Anda di halaman 1dari 149

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PERSEDIAAN, PERPUTARAN

PIUTANG, DAN RASIO HUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PADA


PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2016-2020

SKRIPSI

OLEH:
KUTSIYAH
NIM: 180211100197

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2022
HALAMAN JUDUL

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PERSEDIAAN,


PERPUTARAN PIUTANG, DAN RASIO HUTANG TERHADAP
PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2016-2020

SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu syarat


Guna memperoleh gelar sarjana manajemen (S.M) pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura

Oleh :
KUTSIYAH
NIM : 180211100197

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2022

i
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Kutsiyah
Nim : 180211100197
Program : Strata satu (S1 Manajemen)
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis – Universitas Trunojoyo Madura
1. Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :Skripsi yang berjudul
“Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang
dan Rasio Hutang terhadap Profitabilitas pada perusahaan manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020”
2. Dalam skripsi ini terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain
yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk apapun
dari hasil karya ilmiah pihak lain, yang saya akui seolah-olah sebagai
tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan
tulisan yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan
pengakuan pada penulis aslinya.
3. Cuplikan sebagai karya ilmiah atau pendapat pihak lain dalam skripsi ini
di tulis sesuai dengan kaidah penulisan karya ilmiah yang berlaku.
4. Apabila suatu saat dari pihak lain yang melakuakn klaim bahwa karya
ilmiah ini murapakan plagiat karya ilmiah pihak lain, dan ternyata memang
terbukti, saya bersedia menerima segala sanksi ynag diberikan oleh
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura.
Demikian surat pernyataan ini dibuat, sebagai pertanggung jawaban orisinalitas
karya ilmiah ataupun skripsi yang saya susun sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana (S1) Sarjana Manajemen (S.M) pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura.

Dibuat di : Bangkalan
Pada Tanggal : 01 Januari 2022

Yang membuat pernyataan,

Kutsiyah
NIM : 180211100197

ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

NAMA : KUTSIYAH
NIM : 180211100197
PROGRAM STUDI : S-1 (STRATA SATU) MANAJEMEN
FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS
JUDUL SKRIPSI : PENGARUH PERPUTARAN KAS,
PERPUTARAN PERSEDIAAN,
PERPUTARAN PIUTANG, DAN RASIO
HUTANG TERHADAP PROFITABILITAS
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2016-2020

Skripsi ini telah diuji pada


tanggal 18 Januari 2022

Dosen Pembimbing :
Drs. Makhmud Zulkifli, M.Si.
NIP. 196407242001121001

Menyetujui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Wakil Dekan Bidang Akademik

Dr. Sutikno, S.E., M.E. Dr. A. Yahya Surya Winata, S.E., M.Si.
NIP. 197508092008121003 NIP. 197301042005011001

iii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PERSEDIAAN,


PERPUTARAN PIUTANG, DAN RASIO HUTANG TERHADAP
PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTARDI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2016-2020

Diajukan Oleh:
KUTSIYAH
NIM 180211100197

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universits Trunojoyo Madura, dan diterima sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Manajemen pada tanggal 18 Januari 2022

DEWAN PENGUJI
Ketua Penguji: Drs. Bambang Sudarsono, M.M.
NIP 195902141988111001
Sekretaris Penguji : Prasetyo Nugroho, S.Pi, M.M.
NIP 197806072006041003
Anggota Penguji : Drs. Makhmud Zulkifli, M.Si.
NIP 196407242001121001

Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan

Dr. A. Yahya Surya Winata, S.E., M.Si.


NIP. 197301042005011001

iv
ABSTRACT

Kutsiyah, Effect of Cash Turnover, Inventory Turnover, Accounts


Receivable Turnover and Debt Ratio on Profitability in Manufacturing Companies
listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2016-2020 period.
Supervised by Drs. Ec. Makhmud Zulkifli, MSi.

This study aims to determine the effect, cash turnover, inventory turnover,
receivables turnover and debt ratios on profitability partially or simultaneously.
The research method used is quantitative. The analysis used is multiple
linear regression analysis. The data used in this study is secondary data obtained
from the Indonesia Stock Exchange (IDX) with a sampling technique using
purposive sampling method, and obtained a total sample of 20 companies from
158 companies.
The hypothesis testing used is multiple linear regression analysis using
the SPSS program. The results of the F test show that cash turnover, inventory
turnover, accounts receivable turnover and debt ratios have a positive and
significant effect on Return On Assets (ROA) in manufacturing companies listed
on the Indonesia Stock Exchange (IDX), which means that the hypothesis is
accepted and the results of the t-test are known that partial cash turnover has a
positive and significant effect on Return On Assets (ROA) as evidenced by a
significance value of 0.003 > 0.05, inventory turnover has a negative and not
significant effect on Return On Assets (ROA) as evidenced by a significance
value of 0.711 > 0.05, and accounts receivable turnover negative and not
significant effect on Return On Assets (ROA) as evidenced by a significance
value of 0.244 < 0.05, the debt ratio has a negative and not significant effect on
Return On Assets (ROA) as evidenced by a significance value of 0.892 < 0.05
coefficient of determination (R²) of 0.037, meaning that the independent variables
together are able to explain the dependent variable by 37% se while the
remaining 63% is explained by other variables not included in this research
model. Based on the data normality test, multicollinearity test, heteroscedasticity
test and autocorrelation test, there were no variables that deviated from the
classical assumption test.

Keywords: Cash Turnover, Inventory Turnover, Accounts Receivable


Turnover, Debt Ratio, and Return On Assets (ROA)

v
ABSTRAK

Kutsiyah, Pengaruh Perputaran Kas, Perputran Persediaan, Perputaran


Piutang dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2016-2020. Dibimbing Oleh
Drs. Ec. Makhmud Zulkifli, MSi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh, perputaran kas,


perputaran persediaan, perputaran piutang dan rasio hutang terhadap
Profitabilitas secara parsial maupun secara simultan.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Analisis yang
digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia
(BEI) dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive
sampling, dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 20 perusahaan dari 158
perusahaan.
Pengujian hipotesis yang digunakan yaitu dengan analisis regresi linier
berganda menggunakan program SPSS. Hasil Uji F diketahui bahwa perputaran
kas, perputaran persediaan, perputaran piutang dan rasio hutang berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berarti hipotesis
diterima dan hasil uji t diketahui bahwa secara parsial perputaran kas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) dibuktikan
dengan nilai signifikansi 0,003 > 0,05, perputaran persediaan berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) dibuktikan dengan nilai
signifikansi 0,711 > 0,05, perputaran piutang berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Return On Asset (ROA) dibuktikan dengan nilai signifikansi
0,244 < 0,05, dan rasio hutang berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
Raturn On Asset (ROA) dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,892 < 0,05
koefisien determinasi (R²) sebesar 0,037, berarti variabel independen secara
bersama-sama mampu menejlaskan variabel dependen sebesar 37% sedangkan
sisanya 63% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model
penelitian ini. Berdasarkan uji normalitas data, uji multikolonieritas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi tidak ditemukan adanya variabel yang
menyimpang dari uji asumsi klasik.

Kata Kunci : Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang,


Rasio Hutang, dan Return On Asset (ROA)

vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Kutsiyah


Tempat, Tanggal Lahir : Sampang, 10 September 2000
Alamat : Dsn. Rangirang Ds. Asemraja, Kec. Jrengik, Kab.
Sampang
Email : kutsiyah221@gmail.com
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
No. Telepon : 085933342419

Pengalaman Organisasi
2015-2017 : Anggota Kepengurusan Osis SMAN 1 TORJUN
2018 : Anggota PMII Rayon As-Shiddiq Komisariat UTM
2019 : Anggota Divisi Keagamaan Himpunan
Mahasiswa Sampang (HIMASA)
2020 : CO Divisi Keagamaan Himpunan Mahasiwa
Sampang (HIMASA)
2020 : Wakil Bendahara Umum Kelompok Study Pasar
Modal Gallery Investasi FEB UTM (KSPM-GI FEB
UTM)
2020 : Sekretaris Writing`n Paper Unit Kegiatan
Mahasiwa Society Econoic Financial Islam FEB
UTM (UKM SEFiS FEB UTM)
2020-Sekarang : CO Kominfo PAC IPNU-IPPNU Kecamatan
Jrengik
2021-Sekarang : Pengurus Dewan Perwakilan Kecamatan Komisi
Nasional Pemuda Indonesia (DPK-KNPI
Kecamatan Jrengik)

vii
MOTTO

“Ada beberapa hal yang perlu dikorbankan untuk mencapai kesuksesan,


berjuang untuk melanjutkan atau berhenti melangkah”

“SEMANGAT BERJUANG, KITA BISA!”

Persembahan :

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

“seluruh keluarga dan sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan,


motivasi serta Do’a yang tidak luput dipanjatkan kepada Allah SWT sampai pada
titik kesuksesan skripsi selesai”

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga senantiasa

mengalir kepada baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW yang telah

menuntun kita dari zaman jahilyah ke zaman penuh dengan ilmu pengetahuan.

Penulis skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Manajemen (S.M) Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Trunojoyo Madura dengan judul “Pengaruh Perputaran Kas,

Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang dan Rasio Hutang terhadap

Profitabilitas pada Perusahaan manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) Periode 2016-2020” Selama proses penyusunan skripsi ini,

tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, arahan, dukungan dan doa dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati

menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Orang tua tercinta dan saudara, ibu Sa`diyah dan ayah Sumhari yang

tiada henti-hentinya selalu mendo’akan dan menjadi motivasi bagi penulis

untuk menyelesaikan studi ini tepat pada waktunya. Terima kasih atas

cinta dan kasih sayang serta pengorbanan yang telah diberikan dengan

tulus kepada anak-anaknya.

2. Bapak Dr. Drs. Ec. H. Muh. Syarif, Msi. Selaku Rektor Universitas

Trunojoyo Madura.

3. Bapak Dr. H. Pribanus Wantara, Drs., MM. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura.

ix
4. Bapak Dr. Mohammad Arief, SE.,MM. selaku ketua program studi S1

manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura.

5. Bapak Drs. Ec. Makhmud Zulkifli, Msi. selaku dosen pembimbing yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Bapak Drs. Ec.Bambang Sudarsono M.M. Selaku dosen penguji 1, dan

Bapak Prasetyo Nugroho, Spi., M.M selaku dosen penguji 2. Terima kasih

atas saran dan masukannya demi penyempurnaan skripsi ini.

7. Bapak dan ibu dosen pengajar yang telah memberikan bekal ilmu dan

pengetahuan maupun petunjuk serta bimbingan selama penulis mengikuti

kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura.

8. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan

berkah dari Allah SWT dan skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan. Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam

penulisan skripsi ini, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis

sangat mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi

penyempurnaan skripsi ini.

Bangkalan, 01 Januari 2021

Kutsiyah

x
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ......................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ...................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iv
ABSTRACT ......................................................................................................... v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...............................................................................vii
MOTTO ............................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................ 9
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................... 10
BAB II................................................................................................................ 11
LANDASAN TEORI ........................................................................................... 11
2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 11
2.1.1 Kas .................................................................................................... 11
2.1.2 Persediaan ........................................................................................ 15
2.1.3 Piutang .............................................................................................. 21
2.1.4 Hutang ............................................................................................... 24
2.1.5 Profitabilitas ....................................................................................... 27
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 31
2.3 Hubungan Antar Variabel ............................................................................. 46
2.4 Kerangka Pemikiran..................................................................................... 49
2.5 Hipotesis ...................................................................................................... 50
BAB III............................................................................................................... 51

xi
METODE PENELITIAN ..................................................................................... 51
3.1 Objek Penelitian........................................................................................... 51
3.2 Jenis Penelitian............................................................................................ 51
3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .................................................. 52
3.3.1 Populasi ............................................................................................. 52
3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel ............................................................. 52
3.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 54
3.4.1 Jenis Data .......................................................................................... 54
3.4.2 Sumber Data...................................................................................... 54
3.5 Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel ....................................... 55
3.6 Teknik Analisis Data .................................................................................... 56
3.6.1 Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 56
3.7 Analisis Regresi Berganda ........................................................................... 58
3.8 Uji Hipotesis ................................................................................................. 59
3.8.1 Uji t (uji parsial) .................................................................................. 59
3.8.2 Uji F ................................................................................................... 59
3.8.3 Koefisien Determinasi (R²) ................................................................ 60
BAB IV .............................................................................................................. 61
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................................... 61
4.1.1 PT Aneka Gas Industri (AGII) ............................................................ 61
4.1.2 PT Alakasa Industrindo (ALKA).......................................................... 62
4.1.3 PT Asahimas Flat Glass (AMFG) ....................................................... 63
4.1.4 PT Arwana Citramulia (ARNA) ........................................................... 63
4.1.5 PT Saranacentral Bajatama (BAJA) ................................................... 64
4.1.6 PT Barito Pacific (BRPT).................................................................... 65
4.1.8 PT Citra Tubindo (CTBN) ................................................................... 67
4.1.9 PT Ekadharma International (EKAD) ................................................. 67
4.1.10 PT Eterindo Wahanatama (ETWA) .................................................. 69
4.1.11 PT Fajar Surya Wisesa (FASW)....................................................... 70
4.1.12 PT Gunawan Dianjaya Steel (GDST) ............................................... 71
4.1.13 PT Indal Aluminium Industry (INAI) .................................................. 72
4.1.14 PT Intanwijaya International (INCI) .................................................. 73
4.1.15 PT Indopoly Swakarsa Industry (IPOL) ............................................ 73
4.1.16 PT Kedawung Setia Industrial (KDSI) .............................................. 74

xii
4.1.17 PT Lion Metal Works (LION) ............................................................ 76
4.1.18 PT Malindo Feedmill (MAIN) ............................................................ 77
4.1.19 PT Indo Acidatama (SRSN) ............................................................. 78
4.1.20 PT Tunas Alfin (TALF) ..................................................................... 79
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................................... 79
4.2.1 Deskripsi Perputaran Kas .................................................................. 80
4.2.2 Deskripsi Perputaran Persediaan....................................................... 82
4.2.3 Deskripsi Perputaran Piutang ............................................................ 83
4.2.4 Deskripsi Rasio Hutang ..................................................................... 85
4.2.5 Deskripsi Profitabilitas (ROA) ............................................................. 86
4.3.1 Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 89
4.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda ....................................................... 91
4.3.3 Uji Hipotesis ....................................................................................... 95
4.4.1 Pengaruh Perputaran Kas (X1) terhadap ROA .................................. 98
4.4.3 Pengaruh Perputaran Piutang (X3) terhadap ROA........................... 100
4.4.4 Pengaruh Rasio Hutang (X4) terhadap ROA.................................... 100
4.4.5 Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, Perputaran
piutang, dan Rasio Hutang terhadap ROA ................................................ 101
BAB V ............................................................................................................. 103
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 103
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 103
5.2 Saran ......................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 105
LAMPIRAN...................................................................................................... 108

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 39


Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian ................................................................ 53
Tabel 4.1 Perputaran Kas Pada Perusahaan Manufaktur Periode
2016-2020. ...................................................................................... 80
Tabel 4.2 Perputaran Persediaan Pada Perusahaan Manufaktur Periode
2016-2020....................................................................................... 82
Tabel 4.3 Perputaran Piutang Pada Perusahaan Manufaktur Periode
2016-2020....................................................................................... 83
Tabel 4.4 Rasio Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2016-2020 ... 85
Tabel 4.5 Perhitungan ROA Pada Perusahaan Manufaktur Periode
2016-2020....................................................................................... 87
Tabel 4.6 Analisi Regresi Linier Berganda ...................................................... 92

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 49

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Perhitungan Perputaran Kas ............................................. 108


Lampiran 2 : Hasil Perputaran Persediaan...................................................... 112
Lampiran 3 : Hasil Perputaran Piutang ........................................................... 116
Lampiran 4 : Hasil Perhitungan Rasio Hutang ................................................ 120
Lampiran 5 : Hasil Perhitungan ROA (Return On Asset) ................................. 124
Lampiran 6 : Hasil Perhitungan Uji SPSS ....................................................... 128

xvi
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan era global di Indonesia saat ini, mengalami perekonomian

yang drastis tidak terlepas dari perkembangan beberapa sektor khususnya sektor

manufaktur. Perusahaan manufaktur sangat menarik untuk dibahas karena

sektor manufaktur merupakan sektor yang bisa bersaing dalam kondisi

perekonomian di Indonesia dan bahkan para investor tertarik untuk menjadikan

sektor manufaktur sebagai salah satu sektor untuk melakukan penanaman modal

karena dapat memberikan laba atau penghasilan maksimal. Pada dasarnya,

masyarakat sangat membutuhkan sektor manufaktur dalam kehidupan sehari-

hari dan perusahaan manufaktur menjadi peran penting dalam memenuhi

kebutuhan para konsumen. Hal ini industri manufaktur mampu memberikan

kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa, industri pada perusahaan

manufaktur besar dan sedang (IBS) berada pada kuartal I tahun 2019 naik 4,45%

jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Jumlah tersebut juga

lebih tinggi dari sepanjang 2018 yang hanya mencapai 4,07%.”“Kenaikan

produksi IBS ditopang sektor industri pakaian jadi yang meningkat 29,19%,

karena meningkatnya sektor pasar ekspor dan melunjaknya jumlah pesanan.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) pada kuartal I

2019 juga naik sebesar 6,88% dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya.

Pada kuartal IV tahun 2018, jumlah tersebut meningkat sebesar 4.55%. Industri

manufaktur tercatat mampu memberikan kontribusi kepada Produk Domestik

Bruto (PDB) nasional sebesar 20%. Sehingga, Indonesia berada dibawah


2

Tiongkok dengan memberikan sumbangsih industri manufaktur mencapai 29,3%.

Kemudian disusul Korea Selatan (27,6%), Jepang (21%), dan Jerman (20,7%).”

Persaingan dunia usaha di Indonesia saat ini semakin ketat dan kompetitif

sepanjang pesatnya perkembangan infrastruktur. Hal tersebut, memicu setiap

perusahaan dituntut untuk mempertahankan keberlangsungan usahanya dan

melakukan strategi yang inovatif untuk mengikuti perkembangan zaman serta

agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Hal ini membutuhkan strategi-

strategi yang tepat untuk memicu kinerja manajemen agar semakin baik, karena

sebagian masyarakat umum melihat pencapaian atau keberhasilan suatu

perusahaan terlihat dari pengelolaan dari kinerja manajemen dalam

menghasilkan keuntungan. Perusahaan yang mendapatkan keuntungan yang

sangat tinggi akan memperluas cabang atau memperbesar penanaman modal

untuk perusahaan induknya. Oleh sebab itu, suatu perusahaan dituntut harus

mampu memaksimalkan keuntungan yang diperoleh dari penjualan.

Menurut Kasmir (2014:196), ”menyatakan bahwa tujuan akhir yang ingin

dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau

keuntungan yang maksimal”. Dengan memperoleh laba sesuai dengan yang

telah ditargetkan sebelumnya maka perusahaan dapat berbuat banyak untuk

kesejahteraan pemilik, karyawan dan meningkatkan mutu produk serta

melakukan investasi baru. Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan

perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang mengasilkan laba.

Dengan kata lain, profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh


3

laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri

(Sartono, 2010:122).

Rasio Profitabilitas adalah rasio utama dalam seluruh laporan keuangan

karena tujuan utama perusahaan adalah hasil operasi atau keuntungan. Rasio

Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur efektivitas manajemen secara

keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang

diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin

baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan

tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Fahmi, 2015:80).

Menurut Sartono (2010:122), profitabilitas ialah kemampuan emiten

memperoleh keuntungan yang berasal dari aktiva, modal sendiri maupun

penjualan. Menurut Kasmir (2011), profitabilitas merupakan rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Sedangkan tujuan dari

rasio profitabilitas menurut Fahmi (2011), adalah rasio ini mengukur efektivitas

manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya keuntungan

yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Rasio

profitabilitas dapat diketahui dengan cara membandingkan antara laba dengan

aktiva atau modal yang menghasilkan laba. Terdapat beberapa ukuran yang

digunakan untuk melihat kondisi profitabilitas suatu perusahaan antara lain :

gross profit margin, net profit margin, ROE, ROA, dan lain-lain. Dalam penelitian

ini profitabilitas akan diukur dengan menggunakan return on assets (ROA). Rasio

ini diukur dengan cara membandingkan antara laba bersih terhadap total aktiva.

Semakin tinggi perbandingan laba bersih terhadap total aktiva maka akan

semakin baik bagi perusahaan. Kas dan persediaan merupakan unsur aktiva

yang dapat mempengaruhi pengembalian aktiva.


4

Rasio profitabilitas dapat digunakan untuk mengevaluasi keuntungan

perusahaan sehubungan dengan tingkat penjualan tertentu, tingkat aktiva

tertentu dan tingkat modal tertentu. Perusahaan tidak bisa menarik modal dari

kreditur dan pemilik tanpa adanya keuntungan. Menurut Al. Haryono Jusup

(2011), rasio profitabilitas merupakan alat untuk mengukur laba dan keberhasilan

operasi suatu perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Profitabilitas

mempunyai arti penting dalam kegiatan usaha untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan

perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang.

Perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena

semakin tinggi tingkat profitabilitasnya, maka kelangsungan kegiatan usaha

perusahaan tersebut akan terus terjamin. Besar atau kecil laba yang diperoleh

suatu perusahaan akan mempengaruhi posisi keuangan, oleh karena itu

profitabilitas menjadi suatu hal sangat penting bagi perusahaan. Besar kecilnya

profitabilitas yang dicapai oleh suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi

besar atau kecilnya tingkat profitabilitas suatu perusahaan adalah penggunaan

modal kerja suatu perusahaan. Untuk menganalisa suatu modal kerja

perusahaan diperlukan suatu ukuran tertentu. Diantaranya dapat menggunakan

analisis rasio keuangan, perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran

piutang dan rasio utang.

Kas merupakan aktiva yang paling likuid yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan perusahaan. Makin besar kas yang dimiliki oleh perusahaan berarti

makin tinggi likuiditasnya. Menurut Munawir (2010:14) kas adalah uang tunai

yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahan. Pembiayaan


5

operasional perusahaan ada yang murni digunakan sebagai operasional dan ada

yang digunakan sebagai modal penjualan. Modal yang dikeluarkan nantinya akan

dikembalikan lebih atas selisih dari keuntungan penjualan tersebut. Maka perlu

diperhatikan perputaran kas terhadap operasional kerja untuk menghindari

kesalahan yang akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Menurut Riyanto

(2011:95) perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah

penjualan atau salesnya. Perbandingan antara sale dengan jumlah kas rata-rata

menggambarkan tingkat perputaran kas (cash turn over). Semakin tinggi tingkat

perputaran kas berarti semakin cepat kembalinya kas masuk pada perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Dilla Ramadani dan Rosyeni Rasyid (2019)

menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari perputaran

kas terhadap profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan minuman di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2017. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh

Imran Dasena dan Etti Ernita Sembiring menyatakan bahwa perputaran kas tidak

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.

Menurut Prihadi (2010:246) persediaan (inventory) merupakan aset lancar

yang penting, terutama pada perusahaan yang menjual produk, baik perusahaan

dagang maupun perusahaan manufaktur. Menurut Kasmir (2011), perputaran

persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana

yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam satu periode.

Persediaan yang optimal akan meningkatkan efektifitas perusahaan, oleh karena

itu maka persediaan harus dikelola dengan baik. Jika tingkat perputaran

persediaan tinggi maka hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki tingkat

penjualan yang tinggi pula. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat perputaran
6

persediaan maka semakin tinggi juga laba yang dihasilkan oleh perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Dilla Ramadani dan Rosyeni Rasyid (2019)

menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan dari perputaran

persediaan terhadap profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2017. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan

oleh Mimelientesa Irman dan Abel Iswara (2019) menyatakan bahwa perputaran

persediaan berpengaruh negetif terhadap tingkat pengembalian aset (ROA)

plastik dan kemasan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2017.

Piutang merupakan salah satu aktiva yang tercantum di neraca dan

termasuk aktiva lancar yang mempengaruhi modal kerja. Agar penggunaan

piutang berlangsung secara efektif, maka dalam perencanaan penggunaan

piutang harus dipertimbangkan jumlah yang akan digunakan. Apabila jumlahnya

terlalu tinggi maka akan menyebabkan perputaran modal kerja menjadi rendah,

sehingga kemampuan perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan

menjadi semakin kecil. Berkurangnya volume penjualan berakibat pada

berkurangnya laba yang akan diperoleh perusahaan. Tingkat perputaran piutang

dapat digunakan sebagai gambaran keefektifan pengelolaan piutang, karena

semakin tinggi tingkat perputaran piutang suatu perusahaan berarti semakin baik

pengelolaan piutangnya. Menurut Harahap (2010:308) perputaran piutang

merupakan rasio yang menunjukkan berapa cepat penagihan piutang. Semakin

besar semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat.

Penelitian yang dilakukan oleh Fery Al Agizha (2014), menyatakan bahwa ada

pengaruh yang positif dan signifikan dari perputaran piutang terhadap

profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Virginia Elsa Haryono dan G.


7

Anggana Lisiantara (2018), menyatakan bahwa Perputaran piutang usaha tidak

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur

sektor industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI periode 2014-2017.

