Anda di halaman 1dari 131

PENGARUH PROFIT MARGIN, LIKUIDITAS, ASSETS TURNOVER, DAN

LEVERAGE TERHADAP SUSTAINABLE GROWTH RATE PADA

PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN 2018-2022

SKRIPSI

Oleh:

Nur Rofiqoh

NPM: 4119500267

Diajukan Kepada

Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Pancasakti Tegal

2023
PENGARUH PROFIT MARGIN, LIKUIDITAS, ASSETS TURNOVER, DAN

LEVERAGE TERHADAP SUSTAINABLE GROWTH RATE PADA

PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN 2018-2022

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen

Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal

Oleh:

Nur Rofiqoh

NPM: 4119500267

Diajukan Kepada

Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Pancasakti Tegal

2023

i
PENGARUH PROFIT MARGIN, LIKUIDITAS, ASSETS TURNOVER, DAN

LEVERAGE TERHADAP SUSTAINABLE GROWTH RATE PADA

PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE TAHUN 2018-2022

SKRIPSI

Oleh:

Nur Rofiqoh

NPM: 4119500267

Disetujui Untuk Ujian Skripsi


Tanggal:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Gunistiyo, M.Si Amirah, S.E.I., M.Sc


NIDN. 0018056201 NIDN. 0629118402

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Dr. Dien Noviany Rahmatika, S.E, M.M, Ak, C.A


NIDN. 0628117502

ii
Pengesahan Skripsi

Nama : Nur Rofiqoh

NPM : 4119500267

Judul : Pengaruh Profit Margin, Likuiditas, Assets Turnover, dan

Leverage Terhadap Sustainable Growht Rate Pada Perusahaan

Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Periode Tahun 2018-2022.

Telah diuji dan dinyatakan lulus dalam ujian skripsi, yang dilaksanakan pada:

Hari : Sabtu

Tanggal : 24 Juni 2023

Ketua Penguji

Jaka Waskito, S.E., M.Si


NIDN. 0624106701

Penguji I Penguji II Penguji III

Dr. Gunistiyo, M.Si Yuniarti Herwinarni, S.E., M.M Catur Wahyudi, S.E.I., M.Si
NIDN.0018056201 NIDN. 0625067103 NIDN. 0621018806

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Dr. Dien Noviany Rahmatika, S.E, M.M, Ak, C.A


NIDN. 0628117502

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Jika kamu berani untuk memulai, artinya kamu harus berani untuk bertanggung

jawab dan menyelesaikannya”

- Nur Rofiqoh

PERSEMBAHAN

1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya.

2. Untuk keluargaku, khususnya ke dua orangtuaku dan ke dua kakakku yang

telah memberikan do’a dan dukungan finansial selama ini.

3. Untuk Putri Nurul Zaharani yang selalu memberikan motivasi dan dukungan

mental selama ini.

4. Untuk semua teman-temanku yang berpartisipasi dalam kehidupan ini.

5. Untuk Iqbaal Ramadhan dan Rayyanza yang selalu membuat moodku kembali

membaik.

6. Untuk seluruh keluarga Manajemen.

7. Untuk almamaterku tercinta.

iv
PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Nur Rofiqoh

NPM : 4119500267

Program Studi : Manajemen

Kosentrasi : Manajemen Keuangan

Menyatakan skripsi berjudul:

“Pengaruh Profit Margin, Likuiditas, Assets Turnover, dan Leverage terhadap


Sustainable Growth Rate pada Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2018-2022”

1. Merupakan hasil karya sendiri dan apabila dikemudian hari ditemukan adanya
bukti plagias, manipulasi, dan pemalsuan data maupun bentuk-bentuk
kecurangan yang lain, saya bersedia untuk menerima sanksi dari Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal.
2. Saya mengizinkan untuk dikelola oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pancasakti Tegal sesuai dengan norma hukum dan etika yang
berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab.

Tegal, 24 Juni 2023


Yang menyatakan

Nur Rofiqoh

v
ABSTRAK

Nur Rofiqoh, 2023. Pengaruh Profit Margin, Likuiditas, Assets


Turnover, dan Leverage terhadap Sustainable Growth Rate pada Perusahaan
Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun
2018-2022.
Pesatnya perubahan dan kemajuan teknologi saat ini membuat perusahaan
consumer goods harus melakukan transformasi bisnis untuk keberlanjutan
usahanya dimasa mendatang demi memaksimalkan nilai sustainable growt rate
perusahaan. Sustainable growt rate adalah pertumbuhan maksimum yang dapat
diperoleh perusahaan tanpa pembiayaan eksternal dan tetap mempertahankan
tingkat leveragenya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2022. Sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 18 perusahaan Consumer Goods yang
diseleksi menggunakan teknik purposive sampling. Data dalam penelitian ini
adalah data kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
dokumentasi. Metode analisis data menggunakan uji asumsi klasik dan analisis data
regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh hasil bahwa profit margin
menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap sustainable growth rate,
likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap sustainable growth rate, assets
turnover berpengaruh positif signifikan terhadap sustainable growth rate, dan
leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap sustainable growth rate.
Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa besarnya proporsi total
nilai-nilai variabel Sustainable Growth Rate yang dapat diterangkan melalui
pengaruh Profit Margin, Likuiditas, Assets Turnover, dan Leverage secara
bersama-sama sebesar 35,2%.
Kata kunci: Sustainable Growth rate, Profit Margin, Likuiditas, Assets
Turnover, Leverage.

vi
ABSTRACT

Nur Rofiqoh, 2023. The Effect of Profit Margins, Liquidity, Assets Turnover, and
Leverage on the Sustainable Growth Rate of Consumer Goods Companies listed
on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2018-2022 period.
The rapid changes and advances in technology today make consumer goods
companies have to carry out business transformations for the sustainability of their
business in the future in order to maximize the value of the company's sustainable
growth rate. The sustainable growth rate is the maximum growth a company can
obtain without external financing and still maintain its level of leverage.
The population used in this study are all Consumer Goods companies listed
on the Indonesia Stock Exchange in 2018-2022. The sample in this study were 18
Consumer Goods companies which were selected using a purposive sampling
technique. The data in this research is quantitative data. Data collection techniques
using documentation techniques. The data analysis method uses the classical
assumption test and multiple linear regression data analysis.
Based on the research results, it can be obtained that profit margin shows
a significant positive effect on the sustainable growth rate, liquidity has no
significant effect on the sustainable growth rate, assets turnover has a significant
positive effect on the sustainable growth rate, and leverage has no significant effect
on the sustainable growth rate.
From the research results it can be concluded that the total proportion of
the values of the Sustainable Growth Rate variable can be explained through the
influence of Profit Margin, Liquidity, Assets Turnover, and Leverage together of
35.2%.
Keywords: Sustainable Growth Rate, Profit Margin, Liquidity, Assets Turnover,
Leverage.

vii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT, berkat Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya

kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Profit Margin, Likuiditas, Assets Turnover, dan Leverage Terhadap

Sustainable Growth Rate Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2018-2022.”

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan

memperoleh Gelar Sarjana Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pancasakti Tegal.

Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. Dien Noviany Rahmatika, S.E, M.M, Ak, C.A, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti Tegal.

2. Ibu Ira Maya Hapsari, S.E, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Pancasakti Tegal.

3. Bapak Dr. Gunistiyo, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing, memberi arahan, dan memberi masukan serta memberi

dukungan selama penulisan skripsi ini.

4. Ibu Amirah, S.E.I, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing II yang sudah meluangkan

waktu, tenaga, pikiran dan senantiasa sabar memberikan pengarahan,

bimbingan serta motivasi selama penulisan skripsi ini

viii
5. Keluarga dan teman serta semua pihak yang telah memotivasi selama penulisan

skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Kami menyadari skripsi ini tidak lepas dari kekurangan, maka kami

mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, peneliti berharap skripsi ini berguna bagi para pembaca dan

pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Tegal, 24 Juni 2023

Penulis

Nur Rofiqoh

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI......................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............. v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 12

x
A. Landasan Teori ..................................................................................... 12

B. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 21

C. Kerangka Pemikiran Konseptual.......................................................... 29

D. Hipotesis............................................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 35

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 35

B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 35

C. Definisi Konseptual dan Operasionalisasi Variabel ............................. 39

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 43

E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 53

A. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................... 53

B. Analisis Data ........................................................................................ 79

C. Pembahasan .......................................................................................... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 100

A. Kesimpulan .......................................................................................... 100

B. Saran ..................................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 103

LAMPIRAN ..................................................................................................... 107

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 24

2. Populasi Penelitian .................................................................................... 35

3. Penyaringan Sampel Penelitian Berdasarkan Teknik

Purposive Sampling .................................................................................. 38

4. Sampel Penelitian...................................................................................... 39

5. Operasionalisasi Variabel ......................................................................... 42

6. Data Profit Margin Perusahaan Consumer Goods di BEI

Tahun 2018-2022 ...................................................................................... 67

7. Statistik Deskriptif Profit Margin Perusahaan Consumer Goods di BEI

Tahun 2018-2022 ...................................................................................... 68

8. Data Current Ratio Perusahaan Consumer Goods di BEI

Tahun 2018-2022 ...................................................................................... 70

9. Statistik Deskriptif Current Ratio Perusahaan Consumer Goods di BEI

Tahun 2018-2022 ...................................................................................... 71

10. Data Assets Turnover Perusahaan Consumer Goods di BEI

Tahun 2018-2022 ...................................................................................... 72

11. Statistik Deskriptif Assets Turnover Perusahaan Consumer Goods di BEI

Tahun 2018-2022 ...................................................................................... 74

12. Data Debt to Equity Ratio Perusahaan Consumer Goods di BEI

Tahun 2018-2022 ...................................................................................... 75

13. Statistik Deskriptif Debt to Equity Ratio Perusahaan Consumer Goods

xii
di BEI Tahun 2018-2022 .......................................................................... 76

14. Data Sustainable Growth Rate Perusahaan Consumer Goods di BEI

Tahun 2018-2022 ...................................................................................... 77

15. Statistik Deskriptif Sustainable Growth Rate Perusahaan Consumer

Goods di BEI Tahun 2018-2022 ............................................................... 79

16. Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogrov Sminov ................................... 80

17. Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................................ 81

18. Hasil Uji Autokorelasi .............................................................................. 82

19. Tabel Durbin Watson ................................................................................ 83

20. Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 84

21. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .................................................... 85

22. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................... 88

23. Hasil Uji Simultan..................................................................................... 90

24. Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) ............................................... 91

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Rata-Rata Nilai Sustainable Growth Rate ................................................. 3

2. Kerangka Pemikiran Konseptual .............................................................. 33

3. Grafik Data Profit Margin Perusahaan Consumer Goods di BEI

Tahun 2018-2022 ...................................................................................... 68

4. Grafik Data Current Ratio Perusahaan Consumer Goods di BEI

Tahun 2018-2022 ...................................................................................... 71

5. Grafik Data Assets Turnover Perusahaan Consumer Goods di BEI

Tahun 2018-2022 ...................................................................................... 73

6. Grafik Data Debt to Equity Ratio Perusahaan Consumer Goods

di BEI Tahun 2018-2022 .......................................................................... 76

7. Grafik Data Sustainable Growth Rate Perusahaan Consumer Goods

di BEI Tahun 2018-2022 .......................................................................... 78

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Gambar Halaman

1. Perusahaan Poupulasi Penelitian............................................................... 107

2. Perusahaan Sampel Penelitian .................................................................. 108

3. Data Profit Margin Perusahaan Consumer Goods di BEI

Tahun 2018-2022 ...................................................................................... 109

4. Data Likuiditas (Current Ration) Perusahaan Consumer Goods di BEI

Tahun 2018-2022 ...................................................................................... 109

5. Data Assets Tunrover Perusahaan Consumer Goods di BEI

Tahun 2018-2022 ...................................................................................... 110

6. Data Leverage (Debt to Equity Ratio) Perusahaan Consumer Goods

di BEI Tahun 2018-2022 .......................................................................... 111

7. Data Sustainable Growth Rate Perusahaan Consumer Goods di BEI

Tahun 2018-2022 ...................................................................................... 111

8. Output SPSS.............................................................................................. 112

xv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesatnya perubahan dan kemajuan teknologi saat ini membuat

perusahaan consumer goods berlomba-lomba menciptakan inovasi baru untuk

meningkatkan penjualan perusahaan setelah beberapa tahun terakhir

mengalami penurunan yang disebabkan oleh adanya Covid-19

(www.cnnindonesia.com). Perusahaan consumer goods sangat banyak

diminati karena perusahaan tersebut adalah perusahaan penghasil bahan pokok

seperti industri makanan dan minuman, industri kosmetik, dan berbagai

keperluan rumah tangga lainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap

perusahaan consumer goods membutuhkan profit yang baik untuk

keberlanjutan usahanya dimasa mendatang. Oleh karena itu, perusahaan harus

melakukan transformasi bisnis agar dapat berperan optimal dalam era ekonomi

digital saat ini (Nasution et al., 2019:1).

Dalam persaingan yang semakin ketat, perusahaan consumer goods

mengharuskan supaya lebih memperhatikan profit yang akan didapatkan

sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian yang dapat berakibat

kebangkrutan pada perusahaan tersebut. Karena, jika banyak perusahaan yang

mengalami kerugian atau kebangkrutan, maka pertumbuhan ekonomi suatu

negara juga dapat mengalami penurunan. Hal ini dapat menyebabkan resesi

ekonomi karena jika produksi berlebih, maka persediaan akan mengalami

penumpukan (www.cnbcindonesia.com). Sementara konsumsi yang melebihi


2

produksi dapat mendorong impor dalam skala besar. Oleh karena itu, produksi

dan konsumsi yang tidak seimbang dapat menyebabkan kenaikan biaya dan

penurunan laba perusahaan.

Pertumbuhan perusahaan dituntut untuk keberlanjutan usahanya

sebagai indikator dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai tolak ukur

keberhasilan dalam pengelolaan bisnis yang meliputi pendapatan, penjualan,

dan keuntungan. Tingkat pertumbuhan perusahaan yang semakin cepat akan

mengakibatkan kebutuhan modal kerja akan semakin tinggi, dan jika

manajemen tidak menyadarinya maka akan berakibat pada kesulitan keuangan

suatu perusahaan.

Semakin besar jumlah ekuitas yang dimiliki perusahaan, semakin tinggi

pula potensi pertumbuhan keuangan yang dimiliki perusahaan. Namun, ketika

perusahaan tumbuh terlalu cepat, kesulitan lain yang dihadapi adalah

kurangnya modal perusahaan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi,

sebaliknya ketika perusahaan tersebut tumbuh terlalu lambat, maka investor

dan berbagai pemangku kepentingan mulai menuntut lebih pada perusahaan

karena harapan dan orientasi mereka yang tinggi terhadap pertumbuhan

keuangan perusahaan (Wahyu, 2013 dalam Dino, 2016). Dengan demikian,

manajer keuangan harus mampu mengkombinasikan sumber daya yang

tersedia, sehingga dapat menghasilkan laba yang dihasilkan perusahaan secara

optimal (Asnani et al., 2012:3).


3

Berikut adalah grafik rata-rata nilai sustainable growth rate pada

perusahaan consumer goods:

Rata-Rata Sustainable Growth Rate


2.50

2.00

1.50

1.00

0.50

0.00
2018 2019 2020 2021 2022
-0.50

-1.00

-1.50

Sumber: Output Excel Data 2023


Gambar 1
Rata-Rata Nilai Sustainable Growth Rate

Pada gambar 1 memperlihatkan sustainable growth rate perusahaan

consumer goods yang terdaftar di BEI dari tahun 2018-2022. Terlihat bahwa

sustainable growth rate tertinggi yaitu pada tahun 2018 sebesar 229% dan

terendah pada tahun 2019 sebesar -91%. Pada tahun 2019 ke tahun 2020

mengalami kenaikan sebesar -6%, lalu mengalami kenaikan kembali pada

tahun 2021 sebesar 45%, dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2022

sebesar 32%. Hal ini dapat diindikasikan bahwa selama 5 tahun tersebut rata-

rata sustainable growth rate mengalami fluktuasi, dan banyak sekali faktor

yang mengakibatkan fluktuasi pada nilai sustainable growth rate suatu

perusahaan, seperti profit margin, likuiditas, assets turnover, dan leverage.

Dalam hal ini, untuk mendapatkan nilai sustainable growth rate yang

baik, maka perusahaan harus lebih meningkatkan kinerjanya agar mencapai


4

sebuah tujuan yang diinginkan perusahaan itu sendiri (Saputro & Purwanto,

2013). Perencanaan keuangan yang baik akan mempengaruhi tingkat kinerja

suatu perusahaan, karena perencanaan keuangan merupakan kunci bagi

perusahaan untuk dapat menciptakan peningkatan sebuah kinerja suatu

perusahaan. Perusahaan yang tidak memiliki perencanaan keuangan dapat

menyebabkan kebingungan dan berakibat pada keberlangsungan hidup suatu

perusahaan (Amouzesh et al, 2011 dalam Agustia et al., 2021).

Sustainable Growth Rate adalah indikator multifeset yang dibagi

menjadi beberapa komponen sehingga menggambarkan kebijakan retensi

perusahaan, kemampuan untuk mengendalikan biaya (margin laba bersih),

efisiensi perputaran asset, dan strategi pembiayaan (financial leverage), dari

keempat komponen tersebut merupakan faktor yang menentukan kinerja

perusahaan (Nasim & Irnama, 2015:2). Konsep sustainable growth rate adalah

tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai oleh perusahaan tanpa

memerlukan pembiayaan dari perusahaan dengan tetap mempertahankan rasio

utang yang konstan (Lotto, 2019 dalam Kessy et al., 2021).

Pengukuran menggunakan sustainable growth rate dapat bermanfaat

bagi perusahaan sebagai alat perencanaan keuangan efektif yang berkelanjutan

terhadap kehidupan suatu perusahaan. Hal tersebut dikarenakan dengan

menggunakan sustainable growth rate memungkinkan investor dan manajer

untuk mengukur apakah rencana pertumbuhan masa depan perusahaan sesuai

dengan realita perusahaan saat ini (Amouzesh et al, 2011 dalam Agustia et al.,

2021).
5

Berkaitan dengan variabel-variabel yang mempengaruhi sustainable

growth rate, profit margin merupakan analisis rasio yang dapat digunakan

untuk mengukur pengaruh sustainable growth rate terhadap suatu perusahaan,

karena profit margin yang semakin tinggi akan meningkatkan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan dana secara internal dan akan meningkatkan

pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan (Sudana, 2015:23). Hal serupa

juga dikatakan oleh (Destikasari & Tandika, 2019 dalam Fikri, 2022) bahwa

peningkatan pada profit margin juga meningkatkan kemampuan perusahaan

untuk menghimpun dana secara internal sehingga dapat meningkatkan laju

pertumbuhan sustainable growth rate pada suatu perusahaan. Penelitian yang

dilakukan oleh Nasim & Irnama (2015), Destikasari & Tandika (2019), Fikri

(2022) menunjukan profit margin berdampak positif dan signifikan terhadap

sustainable growth rate.

Rasio Likuiditas juga merupakan salah satu variabel yang dapat

mempengaruhi sustainable growth rate pada sutau perusahaan, karena rasio

likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menggunakan asset

lancarnya supaya bisa memenuhi kewajiban yang harus segera dibayar (Pandia,

2017:113). Konsep yang biasa digunakan dalam mengukur sustainable growth

rate yaitu current ratio. Current Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur likuiditas perusahaan atau kemampuan perusahaan untuk dengan

mudah memenuhi kewajiban jangka pendek (Hayat et al., 2021:93). Apabila

mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan Current Ratio sebagai alat

pengukurnya, maka dapat diketahui dengan semakin tinggi current ratio suatu
6

perusahaan, maka akan semakin likuid perusahaan tersebut (Siswanto, 2021).

Penelitian yang dilakukan oleh Indarti et al (2021), Kessy et al (2021)

menunjukan rasio likuiditas atau current ratio berdampak positif dan signifikan

terhadap sustainable growth rate, sedangkan dalam penelitian Priyanto &

Robiyanto (2020) menunjukkan bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh

signifikan terhadap sustainable growth rate.

Assets Turnover merupakan rasio perputaran terhadap neraca, yang

mengukur efisiensi penggunaan asset secara keseluruhan. Rasio ini merupakan

tolak ukur untuk mengukur sustainable growth rate pada suatu perusahaan,

karena jika semakin tinggi tingkat perputaran aktiva berarti semakin besar

kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan untuk setiap rupiah asset.

