan juga di Running Text yang terdapat di

dalam Masjid. Tidak hanya itu Ta’mir Masjid juga mengumumkan

secara umum mengenai kondisi keuangan Masjid. Pengumuman

tersebut dilakukan saat sebelum dilaksanakannya solat Jum’at

setiap satu bulan sekali. Dengan demikian seluruh lapisan

masyarakat mengetahui mengenai keadaan keuangan Masjid Al –

Muhajirin Ponorogo yang sebenar-benarnya.

Meskipun ta’mir masjid sudah memberikan pertanggung

jawaban mengenai laporan keuangannya, masyarakat terkadang

belum sepenuhnya peduli mengenai keadaan keuangan yang ada

di Masjid Al – Muhajirin Ponorogo. Terbukti bahwa ada beberapa

masyarakat yang tidak memperhatikan papan dan running text yang

memaparkan mengenai laporan keuangan Masjid. Penting

bahwasannya untuk memberikan perhatian kepada keuangan

masjid karena dengan demikian kita bisa mengawasi bersama


85

mengenai pertanggungjawaban yang dilakukan oleh para Ta’mir

Masjid Al – Muhajirin Ponorgo. Dengan adanya kepeduliaan

mengenai keuangan masjid maka masyarakat bisa saling

membantu untuk memakmurkan masjid bersama ini dan menjaga

masjid bersama untuk kepentingan bersama.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pengelolaan keuangan Masjid Al – Muhajirin Ponorogo masih

dilakukan secara sederahana yaitu sebatas pencatatan penerimaan dan

pengeluaran kas oleh para pengurus karena dirasa itu sudah cukup,

tidak membingungkan, dan para pengurus dalam mengkategorikan

setiap transaksi yang ada kurang sesuai dengan kategorinya, jadi

transaski tersebut dijadikan satu tanpa adanya pembeda yang cukup

jelas. Karena SDM yang kurang memahami dalam pengelompokkan

jens-jenis transaksi tersebut.

Masjid Al – Muhajirin Ponorogo belum menerapkan PSAK 45

dikarenakan mereka belum mengenal istilah tersebut, pengurus Masjid

Al – Muhajirin Ponorogo lebih memilih melakukan pembukuan lama

yakni pencatatan pemasukan dan pengeluaran kas, jadi laporan

keuangan Masjid Al – Muhajirin Ponorogo belum sesuai dengan laporan

keuangan menurut PSAK 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi

Nirlaba.

Akuntabilitas pada Masjid Al – Muhajirin Ponorogo dilakukan

dengan memaparkan mengenai keadaaan keuangan Masjid

setiap bulan di Papan yang diletakkan di dinding – dinding masjid dan

menampilkan juga di Running Text yang tedapat di Masjid. Dan Ta’mir

Masjid juga memberikan informasi mengenai keadaan keuangan Masjid

Al – Muhajirin Ponorogo sebelum solat jum’at setiap satu bulan sekali

sebagai bentuk sikap akuntabilitasnya.

86
87

5.2 Saran

Adapun beberapa dari hasil penelitian yang telah dilakukan diatas

maka penelitian akan memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Masjid Al – Muhajirin Ponorogo

Sebaiknya pengurus Masjid Al –Muhajirin Ponorogo mengikuti

pelatihan-pelatihan mengenai pengelolaan atau pelaporan

keuangan secara konsisten dan tepat, karena dengan adanya

pelatihan – pelatihan tersebut pengurus akan lebih paham dan

mengerti mengenai pengelolaan keuangan dan pencatatan laporan

keuangan yang sesuai, dan dengan demikian akan menjadikan

SDM yang ada di Masjid Al – Muhajirin Ponorogo semakin

berkompeten dalam hal pengelolaan ataupun penyusunan laporan

keuangan. Sehingga dapat menerapkan pelaporan keuangan

sesuai dengan PSAK 45 agar penyajian laporan keuangan masjid

terorganisir dengan baik dan pihak pengurus dapat lebih

meningkatkan transparansi dalam petanggungjawaban keuangan

Masjid.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan wawasan,

dapat dijadikan referensi atau perbandingan dan pengalaman dalam

mengetahui penyajian laporan keuangan masjid. Selain itu, juga

untuk mengimplementasikan ilmu yang diperoleh selama

perkuliahan dan untuk penelitian selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Al – Muhajirin Ponorogo. http://almuhajirinponorogo.blogspot.com (diakses tanggal


24 Februari 2020).

Aji, Ida Bagus Made Cahya Restu. 2017. Analisis Penerapan Psak No. 45 Tentang
Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pada Rumah Sakit Berstatus Badan
Layanan Umum (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Biduri, Sarwenda, Ruci Arizanda Rahayu, dan Ilmiatul Mukarromah. 2018.