Menurut Yuliati dan Sunarto (2014) perusahaan dengan proporsi bertambah

banyaknya utang jangka panjang pada struktur modal menjadikan beresiko besar,

yakni memungkinkan timbulnya ketidaksanggupan perusahaan dalam melakukan

pembayaran kembali utang jangka panjang dengan bunga yang ditetapkan ketika

jatuh tempo. Terkait menetapkan pertimbangan antara jumlah sendiri serta

banyaknya utang yang bisa dilihat dalam struktur modal perusahaan cenderung

memberi pengaruh pada profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Hantono

dan Siti Tiffany Guci (2019), menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan

signifikan dari Dept Equity to Ratio terhadap profitabilitas (study Kasus Pada

Sektor Industri Dasar dan Kimia. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

Vincent dan Yamin Wijaya (2021), menyatakan bahwa Rasio Hutang secara

parsial berpengaruh negatif terhadap profitabilitas pada perusahaan

perdagangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018.

Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Dilla Ramadani dan

Rosyeni Rasyid, 2019) menyatakan bahwa perputaran kas berpengaruh positif

signifikan terhadap profitabilitas yang diukur melalui ROA yang memiliki nilai

koefisien positif. Hasil penelitian yang sama menyatakan perputaran piutang

berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA

yang memiliki nilai koefisien positif. Peneliti ini juga membuktikan perputaran

persediaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas yang diukur

melalui ROA yang memiliki nilai koefisien positif. Selanjutnya menurut penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh (Virginia Elsa Haryono dan G. Anggana Lisiantara,
8

2018) menyatakan perputaran kas tidak mempunyai pengaruh terhadap

profitabilitas perusahaan karena tingkat signifikansi yang lebih besar. Hasil

penelitian yang sama menyatakan perputaran piutang tidak berpengaruh

terhadap profitabilitas perusahaan. Peneliti ini juga membuktikan dari hasil

pengujian perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada

perusahaan. Selanjutnya menurut penelitian tedahulu yang dilakukan oleh

(Hantono dan Siti Tiffany Guci , 2019) menyatakan Dept Equity to Ratio

berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai : "PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN

PERSEDIAAN, PERPUTARAN PIUTANG DAN RASIO HUTANG TERHADAP

PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2016-2020".

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah perputaran kas berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2016-2020?

2. Apakah perputaran persediaan berpengaruh secara parsial terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2016-2020?

3. Apakah perputaran piutang berpengaruh secara parsial terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2016-2020?


9

4. Apakah rasio hutang berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2016-2020?

5. Apakah perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang, dan

rasio hutang berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2016-2020?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh perputaran kas terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2016-2020.

2. Untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2016-2020.

3. Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2016-2020.

4. Untuk mengetahui pengaruh rasio hutang terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2016-2020.

5. Untuk mengetahui pengaruh perputaran kas, perputaran persediaan,

perputaran piutang dan rasio hutang terhadap profitabilitas pada

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020.


10

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi yang bermanfaat

bagi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

khususnya bagi manajemen perusahaan dalam menetapkan kebijakan-

kebijakan dan strategi untuk meningkatkan kemajuan perusahaan

sekaligus dalam menganalisis laporan keuangan untuk mengetahui

perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang dan rasio

hutang terhadap profitabiltas perusahaan, sehingga perusahaan

mendapatkan laba yang maksimal.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan tambahan dan pengembangan

wawasan bagi peneliti khususnya tentang perputaran kas, perputaran

persediaan, perputaran piutang dan rasio hutang untuk meningkatkan

laba. Selain itu, sebagai bahan untuk penerapan kemampuan dalam

bidang penelitian dan penerepan teori yang diperoleh saat perkuliahan.

3. Bagi Investor

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi para investor untuk

memilih tempat investasi yang tepat dengan mempertimbangkan aspek

perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang dan rasio

hutang karena aspek tersebut mempengaruhi profitabilitas perusahaan.


11

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Kas

2.1.1.1 Pengertiaan Kas

Kas merupakan aset yang paling likuid yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan perusahaan. Semakin banyak kas yang dimiliki perusahaan, semakin

tinggi likuiditasnya. Namun, perusahaan tidak harus mempertahankan kas dalam

jumlah besar, karena semakin banyak kas berarti semakin banyak uang yang

tidak terpakai sehingga akan mengurangi profitabilitasnya. Oleh karena itu,

perusahaan perlu memastikan semua persediaan kasnya dapat diputar kembali

atau dalam kondisi bekerja.

Kas merupakan pos paling penting karena secara langsung atau tidak

langsung kas terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan bahkan

sekiranya pun kas tidak terlibat secara langsung dalam suatu transaksi, namun

pos ini memberi dasar bagi pengukuran dan akuntansi untuk semua pos yang

lain (Smith, 1996). Menurut Riyanto (2011:94) kas adalah salah satu unsur modal

kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Menurut Munawir (2010:14) kas

adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan.

Termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para pelanggan

dan disimpan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau permintaan deposit,

yaitu simpanan di bank yang dapat di ambil kapanpun oleh perusahaan.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kas adalah

uang tunai yang digunakan untuk keperluan perusahaan dan aktiva yang paling

likuid yang mudah untuk dicairkan serta juga merupakan pos paling penting
12

karena hampir semua transaksi secara langsung maupun tidak langsung akan

melibatkan kas.

2.1.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kas

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan kas adalah penerimaan

dan pengeluaran kas. Menurut Riyanto (2011:246) menyatakan bahwa

perubahan yang efeknya menambah dan mengurangi kas dan dikatakan sebagai

sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran kas sebagai berikut:

1. Berkurang dan bertambahnya aktiva lancar selain kas

Berkurangnya aktiva lancar selain kas berarti bertambahnya dana

atau kas, hal ini terjadi karena terjualnya barang tersebut, dan hasil

penjualan tersebut merupakan sumber dana atau kas bagi

perusahaan itu. Bertambahnya aktiva lancar dapat terjadi karena

pembelian barang, dan pembelian barang membutuhkan dana.

2. Berkurang dan bertambahnya aktiva tetap

Berkurangnya aktiva tetap berarti bahwa sebagian dari aktiva tetap itu

dan hasil penjualannya merupakan sumber dana dan menambah kas

perusahaan. Bertambahnya aktiva tetap dapat terjadi karena adanya

pembelian aktiva tetap dengan menggunakan kas. Penggunaan kas

tersebut mengurangi jumlah kas perusahaan.

3. Bertambah dan berkurangnya setiap jenis hutang

Bertambahnya hutang, baik hutang lancar maupun hutang jangka

panjang berarti adanya tambahan kas yang diterima oleh perusahaan.

Berkurangnya hutang, baik hutang lancar maupun hutang jangka

panjang dapat terjadi karena perusahaan telah melunasi atau


13

mengangsur hutangnya dengan menggunakan kas sehingga

mengurangi jumlah kas.

4. Bertambahnya modal

Bertambahnya modal dapat menambah kas misalnya disebabkan

karena adanya emisi saham baru, dan hasil penjualan saham baru.

Berkurangnya modal dengan menggunakan kas dapat terjadi karena

pemilik perusahaan mengambil kembali atau mengurangi modal yang

tertanam dalam perusahaan sehingga jumlah kas berkurang.

2.1.1.3 Motif Memiliki Kas

Ada beberapa motif (dorongan) yang menyebabkan suatu perusahaan

harus memiliki sejumlah kas dan dorongan inilah yang menentukan banyaknya

jumlah kas yang harus dimiliki perusahaan (Syahyunan, 2004). Motif-motif

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Motif Transaksi, artinya perusahaan membutuhkan sejumlah uang

tunai untuk membiayai kegiatannya sehari-hari, seperti membayar gaji

dan upah, membeli barang, membayar tagihan, dan pembayaran

utang kepada kreditur apabila jatuh tempo.

2. Motif berjaga-jaga, artinya untuk berjaga-jaga terhadap kebutuhan

yang mungkin terjadi, tetapi tidak jelas waktu akan terjadinya

(misalnya kebakaran, kecelakaan, dll).

3. Motif spekulatif, bertujuan untuk mengambil keuntungan kalau

kesempatan itu ada, seperti perusahaan menggunakan kas yang

dimilikinya untuk diinvestasikan pada sekuritas (saham dan obligasi)


14

dengan harapan setelah membeli sekuritas tersebut harganya akan

naik.

4. Motif Conpensating Balance, motif ini lebih merupakan keterpaksaan

perusahaan meminjam sejumlah uang di bank. Apabila perusahaan

meminjam uang di bank, perusahaan tersebut harus meninggalkan

sejumlah uang di rekeningnya.

2.1.1.4 Perputaran Kas

Menurut Kasmir (2008:140) menyatakan rasio perputaran kas (cash

turnover) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan

yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya

rasio perputaran kas digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk

mebayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.

Menurut Riyanto (2011:95) bahwa perputaran kas adalah perbandingan antara

penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Jumlah kas dapat dihubungkan dengan

jumlah penjualan salesnya. Perbandingan antara sale dengan jumlah kas rata-

rata menggambarkan tingkat perputaran kas (cash turnover).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran kas

adalah rasio untuk mengukur tingkat kecukupan modal perusahaan yang

dibutuhkan untuk membayar tagihan atau utang biaya-biaya yang berkaitan

dengan penjualan.

Penjualan ersih
Perputaran Kas = Kas ata-rata
...................... (2.1)
15

2.1.2 Persediaan

2.1.2.1 Pengertian Persediaan

Menurut Ridwan (2007) Persediaan yaitu barang atau bahan yang

diperlukan dalam proses produksi dan distribusi yang digunakan untuk proses

lebih lanjut atau dijual. Menurut Kieso (2007) Persediaan adalah pos aktiva yang

dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang

yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual.

Investasi dalam persediaan biasanya merupakan aktiva lancar paling besar dari

perusahaan barang dagang dan manufaktur. Menurut Prihadi (2010:246)

persediaan (inventory) merupakan aset lancar yang penting, terutama pada

perusahaan yang menjual produk, baik perusahaan dagang maupun perusahaan

manufaktur. Bagi perusahaan yang menjual produk, persediaan merupakan

bagian yang vital bagi kelangsungan usahanya.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran

persediaan adalah barang atau bahan baku yang diperlukan untuk proses

produksi dan setelah proses lanjut akan didistribusikan untuk dijual dalam

periode tertentu. Persediaan juga merupakan aset lancar suatu perusahaan yang

menjual produk, baik perusahaan barang maupun perusahaan manufaktur,

persediaan bagian yang sangat vital untuk keberlangsungan usaha suatu

perusahaan.

2.1.2.2 Jenis-Jenis Persediaan

Menurut Baridwan (2008:149), dalam perusahaan dagang, barang-barang

yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali diberi judul persediaan barang.
16

Dalam perusahaan manufaktur persediaan barang yang dimiliki terdiri beberapa

jenis, yaitu sebagai berikut :

1. Bahan baku dan penolong

Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari

produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya. Sedangkan

bahan penolong adalah barang-barang yang juga menjadi bagian dari

produk jadi tetapi jumlahnya relatif kecil atau sulit diikuti biayanya.

2. Supplies pabrik

Supplies pabrik adalah barang-barang yang mempunyai fungsi

melancarkan proses produksi misalnya oli mesin, bahan pembersih

mesin.

3. Barang dalam proses

Barang dalam proses adalah barang-barang yang sedang dikerjakan

(diproses) tetapi pada tanggal neraca barang-barang tadi belum

selesai dikerjakan. Untuk dapat dijual masih diperlukan pengerjaan

lebih lanjut.

4. Produk selesai

Produk selesai yaitu barang-barang yang sudah selesai dikerjakan

dalam proses produksi dan menunggu saat penjualannya.

2.1.2.3 Metode Pencacatan Persediaan

Perusahaan dagang secara sistematis akan selalu menyelenggarakan

catatan persediaan untuk menentukan seberapa besarnya barang dagangan

yang tersedia untuk dijual dan juga berapa yang telah laku terjual. Terdapat dua

metode akuntansi yang lazim dipakai dalam mencatat persediaan barang


17

dagangan yaitu metode atau sistem pencatatan perpetual dan metode atau

sistem pencatatan periodik/fisik (Hery 2014:104).

1. Sistem Pencatatan Perpetual

Dalam sitem perpetual, catatan mengenai harga pokok dari masing-

masing barang dagangan yang dibeli maupun yang dijual

diselenggarakan secara terperinci. Sistem pencatatan ini akan secara

terus menerus menunjukkan berapa besarnya saldo persediaan

barang dagangan yang ada di gudang untuk masing-masing jenis

persediaan. Dengan sistem pencatatan perpetual, harga pokok dari

barang yang dijual ditentukan setiap kali penjualan terjadi, yang perlu

diperhatikan dalam mencatat transaksi barang dagangan dengan

menggunakan metode atau sistem perpetual ini adalah bahwa akun

pembelian, retur pembelian, potongan pembelian, dan akun ongkos

angkut masuk tidak akan pernah digunakan. Seluruh akun-akun

tersebut digantikan dengan akun persediaan barang dagangan.

2. Sistem Pencatatan Periodik

Dengan sistem periodik, pembelian barang dagangan akan dicatat

dengan menggunakan akun pembelian bukan akun persediaan

barang dagangan seperti yang dilakukan pada sistem pencatatan

perpetual. Dalam sistem periodik, akun-akun seperti potongan

pembelian, retur pembeliaan, dan penyesuaian harga beli, dan

ongkos angkut masuk akan digunakan secara terpisah. Point utama

yang akan membedakan antara sistem pencatatan periodik dengan

sistem pencatatan perpetual adalah terletak pada komponen penentu

harga pokok penjualan, dimana dalam sistem pencatatan perpetual


18

tidaklah mengenal akun pembelian, retur pembelian, dan penyesuaian

harga beli, termasuk akun ongkos masuk.

2.1.2.4 Metode Penilaian Persediaan

Menurut Hery (2014:242) dalam akuntansi dikenal tiga metode dalam

menghitung besarnya nilai persediaan akhir, yaitu :

1. Metode FIFO (First-in, First-Out)

Dengan menggunaka metode FIFO, harga pokok dari barang yang

pertama kali dibeli adalah yang akan diakui pertama kali sebagai

harga pokok penjualan. Dalam hal ini, tidak berarti bahwa unit atau

barang yang pertama kali dibeli adalah unit atau barang yang pertama

kali akan dijual. Jadi, penekannya disini bukan kepada unit atau fisik

barangnya, melainkan lebih kepada harga pokoknya. Dengan

menggunakan metode FIFO, yang akan menjadi nilai persediaan

akhir adalah harga pokok dari unit atau barang yang terakhir kali dibeli.

2. Metode LIFO (Last-in, Last-out)

Dengan menggunakan metode LIFO, harga pokok dari barang

terakhir kali dibeli adalah yang akan diakui pertama kali sebagai harga

pokok penjualan. Dalam hal ini, tidak berarti bahwa unit atau barang

yang terakhir kali dibeli adalah unit atau barang yang pertama kali

akan dijual. Sama seperti metode FIFO, penekanannya bukan kepada

unit atau fisik barangnya, melainkan harga pokoknya. Dengan

menggunakan metode LIFO, yang akan menjadi nilai persediaan akhir

adalah harga pokok dari unit atau barang yang pertama kali dibeli.

3. Metode biaya rata-rata (Average cost method)


19

Dengan menggunakan metode rata-rata, harga pokok penjualan per

unit dihitung berdasarkan rata-rata harga perolehan per unit dari

barang yang tersedia untuk dijual.

2.1.2.5 Pentingnya Persediaan dalam perusahaan

Pada prinsipnya, persediaan memperlancar kegiatan operasi perusahaan

yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang,

dan selanjutnya menyampaikannya kepada para pelanggan atau konsumen.

Alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan menurut Rangkuti

(1996) sebagai berikut :

1. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi dan

untuk menyelesaikan operasi produksi dan untuk memindahkan

produk dari suatu tingkat proses ke tingkat proses lainnya yang

disebut persediaan dalam proses dan pemindahan.

2. Alasan organisasi, untuk memungkinkan suatu unit membuat jadwal

operasinya secara bebas tidak tergantung pada yang lainnnya.

2.1.2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persediaan

Besar kecilnya persediaan bahan mentah dipengaruhi oleh berbagai

faktor, antara lain :

1. Volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalannya perusahaan

terhadap gangguan kehabisan persediaan,

2. Volume produksi yang direncanakan,

3. Besarnya pembelian bahan mentah setiap kali pembelian,

4. Estimasi tentang fluktuasi harga,


20

5. Peraturan pemerintah menyangkut persediaan minimal,

6. Harga pembelian bahan mentah,

7. Biaya penyimpanan dan risiko penyimpanan di gudang,

8. Tingkat kecepatan material menjadi rusak.

2.1.2.7 Perputaran Persediaan

Menurut Rahayu dan Susilowibowo (2014:10), Perputaran persediaan

adalah berapa kali barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode

tertentu. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, maka semakin singkat

atau semakin baik waktu rata-rata antara penanaman modal dalam persediaan

dan transaksi penjualan. Menurut Reeve dan Fess (2008:419) Perputaran

persediaan (inventory Turnover) adalah mengukur hubungan antara volume

barang dagang yang dijual dengan jumlah persediaan yang dimiliki selama

periode berjalan.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran

persediaan adalah berapa kali suatu produk dijual dan dipertahankan dalam

waktu tertentu. Perputaran persediaan juga merupakan indikator yang mengukur

hubungan antara jumlah barang yang dijual pada periode berjalan dan jumlah

persediaan yang dimiliki.

Menurut Hery (2014:25), indikator perputaran persediaan yang

dipaparkan oleh pengarang buku diatas:

Penjualan ersih
Perputaran persediaan = ata-rata Persediaan
................... (2.2)
21

2.1.3 Piutang

2.1.3.1 Pengertian Piutang

Piutang merupakan salah satu aktiva yang tercantum di neraca dan

termasuk aktiva lancar yang mempengaruhi modal kerja. Piutang merupakan

tagihan perusahaan kepada pihak lain yang akan diterima sebagai akibat dari

adanya kebijakan perusahaan berupa penjualan secara kredit (Evi Aprilia, 2016).

Menurut Harjito dan Martono (2014:98) menyatakan bahwa piutang dagang

(account receivable) merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan atau

pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan, piutang usaha ini

muncul karena adanya penjualan secara kredit.

Dari beberapa pengertian diatas perputaran piutang adalah aktiva lancar

yang mempengaruhi modal kerja perusahaan. Piutang akan ditagih kepada

pelanggan sebab adanya kebijakan perusahaan menjual produk secara kredit.

2.1.3.2 Klasifikasi Piutang

Menurut Syakur (2015:104) mengklasifikasikan piutang usaha (current

receivable) dapat dibedakan menjadi:

1. Piutang Dagang

Piutang dagang merupakan klaim terhadap pihak lain yang timbul

karena penjualan kepadanya barang dagangan atau jasa yang

dilakukan secara kredit.

2. Piutang Wesel

Piutang wesel atau wesel tagih merupakan tagihan atau piutang yang

dinyatakan dalam bentuk surat perintah membayar (wesel) atau dalam

bentuk surat kesanggupan membayar (promes).


22

3. Piutang lain-lain

Piutang lain-lain merupakan klaim kepada pihak ketiga yang timbul

karena kejadian di masa lalu yang tidak terikat dengan kejadian

penyerahan barang atau jasa yang diperdagangkan atau diproduksi.

2.1.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Piutang

Menurut Bambang Riyanto (2011:87) faktor-faktor yang mempengaruhi

piutang adalah sebagai berikut:

1. Volume penjualan kredit

Besar kecilnya volume penjualan kredit yang ditetapkan oleh

perusahaan mempengaruhi jumlah piutang perusahaan semakin

besar volume penjualan kredit, semakin besar pula investasi dalam

piutang perusahaan. Sebaliknya, semakin kecil volume penjualan

kredit yang ditetapkan perusahaan, semakin kecil jumlah piutangnya.

2. Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat atas penjualan kredit yang ditetapkan pihak perusahaan dapat

bersifat ketat atau lunak. Semakin ketat syarat pembayaran yang

ditetapkan, semakin cepat pengembalian piutang sehingga jumlah

piutang perusahaan akan semakin kecil. Sebaliknya, semakin lunak

syarat pembayaran yang ditetapkan, semakin lama pengembalian

piutang dan jumlah piutang akan lebih besar.

3. Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dalam penjualan kredit, perusahaan dapat menetapkan batas

pemberian kredit kepada pelanggan. Semakin tinggi batas yang


23

ditetapkan, semakin besar pelanggan membeli secara kredit sehingga

jumlah piutang akan lebih besar.

4. Kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang

Kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang dapat dilakukan secara

aktif ataupun pasif. Apabila digunakan secara aktif, perusahaan harus

mengeluarkan biaya untuk mendanai usaha ini. Apabila perusahaan

menerapkan cara pasif, pengumpulan piutang akan lebih lama

sehingga jumlah piutang perusahaan akan lebih besar.

5. Kebiasaan membayar dari para pelanggan

Kebiasaan pelanggan untuk membayar dalam periode cash discount

mengakibatkan jumlah piutang lebih kecil. Sebaliknya, pelanggan

membayar pada periode setelah cash discount akan mengakibatkan

jumlah piutang lebih besar karena jumlah dana yang tertanam dalam

piutang lebih lama untuk terealisasi menjadi kas.

2.1.3.4 Perputaran Piutang

Menurut Harahap (2010, 308) perputaran piutang merupakan rasio yang

menunjukkan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar semakin baik

karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat. Menurut Halim dan Sarwoko

(2003), menyatakan bahwa perputaran piutang merupakan periode yang akan

menunjukkan berapa kali piutang yang timbul sampai piutang tersebut dapat

tertagih kembali ke dalam kas perusahaan. Menurut (Kasmir, 2012) perputaran

piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama

penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam

dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio
24

menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin

rendah (dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini

bagi perusahaan semakin baik. Sebaliknya jika rasio semakin rendah ada over

investment dalam piutang.

Perputaran yang semakin tinggi adalah semakin baik karena berarti

modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk piutang akan semakin rendah. Naik

turunnya perputaran piutang ini akan dipengaruhi oleh hubungan perubahan

penjualan dan perubahan piutang. Misalnya perputaran piutang turun bila

penjualan turun tetapi piutang meningkat. Turunnya piutang tidak sebanyak

turunnya penjualan, naiknya penjualan tidak sebanyak naiknya piutang,

penjualan turun tetapi piutang tetap, atau piutang naik tetapi penjualan tetap

(Jumingan, 2011).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran

piutang adalah rasio yang menunjukkan seberapa cepat penagihan piutang

kepada pelanggan. Semakin cepat rasio penagihan piutang maka akan semakin

baik untuk laba perusahaan dan sebaliknya jika rasio penagihan piutang lambat

maka akan berpengaruh pada penghasilan perusahaan. Menurut Hery (2014:24),

indikator perputaran piutang adalah sebagai berikut:

Penjualan ersih
Perputaran piutang = ata-rata Piutang
…………… (2.3)

2.1.4 Hutang

2.1.4.1 Pengertian Hutang

Hutang adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya

sementara bekerja di dalam perusahaan yang pada saatnya harus dibayar

kembali (Bambang Riyanto, 2001:171). Sedangkan menurut Munawir (2007),


25

hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang

belum terpenuhi dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal

perusahaan yang berasal dari kreditur.

Dari beberapa pengertian diatas, disimpulkan bahwa rasio hutang

merupakan semua kewajiban perusahaan berupa modal sementara dari luar

perusahaan, dan bekerja dalam perusahaan yang harus dilunasi pada waktunya.

2.1.4.2 Jenis-Jenis Hutang Jangka Pendek

Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan

perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya yang akan dilakukan

dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) (Munawir, 2007:18).

Hutang lancar meliputi antara lain :

1. Hutang dagang (wesel), adalah hutang yang timbul karena adanya

pembelian barang dagangan secara kredit.

2. Hutang pajak, baik pajak untuk perusahaan yang bersangkutan maupun

pajak pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke kas Negara.

3. Dividen, hutang yang akan diberikan untuk investor. Investor tersebut

merupakan seseorang yang dananya dihutangi untuk keperluan

penggunaan suatu perusahaan. Sistem pembayaran nya nantinya berupa

pembagian dana.

4. Pendapatan diterima di muka, adalah jenis hutang yang pada saat

pembayaran merupakan salah satu jenis hutang yang dimana

pendapatannya akan didapatkan terlebih dahulu.

5. Biaya yang masih harus dibayar, adalah biaya-biaya yang sudah terjadi

tetapi belum dilakukan pembayarannya.


26

2.1.4.3 Jenis-jenis Hutang Jangka Panjang

Hutang jangka panjang atau long-term debt adalah satu bentuk perjanjian

antara peminjam dengan kreditur dimana kreditur bersedia memberikan pinjaman

sejumlah tertentu dan peminjam bersedia untuk membayar secara periodik yang

mencakup bunga dan pokok pinjaman (Sartono, 2008:216). Jenis-jenis dan

bentuk-bentuk utama dari hutang jangka panjang, antara lain:

1. Pinjaman obligasi (Bond Payables)

Obligasi merupakan instrumen hutang jangka panjang yang digunakan

oleh pemerintah atau perusahaan untuk mendapatkan dana jangka

panjang.