Artinya, kebutuhan perusahaan untuk menambah asset baru semakin berkurang

seiring dengan peningkatan penjualan dan peningkatan pertumbuhan yang

berkelanjutan (Sudana, 2015:25). Higgins (2016) dalam Fikri (2022)

mengatakan bahwa perputaran asset merangkum sisi asset neraca manajemen

perusahaan dengan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk

mendukung penjualan. Semakin tinggi rasio ini, maka akan semakin baik yang

artinya asset dapat berputar lebih cepat dan menghasilkan keuntungan dengan

menunjukkan penggunaan total asset yang lebih efisien dalam menghasilkan

pendapatan. Penelitian yang dilakukan oleh Nasim & Irnama (2015), Fikri

(2022) menunjukan assets turnover berdampak positif dan signifikan terhadap

sustainable growth rate. Sedangkan dalam penelitian Indarti et al (2021)


7

menunjukan bahwa assets turnover tidak memiliki pengaruh positif namun

signifikan terhadap sustainable growth rate.

Selain ke tiga variabel diatas, rasio leverage juga merupakan salah satu

rasio yang digunakan untu pengukuran sustainable growth rate. Karena rasio

leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa besar

penggunaan utang dalam pembelanjaan suatu perusahaan (Sudana, 2015:23).

Konsep yang biasa digunakan untuk mengukur sustainable growth rate dengan

menggunakan rasio leverage yaitu dengan menggunakan Debt to Equity Ratio

(DER), dimana rasio ini akan membandingkan komposisi hutang perusahaan

dengan modal yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti modal

sendiri yang digunakan semakin sedikit dibandingkan dengan hutangnya atau

kewajibannya (Asnani et al., 2012:75). Penelitian yang dilakukan oleh Indarti

et al (2021), Nasim & Irnama (2015), Destikasari & Tandika (2019),

Chandradinangga & Rita (2020) menunjukan rasio leverage atau debt to equity

ratio berdampak positif signifikan terhadap sustainable growth rate. Namun

dalam penelitian Fikri (2022) menunjukan bahwa rasio leverage atau debt to

equity ratio berdampak positif namun tidak signifikan terhadap sustainable

growth rate.

Sehingga dari fenomena tersebut, maka peneliti tertarik melakukan


penelitian dengan judul “Pengaruh Profit Margin, Likuiditas, Assets
Turnover, Dan Leverage Terhadap Sustainable Growth Rate Pada
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode Tahun 2018-2022”
8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka rumusan masalah dapat

dirumuskan dengan sebagai berikut:

1. Apakah Profit Margin berpengaruh terhadap Sustainable Growth Rate

pada Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama periode tahun 2018-2022?

2. Apakah Rasio Likuiditas berpengaruh terhadap Sustainable Growth Rate

pada Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama periode tahun 2018-2022?

3. Apakah Assets Turnover berpengaruh terhadap Sustainable Growth Rate

pada Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama periode tahun 2018-2022?

4. Apakah Rasio Leverage berpengaruh terhadap Sustainable Growth Rate

pada Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama periode tahun 2018-2022?

5. Apakah Profit Margin, Likuiditas, Assets Turnover, dan Leverage secara

simultan berpengaruh terhadap Sustainable Growth Rate pada Perusahaan

Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

periode tahun 2018-2022?


9

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui pengaruh Profit Margin terhadap Sustainable Growth

Rate pada Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama periode tahun 2018-2022.

2. Untuk mengetahui pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Sustainable

Growth Rate pada Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2018-2022.

3. Untuk mengetahui pengaruh Assets Turnover terhadap Sustainable

Growth Rate pada Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2018-2022.

4. Untuk mengetahui pengaruh Rasio Leverage terhadap Sustainable Growth

Rate pada Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama periode tahun 2018-2022.

5. Untuk mengetahui pengaruh Profit Margin, Likuiditas, Assets Turnover,

dan Leverage secara simultan terhadap Sustainable Growth Rate pada

Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

selama periode tahun 2018-2022.


10

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas

pengetahuan, informasi, dan referensi tentang pengaruh Profit Margin,

likuiditas, assets turnover, dan leverage terhadap sustainable growth rate.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

untuk memperdalam dan memperluas wawasan mengenai pengaruh

Profit Margin, likuiditas, assets turnover, dan leverage terhadap

sustainable growth rate pada perusahaan consumer goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2018-2022.

b. Bagi Akademis

Bagi akademis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

sebagai acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya

mengenai factor-faktor yang mampu mempengaruhi tingkat

pertumbuhan keberlanjutan.

c. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan keuangan

perusahaan dalam kaintannya dengan rencana tingkat pertumbuhan

yang diharapkan.
11

d. Bagi Investor

Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

sebagai bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan investasi

pada suatu perusahaan.


12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Landasan teori ialah alur logika maupun penalaran yang merupakan

seperangkat atas konsep, definisi, dan proporsi yang disusun sistematis

(Sugiyono, 2019:86). Landasan teori digunakan sebagai pokok pembahasan

pada sebuah penelitian sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk

menyelesaikan permasalah yang timbul pada penelitian tersebut. Landasan

teori diperoleh dari berbagai literatur yang bersifat relavan dengan penelitian

yang akan dilakukan dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

1. Signaling Theory

Menurut Brigham & Houston (2015:460) isyarat atau sinyal

merupakan suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberikan

petunjuk pada investor mengenai bagaimana manajemen memandang

prospek perusahaan. Manajemen berusaha untuk mengungkapkan

informasi eksklusif pada investor, terutama jika informasi tersebut adalah

kabar baik dari petumbuhan perusahaan. Informasi yang ada pada laporan

keuangan perusahaan dapat menjadi sinyal bagi investor untuk mengambil

keputusan sebelum menginvestasikan dananya pada perusahaan.

Pertumbuhan perusahaan yang baik dapat memberikan sinyal positif

bagi pihak internal maupun pihak eksternal terhadap perkembangan

perusahaan (Zhafiira & Andayani, 2019). Respon positif dari pihak

internal maupun eksternal akan mempengaruhi saham perusahaan, karena


13

investor akan menganalisa sumber informasi yang didapatkan sehingga

akan terjadi kenaikan volume saham pada perusahaan, dengan ini juga

akan mempengaruhi kenaikan sustainable growth rate.

Menurut signaling theory pertumbuhan laba dapat digunakan

manajemen untuk menunjukkan kepada pemegang saham atau para

investor bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari perusahaan lain, karena

lebih berpotensi menghasilkan laba dari seluruh dampak atau aktivitas

perusahaan (Suwardjono, 212 dalam Rio, 2021).

Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya akan direspon positif oleh pasar, hal ini sesuai dengan konsep

signaling theory. Tangkat likuiditas yang tinggi, maka pasar akan menaruh

kepercayaan terhadap perusahaan, bahwa perusahaan tersebut dapat

menjaga tingkat likuiditasnya, yang artinya perusahaan tersebut memiliki

kinerja yang baik (Wulandari, 2013).

Konsep signaling theory juga terdapat pada perputaran asset yang

dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan penjualan, hal tersebut

menjadi sinyal bagi investor untuk melakukan investasi pada perusahaan

tersebut (Silitonga et al., 2019). Jika perputaran asset untuk menghasilkan

penjualan dilakukan dengan benar, maka perusahaan akan mendapatkan

sinyal positif dari investor, karena dari perputaran asset yang benar maka

perusahaan akan mendapatkan profit sehingga investor akan tertarik untuk

berinvestasi pada perusahaan tersebut.


14

Dalam signaling theory menyatakan bahwa perusahaan yang

mampu menghasilkan keuntungan cenderung meningkatkan hutangnya

karena tambahan bunga yang dibayarkan akan diimbangi dengan laba

sebelum pajak (Kusuma, 2018). Perusahaan yang mempertahankan tingkat

leveragenya untuk mendapatkan profit akan dinilai positif oleh investor,

karena dengan tingkat hutang yang tinggi perusahaan tetap menghasilkan

profit.

2. Sustainable Growth Rate (SGR)

Sustainable Growth Rate atau biasa disebut dengan Tingkat

Pertumbuhan Berkelanjutan adalah pertumbuhan maksimum yang dapat

dicapai perusahaan tanpa pembiayaan ekuitas eksternal dan tetap

mempertahankan tingkat hutang (Debt to Equity Ratio) (Sudana, 2015:72).

Adanya pertumbuhan penjualan tersebut sangat berpengaruh terhadap

naiknya pangsa pasar dan keuntungan yang akan dicapai pada suatu

perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk memiliki sustainable growth

rate tidak hanya berfokus pada tujuan bisnis jangka panjang, melainkan

dapat mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan

(Kaygusuz, 2018 dalam Florensia et al., 2022).

Kemampuan entitas dalam mempertahankan pertumbuhannya

dipengaruhi oleh empat factor berikut (Sudana, 2015:73):

a. Profit Margin yaitu peningkatan pada margin laba dapat

meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan


15

pembiayaan internal, sehingga meningkatkan pertumbuhan yang

keberlanjutan.

b. Devidend Policy yaitu penurunan presentase laba bersih yang

dibayarkan sebagai dividen akan meningkatkan tingkat retensi. Hal ini

meningkatkan perusahaan yang dihasilkan sendiri dan dengan

demikian mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.

c. Financial Policy yaitu peningkatan dalam debt equity ratio

meningkatkan leverage keuangan entitas. Karena hal ini

memungkinkan adanya leverage tambahan, hal ini dapat

meningkatkan laju pertumbuhan yang berkelanjutan.

d. Total Assets Turnover yaitu peningkatan pada total asset turnover

perusahaan untuk meningkatkan penjualan yang didapatkan untuk

semua rupiah dalam asset. Hal ini mengurangi kebutuhan perusahaan

akan asset baru saat penjualan meningkat, dengan demikian dapat

meningkatkan tingkat pertumbuhan keberlanjutan.

Sustainable Growth Rate dapat diukur dengan rumus (Nasim &

Irnama, 2015):

𝑅 𝑋 𝑅𝑂𝐸
𝑆𝑢𝑠𝑡𝑎𝑖𝑛𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑒 (𝑆𝐺𝑅) = 𝑋 100%
1 − (𝑅𝑂𝐸 𝑋 𝑅)

Dari formula diatas, maka dapat diketahui pertumbuhan sustainable

growth rate pada sebuah perusahaan. Dimana sustainable growth rate

dapat dijadikan tolak ukur yang baik untuk suatu perusahaan karena

mengkombinasikan antara kebijakan operasi dengan kebijakan keuangan


16

(Amouzesh et al, 2011 dalam Chandradinangga & Rita, 2020). Hal ini

dapat diketahui bahwa meningkatnya laba (profit) suatu perusahaan maka

akan meningkatkan nilai sustainable growth rate perusahaan tersebut.

3. Profit Margin

Profit Margin adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba dengan menggunakan penjualan yang dicapai

perusahaan (Sudana, 2015:25). semakin tinggi profit margin, maka akan

semakin efisien perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

Rasio ini berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih

terhadap penjualan bersihnya. Hal ini menunjukkan seberapa baik

perusahaan dalam menggunakan biaya operasional karena

menghubungkan laba bersih dengan penjualan bersih (Heri, 2015 dalam

Susyana & Nugraha, 2021).

Rasio Profit Margin dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: Net Profit

Margin (NPM), Operating Profit Margin (OPM), dan Gross Profit Margin

(GPM). Dalam mengukur sustainable growth rate perusahaan, rasio Profit

Margin menggunakan Net Profit Margin (NPM) karena rasio ini dapat

membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan

(Hidayat, 2018:50).

Net Profit Margin dapat diukur dengan rumus (Sudana, 2015:26):

𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥


𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (𝑁𝑃𝑀) = 𝑋 100%
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

Dari formula diatas bisa diketahui seberapa besar kemampuan

perusahaan menghasilkan laba bersih pada perusahaan tersebut. Semakin


17

besar net profit margin yang didapatkan maka kinerja perusahaan akan

semakin produktif, sehingga akan lebih meningkatkan kepercayaan

terhadap investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut,

sehingga dengan menggunakan net profit margin maka akan dapat

memperkirakan efisiensi pengelolaan perusahaan dalam meningkatkan

profitabilitas masa depan suatu perusahaan (Vernida & Marlius, 2020).

4. Likuiditas

Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek (Sudana,

2015:24). Besar kecilnya rasio likuiditas dapat diukur dengan cara:

a. Current Ratio yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

untuk membayar kewajiban lancarnya dengan asset lancar yang

dimilikinya.

b. Quick Ratio atau Acid Test Ratio yaitu rasio yang sama dengan current

ratio tetapi persediaan tidak dihitung karena kurang likuid

dibandingkan dengan kas, surat berharga, dan piutang.

c. Cash Ratio yaitu rasio yang mengukur kemampuan kas dan sekuritas

perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendek.

akan tetapi konsep-konsep yang biasa digunakan dalam menentukan

sustainable growth rate sendiri adalah ada diantaranya current ratio yang

biasa digunakan dalam melihat sebuah kemampuan perusahaan dalam

menghitung pendistribusian modal perusahaan, jika pendistribusian yang

dilakukan dengan benar, maka akan mempengaruhi kegiatan operasional


18

ketika kegiatan operasional dapat dimaksimalkan tentunya hal ini dapat

membantu untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal (Gunawan &

Leonnita, 2015).

Current Ratio dapat diukur dengan rumus (Sudana, 2015:24):

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐶𝑅) = 𝑋 100%
𝑃𝑎𝑠𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Dari formula yang telah dituliskan diatas, maka dapat diketahui

tinggi atau rendahnya pendistribusian modal pada suatu perusahaan.

Semakin tinggi current ratio berarti dapat diketahui bahwa akan semakin

besar juga kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka

pendeknya, current ratio yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan

aktiva lancar yang menganggur (Supardi et al., 2018).

5. Assets Turnover

Assets Turnover atau Total Assets Turonover (TATO) merupakan

salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar efektivitas

pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan suatu perusahaan

(Asnani et al., 2012:88). Rasio ini masuk kedalam salah satu alat

pengukuran pada Activity Ratio, dimana activity ratio merupakan rasio

pengukur efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam mengelola aktiva

yang dimiliki perusahaan (Sudana, 2015:24). Semakin besar total assets

turnover maka akan semakin baik perusahaan untuk mempercepat

perputaran aktiva dan meraih laba untuk menunjukkan semakin efisien

penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan, dan

semakin tinggi perputaran aktiva maka akan semakin efektif pengelolaan


19

aktivanya. Dengan kata lain, jumlah asset yang sama dapat meningkatkan

volume penjualan jika perputaran asetnya ditingkatkan.

Penjualan adalah pendapatan yang dihasilkan perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan. Penjualan dibagi menjadi dua bagian, yaitu

penjualan personal dan penjualan tim. Dimana penjualan personal ialah

presentasi tatap muka oleh tenaga penjual perusahaan yang tujuannya

adalah melakukan penjualan dan membangun hubungan dengan

pelanggan. Penjualan tim ialah penjualan yang terdiri dari orang-orang

penjualan, pemasaran, teknik, keuangan, dukungan teknis, dan bahkan

manajemen tingkat atas untuk melayani akun yang lebih besar dan

kompleks (Philip Kotler, 2008:141). Informasi tentang penjualan dapat

ditemukan pada laporan laba rugi perusahaan.

Total Assets Turnover dapat diukur dengan rumus (Sudana, 2015:25):

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 (𝑇𝐴𝑇𝑂) = 𝑋 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

Berdasarkan formula diatas, akan dapat diketahui seberapa besar

efektivitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan suatu

perusahaan. Jika pemanfaatan atau perputaran aktivanya lancar, maka

dapat diketahui bahwa perusahaan juga akan mendapatkan profit yang

baik, sebaliknya jika pemanfaatan atau perputaran aktivanya tidak lancar

maka perusahaan bisa mengalami kerugian dan risiko kebangkrutan suatu

perusahaan tersebut.
20

6. Leverage

Rasio Leverage adalah rasio yang mengukur berapa besar

penggunaan utang dalam pembelanjaan perusahaan (Sudana, 2015:23).

Leverage sendiri adalah cara yang efektif untuk mengurangi arus kas dan

meningkatkan kinerja perusahaan (Park & Jang, 2013 dalam Indarti et al.,

2021). Keputusan tentang penggunaan leverage bertujuan untuk

menyeimbangkan hasil pengembalian yang lebih tinggi, sehingga

diharapkan dengan bertambahnya risiko dan konsekuensi yang akan

terjadi terhadap perusahaan ketika perusahaan tidak dapat melakukan

pembayaran bunga atau kewajiban yang telah jatuh tempo. Besar kecilnya

rasio leverage dapat diukur dengan cara (Sugiyono, 2019:23):

a. Debt to Equity Ratio yaitu rasio yang mengukur proporsi dana yang

diperoleh dari utang terhadap asset keuangan perusahaan.

b. Times Interest Earned Ratio yaitu rasio yang mengukur kemampuan

suatu perusahaan untuk membayar biaya tetap berupa bunga dengan

menggunakan EBIT (Earning Before Interest and Taxes).

c. Cash Coverage Ratio yaitu rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan untuk menggunakan EBIT ditambah dana dari penyusutan

dan amortisasi untuk membayar bunga.

d. Long Term Debt to Equity Ratio yaitu rasio yang mengukur jumlah

pinjaman jangka panjang relative terhadap ekuitas perusahaan.

Dari keempat rasio leverage tersebut yang dapat mengukur dan

menentukan Sustainable Growth Rate adalah Debt to Equity Ratio (DER)


21

dimana rasio tersebut memiliki kemampuan untuk memenuhi seluruh

kewajibannya yaitu ditunjukan oleh berapa banyak modal perusahaan

yang digunakan untuk membayar hutang. Dengan kata lain, rasio ini

digunakan untuk menentukan bagian mana dari modal perusahaan sebagai

jaminan untuk keseluruhan hutang perusahaan atau untuk menilai jumlah

hutang yang digunakan oleh perusahaan.

Debt to Equity Ratio dapat diukur dengan rumus (Sudana, 2015:24):

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐷𝐸𝑅) = 𝑋 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙

Berdasarkan formula yang telah dituliskan diatas, akan dapat

diketahui seberapa besar utang jangka panjang suatu perusahaan

dibandingkan dengan modal perusahaan tersebut. Semakin tinggi debt to

equity ratio perusahaan, maka akan semakin baik perusahaan jika diikuti

dengan pengelolaan debt to equity ratio yang baik. Sebaliknya jika

perusahaan tidak dapat mengelola debt to equity ratio yang tinggi maka

perusahaan dapat mengalami risiko kegagalan pada keuangannya.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan sebagai perbandingan dan tolak ukur

serta mempermudah dalam menyusun sebuah penilitian. Berikut tercantum

beberapa hasil dari penelitian terdahulu yang terkait dengan sustainable growth

rate yang telah dilakukan oleh pihak lain sebagai bahan referensi dalam

penelitian ini diantaranya sebagai berikut:


22

Nasim & Irnama (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh profit

margin, assets turnover, dan leverage terhadap sustainable growth rate pada

perusahaan sector jasa yang terdaftar di BEI periode tahun 2010-2012. Hasil

yang mereka temukan bahwa variabel profit margin memiliki pengaruh positif

terhadap sustainable growth rate. Variabel assets turnover memiliki pengaruh

positif terhadap sustainable growth rate. Variabel leverage memiliki pengaruh

positif terhadap sustainable growth rate.

Destikasari & Tandika (2019) melakukan penelitian tentang pengaruh

leverage dan profit margin terhadap sustainable growth rate pada sub sektor

konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI tahun 2014-2017. Hasil yang

mereka temukan bahwa variabel leverage memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap sustainable growth rate. variabel profit margin memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap sustainable growth rate.

Chandradinangga & Rita (2020) melakukan penelitian tentang peranan

leverage dan profitabilitas terhadap sustainable growth rate studi pada sektor

manufaktur di BEI tahun 2015-2017. Hasil yang mereka temukan bahwa

variabel leverage memiliki pengaruh positif signifikan terhadap sustainable

growth rate. Variabel profitabilitas memiiki pengaruh positif signifikan

terhadap sustainable growth rate.