Implementasi PSAK No. 45 Pada Penyusunan Laporan Keuangan Pondok
Pesantren Demi Terciptanya Transparasi dan Akuntabilitas.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id (diakses tanggal 18 Februari 2020)

Devi, Intan Atufah, Norita Citra Yuliarti, dan Dania Puspitasari. 2018. Penerapan
PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Yayasan
Pendidikan Pondok Pesantren Al-Khairiyah.
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IJSSB/article/view/16218 (diakses
tanggal 18 Februari 2020)

Ikatan Akuntan Indonesia. 2018. Per 1 Januari 2018 Bagian A. Standar Akuntansi
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2018. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45,
tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Indonesia: Ikatan Akuntansi
Indonesia.

Moleong, Lexy J. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si. 2017. Studi Kasus Dalam Penelitian Kualitatif:
Konsep Dan Prosedurnya. http://repository.UINMalang.ac.id.//1104/1/studi-
kasus-dalam-penelitian-kualitatif. (diakses tanggal 20 Februari 2020).

Sugiyono. 2016. Metode Penilaian Kuantitatif, Kualikatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Pustaka Baru


Press.

Sari, Ati Retno. Defia Nurbatin., dan Supami Wahyu Setiyowati. 2017. Akuntansi
Keuangan Berbasis PSAK. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Samryn, L.M. 2015. Pengantar Akuntansi Edisi IFRS Buku 1. Jakarta: Rajawali Pers.

T.Muhyiddin, Nurlina,dkk. 2017. Metodologi Penelitian Ekonomi & Sosial. Jakarta:


Salemba Empat.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5

Wawancara

Biodata Informan Pertama ;

Nama : Sukiman

Usia : 61

Jenis Kelamin : Laki – Laki

Pekerjaan : Pensiunan Guru

Alamat : Perum. Kertosari Indah Blok B-29, Ponorogo

Pertanyaan ;

Pewawancara : Apa yang bapak ketahui tentang laporan keuangan masjid?

Informan : Yang saya ketahui tentang laporan keuangan masjid, ya

setiap pemasukan infaq dan pengeluaran untuk keperluan

masjid harus dicatat.

Pewawancara : Menurut Bapak pentingkah masjid membuat laporan

keuangan?

Informan : Iya pentinglah mbak, itu kan sudah seharusnya kita sebagai

bendahara membuat laporan keuangan masjid, meskipun

hanya pengeluaran dan pemasukan.

Pewawancara : Apakah di Masjid Al – Muhajirin telah melakukan pencatatan

laporan keuangan masjid dengan baik?

Informan : Kalau membahas mengenaik baik tidaknya menurut saya

sudah baik yah, karena sederhana saja, yang penting ada kas

masuk saya catat begitupun dengan dengan pengeluaran.

Semua tak catat di buku mbak manual.

Pewawancara : Sejauh ini pemasukan kas masjid bersumber dari mana saja

ya Bapak?
Informan : Sumber dana diperoleh dari Infaq Jum’at, Infaq Kemakmuran,

Donatur, dan Jariyah.

Pewawancara : Untuk dana yang diperoleh, dipergunakan untuk apa saja

Bapak?

Informan : Yah itu mbak, untuk membiayai semua pengeluaran masjid,

mulai dari biaya Rek. Listrik, Token Listrik, PAM, membeli

peralatan dan perlengkapan, untuk biaya kegiatan masjid, dll.

Kita juga memiliki pengeluaran rutin setiap bulan untuk

membayar TPA, memberikan Upah kepada petugas

kebersihan dan Menyalurkan sumbangan ke Panti Asuhan,

Duafa, dan Fakir.