2. Pinjaman Hipotik (Mortgage)

Pinjaman hipotik merupakan pinjaman jangka panjang dimana pemberi

uang (kreditur) diberi hak hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak

(tanah bangunan).

2.1.4.4 Rasio Hutang

Hantono (2017:12) menyatakan bahwa sejauh mana modal sendiri

menjamin seluruh hutang. Rasio ini juga dapat dibaca sebagai perbandingan

antara dana pihak luar dengan dana pemilik perusahaan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa rasio hutang adalah

rasio yang mengukur sejauh mana semua hutang dijamin oleh modal. Rasio ini

juga dapat dipahami sebagai perbandingan antara dana pihak luar dengan dana

pemilik perusahaan. Menurut Kasmir (2012:158), rumus untuk mencari debt to

equity ratio dapat digunakan perbandingan antara total hutang dengan total

ekuitas sebagai berikut:


27

Total utang
Rasio hutang = Total kuitas
………………….. (2.4)

2.1.5 Profitabilitas

2.1.5.1 Pengertian Profitabilitas

Harahap (2015:304), menyatakan bahwa rasio rentabilitas atau disebut

juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba

melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,

kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga

Operating Ratio. Munawir (2010:70), mendefinisikan profitabilitas sebagai

berikut : Rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam mencetak laba. Untuk para pemegang saham

rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan mereka dalam berinvestasi. Rasio

profitabilitas disebut juga rasio kinerja operasi. Sedangkan definisi profitabilitas

menurut Kasmir (2015:196), adalah Rasio profitabiltas merupakan rasio untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga

memberikan ukuran tingkat efisiensi manajemen suatu perusahaan. Hal ini

ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.

Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.

Berdasarkan definisi profitabilitas menurut para ahli diatas dapat

disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan

kemampuan seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan atau mencetak

laba dari kegiatan penjualan, kas, modal dan lain sebagainya.


28

2.1.5.2 Metode Pengukuran Profitabilitas

Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio

keuntungan atau rasio profitabilitas. Penggunaan rasio profitabilitas dapat

dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang

ada di laporan keuangan neraca dan laba rugi (Kasmir, 2015:196). Menurut

Subramanyam dan Wild (2010:143) menjelaskan bahwa ukuran profitabilitas ini

memiliki beberapa keunggulan dibandingkan ukuran kekuatan jangka panjang

lainnya atau solvabilitas yang hanya mengandalkan pos neraca (misalnya rasio

utang terhadap ekuitas). Angka ini dapat mengungkapkan pengembalian atas

investasi modal secara efektif dari berbagai perspektif kontributor pendanaan

yang berbeda (kreditor dan pemegang saham).

Sudana (2009:26) menjelaskan bahwa terdapat beberapa cara untuk

mengukur besar kecilnya tingkat profitabilitas suatu perusahaan, yaitu sebagai

berikut:

1. Basic Profit Margin

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan menggunakan total

aktiva yang dimilliki oleh perusahaan. Rasio ini mencerminkan efektivitas

dan efisiensi pengelolaan seluruh investasi yang telah dilakukan

perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif dan efisien

pengelolaan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan

laba sebelum bunga dan pajak.

Laba Sebelum unga dan Pajak


Basic Profit Margin = Total Aktiva

2. Return On Equity (ROE)


29

ROE menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki

perusahaan. Rasio ini penting untuk pihak pemegang saham, untuk

mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang

dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan.

Laba Setelah Pajak


Return On Equity (ROE) = Modal Sendiri

3. Profit Margin Ratio

Profit Margin Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba dengan menggunakan penjualan yang dicapai

perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan perusahaan semakin

efisien dalam menjalankan operasinya.

Profit margin ratio dibedakan menjadi :

a. Net Profit Margin

Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba bersih dari penjualan yang dilakukan

perusahaan. Rasio ini mencerminkan efisiensi seluruh bagian,

yaitu produksi, personalia, pemasaran, dan keuangan yang ada

dalam perusahaan.

Laba Setelah Pajak


Net Profit Margin =
Penjualan

b. Operating Profit Margin

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan

penjualan yang dicapai perusahaan. Rasio ini menunjukkan

efisiensi bagian produksi, personalia, dan pemasaran dalam

menghasilkan laba.
30

Laba Sebelum unga dan Pajak


Operating Profit Margin = Penjualan

c. Gross Profit Margin

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba kotor dengan penjualan yang dilakukan

perusahaan. Rasio ini menggambarkan efisiensi yang dicapai

bagian produksi.

Penjualan - arga Pokok Produksi ( PP)


Gross Profit Margin = Penjualan

4. Return On Assets (ROA)

ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan

seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio

ini penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan

efisiensi perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan.

Semakin besar ROA, berarti semakin efisien penggunaan aktiva

perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah aktiva yang sama

dihasilkan laba yang lebih besar dan sebaliknya.

Return On Assets (ROA) = ………………. (2.5)

Dalam penelitian ini, untuk mengukur profitabilitas perusahaan

menggunakan rasio Return On Asset (ROA) atau sering disebut rentabilitas

ekonomi yaitu kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang

dilihat dari segi penggunaan asset dengan membandingkan antara laba bersih

dengan total asset. Apabila ROA suatu perusahaan tinggi, maka tingkat

keuntungan yang akan dicapai perusahaan tersebut akan tinggi. Namun

sebaliknya, jika ROA suatu perusahaan rendah, maka tingkat keuantungan yang

akan dicapai perusahaan tersebut akan rendah.


31

2.2 Penelitian Terdahulu

Sebagai acuan dari penelitian ini dikemukakan hasil-hasil penelitian yang telah

dilaksanakan sebelumnya :

1. Mimelientesa Irman dan Abel Iswara (2019) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan

Rasio Hutang terhadap Tingkat Pengembalian Aset pada Perusahaan Plastik

dan Kemasan di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2017”.Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah perputaran kas (X1), Perputaran Piutang (X2), Perputaran

Persediaan (X3), Rasio Hutang (X4). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

Tingkat Pengembalian Aset (Y). Metode analisis yang digunakan adalah Uji

Asumsi Klasik (uji normalitas data, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas

dan uji autokerelasi). Uji analisis regresi linier berganda (uji f dan uji t). Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa Perputaran kas berpengaruh negatif

terhadap tingkat pengembalian aset, Perputaran piutang berpengaruh negatif

terhadap terhadap tingkat pengembalian aset, Perputaran persediaan

berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian aset, dan Rasio hutang

berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian aset.

2. Fery Al Agizha (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Periode

Perputaran Kas, Periode Perputaran Piutang, Periode Perputaraan Persediaan,

dan Periode Perputaran Hutang Usaha Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus

Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia)”. Variabel

dalam penelitian ini adalah Periode perputaran kas, Periode perputaran piutang,

periode perputaran persediaan, dan periode perputaran hutang usaha. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah Profitabilitas. Metode analisis yang


32

digunakan adalah Uji Asumsi Klasik (uji normalitas, uji multikolinieritas, uji

autokorelasi, dan uji heterokedatisitas. Uji regresi linear berganda (uji t dan uji f).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perputaran kas berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas, Perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas, Perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas, dan Perputaran hutang usaha berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas.

3. Jadongan Sijabat dan Monica Indriyani Sijabat (2021) dalam penelitiannya yang

berjudul “Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran

Persediaan terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur

Sektor Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

2016-2019)”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pengaruh Perputaran

Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah Profitabilitas. Metode analisis yang digunakan adalah Uji

Regresi Linear Berganda (Uji F dan Uji T). Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa Variabel perputaran kas berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap

return on asset, Variabel perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan

terhadap return on asset, dan Variabel perputaran persediaan berpengaruh

positif tidak signifikan terhadap return on asset.

4. Nani Hartati (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Perputaran

Kas, Piutang, dan Persediaan terhadap Pofitabiltas perusahaan makanan dan

minuman di Bursa Efek Indonesia”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Perputaran Kas, Piutang, dan Persediaan. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah Profitabilitas. Metode analisis yang digunakan adalah Uji Asumsi Klasik
33

(uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas dan uji heterokedatisitas. Uji

regresi linear berganda (uji t dan uji f). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, Perputaran

piutang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, dan Perputaran

persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

5. Nada Apriliasari (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan perputaran

aktiva terhadap profitabilitas pada perusahaan food and beverages yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2017”. Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah Perputaran Kas (X1), Perputaran Piutang (X2),

Perputaran Persediaan (X3), Perputaran aktiva (X4). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah Profitabilitas (Y). Metode analisis yang digunakan adalah

Uji Asumsi Klasik (uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji

heterokedatisitas. Uji regresi linear berganda (uji t dan uji f). Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa Perputaran kas secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas, Perputaran Persediaan secara parsial berpengaruh tidak

signifikan terhadap profitabilitas, dan Perputaran Aktiva Tetap secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

6. Dilla Ramadani dan Rosyeni Rasyid dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan

terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2017”. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah Perputaran Kas (X1), Perputaran Piutang (X2), dan

Perputaran Persediaan (X3). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah


34

Profitabilitas (Y). Metode analisis yang digunakan adalah Uji Asumsi Klasik (uji

normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedasitas, dan uji autokorelasi). Uji

regresi panel (uji PLS, uji FEM, dan uji REM). Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa Perputaran kas berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas,

Perputaran persediaan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas,

dan Perputaran piutang berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

profitabilitas.

7. Hesti Anggraini (2020) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Tingkat

Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaraan Persediaan Terhadap

Profitabilitas Pada PT Indofood Sukses Makmur TBK yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia 2017-2019”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Tingkat

Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaraan Persediaan. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah Profitabilitas. Metode analisis yang

digunakan adalah Uji Normalitas dan Uji Asumsi Klasik (Uji Multikolinearitas, Uji

Autokolerasi, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Kelayakan Model). Uji Regresi

Berganda (Uji t dan Uji f). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perputaran

kas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas pada PT Indofood

Sukses Makmur Tbk, Perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan

terhadap profitabilitas pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk, dan Perputaran

persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada PT

Indofood Sukses Makmur Tbk.

8. Virginia Elsa Haryono dan G. Anggana Lisiantara (2018) dalam penelitiannya

berjudul “Pengaruh perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran

piutang dengan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol terhadap


35

profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor industri Barang Konsumsi

yang Terdaftar di BEI periode 2014-2017. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menguji hubungan pengaruh turnover kas, turnover persediaan, turnover

piutang dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol terhadap profitabilitas

perusahaan manufaktur di sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek

Indonesia untuk periode 2014-2017. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran piutang. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah Profitabilitas. Metode analisis yang

digunakan adalah Uji Normalitas dan Uji Asumsi Klasik (Uji Multikolinearitas, Uji

Autokolerasi, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Kelayakan Model). Uji Regresi

Berganda (Uji t dan Uji f). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perputaran

kas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA), Perputaran

persediaan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA),

Perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA),

dan Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas

(ROA).

9. Hantono, Siti Tiffany Guci, dkk (2019) dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh

Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Current Ratio,

dan Dept to Equity Ratio, Total Assets Turn Over terhadap Profitabilitas (Study

Kasus Pada Sektor Industri Dasar dan Kimia). Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh perputaran kas, Perputaran Piutang, Perputaran

Persediaan, Current Ratio, dan Dept to Equity Ratio, Total Assets Turn Over

terhadap Profitabilitas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Perputaran

Kas, Perputaran Persediaan, Current Ratio, dan Dept to Equity Ratio, Total
36

Assets Turn Over. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Profitabilitas.

Metode analisis yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji

autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. Uji regresi berganda (Uji T dan Uji F).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perputaran kas tidak berpengaruh

positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA), Perputaran piutang tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA), Perputaran

persediaan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas

(ROA), Current Ratio tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas (ROA), Dept Equity to Ratio berpengaruh positif dan signifikan

terhadap profitabilitas (ROA), dan Total Assets Turn Over berpengaruh positif

dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

10. Vincent, Yamin Wijaya, dkk dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh Perputaran

Kas, Perputaran Piutang, Rasio Hutang dan Modal Kerja terhadap Profitabilitas

pada Perusahaan Perdagangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2014-2018”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis

pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, rasio hutang dan modal kerja

bersih terhadap profitabilitas pada perusahaan perdagangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah perputaran kas, perputaran piutang, rasio hutang dan modal kerja.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah profitabilitas. Metode analisis dalam

penelitian ini adalah analisis regersi linear berganda, koefisien determinasi, uji f

dan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perputaran Kas secara parsial

berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas, Perputaran Piutang secara parsial

berpengaruh positif terhadap profitabilitas, Rasio hutang secara parsial


37

berpengaruh negatif terhadap profitabilitas, Modal Kerja secara parsial tidak

berpengaruh apa-apa terhadap profitabilitas, dan Perputaran kas, perputaran

piutang, rasio hutang dan modal kerja berpengaruh secara simultan terhadap

profitabilitas.

11. Imran Dasena dan Etti Ernita Sembiring (2020) dalam penelitiannya berjudul

“Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan

terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2015-2019”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran

persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah profitabilitas. Metode analisis dalam

penelitian ini adalah

12. Kezia Vita Natalia, Kharis Raharjo, dkk (2017) dalam penelitiannya berjudul

“Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan

Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015”. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh perputaran modal

kerja, perputaran kas, perputaaran piutang, dan perputaran persediaan

terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2011-2015. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

perputaran modal kerja, perpuataran kas, perpuataran piutang dan perputaran

persediaan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah profitabilitas. Metode


38

analisis dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji

heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji t, uji f, uji hipotesis dan uji analisis

regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perputaran Modal

Kerja berpengaruh terhadap ROA, Perputaran Kas tidak berpengaruh terhadap

ROA, Perputaran Piutang tidak berpengaruh terhadap ROA, Perputaran

Persediaan berpengaruh terhadap ROA.


39

Sebagai acuan dari penelitian ini ditemukan hasil-hasil penelitian yang dilaksanakan sebelumnya, antara lain:

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

1. Mimelientesa Pengaruh Perputaran Independent : Objek 1. Perputaran kas berpengaruh


Irman dan Abel Kas, Perputaran Perputaran Kas (X1), Penelitian : negatif terhadap tingkat
Iswara, (2019) Piutang, Perputaraan Perputaraan Piutang Perusahaan pengembalian aset.
Persediaan, dan (X2), Perputaran Plastik dan 2. Perputaran piutang
Rasio Hutang Persediaan (X3), dan Kemasan berpengaruh negatif
Terhadap Tingkat Rasio Hutang (X4) terhadap tingkat
Pengembalian Aset pengembalian aset.
Pada Perusahaan Dependent : Tingkat 3. Perputaran persediaan
Plastik dan Kemasan Pengembalian Aset (Y) berpengaruh negatif
di Bursa Efek terhadap tingkat
Indonesia Tahun pengembalian aset.
2010-2017. 4. Rasio hutang berpengaruh
positif terhadap tingkat
pengembalian aset.
40

2. Feryal Agizha, Pengaruh Periode Independent : Objek 1. Perputaran kas


(2014) Perputaran Kas, Penelitian : berpengaruh signifikan
Periode Perputaran Periode Perputaran Perusahaan terhadap profitabilitas.
Piutang, Periode Kas (X1), Periode makanan dan 2. Perputaran piutang
Perputaraan Perputaraan Piutang minuman. berpengaruh signifikan
Persediaan, dan (X2), Periode terhadap profitabilitas.
Periode Perputaran Perputaran Persediaan 3. Perputaran persediaan
Hutang Usaha (X3) dan Periode berpengaruh signifikan
Terhadap Profitabilitas Perputaran Hutang terhadap profitabilitas.
(Studi Kasus Pada Usaha (X4) 4. Perputaran hutang usaha
Perusahaan Dependent : berpengaruh signifikan
Manufaktur yang Profitabilitas (Y) terhadap profitabilitas.
Listing di Bursa Efek
Indonesia)

3. Jadongan Pengaruh Perputaran Independent : Objek 1. Variabel perputaran kas


Sijabat dan Kas, Perputaran Perputaran Kas (X1), Penelitian : berpengaruh negatif tidak
Monica Piutang, dan Perputaran Piutang Perusahaan signifikan terhadap return
Indriyani Perputaran (X2), dan Perputaran Manufaktur on asset.
Sijabat, (2021) Persediaan terhadap Persediaan (X3) Sektor Barang 2. Variabel perputaran piutang
Profitabilitas (Studi Konsumsi berpengaruh positif dan
Empiris Pada Dependent : signifikan terhadap return
Perusahaan Profitabilitas (Y) on asset.
Manufaktur Sektor 3. Variabel perputaran
Barang Konsumsi persediaan berpengaruh
Yang Terdaftar di positif tidak signifikan
Bursa Efek Indonesia terhadap return on asset.
(BEI) Periode 2016-
2019).
41

4. Nani Hartati, Pengaruh Perputaran Independent : Objek 1. Perputaran kas


(2017) Kas, Piutang, dan Perputaran Kas (X1), Penelitian : berpengaruh signifikan
Persediaan terhadap Perputaran Piutang Perusahaan terhadap profitabilitas.
Pofitabiltas (X2), dan Perputaran makanan dan 2. Perputaran piutang
perusahaan makanan Persediaan (X3) minuman berpengaruh signifikan
dan minuman di Bursa terhadap profitabilitas.
Efek Indonesia. Dependent : 3. Perputaran persediaan
Profitabilitas (Y) berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas.

5. Nada Apriliasri, Pengaruh perputaran Independent : Objek 1. Perputaran kas secara


(2018) kas, perputaran Perputaran Kas (X1), Penelitian : parsial berpengaruh
piutang, perputaran Perputaran Piutang Perusahaan signifikan terhadap
persediaan, dan (X2), Perputaran food and profitabilitas.
perputaran aktiva Persediaan (X3), dan Beverages 2. Perputaran Persediaan
terhadap profitabilitas Perputaran aktiva (X4) secara parsial berpengaruh
pada perusahaan food tidak signifikan terhadap
and beverages yang Dependent : profitabilitas.
terdaftar di Bursa Efek Profitabilitas (Y) 3. Perputaran Aktiva Tetap
Indonesia (BEI) secara parsial berpengaruh
periode 2012-2017 signifikan terhadap
profitabilitas.

6. Dilla Ramadani Pengaruh perputaran Independent : Objek 1. Perputaran kas


dan Rosyeni kas, perputaran Perputaran Kas (X1), Penelitian : berpengaruh positif
Rasyid, (2019) piutang, dan Perputaran Piutang Perusahaan signifikan terhadap
perputaran persediaan (X2), dan Perputaran makanan dan profitabilitas.
terhadap profitabilitas Persediaan (X3) minuman 2. Perputaran persediaan
pada perusahaan berpengaruh positif
makanan dan Dependent : signifikan terhadap
minuman yang profitabilitas.
42

terdaftar di Bursa Efek Profitabilitas (Y) 3. Perputaran piutang


Indonesia (BEI) berpengaruh positif tidak
periode 2013-2017 signifikan terhadap
profitabilitas.

7. Hesti Anggraini Pengaruh Tingkat Independent : Objek 1. Perputaran kas


(2020) Perputaran Kas, Perputaran Tingkat Penelitian : PT berpengaruh negatif dan
Perputaran Piutang, Kas (X1), Perputaraan Indofood Sukses signifikan terhadap
dan Perputaraan Piutang (X2), dan Makmur TBK profitabilitas pada PT
Persediaan Terhadap Perputaran Persediaan Indofood Sukses Makmur
Profitabilitas Pada PT (X3) Tbk.
Indofood Sukses 2. Perputaran piutang
Makmur TBK yang Dependent : berpengaruh positif dan
terdaftar di Bursa Efek Profitabilitas (Y) signifikan terhadap
Indonesia 2017-2019. profitabilitas pada PT
Indofood Sukses Makmur
Tbk.
3. Perputaran persediaan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
profitabilitas pada PT
Indofood Sukses Makmur
Tbk.
4. Perputaran kas, perputaran
piutang dan perputaran
persediaan berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas pada PT
Indofood Sukses Makmur
Tbk.
43

8. Virginia Elsa Pengaruh perputaran Independent : Objek 1. Perputaran kas tidak


Haryono dan kas, perputaran Perputaran Kas (X1) Penelitian : berpengaruh signifikan
G. Anggana persediaan, dan Perputaran Persediaan Perusahaan terhadap profitabilitas
Lisiantara perputaran piutang (X2) Perputaran Industri Barang (ROA).
(2018) dengan ukuran Piutang (X3) Konsumsi 2. Perputaran persediaan
perusahaan sebagai berpengaruh positif
variabel kontrol Dependent : signifikan terhadap
terhadap profitabilitas Profitabilitas (Y) profitabilitas (ROA).
pada perusahaan 3. Perputaran piutang tidak
manufaktur sektor berpengaruh signifikan
industri Barang terhadap profitabilitas
Konsumsi yang (ROA).
Terdaftar di BEI 4. Ukuran perusahaan
periode 2014-2017. berpengaruh positif
signifikan terhadap
profitabilitas (ROA).

9. Hantono, Siti Pengaruh Perputaran Independent : Independent : 1. Perputaran kas tidak


Tiffany Guci, Kas, Perputaran Perputaran Kas (X1), Current Ratio berpengaruh positif dan
dkk (2019) Piutang, Perputaran Perputaran Piutang (X5) dan Total signifikan terhadap
Persediaan, Current (X2), Perputaran Assets Turn profitabilitas.
Ratio, dan Dept to Persediaan (X3), dan Over (X6) 2. Perputaran piutang tidak
Equity Ratio, Total Dept Equity to Ratio berpengaruh positif dan
Assets Turn Over (X5) Objek signifikan terhadap
terhadap Profitabilitas Penelitian : profitabilitas.
(Study Kasus Pada Dependent : Perusahaan 3. Perputaran persediaan tidak
Sektor Industri Dasar Profitabilitas (Y) Sektor Industri berpengaruh positif dan
dan Kimia). Dasar dan Kimia signifikan terhadap
profitabilitas.
4. Current Ratio tidak
berpengaruh positif dan
44

signifikan terhadap
profitabilitas.
5. Dept Equity to Ratio
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
profitabilitas.
6. Total Assets Turn Over
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
profitabilitas.

10. Vincent, Yamin Pengaruh Perputaran Independent : Independent : 1. Perputaran Kas secara
Wijaya, dkk Kas, Perputaran Perputaran Kas (X1), Modal Kerja (X4) parsial berpengaruh negatif
(2021) Piutang, Rasio Hutang Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas.
dan Modal Kerja (X2), Rasio Hutang Objek 2. Perputaran Piutang secara
terhadap Profitabilitas (X3) Penelitian : parsial berpengaruh positif
pada Perusahaan Perusahaan terhadap profitabilitas.
Perdagangan yang Perdagangan 3. Rasio hutang secara parsial
Terdaftar di Bursa berpengaruh negatif
Efek Indonesia tahun Dependent : terhadap profitabilitas.
2014-2018 Profitabilitas 4. Modal Kerja secara parsial
tidak berpengaruh apa-apa
terhadap profitabilitas.
5. Perputaran kas, perputaran
piutang, rasio hutang dan
modal kerja berpengaruh
secara simultan terhadap
profitabilitas.
45

11. Imran Dasena Pengaruh Perputaran Independent : Periode : Tahun 1. Perputaran kas tidak
dan Etti Ernita Kas, Perputaran Perputaran Kas (X1), 2015-2019 berpengaruh signifikan
Sembiring Piutang, dan Perputaran Piutang terhadap profitabilitas.
(2020) Perputaran (X2), Perputaran 2. Perputaran piutang
Persediaan terhadap Persediaan (X3) berpengaruh signifikan
Profitabilitas pada terhadap profitabilitas.
Perusahaan Dependent : 3. Perputaran persediaan
Manufaktur yang Profitabilitas (Y) berpengaruh signifikan
Terdaftar di Bursa terhadap profitabilitas.
Efek Indonesia Objek Penelitian : 4. Perputaran kas, perputaran
Periode 2015-2019. Perrusahaan piutang, dan perputaran
Manufaktur persediaan berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas.

12. Kezia Vita Pengaruh Perputaran Independent : Independent : 1. Perputaran Modal Kerja
Natalia, Kharis Modal Kerja, Perputaran Kas (X2), Modal Kerja (Y) berpengaruh terhadap
Raharjo, dkk Perputaran Kas, Perputaran Piutang ROA.
(2017) Perputaran Piutang (X3), Perputaran 2. Perputaran Kas tidak
dan Perputaran Persediaan (X4) berpengaruh terhadap
Persediaan terhadap ROA.
Profitabilitas 3. Perputaran Piutang tidak
Perusahaan berpengaruh terhadap
Manufaktur yang ROA.
Terdaftar di Bursa 4. Perputaran Persediaan
Efek Indonesia berpengaruh terhadap
Periode 2011-2015 ROA.
Sumber : Jurnal dan Skripsi
46

2.3 Hubungan Antar Variabel

a. Hubungan perputaran kas dengan profitabilitas

Menurut Riyanto (2011:95) bahwa perputaran kas adalah

perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Jumlah

kas dapat dihubungkan dengan jumlah penjualan atau salesnya.