Priyanto & Robiyanto (2020) melakukan penelitian tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi sustainable growth rate terhadap perusahaan

manufaktur di BEI periode 2015-2018. Hasil yang mereka temukan bahwa

variabel Current Ratio (CR) tidak memiliki pengaruh terhadap Sustainable


23

Growth Rate (SGR). Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh

positif signifikan terhadap Sustainable Growth Rate (SGR). Sedangkan

variabel Total Assets Turnover (TATO) tidak memiliki pengaruh terhadap

Sustainable Growth Rate (SGR).

Indarti et al (2021) melakukan penelitian tentang pengaruh likuiditas,

leverage (DER), assets turnover (TATO) terhadap Sustainable Growth Rate

(SGR) terhadap perusahaan sector manufaktur sub sektor Tekstil dan Garment

yang berada pada BEI dengan periode penelitian 2017-2019. Hasil yang

mereka temukan bahwa variabel likuiditas memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap Sustainable Growth Rate (SGR). Variabel leverage

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Sustainable Growth Rate (SGR).

Sedangkan variabel assets turnover tidak memiliki pengaruh positif signifikan

untuk Sustainable Growth Rate (SGR).

Kessy et al. (2021) melakukan penelitian tentang assessment of assets

quality and liquidity on sustainable growth rate of small and medium banks in

Kilimanjaro, Tanzania. Hasil yang mereka temukan bahwa variabel assets

quality memiliki pengaruh positif signifikan terhadap sustainable growth rate.

Variabel liquidity memiliki pengaruh positif signifikan terhadap sustainable

growth rate.

Fikri (2022) melakukan penelitian tentang pengaruh profit margin,

assets turnover, dan leverage terhadap sustainable growth rate pada perusahan

industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode tahun 2016-2020. Hasil

penelitian yang telah dilakukan bahwa variabel profit margin memiliki


24

pengaruh positif dan signifikan terhadap sustainable growth rate. Variabel

assets turnover memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap sustainable

growth rate. Variabel leverage memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap sustainable growth rate.

Tabel 1
Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
Judul Alat Persamaan dan
No dan Hasil
Penelitian Analisis Perbedaan
Tahun
Penelitian
1) Variabel Persamaan:
Profit - Menggunakan
Margin
memiliki variabel
pengaruh dependen
Pengaruh positif
Profit terhadap Sustainable
Margin, sustainable Growth Rate.
Assets growth
Turnover, rate. - Menggunakan
Dan 2) Variabel variabel
Leverage assets
Terhadap turnover independen
Analisis
Nasim & Sustainabl memiliki Likuiditas,
regresi
1. Irnama e Growth pengaruh
linear Leverage, dan
(2015) Rate Pada positif
berganda
Perusahaa terhadap Assets
n Sector sustainable
Jasa Yang growth Turnover.
Terdaftar rate.
Di BEI 3) Variabel
Periode leverage Perbedaan:
Tahun memiliki - Menggunakan
2010-2012 pengaruh objek
positif penelitian
terhadap perusahaan
sustainable Manufaktur
growth Sub Sektor
rate. Tekstil.
25

Persamaan:
- Menggunakan
1) Variabel variabel
leverage
Pengaruh memiliki dependen
Leverage pengaruh Sustainable
Dan Profit positif dan
Margin signifikan Growth Rate.
Terhadap terhadap - Menggunakan
Sustainabl sustainable
e Growth growth variabel
Destikasar Analisis
Rate Pada rate. independen
i& regresi
2. Sub 1) Variabel
Tandika linear leverage dan
Sektor Profit
(2019) berganda
Konstruksi Margin Profit Margin.
Bangunan memiliki
Yang pengaruh
Terdaftar positif dan Perbedaan:
Di BEI signifikan
Tahun terhadap - Menggunakan
2014-2017 sustainable objek
growth penelitian
rate. Perusahaan
Sub Sector
Konstruksi
Bangunan.
1) Variabel Persamaan:
leverage
memiliki - Menggunakan
Peranan
pengaruh variabel
Leverage
positif
Dan dependen
signifikan
Profitabili
terhadap Sustainable
tas
sustainable
Terhadap Growth Rate.
Chandradi Analisis growth
Sustainabl
nangga & regresi rate. - Menggunakan
3. e Growth
Rita linear 2) Variabel
Rate Studi variabel
(2020) berganda profitabilita
Pada
s memiiki independen
Sektor
pengaruh
Manufaktu Leverage dan
positif
r Di BEI
signifikan Profitabilitas.
Tahun
terhadap
2015-2017
sustainable
growth Perbedaan:
rate.
26

- Menggunakan
objek
penelitian
Perusahaan
Sector
Manufaktur.

Persamaan:
1) Variabel
current - Menggunakan
ratio tidak variabel
memiliki
pengaruh dependen
terhadap Sustainable
sustainable
growth Growth Rate.
Faktor-
rate. - Menggunakan
Faktor
2) Variabel
Yang variabel
debt to
Mempeng
equity ratio independen
aruhi
memiliki
Sustainabl Likuiditas,
Analisis pengaruh
Priyanto & e Growth
regresi positif Leverage, dan
4. Robiyanto Rate
linear signifikan
(2020) Terhadap Assets
berganda terhadap
Perusahaa
sustainable Turnover.
n
growth
Manufaktu
rate.
r Di BEI
3) Variabel Perbedaan:
Periode
total assets
2015-2018 - Menggunakan
turnover
tidak objek
memiliki
pengaruh penelitian
terhadap Perusahaan
sustainable
growth Sector
rate. Manufaktur.
Pengaruh 1) Variabel
Indarti et Analisis Persamaan:
5. Likuiditas, likuiditas
al (2021) regresi
Leverage memiliki
27

(DER), linear pengaruh - Menggunakan


Assets berganda positif
variabel
Turnover signifikan
(TATO) terhadap dependen
Terhadap Sustainable
Sustainable
Sustainabl Growth
e Growth Rate. Growth Rate.
Rate 2) Variabel
- Menggunakan
(SGR) leverage
Terhadap memiliki variabel
Perusahaa pengaruh
independen
n Sektor positif
Manufaktu signifikan Likuiditas,
r Sub terhadap
Leverage, dan
Sektor Sustainable
Tekstil Growth Assets
Dan Rate.
Turnover.
Garment 2) Variabel
Yang assets
Berada turnover
Perbedaan:
Pada BEI tidak
Dengan memiliki - Menggunakan
Periode pengaruh objek
Penelitian positif penelitian
2017-2019 signifikan Perusahaan
untuk Sector
Sustainable Manufaktur
Growth Sub Sector
Rate Tekstil Dan
Garment.
1) Variabel Persamaan:
Assessmen
assets - Menggunakan
t Of Assets
quality
Quality variabel
memiliki
And
pengaruh dependen
Liquidity
positif
On Sustainable
Analisis signifikan
Sustainabl
Kessy et regresi terhadap Growth Rate.
6. e Growth
al (2021) linear sustainable
Rate Of - Menggunakan
berganda growth
Small And
rate. variabel
Medium
3) Variabel
Banks In independen
liquidity
Kilimanjar
memiliki Likuiditas.
o,
pengaruh
Tanzania.
positif
28

signifikan Perbedaan:
terhadap
- Menggunakan
sustainable
growth variabel
rate.
independen
Assets
Quality.
- Menggunakan
objek
penelitian
Perusahaan
Small and
Medium
Banks in
Kilimanjaro,
Tanzania.
1) Variabel Persamaan:
Profit - Menggunakan
Margin
Pengaruh memiliki variabel
Profit pengaruh dependen
Margin, positif dan
Assets signifikan Sustainable
Turnover, terhadap Growth Rate.
Dan sustainable
Leverage growth - Menggunakan
Terhadap rate. variabel
Sustainabl 2) Variabel
e Growth Analisis assets independen
Fikri Rate Pada regresi turnover Profit Margin,
7.
(2022) Perusahan linear memiliki
Industri berganda pengaruh Assets
Barang positif dan Turnover, dan
Konsumsi signifikan
Yang terhadap Leverage.
Terdaftar sustainable
Di BEI growth
Periode rate. Perbedaan:
Tahun 2) Variabel - Menggunakan
2016- leverage
2020. memiliki objek
pengaruh penelitian
positif dan
tidak Perusahan
29

signifikan Industri
terhadap
Barang
sustainable
growth Konsumsi.
rate.
Sumber: Penelitian Terdahulu

C. Kerangka Pemikiran Konseptual

Kerangka pemikiran konseptual merupakan sebuah konsep yang

memiliki aturan tentang pemikiran konsep dengan pemikiran konsep yang

lainnya supaya bisa diidentifikasi sebagai sebuah masalah yang penting.

Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara

variabel yang akan diteliti (Sugiyono, 2019:95). Dalam penelitian ini peneliti

ingin mengetahui pengaruh profit margin, likuiditas, assets turnover, dan

leverage terhadap sustainable growth rate pada perusahaan consumer goods

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2022.

1. Pengaruh Profit Margin terhadap Sustainable Growth Rate

Profit Margin dapat mengukur seberapa banyak keuangan yang

dihasilkan oleh perusahaan, sehingga tingginya laba yang perusahaan

hasilkan setiap tahunnya dapat menunjukkan bahwa perusahaan tersebut

dapat bertumbuh tanpa kekurangan sumber daya keuangan, dengan tetap

mempertahankan struktur modalnya. Peningkatan rasio profit margin

dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

pendanaan secara internal, dengan demikian dapat meningkatkan

pertumbuhan berkelanjutan (Ross et al., 2019).

Semakin tinggi profit margin maka kinerja perusahaan dapat

semakin produktif, sehingga dapat mendorong investor untuk lebih


30

percaya ketika akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

Sebaliknya jika profit margin rendah, maka investor akan ragu ketika akan

menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Hal ini dapat dikatakan

bahwa jika profit margin yang dimiliki perusahaan tinggi, maka nilai

sustainable growth rate perusahaan tersebut juga akan semakin besar, dan

tentunya perusahaan dapat bertumbuh dengan baik.

2. Pengaruh Likuiditas terhadap Sustainable Growth Rate

Dalam menentukan nilai sustainable growth rate, rasio likuiditas

menggunakan current ratio yang biasa digunakan dalam melihat sebuah

kemampuan perusahaan dalam menghitung pendistribusian modal

perusahaan (Gunawan & Leonnita, 2015). Hal itu dikarenakan

pendistribusian modal perusahaan dapat mempengaruhi nilai sustainable

growth rate pada sebuah perusahaan. Ketika pendistribusian modal

perusahaan yang dilakukan tepat, maka dapat berpengaruh pada kegiatan

operasionalnya, dan sebaliknya jika pendistribusian modal perusahaan

tidak tepat maka kegiatan operasional juga dapat memburuk.

Memburuknya kegiatan operasional pada suatu perusahaan juga

dapat berdampak negatif pada perusahaan itu sendiri. Akibatnya

perusahaan dapat mengalami kerugian dan yang lebih buruk lagi

perusahaan dapat mengalami kebangkrutan. Dengan ini, nilai sustainable

growth rate pada suatu perusahaan juga sangat bergantung pada tingkat

pendistribusian modal suatu perusahaan. Jika pendistribusian modal

perusahaan tepat maka nilai sustainable growth rate perusahaan juga dapat
31

meningkat, sebaliknya jika perusahaan melakukan pendistribusian modal

tidak beraturan maka dapat mengurangani nilai sustainable growth rate

suatu perusahaan.

3. Pengaruh Assets Turnover terhadap Sustainable Growth Rate

Assets turnover dapat menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan

dalam penggunaan asset untuk menghasilkan penjualan. Semakin besar

total assets turnover suatu perusahaan, berarti akan semakin efisien

penggunaan keseluruhan asset dalam menghasilkan penjualan perusahaan,

sehingga dapat mendapatkan profit yang baik. Peningkatan total assets

turnover perusahaan meningkatkan penjualan yang didapatkan

perusahaan. Hal ini dapat mengurangi kebutuhan perusahaan akan asset

baru ketika penjualan tumbuh, dengan demikian sustainable growth rate

turut meningkat (Ross et al., 2019).

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang dapat mengelola

asetnya dengan baik, sehingga dapat menghasilkan penjualan yang lebih

efisien. Hal itu dapat berpengaruh dengan nilai sustainable growth rate

suatu perusahaan, karena jika penjualan suatu perusahaan efisien maka

nilai sustainable growth rate perusahaan juga akan meningkat. Dengan ini

perusahaan dapat terus bertumbuh kedepannya, sebaliknya jika penjualan

suatu perusahaan tidak efisien maka nilai sustainable growth rate akan

mengalami penurunan yang mengakibatkan perusahaan tidak

mendapatkan laba yang diinginkan.


32

4. Pengaruh Leverage terhadap Sustainable Growth Rate

Leverage merupakan salah satu alat ukur dalam menentukan kondisi

finansial suatu perushaan. Bagi investor pendanaan melalui hutang dapat

dipandang sebagai kabar baik (good news) karena diharapkan pendanaan

operasional perusahaan melalui hutang dapat membantu perusahaan

meningkatkan volume aktivitas operasional, sehingga berimbas pada

volume penjualan perusahaan yang turut meningkat (Fikri, 2022).

Namun, rasio leverage yang terlalu tinggi juga dapat memberikan

respons negatif atas kinerja manajemen. Dalam penelitiannya Nasim &

Irnama (2015) mengatakan bahwa penggunaan leverage harus mampu

menyeimbangkan hasil return yang lebih tinggi dengan risiko dan

konsekuensi yang lebih tinggi bagi perusahaan jika tidak mampu

melakukan pembayaran bunga atau kewajiban yang telah jatuh tempo.

Peningkatan debt to equity ratio akan meningkatkan leverage finansial

perusahaan, dan karena ini akan memberikan lebih banyak pembiayaan

hutang tersedia, hal itu dapat mendorong sustainable growth rate (Ross et

al., 2019).

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang dapat mengelola

tingkat hutang yang dimilikinya. Jika suatu perusahaan memiliki tingkat

hutang yang tinggi dan perusahaan tidak dapat mengelolanya, maka akan

menurunkan nilai sustainable growth rate perusahaan. Sebaliknya, jika

perusahaan memiliki tingkat hutang tinggi dan dapat mengelolanya

dengan baik maka akan menaikkan nilai sustainable growth rate


33

perusahaan, dengan ini perusahaan akan terus bertumbuh dengan baik

kedepannya.

Profit Margin (X1)


H1.

Likuiditas (X2) H2
Sustainable Growth
Rate (Y)
H3.
Asssets Turnover
(X3) H4.

Leverage (X4)

Gambar 2
Kerangka Pemikiran Konseptual
Keterangan:

: Pengaruh Parsial

: Pengaruh Simultan

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pernyataan (Sugiyono, 2019:99). Berdasarkan pemaparan di atas, maka


34

telah dirumuskan lima hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini. Hipotesis

tersebut antara lain:

H1: Profit Margin berpengaruh Terhadap Sustainable Growth Rate

pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Periode 2018-2022.

H2: Likuiditas berpengaruh Terhadap Sustainable Growth Rate

pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Periode 2018-2022.

H3: Assets Turnover berpengaruh Terhadap Sustainable Growth

Rate pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2022.

H4: Leverage berpengaruh Terhadap Sustainable Growth Rate

pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Periode 2018-2022.

H5: Profit Margin, Likuiditas, Assets Turnover, dan Leverage

berpengaruh secara simultan Terhadap Sustainable Growth

Rate pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2022.


35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dan jenis data yang

digunakan adalah data sekunder. Pendekatan kuantitatif adalah data yang

berbentuk angka (Sugiyono, 2019:16), dan jenis data sekunder adalah sumber

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat

orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2019:194).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2019:126). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

Tahun 2018-2022 yang berjumlah 59 perusahaan

Berikut perusahaan yang termasuk dalam populasi penelitian:

Tabel 2
Populasi Penelitian

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan


1. AISA PT. FKS Food Sejahtera Tbk.
2. ALTO PT. Tri Banyan Tirta Tbk.
3. AMRT PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
4. ANJT PT. Austindo Nusantara Jaya Tbk.
5. BISI PT. BISI International Tbk.
6. AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk.
36

7. BWPT PT. Eagle High Plantations Tbk.


8. CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
9. CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
10. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk.
11. DSFI PT. Dharma Samudera Fishing Indust
12. DSNG PT. Dharma Satya Nusantara Tbk.
13. GGRM PT. Gudang Garam Tbk.
14. GZCO PT. Gozco Plantations Tbk.
15. HERO PT. Hero Supermarket Tbk.
16. HMSP PT. H.M. Sampoerna Tbk.
17. ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
18. JAWA PT. Jaya Agra Wattie Tbk.
19. JPFA PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
20. LSIP PT. PP London Sumatra Indonesia Tb
21. MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk.
22. MBTO PT. Martina Berto Tbk.
23. MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
24. MPPA PT. Matahari Putra Prima Tbk.
25. MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.
26. MYOR PT. Mayora Indah Tbk.
27. RMBA PT. Bentoel Internasional Investam
28. ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk.
29. SDPC PT. Millennium Pharmacon Internati
30. SGRO PT. Sampoerna Agro Tbk.
31. SIMP PT. Salim Ivomas Pratama Tbk.
32. SSMS PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk.
33. TBLA PT. Tunas Baru Lampung Tbk.
34. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tra
35. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk.
36. WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk.
37. HOKI PT. Buyung Poetra Sembada Tbk.
38. MGRO PT. Mahkota Group Tbk.
39. GOOD PT. Garudafood Putra Putri Jaya Tb
40. PSGO PT. Palma Serasih Tbk.
41. UCID PT. Uni-Charm Indonesia Tbk.
42. CSRA PT. Cisadane Sawit Raya Tbk.
43. DMND PT. Diamond Food Indonesia Tbk.
44. PGUN PT. Pradiksi Gunatama Tbk.
45. VICI PT. Victoria Care Indonesia Tbk.
37

46. PMMP PT. Panca Mitra Multiperdana Tbk.


47. WMUU PT. Widodo Makmur Unggas Tbk.
48. TAPG PT. Triputra Agro Persada Tbk.
49. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk.
50. BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk.
51. CMRY PT. Cisarua Mountain Dairy Tbk.
52. CLEO PT. Sariguna Primatirta Tbk.
53. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
54. WMPP PT. Widodo Makmur Perkasa Tbk.
55. CAMP PT. Campina Ice Cream Industry Tbk
56. STAA PT. Sumber Tani Agung Resources Tb
57. TLDN PT. Teladan Prima Agro Tbk.
58. KINO PT. Kino Indonesia Tbk.
59. CBUT PT. Citra Borneo Utama Tbk.
Sumber: Bursa Efek Indonesia

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2019:127). Teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode

purposive sampling, yaitu berdasarkan pertimbangan tertentu dan

kesesuaian karakteristik sampel yang memenuhi kriteria pemilihan sampel

tertentu. Dalam menentukan sampel, pertimbangan atau kriteria harus

terpenuhi untuk memilih sampel yang tepat, yaitu:

1) Perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode tahun 2018-2022.

2) Perusahaan consumer goods yang menerbitkan laporan keuangan

dalam rupiah.

3) Perusahaan tidak mengadakan right issue atau menerbitkan saham

baru selama periode tahun penelitian. Konsep Sustainable Growth


38

Rate diasumsikan perusahaan hanya memperoleh tambahan modal

baru yang berasal dari pinjaman baru atau bagian laba yang dimasukan

ke saldo laba.

4) Perusahaan membagikan dividen tunai secara berturut-turut selama

periode tahun penelitian.

Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah disebutkan di atas, maka

jumlah sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah:

Tabel 3
Penyaringan Sampel Penelitian Berdasarkan
Teknik Purosive Sampling

No. Keterangan Jumlah


Perusahaan consumer goods yang terdaftar di
1. 59
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2022.
Perusahaan consumer goods yang tidak
2. (8)
menerbitkan laporan keuangan dalam rupiah.
Perusahaan yang mengadakan right issue atau
3. menerbitkan saham baru selama periode tahun (11)
penelitian.
Perusahaan yang tidak membagikan dividen
4. tunai secara beturut-turut selama periode tahun (22)
penelitian.
Jumlah Sampel 18
Periode Pengamatan 5
Jumlah Data Observasi 90

Berdasarkan hasil penyaringan pada Tabel 3, ada 59 populasi yang

sampelnya telah disaring menggunakan teknik purposive sampling dan

diperoleh 18 perusahaan consumer goods yang memenuhi kriteria untuk

dijadikan sampel penelitian. Sehingga, berdasarkan jumlah sampel dan

periode pengamatan yang dilakukan selama 5 tahun maka banyaknya data


39

yang diobservasi sejumlah 90 data. Dalam hal ini, sampel yang akan

diteliti pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 4
Sampel Penelitian
Kode
No. Nama Perusahaan
Perusahaan
1. AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk
2. AMRT PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk
3. BISI PT. BISI International Tbk
4. BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk
5. CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
6. CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
7. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk
8. HMSP PT. H.M. Sampoerna Tbk
9. HOKI PT. Buyung Poetra Sembada Tbk
10. ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
11. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
12. LSIP PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk
13. MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
14. MYOR PT. Mayora Indah Tbk
15. ROTI PT. Nippon Indosari Carpindo Tbk
16. SDPC PT. Millennium Pharmacon Internati Tbk
17. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Industry Tbk
18. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk
Sumber: Bursa Efek Indonesia

C. Definisi Konseptual dan Operasionalisasi Variabel

1. Definisi Konseptual

a. Variabel Dependen

1) Sustainable Growth Rate (Y)

Sustainable Growth Rate (SGR) atau biasa disebut dengan

istilah Tingkat Pertumbuhan Berkelanjutan merupakan

pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai perusahaan tanpa

pendanaan modal sendiri yang bersumber dari luar perusahaan


40

dan tetap mempertahankan rasio utang terhadap modal sendiri.

Disebut tingkat pertumbuhan berkelanjutan karena merupakan

tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dipertahankan

perusahaan tanpa meningkatkan struktur keuangan (Sudana,

2015:72).

b. Variabel Independen

1) Profit Margin (X1)

Profit Margin merupakan rasio yang digunakan perusahaan

untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan supaya

perusahaan dapat menghasilkan laba dengan menggunakan

penjualan yang dicapai. Profit Margin Ratio dibagi menjadi 3

yaitu: Net Profit Margin (NPM), Operating Profit Margin

(OPM), dan Gross Profit Margin (GPM). Salah satu rasio Profit

Margin yang digunakan untuk mengukur nilai sustainable growth

rate adalah Net Profit Margin (NPM) yaitu rasio yang digunakan

untuk mengukur suatu perusahaan dalam menghasilkan laba

bersih dari penjualan yang dilakukan perusahaan tersebut

(Siswanto, 2021:36-37).

2) Likuiditas (X2)

Likuiditas merupakan rasio yang digunakan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban jangka pendekya secara tepat.

Likuiditas dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: Current Ratio (CR),

Quick Ratio, dan Cash Ratio. Namun, tidak semua rasio dapat
41

dihitung untuk mengetahui nilai sustainable growth rate pada

suatu perusahaan, hanya current ratio yang merupakan rasio

paling tepat untuk mengukur nilai sustainable growth rate karena

current ratio merupakan alat ukur yang memiliki kemampuan

untuk menghitung kebutuhan hutang jangka pendek ketika jatuh

tempo (Hidayat, 2018:45-46).

3) Assets Turnover (X3)

Assets Turnover atau biasa disebut dengan Total Assets

Turnover (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur seberapa besar efektivitas pemanfaatan aktiva dalam

menghasilkan penjualan suatu perusahaan (Asnani, Evan

Stiawan, 2012:87). Semakin tinggi perputaran aktiva pada suatu

perusahaan, maka akan semakin baik system operasional

perusahaan tesebut, sehingga perusahaan dapat dilihat

efisiensinya dalam pengelolaan aktiva tanpa membuat kerugian

demi keberlangsungan usahanya dimasa mendatang.

4) Leverage (X4)

Leverage merupakan rasio yang dapat mengukur seberapa

besar penggunaan utang dalam pembelanjaan suatu perusahaan.

Rasio Leverage dibagi menjadi 3, yaitu: Debt Ratio, Times

Interest Earned Ratio, Cash Coverage Ratio, dan Debt to Equity

Ratio (Sudana, 2015:23). Dalam menentukan sustainable growth

rate suatu perusahaan, maka rasio leverage dapat diukur


42

menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) dimana rasio ini

mampu untuk mengukur perimbangan antara kewajiban yang

dimiliki perusahaan dengan modal sendiri (Asnani et al.,

2012:75).

2. Operasionalisasi Variabel

Tabel 5
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Sumber
Pertumbuhan
maksimum
yang dapat
dicapai
perusahaan
tanpa
pendanaan
Sustaina
modal sendiri
ble 𝑅 𝑋 𝑅𝑂𝐸
yang (Nasim &
Growth 𝑆𝐺𝑅 = 𝑋 100%
bersumber 1 − (𝑅 𝑋 𝑅𝑂𝐸) Irnama,
Rate 2015)
dari luar
(SGR)
perusahaan
(Y)
dan tetap
mempertahan
kan rasio
utang
terhadap
modal
sendiri.
Rasio
pengukur
kemampuan
perusahaan
Profit untuk 𝑁𝑃𝑀
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
(Sudana,
Margin menghasilkan
= 𝑋 100% 2015)
(X1) laba dengan 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
menggunaka
n penjualan
yang dicapai
perusahaan.
Rasio 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Likuidita 𝐶𝑅 = 𝑋 100% (Sudana,
pengukur 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
s (X2) 2015)
kemampuan
43

perusahaan
untuk
memenuhi
kewajiban
keuangan
jangka
pendek.
Rasio
pengukur
efektivitas
Assets 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
penggunaan 𝑇𝐴𝑇𝑂 = 𝑋 100% (Sudana,
Turnover 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
seluruh 2015)
(X3)
aktiva dalam
menghasilkan
penjualan.
Rasio
pengukur
berapa besar
Leverage 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 (Sudana,
penggunaan 𝐷𝐸𝑅 = 𝑋 100%
(X4) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 2015)
utang dalam
pembelanjaan
perusahaan.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder. Data sekunder adalah sumber yang tidak memberikan data

secara langsung kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau

dokumen (Sugiyono, 2019:194). Dalam analisis ini di peroleh informasi dari

berbagai literature akademik, jurnal, buku, dan situs internet yang terhubung

dengan penelitian, seperti Website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), dan

website perusahaan yang terkait dengan penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data

Metodologi kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah

terdiri dari penggunaan beberapa perangkat keras atau perangkat lunak

computer untuk mendukung dalam pengolahan data, khususnya SPSS


44

(Statistical Package for the Social Science) Versi 25 dan Miccrosoft Excel

2013. Metode tersebut guna membantu menganalisis data sekunder berupa

profit margin, likuiditas, assets turnover, dan leverage.

Analisis yang digunakan adalah:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono,

2019:206).

2. Uji Asumsi Klasik

Pada penelitian ini dilakukan beberapa uji asumsi klasik yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam variabel

campuran atau residual dalam model regresi berdistribusi normal. Hal

ini dapat diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mengetahui

apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis

grafik dan uji statistik (Ghozali, 2018:161-163).

1) Analisa Grafik

Digunakan untuk membandingkan data eksperimen dengan kurva

normal. Dalam hal ini, distribusi dan garis yang menggambarkan

data sebenarnya akan mengikuti garis diagonal.


45

2) Analisis Statistik

Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kutosis

dan skwenes dari residual.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)

(Ghozali, 2018:107). Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai

tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua

ukuran ini dapat dijelaskan bahwa setiap variabel independen menjadi

variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen

lainnya. Tolerance mengukur variabelitas variabel independen yang

terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi

nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF

= 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan

adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama

dengan nilai VIF ≥ 10.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat

korelasi dalam model regresi linear antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

sebelumnya (Ghozali, 2018:111). Metode pengujian yang dipakai

yaitu Run Test dengan syarat apabila tingkat signifikansi residual


46

yang diuji memiliki nilai di atas tingkat probabilitas 0,05 yang berarti

tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

terdapat ketidaksamaan variance pada model regresi residual satu

pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu

pengamatan tetap sama dengan pengamatan yang lain, maka disebut

Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas

(Ghozali, 2018:137).

Ghozali (2018:138) menyatakan bahwa dasar analisis

heterokedastisitas sebagai berikut:

1) Ada titik pola terstur.

2) Juga tidak ada uji normalitas jika tidak ada pola yang jelas dan titik-

titik pada sumbu y berjarak sama pada setiap angka 0.

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui hubungan

fungsional antar variabel independen secara bersama-sama terhadap

variabel dependen. Rumus yang digunakan adalah (Sugiyono, 2019:205).

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4 X4

Dimana:

Y = Koefisien Sustainable Growth Rate

a = Konstanta

b1b2b3b4 = Koefisien Regresi


47

X1 = Profit Margin

X2 = Likuiditas

X3 = Assets Turnover

X4 = Leverage

4. Uji Hipotesis

a. Uji Signifikan Parsial (uji statistik t)

Uji t menentukan seberapa baik satu variabel bebas dapat

menjelaskan varian bebasnya sendiri (Ghozali, 2018:98). Uji t

digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas

terhadap Sustainable Growth Rate, yang meliputi Profit Margin,

Likuiditas, Assets Turnover, dan Leverage. Cara yang dapat dilakukan

untuk pengujiannya adalah:

1) Formulasinya H0 dan H1

a) Formulasi Hipotesis 1

H0 : 𝛽1 = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

Profit Margin terhadap Sustainable Growth Rate.

H1 : 𝛽1 ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan antara Profit

Margin terhadap Sustainable Growth Rate.

b) Formulasi Hipotesis 2

H0 : 𝛽1 = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

Likuiditas terhadap Sustainable Growth Rate.

H1 : 𝛽1 ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan antara

Likuiditas terhadap Sustainable Growth Rate.


48

c) Formulasi Hipotesis 3

H0 : 𝛽1 = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

Assets Turnover terhadap Sustainable Growth Rate.

H1 : 𝛽1 ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan antara Assets

Turnover terhadap Sustainable Growth Rate.

d) Formulasi Hipotesis 4

H0 : 𝛽1= 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

Leverage terhadap Sustainable Growth Rate.

H1 : 𝛽1 ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan antara

Leverage terhadap Sustainable Growth Rate.

2) Menentukan tingkat signifikan (α)

Dengan uji satu sisi, taraf signifikansinya adalah 95% atau = 5% (=

0, 05).

3) Menentukan kriteria pengujian

𝐻0 diterima apabila = - 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ≤ 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

𝐻0 ditolak apabila = 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

4) Menghitung nilai t hitung. Rumus berikut dapat digunakan untuk

menghitung signifikansi analisis regresi

𝑆𝑦. 𝑥
𝑆𝛽 =
∑ 𝑥2
√∑ 𝑥2 − 𝑛

Kesalahan standar estimasi dilambangkan dengan tanda Sy.x, dan

dapat dihitung menggunakan rumus:


49

√∑ 𝑌 2 − 𝛼(∑ 𝑌) − 𝑏(∑ 𝑋𝑌)


𝑆𝑦. 𝑥 =
𝑛−2

Menentukan nilai thitung dengan formulasi sebagai berikut:

𝑏−𝛽
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑆𝛽

Keterangan:

𝑆𝛽 : Standar Eror Koefisien Regresi

Syx : Standar Eror Estimasi

a : Konstanta

b : Koefisien Regresi

𝛽 : Nilai Parameter

n : Jumlah Sampel

5) Keputusan H0 diterima atau ditolak

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Menjelaskan bagaimana setiap model variabel independen

memiliki keunggulan simultan atas variabel terikat. Uji ini digunakan

bersama dengan kriteria pengambilan keputusan untuk mengevaluasi

gagasan ini, adalah ketika nilai signifikan > 0,005 maka 𝐻1 ditolak,

sedangkan ketika signifikan < 0,005 maka 𝐻1 diterima (Ghozali,

2018:98).

1) Membuat hipotesis dalam bentuk statistik dan kalimat:

Ho : 𝛽1, 𝛽2 , 𝛽3 , 𝛽4 , 𝛽5 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara profit margin, likuiditas, assets

turnover, dan leverage secara bersama-


50

sama (simultan) terhadap sustainable

growth rate perusahaan consumer goods

yang terdaftar di bursa efek indonesia

periode 2018-2022.

Ho : 𝛽1, 𝛽2 , 𝛽3 , 𝛽4 , 𝛽5 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara

profit margin, likuiditas, assets turnover,

dan leverage secara bersama-sama

(simultan) terhadap sustainable growth

rate perusahaan consumer goods yang

terdaftar di bursa efek Indonesia periode

2018-2022.

2) Menentukan taraf signifikansi α

Untuk menguji signifikan dari korelasi yang diperoleh, akan

digunakan uji F pihak kanan dengan menggunakan tingkat signifikan

sebesar 95 % (atau α = 5 %).

3) Kaidah pengujian

Jika Fhitung < Ftabel , maka Ho diterima

Jika Fhitung > Ftabel , maka Ho ditolak


51

4) Menghitung Fhitung

JK reg /𝑘
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
JK res / (𝑛 − 𝑘 − 1 )

Keterangan :

Jkreg = Jumlah Kuadrat regresi

Jkres = Jumlah Kuadrat residu

K = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah sampel

Dimana:

𝐽𝐾(𝑅𝑒𝑔) = 𝑏1 ∑𝑥1 𝑦 + 𝑏2 ∑𝑥2 𝑦 + .... + 𝑏5 ∑𝑥5 𝑦

Dan

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 = ∑(𝑌 − Ŷ)2

Yang akan lebih mudah jika dihitung dengan menggunakan :

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 = ∑𝑦 2 - 𝐽𝐾(𝑅𝑒𝑔)

5) Kesimpulan Ho diterima atau ditolak.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Ghozali (2018:97) menyatakan bahwa besarnya koefisien

determinasi (𝑅2). (𝑅2) menunjukkan kekuatan hubungan antara

variabel dependen dan salah satu atau lebih faktor yang tidak

berhubungan dengan angka regresi berganda dari uji determinasi

adalah signifikan dalam menunjukkan kualitas dan kekurangan

hubungan antara variabel dan variabel terikat. Besarnya koefisien

determinasi direntang nol dan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Nilai R2 yang tinggi


52

berarti mengindikasikan garis regresi yang baik, yang berarti bisa

menerangkan data aktualnya dengan lebih baik, sebaliknya ketika

nilai R2 rendah maka garis regresi tersebut juga kurang baik (Fikri,

2022). Rumus koefisien determinasi sebagai berikut:

KD = (r 2 ) x 100%

Keterangan :

KD = Besarnya koefisien detreminasi

r2 = Koefisien korelasi
53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Deskripsi Bursa Efek Indonesia (BEI)

a. Sejarah Perkembangan Bursa Efek Indonesia

Pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.

Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda

dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu

didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan

pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,

perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti

yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal

mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor

seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari

pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan

berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat

berjalan sebagaimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar

modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal

mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi

yang dikeluarkan pemerintah.


54

b. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia

1) Visi

Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dua.

2) Misi

Menciptakan infrastruktur pasar keuangan yang terpercaya

dan kredibel untuk mewujudkan pasar yang teratur, wajar, dan

efisien, serta dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan

melalui produk dan layanan inovatif.

2. Deskripsi Perusahaan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode tahun 2018-2022 sebanyak 59 perusahaan. Kemudian

mendapatkan 18 perusahaan dengan teknik pengambilan sampel yaitu

purposive sampling dengan menggunakan kriteria tertentu, maka sampel

pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)

PT Astra Agro Lestari Tbk atau Astra Agro (“Perseroan”)

berdiri pada tahun 1988 yang bergerak di bidang perkebunan kelapa

sawit serta menjalankan berbagai kegiatan usaha lainnya. Perseroan

telah menjadi perusahaan publik dengan tercatat di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tahun 1997. Perseroan merupakan anak

perusahaan dari PT Astra International Tbk (“Astra”), salah satu grup

usaha terbesar dan terkemuka di Indonesia. Hingga saat ini Astra


55

memiliki 79,68% saham Perseroan dengan 20,32% saham dimiliki

oleh Publik.

b. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)

Sumber Alfaria Trijaya Tbk atau lebih dikenal dengan

Alfamart (AMRT) didirikan tanggal 22 Februari 1989 dan memulai

kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1989. Kantor pusat Sumber

Alfaria Trijaya Tbk berdomisili di Alfa Tower, Jl. Jalur Sutera Barat

Kav. 9, Alam Sutera, Tangerang, Banten 15143 – Indonesia.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Sumber Alfaria

Trijaya Tbk (28-Apr-2022) adalah PT Sigmantara Alfindo (induk

usaha), dengan persentase kepemilikan sebesar 52,74%. Induk usaha

terakhir Alfamart adalah PT Perdana Mulia Fajar, yang didirikan di

Indonesia. AMRT bergerak dalam bidang usaha yaitu perdagangan

eceran untuk produk konsumen (minimarket).

c. PT BISI International Tbk (BISI)

BISI International Tbk (Sebelumnya bernama PT Benihinti

Suburintani) (BISI) didirikan 22 Juni 1983 dengan nama PT Bright

Indonesia Seed Industry dan beroperasi secara komersial mulai tahun

1983. Kantor pusat BISI International Tbk berdomisili di Jl. Raya

Surabaya – Mojokerto km. 19, Desa Bringinbendo, Kec Taman, Kab

Sidoarjo, Jawa Timur 61257 – Indonesia, dengan lokasi pabrik di

Pare, Kediri. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham

BISI International Tbk (31-Mei-2022), yaitu: PT Agrindo Pratama


56

(induk usaha) (31,00%) Field Investment Holdings Pte. Ltd. (6,36%),

Valley Investment Holdings Pte. Ltd. (6,36%) dan Vista Investment

Holdings Pte. Ltd. (6,36%). BISI bergerak dalam bidang pupuk dan

benih tanaman, produk utama yang dihasilkan oleh Perseroan dan

anak usahanya adalah benih jagung, benih hortikultura, benih padi,

pestisida dan pupuk. Produk benih, pestisida dan pupuk yang

dipasarkan oleh BISI dan anak usahanya menggunakan merek Cap

Kapal Terbang.

d. PT Budi Starch dan Sweetener Tbk (BUDI)

Budi Starch & Sweetener Tbk (sebelumnya Budi Acid Jaya

Tbk) (BUDI) didirikan 15 Januari 1979 dan mulai beroperasi secara

komersial pada bulan Januari 1981. Kantor pusat Budi Starch &

Sweetener Tbk berlokasi di Wisma Budi lantai 8-9, Jalan HR. Rasuna

Said Kav C-6, Jakarta 12940 – Indonesia, sedangkan lokasi pabrik

BUDI di Subang, Lampung, Madiun, Surabaya, Makasar dan

Ponorogo. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Budi

Starch & Sweetener Tbk (30-Apr-2022), yaitu: PT Budi Delta

Swakarya (32,26%) dan PT Sungai Budi (26,70%). BUDI bergerak di

bidang perindustrian, pertanian, pengadaan listrik, gas dan uap,

pengelolaan air limbah, pengelolaan dan daur ulang sampah,

perdagangan besar dan eceran, pengangkutan dan pergudangan.

Kegiatan utama Budi Starch & Sweetener bergerak dalam pembuatan

dan penjualan tepung tapioka, sweeteners (glukosa, fruktosa dan


57

maltodextrin), karung plastik, asam sulfat dan bahan-bahan kimia

lainnya.

e. PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA)

PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (sebelumnya Cahaya

Kalbar Tbk) didirikan 03 Februari 1968 dengan nama CV Tjahaja

Kalbar dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971.

CEKA adalah suatu Perusahaan yang bergerak di bidang industri

antara lain minyak nabati yaitu minyak kelapa sawit beserta

produkproduk turunannya, biji tengkawang, minyak tengkawang dan

minyak nabati spesialitas; usaha bidang perdagangan lokal, ekspor,

impor, dan berdagang hasil bumi, hasil hutan, berdagang barang-

barang keperluan sehari-hari, berdagang sebagai grosir, distribusi,

leveransir, eceran dan lain-lain.

f. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)

Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) didirikan 07 Januari

1972 dalam rangka penanaman modal asing dan beroperasi secara

komersial mulai tahun 1972. CPIN bergerak pada bidang produk

olahan ungags, seperti: pakan ternak dan produk pengolahan daging

ayam. CPIN terletak di Jl. Ancol VIII No. 1, Jakarta 14430 – Indonesia

dengan kantor cabang di Sidoarjo, Medan, Tangerang, Cirebon,

Serang, Lampung, Denpasar, Surabaya, Semarang, Bandung,

Makasar, Salatiga, Gorontalo, dan Demak. Pemegang saham yang

memiliki 5% atau lebih saham Charoen Pokphand Indonesia Tbk yaitu


58

PT Charoen Pokphand Indonesia Group, dengan presentasi

kepemilikan sebesar 55,53%.

g. PT Delta Djakarta Tbk (DLTA)

PT Delta Djakarta Tbk didirikan tanggal 15 Juni 1970 dan

memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1933. Kantor pusat

Delta Djakarta Tbk dan pabriknya berlokasi di Jl. Inspeksi Tarum

Barat, Bekasi Timur, Jawa Barat 17510 – Indonesia. DLTA bergerak

pada industri minuman beralkohol dari malt, seperti: bir, ale, porter,

dan stout, serta termasuk industri bir beralkohol rendah atau tanpa

alkohol. Saat ini, kegiatan usaha DLTA adalah melakukan produksi

dan distribusi bir pilsener dan bir hitam dengan merek Anker Bir,

Anker Stout, Anker Lychee, Carlsberg, San Miguel Pale Pilsen, San

Mig Light, San Miguel Cerveza Negra, Kuda Putih dan Batavia.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Delta Djakarta

Tbk (31-Mei-2022), yaitu: San Miguel Malaysia (L) Pte. Ltd

(pengendali) (58,33%) dan Pemda DKI Jakarta (26,25%).

h. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP)

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk atau dikenal dengan

nama HM Sampoerna Tbk (HMSP) didirikan tanggal 27 Maret 1905

dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1913 di

Surabaya sebagai industri rumah tangga. Kantor pusat HM Sampoerna

Tbk berlokasi di Jl. Rungkut Industri Raya No. 18, Surabaya, Jawa

Timur 60293-Indonesia. Kantor perwakilan HMSP di Jakarta


59

berlokasi di One Pacific Place Sudirman Central Business District

(SCBD) Lantai 18, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190 –

Indonesia. HM Sampoerna memiliki empat fasilitas produksi Sigaret

Kretek Tangan (SKT) yang berlokasi di Jawa Timur (Surabaya,

Probolinggo, dan Malang) dan dua fasilitas produksi Sigaret Kretek

Mesin (SKM) yang berlokasi di Sukorejo, Jawa Timur dan Karawang,

Jawa Barat. Sampoerna bermitra dengan 38 Mitra Produksi Sigaret

(MPS). Induk usaha HM Sampoerna Tbk adalah PT Philip Morris

Indonesia (menguasai 92,50% saham HMSP), sedangkan induk usaha

utama HM Sampoerna adalah Philip Morris International, Inc.

i. PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI)

PT Buyung Poetra Sembada Tbk didirikan pada tanggal 16

September 2003 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun

2003. Kantor pusat HOKI berlokasi di Pasar Induk Cipinang Blok K

No. 17, Jakarta Timur 13230 – Indonesia. Pemegang saham yang

memiliki 5% atau lebih saham Buyung Poetra Sembada Tbk, yaitu:

PT Buyung Investama Gemilang, dengan persentase kepemilikan

sebesar 66,87%. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang

lingkup kegiatan HOKI adalah bergerak di bidang perdagangan,

pembangunan, perindustrian, pengangkutan darat, perbengkelan,

percetakan, pertanian, pertambangan dan jasa. Saat ini, Buyung Poetra

Sembada Tbk adalah bergerak dalam bidang perdagangan beras

dengan merek utama Topikoki, Rumah Limas, Belida dan BPS.


60

j. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) didirikan 02

September 2009 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1

Oktober 2009. ICBP merupakan hasil pengalihan kegiatan usaha

Divisi Mi Instan dan Divisi Penyedap Indofood Sukses Makmur Tbk

(INDF), pemegang saham pengendali. Kantor pusat Indofood CBP

berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jl. Jend.

Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta 12910 – Indonesia. Pemegang saham

yang memiliki 5% atau lebih saham Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk, yaitu: Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dengan persentase

kepemilikan sebesar 80,53%. ICBP adalah industry produksi mi dan

bumbu penyedap, produk makanan kuliner, biskuit, makanan ringan,

nutrisi dan makanan khusus, minuman nonalkohol, kemasan,

perdagangan, transportasi, pergudangan dan pendinginan, jasa

manajemen serta penelitian dan pengembangan.

k. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) didirikan tanggal 14

Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai

kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Kantor pusat Indofood

berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 21, Jl. Jend.

Sudirman Kav. 76 – 78, Jakarta 12910 – Indonesia. Pemegang saham

yang memiliki 5% atau lebih saham Indofood Sukses Makmur Tbk

(28-Feb-2022) adalah First Pacific Investment Management Limited,


61

dengan persentase kepemilikan sebesar 50,07%. INDF adalah

perusahaan yang bergerak pada industri makanan olahan, bumbu

penyedap, minuman ringan, kemasan, minyak goreng, penggilingan

biji gandum, pembuatan tekstil karung terigu, perdagangan,

pengangkutan, agrobisnis dan jasa.

l. PT Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)

Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (PP

London Sumatra Indonesia Tbk / Lonsum) (LSIP) didirikan tanggal

18 Desember 1962 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun

1962. Kantor pusat PP London Sumatra Indonesia Tbk terletak di

Ariobimo Sentral Lt. 12, Jln. HR. Rasuna Said Blok X-2 Kav. 5,

Jakarta 12950 – Indonesia. Pemegang saham yang memiliki 5% atau

lebih saham PP London Sumatra Indonesia Tbk (28-Feb-2022),

yaitu: Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), dengan persentase

kepemilikan sebesar 59,48%. LSIP bergerak di bidang usaha

perkebunan yang berlokasi di Sumatera Utara, Sumatera Selatan,

Jawa, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan

dengan lahan yang ditanami seluas 114.111 hektar. Produk utama

Lonsum adalah minyak kelapa sawit dan karet, serta kakao, teh dan

benih dalam kuantitas yang lebih kecil. Di samping mengelola

perkebunannya sendiri, LSIP juga mengembangkan perkebunan di

atas tanah yang dimiliki petani kecil setempat (perkebunan plasma)


62

sesuai dengan pola perkebunan “inti-plasma” yang dipilih pada saat

LSIP melakukan ekspansi perkebunan.

m. PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI)

Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) didirikan 03 Juni 1929

dengan nama N.V. Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen dan mulai

beroperasi secara komersial pada tahun 1929. Kantor pusat MLBI

berlokasi di Talavera Office Park Lantai 20, Jl. Let. Jend. TB.

Simatupang Kav. 22-26, Jakarta 12430, sedangkan pabrik berlokasi di

Jln. Daan Mogot Km.19, Tangerang 15122 dan Jl. Raya Mojosari –

Pacet KM. 50, Sampang Agung, Jawa Timur. Pemegang saham yang

memiliki 5 % atau lebih saham Multi Bintang Indonesia Tbk adalah

Heineken International BV (pengendali) (81,78%). Berdasarkan

Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MLBI

beroperasi dalam industri bir dan minuman lainnya. Saat ini, kegiatan

utama MLBI adalah memproduksi dan memasarkan bir (Bintang dan

Heineken), bir bebas alkohol (Bintang Zero) dan minuman ringan

berkarbonasi (Green Sands).

n. PT Mayora Indah Tbk (MYOR)

Mayora Indah Tbk (MYOR) didirikan 17 Februari 1977 dan

mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat

Mayora Indah Tbk berlokasi di Gedung Mayora lantai 8, Jl. Tomang

Raya 21-23, Jakarta 11440 – Indonesia, dan pabrik terletak di

Tangerang dan Bekasi. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih


63

saham Mayora Indah Tbk (31-Mei-2022), yaitu PT Unita Branindo

(32,93%), PT Mayora Dhana Utama (26,14%) dan Jogi Hendra

Atmadja (25,24%). MYOR adalah perusahaan yang bergerak dalam

bidang industri, perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini, kegiatan

utama MYOR adalah menjalankan bidang usaha industri makanan,

kembang gula dan biskuit.

o. PT Nippon Indosari Carpindo Tbk / Sari Roti (ROTI)

Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) (Sari Roti) didirikan

08 Maret 1995 dengan nama PT Nippon Indosari Corporation dan

mulai beroperasi komersial pada tahun 1996. Kantor pusat dan salah

satu pabrik ROTI berkedudukan di Kawasan Industri MM 2100 Jl.

Selayar blok A9, Desa Mekarwangi, Cikarang Barat, Bekasi 17530,

Jawa Barat – Indonesia. Pemegang saham yang memiliki 5% atau

lebih saham Nippon Indosari Corpindo Tbk (31-Mar-2022),

yaitu: Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) (25,77%),

Demeter Indo Investment Pte. Ltd. (22,16%), Bonlight Investments.,

Ltd. (20,79%), Pasco Shikishima Corporation (8,50%), Lief Holding

Pte. Ltd. (6,06%) dan Saham dibeli kembali (6,92%). ROTI bergerak

di bidang pabrikasi, penjualan dan distribusi roti dan minuman,

termasuk tetapi tidak terbatas pada macam-macam roti, roti tawar, roti

isi dan segala macam jenis kue lainnya serta segala jenis minuman

ringan, termasuk tetapi tidak terbatas pada minuman sari buah,

minuman berbahan dasar susu dan minuman lainnya. Saat ini,


64

kegiatan usaha utama ROTI adalah pabrikasi, penjualan dan distribusi

roti (roti tawar, roti manis, roti berlapis, cake dan bread crumb) dengan

merek “Sari Roti”.

p. PT Millennium Pharmacon Internasional Tbk (SDPC)

Millennium Pharmacon International Tbk (sebelumnya NVPD

Soedarpo Corporation Tbk) (SDPC) didirikan 20 Oktober 1952

dengan nama N.V. Perusahaan Dagang Soedarpo Corporation dan

mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 20 Oktober 1952.

Kantor pusat SDPC berlokasi di Panin Bank Centre Lantai 9, Jl.

Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 dan memiliki 31 kantor

cabang yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan dan

Sulawesi. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham

Millennium Pharmacon International Tbk, yaitu: Pharmaniaga

International Corporation Sdn. Bhd., Malaysia (induk usaha)

(55,00%), PT Danpac Pharma (23,87%) dan PT Danpac Pharma

(5,87%). Induk usaha terakhir Millennium Pharmacon International

adalah Boustead Holdings Bhd, Malaysia. SDPC bergerak dalam

bidang usaha perdagangan dan jasa manajemen. Kegiatan usaha

utama yang dilakukan SDPC adalah di bidang distribusi produk

farmasi, suplemen makanan dan produk diagnostik.

q. PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ)

Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ)

didirikan tanggal 2 Nopember 1971 dan mulai beroperasi secara


65

komersial pada awal tahun 1974. Kantor pusat dan pabrik Ultrajaya

berlokasi di Jl. Raya Cimareme 131 Padalarang, Bandung 40552 –

Indonesia. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham

Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk, yaitu: Tuan Sabana

Prawirawidjaja (44,20%) dan PT Prawirawidjaja Prakarsa (21,40%).

ULTJ bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. Di

bidang minuman Ultrajaya memproduksi minuman seperti susu cair,

sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman kesehatan, yang

diolah dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) dan dikemas

dalam kemasan karton aseptik. Di bidang makanan Ultrajaya

memproduksi susu kental manis, susu bubuk dan konsentrat buah-

buahan tropis. Perusahaan memasarkan produknya dengan penjualan

langsung, penjualan tidak langsung dan melalui pasar modern.

r. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

Unilever Indonesia Tbk (UNVR) didirikan pada tanggal 5

Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dan mulai

beroperasi secara komersial tahun 1933. Kantor pusat Unilever

berlokasi di Grha Unilever, BSD Green Office Park Kav. 3, Jln BSD

Boulevard Barat, BSD City, Tangerang, Banten 15345 – Indonesia.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Unilever

Indonesia Tbk (28-Feb-2022), yaitu: Unilever Indonesia Holding

B.V., dengan persentase kepemilikan sebesar 84,99%%, sedangkan

induk usaha terakhir adalah Unilever PLC, beralamat di Unilever


66

House, 100 Victoria Embankiment, London EC4Y 0DY, Inggris

Raya. UNVR bergerak dalam bidang produksi, pemasaran dan

distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi sabun, deterjen,

margarin, makanan berinti susu, es krim, produk–produk kosmetik,

minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah.

3. Deskripsi Variabel Penelitian

Statistik deskriptif mempunyai tujuan untuk memberikan gambaran

mengenai suatu data agar data yang tersaji menjadi mudah dipahami dan

informatif bagi orang yang membacanya. Statistik deskriptif menjelaskan

berbagai karakteristik data seperti nilai minimum, nilai maximum, nilai

rata-rata dan standar deviasi. Perusahaan yang menjadi sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 18 perusahaan consumer goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2022. Sebelum

dilakukan analisis statistik terlebih dahulu dijelaskan tentang variabel

dalam penelitian ini:

a. Profit Margin

Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

persentase laba bersih pada suatu perusahaan terhadap penjualan

bersihnya (Vernida & Marlius, 2020). Rasio ini menunjukkan tingkat

kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya sekaligus

menunjukkan efisiensi biaya yang dikeluarkan perusahaan. Semakin

tinggi Profit Margin, maka akan semakin efisien perusahaan dalam

menjalankan kegiatan operasionalnya. Rasio ini berfungsi untuk


67

mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan

bersihnya. Hal ini menunjukkan seberapa baik perusahaan dalam

menggunakan biaya operasional karena menghubungkan laba bersih

dengan penjualan bersih.

Tabel 6
Data Profit Margin Perusahaan Consumer Goods di BEI
Tahun 2018-2022
Tahun
No Perusahaan
2018 2019 2020 2021 2022
1. AALI 0,0797 0,0140 0,0475 0,0850 0,0821
2. AMRT 0,0100 0,0156 0,0144 0,0234 0,0300
3. BISI 0,1783 0,1351 0,1521 0,1891 0,2166
4. BUDI 0,0191 0,0213 0,0246 0,0272 0,0275
5. CEKA 0,0255 0,0690 0,0500 0,0349 0,0359
6. CPIN 0,0844 0,0619 0,0905 0,0700 0,0515
7. DLTA 0,3786 0,3842 0,2260 0,2760 0,2954
8. HMSP 0,1268 0,1294 0,0928 0,0722 0,0569
9. HOKI 0,0630 0,0627 0,0324 0,0134 0,0001
10. ICBP 0,1213 0,1267 0,1591 0,1391 0,0883
11. INDF 0,0676 0,0771 0,1071 0,1128 0,0829
12. LSIP 0,0819 0,0638 0,1966 0,2189 0,2258
13. MLBI 0,3426 0,3250 0,1439 0,2692 0,2969
14. MYOR 0,0732 0,0815 0,0857 0,0434 0,0642
15. ROTI 0,0460 0,0709 0,0525 0,0856 0,1098
16. SDPC 0,0082 0,0029 0,0011 0,0032 0,0076
17. ULTJ 0,1282 0,1660 0,1860 0,1930 0,1261
18. UNVR 0,2172 0,1772 0,1667 0,1456 0,1302
Sumber: Output Excel Data 2023
68

Data Profit Margin


0.4500
0.4000
0.3500
0.3000
0.2500
0.2000
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000

2018
Series1 Series2
2019 Series3
2020 Series4
2021 Series5
2022

Sumber: Output Excel Data 2023


Gambar 3
Grafik Data Profit Margin Perusahaan Consumer Goods
di BEI Tahun 2018-2022

Berdasarkan table 6 dan gambar 3 diperoleh informasi bahwa

perkembangan Profit Margin perusahaan Consumer Goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2018-2022

terus mengalami perubahan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada

statistik deskripsi berikut ini:

Tabel 7
Statistik Deskriptif Profit Margin Perusahaan Consumer Goods
di BEI Tahun 2018-2022
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Profit Margin 90 .00 .38 .1088 .09042
Valid N 90
(listwise)
Sumber: Output SPSS 25 2023
69

Berdasarkan table 7 diperoleh informasi bahwa rata-rata profit

margin perusahaan consumer goods di BEI tahun 2018-2022 adalah

sebesar 0,1088. Profit Margin perusahaan consumer goods di BEI

tahun 2018-2022 yang tertinggi adalah sebesar 0,38 sedangkan yang

terendah sebesar 0,00 dengan standar deviasi sebesar 0,09042.

b. Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan unutuk memenuhi kewajiban keuangan

jangka pendeknya (Sudana, 2015:24). Current Ratio (CR) adalah

rasio yang biasa digunakan dalam melihat sebuah kemampuan

perusahaan dalam menghitung pendistribusian modal perusahaan, jika

pendistribusian yang dilakukan dengan benar, maka akan

mempengaruhi kegiatan operasional ketika kegiatan operasional dapat

dimaksimalkan tentunya hal ini dapat membantu untuk mendapatkan

keuntungan yang maksimal (Gunawan & Leonnita, 2015).

Current ratio yang rendah mencerminkan kesulitan

perusahaan dalam melunasi hutang lancar dengan asset yang

dimilikinya. Kreditor perlu mengetahui kondisi likuiditas perusahaan

jika likuiditasnya rendah maka ada kemungkinan perusahaan tersebut

tidak bisa memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Jika perusahaan

tidak bisa membayar hutang jangka pendeknya maka kemungkinan

besar perusahaan tidak mampu membayar hutang jangka panjangnya


70

hal tersebut menjadi alasan kreditor harus menganalisis hal ini karena

berkaitan dengan kembali atau tidaknya dana yang diberikan.

Tabel 8
Data Current Ratio Perusahaan Consumer Goods di BEI
Tahun 2018-2022
Tahun
No Perusahaan
2018 2019 2020 2021 2022
1. AALI 1,4629 2,8543 3,3126 1,5795 3,6000
2. AMRT 1,1496 1,1227 0,8847 0,8678 0,9008
3. BISI 5,4834 4,1396 5,8274 7,1331 8,8000
4. BUDI 1,0032 1,0065 1,1438 1,1666 1,3297
5. CEKA 5,1130 4,7997 4,6627 4,7971 9,9542
6. CPIN 2,9787 2,5630 2,5263 2,0055 1,7836
7. DLTA 7,1983 8,0505 7,4986 4,8090 4,5639
8. HMSP 4,3020 3,2761 2,4541 1,8814 1,6851
9. HOKI 2,6784 2,9859 2,2440 1,6028 3,2691
10. ICBP 1,9517 2,5357 2,2576 1,7992 3,0965
11. INDF 1,0663 1,2721 1,3733 1,3411 1,7860
12. LSIP 4,6569 4,6968 4,8915 6,1844 7,1974
13. MLBI 0,7784 0,7319 0,8885 0,7376 0,7654
14. MYOR 2,6546 3,4286 3,6071 2,3282 2,6208
15. ROTI 3,5712 1,6933 3,8303 2,6532 2,0993
16. SDPC 1,1688 1,1492 1,1391 1,1355 1,1311
17. ULTJ 4,3981 4,4441 2,4034 3,1383 3,1700
18. UNVR 0,7325 0,6529 0,6609 0,6141 0,6082
Sumber: Output Excel Data 2023
71

Data Current Ratio


12.0000
10.0000
8.0000
6.0000
4.0000
2.0000
0.0000

CEKA
CPIN

ICBP
BUDI

LSIP

ROTI
BISI

DLTA
HMSP

UNVR
AALI
AMRT

HOKI

MYOR

ULTJ
INDF

SDPC
MLBI
Series1
2018 Series2
2019 Series3
2020 Series4
2021 Series5
2022

Sumber: Output Excel Data 2023


Gambar 4
Grafik Data Current Ratio Perusahaan Consumer Goods
di BEI Tahun 2018-2022

Berdasarkan table 8 dan gambar 4 diperoleh informasi bahwa

perkembangan current ratio perusahaan Consumer Goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2018-2022

terus mengalami perubahan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada

statistik deskripsi berikut ini:

Tabel 9
Statistik Deskriptif Current Ratio Perusahaan Consumer Goods
di BEI Tahun 2018-2022
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Likuiditas 90 .61 9.95 2.8832 2.07220
Valid N 90
(listwise)
Sumber: Output SPSS 25 2023
72

Berdasarkan tabel 9 diperoleh informasi bahwa rata-rata

current ratio perusahaan consumer goods di BEI tahun 2018-2022

adalah sebesar 2,8832. Current ratio perusahaan consumer goods di

BEI tahun 2018-2022 yang tertinggi adalah sebesar 9,95 sedangkan

yang terendah sebesar 0,61 dengan standar deviasi sebesar 2,07220.

c. Assets Turnover

Assets Turnover atau Total Assets Turonover (TATO)

merupakan rasio perputaran total asset mengukur aktivitas asset dan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan melalui

penggunaan asset tersebut (Fikri, 2022). Semakin besar total assets

turnover maka akan semakin baik perusahaan untuk mempercepat

perputaran aktiva dan meraih laba untuk menunjukkan semakin

efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan

penjualan, dan semakin tinggi perputaran aktiva maka akan semakin

efektif pengelolaan aktivanya. Dengan kata lain, jumlah asset yang

sama dapat meningkatkan volume penjualan jika perputaran asetnya

ditingkatkan.

Tabel 10
Data Assets Turnover Perusahaan Consumer Goods di BEI
Tahun 2018-2022
Tahun
No Perusahaan
2018 2019 2020 2021 2022
1. AALI 0,7106 0,6470 0,6770 0,8001 0,7463
2. AMRT 3,0144 3,0403 2,9197 3,0881 3,1524
3. BISI 0,8194 0,7727 0,6219 0,6434 0,7083
4. BUDI 0,7802 1,0013 0,9200 1,1275 1,0658
73

5. CEKA 3,1048 2,2403 2,3198 3,1575 3,5755


6. CPIN 1,9518 1,9976 1,3646 1,4585 1,4271
7. DLTA 0,5861 0,5800 0,4458 0,5201 0,5958
8. HMSP 2,2905 2,0835 1,8606 1,8624 2,0299
9. HOKI 1,8855 1,9478 1,2936 0,9439 1,1406
10. ICBP 1,1177 1,0927 0,4503 0,4811 0,5620
11. INDF 0,7603 0,7962 0,5010 0,5542 0,6142
12. LSIP 0,4005 0,3618 0,3238 0,3819 0,3693
13. MLBI 1,2372 1,2811 0,6827 0,8466 0,9231
14. MYOR 1,3677 1,3146 1,2376 1,4010 1,3768
15. ROTI 0,6296 0,7127 0,7215 0,7844 0,9528
16. SDPC 1,9920 2,2154 2,2695 2,4775 2,2839
17. ULTJ 0,9851 0,9445 0,6817 0,8933 1,0329
18. UNVR 2,0565 2,0786 2,0927 2,0739 2,2502
Sumber: Output Excel Data 2023

Data Assets Turnover


4.0000
3.5000
3.0000
2.5000
2.0000
1.5000
1.0000
0.5000
0.0000

2018
Series1 2019
Series2 2020
Series3 Series4
2021 2022
Series5

Sumber: Output Excel Data 2023


Gambar 5
Grafik Data Assets Turnover Perusahaan Consumer Goods
di BEI Tahun 2018-2022

Berdasarkan table 10 dan gambar 5 diperoleh informasi bahwa

perkembangan assets turnover perusahaan Consumer Goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2018-2022


74

terus mengalami perubahan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada

statistik deskripsi berikut ini:

Tabel 11
Statistik Deskriptif Assets Turnover Perusahaan Consumer
Goods di BEI Tahun 2018-2022
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Assets Turnover 90 .32 3.58 1.3387 .82145
Valid N 90
(listwise)
Sumber: Output SPSS 25 2023
Berdasarkan tabel 11 diperoleh informasi bahwa rata-rata

assets turnover perusahaan consumer goods di BEI tahun 2018-2022

adalah sebesar 1.3387. Assets turnover perusahaan consumer goods di

BEI tahun 2018-2022 yang tertinggi adalah sebesar 3,58 sedangkan

yang terendah sebesar 0,32 dengan standar deviasi sebesar 0,82145.

d. Leverage

Rasio Leverage adalah rasio yang mengukur berapa besar

penggunaan utang dalam pembelanjaan perusahaan (Sudana,

2015:23). Rasio leverage yang biasa digunakan untuk mengukur

penggunaan utang dalam pembelanjaan yaitu Debt to Equity Ratio

(DER) dimana rasio tersebut memiliki kemampuan untuk memenuhi

seluruh kewajibannya yaitu ditunjukan oleh berapa banyak modal

perusahaan yang digunakan untuk membayar hutang. Dengan kata

lain, rasio ini digunakan untuk menentukan bagian mana dari modal
75

perusahaan sebagai jaminan untuk keseluruhan hutang perusahaan

atau untuk menilai jumlah hutang yang digunakan oleh perusahaan.

Tabel 12
Data Debt to Equity Ratio Perusahaan Consumer Goods di BEI
Tahun 2018-2022
Tahun
No Perusahaan
2018 2019 2020 2021 2022
1. AALI 0,3791 0,4213 0,4433 0,4359 0,3150
2. AMRT 2,6835 2,4851 2,4009 1,9959 1,6804
3. BISI 0,1970 0,2696 0,1857 0,1481 0,1181
4. BUDI 1,7664 1,3339 1,2410 1,1570 1,1962
5. CEKA 0,1969 0,2314 0,2427 0,2235 0,1085
6. CPIN 0,4257 0,3930 0,3345 0,4094 0,5135
7. DLTA 0,1864 0,1750 0,2017 0,2955 0,3062
8. HMSP 0,3180 0,4267 0,6426 0,8187 0,9449
9. HOKI 0,3475 0,3228 0,3688 0,4753 0,2134
10. ICBP 0,5135 0,4514 1,0587 1,1575 1,0063
11. INDF 0,9340 0,7748 1,0614 1,0703 0,9272
12. LSIP 0,2047 0,2032 0,1762 0,1650 0,1355
13. MLBI 1,4749 1,5279 1,0283 1,6584 2,1441
14. MYOR 1,0593 0,9230 0,7547 0,7533 0,7356
15. ROTI 0,5063 0,5140 0,3794 0,4709 0,5405
16. SDPC 4,1394 4,2279 4,0822 4,0907 4,4131
17. ULTJ 0,1635 0,1686 0,8307 0,4415 0,2106
18. UNVR 1,7530 2,9095 3,1590 3,4127 3,5827
Sumber: Output Excel Data 2023
76

Data Debt to Equity Ratio


5.0000

4.0000

3.0000

2.0000

1.0000

0.0000

2018
Series1 2019
Series2 2020
Series3 2021
Series4 2022
Series5

Sumber: Output Excel Data 2023


Gambar 6
Grafik Data Debt to Equity Ratio Perusahaan Consumer
Goods di BEI Tahun 2018-2022

Berdasarkan tabel 12 dan gambar 6 diperoleh informasi bahwa

perkembangan debt to equity ratio perusahaan Consumer Goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2018-2022

terus mengalami perubahan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada

statistik deskripsi berikut ini:

Tabel 13
Statistik Deskriptif Debt to Equity Ratio Perusahaan Consumer
Goods di BEI Tahun 2018-2022
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Leverage 90 .11 4.41 1.0208 1.10134
Valid N (listwise) 90
Sumber: Output SPSS 25 2023
77

Berdasarkan tabel 13 diperoleh informasi bahwa rata-rata debt

to equity ratio perusahaan consumer goods di BEI tahun 2018-2022

adalah sebesar 1,0208. Debt to equity ratio perusahaan consumer

goods di BEI tahun 2018-2022 yang tertinggi adalah sebesar 4,41

sedangkan yang terendah sebesar 0,11 dengan standar deviasi sebesar

1,10134.

e. Sustainable Growth Rate

Sustainable Growth Rate atau biasa disebut dengan Tingkat

Pertumbuhan Berkelanjutan adalah pertumbuhan maksimum yang

dapat dicapai perusahaan tanpa pembiayaan ekuitas eksternal dan

tetap mempertahankan tingkat hutang (Debt to Equity Ratio) (Sudana,

2015:72). Adanya pertumbuhan penjualan tersebut sangat

berpengaruh terhadap naiknya pangsa pasar dan keuntungan yang

akan dicapai pada suatu perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk

memiliki sustainable growth rate tidak hanya berfokus pada tujuan

bisnis jangka panjang, melainkan dapat mendorong pembangunan

ekonomi nasional yang berkelanjutan (Florensia et al., 2022).

Tabel 14
Data Sustainable Growth Rate Perusahaan Consumer Goods
di BEI Tahun 2018-2022
Tahun
No Perusahaan
2018 2019 2020 2021 2022
1. AALI 0,0448 0,0232 0,0092 0,0237 0,0399
2. AMRT 0,0415 0,0162 0,1180 0,0449 0,0742
3. BISI 0,1493 0,1488 0,0486 0,0436 0,0717
4. BUDI 0,0149 0,0178 0,0208 0,0198 0,0255
78

5. CEKA 0,0281 0,0554 0,0495 0,0447 0,0399


6. CPIN 0,0497 0,1011 0,0603 0,0788 0,0721
7. DLTA 0,1929 0,4596 0,4402 0,2465 0,3151
8. HMSP 0,5456 0,6183 0,8546 0,4086 0,3722
9. HOKI 0,0259 0,0425 0,0452 0,0146 0,0147
10. ICBP 0,1274 0,0637 0,0524 0,0710 0,0655
11. INDF 0,0170 0,0088 0,0318 0,0500 0,0470
12. LSIP 0,0382 0,0155 0,0111 0,0136 0,0328
13. MLBI 24,5032 -15,6331 0,0003 9,7724 7,5294
14. MYOR 0,0778 0,0717 0,0647 0,1189 0,0433
15. ROTI 0,0125 0,0197 0,0486 0,1168 0,1482
16. SDPC 0,0111 0,0165 0,0056 0,0027 0,0049
17. ULTJ 0,0345 0,0272 0,0150 0,2297 0,0346
18. UNVR 15,1404 -2,3562 -3,0287 -3,1381 -3,1877
Sumber: Output Excel Data 2023

Data Sustainbale Growth Rate


100%

50%

0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

-50%

Series1
2018 2019
Series2 2020
Series3 2021
Series4 2022
Series5

Sumber: Output Excel Data 2023


Gambar 7
Grafik Data Sustainable Growth Rate Perusahaan Consumer
Goods di BEI Tahun 2018-2022

Berdasarkan tabel 14 dan gambar 7 diperoleh informasi bahwa

perkembangan sustainable growth rate perusahaan Consumer Goods

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2018-

2022 terus mengalami perubahan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat

pada statistik deskripsi berikut ini:


79

Tabel 15
Statistik Deskriptif Sustainable Growth Rate Perusahaan
Consumer Goods di BEI Tahun 2018-2022

Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Sustainable Growth 90 -15.63 24.50 .4169 3.74455
Rate
Valid N (listwise) 90
Sumber: Output SPSS 25 2023

Berdasarkan tabel 15 diperoleh informasi bahwa rata-rata

sustainable growth rate perusahaan consumer goods di BEI tahun

2018-2022 adalah sebesar 0,4169. Sustainable growth rate

perusahaan consumer goods di BEI tahun 2018-2022 yang tertinggi

adalah sebesar 24,50 sedangkan yang terendah sebesar -15,63 dengan

standar deviasi sebesar 3,74455.

B. Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Dalam regresi linier berganda ada asumsi yang harus dipenuhi yaitu

uji asumsi klasik. Sebelum dilakukan pengujian analisis regresi linier

berganda, maka perlu melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu untuk

mengetahui ada tidaknya masalah asumsi klasik. Model regresi yang baik

yaitu memiliki distribusi data normal atau mendekati normal dan tidak ada

masalah asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang akan digunakan untuk

penelitian sebagai berikut:


80

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi memilki distribusi normal. Uji normalitas yang digunakan

adalah uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov dengan melihat nilai

dari Asymp. Sig. (2-tailed), apabila nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed)

lebih besar dari 0,05 maka hal ini menandakan bahwa data residual

terdistribusi normal. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi diatas 0,05 atau 5%, maka data tersebut

didistribusi secara normal.

2) Jika nilai signifikansi dibawah 0,05 atau 5%, maka data tersebut

didistribusi secara tidak normal.

Tabel 16
Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogrov Sminov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 89
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.03250771
Most Extreme Differences Absolute .042
Positive .039
Negative -.042
Test Statistic .042
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Output SPSS 25 2023
Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh nilai

kolmogorov smirnov pada unstandardized residual sebesar 0,200.


81

Perbandingan antara probability dengan standar signifikansi yang

sudah ditentukan diketahui bahwa nilai probability dari semua

variabel lebih besar dari 0,05. Sehingga menunjukkan bahwa

distribusi data dalam penelitian ini semuanya normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas menentukan apakah suatu model regresi

telah menemukan hubungan antar variable bebas. Dalam model

regresi yang baik, tidak boleh ada korelasi antar variable bebas.

Variable independent yang berkorelasi tidak orthogonal (Ghozali,

2018:107).

Tabel 17
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Profit Margin_X1 .782 1.279
Likuiditas_X2 .180 5.557
Assets Turnover_X3 .688 1.454
Leverage_X4 .166 6.036
a. Dependent Variable: Sustainable Growth Rate_Y
Sumber: Output SPSS 25 2023
Berdasarkan perhitungan uji multikolinieritas dapat diketahui

dari lima variabel independen yaitu Profit Margin, Likuiditas, Assets

Turnover, dan Leverage memiliki angka VIF yaitu 1,279; 5,557;

1,454; 6,036 yang lebih kecil dari angka 10 sehingga tidak melebihi

batas VIF yang diperkenankan yaitu maksimal sebesar 10 dan nilai


82

tolerance > dari 0,10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

model regresi tersebut tidak terdapat masalah multikolinieritas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dimaksudkan untuk menguji apakah dalam

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autukorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2018:111).

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi yang digunakan uji

Durbin Watson (DW Test).

Tabel 18
Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of
Model R Square Square the Estimate Durbin-Watson
a
1 .593 .352 .321 1.05681 1.945
a. Predictors: (Constant), Leverage_X4, Profit Margin_X1, Assets
Turnover_X3, Likuiditas_X2
b. Dependent Variable: Sustainable Growth Rate_Y
Sumber: Output SPSS 25 2023
Uji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin

Watson. Berdasarkan perhitungan uji autokorelasi dengan bantuan

program SPSS, menunjukkan nilai durbin watson sebesar 1,945.

Dasar pengambilan keputusan:

d < dL atau d > 4-dL = terdapat autokorelasi

dU < d < 4-dU = tidak terdapat autokorelasi


83

dL < d < dU atau 4-dU < d < 4-dL = tidak ada kesimpulan

Tabel 19
Tabel Durbin Watson
K=4
N dL dU
90 1,5656 1,7508
Sumber: Output Excel Data 2023

Berdasarkan tabel durbin watson dengan 4 variabel

independen dan nilai n = 90, diketahui dU = 1,7508 sedangkan 4-dU

= 2,2492. Karena dU < dw < 4-dU atau 1,7508 < 1,9450 < 2,2492

artinya dalam model regresi tersebut tidak terdapat masalah

autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana terjadi

ketidaksamaan varian dari residual pengamatan satu pada pengamatan

lain dalam model regresi. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah model yang homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2018:137). Heteroskedastisitas

dapat diketahui dengan menggunakan metode Glejser, dengan

kententuan jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai alpha (0,05),

maka dapat dipastikan model tidak mengandung heteroskedastisitas


84

atau dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas apabila t hitung < t

table (Ghozali, 2018:142).

Tabel 20
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .814 .179 4.556 .000
Profit .010 .061 .021 .169 .866
Margin_X1
Likuiditas_X2 -.095 .218 -.111 -.434 .665
Assets .143 .138 .136 1.040 .301
Turnover_X3
Leverage_X4 -.102 .166 -.163 -.612 .542
a. Dependent Variable: Sustainable Growth Rate_Y
Sumber: Output SPSS 25 2023

Berdasarkan perhitungan uji heteroskedastisitas menunjukkan

bahwa data tersebut terbebas dari heteroskedastisitas. Hal ini karena

Sig. variabel profit margin terhadap absolut residual sebesar 0,866 >

0,05. Sig, variabel likuiditas terhadap absolut residual sebesar 0,665 >

0,05. Sig, variabel assets turnover terhadap absolut residual sebesar

0,301 > 0,05, sedangkan Sig. variabel leverage terhadap absolut

residual sebesar 0,542 > 0,05.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh

profit margin, likuiditas, assets turnover, dan leverage terhadap

sustainable growth rate.


85

Tabel 21
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Standardize
d
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) - .276 - .000
1.642 5.949
Profit Margin_X1 .580 .094 .611 6.146 .000
Likuiditas_X2 .639 .337 .393 1.897 .061
Assets .792 .213 .394 3.725 .000
Turnover_X3
Leverage_X4 .260 .257 .218 1.009 .316
a. Dependent Variable: Sustainable Growth Rate_Y
Sumber: Output SPSS 25 2023

Berdasarkan perhitungan analisis regresi linier berganda dengan

menggunakan program SPSS diperoleh persamaan regresi yaitu Ŷ = (-

1,642) + 0,000 X1 + 0,061 X2 + 0,000 X3 + 0,316 X4 . Berdasarkan

persamaan regresi linier berganda diatas dapat diambil suatu analisis

bahwa:

a. Nilai konstanta sebesar -1,642 artinya jika Profit Margin, likuiditas,

assets turnover, dan leverage bernilai konstan atau nol, maka

sustainable growth rate perusahaan consumer goods yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2022 akan menurun sebesar

-164,2%.

b. Nilai koefisien regresi untuk variabel Profit Margin sebesar 0,580 dan

bertanda positif artinya jika variabel Profit Margin meningkat sebesar

1% sedangkan variabel lain tetap, maka akan menyebabkan


86

peningkatan sustainable growth rate perusahaan consumer goods

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2022

sebesar 0,580%, sebaliknya jika variabel Profit Margin menurun

sebesar 1% sedangkan variabel lain tetap, maka akan menyebabkan

penurunan sustainable growth rate perusahaan consumer goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2022 sebesar

58%.

c. Nilai koefisien regresi untuk variabel likuiditas sebesar 0,639 dan

bertanda positif artinya jika variabel likuiditas meningkat sebesar 1%

sedangkan variabel lain tetap, maka akan menyebabkan peningkatan

sustainable growth rate perusahaan consumer goods yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2022 sebesar 0,639%,

sebaliknya jika variabel likuiditas menurun sebesar 1% sedangkan

variabel lain tetap, maka akan menyebabkan penurunan sustainable

growth rate perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2018-2022 sebesar 63,9%.

d. Nilai koefisien regresi untuk variabel assets turnover sebesar 0,792

dan bertanda positif artinya jika variabel assets turnover meningkat

sebesar 1% sedangkan variabel lain tetap, maka akan menyebabkan

peningkatan sustainable growth rate perusahaan consumer goods

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2022

sebesar 0,792%, sebaliknya jika variabel assets turnover menurun

sebesar 1% sedangkan variabel lain tetap, maka akan menyebabkan


87

penurunan sustainable growth rate perusahaan consumer goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2022 sebesar

79,2%.

e. Nilai koefisien regresi untuk variabel leverage sebesar 0,260 dan

bertanda positif artinya jika variabel leverage meningkat sebesar 1%

sedangkan variabel lain tetap, maka akan menyebabkan peningkatan

sustainable growth rate perusahaan consumer goods yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2022 sebesar 0,260%,

sebaliknya jika variabel leverage menurun sebesar 1% sedangkan

variabel lain tetap, maka akan menyebabkan penurunan sustainable

growth rate perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2018-2022 sebesar 26%.

f. Nilai koefisien regresi profit margin sebesar 0,580, likuiditas sebesar

0,639, assets turnover sebesar 0,792, dan leverage sebesar 0,260,

mengandung arti bahwa apabila profit margin, likuiditas, assets

turnover, dan leverage meningkat sebesar 1% secara bersama-sama

maka sustainable growth rate perusahaan consumer goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2022

mengalami kenaikan sebesar 227,1%.

3. Uji Parsial (Uji Statistik t)

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t. Untuk

pengujian di dalam penelitan ini digunakan program SPSS dengan tingkat

signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5%.


88

Tabel 22
Hasil Uji Hipotesis
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.642 .276 -5.949 .000
Profit Margin_X1 .580 .094 .611 6.146 .000
Likuiditas_X2 .639 .337 .393 1.897 .061
Assets .792 .213 .394 3.725 .000
Turnover_X3
Leverage_X4 .260 .257 .218 1.009 .316
a. Dependent Variable: Sustainable Growth Rate_Y
Sumber: Output SPSS 25 2023

Berdasarkan perhitungan uji hipotesis profit margin terhadap

sustainable growth rate diperoleh nilai t hitung menunjukkan angka 6,146

dengan nilai t tabel 1,987. Artinya t hitung > t tabel. Sedangkan sig = 0,000

< 0,05, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif signifikan

profit margin terhadap sustainable growth rate perusahaan consumer

goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2022,

sehingga hipotesis pertama diterima. Hasil penelitian Profit Margin

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap sustainable growth rate.