Pewawancara : Bapak pernah mengetahui aturan SAK (PSAK 45) ?

Informan : Belum pernah tau mbak, baru ini saya mendengar aturan

PSAK itu. Asing mbak aturan itu. Kek gimana sih mbak aturan

PSAK, Bapak ingin tau sedikit?

Pewawancara : PSAK itu singkatan dari Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan Bapak. Jadi ketika kita membuat atau menyajikan

sebuah laporan itu harus sesuai dengan standar akuntansi di

Indonesia. Membuat laporan keuangan masjid pun juga ada

aturannya Bapak bukan cuma mencatat pemasukan dan

pengeluaran kas saja. Menurut SAK, laporan keuangan

masjid tercantum dalam PSAK 45 tentang Pelaporan

organisasi Nirlaba. Ada 4 jenis laporan keuangan yaitu:

laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas,

dan catatan atas laporan keuangan. Jadi gimana menurut

Bapak mengenai PSAK 45 ini?


Informan : Waduh mbak, terdengar rumit sekali ya mbak kalau

diterapkan di masjid kita ini, apalagi kita tidak menguasai

aturan itu.

Pewawancara : Iya Bapak memang terdengar rumit, tetapi Apakah suatu saat

nanti ketika Bapak telah memahami aturan SAK mau untuk

menerapkannya?

Informan : kalau untuk menerapkan sebenarnya mau – mau saja mbak,

tetapi takutnya nanti membuat para jamaah bingung mbak.

Untuk saat ini tetap membuat laporan yang simpel saja mbak

mudah dipahami tidak rumit dan yang terpenting kita bisa

mempertanggungjawabkannya, mbak.

Pewawancara : Bapak apakah setiap laporan keuangan masjid diinformasikan

kepada para jamaah ?

Informan : Oh ya tentu mbak, kita selalu menampilkan kondisi keuangan

di Running Text, dan di tulis di papan yang ada didinding

masjid. Sehingga para jamaah lebih mudah untuk mengetahui

kondisi keuangan masjid seperti apa. Tidak hanya itu ta’mir

juga mengumumkan setiap sebulan sekali yang dilakukan

saat sebelum solat Jum’at.


Biodata Informan Kedua ;

Nama : Drs. H. Widodo H.A.

Usia : 54

Jenis Kelamin : Laki – Laki

Pekerjaan : Guru

Alamat : Perum. Kertosari Indah Blok B-22, Ponorogo

Pertanyaan ;

Pewawancara : Bagaimana awal mula berdirinya Masjid Al – Muhajirin Bapak?

Informan : Berawal tahun 1995 sejak perumahan ini ada, kami dr

beberapa warga saat itu memandang perlu dibangun masjid

sebagai sarana ibadah. Disepakati dibangun dengan dana

swadaya dan upaya murni dari warga. Awal direncanakan

masjid berukuran 7x7 m2, tetapi dengan ijin Allah SWT tanpa

disadari bisa membangun masjid dengan ukuran 12x12 m 2

seperti yang sekarang ini. Sebelum masjid ini ada mbak, para

warga, menjalankan solat terawih berjamaah di rumah warga

yang masih kosong secara berkelompok sesuai dengan

RT/RW masing-masing. Setelah masjid bisa digunakan,

walaupun belum sempurna solat berjamaah pindah ke masjid.

Pewawancara : Apa Visi dan Misi Masjid Al – Muhajirin ini Bapak?

Informan : Visinya bisa menjadikan masjid sebagai pusat peribadatan,

bisa menjadikan masjid dengan jumlah jamaah subuh

terbanyak dan bisa menyatukan Umat. Misi memakmurkan

masjid, mewujudkan terjaganya kesucian, dan

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan peribadatan.


Pewawancara : Sejauh ini pemasukan kas masjid bersumber dari mana saja

ya Bapak?

Informan : Alhamdulillah Masjid kita ini bisa memperoleh dana dari Infaq

Jum’at, Infaq Kemakmuran, Amal Jariyah, dan Donatur tetap.

Seperti tahun lalu mbak dimasjid kita kedatangan tamu dari

Palestina, secara tidak terduga kita mendapatkan sumbangan

yang cukup besarlah mbak.