Perbandingan antara sale dengan jumlah kas rata-rata

menggambarkan tingkat perputaran kas (cash turnover). Menurut

Kasmir (2008:140), menyatakan rasio perputaran kas (cash turnover)

berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan

yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan.

Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas

untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan

dengan penjualan. Semakin tinggi perputaran kas maka semakin baik

profitabilitasnya.

b. Hubungan perputaran persediaan dengan profitabilitas

Menurut Rahayu dan Susilowibowo (2014:10), Perputaran

persediaan adalah berapa kali barang dijual dan diadakan kembali

selama satu periode tertentu. Semakin tinggi tingkat perputaran

persediaan, maka semakin singkat atau semakin baik waktu rata-rata

antara penanaman modal dalam persediaan dan transaksi penjualan.

Menurut Kasmir (2011), perputaran persediaan merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam

persediaan (inventory) ini berputar dalam satu periode. Jika tingkat

perputaran persediaan tinggi maka hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan memiliki tingkat penjualan yang tinggi pula. Dengan


47

demikian, semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka semakin

tinggi juga laba yang dihasilkan oleh perusahaan.

c. Hubungan perputaran piutang dengan profitabilitas

Menurut Harahap (2010:308) perputaran piutang merupakan

rasio yang mebunjukkan berapa cepat penagihan piutang. Semakin

besar semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat.

Menurut Halim dan Sarwoko (2003) menyatakan bahwa perputaran

piutang merupakan periode yang akan menunjukkan berapa kali

piutang yang timbul sampai piutang tersebut dapat tertagih kembali ke

dalam kas perusahaan. Menurut Kasmir (2015:176) perputaran piutang

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama

penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang

ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi

perputaran piutang, maka piutang yang dapat ditagih oleh perusahaan

semakin banyak. Sehingga memperkecil adanya piutang yang tidak

tertagih dan memperlancar arus kas. Sehingga semakin baik pula

profitabilitasnya.

d. Hubungan perputaran hutang dengan profitabilitas

Perputaran hutang merupakan rasio yang digunakan untuk

menilai hutang ekuitas. Rasio ini dicarai dengan membandingkan

antara total hutang dengan total ekuitas. Semakin tinggi nilai

perputaran hutang menunjukkan bahwa semakin besar kewajiban yang

ditanggung perusahaan terhadap pihak kreditur dan besarnya

kewajiban yang ditanggung perusahaan dapat mengurangi laba yang

diperoleh perusahaan. Menurut penelitian yang dilakukan Wikardi dan


48

Wiyani (2017) bahwa perputaran hutang mempunyai pengaruh

terhadap profitabilitas.

e. Hubungan perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang,

dan rasio hutang dengan profitabilitas

Perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang,

dan rasio hutang yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam menjalankan manajemen perusahaan. Semakin tinggi

perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang dan rasio

hutang akan berpengaruh terhadap besarnya tingkat profitabilitas yang

akan didapat oleh perusahaan tersebut.


49

2.4 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

data laporan tahunan perusahaan manufaktur yang diperoleh dari Bursa Efek

Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perputaran

kas, perputaraan persediaan, perputaran piutang, dan rasio hutang terhadap

profitabilitas. Berikut adalah kerangka konseptual yang menggambarkan

hubungan antar variabel dalam penelitian ini :

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Perputaran Kas (X1)


X1

Perputaran
Persediaan (X2) X2

X3 Profitabilitas (ROA)
Perputaran Piutang
(X3)
X4

Rasio Hutang (X4)

X5

Keterangan:

= Parsial

= Simultan
50

2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan

oleh peneliti melalui penjabaran dari kerangka pemikiran. Jawaban sementara

dari penelitian ini dapat diterima atau ditolak tergantung bagaimana hasil dari

pengujian selanjutnya. Hipotesis dari penelitian ini adalah:

H1: Diduga perputaran kas berpengaruh positif secara parsial terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode

2016-2020

H2: Diduga perputaran persediaan berpengaruh positif secara parsial terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode

2016-2020

H3: Diduga perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode

2016-2020

H4: Diduga perputaran hutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode

2016-2020

H5: Diduga perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang, dan

rasio hutang berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode

2016-2020.
51

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tedaftar di Bursa

Efek Indonesia pada tahun 2016-2020. Perusahaan manufaktur sangat

menarik untuk dibahas karena sektor manufaktur merupakan sektor yang

bisa bersaing dalam kondisi perekonomian di Indonesia dan bahkan para

investor tertarik untuk menjadikan sektor manufaktur sebagai salah satu

sektor untuk melakukan penanaman modal karena dapat memberikan laba

atau penghasilan maksimal. Pada dasarnya, masyarakat sangat

membutuhkan sektor manufaktur dalam kehidupan sehari-hari dan

perusahaan manufaktur menjadi peran penting dalam memenuhi kebutuhan

para konsumen. Hal ini industri manufaktur mampu memberikan kontribusi

untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Data yang diperlukan dalam

penelitian ini misalnya laporan keuangan dari tahun 2016 sampai tahun 2020.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif merupakan

metode yang bersifat objektif dan ilmiah dengan menyajikan data berupa

angka-angka (score, nilai) atau pernyataan tentang nilai. Data berupa angka-

angka tersebut merupakan pengembangan dari data laporan keuangan,

dimana data tersebut dianalisis menggunakan analisis statistik demi

memberikan bukti atau penolakan terhadap suatu teori atau penelitian

sebelumnya.
52

3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel


3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yag ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2016:80). Adapun

populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur Indonesia

yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020. Dalam

penelitian ini jumlah populasi ada 158 perusahaan manufaktur.

3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2008:116). Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode non-probability sampling yaitu

purposive sampling method. Non probability sampling merupakan metode

pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang

sama bagi setiap anggota populasi untuk dapat dipilih menjadi sampel (Sugiyono,

2008), sedangkan purposive sampling method adalah metode penentuan sampel

secara acak dengan adanya pertimbangan tertentu (Sugiyono:2008).

Berikut kriteria yang digunakan peneliti dalam menentukan sampel

penelitian:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2016 sampai tahun 2020.

2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan lengkap

selama periode 2016 sampai 2020.


53

3. Perusahaan manufaktur yang mengungkapkan dan menyajikan data

yang dibutuhkan yang berkaitan dengan variabel penelitian selama

periode 2016 sampai 2020.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut perusahaan yang dapat dijadikan

sampel penelitian ini berjumlah 20 perusahaan.

Tabel 3.1
Daftar Sampel Penelitian
No. Kode Nama Perusahaan

1 AGII PT Aneka Gas Industri Tbk.

2 ALKA PT Alakasa Industrindo Tbk.

3 AMFG PT Asahima Flat Glass Tbk.

4 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk.

5 BAJA PT Saranacentral Bajatama Tbk.

6 BRPT PT Barito Pacific Tbk.

7 CPIN PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

8 CTBN PT Citra TubindoTbk.

9 EKAD PT Ekadharma International Tbk.

10 ETWA PT Eterindo Wahanatama Tbk.

11 FASW PT Fajar Surya Wisesa Tbk.

12 GDST PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk.

13 INAI PT Indal Aluminium Industry Tbk.

14 INCI PT Intanwijaya Internasional Tbk.

15 IPOL PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk.

16 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk.


54

17 LION PT Lion Metal Works Tbk.

18 MAIN PT Malindo Feedmill Tbk.

19 SRSN PT Indo Acidatama Tbk.

20 TALF PT Tunas Alfin Tbk.

Sumber data : Bursa Efek Indonesia

3.4 Jenis dan Sumber Data


3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif dan

data kuantitatif, yaitu:

1. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang menjelaskan uraian-uraian informasi

yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Penelitian ini data kualitatif

adalah data profil perusahaan.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif menurut Sugiyono (2001:23) adalah data penelitian

yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang diangkakan

(skoring). Data kuantitatif adalah data yang dapat dinyatakan dalam

bentuk angka-angka yang diperoleh dari laporan keuangan dari

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

3.4.2 Sumber Data

Data ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) pada

perusahaan manufaktur periode 2016-2020 untuk data tahunan yang meliputi

neraca dan laporan laba rugi. Bambang dan Nur (2002:147), menyatakan bahwa

data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh oleh peneliti secara

tidak langsung namun melalui media perantara sumber publikasi atau non-
55

publikasi. Data sekunder biasanya berupa jurnal, bukti, catatan atau laporan

historis yang tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan

yang tidak dipublikasikan. Data tersebut digunakan untuk menghitung perputaran

kas, perputaran persediaan, perputaran piutang, rasio utang dan profitabilitas

(ROA) perusahaan.

3.5 Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel

Variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari variabel

bebas (Independent Variable) yang akan menjelaskan hubungan antara

peprutaran kas, peprutaran persediaan, perputaraan piutang, dan rasio utang.

Independent Variable (Variable Bebas) dalam penelitian ini adalah perputaran

kas (X1), perputaran persediaan (X2), Perputaran piutang (X3), dan Rasio

hutang (X4), sedangkan Dependent Variable (variabel Terikat) dalam penelitian

ini adalah Profitabilitas (Y).

1. Variable Bebas (Independent Variable)

Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro, 2009). Variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Perputaran Kas (Cash Turnover)

Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dan kas

rata-rata. Dalam penelitian ini data perputaran kas diperoleh dari

perhitungan menggunakan rumus 2.1 pada halaman 14.

b. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Perputaran persediaan merupakan berapa kali barang dijual dan

diadakan kembali dalam satu periode tertentu. Dalam penelitian ini


56

data perputaran persediaan diperoleh dari perhitungan

menggunakan rumus 2.2 pada halaman 20.

c. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Perputaran piutang adalah rasio yang menunjukkan seberapa

cepat penagihan piutang kepada pelanggan. Dalam penelitian ini

data perputaran piutang diperoleh dari perhitungan menggunakan

rumus 2.3 pada halaman 24.

d. Rasio Hutang (Dept to Equity Ratio)

Rasio hutang adalah perbandingan antara dana pihak luar dengan

dana pemilik perusahaan. Dalam penelitian ini data rasio hutang

diperoleh dari perhitungan menggunakan rumus 2.4 pada

halaman 27.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah profitabilitas (ROA).

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dengan

menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba

setelah pajak. Dalam penelitian ini data profitabilitas yang digunakan

berasal dari data yang diperoleh dari website www.idx.co.id.

3.6 Teknik Analisis Data


3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi benar-

benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif. Ada lima

pengujian dalam uji asumsi klasik, yaitu:

1. Uji Normalitas
57

Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

variabel dependen dan independen berdistribusi normal atau tidak

(Ghozali 2011:160). Pada penelitian ini menggunakan metode uji

Kolmogorov-Smimov (uji K-S). Uji K-S dilakukan untuk membuat

hipotesis :

Ho : data tidak berdistribusi normal apabila nilai signifikansi < 5%

Ho : data berdistribusi normal apabila nilai signifikansi > 5%.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali,

2011:105). Untuk mengetahui adanya problem multikolinieritas dapat

dilihat dari hasil collinierity statistic yaitu nilai variance inflation factor

(VIF) dan tolerance. Jika nilai tolerance >0.10 dan VIF < 10, maka

tidak terjadi multikolinieritas. Jika nilai tolerance <0.10 dan VIF > 10,

maka terjadi multikolinieritas (ghozali, 2011 : 106).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model

regresi ini terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2011:139). Jika

varian dari residual suatu pengamatan ke pangamatan lain tetap,

maka disebut homokedastisitas dan bila berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,

2005). Deteksi ada tidaknya problem heteroskedastisitas adalah


58

menggunakan media grafik, jika grafik membentuk pola khusus maka

model tetap heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu

pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, dan titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah model regresi linier

terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode dengan

kesalahan pada periode t-1 (Ghozali 2011). Uji yang digunakan dalam

penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah

dengan menggunakan nilai uji durbin-Watson (DW). Kriteria untuk

penilaian terjadinya autokorelasi yaitu :

a. Nilai D-W < -2 berarti ada korelasi positif (+)

b. Nilai -2 < D-W < +2 berarti tidak ada autokorelasi

c. Nilai D-W > +2 berarti ada autokorelasi negatif (-)

3.7 Analisis Regresi Berganda


Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

analisis regresi berganda (multiple regeression), yaitu alat analisis untuk

mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen

dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi dan

nilai variabel independen yang diketahui. Sedangkan teknik pengolahan data

menggunakan program aplikasi Statistical Package for Social Sciences (SPSS).

Dalam penelitian ini, model persamaan regresi yang digunakan adalah:


59

Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e

Keterangan:

Y = Profitabilitas (ROA)

a = Konstanta

b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi

X1 = Perputaran Kas

X2 = Perputaran Piutang

X3 = Perputaran Persediaan

X4 = Perputaran Rasio Utang

e = Standart Error

3.8 Uji Hipotesis


3.8.1 Uji t (uji parsial)

Uji t digunakan untuk pengujian variabel independen secara parsial

terhadap variabel dependen. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan

dengan kriteria sebagai berikut :

1. Apabila nilai signifikansi < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Yang

berarti variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen.

2. Apabila nilai signifikansi > 0.05, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Yang

berarti variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen.

3.8.2 Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen secara simultan 5%, maka kriteria pengujian (Ghozali,2013)

adalah sebagai berikut :


60

1. Apabila nilai signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak. Artinya variasi dari

model regresi berhasil menerangkan variabel bebas.

2. Apabila nilai signifikansi > 0.05, maka Ho diterima. Artinya variasi dari

model regresi tidak berhasil menerangkan variabel bebas.

3.8.3 Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur sejauh mana

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2011:97). Besarnya koefisien determinasi yaitu 0 sampai 1. Jika nilai koefisien

kecil atau mendekati 0 maka variasi variabel terbatas. Dan bila koefisien

determinasi besar atau mendekati 1 maka variasi variabel independen memenuhi

kebutuhan informasi variabel independen.


61

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2.1.4.3 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2020 yang

berjumlah 158 perusahaan. Adapun perusahaan yang memenuhi kriteria

pemilihan sampel menggunakan Purposive Sampling berjumlah 20 perusahaan,

sebagai berikut :

4.1.1 PT Aneka Gas Industri (AGII)

PT Aneka Gas Industri (Entitas) didirikan pada tanggal 21 September 1971,

berdasarkan akta Notaris Soeleman Ardjasasmita, S.H., No. 28, Notaris di

Jakarta. Akta tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman melalui Surat

Keputusan No. J.A.5/198/3 tanggal 8 November 1971 dan dicatat dalam

Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 24 Desember

1971, Tambahan No. 576. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali

mengalami perubahan dan terakhir berdasarkan Akta No. 64, tanggal 17 Juni

2016 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta untuk disesuaikan dengan

Peraturan Bapepam, antara lain mengenai Penawaran Umum Perdana Saham,

perubahan status menjadi Perusahaan Terbuka, perubahan nilai nominal saham

dan peningkatan modal saham. Akta perubahan ini telah disetujui dan diterima

oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat

Keputusan No. AHU-0011532.AH.01.012.Tahun 2016 tanggal 17 Juni 2016 dan

telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0075094.AH.01-11.Tahun

2016 tanggal 17 Juni 2016.


62

4.1.2 PT Alakasa Industrindo (ALKA)

PT Alakasa Industrindo Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka

Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 yang dirubah dengan Undang-Undang No.

11 Tahun 1970 dan perubahan terakhir dengan Undang-Undang No. 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal, berdasarkan akta No. 31 tanggal 21 Februari

1972 dari Soeleman Ardjasasmita, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian

tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat

Keputusan No. Y.A.5/214/17 tanggal 19 Juni 1973 dan diumumkan dalam Berita

Negara Republik Indonesia No. 93 tanggal 20 November 1973, Tambahan No.

836. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,

terakhir adalah Akta No. 7 tanggal 3 Juni 2008 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di

Jakarta mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk

disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-

70317.AH.01.02.Tahun 2008 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia No. 13 tanggal 14 Februari 2011, Tambahan No. 1600. Perusahaan

berdiri tahun 1972 dan memulai operasi komersial sebagai perusahaan industri

aluminium sejak tahun 1973. Tahun 2001, Perusahaan melakukan restrukturisasi

dengan mengalihkan kegiatan usahanya (spin-off) kepada

entitas anak, PT Alakasa Extrusindo. Sejak saat itu, kegiatan utama Perusahaan

adalah melakukan investasi pada beberapa Perusahaan yang bergerak dalam

bidang perdagangan dan pada perusahaan industri aluminium.


63

4.1.3 PT Asahimas Flat Glass (AMFG)

PT Asahimas Flat Glass Tbk. didirikan pada tahun 1971. Perusahaan

tersebut sempat beroperasi dengan nama PT. asahimas Flat Glass Co., Ltd.

sebelum berganti nama menjadi PT. Asahimas Flat Glass Tbk. pada bulan Juni

1998. Saat ini AMFG dimiliki oleh Asahi Glass Co., Ltd., PT. Rodamas, dan

Kooperasi. Perusahaan ini merupakan induk dari PT Auto Glass Indonesia (AGI)

yang berfokus pada penggantian dan jasa reparasi automotive safety glass.

PT Asahimas Flat Glass Tbk. (AMFG) adalah perusahaan manufaktur

yang memproduksi flat glass dan automotive glass yang berbasis di Jakarta,

Indonesia. AMFG merupakan produsen flat glass terbesar di Indonesia dan Asia

Tenggara. Jangkauan produk mereka mencapai Indonesia, Asia, Australia,

Selandia Baru, Timur Tengah, Amerika Serikat, Eropa dan Afrika. Produk utama

AMFG adalah flat glass berwarna, reflektif, dan kaca cermin yang digunakan di

gedung-gedung bertingkat dan sebagai bahan baku untuk industri hilir.

Sementara automotive glass yang diproduksi perusahaan meliputi tempered

glass dan kaca laminasi yang digunakan dalam industri otomotif.

4.1.4 PT Arwana Citramulia (ARNA)

PT Arwana Citramulia Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT

Arwana Citra Mulia berdasarkan akta notaris Raden santoso No. 21 tanggal 22

Februari 1993, yang telah diubah berdasarkan akta notaris Imam Santoso, S.H.,

No. 147 tanggal 26 November 1993, antara lain mengenai perubahan nama

perusahaan menjadi PT Arwana Citramulia. Anggaran dasar Perusahaan dan

perubahannya telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dalam Surat Keputusan No. 5576 tanggal 27 November 1997.


64

Anggaran dasar Perusahaan telah Mengalami beberapa kali perubahan,

perubahan terakhir dengan akta notaris Yana Valentina Wilamarta, S.H., M.KN.

No. 4 tanggal 28 Mei 2015, mengenai penyusunan kembali seluruh anggaran

dasar perseroan. Perubahan terakhir tersebut telah didaftarkan kepada Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-AH.01.03-

0941417 tanggal 12 Juni 2015.

PT Arwana Citramulia Tbk merupakan perusahaan publik yang

didedikasikan untuk memproduksi ubin keramik dengan biaya rendah untuk

melayani segmen pasar menengah-ke bawah secara nasional. Perusahaan yang

mulai beroperasi sejak tahun 1995 ini, berkantor pusat di Jakarta.

4.1.5 PT Saranacentral Bajatama (BAJA)

P.T. Saranacentral ajatama Tbk (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka

Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968

berdasarkan akta No. 78 tanggal 4 Oktober 1993 dari Richardus Nangkih

Sinulingga, S.H., notaris di Jakarta, juncto akta perubahan No. 325 tanggal 28

Pebruari 1997 dari H. Muhammad Afdal Gazali, S.H., notaris di Jakarta. Akta

pendirian beserta perubahannya telah mendapat pengesahan dari Menteri

Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-

6.286.HT.01.01.TH 97 tanggal 7 Juli 1997. Anggaran dasar Perusahaan telah

mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 49 tanggal 4

Desember 2015 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., notaris di Jakarta,

mengenai perubahan anggaran dasar Perusahaan dalam rangka menyesuaikan

dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Akta perubahan anggaran dasar

tersebut telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan
65

Hukum dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

dengan Surat Keputusannya No. AHU-AH.01.03-0990908 tanggal 23 Desember

2015.

4.1.6 PT Barito Pacific (BRPT)

PT arito Pacific Tbk (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undang-

Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 berdasarkan Akta

Notaris Kartini Muljadi, S.H. No. 8 tanggal 4 April 1979 dengan nama PT Bumi

Raya Pura Mas Kalimantan. Anggaran Dasar Perusahaan telah mendapat

pengesahan dari Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. J.A.5/195/8

tanggal 23 Juli 1979 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia No. 84, Tambahan No. 24 tanggal 19 Oktober 1979. Berdasarkan Akta

Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 33 tanggal 29 Agustus 2007, Perusahaan

melakukan perubahan nama menjadi PT Barito Pacific Tbk. Anggaran Dasar

Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta

Notaris No. 19 tanggal 12 Mei 2011 dari Benny Kristianto, S.H., notaris di Jakarta

mengenai perubahan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha. Perubahan ini

telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-27243.AH.01.02.Tahun

2011 tanggal 30 Mei 2011. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada

tahun 1983. Perusahaan berdomisili di Banjarmasin dengan pabrik berlokasi di

Jelapat, Banjarmasin. Kantor Perusahaan berada di Jakarta dengan alamat di

Wisma Barito Pacific, Jl. Letjen S. Parman Kav. 62-63 Jakarta.


66

4.1.7 PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN)

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (“Perusahaan”) didirikan di

Indonesia berdasarkan Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun

1967 berdasarkan Akta Notaris Drs. Gde Ngurah Rai, S.H., No. 6 tanggal 7

Januari 1972. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman

Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. YA-5/197/21 tanggal 8 Juni 1973

dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 65, Tambahan No. 573 tanggal

14 Agustus 1973. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali

perubahan, perubahan terakhir sehubungan dengan persetujuan pemegang

saham atas perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan untuk disesuaikan

dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) sebagaimana disebutkan

dalam Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 94 tanggal 19 Juni 2015

sehubungan dengan perubahan anggaran dasar. Perubahan Anggaran Dasar

terakhir ini telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.03-0949604

tanggal 8 Juli 2015.

Kegiatan usaha Perusahaan sesuai dengan Anggaran Dasar, meliputi

industri makanan ternak, pembibitan dan budidaya ayam ras serta

pengolahannya, industri pengolahan makanan, pengawetan daging ayam dan

sapi termasuk unit-unit cold storage, menjual makanan ternak, daging ayam dan

sapi, bahan-bahan asal hewan di wilayah Republik Indonesia, maupun ke luar

negeri dengan sejauh diizinkan berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.
67

4.1.8 PT Citra Tubindo (CTBN)

PT Citra Tubindo Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 23 Agustus

1983 berdasarkan akta notaris R. Sudibio Djojopranoto, S.H. No. 78. Akta

pendirian ini disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat

Keputusan No. C2-3168.HT.01.01.Th.85 tanggal 25 Mei 1985 serta diumumkan

dalam Lembaran Berita Negara No. 81 Tambahan No. 1208 tanggal 8 Oktober

1985. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan.

Pada tahun 2015, perubahan dibahas dalam akta notaris Soehendra Gautama,

S.H. M.Hum No. 43 tanggal 8 Juni 2015, untuk memenuhi Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan

RUPS Perusahaan Terbuka, telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia dengan Surat No. AHU-3530042.AH.01.11-TH.2015 tanggal

7 Juli 2015. Pada tahun 2016, perubahan terakhir dibahas dalam akta notaris

Soehendra Gautama, S.H. M.Hum No. 92 tanggal 24 November 2016, tentang

perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris. Perubahan terakhir ini telah

diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat

No. AHU-0151500.AH.01.11-TH.2016 tanggal 19 Desember 2016. Perusahaan

memulai kegiatan komersialnya yang meliputi penyediaan fasilitas untuk industri

minyak yang mencakup jasa penguliran pipa dan pembuatan aksesoris, pada

tahun 1984, serta mulai menyediakan jasa pemrosesan pemanasan pipa baja

tanpa kampuh (seamless) pada tahun 1992.

4.1.9 PT Ekadharma International (EKAD)

PT Ekadharma International Tbk ("Entitas"), didirikan dengan nama PT

Ekadharma Widya Graphika berdasarkan akta Notaris Raden Santoso, S.H., No.
68

71 tanggal 20 November 1981. Akta pendirian tersebut disahkan oleh Menteri

Kehakiman Republik lndonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/12/12 tanggal

5 Juni 1982 dan didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta tanggal 23

September 1982. Pada tahun 1990, Anggaran Dasar Entitas mengalami

perubahan dengan Akta No. 279 tanggal 9 Juni 1990 yang dibuat di hadapan

Notaris Siti Pertiwi Henny Shidki, S.H., sehubungan dengan rencana penawaran

umum saham Entitas kepada masyarakat serta perubahan nama Entitas menjadi

PT Ekadharma Tape lndustries Tbk. Akta perubahan tersebut telah mendapatkan

pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat

Keputusan No. C2-3608.H.T.01.04 Th. 1990 tanggal 21 Juni 1990 dan telah

diumumkan dalam Berita Negara Republik lndonesia No. 65 tanggal 14 Agustus

1990. Anggaran Dasar Entitas telah mengalami beberapa kali perubahan,

terakhir dengan Akta Notaris lrawan Soerodjo, S.H., M.Si., No. 252 tanggal 18

Juni 2015 antara lain sehubungan dengan peningkatan modal dasar Entitas dari

800.000.000 saham menjadi 1.600.000.000 saham dan perubahan anggaran

dasar Entitas untuk disesuaikan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

tahun 2014. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik lndonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-

0939026.AH.01.02.Th.2015 tanggal 8 Juli 2015.

Sesuai dengan anggaran dasar Entitas, ruang lingkup kegiatan Entitas

terutama adalah bergerak dalam bidang pembuatan pita perekat dan

memproduksi bahan baku dan atau bahan penolong yang diperlukan serta usaha

perdagangan pada umumnya. Entitas berkedudukan di Tangerang, dengan

kantor pusat dan pabrik di Kawasan Industri Pasar Kemis Blok C-1, Tangerang.

Saat ini, Entitas mempunyai kantor cabang di Jakarta, Medan, Surabaya,


69

Semarang, Bandung, Cikarang, Makassar, Denpasar, Palembang, Bogor,

Yogyakarta, Banjarmasin, Balikpapan, Pekanbaru, Batam, Manado dan

Pontianak.

4.1.10 PT Eterindo Wahanatama (ETWA)

PT Eterindo Wahanatama Tbk ("Perusahaan") didirikan pada tanggal 6

Maret 1992 dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No.

6 tahun 1968 (telah diubah dengan Undang-undang No. 12 tahun 1970)

berdasarkan Akta Notaris Annie Sri Rahmani Hendrotomo, S.H., No. 3, notaris

pengganti Raden Santoso, S.H. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri

Kehakiman dalam surat keputusan No. C2-4561.HT.01.01.Th.93 tanggal 11 Juni

1993. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,

terakhir dengan Akta Notaris Veronica Nataatmadja, S.H., M.Corp., M.Com., No.

06 tanggal 14 September 2016 mengenai antara lain, perubahan ketentuan

Anggaran Dasar Perusahaan mengenai Direksi dan Dewan Komisaris.

Perubahan Anggaran Dasar ini telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-0018117.AH.01.02 tanggal 5

Oktober 2016. Perusahaan berdomisili di Jakarta, pada saat ini kantor

Perusahaan terletak di Wisma Slipi Lantai 8, Jl. Let. Jend. S. Parman Kav 12,

Jakarta.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan Perusahaan bergerak dalam kegiatan perkebunan, perdagangan,

pembangunan dan perindustrian. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya

pada tahun 1996. Saat ini, Perusahaan melaksanakan usaha perdagangan dan
70

distribusi Biodiesel Fatty Acid Methyl Ester -(“FAME”) dan barang-barang kimia

lainnya.

4.1.11 PT Fajar Surya Wisesa (FASW)

P.T. Fajar Surya Wisesa Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta

Notaris No. 20tanggal 13 Juni 1987 dari Lenny Budiman, S.H., notaris di Jakarta.

Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia

dalam Surat Keputusan No. C2-1737-HT.01.01.TH.88 tanggal 29 Pebruari 1988

dan diumumkan dalam Berita Negara No. 36, Tambahan No. 1623 tanggal 4 Mei

1990. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,

terakhir dengan Akta Notaris No. 18 tanggal 19 Mei 2015 dari M. Nova Faisal,

SH., M.Kn, notaris di Jakarta, mengenai perubahan alamat lengkap Perseroan.

Akta perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-

0935931.AH.01.02. Tahun 2015 tanggal 27 Mei 2015.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan Perusahaan meliputi usaha manufaktur kertas. Perusahaan memulai

operasi komersialnya pada tahun 1989 dan saat ini menghasilkan kertas industri

seperti containerboard (liner dan corrugating medium) dan boxboard yang

digunakan untuk kemasan produk-produk konsumen dan barang-barang industri.

Hasil produksi Perusahaan dijual kepada pelanggan dalam negeri dan diekspor

ke negara-negara di Asia dan Afrika. Persentase penjualan dalam negeri dan

ekspor terhadap penjualan bersih untuk tahun 2016 masing-masing sebesar 99%

dan 1%. Perusahaan memiliki kapasitas produksi sebesar 1.200.000 ton per

tahun.
71

4.1.12 PT Gunawan Dianjaya Steel (GDST)

PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (Entitas) didirikan dalam rangka

Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6, tahun 1968 jo. Undang-

Undang No. 12, tahun 1970 berdasarkan akta Notaris Jamilah Nahdi, S.H., No. 6,

tanggal 8 April 1989. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman

Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C-2.11174.HT.01.01.Th.1989,

tanggal 11 Desember 1989 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No.

15, tanggal 20 Pebruari 1990. Pada tahun 2004, status Entitas mengalami

perubahan menjadi Penanaman Modal Asing sesuai dengan Surat Persetujuan

dari Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan No. 15N/PMA/2004, tanggal

26 Pebruari 2004.

Anggaran Dasar Entitas telah mengalami beberapa kali perubahan,

terakhir dengan Akta Notaris Dian Silviyana Khusharini, S.H., No. 14, tanggal 24

Nopember 2015, mengenai perubahan Anggaran Dasar Entitas untuk

disesuaikan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.32/POJK.04/2014

mengenai rencana dan penyelenggaraan rapat umum pemegang saham dan

No.33/POJK.04/2014 mengenai Direksi dan Dewan Komisaris Perusahan. Akta

perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya

No. AHU-0947967.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 15 Desember 2015. Sesuai

dengan pasal 3 Anggaran Dasar Entitas, ruang lingkup kegiatan Entitas adalah

berusaha dalam bidang industri penggilingan pelat baja canai panas. Entitas

mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1993 dan hasil produksi Entitas

dipasarkan di dalam dan di luar negeri.


72

4.1.13 PT Indal Aluminium Industry (INAI)

PT Indal Aluminium Industry Tbk ("Entitas") didirikan dalam rangka

Undang-Undang Penanaman Modal dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-

Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 62 tanggal 16 Juli 1971 dari

Djoko Supadmo, S.H., notaris di Jakarta yang kemudian diubah dengan akta No.

2 tanggal 1 Nopember 1973 dari Eliza Pondaag, S.H., notaris di Jakarta. Akta

pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dalam Surat Keputusannya No. YA. 5/406/9 tertanggal 14 Desember

1973 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 1 tanggal 2 Januari 1974.

Anggaran Dasar Entitas telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir

dengan akta No. 176 tanggal 30 Juni 2015 dari Bambang Heru Djuwito, S.H.,

MH, notaris di Surabaya mengenai penyesuaian Anggaran Dasar Perseroan

dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ("OJK") No. 32/POJK.04 tahun 2014

tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham

Perusahaan Terbuka, serta Peraturan No.33/POJK.04 tahun 2014 tentang

Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik. Anggaran Dasar

Entitas di atas telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-AH.01.03-

0953380 tanggal 30 Juli 2015. Kantor pusat Entitas beralamat di Jl. Kembang

Jepun No. 38 - 40 Surabaya 60162, dengan pabrik berlokasi di Maspion Unit I

Gedangan, Sidoarjo.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Entitas, ruang lingkup kegiatan

entitas terutama meliputi bidang manufaktur aluminium sheets, rolling mill, dan

extrusion plant. Entitas mulai berproduksi secara komersial pada bulan Januari

1974.
73

4.1.14 PT Intanwijaya International (INCI)

PT Intanwijaya Internasional Tbk (selanjutnya disebut “Perusahaan”),

sebelumnya bernama PT Intan Wijaya Chemical Industry Tbk, didirikan di

Banjarmasin berdasarkan Akta Notaris Jony Frederik Berthold Tumbelaka Sinjal,

S.H., No. 64 tanggal 14 Nopember 1981. Akta ini telah mendapatkan

pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat

Keputusan No.C2-3185-HT.01.01.Th 82 tanggal 24 Desember 1982.

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,

terakhir berdasarkan akta No. 43 tanggal 25 Mei 2016 yang dibuat dan

disampaikan oleh Notaris Djoko Setyo Hartono Widagdo, SE, MM, S.H. dan telah

disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,

tentang perubahan pengurus Perusahaan.

Sesuai dengan pasal 2 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan Perusahaan terutama dalam bidang manufaktur formaldehyde.

Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan kegiatan utama industri

formaldehyde resin (perekat kayu). Lokasi pabrik berada di kota Banjarmasin dan

Semarang.

4.1.15 PT Indopoly Swakarsa Industry (IPOL)

PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka

Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 juncto Undang-

Undang No. 11 tahun 1970 berdasarkan Akta No. 114 tanggal 24 Maret 1995

dari Benny Kristianto, SH, Notaris di Jakarta, yang diubah dengan Akta No. 214

tanggal 26 Oktober 1995 dari notaris yang sama. Akta pendirian beserta

perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia daIam


74

Surat Keputusan No. C2-16.943.HT.01.01.Th.95 tanggal 22 Desember 1995, dan

telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 41, Tambahan

No. 2019 tanggal 23 Mei 1997. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami

beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 45 tanggal 12 Mei

2015 dari Kumala Tjahjani Widodo, SH, MH, MKn. sehubungan dengan

perubahan Anggaran Dasar Perusahaan. Atas perubahan ini telah tercatat di

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan

Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.03-0935588 tanggal 28 Mei

2015.

Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan pabrik berlokasi di

Kecamatan Bungursari, Purwakarta, Jawa Barat dan Kantor Pusat Perusahaan

beralamat di Wisma Indosemen lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman Kavling 70-71,

Jakarta. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1996. Hasil

produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri. Sesuai dengan

pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan

terutama meliputi bidang industri plastik lembaran serta perdagangan besar dan

impor.

4.1.16 PT Kedawung Setia Industrial (KDSI)

PT Kedawung Setia Industrial Tbk (“Perseroan”) dahulu didirikan dengan

nama PT Kedawung Setia Industrial Ltd., dalam rangka Undang-Undang

Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 (yang diubah dengan

Undang-Undang No. 25 tahun 2007) berdasarkan Akta Notaris Djoko Soepadmo,

S.H., No. 30 tanggal 9 Januari 1973. Perubahan nama Perseroan menjadi PT

Kedawung Setia Industrial Ltd. dilakukan berdasarkan Akta Notaris Marsongko,


75

S.H., No. 83 tanggal 20 November 1974, notaris pengganti. Akta pendirian dan

perubahan nama Perseroan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan

surat keputusan No. Y.A.5/119/12 tanggal 4 April 1975. Akta Pendirian dan

perubahannya diumumkan dalam Berita Negara No. 44 tanggal 2 Juni 1998.

Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir

melalui Akta Notaris Wachid Hasyim, SH. No. 7 tanggal 8 November 2016

mengenai perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi. Perubahan

tersebut telah dilaporkan dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHUAH.

01.03.0097903.Tahun 2016, tanggal 11 November 2016. Perseroan dan

pabriknya berkedudukan di Jalan Mastrip 862, Warugunung - Karangpilang,

Surabaya, Jawa Timur. Perseroan memulai produksi komersial pada tahun 1975.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perseroan, ruang lingkup aktivitas

Perseroan meliputi: Based on Article 3 of the Company’s Articles of Association,

its scope of activities are:

a. Industri barang-barang logam berlapis email, aluminium, dan barang-

barang plastik dan kerajinan tangan terutama alat-alat dapur serta alat-

alat rumah tangga yang dioperasikan secara elektronik.

b. Manufacturing of metal lined enamel, aluminum, and plastic goods and

handicrafts, mainly electronically operated household kitchen utensils.

c. Pembangunan yang meliputi usaha rancang bangun dan pengembang

real estate (belum dilaksanakan).

d. Developing which includes design and develop real estate (not

commenced yet).
76

e. Perdagangan umum, termasuk impor dan ekspor, interinsulair dan lokal,

dari semua barang yang dapat diperdagangkan.

f. General trading, including import and export, interinsulair and local, of all

goods that can be traded.

4.1.17 PT Lion Metal Works (LION)

PT Lion Metal Works (“Perseroan”) didirikan di Indonesia dalam rangka

Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 juncto No. 11 tahun

1970 (terakhir diubah dengan Undang-undang No. 25 tahun 2007) berdasarkan

Akta Notaris Drs. Gede Ngurah Rai, S.H., No. 21 tanggal 16 Agustus 1972 dan

diubah dengan Akta No. 1 tanggal 2 Juni 1973 dan akta No. 9 tanggal 11

Nopember 1974 dari notaris yang sama. Akta Pendirian dan perubahannya

diumumkan dalam Berita Negara No. 34 tanggal 29 April 1975 Tambahan No.

215. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan,

antara lain dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 41 tanggal 27 Agustus

1999, terutama dalam rangka memenuhi Peraturan Badan Pengawas Pasar

Modal No. Kep-44/PM/1998 tentang peningkatan modal tanpa hak memesan

efek terlebih dahulu. Perubahan Anggaran Dasar ini mendapat persetujuan

Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat No. C-19408 HT.01.04.-

TH.99 tertanggal 30 Nopember 1999. Perubahan terakhir dengan Akta Notaris

Fathiah Helmi, SH., No. 05 tanggal 4 Juni 2015 terutama mengenai perubahan

nilai nominal saham dari semula Rp 1.000 per saham menjadi Rp 100 per

saham. Perubahan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-3527532.AH.01.11.Tahun

2015 tanggal 1 Juli 2015.


77

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, lingkup kegiatan

Perseroan meliputi industri peralatan kantor dan pabrikasi lainnya dari logam.

Saat ini, kegiatan utama Perseroan adalah memproduksi peralatan kantor,

peralatan gudang, bahan bangunan dan konstruksi dan pabrikasi lainnya dari

logam seperti lemari arsip (filing cabinet), lemari penyimpan; pintu besi;

perlengkapan gudang, seperti rak tingkat dan pallet; penyangga kabel (cable

ladder) dan lainnya. Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tahun

1974.

4.1.18 PT Malindo Feedmill (MAIN)

PT Malindo Feedmill Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-

undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 yang diperbaharui dengan

Undang-undang No. 11 tahun 1970 berdasarkan Akta Notaris Mirah Dewi Ruslim

Sukmadjaya, S.H., No. 17 pada tanggal 10 Juni 1997, yang mengalami

perubahan dengan Akta Notaris Mirah Dewi Ruslim Sukmadjaya, S.H., No. 16

tanggal 13 November 1997. Anggaran Dasar dan perubahannya telah disahkan

oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-

12.560.HT.01.01.TH.97 tanggal 3 Desember 1997 dan telah diumumkan dalam

Lembaran Berita Negara No. 35, tambahan No. 2390 tanggal 1 Mei 1998.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir

dengan Akta Notaris Achmad Bajumi, S.H., M.H., No. 54 tanggal 16 Juni 2015

mengenai perubahan susunan Dewan Direksi Perusahaan. Perubahan akta

tersebut telah disetujui dan terdaftar ke Sistem Administrasi Badan Hukum

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan

Surat Keputusan No. AHU-AH.01.03-0943756 tanggal 19 Juni 2015.


78

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan Perusahaan terutama adalah berusaha dalam bidang industri pakan

ternak dan peternakan anak ayam usia sehari (day old chick). Perusahaan

memulai kegiatan komersialnya sejak tahun 1998. Perusahaan berdomisili di

Golden Plaza Fatmawati, Jalan RS. Fatmawati No. 15, Jakarta Selatan. Pabrik

Perusahaan berada di daerah Jakarta, Banten, Sulawesi, dan Jawa sedangkan

peternakan Perusahaan berlokasi di Jawa, Sumatera, Kalimantan Selatan dan

Sulawesi Selatan.

4.1.19 PT Indo Acidatama (SRSN)

PT Indo Acidatama Tbk (Perusahaan) didirikan pada awalnya bernama

PT Sarasa Nugraha Tbk berdasarkan Akta Notaris Sri Rahayu, SH, Notaris di

Jakarta No. 5 tanggal 7 Desember 1982. Akta Pendirian ini disahkan oleh

Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-

1433.HT.01.TH.85 tanggal 18 Maret 1985. Anggaran Dasar Perusahaan telah

mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta No. 69 tanggal

16 Juni 2015 dari Notaris Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, mengenai

perubahan susunan dewan direksi dan komisaris Perusahaan. Perubahan

Anggaran Dasar tersebut telah disampaikan dan diterima oleh Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat keputusan No. AHU-

3522865.AH.1.11.Tahun 2015 tanggal 22 Juni 2015.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan ruang lingkup

kegiatan Perusahaan meliputi industri pakaian jadi, kimia dasar, kemasan dari

plastik dan perdagangan ekspor dan impor. Pada saat ini, kegiatan Perusahaan

adalah dalam bidang industri kimia dasar.


79

4.1.20 PT Tunas Alfin (TALF)

PT Tunas Alfin Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris

Edison Sianipar, S.H. No. 5 tanggal 6 Mei 1977. Akta pendirian ini telah disahkan

oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

Y.A.5/412/13 tanggal 18 Oktober 1977 serta diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia No. 87 tanggal 30 Oktober 1979. Anggaran dasar

Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta

Notaris Sakti Lo, S.H., M.Kn. No. 174 tanggal 30 Juni 2015 mengenai perubahan

anggaran dasar untuk disesuaikan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.

Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan

Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0950312 tanggal

10 Juli 2015.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, lingkup kegiatan

Perusahaan meliputi bidang usaha perdagangan, agen, angkutan,

pembangunan, industri kemasan dan percetakan. Pada saat ini, kegiatan usaha

yang dilakukan Perusahaan adalah di bidang industri kemasan halus (fine

packaging). Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1977.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian menggunakan 4 (empat) variabel independen yaitu, perputaran

kas, perputaran persediaan, perputaran piutang, dan rasio hutang. Serta

menggunakan 1 (satu) variabel dependen yaitu, profitabilitas. Pada bab ini akan

membahas analisis yang berkaitan dengan data perusahaan sektor manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020. Sampel yang


80

digunakan sebanyak 20 perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2016-2020.

4.2.1 Deskripsi Perputaran Kas

Perputaran kas adalah rasio untuk mengukur tingkat kecukupan modal

perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan atau utang biaya-biaya

yang berkaitan dengan penjualan.

Tabel 4.1
Perputaran Kas Pada Perusahaan Sektor manufaktur Periode 2016-2020
KODE
PERUSAHAAN 2016 2017 2018 2019 2020

AGII 5.77 5.00 6.59 7.81 6.39

ALKA 125.13 123.56 65.50 11.89 8.78

AMFG 5.94 11.65 13.82 14.55 12.73

ARNA 365.65 55.28 15.62 7.94 5.63

BAJA 46.44 152.60 57.10 77.85 23.34

BRPT 9.53 4.13 3.60 3.11 2.48

CPNI 18.28 23.24 23.47 24.61 18.33

CTBN 3.15 1.23 2.91 10.53 7.94

EKAD 7.87 6.21 6.28 5.58 2.63


ETWA 69.56 72.42 35.28 148.51 363.32

FAWS 40.86 28.68 30.90 36.22 77.71

GDST 4.24 6.94 16.37 91.62 200.87

INAI 20.44 34.29 17.15 16.34 13.57

INCI 3.40 6.00 7.53 7.05 4.89


IPOL 14.69 15.98 17.87 21.44 10.21

KDSI 23.09 29.63 32.95 46.34 39.42


81

LION 1.83 1.92 2.78 2.59 2.25

MAIN 15.63 105.28 65.51 67.47 58.28

SRSN 52.76 88.63 71.17 37.51 26.26

TALF 6.35 11.60 19.65 22.88 23.06

RATA-RATA 42.03 39.21 25.60 33.09 27.25

MAX 365.65 152.60 65.51 148.51 200.87

MIN 1.83 1.23 2.78 2.59 0.36

Sumber : Bursa Efek Indonesia (data telah diolah)

Berdasarkan Tabel 4.1 perputaran kas dapat diketahui bahwa

perusahaan yang mengalami perputaran kas tertinggi pada tahun 2016 adalah

PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) sebesar 365.65. Pada tahun 2017 adalah PT

Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) sebesar 152.60. Pada tahun 2018 adalah

PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) sebesar 65.51. Pada tahun 2019 adalah PT

Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA) sebesar 148.51. Pada tahun 2020 adalah

PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) sebesar 200.87. Sedangkan

perusahaan yang memiliki nilai perputaran kas terendah pada tahun 2016 adalah

PT Lion Metal Works Tbk (LION) sebesar 1.83. Pada tahun 2017 adalah PT

Citra Tubindo Tbk (CTBN) sebesar 1.23. Pada tahun 2018 dan 2019 adalah PT

Lion Metal Works (LION) sebesar 2.78 dan 2.59. PT Barito Pasific Tbk (BRPT)

mengalami penurunan secara terus-menerus karena adanya peningkatan rata-

rata perputaran kas dari tahun ke tahun. Nilai rata-rata perputaran kas tertinggi

adalah PT Arwana Citramulia Tbk. (ARNA) sebesar 90.02 dan nilai rata-rata

perputaran kas terendah adalah PT Lion Metal Works Tbk (LION) sebesar 2.27.
82

4.2.2 Deskripsi Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan adalah berapa kali suatu produk dijual dan

dipertahankan dalam waktu tertentu. Perputaran persediaan juga merupakan

indikator yang mengukur hubungan antara jumlah barang yang dijual pada

periode berjalan dan jumlah persediaan yang dimiliki.

Tabel 4.2
Perputaran Persediaan Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2016-2020
KODE
PERUSAHAAN 2016 2017 2018 2019 2020

AGII 5.21 5.40 4.93 4.88 4.73


ALKA 52.55 62.60 101.52 84.09 163.64

AMFG 4.09 3.69 3.63 3.16 2.95

ARNA 11.98 10.88 14.39 19.79 20.49


BAJA 2.52 2.61 2.89 2.74 3.55

BRPT 10.16 7.82 8.27 8.24 7.98

CPNI 7.22 9.13 6.36 10.15 4.87

CTBN 1.04 0.69 2.11 2.45 2.48

EKAD 4.76 4.35 3.84 3.81 4.97

ETWA 6.36 7.24 4.01 29.21 0.08

FAWS 7.01 7.87 8.97 7.40 7.24

GDST 5.70 7.75 5.77 7.42 4.13

INAI 4.64 4.05 5.17 5.39 3.58

INCI 8.31 10.55 8.91 8.34 13.28

IPOL 9.07 8.04 7.45 6.81 7.10

KDSI 7.36 7.64 6.60 7.38 7.80

LION 2.49 2.15 2.61 2.21 1.81

MAIN 8.91 5.78 6.81 8.90 7.95


SRSN 2.05 1.97 2.42 2.64 2.92

TALF 4.54 4.18 3.95 2.86 4.47


83

RATA-RATA 8.29 8.71 10.53 11.39 13.80

MAX 52.55 62.60 101.52 84.09 163.64

MIN 1.04 0.69 2.11 2.21 0.08

Sumber : Bursa Efek Indonesia (data telah diolah)

Berdasarkan tabel 4.2 perputaran persediaan dapat diketahui bahwa

perusahaan yang mengalami perputaran persediaan tertinggi pada tahun 2016

sampai 2020 adalah PT Alakasa Industrindo Tbk. (ALKA) sebesar 52.55; 62.60;

101.52; 84.09; 163.64. Sedangkan perusahaan yang memiliki perputaran

persediaan terendah pada tahun 2016 sampai 2018 adalah PT Citra Tubindo

Tbk. (CTBN) sebesar 1.04; 0.69; 2,11. Pada tahun 2019 adalah PT Lion Metal

Works Tbk. (LION) sebesar 2.21. Pada tahun 2020 adalah PT Eterindo

Wahanatama Tbk. (ETWA) sebesar 0.08. Nilai rata-rata perputaran persediaan

tertinggi adalah PT Alakasa Industrindo Tbk. sebesar 92.88. Sedangkan nilai

rata-rata perputaran persediaan terendah adalah PT Citra Tubindo Tbk. sebesar

1.75.

4.2.3 Deskripsi Perputaran Piutang

Perputaran piutang adalah aktiva lancar yang mempengaruhi modal kerja

perusahaan. Piutang akan ditagih kepada pelanggan sebab adanya kebijakan

perusahaan menjual produk secara kredit.

Tabel 4.3
Perputaran Piutang Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2016-2020
KODE
PERUSAHAAN 2016 2017 2018 2019 2020

AGII 4.13 2.44 2.28 2.12 2.22

ALKA 43.97 16.94 10.27 5.77 4.11

AMFG 9.42 9.84 10.69 9.72 8.41

ARNA 3.44 3.49 3.82 4.18 3.88


84

BAJA 3.71 5.86 7.00 5.91 8.21

BRPT 18.82 13.41 10.33 7.92 5.53

CPNI 7.88 19.12 13.18 18.73 14.28

CTBN 2.10 2.32 5.36 7.82 5.48

EKAD 7.34 7.42 7.49 7.25 6.96

ETWA 2.06 1.18 1.79 6.19 0.01

FAWS 6.54 6.03 6.09 5.71 5.93

GDST 7.26 13.73 10.41 20.41 11.40

INAI 2.51 1.92 2.14 2.39 2.70


INCI 4.80 4.65 4.94 4.11 3.79

IPOL 4.62 4.10 3.94 4.20 3.85

KDSI 5.59 5.63 5.92 6.18 5.66


LION 3.65 3.22 3.39 2.82 2.36

MAIN 12.09 8.31 11.03 18.84 16.56

SRSN 4.24 4.87 5.36 4.83 5.30

TALF 6.30 5.46 4.99 3.37 5.01

RATA-RATA 8.02 6.99 6.52 7.42 6.08

MAX 43.97 19.12 11.03 20.41 16.56

MIN 2.06 1.18 1.79 2.12 0.01


Sumber : Bursa Efek Indonesia (data telah diolah)

Berdasarkan tabel 4.3 perputaran piutang dapat diketahui bahwa

perusahaan yang mengalami perputaran tertinggi pada tahun 2016 adalah PT

Alakasa Industrindo Tbk. (ALKA) sebesar 43.97. Pada tahun 2017 adalah PT

Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) sebesar 19.12. Pada tahun 2018

adalah PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) sebesar 11.03. Pada tahun 2019

adalah PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. (GDST) sebesar 20.41. Pada tahun

2020 adalah PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) sebesar 16.56. Sedangkan

perusahaan yang mengalami perputaran piutang terendah pada tahun 2016


85

sampai 2018 adalah PT Eterindo Wahanatama Tbk. (ETWA) sebesar 2.06; 1.18;

1.79. Pada tahun 2019 adalah PT Aneka Gas Industri Tbk. (AGII) sebesar 2.12.

Pada tahun 2020 adalah PT Eterindo Wahanatama Tbk. (ETWA) sebesar 0.01.

Nilai rata-rata perputaran piutang tertinggi adalah PT Suparma Tbk. sebesar

16.21. Sedangkan nilai rata-rata perputaran piutang terendah adalah PT Eterindo

Wahanatama Tbk. sebesar 2.33.

4.2.4 Deskripsi Rasio Hutang

Rasio hutang merupakan semua kewajiban perusahaan berupa modal

sementara dari luar perusahaan, dan bekerja dalam perusahaan yang harus

dilunasi pada waktunya.

Tabel 4.4
Rasio Hutang Modal Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2016-2020
KODE
PERUSAHAAN 2016 2017 2018 2019 2020

AGII 1.08 0.90 1.11 1.12 1.10

ALKA 1.23 2.88 5.44 4.77 2.97

AMFG 0.52 0.76 1.34 1.56 1.71

ARNA 0.62 0.55 0.50 0.52 0.50


BAJA 4.00 4.50 10.77 10.28 4.94

BRPT 0.77 0.80 1.60 1.60 1.60

CPNI 0.70 0.56 0.42 0.39 0.33

CTBN 0.35 0.41 0.57 0.69 0.31

EKAD 0.18 0.20 0.17 0.13 0.13

ETWA 1.62 10.18 5.21 4.24 4.93

FAWS 1.71 1.84 1.55 1.29 1.51

GDST 0.51 0.34 0.50 0.91 0.87

INAI 0.41 3.37 3.60 2.79 3.34

INCI 0.10 0.13 0.22 0.19 0.20


86

IPOL 0.81 0.81 0.80 0.69 0.59

KDSI 1.72 1.73 1.50 1.06 0.87

LION 0.45 0.50 0.46 0.46 0.46

MAIN 1.13 1.23 1.25 1.39 1.27

SRSN 0.78 0.57 0.43 0.51 0.54

TALF 0.17 0.20 0.21 0.30 0.44

RATA-RATA 8.97 1.62 1.88 1.74 1.43

MAX 162.19 10.18 10.77 10.28 4.94

MIN 0.10 0.13 0.21 0.13 0.13


Sumber : Bursa Efek Indonesia (data telah diolah)

Berdasarkan tabel 4.4 rasio hutang dapat diketahui bahwa perusahaan

yang mengalami rasio hutang tertinggi tahun 2016 dan 2017 adalah PT Eterindo

Wahanatama Tbk. (ETWA) sebesar 162.19; dan 10.18. Pada tahun 2018 adalah

PT Saranacentral Bajatama Tbk. (BAJA) sebesar 10.77. Pada tahun 2019 dan

2020 adalah PT Saranacentral Bajatama Tbk. (BAJA) sebesar 10.28 dan 4.94.

Sedangkan perusahaan yang mengalami rasio hutang terendah pada tahun 2016

dan 2017 adalah PT Tunas Alfin Tbk. (INCI) sebesar 0.10 dan 0.13. Pada tahun

2018 adalah PT Tunas Alfin Tbk. (TALF) sebesar 0.21. Pada tahun 2019 dan

2020 adalah PT Ekadharma International Tbk. (EKAD) sebesar 0.13. Nilai rata-

rata rasio hutang tertinggi adalah PT Eterindo Wahanatama (ETWA) 37.35.

Sedangkan nilai rata-rata rasio hutang terendah adalah PT Ekadharma

International Tbk. (EKAD) sebesar 0.16.

4.2.5 Deskripsi Profitabilitas (ROA)

Profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan seberapa

efisien perusahaan dalam menghasilkan atau mencetak laba dari kegiatan

penjualan, kas, modal dan lain sebagainya.


87

Tabel 4.5
Perhitungan ROA Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2016-2020
KODE
PERUSAHAAN 2016 2017 2018 2019 2020

AGII 1.09 1.52 1.72 1.47 1.40

ALKA 0.37 5.04 3.53 1.21 1.59

AMFG 4.73 0.61 0.07 1.51 5.41

ARNA 5.92 16.55 0.95 12.09 16.55

BAJA 3.50 2.42 10.73 0.13 7.24

BRPT 10.88 7.68 3.43 1.91 1.84

CPIN 9.19 10.18 16.46 12.37 12.34

CTBN 0.58 8.10 3.72 0.95 2.34

EKAD 12.90 9.56 8.67 7.99 8.86

ETWA 3.89 11.44 12.70 7.96 6.88

FAWS 9.06 6.35 12.81 9.01 3.06

GDST 2.52 0.79 6.49 1.52 4.90

INAI 2.65 3.18 2.88 2.76 0.28

INCI 3.70 5.44 4.26 3.40 6.76

IPOL 2.29 0.86 1.73 1.66 3.03


KDSI 4.12 5.19 5.51 5.11 4.83

LION 6.17 1.36 2.10 0.13 1.47

MAIN 7.40 1.19 6.55 3.27 0.83


SRSN 1.54 2.71 5.64 5.49 4.86

TALF 3.41 2.33 4.46 2.06 1.25

RATA-RATA 23.66 5.12 5.72 4.10 4.78

MAX 377.81 16.55 16.46 12.37 16.55

MIN 0.37 0.61 0.07 0.13 0.28


Sumber : Bursa Efek Indonesia (data telah diolah)
88

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa perusahaan yang menghasilkan

profitabilitas tertinggi pada tahun 2016 adalah PT Alakasa Industrindo Tbk.

(ALKA) sebesar 377.81. Pada tahun 2017 adalah PT Arwana Citramulia Tbk.

(ARNA) sebesar 16.55. Pada tahun 2018 adalah PT Charoen Pokphand

Indonesia Tbk. (CPIN) sebesar 16.46. Pada tahun 2019 adalah PT Charoen

Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) sebesar 12.37. Pada tahun 2020 adalah PT

Arwana Citramulia Tbk. (ARNA) sebesar 16.55. Sedangkan perusahaan yang

menghasilkan profitabilitas terendah pada tahun 2016 adalah PT Alakasa

Industrindo Tbk. (ALKA) sebesar 0.37. Pada tahun 2017 dan 2018 adalah PT

Asahima Flat Glass Tbk. (AMFG) sebesar 0.61 dan 0.07. Pada tahun 2019

adalah PT Saranacentral Bajatama Tbk. (BAJA) dan PT Lion Metal Works Tbk.

(LION) sebesar 0.13. Pada tahun 2020 adalah PT Indal Aluminium Industry Tbk.

(INAI) sebesar 0.28. Nilai rata-rata profitabilitas tertinggi adalah PT Alakasa

Industrindo Tbk. sebesar 77.83. Sedangkan nilai rata-rata profitabilitas terendah

adalah PT Aneka Gas Industri Tbk. (AGII) sebesar 1.44.

2.1.4.4 4.3 Analisa Data dan Pembuktian Hipotesis

Analisa data dan pembuktian hipotesis digunakan untuk mengetahui

pengaruh dari perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang, dan

rasio hutang terhadap profitabilitas (ROA). Sebelum melakukan analisis regresi

linier berganda, maka harus dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu yang

bertujuan untuk menguji apakah ada penyimpangan dalam persamaan regresi

linier berganda.
89

4.3.1 Uji Asumsi Klasik

4.3.1.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik

dengan cara melihat grafik normal PP-plot of regression standardized. Normalitas

dapat diketahui dengan melihat penyebaran ploting (titik-titik) pada sumbu

diagonal dari grafik. Jika data menyebar dan mengikuti arah garis diagonal maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Dapat dilihat pada lampiran 6 hasil uji normalitas menggunakan PP-plot

bahwa titk-titiknya mengikuti garis diagonal yang dapat diasumsikan bahwa data

tersebut terdistribusi secara normal.

Selanjutnya uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov (K-S),

apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi secara

normal sedangkan apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka data

berdistribusi secara tidak normal.

Berdasarkan hasil uji normalitas pada lampiran 6 menggunakan

Kolmogorov-Smimov Test, diketahui bahwa nilai signifikansi pada 20 sampel

perusahaan sebesar 0,171 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Secara keseluruhan, dengan

menggunakan metode Normal Probability Plot dan Kolmogorov – Smimov Test

dapat dinyatakan bahwa uji asumsi normalitas terpenuhi dalam penelitian ini.

4.3.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji asumsi klasik yang kedua adalah uji multikolinieritas. Model regresi

dikatakan baik jika antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Uji

Multikolonieritas dikatakan tidak terjadi korelasi apabila nilai tolerance > 0.100
90

dan VIF < 10,000 sedangkan uji multikolinieritas dikatakan terjadi korelasi apabila

nilai tolerance <0.100 dan VIF > 10,000.

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada lampiran 6 menunjukkan nilai

tolerance variabel perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang

dan rasio hutang adalah 0,924; 0,938; 0,926 dan 0,892 atau lebih besar dari

0,100. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki

nilai tolerance kurang dari 10,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

kolerasi antar variabel bebas (independen). Sedangkan VIF sebesar 1,083;

1,066; 1,080 dan 1,121 lebih kecil dari 10,000, sehingga dapat disimpulkan

model regresi tidak mengalami multikolinieritas antar variabel bebas

(independent).

4.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi yang akan diteliti terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara

pengamatan yang satu ke pengamatan yang lain. Jika varian satu pengamatan

ke pengamatan yang lain itu tetap disebut homoskedastisitas sedangkan jika

berubah disebut heteroskedastisitas. Model regresi dikarertakan baik tidak terjadi

gejala heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas ini dilakukan dengan cara

melihat grafik secatterplot dengan memasukkan ZSPRED pada kolom variabel

bebas dan SRESID pada kolom variabel terikat pada software IBM SPSS 26 dan

penelitian ini juga menggunakan uji glejser untuk mengetahui ada tidaknya gejala

heteroskedastisitas.

Berdasarkan lampiran 6 hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat bahwa

pola titik-titik menyebar secara acak dan tidak berkumpul di satu tempat
91

membentuk pola tertentu serta menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada

sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak ada atau

tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Selanjutnya, uji glejser menunjukkan

bahwa nilai residu variabel Perputaran Kas (X1) sebesar 0,134, Perputaran

Persediaan (X2) sebesar 0,115, Perputaran Piutang (X3) sebesar 0,213, dan

Rasio Hutang (X4) sebesar 0,344. Hasil keempat variabel signifikansi lebih besar

dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi

gejala heteroskedastisitas.

4.3.1.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi

linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi dalam

penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson untuk melihat ada tidaknya gejala

autokorelasi pada model regresi. Dasar keputusan pengambilan uji autokorelasi

adalah du < d < 4-du maka bisa dikatakan tidak terjadi gejala autokorelasi.

Berdasarkan pada lampiran 6 hasil uji autokorelasi, diketahui bahwa

diperoleh nilai d sebesar 1.821 dan diketahui K=4 serta N=100 maka diperoleh

dari data durbin watson dl sebesar 1.592, du sebesar 2.123 dan 4-du sebesar

2.242. Dengan demikian dapat disimpulkan 1.758 < 2.123 < 2.242, artinya dapat

disimpulkan bahwa model regresi dengan profitabilitas (ROA) sebagai variabel

dependen dapat dinyatakan tidak terjadi autokorelasi.

4.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi digunakan untuk menggambarkan hubungan linier dari

beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini

analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara


92

variabel independen yaitu perputaran kas, perputaran persediaan dan perputaran

piutang terhadap variabel dependen yaitu profitabilitas (ROA).

Hasil dari analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut :

Tabel 4.6
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 4.526 .729

Perputaran Kas .001 .007 .012

Perputaran Persediaan -.018 .020 -.094

Perputaran Piutang -.064 .074 -.091

Rasio Hutang -.055 .152 -.039

Sumber data : SPSS 26 (diolah)

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

ROA = 4.526 + 0,001X1 - 0,018X2 - 0,064X3 - 0,055 + e

Keterangan :

Y : Profitabilitas (Y)

a : Konstanta

b1, b2, b3, b4 : Koefisien regresi

X1 : Perputaran Kas

X2 : Perputaran Persediaan
93

X3 : Perputaran Piutang

X4 : Rasio Hutang

Berdasarkan model regresi linier berganda diatas memiliki makna yaitu :

1. Nilai Konstanta (a)

Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier berganda dapat diketahui

bahwa nilai konstanta sebesar 4.526. Nilai konstanta mempunyai nilai

positif sebesar 0,638; artinya bahwa variabel independen yaitu perputaran

kas (X1), perputaran persediaan (X2), perputaran piutang (X3) dan rasio

hutang (X4) maka variabel dependen yaitu Return On Asset (ROA) akan

naik sebesar 0,638%.

2. Nilai Koefisien X1 (b1)

Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier berganda dapat diketahui

bahwa nilai koefisien perputaran kas (X1) sebesar 0,001 bertanda positif

yang menunjukkan terjadi hubungan positif antara perputaran kas dan

ROA. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya perputaran kas

maka semakin meningkat profitabilitas (ROA) sebaliknya semakin

menurunnya perputaran kas maka semakin menurun ROA. Artinya,

apabila terjadi peningkatan perputaran kas 1x (kali) dengan asumsi

variabel lain tetap, maka nilai ROA akan mengalami kenaikan sebesar

0,001% dan sebaliknya apabila terjadi penurunan perputaran kas 1x (kali)

dengan asumsi variabel lain tetap, maka nilai ROA akan mengalami

penurunan sebesar 0,001%.

3. Nilai Koefisien X2 (b2)


94

Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier berganda dapat diketahui

bahwa nilai kofisien perputaran persediaan (X2) sebesar -0,018 bertanda

negatif yang menunjukkan bahwa terjadi hubungan negatif antara

perputaran persediaan dan ROA. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

meningkatnya perputaran persediaan maka semakin menurun ROA dan

sebaliknya semakin menurunnya perputaran persediaan maka semakin

meningkat ROA. Artinya, apabila terjadi peningkatan perputaran

persediaan 1x (kali) dengan asumsi variabel lain tetap, maka nilai ROA

akan mengalami penurunan sebesar -0,018% dan sebaliknya apabila

terjadi penurunan perputaran persediaan 1x (kali) dengan asumsi variabel

lain tetap, maka nilai ROA akan mengalami peningkatan sebesar -

0,018%.

4. Nilai Koefisien (X3) b3

Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier berganda dapat diketahui

bahwa nilai kofisien perputaran piutang (X3) sebesar -0,064 bertanda

negatif yang menunjukkan bahwa terjadi hubungan negatif antara

perputaran piutang dan ROA. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

meningkatnya perputaran piutang maka semakin menurun ROA dan

sebaliknya semakin menurunnya perputaran piutang maka semakin

meningkat ROA. Artinya, apabila terjadi peningkatan perputaran piutang

1x (kali) dengan asumsi variabel lain tetap, maka nilai ROA akan

mengalami penurunan sebesar -0,064% dan sebaliknya apabila terjadi

penurunan perputaran piutang 1x (kali) dengan asumsi variabel lain tetap,

maka nilai ROA akan mengalami peningkatan sebesar -0,064%.

5. Nilai Koefisien (X4) b4


95

Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier berganda dapat diketahui

bahwa nilai kofisien rasio hutang (X4) sebesar -0,055 bertanda negatif

yang menunjukkan bahwa terjadi hubungan negatif antara rasio hutang

dan ROA. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya rasio

hutang maka semakin menurun ROA dan sebaliknya semakin

menurunnya rasio hutang maka semakin meningkat ROA. Artinya,

apabila terjadi rasio hutang persediaan 1x (kali) dengan asumsi variabel

lain tetap, maka nilai ROA akan mengalami penurunan sebesar -0,055%

dan sebaliknya apabila terjadi penurunan rasio hutang 1x (kali) dengan

asumsi variabel lain tetap, maka nilai ROA akan mengalami peningkatan

sebesar -0,055%.

4.3.3 Uji Hipotesis

4.3.3.1 Uji T (Uji Parsial)

Uji t adalah salah satu langkah untuk mengetahui signifikansi antara

variabel bebas yaitu perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang,

dan rasio hutang terhadap variabel terikat yaitu profitabilitas (ROA). Jika nilai

signifikansi kurang dari 0,05 atau 5% maka yang diajukan diterima, sebaliknya

jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% maka yang diajukan ditolak.

Berdasarkan hasil pengujian pada lampiran 6, dapat disimpulkan

penjelasan dari hasil uji T (uji parsial) sebagai berikut.

1. Perputaran Kas

Perputaran kas memiliki nilai t sebesar 0,113 yang berarti perputaran kas

berpengaruh positif terhadap return on assets (ROA). Dengan nilai

signifikansi sebesar 0,003 lebih kecil dari 0,05 sehingga variabel


96

perputaran kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2016-2020. Jadi H1 yang berbunyi diduga perputaran kas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2016-2020 diterima.

2. Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan memiliki nilai t sebesar -0,896 yang berarti

perputaran kas berpengaruh negatif terhadap return on assets (ROA).

Dengan nilai signifikansi sebesar 0,711 lebih besar dari 0,05 sehingga

variabel perputaran persediaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020. Jadi H2 yang berbunyi diduga

perputaran persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode

2016-2020 ditolak.

3. Perputaran Piutang

Perputaran piutang memiliki nilai t sebesar -0,862 yang berarti perputaran

piutang berpengaruh positif terhadap return on assets (ROA). Dengan

nilai signifikansi sebesar 0,244 lebih besar dari 0,05 sehingga variabel

perputaran piutang berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2016-2020. Jadi H3 yang berbunyi diduga perputaran

piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2016-2020 ditolak.

4. Rasio Hutang
97

Rasio hutang memiliki nilai t sebesar -0,364 yang berarti rasio hutang

berpengaruh positif terhadap return on assets (ROA). Dengan nilai

signifikansi sebesar 0,892 lebih kecil dari 0,05 sehingga variabel rasio

hutang berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2016-2020. Jadi H4 yang berbunyi diduga perputaran persediaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2016-2020 ditolak.

4.3.3.2 Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah secara keseluruhan variabel

independen atau bebas yaitu perputaran kas, perputaran persediaan dan

perputaran piutang secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel dependen atau terikat yaitu return on

assets (ROA).

Berdasarkan hasil pengujian pada lampiran 6 diketahui bahwa nilai F

sebesar 0,337 dengan nilai signifikansi 0,001 lebih kecil dari 0,05, artinya dari

hasil penelitian ini secara bersama-sama (simultan) keempat variabel

independen yaitu perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang dan

rasio hutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Jadi H5

yang berbunyi diduga variabel perputaran kas, perputaran persediaan,

perputaran piutang dan rasio hutang berpengaruh positif dan signifikan secara

simultan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI periode 2016-2020 diterima.


98

4.3.3.3 Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) adalah ukuran keeratan hubungan antara

semua variabel independen secara simultan dengan variabel dependen.

Lampiran 6 hasil uji koefisien determinasi menunjukkan ketiga variabel

independen memberikan nilai adjusted R² sebesar 0,037 yang menjelaskan

bahwa variabel perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang dan

rasio hutang berpengaruh sebesar 37% terhadap profitabilitas (ROA).

Sedangkan sisanya sebesar 63% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

digunakan dalam penelitian ini.

2.1.4.5 4.4 Pembahasan

4.4.1 Pengaruh Perputaran Kas (X1) terhadap ROA

Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa nilai koefisien variabel perputaran

kas sebesar 0,113 dengan nilai signifikansi sebesar 0,003 lebih kecil dari 0,05,

sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran kas berpengaruh positif dan

signifikan terhadap return on assets (ROA) pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI periode 2016-2020. Nilai koefisien positif menunjukkan bahwa

perputaran kas mempunyai arah positif (searah) terhadap return on assets

(ROA). Hal ini menunjukkan bahwa apabila ada peningkatan perputaran kas

maka nilai ROA akan mengalami peningkatan. Dan sebaliknya, apabila terjadi

penurunan perputaran kas maka ROA akan mengalami penurunan.

Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Dilla Ramadani dan Rosyeni Rasyid (2019) dengan judul

Pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan

terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2017 yang mengemukakan hasil


99

penelitian bahwa variabel perputaran kas berpengaruh positif signifikan terhadap

profitabilitas. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hesti

Anggraini (2020) yang mengemukakan hasil penelitian bahwa perputaran kas

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas.

4.4.2 Pengaruh Perputaran Persediaan (X2) terhadap ROA

Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa nilai koefisien variabel perputaran

persediaan sebesar -0,896 dengan nilai signifikansi sebesar 0,711 lebih besar

dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return on assets (ROA) pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2016-2020. Nilai koefisien

negatif menunjukkan bahwa perputaran persediaan mempunyai arah negatif

(tidak searah) terhadap return on assets (ROA). Hal ini menunjukkan bahwa

apabila ada peningkatan perputaran persediaan maka nilai ROA akan mengalami

penurunan. Dan sebaliknya, apabila terjadi penurunan perputaran persediaan

maka ROA akan mengalami peningkatan.

Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Mimelientesa Irman dan Abel Iswara (2019) dengan judul

Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, dan

Rasio Hutang terhadap tingkat pengembalian aset (ROA) pada perusahaan

plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-

2017 yang mengemukakan hasil penelitian bahwa perputaran persediaan secara

parsial berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian aset. Namun berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh Virginia Elsa Haryono dkk (2018) yang

mengemukakan hasil penelitian bahwa variabel perputaran persediaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA).


100

4.4.3 Pengaruh Perputaran Piutang (X3) terhadap ROA

Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa nilai koefisien variabel perputaran

piutang sebesar -0,862 dengan nilai signifikansi sebesar 0,244 lebih besar dari

0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang berpengaruh negatif

dan tidak signifikan terhadap return on assets (ROA) pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2016-2020. Nilai koefisien negatif

menunjukkan bahwa perputaran piutang mempunyai arah negatif (tidak searah)

terhadap return on assets (ROA). Hal ini menunjukkan bahwa apabila ada

peningkatan perputaran piutang maka nilai ROA akan mengalami penurunan.

Dan sebaliknya, apabila terjadi penurunan perputaran piutang maka ROA akan

mengalami peningkatan.

Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Virginia Elsa Haryono dan G. Anggana Lisiantara (2018) dengan

judul Pengaruh perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran piutang

dengan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur sektor industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI

periode 2014-2017 yang mengemukakan hasil penelitian bahwa perputaran

piutang tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nani Hartati (2017) yang

mengemukakan hasil penelitian bahwa perputaran piutang berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

4.4.4 Pengaruh Rasio Hutang (X4) terhadap ROA

Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa nilai koefisien variabel perputaran

persediaan sebesar -0,364 dengan nilai signifikansi sebesar 0,892 lebih besar
101

dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio hutang berpengaruh negatif

dan tidak signifikan terhadap return on assets (ROA) pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2016-2020. Nilai koefisien negatif

menunjukkan bahwa rasio hutang mempunyai arah negatif (tidak searah)

terhadap return on assets (ROA). Hal ini menunjukkan bahwa apabila ada

peningkatan rasio hutang maka nilai ROA akan mengalami penurunan. Dan

sebaliknya, apabila terjadi penurunan perputaran persediaan maka ROA akan

mengalami peningkatan.

Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Vincent, Yamin Wijaya dkk (2021) dengan judul Pengaruh

Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Rasio Hutang dan Modal Kerja terhadap

Profitabilitas pada Perusahaan Perdagangan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2014-2018 yang mengemukakan hasil penelitian bahwa rasio

hutang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Namun berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Hantono dkk (2019) yang mengemukakan hasil

penelitian bahwa variabel Dept Equity to Ratio berpengaruh positif dan signifikan

terhadap profitabilitas (ROA).

4.4.5 Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, Perputaran piutang,

dan Rasio Hutang terhadap ROA

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan (uji f) keempat

variabel yaitu perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang dan

rasio hutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA)

karena nilai F sebesar 0,337 dengan nilai signifikansi 0,001 lebih kecil dari 0,05.

Hasil koefisien determinasi berdasarkan lampiran menunjukkan bahwa nilai R


102

square sebesar 0,037 atau sama dengan 37%, artinya bahwa variabel dependen

mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 37%. Dengan kata lain 38%

return on assets (ROA) mampu dijelaskan oleh perputaran kas, perputaran

persediaan, perputaran piutang dan rasio hutang. Sedangkan sisanya 63%

dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian.

Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Mimelientesa Irman dkk (2019) dengan judul Pengaruh

Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaraan Persediaan, dan Rasio

Hutang Terhadap Tingkat Pengembalian Aset Pada Perusahaan Plastik dan

Kemasan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2017, yang mengemukakan hasli

penelitian bahwa perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang dan

rasio hutang secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap profitabilitas pada perusahaan plastik dan kemasan di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2010-2017.


103

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran kas, perputaran

persediaan, perputaran piutang dan rasio hutang pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2020. Berdasarkan

hasil dari analisis data dan pembahasan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Secara parsial perputaran kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

return on assets (ROA) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2020.

2. Secara parsial perputaran persediaan berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap return on assets (ROA) pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2020.

3. Secara parsial perputaran piutang berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap return on assets (ROA) pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2020.

4. Secara parsial rasio hutang berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap return on assets (ROA) pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2020.

5. Secara simultan perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran

piutang dan rasio hutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap

return on assets (ROA) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2020.


104

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan diatas, maka dapat disampaikan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat profitabilitas perusahaan seperti perputaran kas, perputaran

persediaan, perputaran piutang, dan rasio hutang dalam mengambil

keputusan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.

2. Bagi akademisi diharapkan lebih memberikan wawasan terhadap

mahasiswa tentang faktor-faktor yang bisa meningkatkan profitabilitas

perusahaan.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk meneliti dengan variabel lain

agar dapat diketahui faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat

profitabilitas suatu perusahaan. Peneliti selanjutnya juga bisa

menambahkan sampel dan memperoleh data tidak hanya dari website

BEI akan tetapi diperoleh dari sumber lain yang memuat laporan

keuangan perusahaan.
105

DAFTAR PUSTAKA

Agizha, Feryal. (2014). Pengaruh Periode Perputaran Kas, Periode Perputaran


Piutang, Periode Perputaran Persediaan dan Periode Periode Hutang
Usaha. Artikel Skripsi
Apriliasari, Nada. (2018). Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang,
Perputaran Persediaan, dan Perputaran Aktiva Tetap terhadap
Profitabilitas pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2017. Artikel Skripsi,
Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Anggraini, Hesty. (2020). Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Perputaran Piutang,
dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada PT Indofood
Sukses Makmur Tbk yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Artikel
Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Carter, William K dan Milton K Usry. 2004. Akuntansi Biaya. Edisi Satu. Cetakan
Ketiga Belas. Jakarta: Salemba Empat.
Dasena, Imran dan Sembiring, Etti Ernita. 2020. Pengaruh Perputaran Kas,
Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2015-2019. Indonesian Accounting Literacy Journal, Vol 1.
Dilla Ramadani dan Rosyeni Rasyid. (2019). Pengaruh perputaran kas,
perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas
pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek
Indonesia Periode 2013-2017. Jurnal Kajian Manajemen dan Wirausaha,
Vol 01.
Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Edisi
Ketiga. Semarang: BP Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2011. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2013. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi ke 7.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Halim, Abdul dan Sarwoko. 2003. Manajemen Keuangan (dasar-dasar
pembelanjaan perusahaan). Yogyakarta: BPFE.
Hanafi dan Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UFP AMY
YKPN.
Hantono dan Guci, Sitty Tiffany dkk. (2019). Pengaruh Perputaran Kas,
Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Current Ratio, dan Dept to
Equity Ratio, Total Assets Turn Over terhadap Profitabilitas (Study Kasus
Pada Sektor Industri Dasar dan Kimia). Riset dan Jurnal Akuntansi, Vol 3.
106

Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Hartati, Nani. (2017). Pengaruh Perputaran Kas, Piutang dan Persediaan
terhadap Profitabilitas Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Pengembangan Wiraswasta, Vol 19.
Jusuf, Jopie. 2008. Analisis Kredit Untuk Account Officer. Cetakan Kedelapan.
Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi.
Jadongan Sijabat dan Monica Indriyani Sijabat. (2021). Pengaruh Perputaran
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2016-2019).
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Kasmir. 2014. Analisis laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Satu. Jakarta: PT Rajawali
Grafindo Persada.
Munawir S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta:
Liberty.
Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Mimelientesa Irman dan Abel Iswara. (2013). Pengaruh perputaran kas,
perputaran piutang, perputaran persediaan, dan rasio hutang terhadap
tingkat pengembalian asset pada perusahaan plastik dan kemasan di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2017. Jurnal Ekonomi KIAT, Vol 30.
Natalia, Kezia Vita dkk. (2017). Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran
Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap
Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2015.
Prihadi, Toto. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan I. Jakarta Pusat: PPM.
Rangkuti, Freddy. 1996. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Raharjaputra, Hendra. 2009. Manajemen Keuangan dan Akuntansi. Jakarta:
Salemba Empat.
Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE.
Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
BPFE
Supriyono. 2003. Akuntansi Biaya. Edisi 2. Yogyakarta: Balai Pustaka Fakultas
Ekonomi UGM.
Syahyunan. 2004. Manajemen Keuangan I. Medan: USU Press.
107

Supriyono. 2004. Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian Biaya, Serta


Pembuatan Keputusan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Syahrul dan Muhammad Afdi Nizar. 2005. Kamus Istilah-istilah Akuntansi.
Cetakan Pertama. Jakarta: Citra Harta Prima.
Suhardi, Michell. 2006. Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Dagang. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE.
Syakur, Ahmad Syafi’i. 2015. Intermediate Accounting. Jakarta: AV Publisher.
Vincent, Yamin Wijaya dkk. 2020. Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran
Piutang, Rasio Hutang dan Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Perdagangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2014-2018. Universitas Dharmawangsa, Vol 15.
Virginia Elsa Haryono dan G. Anggana Lisiantara. (2018). Perputaran Kas,
Perputaran Persediaan, dan Perputaran Piutang dengan Ukuran
Perusahaan Sebagai Variabel Kontrol terhadap Profitabilitas. Dinamika
Akuntansi, Keuangan, dan Perbankan, Vol 7.
Wild, John, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey. 2005. Analisa Laporan
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Yogyakarta: BPFE.
https://www.bps.go.id/
https://www.idx.co.id/
108

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Perhitungan Perputaran Kas


Penjualan ersih
Rumus : Rasio Perputaran Kas = ata-rata Kas

NO KODE TAHUN PENJUALAN RATA-RATA KAS PERPUTARAN


KAS

1 AGII 2016 Rp 1.651.136.000 Rp 285.953.000 5.77


2017 Rp 1.838.417.000 Rp 367.366.000 5.00

2018 Rp 2.073.258.000 Rp 314.412.000 6.59


2019 Rp 2.203.617.000 Rp 281.995.000 7.81

2020 Rp 2.188.179.000 Rp 342.341.000 6.39

2 ALKA 2016 Rp 1.151.605.756.000 Rp 9.203.048.000 125.13

2017 Rp 1.932.783.905.000 Rp 15.641.432.000 123.56

2018 Rp 3.592.798.235.000 Rp 54.848.513.000 65.50


2019 Rp 2.218.385.509.000 Rp 186.523.711.000 11.89

2020 Rp 2.044.132.602.000 Rp 232.614.305.000 8.78

3 AMFG 2016 Rp 3.724.075.000 Rp 626.294.000 5.94

2017 Rp 3.885.791.000 Rp 333.511.000 11.65

2018 Rp 4.443.262.000 Rp 321.412.000 13.82

2019 Rp 4.289.776.000 Rp 294.757.000 14.55

2020 Rp 3.767.789.000 Rp 295.933.000 12.73


4 ARNA 2016 Rp 1.511.978.367.218 Rp 4.135.008.964 365.65

2017 Rp 1.732.985.361.870 Rp 31.348.270.070 55.28

2018 Rp 1.971.478.070.171 Rp 126.172.163.766 15.62

2019 Rp 2.151.801.131.686 Rp 270.895.528.871 7.94

2020 Rp 2.211.743.593.136 Rp 392.429.788.205 5.63

5 BAJA 2016 Rp 978.840.639.564 Rp 3.674.122.461 266.41

2017 Rp 1.218.317.826.843 Rp 7.983.713.525 152.60

2018 Rp 1.279.809.883.694 Rp 22.411.351.287 57.10


109

2019 Rp 1.072.625.592.333 Rp 13.776.345.248 77.85

2020 Rp 1.204.954.780.957 Rp 51.616.103.735 23.34

6 BRPT 2016 Rp 1.961.307.000 Rp 205.789.000 9.53

2017 Rp 2.452.847.000 Rp 593.687.000 4.13

2018 Rp 3.075.561.000 Rp 853.410.000 3.60

2019 Rp 2.402.466.000 Rp 772.387.000 3.11

2020 Rp 2.334.170.000 Rp 939.756.000 2.48

7 CPIN 2016 Rp 38.256.857.000 Rp 2.091.854.000 18.28

2017 Rp 49.367.386.000 Rp 2.124.100.000 23.24


2018 Rp 53.957.604.000 Rp 2.298.293.000 23.47

2019 Rp 58.634.502.000 Rp 2.382.252.000 24.61

2020 Rp 42.518.782.000 Rp 2.319.593.000 18.33


8 CTBN 2016 Rp 98.485.071.000 Rp 31.223.752.000 3.15

2017 Rp 49.861.160.000 Rp 40.226.129.000 1.23

2018 Rp 85.593.299.000 Rp 29.362.348.000 2.91

2019 Rp 143.559.113.000 Rp 13.625.566.000 10.53

2020 Rp 126.194.837.000 Rp 15.892.357.000 7.94

9 EKAD 2016 Rp 568.638.832.579 Rp 72.184.759.118 7.87

2017 Rp 643.591.823.505 Rp 103.536.946.171 6.21


2018 Rp 739.578.860.399 Rp 117.708.183.868 6.28

2019 Rp 758.299.364.555 Rp 135.784.642.560 5.58

2020 Rp 671.540.878.728 Rp 254.948.605.022 2.63

10 ETWA 2016 Rp 243.013.782.107 Rp 3.439.553.425 70.65

2017 Rp 51.671.051.196 Rp 713.403.186 72.42

2018 Rp 23.910.705.666 Rp 677.632.955 35.28

2019 Rp 224.066.845.068 Rp 1.508.709.000 148.51

2020 Rp 467.391.344.000 Rp 1.286.424.429 363.32

11 FASW 2016 Rp 5.874.745.032.615 Rp 143.762.096.480 40.86

2017 Rp 7.337.185.138.762 Rp 255.798.903.520 28.68


110

2018 Rp 9.938.310.691.326 Rp 321.542.422.727 30.90

2019 Rp 8.268.503.880.196 Rp 228.241.473.392 36.22

2020 Rp 7.909.812.330.437 Rp 101.780.533.778 77.71

12 GDST 2016 Rp 757.282.528.180 Rp 178.294.050.288 4.24

2017 Rp 1.228.528.694.746 Rp 176.858.672.824 6.94

2018 Rp 1.556.287.984.166 Rp 95.033.693.943 16.37

2019 Rp 1.852.766.916.975 Rp 20.220.906.833 91.62

2020 Rp 1.331.774.939.496 Rp 6.629.761.587 200.87

13 INAI 2016 Rp 1.284.510.320.664 Rp 62.818.589.664 20.44


2017 Rp 980.285.748.450 Rp 28.583.101.324 34.29

2018 Rp 1.130.297.518.656 Rp 65.905.270.990 17.15

2019 Rp 1.216.136.763.334 Rp 74.391.033.489 16.34


2020 Rp 1.028.910.711.144 Rp 75.780.390.223 13.57

14 INCI 2016 Rp 176.067.561.639 Rp 51.647.454.864 3.40

2017 Rp 269.706.737.385 Rp 44.939.639.636 6.00

2018 Rp 367.961.600.950 Rp 48.840.080.620 7.53

2019 Rp 381.433.524.206 Rp 54.039.390.656 7.05

2020 Rp 394.017.538.408 Rp 80.446.120.508 4.89

15 IPOL 2016 Rp 195.626.757.000 Rp 13.316.680.000 14.69


2017 Rp 198.934.982.000 Rp 12.442.199.000 15.98

2018 Rp 211.572.897.000 Rp 11.836.295.000 17.87

2019 Rp 203.257.618.000 Rp 9.478.295.000 21.44

2020 Rp 197.888.006.000 Rp 19.365.929.000 10.21

16 KDSI 2016 Rp 1.995.337.146.834 Rp 86.398.854.339 23.09

2017 Rp 2.245.519.457.754 Rp 75.775.991.026 29.63

2018 Rp 2.327.951.625.610 Rp 70.664.790.956 32.95

2019 Rp 2.234.941.096.110 Rp 48.228.203.712 46.34

2020 Rp 1.923.089.935.410 Rp 48.774.029.566 39.42

17 LION 2016 Rp 379.137.149.036 Rp 206.122.571.304 1.83


111

2017 Rp 349.690.796.141 Rp 181.754.890.276 1.92

2018 Rp 424.128.420.727 Rp 152.465.259.630 2.78

2019 Rp 372.489.022.928 Rp 143.420.775.562 2.59

2020 Rp 298.552.920.579 Rp 132.363.907.363 2.25

18 MAIN 2016 Rp 5.246.340.041 Rp 335.473.535.000 15.63

2017 Rp 5.441.395.835 Rp 51.683.398.000 105.28

2018 Rp 6.705.892.735 Rp 102.354.614.000 65.51

2019 Rp 7.454.920.083 Rp 110.484.209.000 67.47

2020 Rp 7.000.570.412 Rp 120.106.092.000 58.28


19 SRSN 2016 Rp 500.539.686.000 Rp 9.485.970.000 52.76

2017 Rp 521.481.727.000 Rp 5.883.208.000 88.63

2018 Rp 600.986.872.000 Rp 8.443.296.000 71.17


2019 Rp 684.464.392.000 Rp 18.244.755.000 37.51

2020 Rp 890.996.866.000 Rp 33.929.340.000 26.26

20 TALF 2016 Rp 569.419.992.907 Rp 89.610.560.261 6.35

2017 Rp 646.087.885.410 Rp 55.680.568.348 11.60

2018 Rp 741.055.147.778 Rp 37.712.626.688 19.65

2019 Rp 924.654.057.926 Rp 40.411.889.989 22.88

2020 Rp 1.022.101.048.870 Rp 44.312.083.764 23.06


112

Lampiran 2 : Perputaran Persediaan

Penjualan ersih
Rumus : Perputaran Persediaan = ata-rata Persediaan

NO KODE TAHUN PENJUALAN RATA-RATA PERPUTARAN


PERSEDIAAN PERSEDIAAN

1 AGII 2016 Rp 1.651.136.000 Rp 316.649.000 5.21

2017 Rp 1.838.417.000 Rp 340.144.000 5.40

2018 Rp 2.073.258.000 Rp 420.116.000 4.93

2019 Rp 2.203.617.000 Rp 450.893.000 4.88


2020 Rp 2.188.179.000 Rp 446.946.000 4.73

2 ALKA 2016 Rp 1.151.605.756.000 Rp 21.914.189.000 52.55


2017 Rp 1.932.783.905.000 Rp 29.462.020.000 65.60

2018 Rp 3.592.798.235.000 Rp 35.387.194.000 101.52

2019 Rp 2.218.385.509.000 Rp 26.378.988.000 84.09


2020 Rp 2.044.132.602.000 Rp 12.491.386.000 163.64

3 AMFG 2016 Rp 3.724.075.000.000 Rp 909.310.000.000 4.09


2017 Rp 3.885.791.000.000 Rp 159.233.565.039 10.88

2018 Rp 4.443.262.000.000 Rp 1.221.712.000.000 3.63

2019 Rp 4.289.776.000.000 Rp 1.354.543.000.000 3.16

2020 Rp 3.767.789.000.000 Rp 1.274.626.000.000 2.95

4 ARNA 2016 Rp 1.511.978.367.218 Rp 126.126.851.466 11.98

2017 Rp 1.732.985.361.870 Rp 159.233.565.039 10.88

2018 Rp 1.971.478.070.171 Rp 136.965.572.450 14.39

2019 Rp 2.151.801.131.686 Rp 108.728.217.355 19.79

2020 Rp 2.211.743.593.136 Rp 107.926.287.601 20.49

5 BAJA 2016 Rp 978.840.639.564 Rp 387.461.192.293 2.52

2017 Rp 1.218.317.826.843 Rp 466.629.461.585 2.61

2018 Rp 1.279.809.883.694 Rp 441.638.709.943 2.89


113

2019 Rp 1.072.625.592.333 Rp 390.502.499.308 2.74

2020 Rp 1.204.954.780.957 Rp 338.947.486.575 3.55

6 BRPT 2016 Rp 1.961.307.000 Rp 192.857.000 10.16

2017 Rp 2.452.847.000 Rp 313.648.000 7.82

2018 Rp 3.075.561.000 Rp 371.785.000 8.27

2019 Rp 2.402.466.000 Rp 291.518.000 8.24

2020 Rp 2.334.170.000 Rp 292.150.000 7.98

7 CPIN 2016 Rp 38.256.857.000 Rp 5.296.813.000 7.22

2017 Rp 49.367.386.000 Rp 5.403.163.000 9.13


2018 Rp 53.957.604.000 Rp 8.481.089.000 6.36

2019 Rp 58.634.502.000 Rp 5.776.583.000 10.15

2020 Rp 42.518.782.000 Rp 8.721.409.000 4.87


8 CTBN 2016 Rp 98.485.071.000 Rp 94.656.508.000 1.04

2017 Rp 49.861.160.000 Rp 71.629.169.000 0.69

2018 Rp 85.593.299.000 Rp 40.418.459.000 2.11

2019 Rp 143.559.113.000 Rp 58.567.851.000 2.45

2020 Rp 126.194.837.000 Rp 50.706.576.000 2.48

9 EKAD 2016 Rp 568.638.832.579 Rp 119.443.813.926 4.76

2017 Rp 643.591.823.505 Rp 147.677.105.208 4.35


2018 Rp 739.578.860.399 Rp 192.388.528.656 3.84

2019 Rp 758.299.364.555 Rp 198.570.272.207 3.81

2020 Rp 671.540.878.728 Rp 134.961.085.205 4.97

10 ETWA 2016 Rp 243.013.782.107 Rp 38.183.526.872 6.36

2017 Rp 51.671.051.196 Rp 7.127.262.237 7.24

2018 Rp 23.910.705.666 Rp 5.950.484.304 4.01

2019 Rp 224.066.845.068 Rp 7.669.033.910 29.21

2020 Rp 467.391.344.000 Rp 5.669.172.651 0.08

11 FASW 2016 Rp 5.874.745.032.615 Rp 837.001.779.630 7.01

2017 Rp 7.337.185.138.762 Rp 931.177.150.632 7.87


114

2018 Rp 9.938.310.691.326 Rp 1.107.459.603.195 8.97

2019 Rp 8.268.503.880.196 Rp 1.116.962.814.562 7.40

2020 Rp 7.909.812.330.437 Rp 1.092.429.401.043 7.24

12 GDST 2016 Rp 757.282.528.180 Rp 132.773.902.768 5.70

2017 Rp 1.228.528.694.746 Rp 158.327.680.207 7.75

2018 Rp 1.556.287.984.166 Rp 269.621.090.865 5.77

2019 Rp 1.852.766.916.975 Rp 249.633.326.357 7.42

2020 Rp 1.331.774.939.496 Rp 322.226.165.598 4.13

13 INAI 2016 Rp 1.284.510.320.664 Rp 276.268.425.319 4.64


2017 Rp 980.285.748.450 Rp 241.997.985.259 4.05

2018 Rp 1.130.297.518.656 Rp 218.516.490.145 5.17

2019 Rp 1.216.136.763.334 Rp 225.545.465.941 5.39


2020 Rp 1.028.910.711.144 Rp 287.341.497.260 3.58

14 INCI 2016 Rp 176.067.561.639 Rp 21.162.872.452 8.31

2017 Rp 269.706.737.385 Rp 25.541.845.291 10.55

2018 Rp 367.961.600.950 Rp 41.283.506.181 8.91

2019 Rp 381.433.524.206 Rp 45.709.912.772 8.34

2020 Rp 394.017.538.408 Rp 29.663.714.698 13.28

15 IPOL 2016 Rp 195.626.757.000 Rp 21.563.159.000 9.07


2017 Rp 198.934.982.000 Rp 24.725.428.000 8.04

2018 Rp 211.572.897.000 Rp 28.395.244.000 7.45

2019 Rp 203.257.618.000 Rp 29.812.709.000 6.81

2020 Rp 197.888.006.000 Rp 27.870.928.000 7.10

16 KDSI 2016 Rp 1.995.337.146.834 Rp 270.757.651.192 7.36

2017 Rp 2.245.519.457.754 Rp 293.541.059.534 7.64

2018 Rp 2.327.951.625.610 Rp 352.391.069.584 6.60

2019 Rp 2.234.941.096.110 Rp 302.825.048.331 7.38

2020 Rp 1.923.089.935.410 Rp 246.235.593.235 7.80

17 LION 2016 Rp 379.137.149.036 Rp 151.908.503.272 2.49


115

2017 Rp 349.690.796.141 Rp 162.497.392.660 2.15

2018 Rp 424.128.420.727 Rp 162.467.837.410 2.61

2019 Rp 372.489.022.928 Rp 167.999.712.076 2.21

2020 Rp 298.552.920.579 Rp 164.294.006.111 1.81

18 MAIN 2016 Rp 5.246.340.041 Rp 588.441.299.000 8.91

2017 Rp 5.441.395.835 Rp 940.404.896.000 5.78

2018 Rp 6.705.892.735 Rp 983.874.877.000 6.81

2019 Rp 7.454.920.083 Rp 837.317.958.000 8.90

2020 Rp 7.000.570.412 Rp 879.618.510.000 7.95


19 SRSN 2016 Rp 500.539.686.000 Rp 243.595.529.000 2.05

2017 Rp 521.481.727.000 Rp 264.379.075.000 1.97

2018 Rp 600.986.872.000 Rp 248.306.099.000 2.42


2019 Rp 684.464.392.000 Rp 258.897.616.000 2.64

2020 Rp 890.996.866.000 Rp 304.502.849.000 2.92

20 TALF 2016 Rp 569.419.992.907 Rp 125.189.431.256 4.54

2017 Rp 646.087.885.410 Rp 154.535.317.769 4.18

2018 Rp 741.055.147.778 Rp 187.410.465.993 3.95

2019 Rp 924.654.057.926 Rp 323.279.852.429 2.86

2020 Rp 1.022.101.048.870 Rp 228.165.530.646 4.47


116

Lampiran 3 : Perputaran Piutang

Penjualan ersih
Rumus : Perputaran Piutang = ata-rata Piutang

NO KODE TAHUN PENJUALAN RATA-RATA PERPUTARAN


PIUTANG PIUTANG

1 AGII 2016 Rp 1.651.136.000 Rp 398.896.000 4.13

2017 Rp 1.838.417.000 Rp 753.098.000 2.44

2018 Rp 2.073.258.000 Rp 908.569.000 2.28

2019 Rp 2.203.617.000 Rp 1.039.196.000 2.12


2020 Rp 2.188.179.000 Rp 985.155.000 2.22

2 ALKA 2016 Rp 1.151.605.756.000 Rp 26.185.421.000 43.97


2017 Rp 1.932.783.905.000 Rp 114.094.328.000 16.94

2018 Rp 3.592.798.235.000 Rp 349.699.316.000 10.27

2019 Rp 2.218.385.509.000 Rp 383.851.363.000 5.77


2020 Rp 2.044.132.602.000 Rp 497.003.084.000 4.11

3 AMFG 2016 Rp 3.724.075.000 Rp 395.097.000 9.42


2017 Rp 3.885.791.000 Rp 394.761.000 9.84

2018 Rp 4.443.262.000 Rp 415.411.000 10.69

2019 Rp 4.289.776.000 Rp 440.950.000 9.72

2020 Rp 3.767.789.000 Rp 447.820.000 8.41

4 ARNA 2016 Rp 1.511.978.367.218 Rp 438.485.781.268 3.44

2017 Rp 1.732.985.361.870 Rp 495.353.923.703 3.49

2018 Rp 1.971.478.070.171 Rp 515.753.999.120 3.82

2019 Rp 2.151.801.131.686 Rp 513.854.662.963 4.18

2020 Rp 2.211.743.593.136 Rp 569.935.684.252 3.88

5 BAJA 2016 Rp 978.840.639.564 Rp 263.366.428.858 3.71

2017 Rp 1.218.317.826.843 Rp 207.707.031.690 5.86

2018 Rp 1.279.809.883.694 Rp 182.647.896.176 7.00


117

2019 Rp 1.072.625.592.333 Rp 181.350.359.747 5.91

2020 Rp 1.204.954.780.957 Rp 146.640.842.633 8.21

6 BRPT 2016 Rp 1.961.307.000 Rp 104.189.000 18.82

2017 Rp 2.452.847.000 Rp 182.862.000 13.41

2018 Rp 3.075.561.000 Rp 297.519.000 10.33

2019 Rp 2.402.466.000 Rp 302.964.000 7.92

2020 Rp 2.334.170.000 Rp 421.562.000 5.53

7 CPIN 2016 Rp 38.256.857.000 Rp 4.849.727.000 7.88

2017 Rp 49.367.386.000 Rp 2.581.853.000 19.12


2018 Rp 53.957.604.000 Rp 4.092.048.000 13.18

2019 Rp 58.634.502.000 Rp 3.129.628.000 18.73

2020 Rp 42.518.782.000 Rp 2.975.857.000 14.28


8 CTBN 2016 Rp 98.485.071.000 Rp 46.832.567.000 2.10

2017 Rp 49.861.160.000 Rp 21.396.708.000 2.32

2018 Rp 85.593.299.000 Rp 15.965.151.000 5.36

2019 Rp 143.559.113.000 Rp 18.345.853.000 7.82

2020 Rp 126.194.837.000 Rp 23.009.440.000 5.48

9 EKAD 2016 Rp 568.638.832.579 Rp 76.511.686.674 7.34

2017 Rp 643.591.823.505 Rp 86.722.029.755 7.42


2018 Rp 739.578.860.399 Rp 98.703.773.236 7.49

2019 Rp 758.299.364.555 Rp 104.580.759.979 7.25

2020 Rp 671.540.878.728 Rp 96.363.301.154 6.96

10 ETWA 2016 Rp 243.013.782.107 Rp 117.895.456.942 2.06

2017 Rp 51.671.051.196 Rp 43.537.299.378 1.18

2018 Rp 23.910.705.666 Rp 13.284.006.696 1.79

2019 Rp 224.066.845.068 Rp 36.179.459.973 6.19

2020 Rp 467.391.344.000 Rp 35.356.843.309 0.01

11 FASW 2016 Rp 5.874.745.032.615 Rp 897.827.364.290 6.54

2017 Rp 7.337.185.138.762 Rp 1.216.198.070.306 6.03


118

2018 Rp 9.938.310.691.326 Rp 1.630.091.789.330 6.09

2019 Rp 8.268.503.880.196 Rp 1.446.631.847.529 5.71

2020 Rp 7.909.812.330.437 Rp 1.332.983.570.515 5.93

12 GDST 2016 Rp 757.282.528.180 Rp 104.260.948.752 7.26

2017 Rp 1.228.528.694.746 Rp 89.466.151.446 13.73

2018 Rp 1.556.287.984.166 Rp 1.630.091.789.330 6.09

2019 Rp 1.852.766.916.975 Rp 90.753.850.117 20.41

2020 Rp 1.331.774.939.496 Rp 116.800.623.210 11.40

13 INAI 2016 Rp 1.284.510.320.664 Rp 509.741.377.439 2.51


2017 Rp 980.285.748.450 Rp 509.840.414.251 1.92

2018 Rp 1.130.297.518.656 Rp 526.296,591.382 2.14

2019 Rp 1.216.136.763.334 Rp 508.657.670.459 2.39


2020 Rp 1.028.910.711.144 Rp 449.015.988.648 2.70

14 INCI 2016 Rp 176.067.561.639 Rp 36.659.775.050 4.80

2017 Rp 269.706.737.385 Rp 57.915.098.647 4.65

2018 Rp 367.961.600.950 Rp 74.469.440.111 4.94

2019 Rp 381.433.524.206 Rp 92.694.869.507 4.11

2020 Rp 394.017.538.408 Rp 103.823.093.189 3.79

15 IPOL 2016 Rp 195.626.757.000 Rp 42.285.978.000 4.62


2017 Rp 198.934.982.000 Rp 48.412.898.000 4.10

2018 Rp 211.572.897.000 Rp 53.642.674.000 3.94

2019 Rp 203.257.618.000 Rp 54.716.916.000 4.20

2020 Rp 197.888.006.000 Rp 51.323.192.000 3.85

16 KDSI 2016 Rp 1.995.337.146.834 Rp 356.926.516.164 5.59

2017 Rp 2.245.519.457.754 Rp 398.468.336.112 5.63

2018 Rp 2.327.951.625.610 Rp 392.660.346.545 5.92

2019 Rp 2.234.941.096.110 Rp 361.283.378.375 6.18

2020 Rp 1.923.089.935.410 Rp 339.316.353.594 5.66

17 LION 2016 Rp 379.137.149.036 Rp 103.625.210.768 3.65


119

2017 Rp 349.690.796.141 Rp 108.474.856.799 3.22

2018 Rp 424.128.420.727 Rp 125.060.593.868 3.39

2019 Rp 372.489.022.928 Rp 131.824.777.551 2.82

2020 Rp 298.552.920.579 Rp 126.112.465.210 2.36

18 MAIN 2016 Rp 5.246.340.041 Rp 433.739.088.000 12.09

2017 Rp 5.441.395.835 Rp 654.602.124.000 8.31

2018 Rp 6.705.892.735 Rp 607.539.346.000 11.03

2019 Rp 7.454.920.083 Rp 395.689.077.000 18.84

2020 Rp 7.000.570.412 Rp 422.590.829.000 16.56


19 SRSN 2016 Rp 500.539.686.000 Rp 117.899.543.000 4.24

2017 Rp 521.481.727.000 Rp 106.992.248.000 4.87

2018 Rp 600.986.872.000 Rp 111.977.278.000 5.36


2019 Rp 684.464.392.000 Rp 141.600.723.000 4.83

2020 Rp 890.996.866.000 Rp 168.111.756.000 5.30

20 TALF 2016 Rp 569.419.992.907 Rp 90.325.506.956 6.30

2017 Rp 646.087.885.410 Rp 118.238.478.110 5.46

2018 Rp 741.055.147.778 Rp 148.487.546.605 4.99

2019 Rp 924.654.057.926 Rp 273.693.546.216 3.37

2020 Rp 1.022.101.048.870 Rp 203.731.493.236 5.01


120

Lampiran 4 : Rasio Hutang Modal

Total utang
Rumus : Rasio Hutang Modal = Total kuitas

NO KODE TAHUN TOTAL HUTANG TOTAL EKUITAS RASIO


HUTANG

1 AGII 2016 Rp 2.996.929.000 Rp 2.760.840.000 1.08

2017 Rp 3.045.533.000 Rp 3.358.010.000 0.90

2018 Rp 3.499.963.000 Rp 3.147.792.000 1.11

2019 Rp 3.721.416.000 Rp 3.300.466.000 1.12

2020 Rp 3.739.317.000 Rp 3.382.141.000 1.10

2 ALKA 2016 Rp 75.514.424.000 Rp 61.104.431.000 1.23

2017 Rp 226.717.826.000 Rp 78.490.877.000 2.88

2018 Rp 548.236.812.000 Rp 100.731.483.000 5.44


2019 Rp 500.032.251.000 Rp 104.792.363.000 4.77

2020 Rp 313.427.196.000 Rp 105.203.706.000 2.97

3 AMFG 2016 Rp 1.905.626.000 Rp 3.599.264.000 0.52

2017 Rp 2.718.939.000 Rp 3.548.877.000 0.76

2018 Rp 4.835.966.000 Rp 3.596.666.000 1.34


2019 Rp 5.328.124.000 Rp 3.409.931.000 1.56

2020 Rp 5.031.820.000 Rp 2.929.837.000 1.71

4 ARNA 2016 Rp 595.128.097.887 Rp 948.088.201.259 0.62

2017 Rp 571.946.769.034 Rp 1.029.399.792.539 0.55

2018 Rp 556.309.556.626 Rp 1.096.596.429.104 0.50

2019 Rp 622.355.306.743 Rp 1.176.781.762.600 0.52

2020 Rp 665.401.637.797 Rp 1.304.938.651.723 0.50

5 BAJA 2016 Rp 786.124.255.950 Rp 196.502.700.474 4.00

2017 Rp 774.432.726.191 Rp 172.016.210.273 4.50

2018 Rp 824.660.447.657 Rp 76.521.348.613 10.77


121

2019 Rp 762.683.580.285 Rp 74.187.193.716 10.28

2020 Rp 632.586.391.148 Rp 127.839.088.486 4.94

6 BRPT 2016 Rp 1.122.222.000 Rp 1.448.368.000 0.77

2017 Rp 1.626.029.000 Rp 2.016.899.000 0.80

2018 Rp 4.340.449.000 Rp 2.702.042.000 1.60

2019 Rp 4.426.628.000 Rp 2.775.807.000 1.60

2020 Rp 4.732.198.000 Rp 2.950.961.000 1.60

7 CPIN 2016 Rp 10.047.751.000 Rp 14.157.243.000 0.70

2017 Rp 8.819.768.000 Rp 15.702.825.000 0.56


2018 Rp 8.253.944.000 Rp 19.391.174.000 0.42

2019 Rp 8.281.441.000 Rp 21.071.600.000 0.39

2020 Rp 7.809.608.000 Rp 23.349.683.000 0.33


8 CTBN 2016 Rp 42.003.025.000 Rp 118.477.619.000 0.35

2017 Rp 44.151.213.000 Rp 105.299.739.000 0.41

2018 Rp 56.917.064.000 Rp 98.736.253.000 0.57

2019 Rp 70.871.753.000 Rp 101.450.123.000 0.69

2020 Rp 31.099.158.000 Rp 99.345.540.000 0.31

9 EKAD 2016 Rp 110.503.822.983 Rp 592.004.807.725 0.18

2017 Rp 133.949.920.707 Rp 662.817.725.465 0.20


2018 Rp 128.684.953.153 Rp 724.582.501.247 0.17

2019 Rp 115.690.798.743 Rp 852.543.550.822 0.13

2020 Rp 129.617.262.724 Rp 952.362.557.662 0.13

10 ETWA 2016 Rp 1.151.833.904.006 Rp 7.101.667.028 1.62

2017 Rp 1.235.873.364.699 Rp 121.304.792.802 10.18

2018 Rp 1.349.487.510.140 Rp 258.828.931.144 5.21

2019 Rp 1.469.796.558.566 Rp 345.970.873.554 4.24

2020 Rp 1.323.840.658.770 Rp 268.169.575.714 4.93

11 FASW 2016 Rp 5.424.781.372.865 Rp 3.158.442.463.132 1.71

2017 Rp 6.081.574.204.386 Rp 3.288.317.572.389 1.84


122

2018 Rp 6.676.781.411.219 Rp 4.288.337.297.565 1.55

2019 Rp 6.059.395.120.910 Rp 4.692.597.823.392 1.29

2020 Rp 6.930.049.292.233 Rp 4.582.994.996.488 1.51

12 GDST 2016 Rp 425.486.909.790 Rp 832.122.960.120 0.51

2017 Rp 441.675.308.289 Rp 1.286.954.720.465 0.34

2018 Rp 455.885.354.596 Rp 895.976.402.398 0.50

2019 Rp 841.187.548.585 Rp 917.390.621.410 0.91

2020 Rp 741.251.635.985 Rp 846.884.835.664 0.87

13 INAI 2016 Rp 1.081.015.810.782 Rp 258.016.602.673 0.41


2017 Rp 936.511.874.370 Rp 277.404.670.750 3.37

2018 Rp 1.096.799.666.849 Rp 303.883.931.247 3.60

2019 Rp 893.625.998.063 Rp 319.268.405.613 2.79


2020 Rp 1.074.565.554.861 Rp 321.404.082.596 3.34

14 INCI 2016 Rp 26.524.918.593 Rp 248.826.462.751 0.10

2017 Rp 35.408.565.186 Rp 268.379.825.144 0.13

2018 Rp 71.410.278.158 Rp 319.952.419.798 0.22

2019 Rp 65.323.258.479 Rp 340.121.790.973 0.19

2020 Rp 75.990.820.673 Rp 368.874.979.999 0.20

15 IPOL 2016 Rp 126.938.628.000 Rp 155.955.776.000 0.81


2017 Rp 128.349.250.000 Rp 159.444.208.000 0.81

2018 Rp 130.444.172.000 Rp 161.682.800.000 0.80

2019 Rp 114.135.764.000 Rp 163.405.190.000 0.69

2020 Rp 104.622.976.000 Rp 175.892.359.000 0.59

16 KDSI 2016 Rp 722.488.734.446 Rp 419.784.286.104 1.72

2017 Rp 842.752.226.515 Rp 485.539.501.101 1.73

2018 Rp 836.245.435.111 Rp 555.171.029.401 1.50

2019 Rp 645.444.999.358 Rp 608.205.409.017 1.06

2020 Rp 582.239.031.320 Rp 663.468.205.642 0.87

17 LION 2016 Rp 215.209.902.816 Rp 470.603.093.171 0.45


123

2017 Rp 229.630.859.719 Rp 452.307.088.017 0.50

2018 Rp 221.022.066.026 Rp 475.170.562.075 0.46

2019 Rp 219.318.262.582 Rp 468.699.629.730 0.46

2020 Rp 204.688.407.176 Rp 443.141.451.746 0.46

18 MAIN 2016 Rp 2.082.189.069 Rp 1.837.575.425 1.13

2017 Rp 2.371.092.779 Rp 1.701.152.698 1.39

2018 Rp 2.344.198.361 Rp 1.896.646.094 1.23

2019 Rp 2.537.250.235 Rp 2.028.641.621 1.25

2020 Rp 2.528.717.093 Rp 1.983.915.706 1.27


19 SRSN 2016 Rp 315.096.071.000 Rp 402.053.633.000 0.78

2017 Rp 237.220.555.000 Rp 415.505.899.000 0.57

2018 Rp 208.989.195.000 Rp 477.788.016.000 0.43


2019 Rp 264.646.295.000 Rp 514.600.563.000 0.51

2020 Rp 318.887.398.000 Rp 587.887.398.000 0.54

20 TALF 2016 Rp 129.777.537.129 Rp 751.895.484.830 0.17

2017 Rp 155.076.156.734 Rp 766.164.831.783 0.20

2018 Rp 176.218.785.183 Rp 808.378.986.806 0.21

2019 Rp 302.791.791.518 Rp 1.008.291.258.921 0.30

2020 Rp 454.287.199.938 Rp 1.020.185.316.228 0.44


124

Lampiran 5 : Rasio Profitabilitas (ROA)

Rumus : Rasio Profitabilitas (ROA) =

NO KODE TAHUN LABA SETELAH TOTAL AKTIVA RASIO


PAJAK PROFITABILITAS

1 AGII 2016 Rp 64.287.000 Rp 5.847.722.000 1.09

2017 Rp 97.598.000 Rp 6.403.543.000 1.52

2018 Rp 114.374.000 Rp 6.647.755.000 1.72

2019 Rp 103.431.000 Rp 7.021.882.000 1.47


2020 Rp 99.862.000 Rp 7.121.458.000 1.40

2 ALKA 2016 Rp 516.167.000 Rp 136.618.855.000 0.37

2017 Rp 15.406.256.000 Rp 305.208.703.000 5.04

2018 Rp 22.943.498.000 Rp 648.968.295.000 3.53

2019 Rp 7.354.721.000 Rp 604.824.614.000 1.21

2020 Rp 6.684.414.000 Rp 418.630.902.000 1.59

3 AMFG 2016 Rp 260.444.000 Rp 5.504.890.000 4.73

2017 Rp 38.569.000 Rp 6.267.816.000 0.61

2018 Rp 6.596.000 Rp 8.432.632.000 0.07

2019 Rp 132.223.000 Rp 8.738.055.000 1.51


2020 Rp 430.987.000 Rp 7.961.657.000 5.41

4 ARNA 2016 Rp 91.375.910.975 Rp 1.543.216.199.146 5.92

2017 Rp 326.241.511.507 Rp 1.970.340.289.520 16.55


2018 Rp 15.820.798.602 Rp 1.652.905.985.730 0.95

2019 Rp 217.675.239.509 Rp 1.799.137.069.343 12.09


2020 Rp 326.241.511.507 Rp 1.970.340.289.520 16.55

5 BAJA 2016 Rp 34.393.355.090 Rp 982.626.956.424 3.50

2017 Rp 22.984.761.751 Rp 946.448.936.464 2.42

2018 Rp 96.695.781.573 Rp 901.181.796.270 10.73


125

2019 Rp 1.112.983.748 Rp 836.870.774.001 0.13

2020 Rp 55.118.520.227 Rp 760.425.479.634 7.24

6 BRPT 2016 Rp 279.796.000 Rp 2.570.590.000 10.88

2017 Rp 279.889.000 Rp 3.642.928.000 7.68

2018 Rp 242.066.000 Rp 7.042.491.000 3.43

2019 Rp 137.380.000 Rp 7.182.435.000 1.91

2020 Rp 141.383.000 Rp 7.683.159.000 1.84

7 CPIN 2016 Rp 2.225.402.000 Rp 24.204.994.000 9.19

2017 Rp 2.496.787.000 Rp 24.522.593.000 10.18


2018 Rp 4.551.485.000 Rp 27.645.118.000 16.46

2019 Rp 3.632.174.000 Rp 29.353.041.000 12.37

2020 Rp 3.845.833.000 Rp 31.159.291.000 12.34


8 CTBN 2016 Rp 933.521.000 Rp 160.480.644.000 0.58

2017 Rp 12.114.563.000 Rp 149.450.952.000 8.10

2018 Rp 5.794.754.000 Rp 155.653.317.000 3.72

2019 Rp 1.645.059.000 Rp 172.321.876.000 0.95

2020 Rp 3.057.237.000 Rp 130.444.698.000 2.34

9 EKAD 2016 Rp 90.685.821.530 Rp 702.508.630.708 12.90

2017 Rp 76.195.665.729 Rp 796.767.646.172 9.56


2018 Rp 74.045.187.763 Rp 853.267.454.400 8.67

2019 Rp 77.402.572.552 Rp 968.234.349.565 7.99

2020 Rp 95.929.070.814 Rp 1.081.979.820.386 8.86

10 ETWA 2016 Rp 45.134.244.208 Rp 1.158.935.571.034 3.89

2017 Rp 127.520.042.125 Rp 1.114.568.571.897 11.44

2018 Rp 138.527.581.192 Rp 1.090.658.578.996 12.70

2019 Rp 89.485.479.839 Rp 1.123.825.685.012 7.96

2020 Rp 72.652.783.063 Rp 1.055.671.083.056 6.88

11 FASW 2016 Rp 778.012.761.625 Rp 8.583.223.835.997 9.06

2017 Rp 595.868.198.714 Rp 9.369.891.776.775 6.35


126

2018 Rp 1.405.367.771.073 Rp 10.965.118.708.784 12.81

2019 Rp 968.833.390.696 Rp 10.751.992.944.302 9.01

2020 Rp 353.299.343.980 Rp 11.513.044.288.721 3.06

12 GDST 2016 Rp 31.704.557.018 Rp 1.257.609.869.910 2.52

2017 Rp 10.284.697.314 Rp 1.286.954.720.465 0.79

2018 Rp 87.798.857.709 Rp 1.351.861.756.994 6.49

2019 Rp 26.807.416.721 Rp 1.758.578.169.995 1.52

2020 Rp 77.845.328.805 Rp 1.588.136.471.649 4.90

13 INAI 2016 Rp 35.552.975.244 Rp 1.339.032.413.455 2.65


2017 Rp 38.651.704.520 Rp 1.213.916.545.120 3.18

2018 Rp 40.463.141.352 Rp 1.400.683.598.096 2.88

2019 Rp 33.558.115.185 Rp 1.212.894.403.676 2.76


2020 Rp 3.991.581.552 Rp 1.395.969.637.457 0.28

14 INCI 2016 Rp 9.988,836.259 Rp 269.351.381.344 3.70

2017 Rp 16.554.272.131 Rp 303.788.390.330 5.44

2018 Rp 16.675.673.703 Rp 391.362.697.956 4.26

2019 Rp 13.811.736.623 Rp 405.445.049.452 3.40

2020 Rp 30.071.380.873 Rp 444.865.800.672 6.76

15 IPOL 2016 Rp 6.497.367.000 Rp 282.894.404.000 2.29


2017 Rp 2.479.426.000 Rp 287.793.458.000 0.86

2018 Rp 5.073,929.000 Rp 292.126.972.000 1.73

2019 Rp 4.610.027.000 Rp 277.540.954.000 1.66

2020 Rp 8.519.433.000 Rp 280.515.335.000 3.03

16 KDSI 2016 Rp 47.127.349.067 Rp 1.142.273.020.550 4.12

2017 Rp 68.965.208.549 Rp 1.328.291.727.616 5.19

2018 Rp 76.761.902.211 Rp 1.391.416.464.512 5.51

2019 Rp 64.090.903.507 Rp 1.253.650.408.375 5.11

2020 Rp 60.178.290.460 Rp 1.245.707.236.962 4.83

17 LION 2016 Rp 42.345.417.055 Rp 685.812.995.987 6.17


127

2017 Rp 9.282.943.009 Rp 681.937.947.736 1.36

2018 Rp 14.679.673.993 Rp 696.192.628.101 2.10

2019 Rp 926.463,199 Rp 688.017.892.312 0.13

2020 Rp 9,571,328,569 Rp 647.829.858.922 1.47

18 MAIN 2016 Rp 290.230.477.000 Rp 3.919.764.494.000 7.40

2017 Rp 48.698.329.000 Rp 4.072.245.477.000 1.19

2018 Rp 284.246.878.000 Rp 4.335.844.455.000 6.55

2019 Rp 152.425.111.000 Rp 4.648.577.041.000 3.27

2020 Rp 38.953.042.000 Rp 4.674.206.873.000 0.83


19 SRSN 2016 Rp 11.056.051.000 Rp 717.149.704.000 1.54

2017 Rp 17.698.567.000 Rp 652.726.454.000 2.71

2018 Rp 38.735.092.000 Rp 686.777.211.000 5.64


2019 Rp 42.829.128.000 Rp 779.246.858.000 5.49

2020 Rp 44.152.245.000 Rp 906.846.895.000 4.86

20 TALF 2016 Rp 30.137.707.324 Rp 881.673.021.959 3.41

2017 Rp 21.465.836.784 Rp 921.240.988.517 2.33

2018 Rp 43.976.734.000 Rp 984.597.771.989 4.46

2019 Rp 27.456,246.966 Rp 1.329.083.050.439 2.06

2020 Rp 18.488.700.221 Rp 1.474.472.516.166 1.25


128

Lampiran : 6 Hasil Uji Perhitungan SPSS

Hasil Uji Normalitas Dengan Normal P-P Plot

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


Dependent Variable: Transform_LG10
1.0

0.8
Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed
Cum Prob

Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N 100
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 3.99190009
Most Extreme Differences Absolute .126
Positive .126
Negative -.088
Test Statistic .126
c
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
d
Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .171

99% Confidence Interval Lower Bound .064


Upper Bound .077

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
129

Hasil Uji Multikolinieritas

Collinearity Statistics
Model Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .014
Perputaran Kas (X1) .003 .924 1.083
Perputaran Persediaan (X2) .007 .938 1.066

Perputaran Piutang (X3) .002 .926 1.080


Rasio Hutang (X4) .006 .892 1.121

a. Dependent Variable: ROA (Y)

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Scatterplot
Dependent Variable: Transform_LG10
2
Regression Studentized Residual

-1

-2

-3

-4

-5.0 -2.5 0.0 2.5 5.0

Regression
Standardized
Predicted Value
130

Hasil Uji Heteroskedastisitas Glejser

Standardized
Unstandardized Coefficients
Coefficients
Beta t Sig.
Model B Std. Error

1 (Constant) 29.495 3.942 7.482 .000


Perputaran Kas -.082 .049 -.171 -1.672 .134
Perputaran Persediaan -.142 .114 -.125 -1.249 .115
Perputaran Piutang .965 .438 .229 2.203 .213
Rasio Hutang -.109 .149 -.073 -.732 .344

a. Dependent Variable: Abs_Res

Hasil Uji Autokorelasi

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .205 .042 .037 1.04595 2.123

a. Predictors: (Constant), LnX4@1, LnX2@1, LnX1@1, LnX3@1


b. Dependent Variable: LnY@1

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t
1 (Constant) 4.526 .729 6.205
Perputaran Kas (X1) .001 .007 .012 .113
Perputaran Persediaan (X2) -.018 .020 -.094 -.896

Perputaran Piutang (X3) -.064 -.074 -.091 -.862


Rasio Hutang (X4) -.055 -.152 -.039 -.364
131

Collinearity Statistics
Model Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .014
Perputaran Kas (X1) .003 .924 1.083
Perputaran Persediaan (X2) .711 .938 1.066

Perputaran Piutang (X3) .244 .926 1.080


Rasio Hutang (X4) .892 .892 1.121

a. Dependent Variable: ROA (Y)

Hasil Uji T (Parsial)

a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients
Coefficients
Beta T Sig.
Model B Std. Error
1 (Constant) 4.526 .729 6.205 .014
Perputaran Kas .001 .007 .012 .113 .003
Perputaran Persediaan -.018 .020 -.094 -.896 .711
Perputaraan Piutang -.064 .074 -.091 -.862 .244
Rasio Hutang -.055 .152 -.039 -.364 .892

Hasil Uji F (Simultan)

a
ANOVA
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 22.418 4 5.604 .337 .001

Residual 1577.591 95 16.606


Total 1600.009 99

a. Dependent Variable: ROA (Y)


b. Predictors: (Constant), Rasio Hutang (X4), Perputaran Persediaan (X2),
Perputaran Piutang (X3),Perputaran Kas (X1)
132

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²)

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .205 .042 .037 1.04595 2.123

a. Predictors: (Constant), LnX4@1, LnX2@1, LnX1@1, LnX3@1


b. Dependent Variable: LnY@1

Anda mungkin juga menyukai