Uji hipotesis likuiditas terhadap sustainable growth rate diperoleh

nilai t hitung menunjukkan angka 1,897 dengan nilai t tabel 1,987. Artinya

t hitung < t tabel. Sedangkan sig = 0,061 > 0,05, sehingga dapat

disimpulkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan likuiditas terhadap

sustainable growth rate perusahaan consumer goods yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2022, sehingga hipotesis ke dua


89

ditolak. Hasil penelitian likuiditas memiliki pengaruh positif tetapi tidak

signifikan terhadap sustainable growth rate.

Uji hipotesis assets turnover terhadap sustainable growth rate

diperoleh nilai t hitung menunjukkan angka 3,725 dengan nilai t tabel

1,987. Artinya t hitung > t tabel. Sedangkan sig = 0,000 < 0,05, sehingga

dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif signifikan assets turnover

terhadap sustainable growth rate perusahaan consumer goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2022, sehingga

hipotesis ke tiga diterima. Hasil penelitian assets turnover memiliki

pengaruh positif signifikan terhadap sustainable growth rate.

Uji hipotesis leverage terhadap sustainable growth rate diperoleh

nilai t hitung menunjukkan angka 1,009 dengan nilai t tabel 1,987. Artinya

t hitung < t tabel. Sedangkan sig = 0,316 > 0,05, sehingga dapat

disimpulkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan leverage terhadap

sustainable growth rate perusahaan consumer goods yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2022, sehingga hipotesis ke

empat ditolak. Hasil penelitian leverage memiliki pengaruh positif tetapi

tidak signifikan terhadap sustainable growth rate.

4. Uji Simultan (Uji Statistik F)

Uji F dilakukan demi menguji apakah model yang dipakai layak atau

tidak. Suatu model dikatakan layak untuk diestimasi apabila nilai

signifikansinya < 0,05.


90

Tabel 23
Hasil Uji Simultan
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 50.941 4 12.735 11.403 .000b
Residual 93.814 84 1.117
Total 144.756 88
a. Dependent Variable: Sustainable Growth Rate_Y
b. Predictors: (Constant), Leverage_X4, Profit Margin_X1, Assets
Turnover_X3, Likuiditas_X2
Sumber: Output SPSS 25 2023

Dari perhitungan uji simultan diperoleh nilai sig = 0,000 < 0,05,

sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif signifikan Profit

Margin, likuiditas, assets turnover, dan leverage secara bersama-sama

terhadap sustainable growth rate perusahaan consumer goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2022, sehingga

hipotesis ke lima diterima, artinya Profit Margin, likuiditas, assets

turnover, dan leverage secara bersama-sama berpengaruh terhadap

sustainable growth rate.

5. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi dipakai untuk menentukan seberapa besar

variabel-variabel X bisa menjelaskan variasi perubahan nilai variable Y

dalam persamaan regresi.


91

Tabel 24
Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb
R Adjusted R
Model R Square Square Std. Error of the Estimate
a
1 .593 .352 .321 1.05681
a. Predictors: (Constant), Leverage_X4, Profit Margin_X1, Assets
Turnover_X3, Likuiditas_X2
b. Dependent Variable: Sustainable Growth Rate_Y
Sumber: Output SPSS 25 2023

Dari perhitungan analisis koefisien determinasi diperoleh hasil

sebesar 0,321. Hasil tersebut dapat diartikan besarnya pengaruh variabel

Profit Margin, likuiditas, assets turnover, dan leverage secara bersama-

sama terhadap sustainable growth rate perusahaan consumer goods yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2022 adalah sebesar

32,1% dan selebihnya yaitu 67,9% dipengaruhi faktor lain di luar model.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Profit Margin Terhadap Sustainable Growth Rate

Menurut hasil analisis menggunakan uji t menyatakan bahwa

perolehan t hitung menunjukkan angka 6,146 dengan nilai t tabel 1,987.

Artinya t hitung > t tabel. Sedangkan untuk nilai signifikansi menunjukkan

angka 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif

signifikan profit margin terhadap sustainable growth rate perusahaan

consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun

2018-2022, sehingga hipotesis pertama diterima. Arah koefisien bertanda

positif yang artinya setiap adanya peningkatan profit margin pada


92

perusahaan consumer goods akan berdampak pada sustainable growth rate

yang semakin meningkat.

Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba menggunakan

penjualan yang dapat dicapai perusahaan (Sudana, 2015:25). Semakin

tinggi Profit Margin, maka akan semakin efisien perusahaan dalam

menjalankan kegiatan operasionalnya sehingga akan menarik perhatian

investor untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut.

Sebaliknya jika profit margin suatu perusahaan mengalami penurunan

maka investor akan mempertimbangkan kembali untuk melakukan

investasi pada perusahaan tersebut. Dengan adanya investor yang

melakukan investasi pada perusahaan maka perusahaan dapat melakukan

ekspansi bisnis dan tetap bisa menjaga asset yang dimiliki perusahaan, yang

nantinya akan berguna bagi sustainable growth rate perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Fikri (2022) yang membuktikan bahwa profit margin secara parsial

berpengaruh positif signifikan terhadap sustainable growth rate.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan consumer

goods diharuskan agar tetap meningkatkan penjualan untuk mendapatkan

profit yang baik, sehingga dengan ini akan menjadikan daya tarik tersendiri

bagi investor. Karena investor dalam melakukan investasi di pasar modal

pastinya akan lebih memilih perusahaan yang menguntungkan, karena

dengan memilih perusahaan yang profitable investor sangat yakin akan


93

mendapatkan keuntungan dari hasil investasinya yang berupa dividen yang

dibagikan kepada pemegang saham setiap tahunnya. Profit yang semakin

tinggi menunjukkan bahwa perusahaan menunjukkan prospek kerja yang

baik. Dengan ini akan memicu permintaan saham oleh investor dan akan

mendapatkan respon positif dari investor sehingga akan meningkatkan

sustainable growth rate perusahaan.

2. Pengaruh Likuiditas Terhadap Sustainable Growth Rate

Menurut hasil analisis menggunakan uji t menyatakan bahwa

perolehan t hitung menunjukkan angka 1,897 dengan nilai t tabel 1,987.

Artinya t hitung < t tabel. Sedangkan untuk nilai signifikansi menunjukkan

angka 0,061 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh

yang signifikan likuiditas terhadap sustainable growth rate perusahaan

consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun

2018-2022, sehingga hipotesis ke dua ditolak. Arah koefisien bertanda

positif yang berarti jika likuiditas mengalami kenaikan maka diikuti dengan

kenaikan sustainable growth rate.

Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya (Sudana,

2015:24). Secara teoritis semakin liquid perusahaan maka akan semakin

kecil risikonya. Likuiditas yang tinggi akan memperkecil risiko kegagalan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek kepada kreditur,

dengan demikian perusahaan menunjukan kondisi keuangan yang baik.

Current Ratio biasa digunakan dalam melihat sebuah kemampuan


94

perusahaan dalam menghitung pendistribusian modal perusahaan, jika

pendistribusian yang dilakukan dengan benar, maka akan mempengaruhi

kegiatan operasional ketika kegiatan operasional dapat dimaksimalkan

tentunya hal ini dapat membantu untuk mendapatkan keuntungan yang

maksimal (Gunawan & Leonnita, 2015).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Priyanto & Robiyanto (2020) yang membuktikan bahwa likuiditas

(current ratio) secara parsial tidak berpengaruh terhadap sustainable

growth rate sebuah perusahaan karena dengan nilai likuiditas yang tinggi

memang dapat menutup kewajiban jangka pendek perusahaan. Tetapi jika

asset perusahaan tersebut dilikuidasi maka akan mempengaruhi pendapatan

perusahaan itu sendiri, karena perusahaan akan mengalami penurunan pada

tingkat produksinya dan tentu saja akan mempengaruhi pada tingkat

pendapatan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan consumer

goods diharuskan untuk memperbaiki pendistribusian modal yang

dikeluarkan oleh perusahaan, karena jika perusahaan tidak melakukan

pendistribusan modal yang benar maka dapat berpengaruh pada kegiatan

operasional perusahaan. Pendistribusian modal yang benar salah satunya

dapat dilakukan dengan membayarkan kewajiban jangka pendeknya secara

teratur sehingga akan mengurangi risiko kegagalan pada perusahaan.

Dengan ini investor akan melihat bahwa kondisi keuangan perusahaan

dalam keadaan baik, karena jika kondisi keuangan perusahaan tidak baik
95

maka investor akan berfikir ulang untuk melakukan investasi pada

perusahaan tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi sustainbale growth rate

pada perusahaan.

3. Pengaruh Assets Turnover Terhadap Sustainable Growth Rate

Menurut hasil analisis menggunakan uji t menyatakan bahwa

perolehan t hitung menunjukkan angka 3,725 dengan nilai t tabel 1,987.

Artinya t hitung > t tabel. Sedangkan untuk nilai signifikansi menunjukkan

angka 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif

signifikan assets turnover terhadap sustainable growth rate perusahaan

consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun

2018-2022, sehingga hipotesis ke tiga diterima. Arah koefisien bertanda

positif yang berarti jika jika setiap adanya peningkatan assets turnover pada

perusahaan consumer goods maka akan berdampak pada sustainable

growth rate yang semakin meningkat.

Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

seberapa efektivitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan

pada suatu perusahaan (Asnani et al., 2012:88). Semakin besar total assets

turnover suatu perusahaan, berarti akan semakin efisien penggunaan

keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penghasilan, dan bisa

menghasilkan profit yang baik juga pada perusahaan supaya dapat

mempertahankan rencana bisnis kedepannya. Perusahaan yang baik adalah

perusahaan yang dapat mengelola asetnya dengan baik, sehingga dapat

menghasilkan penjualan yang lebih efisien.


96

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Nasim & Irnama (2015) yang membuktikan bahwa assets turnover

secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap sustainable growth

rate.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan consumer

goods diharuskan untuk mengelola asset perusahaan dengan efisien untuk

menghasilkan penjualan, karena semakin baik kemampuan perusahaan

dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan penjualan maka akan

menurunkan kebutuhan perusahaan dalam membeli asset baru untuk

meningkatkan penjualan. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan pada

sustainbale growth rate perusahaan.

4. Pengaruh Leverage Terhadap Sustainable Growth Rate

Menurut hasil analisis menggunakan uji t menyatakan bahwa

perolehan t hitung menunjukkan angka 1,009 dengan nilai t tabel 1,987.

Artinya t hitung < t tabel. Sedangkan untuk nilai signifikansi menunjukkan

angka 0,316 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh

yang signifikan leverage terhadap sustainable growth rate perusahaan

consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun

2018-2022, sehingga hipotesis ke empat ditolak. Arah koefisien bertanda

positif yang berarti jika leverage mengalami kenaikan maka diikuti dengan

kenaikan sustainable growth rate.

Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa

besar penggunaan utang dalam pembelanjaan perusahaan (Sudana,


97

2015:23). Dalam menentukan sustainable growth rate dengan rasio

leverage yaitu menggunakan debt to equity ratio (DER) karena rasio ini

perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri (Gunawan &

Leonnita, 2015). Semakin tinggi debt to equity ratio maka akan semakin

besar juga risiko finansial suatu perusahaan, begitu dengan sebaliknya.

Suatu perusahaan yang memiliki risiko finansial tinggi cenderung dihindari

oleh calon investor karena nilai return sahamnya rendah, dan akan

berdampak buruk pada pemegang saham perusahaan tersebut.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Fikri (2022) yang membuktikan bahwa leverage (debt to equity ratio)

secara parsial tidak berpengaruh terhadap sustainable growth rate

perusahaan karena pada beberapa sampel perusahaan memiliki tingkat

rasio debt to equity ratio yang cenderung menurun, sehingga

menyebabkan variabel leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap sustainable growth rate.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan consumer

goods diharuskan dapat meningkatkan nilai leverage pada perusahaan,

karena konsep sustainable growth rate adalah perusahaan yang tetap

mempertahankan tingkat hutang yang tinggi untuk keberlanjutan

usahanya. Tetapi dengan tingkat leverage tinggi, manajemen perusahaan

diharuskan untuk dapat menyeimbangi pengelolaan leveragenya. Karena

jika perusahaan memiliki tingkat hutang yang terlalu tinggi dan

perusahaan tidak dapat mengelola tingginya hutang tersebut maka akan


98

berakibat pada kegagalan keuangan perusahaan, dengan ini investor akan

mempertimbangkan kembali untuk melakukan investasi pada perusahaan

tersebut dan akan mempengaruhi nilai sustainable growth rate perusahaan

juga.

5. Pengaruh Profit Margin, Likuiditas, Assets Turnover, dan Leverage

terhadap Sustainable Growth Rate

Menurut hasil analisis menggunakan uji F menyatakan bahwa

perolehan F hitung dengan nilai F sebesar 11,403 dan nilai signifikansi

sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh secara

simultan profit margin, likuiditas, assets turnover, dan leverage terhadap

sustainable growth rate perusahaan consumer goods yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2022, sehingga hipotesis ke lima

diterima. Arah koefisien bertanda positif yang berarti jika profit margin,

likuiditas, assets turnover, dan leverage secara bersama-sama mengalami

kenaikan maka diikuti dengan kenaikan sustainable growth rate.

Analisis menyatakan bahwa peningkatan variabel bebas secara

simultan akan sangat berpengaruh pada sustainable growth rate suatu

perusahaan. Karena dalam variabel bebas terdapat profit margin, likuiditas,

assets turnover, dan leverage dimana ketika variabel tersebut terus

mengalami kenaikan secara bersama-sama akan mempengaruhi perusahaan

dan investor perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2018-2022. Hal ini dikarenakan investor akan tertarik

ketika perusahaan mendapatkan laba yang positif dan terus meningkat pada
99

setiap tahunnya, hal ini juga akan berpengaruh pada sustainable growth

rate perusahaan tersebut.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Chandradinangga & Rita (2020) yang membuktikan bahwa profit

margin, likuiditas, assets turnover, dan leverage secara simultan

berpengaruh terhadap sustainbale growt rate perusahaan consumer goods

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2022, karena jika

variable bebas mengalami kenaikan maka akan meningkatkan sustainable

growth rate perusahaan juga.


100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh

Profit Margin, Likuiditas, Assets Turnover, Dan Leverage Terhadap

Sustainable Growth Rate Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2018-2022, peneliti dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Profit Margin berpengaruh positif signifikan terhadap Sustainable Growth

Rate pada perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2018-2022.

2. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap Sustainable Growth Rate pada

perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode tahun 2018-2022.

3. Asssets Turnover berpengaruh positif signifikan terhadap Sustainable

Growth Rate pada perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode tahun 2018-2022.

4. Leverage tidak berpengaruh terhadap Sustainable Growth Rate pada

perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode tahun 2018-2022.

5. Profit Margin, Likuiditas, Assets Turnover, dan Leverage secara simultan

berpengaruh positif signifikan terhadap Sustainable Growth Rate pada


101

perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode tahun 2018-2022.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa

saran yang bisa menjadi masukan atau saran bagi beberapa pihak antara lain:

1. Bagi Perusahaan

a. Bagi perusahaan yang memiliki nilai Net Profit Margin rendah

diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dalam menghasilkan

laba, salah satunya yaitu dengan melakukan efisiensi dan

mengefektifkan penggunaan biaya operasional perusahaan

b. Bagi perusahaan yang memiliki nilai Current Ratio tinggi diharapkan

dapat melakukan pendistribusian modal perusahaan dengan tepat

sehingga tidak berdampak pada laba perusahaan, salah satunya yaitu

dengan meningkatkan kemampuan produksi sehingga tidak akan

mengurangi pendapatan perusahaan.

c. Bagi perusahaan yang memiliki nilai Total Assets Turnover rendah

diharapkan manajemen perusahaan dapat bekerja lebih keras sehingga

perusahaan akan terus beroperasi, salah satunya yaitu perusahaan

diharuskan dapat merawat asset secara berkala supaya penggunaannya

akan lebih efisien untuk meningkatkan penjualan dan laba perusahan.

d. Bagi perusahaan yang memiliki nilai Debt to Equity Ratio tinggi

diharapkan dapat mengevaluasi kembali kebijakan leverage yang

dilakukan perusahaan, sehingga perusahaan dapat terus


102

mempertahankan tingkat leverage yang dimiliki dengan pengelolaan

yang efisien.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memperluas sampel

yang diteliti khususnya pada sektor lain atau bisa juga dengan

menambahkan variabel yang diteliti, sehingga penelitian selanjutnya dapat

lebih baik dan bermanfaat.


103

DAFTAR PUSTAKA

Agustia, D., Asyik, N. F., & Midiantari, N. (2021). Intellectual Capital Terhadap
Financial Performance Dan Sustainable Growth. Ekuitas (Jurnal Ekonomi
Dan Keuangan), 5(2), 159–179. .
https://doi.org/10.24034/j25485024.y2021.v5.i2.4744

Asnani, Stiawan, E., & Asriani, W. (2012). Manajemen Keuangan (Sirajuddin &
Moh. Dahlan (eds.)). Yogyakarta: Teras.

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2015). Fundamentals of Financial Management


(Eleven). Florida: Cengange Learning.

Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan dan Tahunan. Oktober, 10 2022.


https://www.idx.co.id/id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan

Chandradinangga, A., & Rita, M. R. (2020). Peranan Leverage dan Profitabilitas


Terhadap Sustainable Growth: Studi pada Sektor Manufaktur di BEI.
International Journal of Social Science and Business, 4(2), 155–161.
https://doi.org/10.23887/ijssb.v4i2.24179

Cnbc Indonesia. (15 Juli 2022). Apa Itu Resesi Ekonomi? Pengertian, Penyebab &
Dampaknya. Januari, 28 2023. .
https://www.cnbcindonesia.com/investment/20220715154451-21356013/apa-
itu-resesi-ekonomi-pengertian-penyebab-dampaknya

Cnn Indonesia. (20 Mei 2020). Penjualan Industri Makanan Minuman Anjlok
Akibat Corona. Januari, 20 2023. .
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/2020051917523792505026/penjual
an-indusrtri-makanan-minuman-anjlok-akibat-corona

Destikasari, A., & Tandika, D. (2019). Pengaruh Leverage dan Profit Margin
terhadap Sustainable Growth Rate pada Sub Sektor Konstruksi Bangunan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017. Prosiding Manajemen,
5(1), 509–515. .
https://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/manajemen/article/view/15762/pd
f

Dino, N. V. G. (2016). Pengaruh Cash Adequacy, Intellectual Capital dan Financial


Distress Terhadap Sustainable Growth Rate. Artikel Ilmiah Mahasiswa.
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/73546/1208103010
08--Nova Victor Geral Dino-1-65.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Fikri, A. H. (2022). Pengaruh Profit Margin, Assets Turnover, dan Leverage


Terhadap Sustainable Growth Rate Pada Perusahaan Industri Barang
104

Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Peiode 2016-2020. Skripsi,


8.5.2017, 1–79. .
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Pengaruh+Pro
fit+Margin%2c+Assets+Turnover%2c+Dan+Leverage++Terhadap+Sustaina
ble+Growth+Rate+Pada+Perusahaan++Industri+Barang+Konsumsi+Yang+
Terdaftar+Di+Bursa+Efek++Indonesia+Periode+2016-2020&btnG=

Florensia, E., Kohardinata, C., & Laturette, K. (2022). Pengaruh Intellectual Capital
terhadap Sustainable Growth Rate di Masa Pandemi COVID-19 pada Sektor
Perbankan dan Jasa Keuangan Lainnya. Jurnal Akuntansi Unesa, 11(1), 36–
48.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Pengaruh+Inte
llectual+Capital+terhadap+Sustainable+Growth+Rate+di+Masa+Pandemi+C
OVID-19+pada+Sektor+Perbankan+dan+Jasa+Keuangan+Lainnya&btnG=

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate (Abadi Tejokusumo (ed.); 9th


ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.

Gunawan, B., & Leonnita, D. P. (2015). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap


Deviation Actual Growt Rate Dari Sustainable Growth Rate. Jurnal Riset
Akuntansi & Bisnis, 15(2), 144–155. .
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan/article/view/1663/1704

Hayat, A., Hamdani, Azhar, I., Yahya, M. N., Hasrina, C. D., Ardiany, Y., Rinanda,
Y., Nurlaila, Ikhsan, A., & Noch, M. Y. (2021). Manajemen Keuangan 1
(Hendra Harmain (ed.); satu). Medan: Madenatera.

Hidayat, W. W. (2018). Dasar - Dasar Analisa Keuangan (P. Fabri (ed.); pertama).
Jakarta: Uwais Inspirasi Indonesia.

Indarti, Apriliyani, I. B., & Onasis, D. (2021). Pengaruh Likuiditas, Leverage, dan
Assets Turnover terhadap Sustainable Growth Rate. Jurnal Akuntansi
Kompetif, 4. .
https://ejournal.kompetif.com/index.php/akuntansikompetif/article/view/710/
545

Kessy, E. R., Mayala, N. M., & Taya, A. L. (2021). Assessment of Assets Quality
and Liquidity on Sustainable Growth Rate of Small and Medium Banks in
Kilimanjaro, Tanzania. International Journal of Contemporary Applied
Researches, 8(8), 72–86. www.ijcar.net

Khatin, K. N., Anjaswara, B., & Siti Rahmi Utami. (2016). The Effect of Return on
Asset, Current Ratio, Price To Earning Ratio, and Stock Price on Sustainable
Growth Rate of Firms in Business-27 Index and Sri Kehati Index in Indonesia
Stock Exchange. International Journal of Advanced Research, 5(8), 130–144.
www.garph.co.uk
105

Kusuma, R. P. (2018). Pengaruh DAR, Ukuran Perusahaan, Risiko, Pajak, dan


Likuiditas terhadap Profitabilitas Perusahaan Sektor Pertambangan di
Indonesia. Bisma (Bisnis Dan Manajemen), 8(2), 191. .
https://doi.org/10.26740/bisma.v8n2.p191-203

Nasim, A., & Irnama, F. R. (2015). Pengaruh Profit Margin, Assets Turnover, Dan
Leverage Terhadap Sustainable Growth Rate Pada Perusahaan Sektor Jasa
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2020. Jurnal Riset
Akuntansi Dan Keuangan. .
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Nasim+%26+I
rnama%2C+2015&btnG=

Nasution, D. S., Aminy, M. M., & Ramadhani, L. A. (2019). Ekonomi Digital (M.
Yusup (ed.)). Mataram: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negr
Matarami.

Pandia, F. (2017). Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Philip Kotler, G. A. (2008). Prinsip - Prinsip Pemasaran (A. Maulana, D. Barnadi,


& Wibi Hardani (eds.); Edisi ke 1). Jakarta: Erlangga.

Priyanto, A., & Robiyanto. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sustainable


Growth Rate terhadap Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Periode 2015-2018. Jurnal Ilmiah Mea (Manajemen, Ekonomi, Dan
Akuntansi), 4(2), 1–21. .
http://journal.stiemb.ac.id/index.php/mea/article/view/287/155

Rio, J. (2021). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada


Perusahaan Aneka Industri Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016- 2020. Jurnal
Akuntansi Bisnis Dan Keuangan (JABK), STIE-IBEK, Vol.8(No.2), 77–86.
http://www.e-jurnal.stie-ibek.ac.id/index.php/JABK/article/view/75/75

Ross, Westerfield, & Jordan. (2019). Fundamentals of Corporate Finance. New


York: McGraw-Hill Education.

Saputro, A. W., & Purwanto, A. (2013). Pengaruh Hubungan Kinerja, Likuiditas


dan Return Saham Terhadap Deviasi Actual Growth Rate Dari Sustainable
Growth Rate Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Diponegoro Journal of Accounting, 2(3), 55–66. .
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/accounting/article/view/3378/3311

Silitonga, W. P., Ramadhani, R. A., & Nugroho, R. (2019). The Effect of


Economics Value-Added, Market Value-Added, Total Asset Ratio, and Price
Earnings Ratio on Stock Return. Jurnal Akuntansi Trisakti, 5(2), 239–252.
https://doi.org/10.25105/jat.v5i2.4866
106

Siswanto, E. (2021). Manajemen Keuangan Dasar. Malang: Universitas Negeri


Malang.

Sudana, I. M. (2015). Manajemen Keuangan Perusahaan (Novietha I. Sallama


(ed.); Edisi ke D). Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Sutopo (ed.)).


Bandung: Alfabeta.

Supardi, H., H. Suratno, H. S., & Suyanto, S. (2018). Pengaruh Current Ratio, Debt
To Asset Ratio, Total Asset Turnover Dan Inflasi Terhadap Return on Asset.
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), 2(2), 16–27.
https://doi.org/10.34204/jiafe.v2i2.541

Susyana, F. I., & Nugi Mohamamd Nugraha. (2021). Pengaruh Net Profit Margin,
Return on Asset dan Current Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba. Jemper
(Jurnal Ekonomi Manajemen Perbankan), 3(1), 56–69. .
http://jurnal.usbypkp.ac.id/index.php/jemper/article/view/568/pdf

Vernida, M., & Marlius, D. (2020). Analisis Rasio Profitabilitas Pada PT. Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) Cempaka Mitra Nagari Padang. Akademi Keuangan
Dan Perbankan “Pembangunan,” 1–11. https://osf.io/6usfx

Wulandari, D. R. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Operating Leverage, Likuiditas


Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Intervening.
Accounting Analysis Journal, 2(4), 455–463. .
https://doi.org/10.15294/aaj.v2i4.4172

Zhafiira, C. F., & Andayani. (2019). Pengaruh sales growth, keputusan pendanaan,
keputusan investasi, dan firm size terhadap nilai perusahaan. Jurnal Ilmu Dan
Riset Akuntansi, 8(4), 1–18. .
http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/article/view/2372/2376
107

LAMPIRAN

Lampiran 1 Perusahaan Populasi Penelitian

Kode
No Nama Perusahaan
Perusahaan
1. AISA PT. FKS Food Sejahtera Tbk.
2. ALTO PT. Tri Banyan Tirta Tbk.
3. AMRT PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
4. ANJT PT. Austindo Nusantara Jaya Tbk.
5. BISI PT. BISI International Tbk.
6. AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk.
7. BWPT PT. Eagle High Plantations Tbk.
8. CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
9. CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
10. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk.
11. DSFI PT. Dharma Samudera Fishing Indust
12. DSNG PT. Dharma Satya Nusantara Tbk.
13. GGRM PT. Gudang Garam Tbk.
14. GZCO PT. Gozco Plantations Tbk.
15. HERO PT. Hero Supermarket Tbk.
16. HMSP PT. H.M. Sampoerna Tbk.
17. ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
18. JAWA PT. Jaya Agra Wattie Tbk.
19. JPFA PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
20. LSIP PT. PP London Sumatra Indonesia Tb
21. MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk.
22. MBTO PT. Martina Berto Tbk.
23. MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
24. MPPA PT. Matahari Putra Prima Tbk.
25. MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.
26. MYOR PT. Mayora Indah Tbk.
27. RMBA PT. Bentoel Internasional Investam
28. ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk.
29. SDPC PT. Millennium Pharmacon Internati
30. SGRO PT. Sampoerna Agro Tbk.
31. SIMP PT. Salim Ivomas Pratama Tbk.
32. SSMS PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk.
33. TBLA PT. Tunas Baru Lampung Tbk.
34. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Industry & Tra
108

35. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk.


36. WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk.
37. HOKI PT. Buyung Poetra Sembada Tbk.
38. MGRO PT. Mahkota Group Tbk.
39. GOOD PT. Garudafood Putra Putri Jaya Tb
40. PSGO PT. Palma Serasih Tbk.
41. UCID PT. Uni-Charm Indonesia Tbk.
42. CSRA PT. Cisadane Sawit Raya Tbk.
43. DMND PT. Diamond Food Indonesia Tbk.
44. PGUN PT. Pradiksi Gunatama Tbk.
45. VICI PT. Victoria Care Indonesia Tbk.
46. PMMP PT. Panca Mitra Multiperdana Tbk.
47. WMUU PT. Widodo Makmur Unggas Tbk.
48. TAPG PT. Triputra Agro Persada Tbk.
49. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk.
50. BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk.
51. CMRY PT. Cisarua Mountain Dairy Tbk.
52. CLEO PT. Sariguna Primatirta Tbk.
53. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
54. WMPP PT. Widodo Makmur Perkasa Tbk.
55. CAMP PT. Campina Ice Cream Industry Tbk
56. STAA PT. Sumber Tani Agung Resources Tb
57. TLDN PT. Teladan Prima Agro Tbk.
58. KINO PT. Kino Indonesia Tbk.
59. CBUT PT. Citra Borneo Utama Tbk.

Lampiran 2 Perusahaan Sampel Penelitian

Kode
No. Nama Perusahaan
Perusahaan
1. AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk
2. AMRT PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk
3. BISI PT. BISI International Tbk
4. BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk
5. CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
6. CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
7. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk
8. HMSP PT. H.M. Sampoerna Tbk
9. HOKI PT. Buyung Poetra Sembada Tbk
10. ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
109

11. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk


12. LSIP PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk
13. MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
14. MYOR PT. Mayora Indah Tbk
15. ROTI PT. Nippon Indosari Carpindo Tbk
16. SDPC PT. Millennium Pharmacon Internati Tbk
17. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Industry Tbk
18. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk

Lampiran 3 Data Profit Margin Perusahaan Consumer Goods di BEI Tahun


2018-2022
Tahun
No Perusahaan
2018 2019 2020 2021 2022
1. AALI 0,0797 0,0140 0,0475 0,0850 0,0821
2. AMRT 0,0100 0,0156 0,0144 0,0234 0,0300
3. BISI 0,1783 0,1351 0,1521 0,1891 0,2166
4. BUDI 0,0191 0,0213 0,0246 0,0272 0,0275
5. CEKA 0,0255 0,0690 0,0500 0,0349 0,0359
6. CPIN 0,0844 0,0619 0,0905 0,0700 0,0515
7. DLTA 0,3786 0,3842 0,2260 0,2760 0,2954
8. HMSP 0,1268 0,1294 0,0928 0,0722 0,0569
9. HOKI 0,0630 0,0627 0,0324 0,0134 0,0001
10. ICBP 0,1213 0,1267 0,1591 0,1391 0,0883
11. INDF 0,0676 0,0771 0,1071 0,1128 0,0829
12. LSIP 0,0819 0,0638 0,1966 0,2189 0,2258
13. MLBI 0,3426 0,3250 0,1439 0,2692 0,2969
14. MYOR 0,0732 0,0815 0,0857 0,0434 0,0642
15. ROTI 0,0460 0,0709 0,0525 0,0856 0,1098
16. SDPC 0,0082 0,0029 0,0011 0,0032 0,0076
17. ULTJ 0,1282 0,1660 0,1860 0,1930 0,1261
18. UNVR 0,2172 0,1772 0,1667 0,1456 0,1302

Lampiran 4 Data Likuiditas (Current Ratio) Perusahaan Consumer Goods di


BEI Tahun 2018-2022
Tahun
No Perusahaan
2018 2019 2020 2021 2022
1. AALI 1,4629 2,8543 3,3126 1,5795 3,6000
2. AMRT 1,1496 1,1227 0,8847 0,8678 0,9008
3. BISI 5,4834 4,1396 5,8274 7,1331 8,8000
4. BUDI 1,0032 1,0065 1,1438 1,1666 1,3297
5. CEKA 5,1130 4,7997 4,6627 4,7971 9,9542
110

6. CPIN 2,9787 2,5630 2,5263 2,0055 1,7836


7. DLTA 7,1983 8,0505 7,4986 4,8090 4,5639
8. HMSP 4,3020 3,2761 2,4541 1,8814 1,6851
9. HOKI 2,6784 2,9859 2,2440 1,6028 3,2691
10. ICBP 1,9517 2,5357 2,2576 1,7992 3,0965
11. INDF 1,0663 1,2721 1,3733 1,3411 1,7860
12. LSIP 4,6569 4,6968 4,8915 6,1844 7,1974
13. MLBI 0,7784 0,7319 0,8885 0,7376 0,7654
14. MYOR 2,6546 3,4286 3,6071 2,3282 2,6208
15. ROTI 3,5712 1,6933 3,8303 2,6532 2,0993
16. SDPC 1,1688 1,1492 1,1391 1,1355 1,1311
17. ULTJ 4,3981 4,4441 2,4034 3,1383 3,1700
18. UNVR 0,7325 0,6529 0,6609 0,6141 0,6082

Lampiran 5 Data Assets Turnover Perusahaan Consumer Goods di BEI


Tahun 2018-2022
Tahun
No Perusahaan
2018 2019 2020 2021 2022
1. AALI 0,7106 0,6470 0,6770 0,8001 0,7463
2. AMRT 3,0144 3,0403 2,9197 3,0881 3,1524
3. BISI 0,8194 0,7727 0,6219 0,6434 0,7083
4. BUDI 0,7802 1,0013 0,9200 1,1275 1,0658
5. CEKA 3,1048 2,2403 2,3198 3,1575 3,5755
6. CPIN 1,9518 1,9976 1,3646 1,4585 1,4271
7. DLTA 0,5861 0,5800 0,4458 0,5201 0,5958
8. HMSP 2,2905 2,0835 1,8606 1,8624 2,0299
9. HOKI 1,8855 1,9478 1,2936 0,9439 1,1406
10. ICBP 1,1177 1,0927 0,4503 0,4811 0,5620
11. INDF 0,7603 0,7962 0,5010 0,5542 0,6142
12. LSIP 0,4005 0,3618 0,3238 0,3819 0,3693
13. MLBI 1,2372 1,2811 0,6827 0,8466 0,9231
14. MYOR 1,3677 1,3146 1,2376 1,4010 1,3768
15. ROTI 0,6296 0,7127 0,7215 0,7844 0,9528
16. SDPC 1,9920 2,2154 2,2695 2,4775 2,2839
17. ULTJ 0,9851 0,9445 0,6817 0,8933 1,0329
18. UNVR 2,0565 2,0786 2,0927 2,0739 2,2502
111

Lampiran 6 Data Leverage (Debt to Equity Ratio) Perusahaan Consumer


Goods di BEI Tahun 2018-2022
Tahun
No Perusahaan
2018 2019 2020 2021 2022
1. AALI 0,3791 0,4213 0,4433 0,4359 0,3150
2. AMRT 2,6835 2,4851 2,4009 1,9959 1,6804
3. BISI 0,1970 0,2696 0,1857 0,1481 0,1181
4. BUDI 1,7664 1,3339 1,2410 1,1570 1,1962
5. CEKA 0,1969 0,2314 0,2427 0,2235 0,1085
6. CPIN 0,4257 0,3930 0,3345 0,4094 0,5135
7. DLTA 0,1864 0,1750 0,2017 0,2955 0,3062
8. HMSP 0,3180 0,4267 0,6426 0,8187 0,9449
9. HOKI 0,3475 0,3228 0,3688 0,4753 0,2134
10. ICBP 0,5135 0,4514 1,0587 1,1575 1,0063
11. INDF 0,9340 0,7748 1,0614 1,0703 0,9272
12. LSIP 0,2047 0,2032 0,1762 0,1650 0,1355
13. MLBI 1,4749 1,5279 1,0283 1,6584 2,1441
14. MYOR 1,0593 0,9230 0,7547 0,7533 0,7356
15. ROTI 0,5063 0,5140 0,3794 0,4709 0,5405
16. SDPC 4,1394 4,2279 4,0822 4,0907 4,4131
17. ULTJ 0,1635 0,1686 0,8307 0,4415 0,2106
18. UNVR 1,7530 2,9095 3,1590 3,4127 3,5827

Lampiran 7 Data Sustainable Growth Rate Perusahaan Consumer Goods


di BEI Tahun 2018-2022
Tahun
No Perusahaan
2018 2019 2020 2021 2022
1. AALI 0,0448 0,0232 0,0092 0,0237 0,0399
2. AMRT 0,0415 0,0162 0,1180 0,0449 0,0742
3. BISI 0,1493 0,1488 0,0486 0,0436 0,0717
4. BUDI 0,0149 0,0178 0,0208 0,0198 0,0255
5. CEKA 0,0281 0,0554 0,0495 0,0447 0,0399
6. CPIN 0,0497 0,1011 0,0603 0,0788 0,0721
7. DLTA 0,1929 0,4596 0,4402 0,2465 0,3151
8. HMSP 0,5456 0,6183 0,8546 0,4086 0,3722
9. HOKI 0,0259 0,0425 0,0452 0,0146 0,0147
10. ICBP 0,1274 0,0637 0,0524 0,0710 0,0655
11. INDF 0,0170 0,0088 0,0318 0,0500 0,0470
12. LSIP 0,0382 0,0155 0,0111 0,0136 0,0328
13. MLBI 24,5032 -15,6331 0,0003 9,7724 7,5294
14. MYOR 0,0778 0,0717 0,0647 0,1189 0,0433
15. ROTI 0,0125 0,0197 0,0486 0,1168 0,1482
112

16. SDPC 0,0111 0,0165 0,0056 0,0027 0,0049


17. ULTJ 0,0345 0,0272 0,0150 0,2297 0,0346
18. UNVR 15,1404 -2,3562 -3,0287 -3,1381 -3,1877

Lampiran 8 Output SPSS


➢ Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Profit Margin 90 .00 .38 .1088 .09042
Likuiditas 90 .61 9.95 2.8832 2.07220
Assets Turnover 90 .32 3.58 1.3387 .82145
Leverage 90 .11 4.41 1.0208 1.10134
Sustainable 90 -15.63 24.50 .4169 3.74455
Growth Rate
Valid N 90
(listwise)

➢ Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 89
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. 1.03250771
Deviation
Most Extreme Differences Absolute .042
Positive .039
Negative -.042
Test Statistic .042
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
113

➢ Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Profit Margin_X1 .782 1.279
Likuiditas_X2 .180 5.557
Assets Turnover_X3 .688 1.454
Leverage_X4 .166 6.036
a. Dependent Variable: Sustainable Growth Rate_Y

➢ Uji Autokorelasi
Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of
Model R Square Square the Estimate Durbin-Watson
a
1 .593 .352 .321 1.05681 1.945
a. Predictors: (Constant), Leverage_X4, Profit Margin_X1, Assets
Turnover_X3, Likuiditas_X2
b. Dependent Variable: Sustainable Growth Rate_Y

➢ Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .814 .179 4.556 .000
Profit .010 .061 .021 .169 .866
Margin_X1
Likuiditas_X2 -.095 .218 -.111 -.434 .665
Assets .143 .138 .136 1.040 .301
Turnover_X3
Leverage_X4 -.102 .166 -.163 -.612 .542
a. Dependent Variable: Sustainable Growth Rate_Y
114

➢ Analisis Regresi Linier Berganda


Coefficientsa
Standardize
d
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) - .276 - .000
1.642 5.949
Profit Margin_X1 .580 .094 .611 6.146 .000
Likuiditas_X2 .639 .337 .393 1.897 .061
Assets .792 .213 .394 3.725 .000
Turnover_X3
115

Leverage_X4 .260 .257 .218 1.009 .316


a. Dependent Variable: Sustainable Growth Rate_Y

➢ Uji Hipotesis
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.642 .276 -5.949 .000
Profit Margin_X1 .580 .094 .611 6.146 .000
Likuiditas_X2 .639 .337 .393 1.897 .061
Assets .792 .213 .394 3.725 .000
Turnover_X3
Leverage_X4 .260 .257 .218 1.009 .316
a. Dependent Variable: Sustainable Growth Rate_Y

➢ Uji Simultan
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 50.941 4 12.735 11.403 .000b
Residual 93.814 84 1.117
Total 144.756 88
a. Dependent Variable: Sustainable Growth Rate_Y
b. Predictors: (Constant), Leverage_X4, Profit Margin_X1, Assets
Turnover_X3, Likuiditas_X2

➢ Uji Koefisien Determinasi


Model Summaryb
R Adjusted R
Model R Square Square Std. Error of the Estimate
a
1 .593 .352 .321 1.05681
a. Predictors: (Constant), Leverage_X4, Profit Margin_X1, Assets
Turnover_X3, Likuiditas_X2
b. Dependent Variable: Sustainable Growth Rate_Y

Anda mungkin juga menyukai