Pewawancara : Apakah Bapak terlibat dalam pengelolaan keuangan masjid?

Informan : saya bertanggung jawab untuk mengawasi. Jadi setiap uang

yang masuk dan keluar dilaporkan kepada saya oleh

bendahara.

Pewawancara : Bagaimana proses perhitungan Sumbangan tersebut Bapak?

Informan : Untuk prosesnya perhitungan dilakukan setiap selesai solat

Jum’at yang dilaksanakan oleh ta’mir yang bertugas. Untuk

alurnya ta’mir menghitung kotak Amal dengan diawasi dan

dicatat oleh bendahara 2 atau Ta’mir lain, setelah itu uang

diserahkan ke bendahara 1 dan mengarsipkan hasil catatan.

Untuk sumbangan yang diperoleh dari Donatur dan Jariyah,

Para penyumbang mendatangi kesekretariatan masjid,

kemudian Ta’mir yang bertugas mencatat dan memberikan

bukti kwitansi, uang sumbangan diberikan ke bendahara dan

mengarsipkan catatan hasil Donatur/Jariyah.

Pewawancara : Lalu bagaimana dengan proses pengeluaran kas Masjid?

Informan : Penanggung jawab harus membuat rencana anggaran yang

diberikan kepada bendahara, lalu bendahara memeriksa dan

menyetujui anggaran tersebut. Penanggung jawab harus

tanda tangan sebagai bukti. Jika ada kelebihan anggaran


maka uang dikembalikan ke bendahara dan bendahara

mencatat anggaran yang dipergunakan.

Pewawancara : Bagaimana menurut Bapak pengelolaan keuangan masjid

sudah sesuai apa belum?

Informan : Kalau menurut saya sih, cara mengelolanya cukup baik mbak

sudah sesuai dengan anjuran dari ketua ta’mir masjid Al –

Muhajirin.

Pewawancara : Bagaimana untuk transparansi kepada para jamaah mengenai

kondisi keuangan masjid?

Informan : Iya mbak kita selama ini terbuka kepada para jamaah

mengenai kondisi keuangan masjid.


Biodata Informan Ketiga ;

Nama : Abri Susilo

Usia : 48

Jenis Kelamin : Laki – Laki

Pekerjaan : ASN

Alamat : Perum. Kertosari Indah Blok C1-32, Ponorogo

Pertanyaan ;

Pewawancara : Apakah Bapak sering melakukan solat berjamaah di masjid

Al-Muhajirin ini ?

Informan : iya mbak saya setiap hari berjamaah di Masjid, kecuali ketika

saya sedang di luar kota.

Pewawancara : Kegiatan apa saja yang sering dilaksanakan oleh masjid Al –

Muhajirin yang bapak Ketahui ?

Informan : Seminggu sekali mengadakan kegiatan dakwah, kegiatan

TPA seminggu 4 kali, solat jum’at, solat lima waktu,

mengadakan donor darah setiap 3 bulan sekali, kajian Subuh.

Pewawancara : Bagaimana menurut Bapak mengenai kelengkapan fasilitas

dan pelayanan masjid ini?

Informan : Menurut saya sudah cukup lengkap, seperti AC yang cukup

banyak, lampu penerangan, loudspekernya, airnya juga

lancar. Masjid disini membuat saya sangat nyaman untuk

beribadah, apalagi ketika bulan ramadhan. Halaman Parkir

yang cukup luas, kamar mandi dan tempat wudhu sangat

bersih dan wangi.

Pewawancara : Menurut Bapak perlukah pengelola masjid melaporakan

kondisi keuangannya ?
Informan : Ya sangat perlu mbak, itu sebagian dari pertanggungjawaban

mereka kepada para jamaah

Pewawancara : Apakah di masjid ini terbuka dalam hal informasi keuangan

Bapak?

Informan : Iya mbak sangat terbuka, kondisi keuangan bisa saya lihat

dipapan tulis yang ditempel di dinding, ta’mir juga

mengumumkan secara rinci setelah solat jum’at kalau tidak

salah satu bulan sekali. Ditambah lagi di layar berjalan yang

ada diatas mimbar juga dicantumkan kondisi keuangan

masjid, mbak.
Lampiran 6
Lampiran 7

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai